EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKONOMI PADA MATERI PAJAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan)
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Rizki Darmawanti NIM: 106015000473
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
ABSTRAK RIZKI DARMAWANTI (106015000473). Efektivitas Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan). Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, November 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektivitas pembelajaran dengan menggunakan model TGT pada materi pajak siswa SMP Negeri 87 Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Oktober 2010 dengan subyek penelitian berjumlah 40 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 pertemuan. Pengumpulan data dilakukan melalui pree test dan post test, observasi, wawancara dan instrumen tes kemampuan kognitif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa. Hal ini dilihat dari hasil post test yang meningkat dibanding pree test, dan juga tercapainya nilai seluruh siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran TGT ini dalam belajar Ekonomi. Kata kunci: Efektivitas, model pembelajaran TGT, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terucap kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga sepanjang masa. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi IPS. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua Orang Tua penulis Joko Sunaryo dan Nurningsih, serta kedua adikku Rahma dan Elma, terima kasih atas kasih sayang dan do’a yang telah diberikan kepada penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M A selaku Dekan FITK UIN. 3. Bapak Drs. H. Nurochim MM selaku ketua prodi Pendidikan IPS, penasehat akademik, dosen pembimbing PPKT dan juga dosen pembimbing skripsi yang tulus ikhlas penuh kesabaran dan perhatian membimbing serta mengarahkan penulis dari awal kuliah hingga penyelesaian skripsi ini. 4. Seluruh bapak/ibu dosen dan sekretaris program studi Pendidikan IPS khususnya bapak Dr. Iwan Purwanto M. Pd, terimakasih atas pelajaran hidupnya yang sangat berharga. 5. Bapak Ishak Idrus selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 87 Jakarta beserta dewan guru dan staf khususnya ibu Titin Suhaetin dan ibu Tri Miswarsih yang telah memberikan ilmu dan bantuannya selama penelitian ini berlangsung. 6. Teman-teman prodi Pendidikan IPS angkatan 2006, terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini. Khususnya Erwita Fitri terima kasih atas
bantuannya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Sukses selalu untuk kita, amin… 7. Teman-teman “Gosip Maker”, Reni, Evi, Tami, Best (Mpeb), Leni, Bariah, Amel, Ani, Rifa, Deby, Sri, Inta, dan Iya. Banyak moment yang kita lewati bersama, semua terekam tak pernah mati. 8. Teman-teman kostan “Griya Kartini”, Mba Desy, Mba Handa, Ka Ana, Ka Anis, Ka Omy, Ka Nina, Ka Reni, Ka Rani, Ka Kasma, Ka Maya, Ama, Delsy, Sarwa, Vika, Ratna, Andri, dan Mia. 9. Teman-teman kostan “Bale Sakinah”, khususnya Neng dan Ais, terima kasih atas perhatian dan bantuannya.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan imbalan atas jasa dan segala pengorbanan yang diberikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk penulis sendiri dan juga para pembaca. Wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, 5 November 2010
Penulis Rizki Darmawanti
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah..........................................
8
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
9
D. Perumusan Masalah ....................................................................
9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
9
F. Manfaat Penelitian ......................................................................
9
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Efektivitas Pembelajaran 1. Pengertian Efektivitas ........................................................... 11 2. Pengertian Pembelajaran....................................................... 14 3. Ciri-ciri Pembelajaran ........................................................... 16 4. Tujuan Pembelajaran ........................................................... 16 5. Jenis-jenis Pembelajaran ...................................................... 17 6. Teori-teori Pembelajaran....................................................... 17 7. Prinsip-prinsip Belajar .......................................................... 21 8. Masalah-masalah Belajar ...................................................... 22 B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial..................................... 22 2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ............................. 23 3. Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial................................... 23
4. Karakteristik Pelajaran IPS ................................................... 24 5. Pengertian Ilmu Ekonomi ..................................................... 24 6. Tujuan Pembelajaran Ekonomi ............................................. 25 7. Pemahaman Konsep Pajak .................................................... 26 C. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif..................................... 28 2. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif.................... 29 3. Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) .................................................................................... 29 4. Komponen-komponen Dalam Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).................................................... 32 5. Langkah-langkah Dalam Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).................................................... 33 6. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan................................ 35 7. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan...................... 35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37 B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ................................... 37 C. Subjek Yang Terlibat Dalam Penelitian...................................... 40 D. Peran dan Posisi Peneliti ............................................................. 40 E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................... 40 1. Observasi Pendahuluan ......................................................... 40 2. Tahapan Penelitian ............................................................... 40 F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan.............................. 42 G. Data dan Sumber Data ................................................................ 42 H. Instrumen Pengumpul Data ........................................................ 42 I. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 45 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ................................ 46 K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ................. 49 L. Tindak Lanjut .............................................................................. 49
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data............................................................................. 50 B. Tindakan Pembelajaran Siklus I.................................................. 52 C. Analisis Data Tes Objektif (pree test dan post test), Observasi dan Wawancara .......................................................................... 55 D. Tahap Refleksi ............................................................................ 56 E. Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus I ....................................... 58 F. Tindakan Pembelajaran Siklus II ................................................ 58 G. Kekurangan dan Kendala Yang Ditemukan Pada Siklus II ........ 62 H. Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus II ...................................... 63 I. Analisis Data ............................................................................... 63 J. Interpretasi Hasil Analisis ........................................................... 66 K. Pembahasan Temuan Penelitian.................................................. 67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 68 B. Saran............................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 37
Tabel 2
Diagram Desain Intervensi Tindakan Kelas ..................................... 39
Tabel 3
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3 ...................................... 51
Tabel 4
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3....... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Suasana Kelas Pada Pertemuan Pertama........................................... 53 Gambar 2 Peneliti Menjelaskan Materi Tentang Pajak ..................................... 54 Gambar 3 Diskusi Kelompok Pada Siklus I....................................................... 54 Gambar 4 Suasana Kelas Pada Turnamen Siklus I............................................ 55 Gambar 5 Proses Pembelajaran Pada Siklus II ................................................. 59 Gambar 6 Diskusi Kelompok Pada Siklus II ..................................................... 60 Gambar 7 Subyek Diminta Untuk Mengerjakan Soal Turnamen Pada Papan Tulis .................................................................................................. 60 Gambar 8 Peneliti Saat Membimbing Subyek Mengerjakan Soal Turnamen ... 61
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan keharusan mutlak bagi setiap manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya, sebab pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi yang ada pada manusia. Dalam pendidikan juga terdapat bimbingan dan pengalaman kepribadian, sehingga peserta didik dapat menjadi seseorang yang berguna bagi dirinya selaku individu yang menjalani pendidikan, dan masyarakat sebagai tempat interaksi keluarga, bangsa dan negara sebagai tempat tinggal peserta didik itu sendiri. Pendidikan adalah suatu proses yang berfungsi membimbing peserta didik dalam kehidupan sesuai dengan tugas dan perkembangannya yang harus dijalani oleh peserta didik, pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar yang teratur dan sistematik, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk membuat peserta didik agar mempunyai sifat atau tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1 Ngalim Purwanto mengatakan dalam bukunya, “pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat”.2 Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena hal tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang baik pula. Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Indonesia serta menumbuhkan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, maka sistem pembelajaran tersebut harus menuju pada proses belajar yang kompetitif dan mandiri, karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau apa yang diyakini. Berikut ini merupakan alasan mengapa manusia membutuhkan pendidikan: 1. Dasar Biologis Kaitan dengan dasar biologis pendidikan menurut Redja Mudyahardjo, bahwa pendidikan adalah perlu karena manusia dilahirkan tidak berdaya, sebab : a. Manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan. b. Manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat secara tepat berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif. c. Awal pendidikan terjadi setelah manusia mencapai penyesuaian jasmani (manusia dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan tangan sendiri) atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani.
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 71-72 2 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 16, h. 10
2. Implikasi a. Manusia yang tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah dewasa akan menjadi manusia yang tidak berbudaya atau bahkan mati. b. Manusia memerlukan perlindungan dan perawatan, sebagai masa persiapan pendidikan. c. Kemampuan pendidikan terbatas. d. Orang dewasa yang tidak berhasil dididik perlu pendidikan kembali atau reedukasi.3 Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, siswa harus berkembang secara optimal dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri dan bertanggung jawab serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Lebih lanjut Redja Mudyahardjo menyatakan bahwa: Dalam definisi luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan, segala situasi hidup dan sepanjang hidup, yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam definisi sempit, pendidikan adalah sekolah, pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.4 Karena pada kenyataannya, seorang anak atau peserta didik nantinya akan berhubungan dan berkontribusi untuk masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari tugas sosial individu. Ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu sosial berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata oikonomia, kata ini berasal dari kata oikos dan nomos, oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti terlaksana atau pengaturan, jadi Ekonomi mengandung arti tentang hubungan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Umasih, ”manusia adalah makhluk Ekonomi (homo economicus) yang selalu bertindak dengan penuh perhitungan dan berusaha mencari keuntungan bagi dirinya”.5 Sebagai makhluk Ekonomi, manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang rasional, karena ia yakin
3
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), cet. 2, h. 33-34 4 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan…, h. 3-6 5 Umasih, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII, (Jakarta: Ganeca Exact, 2007), h. 100
bahwa dengan memenuhi kebutuhannya akan dapat tercapai kesejahteraan.6 Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencari kepuasan tertinggi dari nilai guna barang yang menjadi kebutuhannya tersebut. Ekonomi menurut kamus bahasa Indonesia yaitu ”pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi) dan pemakaian (konsumsi) barang-barang serta kekayaan, penghematan, tempat dimana ia tinggal hal ini demikian merupakan tuntutan dasar untuk memenuhi kebutuhan”.7 Manusia dalam kegiatan ekonominya melalui tahapan-tahapan, yang pertama adalah melakukan kegiatan produksi, distribusi hingga konsumsi. Kegiatan tersebut dalam sehari-harinya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam belajar ilmu Ekonomi diperlukan juga efektivitas, efektivitas belajar Ekonomi adalah hasil akhir yang diterima setelah mengalami proses belajar mengajar Ekonomi yang tidak hanya diarahkan pada penguasaan materi saja, tetapi juga menyentuh ranah kognitif, afektif, dan juga psikomotorik dalam mewujudkan nilai-nilai positif, sehingga belajar Ekonomi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari, mengatur hidupnya sendiri dan mampu merubah tingkah laku kearah yang lebih baik lagi. Efektivitas proses belajar mengajar menekankan pada suatu usaha yang akan melahirkan aktifitas belajar yang efektif. Belajar yang efektif merupakan suatu aktifitas belajar yang optimal pada diri siswa. Menciptakan kondisi belajar yang efektif bagi siswa sangat bergantung kepada cara mengelola kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar sebaik mungkin berdasarkan kemampuannya. Guru sebagai pendidik dan seorang yang merencanakan pembelajaran di sekolah memiliki peran yang penting terhadap keberhasilan pembelajaran tersebut. Di samping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar yang efektif, sebaiknya guru juga mengawasi dan membimbing siswa sewaktu mereka belajar di sekolah. Akan lebih baik lagi, apabila cara-cara belajar efektif tersebut 6
Pelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VII, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2004), h. 211 7 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, h. 89
dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan. Namun ada kalanya terjadi kekeliruan-kekeliruan dalam pendidikan. Kekeliruan itu contohnya dalam bentuk bentuk kegiatan pendidikan yang tujuannya tidak benar dan/atau cara pencapaiannya tidak tepat. Tujuan pendidikan dikatakan tidak benar apabila berisi nilai-nilai hidup yang bersifat mengingkari dan merusak harkat dan martabat manusia sebagai pribadi, warga, dan hamba Allah. Suatu pendidikan dikatakan benar apabila berhasil membantu individu dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup. Hal ini dapat terjadi apabila bentuk kegiatan pendidikan mempunyai tujuan yang tepat. Bukan hanya guru yang berperan sebagai motivator dan fasilitator saja yang dapat mempengaruhi proses belajar, namun pemilihan model pembelajaran yang sesuai juga dapat berpengaruh pada kelangsungan proses belajar. Dimana dalam pengajaran, bukan hanya dalam mata pelajaran ilmu Ekonomi saja namun juga pada mata pelajaran yang lainnya model dan cara pengajarannya harus benarbenar disesuaikan dengan kondisi dan situasi siswa. Sehingga dengan begitu siswa dapat dengan mudah dan menerima serta memahami materi yang disampaikan. Strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam menyajikan mata pelajaran Ekonomi, umumnya adalah strategi belajar mengajar yang kurang mementingkan kebutuhan dan kepentingan siswa, bahkan pembelajaran lebih berpusat pada guru. Metode pengajaran yang dipakaipun hanya terbatas pada metode ceramah dan demonstrasi sehingga pembelajaran dirasakan monoton dan membosankan, pengetahuan yang didapat oleh siswapun hanya sebatas hapalan dan apa yang dipelajari oleh siswa tidak dapat diserap secara bermakna. Dengan begitu siswa tidak dapat memahami konsep yang dipelajari dengan baik. Selain itu para guru terjebak dengan target kurikulum yang harus dicapai, sehingga kurang memperhatikan apakah siswa mengerti atau tidak dengan materi yang diterimanya. Padahal dalam proses belajar mengajar diharapkan terjadi transfer belajar, yakni materi yang disajikan guru dapat diterapkan ke dalam struktur kognitif siswa.
Struktur
kognitif
adalah
perangkat
fakta-fakta,
konsep-konsep,
generalisasi-generalisasi yang terorganisasi yang telah dipelajari dan dikuasai seseorang. Dengan terjadinya transfer belajar yang diterapkan ke dalam struktur kognitif siswa, sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran tidak hanya terbatas pada tahap ingatan tanpa pemahaman, namun juga bahan pelajaran dapat diserap secara bermakna. Demikian pula dengan tujuan pembelajaran Ekonomi, yang akan tercapai dengan pembelajaran yang bermakna. Saat ini kenyataan yang terjadi di kelas adalah pembelajaran yang disajikan guru hanya bertopang pada konsep yang abstrak dan sulit dimengerti peserta didik secara utuh dan mendalam. Untuk itu agar peserta didik belajar lebih aktif, guru harus memunculkan teknik pengajaran yang tepat dalam memotivasi peserta didik. Guru sebagai fasilitator harus memfasilitasi peserta didik agar mendapat informasi yang bermakna, agar memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan ide mereka sendiri. Agar siswa dapat memahami konsep Ekonomi dengan baik maka perlu dikembangkan suatu cara atau teknik pengajaran Ekonomi guna membantu siswa dalam memahami konsep dan menentukan hubungan yang bermakna. Kurang tepatnya penggunaan model pembelajaran akan menjadi penghalang proses pembelajaran sehingga banyak tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Pemilihan model pembelajaran diharapkan sesuai dan cocok terhadap suatu materi pelajaran. Menurut Robert E. Slavin, model pembelajaran yang diterapkan oleh seorang pendidik “harus dapat menarik perhatian siswa dan tidak membosankan, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ini pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards, model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins”.8 Model pembelajaran TGT ini menggunakan tim kerja seperti pembelajaran kooperatif pada umumnya, namun yang membedakannya adalah terdapat kuis dengan turnamen, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya
8
Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2009), cet. 5, h. 13
Dalam model pembelajaran TGT ini menurut Robert E. Slavin: Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-6 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari kelompok ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Mereka dalam kelompok saling bekerjasama, saling berdiskusi dan tolong menolong dalam mengerjakan tugas kelompok dan memahami suatu konsep pelajaran serta mereka saling berkompetisi antar kelompok. Setiap individu dalam kelompok tersebut memberikan kontribusi untuk pencapaian skor kelompok. Kelompok yang memiliki nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan. Di dalam kegiatan pembelajaran dengan model TGT ini semua siswa memiliki peluang yang sama untuk memperoleh prestasi, baik sebagai individu maupun anggota kelompok.9 Pembelajaran dengan menggunakan model TGT ini diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif, menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
Ekonomi.
Pembelajaran
Ekonomi
yang
efektif
adalah
suatu
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dilihat dari pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik di kelas, terdapat kecenderungan bahwa proses belajar mengajar di kelas berlangsung secara klasikal dan hanya bergantung pada buku teks pegangan siswa dengan model pengajaran yang menitikberatkan proses menghafal dari pada pemahaman konsep, sehingga tidak tercapai hasil belajar yang optimal. Pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model TGT diharapkan dapat membantu para siswa agar lebih memahami secara mendalam tentang materi yang dipelajarinya serta dapat membantu proses belajar mengajar yang berlangsung lebih menarik dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan konsep siswa terhadap pelajaran Ekonomi yang nantinya dapat meningkatkan efektifitas belajar. Adapun konsep yang dimaksud adalah konsep-konsep tentang pajak, yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, penggolongan dan jenis-
9
Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h. 144
jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak. Banyak siswa gagal atau tidak mendapat hasil belajar yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Para siswa biasanya hanya menghafal pelajaran. Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Kecakapan, ketangkasan serta kemampuan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian, guru dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang caracara belajar yang efektif. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan. Namun ini tidak berarti bahwa mengenal petunjukpetunjuk umum tersebut dengan sendirinya akan menjamin kesuksesan siswa. Banyak aspek yang mempengaruhi dalam proses tercapainya kesuksesan tersebut. Melihat hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk menemukan sebuah alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut
penulis
tertarik
untuk
melakukan
penelitian
yang
berjudul
“EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKONOMI PADA MATERI PAJAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan)”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran Ekonomi yang diterapkan para pendidik saat ini belum dapat meningkatkan kemampuan siswa. 2. Model pembelajaran Ekonomi yang digunakan para pendidik belum dapat meningkatkan pengetahuan siswa. 3. Belum diketahuinya pengaruh penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap penguasaan konsep pajak. 4. Belum diketahuinya efektivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
5. Belum diketahuinya respon siswa terhadap model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran Ekonomi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah agar pemecahannya terfokus dan jelas. Masalah yang akan diteliti adalah mengenai tingkat efektivitas pembelajaran Ekonomi siswa di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan digunakannya model pembelajaran TGT akan meningkatkan efektivitas belajar siswa? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui tingkat pemahaman konsep Ekonomi siswa pada materi pajak dengan menggunakan model pembelajaran TGT. 2. Mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran TGT. 3. Mengetahui efektivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran TGT.
F. Manfaat Penelitian Dengan mengacu pada latar belakang masalah diatas, kemampuan pemahaman Ekonomi siswa sangat penting untuk ditingkatkan. Oleh karena itu model pembelajaran TGT perlu dicoba sebagai alternatif strategi pembelajaran Ekonomi guna meningkatkan pemahaman konsep Ekonomi siswa, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak.
1. Bagi Siswa: a.
Siswa akan lebih mengenal model-model pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh hanya dengan satu model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
b.
Siswa akan terangsang untuk dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi, dapat berfikir kritis dan terlatih untuk dapat mengemukakan pendapatnya serta dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam mata pelajaran lainnya dan mata pelajaran Ekonomi khususnya.
2. Bagi Guru: a. Menjadi bahan masukan bagi guru untuk lebih mengetahui alternatifalternatif model pembelajaran yang digunakan dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep Ekonomi siswa. b. Meningkatkan profesionalisme guru, melalui upaya penelitian yang dilakukan. 3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran Ekonomi. 4. Bagi Peneliti Lanjut, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk mengadakan perbaikan kualitas pendidikan dan menjadi acuan bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran yang sejenis namun dengan pokok bahasan yang berbeda.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Efektivitas Pembelajaran 1. Pengertian Efektivitas Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia “efektivitas berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil.10 Sedangkan menurut etimologi efektif adalah bentuk kata benda (noun) dari kata sifat (adjective)”.11 Efektivitas
dapat
dijadikan
barometer
untuk
mengukur
keberhasilan
pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran. Dalam dunia pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari 2 (dua) segi, yaitu dari segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid. Efektivitas mengajar
guru
terutama
menyangkut
kegiatan
belajar
mengajar
yang
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid 10
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, h. 89 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 39 11
terutama menyangkut tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan mengajar dan belajar yang ditempuh. Mohammad Sjafei mengatakan, “mengajar dan belajar sangat erat kaitannya”.12 Untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: a.
Penguasaan bahan pelajaran.
b.
Cinta kepada yang diajarkan.
c.
Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
d.
Variasi metode.
e.
Seorang guru harus selalu menambah ilmunya agar dapat meningkatkan kemampuannya mengajar.
f.
Guru harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual, sehingga akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar siswa.
g.
Guru harus berani memberikan pujian, karena pujian yang diberikan dengan tepat dapat memotivasi belajar siswa dengan positif.
h.
Guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual.
Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal, yang menurut Slameto adalah sebagai berikut ini: 1.
Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri, contohnya kesehatan, keamanan, ketenteraman, dan sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yakni: a) Kebutuhan fisiologis. b) Kebutuhan akan keamanan. c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta. d) Kebutuhan akan status (contohnya keinginan akan keberhasilan). e) Kebutuhan self-actualisation. f) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti. g) Kebutuhan estetik. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan yang baik dan teratur.
2.
12
Mohammad Sjafei, Dasar-dasar Pendidikan, International Studies, 1979), cet. 2, h. 119
(Jakarta: Centre For Strategic And
3. Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin.13 Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk tuntutan itu guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai fasilitator untuk siswa, maka ketika guru mengajar, guru juga harus mengajar dengan efektif. Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Belajar yang dimaksud adalah suatu aktivitas mencari, menemukan dan melihat pokok masalah. Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g.
Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar. Guru harus memberikan motivasi pada siswa. Kurikulum yang baik dan seimbang. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu memberikan masalahmasalah yang merangsang siswa untuk berpikir. h. Semua pelajaran yang diberikan pada siswa perlu diintegrasikan. i. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat. j. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri.14 Fakta yang terjadi di kelas menuntut guru untuk tidak lagi mengajar dengan sistem lama (konvensional). Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka guru harus dapat memanfaatkan kemajuan iptek tersebut untuk meningkatkan cara mengajar agar lebih efektif. Sedangkan efektivitas belajar murid, terutama menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan yang telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. 13
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 4, h. 74-76 14 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 92-95
Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut, maka suatu kegiatan pembelajaran dikatakan memiliki tingkat efektivitas yang baik apabila dapat mencapai minimal 60% dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Efektivitas merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Hasil dari efektivitas pembelajaran dapat diukur dengan tercapai atau tidaknya Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Ekonomi yang telah ditetapkan di SMP Negeri 87 Jakarta, yaitu sebesar 63. Tingkat efektivitas pembelajaran dibuat empat level, yaitu: a. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah. b. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang. c. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi. d. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi. Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pree test dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara hasil pree test dengan post test.
2. Pengertian Pembelajaran Belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalamanpengalaman. Dalam kehidupan sehari-hari belajar diartikan orang secara sempit atau terbatas dengan menghafal atau mencari/memperoleh pengetahuan. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah
laku
yang baru secara
keseluruhan, sebagai
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Sedangkan menurut Gagne, “belajar merupakan kegiatan yang kompleks,
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru”.15 Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan juga dari guru. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli termasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut Alisuf Sabri pengertian secara psikologis, “belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”.16 Pengertian belajar secara kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsir dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar, hal penting itu sebagai berikut: a. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. b. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada. c. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif). d. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan mendengar,
membaca,
mengikuti
petunjuk,
mengamati,
memikirkan,
menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan. e. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali.
15 16
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet. 4, h. 9-10 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3, h. 55
f. Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar menyangkut semua aspek kepribadian/tingkah laku individu, baik perubahan dalam pengetahuan, kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, dan aspek perilaku lainnya. g. Belajar dalam prakteknya dapat dilakukan di sekolah atau di luar sekolah.
3. Ciri-ciri Pembelajaran Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar yang telah diuraikan di atas, maka belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya sebagai berikut: a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial. b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).17 Dengan demikian, ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar, ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang aktual dan potensial.
4. Tujuan Pembelajaran Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar erat kaitannya dengan perubahan/pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Menurut Muhammad Numan Somantri, tujuan belajar ekonomi di sekolah adalah: a. Untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi b. Untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya tertutup (closed areas).18
17
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan …, h. 56 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), cet. 1, h. 260-261 18
Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan dikenal dengan tujuan pendidikan. Menurut taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.19 Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta/ingatan, pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berpikir analisis, sintesis, dan evaluasi. Tujuan belajar afektif untuk memperoleh sikap, apresiasi, dan karakterisasi. Sedangkan tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal dan non verbal.
5. Jenis-jenis Pembelajaran Terdapat berbagai jenis belajar, jenis belajar tersebut sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Belajar bagian (part learning, fractioned learning). Belajar dengan wawasan (learning by insight). Belajar diskriminatif (discriminative learning). Belajar global/keseluruhan (global whole learning). Belajar insidental (incidental learning). Belajar instrumental (instrumental learning). Belajar intensional (intentional learning). Belajar laten (latent learning). Belajar mental (mental learning). Belajar produktif (productive learning). Belajar verbal (verbal learning).20 Jenis-jenis belajar tersebut erat kaitannya dengan macam-macam proses atau
hasil belajar yang harus dicapai siswa.
6. Teori-teori Pembelajaran Proses belajar yang terjadi pada diri individu merupakan proses internal psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas maka timbullah perbedaan pendapat di kalangan para ahli, sehingga akibatnya terjadi bermacam-macam teori belajar.
19 20
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 58-59 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 5-8
Teori ialah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli. Pendapat ahli yang bersifat teoritis itu berisi konsep dan prinsip. Setiap teori belajar dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses belajar. Kajian tersebut pada intinya menyangkut dua hal: a. Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan potensial (daya-daya). b. Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energi yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam merespon sistem energi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa.21 Dengan demikian, teori-teori belajar yang dimaksud diartikan dengan konsepkonsep dan prinsip-prinsip tentang belajar. Berikut merupakan macam-macam teori belajar: a. Teori Gestalt Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, “teori ini sering disebut Organism Psychology atau Field Psychology atau Insight Full Learning. Teori ini berpendirian bahwa keseluruhan itu lebih penting dari bagianbagian/unsur-unsurnya”.22 Menurut pandangan teori ini, manusia adalah organisme yang aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu itu bertindak atas berbagai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar diri individu. Oleh karena itu, menurut teori Gestalt belajar itu bukan hanya sekedar proses asosiasi antara stimulus dengan respon yang diperkuat dengan koneksi-koneksi atau conditioning dengan melalui latihan-latihan atau ulangan-ulangan, akan tetapi menurut teori ini belajar itu terjadi jika ada pemahaman (insight). Dengan demikian cara belajar menurut teori Gestalt harus dilakukan dengan sadar dan bertujuan serta dengan potensi dan motivasi yang dimiliki orang yang belajar berupaya memperoleh insight (pemahaman) tentang masalah yang dipelajari. Teori Gestalt ini digunakan selain untuk memperoleh penguasaan pengetahuan yang bersifat pemahaman, analisis sintesis dan evaluasi, juga teori ini akhirnya 21
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2008), cet. 1,
h. 21 22
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 71-72
diharapkan dapat mencapai tujuan pembentukan kemampuan problem solving, agar siswa kelak mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi dengan baik.
b. Teori Belajar Menurut J. Bruner Bruner mengatakan, “belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang, tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan”.23 Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discovery learning environment, ialah lingkungan di mana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
c. Teori Belajar Menurut Piaget Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut: 1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. 2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak. 3) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak. 4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: a) Kemasakan b) Pengalaman c) Interaksi sosial d) Equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).24 Ada tiga tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut: 1) berpikir secara intuitif ± 4 tahun 2) beroperasi secara konkret ± 7 tahun 3) beroperasi secara formal ± 11 tahun d. Teori Belajar R. Gagne 23 24
Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 11 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 12-13
Gagne memberikan dua definisi, yaitu: 1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. 2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut The domains of learning, yaitu: 1) Keterampilan motoris (motor skill). 2) Informasi verbal. 3) Kemampuan intelektual. 4) Strategi kognitif. 5) Sikap.25 e. Purposeful Learning Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan: 1) Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain 2) Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi belajarmengajar di sekolah
f. Belajar Dengan Jalan Mengamati dan Meniru (Observational Learning and Imitation) Menurut Bandura dan Walters, “tingkah laku baru dikuasai atau dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model/contoh/teladan”.26 g. Belajar yang Bermakana (Meaningful learning) Ada 2 dimensi dalam tipe-tipe belajar, yaitu: 1) Dimensi menerima (reception learning) dan menemukan (discovery learning) 2) Dimensi menghafal (rote learning) dan belajar bermakna (meaningful learning).27 Adanya berbagai macam teori belajar tersebut merupakan akibat dari banyaknya perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Zikri Neni Iska dalam
25
Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 13-16 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 21 27 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 23 26
bukunya mengatakan, “belajar merupakan sesuatu yang asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu rangsang tertentu dengan reaksi tertentu”.28
7. Prinsip-prinsip Belajar Dalam kegiatan mengajar, tentunya harus menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip itu adalah: a. b. c. d. e. f. g.
Perhatian dan motivasi Keaktifan Ketertiban langsung/berpengalaman Pengulangan Tantangan Balikan dan Penguatan Perbedaan individual.29 Siswa maupun guru, tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-
prinsip belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran siswa. 8. Masalah-masalah Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan eksternal. a. Faktor internal siswa Faktor internal yang dialami oleh para siswa yang berpengaruh pada proses belajar, yaitu sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa.
28
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1, h. 78 29 Dimyati, Belajar dan …, h. 42-49
b. Faktor eksternal siswa Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah serta kurikulum sekolah.
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial, maka sebelum menjelaskan tentang konsep Ekonomi, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah, pada jenjang pendidikan ini, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan praktis, agar mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomenafenomena serta masalah sosial yang ada di sekitar mereka. IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Azis Wahab mengatakan “IPS adalah sejumlah konsep mata pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang dipadukan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang bertujuan membahas masalah sosial atau bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan melalui program pengajaran IPS pada tingkat persekolahan”.30 IPS merupakan ilmu yang dinamis, selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara 30
Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005), h. 3
manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. 2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi: a. Sistem sosial dan budaya. b. Manusia, tempat dan lingkungan. c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. d. Waktu, keberlanjutan dan perubahan. e. Sistem Berbangsa dan Bernegara.31 3. Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial Kecakapan proses yang
dikembangkan berdasarkan rasional bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang multi disiplin, terdiri dari beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan humaniora, yang mempelajari interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat. 4. Karakteristik Pelajaran IPS Proses pembelajaran ekonomi diupayakan agar dilakukan secara terpadu. Selain itu, perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai, baik ditinjau dari tingkat kemampuan berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis peserta didik. Dengan memperhatikan persoalan di atas, IPS memiliki karakteristik seperti: a) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teori keilmuan. b) Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspekaspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu sama lain. c) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya. d) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.32
31 32
Ilmu Pengetahuan Sosial…, h. 10 Ilmu Pengetahuan Sosial…, h. 10
5. Pengertian Ilmu Ekonomi Ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu sosial berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata oikonomia, kata ini berasal dari kata oikos dan nomos, oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti terlaksana atau pengaturan, jadi menurut kamus lengkap bahasa Indonesia moderen, Ekonomi mengandung arti tentang ”pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasaran dan pemakaian barang serta kekayaan”.33 Sedangkan menurut M. Manulang ilmu Ekonomi merupakan “suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannya baik barang-barang maupun jasa)”.34 Pengaturan demikian bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Berbeda dengan hukum, pengaturan melalui Ekonomi di atas terbatas pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kemakmuran dengan menggunakan sumber daya Ekonomi yang tersedia secara lebih efisien dan produktif. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran.35 Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kegiatan Ekonomi mencakup kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Manusia melakukan semua kegiatan tersebut guna memenuhi kebutuhan hidupnya. 6. Tujuan Pembelajaran Ekonomi Pembelajaran
Ekonomi
bertujuan
membentuk
warga
negara
yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Namun tujuan umum pembelajaran Ekonomi adalah memberdayakan siswa agar memiliki kecakapan berfikir, membentuk warga negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan konsepkonsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 33
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, h. 89 http://historyofindonesia.blogspot.com, /pengertian-ekonomi.html, 21 Juli 2010 35 http://info.g-excess.com/id/info/EkonomiPengertian.info, 21 Juli 2010 34
Bilamana sasaran dan tujuan-tujuan pembelajaran Ekonomi di atas dikaitkan dengan taxonomy of education objective yang dikemukakan oleh Bloom, maka secara garis besar terdapat tiga sasaran pokok dari pelajaran IPS, yaitu: 1) Pengembangan aspek pengetahuan (cognitive). 2) Pengembangan aspek nilai dan kepribadian (affective). 3) Pengembangan aspek keterampilan (psycomotoric).36
Dengan tercapainya tiga sasaran pokok tersebut diharapkan akan tercipta manusia-manusia yang berkualitas, bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara serta ikut bertanggungjawab terhadap perdamaian dunia. Adapun tujuan institusional dari pembelajaran Ekonomi adalah sebagai berikut: a) Membekali anak didik dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang telah diperolehnya. b) Membekali anak didik dengan dasar akademik dan kecakapan untuk dapat melanjutkan pendidikan di sekolah lanjutan atas. 7. Pemahaman Konsep Pajak Mempelajari Ekonomi pada dasarnya menguasai kumpulan konsep. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep merupakan dasar bagi proses-proses untuk memecahkan masalah. Dengan terkonsepnya rangsangan oleh siswa dengan baik diharapkan siswa dengan mudah mengingat dan memunculkan kembali dalam bentuk konsep pada situasi dan kondisi yang lain. Pada penelitian ini, siswa diharapkan mampu memahami konsep pajak yang meliputi yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciriciri pajak, penggolongan dan jenis-jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak. Pajak menurut Pasal 23 Ayat 2 Undang-
36
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 95
Undang Dasar (UUD) 1945 adalah untuk keperluan negara yang berdasarkan Undang-undang”.37 Terdapat berbagai definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli : Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. b. Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugastugasnya untuk menjalankan pemerintahan.38 c. Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.39 a.
Pengertian pajak yang diberikan oleh Rochmat Soemitro tersebut, hanya terbatas untuk pajak negara, terkandung secara jelas 2 (dua) fungsi pajak sekaligus, yaitu: a. Fungsi budgeter yang mempunyai tujuan untuk memasukkan uang sebanyakbanyaknya ke dalam Kas Negara, dan b. Fungsi regular atau mengatur yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan negara tersebut.40 Pajak dari perspektif Ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa 37
Agus Subagio, Pengetahuan Perpajakan, (Pusdiklat Anggaran, 1996), h. 5 http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak, 21 Juli 2010 39 Agus Subagio, Pengetahuan Perpajakan..., h. 2 40 Agus Subagio, Pengetahuan Perpajakan…, h. 3 38
adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat. Namun dalam konsep pajak yang dibahas dalam penelitian ini, ialah pajak yang terdapat dalam mata pelajaran Ekonomi di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), yaitu konsep yang dimaksud adalah konsep-konsep tentang pajak, yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, penggolongan dan jenis-jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak.
C. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Sebelum masuk kepada model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT), ada baiknya dijelaskan dahulu tentang model pembelajaran kooperatif. Kembali Robert E. Slavin mengatakan: Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam model pengajaran dimana para siswa bekerja bersama-sama, berhadapan muka dalam kelompokkelompok kecil dan melakukan tugas yang sudah terstruktur.41 Dalam kelompok kecil, para siswa dapat saling berbagi mengenai kelebihan masing-masing, sehingga dapat mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan emosi. Selain itu, para siswa dapat belajar bagaimana mengelola konflik yang biasa timbul dalam sebuah kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu variasi dari model pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil sehingga mereka saling membantu antara yang satu dengan yang lainnya dalam mempelajari suatu pokok bahasan. Pembelajaran kooperatif menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang, siswa saling kerjasama untuk mendapatkan hasil belajar
41
Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h. 8
yang lebih baik dengan membangun ide-ide dan gagasan untuk memecahkan masalah-masalah yang ditugaskan guru dalam kelompoknya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri sebagai berikut: a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c) Anggota kelompok berasal dari ras, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda. d) Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan Student Teams Learning (STL) yang menekankan pada pencapaian tujuan dan kesuksesan kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok dan dalam hal memahami suatu pelajaran. Dalam STL siswa tidak hanya bekerja menyelesaikan sesuatu tetapi juga mempelajari sesuatu secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dari STL memiliki banyak bentuk, diantaranya: STAD (Student Teams Achievment Divisions), TGT (Teams Games Tournament), TAI (Teams Aceelerated Instruction), CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), dan Jigsaw.
2. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif Untuk mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif, yaitu: a) Saling ketergantungan positif. b) Tanggung jawab perseorangan. c) Interaksi berhadap-hadapan (face to face). d) Komunikasi antar anggota. e) Evaluasi kelompok.42 42
Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2008), cet. 6, h. 31
3. Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Robert E. Slavin pada tahun 1994 di John Hopkins University, Baltimor, Maryland. Model pembelajaran TGT merupakan suatu model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif, dimana para siswa dikelompokkan menjadi 4-6 orang per kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama, etnis/suku, sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Terdapat tiga prinsip pembelajaran kooperatif, yaitu: a. Interaksi simultan Interaksi simultan di antara para siswa terjadi pada model pembelajaran kooperatif TGT. Pada saat pembelajaran, siswa berpartisipasi aktif atau terlibat langsung pada kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan. b. Ketergantungan positif Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid berhubungan dengan keberhasilan yang diperoleh murid lain, maka individu mengalami ketergantungan secara positif. Jika kesuksesan anggota lain (jika salah satu anggota gagal maka semua gagal), maka terbentuklah suatu bentuk ketergantungan positif yang kuat. Sehingga anggota termotivasi memastikan bahwa anggota kelompok lainnya melakukan yang terbaik. c. Pertanggungjawaban individu Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan mengerjakan tugas selalu dalam kelompok, jenis penilaiannya tetap individual. Sikap siswa yang dapat dibangun antara lain: siswa termotivasi, terdukung terhargai, bangga, antusias, bahagia, merasa aman dan siswa dapat mengendalikan rasa kecewa, sedih serta mengembangkan kejujuran, mandiri, kerjasama, suka memberi, adil dan terbuka.43 Robert E. Slavin menjelaskan ada lima komponen utama dalam model pembelajaran TGT yaitu: “pembelajaran awal, kelompok belajar (team study), permainan (games), turnamen/kompetisi (tournament), dan pengakuan kelompok (teams recognition)”.44 Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa kelebihan dalam mengembangkan potensi siswa dalam kelompok, seperti terjadinya hubungan 43 44
Robert E. Slavin, Cooperative …, h. 166 Robert E. Slavin, Cooperative …, h. 167
saling menguntungkan diantara anggota kelompok yang melahirkan motivasi, mengembangkan semangat kerja kelompok dan semangat kebersamaan, serta menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi di antara anggota kelompok. Maka diharapkan dapat mengembangkan potensi siswa secara efektif, sehingga peran guru tidak lagi terlalu dominan, dan kemampuan berfikir siswa dapat berkembang yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan efektifitas belajar siswa. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kooperatif.
Keterampilan
kooperatif
ini
berfungsi
untuk
melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif juga dapat mengembangkan pola pikir siswa. Dalam kegiatan pembelajaran siswa dikelompokkan untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah bersama. Melalui pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk bekerjasama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Dengan kelompok yang terdiri dari 4-6 memudahkan siswa dalam belajar dan memudahkan guru dalam membimbing siswa. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik dan memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik. Teams Games Tournament, pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards, merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Model ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen, di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama kelompoknya pada “meja-turnamen”, di mana para peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai
pelajaran Ekonomi terakhir yang sama. Sama seperti STAD, tim dengan tingkat kinerja tertinggi mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya. 4. Komponen-komponen
Dalam Model
Pembelajaran
Teams Games
Tournament (TGT) TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mempunyai lima komponen, yaitu: a. Penyajian Kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, dan juga diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b. Kelompok (teams) Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
c. Game Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan empat orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.
d. Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Empat siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, empat siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini, seperti halnya sistem skor kemajuan individual dalam STAD, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik.
e. Penghargaan Kelompok (team recognize) Setelah turnamen selesai, saatnya menentukan skor tim dan mempersiapkan sertifikat tim untuk memberi rekognisi kepada tim peraih skor tertinggi. Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Tim mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor tim tersebut paling tinggi, “Great Team” apabila rata-rata skor tim tersebut sedang, dan “Good Team” apabila rata-rata skornya paling kecil.
D. Langkah-langkah Dalam Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif dengan model TGT adalah sebagai berikut: 1. Mengajar (teach) Wina Sanjaya mengatakan “mengajar adalah proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa”.45 Mengajar dengan model pembelajaran TGT sama dengan pembelajaran pada umumnya, yaitu guru mempresentasikan pelajaran yang akan dibahas. Ketika guru mempresentasikan 45
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. 5, h. 94
pelajaran, siswa sudah berada pada kelompok-kelompok kecil. Dalam mengajar, guru melakukan kegiatan seperti, pembukaan (memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran), pengembangan (memfokuskan dan pemantapan isi dari pembahasan), petunjuk praktek (menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru).
2. Belajar Kelompok (team study) Selama siswa belajar, anggota kelompok bertugas memahami materi yang telah dipresentasikan dan membantu anggota kelompok lainnya dalam memahami materi tersebut. Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras / suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.
3. Permainan (game tournament) Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing-masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok. Siswa berkompetisi di antara tiap anggota kelompok dalam satu meja yang terdiri dari 4-6 orang yang berkemampuan sama (homogen).
4. Penghargaan kelompok (team recognition) Setelah turnamen selesai, diberikan penghargaan (rewards) kepada kelompok berdasarkan poin yang diperoleh dari permainan.
E. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ferani Puteri Habibi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program S1. Penelitian tersebut berjudul” Efektivitas Pembelajaran Metode Teams Games Tournament (TGT) dan Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa MAN 9 Pondok Bambu Jakarta”. Penelitian tersebut dilakukan di kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober sampai dengan 25 Oktober 2006. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dibanding dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Hal ini dikarenakan bahwa dengan model pembelajaran TGT siswa menjadi lebih interaktif sehingga memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensinya sehingga siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Efektivitas
dapat
dijadikan
barometer
untuk
mengukur
keberhasilan
pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran. Proses belajar mengajar harus diarahkan kepada bagaimana siswa dapat belajar seefektif dan seoptimal mungkin dalam rangka mewujudkan perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh faktor model pembelajaran yang dipilih dan diterapkan oleh guru. Model tersebut dapat membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu guru hendaknya mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan tepat sebagai upaya mencapai keberhasilan pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi tersebut adalah model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran TGT merupakan alternatif pengajaran yang memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar dirancang dalam bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk saling bekerjasama, saling membantu dalam memahami materi pelajaran dan mengerjakan lembar kerja untuk saling berkompetisi. Model pembelajaran kooperatif TGT yang diterapkan pada pokok bahasan pajak diharapkan mampu meningkatkan efektifitas belajar siswa. Berdasarkan pokok pikiran tersebut peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi pada materi pajak”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan yang beralamat di Jl. Ciputat Raya No. 13 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai September 2010.
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Persiapan dan perencanaan Observasi (studi lapangan) Kegiatan penelitian Analisis data Laporan penelitian
Febr √ √
Mar
Apr
Mei
√
√
√
Juni
Juli
√
√
Agu Sept
√ √
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran
Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, peneliti menyiapkan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pree test dan post test, lembar observasi, pedoman wawancara, dan kisi-kisi instrumen. 2. Tindakan (Acting) Pada tahap tindakan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya. 3. Pengamatan (Observing) Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, dilakukan kolaborasi dengan guru kolaborator untuk mengisi lembar observasi. 4. Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini, hasil pengamatan yang didapat dari lembar observasi dianalisis bersama dengan guru kolaborator.
Adapun desain intervensi tindakan kelas digambarkan sebagai berikut: Tabel 2 Diagram Desain Intervensi Tindakan Kelas Observasi Observasi pembelajaran siswa dan wawancara
Analisis penyebab masalah
Tahap Perencanaan Persiapan RPP
Tahap Pelaksanaan Tindakan Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT
Tahap Pengamatan Mengisi lembar observasi
Tahap Refleksi Analisis lembar observasi dan wawancara serta pengecekan kriteria keberhasilan
Tahap Pembuatan Laporan Penelitian
C. Subjek Yang Terlibat Dalam Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SMP Negeri 87 Jakarta kelas VIII-3 yang berjumlah 40 siswa. Alasan dipilihnya kelas VIII-3 sebagai subyek karena karakteristik subyek cocok dengan judul penelitian dan subyek juga telah belajar dua semester di SMP. Sedangkan pihak yang terkait dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru IPS. Dalam penelitian ini guru bidang studi terlibat sebagai kolaborator dan observer yang mengamati dan mencatat sikap detail aktivitas guru (peneliti) dan siswa di kelas pada lembar observasi. D. Peran dan Posisi Peneliti Pada penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran yaitu mengajarkan materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT). E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana efektifitas belajar siswa setelah diberikan tindakan. 1. Observasi Pendahuluan a. Observasi kegiatan belajar mengajar Pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran Ekonomi pada kelas VIII-3 SMP Negeri 87 Jakarta. b. Wawancara dengan guru dan siswa Wawancara dilakukan sebelum tindakan, wawancara sebelum tindakan untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran Ekonomi di kelas VIII-3 dan juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi. 2. Tahapan Penelitian a. Tahap Perencanaan 1) Pembuatan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (TGT).
2) Penentuan materi pajak dalam RPP dan disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Memberikan pree test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa 2) Pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif TGT. 3) Pembelajaran menggunakan 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 4 (empat) pertemuan. 4) Pertemuan pertama dan kedua materi disampaikan guru (peneliti) dengan metode ekspositori dan tanya jawab. 5) Pertemuan ketiga siswa mulai melakukan belajar kelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan oleh peneliti secara heterogen, guru dan peneliti membimbing siswa dalam melakukan diskusi kelompok. 6) Pertemuan keempat siswa melakukan turnamen dengan aturanaturan yang telah dijelaskan sebelumnya oleh peneliti dan peneliti mengawasi jalannya turnamen dan kemudian diakhiri dengan post test. 7) Pada setiap pertemuan guru kolaborator melakukan pengamatan dengan
mengisi
lembar
observasi
yang
telah
disediakan
sebelumnya. c. Tahap Pengamatan 1) Melakukan wawancara dengan guru dan siswa setelah tindakan kelas. 2) Melakukan wawancara setelah tindakan dengan guru IPS kelas VIII-3
untuk
mengetahui
respon
guru
mengenai
model
pembelajaran kooperatif TGT. 3) Wawancara bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa setelah digunakan model pembelajaran kooperatif TGT serta
untuk mengetahui perubahan yang ada pada siswa dari segi efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi. d. Tahap Refleksi 1) Pada tahap refleksi dilakukan analisis dari hasil lembar observasi yang telah diisi oleh guru kolaborator dan juga hasil wawancara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. 2) Analisis didiskusikan dengan guru kolaborator, kemudian dibuat perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada. 3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penelitian. 4) Membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan kelas.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya efektivitas belajar siswa (pree test dan post test) dalam belajar Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT. Penelitian akan dihentikan jika hasil belajar seluruh siswa sudah tercapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 63.
G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pree test dan post test, lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa, dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpul Data Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes (pree test dan post test), lembar observasi, pedoman wawancara, dan kisi-kisi instrumen.46 Berikut penjelasan instrumen-instrumen tersebut:
46
h. 156-157
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 13,
1. Tes (Pree test dan post test) Tes tertulis ini berupa tes awal (pree test) dan tes akhir (post test). Tes awal adalah tes yang dilaksanakan awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Soal-soal tes awal dibuat sama dengan soal-soal tes akhir. Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 10 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII sebelum dan sesudah pembelajaran untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
2. Lembar Observasi Lembar observasi diguanakan untuk observasi selama kegiatan pelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
3. Pedoman Wawancara Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran yang
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
Teams
Games
Tournament (TGT).
4. Kisi-kisi Instrumen a. Tes pengetahuan (kognitif) Tes tertulis (pree test dan post test) yang diberikan kepada subyek yang termuat dalam bentuk soal objektif.
dalam perekonomian nasional
dan
Jumlah
pajak
pajak
membayar pajak
10. Menguraikan sanksi kelalaian
pajak pusat
9. Membedakan pajak daerah dan
dalam perekonomian
fungsi
7. Menghitung PPh
7. Fungsi pajak 8. Sanksi kelalaian membayar 8. Menjabarkan
6. Menghitung PBB
macam-macam
6. Penghitungan pajak
tarif pajak
5. Menjabarkan
jenis- 4. Menjabarkan jenis-jenis pajak
5. Macam-macam tarif pajak
jenis pajak
4. Penggolongan
3. Menganalisis unsur-unsur pajak
3. Unsur-unsur pajak
1
C1 pengertian 1
2. Menguraikan ciri-ciri pajak
pajak
dalam 1. Mendefinisikan
Indikator
2. Ciri-ciri pajak
perekonomian
pajak
Materi Pelajaran
Mendeskripsikan fungsi pajak 1. Pengertian
Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi: Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kisi-kisi Soal Instrumen Tes Kemampuan Kognitif Belajar Ekonomi
5
8
6
10
9
3
C2
2
7
5
C3
2
4
2
C4
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 1
5. Foto Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung pada siklus I dan siklus II.
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, biasa disebut dengan metode pengumpulan data. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari tes (pree test dan post test) sebagai instrumen penelitian, serta lembar observasi dan juga wawancara. Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti memberikan tes kemampuan awal (pree test) pada siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari, kemudian di setiap pertemuan guru kolaborator mengisi lembar observasi yang setiap akhir siklus akan di analisis bersama peneliti. Kemudian guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Berikut penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan: 1. Pree Test dan Post Test Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti memberikan tes kemampuan awal (pree test) pada siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari. Lalu guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). 2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan pelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
3. Pedoman Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh data dengan cara tanya jawab secara langsung, bertatap muka antara penanya dengan responden.47 Wawancara
sebagai
teknik
pengumpulan
data
digunakan
untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden.48 Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran yang
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
Teams
Games
Tournament (TGT). 4. Foto Pengambilan gambar sebagai dokumentasi saat dilakukan tindakan kelas.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Untuk memperoleh data yang valid, yaitu data yang objektif dan sahih, maka dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, member check, serta uji validitas dan reliabilitas instrumen tingkat efektivitas. 1. Teknik triangulasi yaitu menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang tingkat efektivitas belajar subyek dilakukan dengan melakukan wawancara dengan guru, subyek
dan menganalisis hasil
observasi. 2. Teknik member check, yaitu memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya serta mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
47
Adang Rukhiyat dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Olahraga dan Pemuda, 2003), h. 51 48 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), cet. 1, h. 102
3. Uji validitas dan reliabilitas instrumen Agar diperoleh data yang valid, instrumen efektivitas belajar siswa diujicobakan
untuk
mengetahui
dan
mengukur
validitas
dan
reliabilitasnya. a. Validitas Instrumen Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Untuk mengetahui setiap item soal memiliki validitas yang baik, maka setiap item soal dihitung validitasnya. Untuk mencari validitas dari setiap item soal, menggunakan rumus point biserial:49 M p − Mt
rpbi =
SDt
p q
Keterangan : rpbi
= koefisien validitas item
Mp
=
Total nilai siswa yang menjawab benar Total siswa yang menjawab benar
Mp
=
Total nilai siswa yang menjawab salah Total siswa yang menjawab salah
SDt = Standar deviasi Perhitungan validitas menggunakan program SPSS 15, SPSS merupakan salah satu software statistik yang umum digunakan untuk menganalisis
data
penelitian.
Hal
ini
dikarenakan
kemudahan
pengoperasian software SPSS dan lengkapnya teknik-teknik analisis statistik yang tersedia.50 Dari perhitungan validitas diperoleh soal valid sebanyak 10 butir untuk post test siklus I dan 10 butir untuk post test siklus II, dan dijadikan instrumen untuk penelitian. Uji validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 49
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 258 50 Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, SPSS Complete, (Jakarta: Salemba Infotek, 2009), h. 1-2
b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas didefinisikan sebagai konsistensi dari suatu tes. Reliabilitas instrumen hasil belajar Ekonomi pada penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-20).51 1 n S −ΣPa r11 = 2 n − 1 S
Keterangan : r11 = realibilitas tes P
= Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item
q
= proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item
n
= banyaknya soal
S2n = standar deviasi atau simpangan baku c. Pengujian Taraf Kesukaran Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap item soal, mudah, sedang dan sukar. Rumus yang digunakan adalah:52
P=
B JS
Keterangan: P = tingkat kesukaran soal B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang P = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah 51
Anas Sudijono, Pengantar Statistik…, h. 254
52
Anas Sudijono, Pengantar Statistik…, h. 372
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Data yang diperoleh dari instrumen penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data yang diperoleh diubah menjadi kalimat-kalimat yang bermakna dan ilmiah. Efektivitas pembelajaran diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran Ekonomi di SMP Negeri 87 Jakarta, yaitu 63. Tingkat efektivitas pembelajaran dibuat empat level, yaitu : a. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah. b. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang. c. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi. d. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi. Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pree test dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara hasil pree test dengan post test.
L. Tindak Lanjut Setelah penelitian tindakan kelas tersebut selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan tercapai yaitu tercapainya KKM untuk seluruh siswa, maka penelitian akan diakhiri atau dihentikan. Penelitian yang dilakukan memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, sehingga sangat diharapkan penelitian ini tidak hanya dilakukan pada kelas yang diteliti oleh peneliti saja. Peneliti berharap agar pembaca dan juga guru dapat melanjutkan penelitian ini dan juga menerapkan model-model pembelajaran yang dapat membuat siswa semakin aktif sehingga meningkatkan efektivitas belajar dan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 87 Jakarta Jumlah siswa pada kelas VIII-3 SMP Negeri 87 Jakarta berjumlah 40 orang yang terdiri dari 23 perempuan dan 17 laki-laki. Pada penelitian ini, siswa kelas VIII-3 berperan sebagai subyek penelitian. 2. Pembelajaran Ekonomi di Kelas VIII-3 SMP Negeri 87 Jakarta Peneliti melakukan wawancara sebelum tindakan dengan guru IPS kelas VIII pada tanggal 22 Maret 2010. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran Ekonomi di kelas VIII dan mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran Ekonomi. Berdasarkan wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa pembelajaran Ekonomi yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan/latihan.53 Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VIII-3 sebagai kelas yang cocok untuk penelitian, terkait dengan permasalahan efektivitas pembelajaran siswa dalam belajar Ekonomi. Penentuan ini didasarkan pada pengamatan yang dilakukan oleh guru selama mengajar di kelas tersebut. Dalam pengamatan ini terlihat efektivitas belajar siswa masih rendah. 53
Titin Suhaetin (Guru Kolaborator), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP Negeri 87 Jakarta, 22 Maret 2010.
Melihat masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian untuk mengatasi masalah rendahnya efektivitas belajar siswa tersebut. Peneliti menggunakan 2 (dua) siklus dalam penelitian ini. Selain wawancara, peneliti juga memberikan pree test dan post test pada subyek. Data berikut adalah data hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT yang menjadi temuan dalam memperoleh hasil dari penelitian yang dilakukan. Berikut disajikan data hasil prestasi belajar siswa dari siklus I hingga siklus II Tabel 3 Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3 Hasil Belajar Siklus I Nilai Pree Test Post Test 30 50 30 60 30 60 30 60 30 60 30 60 40 60 40 70 40 70 40 70 40 70 40 70 40 70 40 70 40 70 40 70 40 70 40 70 50 70 50 70 50 70 50 70 50 70 50 70 50 70 50 70 50 70 50 70 50 70
Hasil Belajar Siklus II Nilai Pree Test Post Test 40 70 40 70 50 70 50 80 50 80 50 80 50 80 50 80 50 80 50 80 50 80 50 80 50 80 60 80 60 90 60 90 60 90 60 90 60 90 60 90 60 90 60 90 60 90 60 90 60 90 60 90 70 90 70 90 70 90
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
70 70 80 80 80 80 80 80 80 90 90
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
90 90 90 90 90 90 90 100 100 100 100
Tabel 4 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3 Statistik Deskriptif Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Siklus I 90 50
Siklus II 100 70
Peneliti juga melakukan observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengajar pada pertemuan selanjutnya.
B. Tindakan Pembelajaran Siklus I 1. Tahap Perencanaan Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 4 kali pertemuan dengan durasi 2 x 40 menit. Materi pembelajaran pada siklus I ini adalah pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, serta penggolongan dan jenis-jenis pajak. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I ini adalah peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilengkapi lembar observasi untuk setiap pertemuan dan pedoman wawancara yang sebelumnya sudah dilakukan sebelum tindakan. Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) kepada subyek. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII-3 yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 23 perempuan dan 17 lakilaki. Pada pembelajaran TGT ini, siswa pada kelas yang diteliti dikelompokkan menjadi 8 kelompok dengan cara stratified random sampling
yaitu berdasarkan tingkat interval prestasi Ekonomi subyek dan masingmasing kelompok terdiri dari 5 siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Siklus I Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 4 kali pertemuan dengan menggunakan model TGT. Pembelajaran dengan menggunakan model TGT terdiri dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diksusi kelompok, dan turnamen. Dalam penelitian ini, penjelasan materi dibagi menjadi 2 (dua) kali pertemuan, dengan melakukan pree test dahulu pada awal pembelajaran. sedangkan diskusi kelompok satu kali pertemuan dan turnamen dibuat menjadi satu kali pertemuan pula. Hal ini dikarenakan terbatasnya jam belajar di sekolah sehingga tidak memungkinkan penerapan ketiga bagian dari model TGT tersebut disatukan dalam satu kali pertemuan. Sehingga dalam 4 kali pertemuan, terdapat 2 kali pertemuan membahas materi mengenai pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, serta penggolongan dan jenis-jenis pajak, satu kali diskusi kelompok yang membahas materi yang telah diajarkan sebelumnya, dan satu kali turnamen yang terdiri dari soal-soal, kemudian pembelajaran di akhiri dengan post test. Berikut gambar-gambar proses pembelajaran dengan model TGT pada siklus I: Gambar 1
Suasana Kelas Pada Pertemuan Pertama
Gambar 2
Peneliti Menjelaskan Materi Tentang Pajak
Gambar 3
Diskusi Kelompok Pada Siklus I
Gambar 4
Suasana Kelas Pada Turnamen Siklus I
C. Analisis Data Tes Objektif (pree test dan post test), Observasi dan Wawancara Hasil post test dianalisis dengan menggunakan program SPSS, sedangkan tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan pengamatan untuk mengamati efektivitas belajar siswa. Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir siklus untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Subyek mulai menyukai pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model TGT. 2. Subyek lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalam belajar menggunakan model TGT dibandingkan dengan pembelajaran sebelum menggunakan model TGT. 3. Subyek mudah mengingat materi yang disampaikan oleh peneliti dengan menggunakan model TGT. 4. Pembelajaran menyenangkan sehingga membuat subjek berani untuk bertanya.
5. Subyek merasa pada saat diskusi kelompok, terjadi dominasi tugas pada subyek yang lebih pintar dan kurangnya kerjasama antar kelompok. 6. Seluruh subyek menyukai turnamen yang diadakan walaupun terdapat soal yang harus mereka kerjakan.54
D. Tahap Refleksi Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada tes objektif, observasi dan wawancara ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. 1.
Kekurangan dan Kendala Yang Terdapat Pada Siklus I a. Belum tercapainya KKM oleh seluruh siswa Pada siklus I ini masih terdapat 7 (tujuh) siswa dengan nilai di bawah KKM. Hal ini dikarenakan sulitnya pemahaman siswa akan materi pajak yang baru mereka temui di kelas VIII. Peneliti akan memperbaiki hal ini di siklus II dengan memberikan banyak tugas dan juga menambah kualitas mengajar peneliti agar tercapai hasil belajar yang diharapkan. b. Belum meratanya bimbingan yang dilakukan oleh peneliti kepada subyek Hal ini terjadi karena ada beberapa subyek yang banyak bertanya kepada peneliti sehingga peneliti cenderung memberikan penjelasan tambahan hanya pada subyek yang bertanya. Hal tersebut dikarenakan jam pelajaran yang terbatas sehingga peneliti kurang dapat membimbing siswa secara menyeluruh. Perbaikan yang dilakukan peneliti adalah peneliti lebih sering membimbing subyek dalam kelas bukan hanya kepada subyek yang bertanya namun kepada seluruh subyek. Peneliti bekerjasama dengan guru kolaborator dalam hal membimbing subyek sehingga proses bimbingan akan lebih merata ke seluruh subyek. Terkadang di luar jam belajarpun 54
Titin Suhaetin (Guru Kolaborator) dan Subyek (Siswa), Wawancara Setelah Tindakan, SMP Negeri 87 Jakarta, 27 Mei 2010.
peneliti membimbing subyek yang ingin menanyakan tentang soal turnamen yang sulit mereka kuasai. c. Subyek kurang memahami materi pembelajaran Terdapat begitu banyak macam pajak dan cara perhitungannya membuat subyek sulit untuk memahami materi. Selain itu, subyek lebih berkonsentrasi pada turnamen karena adanya perasaan bersaing dengan subyek lain untuk menjadi juara turnamen dan mendapatkan reward. Dengan adanya keadaan yang demikian, peneliti mengambil langkah dengan memberikan pengarahan kepada siswa agar lebih berkonsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan adanya konsentrasi yang baik saat pembelajaran, subyek akan dapat memahami materi-materi yang dipelajari sehingga lebih siap dalam menghadapi soal-soal turnamen. d. Pada saat diskusi kelompok terdapat beberapa subyek yang mengandalkan subyek yang pintar untuk mengerjakan tugas kelompok Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya rasa kerjasama antar anggota kelompok untuk saling membantu dalam memahami suatu materi. Subyek hanya menginginkan tugas kelompok cepat untuk diselesaikan sehingga jika ada soal yang belum dipahami subyek, soal tersebut diberikan kepada subyek lain yang dapat mengerjakan soal tersebut. Terdapat pula subyek yang tidak menyukai teman kelompoknya sehingga subyek merasa tidak nyaman berada dalam kelompoknya, dan peneliti harus memperbaiki hal tersebut di siklus II. Permasalahan tersebut membuat peneliti harus terus membimbing setiap kelompok agar dapat bekerjasama dengan baik dan tidak hanya mengandalkan salah satu anggota saja. Pengawasan dilakukan secara lebih teliti oleh guru kolaborator sehingga tidak ada lagi subyek yang tidak mengerjakan tugas.
E. Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus I 1. Pembelajaran dengan menggunakan model TGT membuat suasana menyenangkan dalam belajar Ekonomi Keadaan ini dipengaruhi oleh pembelajaran siswa sebelum tindakan yang hanya menggunakan model ceramah dan penugasan saja, sehingga membuat subyek bosan. Dengan adanya model pembelajaran kooperatif TGT ini, subyek diberikan metode baru dalam belajar Ekonomi dan ditambah dengan permainan-permainan sehingga membuat suasana baru yang menyenangkan dalam belajar Ekonomi.
2. Subyek mulai terbiasa untuk mengerjakan soal tepat pada waktunya sehingga meningkatkan efektivitas belajar subyek dalam belajar Ekonomi Pada beberapa pertemuan subyek selalu diberikan tugas oleh peneliti setelah mendapatkan penjelasan materi. Di samping itu, subyek harus menyelesaikan tugas tersebut pada akhir jam pelajaran. Dengan melihat hasil refleksi pada siklus I dan belum tercapainya indikator keberhasilan yang ditetapkan karena masih rendahnya efektivitas belajar siswa dilihat dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 63 yang belum tercapai oleh beberapa murid, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang telah disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
F. Tindakan Pembelajaran Siklus II 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, dan pedoman wawancara. Pada siklus II ini RPP dibuat untuk 4 kali pertemuan dengan 2 kali pertemuan untuk pembahasan materi penghitungan pajak, fungsi pajak, dan sanksi kelalaian membayar pajak, 1 kali pertemuan untuk diskusi kelompok, dan 1 kali pertemuan untuk turnamen.
Berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, pada siklus II proses pembelajaran harus lebih diarahkan kepada perbaikan yang telah disusun pada siklus I. Perbaikan-perbaikan diterapkan pada siklus II dengan merubah beberapa peraturan pembelajaran pada siklus I. Contohnya, perubahan tempat duduk kelompok, pengarahan pada setiap kelompok untuk melakukan tutor sebaya pada saat diskusi kelompok ataupun pada saat pembelajaran biasa, dan perbaikan pada kualitas mengajar peneliti. Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah meningkatkan efektivitas belajar subyek dilihat dari nilai ulangan harian yang dilakukan setelah siklus I dan siklus II.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II ini berlangsung selama 4 kali pertemuan. Perbaikan-perbaikan pada siklus I mulai diterapkan pada awal pertemuan. Pree test masih dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Berikut gambar-gambar pembelajaran model TGT pada siklus II: Gambar 5
Proses Pembelajaran Pada Siklus II
Gambar 6
Diskusi Kelompok Pada Siklus II
Gambar 7
Subyek Diminta Untuk Mengerjakan Soal Turnamen Pada Papan Tulis
Gambar 8
Peneliti Saat Membimbing Subyek Mengerjakan Soal Turnamen 3. Analisis Data Tes Objektif (pree test dan post test) Observasi dan Wawancara Pada siklus II ini, berdasarkan pree test dan post test dan juga observasi yang dilakukan terdapat peningkatan efektivitas belajar siswa. Hal ini dilihat dari nilai ulangan seluruh siswa yang meningkat dan melebihi KKM. Terdapat peningkatan pula antara nilai pree test dengan nilai post test siswa. Hasil belajar pada siklus II menunjukkan seluruh siswa memperoleh nilai di atas KKM. Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus II ini dirangkum sebagai berikut: a. Model TGT ini sangat cocok diterapkan pada pelajaran Ekonomi dan dapat diterapkan pada semua materi pelajaran. b. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelum tindakan yang hanya menggunakan model ceramah. c. Subyek terlihat senang saat belajar Ekonomi. d. Turnamen sangat membantu subyek menjadi lebih semangat dalam belajar.
e. Seluruh subyek menyukai pembelajaran dengan menggunakan model TGT terutama pada saat turnamen. f. Subyek mulai menyukai diskusi kelompok yang dilakukan karena mulai ada perubahan pada kerjasama yang dilakukan. Beberapa subyek mengatakan banyak terbantu saat diskusi karena subyek yang pintar sering mengajari anggota lain. g. Semua subyek mengatakan lebih mudah menerima pelajaran dan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.55 Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi dilihat dari nilai ulangan harian subyek yang meningkat dan melebihi KKM oleh seluruh subyek, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II dan dianggap model pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
4. Tahap Refleksi Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis pada observasi dan wawancara ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada siklus II.
G. Kekurangan dan Kendala Yang Ditemukan Pada Siklus II 1. Pertanyaan yang Diajukan oleh beberapa subyek terkadang sama, sehingga peneliti sering memberikan penjelasan ulang Penyebabnya adalah subyek bertanya secara individu sehingga peneliti hanya memberikan jawaban kepada subyek yang bertanya dan tidak menjelaskan kepada seluruh subyek. Sehingga subyek yang lain sering menanyakan hal yang sama kepada peneliti. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan subyek di depan kelas sehingga seluruh subyek dapat mengetahui pertanyaan dan jawaban yang diberikan peneliti. 55
Titin Suhaetin (Guru Kolaborator) dan Subyek (Siswa), Wawancara Setelah Tindakan, SMP Negeri 87 Jakarta, 27 Mei 2010
H. Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus II 1. Subyek semakin semangat dalam belajar Ekonomi Keadaan ini dipengaruhi oleh pembelajaran kooperatif TGT yang membuat subyek menjadi semangat. Selain itu setelah diskusi kelompok, diadakan turnamen dan yang keluar sebagai juara turnamen akan mendapatkan reward dari peneliti. Hal ini membuat subyek semakin tertarik belajar Ekonomi. 2. Meningkatnya pemahaman subyek dalam pelajaran Ekonomi Hal ini dipengaruhi oleh perasaan senang subyek dalam belajar Ekonomi sehingga subyek dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat belajar Ekonomi. Dengan adanya konsentrasi yang baik dalam belajar membuat subyek semakin paham dengan materi pembelajaran. Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya efektivitas belajar seluruh siswa dalam belajar Ekonomi dilihat dari nilai hasil belajar seluruh siswa yang melebihi KKM dan juga hasil post test yang meningkat dibanding pree test, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II dan dianggap model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
I. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut: 1. Tes Objektif Hasil dari pree test dan post test subyek dianalisis dan terlihat peningkatan hasil belajar yang menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT terbukti dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa.
2. Lembar Observasi Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru kolaborator. Lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas
belajar siswa. Data tersebut dianalisis pada setiap siklus dan lembar observasi untuk menilai kualitas guru untuk mendapatkan data mengenai kesiapan dan pelaksanaan mengajar guru.
3. Wawancara Selain data yang diperoleh dari lembar observasi, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru dan beberapa subyek. Wawancara dilakukan sebelum tindakan dan setelah tindakan. Pada wawancara yang dilakukan sebelum tindakan kepada guru Ekonomi mendapatkan hasil sebagai berikut: a. Tingkat efektivitas pembelajaran tergolong rendah karena metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah dan penugasan. b. Kurangnya komunikasi antara guru dan siswa sehingga siswa masih jarang bertanya kepada guru.56 Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada subyek sebelum tindakan adalah sebagai berikut: a. Sebagian besar subyek kurang menyenangi pelajaran Ekonomi. b. Subyek kurang semangat dalam belajar Ekonomi dikarenakan setiap pertemuan pembelajaran cenderung monoton. c. Masih adanya rasa takut untuk bertanya kepada guru.57
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II, hasil wawancara yang diperoleh memiliki perubahan pada pendapat guru dan siswa terhadap pelajaran Ekonomi. Hasil wawancara kepada guru setelah tindakan ini dirangkum sebagai berikut: a. Pembelajaran dengan menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) memacu semangat subyek dalam belajar Ekonomi.
56
Titin Suhaetin (Guru Kolaborator), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP Negeri 87 Jakarta, 22 Maret 2010 57 Subyek (Siswa), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP Negeri 87 Jakarta, 22 Maret 2010
b. Model TGT ini sangat cocok diterapkan pada pelajaran Ekonomi dan dapat diterapkan pada semua pokok bahasan. c. Subyek terlihat lebih serius dalam belajar terutama saat turnamen dilakukan, namun di siklus I pada saat belajar kelompok masih banyak yang hanya mengandalkan teman sekelompok yang pintar untuk mengerjakan tugas kelompok. Akan tetapi mulai ada peningkatan pada siklus II, sudah ada pembagian tugas dalam mengerjakan tugas kelompok. d. Pada awal pertemuan, masih banyak subyek yang mengerjakan tugas dengan menyontek pekerjaan temannya. Namun pada saat turnamen sangat terlihat subyek mengerjakan soal-soal turnamen secara individu dan terlihat lebih serius. e. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelum tindakan yang hanya menggunakan model ceramah. f. Subyek terlihat senang saat belajar Ekonomi. g. Seluruh subyek menyukai pembelajaran dengan menggunakan model TGT terutama pada saat turnamen. h. Semua subyek mengatakan lebih mudah menerima pelajaran dan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.58 Hasil wawancara kepada seluruh subyek mengenai pembelajaran selama siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: a. Seluruh subyek menyukai pelajaran Ekonomi dengan menggunakan model Teams Games Tournament (TGT). b. Turnamen merupakan bagian yang paling disenangi oleh subyek, dikarenakan mereka menjadi semangat untuk belajar sehingga pada saat turnamen mereka mendapat nilai yang tertinggi dan menjadi juara turnamen.
58
Titin Suhaetin (Guru Kolaborator), Wawancara Setelah Tindakan, SMP Negeri 87 Jakarta, 27 Mei 2010
c. Hampir seluruh subyek mengakui lebih mudah memahami pelajaran dengan model TGT ini. Hal ini terbukti dari nilai ulangan harian siswa yang semakin mengalami peningkatan dan di atas KKM. d. Pada awal diskusi kelompok, subyek mengaku kurang adanya kerjasama antar kelompok sehingga subyek masih sering belajar secara individu. Namun setelah beberapa kali dilakukan diskusi mulai ada kerjasama yang baik antar anggota kelompok. e. Beberapa subyek mengaku tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru karena mereka menyadari bahwa tanpa bertanya mereka akan semakin ketinggalan dari subyek yang lain. f. Subyek lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalam belajar menggunakan model TGT dibandingkan dengan pembelajaran sebelum menggunakan model TGT.59
J. Interpretasi Hasil Analisis Hasil pengamatan pada penelitian ini menujukkan bahwa subyek menyenangi proses pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model TGT. Rasa senang terhadap suatu pembelajaran akan meningkatkan efektivitas belajar subyek. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model TGT, subyek merasa lebih semangat dalam belajar Ekonomi. Suasana kerja kelompok yang saling membantu antar sesama anggota, membuat subyek yang kurang pandai menjadi terbantu dengan adanya aktivitas tutor sebaya yang dilakukan oleh teman sekelompoknya. Pada pembelajaran di siklus I subyek mulai mengenal soal-soal turnamen yang diberikan. Pada siklus II subyek sudah dapat menguasai materi yang diberikan, dilihat dari soal turnamen yang dijawab dengan benar oleh subyek. Pada siklus II pula, perbaikan yang ada pada siklus I dilakukan dengan baik sehingga indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai.
59
Subyek (Siswa), Wawancara Setelah Tindakan, SMP Negeri 87 Jakarta, 27 Mei 2010
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model TGT dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa.
K. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Pembelajaran model TGT meningkatkan efektivitas belajar siswa Rasa senang terhadap pelajaran Ekonomi melalui model pembelajaran TGT membuat siswa bersemangat menerima pelajaran dan hal ini berpengaruh pada pemahaman materi siswa, yang pada akhirnya berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. Hal ini terbukti : a. Hasil post test lebih besar dari pree test, baik pada siklus I maupun siklus II. b. Terjadi peningkatan hasil belajar dilihat dari tercapainya KKM oleh seluruh siswa. 2. Pembelajaran model TGT menumbuhkan rasa solidaritas dan tanggung jawab siswa Dengan adanya diskusi kelompok dan turnamen antar kelompok, membuat sebagian besar siswa merasa memiliki tanggung jawab untuk menjadi yang terbaik bagi kelompoknya. Dalam diskusi, setiap anggota saling membantu anggota lain untuk memahami materi pelajaran Ekonomi. Hal ini menumbuhkan rasa solidaritas pada setiap kelompok. Dengan tumbuhnya rasa solidaritas ini, setiap siswa akan merasa terbantu dalam belajar Ekonomi. 3. Pembelajaran model TGT membuat siswa memiliki jiwa kompetitif dan kerjasama yang baik Jiwa kompetitif yang sehat berkembang dengan adanya turnamen-turnamen yang diadakan dimana siswa harus bertanggung jawab terhadap diri dan kelompoknya serta mampu menghadapi siswa lain untuk mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Sedangkan kerjasama yang baik terlihat pada setiap diskusi yang dilakukan dimana siswa mulai memiliki rasa untuk saling membantu sesama anggota agar dapat menciptakan pembagian tugas yang baik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Model pembelajaran TGT terbukti dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai seluruh siswa yang melebihi KKM dan juga nilai post test siklus II yang meningkat dibandingkan dengan post test siklus I. Dilihat dari hal tersebut jelas bahwa pembelajaran dengan model TGT memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. 2. Penerapan model pembelajaran TGT ternyata dapat diterapkan dalam pembelajaran sosial khususnya pada pelajaran Ekonomi dengan pokok bahasan pajak. 3. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa belajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT lebih menyenangkan karena terdapat unsur permainan di dalamnya, dibanding dengan model pembelajaran pada umumnya. 4. Pembelajaran dengan menggunakan model TGT berpengaruh positif dalam mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan sikap siswa serta merangsang dan meningkatkan kepedulian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dengan efektif.
B. Saran 1. Guru Ekonomi pada umumnya dan khususnya pada sekolah ini, disarankan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif TGT karena model pembelajaran ini mampu meningkatkan efektivitas belajar siswa dan menciptakan suasana baru yang menyenangkan dalam belajar Ekonomi, sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. 2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali model pembelajaran lainnya agar lebih variatif dan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang pada akhirnya berpengaruh positif pada prestasi belajar siswa. 3. Guru diharapkan lebih kreatif menyajikan contoh-contoh yang berkaitan dengan konteks kehidupan nyata dengan mengaitkan berbagai aspek sehingga pembelajaran berjalan lebih hidup. 4. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada pengembangan model pembelajaran TGT sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 5. Model pembelajaran TGT perlu dan dapat diterapkan pada semua sekolah, juga pada semua mata kuliah yang ada di Perguruan Tinggi. 6. Siswa hendaknya menanamkan rasa senang terhadap pelajaran Ekonomi. Hal tersebut akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran dan dapat meningkatkan efektivitas belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 13, 2006 Dimyati. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 4, 2009 Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, Cet. 1, 2006 Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen Lie, Anita. Cooperative Learning, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Cet. 6, 2008 Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. 2, 2002 Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, Cet. 1, 2008 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Bandung: Pustaka Setia, 2005 Pelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VII, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2004 Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 16, 2004 Rukhiyat, Adang dkk. Panduan Penelitian Bagi Remaja, Pemprov DKI Jakarta: Dinas Olahraga dan Pemuda, 2003 Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 3, 2007 Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 5, 2008 Sjafei, Mohammad. Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Centre For Strategic And International Studies, Cet. 2, 1979
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 4, 2003 Slavin, E. Robert, Cooperative Learning, Bandung: Nusa Media, Cet. 5, 2009 Somantri, Muhammad Numan. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. 1, 2001 Subagio, Agus. Pengetahuan Perpajakan, Jakarta: Pusdiklat Anggaran, 1996 Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Persada, 2008
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Sudjana Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, Cet. 1, 1989 Umasih, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII, Jakarta: Ganeca Exact, 2007 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 Bandung: Citra Umbara, 2006 Yamin Sofyan dan Kurniawan Heri. SPSS Complete, Jakarta: Salemba Infotek, 2009 http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak, 21 Juli 2010 http://info.gexcess.com/id/info/EkonomiPengertian.info, 21 Juli 2010 http://historyofindonesia.blogspot.com,/pengertian-ekonomi.html, 21 Juli 2010
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Rizki Darmawanti
NIM
: 106015000473
Jurusan
: Pendidikan IPS
Angkatan Tahun : 2006 Alamat
: Puri Cendana Jl. Taman Lawu 7 Blok E 9 No. 16 Bekasi
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan)” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan: Nama
: Drs. H. Nurochim, MM
NIP
: 1959 0715 1984 03 1003
Dosen Jurusan
: Pendidikan IPS
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 5 November 2010 Yang menyatakan
Rizki Darmawanti
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah
: SMP Negeri 87 Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
: VIII / 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 8 x 40 menit (4 pertemuan)
Standar Kompetensi
: 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar
: 7.
2
Mendeskripsikan
fungsi
pajak
dalam
perekonomian nasional A. Indikator 1. Mendefinisikan pengertian pajak 2. Menganalisis unsur-unsur pajak 3. Menguraikan ciri-ciri pajak 4. Menggolongkan jenis-jenis pajak
B. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian pajak dalam perekonomian 2. Menjelaskan unsur-unsur pajak 3. Menyebutkan ciri-ciri pajak 4. Menjabarkan jenis-jenis pajak
C. Uraian Materi 1. Pengertian Pajak Pajak adalah iuran (pembayaran) wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung dari negara dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum.
2. Unsur-unsur Pajak Unsur-unsur pajak adalah: a. Subjek pajak, adalah orang atau badan yang menurut ketentuan wajib membayar pajak kepada negara. b. Objek pajak, adalah semua penghasilan yang benar-benar diterima atau diperoleh, baik dari kegiatan usaha maupun dari luar kegiatan usaha. c. Tarif pajak, adalah dasar pengenaan besarnya pajak yang harus dibayar subjek pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya. 3. Ciri-ciri Pajak Ciri-ciri pajak yaitu: a. Iuran wajib yang dikenakan kepada masyarakat wajib pajak. b. Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma-norma atau aturan hukum. c. Digunakan untuk membiayai kepentingan umum/bersama. d. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. e. Balas jasanya tidak diterima secara langsung. 4. Jenis-jenis Pajak a. Menurut golongannya: pajak langsung dan pajak tidak langsung. b. Menurut wewenang pemungutnya: pajak negara/pusat dan pajak daerah. c. Menurut sifatnya: pajak subjektif dan pajak objektif.
D. Metode Pembelajaran Dalam pembelajaran ini, digunakan metode: 1. Pree test dan post test 2. Ceramah bervariasi 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok 5. Penugasan 6. Teams Games Tournament (TGT)
E. Media / Alat Pembelajaran Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu: 1. LKS (Lembar Kerja Siswa) 2. Media yang sudah ada seperti whiteboard, spidol dan buku sumber yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
F. Sumber Materi Pembelajaran 1. Buku panduan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII, penerbit Ganeca Exact 2. Buku IPS SMP kelas VIII, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 3. Buku sumber Ekonomi, penerbit Yudhistira 4. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat 5. Sumber lain yang relevan
G. Strategi Pembelajaran A. Kegiatan awal a. a. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapihan kelas b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai b. Apersepsi (pengetahuan prasyarat): Sejak pemerintahan dalam bentuk kerajaan, masyarakat telah mengenal iuran atau pungutan rakyat. Pungutan pada saat itu disebut upeti. c. Motivasi: Istilah iuran atau pungutan rakyat pada saat ini disebut? B. Kegiatan Inti 1) Pertemuan pertama dan kedua: Pada pertemuan awal guru memberikan pree test guna mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian guru menjelaskan materi yang terkait dengan indikator yaitu tentang pengertian pajak, unsur-unsur
pajak, ciri-ciri pajak, serta jenis-jenis pajak. Aktivitas tersebut diselingi dengan tanya jawab. 2) Pertemuan ke tiga: Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, dimana tiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Tiap kelompok diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan berdiskusi tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. 3) Pertemuan ke empat: Guru memberi games untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang telah disampaikan. Games tersebut dinamakan Teams
Games
Tournament
(TGT).
Dimana
tiap
siswa
menyumbangkan poin bagi kelompoknya, kelompok yang paling banyak mengumpulkan poin keluar sebagai pemenangnya. Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih kerjasama serta agar siswa lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok. C. Kegiatan Akhir Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test. D. Penilaian 1. Teknik penilaian: a. Tes lisan 2. Bentuk instrumen: a. Uraian singkat b. Pertanyaan lisan 3. Soal / instrumen : Terlampi Jakarta, 23 Maret 2010 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPS
Peneliti
(Titin Suhaetin, S. Pd)
(Rizki Darmawanti)
Jawablah soal-soal berikut ini dengan tepat! 1. Jelaskan pengertian dari pajak? 2. Apa yang dimaksud dengan retribusi? 3. Sebutkan ciri-ciri pajak? 4. Sebutkan teori-teori yang menyebutkan bahwa pemerintah mempunyai hak untuk memungut pajak kepada rakyatnya? 5. Jelaskan unsur-unsur pajak? KUNCI JAWABAN! 1. Pajak adalah iuran rakyat kepada negara atau pungutan yang dilakukan negara kepada rakyat, untuk membiayai keperluan pemerintah dan kepentingan masyarakat umum yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan (undangundang) dan tidak mendapatkan balas jasa secara langsung atas pembayaran pajak yang dilakukan 2. Retribusi adalah pembayaran yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan fasilitas tertentu 3. Ciri-ciri pajak, yaitu: a. iuran dari rakyat kepada negara b. digunakan untuk membiayai kepentingan pemerintah atau masyarakat umum c. pemungutan pajak dapat dipaksakan d. harus diatur dengan Undang-undang e. hasil dari pembayaran pajak tidak bisa langsung dinikmati oleh pembayar pajak 4. a. Teori Asuransi b. Teori Kepentingan c. Teori Daya Pikul d. Teori Bakti e. Teori Asas Daya Beli
5. Unsur-unsur pajak adalah: a. Wajib pajak (subjek pajak) adalah orang atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan b. Objek pajak adalah sesuatu yang menjadi sasaran pajak c. Tarif pajak adalah besarnya pajak yang ditetapkan dengan tetap mempertimbangkan faktor keadilan
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Sekolah
: SMP Negeri 87 Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
: VIII / 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 8 x 40 menit (4 pertemuan)
Standar Kompetensi
: 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar
: 7. 3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
H. Indikator 5. Menghitung PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), dan PPh (Pajak Penghasilan) 6. Mengidentifikasi fungsi pajak dalam perekonomian 7. Menjelaskan sanksi kelalaian membayar pajak I. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 5. Menghitung PPN, PBB, dan PPh 6. Menjabarkan fungsi pajak dalam perekonomian 7. Menguraikan sanksi kelalaian membayar pajak J. Uraian Materi 1. Pemerintah menetapkan PPN sebesar 10%. PPN dikenakan ketika kita membayar tagihan ataupun ketika makan di restoran. 2. Fungsi pajak: a. Fungsi budgeter, maksudnya adalah pajak sebagai sumber penerimaan negara guna membiayai seluruh kegiatan penyelengaraan pemerintah negara dan pembangunan nasional.
b. Fungsi distribusi, yaitu sebagai alat pendistribusian pendapatan masyarakat dan sekaligus sebagai alat pemerataan pendapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. c. Fungsi regulasi, pajak digunakan untuk mengatur dan membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah serta mendorong produksi dalam negeri. 3. Sanksi yang dikenakan bagi wajib pajak yang lalai membayar pajak yaitu berupa sanksi pidana yang dapat berupa kurungan dan denda.
K. Metode Pembelajaran Dalam pembelajaran ini, digunakan metode: 1. Pree test dan post test 2. Ceramah bervariasi 3. Tanya jawab 4. Penugasan 5. Teams Games Tournament L. Media / Alat Pembelajaran Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu: 1. Media yang sudah ada seperti whiteboard, spidol, contoh surat atau slip pajak yang dibawa siswa, dan buku sumber yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
M. Sumber Materi Pembelajaran 1. Buku panduan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII, penerbit Ganeca Exact 2. Buku IPS SMP kelas VIII, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 3. Buku sumber Ekonomi, penerbit Yudhistira 4. Surat atau slip pajak yang dibawa siswa 5. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat 6. Sumber lain yang relevan
N. Strategi Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapihan kelas Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai b. Apersepsi (pengetahuan prasyarat): Siswa diminta membawa contoh surat atau slip pajak. c. Motivasi: Siswa menghitung PPN, PBB, dan PPh. 2. Kegiatan Inti 1) Pertemuan pertama dan ke dua: Terlebih dahulu guru memberikan pree test pada siswa. Setelah itu menjelaskan materi yang terkait dengan indikator yaitu tentang cara perhitungan PPN, PBB, dan PPh, siswa juga diminta untuk menghitung pajak tersebut. Guru juga menjelaskan tentang fungsi pajak dalam perekonomian serta sanksi kelalaian membayar pajak. Aktivitas tersebut diselingi dengan tanya jawab. 2) Pertemuan ke tiga: Sesuai dengan refleksi pada siklus I, maka pada siklus II ini dilakukan perbaikan pada kekurangan yang ada di siklus I. Pada pertemuan ini diskusi kelompok diarahkan agar siswa melakukan tutor sebaya, guru juga menjawab pertanyaan bukan hanya pada siswa yang bertanya saja, namun menyeluruh pada semua siswa. 3) Pertemuan ke empat: Guru mengadakan Teams Games Tournament untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam memahami materi. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan post test. 3. Kegiatan Akhir Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test. 4. Penilaian 1. Teknik penilaian: a. Tes lisan 2. Bentuk instrumen: a. Uraian singkat
b. Pertanyaan lisan 3. Soal / instrumen : Terlampir Jakarta, 4 Mei 2010 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPS
Peneliti
(Titin Suhaetin, S. Pd)
(Rizki Darmawanti)
Jawablah soal-soal berikut ini dengan tepat! 1. Elma mempunyai sebidang tanah dan rumah dengan nilai Rp 75.500.000. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) yang ditetapkan di daerah tersebut sebesar Rp 8.000.000. Hitunglah besarnya PBB yang harus dibayar oleh Elma! 2. Berapakah besar tarif pajak penghasilan (PPh) yang ditetapkan pemerintah untuk penghasilan lebih dari Rp 50.000.000 per tahun? 3. Rahma berbelanja di “Idol Mart” sebesar Rp 284.000. Berapakah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang harus dibayar Rahma? 4. Sebutkan macam-macam fungsi pajak? 5. Sanksi apa saja yang diberikan bagi wajib pajak yang lalai membayar pajak?
KUNCI JAWABAN! 1. Dik : NJOP
= Rp 75.500.000
NJOPTKP = Rp 8.000.000 Dit
: Berapah besar PBB yang harus dibayar?
Jawab: 0,5 % x 20 % (Rp 75.500.000 – Rp 8.000.000) = 10 (6.750) = Rp 67.500 2. Tarif PPh yang ditetapkan untuk penghasilan lebih dari Rp 50.000.000 adalah sebesar 10% 3. Rp 284.000 x 10% = Rp 28.400 4. Fungsi pajak: a. Fungsi budgeter b. Fungsi alokasi c. Fungsi distribusi d. Fungsi regular 5. Sanksi administrasi dan sanksi pidana
Lampiran 3 POST TEST SIKLUS I Mata Pelajaran
: IPS Ekonomi
Kelas / Semester
: VIII / Genap
========================================================== Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada lembar jawaban ! 1. Pengertian pajak ialah …. a. iuran dari masyarakat kepada negara, dengan imbalan jasa secara langsung b. iuran dari masyarakat kepada negara, yang dapat dipaksakan tanpa imbalan jasa secara langsung c. iuran dari masyarakat kepada negara, yang digunakan untuk biaya pembangunan d. iuran rutin dari masyarakat kepada negara, tanpa ada paksaan 2. Berikut ini merupakan ciri-ciri pajak, kecuali …. a. pajak merupakan iuran wajib yang bersifat dapat dipaksakan b. pemungutan pajak dilaksanakan berdasarkan Undang-undang c. pajak digunakan untuk membiayai pembangunan d. wajib pajak mendapatkan imbalan jasa secara langsung 3. Perhatikan tabel berikut! I
II
III
IV
PBB
Pajak hiburan
Pajak reklame
Pajak hiburan
PPh
Pajak penjualan
Pajak perseroan
Pajak televisi
PKB
PPN
PPh
Pajak penjualan
PPN
Bea materai
PBB
Pajak persero
Pada tabel diatas yang menunjukkan pajak yang menjadi kewajiban keluarga siswa terdapat pada kolom …. a. I
b. II
c. III
d. IV
4. Fungsi pajak untuk memasukkan uang ke kas negara sebanyak-banyaknya termasuk fungsi …. a. fungsi memaksa
c. fungsi mengatur
b. fungsi budgeter
d. fungsi finansial
5. Pajak yang menjadi beban dan dipungut langsung kepada wajib pajak sendiri termasuk pajak …. a. langsung
b. tidak langsung
c. pusat
d. daerah
6. Dalam perhitungan PPh, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk diri wajib pajak ditentukan sebesar …. a. Rp 2.880.000
c. Rp 12.880.000
b. Rp 13.200.000
d. Rp 12.500.000
7. Pajak yang dipungut oleh negara / pemerintah pusat disebut …. a. pajak langsung
c. pajak pusat
b. pajak tidak langsung
d. pajak daerah
8. Pembebanan
pajak
dilakukan
seadil-adilnya.
Artinya
mereka
yang
berpenghasilan lebih besar bersedia membayar pajak lebih besar daripada mereka yang berpenghasilan rendah. Hal ini mengacu pada …. a. azas manfaat
c. azas efisiensi
b. azas yuridis
d. azas keadilan
9. Pemungutan pajak dengan pengenaan tarif yang semakin menurun terhadap setiap bertambahnya pendapatan. Pengenaan tarif pajak semacam ini disebut…. a. pajak regresif
c. pajak proporsional
b. pajak progresif
d. pajak degresif
10. Undang-undang Perpajakan tentang PBB diatur dalam …. a.
UU No. 9/1994
c. UU No. 11/1994
b. UU No. 10/1994
d. UU No. 12/1994
KUNCI JAWABAN POST TEST SIKLUS I 1. b
6. b
2. d
7. c
3. a
8. d
4. b
9. d
5. a
10. d
Lampiran 4 POST TEST SIKLUS II Mata Pelajaran
: IPS Ekonomi
Kelas / Semester
: VIII / Genap
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada lembar jawaban ! 11. UU Perpajakan No. 17 / 2000 mengatur tentang …. a. PPh
b. PBB
c. PPN – PPnBM
d. bea materai
12. Dalam UUD 1945, mengenai pajak diatur dalam pasal 23 ayat 2 yang berbunyi …. a. segala pajak untuk keperluan pemerintah berdasarkan UU b. segala pajak untuk keperluan bangsa dan negara berdasarkan UU c. segala pajak untuk keperluan masyarakat berdasarkan UU d. segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan UU 13. Manfaat pajak tersebut di bawah ini, kecuali …. a. sebagai alat stabilisasi ekonomi b. sebagai sumber penerimaan negara c. sebagai alat pengatur pertumbuhan ekonomi d. sebagai alat pengukur kemakmuran rakyat 14. Termasuk pajak langsung adalah …. a. PPN, Bea Cukai, dan Pajak Tontonan b. PPh, PBB, dan PKB c. PPh, PBB, dan Pajak Tontonan d. PPN, Bea Cukai, dan PKB 15. Tujuan pemungutan pajak antara lain …. a. untuk menambah pendapatan / kas negara b. untuk mengurangi kekayaan orang-orang kaya c. untuk membiayai penuntasan kemiskinan d. untuk pemerataan pendapatan bagi mayarakat
16. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) dalam UU Perpajakan sebesar …. a. Rp 800.000
b. Rp 1.800.000
c. Rp 8.000.000
d. Rp 18.000.000
17. Pungutan uang terhadap kendaraan-kendaraan yang melewati jalan tol termasuk …. a. iuran
b. bea cukai
c. retribusi
d. sumbangan wajib
18. Besarnya tarif pajak penghasilan (PPh) yang ditetapkan pemerintah untuk penghasilan lebih dari Rp 50.000.000 per tahun adalah …. a. 10%
b. 15%
c. 25%
d. 30%
19. Perhatikan contoh penetapan tarif pajak berikut: Pendapatan Kena Pajak
Tarif Pajak (%)
Rp 10.000.000
10%
Rp 20.000.000
20%
Rp 30.000.000
30%
Tarif pemungutan pajak pada contoh diatas termasuk …. a. pajak proporsional
c. pajak degresif
b. pajak dinamis
d. pajak progresif
20. Tuan Fahrudin mempunyai sebidang tanah dan bangunan yang NJOPnya sebesar Rp 20.000.000. Berapa besar pajak yang harus dibayar Tuan Fahrudin…. a. Rp 10.000
b. Rp 12.000
c. Rp 20.000
d. Rp 24.000
KUNCI JAWABAN POST TEST SIKLUS II 6. a
6. c
7. d
7. c
8. d
8. b
9. b
9. d
10. d
10. b
Lampiran 5 Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39 40.
Hasil Belajar Siklus I Nilai Post Test 50 60 60 60 60 60 60 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 80 80 80 80 80 80 80 90 90
Hasil Belajar Siklus II Nilai Post Test 70 70 70 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 100 100 100 100
Deskriptif Statistik Hasil Belajar Siklus 1
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
50
1
2.5
2.5
2.5
60
6
15.0
15.0
17.5
70
24
60.0
60.0
77.5
80
7
17.5
17.5
95.0
90
2
5.0
5.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
N Siklus1 Valid N (listwise)
40 40
Minimum Maximum 50.00
90.00
Mean
Std. Deviation
70.7500
7.97030
Histogram Hasil Belajar Siklus I
Deskriptif Statistik Hasil Belajar Siklus II
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
70
3
7.5
7.5
7.5
80
11
27.5
27.5
35.0
90
22
55.0
55.0
90.0
100
4
10.0
10.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Siklus2
40
70.00
100.00
86.7500
7.64182
Valid N (listwise)
40
Histogram Hasil Belajar Siklus II
Deskriptif Statistik Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siklus1
Siklus2
Valid
40
40
Missing
0
0
Mean
70.7500
86.7500
Median
70.0000
90.0000
Mode
70.00
90.00
Sum
2830.00
3470.00
N
Lampiran 6 UJI VALIDITAS, UJI RELIABILITAS DAN TINGKAT KESUKARAN Transformasi Uji Validitas Tes Obyektif Siklus I Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN
Skor Butir Item No. 1 - 10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 26
1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 32
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 33
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 27
0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 30
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 31
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 29
1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 26
0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 21
,486(** ) ,499(** ) ,001 ,001 40 40
Valid
Valid
,361(* ) ,022 40
,326(* ) ,477(** ) ,328(* ) ,591(** ) ,383(* ) ,560(** ) ,040 ,002 ,039 ,000 ,015 ,000 ,345(* ) 40 40 40 40 40 40 ,029 40
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
X
X2
5 25 7 49 6 36 7 49 7 49 8 64 9 81 7 49 6 36 8 64 6 36 8 64 7 49 6 36 7 49 7 49 8 64 7 49 7 49 6 36 6 36 7 49 7 49 7 49 7 49 7 49 7 49 8 64 9 81 7 49 7 49 7 49 7 49 7 49 7 49 8 64 8 64 7 49 7 49 7 49 263 283
Uji Reliabilitas Post Test Siklus I Cronbach's Alpha
N of Items
,495
10
Uji Tingkat Kesukaran Post Test Siklus I Jumlah No.
Jawaban Benar
Jumlah
Nilai Taraf
Tingkat
Siswa
Sukar
Sukar
1.
26
40
0,65
Sedang
2.
28
40
0,7
Sedang
3.
32
40
0,8
Mudah
4.
33
40
0,825
Mudah
5.
27
40
0,675
Sedang
6.
30
40
0,75
Mudah
7.
31
40
0,775
Mudah
8.
29
40
0,725
Mudah
9.
26
40
0,65
Sedang
10.
21
40
0,525
Sedang
Lampiran 7 UJI VALIDITAS, UJI RELIABILITAS DAN TINGKAT KESUKARAN Transformasi Uji Validitas Tes Obyektif Siklus II Skor B utir Item N o. 1 - 10
Siswa
X
X2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
7
49
B
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100
C
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
7
49
D
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
7
49
E
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
7
49
F
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
7
49
G
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
81
H
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
7
49
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100
J
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
81
K
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9
81
L
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
7
49
M
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
8
86
N
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
64
O
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
7
49
P
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
7
49
Q
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
8
64
R
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
7
49
S
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
81
T
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
9
81
U
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100
V
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
9
81
W
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100
X
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
8
64
Y
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
7
49
Z
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
7
49
AA
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
64
AB
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
9
81
AC
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
7
49
AD
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
81
AE
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
81
AF
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
7
49
AG
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
7
49
AH
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
81
AI
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
8
64
AJ
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100
AK
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
7
49
AL
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
64
AM
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
7
49
AN
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100
∑
28 ,388* ,013 40
28 ,362* ,022 40
38 ,391* ,013 40
32 ,486** ,001 40
36 ,518** ,001 40
39 ,480 ** ,002 40
27 ,435 ** ,005 40
37 ,503 ** ,001 40
29 ,443** ,004 40
30 ,517** ,001 40
325
2713
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Uji Reliabilitas Post Test Siklus II Cronbach's Alpha
N of Items
,509
10
Uji Tingkat Kesukaran Post Test Siklus II Jumlah No.
Jawaban Benar
Jumlah
Nilai Taraf
Tingkat
Siswa
Sukar
Sukar
1.
28
40
0,7
Sedang
2.
28
40
0,7
Sedang
3.
38
40
0,95
Mudah
4.
32
40
0,8
Mudah
5.
36
40
0,9
Mudah
6.
39
40
0,975
Mudah
7.
27
40
0,675
Sedang
8.
37
40
0,925
Mudah
9.
29
40
0,725
Mudah
10.
30
40
0,75
Mudah
Lampiran 8 PEDOMAN WAWANCARA GURU Wawancara dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Senin, 22 Maret 2010
Responden
: Titin Suhaetin, S. Pd
Nama Sekolah
: SMP Negeri 87 Jakarta
Tujuan Wawancara
: Mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran Ekonomi pada kelas yang akan diteliti
Daftar pertanyaan wawancara guru sebelum tindakan: 1. Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat belajar Ekonomi? 2. Apakah upaya yang Anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak memperhatikan materi yang Anda sampaikan? 3. Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang Anda sampaikan? 4. Bagaimana sikap siswa pada saat Anda meminta siswa untuk menjawab soal Ekonomi di papan tulis? 5. Apakah Anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang berhasil menjawab soal dengan benar? 6. Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar? 7. Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa? 8. Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan kesenangannnya pada pelajaran Ekonomi? 9. Berapa persen siswa yang aktif dalam kelas? 10. Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran Ekonomi? 11. Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa? 12. Apa tanggapan Anda terhadap keluhan siswa tersebut? 13. Metode apa saja yang sering Anda gunakan pada pembelajaran Ekonomi? 14. Apakah Anda pernah mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif? 15. Berdasarkan pengalaman Anda, apa tanggapan Anda mengenai model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang akan saya terapkan? 16. Apakah model pembelajaran TGT ini cocok diterapkan pada kelas yang Anda ajarkan?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Wawancara dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Senin, 22 Maret 2010
Responden
: Siswa kelas VIII-3
Nama Sekolah
: SMP Negeri 87 Jakarta
Tujuan Wawancara
: Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam belajar Ekonomi
Daftar pertanyaan wawancara siswa sebelum tindakan: 1. Apa yang kamu rasakan saat belajar Ekonomi? 2. Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar Ekonomi? 3. Apakah saat belajar Ekonomi kamu dapat berkonsentrasi dengan baik? 4. Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran Ekonomi? 5. Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal Ekonomi yang kamu anggap sulit? 6. Apakah menurut kamu pelajaran Ekonomi penting untuk dipelajari? 7. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Ekonomi? 8. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi kelompok atau yang lain? Mengapa?
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Wawancara dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Kamis, 27 Mei 2010
Responden
: Titin Suhaetin, S. Pd
Nama Sekolah
: SMP Negeri 87 Jakarta
Tujuan Wawancara
: Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar Ekonomi siswa
Daftar pertanyaan wawancara guru setelah tindakan: 1. Apakah menurut Anda penggunaan model pembelajaran TGT ini cocok diterapkan pada pembelajaran Ekonomi? 2. Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran Ekonomi dengan model pembelajaran TGT ini? 3. Apakah ada kemungkinan anda menerapkan model TGT ini dikelas yang Anda ajarkan? 4. Berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam belajar Ekonomi siswa setelah dilakukan model pembelajaran TGT ini? 5. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan pengamatan? 6. Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran Ekonomi? 7. Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran TGT ini? 8. Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran TGT ini? 9. Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan model pembelajaran TGT ini? 10. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan ini?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA Wawancara dilaksanakan pada: Hari/Tanggal
: Kamis, 27 Mei 2010
Responden
: Siswa kelas VIII-3
Nama Sekolah
: SMP Negeri 87 Jakarta
Tujuan Wawancara
: Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar Ekonomi siswa
Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan: 1. Apakah kamu menyukai pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model TGT ini? 2. Apa yang kamu rasakan saat belajar Ekonomi dengan menggunkan model TGT? 3. Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti biasa seperti ceramah dan diskusi kelompok atau pembelajaran kooperatif model TGT? mengapa? 4. Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari TGT ini? 5. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar Ekonomi dengan menggunakan model TGT ini? 6. Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan model TGT ini? 7. Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan model TGT ini? 8. Apakah dalam setiap tugas kelompok kamu aktif? 9. Apakah dalam turnamen kamu yakin dapat menjawab soal-soal turnamen yang ada? 10. Apakah model TGT ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari Ekonomi? 11. Apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran model TGT ini? 12. Apa kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Ekonomi menggunakan model TGT agar menjadi lebih baik? Apa saran kamu?
KUTIPAN HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan guru sebelum tindakan: Peneliti : Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat belajar Ekonomi? Guru
: Ada yang memperhatikan, ada juga yang tidak memperhatikan terutama siswa laki-laki. Siswa banyak yang tidak memperhatikan kalau pelajaran sudah berlangsung lama
Peneliti : Apakah upaya yang Anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak memperhatikan materi yang anda sampaikan? Guru
: Saya tegur
Peneliti : Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang Anda sampaikan? Guru
: tidak, dalam setiap pertemuan hanya 2-3 siswa yang bertanya
Peneliti : Bagaimana sikap siswa pada saat Anda meminta siswa untuk menjawab soal Ekonomi di papan tulis? Guru
: ada yang santai, ada yang tidak mau dan menunjuk teman yang lain, ada juga yang ragu-ragu. Banyak siswa yang takut diminta ke depan untuk mengerjakan soal
Peneliti : Apakah Anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang berhasil menjawab soal dengan benar? Guru
: tidak
Peneliti : Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar? Guru
: ada, tapi hanya beberapa
Peneliti : Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa? Guru
: membimbing siswa yang bertanya dan sering memberikan tugas rumah agar siswa terbiasa mengerjakan soal
Peneliti : Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan kesenangannnya pada pelajaran Ekonomi? Guru
: kurang
Peneliti : Berapa persen siswa yang aktif dalam kelas?
Guru
: hanya sekitar 20%
Peneliti : Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran Ekonomi? Guru
: Ada beberapa siswa yang mengeluh
Peneliti : Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa? Guru
: materi yang tidak dipahaminya dan soal yang terlalu sulit
Peneliti : Apa tanggapan Anda terhadap keluhan siswa tersebut? Guru
: Saya menyarankan mereka untuk rajin belajar dan bertanya jika mengalami kesulitan
Peneliti : Metode apa saja yang sering Anda gunakan saat pembelajaran Ekonomi? Guru
: ceramah dan penugasan
Peneliti : Apakah Anda pernah mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif? Guru
: pernah, diskusi kelompok biasa namun metode tersebut kurang berhasil
Peneliti : Berdasarkan pengalaman Anda, apa tanggapan Anda mengenai metode yang akan Saya terapkan? Guru
: cukup bagus
Peneliti : Apakah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ini cocok diterapkan pada kelas yang Anda ajarkan? Guru
: cocok
KUTIPAN HASIL WAWANCARA Hasil wawancara dengan siswa sebelum tindakan: Peneliti : Apa yang kamu rasakan saat belajar ekonomi? Andre
: biasa aja
Argy
: seru bu
Duik
: ya awal-awalnya ngantuk, tapi lama-lama ga
Mega
: happy-happy aja bu
Peneliti : Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar Ekonomi? Andre
: karena saya ga suka kalo ketemu soal-soal itungan, kalo cuma hapalan baru saya suka
Argy
: tergantung gurunya bu, kalo gurunya humoris dan bisa bikin ketawa jadi ga ngantuk
Duik
: kalo gurunya suaranya kenceng dan semangat jadi siswanya ikut terbawa semangat
Mega
: tergantung gurunya juga bu, kalo gurunya bikin ngantuk, ngomongnya lama ya ngantuk, tapi kalo gurunya seru dan bisa bikin siswanya untuk belajar ya jadi seru dan asik, tapi kalo gurunya hanya teori-teori aja itu bikin ngantuk dan ga semangat
Peneliti : Apakah saat belajar Ekonomi kamu dapat berkonsentrasi dengan baik? Andre
: ga bisa, saya jarang bisa berkonsentrasi dalam pelajaran apapun
Argy
: bisa konsen bisa ga bu, kalo lagi ngantuk ga bisa konsen
Duik
: bisa-bisa aja, kalo dijelasin berulang-ulang bisa ngerti, tapi kalo berbelit-belit ga ngerti
Mega
: bisa tapi tergantung materinya
Peneliti : Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran Ekonomi? Andre
: kalo saya dapat nilai buruk akan saya coba lagi dan usaha lagi untuk terus belajar biar dapat nilai bagus
Argy
: ga papa bu, lebih baik jelek tapi hasil sendiri dari pada bagus tapi hasil nyontek
Duik
: saya pengennya dapat nilai bagus, apa lagi kalo banyak temen-temen yang nilainya bagus
Mega
: sakit hati, apa lagi kalo ada yang nyontek tapi nilainya lebih besar, saya kecewa banget
Peneliti : Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal Ekonomi yang kamu anggap sulit? Andre
: cari tahu caranya sampai dapet
Argy
: saya browsing di internet bu, biar lebih paham
Duik
: kadang-kadang pusing, jadi males
Mega
: minta penjelasan guru sampai ngerti
Peneliti : Apakah menurut kamu pelajaran Ekonomi penting untuk dipelajari? Andre
: penting, karena kalo ga belajar ga lulus
Argy
: penting
Duik
: penting bu, karena dalam ekonomi ada materi-materi yang berguna saat kita dewasa nanti
Mega
: penting, kalo ga penting kenapa ada pelajarannya
Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam
belajar
Ekonomi? Andre
: diterangin, terus guru nanya ke siswa sudah paham atau belum
Argy
: santai-santai aja dan jangan terlalu tegang
Duik
: santai-santai aja, ga banyak teori, maunya yang membuat siswa aktif
Mega
: ada permainannya
Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi kelompok atau yang lain? Mengapa? Andre
: permainan, karena seru
Argy
: permainan, bikin semua siswa jadi aktif
Duik
: permainan, dan yang santai-santai aja, bikin siswa-siswanya aktif, saya juga suka kalo materi dijelasin berulang-ulang jadi bikin paham
Mega
: kalo ceramah kebanyakan teori, jadi siswa ga paham, kalo diskusi pasti ada teman yang ga serius belajar
KUTIPAN HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan guru setelah tindakan: Peneliti : Apakah menurut Anda penggunaan model pembelajaran TGT ini cocok diterapkan pada pembelajaran Ekonomi? Guru
: cocok, banyak terlihat kemajuan dari siswa dalam belajar ekonomi
Peneliti : Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran Ekonomi dengan model pembelajaran TGT ini? Guru
: sepertinya semua materi dapat diterapkan pada metode ini
Peneliti : Apakah ada kemungkinan anda menerapkan model TGT ini dikelas yang Anda ajarkan? Guru
: mungkin
Peneliti : Berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam belajar Ekonomi siswa setelah dilakukan model pembelajaran TGT ini? Guru
: banyak
Peneliti : Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan pengamatan? Guru
: siswa terlihat semangat dalam belajar, sebagian siswa aktif bertanya, perhatian siswa dalam belajar semakin baik, dan siswa mengerjakan tugas dengan baik
Peneliti : Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran Ekonomi? Guru
: semakin baik
Peneliti : Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran TGT ini? Guru
: sejauh ini belum ada keluhan dari siswa
Peneliti : Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran TGT ini? Guru
: iya, siswa terlihat sangat menyukai metode ini
Peneliti : Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan model pembelajaran TGT ini?
Guru
: kekurangannya adalah kurang membimbing siswa secara merata, kelebihannya siswa terlihat merasa senang dengan turnamen yang diadakan, siswa mulai mengerjakan soal-soal dengan baik, semangat siswa dalam belajar bertambah dibandingkan sebelum dilakukan model pembelajaran TGT
Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan ini? Guru
: sebaiknya peneliti tidak hanya membimbing siswa yang bertanya saja tapi kepada seluruh siswa.
KUTIPAN HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan: Peneliti : Menurut kamu apakah metode pembelajaran seperti ceramah dan diskusi kelompok dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa? Andre
: bisa asal mau nyimak
Argy
: kalo menurut saya si ceramah ga efektif, yang efektif itu metode tanya jawab dan diskusi, karena kita dituntut untuk selalu mengembangkan pikiran kita. Karena metode ceramah membosankan
Duik
: ceramah bikin siswa pasif, lebih bagus tanya jawab karena siswa menjadi berfikir dan aktif juga
Mega
: ceramah bikin ngantuk, diskusi membuat kelas rame, bisa tuker jawaban, teman yang ga tau bisa jadi tau, dan teman yang tau bisa ngasih tau ke teman yang ga tau
Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model TGT ini? Mengapa? Andre
: suka, karena memotivasi siswa untuk lebih aktif
Argy
: suka karena kita dituntut untuk aktif
Duik
: seneng karena kita berlomba-lomba untuk mendapatkan skor tertinggi, otomatis kita jadi lebih sering rajin belajar
Mega
: TGT bikin kelas aktif, siswa yang tadinya biasa aja jadi aktif dan rajin belajar karena terus mencari jawaban dari soal-soal turnamen, seru
Peneliti : Apa yang kamu rasakan saat belajar Ekonomi dengan menggunkan model TGT? Andre
: seneng
Argy
: bagus dan ga bikin bosen
Duik
: seneng dan ga bikin ngantuk
Mega
: seneng banget, apalagi saat turnamen dan kita bisa jawab soal turnamen, rasanya bangga banget
Peneliti : Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti biasa seperti ceramah dan diskusi kelompok atau pembelajaran kooperatif model TGT? Andre
: saya lebih suka diskusi
Argy
: TGT
Duik
: TGT
Mega
: TGT
Peneliti : Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari TGT ini? Andre
: saya suka saat saya menang turnamen, yang saya tidak suka saat saya tidak bisa menjawab soal turnamen
Argy
: bagian yang paling saya sukai pembagian hadiah, ga suka pada saat diskusi kelompok karena ada yang ga kerja
Duik
: saya suka saat turnamen, ga suka saat diskusi kelompok karena ada yang kerja dan ga kerja
Mega
: saya suka saat diskusi kelompok, dan yang tidak saya sukai pembagian teman kelompoknya, kadang saya ga suka dengan teman kelompok saya
Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar Ekonomi dengan menggunakan model TGT ini? Andre
: lebih paham karena lebih termotivasi
Argy
: kita jadi lebih aktif dibanding belajar dengan model lain
Duik
: cepat paham dan kita lebih aktif
Mega
: jadi lebih paham dengan materi
Peneliti : Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan model TGT ini? Andre
: ga
Argy
: ga sulit
Duik
: ga, malah lebih paham
Mega
: ga
Peneliti : Apakah dalam setiap tugas kelompok kamu aktif? Andre
: aktif
Argy
: saya aktif
Duik
: kadang, karena di kelompok saya ada yang aktif banget
Mega
: di kelompok saya anak-anaknya pinter tapi males, jadi saya yang lebih aktif dibanding yang lain
Peneliti : Apakah dalam turnamen kamu yakin dapat menjawab soal-soal turnamen yang ada? Andre
: yakin
Argy
: ga yakin, karena ada
yang lebih cepat mengerjakan soal-soal
turnamen Duik
: yakin
Mega
: yakin
Peneliti : Apakah model TGT ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari Ekonomi? Andre
: ya
Argy
: ya
Duik
: ya
Mega
: ya
Peneliti : Apakah model TGT ini meningkatkan efektivitas belajar kamu? Andre
: ya
Argy
: ya
Duik
: ya, nilai ulangan saya aja naik
Mega
: ya
Peneliti : Apakah model TGT meningkatkan nilai ulangan dan hasil belajar kalian? Andre
: ya
Argy
: naik
Duik
: ya
Mega
: ya
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran model TGT ini? Andre
: kelebihanya
kita
termotivasi
untuk
bersaing,
kekurangannya
seharusnya ada hukuman untuk yang ga bisa mengerjakan soal
Argy
: untuk orang yang lambat berpikir susah, kelebihannya saat diskusi kelompok bisa tanya ke teman-teman yang bisa, kurangnya saat turnamen waktunya kurang lama
Duik
: siswa jadi aktif
Mega
: siswa jadi aktif, kekurangannya kadang keduluan dengan yang sudah menyelesaikan soal turnamen duluan
Peneliti : Apa
kamu
memiliki
saran
terhadap
pembelajaran
Ekonomi
menggunakan model TGT agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu? Andre
: hadiahnya lebih banyak
Argy
: tiap individu belajar masing-masing biar bisa mengerjakan soal turnamen
Duik
: model pembelajaran dibuat agar lebih variatif
Mega
: waktu turnamennya lebih lama