JURNAL NANGGROE ISSN 2302-6219 Volume 4 Nomor 1 (April 2015) Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
HASIL PENELITIAN
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Studi Penelitian pada Rumah Sakit di Kota Lhokseumawe) Marlia Sastro1 Nuribadah2
Correspondence:
[email protected] 1. 2.
Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
Abstrak Partisipasi masyarakat dalam penyusunan dokumen Amdal belum dapat dilakukan oleh masyarakat secara langsung, partisipasi masyarakat hanya dilakukan melalui Keuchik dengan cara memberikan rekomendasi berdasarkan persetujuan masyarakat setempat kepada pemrakarsa. Hambatan partisipasi masyarakat dalam penyusunan dokumen Amdal adalah adanya perbedaan persepsi antara masyarakat dengan pemrakarsa, kesadaran hukum dan minimnya informasi yang diberikan oleh pemrakarsa dan pemerintah. Kata Kunci: Partisipasi Publik, AMDAL, Rumah Sakit
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)| 65
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
LATAR BELAKANG Peran
masyarakat
adalah
suatu proses kegiatan yang dilakukan melibatkan
masyarakat
umum.
Dalam pelestarian lingkungan hidup setiap orang berhak berperanserta dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, hal ini diatur dalam
Pasal
Nomor
32
66
Undang-Undang
Tahun
Perlindungan
dan
2009
tentang
Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Salah satu peran
(2) Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria: a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan; b. luas wilayah penyebaran dampak; c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung; d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak; e. sifat kumulatif dampak; f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keikutsertaan masyarakat di
serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat pada
sekitar
pembuatan dokumen Amdal1 bagi
perusahaan industri maupun rumah
usaha
menimbulkan
sakit sangatlah penting, mengingat
dampak besar dan penting terhadap
masyarakat sekitar kegiatan usaha
lingkungan
yang terkena dampak penting dari
yang
dapat hidup
sebagaimana
perusahaan
diatur dalam Pasal 22 Undang-
kegiatan
Undang
masyarakat
Nomor
32
Tahun
2009
baik
tersebut. dalam
itu
Partisipasi pengelolaan
dan
lingkungan dengan terlibat pada
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
proses perizinan khususnya dalam
berbunyi:
penyusunan
tentang
Perlindungan
dokumen
analisis
mengenai dampak lingkungan. (1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal.
1
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 sebagai pengganti
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Pasal 1 butir 11 Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 66
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
Peraturan Pemerintah Nomor 27
sebagaimana dimaksud dapat berupa
Tahun 1999 tentang Amdal. Analisis
data, keterangan, atau informasi
mengenai
lain
dampak
(disingkat
lingkungan
dengan
Amdal)
yang
berkenaan
dengan
pengelolaan lingkungan hidup yang
merupakan salah satu instrumen
menurut
administrasi yang harus dipenuhi
memang terbuka untuk diketahui
oleh
masyarakat,
pelaku
usaha
dalam
sifat
dan
tujuannya
seperti
dokumen
mengenai
dampak
mendapatkan izin usahanya. Dengan
analisis
demikian,
berdasarkan
lingkungan hidup, baik pemantauan
Amdal
maka
dokumen pemerintah
penataan
maupun
pemantauan
mengeluarkan izin usaha bagi usaha-
perubahan
usaha
hidup, dan rencana tata ruang.
yang
Partisipasi
berdampak publik
penting.
kualitas
lingkungan
merupakan
penerapan asas keterbukaan dalam
Rumah sakit merupakan salah
pengelolaan lingkungan, sehingga
satu usaha yang berdampak penting
pelaku usaha dan pemerintah harus
bagi lingkungan dan masyarakat,
memberikan
dengan demikian perlu dilakukan
kesempatan
kepada
masyarakat dalam proses pembuatan
analisis
Amdal.
limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit Hak
atas
informasi
lingkungan
sangat
medis
mengingat
berbahaya.
Limbah
mengandung
kuman
lingkungan hidup merupakan suatu
pathogen, virus, zat kimia beracun,
konsekuensi logis dari hak berperan
dan
dalam pengelolaan lingkungan hidup
membahayakan
yang
menimbulkan gangguan kesehatan
berlandaskan
pada
asas
keterbukaan. Hak atas informasi
zat
radioaktif serta
yang dapat
pada manusia.
lingkungan hidup akan meningkatkan Fasilitas
nilai dan efektifitas peran serta dalam
pengelolaan
lingkungan
Pelayanan
Kesehatan adalah alat dan atau
hidup, di samping akan membuka
tempat
peluang
untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan
atas
kesehatan, baik promotif, preventif,
lingkungan hidup yang baik dan
kuratif maupun rehabilitatif yang
sehat. Informasi lingkungan hidup
dilakukan
bagi
masyarakat
mengaktualisasikan
haknya
yang
oleh
digunakan
pemerintah
untuk
atau
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 67
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
masyarakat.
Berikut
dijelaskan
Pihak
rumah
sakit
dan
jumlah fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah Kota Lhokseumawe Aceh
menurut
belum
Sarana
kepemilikkan pelayanan
di
Aceh.
kesehatan
di
sepenuhnya
masyarakat
melibatkan
sekitar
untuk
dalam
proses
dokumen
Amdal.
wilayah Provinsi Aceh tersebar di
berpartisipasi
seluruh kabupaten/kota sebanyak 55
pembuatan
unit Rumah Sakit Umum Daerah dan
Masyarakat yang
Swasta.
harus dilibatkan dalam pembuatan dokumen
Berdasarkan data yang ada
Amdal
penyusunan
berkepentingan seperti
proses
kerangka
acuan,
terdapat 8 (delapan) rumah sakit
penilaian kerangka acuan, analisis
yang ada di Kota Lhokseumawe. Dari
dampak lingkungan hidup, rencana
8 (delapan) rumah sakit tersebut ada
pengelolaan lingkungan hidup dan
beberapa rumah sakit yang belum
rencana
memiliki dokumen Amdal mengingat
hidup.
pemantauan
lingkungan
2
kapasitas dan sarana prasana belum memenuhi kriteria Amdal, hanya
Pentingnya
partisipasi
memiliki Unit Pemantauan Limbah
masyarakat
dan
dokumen Amdal dimaksudkan untuk
Unit
Pengelolaan
Limbah.
dalam
penyusunan
Mengingat letak dan lokasi rumah
memberikan
sakit
pemrakarsa dan pemerintah daerah
sangat
perumahan
dekat
dengan
penduduk
kepada
dalam
pengambilan
pemerintah dalam memberikan izin
terkait
proses
harus
pengawasan terhadap rumah sakit
benar-benar
timbangkan
maka
masukan
memper-
dampak
yang
keputusan
perizinan
dan
umum di Kota Lhokseumawe.
ditimbulkan dari kegiatan rumah sakit tersebut. Dengan demikian
Berdasarkan latar belakang di
perlu adanya keterlibatan masya-
atas, pada kenyataannya pelaku
rakat
usaha (rumah sakit) dan pemerintah
dalam
pemberian
izin
khususnya alam proses penyusunan
Kota
Lhokseumawe
dalam
dokumen Amdal.
pembuatan dokumen Amdal belum sepenuhnya melibatkan masyarakat
2
Pasal 34 ayat (1) PP No. 27 Tahun 1999
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 68
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
di dalam pengambilan keputusan.
hukum sosiologis (yuridis sosiologis).
Dengan
Penelitian
demikian
pertanyaan
menimbulkan
besar
bagi
peneliti,
ini
dilakukan
menggunakan
metode
dengan kualitatif
mengapa pelaku usaha (pembuat
yang bertujuan untuk memperoleh
dokumen Amdal) dan pemerintah
gambaran yang komprehensif dan
daerah
mendalam
tentang
partisipasi
sepenuhnya melibatkan masyarakat
masyarakat
pada
pembuatan
dalam pembuatan dokumen Amdal?
dokumen
Amdal.
Penelitian
Hal ini penting untuk dipertanyakan
kualitatif dilakukan dengan cara
mengingat dampak dari kegiatan
menghimpun
adalah masyarakat dan lingkungan,
keadaan
sehingga partisipasi publik sangat
setting) dengan menggunakan cara
diperlukan
kerja sistematik, terarah dan dapat
Provinsi
Aceh
dalam
belum
penyusunan
dokumen Amdal.
informasi
sewajarnya
dalam (natural
dipetanggungjawabkan
secara
kualitatif, sehingga tidak kehilangan PERMASALAHAN
sifat ilmiahnya. Artinya, penelitian
Berdasarkan kondisi
di
pemaparan
atas,
maka
dalam
penulisan ini peneliti ingin mengkaji dan
menganalisis
partisipasi
bagaimana
masyarakat
dalam
penyusunan dokumen amdal pada rumah sakit di Kota Lhokseumawe
ini dilakukan tidak hanya dengan merekam
hal-hal
yang
nampak
secara eksplisit saja disampaikan di dalam masyarakat yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam pembuatan dokumen Amdal. TINJAUAN PUSTAKA
dan bagaimana hambatan-hambatan berpartisipasi
masyarakat
dalam
Masyarakat
penyusunan dokumen Amdal pada
kesatuan
rumah sakit di Kota Lhokseumawe?
seperangkat terkait
METODE PENELITIAN Untuk permasalahan,
mengkaji penelitian
fisik
ini
menggunakan pendekatan penelitian
sebuah
(entity),
tetapi
proses
yang
bertingkat
Kehadirannya pokok
bukan
akan
saling ganda.
melalui
fase
antara apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dengan demikian
dalam masyarakat kini
terkandung pengaruh, bekas dan
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 69
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
jiplakan masa lalu serta bibit dan
b. Partisipasi dalam pelaksanaan (participation in implementations) c. Partisipasi dalam menerima manfaat (participation in benefits) d. Partisipasi dalam evaluasi (participation in evaluations)5.
potensi untuk masa depan. Sifat berprosesnya tersirat
masyarakat
berarti
sebelumnya
secara
bahwa
fase
berhubungan
sebab-
akibat dengan fase kini dan fase merupakan akibat
persyaratan
yang
sebab-
menentukan
Menurut
fase
peranserta
berikutnya3.
Caunter
masyarakat
bahwa adalah
sebagai proses komunikasi dua arah Partisipasi adalah
keikutsertaan
dalam
proses
masyarakat
yang
masyarakat
meningkatkan
pengidentifikasian
terus
mana
masyarakat,
kebutuhan
pengambilan
keputusan
dan tentang
untuk
pengertian
masyarakat atas suatu proses di
masalah dan potensi yang ada di pemilihan
menerus
masalah-masalah
dianalisa
lingkungan oleh
dan sedang
badan
alternative solusi untuk menangani
bertanggung
masalah,
upaya
sederhana ia mendifinisikan sebagai
mengatasi masalah dan keterlibatan
komunikasi dari pemerintah kepada
masyarakat
dalam
masyarakat tentang suatu kebijakan
mengevaluasi
perubahan
pelaksanaan
proses yang
4
terjadi .
(feed
froward
Secara
information)
dan
komunikasi dari masyarakat kepada pemerintah
Menurut Cohen dan Uphof mengemukakan
jawab.
yang
bentuk-bentuk
atas kebijakan
itu
(feedback information) (LP. Antoni Hutapea, 1998: 20).
partisipasi yang terbagi dalam empat bentuk, yaitu:
Berdasarkan
pendapat-
pendapat tersebut di atas, maka a. Partisipasi dalam pembuatan keputusan (participation in decision making)
3 4
Piotr Sztompke, Sosiologi Perubahan Sosial, Prenada, Jakarta, 2007, hal 65 Isbandi Rukminto Adi, Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas:
penulis
memberikan
suatu
pandangan terhadap peran serta
5
dari Pemikiran Menuju Penerapan, Fisip UI, Depok, 2007, hal.27 Taliziduhu Ndraha, Pembangunan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hal 4
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 70
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
masyarakat hubungan
yang sosial
merupakan
yang
dibangun
berdasarkan moral dan hubungan ini dapat
mempengaruhi
kebijakan
yang
kebijakan-
dibuat
melakukan pengawasan sosial; dan e. mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal.
oleh
pemerintah.
Berdasarkan
ketentuan
tersebut di atas, jelas bahwa peran serta masyarakat dalam pengelolaan
Peran
Masyarakat
dalam
pengelolaan lingkungan di sebutkan Pasal 70 ayat (1, 2, 3) UndangUndang
Nomor
tentang Pengelolaan
32
Tahun
2009
Perlindungan
dan
Lingkungan
Hidup
lingkungan
sangat
penting,
mengingat
seringkali
masyarakat
menjadi korban dari suatu usaha yang
berdampak
terhadap
lingkungan.
antara lain:
Selain
kedua
ketentuan
tersebut di atas, pemerintah juga (1) Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. (2) Peran masyarakat dapat berupa: a. pengawasan sosial; b. pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau c. penyampaian informasi dan/atau laporan. (3) Peran masyarakat dilakukan untuk: a. meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; b. meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan; c. menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat; d. menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk
mengeluarkan
ketentuan
sebagai
payung hukum untuk melindungi masyarakat dengan
sekitar
usaha
mengeluarkan
yaitu
Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1997 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Dalam
Pasal
34
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 menyebutkan: (1) warga masyarakat yang berkepentingan wajib dilibatkan dalam proses penyusunan kerangka acuan, penialain kerangka acuan, analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup; (2) Bentuk dan tata cara keterlibatan warga masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh kepada
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 71
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
instansi yang mengendalikan lingkungan”
ditugasi dampak
begitu akan terjadi efisiensi sumber daya, baik waktu, biaya dan tenaga, yang tentunya tanpa mengurangi
Selanjutnya
Pasal
35
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 menyebutkan:
kualitasnya.” adalah
Langkah
pengaturan
maju
bahwa
ini total
jangka waktu penilaian Amdal sejak
(1) Semua dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup, saran, pendapat dan tanggapan warga masyarakat yang berkepentingan, kesimpulan komisi penilai dan keputusan kelayakan lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatan bersifat terbuka untuk umum; (2) Intansi yang bertanggung jawab menyerahkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 91) kepada suatu lembaga dokumentasi dan/atau kerasipan.
diterimanya dokumen amdal dalam status
telah
lengkap
secara
administrasi adalah sekitar 125 hari kerja, tidak termasuk lama waktu perbaikan dokumen. Jangka waktu 125 hari kerja tersebut adalah langkah maju karena di Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, total jangka waktu penilaian amdal adalah sekitar 180 hari kerja. Salah satu hal yang juga
Peraturan Pemerintah Nomor
penting dalam PP ini adalah semakin
27 Tahun 2012 merupakan pengganti
besarnya ruang bagi keterlibatan
Peraturan Pemerintah 27 Tahun 1999
masyarakat khususnya masyarakat
Tentang Amdal dengan penambahan
terkena
berbagai pengaturan dan ketentuan
penentuan
perihal izin lingkungan. Ada dua
layak
prinsip dalam upaya penyusunan
dan/atau
Peraturan
Pemerintah
Izin
Permohonan izin lingkungan dan
Lingkungan
ini,
lebih
penerbitan izin lingkungan harus
sederhana yang tidak menciptakan
diumumkan 3 kali dalam tahap
proses
perencanaan
birokrasi
yaitu baru
implementatif.
dan
“Peraturan
dampak
dalam
keputusan
tidaknya
hal
mengenai
rencana
kegiatan
usaha
tersebut.
(sebelumnya
dalam
Peraturan Pemerintah Nomor
27
Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 ini
Tahun 1999 hanya mewajibkan satu
juga
proses
kali pengumuman saja yaitu pada
penilaian Amdal yang lebih cepat,
tahap sebelum menyusun Kerangka
yaitu 125 hari dari 180 hari. Dengan
Acuan (KA) Andal). Dengan begitu,
mengamanatkan
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 72
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
masyarakat
akan
mampu
berpartisipasi aktif dan memberikan saran atas setiap rencana usaha dan/atau kegiatan di daerahnya.
c. penyelesaian masalah yang bersifat adil dan bijaksana; dan d. koordinasi, komunikasi dan kerjasama dikalangan pihakpihak yang terkait.
Hal positif lainnya dalam
Berdasarkan
ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 27
tersebut masyarakat sekitar harus
Tahun
dilibatkan
2012
ini
adalah
dengan
dalam
diberikannya pengaturan yang tegas,
dokumen
bahwa PNS di instansi lingkungan
ditentukan oleh pemerintah dalam
hidup, dilarang menyusun amdal
hal ini badan pengendalian dampak
maupun UKL-UPL. Ketentuan ini
lingkungan
dirancang
untuk
masyarakat
amdal
masyarakat merupakan salah satu
maupun UKL-UPL sebagai kajian
pilar utama good governance dan
ilmiah yang harus bersih dari segala
pembangunan berkelanjutan.
sebagai
menjaga
upaya
akuntabilitas
bentuk
intervensi
Amdal
penyusunan
daerah. atau
yang
caranya
Peran
serta
partisipasi
kepentingan
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL PADA RUMAH SAKIT DI KOTA LHOKSEUMAWE
2012 tentang Pedoman keterlibatan
Pembangunan pada dasarnya
kelompok atau golongan. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Masyarakat Dalam Proses Analisis
adalah
Dampak Lingkungan Hidup Dan Izin
perubahan, dan salah satunya adalah
Lingkungan
suatu
proses
2
mengatakan
perubahan sikap dan perilaku. Peran
Pelaksanaan
keterlibatan
serta masyarakat yang meningkat
masyarakat dalam proses Analisis
dan berkembang adalah salah satu
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
perwujudan dari perubahan sikap
dan
dan perilaku terhadap objek yang
bahwa
izin
Pasal
merupakan
lingkungan
dilakukan
berdasarkan prinsip dasar: a. pemberian informasi yang transparan dan lengkap; b. kesetaraan posisi diantara pihak-pihak yang terlibat;
harus dijaga dan dilindungi untuk kepentingan semua mahkluk di bumi ini. Dalam hal ini adalah aktivitas lokal merupakan media dan dan sarana bagi masyarakat untuk ikut berperan
serta.
Agar
proses
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 73
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
pembangunan dapat terus berjalan
berkelanjutan (Sustainable Develop-
berkelanjutan,
ment) didefinisikan sebagai pem-
maka
perlu
diusahakan agar ada kesinambungan
bangunan
dan peningkatan kumulatif dalam
kebutuhan
masyarakat
mengurangi kemampuan generasi-
dari
masyarakat bersama
peran
melalui
serta
tindakan
diantara
masyarakat,
generasi
yang
memenuhi
sekarang
tanpa
mendatang
untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri.8
pemerintah dan pemrakarsa (Badan Rumah Sakit adalah institusi
Hukum), pengusaha.
pelayanan Pembangunan fisik yang tidak
kesehatan
menyelenggarakan
pelayanan
didukung oleh usaha kelestarian
kesehatan
perorangan
lingkungan
paripurna
yang
akan
mempercepat
yang secara
menyediakan
proses kerusakan alam.6 Kerusakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan,
alam
dan
tersebut,
diakibatkan
sebagian
oleh
besar
kegiatan
gawat
darurat.
Sedangkan
dan
Rumah Sakit Umum adalah Rumah
perilaku manusia itu sendiri yang
Sakit yang memberikan pelayanan
tidak berwawasan lingkungan. Untuk
kesehatan pada semua bidang dan
itu perlu diupayakan suatu bentuk
jenis
pembangunan
usaha baik industri yang bergerak
berkelanjutan
dan
berwawasan lingkungan.
Terhadap
setiap
dalam pengelolaan bahan berbahaya dan
Pembangunan
penyakit.
berwawasan
beracun,
atau
usaha
pertambangan maupun usaha yang
lingkungan merupakan upaya sadar
memberi
dan berencana menggunakan dan
kepada masyarakat luas dan itu
mengelola
membawa
sumber
daya
secara
pelayanan dampak
kesehatan besar
dan
bijaksana dalam pembangunan yang
penting. Jadi setiap aktifitas atau
berkesinambungan
usaha, diwajibkan untuk membuat
meningkatkan Sedangkan 6
7
untuk mutu
hidup.
7
Amdal. Amdal diharuskan pula untuk
pembangunan
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2001, hlm. 13. Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan
8
Hukumnya, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, hlm. 50. Eggi Sudjana dan Riyanto, Penegakan Hukum Lingkungan dalam Perspektif Etika Bisnis Di Indonesia, Gramedia pustaka utama, 1999, hlm xi
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 74
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
pembuatan izin usaha. Artinya suatu
berbatasan langsung dengan batas
izin
wilayah studi amdal yang terkait
atas
usaha
atau
aktifitas
tertentu, baru dapat diberikan oleh
dengan
dampak
rencana
usaha
instansi yang berkompeten, setelah
dan/atau kegiatan. merupakan
suatu
Amdal dibuat terlebih dahulu oleh Amdal
pemrakarsa (Badan Hukum) yang bertanggungjhawab
atas
rencana
instrumen pengambilan keputusan tentang rencana penyelenggaraan
kegiatan yang dilakukan.
usaha Proses
Amdal
tidak
bisa
yang
pengelolaan
berkenaan dampak
dengan
besar
dan
dipisahkan dari hak masyarakat dan
penting, merupakan public policy
partisipasi
terkena
yang ditetapkan pemerintah sebagai
proses
pelaksanaan undang-undang untuk
dampak,
masyarakat karena
melalui
pembuatan
Amdal
tersebut,
masyarakat
diberikan
proporsional
guna
hak
yang
merumuskan
mempertahankan
lingkungan
terlanjutkan. Amdal adalah suatu mekanisme
penerapan
atau
Amdal sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan dari sistem Amdal yang
hukum
Masyarakat
ditetapkan itu. Atas suatu rencana
terkena dampak adalah masyarakat
proyek tertentu, menurut Rangkuti
yang berada dalam batas wilayah
sebagai komponen kelayakan berupa
studi amdal (yang menjadi batas
dokumen.9 Jadi ringkasnya Amdal
sosial) yang akan merasakan dampak
merupakan sistem hukum lingkungan
dari adanya rencana usaha dan/atau
yang
kegiatan, terdiri dari masyarakat
(sifatnya macro policy), sementara
yang akan mendapatkan manfaat
Amdal adalah melaksanakan apa
dan
yang
lingkungan.
masyarakat
yang
akan
mengalami kerugian.
diambil
telah
melakukan
secara
ditentukan kajian
nasional
Amdal,
cermat
dan
mendalam tentang dampak besar Masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam
dan penting atas suatu rencana kegiatan tertentu.
proses Amdal adalah masyarakat yang 9
berada
di
luar
dan/atau
Rangkuti, Siti Sundari, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan, penerbit,
Airlangga University Press, 1996, hlm. 123
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 75
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
Masyarakat merupakan salah satu komponen ekosistem dalam lingkungan, karena itu, salah satu obyek perhatian yang penting dalam pembuatan
Amdal
masyarakat,
adalah
karena
masyarakat
kelayakan atau ketidaklayakan atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan; 4. Masyarakat dapat menyampaikan saran, pendapat dan/atau tanggapan atas proses izin lingkungan;
akan pula mendapat pengaruh atau dampak dari setiap usaha atau aktifitas.
10
Lampiran
Peraturan
Tujuan pertama dimaksudkan bahwa
masyarakat
mendapatkan
telah
informasi
yang
Menteri Negara Lingkungan hidup
memadai mengenai usulan rencana
Republik Indonesia Nomor 17 tahun
usaha dan/atau kegiatan dan dapat
2012
Keterlibatan
berkontribusi dalam proses AMDAL.
Masyarakat dalam Proses analisis
Agar tujuan ini dapat tercapai, maka
mengenai Dampak lingkungan hidup
setiap penangung jawab rencana
dan Izin lingkungan Keterlibatan
usaha
masyarakat dalam proses analisis
(pemrakarsa) sebelum melakukan
mengenai Dampak lingkungan hidup
penyusunan
dan
Acuan (KA) wajib mengumumkan
Tentang
izin
lingkungan.
dilibatkannya
Bertujuan
masyarakat
dalam
dan/atau
kegiatan
dokumen
Kerangka
rencana usaha dan/atau kegiatan
proses Amdal dan izin lingkungan
kepada
agar:
mengenai
masyarakat
antara
deskripsi
lain
kegiatan
(deskripsi rinci rencana kegiatan, 1. Masyarakat mendapatkan informasi mengenai rencana usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan; 2. Masyarakat dapat menyampaikan saran, pendapat dan/atau tanggapan atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan; 3. Masyarakat dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan rekomendasi 10
lokasi proyek), dampak lingkungan hidup potensial mungkin terjadi sebagai
akibat
rencana
usaha
dan/atau kegiatan tersebut. Tujuan kedua dimaksudkan bahwa
masyarakat
dapat
menyampaikan saran, pendapat dan tanggapan (SPT) secara tertulis atau
Siahaan, N.H.T, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, ibid, hlm. 207
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 76
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
melalui proses konsultasi publik yang
digunakan sebagai salah satu bahan
dilaksanakan
pertimbangan
Melalui
oleh
pemrakasarsa.
penyampaian
SPT
ini,
dalam
proses
penerbitan izin lingkungan.11
masyarakat dapat menyampaikan umpan balik mengenai informasi
Tujuan AMDAL secara umum
mengenai kondisi lingkungan hidup
adalah menjaga dan meningkatkan
dan
kualitas lingkungan serta menekan
berbagai
usaha
dan/atau
kegiatan di sekitar daerah rencana
pencemaran
usaha dan/atau kegiatan aspirasi
negatifnya
masyarakat
mungkin. Pihak-pihak yang terlibat
dan
penilaiannya
sehingga
dampak
menjadi
serendah
dalam proses AMDAL adalah komisi
mengenai dampak lingkungan.
penilai
AMDAL,
pemrakarsa
dan
Tujuan ketiga dimaksudkan
masyarakat yang berkepentingan.
masyarakat terkena dampak melalui
Komisi penilai AMDAL adalah komisi
wakilnya yang duduk dalam komisi
yang
penilai amdal terlibat dalam proses
AMDAL.
pengambilan
keputusan
bertugas
menilai
dokumen
terkait Di
dengan rekomendasi kelayakan atau
tingkat
pusat
ketidaklayakan atas rencana usaha
berkedudukan
di
Kementrian
dan/atau kegiatan yang berdampak
Lingkungan
penting terhadap lingkungan.
Propinsi berkedudukan di Bapedalda
Hidup,
di
tingkat
atau instansi pengelola lingkungan Tujuan
keempat
adalah
hidup
Propinsi,
dan
di
tingkat
terkait dengan proses izin lingkungan
Kabupaten/Kota berkedudukan di
baik melalui mekanisme penilaian
Bapedalda/Instansi
Amdal maupun melalui mekanisme
lingkungan hidup kabupaten/Kota.
pemeriksaan
Unsur
pendapat
dan
UKL-UPL. tanggapan
Saran, (SPT)
pemerintah
berkepentingan
pengelola lainnya dan
yang warga
masyarakat yang disampaikan pada
masyarakat yang terkena dampak
tahap proses permohonan izin akan
diusahakan terwakili di dalam Komisi
11
Lihat Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan hidup Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 Tentang Keterlibatan Masyarakat dalam Proses analisis mengenai Dampak lingkungan
hidup dan Izin lingkungan Keterlibatan masyarakat dalam proses analisis mengenai Dampak lingkungan hidup dan izin lingkungan.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 77
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
Penilai ini. Pemrakarsa adalah orang
proses pengambilan keputusan
atau badan hukum yang bertanggung
intern dan ekstern. Dalam proses
jawab atas suatu rencana usaha
pengambilan keputusan intern
dan/atau
kegiatan
dilaksanakan.
yang
akan
pemrakarsa
Masyarakat
yang
pertanyaan
menghadapi apakah
dia
berkepentingan adalah masyarakat
memprakarsai
yang terpengaruh atas segala bentuk
kegiatan dan melaksanakannya.
keputusan
dalam
berdasarkan; tinggal
suatu
akan
rencana
proses
AMDAL
kedekatan
jarak
Proses pengambilan keputusan
rencana
usaha
ekstern
dengan
dihadapi
oleh
dan/atau kegiatan, faktor pengaruh
pemrakarsa
apabila
rencana
ekonomi, faktor pengaruh sosial
kegiatannya
diajukan
kepada
budaya, perhatian pada lingkungan
instansi yang bertanggungjawab
hidup, dan atau faktor pengaruh
untuk memperoleh persetujuan.
nilai-nilai
yang
Dalam proses ini pemrakarsa
yang
harus
atau
dipercaya.
norma
Masyarakat
menyadari
berkepentingan dalam proses AMDAL
rencana
dapat
Apabila
dibedakan
menjadi
yang
mengenai
diajukan
instansi
itu. yang
masyarakat terkena dampak, dan
bertangggungjawab
masyarakat pemerhati.
bertindak sebagai pemrakarsa, maka
Ada
tiga
berkepentingan
pihak dengan
proses
juga pengambilan
yang
keputusan
tersebut
harus
AMDAL
dipisahkan
secara
intern
organisasi
instansi
yang
2. Aparatur Pemerintah,
pihak
yaitu:12
bersangkutan. 1. Pemrakarsa, yaitu orang atau badan yang mengajukan yang bertanggung jawab atas suatu
yang
rencana
kegiatan
dilaksanakan. sudut
dengan
yang
akan
AMDAL dapat dibedakan antara
Dipandang
dari
instansi yang bertanggungjawab
pemrakarsa,
pada
dasarnya perlu dibedakan antara
12
berkepentingan
dan
instansi
yang
terkait.
Instansi yang bertanggungjawab
Niniek Suparni, op.Cit hal 100-107
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 78
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
merupakan
instansi
yang
adalah setiap orang atau instansi
memberikan
pemerintah yang bertanggung jawab
keputusan kelayakan lingkungan
atas suatu Usaha dan/atau Kegiatan
hidup dengan pengertian bahwa
yang
kewenangan di tingkat pusat
Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
berada pada kepala instansi yang
memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib
ditugasi mengendalikan dampak
memiliki
lingkungan dan di tingkat daerah
Lingkungan
berada pada Gubernur (Pasal 1
tahapan kegiatan yang meliputi:
berwenang
akan
dilaksanakan.
Izin
Setiap
Lingkungan. diperoleh
Izin
melalui
angka 9 Peraturan Pemerintah a. penyusunan Amdal dan UKL-
Nomor 27 Tahun 1999). 3. Masyarakat. Pelaksanaan suatu kegiatan menimbulkan dampak
UPL; b. penilaian
Amdal
dan
terhadap lingkungan Bio-Geofisik
pemeriksaan UKL-UPL; dan
dan lingkungan sosial. Dampak
c. permohonan dan penerbitan
sosial yang ditimbulkan oleh pelaksanaan
suatu
kegiatan
mempunyai
arti
semakin
pentingnya
peran
masyarakat dengan
dalam
serta kaitannya
kegiatan
tersebut.
Karena itu masyarakat sebagai subyek hak dan kewajiban perlu diikutsertakan
dalam
proses
penilaian AMDAL.
Selain itu,
diikutsertakannya
masyarakat
akan
memperbesar
masyarakat
kesediaan memerima
keputusan yang pada gilirannya akan memperkecil kemungkinan timbulnya sengketa lingkungan. Berkaitan
dengan
hal
tersebut diatas bahwa Pemrakarsa
Izin Lingkungan. Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, Pasal 8 menyatakan: (1) Dalam menyusun dokumen Amdal, Pemrakarsa wajib menggunakan pendekatan studi: a. tunggal; b. terpadu; atau c. kawasan. (2) Pendekatan studi tunggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan apabila Pemrakarsa merencanakan untuk melakukan 1 (satu) jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang kewenangan pembinaan dan/atau pengawasannya berada di bawah 1 (satu) kementerian, lembaga pemerintah
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 79
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
nonkementerian, satuan kerja pemerintah provinsi, atau satuan kerja pemerintah kabupaten/kota. (3) Pendekatan studi terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan apabila Pemrakarsa merencanakan untuk melakukan lebih dari 1 (satu) jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang perencanaan dan pengelolaannya saling terkait dalam satu kesatuan hamparan ekosistem serta pembinaan dan/atau pengawasannya berada di bawah lebih dari 1 (satu) kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, satuan kerja pemerintah provinsi, atau satuan kerja pemerintah kabupaten/kota. (4) Pendekatan studi kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan apabila Pemrakarsa merencanakan untuk melakukan lebih dari 1 (satu) Usaha dan/atau Kegiatan yang perencanaan dan pengelolaannya salin terkait, terletak dalam satu kesatuan zona rencana pengembangan kawasan, yang pengelolaannya dilakukan oleh pengelola kawasan.
kehidupannya,
dan
akan
menempatkannya dalam kehidupan kelompok sosial. Termasuk didalam pengelolaan lingkungan hidup semua individu yang
mempunyai
sama
dalam
kesempatan melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan
sekitarnya.
Pada
prakteknya seringkali berlawanan dengan kenyataan yang sebenarnya. Masyarakat tidak diikut sertakan dalam proses pengambilan kebijakan yang
menimbulkan
ketidakpercayaan
diantara
masyarakat dan pemerintah. Keterbukaan dan peran serta masyarakat merupakan asas yang esensial
dalam
lingkungan
pengelolaan
yang
baik
environmental
(good
governance),
terutama
dalam
prosedur
administratif perizinan lingkungan sebagai
instrumen
pencegahan
pencemaran lingkungan.13
Secara sosiologis peran serta masyarakat
tergantung
Berdasarkan hasil penelitian
antara
Individu yang satu dengan individu
diketahui
bahwa
partisipasi
lainnya, sesuai dengan sifat manusia
masyarakat
dalam
penyusunan
sebagai mahkluk sosial. Peran serta
dokumen
inilah
belum
untuk 13
yang
mendorong
memenuhi
individu
kebutuhan
Siti Sundari Rangkuti, Keterbukaan dan Peran Serta Masyarakat Dalam
Amdal, dapat
UPL terlibat
dan
UKL
secara
langsung, hal ini disebabkan adanya Pengelolaan Lingkungan, Majalah OZON Volume 3 No.5, Januari 2002, hal 59
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 80
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
perbedaan persepsi masyarakat dan
masyarakat
dalam
pemrakarsa Amdal terhadap penting
amdal atas pendirian rumah sakit
atau tidak pentingnya partisipasi
Bunda
tersebut.
dikarenakan masyarakat yang tinggal
memang
penyusunan sangat
perlu
di sekitar rumah sakit berasal dari Partisipasi
masyarakat
profesi maupun tingkatan persepsi
terhadap penyusunan dokumen RPL
yang berbeda-beda yang tentunya
dan RKL diwakili oleh aparatur
akan menimbulkan persepsi yang
gampong dalam hal ini Keuchik
berbeda-beda pula terkait itu.14
dengan
cara
rekomendasi
mendapatkan
dari
masyarakat
Secara
fakta
bahwa
Kampung Lancang Garam dalam
partisipasi
pendirian
terlihat pada surat persetujuan saja,
Rumah
Sakit
Bunda
masyarakat
khususnya bagi masyarakat yang
namun
berada
sakit
dibuktikan secara langsung apakah
cara
masyarakat
di
tersebut
sekitar yaitu
memberitahukan kepada
rumah dengan
terlebih
masyarakat
atau
dahulu warga
hal
mengingat Rumah
ini
hanya
belum
setuju secara
Sakit
dapat
atau
tidak
aturan
pihak
Bunda
harus
bahwa adanya pendirian rumah sakit
mendapatkan foto copy KTP dari
yang akan dibangun tepat di sekitar
masyarakat sekitar lokasi. Menurut
rumah warga yang bersangkutan
Faisal, sejauh ini pihak Rumah Sakit
setelah
pengurusan
mendapatkan
izin
atau
persetujuan dari mereka.
administrasi
belum
dapat mememenuhi ketentuan yang berlaku, sehingga perubahan RPL
Bentuk rekomendasi berupa
dan RKL belum dapat dilakukan.15
surat keterangan yang di dalamnya memuat
persetujuan
warga
Menurut Faisal, pentingnya
masyarakat khususnya yang berada
melibatkan masyarakat yang terkena
di sekitar rumah sakit bahwa akan
dampak
dibangun rumah sakit yang tepat
maupun tidak langsung. Wakil dari
disekitar rumah mereka. Melibatkan
masyarakat juga dilibatkan dalam
14
15
Muslim, Keuchik Lancang Garam, Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Wawancara, Tanggal 5 Mei 2015 pukul 12.00 Wib.
baik
secara
langsung
Edi Faisal, S.Pi. Kepala Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup (APDAL), Wawancara, tanggal/Pukul 5 Mei 2015, Pukul 10.20 s.d 12. 30 wib.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 81
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
proses penilaian dokumen Andal dan
dalam proses penyusunan dokumen
RKL-RPL
Komisi
Amdal, RPL dan RKL. Menurut salah
Penilai Amdal. Wakil masyarakat
seorang masyarakat bahwa “selama
terkena dampak merupakan salah
ini
satu anggota Komisi Penilai Amdal.
pernah dilibatkan dalam pemberian
Peraturan Menteri 17 Tahun 2012
izin tentang pendirian Rumah Sakit
tentang Keterlibatan, masyarakat
Sakinah yang berada di samping
yang
terhadap
rumah saya baik dari Pak Geuchik
mengakomodir
sendiri maupun aparatur kampung
melalui
Rapat
berpengaruh
lingkungan
telah
yang saya ketahui saya belum
semua yang terlibat baik secara
lainnya”.
langsung
tidak
gangguan
pada
transportasi pasien dan keluarga
maupun
langsung,
secara
tergantung
pengambil kebijakan.16
yang
Selain itu juga adanya dengan
mengunjungi
aktivitas rumah
sakit
sehingga menimbulkan kebisingan Berdasarkan hasil penelitian
dan polusi udara dan sedikit terjadi
dapat dijelaskan bahwa partisipasi
keseringan
masyarakat terhadap penyusunan
pada aliran saluran air yang mungkin
Amdal, RKL dan RPL tidak secara
disebabkan
langsung hanya diwakili oleh Keuchik
pasien yang datang ke rumah sakit
dengan
yang
cara
memberikan
rekomendasi
berupa
surat
penumpukan oleh
membuang
sebagai
itu juga adanya kebijakan yang
tersumbat.17
oleh
pemrakarsa masyarakat
pemerintah terhadap
yang
terlibat
keluarga sampah
sembarangan sehingga membuat got
keterangan tidak keberatan. Selain diambil
pihak
sampah
saluran
air
terkadang
dan wakil dalam
penilaian dokumen tersebut.
Selanjutnya, masyarakat
partisipasi
dalam
penyusunan
dokumen Amdal, RPL dan RKL dapat melibatkan pemerhati lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa masyarakat belum dilibatkan
16
Edi Faisal, S.Pi. Kepala Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup (APDAL), Wawancara, tanggal/Pukul 5 Mei 2015, Pukul 10.20 s.d 12. 30 wib.
Pemerhati lingkungan masyarakat
17
yang
merupakan
tidak
terkena
Syaid Fahrul, Warga Kampung Jawa Baru Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, di samping Rumah Sakit Sakinah Wawancara, Selasa Tanggal 5 Mei 2015. Pkl. 11.00 Wib.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 82
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
dampak dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan,
tetapi
mempunyai
perhatian
terhadap
Persepsi terhadap
masyarakat
partisipasi
dalam
penyusunan dokumen Amdal, RPL
rencana usaha dan/atau kegiatan
dan
tersebut, maupun dampak-dampak
mengingat dampak yang timbulkan
lingkungan
sangat berbahaya bagi lingkungan
yang
akan
ditimbulkannya. Di
sangatlah
penting
dan masyarakat sekitar rumah sakit.
samping
partisipasi
RKL
itu
masyarakat
juga dalam
Persepsi terhadap
pemrakarsa
partisipasi
masyarakat,
penyusunan dokumen Amdal, RPL
cukup dengan melibatkan pihak-
dan RKL tidak dapat dilaksanakan
pihak tertentu saja sehingga tidak
mengingat beberapa rumah sakit di
menimbulkan
Kota
permasalahan yang ditimbulkan.
Lhokseumawe
merupakan
berdebatan
atau
rumah sakit pemerintah daerah, hal ini disebabkan pemerintah sebagai pemrakarsa dan sebagai pengambil kebijakan.
a. Kesadaran Hukum Kesadaran
hukum
dalam
penegakan hukum lingkungan sangat penting,
HAMBATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL PADA RUMAH SAKIT DI KOTA LHOKSEUMAWE Partisipasi masyarakat dalam
penegakan
lingkungan ada beberapa pihak yang terlibat
yaitu
masyarakat
pemerintah, dan
pembangunan.
Dengan
penyusunan dokumen Amdal pada
kesadaran
hukum
rumah sakit di Kota Lhokseumawe,
sangat
diperlukan
tidak
pengelolaan
dapat
sepenuhnya
dilaksanakan
mengingat
ada
hukum
Demikian
pelaku demikian
semua
pihak dalam
lingkungan juga
halnya
hidup. dengan
beberapa hambatan, antara lain
kesadaran hukum bagi pihak-pihak
adanya
persepsi
yang terkait dalam pemberian izin
masyarakat, pemrakarsa terhadap
usaha pada pendirian rumah sakit
partisipasi
swasta di Kota Lhokseumawe.
perbedaan masyarakat
dalam
penyusunan dokumen Amdal pada rumah sakit.
Pihak rumah sakit merupakan pihak yang harus memahami akan
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 83
ISSN 2302-6219
dampak
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
penggunanan
berbahaya
dan
lingkungan
bahan
beracun
dan
bagi
penyusunan dokumen Amdal, RPL dan RKL oleh pihak pemrakarsa.
masyarakat,
sehingga mereka harus mempunyai
PENUTUP
kesadaran terhadap hal tersebut. Masyarakat juga harus mengetahui dan
sadar
akan
pentingnya
pengelolaan lingkungan yang baik guna mendapatkan lingkungan yang sehat dan aman, serta kesadaran hukum yang dimiliki oleh pemerintah daerah
terhadap
pengelolaan
lingkungan, pemerintah kebijakan-kebijakan
membuat
yang
sesuai
Partisipasi masyarakat dalam penyusunan dokumen Amdal belum dapat dilakukan oleh masyarakat secara
dapat
mencapai
terlaksana
pembangunan
Keuchik dengan cara memberikan rekomendasi kepada pemrakarsa.
masyarakat
yang
dokumen
dimiliki
oleh
Masyarakat merupakan elemen pengambilan
Hambatan
perbedaan
b. Informasi yang masyarakat
keputusan
sehingga
berdasarkan
persetujuan masyarakat setempat
guna
berkelanjutan,
partisipasi
masyarakat hanya dilakukan melalui
dengan aturan sehingga penegakan hukum
langsung,
masyarakat
partisipasi
dalam Amdal
penyusunan
adalah
persepsi dengan
adanya antara
pemrakarsa,
kesadaran hukum dan minimnya informasi
yang
diberikan
oleh
pemrakarsa dan pemerintah.
mau tidak mau masyarakat harus dilibatkan
dalam
pengelolaan DAFTAR PUSTAKA
lingkungan khususnya dalam proses pemberian izin rumah sakit swasta di Kota Lhokseumawe. Namun dalam kenyataannya
masyarakat
hanya
sebagai pihak yang selalu diabaikan oleh pelaku usaha, hal ini sering terjadi disebabkan masyarakat tidak mempunyai
informasi
tentang
Buku Atmakusumah, Mengangkat Masalah Lingkungan di Media Massa, Jakarta: Lembaga Pers Dr. Soetono (LPDS), 1996. Bachsan, Mustafa, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara,
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 84
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990.
Mahmud Marzuki, Peter, Penelitian Hukum, Kencana, 2005
Darmono, Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam, Jakarta: UI Press, 2001
Sanu, Pramudya, Melindungan Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, Jakarta: Grasindo, 2001
Eggi Sudjana dan Riyanto, Penegakan Hukum Lingkungan dalam Perspektif Etika Bisnis Di Indonesia, Gramedia pustaka utama, 1999.
Siahaan, N.H.T, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004
Hardjasoemantri, Koesnadi, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press, 1999 Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya, Bumi Aksara, Jakarta, 1992. Hikmah, M, Aspek Sosial AMDAL, Sejarah, Teori dan Metode, Gajah Mada University, Press, Yogyakarta, 2001. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3, 2007. Koeswadji, Hadiati, Hermien, Hukum Pidana Lingkungan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 2010
Rangkuti, Siti Sundari, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan, penerbit, Airlangga University Press, 1996. ---------------------Keterbukaan dan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan, Majalah OZON Volume 3 No.5, Januari 2002. Subagyo, Joko P, Hukum Lingkungan Masalah dan Panggulangannya, Jakarta: Roneka Cipta, 1999 Soemarwoto, Otto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Bandung: Penerbit Djambatan, 1997 Sudikno Mertokusumo dan A.Pitlo, Bab tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993. -----------, Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup, Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press, 2001 Sudjana, Eggy & Riyanto, Penegakan Hukum Lingkungan Dalam Perspektif Etika Bisnis di Indonesia, Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1999
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 85
ISSN 2302-6219
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Dokumen… – Marlia Sastro, dkk. (65-86)
Usman, Rachmadi, Pembaharuan Hukum Lingkungan Nasional, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003 Wardhana, Arya, Wisnu, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta: ANDI, 2001 Zainal Abidin, Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Medan, 2007
Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat dalam Proses analisis mengenai Dampak lingkungan hidup dan Izin lingkungan Keterlibatan masyarakat dalam proses analisis mengenai Dampak lingkungan hidup dan izin lingkungan.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 86