SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN PERTANIAN PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PEMBIBITAN TANAMAN DAN KULTUR JARINGAN
MEMBIAKKAN TANAMAN DENGAN BIJI (SEEDLING)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PANDEGLANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PANDEGLANG
BAB.I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini berisi tentang bagaimana melakukan membiakan atau perbanyakan tanaman dengan biji. Kegiatan membiakan tanaman dengan biji dimulai dengan Memisahkan biji dari buah (ekstraksi buah),Melakukan sortasi benih,Memberi perlakuan benih, Melakukan penyemaian,Mengidentifikasi karakteristik benih. Setelah Anda memiliki kemampuan memperbanyak tanaman dengan biji diharapkan bisa bekerja di perusahaan pembibitan atau Anda dapat berwirausaha di bidang pembibitan tanaman.
B.
Prasyarat Kemampuan awal yang dipergunakan untuk mempelajari modul ini adalah;
C.
Biologi tumbuhan
Anatomi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
Pengaruh iklim mikro terhadap pertumbuhan bibit
Media tumbuh bibit
Petunjuk Penggunaan Modul 1. Modul “Membiakan Tanaman dengan biji” terdiri dari 5 unit kegiatan belajar (UKB) yaitu: a. Memisahkan biji dari buah (ekstraksi buah) b. Melakukan sortasi benih c. Memberi perlakuan benih d. Melakukan penyemaian e. Mengidentifikasi karakteristik benih 2. Sebaiknya dipelajari secara berurutan 3. Setiap UKB terdiri dari lembar informasi, lembar kerja dan lembar latihan 4. Lembar informasi digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan kegiatan praktek pada lembar kerja, Guru pembimbing dan Siswa harus menguasai terlebih dahulu.
5. Lembar kerja berisi tentang pelaksanaan praktik, sehingga Siswa dapat mempersiapkan alat dan bahan sesuai petunjuk sebelum pelaksanaan serta pedoman keselamatan dan kesehatan kerja. 6. Lembar latihan digunakan untuk mengukur daya serap Siswa, tetapi Siswa tidak boleh tergantung pada lembar jawaban dibagian akhir modul. Modul ini merupakan salah satu panduan pelaksanaan pemelajaran, sehingga implementasi di kelas yang sesungguhnya tergantung dari kesiapan dan kreativitas Guru pembimbing.
D.
Tujuan akhir Setelah mempelajari kompetensi ini Siswa mampu memperbanyak
tanaman dengan biji dengan tingkat keberhasilan minimal 70%.
BAB. II PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa Sebagaimana diinformasikan diawal bahwa modul ini hanya sebagian dari sumber belajar yang dapat Anda pelajari untuk menguasai perbanyakan tanaman dengan biji, untuk dapat mengembangkan kompetensi Anda sebaiknya dilakukan latihan lebih intensif. Dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah dirancang sebaiknya Anda mengikuti uraian berikut ini: a. Buatlah rencana belajar sesuai rancangan pemelajaran yang telah Anda susun dan disetujui oleh guru dengan format sebagai berikut: No.
Kegiatan
Pencapaian ≤25 %
50-70 %
Paraf ≥90 %
Peserta didik
Guru
Keterangan
………..,…………… Mengetahui
Peserta diklat
Guru pembimbing
(…………………)
(……………………)
B. Kegiatan Belajar Siswa Kompetensi Dasar 1: Memisahkan biji dari buah (ekstraksi buah)
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran •
Melakukan identifikasi kematangan buah berdasarkan fisiologi dan morfologi buah.
•
Melakukan ekstraksi buah berdasarkan tingkat kebersihan dan rendemen hasil dengan memperhatikan keutuhan biji
b. Uraian Materi Ekstaksi adalah suatu kegiatan memisahkan biji dari
dari bagian
tanaman yang lain seperti tangkai,daging dan kulit buah. Kriteria matang buah secara fisiologis •
WARNA KULIT Perubahan warna pada kulit buah yang terjadi hampir pada seluruh
jenis tanaman kehutanan maupun tumbuhan dapat dijadikan indikator untuk pemasakan buah/benih. Perubahan warna merupakan efek dari produksi gula dan peningkatan kadar air. Biasanya warna akan berubah menjadi lebih mengkilap dan warna menjadi gelap (merah, jingga atau kuning). •
AROMA Untuk buah-buah tertentu (terutama yang penyebarannya melalui
kelelawar dan berdaging), kemasakan buah ditandai dengan keluarnya bau/aroma dari buah tersebut. Perubahan bau ini lebih diakibatkan oleh meningkatnya produksi gula pada daging buah. •
KADAR AIR Tahap akhir pematang benih/buah adalah proses biokimia pada
pembentukan cadangan protein dan hormon serta dehidrasi (pada benihbenih ortodoks). Kadar air pada benih tergantung pada jenis dan kondisi lingkungan. Benih rekalsitran berkadar air relatif tinggi, sekitar 25 – 30%. Benih ortodoks relatif kering, dapat mencapai 5-10% selama proses pematangan. •
PISAHNYA BIJI DARI BUAH Proses terpisahnya benih dari buah (pada tipe buah polong)
merupakan
tanda
bahwa
buah/benih
telah
masak.
Proses
tersebut
dipengaruhi oleh terjadinya dehidrasi yang terjadi pada buah/benih, sehingga polong menjadi terbuka dan benih terpisah dari polong. Sedangkan untuk jenis konifer, proses dehidrasi akan menyebabkan terbukanya sisik. •
RONTOK Buah yang telah mengalami proses fisiologis yang sempurna, maka
akan terlepas dari tangkai buah. Biasanya apabila tidak terjadi hambatan atau
kejadian yang menyimpang dari proses fisiologis pematangan buah, maka buah yang jatuh dari pohon dapat dijadikan indikator buah tersebut telah masak. Kriteria matang buah secara morfologis •
Warna Kulit merah mengkilat atau kuning atau cerah
•
Daging buah empuk atau kulit keras atau mengering , berenas
•
Rasa manis
•
Memiliki bobot basah tertinggi atau bobot kering tertinggi Kriteria kebersihan biji hasil ekstraksi
•
Biji bersih dari bagian buah lainnya(daging,kulit,air)
•
Biji bersih dari zat inhibitor(penghamabat tumbuh)
•
Bersih dari kotoran biji yang terbawa pada waktu panen
•
Bersih dari biji tanaman lain
•
Biji tidak rusak yang diakibatkan dari proses ektraksi atau panen
•
Persentase rendemen tinggi. Rendemen Biji Rendemen biji adalah berat bersih biji setelah diekstraksi. Rumus rendemen
BERATBIJI BERATBUAH
X 100
Macam-macam Kualitas Buah •
RENDAH Ciri-cirinya – Buah belum matang morfologis atau fisiologis – Warna masih hijau tua kekuningan – Rasa masih masam – Bentuk buah tidak seragam – Tidak keluar aroma khas
•
SEDANG – Buah sudah matang morfologis tapi belum sempurna – Warna sudah berubah kuning kemerahan – Rasa manis asam – Bentuk buah sempurna – Kulit sudah mengkilat – Mengeluarkan aroma khas tapi tidak kuat
•
BAIK – Buah sudah matang fisiologis – Warna sudah merah atau orange – Rasa manis – Bentuk buah sempurna dan seragam – Mengeluarkan aroma yang kuat – Kulit terang atau sudah pecah
Prosedur Ekstraksi
Pemilihan Metode Ekstraksi
Pemilihan metode perontokan yang digunakan dapat didasarkan pada salah satu perkembangan metode antara lain sebagai berikut: Skala Produksi Benih yang dipanen dalam jumlah banyak berhubungan dengan waktu dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk perontokan, sehingga setelah benih dipanen harus segera dirontokkan agar kerusakan benih dapat dihindari. Biaya Tenaga Kerja Semakin sedikit tenaga kerja yang tersedia, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut semakin tinggi. Sarana dan Prasarana Tidak semua penangkar benih atau produksi benih memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Modal Modal dibutuhkan untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam membantu mempercepat proses perontokkan Kerusakan Benih tidak selalu harus dipanen pada saat masak fisiologis. Ada banyak penangkar benih yang memanen benih pada saat masak morfologis, karena lebih mudah ditengarai dan untuk menentukan saat masak
fisiologis
dibutuhkan
keahlian
khusus
dan
peralatan
laboratorium sehingga harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sifat Benih Pemilihan metode perontokan harus sesuai dengan struktur benih agar kerusakan akibat proses perontokan dapat dicegah. Berdasarkan Sifat Buah Dry Seed (buah batu)
Buah jenis ini saat benih mulai masak kadar airnya sudah agak rendah, karena benih sudah mulai mengering pada tanaman induknya sebelum dipanen. Misal: brassica (kobis), letture (slada), beans (kacangkacangan) dan onion (bawang merah). Fleshy Fruit (buah berdaging) Sebelum benih dipisahkan/diekstraksi, buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah menjadi masak. Contoh: chilli (lombok), okro, bitter gourd (pare) Wet fleshy fruit (buah berdaging dan berair) contoh : tomat
•
Persiapan Jika benih dipanen dengan metode tebas batang, setelah panen buah dijemur atau dikeringkan dengan cara menggantung di lapang(Buah batu) Sebelum dirontokan, perlu dibuang terlebih dahulu bagian tanaman lain agar tidak tercampur dengan benih. Peningkatan suhu harus dihindarkan pada hasil panen agar terhindar dari kerusakan-kerusakan.
•
Ekstraksi Ekstraksi /Perontokan dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok Kering dan Basah: Ekstraksi Kering : Dilakukan pada buah yang bersifat keras.
a). Metode Manual Dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: Dengan tangan (Hand Treshing) Jika jumlahnya tidak sangat banyak, maka perontokan dapat dilakukan dengan tangan, mengupas kulit buah lalu memipil benihnya, contoh: jagung, dan kacang-kacangan. Dengan Tongkat Pemukul (Breating Methode) Buah hasil panen dihamparkan pada laintai yang relatif lunak/tanah yang telah dilapisi anyaman bamboo. Tongkat dipukul-pukul pada hamparan buah. Pemukulan jangan terlalu keras agar terhindar dari kerusakan dan kecacatan benih. Dengan Hewan Metode ini dilakaukan untuk tanaman kedelai dan kacang hajau. Hewan yang biasa digunakan adalah sapi atau kerbau. Menggilas dengan roda karet.
b). Metode Mekanis (Mechanical Threshing) Perontokan yang dilakukan dengan menggunakan mesin perontok dibedakan menjadi dua macam metode Standard Thresher Digunakan untuk merontokan beberapa jenis benih (serealia dan kacangkacangan) Plot Thresher Merupakan mesin perontok yang dirancang khusus untuk komoditas atau jenis benih tertentu. Kapasitasnya relatif kecil. Perbedaannya antara lain adalah: standard thresher jika akan digunakan perlu diatur terlebih dahulu untuk menyesuaikan dengan benih yang akan dirontokkan.
Ekstraksi Basah dilakukan untuk buah berdaging serta buah berdaging dan berair Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan inhibitor, adalah sebagai berikut : a). Pencucian benih Setelah benih dipisahkan dari daging buahnya, benih dicuci dengan air hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai atara lain dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Contoh: pada benih mentimun, terung, cabe, melon, pare. b). Fermentasi Benih yang telah dipisahkan dari bagian daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, kemudian wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Selama fermentasi, bubur perlu diaduk untuk memisahkan benih dari massa bubur dan mencegah tumbuhnya cendawan. Setelah fermentasi benih disaring, dicuci sampai bersih dengan air sampai permukaan benih tidak licin lagi, lalu dikeringkan sampai diperoleh kadar air tertentu sesuai ketentuan. c). Metode mekanis Hanya digunakan dalam skala produksi benih yang besar jumlahnya d). Metode kimiawi Bila kondisinya beriklim sedang/dingin, untuk mempercepat proses fermentasi dapat digunakan zat kimia antara lain : HCl 35% (dosis 5 liter HCL 35% dicampur 100 liter air). Keuntungan dari metode kimiawi :
Proses berlangsung cepat
Dapat mencegah terjadinya pembusukan yang dapat memepengaruhi kualitas benih
Tidak menyebabkan terjadinya perubahan warna benih
Pengurangan Kadar Air Dalam hal pengeringan, terdapat 2 (dua) hal yang harus diperhatikan, yaitu proses penurunan KA benih yang sudah masak serta peningkatan pemasakan buah (buah yang tua, tetapi belum mature). Oleh karena itu, untuk benih-benih yang diunduh, tetapi belum masak maka harus dilakukan pemeraman terlebih dahulu. Pemeraman dapat dilakukan dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Lingkungan selama periode pemeraman ini penting diperhatikan dalam usaha mengontrol proses fisiologisnya. Buah ditempatkan pada suhu udara normal, di daerah tropis diantara 20 dan 30 C. Tingkat kelembaban pertama kali tinggi, tetapi secara bertahap dikurangi selama proses berlangsung. Kadar air tinggi selama perawatan awal dan menyebabkan benih rentan terhadap serangan jamur perusak. Ventilasi yang memadai membatasi kerusakan tersebut, tetapi dapat beresiko menyebabkan benih terlalu kering. Benih-benih yang dikeringkan adalah benih yang termasuk kedalam jenis
ortodoks.
Pengeringan
benih
dilakukan
sebagai
upaya
untuk
menurunkan kadar air (KA untuk mendukung proses perkecambahan optimal). Untuk benih-benih rekalsitran, maka tidak diperlukan proses pengeringan. Hal ini dengan landasan bahwa benih rekalsitran apabila diturunkan KA-nya akan mengakibatkan embrio menjadi mati, sehingga benih menjadi tidak berkecambah. Dalam hal pengeringan, harus diperhatikan tujuan akhir pengkondisian kadar air benih. Biasanya kadar air yang direkomendasikan untuk benih ortodoks adalah 6-8% (apabila benih akan disimpan tidak dalam jangka panjang). Sedangkan untuk benih ortodoks yang akan disimpan cukup lama, maka pengkondisian kadar air dapat mencapai 24%. Teknik pengeringan dapat dilaksanakan dalam beberapa cara. Teknik tersebut akan sangat tergantung kepada peralatan maupun sarana-prasarana yang dimiliki. Teknik yang dapat direkomendasikan dengan menimbang efektifitas dan efisiensi adalah dengan cara menjemur di bawah terik matahari, dikeringudarakan (diangin-anginkan) atau dengan cara pengkondisian pada suhu tertentu di suatu ruangan. Pemilihan teknik-teknik tersebut akan sangat tergantung juga kepada proses penggunaan benih (apabila benih akan cepat
digunakan,
maka
teknik
penjemuran
merupakan
teknik
yang
direkomendasikan). Teknik penjemuran yang dilakukan di bawah cahaya matahari dapat mempercepat penurunan KA benih, apabila kondisi cuaca memungkinkan. Sedangkan apabila dihadapkan kepada kondisi cahaya yang kurang baik, maka teknik ini akan mengakibatkan meningkatkan KA benih. Oleh karena itu, teknik yang dipilihpun akan tergantung juga kepada kondisi lingkungan setempat. Selain untuk tujuan penyimpanan, kegiatan pengeringan bertujuan juga untuk menghindari terjadinya serangan jamur terhadap benih. Benih dengan KA tinggi akan lebih rentan untuk diserang jamur. Hal yang harus diperhatikan dalam rangka menjaga identitas benih yang ditangani, maka dalam proses pengeringan harus tetap menjaga fisik benih berdasarkan identitas masing-masing (identitas dapat secara individu pohon induk, lot induk superior maupun lot sumber benih).
Lembar Kerja Pendahuluan Ekstraksi/Prontokan adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah panen. Dimana perontokan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai prosedur
karena akan memepengaruhi kualitas benih dan penyimpanan benih. Ekstraksi ada Ektraksi proses basah dan Ekstraksi proses kering Tujuan Peserta diklat memisahkan benih dari daging buah/kulit buah secara basah dan kering Alat dan Bahan Kegiatan 1 - Sistem Basah a. Wadah/drum yang tidak koposif dengan asam b. Tampah c. Pisau d. Sarung Tangan Karet e. Timun yang telah masak fisiologis Kegiatan 2 - Sistem Kering a. Kacang panjang yang telah masak fisiologis b. Plastik untuk alas benih Keselamatan Kerja Gunakan alat dan bahan dengan hati-hati dan sesuai prosedur agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Langkah Kerja Kegiatan 1 a. Setiap alat dan bahan yang akan digunakan dalam prosesing benih timun secara basah b. Kumpulkan timun yang telah masak fisiologis dalam suatu tempat dan wadah tertentu c. Belah dua ujung timun dan kemudian belah melintang lalu masukan dalam wadah/drum yang telah diisi air bersih d. Setelah semua timun dimasukkan dalam wadah, tutup wadah tersebut dan biarkan kurang lebih 3-5 hari. Selama perendaman/proses fermentasi, harus diaduk (supaya kulit/daging terkelupas). e. Setelah 3-5 hari, lakukan pencucian dengan menggunakan tampah berikut air dalam drum berulang-ulang sampai air bersih dan benih tidak licin. f. Selama pencucian akan terpisah biji yang beruas dan biji hampa. g. Jemur/keringkan benih yang sudah bersih hingga mencapai kadar air yang ditentukan h. Catatlah hal-hal yang berkaitan dengan proses tersebut di atas yaitu: Berapa berat buah timun yang dipanen masak fisiologis Apa yang terjadi setelah timun direndam kurang lebih 3-5 hari
Timbanglah benih yang sudah bersih dan kering i. Diskusikan dan buatlah kesimpulan. Kegiatan 2 a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk prosesing benih
kacang panjang secara kering b. Jemur kacang panjang sampai kering c. Setelah kering, kupaslah sampai benih terpisah dari kulitnya d. Setelah terkupas semua, jemurlah benih kacang panjang sampai tercapai kadar air tertentu e. Catatlah hal-hal yang berkaitan dengan proses tersebut di atas yaitu: Berapa berat kacang panjang yang dipanen masak fisiologis Bagaimana cara memisahkan benih dari kulitnya Timbanglah benih yang sudah bersih dan kering f. Diskusikan dan buat kesimpulan.
Kompetensi Dasar 2: Melakukan Sortasi Benih a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
o Siswa
mampu
menyebutkan
ciri-ciri
benih
yang
baik
berdasarkan ciri fisik dan morfologisnya (bernas, utuh, warna cerah, ukuran normal, aroma netral) o Siswa mampu mensortasi benih b. Uraian Materi Sortasi adalah kegiatan penanganan benih untuk memisahkan produk utama dari bahan pencampur (pengotor).
CIRI-CIRI BENIH BAIK SECARA FISIK a. Benih bersih dari kotoran Benih
berstandar menghendaki tingkat kebersihan
yang
tinggi
terhadap benih tanaman lain, gulma, kotoran dari sisa-sisa bagian tanaman lain, butiran tanah, pasir dan kerikil. Benih bersih berati benih yang Terbebas dari segala kotoran termasuk dari tercampurnya dengan tanaman lain dan gulma. b. Benih berisi atau bernas Benih bernas adalah benih yang berisi atau tidak hampa. Untuk mengetahui secara pasti dari benih bernas dapat melalui penimbangan benih. Jika ditimbang menunjukkan berat benih standar maka benih tersebut baik, dapat juga melalui perendaman pada air, jika benih terendam berarti benih bernas. Namun ada jenis-jenis benih tertentu walaupun terapung benih tersebut tetap bernas. c. Warna benih cerah Warna benih dapat mengidentifikasikan kualitas suatu benih, terutama untuk mengetahui lamanya benih disimpan dan tingkat kesehatan benih dari penyakit. Benih yang baik, dapat menunjukkan warna kulit benih cerah atau terang sesuai dengan warna aslinya. Benih yang disimpan dalam lingkungan yang tidak terkendali dan yang terkontaminasi dengan patogen akan memberikan warna yang lebih kusam dibandingkan aslinya. d. Ukuran benih normal dan seragam Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir benih. Benih yang baik adalah benih yang memiliki ukuran normal, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Selain ukuran normal, benih harus memiliki keseragaman dalam ukuran. Benih berukuran normal dan seragam
merupakan benih yang berkualitas karena memiliki struktur embrio dan cadangan makanan yang cukup sehingga dapat melanjutnya kehidupannya. Setelah benih dirontokan/diekstraksi dan dikeringkan, kualitas benih dilihat dari segi kemurnian benih mengalami penurunan sehingga belum memadai untuk disertifikasi. Hal tersebut disebabkan benih masih tercampur dengan benda asing-benda asing yang berasal dari bagian buah berupa bagian tanaman biji dari varietas lain, gulma dan benda asing lain yang terbawa pada waktu panen, perontokan benih yang rusak dan benih yang tidak sesuai dengan deskripsi pada proses pengeringan benih. Campuran yang terdapat pada benih dapat berupa materi yang memiliki ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari benih. Oleh karena itu benih perlu dipisahkan/dibersihkan dari benda asing tersebut. Untuk memisahkan benda asing yang tercampur dengan benih, dapat dilakukan secara manual ataupun secara mekanis. 1). Proses Sortasi/pemisahan Proses pemisahan benda asing ini dilakukan secara bertahap. Tahapan-tahapan kegiatan tersebut adalah: a). Precleaning Setelah perontokan/ekstraksi dapat terjadi benih tercampur dengan benda asing yang relatif besar. Dikhawatirkan benda asing tersebut dapat mengganggu kerja mesin yang akan digunakan dalam proses selanjutnya, antara lain dapat
menyumbat/menutup conveyor atau saringan. Oleh karena itu, pada tahap ini yang dipishkan hanyalah benda asing yang berukuran relatif lebih besar daripada ukuran benih. Proses ini biasanya disebut sebagai Scalping. Dengan demikian,
apabila
berdasarkan
pengamatan
tidak
tampak
adanya
materi/benda asing yang relatif lebih besar, maka proses ini tidak perlu dilakukan. b). Basic Cleaning Mesin yang digunakan dalam tahap ini secara prinsip adalah sama dengan mesin yang digunakan dalam tahap precleaning, akan tetapi saringan yang ada berukuran lebih halus. Pelaksanaan tahapan ini bertujuan untuk memisahkan materi yang masih tercampur dengan benih setelah proses precleaning. c). Post Cleaning Tahapan kegiatan ini dilakukan apabila setelah proses basic cleaning masih terdapat benda asing yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama dengan benih, sehingga tidak dapat dipisahkan melalui tahapan kegiatan basic
cleaning. Dengan demikian diperlukan mesin yang dapat digunakan untuk memisahkan materi tersebut dari benih, misalnya pemisahan yang dilakukan berdasarkan warna, berat jenis benih serta ukuran secara lebih teliti. Proses ini biasa disebut sebagai proses separation and grading. Apabila benih selesai diproses hingga tahap ini, maka akan memiliki persentase kemurnian benih yang sangat tinggi dan hal ini hanya dilakukan pada kelas-kelas benih tertentu saja,misalnya kelas breeder seed, foundation seed, dan stock seed. 2). Metode Sortasi Proses sortasi benih ini dapat dilakukan melalui beberapa metode sebagai berikut. a). Screen cleaning Dalam metode ini, pemisahan materi yang tercampur dengan benih dilakukan dengan menggunakan ayakan (screen) yang dibuat dari lempeng logam atau kawat dengan ukuran dan bentuk lubang yang berbeda-beda (bulat, lonjong,persegi empat, dan segi tiga) tergantung pada benih yang akan diproses. Pada pemilihan ayakan yang akan digunakan, perlu diperhatikan ukuran dan bentuk lubang ayakan yang harus lebih kecil daripada ukuran benih yang akan dibersihkan. Dengan demikian, benda asing yang berukuran lebih kecil daripada benih akan dapat lolos ayakan, sedangkan benih akan tertinggal di ayakan. Adapun ayakan yang digunakan dalam pemisahan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Berdasarkan jenis benda asing Berdasarkan jenis benda asing, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut : Metal (zinc, brass, stainless steel) Wire mesh (gauze) Wood, biasa digunakan untuk buah dan umbi. Sementara, untuk benih yang mudah rusak, apabila digunakan ayakan dari metal atau wire mesh, harus dilapisi terlebih dahulu dengan karet untuk mencegah kerusakan benih. Berdasarkan bentuk Berdasarkan bentuk, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut : Datar Lengkung Berdasarkan lubang Berdasarkan lubang, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut :
Persegi (square) Bulat (round) Lonjong (oblong) Segi Tiga (triangular) Pada mesin cleaning, ayakan yang digunakan adalah lebih dari satu dan bersusun, sehingga dapat digunakan untuk memisahkan berbagai macam bentuk dan ukuran benda asing yang tercampur benih b). Sortasi/pemisahan benih dengan aliran udara Metoda ini merupakan metode tradisional yang telah lama digunakan di Indonesia. Metoda ini dilakukan menggunakan nyiru dengan hembusan udara (angin) untuk membuang benda asing yang relatif ringan. Di samping itu dapat dilakukan pula dengan cara menjatuhkan benih dari ketinggian tertentu di tempat terbuka, sehingga pada waktu benih jatuh benda asing yang ringan akan terbawa oleh aliran angin. Dari dasar pemikiran tersebut, maka kemudian diciptakan peralatan yang lebih praktis, antara lain sebagai berikut: Winnower machine Winnower merupakan alat pembersih benih yang paling sederhana. Secara prinsip, alat ini bekerja dengan menggunakan aliran udara yang berasal dari blower, untuk memisahkan benda asing-benda asing yang ringan/halus, misalnya potongan bagian tanaman atau debu yang halus. Sementara benda asing yang relatif berat tidak dapat dipisahkan dengan alat ini. Dengan demikian alat ini hanya dapat digunakan sampai pada tahapan basic cleaning. Meskipun demikian, untuk benih kelas tertentu pembersihan benih dengan alat ini dipandang cukup memadai. Clipper (the air screen cleaner) Untuk dapat memisahkan benda asing yang relatif berat dan tidak terbawa oleh udara, maka dibuatlah clipper. Clipper merupakan suatu alat pembersih benih yang telah dimodifikasi dan disebut air screen cleaner . Alat ini merupakan alat yang banyak digunakan untuk membersihkan benih dan dapat digunakan untuk semua jenis benih. Meskipun demikian apabila diperlukan benih dengan persyaratan tingkat kemurnian yang lebih tinggi, maka masih diperlukan alat lain. Alat ini dapat digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan ukuran, bentuk, dan berat jenis benih. Saringan yang digunakan pada alat ini terdiri atas satu set ayakan dengan bentuk lubang dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada bentuk dan ukuran materi
yang tercampur serta bentuk benih yang akan dibersihkan. Sementara, aliran udara yang dialirkan hanya dapat membuang benda asing materi yang ringan.
Gambar : Air Screen cleaner
Keterangan : x : Correct seed Straw stalks Dust sand Empty seed Chaff Weed and other seed Meskipun demikian, alat ini belum dapat digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan panjang benih. Sehingga masih diperlukan alat lain yang dapat memisahkan benih berdasarkan panjang benih. Pada saat menggunakan air screen cleaner ini, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut : Kecepatan aliran udara yang dialirkan kedalam alat. Kombinasi, susunan, dan ukuran saringan yang digunakan. Kecepatan gerakan saringan. c).
Alat
pemisah
benih
berdasarkan
panjang
(cleaning
bylength
separetion) Benih yang dibersihkan dengan air screen cleaner, sering kali masih tercampur dengan materi yang tidak diinginkan dan harus dipisahkan berdasarkan panjangnya. Oleh karena itu, dapat digunakan alat antara lain yang berupa clynder separator. Cylinder separator ini terdiri atas 2 buah silinder yang terbuat dari bahan metal (logam), terdapat cekungan dengan ukuran tertentu. Adapun cekungan tersebut dinamakan cell atau identation, yang berfungsi untuk menangkap benda asing yang akan dipisahkan. Sementara, di sebelah dalam
terdapat silinder setengah lingkaran, yang berfungsi untuk mengumpulkan benih atau benda asing.
Gambar. Cylinder separator
Dalam penggunaan alat ini, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : Benih berbentuk bulat (bundar) Untuk memisahkan benda asing yang tercampur dengan benih yang berbentuk bundar, maka ukuran cell harus lebih kecil daripada ukuran benih. Dengan demikian, yang tertangkap dalam cell hanyalah benda asing atau campuran yang akan dibuang (dipisahkan). Sedangkan benih akan terkumpul dalam silinder yang terdapat ditengah.
Gambar : Cylinder separator untuk benih bulat
Benih berbentuk lonjong (panjang) Untuk memisahkan benda asing yang tercampur dengan benih yang berbentuk panjang, maka ukuran cell harus sama atau lebih besar daripada ukuran benih yang akan dibersihkan. Dengan demikian, hanya benih saja yang terperangkap, sedangkan materi atau benda asing akan jatuh dan terkumpul di silinder yang terdapat di tengah.
d). Alat pemisah benih berdasarkan berat jenis dan sifat permukaan Pada waktu memproses benih, kadang-kadang didapati benda asing yang memiliki ukuran dan bentuk yang hampir sama dengan benih yang akan dipisahkan. Dengan demikian, untuk memisahkan benda asing tersebut tidak dapat digunakan air screen cleaner atau intended cylinder separator. Untuk memisahklan
benda asing
tersebut, harus digunakan
alat yang
dapat
memisahkan benda asing berdasarkan berat jenis. Di samping itu, alat ini diharapkan juga dapat memisahkan benih dari beberapa benda asing sebagai berikut : Benih yang terserang hama Benih yang terserang hama, biasanya masih mempunyai ukuran yang sama dengan benih yang sehat. Namun karena endosperm/embrionya telah habis dimakan hama atau rusak, maka berat jenisnya menjadi lebih ringan. Benih yang terserang cendawan atau busuk Benih yang terserang cendawan atau mengalami pembusukan, biasanya juga masih memiliki ukuran yang sama, namun berat jenisnya berbeda Benih hampa Benih yang hampa, meskipun memiliki ukuran yang sama, namun berat jenisnya lebih rendah daripada benih yang bernas/padat berisi (plumbness) Partikel-partikel tanah Partikelir-partikelir tanah, kadang-kadang memiliki ukuran yang sama dengan benih, namun umumnya memiliki berat jenis yang lebih besar daripada benih. Biji lain Biji lain, sering kali juga dapat memiliki ukuran yang sama dengan benih yang akan dibersihkan. Meskipun demikian, jarang yang memiliki berat jenis yang sama. Adapun alat yang dapat digunakan untuk memisahkan benih dan benda asing berdasarkan berat jenisnya, antara lain adalah gravity separator.
Gambar: Prinsip kerja alat Gravity Separator
Alat ini terdiri atas lempeng yang berlubang-lubang dan dapat digerakan (seperti gerakan mengayak). Kemudian, dari bagian bawah alat tersebut dialirkan udara dengan tekanan tertentu. Sebagai akibat dari kombinasi kedua gerakan tersebut, maka akan terjadi pemisahan benda asing dari benih. Kombinasi kedua gerakan tersebut, akan mendorong benda asing yang mempunyai berat jenis lebih besar daripada benih, ke arah kanan. Merawat benih hasil sortasi 1. Mengemas benih a. Tujuan Tujuan kegiatan pembelajaran setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik mampu : 1). Menyiapkan bahan pengemas benih sesuai persyaratan teknis 2). Menimbang benih sesuai ukuran yang dikehendaki konsumen 3). Mengemas benih sesuai persyaratan teknis 1). Menyiapkan bahan pengemas benih Pengemasan benih merupakan kegiatan untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam penyimpanan dan pemasaran, sehingga pada saat benih ditanam tetap terjamin daya tumbuh dan daya kecambahnya secara normal. Adapun tujuan pengemasan benih secara umum untuk: Memudahkan Pengelolaan benih. Memudahkan transportasi benih waktu pemasaran Memudahkan penyimpanan benih dengan kondisi yang memadai. Mempertahankan persentase viabilitas benih Mengurangi deraan (tekanan/pengaruh) alam Mempertahankan kadar air benih Bahan pengemas benih yang digunakan dipilih dari bahan yang dapat mencegah terjadinya peningkatan kadar air benih. Peningkatan kadar air benih merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan laju deteriorasi (kemunduran benih)
dalam penyimpanan sehingga diperlukan bahan pengemas benih yang dapat menghambat perubahan kadar air benih. Selain itu bahan pengemas benih yang digunakan juga harus memenuhi beberapa persyaratan lain, yaitu Mampu menahan masuknya uap air di dalam kemasan Mampu menahan masuknya air di dalam kemasan Mampu menahan pertukaran gas-gas Mudah didapat, bahannya cukup kuat, dan tidak beracun Harga memadai, tidak terlalu mahal Mudah/dapat dicetak untuk logo, merk, atau keterangan lain (a)
Macam-macam bahan pengemas benih
Bahan pengemas yang digunakan untuk mengemas benih ada banyak macamnya. Bahan pengemas benih secara umum dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan sifatnya, yaitu bahan pengemas benih yang porous dan bahan pengemas benih yang kedap uap air. Bahan pengemas benih yang porous biasanya digunakan untuk mengemas benih yang masa simpannya pendek atau disimpan pada kondisi dingin dan kering. Bahan pengemas benih yang kedap uap air digunakan untuk mengemas benih yang masa simpannya lama/panjang (sampai musim tanam berikutnya) dan memerlukan perlindungan dari pengaruh kelembaban yang tinggi agar viabilitas dan vigor benihnya dapat dipertahankan tetap tinggi. Sedangkan berdasarkan jenisnya bahan pengemas benih yang biasa dipakai, antara lain : Bahan pengemas karung Karung yang digunakan untuk bahan pengemas benih biasanya berupa karung goni yang terbuat dari benang rami berkualitas tinggi dalam berbagai bentuk rajutan. Bahan pengemas benih karung juga bisa berupa karung kain dari bahan kain sprai, kain cetak drill, osnaburg, dan bahan tanpa lipatan. Bahan osnaburg dan bahan tanpa lipatan dapat digunakan berulang kali untuk penyimpanan benih yang telah diolah. Bahan kain katun hanya digunakan sekali untuk penyimpanan benih yang telah diolah. Bahan pengemas benih dari karung ini termasuk bahan pengemas yang porous dan tidak kedap air/uap air. Bahan pengemas kertas Kertas yang digunakan secara meluas untuk pengemasan benih berasal dari bahan kertas sulfit atau kertas kraft yang diputihkan. Pemutihan kertas tersebut dengan cara dilapisi tanah liat yang sangat putih agar dapat dicetak. Kantong kertas ini dirancang untuk menyimpan sejumlah benih tertentu bukan untuk melindungi viabilitas benihnya. Bahan pengemas kertas termasuk dalam golongan bahan pengemas benih yang porous. Bahan Pengemas Plastik
Plastik yang digunakan untuk bahan pengemas benih kebanyakan berasal dari bahan polyethylene. Bahan polyethylene termasuk bahan pengemas benih yang kedap uap air. Bahan polyethylene dipilih yang memiliki daya rentang tinggi sehingga memiliki ketahanan yang sangat besar terhadap kebocoran. Bahan polyethylene yang bening dan putih mudah ditembus cahaya sehingga lamakelamaan mudah menjadi rusak jika terkena sinar matahari langsung atau radiasi sinar ultraviolet. Kerusakan tersebut dapat diperlambat dengan mencampurkan dalam lapisan karbon hitam atau pigmen lain yang mudah menyerap sinar ultraviolet. Bahan pengemas plastik polyethylene termasuk bahan pengemas yang kedap air/uap air. Bahan pengemas alumunium foil Alumunium foil sering digunakan pada lapisan gabungan dan lapisan terpisah dalam pengemasan benih. Lapisan alumunium foil sendiri dapat digabung dengan bahan lain untuk pengemasan benih sehingga menghasilkan kombinasi bahan pengemas yang memiliki hampir semua sifat bahan pengemas yang diinginkan. Penggabungan alumunium foil dengan berbagai bahan pengemas lain, seperti kertas atau lapisan plastik akan memberikan hambatan yang efektif terhadap pertukaran uap air dan gas. Bahan pengemas alumunium foil termasuk bahan pengemas yang kedap air/uap air. 2). Menimbang benih Alat untuk menimbang benih sebelum dilakukan pengemasan biasanya menggunakan timbangan tepat atau timbangan analitik. Timbangan tepat biasanya berupa neraca Ohauss dengan tingkat ketelitian hasil penimbangan mencapai 10 miligram. Sedangkan timbangan analitik mempunyai tingkat ketelitian hasil penimbangan mencapai 0,1 miligram. Timbangan tepat biasanya digunakan untuk menimbang jenis-jenis benih yang berukuran besar dan timbangan analitik digunakan untuk menimbang benih yang berukuran kecil. Penimbangan benih ini bertujuan untuk menentukan berat bersih benih yang akan dikemas sesuai dengan ukuran kemasannya dan ukuran yang dikehendaki oleh konsumen. 3). Mengemas benih Cara-cara pengemasan benih dalam kemasan harus memperhatikan cara-cara pengemasan yang baik dan terjamin untuk mempertahankan kualitas benih selama penyimpanan. Dengan cara-cara pengemasan benih yang benar diharapkan pada saatnya benih itu ditanam tetap terjamin daya tumbuh atau daya kecambahnya secara normal. Penyimpanan Benih Ruang penyimpanan benih harus memenuhi persyaratan antara lain kedap air dan uap air, mampu menahan aliran panas udara (insulasi), dapat memberikan
pendinginan
(refrigerasi),
serta
dapat
memberikan
pengeringan
udara
(dehumidifikasi). 2. Hal-hal yang diperhatikan dalam menyiapkan ruang penyimpanan benih yaitu suhu ruang penyimpanan, kelembaban relatif ruang penyimpanan, pencahayaan ruang penyimpanan, dan kebersihan ruang penyimpanan. 3. Pemberian kode pada benih dimaksudkan untuk memberikan identitas pada masing-masing lot benih dengan mencantumkan nama species lengkap dengan kultivar atau jenis varietasnya, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, persentase daya hidup benih, kemurnian benih, kadar air benih, dan perlakuan benih. 4. Ruang/gudang penyimpanan perlu memperhatikan beberapa prinsip serta perlakuan-perlakuan
yang perlu diterapkan sesuai dengan
penyimpanan
benihnya diperuntukkan untuk kategori benih bersertifikat, benih yang disimpan lebih dari dua musim dan benih dasar, atau benih penjenis dan germ plasm. Lingkungan gudang berpengaruh terhadap mutu fisik benih meliputi kemurnian benih, kadar air benih, dan mencegah kerusakan mekanis benih serta mutu fisiologis benih meliputi daya kecambah benih dan kekuatan tumbuh (vigor) benih.
Kompetensi Dasar 3: Memberi Perlakuan Benih c. Tujuan Kegiatan Pemelajaran o Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis perlakuan benih secara fisik, kimia, dan biologi. o Siswa Mampu memberi perlakuan pada benih d. Uraian Materi Perlakuan benih adalah suatu tindakan terhadap benih dengan maksud untuk memecah dormansi atau melindungi benih dari pengaruh lingkungan •
Tujuan dari perlakuan benih antara lain :
a. Untuk mempercepat terjadinya proses Perkecambahan b. Untuk mematahkan dormansi benih c. Untuk mencegah adanya patogen yang Terbawa benih d. Dapat disimpan lama Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya benih untuk berkecambah,diantaranya adalah : a. Benih terinfeksi patogen b. Benih mengalami dormansi TEKNIK PERLAKUAN BENIH a. Perlakuan mekanis
Umumnya perlakuan mekanis dipergunakan untuk memecahkan benih yang mempunyai kulit benih bersifat impermiabel terhadap air dan oksigen serta kulit benih yang terlalu keras menyebabkan resistensi mekanis. Adapun cara yang dapat dilakukan dengan perlakuan mekanis antara lain ; mengikir, menggosok kulit benih dengan ampelas, melubangi kulit benih dengan pisau dan menggoncang benih. Contoh : perlakuan benih kemiri yang memiliki kulit tebal dan keras, yang bersifat impermeable terhadap air dan udara. Sebelum dikecambahkan perlu digosok dengan kertas amplas pada bagian kulitnya. b. Perlakuan kimia Perlakuan kimia adalah perlakuan dengan menggunakan bahan kimia. Maksud dari perlakuan kimia ini adalah : Untuk menjadikan agar kulit benih menjadi lebih lunak sehingga mudah dilalui air pada waktu penyerapan. Untuk mencegah atau memberantas patogen yang terbentuk oleh benih. Contoh : Benih sweet potato direndam dalam larutan asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum ditanam Benih jagung sebelum disimpan diberi fungisida ridomil dengan konsentrasi 100 gram benih/1 gram fungisida. c. Perlakuan fisis Perlakuan fisis adalah perlakuan yang dilakukan terhadap benih dengan memberi tindakan yang bersifat fisis. Perlakuan fisis ini dapat dilakukan dengan cara : Perendaman dengan air panas Benih dimasukkan ke dalam air panas dan dibiarkan sampai menjadi dingin selama beberapa waktu tertentu, agar kulit menjadi lunak sehingga mudah dilalui air dan udara. Contoh : benih sengon (albasia) direndam pada air mendidih selama 10-15 menit, kemudian diangkat dan dikecambahkan. Kompetensi Dasar 4: Melakukan Penyemaian a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran o Siswa mampu menyebutkan prinsip-prinsip penyemaian. o Siswa Mampu melakukan penyemaian b. Uraian Materi Banyak cara untuk melakukan penanaman benih dalam budidaya tanaman, selain disemai langsung tumbuh jadi bibit dapat juga melalui proses perkecambahan terlebih dahulu. Adapun tujuan dilakukannya perkecambahan benih ini, antara lain : 1. Untuk mengetahui persentase benih yang tumbuh
2. Untuk memisahkan benih yang tumbuh baik dan cepat dengan pertumbuhan yang lemah dan lambat 3. Untuk memperoleh pertumbuhan bibit yang seragam. Proses berkecambahnya benih, ditandai dengan munculnya radicula
(calon akar) dan plumula yang tumbuh normal dalam jangka
waktu tertentu sesuai dengan karakteristik dari masing-masing benih. Salah satu syarat benih dapat berkecambah dengan baik apabila media yang digunakan cocok untuk pertumbuhannya. Media yang baik untuk perkecambahan benih apabila memenuhi beberapa syarat antara lain :
Tidak mengandung racun
Mudah menyerap air dan melepaskan kelebihan air
Memiliki pH netral
Bebas hama dan penyakit
Memiliki aerasi yang cukup Untuk mendapatkan media perkecambahan sesuai dengan syarat
tersebut, maka bahan media yang dapat digunakan adalah kertas buram, koran, kertas saring, tissue, pasir, tanah, batu merah dan lain-lain. Sedangkan wadah sebagai tempat perkecambahan dapat digunkan kotak plastik/nyiru, bedengan pembibitan dan lain-lain. Dilihat dari jenis dan ukurannya benih dapat dikecambahkan dengan cara sebagai berikut : a. Perkecambahan benih kecil Untuk mengecambahkan benih yang berukuran kecil seperti benih semangka, sengon, labu siam dan lain-lain, dapat dilakukan pada media kertas, koran, tissue dan kain dengan cara dihamparkan di atas atau di antaranya. Untuk benih yang tidak suka cahaya menggunakan cara pengecambahan di antara kertas atau kain, sedang untuk benih yang membutuhkan banyak cahaya dikecambahkan di atas hamparan kertas.
b. Perkecambahan benih besar Untuk mengecambahkan benih yang berukuran besar seperti kopi, karet, durian dapat dilakukan dengan menggunakan media semai pasir atau tanah yang ditempatkan dalam wadah bak
perkecambahan
pembibitan.
Untuk
atau
bedengan melakukan
perkecambahan pada benih besar harus melihat bentuk struktur benih. Untuk setiap
benih memiliki bentyuk benih berbeda sehingga pada waktu meletakkan benih yang dilihat posisi benih, dapat berdiri, miring dan lain-lain.
c. Penyemaian kecambah Benih yang telah berkecambah agar dapat tumbuh dengan baik menjadi bibit, maka perlu dilakukan penyemaian. Penyemaian kecambah merupakan suatu cara untuk menyemai kecambah agar tumbuh dan berkembang menjadi bibit. Penyemaian kacambah ini dilakukan apabila kecambah sudah cukup memenuhi syarat untuk disemai. Hal ini untuk menghindari resiko gagalnya kecambah tumbuh di tempat yang baru. Berikut ini adalah kondisi kecambah semangka dan kopi yang siap dipindahkan.
a. Tanaman semangka Untuk tumbuh dengan baik, kecambah yang disemai telah keluar radiculanya antara 1 - 2 mm, berumur 24 jam
b. Tanaman kopi Tanaman kopi berbeda dengan tanaman semangka, kecambah yang disemai apabila kotiledonnya terangkat pada permukaan tanah dan kepingnya membuka. Secara umum kecambah dapat disemai apabila memenuhi beberapa kriteria, diantaranya :
b. Tumbuh sehat dan tidak terserang hama dan penyakit c. Memiliki sistem perkembangan akar yang baik d. Perkembangan hypocotyl (calon batang) baik, lurus, dan tidak bengkak e. Pertumbuhan plumula sempurna dengan daun lembaga tumbuh baik dan berwarna hijau dengan kuncup yang normal f. Memiliki satu cotiledons untuk kecambah dari monokotil, dan dua katiledon untuk dikotil..
Tempat
untuk
menyemai
kecambah
dapat
menggunakan pot, polybag bedengan dan lain-lain.
dilakukan
dengan
g. Kecambah disemai di pot/polybag Sebelum kecambah disemai, terlebih dahulu dibuat lubang semai dengan kedalaman sesuai jenis kecambah yang akan disemai, masingmasing
tanaman
menghendaki kedalaman semai yang
berbeda.
Sebaiknya dalam melakukan penyemaian kecambah tidak terlalu dalam dan juga tidak terlalu dangkal. Jika terlalu dalam kecambah akan susah tumbuh ke permukaan media tumbuh yang akhirnya mati, begitu juga sebaliknya terlalu dangkal kecambah akan cepat kering karena pengaruh kondisi lingkungan (sinar matahari, kelembaban dan suhu). Jika lubang tanam semai sudah siap, kemudian kecambah disemai dengan hati-hati dengan memperlihatkan struktur kecambah, calon akar menghadap ke bawah jangan sampai terbalik dan kemudian lubang semai ditutup dengan media semai secara hati -hati.
h. Kecambah disemai di bedengan pembibitan Prinsip sama penyemaian di pembibitan dengan perkecambahan di pot/polibag hampir sama. Perbedaannya pada penyemaian dibedengan pembibitan, jarak penyemaian diatur sedemikian rupa agar populasi kecambah yang disemai dapat tumbuh beraturan tidak berdesak-desakan sehingga dapat mempermudah pemeliharaan, dan untuk mengoptimalkan penggunaan cahaya sinar matahari. c. Rangkuman Menyemai merupakan kegiatan untuk menumbuhkan benih/kecambah dalam media tumbuh pot/polibag pada tempat pembibitan. Untuk mendapatkan hasil pertumbuhan yang baik maka benih yang digunakan harus dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut : a. Benih bersih dari kotoran b. Benih berisi atau bernas c. Warna benih cerah d. Ukuran benih normal dan seragam. Untuk mempercepat proses perkecambahan dan untuk mencegah adanya patogen yang terbawa oleh benih, maka sebelum benih dikecambahkan perlu diberi perlakuan. Beberapa perlakuan yang bias dilakukan antara lain : perlakuan kimia, fisik dan fisis. Dalam menyemai benih, ada yang secara langsung disemai ada juga melalui proses perkecambahan terlebih dahulu. Mengecambahkan benih dapat dilakukan pada media kertas buram, koran, tissue, tanah, pasir dan lain-laian. Untuk benih-benih kecil biasanya dikecambahkan pada kertas, tissue dan lainlaian, sedang untuk benih besar biasanya menggunakan media tanah/pasir dan lain-lain. Secara umum kecambah dapat disemai, apabila memenuhi beberapa kriteria :
a. Tumbuh sehat tidak terserang hama dan penyakit b. Memiliki sistem perakaran baik c. Perkembangan hipokotil (calon batang) baik, lurus, dan tidak bengkak d. Pertumbuhan plumula sempurna dengan daun lembaga tumbuh baik e. Memiliki satu kotiledon untuk kecambah monokotil dan dua kotiledon untuk dikotil. Sebaiknya dalam melakukan penyemaian kecambah tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dangkal. Bila terlalu dalam kecambah akan susah tumbuh bahkan mati khususnya untuk sifat pertumbuhan yang epigeal (pertumbuhan cotyledonnya terangkat ke atas), begitu juga terlalu dangkal kecambah akan cepat kering karena pengaruh lingkungan. Tugas ! 1. Apa tujuan perlakuan benih? 2. Jelaskan macam-macam cara perlakuan benih? 3. Apa tujuan dari perkecambahan benih sebelum disemai? 4. Jelaskan syarat media perkecambahan benih? 5. Apa yang dimaksud dengan radicula?
Lembar kerja 1. Pendahuluan Menyemai
merupakan
salah
satu
aktivitas
penting
yang
dapat
menentukan keberhasilan dalam kegiatan pembibitan tanaman secara generatif. Menyemai kecambah dimaksudkan menanam benih yang telah berkecambah pada media tanam, sehingga kecambah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. 2. Tujuan Peserta diklat diharapkan dapat menyemai kecambah (semangka). 3. Alat dan Bahan Alat : Beker
glass
Thermometer Timbangan Petridish Jam Gembor Potongan
kuku
Sendok Pengaduk Hand
sprayer
Bahan : Benih
semangka seed less
Air
bersih
Fungisida
(banlate)
Bakterisida Buram
4. Keselamatan kerja Hati-hati
menggunakan alat gelas, jangan sampai jatuh/pecah
Gunakan
sendok/pipet jika menggunakan fungisida dan bakterisida.
5. Langkah kerja : a. Memilih benih 1. Tuang sampel benih pada kertas secukupnya 2. Lakukan pemilihan benih sesuai kriteria benih baik 3. Pisahkan benih terpilih dari kelompoknya, kemudian tempatkan pada petridish b. Memberi perlakuan benih 1. Renggangkan kulit benih dengan gunting kuku Dengan cara benih dipegang pangkalnya (bagian biji yang membulat) dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, ujung biji dijepit dengan sisi gunting kuku seperti tergambardengan tekan luas secukupnya hingga terdengan bunyi tanda meretaknya kulit benih. 2. Rendamlah benih yang sudah direnggangkan ke dalam air yang dicampur fungisida dan bakterisida dengan konsentrasi 1 gr/1 liter selama 20 menit, angkat benih c. Mengecambahkan benih 1. Siapkan petridish dengan alas kertas buram sebanyak 3 - 4 lembar, semprot dengan air sampai lembab 2. Hamparkan benih yang sudah direndam secara merata diatas permukaan kertas dalam petridish 3. Tutuplah hamparan benih dengan kertas sebanyak 3 – 4 lembar 4. Simpan benih yang dikecambahkan ditempat yang aman bersuhu lembab ruangan 30 - 35 oc 5. Jaga kelembaban dengan cara menyemprot air pada media perkecambahan dan biarkan selama 2 x 4 jam sampai benih keluar calon akar spanjang 1 - 2 mm d. Menyemai kecambah 1. Siramlah media semai sampai lembab 2. Buatlah lubang tanam pada media semai dalam polybag dengan kedalaman 1 cm 3. Masukkan kecambah semangka ke dalam lubang tanam dengan cara memasukkan calon akar (radicula) menghadap ke bawah dengan hatihati
4. Tutuplah lubang tanam yang telah disemai dengan media tumbuh tipistipis 5. Siramlah pesemaian kecambah dengan hati-hati sampai lembab.