1
KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN TERAPI REALITAS UNTUK MENGURANGI KONSEP DIRI NEGATIF SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 4 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 (sebuah studi kasus) Oleh: Yohana Kurnia Diana Abstract This research aims to find the effectiveness of individual counseling with reality therapy approach to reduce the student’s negative self-concept in SMK Muhammadiyah 4 Sragen in the academic year of 2014 / 2015. This research uses descriptive qualitative method. The source of the data in this research is students who are indicated with negative self-concept. To collect the data, the researcher uses observation, interview, and documentation. To analyze the data, the researcher uses interactive analysis. In this research, there is one student as a subject for individual counseling, and the object of this research is students who are indicated with negative self-concept. The researcher uses reality therapy approach to collect the data and the researcher also makes a good relationship with the client and “WDEP” system. After analyzing the result, the researcher find out that there is one student with negative selfconcept. The first counseling is done in April 2015. From this first counseling, the researcher find out that the reason why this student having negative self-concept. The second counseling is done in May 2015. The result shows that there is a big change in the student. After the counseling, the student becomes more confident. In conclusion, reality therapy approach to build good relationship with the client and WDEP system can help students of SMK Muhammadiyah 4 Sragen to reduce their negative selfconcept. Keywords: negative self-concept, individual counseling with reality therapy approach
1
2
menyesuaikan diri dan bersosialisasi
PENDAHULUAN
dengan individu lain. Konsep diri positif
Latar Belakang Masalah Seiring
dengan
pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), berbagai persoalan pun muncul dalam dunia pendidikan dengan segala kompeksitasnya. Setiap individu (siswa) diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dibekali potensi-potensi tertentu, namun tidak semua individu (siswa) mampu mengungkap potensi dirinya. Demikian juga setiap individu (siswa) pasti memiliki masalah, akan tetapi kompleksitasnya berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh sebab itu individu (siswa) harus dibantu untuk mengenali
masalahnya
melalui
pelayanan BK di sekolah salah satunya dengan pemberian layanan konseling individu,
agar
dapat
membantu
mengatasi masalah invidu (siswa) serta mengembangkan segala potensi yang ada pada setiap individu (siswa) secara optimal
sehingga
masing-masing
individu dapat sebesar – besarnya berguna
bagi
dirinya
sendiri,
lingkungannya dan masyarakat pada umumnya. Remaja hendaknya memiliki konsep diri yang positif, untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Dengan konsep diri positif, remaja
akan
mudah
untuk
juga merupakan syarat utama seorang individu untuk mencapai kesuksesan. Dalam penelitiannya Tri Septi yang berjudul “Pendekatan konseling realitas dalam mengubah konsep diri negatif pada siswa broken home pada siswa SMP Negeri 2 Pemalang tahun ajaran 2010 / 2011”, menunjukkan bahwa terapi realitas dapat mengubah konsep diri negatif siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru
wali
kelas
SMK
Muhammadiyah 4 Sragen pada tanggal 5 Desember 2014 diperoleh data bahwa ada siswa SMK Muhamadiyah 4 Sragen yang memiliki konsep diri negatif. Menurut wali kelas, siswa tersebut sebenarnya cukup pintar namun seperti kehilangan pegangan, apabila tidak dimotivasi. Masalah konsep diri negatif salah satu siswa SMK Muhammadiyah 4 Sragen
juga terjadi ketika siswa
memiliki masalah, siswa tidak mau datang ke ruang BK untuk menceritakan masalahnya kepada guru BK. Keadaan ini sering menyulitkan guru bimbingan dan konseling untuk membantu siswa yang terlihat memiliki masalah. Selain masalah diatas, menurut wali kelas masih ditemukan masalah pribadi siswa
3
yang berasal dari keluarga broken home sehingga
terlihat
terkadang
1.
Ada seorang siswa yang terindikasi
tidak
memiliki
percaya diri sehingga membutuhkan
terhadap
potensi
motivasi dari orang disekitarnya. Dari
terlihat
kurang
hasil observasi awal diatas menunjukan
kemampuannya.
bahwa konsep diri negatif menjadi
2.
malu
perhatian. Oleh karena itu, salah satu
pada
cara untuk mengurangi konsep diri
konseling. 3.
diri diri
negatif sehingga
yakin
akan
Ada seorang siswa yang cenderung
sebuah masalah yang harus mendapat
negatif siswa yaitu dengan diadakan
konsep
menceritakan guru
masalahnya
bimbingan
dan
Ada seorang siswa yang berasal
pendekatan konseling terapi realitas.
dari keluarga yang orang tuanya
Menurut William Glasser dalam Sayekti
tidak utuh (broken home) sehingga
(2010: 58) menyatakan asumsi dasar
membutuhkan perhatian.
dari teknik konseling terapi realitas adalah terciptanya kesehatan mental
Pembatasan Masalah
manusia, mengembangkan kepribadian
Agar penelitian ini lebih terpusat
yang sukses serta mementingkan hidup
dan terarah pada tujuan penelitian maka
diatas
diperlukan
kenyataan.
tersebut
maka
Berdasarkan peneliti
hal ingin
pembatasan
masalah.
Dengan harapan masalah dapat dikaji
mengadakan penelitian dengan judul
secara
“KONSELING INDIVIDU DENGAN
memperoleh hasil yang maksimal.
PENDEKATAN TERAPI REALITAS
Penelitian ini perlu dibatasi pada:
UNTUK
KONSEP
“Konseling individu dengan pendekatan
DIRI NEGATIF SISWA DI SMK
terapi realitas untuk mengurangi konsep
MUHAMMADIYAH
diri
MENGURAGI
4
SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015” .
lebih
negatif
Muhammadiyah
mendalam
pada
siswa
SMK
4
Sragen
tahun
pelajaran 2014 / 2015 “ . Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut:
untuk
4
2.
Perumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan
Manfaat penelitian secara praktis a.
Bagi siswa
masalah diatas, maka permasalahan
Mengurangi konsep diri negatif
dalam penelitian ini dapat dirumuskan
siswa sehingga siswa akan
sebagai berikut: “Apakah konseling
lebih
individu
kemampuan
dengan
pendekatan
menggunakan
terapi
realitas
dapat
mengurangi konsep diri negatif siswa
yakin
dengan diri
serta
memaksimalkan potensi diri. b.
Bagi guru mata pelajaran
SMK Muhammadiyah 4 Sragen tahun
Hasil penelitian ini diharapkan
pelajaran 2014 / 2015 ?
dapat
membantu
proses
kegiatan belajar mengajar agar berjalan dengan baik tanpa
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah
harus
ada
yang
merasa
diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
terpuruk atau patah semangat
dalam penelitian ini adalah mengurangi
apabila mendapat nilai yang
konsep
kurang sesuai dengan harapan
diri
negatif
siswa
SMK
Muhammadiyah 4 Sragen Tahun 2014 / 2015 melalui konseling individu dengan
siswa. c.
pendekatan terapi realitas.
Bagi guru BK Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah guru BK untuk
Manfaat Penelitian Manfaat
penelitian
ini
mengetahui
permasalahan siswa dan dalam
diharapkan dapat dimanfaatkan baik
pelaksanaan
bagi
bimbingan dan konseling di
kepentingan
teorotis
maupun
praktis. 1.
sekolah.
Manfaat Penelitian secara teoritis Memberikan
layanan
kontribusi
d.
Bagi peneliti lainnya
untuk
Hasil penelitian ini diharapkan
perkembangan ilmu dalam bidang
dapat menambah wawasan dan
bimbingan
dan
mengurangi konsep diri negatif
khususunya
dalam
konseling, bidang
layanan pribadi. siswa
BK
melalui
teknik konseling terapi realitas.
dalam pendidikan akademis.
5
dapat diidentifikasi secara individualitas
METODE PENELITIAN
agar masalah siswa itu terpecahkan dan Tempat dan Waktu Penelitian
selanjutnya diharapkan siswa dapat
1.
Tempat Penelitian
mengembangkan dirinya secara lebih
Penelitian ini dilaksanankan di
baik. Maka penelitian ini digolongkan
SMK Muhammadiyah 4 Sragen.
dalam penelitian studi kasus.
2.
Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan
Sumber Data
April – Mei 2015.
Dalam
penelitian
kualitatif,
sumber data dipilih secara purposive Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk
penelitian
mengikuti
dan bersifat snowball. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
paradigma penelitian kualitatif. Sesuai
adalah
yang
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
masalah penelitian. Masalah yang dikaji
penulis tentang penelitian ini adalah
adalah mengurangi konsep diri negatif
konseling individu untuk mengurangi
pada siswa, maka sumber data yang
konsep diri siswa SMK Muhamadiyah 4
digunakan adalah:
Sragen mengikuti paradigma penelitian
1.
Siswa
pengumpulan data dilakukan dengan
observasi.
mengetahui
efektivitas
2.
dengan
Data Primer
deskriptif kualitatif. Dalam hal ini
triangulasi data atau gabungan untuk
berhubungan
melalui
wawancara,
Data Sekunder
konseling
Dari buku pribadi siswa, dokumen
individu. Triangulasi data tersebut yaitu
wali kelas dan orangtua siswa
dengan wawancara, observasi terang
melalui wawancara.
terus atau tersamar dan dokumentasi. Strategi penelitian sangat tergantung pada hasil konseling individu maka
Subjek dan Objek Penelitian 1.
Subjek Penelitian
peneliti menyelidiki dan mengamati
Subjek penelitian ini adalah satu
aktivitas perilaku siswa secara cermat,
siswa
mendalam
Sragen yang terindikasi memiliki
dan
lengkap
terhadap
perkembangan seorang siswa beserta masalah yang dihadapinya sehingga
SMK
Muhammadiyah
konsep diri negatif.
4
6
2.
yang
Obyek penelitian Obyek
penelitian
ini
adalah
penanganan konsep diri negatif
dikumpulkan
cukup
mendalam. 2.
Teknik Observasi
melalui konseling individu melalui
Safiah Faisal dalam Sugiyono (
pendekatan
2005 : 310 ) mengklasifikasikan
konseling
terapi
realitas.
observasi
menjadi
berpartisipasi, secara
Teknik Pengumpulan Data Untuk
mengumpulkan
observasi
yang
terang-terangan
serta
yang
tersamar dan observasi yang tak
obyektif dan akurat maka diperlukan
terukur. Dalam teknik ini peneliti
teknik pengumpulan data yang relevan
melakukan
dengan pokok permasalahan penelitian.
menyatakan terus terang kepada
Ada
sumber data, bahwa peneliti sedang
beberapa
data
observasi
teknik
untuk
pengumpulan
data
pengumpulan data, antara lain :
melakukan penelitian. Jadi mereka
1.
yang diteliti mengetahui sejak awal
Teknik Wawancara. Menurut Susilo dan Gudnanto
sampai akhir aktivitas peneliti.
(2013 : 133) wawancara ditinjau
Tetapi dalam suatu saat peneliti
dari segi pelaksanaannya dapat
juga
dibedakan
wawancara
tersamar dalam observasi, hal ini
terstruktur dan wawancara tidak
untuk menghindari apabila suatu
terstruktur. Dalam penelitian ini,
data yang dicari merupakan data
penulis menggunakan perpaduan
yang masih dirahasiakan.
atas
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur wawancara
karena ini
dengan
akan
dapat
3.
tidak
terus
terang
atau
Teknik Dokumentasi Menurut
Nana
Sukmadinata
Syaodih
(2012
:
221),
informasi sebenar - benarnya serta
dokumentasi adalah pengumpulan
lebih mendalam. Wawancara jenis
data
ini tidak dilakukan dengan struktur
menganalisis dokumen – dokumen,
yang
baik dokumen tertulis, gambar
mengikat
tetapi
dengan
pertanyaan
yang
semakin
memfokus.
Sehingga
informasi
dengan
maupun
menghimpun
elektronik.
penelitian
ini
digunakan
untuk
dan
Dalam
dokumentasi melihat
data
7
tentang
keadaan
memiliki
siswa
konsep
diri
yang
berbeda.
negatif.
3.
guru bidang studi dan wali kelas.
triangulasi
sebagai
juga
berpengaruh
terhadap
krebilitas
data.
yang
Data
dikumpulkan
hari, saat narasumber masih segar, akan memberikan data yang lebih
perbandingan
valid sehingga lebih kredibel.
terhadap data yang diperoleh. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk menguji keabsahan data tentang
perilaku
murid,
maka
pengumpulan dan pengujian data yang
telah
diperoleh
dapat
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang terdiri dari beberapa model (H.B Sutopo, 2004 : 16) yaitu data yang dikumpulkan dan dianalisis melalui tiga tahap yaitu : 1.
proses analisis yang mempertegas,
dan orang tua murid. Data dari ketiga
sumber
dideskripsikan,
memperpendek, membuat fokus,
tersebut,
membuang
dikategorikan,
penting,
pandangan yang sama, pandangan
keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
dan
yang
tidak
mengatur
data
ahkir.
tiga sumber data tersebut.
Triangulasi teknik untuk menguji
hal-hal
sedemikian rupa hingga kesimpulan
yang berbeda, dan spesifikasi dari
Triangulasi Teknik
Reduksi Data Reduksi data adalah bagian dari
dilakukan ke wali kelas, guru BK,
2.
waktu
dengan teknik wawancara di pagi
data
dalam penelitian ini digunakan teknik
1.
Triangulasi Waktu Triangulasi
keabsahan
diperoleh
observasi, dan dokumentasi.
pribadi siswa maupun catatan dari
Keabsahan Data Untuk menentukan
yang
dengan wawancara, dicek dengan
Catatan-catatan peristiwa apa saja yang terekam dalam file buku
Data
2.
Sajian Data Sajian data memberikan argumenargumen logis selanjutnya hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya.
8
3.
Penarikan
Kesimpulan
dan
yang seharusnya dapat berkembang secara maksimal, menghambat kegiatan
Verifikasi Kesimpulan
dalam
kualitatif
diharapkan
merupakan
temuan
penelitian
belajar mengajar dan masih banyak
adalah
dampak negatif lainnya yang perlu
baru
yang
dikaji lebih mendalam.
sebelumnya belum pernah ada.
Adapun tujuan dari penelitian terhadap
Temuan dapat berupa deskripsi atau
anak yang memiliki konsep diri negatif
gambaran
ini
suatu
obyek
yang
untuk
mengetahui
bagaimana
sebelumnya masih remang-remang
konseling individu dengan pendekatan
atau gelap sehingga setelah diteliti
terapi realitas dapat mengurangi konsep
menjadi
berupa
diri pada siswa (studi kasus pada siswa
hubungan kausal atau interaktif,
di SMK Muhammadiyah 4 Sragen
hipotesis atau teori.
Tahun 2015).
jelas,
dapat
Melalui identifikasi pada anak yang memiliki konsep diri negatif ditemukan
HASIL PENELITIAN
tanda-tanda:
Deskripsi Lokasi Penelitian SMK
Muhammadiyah
4
1.
Adanya sikap dan perilaku anak
Sragen
yang terlihat sering tidak percaya
berlokasi di jalan Raya Sukowati Barat
diri terhadap potensi diri, bahkan
RT 001/ RW 13, Sine, Sragen Wetan,
cenderung menjadi sosok yamg
Sragen Kota Sragen, dengan luas 6970
pesimis.
m2 .
2.
kasih sayang karena perceraian
Deskripsi Permasalahan Penelitian
orang tua.
Masalah yang akan diteliti adalah siswa yang terindikasi memiliki konsep diri negatif.
Berbagai
faktor
yang
menyebabkan klien terindikasi memiliki konsep diri
negatif
antara
lain :
perceraian orang tua, kurangnya kasih sayang. Dampak anak yang memiliki konsep diri negatif antara lain tidak percaya diri, menghambat potensi diri
Ada siswa yang merasa kurang
3.
Ada siswa yang cenderung malu menceritakan
permasalahannya
kepada
Sehingga
guru.
langsung
mendapatkan
tidak bantuan
pertolongan atau penanganan yang sesuai dengan kebutuhannya akibat sikap tertutup.
siswa
yang
cenderung
9
Dengan demikian dalam penelitian ini,
Strategi Konseling Realitas.
tujuan yang ingin dicapai penulis adalah
Ada dua strategi konseling realitas,
untuk
yaitu
mengetahui
pendekatan
realitis
penerapan agar
membangun
relasi
atau
dapat
lingkungan konseling kondusif dan
mengurangi konsep diri negatif pada
prosedur WDEP (Want, Doing and
anak yang berinisial EV di SMK
Direction,
Muhammadiyah
sebagai suatu sistem yang fleksibel
Sragen.
Dalam
sebelumnya
peneliti
pelaksanaannya,yaitu:
sudah melakukan wawancara dengan
1. Want ( keinginan )
penelitian
4
Evaluation,
ini,
wali kelas X Akutansi. Dari
data
hasil
Mengeksplorasi
wawancara
dan
komitmennya
4 Sragen ditemukan seorang anak yang
keinginan itu.
negatif yang berinisial EV.
keinginan
yang
sebenarnya dari klien dan tentang
observasi awal di SMK Muhammadiyah
bermasalah yaitu memiliki konsep diri
Planning)
untuk
memenuhi
2. Doing and Direction (melakukan dengan terarah) Menanyakan pertanyaan tentang apa
Pelaksanaan
Tindakan
Konseling
yang
dialami
untuk
memahami
perilaku klien secara menyeluruh
Tahap I Tujuan pelaksanaan tindakan I ini untuk mengatasi masalah anak yang memiliki konsep diri negatif di SMK Muhammadiyah
Sragen
kesadarannya
terhadap
perilakunya itu. 3. Evaluation (Evaluasi)
melalui
Klien di dorong untuk melakukan
konseling individu dengan pendekatan
evaluasi terhadap perilaku yang
terapi
telah
realitas,
4
dan
maka
pelaksanaan
dilakukan
terkait
konseling dilakukan secara individual
efektifitasnya
pada konseling ini peneliti menekankan
kebutuhan ataukah hanya keinginan.
harapan kepada siswa tersebut agar
dalam
dengan
memenuhi
4. Planning ( Merencanakan )
dapat mengatasi masalah yang dihadapi
Klien
sesuai dengan kemampuan siswa itu
merumuskan rencana masa depan
sendiri. Adapun pelaksanaan konseling
secara mandiri.
tindakan tahap I dilakukan pada bulan April minggu keempat.
didororong
untuk
10
Dari hasil konseling I pada klien dapat
negative
diketahui penyebab siswa tidak percaya
kepribadiannya klien berjanji untuk
diri serta terindikasi memiliki konsep
lebih memotivasi dirinya sendiri untuk
diri negatif bahwa klien mengatakan
lebih maju kedepannya. Peneliti juga
merasa
dari
memberikan saran kepada klien agar
keluarga yang orang tuanya bercerai
memikirkan masa depannya mulai dari
(broken home) sehingga takut dicap
lebih terbuka untuk sharing dalam
anak yang bermasalah atau nakal hal
menceritakan ganjalan hatinya kepada
tersebut mengakibatkan klien menjadi
orang
minder. Selain itu ditemukan fakta baru
pemikirannya, misalnya saja kepada
dari AUM (alat ungkap masalah) yang
guru BK, guru wali kelas, teman yang
berupa angket pertanyaan yang telah
punya pemikiran dewasa, orang tua,
penulis bagikan untuk dijawab secara
saudara ataupun guru yang lain. Selain
pribadi dikelas tersebut bahwa klien
konselor juga memotivasu klien agar
merasa rendah diri karena berasal dari
yakin dan optimis terhadap potensi diri
keluarga yang kurang mampu secara
untuk meraih masa depan yang lebih
ekonomi.
baik.
malu
karena
Sedangkan
penarikan sosiometri
berasal
dari pertama
hasil
bagi
lain
yang
perkembangan
lebih
matang
yang
penulis bagikan untuk diisi secara
Evaluasi Konseling Tahap I
pribadi dan rahasia di kelas tersebut
Setelah proses konseling tahap I
sebagai salah satu instrumen pendukung
yang dilakukan oleh peneliti dengan
BK didapatkan hasil bahwa klien hanya
klien selesai. Klien tersebut menjadi
disukai oleh orang dua orang dalam
lebih terbuka dengan orang lain dan
kelas tersebut sehingga dibutuhkan
mulai tampak percaya diri sehingga
penanganan juga terhadap hubungan
sikap dan perilaku yang menunjukkan
sosial pribadi klien. Dalam konseling
adanya
tindakan tahap I peneliti memberikan
berkurang. Berarti dalam diri klien
bantuan pada klien dengan memberikan
tersebut timbul kesadaran pentingnya
motovasi serta alternatif solusi dari
konsep diri positif untuk meraih masa
permasalahan yang dihadapi klien dan
depan yang lebih baik.
kemudian memberikan pengertian akan pentingnya
mengurangi
konsep
konsep
diri
negatif
mulai
11
Pelaksanaan
Tindakan
Konseling
Evaluasi Konseling Tahap II Evaluasi pada tindakan konseling
Tahap II Pelaksanaan tindakan konseling
tahap II yang dilakukan pada bulan Mei
tahap II dilaksanakan pada bulan april
minggu ketiga akhir, dengan hasil
Mei minggu kedua. Dalam konseling
evaluasi sebelum dilakukan konseling
tahap II peneliti masih menggunakan
tahap I terindikasi memiliki konsep diri
konseling individu dengan pendekatan
negatif yang tampak yaitu sebanyak 2
terapi realitas. Observasi baik dengan
sampai 3 kali dalam seminggu sesudah
teman sebaya maupun guru –guru siswa
dilakukan konseling tahap I dengan
tersebut didapatkan klien mulai terlihat
hasil yaitu 1 (satu) kali dalam seminggu
memiliki konsep diri positif dengan
dan setelah dilakukan konseling tahap II
yakin pada potensi diri walaupun
dengan hasilnya masih sama, tetapi
kadang kala masih terlihat minder,
hasil penelitian yang dilakukan dengan
tetapi sudah ada peningkatan. Berarti
pendekatan terapi realitas sudah cukup
menandakan ada perubahan kearah
berhasil dalam menangani klien yang
positif yang di lakukan klien. Hal ini
memiliki konsep diri negatif. Karena
menunjukan bahwa ada peningkatan
klien yang dapat mengurangi tingkah
tingkah
laku
laku
klien
di
SMK
yang
tidak
dikehendaki
dari
Muhammadyah 4 Sragen, walaupun
berbagai pihak seperti teman maupun
hasil konseling tahap I dan II masih
guru
sama,
ada
konseling lanjutan. Untuk permasalahan
peningkatan. Pada konseling tahap II
klien yang terindikasi memiliki konsep
klien mengatakan bahwa dia sudah bisa
diri negatif dapat dikatakan sudah
memotivasi
cukup
akan
tetapi
diri
sudah
sendiri,
kemudian
lainnya.
berhasil.
Setelah
Tindak
dilakukan
lanjut
pendekatan realitas dilakukan dengan
selanjutnya perlu dilakukan pengamatan
lebih intensif, hal ini bertujuan agar
serta memberikan motivasi belajar pada
klien lebih baik lagi. Di tahap ini
klien dan menyerahkan kembali pada
peneliti
wali kelas, guru BK dan guru bidang
juga
memberikan
layanan
bimbingan karier mengingat klien sudah remaja.
studi lainnya.
12
Temuan Studi yang Dihubungkan
Walaupun masih ada sifat yang minder
dengan Kajian Teori.
karena kondisi ekonomi keluarga yang
Penelitian
ini
penanganan
difokuskan
siswa
yang
dalam
terindikasi
tidak dapat berubah secara keseluruhan tetapi menunjukan perubahan
yang
memiliki konsep diri negatif menurut
lebih positif dari sebelumnya. Peneliti
Calhoun dan Acocella (dalam Nur
mengharapkan
Ghufron & Rini Risnawita, 2011: 19)
merubah perilakunya menjadi lebih baik
memiliki ciri – ciri yaitu responsif
lagi, karena ini juga untuk masa depan
terhadap pujian, pesimis, kurang PD.
klien
Dari hasil penelitian ini yaitu konseling
individu
individu
terapi
realitas cukup efektif untuk menangani
proses
klien yang terindikasi memiliki konsep
pelaksanaan konseling tahap I dan tahap
diri negatif. Hal ini sejalan dengan
II klien menjadi lebih memiliki konsep
pendapat
diri
Winkel,
realitas
dengan pada
pendekatan
klien
positif.
dengan
Peneliti
melakukan
agar
tersebut
sendiri.
dengan
dapat
Konseling
pendekatan
William 2010:
klien
Glasser
459)
terapi
(dalam
bahwa
terapi
konseling dengan lebih intensif, hal ini
realitas mengandung tiga konsep dasar
bertujuan agar klien dapat mengurangi
yaitu realitas, tanggung jawab, serta
konsep diri negatif dengan bersikap
benar dan salah. Glesser percaya bahwa
optimis atau yakin terhadap potensi diri,
semua orang memiliki dua kebutuhan
percaya diri serta mau terbuka kepada
dasar manusia yang saling terkait:
orang
solusi
hubungan (mencintai dan dicintai) dan
semangat
respect (merasa berharga untuk diri
bersekolah dan prestasi belajarnya tetap
sendiri dan lainnya). Dalam kasus ini
baik selain itu peneliti juga memberikan
klien merasa kurang disayangi oleh
layanan bimbingan karier mengingat
orang tuanya (akibat perceraian orang
klien sudah remaja. Perubahan positif
tua
pada perilaku klien sebagai respon
menginginkan klien untuk berhenti
dalam penelitian ini yang nampak
sekolah)
dalam frekuensi saat terlihat memiliki
dirinya berharga (sikap minder atau
konsep diri negatif melalui kegiatan
rendah diri). Untuk lebih jelasnya
sehari-hari klien dan kegiatan klien di
efektifitas pendekatan tersebut
SMK
dilihat
lain
untuk
permasalahannya,
mencari tetap
Muhammadiyah
4
Sragen.
serta
sikap
dan
pada
ayahnya
kurang
table
yang
menganggap
dibawah
dapat ini:
13
Tabel 3. Tindakan Konseling Sesudah tindakan konseling Sebelum
Terapi Realitas
tindakan
- Responsif
Konsep dasar terapi realitas
Sesudah
Sesudah
konseling I
konseling II
- Cukup bisa
- Menerima
terhadap
menurut pendapat William
menerima
pujian
pujian
Glasser (dalam Winkel, 2010:
pujian tanpa
tanpa rasa
459) yaitu: realitas, tanggung
rasa malu
malu
jawab, serta benar dan salah. - Pesimis
Metode
terapi
realitas:
- Mulai optimis
- Optimis
- Mulai PD
- Cukup PD
membangun relasi yang baik - Kurang PD
dan prosedur – prosedur yang
( indikator
menuntun menuju perubahan
konsep diri
yang dirangkum oleh Dr.
negatif menurut
Robert
Calhoun dan
Stephen Palmer, 2011: 533)
Acocella dalam
sebagai ‘Sistem WDEP’.
Nur Ghufron & Rini Risnawita, 2011: 19)
Wubolding (dalam
14
Keterbatan Penelitian
Saran - saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti
1. Kepada Pihak Sekolah:
menyadari
bahwa
hasilnya
masih
-
Sekolah
mempertahankan
kurang begitu sempurna, karena waktu
jalinan komunikasi yang sudah
frekuensi pengamatan saat penelitian
baik dengan orang tua siswa
yang singkat serta pengumpulan data
untuk
yang kurang sempurna.
perkembangan peserta didiknya. -
semakin
Sekolah
mengetahui
mempertahankan
treatmen yang sudah baik dalam
KESIMPULAN DAN SARAN
penanganan
Kesimpulan
siswa
yang
terindikasi memiliki masalah.
Hasil penelitian konseling tahap I dan tahap II bahwa konsep diri negatif siswa
2. Kepada Orangtua: -
Orangtua semakin meningkatkan
mengalami perubahan dengan diberikan
jalinan
konseling individual dengan pendekatan
pihak sekolah untuk semakin
realitas. Hal ini dapat terlihat dari hasil
mengetahui
konseling yang diberikan yaitu konseli
anaknya.
lebih memiliki kemauan keras untuk
-
komunikasi
dengan
perkembangan
Orangtua semakin meluangkan
merubah pemikiran negatifnya menjadi
waktu agar anak mendapatkan
pemikiran positif, lebih memahami
perhatian lebih.
kemampuan diri, lebih tanggung jawab
3. Klien / Siswa yang Mengalami
dengan menjalankan komitmen yang
Masalah Konsep Diri Negatif
telah
-
diambilnya
dengan
baik.
Siswa
diharapkan
semakin
Perubahan konsep diri positif tampak
menyadari pentingnya konsep
pada kegiatan siswa sehari-hari di
diri
lingkungan
mengembangkan potensi dirinya
sekolah
Muhammadiyah
4
di
SMK
Sragen.
Dengan
demikian proses konseling individu
positif
untuk
semaksimal mungkin. -
Siswa diharapkan untuk jangan
dengan pendekatan terapi realitas dapat
mudah putus asa dan optimis
dikatakan berhasil atau cocok untuk
untuk menyongsong masa depan
penanganan
yang lebih baik.
klien
yang
memiliki konsep diri negatif.
terindikasi
15
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito. 2005. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi Offset. Geldard, David & Geldard, Kathryn. 2004. Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain dengan Teknik Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gibson, Robert L & Mithcell, Marianne H. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mohhamad Jauhar & Sulistyarini. 2014. Dasar – Dasar Konseling. Jakarta: Penerbit Prestasi Pustakaraya. M. R Gufron & Rini Risnawati S. 2011. Teori – Teori Psikologi. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media Group. Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Palmer, Stephen. 2011. Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prayitno & Erman Amti. 2013. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Santrock, Jhon W. 2003. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Sayekti. 2010. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Surakarta: Universitas Slamet Riyadi Pers. Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Susilo Rahardjo & Gudnanto. 2013. Pemahaman Individu Teknik Nontes. Jakarta: Prenamedia. Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Winkel, W. S & M. M. Sri Hastuti. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Grasindo.