1
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI ABRASI PANTAI MAPADEGAT DI KECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
HELNI JANUARTI NIM. 06030049
Pembimbing I
Drs. Dasrizal, MP
Pembimbing II
Elvi Zuriyani, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013
2
COMMUNITY PARTICIPATION IN MANAGING ABRASION IN MAPADEGAT BEACH IN THE DISTRICT OF NORTH SIPORA MENTAWAI ISLANDS
Oleh : Helni Januarti *Dasrizal**Elvi Zuriyani** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT This study aimed to obtain information, analyze and describe data on community participation in tackling abrasion Mapadegat Beach in the District of North Sipora Mentawai Islands regency views of: 1) prohibit the participation of sand quarrying activity, 2) participation in reforestation and 3) participation preserve beach Mappadegat. This study is a qualitative study using interview techniques. To answer this problem used primary data and secondary data. Primary data was collected through observation, interviews, discussions with informants and photographs taken in the field, while the secondary data obtained from the relevant parties. Research results showed: (1) prohibit people want to participate in sand mining activities, but to date the sand mining is still running, (2) People want to participate in reforestation activities because they want the beauty and sustainability can be maintained Mappadegat da beach (3) Society willing to participate in conserving coastal Mappadegat be maintained
Key Words: participation, managing, comunity
1
2
Hindia. Berdasarkan hasil evaluasi yang
PENDAHULUAN Sebagian
penduduk
dilakukan dengan panjang pantai +
Indonesia bertempat tinggal wilayah
420km, 45% diantaranya mengalami
pantai,
kerusakan
oleh
besar
karena
itu
pantai
di
akibat
abrasi
yang
Indonesia berkembang dengan pesat
menimbulkan kerugian cukup besar
untuk berbagai keperluan diantaranya
setiap tahunnya. Salah satu pantai yang
sebagai daerah permukiman, pelabuhan,
mengalami
kawasan industri, perikanan, pertanian
Mapadegat di kecamatan Sipora Utara.
dan kawasan pariwisata, dengan kata
Kawasan pantai Mapadegat merupakan
lain wilayah pantai Mapadegat wilayah
salah satu pusat aktivitas di Kecamatan
yang sangat berpotensi yang dapat
Sipora Utara karena pemukiman terletak
memberikan
dekat dengan pantai. Permasalahan
keuntungan
ataupun
kerugian tersendiri.
yang
abrasi
adalah
berkaitan
pantai
dengan
pantai
Wilayah pantai merupakan bagian
Mapadegat adalah mundurnya garis
permukaan
selalu
pantai yang terus menerus akibat erosi
mengalami perubahan sebagai akibat
oleh gelombang dan arus laut, rata-rata
adanya proses geomorfologi seperti
laju erosi 2,2 m pertahun (Dinas PSPA,
tenaga yang berasal dari luar bumi
2001).
dari
bumi
yang
(tenaga eksogen) maupun tenaga yang
Angin laut yang berhembus dari
berasal dari dalam bumi itu sendiri
samudera Hindia kadang-kadang tidak
(tenaga endogen). Tenaga geomorfologi
diduga
yang dimaksud yaitu semua proses alami
berdampak
yang mampu mengikis dan mengangkut
masyarakat di sepanjang pantai, baik
material permukaan bumi seperti gletser,
yang mata pencahariannya bergantung
marin, tanah, arus, tsunami abrasi, dan
pada laut sebagai nelayan maupun yang
angin. Proses alamiah ini berlangsung
bukan nelayan. Besarnya tingkat abrasi
sangat
oleh
di Kecamatan Sipora Utara di pengaruhi
manusia sehingga hasil atau akibatnya
oleh beberapa sebab diantaranya letak
baru
Kecamatan Sipora Utara yang terletak
lambat
terlihat
tanpa
setelah
disadari
bertahun-tahun
lamanya (Ramani, 2000). Propinsi
Sumatera
pada
kedatangannya. terhadap
ketinggian
2
Hal
ini
kehidupan
meter
diatas
Barat
permukaan laut, disamping itu juga
berbatasan langsung dengan Samudera
disebabkan oleh adanya angin barat
3
yang
selalu
menghantam
pantai
Mapadegat. Kawasan
pasir illegal di daerah itu. Namun bukan hanya pemerintah saja yang mempunyai
pesisir
pantai
di
peran
besar
untuk
mengatasi
Kecamatan Sipora Utara terutama pantai
permasalahan ini, masyarakat harus
Mapadegat dimanfaatkan dimasyarakat
juga ikut andil dalam mengentaskan
sekitaruntuk mengambil pasir laut dan
permasalahan ini, sehingga nantinya
karang untuk dijadikan bahan bangunan
pantai Mapadeggat yang terletak di
seperti rumah dan gedung perkantoran.
Sipora ini bisa menjadi lestari kembali
Hal ini jelas berbahaya bagi keberadaan
dan bisa juga menunjang perekonomian
pantai.
masyarakatnya. Upaya lain yang perlu
Dinas
Kelautan
Kabupaten
Kepulauan Mentawai bersama sejumlah
dilakukan
instansi
warga,
kembali) untuk mengembalikan hutan
terutama yang bermukim di sekitar
manggrove yang dulunya hijau di
pantai Mapadegat untuk mengambil
sepanjang pantai Mapadeggat Sipora
pasir karena terancam abrasi pantai
Utara agar bisa menahan Abrasi air laut
terkait
melarang
Keindahan pantai Mapadegat kini sudah mulai berkurang, disebabkan oleh
reboisasi
(penghijauan
yang menyebabkan terkikisnya pasir pantai
penambangan pasir yang terus dilakukan oleh masyarakat dan juga disebabkan
METODOLOGI PENELITIAN
oleh banyak pohon manggrove (bakau)
Jenis
penelitian
ini
adalah
yang mati termakan usia serta banyak
penelitian kualitatif, yaitu suatu metode
juga digunakan oleh masyarakat sebagai
dalam meneliti sekelompok manusia,
pembangunan. yang tentunya hal-hal itu
suatu objek, suatu sistem pemikiran dan
bisa menyebabkan terjadinya pengikisan
suatu
bibir pantai, sehingga pantai semakin
sekarang.
menyempit.
bermaksud membuat secara sistematis,
Solusi
untuk
mengatasi
permasalahan ini, agar pantai Mapadegat
kelas
peristiwa
pada
Penelitian
masa
kualitatif
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu
dapat berfungsi dengan baik yaitu
Penelitian ini dilakukan di Pantai
dengan cara peran serta Pemerintah
Mapadegat Kecamatan Sipora Utara,
Daerah Mentawai mengeluarkan perda
karena daerah ini mengalami abrasi.
khusus untuk menangani penambangan
Subjek
penelitian
ini
terdiri
dari
4
masyarakat dan pemerintah. Masyarakat
merupakan
ini terdiri dari penduduk yang tinggal
emosi dari pekerja-pekerja ke dalam
disekitar pantai dan nelayan. Dari pihak
siatuasi kelompok yang bersangkutan
pemerintah
dan
adalah
Dinas
pekerjaan
umum Kabupaten Kepulauan Mentawai,
ikut
pikiran
bertanggungjawab
dan
atas
kelompok itu.
Camat dan Desa serta instansi yang terkait lainnya.
penyertaan
Kedua, masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan reboisasi dengan cara
Analisis Data dilakukan dengan
menanam pohon di pantai karena
reduksi data, display data dan penarikan
mereka ingin keindahan dan kelestarian
kesimpulan.
pantai
Mappadegat
dapat
terjaga.
Apabila pemerintah mau mengajak serta masyrakat dalam program reboisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, masyarakat berpartisipasi dalam melarang aktivitas penambangan pasir,
tetapi
sampai
tersebut.
ini
Hal ini sesuai dengan pendapat
penambangan pasir masih tetap berjalan.
Thoha (2007) mengatakan bahwa dasar
Hal ini disebabkan oleh berbagai sebab,
pokok
diantaranya untuk memenuhi kebutuhan
partisipasi seseorang dalam kehidupan
hidup.
berkelompok
Aktivitas
saat
maka mereka akan mendukung program
penambangan
ini
yang
amat
adalah
penting
atas
kesempatannya
sebenarnya sudah merusak keindahan
untuk berinteraksi dengan pihak lain.
pantai Mappadegat, tetapi masyarakat
Bila seseorang jarang melihat atau
belum
berbicara dengan pihak lain, akan sulit
mau
berhenti
melakukan
penambangan.
dapat
Hal ini sesuai dengan pendapat Dwiningrum
(2011:50)
partisipasi
tertarik.
Oleh
karena
partisipasi
seseorang
berorganisasi
atau
itu, dalam
berkelompok,
merupakan partisipasi mental dan emosi
ditentukan oleh adanya daya tarik. Daya
dari
tarik ini ditimbulkan oleh adanya
seseorang
kelompok
di
dalam
situasi
yang mendorong
mereka
untuk menyokong kepada pencapaian
interaksi antara sesama organisasi Ketiga, masyarakat berpartisipasi
tujuan pada tujuan kelompok tersebut
dalam
dan ikut bertanggungjawab terhadap
Mappadegat dapat terjaga. Masyarakat
kelompoknya.
sangat
Partisipasi
juga
menjaga
ingin
kelestarian
pantai
pantai
Mappadegat
5
terbebas dari aktivitas penambangan pasir
karena
dapat
2. Masyarakat mau berpartisipasi dalam
menyebabkan
kegiatan reboisasi karena mereka
terjadinya abrasi di pantai Mappadegat
ingin
sehingga berbahaya bagi permukiman di
pantai Mappadegat dapat terjaga
sekitar, partisipasi pemerintah terlihat dari
keinginan
kelestarian
untuk
pantai
menjaga
dan
kelestarian
3. Masyarakat mau berpartisipasi dalam menjaga
Mappadegat.
kelestarian
pantai
Mappadegat dapat terjaga
Pemerintah berencana untuk melakukan
Sedangkan saran yang dapat penulis
reboisasi di kawasan yang mengalami
kemukakan :
kerusakan. Hal ini sesuai dengan Mardikanto
1.
(2001) yang menyatakan partisipasi
berharga 2.
masyarakat banyak sehingga pemerataan
3.
Diharapkan
4.
Diharapkan
melarang pasir,
aktivitas
Mappadegat
tetapi
penambangan berjalan.
penambangan
sampai pasir
saat
masih
ini tetap
kepada
dapat
perhatian 1. Masyarakat mau berpartisipasi dalam
masyarakat
dan menarik untuk dikunjungi
untuk
KESIMPULAN DAN SARAN
kepada
Mappadegat sehingga tetap alami
untuk selalu berpartisipasi dalam setiap
datang
dapat
untuk menjaga kelestarian Pantai
kemauan dan kesukarelaan masyarakat
akan
untuk
dapat menyebabkan terjadi abrasi
hasil pembangunan akan merangsang
yang
Masyarakat
mengurangi aktivitas pasir karena
hasil pembangunan merupakan tujuan
pembangunan
dapat
Pantai Mappadegat merupakan aset
terlupakan.Sebab tujuan pembangunan
utama. Di samping itu, pemanfaaatan
untuk
pasir di Pantai Mappadegat karena
merupakan unsur terpenting yang sering
adalah untuk memperbaiki mutu hidup
Masyarakat
mengurangi aktivitas penambangan
dalam pemanfaatan hasil pembangunan,
program
keindahan
pemerintah meningkatkan
terhadap
pantai
6
DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. (2003). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Perjada Depertemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Sumber Daya Air Direktorat Bina Teknit. 2003. Draf Pedoman Umum Pengamanan dan Penanganan Kerusakan Pantai. Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Air. Vol, 2, 2003 Dinas PSPA. 2001. Kondisi Erosi Pantai Padang dan Usaha Penanggulangannya. Padang: PSDA Tingkat 1 Sumatera Barat Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Imelda. 2005. Analisis Perubahan Garis Pantai Pasie Nan Tiga Kecamatan Kototangah Kota Padang Tahun 1943-2005. FIS. UNP Mardikanto, T., Sutarni, S., 1986. Petunjuk Penyuluhan Pertanian. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional Moleong Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Novio, Reri. 2010. Studi Komparasi Partisipasi Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan Permukiman di Kelurahan Koto Baru Balai Janggo Dan Kelurahan Balai Kaliki Kota Payakumbuh. Skripsi. Padang: FIS UNP Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Ramani. 2000. Geomorpologi umum. Padang : FIS. UNP Sari, Rikha Perdana. 2009. Peranan Masyarakat Dalam Menanggulangi Abrasi di Pantai Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Skripsi. Padang: FIS UNP Slamet, Y. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Suhardi, Iwan, 15 September 2002. Bekerjasama dengan Alam Atasi Abrasi : Kompas, hal 22 Sutikno, 1993. Karakterirstik Bentuk dan Geologi Pantai di Indonesia, Yogyakarta : PU Wil III Direktorat Jendral Pengairan Depertemen Pekerjaan Umum (Diklat) Thoha, Miftah. (2007). Prilaku Organisasi Sosial Konsep dan Pasar Aplikasi. Bandung : Rajawali Usman, Husni (1998). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta. Bumi Aksara www.antarasumbar.com. Abrasi pantai ancam Pantai Mapadegat Mentawai. Diakses tanggal 28 September 2012 www.ycmentawai.org. Abrasi pantai di Sumatera Barat. Diakses tanggal 28 September 2012