PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)
08 Modul ke:
Fakultas
EKONOMI DAN BISNIS Program Studi
Manajemen
A. Pengertian Etika B. Etika Pancasila Udjiani Hatiningrum, SH.,M Si
A. Pengertian Etika.
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti : 1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); 2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; 3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika Berkaitan dengan : 1. kebiasaan hidup yang baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. 2. nilai-nilai 3. Tata cara hidup yang baik,
4. aturan hidup yang baik 5. segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, artinya manusia mutlak membutuhkan orang lain dalam menjalani hidupnya.
Etika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Etika :
1. Untuk menilai perilaku manusia berstandar moral. 2. Untuk “orientasi” ketika seseorang dihadapkan “sesuatu hal” yang harus dia putuskan baik untuk menilai maupun bertindak.
Etika merupakan “pagar” yang mengatur pergaulan manusia dalam suatu masyarakat. Seseorang yang beretika mampu mengontrol sikap dan tutur katanya terhadap orang lain. Tanpa etika, kita akan dicap sebagai orang yang tidak tahu bertatakrama.
Dalam bersosialisasi/berinteraksi di lingkungan masyarakat, manusia memerlukan etika sebagai:
pedoman dalam berkata, berpikir dan melakukan suatu kebiasaan yang baik untuk dianut sehingga dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Contoh Etika: Bertutur kata dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa yang sopan mudah di mengerti dan benar.
Arahkan mata pada lawan bicara, tidak memotong pembicaraan orang lain kecuali bila terpaksa, namun harus diawali dengan permintaan maaf. Jangan berbicara dengan seseorang sambil mengerjakan pekerjaan lain.
CONTOH ETIKA
ETIKA
Teori (Aliran Besar) Etika :
1. Teori Etika Deontologi 2. Teori Teleologi 3. Teori Keutamaan
Istilah Deontologi berasal dan kata Yunani deon yang berarti kewajiban atau sesuai dengan prosedur dan logos yang berarti ilmu atau teori.
Etika deontologi memandang bahwa tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika deontologi tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut, baik atau buruk. Kebaikan adalah ketika seseorang melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya.
Contoh Etika Deontologi:
Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik bagi pelakunya, Karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban pelaku yakni dalam hal memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya, serta menawarkan barang dan jasa yang mutunya sebanding dengan harganya.
Ukuran kebaikan dalam Etika Deontologi adalah: kewajiban, kemauan baik, kerja keras dan otonomi bebas. Setiap tindakan dikatakan baik apabila dilaksanakan karena didasari oleh kewajiban moral dan demi kewajiban moral itu. Tindakan itu baik bila didasari oleh kemauan baik dan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk melakukan perbuatan itu, dan tindakan yang baik adalah didasarkan atas otonomi bebasnya tanpa ada paksaan dari luar.
Etika Teleologi yaitu :
Etika yang mengukur baik-buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan.
Contoh Etika Teleologi: Seorang anak mencuri uang untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral kemanusiaann tetapi aspek hukum tindakan ini melanggar hukum. Kewajiban membayar pajak dan hutang juga sulit dipenuhi karena kehilangan seluruh harta benda. Dalam keadaan demikian etika teleologi perlu dipertimbangkan yaitu demi akibat baik, beberapa kewajiban mendapat toleransi tidak dipenuhi.
Perbuatan mencuri, sebagai etika teleologi tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik.
Etika Keutamaan (Virtue)
Lebih mengutamakan pembangunan karakter moral pada diri setiap orang.
Teori Etika Keutamaan (Virtue) ini mendasarkan pada prinsip etika sebagai landasan hidup atau sebagai ladasan dalam bertindak.
Misalnya, Keutamaan seseorang adalah keadilan, maka seseorang akan berlaku adil sesuai dengan haknya, dalam segala kondisi.
Jadi seseorang yang baik adalah orang yang memiliki keutamaan/kebijakan, dan dia melaksanakan keutamaan itu dengan baik. Keutamaan ini bukan dibatasi hanya untuk dimiliki individu saja tetapi juga oleh kolompok masyarakat, lembaga termasuk negara.
Contohnya Etika Keutamaan: seorang pebisnis ataupun enterpreneurship haruslah seorang yang jujur, ulet, agar bisa mendapatkan kepercayaan dari orang lain sebagai bentuk menuju hidup yang lebih baik.
Tiga Norma Umum NORMA
Norma Khusus
Aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain.
Norma Umum
Norma Sopan Santun Norma Hukum Norma Moral
Norma Sopan Santun : norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
Norma Hukum: norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Norma Moral : aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
B. ETIKA DAN PANCASILA
Etika Pancasila adalah : etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila,
Fungsi Pancasila 1. Jiwa bangsa Indonesia 2. Kepribadian Bangsa Indonesia 3. Dasar Negara Republik Indonesia 4. Sumber dari segala sumber hukum 5. Pandangan hidup 6. Moral Pembangunan 7. Cita-cita dan Tujuan Pembangunan Indonesia
IMPLEMENTASI SILA KE-1 • Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan. • Setiap umat harus mempelajari agama dan mengamalkannya. • Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam bidang sosial, perekonomian, dan keamanan lingkungan. • Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain. • Mengembangkan toleransi agama sejak dini. • Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan.
IMPLEMENTASI SILA KE-2 Sesama manusia tidak boleh saling melecehkan. Sesama manusia punya rasa memiliki (mau berkorban). Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Mengakui adanya masyarakat majemuk; melakukan musyawarah dan kompromi; mempertimbangkan moral; berbuat jujur; tidak curang. Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim dll. Mentaati hukum dan tidak diskriminatif.
IMPLEMENTASI SILA KE-3 • Menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. • Berkorban demi negara: bekerja keras, taat membayar pajak, tidak KKN. • Cinta tanah air: meningkatkan prestasi di segala bidang. • Bangga sebagai bangsa Indonesia: percaya diri sebagai Orang Indonesia
IMPLEMENTASI SILA KE-4 Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil rakyat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat. Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan dengan tanggungjawab. Mempunyai itikad baik dalam melakukan sesuatu.
IMPLEMENTASI SILA KE-5 • Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong. • Berbuat adil: tidak pilih kasih. • Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik. • Suka memberi pertolongan: tidak egois dan individualistis. • Bekerja keras: tidak pasrah kepada takdir Tuhan. • Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan. • Tidak merusak prasarana umum dan menjaga kebersihan ditempat umum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Erni Ernawan, Business Ethics, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2011 2. Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta, 2008 3. Syahrial Syarbaini, Modul Pendidikan Pancasila, 2012. 4. http://alwi-maksufi.blogspot.com/
5. http ://dosen.stiki.ac.id 6.[http://www.solopos.com/2014/03/12/gagas an-lunturnya-etika-generasi-y-495558 7.http://r4hm190.wordpress.com/2011/10/11/ pengertian-contoh-dari-etika-teleologideontologi-teori-hak-teori-keutamaan/ 8.http://10menit.wordpress.com/tugaskuliah/pengertian-etika/
Terima Kasih Udjiani Hatiningrum, SH.,M Si