Pengaruh Motivasi Serta Stimulus Yang Menciptakan Persepsi Nasabah Terhadap Keputusan Memilih Layanan BRI Prioritas (Studi di Bank BRI Kantor Cabang Malang Martadinata) Oleh : Rachman Tragedy A Dr. Noermijati, SE., MTM. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Abstract : This study aims to determine, test, and analyze the influence of motivation and stimulus that creates the perception of consumers towards the decision of selecting Priority BRI services. This research was conducted at the Branch Office BRI Malang Martadinata. The population of this research is all the customers who have had service priority BRI amounted to 102 customers with samples taken at 50 clients because the samples are in the range of study while others are difficult to reach. Data are collected directly from respondents using a questionnaire research instruments. The method of data analysis used is multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that the two variables, motivation and stimuli that create perceptions significantly influence customer decisions. This is shown by the results of the t test of the two variables that have a value of t, respectively 3,700 and 2,762. Motivation variable is the dominant variable influencing customer decisions in selecting Priority BRI service. It is shown from the largest standardized coefficient alpha than perception variables
Keywords: Motivation, Stimuli, Perception, Customer Decision.
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menguji, dan menganalisis pengaruh motivasi serta stimulus yang menciptakan persepsi nasabah terhadap keputusan memilih layanan BRI Prioritas. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Cabang BRI Malang Martadinata. Populasi penelitian ini adalah seluruh nasabah yang telah memiliki layanan BRI Prioritas yang berjumlah 102 nasabah dengan diambil sampel sebesar 50 nasabah dikarenakan sampel tersebut berada pada jangkauan penelitian sedangkan yang lain sulit untuk dijangkau. Data dikumpulkan langsung dari responden dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua variabel yaitu motivasi dan stimuli yang menciptakan persepsi berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dari kedua variabel tersebut yang memiliki nilai thitung masingmasing 3,700 dan 2,762. Variabel motivasi merupakan variabel yang dominan mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih layanan BRI Prioritas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien alpha terstandar terbesar dibandingkan variabel persepsi
Kata Kunci : Motivasi, Stimuli, Persepsi, Keputusan Nasabah.
2|P ag e
Motivasi merupakan kekuatan
aktivitas merasakan keadaan emosi yang
penggerak dalam diri seseorang yang
menggembirakan atau menghebohkan.
memaksanya
bertindak.
Salomon (1996) mendefinisikan sensasi
(Handoko, 1997) mengatakan bahwa
sebagai tanggapan yang cepat dari
motivasi adalah suatu keadaan dalam
indera penerima kita terhadap stimuli
pribadi
dasar seperti cahaya, warna, suara. Jadi
untuk
yang
mendorong
keinginan
individu untuk melakukan keinginan
persepsi
tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi
stimuli-stimuli
muncul karena ada kebutuhan yang
diorganisasi, dan diinterpretasikan.
dirasakan oleh konsumen. Pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension) kepada konsumen sehingga ada dorongan pada dirinya (drive state) untuk
melakukan
tindakan
yang
bertujuan (Sumarwan, 2002).
akan
dipengaruhi
proses
bagaimana
itu
diseleksi,
Layanan BRI Prioritas, layanan ini merupakan mitra setia dalam setiap aktivitas perbankan yang memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi
sekaligus
representasi
Selain faktor motivasi, keputusan nasabah
adalah
gaya
sebagai
hidup
eksklusif
dengan menawarkan fasilitas dan benefit
oleh
yang berkelas. Dengan dibantu oleh
persepsinya terhadap pelayanan yang
Priority Banking Manager, Priority
akan dipilih. Persepsi nasabah tentang
Banking Officer, dan beragam produk
suatu produk akan turut memberikan
perbankan
kontribusi
Management (Pengelolaan Kekayaan)
atas
terciptanya
suatu
hingga
keputusan. Persepsi dapat diungkapkan
seperti
sebagai proses
interpretasi terhadap
komprehensif
lingkungannya.
Persepsi
disesuaikan
terhadap
lingkungan
seseorang
produk
Wealth
investasi sehingga
dengan
yang dapat
profil
resiko
akan
nasabah yang menjadikan nasabah dapat
sangat berpengaruh pada perilaku yang
memperoleh nilai tambah yang optimal
akhirnya menentukan faktor-faktor yang
atas
dipandang
dipercayakan
sebagai
tersebut
produk
variabel
guna
melakukan penelitian ini. Persepsi
pengelolaan
kekayaan
kepada
Layanan
yang BRI
Prioritas. (Brosur BRI Prioritas, 2013).
muncul karena
ada
Kartu BRI Prioritas merupakan
stimuli dan sensasi (Sutisna, 2003:62).
Kartu
Webster
(Sutisna,
Internasional yang berfungsi sebagai:
2003:61) mendefinisikan sensasi sebagai
kartu ATM, kartu debit / belanja, kartu
(1993)
3| P a g e
dalam
Premium
dari
MasterCard
identitas bagi nasabah BRI Prioritas
persepsi nasabah juga berguna untuk
untuk
memperoleh
Layanan
BRI
memenuhi ekspektasi dan menciptakan
Layanan
BRI
kepuasan
konsumen
Prioritas maupun Layanan Khusus di
Identifikasi
persepsi
Unit Kerja BRI, kartu identitas untuk
nasabah
mendapatkan privilege BRI Prioritas,
prioritas
limit transaksi yang lebih fleksibel.
dijadikan input data bagi Bank BRI
Prioritas
di
Sentra
Walaupun baru beroperasi sejak bulan
Desember
tahun
2007,
BRI
Prioritas telah berhasil mendapatkan
(nasabah). dan
motivasi
dalam
memilih
layanan
juga
bermanfaat
untuk
dalam menentukan kebijakan material, mengingat Bank BRI telah berkembang menjadi perusahaan besar di Indonesia.
penghargaan Service Quality Diamond
Penelitian ini dilakukan di Bank BRI
Award pada tahun 2010, 2011, 2012 atas
Kantor Cabang Malang Martadinata
kualitas
begitu
yang mana kantor ini merupakan Kantor
tersebut
Wilayah Jawah Timur II, sehingga
kepada
tempat ini merupakan pusat wilayah
yang
jaringan kantor-kantor unit menyeluruh
pelayanannya
memuaskan. diberikan
yang
Penghargaan
oleh
Carre-CCSL
perusahaan-perusahaan
memberikan pelayanan yang sangat memuaskan.
di Jawa Timur bagian selatan-timur. MOTIVASI
Mengidentifikasi motivasi dan persepsi
nasabah dalam
mengambil
Robbins (2001:41) mengatakan bahwa “key variables directly affecting
sebuah keputusan pemilihan pelayanan
individual
sangat penting karena bertujuan untuk
perception,
pihak bank BRI karena bertujuan untuk
Motivasi adalah “motivation to do
mampu memberikan stimulus yang tepat
something and is conditioned by action’s
agar dapat mengakomodasi kebutuhan
ability to satisfy some need for the
nasabah. Selain itu, mengidentifikasi
individual. A need in our terminology
kebutuhan
nasabah
dilakukan
means a phsycological deficiency tahat
bertujuan
untuk
mengembangkan
orientasi
produk
ke
makes
learning,
certain
and
outcomes
ability”.
appear
serta
attractive”. Menurut Robbins, motivasi
menciptakan sebuah strategi pemasaran
adalah kesediaan melakukan sesuatu
yang efektif guna menghadapi tantangan
yang didukung oleh kemampuan untuk
pemasaran yang semakin kompleks.
memuaskan
Pengetahuan
Kebutuhan yang dimaksudkan disini
tentang
4|P ag e
nasabah
juga
behavior are motivation,
motivasi
dan
kebutuhan
pribadi.
adalah suatu kekurangan yang bersifat
Motivasi adalah suatu dorongan
fisik atau psikis yang membuat hasil
kebutuhan dan keinginan individu yang
yang dicapai tersebut menarik. Menurut
diarahkan
(Swastha
dan
2008:76)
memperoleh kepuasan (Kotler , 2009).
motivasi
adalah
dorongan
Motivasi ini terbentuk dari beberapa
Handoko, suatu
kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan
pada
tujuan
pada
tujuan
untuk
motif, yaitu:
untuk 1. Motif pembelian positif. Yaitu
mendapatkan kepuasan.
dorongan yang timbul terhadap Berdasarkan pendapat para ahli
kategori-kategori umum. Contoh:
diatas dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan
suatu
kondisi
rasa ingin tahu.
yang
2. Motif pembelian negative. Yaitu
menggerakkan konsumen agar mampu
dorongan yang timbul terhadap
mencapai tujuannya. Motivasi dapat
model, merek atau penjual. Contoh:
pula dikatakan sebagai energy untuk
motif ekonomi, keamanan.
membangkitkan dorongan dalam diri
3. Motif rasional. Yaitu dorongan
seseorang.
terhadap
Seseorang
memliki
kenyataan
dari
suatu
produk. Contoh: harga, kualitas,
banyak
manfaat.
kebutuhan dan tujuan pada waktu jenis
4. Motif emosional. Yaitu dorongan
kebutuhan yaitu yang bersifat biogenis
terhadap emosi individu.. Contoh:
yaitu kebutuhan akan rasa lapar, haus,
kebanggan
dan tidak nyaman, sedangkan kebutuhan
produk.
tertentu.
Ada
dua
macam
yang bersifat psikogenis muncul dari
(prestise),
variasi
Motivasi dalam Pembelian
tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa
Motivasi
manusia
dalam
memiliki. Sebagian besar kebutuhan
melakukan pembelian untuk memuaskan
psikogenis tidak cukup kuat untuk
kebutuhan
memotivasi orang agar bertindak dengan
dibedakan
segera. Suatu kebutuhan akan menjadi
menyebabkan
motif jika ia didorong hingga mencapai
motif rasional dan motif emosional
tingkat intensitas yang memadai. Motif
(Swastha dan Handoko, 2008:78)
adalah
kebutuhan
yang
cukup
mendorong seseorang untuk bertindak. 3| P a g e
dan
keinginannya
oleh orang
dapat
motif
yang
membeli
yaitu
1. Motif Rasional
Persepsi
adalah
proses
Motif yang didasarkan pada kenyataan-
bagaimana seseorang individu memilih,
kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh
mengorganisasikan,
suatu produk pada konsumen. Faktor-
menginterpretasi
faktor yang dipertimbangkan berupa
informasi untuk menciptakan gambaran
faktor
dunia yang memiliki arti.
harga,
kualitas,
ketersediaan
barang, ukuran, kebersihan, manfaat, efisiensi
dalam
penggunaan,
dapat
dipercaya, keawetan.
dan masukan-masukan
Persepsi
muncul karena
ada
stimuli dan sensasi (Sutisna, 2003:62). Webster
(1993)
dalam
(Sutisna,
2003:61) mendefinisikan sensasi sebagai
2. Motif Emosional
aktivitas merasakan keadaan emosi yang Motif pembelian yang berkaitan dengan perasaan atau emosi individu seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan, dan kepraktisan.
menggembirakan atau menghebohkan. Salomon (1996) mendefinisikan sensasi sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, suara. Jadi
Jadi
dalam
pengambilan
persepsi
adalah
proses
keputusan pembelian konsumen akan
stimuli-stimuli
selalu memiliki salah satu atau kedua
diorganisasi, dan diinterpretasikan.
motivasi
tersebut
yang
itu
bagaimana diseleksi,
menjadi
pendorong tindakannya. PERSEPSI Robbins (2001:23) : “perception can be defined as aprocess by “which individuals organize and intercept their sensory impression in order to give meaning ti their environment”. Yang
Stimulus Pemasaran dan Persepsi Konsumen
diartikan bahwa persepsi itu sebagai suatu
proses
dimana
mengorganisasikan kesan-kesan
indera
dan
orang-orang
Stimuli/stimulus adalah setiap
menafsirkan
bentuk fisik, visual atau komunikasi
mereka
agar
memberikan makna bagi lingkungannya. 6|P ag e
verbal
yang
dapat
mempengaruhi
tanggapan individu. Stimuli pemasaran
adalah setiap komunikasi atau stimuli
yang mempengaruhi indera kita. Gulo
fisik yang didesain untuk mempengaruhi
(2002) mendefinisikan persepsi sebagai
konsumen. Persepsi menurut Assael
proses seseorang menjadi sadar akan
(1992:128) dalam Sutisna (2003:62)
segala sesuatu dalam lingkungannya
adalah suatu proses memilih, mengatur,
melalui indera-indera yang dimilikinya.
dan
masukan
Rakhmat (1998) menyatakan bahwa
informasi, dimana di dalam persepsi
persepsi adalah pengalaman tentang
terdapat
objek,
menginterpretasikan
unsur
rangsangan
dan
rangsangan-
pembentuknya,
yaitu
peristiwa,
hubungan
yang
rangsangan intrinsik dan rangsangan
menyimpulkan
ekstrinsik.
menafsirkan
Sutisna
(2003:63)
membagi
stimuli
pemasaran yang dapat menjadi sebuah persepsi tersebut menjadi 2 yaitu:
atau
hubungan-
diperoleh
dengan
informasi
dan
pesan.
Dari
beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah integrasi sensasi, integrasi
dari
pengalaman
yang
ditimbulkan oleh stimulus sederhana. 1. Intrisik adalah rangsangan yang
Bila dikaitkan dengan proses sensorik
terdapat dalam produk dan atribut-
khususnya pada tingkat biologis, proses
atributnya, misalnya bentuk produk,
persepsi adalah proses perseptual, proses
kemasan, isi, ciri-ciri/karekteristik.
yang berkaitan dengan sistem saraf
Stimuli ini disebut juga sebagai
pusat,
primary stimuli.
informasi
2. Ekstrinsik adalah komunikasi yang didesain
untuk
mempengaruhi
produk,
contohnya
harga,
media promosi, pengaruh sales, tempat toko, dan iklan.
terjadi
terhadap
pengolahan
stimulus
yang
terseleksi dengan sadar yang masuk melalui proses sensorik.
konsumen. Stimuli ini berasal dari luar
dimana
Proses pertama dalam persepsi yaitu
menerima
stimulus
dari
rangsangan berbagai
atau
sumber.
Kebanyakan stimulus diterima melalui alat/panca indera. Sebelum stimulus
Bahasan Mengenai Hubungan Stimulus dengan Persepsi Menurut
persepsi
adalah
De
Vito
proses
saat
(1997),
ketika
kita
menjadi sadar akan banyaknya stimulus 3| P a g e
terintegrasi menghasilkan persepsi, pada pengolahan
informasi
terdapat
seleksi stimulus secara sadar. Berbagai stimulus yang diterima oleh indera tidak semuanya
masuk
dalam
kesadaran.
Proses kita memilih stimulus yang akan
posisi iklan, warna dan kontras.
mendapat perhatian tersebut disebut
Perbedaan
tersebut
atensi
terhadap
munculnya
selektif.
Atensi
dibedakan
menjadi:
berimplikasi persepsi
konsumen yang berbeda pula karena perbedaan respons konsumen dalam
1. Fokus dan margin
mengolah dan menginterpretasikan
2. Melihat selektif
stimulus.
3. Mendengar selektif 4. Pemilihan awal dan lambat
Keputusan Pembelian Konsumen
5. Menggabungkan ciri.
Menurut Assael dalam Sutisna
Atensi yang bersifat fokus adalah
(2003:15)
keputusan
pembelian
atensi terhadap apa yang jelas kita alami
diartikan sebagai suatu tindakan atau
atau rasakan. Sedangkan margin adalah
perilaku konsumen untuk melakukan
stimulus yang terabaikan.
pembelian yang diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan
Karakteristik Stimulus yang Mempengaruhi Persepsi
dan
keinginan
Keputusan
yang
arousal).
diambil
konsumen
Beberapa karakteristik iklan dan stimuli
melalui
pemasaran lainnya akan membuat pesn
berkesinambungan
lebih dirasakan konsumen seperti yang
identifikasi kebutuhan sampai dengan
diharapkan
melakukan evaluasi pasca pembelian.
pemasar.
Karekteristik
tersebut dibagi kedalam 2 kelompok (Sutisna, 2003:64) yaitu: 1. Kelompok Elemen indrawi (sensory elemen) seperti bau, rasa, suara, penglihatan Adanya
dan
pendengaran.
perbedaan
dalam
menanggapi elemen sensori yang berbeda akan berimplikasi terhadap munculnya persepsi yang berbeda di benak konsumen. 2. Kelompok
struktural
(stuctural
element) seperti ukuran, bentuk, 8|P ag e
proses
(need
yang
bertahap mulai
dan dari
Keterangan:
dating konsumen tersebut melakukan pembelian ulang begitu pula sebaliknya.
Gambar bahwa
suatu
tersebut
menjelaskan
proses
pengambilan
“Kerangka Konsep Penelitian”
keputusan pembelian oleh konsumen diawali
dengan
kesadaran
tentang
adanya masalah (problem recognition). Selanjutnya jika sudah didasari maka konsumen akan mulai mencari informasi mengenai
keberadaan
produk
yang
diinginkannya, proses pencarian ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkan. Dari berbagai
Hipotesis Penelitian
informasi yang diperoleh, konsumen melakukan
seleksi
atas
alternatif-
Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan
pustaka
yang
telah
alternatif yang tersedia. Proses seleksi
dikemukakan diatas, untuk memberikan
inilah
arah bahasan yang jelas maka penelitian
yang
evaluasi
disebut
sebagai
informasi.
tahap Dengan
menggunakan berbagai criteria yang ada
ini
merumuskan
hipotesis
sebagai
berikut:
dalam benak atau pikiran konsumen, salah satu mereka produk dipilih untuk
1. Diduga
variabel
berpengaruh
dibeli.
motivasi
secara
(X1)
signifikan
terhadap keputusan nasabah (Y) Dibelinya produk tertentu, maka proses evaluasi belum berakhir karena konsumen akan melakukan evaluasi setelah
melakukan
pembelian
(post
dalam
memilih
layanan
BRI
variabel
persepsi
(X2)
Prioritas. 2. Diduga
berpengaruh
secara
signifikan
purchase evaluation). Proses evaluasi ini
terhadap keputusan nasabah (Y)
akan menentukan apakah konsumen
dalam
akan merasa puas atau tidak puas atas
Prioritas.
keputusan pembeliannya. Dampak dari
3. Diduga
memilih
layanan
BRI
variabel
motivasi
(X1)
evaluasi ini sangat vital, jika konsumen
mempunyai
merasa puas maka pada masa yang akan
terhadap keputusan nasabah (Y)
3| P a g e
pengaruh
dominan
dalam
memilih
Prioritas.
Hal
layanan ini
BRI
berdasarkan
kesempatan unsur
yang sama bagisetiap
atau
anggota
penelitian M. Faiz Shidqi yang
menjadi
menunjukkan
menggunakan
Teknik
motivasi (X1) berpengaruh dominan
Sampling yaitu
penentuan
terhadap keputusan nasabah (Y).
secara
bahwa
variabel
Jenis
penelitian
yang
sampel. Dengan Random sampel
acak,dengan cara mengundi /
atau penelitian penjelasan. Menurut Singarimbun
dan
menyebutkan
Effendi
bahwa
adalah
Untuk
saya
gunakan adalah explanatory research
(2006:5)
sudah diketahui maka digunakan rumus Slovin (Umar, 2003), sebagai berikut: n = ___N___ 1+Ne2
yang Keterangan:
variabel-variabel
melalui
n : ukuran sampel
Dalam
N : ukuran populasi
pengujian
penlitian hipotesis.
pelaksanaannya explanatory research menggunakan
metode survey,
penelitian
yang
e : kelonggaran ketidaktelitian sampel
yaitu
berusaha
besarnya
sampel dalam penelitian ini populasinya
explanatory
penelitian
menentukan
menjelaskan hubungan kausal antara
metode
dipilih
simple random sampling.
METODE
research
anggota
untuk
Mengacu
pada
perhitungan
tersebut maka jumlah minimal sampel
menerangkan atau menjelaskan suatu
untuk
fenomena
responden. Selain itu, sampel tidak
sosial
yang ada dengan
melihat hubungan variabel penelitian.
dalam
dikelompokkan
penelitian dalam
ini
metode
probability sampling, dimana setiap unsur
dalam
populasi
ini
berjumlah
50
diambil semua dari jumlah populasi
Metode penarikan sampel yang digunakan
penelitian
dikarenakan
terbatasnya
jangkauan
peneliti terhadap nasabah yang berada diluar kota. Sehingga diambil sampel yang dapat mencukupi rumus tersebut.
memiliki
Jenis data yang digunakan dalam
kesempatan atau peluang yang sama
penelitian ini adalah data kuantitatif dan
untuk dipilih sebagai sampel. Sugiyono
data kualitatif.Data kuantitatif yaitu hasil
(2008) menyatakan bahwa probability
pengamatan yang diukur dan dipaparkan
sampling adalah teknik pengambilan
dalam bentuk angka-angka dalam skala
sampel
numerik
yang memberi 10 | P a g e
peluang atau
(bilangan).Jenis
data
yang
dikumpulkan adalah data pendapat dan jawaban karyawanterhadap pertanyaan yang dikemukakan dalam instrumen kuesioner,
yang
dikuantitatifkan
menurut skala Likert. Sedangkan data kualitatif adalah Data yang berhubungan dengan
kategorisasi,
karakteristk
berwujud pertanyaan atau berupa katakata.
Sebelum
instrumen
penelitian
HASIL Hasil penelitian ini didasarkan pada pendapat 50 responden yang merupakan nasabah BRI Prioritas. Data responden pada penelitian meliputi nama, usia, jenis kelamin, profesi, alamat, warga negara, dan besarnya pendapatan yang mereka terima perbulan yang dapat direkapitulasi sebagai berikut.
digunakan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas mana
untuk mengetahui sejauh
instrumen
dapat
dipercaya.
Selanjutnya uji asumsi klasik yang terdiri
dari:Uji
normalitas,
uji
dan
Uji
Heteroskedastisitas,
Multikolinieritas, untuk menguji apakah penelitian ini layak dilanjutkan dengan analisis regresi berganda. Teknik
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, dengan komponen analisis meliputi: koefisien determinasi, uji t dan uji variabel yang dominan.
Analisis
regresi
linier
berganda digunakan untuk membuktikan pengaruh motivasi serta stimuli yang menciptakan persespi nasabah terhadap keputusan Prioritas
memilih di
Bank
Martadinata.
layanan BRI
BRI Malang
Berdasarkan usia responden pada tabel tersebut, usia para nasabah berkisar dari 20 tahun hingga lebih dari 45 tahun. Mayoritas
responden
berusia
31-35
tahun dengan jumlah 17 responden (34%), selanjutnya terdapat 15 rsponden (30%) berusia 26-30 tahun, 6 responden (12%)
berusia
masingresponden
masing yang
20-25
tahun,
memiliki sama
serta jumlah
sebanyak
4
responden (8%) untuk kriteria usia 3640 tahun, 41-45 tahun, serta lebih dari 45 tahun. Hal ini menandakan jika usia produktif mempengaruhi pengambilan
3| P a g e
keputusan dalam memilih layanan BRI
suatu daya tarik yang cukup tinggi dan
Prioritas.
luas.
Mengacu
survey
telah
Mengacu pada nilai besarnya
dilakukan menunjukkan jika terdapat 29
pendapatan responden dari hasil survey
responden
responden
yang telah dilakukan menunjukkan jika
berjenis kelamin pria. Sedangkan 21
terdapat 4 responden (8%) memiliki
responden
pendapatan di bawah Rp 5.000.000.
(58%)
yang
adalah
(42%)
adalah
responden
berjenis kelamin wanita.
Terdapat 2 responden (4%) dengan
Berdasarkan profesi responden terdapat 11 responden (22%) yang berprofesi wirausaha, responden dengan profesi mahasiswa memiliki jumlah 5 responden
(10%),
selanjutnya
8
responden (16%) berprofesi sebagai pegawain
bank,
sedangkan
masing-
masing terdapat 13 responden (26%) untuk kriteria profesi wiraswasta dan profesi
lainnya.
Hal
ini
dapat
menunjukkan jika profesi yang berkaitan dengan hal keuangan dapat menciptakan suatu
pengambilan
keputusan
guna
memilih layanan BRI Prioritas.
pendapatan antara Rp 5.000.000-Rp 9.999.950.
Selanjutnya
terdapat
3
responden (6%) memiliki pendapatan pada
kisaran
19.999.950.
Rp
10.000.000-Rp
Selanjutnya
terdapat
9
responden (18%) memiliki pendapatan pada
kisaran
Rp
20.000.000-Rp
30.000.000. Sedangkan untuk responden yang memiliki besarnya pendapatan lebih dari Rp 30.000.000 terdapat 32 responden (64%). Hal ini menunjukkan jika layanan ini merupakan layanan eksklusif
yang
mewajibkan
para
pemiliknya memiliki budget besar agar dapat menikmati semua fasilitas yang
Dalam tabel tersebut, untuk data kewarganegaraan,
survey
yang
dilakukan menunjukkan jika terdapat 49 responden dengan
(98%) warga
adalah
responden
negara
indonesia,
sedangkan hanya 1 responden (2%) memiliki
kewarganegaraan
asing.
Dengan adanya warga negara asing yang memiliki
Layanan
BRI
Prioritas
menandakan jika layanan ini memiliki 12 | P a g e
ditawarkan pihak BRI Prioritas.
UJI VALIDITAS
sehingga dapat dikatakan instrumen pertanyaan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini sudah reliabel atau dapat dihandalkan. UJI ASUMSI KLASIK Uji Normalitas
Berdasarkan
pengujian
Kolmogorov-Smirnov didapatkan
nilai
di
atas,
signifikan
sebesar
0,571, dimana nilai tersebut lebih besar Berdasarkan tabel tersebut dapat
daripada
α
=
0,05.
Karena
nilai
diketahui bahwa semua item memiliki
signifikansi lebih besar daripada α =
nilai r hitung > r tabel (0,279) dan nilai
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
signifikansi < 0,05 sehingga dapat
asumsi normalitas pada data residual
dikatakan item pertanyaan tersebut telah
telah terpenuhi
valid.
Jika nilai standardized residual atau nilai residual dituangkan dalam
UJI RELIABILITAS
sebuah grafik P-P Plot, maka terlihat bahwa
plot
dari
residual
tersebut
membentuk suatu pola yang mendekati Berdasarkan tabel di atas dapat
garis lurus seperti pada gambar. Pola
diketahui bahwa variabel X1 yang terdiri
seperti pada gambar mengindikasikan
dari 10 item pertanyaan, variabel X2
bahwa
yang terdiri dari 6 item pertanyaan dan
normal karena plot dari residual tersebut
variabel Y yang terdiri dari 3 item
membentuk pola garis lurus.
pertanyaan, semuanya memiliki nilai koefisien
Alpha
3| P a g e
Cronbach
>
0,6
residual
memiliki
distribusi
Uji Non Multikolinearitas
ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Dari hasil perhitungan yang ada di Tabel di atas masing-masing variabel bebas menunjukkan nilai VIF yang tidak Model regresi yang didapatkan
lebih dari nilai 10, maka asumsi tidak terjadi multikolinieritas telah terpenuhi
berdasarkan
Tabel
adalah
sebagai
berikut : Uji Non-Heterokedastisitas Y = 0,495 X1 + 0,370 X2 Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
dimana : Y
:Keputusan nasabah
X1
: Motivasi
X2
: Persepsi
tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Jika ada pola tertentu yang teratur, seperti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
Interpretasi model regresi pada Tabel adalah sebagai berikut : 1. β1 = 0,495 Koefisien
regresi
ini
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
yang positif antara variabel Motivasi
menyebar di atas atau di bawah angka 0
terhadap variabel Keputusan nasabah,
pada sumbu Y, maka tidak terjadi
yang artinya semakin baik Motivasi
heteroskedastisitas.
maka semakin baik pula Keputusan nasabahnya. 2. β2 = 0,370 Koefisien menunjukkan
regresi bahwa
ini terdapat
pengaruh yang positif antara variabel 14 | P a g e
Persepsi
terhadap
variabel
nilai signifikan sebesar 0,000. Jika
Keputusan nasabah, yang artinya
signifikan dibandingkan dengan α =
semakin baik Persepsi maka semakin
0,05 maka signifikan lebih kecil dari α =
baik pula Keputusan nasabah-nya.
0,05. Dari kedua perbandingan tersebut dapat diambil keputusan H0 ditolak pada taraf
Koefisien determinasi Berdasarkan pada tabel, model regresi
tersebut
memiliki
koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,667. Hal ini berarti
bahwa
didapatkan
model regresi mampu
α
=
0,05.
Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y.
yang
menjelaskan
Uji Hipotesis 2: Pengaruh Secara
pengaruh antara variabel X1 dan X2
Parsial
terhadap variabel Y sebesar 66,7% dan
a. Uji Hipotesis: Motivasi Terhadap
sisanya
sebesar
33,3%
variabel
Y
Keputusan Nasabah
dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Uji Hipotesis Variabel
Uji Hipotesis 1: Pengaruh Secara
koefisien
Simultan
motivasi
regresi
memiliki
sebesar
0,495.
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan t hitung sebesar 3,700 dengan signifikan sebesar 0,001. Nilai statistik uji |thitung| > ttabel (3,700 > 2,012) dan nilai signifikan Berdasarkan
tabel
di
atas,
< α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan
pengujian hipotesis model regresi secara
bahwa
simultan
serentak
disimpulkan bahwa variabel motivasi
menggunakan uji F. Di dalam tabel
dengan indikator motivasi rasional dan
distribusi F, didapatkan nilai Ftabel
emosional
dengan degrees of freedom (df) n1 = 2
terhadap variabel keputusan nasabah
dan n2 = 47 adalah sebesar 3,195. Jika
dalam pemilihan layanan BRI Prioritas.
atau
secara
nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel, maka Fhitung lebih besar daripada Ftabel (47,113 > 3,195). Selain itu, didapatkan 3| P a g e
H0
ditolak
sehingga
berpengaruh
dapat
signifikan
b. Uji Hipotesis: Persepsi Terhadap
daripada
variabel
persepsi
(X2).
Koefisien yang dimiliki oleh variabel
Keputusan Nasabah
motivasi (X1) bertanda positif, hal ini yang berarti semakin baik motivasi maka semakin meningkatkan Keputusan nasabah dalam memilih Layanan BRI Variabel koefisien
persepsi
regresi
memiliki
sebesar
0,370.
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan thitung sebesar 2,762 dengan signifikan sebesar 0,008. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (2,762 > 2,012) dan juga signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini menunjukkan sehingga
bahwa
dapat
H0
ditolak
disimpulkan
bahwa
variabel persepsi yang diukur dengan indikator
persepsi
ekstrinsik
intrinsik
berpengaruh
dan
signifikan
terhadap variabel keputusan nasabah dalam pemilihan layanan BRI Prioritas.
Uji Hipotesis 3: Penentuan variabel yang berpengaruh dominan
Berdasarkan
pada
tabel
tersebut,
variabel motivasi (X1) adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling
besar.
Artinya,
variabel
keputusan nasbah (Y) lebih banyak dipengaruhi oleh variabel motivasi (X1) 16 | P a g e
Prioritas.
KESIMPULAN
lebih tinggi daripada layanan
Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan sebagai berikut ini : 1. Motivasi
berpengaruh
secara
signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih layanan BRI Prioritas di Kantor Cabang Bank BRI Malang Martadinata. 2. Persepsi
berpengaruh
secara
signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih layanan BRI Prioritas di Kantor Cabang Bank BRI Malang Martadinata Motivasi mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan nasabah dalam
lainnya. 2. Pihak
Bank
BRI
wajib
meningkatkan fasilitas yang ada, meningkatkan kualitas produk adalah hal yang sangat utama bagi Bank BRI, serta terus meningkatkan sistem akses yang lebih
mudah
dari
yang
sebelumnya. Ini dikarenakan ada sebagian nasabah tidak setuju dengan
pernyataan
menyebutkan
BRI
yang Prioritas
memiliki kualitas yang paling tinggi dari layanan lainnya. 3. Bank
BRI
harus
memilih layanan BRI Prioritas di
mempertahankan kualitas dan
Kantor Cabang Bank BRI Malang
ketersediaan fasilitas serta wajib
Martadinata
meningkatkan
kualitas
dan
ketersediaan fasilitas daripada
SARAN
sebelumnya agar para nasabah Saran yang dapat disampaikan peneliti
tak
berkaitan
Prioritas adalah kawan berbisnis
dengan
penelitian
yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
ragu
menyebutkan
BRI
yang ramah.
1. Pihak Bank BRI diwajibkan
4. Bank BRI wajib menyajikan
meningkatkan kualitas layanan
suatu inovasi atau terobosan
BRI Prioritas ketersediaan ATM
yang baru disetiap produknya
maupun mobile banking agar
untuk
memudahkan
nasabahnya. Hal ini berguna agar
mengakses
nasabah
dalam
transaksi-transaksi
para
dinikmati
nasabah
yakin
para
secara
layanan BRI Prioritas sehingga
matang jika BRI Prioritas adalah
nasabah
pilihan yang tepat bagi nasabah.
tak
ragu
untuk
menyebut kualitas BRI Prioritas
3| P a g e
DAFTAR PUSTAKA Brosur Online BRI Prioritas (http://www.slideshare.net/presentasi-bri-prioritas, diakses pada tanggal 28 Februari 2014)
Devito, Joseph A. 1997, Human Communication, Harper Collinc College Publisher, New York.
Gulo, W. 2002, Metode Penelitian, PT Grasindo, Jakarta.
Handoko, 1997, Manajemen Edisi 2, Penerbit BPFE, Jogjakarta
Jallaludin, Rakhmat, 1998, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja, Bandung.
Kotler, Philip, 2009, Marketing Management, Edisi Indonesia (oleh Hendra Teguh, Ronny, dan Benjamin Molan), PT Indeks, Jakarta.
Robbins, Stephen P, 2001, Organizational Behavior, Prentice Hall, Pennsylvania
Salomon, Michael R., 1996, Consumer Behaviour, Prentice-Hall International, New Jersey
Singarimbun, Masri, dan Sofyan Effendi 2006, Metode Penelitian Survei, Cetakan ke Delapan Belas, LP3ES, Jakarta.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Sutisna, 2003, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Swastha, Basu D.H., T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran – Analisis Perilaku Konsumen, Cetakaan Keempat, Liberty, Yogyakarta.
Ujang, Sumarwan, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta
18 | P a g e