PANCASILA SEBAGAI SITEM ETIKA (LANJUTAN)
9 Modul ke:
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Manajemen
C. Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa seperti Korupsi, Kerusakan Lingkungan, Dekadensi Moral, dan lain-lain.
Udjiani Hatiningrum, SH., M Si
C. Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa seperti Korupsi, Kerusakan Lingkungan, Dekadensi Moral, dan lain-lain.
Permasalahan Korupsi Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan penyakit sosial yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seperti terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas kewajaran.
Korupsi telah mengakibatkan kerugian keuangan negara yang sangat besar sekali.
materiil
Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu. Korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.
Banyaknya masyarakat biasa maupun pejabat negara Indonesia yang korupsi, ini memperlihatkan bahwa nilai-nilai dari Pancasila tidak tertanam dengan baik dalam diri bangsa Indonesia.
Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Masih banyak orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan tindakan menyimpang.
Sila Ketuhanan yang Maha Esa: Sila pertama ini mengajarkan agar semua rakyat Indonesia taat dalam beragama sesuai dengan agama yang dianut. Dalam semua ajaran beragama yang diakui di Indonesia tidak mebenarkan untuk mencuri, serakah. Korupsi sama halnya dengan mencuri yakni mencuri uang rakyat.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Korupsi dikatakan melanggar sila kedua karena menyebabkan kemiskinan di Indonesia. Uang yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat umum digunakan untuk kepentingan pribadi (oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab). Hal ini mengakibatkan stratifikasi sosial yang begitu tampak kehidupan bangsa ini. Yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin.
Sila Persatuan Indonesia: Sebagai manusia Indonesia yang memiliki amanah sudah menjadi kewajiban untuk menjalankan tugas yang diberikan negara bukan mempermainkan tanggungjawab demi memperkaya ataupun memperoleh kenikmatan tanpa memikirkan yang lain. Sekecil apapun tindakan korupsi itu jika bukan mengedepankan kepentingan negara, akan ada potensi perpecahan baik ditingkat lembaga, wilayah daerah maupun nasional.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawa-ratan Perwakilan: Dalam upaya pemberantasan korupsi ataupun penegakkan hukum atas tindakannya keputusan yang diambil harus mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Dalam hal ini Pancasila mengajarkan seluruh bangsa Indonesia untuk memberikan kepercayaan kepada wakilwakil yang dipercayai untuk melakukan permusyawaratan artinya tidak perlu dibutuhkan semua elemen bangsa ini dapat mengatasi masalah apapun dalam menghadapi masalah nasional termasuk korupsi.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Kita ketahui Indonesia adalah Negara hukum. Semua perkara yang terjadi di Indonesia harus diputuskan secara adil dan tidak memihak sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun realitanya penegakan hukum di Indonesia belum seadil yang diharapkan. Sebagai bangsa Indonesia maka sudah seharusnya dapat mengimplementasika secara baik dan benar dimana Pancasila sebagai pedoman dalam berperilaku
Permasalahan Kerusakan Lingkungan
Lingkungan di sekitar kita termasuk hutan, tanah, air serta udara harus kita jaga demi keberlanjutan sumberdaya alam yang tetap lestari menghasilkan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kesejahteraan manusia. Lingkungan yang rusak tidak menyediakan lagi kondisi habitat yang sesuai bagi kehidupan mahluk hidup.
Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Tentunya hal ini secara langsung telah mengancam kehidupan manusia.
Seperti pada tingkat kerusakan alam yang kian meningkatkan risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.
Berbicara tentang pengelolaan lingkungan hidup tentu tidak bisa dilepaskan dari masalah aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam hal pengelolaan lingkungan hidup. Sebab, Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia, bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai jika didasarkan atas keselarasan, keserasian dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir dan kebahagiaan batin.
Nilai-nilai Pancasila dalam kaitannya dengan lingkungan hidup Indonesia antara lain: 1. Nilai Ketuhanan: Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan YME kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-NYA yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri.
2. Nilai Keamanusiaan: Pelestarian lingkungan manusia di bumi.
adalah
kewajiban
Melestariakan lingkungan adalah Kemanusiaan yang adil dan beradab.
semua
perwujudan
Upaya pelestarian lingkungan dapat kita lakukan dari hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang bersih.
3. Nilai Persatuan: Pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely Widjajati , 1992 : 156-158).
Misalnya; ada larangan untuk menebang pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran-ajaran leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian alam dan kelestarian lingkungan di daerah itu.
4. Nilai Kerakyatan: Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 560) : 1. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup; 2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup; 3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
5. Nilai Keadilan: Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Permasalahan lingkungan yang sering terjadi di sekitar kita berupa pencemaran dan perusakan lingkungan dalam hal ini terkurasnya sumber daya alam. Misalnya, kegiatan pertambangan yang berdampak terhadap menurunnya sumber daya alam, ketidaksempurnaan ijin lingkungan, serta ketidakadilan terhadap kesejahteraan warga di sekitar areal pertambangan.
Usaha pertambangan ini pun belum banyak memberikan kesejahteraan yang nyata bagi masyarakat. Apabila berbagai persoalan tersebut tidak segera ditangani, termasuk evaluasi pelaksanaan pemberian usaha pertambangan, maka permasalahan akan semakin parah dan pada saatnya akan menimbulkan konflik sosial, kerusakan lingkungan yang tidak terkendali.
Dekadensi Moral
Dekadensi moral merupakan atau bermakna: kondisi moral yang merosot (jatuh) atau sementara mengalami (dalam keadaan) mundur atapun kemunduran; kemunduran dan kemorosatan yang terus menerus (sengaja atapun tidak sengaja) terjadi serta sulit untuk diangkat atau diarahkan menjadi seperti keadaan semula atau sebelumnnya.
Dekadensi (kemerosotan moral) yang dialami bangsa ini merupakan pertanda kemunduran dan kehancuran Bangsa Indonesia . Perlu diwaspadai fenomena kemerosotan moral di tengah masyarakat, karena akan mendorong bangsa ini secara perlahan-lahan ke arah kemunduran dan kehancuran.
Seperti kita ketahui belakangan ini terjadi dekadensi dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila mulai dari berbagai permasalahan moral bangsa yang dapat kita lihat dari berbagai media masa baik cetak, elektronik maupun online yakni yang semakin maraknya pelaku asusila, amoral, pengkhianat amanat rakyat dan lainnya yang sangat jelas bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama yang dianut bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka 1. Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi pelaku Bisnis, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011 2. Bambang Setiaji, Etika Bisnis, Mup-Mus, Surakarta, 2006. 3. Syahrial Syarbaini , Modul Pendidikan Pancasila, Jakarta, 2012. 4. Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2002 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
5.http://materikuliahprimi.wordpress.com/2013/09/1 0/kedudukan-pancasila-dalam-bermasyarakatberbangsa-dan-bernegara/ 6. Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2002 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa. 7.http://www.komisihukum.go.id/index.php?option=c om_content&view=article&id=240:korupsi-diindonesia&catid=161:catatan-ketua-khn&Itemid=621 8. http://www.herdi.web.id/jejak-budaya-korupsi-diindonesia/
Terima Kasih Udjiani Hatiningrum,SH.,M Si