FRAKTURA OS METACARPUS / OS METATARSUS
Causa Fraktura adalah perubahan tata letak tulang karena patahnya tulang metacarpus atau metatarsus. Menurut Bleby J dan bishop G (2003) fraktur adalah patahnya tulang, yang biasanya dialami hewan kecil akibat kecelakaan, terjatuh dan luka. Fraktura bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, tumor, dan ricketsia. Tulang memiliki bahan yang mempunyai daya elastisitas, sehingga jika trauma lebih besar daripada daya elastisitasnya maka akan terjadi fraktura. Menurut Parker (2004). Fraktura sering terjadi pada tulang panjang (os femur, os humerus, os tibia dan os fibula). Dan pada tulang pendek atau pipih juga bisa terjadi (os mandibula, os vertebrae, os pelvis, tengkorak dan digit). Fraktur pad metacarpus merupakan kejadian yang tidak umum. Bagian yang biasa terjadi fraktur yaitu bagian distal sekitar 5 cm. Secara umum tulang yang retak / patah tidak dapat mengalami persembuhan total seperti pada otot. Jika terjadi persembuhan, tulang tersebut tidak akan mengalami persambungan tetapi akan membentuk “callus”. Kausa fraktur Trauma fisik langsung 75% - 80 % akibat tabrakan dan jatuh dari tempat ketinggian. Trauma fisik langsung karena jatuh berulang – ulang pada hewan pacuan
Gejala klinis Gejala klinis pada hewan yang mengalami fraktura os metacarpus / metatarsus adalah kadang disertai adanya fibris, terjadi perubahan pada susunan anatomis tulang, akan menimbulkan rasa sakit apabila disentuh bagian yang sakit, adanya kebengkakan (akibat adanya peradangan), terjadi panas lokal (panca radang), terdapat bunyi krepitasi, dan adanya gangguan fungsional dari metacarpal dan metatarsus.
Diagnosa Presentasi klinis Untuk mendiagnosa fraktura os metacarpus / metatarsus. Maka yang harus diperhatikan adalah signalement, anamnese dari hewan tersebut untuk mengetahui kejadian pada hewan yang menyebabkan adanya fraktura, secara umum biasanya dari trauma (anjing dengan fraktura sesamoid yang memiliki sejarah sebelumnya lameness acute yang terhenyak berulang kali) dan harus memperhatikan gejala klinisnya. Diagnosa dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi pada daerah yang diperkirakan terjadinya fraktura Radiografi Hewan memiliki banyak tulang yang tidak stabil pada os metacarpus / metatarsus. Maka pada derah ini sering mengalami fraktura. Radiografi meliputi lateral dan caudocranial meluas dari carpus atau tarsus dan berakhir di digit. Untuk mengembalikan tulang pada posisinya dan menstabilkan fraktura maka diperlukan peneguhan diagnosa yaitu dengan melakukan X-ray (Rontgen). Menurut Ticer J W (1975), pengambilan gambar X-ray pada metacarpus dilakukan dengan posisi lateral recumbency (mediolateral). Gelombang X-ray dipusatkan pada bagian proximal kedua atau ketiga os metacarpus / metatarsus. Posisi lainnya adalah anteroposterior.
Gambar 1 (a) Gambaran Roentgen Fraktura os metatarsus pada kuda (b) fraktura setelah pemasangan pin (Denny 1989)
Setelah dilakukan rontgen maka fraktura tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Berdasarkan trauma ♦ Fraktura osseum direkta, yaitu fraktura yang langsung pada tulang tempat terjadinya trauma. ♦ Fraktura osseum indirekta, yaitu fraktura yang berbeda lokasinya dengan tempat trauma. 2. Berdasarkan arah frakturanya ♦ Fraktura os sagital, yaitu fraktura yang memanjang searah dengan posisi tulang. ♦ Fraktura os obliqus, yaitu fraktura yang arahnya miring. ♦ Frakturaos tranversal, yaitu frakturabyang arahnya mendatar.
♦ Fraktura spiral, yang bentuknya memutar pada tulang. ♦ Fraktur T, yaitu fraktura yang bentuknya seperti huruf T. ♦ Fraktur V, yaitu fraktura yang arahnya seperti huruf V. 3. Berdasarkan pembungkusnya ♦ Fraktura cum complita (open fraktura) yaitu fraktura yang diikuti oleh kerobekan dan kerusakan komponen lainnya. Misalnya kulit dan otot pembungkusnya. ♦ Fraktura os incomplita (close fraktura), yaitu fraktura yang tidak diikuti oleh kerusakan komponen lainnya. 4. Berdasarkan model patahnya ♦ Fraktura os complita, yaitu seluruh tulang patah. ♦ Fraktura os incomplita yaitu hanya sebagian tulang yang pecah. 5. Berdasarkan fragmen yang pecah ♦ Fraktura os simplek, yaitu fraktura yang membentuk dua fragmen. ♦ Fraktura os multipleks, fraktura yang membentuk lebih dari dua fragmen. Fraktura ini terbagi dua yaitu, fraktura os conguosata (fragmen yang ukurannya masih besar) dan fraktura os comunitiva yaitu, fragmen yang pecah menjadi ukuran yang kecil (hancur). 6. Berdasarkan arah fragmen (posisi, letak, dislokasio) ♦ Fraktura os dislokasio ad exim / axis yaitu kedua patahan tulang membentuk sudut. ♦ Fraktura os dislokasio ad lotus / ad longitudinum yaitu kedua tulang satu arah (tidak membentuk sudut).
Os metacarpus / os metacarpal nomor dua sampai lima, dari medial ke lateral. Biasanya os metacarpal / os metatarsus ketiga dan os metacarpus / os metatarsus keempat. Fraktura condylar dari metacarpal ketiga dan metatarsal keempat sering terjadi pada hewan balapan. Klinis dan radiografi diutamakan pada fraktura ini. Maka fraktura dibagi empat kelompok : 1. Fraktura condylar inkomplit 2. Fraktura lateral condylar tidak pindah komplit 3. Fraktura lateral condylar pindah komplit dibagi dua : ♦ Fraktura lateral berpindah tempat dari condylar. ♦ Fraktura proximal dan lateral berpindah tempat dari condylar
4. Fraktura longitudinal, kejadian ini biasanya dimulai pada permukaan articular art dari condylar medial dan menyebar p pada bagian proximal.
Gambar 2 (1) fraktura condylar inkomplit (2) fraktura lateral pindah condylar tidak komplit (3) fraktura lateral pindah komplit (4) fraktura longitudinal (Denny 1989)
Terapi Pendekatan anatomi Titik tumpu terjadi pada daerah digit III dan digit IV . Bagian superficial dorsal metacarpus atau metatarsus ada pembuluh darah arteri di atas telapak. Tendo extensor berperan pada daerah kaki bagian bawah. Tendon superficialis bagian dalam metacarpus dan metatarsus yang terdapat pembuluh darah arteri dan vena terdapat pada bagian palmar atau plantar dari digit. Ada sedikit jaringan lunak menutupinya, dan tulang serta persendian dapat dipalpasi dengan mudah.
Metode dalam penanganan fraktura 1) Reposisi tanpa operasi
Pemasangan GIPS (GYBSONA).
SPALK (upih)
Thomas Splint
2) Reposisi dengan operasi
KIRSCHER SPLINT
BONE PLATE
BONE PINNING (INTERMEDULLARY PIN)
PROSTHESIS INSERTID (Stainles Steel Screw)
Bone Wire
Kombinasi dengan Metode 1 - 5
3) Solusi Akhir
Amputasi
Euthanasia
Tindakan medis yang dapat diberikan pada penanganan fraktura contohnya adalah pemasangan spalk dan bone pinning (intermedullary pin).
Prosedur Pemasangan Spalk Sebelum pemasangan spalk hewan harus dianastesi, setelah hewan teranestesi, spalk yang berupa pelepah pinang diletakkan memanjang dari digit hingga sepertiga Os radius dengan menyesuaikan bentuk anatomi ekstremitas. Kapas diletakkan diantara digit, berguna sebagai bantalan saat dilakukan pembalutan pada bagian yang telah dilapisi palepah pinang tersebut. Penggunaan pelepah pinang dimaksudkan untuk memfiksir os metacarpus / os metatarsus yang mengalami fraktura. Teknik ini disebut juga pembidaian.
Prosedur Pemasangan Pin Preparasi dan Posisi Preparir pada bagian distal tungkai sirkumferentially dari bahu atau persendian ke jari – jari. Posisi hewan dorsal rekumbensi untuk fleksibilitas yang baik. Arahkan tungkai keluar dari posisi menggantung untuk mengikuti manipulasi maximal selama operasi. Preparir humerus bagian proximal atau proximal tibia sebagai daerah donor untuk cancellous bone harvest.
Pendekatan Sayat kulit dan jaringan subkutan pada dorsal permukaan salah satunya di garis tengah (untuk fraktur tulang III dan tulang keempat) atau langsung dia atas tulang yang fraktur. Tarik kembali tendon extensor dan liga ligament ment dari permukaan dorsal kaki untuk melihat fraktura (gambar A).
Gambar 3 Pendekatan fraktura (Johnson 2005)
Reduksi Angkat fraktura transversal ke posisinya, pertahankan reduksi dengan implant. Gunakan tang reduksi duksi yang tajam untuk mengurangi dan mempertahankan posisi fraktur oblique. Stabilisasi Atur fraktura tranversal yang sederhana (oblique sangat pendek) pada anjing kecil atau muda dan kucing dengan pin intramedullary. Gunakan bor dengan kecepatan tinggi untuk memperluas celah pada distal dorsal permukaan dari tulang yang m mengalami engalami fraktura. (gambar B) tumpulkan umpulkan ujung dari pin untuk mencegah penetrasi dari cortek yang berlawanan dan pin digerakkan melalui celah dan ke proximal melintasi garis fraktur fraktura untuk uk menempatkan didalam segmen tulang bagian proximal. Belokkan ujung distal dari pin untuk mencegah perpindahan dan untuk memudahkan pelepasan. Ulangi prosedur untuk metacarpus III dan IV atau
metacarpus III dan IV (gambar C). untuk anjing yang lebih tua atau besar atau hewan atlet gunakan plate atau sekrup (atau keduanya untuk mencapai stabilitas fraktura). Fraktura oblique atau avulsion yang stabil dengan sekrup yang tertinggal (gambar D1). Lag bisa digunakan sekrup untuk membantu perbaikan. Fraktura tranversal metaphisial distal yang stabil dengan veterinary T plate (gambar D2). Dengan dynamic compression plate atau veterinary cuttable plate (gambar D2). Penggunaan (pemasangan) pin didaerah intramedullary harus diperhatikan karena akan menggangu pergerakannya. Tendo extensor akan menjadi pelindung.
Gambar 4 Pemasangan pin (Johnson 2005)
Evaluasi Postoperative Radiografi digunakan untuk mengevaluasi reduksi dari fraktur dan penempatan implant. Postoperative Fiksasi akan dilakukan dengan menggunakan gips (membalut dengan bebat bagian yang mengalami fraktura) selama 6 – 8 minggu agar hewan tidak banyak bergerak sehingga tulang yang patah dapat disembuhkan. Radiografi dilakukan lagi selang waktu 6 minggu sampai fraktur sembuh.
Proses persembuhan fraktura : 1. Stadium perbarahan traumatic fisiologis. ♦ Darah membeku memenuhi ruang antara dan sekitar pinggir fraktura ♦ Infiltrasi sel endotel dan osteogenik dari periost ♦ Sel osteogenik berubah menjadi sel – sel osteoblast dan chondrioblast sehingga lambat laun terbentuk jaringan ikat baru.
2. Stadium Regenerasi ♦ Callus sementara berangsur – angsur mengecil, konsistensinya mengeras karena infiltrasi sel-sel osteoblast dan chondrioblast bertambah padat. ♦ Sehingga terbentuk jaringan osteoid dan disebut juga callus sekunder (callus sekunder terjadi minggu kedua dan minggu ketiga).
3. Stadium konsolidasi ♦ Penyerapan
kalsium
(Ca)
dan
phosphor
(P)
dari
darah
sehingga
konsistensinya bertambah keras. ♦ Bersamaan proses ini juga terjadi persembuhan jaringan sekitar fraktur termasuk termasuk di dalamnya otot – otot (minggu keempat sampai dengan minggu keenam) ♦ Dalam waktu lebih kurang 2 bulan hewan mampu menumpukan kakinya. ♦ 6 bulan pasca fraktur persembuhan baru dapat mencapai persembuhan sempurna.
Presentasi Klinis Faktor penghambat persembuhan fraktura Rachitis Osteomalacia Osteodhystrophia Tumor ganas (osteogenic sarcoma) Senilitas Malnutrisi Osteoporosis Hipokalsemia
Gangguan – gangguan terhadap persembuhan fraktura adalah : 1. Gerakan gerakan fragmen Callus akan tumbuh baik jika tidak terjadi gerakan. Gerakan – gerakan fragmen bisa menimbulkan keadaan dimana callus menjadi licin dan bisa digerakan seolah ada persendian baru ( neoarthrosis atau pseudoarthrosis ). 2. Callus akan tumbuh dengan baik bila dalam fraktur tidak ada benda asing. Karena benda asing dapat mengiritir callus misalnya pada fraktura multiplex dan komplikata. Pada fraktura komplikata ada kotoran masuk dapat menyebabkan infeksi pada fraktura, sehingga proses persembuhan akan terganggu. 3. Gangguan nutrisi Kurangnya vitamin A dan D menggangu penyerapan Ca dan P oleh tubuh, sehingga Callus akan menjadi keras atau lemah terus menerus dan terjadi di jaringan ikat atau lunak.
Perkiraan Hasil Tulang sembuh biasanya 12 – 18 minggu. Hewan akan melakukan latihan sehingga kembali berfungsi dengan baik, jika rekontruksi anatomi adalah sukses dan dapat mempertahankannya. Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan persembuhan fraktura adalah 1. Umur Pada hewan muda, lebih mudah terjadi fraktura karena komposisi tulangnya belum kompak. Sedangkan pada hewan tua komposisi tulang sangat kompak dan kuat sehingga lebih sulit atau sangat kecil kemungkinan terjadinya fraktura. Umur memegang peranan penting dalam proses persembuhan fraktur osseum. Hewan muda relative lebih cepat sembuh dibandingkan hewan tua. Karena pada hewan muda memiliki banyak zat perekat sehingga proses persambungan lebih cepat terjadi. 2. Tipe fraktura 3. Variasi individu
Kecepatan persembuhan suatu fraktur pada hewan berbeda – beda. Hal ini dipengaruhi oleh metabolisme dalam tubuh masing – masing individu. 4. Tempat terjadinya trauma, pada bagian otot yang kecil lebih cepat daripada bagian otot yang besar. 5. Gizi yang baik pada hewan akan mempercepat proses persembuhan 6. Adanya komplikasi penyakit (banyaknya penyakit seperti ricket, malnutrisi, osteomyelitis
dan
tumor)
sehingga menyebabkan imunitas
persembuhannya akan lebih lama.
turun maka
Daftar Pustaka
Anonimous (2003) Patah Tulang. http://www.indonesiaindonesia.com/f/9874-patah-tulang/ [27 oktober 2008]. Bleby J Bishop G. 2003. The Dog’s Health from a to Z the Ultimate handy Guide For every Dog Owner. UK : A David & Charles Boob. Birchard ST and Sherding RG. Saunders Manual of Small Animal Practice. 2nd edition. Philadelphia : WB Saunders Company. Catatan kuliah Ilmu Bedah dan Terapi Umum, 1998. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Denny HR. 1989. Treatment of Equine Fracture. London : Wright Fraser CM et al. 1986. The Merck Veterinary Manual. 5nd Edition. USA : Merck & Co Inc Fossum TW et al. 2002. Small animal Surgery. 2nd edition. China : Mosby Johnson Ann L. 2005. Atlas of Orthopedic Surgical Procedures of the Dog and Cat. USA : Elserier Inc. Ticer JW. 1975. Radiographic Technique in Small Animal Practices. Kanada : WB Saunders Company.