SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN
BAB IV PERALATAN DALAM KEGIATAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
BAB
IV.
PERALATAN DALAM KEGIATAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN
Kompetensi Inti
: Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) : 1. Menganalisis jenis-jenis peralatan pengujian mutu benih 2. Menganalisis prosedur pengoperasian peralatan pengujian mutu benih 3. Menganalisis jenis-jenis peralatan kultur jaringan tanaman 4. Menganalisis prosedur pengoperasian peralatan kultur jaringan tanaman
Uraian Materi Peralatan dalam kegiatan kultur jaringan tanaman Secara rinci peralatan yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan tanaman diuraikan pada bab IX. Pada bagian ini hanya dijelaskan secara umum peralatan yang digunakan pada kegiatan kultur jaringan tanaman. Kegiatan kultur jaringan tanaman dalam konteks peralatan yang digunakan dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu menyiapkan media kultur, menyiapkan bahan eksplan, isolasi dan penanaman eksplan atau subkultur, serta aklimatisasi.
Peralatan utama yang
digunakan dalam menyiapkan media kultur adalah timbangan analitik, gelas piala, gelas ukur, labu ukur, botol-botol kultur, ph-meter, autoklaf, panci masak, kompor gas, hot plate dengan magnetic stirer, pengaduk, agar dispenser, dll. Alat-alat gelas yang diperlukan adalah jenis standar dengan berbagai ukuran. Peralatan yang diperlukan dalam menyiapkan bahan eksplan sangat bervariasi, tergantung kepada jenis eksplan yang akan digunakan. Jika menggunakan buah anggrek sebagai bahan eksplan, peralatan yang diperlukan cukup gunting stek atau gunting kertas, pinset, dan gelas piala 150 ml. Jika eksplan yang akan digunakan adalah pisang, peralatan untuk menyiapkan bahan eksplan adalah golok, linggis untuk menggali anakan, ember sebagai wadah bonggol, pisau, dll. Penanaman eksplan dan subkultur mutlak menggunakan laminar air flow cabinet (LAF). Sebelum penanaman, biasanya proses sterilisasi tahap akhir bahan eksplan dilakukan di dalam LAF. Pada umumnya rangkaian kegiatan bekerja di LAF adalah sterilisasi eksplan, isolasi, dan penanaman eksplan. Proses sterilisasi biasanya sudah 1
dimulai sejak bahan eksplan diambil, di luar LAF seperti perendaman di dalam larutan fungisida atau bakterisida, pencucian dengan detergen, dll. Selanjutnya tahap akhir sterilisasi dilakukan dalam LAF. Cara Menggunakan LAF 1. Hubungkan LAF dengan sumber arus listrik. LAF yang selalu digunakan, biasanya sudah langsung tersambung dengan arus listrik. 2. Nyalakan lampu UV minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata. 3. Jika LAF menggunakan kaca penutup depan, dibuka terlebih dahulu 4. Semprot permukaan dalam LAF dengan alkohol 70% 5. Semua alat-alat steril yang akan dipergunakan dimasukkan ke dalam LAF dengan disemprotkan alkohol 70% terlebih dahulu. 6. Jalankan air flow nya dengan menghidupkan blower. 7. Nyalakan lampu neon yang ada dalam ruang LAF 8. Sebelum bekerja dalam LAF tangan pekerja disemprot dahulu dengan Alkohol 70%, dan biarkan kering dahulu. 9. Nyalakan lampu alkohol.
Peralatan yang harus dimasukkan ke dalam LAF adalah botol berisi spritus, lampu bunsen, cawan petri steril, scalpel beserta mata pisaunya, pinset. Semua peralatan yang dimasukkan ke dalam LAF harus dalam keadaan steril. Aklimatisasi adalah proses adaptasi tanaman pada lingkungan yang baru. Planlet hasil in vitro sebelumnya ditumbuhkan di dalam botol kultur dengan lingkungan yang terkendali, dari kondisi heterotrof (memperoleh makanan/energi dari bahan organik) menjadi autotrof. Autotrof adalah organisme secara mandiri dapat memenuhi bahan organik yang dibutuhkannya dengan cara mensintesisnya dari bahan anorganik. Peralatan utama yang diperlukan dalam kegiatan aklimatisasi adalah panci atau baskom untuk mencuci planlet, pinset panjang untuk mengeluarkan planlet dari botol, gunting untuk memotong bagian planlet yang mati, pisau jika diperlukan untuk membuang bagian yang tidak diperlukan, polibag atau pot, ember, koret,dll. Sarana yang diperlukan untuk aklimatisasi adalah rumah naungan beserta rak tanaman. 2
Peralatan dalam pengujian mutu benih di laboratorium Pengujian mutu benih di laboratorium bertujuan untuk mengetahui kualitas benih, meliputi kualitas genetis, morfologis/fisik, dan fisiologis benih. Pengujian mutu benih dilakukan dalam rangka pemberian sertifikat sebelum benih tersebut dipasarkan. Hal ini dimaksudkan agar petani pengguna benih memperoleh benih yang baik dan benar. Pengujian mutu benih di laboratorium dibedakan menjadi dua golongan, yaitu pengujian standar dan pengujian khusus/spesifik. Pengujian standar adalah pengujian mutu benih untuk keperluan pengisisan data label, meliputi penetapan kadar air, kemurnian, penetapan varietas lain, dan daya tumbuh. Pengujian khusus adalah pengujian tentang sifat-sifat benih yang mencirikan mutu spesifik dari kelompok benih, hanya dilakukan atas permintaan khusus dari pemilik benih. Pengujian khusus meliputi pengujian viabilitas benih secara biokemis, penetapan berat 1000 butir, penetapan heterogenitas kelompok benih, pengujian kesehatan benih, pengujian kebenaran kultivar, dan pengujian vigor. Peralatan yang digunakan dalam pengujian mutu benih lebih dirinci pada bab VI, pada bab ini hanya dibahas peralatan utama yang digunakan. Pengujian penetapan kadar air benih dengan metode oven peralatan yang digunakan adalah oven yang dilengkapi termostat, timbangan analitik, desikator yang berisikan desikan (silica gel), seed grinder, dan cawan porselen. Peralatan utama yang digunakan dalam pengujian kemurnian benih adalah meja analisis kemurnian (purity working board), timbangan analitik, kaca pembesar (loupe). Cara mengoperasikan meja kerja analisis kemurnian benih yaitu dimulai dengan menghubungkan alat dengan sumber arus listrik, nyalakan lampu meja, letakkan menyebar benih di atas kaca meja, masukkan wadah ke dalam laci meja (3 wadah untuk masing-masing komponen), lakukan pemisahan komponen (analisis kemurnian), selesai analisis matikan lampu meja dan cabut kontak sumber arus listrik, terakhir bersihkan meja. Peralatan yang digunakan untuk pengujian viabilitas benih secara biokimia (mengguna tetrazolium) adalah pisau scalpel atau cutter, pinset, kaca pembesar (loupe atau stereo microscope), gelas piala (beaker glass), jarum, oven (diatur suhu 30—40 0C),
3
timbangan analitik, dan saringan teh. Peralatan utama yang dipakai dalam pengujian daya tumbuh benih (daya berkecambah) adalah germinator.
4