CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTsS ALMUHTADIN MUARA SIKABALUAN KECAMATAN SIBERUT UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Sulfiarni Tri BS 1), Dainur Putri 2), Syofiani 3) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] Abstrack This study aims to find out about the types of mixed code and code causes of interference in Indonesian speech teacher at Al-Muhtadin MTsS estuary Sikabaluan county districts North Siberut Mentawai island. Theory were used (1) the teory proposed by Suwito (1984) about the kind of mixed code, and (2) Suwito (1985) on the causes of mixed code. This study is a qualitative research that produces descriptive data. Of the results of the study found (1) the type of intervention that consists of code, type the code into the mix, and mixed types of code out Metodologi (2) the cause of the interference code consisting of, identification of roles, identification of diversity, the desire to explain and interpret. Based on the results of the data analysis it can be concluded that the type of intervention Jenis penelitian ini that is frequently used code Indonesian teacher ar Al-Muhtadin MTsS estuary Sikabaluan country districts North merupakan kualitatif . Penelitian Siberut Mentawai islands is the type of code into the mix, where penelitian teachers mixing using the first language (Indonesian) then Minangkabau language as a second language. While the cause of the interfering speech code on kualitatif adalah penelitian yang teachers at the problem of students not understanding the explanation of the teacher, so the teacher is more often bermaksud untuk memahami fenomena explained by using the two languages that the students during the learning process is not rigid. tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, Keyword : Mixed types of code, the cause of the mixed code motivasi, dan tindakan (Moleong, 2010:6). PENDAHULUAN
Penelitian deskriptif menurut Ma
A. Latar Belakang Masalah
Tindak tutur seseorang pasti selalu
bunyi
Bahasa
adalah
yang
bersifat
dipergunakan bekerja
oleh
sama,
mengidentifikasi
suatu
lambang
berbeda-beda, begitupun dengan tuturan
arbitrer
yang
masyarakat
untuk
berinteraksi,
dan
bisa dilihat oleh asal-usul guru tersebut,
dengan
mulai dari asal daerah atau tempat tinggal
diri,
karena
seorang guru dalam mengajar. Perihal ini
berbahasa manusia dapat berinteraksi dan berhubungan
dengan
orang
lain
(Kridalaksana
dalam
Aslinda
dan
Syafyaya, 2007: 1).
guru tersebut, mungkin guru tersebut memang
berasal
ditempati
atau
kemudian
dari
hanya
keadaan
daerah daerah
lingkungan
yang rantau, yang
ditempati, bisa jadi adanya efek dalam
perkumpulan dari berbagai daerah dan
Sehingga perlunya memahami kosa kata
juga wawasan guru tersebut terhadap
atau bahasa yang akan dilontarkan, baik
bahasa,
dalam keadaan formal maupun tidak
karena
kemungkinan
tidak
kalau
menutupi bisa
formal.
satu.
lingkungan pendidikan (sekolah) guru
adanya
haruslah menggunakan bahasa yang baik
campur kode, seseorang bisa berbicara
(formal), dan jelas bahasa yang akan
dengan mencampuri bahasa yang dia
digunakan
ketahui dalam proses mengajar. Seperti
Ragam bahasa Indonesia adalah ragam
halnya guru yang mengajar di MTsS Al-
bahasa resmi yang digunakan dalam
Muhtadin di daerah Muara Sikabaluan
berkomunikasi. Namun, masih banyak
Kecamatan
ditemukan
menguasai
bahasa
Kemudian
kaitannya
seseorang lebih
Siberut
dari
dengan
Sepertinya
adalah
halnya
bahasa
di
Indonesia.
Utara
Kabupaten
Mentawai.
Sangat
mengajar. Sehingga berdasarkan uraian di
memungkinkan daerah tempat mengajar
atas dapat disimpulkan bahwa dalam
memiliki banyak percampuran daerah, ada
tuturan seorang guru dalam mengajar
yang asli bertempat tinggal di sana, ada
masih sering terjadi campur kode.
Kepulauan
kode
dalam
Berdasarkan permasalahan bahasa
juga dari daerah lain seperti dari daerah Minang lainnya.
pencampuran
berada
inilah
penulis
sangat
tertarik
untuk
Kegiatan yang dilakukan oleh sang
menganalisis masalah campur kode pada
guru (Lestari Patinah,S.Pd) merupakan
sekolah MTsS Al-Muhtaddin di daerah
sebuah interaksi antara pembicara (guru)
Muara Sikabaluan Kecamatan Siberut
dan pendengar (siswa). Seseorang dalam
Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.
berbicara haruslah memperhatikan retorika
METODOLOGI PENELITIAN
yang
baik.
Keadaan
di
mana
kita
Penelitian
ini
jenisnya
adalah
bertempat tinggal awal tidaklah sama
penelitian kualitatif. Menurut (Bogdan dan
dengan tempat yang ada di daerah lain.
Taylor dalam Moleong 2010:4) penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang
Indonesia kelas VIII, yang akan dilakukan
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
selama 1 Minggu.
kata tertulis atau lisan dari orang-orang
Latar penulis melakukan penelitian
dan perilaku yang dapat diamati. Untuk
ini, yaitu di MTsS Al-Muhtaddin Muara
mendukung penelitian ini maka digunakan
Sikabaluan
metode
deskriptif
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Entri
adalah pelaksanaan metode ini tidak hanya
yang diteliti yaitu campur kode dalam
terbatas pada pengumpulan data dan
tuturan guru bahasa Indonesia di Al-
penyusunan data, tetapi meliputi analisis
Muhtadin Muara Sikabaluan Kecamatan
dan interpretasi tentang arti dari data itu.
Siberut
deskriptif.
Metode
Objek penelitian ini adalah bentuk campur kode yang terjadi dalam tuturan
Kecamatan
Utara
Siberut
Kabupaten
Utara
Kepulauan
Mentawai. Dan penulis terlibat langsung dalam pengumpulan data.
guru yang mengajar di MTsS Al-Muhtadin
Instrumen penelitian ini adalah
Muara Sikabaluan Kecamatan Siberut
peneliti sendiri, alat rekaman suara dan
Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.
video yang digunakan untuk merekam dan
Sedangkan fokus masalah dalam penelitian
melihat langsung tuturan guru
ini adalah campur kode yang dilihat dari
mengajar di MTsS Al-Muhtadin Muara
jenis campur kode ke dalam dan campur
Sikabaluan
kode
Kabupaten Kepulauan Mentawai.
ke
luar,
kemudian
penyebab
terjadinya Campur Kode Guru Bahasa
Kecamatan
Langkah-langkah
Siberut
yang
dalam
Utara
akan
Indonesia Dalam Proses Pembelajaran Di
dilakukan dalam pengumpulan data adalah
MTsS Al-Muhtaddin Muara Sikabaluan
: (1) mendengarkan dan merekam tuturan
Kecamatan
Kabupaten
guru dengan menggunakan alat perekam,
Kepulauan Mentawai. Sumber informan
(2) mentraskripsikan data dalam bentuk
Siberut
Utara
pada penelitian ini adalah guru Bahasa
tulisan,
(3)
mengelompokkan
tuturan Berdasarkan
berdasarkan objek yang diteliti. Format pengumpulan data campur kode dalam tuturan guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran di MTsS AlMuhtadin Muara Sikabaluan Kecamatan Siberut
Utara
Kabupaten
Kepulauan
Data
yang
alat
dikelompokkan,
telah
dikumpulkan
rekaman
kemudian
selanjutnya
dianalisis.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: (1) menganalisis campur kode yang terjadi berdasarkan jenisnya, yaitu campur kode
menganalisis penyebab terjadinya campur kode, meliputi : (a) identifikasi peran (b) identifikasi ragam (c) keinginan untuk menjelaskan
dan
menafsirkan,
(3)
mengklasifikasikan
data,
(4)
menyimpulkan
analisis
hasil
yang
masalah,
dan
rancangan
penelitian dilaksanakan pengumpulan data penelitian di MTsS Al-Muhtadin Muara Sikabaluan
Kecamatan
Kabupaten
Siberut
Kepulauan dan
Utara
Mentawai.
pengumpulan
data
dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan di kelas VIII, yang dilaksanakan pada tanggal 27 November 2013, dan terakhir pada
tanggal
29
November
2013.
Penelitian ini difokuskan kepada jenis campur kode dan penyebab terjadinya campur kode. Pengumpulan
ke dalam dan campur kode ke luar, (2)
data
penelitian
dilakukan secara bertahap sesuai dengan pengumpulan data. Berdasarkan tahap tersebut,
dapat
dilaporkan
bahwa
pengumpulan data dilakukan dalam 2 kali pertemuan.
Pertemuan
pertama
dan
pertemuan kedua pengamatan langsung dengan cara merekam tuturan guru kelas
diperoleh. HASIL
konseptual,
Penelitian
Mentawai.
melalui
kerangka
rumusan
PENELITIAN
PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data
DAN
VIII
MTsS
Sikabaluan
Al-Muhtadin
Kecamatan
Siberut
Muara Utara
Kabupaten Kepulauan Mentawai pada saat
proses
pembelajaran
berlangsung.
rekaman berapa dan tuturan disingkat
Sedangkan wawancara dilakukan dengan
dengan “T” pada urutan keberapa tuturan
waktu yang sama pada pertemuan kedua.
tersebut. hal tersebut dapat dilihat pada
Dari 135 tuturan, yang menggunakan
tuturan berikut.
campur kode berjumlah 48 tuturan.
Rekaman ke-1
Sesuai dengan acuan teori Nursaid
Hari/tanggal
:
Rabu.
27
November
Dialog
dan Maksan (2002), dapat dijelaskan
2013
adanya dua jenis campur kode yang
Kelas
:
VIII
terdapat pada hasil rekaman tuturan guru
Topik
:
Pembuatan
pada saat proses pembelajaran bahasa
Drama
Indonesia di MTsS Al-Muhtadin Muara
T1D1
Sikabaluan
Kecamatan
Siberut
:
Utara
Assalamualaikum
Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu,
warahmatullahiwabar
campur kode ke dalam (CKD) dan campur
akatuh, selamat pagi
kode ke luar (CKL) tetapi, dari hasil
semua.
analisis yang penulis teliti guru lebih Terlihat pada T-1 adanya campur sering melakukan CKD daripada CKL. kode ke luar, di mana guru mencampurkan 4.2 Analisis Data bahasa pertama bahasa Indonesia dengan Hasil penelitian menyebabkan bahwa bahasa kedua bahasa asing yaitu bahasa adanya campur kode ke dalam (CKD) dan Arab. campur kode ke luar (CKL). Untuk Munculnya campur kode pada T-1 memperjelas pembahasan , digunakan tersebut dimaksudkan untuk menyapa singkatan “D” adalah data ke berapa siswa
dengan
mengucapkan
salam
tuturan tersebut kemudian rekaman “R” sebelum
memulai
pelajaran
dan
yaitu tuturan yang dijelaskan berasal dari menanyakan bagaimana keadaan siswa
sebelum memulai pelajaran, oleh karena
Adanya kalimat lai buek sadonyo
itu adanya campur kode ke luar (CKL).
artinya apakah semuanya membuat, guru
T2D2
mencoba bertanya dengan maksud apakah
:
Kita absen dulu. Itu
yang di belakang ndak mendengar?
semua murid membuat tugas yang telah diberikan oleh guru.
Dilihat dari R-1 T-2 tersebut, jenis campur kode ke dalam. Pada awalnya guru
T5D4
menggunakan bahasa pertamanya (bahasa
tanda ndak mendengar.
Indonesia), dengan
kemudian bahasa
Kalau ndak buek, itu
menggabungkan kedua
(bahasa
Pada T-5 tersebut, kata ndak buek dan ndak yang berarti tidak membuat dan
Minangkabau). Tuturan ndak artinya tidak. Dalam proses
:
pembelajaran
yaitu
guru
memberikan ketegasan agar murid tersebut memperhatikan dan mendengarkan ketika
tidak.
Jadi dimaksudkan adanya akibat
yang menegaskan kalau murid tersebut tidak mendengarkan perkataan guru. T7D5
:
Berarti awak maleh!
guru berbicara. Pada T4D3
:
Sebelumnya menyuruh
Ibu kalian
Pada
T-4
tersebut,
merupakan
campur kode ke dalam. Adanya pemakaian bahasa pertama (bahasa Indonesia) dan bahasa keduanya (bahasa Minangkabau).
tersebut,
merupakan
CKD. Guru mempertegas kalimat dengan memakai bahasa Minangkabau.
membuat dialog drama. Lai buek sadonyo?
T-7
Kata awak maleh artinya kamu malas, guru mengarahkan sifat murid yang tidak
mau
mengerjakan
tugas
bahwasannya murid tersebut pemalas.
T12D6
:
yang pertama, memilih teks drama atau naskah. Awak pikian dulu, apo
bentuk naskah drama
ndak paralu yang payah yang berarti dalam
yang
rancak.
Ndak
mengambil naskah drama tersebut tidak
yang
payah,
perlu memilih naskah yang sulit karena
yang penting ceritanya
yang terpenting ceritanya padat dan dapat
padat.
dimengerti,
paralu
oleh
sebab
itu,
guru
menggunakan CKD. Pada T-12 jenis campur kode Rekaman ke-2 adalah campur kode ke dalam. Ketika guru :
Jum’at. 29 November
Kelas
:
VIII
Topik
:
Menanggapi
Hari/tanggal tersebut berbicara dengan memakai bahasa 2013 Indonesia
kemudian
guru
tersebut
menyambung tuturannya dengan bahasa unsur
Minangkabau. Drama Munculnya campur kode pada TT64D28
:
12 tersebut disebabkan oleh guru yang Assalamualaikum ingin
menjelaskan
materi
kepada warahmatullahiwabar
siswanya. Seperti kata awak pikian dulu akatuh, selamat pagi dan apo bentuk naskah drama yang rancak semua. kemudian kata ndak paralu yang payah. Berdasarkan
R-2
T-64
jenis
Jadi dari kata awak pikian dulu, yang campur kode adalah campur kode ke luar berarti bahwa guru menyuruh siswa untuk CKL. Pada awalnya guru menggunakan berfikir sebelum bekerja, apo bentuk bahasa asing yaitu bahasa Arab. Dalam naskah drama yang rancak yang berarti bahasa
arab
guru
mengucapkan
guru menjelaskan kepada siswa untuk bisa assalamualaikumwarahmatullahiwabar memilih apa bentuk naskah drama yang akatuh bagus
atau
menarik
untuk
untuk
membuka
pelajaran
diangkat kemudian,
menjadi naskah drama, kemudian kata
guru
melanjutkan
dengan
memakai bahasa Indonesia selamat pagi
agar siswa cepat menangkap perkataan
untuk menyapa siswa.
guru. Dengan demikian, terjadilah campur
Munculnya campur kode pada T64
tersebut
disebabkan
guru
kode ke dalam (CKD).
ingin T71D30
menyapa
siswa
dengan
:
Apo se nan duo tu?
mengucapkan Ingat?
salam kepada siswa dan menanyakan keadaan
siswa
pada
awal
pelajaran.
Pada T-71 arah campur kode
Dengan demikian, terjadilah campur kode
adalah campur kode ke dalam. Guru
yaitu percampuran Bahasa Arab dan
mengawali
Bahasa Indonesia (CKL).
Minangkabau kemudian disusul dengan
dengan
berbahasa
bahasa Indonesia. T68D29
:
Pelajaran
yang Munculnya campur kode pada T-
sebelumnya, alah paham sadonyo? 71
tersebut
dikarenakan
guru
ingin
Dilihat dari T-68 tersebut, arah
mengajak siswa untuk kembali mengingat
campur kode adalah campur kode ke
pembahasan sebelumnya dengan bertanya
dalam. Pada mulanya guru menggunakan
apo se nan duo tu? Sehingga siswa
bahasa
kemudian
terbawa untuk kembali berfikir pada
bahasa
pelajaran yang telah dibahas sebelumnya,
Indonesia
menggabungkan
dengan
Minangkabau.
oleh sebab itu, terjadilah campur kode ke
Munculnya campur kode pada T-
dalam CKD.
68 pada kata alah paham sadonyo? Guru T73D31 bermaksud
untuk
:
ndak ada yang ingat?
memantapkan
pemahaman siswa mengenai pelajaran
Pada T-73 arah campur kode
pada pertemuan sebelumnya. Sehingga
adalah campur kode ke dalam. Guru
guru menggunakan bahasa Minangkabau
memakai bahasa awalnya dengan bahasa
Indonesia
dan Bahasa Minangkabau
T33D14
:
sebagai bahasa kedua.
Selanjutnya ada tahapan inti. Maksudnya di sana
Munculnya campur kode pada T-
diiringi dengan banyak
73 tersebut merupakan pertanyaan yang
latihan. Contoh, ketika
menekankan kepada siswa melalui tuturan
kita membaca kita harus
ndak yang berarti tidak adanya konfirmasi
bersuara lantang. Ndak
balik
ado
terhadap
pertanyaan
yang
suaro
yang
dilontarkan guru kepada siswa, sehingga
kemayu do, terus ada
guru melakukan campur kode ke dalam
latihan blocking. Dino?
CKD.
Risa?
Penyebab
Terjadinya
Lai
Dari terjadi
tadi
ibuk
tidaklah
perhatikan
secara sembarangan saja, tetapi disebabkan
berdiskusi
oleh
yang didiskusikan tu?
beberapa
kode
apo
maksud blocking tu?
Campur
Kode Campur
tau
alasan
aau
penyebab.
sibuk saja.
Apo
Alasan-alasan itu antara lain adalah: (a)
Apakah
menyangkut
identifikasi
dengan
pembahasan
peranan,
(b)
identifikasi
ragam, (c) keinginan untuk menjelaskan
ini?
atau menafsirkan. T55D24
:
Ko indak, lah panek
4.2.1 Identifikasi Peran awak Identifikasi
peranan
mangecek
di
ditentukan pentas tapi kaniang
oleh sosial, registral, dan edukasional. penonton bakaruik, itu Dilihat dari data 1 rekaman 1 pada contoh tandanya
penonton
tuturan berikut. bingung. Penonton tidak paham
dengan
cerita
yang diangkat, makanya
T12D6
:
Yang pertama, memilih
saat kita tampil kita
teks drama atau naskah.
harus bisa menguasai
Awak pikian dulu, apo
semuanya, baik itu teks
bentuk naskah drama
atau
yang
naskah
lokasinya, gerak
drama,
bagaimana kita
rancak.
Ndak
yang
payah,
paralu
dan
yang penting ceritanya
sebagainya.
padat.
Terlihat pada data 14 dan data 24
T52D22
:
Kadang-kadang
kalau
(T33, T55), bahwa guru memperlihatkan
awak
caliak
drama-
sosok atau perannya sebagai seorang guru
drama
yang
sehingga mampu untuk menjelaskan setiap
(television),
sub materi dan bersifat tegas agar siswa
tambah rancak kalau
dapat memahami apa yang dijelaskan dan
ditambah musik, betul
juga mengajak agar siswa dapat mengolah
tidak?
di
TV malah
pola pikirnya untuk aktif dalam belajar. Dilihat pada tuturan (T12, T52), 4.2.2 Identifikasi Ragam bahwa guru memperlihatkan sosok guru Munculnya
campur
kode
juga yang
mengajar
dengan
cara
baik
ditentukan oleh identifikasi ragam, dimana (berpendidikan) agar siswa paham secara seorang penutur melakukan campur kode terperinci dan membuat suasana tidak yang menempatkan pada hirarki status kaku, sehingga siswa dapat berfikir lebih sosial yang mana penutur merupakan luas. orang yang berpendidikan. 4.2.3
Keinginan Menafsirkan
Menjelaskan
dan
Penyebab lain munculnya campur
katuh, selamat pagi
kode yaitu keinginan untuk menjelaskan dan
menafsirkan.
Keinginan
semua.
untuk T17D7
:
Ya,
pilih
asisten
menjelaskan dan menafsirkan Nampak sutradaranya. Karena karena campur kode menandai sikap dan sama halnya dengan hubungan terhadap orang lain serta sikap ketua
kelas,
ndak
dan hubungan orang lain terhadapnya. Hal mungkin ciek se do, ini dapat dilihat dalam seluruh tuturan pasti ado wakilnyo. yang mengandung campur kode. Misalnya, bercampur
kode
dengan
Sebab
baa?
Kalau
ketua
ndak
ado,
wakil
ado
yang
unsur-unsur
bahasa asing (bahasa Arab atau bahasa Inggris), ketika berbicara dengan bahasa manggantian. Begitu Indonesia dapat member kesan bahwa juga dengan sutradara penutur “orang masa kini”, berpendidikan ini, dia bisa dibantu dan mempunyai hubungan luas. oleh asistennya. Tuturan
yang bercampur kode
dalam bahasa Minangkabau menunjukkan bahwa
penutur
mengkondisikan
mencoba pemakaian
untuk bahasanya
T33D14
:
Selanjutnya
ada
tahapan
inti.
Maksudnya di sana
dengan bahasa daerah yang ditempainya.
diiringi
dengan
Seperti terlihat dalam contoh berikut.
banyak
latihan.
T1D1
Contoh, ketika kita
: Assalamualaikumwa
membaca kita harus
rahmatullahiwabara
bersuara Ndak
lantang. ado
suaro
yang
kemayu
terus
ada
do,
Minangkabau
seperti
tuturan
ndak
latihan
mungkin ciek se do, sebab baa, apo yang
Dino?
pada alasan guru menggunakan bahasa
Risa? Lai tau apo
tersebut menunjukkan bahwa guru itu
maksud blocking tu?
ingin berinteraksi dengan siswa yang
Dari
ibuk
berbeda daerah dengan guru tersebut
sibuk
dimana guru yang mengajar berasal dari
berdiskusi saja. Apo
Daerah Jawa, sedangkan siswa yang diajar
yang didiskusikan tu?
berada di daerah menawai yang akrab
Apakah
menyangkut
dengan bahasa Minangkabau dan juga
dengan
pembahasan
pada
blocking.
tadi
perhatikan
ini?
saat
guru
memakai
bahasa
Minangkabau tersebut, guru mencoba untuk memperjelas materi agar siswa lebih
Terlihat pada tuturan (T1), (T17), cepat mengerti atau paham dengan maksud (T33)
bahwa
guru
dalam
mengajar yang disampaikan.
menyisipkan bahasa yang menghasilkan 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian campur
kode
seperti,
tuturan Berdasarkan
hasil
penelitian
assalamualaikumwarahmatullahiwabarak penulis menemukan bahwa dalam tuturan atuh yang merupakan bahasa asing yaitu guru dalam mengajar di MTsS Albahasa Arab yang merupakan ucapan atau Muhtadin Muara Sikabaluan Kecamatan sapaan salam untuk semua siswa. Campur Siberut
Utara
Kabupaten
Kepulauan
kode dengan menggunakan bahasa asing Mentawai meliputi dua jenis campur kode. (bahasa
Arab)
tersebut
sekaligus Menurut Suwito (1985:76) membedakan
menunjukkan bahwa guru itu beragama campur kode menjadi dua jenis yaitu (1) Islam. Kemudian terlihat juga bahwa guru campur kode ke dalam yaitu komunikan berbicara dengan menggunakan bahasa
mencampur
bahasa
pertama
(bahasa
utama, bahasa Indonesia) dengan bahasa
(3) keinginan untuk menafsirkan dan menjelaskan.
kedua (bahasa lain, bahasa Minangkabau),
Dari hasil analisis di atas data yang
berarti campur kode yang dilakukan
diperoleh 48 bentuk campur kode yang
disebut campur kode ke dalam. (b)
ditemukan bentuk dan penyebab terjadinya
sedangkan campur kode ke luar yaitu
campur kode yang berupa kata dan
komunikan mencampur bahasa pertama
kalimat. Jadi dapat dilihat bahwa yang
(bahasa utama, bahasa Indonesia) dengan
mendorong terjadinya campur kode dalam
bahasa
tuturan guru dalam mengajar di MTsS Al-
kedua
Inggris),
(bahasa
berarti
campur
lain,
Bahasa
kode
yang
Siberut
dilakukan disebut campur kode ke luar. Arah
campur
kode
yang
banyak
muncul pada tuturan guru dalam mengajar adalah campur kode ke dalam (bahasa Indonesia dengan bahasa daerah) sebanyak 41 tuturan dibandingkan campur kode ke luar (bahasa Indonesia dengan bahasa asing) yang hanya muncul sebanyak 7
Utara
Kabupaten
Kepulauan
Mentawai disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
:
(1)
kebiasaan,
sebab
masyarakat memiliki kebiasaan dalam berinteraksi sehingga bahasa
memakai
bahasa
bahasa
tersebut
pengantar,
(2)
daerah,
merupakan mempunyai
kemampuan intelektual penilaian yang luas, sehingga member kesan bahwa
tuturan. Dalam
tuturan
guru
dalam
mengajar penulis menemukan penyebab terjadinya campur kode yang beralasan bahwa siswa lebih nyaman keika bahasa dicampurkan dengan bahasa daerahnya sehingga
Muhtadin Muara Sikabaluan Kecamatan
menimbulkan
adanya
(1)
identifikasi peran, (2) identifikasi ragam,
pengguna bahasa tersebut adalah orang yang dimana
berpendidikan, terkadang
(3)
penguatan,
dalam
proses
pembelajaran siswa lebih cepat tangkap apabila dijelaskan dengan bahasa daerah, sehingga guru mencampurkan bahasa agar siswa
mengerti
dan
paham
dengan
penjelasan
materi,
(4)
pengakraban,
5.1 Saran
dimana ketika di dalam kelas guru selalu
Dari
hasil
penelitian,
penulis
memakai bahasa daerah sebagai pemecah
mengemukakan beberapa saran, sebagai
suasana agar siswa terasa lebih nyaman
berikut (1) peneliti lain, agar dapat
dan tidak kaku dalam belajar.
melakukan penelitian tentang tuturan di
PENUTUP
sekolah-sekolah yang lain, (2) guru yang
Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan pembahasan yang diuraikan pada bab IV dapat disimpulkan berikut ini. Pertama,
jenis
campur
kode
yang
digunakan guru dalam mengajar di MTsS Al-Muhtadin Kecamatan
Muara Siberut
Utara
Sikabaluan Kabupaten
Kepulauan Mentawai adalah campur kode ke dalam (CKD) dan campur kode ke luar
diteliti, agar dapat kembali memahami bagaimana aturan pemakaian bahasa pada setiap lembaga baik resmi maupun tidak resmi,
sehingga
dapat
menempatkan
bahasa berdasarkan aturannya secara baik dan benar, karena bahasa resmi kita adalah bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, Chaedar. 1985. Sosiolinguistik Bahasa. Bandung: Angkasa.
(CKL). Dari data sebanyak 135 tuturan pada rekaman 1 dan rekaman 2 ditemukan
Aslinda dan Leni Syafyaya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Padang: Refika Aditama.
41 tuturan merupakan campur kode ke dalam sedangkan 7 tuturan merupakan campur kode ke luar. Penyebab terjadinya campur kode pada saat guru mengajar adalah, (1) identifikasi peran, (2) identifikasi ragam, (3) keinginan untuk menafsirkan dan menjelaskan.
Chaer, Abdul dan Leonie A. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rhineka Cipta. _______. 1995. Linguistik Umum. Jakarta: Rhineka Cipta. Juliarti. 2005. “Campur Kode dalam Ceramah Agama di Mesjid AlMuttaqin Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat.” Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Moleong, Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. _______. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. ________. 1993. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. Nengsih, Mardia Eka. 2006. “Campur Kode dalam Proses Belajar Mengajar di MTsS Plus Balimbing Batusangkar.” Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Nursaid dan Marjusman Maksan. 2002. Sosiolinguistik. Padang: UNP Pres. Sardiman, A.M. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Suardi, Edi. 1980. Pedalogic 3. Bandung: Angkasa. Surachmat, Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran Edisi Ke-V. Bandung: Tarsito. Suwito, 1983. Sosiolinguistik Teori dan Problem. Surakarta: Henary Offset. Suwito, 1985. Sosiolinguistik Pengantar Awal Edisi Ke-3. Surakarta: Henary Offset.