KEPEMIMPINAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH DALAM MEMOTIVASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO
Oleh : Veronica Seprianti Dauhan
Abstrak
Dalam suatu instansi, faktor sumber daya manusia merupakan kunci dari pencapaian tujuan instansi secara keseluruhan. Untuk memberdayakan sumber daya manusia yang ada maka peranan pemimpin untuk meningkatkan kinerja pegawai sangat penting. Secara umum tingkat motivasi pegawai negeri sipil yang dinilai belum cukup baik dapat dilihat dari kinerja dan tingkat disiplin yang dilakukan oleh setiap pegawai itu sendiri. Pemimpin merupakan unsur yang sangat menentukan lancar atau tidaknya suatu organisasi dalam mewujudkan tujuannya, kepemimpinan merupakan inti dan motor penggerak dari terwujudnya proses pemerintahan yang baik. Demikian pentingnya peranan kepemimpinan dalam proses pencapaian tujuan dari proses pemerintahan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses dan tidaknya kegiatan pemerintahan itu sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki orangorang yang diserahi tugas dalam memimpin proses pemerintahan itu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan kepala BKDD dalam memotivasi pegawai negeri sipil di Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Motivasi
Latar Belakang Untuk membangun suatu bangsa, ada hal mendasar yang harus diperhatikan oleh negaranegara berkembang yaitu hal yang menyangkut eksistensi kepemimpinan seorang pemimpin, baik dalam memimpin suatu negara maupun memimpin suatu institusi. Dari berbagai tugas pemimpin dalam suatu birokrasi, maka tugas yang paling sulit yang harus dilaksanakan adalah bagaimana memotivasi pengikut atau bawahannya agar mereka mau bekerja lebih giat dan penuh tanggung jawab.Dikatakan sulit karena sifat motivasi itu sendiri bersifat abstrak dan tidak dapat berlaku secara universal pada setiap individu dalam suatu birokrasi. Suatu perlakuan tertentu yang berhasil meningkatkan motivasi seseorang pada waktu tertentu belum tentu berhasil apabila diterapkan kepada orang lain pada tempat dan waktu yang berbeda. Memahami pentingnya kepemimpinan seorang pemimpin terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai, maka salah satu hal yang diusahakan dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai negeri sipil yaitu bagaimana seorang kepala badan memimpin dengan baik sehingga para pegawai negeri sipil di lingkungan kantor dapat termotivasi untuk bekerja dengan baik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengangkat judul Kepemimpinan Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan Pelatihan Daerah Dalam Memotivasi Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO).
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah : Bagaimana kepemimpinan Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah dalam memotivasi Pegawai Negeri Sipil di Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro? Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui, Bagaimana pelaksanaaan Kepemimpinan Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Dalam Memotivasi Pegawai Negeri Sipil di Kab.Kepl. Siau Tagulandang Biaro.
Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan, di harapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut : Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dan gambaran tentang kepemimpinan pemerintahan, dalam rangka pengembangan ilmu pemerintahan. Secara Praktis Hasil penelitian ini secara praktis dapat dipergunakan oleh pemerintah kabupaten khususnya Kabupaten SITARO untuk memberikan informasi tambahan mengenai kepemimpinan yang akan diterapkan oleh kepala BKD dalam organisasi yang akan mendorong terciptanya motivasi kerja para pegawai agar lebih baik. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Kepemimpinan Menurut Miftah Thoha dalam bukunya Kepemimpinan dalam Manajemen
yang
dimaksud dengan kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Dimana setiap perilaku yang dilakukan oleh seorang pemimpin akan pasti mempengaruhi orang yang ada dalam pengawasannya, agar dapat mencapai tujuan yang dikehendakinya. Selanjutnya menurut Ngalim Purwanto(1991:26) dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Pendidikan mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. Faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan motivasikerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan motivasi kerja semua pegawai dalam
mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik. Dengan demikian, kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan motivasi kerja pegawai. Konsep Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata Latin yaitu: motifus yang berarti sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia Kartono (2002: 32). Hal ini sejalan dengan pendapat Siagian (2003: 89), ia mengartikan motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menyerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Purwanto (2007: 72), menyatakan bahwa: Motivasi mengandung tiga kemampuan pokok yaitu menggerakan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku. Mengarahkan adalah menyatukan tingkah laku untuk mencapai suatu orientasi tujuan.Menopang yaitu memberikan penguatan intensitas, arah, dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : a. Faktor Internal, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri individu, meliputi : (1) Keinginan untuk dapat bertahan hidup; (2) Keinginan untuk dapat memiliki; (3) Keinginan
utmtuk memperoleh penghargaan; (4) Keinginan untuk berkuasa; (5)
Keinginan untuk mendapatkan perhatian, dan lain-lain. b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu, meliputi: (1) Kondisi lingkungan kerja; (2) Komponensasi; (3) Supervisi yang baik; (4) Adanya jaminan pekerjaan, dan lain-lain.
METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Kepemimpinan Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yang ada di Kantor BKDD Kab.Kepl. SITARO yang informannya berjumlah 26 orang, terdiri dari: 1. Kepala BKDD 2. Sekretaris 3. Bagian Bidang Pengadaan, Mutasi dan Pensiun (6 orang) 4. Bagian Bidang Pendidikan dan Pelatihan (6 orang) 5. Bagian Bidang Pengembangan Jabatan, Penegakan Disiplin dan Kesejahteraan pegawai (7 orang) 6. Pelaksana/staf (5 orang)
Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu dapat diartikan menurut Nawawi (2001:63) sebagai pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana adanya. Fokus Penelitian Fokus penelitian tentang Kepemimpinan Kepala BKDD dalam memotivasi Pegawai Negeri Sipil meliputi : 1. Komunikasi antara pimpinan dan bawahan 2. Pengarahan dan pemberian bimbingan kepada pegawai 3. Situasi kerja yang telah dibentuk pemimpin 4. Pemberian pengawasan dan hukuman kepada pegawai 5. Kendala-kendala yang dihadapi pemimpin dalam memotivasi 6. Bagaimana pemimpin mengatasi masalah dalam memotivasi 7. Metode motivasi yang di gunakan pemimpin untuk hasil yang maksimal 8. Prosedur/tahap-tahap pemberian motivasi 9. Pemberian penghargaan kepada pegawai
10. Umpan balik pegawai setelah diberi motivasi. Sumber Data Dari penelitian ini data yang diperoleh berdasarkan sumbernya dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Data Primer, data yang diperoleh dari hasil wawancara yang penulis lakukan berdasarkan pedoman yang telah dibuat serta pengamatan secara langsung terhadap responden. 2. Data sekunder, data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, catatan-catatan, laporanlaporan maupun arsip-arsip resmi, yang dapat didukung kelengkapan data primer.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : Studi literatur, yaitu data yang diperoleh dengan mempelajari buku-buku, dokumen-dokumen, dan bahan-bahan referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian serta wawancara dan observasi. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa secara kualitatif, artinya dari data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam. Data yang ada dianalisa serinci mungkin sehingga diharapkan dapat diperoleh kesimpulan yang memadai yang bisa digeneralisasikan.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Gambaran Umum Tentang Badan Kepegawaian Dan Diklat Daerah Kab.Kepl. Siau Tagulandang Biaro Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah mempunyai payung hukum berdasarkan peraturan Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Nomor 28 Tahun 2008 tentang kedudukan , susunan, Uraian Tugas dan Fungsi Organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis daerah dan Lembaga lain Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Visi dan Misi Visi Dengan memperhatikan Tupoksi Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Kabupaten Siau Tagulandang Biaro dan Misi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, maka Visi BKDD adalah : “TERWUJUDNYA APARATUR YANG BERKUALITAS, PROFESIONAL, SEJAHTERA DAN TERTIB PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN” Misi Untuk mewujudkan Visi sebagaimana tersebut diatas, Misi Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah : 1.
Melakukan pembinaan Pegawai Negeri Sipil
2.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur
3.
Meningkatkan kesejahteraan aparatur
4.
Mengelola administrasi kepegawaian secara optimal
mengacu pada Sistem Aplikasi
Pelayanan Kepegawaian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Fokus Penelitian Kepemimpinan Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan Pelatihan Daerah Dalam Memotivasi Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Pada penelitian yang diamati oleh penulis dalam rangka mendapatkan informasi yang akurat dalam penulisan skripsi ini, yang diamati dalam penelitian ini yaitu tentang kepemimpinan kepala BKDD dalam memotivasi PNS di Kab.Kepl.Siau Tagulandang Biaro karena bila dilihat dari Visi dan Misi dari BKDD Kab.Kepl.SITARO, dinilai masih 80%terealisasi.Adapun hasil wawancara peneliti dengan metode penelitian sensus yaitu dengan
meneliti seluruh pegawai BKDD Kab.Kepl.Siau Tagulandang Biaro yang berjumlah 26 pegawai. Namun sesuai dengan yang dijabarkan dalam metodologi penelitian, maka peneliti merangkumkan hasil wawancara yang sudah mewakilkan dari seluruh pemaparan para pegawai BKDD, serta hasil wawancara berhubungan dengan perumusan masalah dan fokus penelitian, maka dideskripsikan sebagai berikut :
Komunikasi antara Pimpinan dengan Bawahan
Pengarahan dan Pemberian Bimbingan kepada Pegawai
Situasi Kerja Yang Telah Dibentuk Pemimpin
Pemberian Pengawasan dan Hukuman Terhadap Pegawai
Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Pemimpin dalam Memotivasi
Bagaimana Pemimpin Mengatasi Masalah dalam Memotivasi
Metode Motivasi yang Digunakan Pemimpin Untuk Hasil Maksimal
Bagaimana Prosedur / Tahap-Tahap Pemberian Motivasi
Pemberian Penghargaan kepada Pegawai
Bagaimana Umpan Balik Pegawai Setelah Diberi Motivasi
Analisis dan Interpretasi Data 1.
Komunikasi antara Pemimpin dengan Bawahan Komunikasi adalah proses menerima dan mengirimkan berita diantara pihak-pihak yang
saling berhubungan sehingga diperoleh pemahaman tentang apa yang dimaksud satu sama lain. Dengan adanya komunikasi yang baik maka akan tercipta hubungan kerja yang baik pula, komunikasi juga sangat mendukung untuk memotivasi bawahan agar melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Brantas (2009:167) yang menjelaskan : Dilihat dari profil kepala BKDD sesuai dengan hasil wawancara dan penelitian yang sudah dilakukan, proses komunikasi antara pemipin dengan bawahan sudah semaksimal mungkin diterapkan oleh Drs. Hans Kalangit, MSi selaku kepala BKDD dalam upaya memotivasi bawahan untuk lebih bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan ke masing-masing bidang kerja untuk mencapai hasil kerja serta memberikan pelayanan yang terbaik buat daerah SITARO khususnya dalam tugas yang dilaksankan oleh BKDD, dari data yang diambil berupa hasil
wawancara, dapat disimpulkan kepala BKDD sudah melakukan komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan. 2.
Pengarahan dan Pemberian Bimbingan kepada Pegawai Pemberian pengarahan dan bimbingan yang baik kepada pegawai
akan memberikan
umpan balik (feedback) yang positif kepada pegawai tentang bagaimana bekerja dengan baik yang akan membuat pegawai lebih mengerti dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, sehingga semua tujuan dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Hasibuan (2003:22) yang mengatakan : Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif secara efisien dalam terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan oleh pimpinan dengan kepemimpinannya, memerintahkan bawahan agar mau mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Sedangkan pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasinya dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi yang baik membantu tercapainya tujuan secara efektif. Jika dibandingkan dengan hasil wawancara terhadap kasubbag program dan keuangan, Nita L. Tumei, SE pemberian bimbingan yang dilakukan oleh kepala BKDD selalu bersifat terbuka kepada bawahan dan secara tidak langsung pengarahan yang dilakukan kepala BKDD selaku pemimpin menghasilkan efektivitas kerja yang lebih baik serta dapat dilihat pegawai BKDD termotivasi oleh cara memimpin kepala BKDD untuk bekerja lebih disiplin. 3.
Situasi Kerja yang Telah di Bentuk Pemimpin Pemimpin juga berperan dalam pembentukan situasi kerja karena bagaimanapun juga
seorang pemimpin memiliki tanggung jawab terhadap roda kegiatan di kantornya, begitu juga dengan Kepala BKDD telah berperan dalam pembentukan situasi kerja yang nyaman. Berdasarkan tanggapan hasil wawancara dengan Dra.Margrieth Adilis selaku kepala bidang pengadaan, mutasi dan pensiun untuk situasi kerja dikantor memang sudah terbentuk sejak lama seperti itu, namun ada terobosan-terobosan baru yang dilakukan pimpinan untuk meningkatkan gairah kerja dengan situasi kerja yang nyaman yang membuat pegawai atau bawahan betah untuk bekerja di BKDD. Untuk itu dapat diambil kesimpulan, situasi kerja di BKDD yang telah dibentuk pemimpin, dipengauhi juga oleh pola pikir pemimpin memotivasi pegawai untuk bisa beradaptasi dengan situasi kantor yang sudah sejak lama terbentuk di BKDD.
4.
Pemberian Pengawasan dan Hukuman kepada Pegawai Pengawasan merupakan fase untuk menilai apakah sasaran-sasaran yang telah ditetapkan
telah tercapai memuaskan atau tidak. Maka pengawasan dapat dikatakan sebagai proses dimana pihak manajemen melihat apakah yang terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi, apabila tidak sesuai maka dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian yang perlu dilakukan. Pengawasan yang dilakukan pimpinan merupakan kontrol bagi aktivitas bawahan dalam menyelesaikan tugas untuk menuju arah yang harus dicapai agar dalam menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang seharusnya. Dalam hal pemberian pengawasan dan hukuman kepada pegawai, kepala BKDD Drs. Hans Kalangit, MSi bersikap cermat, disiplin dan tidak kompromi serta adil saat menjalankan tugas. Berdasarkan penelitian melalui hasil wawancara dengan kepala bidang pengembangan jabatan, penegakan disiplin dan kesejahteraan pegawai, Bpk. Marlon Brando Dalentang, S.Sos dapat dimbil kesimpulan bahwa faktor penentu dalam pemberian hukuman kepada pegawai, diberikan pimpinan dengan cara melihat besar kecilnya kesalahan yang dilakukan pegawai dan kerajinan pegawai bekerja serta sejauh mana pegawai yang bersalah menyesali kesalahannya dan berkomitmen bekerja lebih baik dan bertanggungjawab. Pengawasan yag dilakukan kepala BKDD cukup baik dengan menghimbau seluruh kepala bidang untuk selalu mengawasi bawahan dibidang masing-masing dan harus melapor langsung ke kepala BKDD setiap hari. 5.
Kendala yang Dihadapi Pemimpin dalam Pemberian Motivasi Sudah menjadi kewajiban pemimpin untuk menjalankan kapasitasnya sebagaiseorang
pemimpin dengan baik dan benar, termasuk dalam hal memberikan motivasi kepada pegawainya. Dan didalam pelaksanaannya terkadang ada masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin dalam pemberian motivasi kepada para pegawainya. Salah satu contohnya yaitu pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada pegawai tidak dapat diinterpretasikan dengan baik oleh pegawai. Hal ini mengakibatkan kinerja pegawai menjadi lambat serta jalannya roda pemerintahan menjadi terhambat. Tetapi pada nyatanya memang tidak banyak masalah yang timbul akibat pemberian motivasi ini, seperti dikatakan juga memotivasi pegawaiharus dengan cara yang berbedakarena setiap pegawai memiliki karakter yang berbeda, untuk itu seorang pemimpin lebih meningkatkan hubungan personal dengan para pegawai. Dalam pendekatan ini akan terjalin sebuah hubungan yang berkesinambungan antara semua pegawai.
Yang menjadi patokan dan sasaran utama kendala atau masalah dari BKDD yaitu koordinasi pimpinan SKPD dengan kepala BKDD. Berdasarkann hasil wawancara dengan kepala bidang pendidikan dan pelatihan, Yosia Liunsada, SIP adalah pegawai yang tidak menghagai motivasi dan tidak ada peningkatan pekerjaan merupakan tugas utama dari kepala BKDD untuk mengatasi dan encari jalan keluar yang lebih baik agar kinerja pegawai menjadi lebih dan roda pemerintahan dalam hal ini manajemen BKDD yang menyangkut kepegawaian berjalan lancer, dan garis korelasi antara pimpinan SKPDD dengan kepala BKDD terkoordinasi sebaik mungkin. 6.
Usaha Pemimpin Mengatasi Pemasalahan dalam Memotivasi Dalam kantor tentu sering terjadi suatu permasalahan yang sedikit banyak dapat
mempengaruhi sistem kerja dalam kantor tersebut. Disinilah peran pemimpin diperlukan untuk mengatasi atau paling tidak meminimalisir permasalahan tersebut agar sistem kerja kantor kembali berjalan secara seimbang. Selain mengatasi suatu permasalahan, peran seorang pemimpin dalam memotivasi para pegawainya juga sangat diperlukan guna meningkatkan kinerja pegawainya. Dari pemaparan kepala Sub bidang Diklat dasar dan kepemimpinan, Gledyes Tadete, S.STP mewakili seluruh pegawai BKDD menilai usaha pemimpin mengatasi permasalahan dalam memotivasi sudah baik, tinggal bagaimana para pegawai merespon usaha pimpinan untuk mencapai tujuan bersama dalam roda pemerintahan. 7.
Metode yang Digunakan Untuk Mendapatkan Hasil yang Maksimal Pemimpin haruslah mempunyai cara yang tepat dalam memberikan motivasi kepada para
pegawainya untuk mendapatk:an hasil yang diinginkan, maka dari itu seorang pemimpin wajib mempunyai teknik yang tepat dan benar agar motivasi dapat diterima dengan baik dan kinerja pegawai juga baik, sehingga performa kantor dengan sendirinya akan membaik pula berkat kinerja yang bagus dari para pegawai. Maka dari itu teknik pemberian motivasi bukanlah hal yang sepele mengingat akibatnya bisa sangat menguntungkan atau malah sebaliknya tergantung dari cara pemimpin mengaktualisasikannya. Seperti dikatakan Kartono (2005:224) Motif -motif yang jelas, tegas, dan kuat, akan mendorong kemampuan orang, dan memberanikan dirinya untuk berbuat sesuatu. Sehubungan dengan itu pemimpin harus mampu memberikan motivasi yang baik dan benar kepada anak buahnya.
Adapun mekanisme yang digunakan dalam metode motivasi mendapatkan hasil yang maksimal dalam tugas BKDD dapat dijelaskan seperti penuturan sumber wancara dengan kepala BKDD Drs. Hans Kalangit, MSi bahwa dengan mengenal secara khusus para pegawai tentunya akan berdampak selaku pimpinan akan mengenal pribadi dan perilaku mereka satu persatu, tentu saja akan memudahkan pimpinan memberikan motivasi langsung. Begitu juga yang dijabarkan kepala Sub Bagian Mutasi dan Pensiun, Kristian Kiaking, SH bahwa seluruh staf pegawai BKDD menilai metode yang diterapkan pimpinan BKDD untuk mendapatkan hasil yang maksimal sudah tepat. 8.
Langkah-Langkah atau Tahapan dalam Pemberian Motivasi Pada dasanya motivasi adalah sebuah stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain
dengan tujuan sang penerima stimulus itu akan melakukan apa yang diinginkan oleh sang pemberi. Jadi pemberian motivasi yang akan berhasil dan baik haruslah sang pemberi motivasi (pemimpin) memiliki cara agar perkataannya bisa didengar dan dilakukan oleh penerima (pegawai). Karena sebagaimana yang di ungkapkan Djanaid (2004:171) menyebutnya sebagai prinsip-prinsip memotivasi yang meliputi : 1.
Pemimpin harus memahami semua perilaku anak buah.
2.
Dalam memotivasi bawahan seorang pemimpin harus berorientasi pada latar, karakter bawahan.
3.
Dalam memotivasi perlu didasarkan bahwa bawahan itu tidak sama. Dengan kata lain merangsang seseorang harus berbeda dengan orang lain.
4.
Motivasi yang berulang-ulang akan tidak efektif.
5.
Dalam memotivasi bawahan dengan motif tertentu akan memiliki daya dorong yang berbeda.
6.
Faktor keteladanan besar pengaruhnya dalam memotivasi anak buah.
7.
Dalam memotivasi anak buah harus realistik, tidak utopis. ` Berdasarkan hasil wawancara dalama penelitian, kepala BKDD Drs. Hans Kalangit, MSi
sudah menerapkan prinsip-prinsip memotivasi, tentu juga harus ada timbal balik dari bawahan untuk bersikap proaktif dalam bekerja.Langkah-langkah pemberian motivasi harus didukung juga dengan tindakan baik dari para staf pegawai.Dari hasil wawancara yang dirangkum dari keseluruhan sumber yang diwawancara mengatakan pimpinan BKDD sangat tepat dan akurat dalam pemberian motivasi.
9.
Pemberian Penghargaan kepada Pegawai Dengan adanya pemberianpenghargaan kepada pegawai yang berprestasi maka akan
memberikan atau menimbulkan motivasi kerja pegawai karena pegawai akan merasa pimpinan menghargai serta mengakui hasil kerja mereka, selain itu pemberian penghargaan kepada pegawai yang berprestasi akan dapat menimbulkan motivasi bagi pegawai lainnya yang belum berprestasi untuk meningkatkan hasil kerja mereka dengan harapan memperoleh penghargaan tersebut. Pemberian penghargaan yang dilakukan oleh pemimpin merupakan hal yang paling penting dalam proses manajemen. Dengan diberikannya penghargaan oleh pemimpin dapat memberikan dorongan atau dapat memotivasi kerja pegawaidalam menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga diuntungkan dengan hasil yang diberikan pegawai begitu juga sebaliknya pegawai diuntungkan dengan adanya imbalan yang diberikan. Jadi peranan pemimpin dalam hal pemberian penghargaan kepada pegawai akan membuat pegawai dapat termotivasi dalam bekerja. Dari hasil wawancara dengan Jerty Lukas Tabukang, SH dapat disimpulkan mengenai pemberian penghargaan kepada pegawai berprestasi haruslah dibuat penghargaan yang bervariasi dan kreatif agar memotivasi seluruh pegawai untuk berprestasi dibidang kerja masing-masing. Sejauh ini pimpinan BKDD dinilai sudaha baik untuk pemberian penghargaan kepada pegawai. 10.
Bagaimana Umpan Balik Pegawai Setelah Diberi Motivasi Proses setelah pemberian motivasi yang selanjutnya adalah melihat bagaimana reaksi
pegawai setelah diberi motivasi atau yang lebih dikenal dengan umpan balik atau feedback. Berhasil tidaknya pemberian motivasi juga bergantung pada umpan balik pegawai setelah menerimanya dan bagaimana mereka dalam menerjemahkan itu ke dalam pekerjaan, jika pegawai baik dalam penerimaan motivasi yang diberikan maka akan terjadi umpan balik yang bagus karena bisa dikatakan pemberian motivasi tersebut berhasil yang menyebabkan umpan balik yang positif bagi pegawai. Mengatasi permasalahan dalam sebuah organisasi adalah sebuah tantangan bagi setiap pimpinan. Seorang pemimpin pasti akan dihadapkan dalam kendalakendala persoalan memotivasi pegawai. Dengan melakukan langkah-langkah atau tahapan yang tepat maka tujuan pemimpin dalam memotivasi pegawai akan tercapai. Dari hasil wawancara dengan kepala BKDD Drs. Hans Kalangit, MSi dapat disimpulkan setiap pribadi pegawai tentu tidak memiliki perilaku sikap yang sama, namun semua itu tegantung kemampuan dari setiap pegawai untuk menerima dorongan dan menjadikannya
sebagai sebuah motivasi memperbaiki kinerja dan prestasi mereka, yang dinilai langsung oleh pimpinan BKDD bahwa seluruh bawahannya sudah memberikan umpan balik dengan menghormati setiap kebijakan dan keputusan pimpinan dalam mengatur BKDD dengan baik.
PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui kepemimpinan kepala BKDD dalam memotivasi pegawai negeri sipil di kantor BKDD Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peranan pemimpin Kepala BKDD Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro telah melakukan perannya dalam berkomunikasi, mengarahkan dan memberikan bimbingan, perannya dalam memotivasi, pembentukan situasi kerja, pemberian pengawasan dan hukuman, mengetahui kendala-kendala dalam memotivasi serta cara-cara mengatasi permasalahan yang timbul dalam pemberian motivasi. 2. Berdasarkan analisa dan interpretasi data dapat diketahui kendala-kendala yang di hadapi pemimpin dalam memotivasi pegawai yaitu setiap karyawan mempunyai tipe dan karakter yang berbeda-beda dari setiap orang. Seperti dikatakan juga bahwa kendala yang dihadapi adalah ketika pegawai itu sendiri tidak menghargai motivasi yang diberikan pimpinan dan terus melakukan kesalahan tanpa ada peningkatan pekerjaan. 3. Mengatasi permasalahan dalam memotivasi, seorang pemimpin lebih meningkatkan hubungan personal dengan para pegawai. Dalam pendekatan ini akan terjalin sebuah hubungan yang berkesinambungan antara semua pegawai. Memahami karakter dan kepribadian setiap pegawai akan memudahkan untuk memberikan motivasi.
Saran 1. Peranan
pemimpin
dalam
pemberian
pengawasan,
sebaiknya
pimpinan
lebih
memperhatikan lagi sehingga pegawai dapat meningkatkan kedisiplinan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pengawasan yang dilakukan pimpinan merupakan kontrol bagi aktivitas bawahan dalam menyelesaikan tugas untuk menuju arah yang harus dicapai
agar dalam menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang seharusnya. Apabila dalam pelaksanaan tugasnya pegawai menyimpang atau menyalahi aturan yang ada dari ketentuan yang berlaku diperlukan sanksi atau teguran dari pimpinan. Sanksi ini bukan sebagai alat menghukum tetapi sebagai alat kontrol sekaligus saran bagi pimpinan untuk memperhatikan bawahannya, dengan memberikan sanksi atau teguran disini dapat memberikan dorongan kepada pegawai agar tidak mengulangi kesalahannya lagi. Dengan demikian munculah suasana kerja yang baik dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi dimana pemberian sanksi tidak semena-mena, tetapi melalui proses peraturan atau ketentuan yang berlaku, sehingga membuat pegawai lebih termotivasi dalam bekerja supaya tidak melanggar peraturan. 2. Penulis melihat pemimpin dalam mengatasi kendala-kendala memotivasi pegawai sudah
cukup baik yaitu dengan cara pendekatan personal. Saran dari penulis untuk mencapai hasil yang maksimal pendekatan personal harus lebih ditingkatkan. Tanpa membedabedakan pegawai yang satu dengan yang lain sehingga tanpa membuat itu menjadi sebuah konflik atau kecemburuan yang dirasakan oleh masing-masing pegawai. 3. Dalam hal mengatasi permasalahan dalam memotivasi, seorang pemimpin harus
mengetahui pada saat yang tepat untuk memberikan motivasi dalam hal pendekatan personal tersebut. Dikarenakan setiap pegawai tidak setiap saat dalam kondisi siap untuk menerima motivasi dari pemimpin. DAFTAR PUSTAKA Brantas. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta Djanaid, Djanalis. 2004. Kepemimpinan Eksekutif: Teori dan Praktik. Grana, Judistira. 1991. Metode Penelitian Sosial. Primaco : Bandung Gibson, James. 2001. Organisasi dan Manajemen. Erlangga : Jakarta Husen. 2000. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta Hasibuan, Melayu S.P. 1993. Manajemen Sumberdaya Manusia Dasar Dan Kunci Keberhasilan. CV. Mas Agung : Jakarta ---------------------------. 2003. Organisai dan Motivasi. PT. Bumi Aksara : Jakarta Hersey dan Blanchard. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumberdaya Manusia. Erlangga : Jakarta
Kartini Kartono. 2002. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Kusnadi, 2002. Pengantar Manajemen, Konseptual dan Prilaku. Unibraw : Malang Mardalis. 2006. Metodologi Penelitian. PT. Bumi Aksara : Jakarta Matodang, M.H. 2008. Konsep Kepemimpinan. Gramedia : Jakarta Moekijat. 2002. Dasar-dasar Motivasi. Pioner Jaya : Bandung Nawawi, Hadari. 2001. Manajemen Stratejik. Gadjah Mada Press : Yogyakarta Purwanto, Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Tarsito : Bandung ---------------------. 2007. Manajemen Personalia ( Cetakan ke 6). Tarsito : Bandung Robbin, Stephen. 2003. Perilaku Organisasi. Aditya Media : Yogyakarta Siagian, S.P. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia (Cetakan V). PT. Bumi Aksara : Jakarta Siswanto, Bedjo. 2008. Manajemen Tenaga Kerja. Sinar Baru : Bandung Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. CV. Alfabeta : Bandung Surya, D. 2005. Manajemen Kinerja. Pustaka Belajar Yogyakarta Sutikno, M Sobry. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan. Holistica : Lombok Thoha, Mifta. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada : Jakarta Ukas, Maman. 2004. Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Agnini : Bandung Uno, Hamzah, 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara : Jakarta.