Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Program Studi Pendidikan Jasmani kesehatan dan Rekreasi Pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM : 11.1.01.09.0177
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 FEBRIAN RIZKI SUSANTDI 11.1.01.09. 0177 FKIP – Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi Ruruh Andayani Bekti, M.Pd dan Drs. Sugito, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Febrian Rizki Susandi, NIM: 11.1.01.09.0177, Skripsi: “Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran 2014/2015”. Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2015. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang ada tidaknya Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan metode survey pada pembelajaran dengan teknik tes dan pengukuran. Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah correlation design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 150 siswa. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian menggunakan tes kekuatan otot tungkai dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Analisis data yang digunakan adalah correlation product moment, dimana kekuatan otot tungkai (X) sebagai variabel bebas dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok (Y) sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan = 0,41 tersebut diuji keberartiannya disimpulkan bahwa = 0,361 berarti dalam penelitian ini. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun pelajaran 2014/2015 dapat diterima. Saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah 1) hendaknya guru memberikan metode pembelajaran yang tepat untuk mempelajari teknik lompat jauh gaya jongkok. 2) kekuatan otot tungkai perlu ditingkatkan untuk dapat mencapai peningkatan dalam hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. 3) hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi penelitian lain yang sejenis, sehingga hasilnya akan lebih sempurna. Kata Kunci : Hubungan, Tungkai, Lompat Jauh.
Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I. LATAR BELAKANG neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan Pendidikan merupakan proses tiada
emosional. Inti pembelajaran pendidikan
henti sejak manusia dilahirkan hingga
jasmani adalah gerak insani dalam rangka
akhir hayat. Bahkan banyak pendapat
pembentukan dan pengembangan (Subroto,
mengatakan bahwa pendidikan sudah
2008: 1.5).
dimulai sejak manusia masih berada dalam
kandungan.
proses
Gerak atau aktivitas jasmani dikemas,
pendidikan akan dan harus dialami serta
diorganisasikan, dan dibelajarkan kepada
dijalani oleh setiap manusia disetiap
siswa sehingga diharapkan siswa menjadi
waktu. Lembaga pendidikan formal adalah
terbiasa hidup aktif sepanjang hayat dan
lembaga yang terpenting untuk pembinaan
mengantarkan siswa memiliki kualitas
mutu
Dalam
hidup yang lebih baik. Dengan pendidikan
lembaga pendidikan formal, siswa dibina
jasmani siswa akan memperoleh berbagai
untuk menjadi sumber daya manusia yang
ungkapan yang erat kaitannya dengan
unggul dalam aspek jasmani, rohani dan
kesan pribadi yang menyenangkan serta
sosial melalui berbagai bentuk media
berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif,
pendidikan dan keilmuan yang sesuai.
terampil dan memiliki kebugaran jasmani
sumber
Pendidikan
daya
Pastinya,
manusia.
jasmani
olahraga
dan
kesehatan adalah kegiatan jasmani, rohani dan sosial yang diselenggarakan untuk
serta
pengetahuan
dan
pemahaman
terhadap gerak manusia. Orientasi
pembelajaran
pendidikan
menjadi media bagi kegiatan pendidikan.
jasmani olahraga dan kesehatan harus
Pendidikan gerak, permainan dan olahraga
disesuaikan dengan perkembangan peserta
diajarkan melalui program pembelajaran
didik, isi dan urutan materi ajar, cara
pendidikan
penyampaian
jasmani
olahraga
dan
harus
menarik
kesehatan. Di dalamnya terkandung arti
menyenangkan,
bahwa gerakan, permainan atau cabang
ditujukan guna meningkatkan hasil belajar,
olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat
mengembangkan
untuk mendidik.
pengembangan pribadi anak seutuhnya.
Pendidikan
keterampilan
serta
Pengembangan keterampilan peserta didik
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
diantaranya berupa keterampilan fisik dan
jasmani
yang yang
adalah
pembelajaran
proses
sistematik
jasmani
sasaran
dan
direncanakan
secara
motorik,
bertujuan
untuk
keterampilan memecahkan masalah, serta
meningkatkan individu secara organik, Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
keterampilan
berpikir,
keterampilan emosional dan sosial. simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pada
mata
pelajaran
pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di tingkat Sekolah
Lanjutan
(SLTP),
salah satu standar kompetensi
yang
dipelajari
mempraktikan
Tingkat
oleh
berbagai
Pertama
siswa teknik
adalah dasar
permainan dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dengan kompetensi dasar mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar atletik serta nilai toleransi, percaya diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan. Hal ini
telah
sesuai
pendidikan
yang
dengan
kurikulum
mengacuan
pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
melalui pembelajaran teknik dasar atletik antara lain siswa mampu melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok tanpa awalan dengan benar serta siswa mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok
dengan
Dalam
olahraga
atletik
dikenal
beberapa jenis nomor lompat yaitu lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat galah. Lompat jauh merupakan nomor lompat pertama yang diperkenalkan dalam program pengajaran. “Lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan satu kali tolakan ke depan sejauh mungkin” (Suherman, dkk, 2001: 36). Pada saat melaksanakan teknik lompat jauh, siswa harus memusatkan perhatiannya pada saat melakukan tolakan pada daerah yang sudah ditentukan.
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai
dengan
kecepatan, kelincahan dan lain sebagainya, selain untuk sarana pendidikan juga sebagai sarana penelitian bagi ilmuwan. (Djumidar, 2005: 1.3).
peraturan baik.
yang
dimodifikasi
Dalam
melakukan
penyusunan nilai pelajaran guru harus mengacu pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP). Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan harmonis seperti: jalan, lari, lompat, lempar. Atletik juga merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
Karakteristik
gerak
dasar
dalam
lompat jauh adalah awalan, tumpuan atau tolakan, melayang di udara dan cara melakukan pendaratan mendarat. Yang pertama kali perlu diajarkan pada teknik lompat jauh adalah gerakan lari atau langkah
yang tepat,
kemudian
sikap
menolak dan terakhir sikap mendarat. Beberapa macam gaya atau sikap badan pada saat melayang di udara, yaitu: 1) gaya jongkok (orthodok), 2) gaya menggantung (schnepper), dan 3) gaya berjalan di udara (walking in the air). Teknik lompat jauh gaya
jongkok
sederhana
termasuk
dibandingkan
yang yang
paling lain.
“Disebut gaya jongkok karena gerak dan sikap badan sewaktu berada di udara simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menyerupai dengan orang yang sedang berjongkok” (Suherman, dkk, 2001: 36).
Kondisi
fisik
adalah
salah
satu
prasyarat yang sangat diperlukan dalam
Perlu syarat tertentu sebagai modal
usaha peningkatan hasil belajar siswa dan
dalam melakukan teknik lompat jauh gaya
bahkan sebagai keperluan yang sangat
jongkok diantaranya memiliki kondisi fisik
mendasar untuk meraih prestasi olahraga.
siswa yang memadai. Pengaruh kondisi
“Komponen
fisik akan terlihat pada kecepatan pelompat
kekuatan (strength), kecepatan (speed),
ketika melakukan awalan dan kekuatan
daya
tolakan pada lompat jauh, sedangkan
(flexibility),
keserasian gerak awalan dan tolakan
kelincahan,
sangat bergantung pada tekniknya. Apabila
(Depdiknas, 2000: 108). Unsur kondisi
kecepatan
fisik
lari
awalan
dan
kekuatan
kondisi
tahan
fisik
(endurance), koordinasi
meliputi
kelentukan
(coordination),
keseimbangan,
seperti
kekuatan,
power”
kecepatan,
menolak ini dilakukan dengan teknik
kelincahan, daya tahan, keseimbangan,
awalan dan tolakan yang baik, maka hasil
koordinasi dan kelentukan adalah unsur-
lompatannya pun akan baik pula. “Suatu
unsur yang dibutuhkan hampir disetiap
prestasi lompat jauh tergantung pada
cabang
kecepatan daripada awalan atau ancang-
besarnya kebutuhan setiap unsur berbeda-
ancang namun demikian seseorang yang
beda sesuai dengan karakteristik suatu
memiliki sprint yang baik belum tentu
cabang olahraga.
seorang
pelompat”
(Djumidar,
2005:
12.41).
olahraga.
Namun
demikian
Pelaksanaan lompat dalam atletik memerlukan adanya unsur kondisi fisik
Dalam usaha peningkatan hasil belajar
berupa
kekuatan
sebagai
salah
satu
siswa, ada beberapa unsur yang perlu
penunjang keberhasilan. Yudiana, dkk
diperhatikan.
(2009:
Salah
satu
unsur
yang
3.4)
mengemukakan
bahwa
terpenting adalah kondisi fisik siswa.
“kekuatan adalah kemampuan otot untuk
Pelaksanaan lompat jauh dalam atletik
melakukan kontraksi guna membangkitkan
memerlukan adanya unsur kondisi fisik
tegangan terhadap suatu tahanan”. Dalam
berupa
satu
pelaksanaan lompat jauh dikhususkan pada
Kekuatan
kekuatan otot tungkai yang merupakan
dibutuhkan dalam kebanyakan aktifitas
sumber tenaga untuk melakukan awalan,
fisik. Komponen kondisi fisik adalah satu
tumpuan atau tolakan dan pendaratan.
kesatuan utuh dari komponen kesehatan
Diharapkan dengan kekuatan otot tungkai
jasmani.
yang
kekuatan
penunjang
sebagai
keberhasilan.
salah
Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
baik
seorang
pelompat
dapat
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
melakukan lompatan yang melambung
diantaranya dengan mengukur kekuatan
tinggi dan jauh kedepan.
otot tungkai pada peserta didik tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang pernah
Sehingga
nantinya
bilamana
dilakukan penulis beberapa kesempatan
memungkinkan guru dapat memberikan
yang lalu, masih banyak terdapat kesalahan
latihan-latihan yang difokuskan untuk
yang bisa dianggap sangat mendasar dalam
merangsang kekuatan otot tungkai serta
pelaksanaan lompat jauh gaya jongkok.
sedapat
Suatu misal; kesalahan yang sering terjadi
kekuatan
adalah sikap badan sewaktu melayang di
mempengaruhi hasil belajar lompat jauh
atas bak lompat, kaki tumpu yang sering
gaya jongkok pada peserta didik tersebut.
mungkin otot
diketahui tungkai
apakah
benar-benar
kali melewati batas balok tumpu, awalan
Berdasarkan uraian di atas maka
yang sering diubah langkahnya oleh
penulis ingin membuktikan apakah ada
pelompat serta kekuatan tungkai yang
hubungan antara kekuatan otot tungkai
digunakan
belum
dengan hasil belajar lompat jauh gaya
maksimal dan cenderung kurang kuat
jongkok pada siswa kelas VIII SMP
dalam melakukan tumpuan.
Muhammadiyah
kaki
tumpu
dirasa
Dalam permasalahan tersebut, tingkat kemampuan
menguasai
teknik
Kota
Kediri
tahun
pelajaran 2014/2015.
dasar
lompat jauh gaya jongkok pada setiap siswa tidak sama. Seperti yang telah
II. METODE PENELITIAN Kegiatan
yang
dalam
menetapkan
metode
dipaparkan di atas terdapat banyak faktor
penelitian
yang
pencapaian
penelitian. Banyak metode penelitian yang
penguasaan teknik dasar lompat jauh gaya
digunakan dalam penelitian seperti metode
jongkok dan kondisi fisik mempunyai
observasi,
peranan
interview, metode tes maupun metode-
mempengaruhi
yang
sangat
penting
dalam
adalah
penting
metode
angket,
metode
keberhasilan pembelajaran lompat jauh
metode lainnya, sangat
tersebut. Diduga faktor kondisi fisik yang
ketelitian dalam memilih metode yang
dominan
pelaksanaan
bersangkutan, sehingga akan memperoleh
lompat jauh gaya jongkok adalah kekuatan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
otot tungkai. Ditinjau dari permasalahan
Baik buruknya suatu penelitian sebagian
yang
tergantung
mempengaruhi
berkenaan
dengan
pelaksanaan
kepada
membutuhkan
teknik-teknik
lompat jauh gaya jongkok, maka dapat
pengambilan datanya. Pengumpulan data
dikemukakan berbagai pemecahan yang
dalam suatu penelitian ilmiah bermaksud
berhubungan dengan kekuatan otot tungkai
memperoleh bahan-bahan yang relevan,
Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
akurat dan reliabel. Untuk memperoleh
kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar
yang dimaksud itu suatu penelitian harus
lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VIII
menggunakan
alat-alat,
SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun
prosedur-prosedur serta kegiatan-kegiatan
pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat
yang dapat dipertanggungjawabkan serta
dari hasil penghitungan
dapat diandalkan.
0,41 lebih besar dari
teknik-teknik,
sebesar sebesar 0,361
Pencarian kebenaran dalam sebuah
Hasil analisis ini juga menyimpulkan
proses penelitian dibutuhkan penelitian
bahwa setiap peningkatan satu unit score
yang
menjawab
kekuatan otot tungkai akan disertai dengan
permasalahan yang timbul dalam proses
peningkatan satu unit skor terhadap hasil
penelitian, karena itu diperlukan metode
belajar lompat jauh gaya jongkok.
ilmiah
yang
bisa
yang sesuai dengan jenis penelitian dan rancangan atau desain penelitian yang
IV.
diperlukan dalam proses penelitian. Dalam
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
penelitian metode
ini
peneliti
kuantitatif,
menggunakan
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
dengan
penafsiran terhadap data tersebut, serta
Depdiknas. 2000. Pedoman Dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Depdiknas.
penampilan dari hasilnya.
Depdiknas. 2003. Tes Kesegaran Jasmani
metode ini banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
Penelitian ini hanya akan mengetahui
Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
apakah terdapat hubungan antara antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun
pelajaran
2014/2015.
Untuk
menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada berapa eratnya maka desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasional atau Correlational Design.
III. HASIL DAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
Djumidar. 2005. Dasar-Dasar Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka. Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Jihad, Asep & Haris, Abdul. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Maryono (et al). 2010. Pedoman Penyusunan SKRIPSI STKIP PGRI. Pacitan: LPPM STKIP PGRI Pacitan.
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Mufid & Sulhan, Najib. 2010. Mari Belajar Perdidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta: Pusat perbukuan kementrian pendidikan nasional. Ngatiyono & Riswanty, Dyan Putri. 2010. Mari Sehat Bergembira. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik Tenaga Kependidikan.
Dan Dan
Yudiana, Yunyun, (et al). 2009. DasarDasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nurhasan. 2001. Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani PrinsipPrinsip Dan Penerapannya. Jakarta: Depdiknas. Pariman (et al). 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Subroto,
Toto.
2008.
Strategi
Pembelajaran Penjas. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana. 2005. Metoda Bandung: Tarsito.
Statistika.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana, Nana & M.A. Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Suherman, Adang (et al). 2001. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan Dan Kompetisi. Jakarta: Depdikbud. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Supinah. 2008. Penyusunan Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Rangka Pengembangan KTSP. Yogyakarta:
Febrian Rizki Susandi| 11.1.01.09.0177 FKIP–Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan Rekreasi
simki.unpkediri.ac.id || 10||