KONTRIBUSI KUALITAS SUPERVISI PENGAWAS SEKOLAH, FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KUALITAS LAYANAN GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI DI KECAMATAN KUTA BADUNG Oleh I Made Gunawan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kualitas supervisi pengawas sekolah, fungsi kepemimpinan kepala sekolah, dan etos jkerja guru terhadap kualitas layanan guru dalam pembelajaran pada SMA Negeri di Kecamatan Kuta Badung secara terpisah maupun simultan. Populasi sebanyak 209 orang guru SMA Negeri di Kecamatan Kuta dan sampelnya sebanyak 136 orang yang diambil dengan teknik proportional random sampling. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang positif dan signifikan kualitas supervisi pengawas sekolah, fungsi kepemimpinan kepala sekolah, dan etos kerja guru terhadap kualitas layanan guru dalam pembelajaran ecara terpisah maupun simultan. Kata kunci: kualitas supervisi pengawas sekolah, fungsi kepemimpinan kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kualitas layanan guru dalam kegiatan pembelajaran THE CONTRIBUTION OF QUALITY OF SCHOOL SUPERVISOR’S SUPERVISION, SCHOOL PRINCIPAL’S LEADERSHIP FUNCTION AND WORK ETHICS TOWARD QUALITY OF TEACHER’S SERVICE IN TEACHING ACTIVITIES AT PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOLS IN KUTA DISTRICT IN BADUNG ABSTRACT This study aimed at finding out the contribution of quality of school supervisor’s supervision, school principal’s leadership function and teacher’s work ethics simultaneously toward quality of teacher’s service in teaching at public senior high schools in Kuta district in Badung either desprerately or simultaneously. The population were 209 teachers of SMA Negeri in Kuta district and 136 people were used as the sample with sampling technique used was proportional random sampling. This research was arranged in ex-post facto. The data was collected by using Likerts scale model and was analyze by using the correlation and regression analysis. The result shows that there was a positive and significant contribution between quality of school supervisor’s supervision, school principal’s leadership function and quality of teacher’s service in teaching in SMA Negeri in Kuta district separately and simultaneously. Key words: quality of school supervisor’s supervision, school principal’s leadership function and work ethics toward quality of teacher’s service in teaching activities.
1
pembelajaran,
1. Pendahuluan
dan
mampu
Berbagai upaya telah dilakukan
mentransformasi ilmu pengetahuan serta
oleh pemerintah untuk mengatasi dan
nilai-nilai kepada pebelajar. Oleh sebab
mengantisipasi
mutu
itu, keberhasilan dari program layanan
pendidikan salah satu di antaranya adalah
pendidikan pada tingkat instruksional
dengan meningkatkan kualitas layanan
sangat tergantung pada kualitas layanan
pendidikan. Untuk meningkatkan layanan
guru dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa
pendidikan pada tingkat instruksional
guru, pendidikan hanya akan menjadi
dimulai dari peningkatan kualitas layanan
slogan muluk, karena segala bentuk
dalam kegiatan pembelajaran yang secara
kebijakan
operasional dilaksanakan oleh para guru.
ditentukan oleh kinerja pihak yang berada
Hal tersebut didasarkan atas pemikiran
di garis terdepan yaitu guru. “No teacher
bahwa guru memegang peran yang sangat
no education, no education no economic
vital dan strategis dalam pengembangan
and social development” (Surya, 2002).
dan
rendahnya
pembaharuan
pendidikan.
Guru
program
Kenyataannya
akhirnya
masih
tampak
dalam posisi sebagai pendidik, pengajar,
“kegamangan”
dan
baru
menyambut pembaharuan-pembaharuan
sebagai
di bidang pendidikan yang secara yuridis
pelatih
pendidikan
dalam
paradigma
melakoni
fasilitator,
peran
mediator,
motivator,
formal
para
pada
telah
guru
menjadi
dalam
kebijakan
dinamisator, inovator, dan komunikator
pemerintah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran yang langsung berhadapan
pendidikan.
dengan subjek didik, dalam rangka
layanan terhadap siswa dalam kegiatan
mengantarkan subjek didik mencapai
pembelajaran masih belum memenuhi
kemandirian dan kedewasaan. Untuk itu,
harapan
guru
pelanggan
dituntut
kegiatan
mampu
memfasilitasi
pembelajaran
Optimalisasi
ideal
pemberian
masyarakat
pendidikan.
sebagai Kegiatan
yang
pembelajaran sering dirancang bercorak
dilaksanakan, mampu memberi motivasi
verbalistik dan tidak mengaitkan dengan
kepada pebelajar, mampu menyediakan
masalah kehidupan di sekitar siswa.
iklim belajar yang kondusif, mampu
Strategi,
melakukan
pembelajaran
inovasi-inovasi
dalam
pendekatan, yang
dan dipilih
metode oleh 1
kebanyakan pengajar berupa strategi yang
Sehubungan dengan upaya dalam
dianggap paling mudah dalam penyiapan
peningkatan mutu layanan pendidikan
dan pelaksanaannya (Depdiknas, 2003b:
yang dimulai dari layanan guru dalam
2). Penelitian pendahuluan dilakukan di
pembelajaran,
beberapa SMA Negeri di Kecamatan
sekolah juga sangat menentukan. Kualitas
Kuta Badung pada bulan September
layanan pendidikan pada satuan-satuan
sampai dengan akhir Desember 2004
pendidikan juga sangat tergantung pada
yang menggunakan beberapa indikator
sistem
pengamatan
dikembangkan
pembinaan, pengembangan, penelitian,
berdasarkan aspek layanan guru dalam
dan penilaian yang dilaksanakan oleh
kegiatan
yang
pengawas sekolah. Pengawas sekolah
diperoleh antara lain: masih banyak hasil
sebagai salah satu komponen dalam
pekerjaan siswa yang belum diperiksa
sistem pendidikan memang diberi tugas,
dan tertumpuk di atas meja guru, disiplin
tanggung jawab, dan wewenang secara
beberapa guru memasuki ruangan dan
penuh oleh pejabat yang berwenang
mengakhiri pelajaran yang masih kurang,
untuk melakukan pengawasan pendidikan
penggunaan media pembelajaran yang
di
masih relatif kurang, variasi metode
pembinaan-pembinaan dan penilaian dari
pembelajaran yang digunakan masih
segi teknis pendidikan dan administrasi
didominasi metode ceramah, perhatian
pada
guru terhadap kerapian dan lingkungan
(Depdiknas,
belajar masih kurang, tim work belum
berdasarkan fenomena yang ada saat ini,
berjalan sesuai harapan karena kadang-
masih
kadang masih terdapat siswa yang tidak
yang belum sesuai dengan harapan.
mendapat
Pengawas
yang
pembelajaran.
pelajaran
Hasil
karena
gurunya
kontribusi
pengendalian
sekolah
pengawas
dalam
dengan
melaksanakan
satuan-satuan 2000:
banyak
bentuk
pendidikan
2).
Akan
tetapi
kelemahan-kelemahan
sekolah
masih
banyak
berhalangan hadir, dan pemberian nilai
menggunakan cara-cara formal dalam
akhir
melakukan
untuk
mencerminkan
raport hasil
yang
belum
penilaian
yang
sebenarnya (autentic assessment).
fungsi
dan
tugasnya,
pembinaan terhadap guru-guru dalam meningkatkan profesionalisasinya tidak dilakukan secara berkelanjutan dan tidak 2
intensif. Justru dalam pengawasan yang
pembinaan yang intensif dalam suasana
lebih dominan ditonjolkan adalah aspek
kondusif dari pengawas sekolah. Namuan
pengukuran terhadap kinerja sekolah dan
fakta
guru.
supervisi pengajaran pengawas sekolah Hasil wawancara peneliti dengan
beberapa guru SMA di Kecamatan Kuta Selatan
yang
dilaksanakan
pada
di
atas
menunjukkan
bahwa
belum dilaksanakan secara profesional. Warna dari program layanan secara operasional
banyak
ditentukan
oleh
pertengahan Bulan Mei 2009 terkait
kepemimpinan kepala sekolah sebagai
dengan
menunjukkan
top leader dari satuan pendidikan yang
bahwa persepsi guru terhadap pengawas
bersangkutan. Kepala sekolah adalah
sekolah cenderung bersifat negatif. Guru
pemimpin pendidikan yang mempunyai
memandang
peranan
kepengawasan
bahwa
supervisi
yang
sangat
besar
dalam
dilakukan pengawas sekolah lebih banyak
mengembangkan mutu pendidikan di
bersifat
sekolah melalui sistem layanan sekolah
adminitratif
mencari-cari
dan
kelemahan
cenderung guru
tanpa
dan dimulai dari sistem layanan guru
memberikan pemecahan masalah, guru
dalam
merasa asing di kelasnya jika diobservasi
semangat
oleh pengawas sekolah, rasa homor guru
harmonis, minat terhadap perkembangan
lenyap sekitika, dan paling parah lagi
dan inovasi pendidikan, suasana kerja
guru merasa “terdakwa” bila disupervisi
yang menyenangkan, dan peningkatan
oleh pengawas sekolah. Dilihat dari
mutu profesi di antara para guru banyak
tingkat
ditentukan
pentingnya
supervisi,
guru
pembelajaran. kerja,
oleh
Berkembangnya
kerja
sama
pelaksanaan
yang
fungsi-
menyatakan bahwa supervisi sah-sah saja
fungsi kepala sekolah sebagai inovator,
asalkan para pengawas sekolah mampu
motivator,
memberikan
pelayanan
pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut tidak
kepada guru dalam rangka peningkatan
terlepas dari tipe kepemimpinan kepala
kualitas layanan dalam pembelajaran. Di
sekolah,
era
Tingkat
pilannya sebagai pemimpin pendidikan di
Satuan Pendidikan (KTSP), para guru
sekolah. Secara fungsional, semestinya
sangat
kepala sekolah mempunyai kontribusi
bantuan
pelaksanaan
dan
Kurikulum
membutuhkan
pembinaan-
dan
supervisor.
kepribadian,
dan
Dalam
keteram-
3
yang sangat besar terhadap peningkatan
Alatas (dalam Mubyarto, et.al.1991)
kualitas layanan guru dalam kegiatan
mengemukakan etos kerja bukan suatu
pembelajaran, namun berdasarkan isu-isu
fenomena kebudayaan, melainkan suatu
dan fenomena yang ada di lapangan,
fenomena sosiologis yang eksistensinya
sebagian besar kepala sekolah masih
terbentuk suatu hubungan produksi yang
menerapkan sistem manajemen tertutup
timbul
sebagai akibat dari masih lemahnya
ekonomi yang ada dalam masyarakat itu.
kemampuan manajemen pendidikan yang
Untuk mampu bekerja keras, seseorang
berkembang saat ini. Di samping itu,
membutuhkan cukup energi. Energi yang
kegiatan supervisi pengajaran sangat
cukup dapat diperoleh apabila orang
jarang
alasan
tersebut memiliki gizi yang baik, dapat
kesibukan dalam melaksanakan tugas
diperoleh apabila orang itu memperoleh
sebagai kepala sekolah. Fenomena ini
kesempatan
juga
terjadi pada SMA Negeri di
memperoleh pendapatan yang cukup.
Kecamatan Kuta Selatan. Dari hasil
Lebih lanjut, Sinarno (2005) menyatakan
supervisi
bahwa,
dilakukan
yang
dengan
dilakukan
pengawas
sebagai
akibat
untuk
kita harus
dan
struktur
bekerja
guna
sanggup bekerja
sekolah menunjukkan bahwa sebagai
dengan profesional. Kemauan bekerja
besar
kepala
sekolah
sibuk
dalam
belum berarti kesanggupan, melainkan
mengurusi
kegiatan-kegiatan
non
baru sekedar respon terhadap aspirasi
akademik.
Inovasi-inovasi
dalam
manusia. Manusia membutuhkan piranti
pembelajaran sangat jarang disentuh oleh
yang efektif untuk mengubah kemauan
kepala sekolah. Demikian pula halnya
menjadi kesanggupan profesional. Piranti
dengan fungsi kepala sebagai supervisor.
terpenting dan terutama itu adalah etos
Supervisi yang dilakukan kepala sekolah
kerja. Fenomen yang terjadi terkait
hanya
dengan
didasari
oleh
keperluan
etos
kerja
guru
SMA
di
administarasi tanpa menyentuh subsatansi
Kecamatan Kuta Selatan menunjukkan
dasar
dari
Komprehensif
supervisi
(Laporan
bahwa ada kecenderungan sangat rendah.
Pengawas
Sekolah
Hal ini ditunjang oleh data yang dapat
Kabupaten Badung, 2009).
dihimpun dari beberapa kepala sekolah seperti misalnya: guru hadir di sekolah 4
hanya pada saat mengajar, seolah-olah
didukung oleh data-data emperis tentang
tugas guru hanya mengajar, pada saat
permasalahan atau kesenjangan antara
diadakan kerja bakti di sekolah guru-guru
harapan dengan kenyataan dalam hal
seolah-olah tidak ikut memiliki tanggung
layanan pendidikan, terutama berkaitan
jawab bahkan cenderung tidak hadir, bila
dengan kualitas layanan guru dalam
diberi tugas yang lain selain tugas
pembelajaran
akademik
untuk mengadakan sebuah penelitian
guru
banyak
menghindar,
maka dipandang perlu
karena kebiasaan telah tertanam bahwa
dengan
tugas lain memerlukan imbalan yang lain.
Supervisi Pengawas Sekolah,
Dari gambaran ini menunjukkan bahwa
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos
etos kerja guru relatif rendah.
Kerja Guru terhadap Kualitas Layanan
Bertitik tolak dari paparan di atas, ada sisi menarik untuk dikaji dan dicermati
karena
secara
sangat tinggi dalam upaya meningkatkan pendidikan
nasional
melalui
peningkatan mutu layanan pendidikan. Tuntutan para
stakeholders
terhadap
kualitas layanan pendidikan semakin tinggi. Akan tetapi, dari fenomena yang ada di lapangan yang sulit dipungkiri adalah masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam pelaksanaannya, sepertinya: kualitas supervisi pengawas sekolah belum berjalan sesuai tujuan, kepemimpinan
kepala
sekolah
lebih
banyak pada tatanan administrai, dan etos kerja guru relatif masih rendah. Untuk membuktikan
secara
“Kontribusi
Kualitas Fungsi
Guru dalam Pembelajaran pada SMA Negeri di Kecamatan Kuta Badung.”
normatif
pemerintah mempunyai komitmen yang
mutu
judul
ilmiah
yang
2. Metode Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian expost facto, karena gejala yang diselidiki ada secara wajar dan tidak dimanipulasi. Penelitian
ini
melibatkan
sampel
sebanyak 136 orang guru yang tersebar di seluruh SMA Negeri di Kecamatan Kuta Badung. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi baik sederhana maupun ganda, kemudian dilanjutkan dengan analisis determinasi. Data
yang
dikumpulkan
dalam
penelitian ini terdiri dari empat variabel, yakni tiga variabel bebas dan satu variabel adalah:
terikat.
Variabel
bebasnya
kualitas
supervisi
pengawas
5
sekolah
(X1),
fungsi
kepemimpinan
dalam kegiatan pembelajaran sebesar
kepala sekolah (X2), dan etos kerja guru
25,70%.
Ini
(X3),
indikasi
bahwa
sedangkan
variabel
terikatnya
dapat
dijadikan
kualitas
suatu
supervisi
adalah kualitas layanan guru dalam
pengawas sekolah dapat memprediksikan
pembelajaran (Y). Data diperoleh dengan
kualitas layanan guru dalam kegiatan
menggunakan
Untuk
pembelajaran. Sumbangan efektif (SE)
menganalisis data digunakan analisis
variabel kualitas supervisi pengawas
korelasi dan regresi kemudian dilanjutkan
sekolah terhadap kualitas layanan guru
dengan analisis determinasi.
dalam kegiatan pembelajaran sebesar
kuesioner.
15,40%. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Temuan
pertama
menunjukkan
bahwa terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara kualitas supervisi pengawas
sekolah
layanan
guru
dengan
kualitas
dalam
kegiatan
pembelajaran melalui persamaan regresi
Y
= 108,775 + 0,468X1 dengan Freg =
Bila
dikaitkan
dengan
hasil
penelitian yang diperoleh, pengawasan yang
dilakukan
terhadap
kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan guru merupakan salah satu komponen dari sistem
manajemen
persekolahan.
Pengawasan
(controlling)
implementasi
atau
sebagai
perwujudan
dari
46,334 (p<0,05). Dalam penelitian ini
sistem pengendalian manajemen dan
ditemukan
secara teknis operasional dilakukan oleh
korelasi
signifikan
antara
pengawas
sekolah
layanan
guru
positif
kualitas dengan dalam
yang
supervisi kualitas kegiatan
pejabat
fungsional
yang
disebut
pengawas sekolah. Salah satu fungsi pengawas
sekolah
adalah
sebagai
pembelajaran sebesar 0,570 dengan p<
supervisor yang berkewajiban melakukan
0,05. Hal ini berarti makin baik kualitas
supervisi terhadap manajemen sekolah,
supervisi pengawas sekolah, makin baik
kegiatan pembelajaran, dan khususnya
kualitas layanan guru dalam kegiatan
layanan
guru
dalam
kegiatan
Supervisi
tersebut
pembelajaran. Vaiabel kualitas supervisi
pembelajaran.
pengawas sekolah dapat menjelaskan
dilakukan dengan maksud untuk mencari
makin tingginya kualitas layanan guru
perbandingan antara apa yang diharapkan 6
dengan apa yang terjadi (elektor). Hasil
dapat dipakai estimasi untuk menetapkan
penemuannya berupa informasi-informasi
aspek-aspek
mana
mengenai apa yang terjadi (detektor),
dikembangkan
dan
kemudian dikomunikasikan ke jaringan
bantuan. Hal ini juga diperkuat oleh
komunikasi (communication network),
pendapat Sergiovanni (dalam Bafadal,
selanjutnya di sampaikan ke kompenen
1992), yang menegaskan bahwa refleksi
lain (komponen pengendalian kepala
praktis penilaian performansi guru dalam
sekolah dan komite sekolah, sekolah dan
supervisi
guru).
tersebut,
realita yang sebenarnya terjadi di dalam
pengawas melakukan komunikasi dengan
kelas, apa yang sebenarnya dilakukan
guru sehubungan pelaksanaan kegiatan
oleh guru dan murid-murid di dalam
pembelajaran,
Berdasarkan
temuan
yang perlu
pengajaran
perlu mendapat
adalah
terutama
menyangkut
kelas,
dalam
memberikan
keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu
bantuan,
bimbingan,
yang berarti bagi guru-guru dan murid,
pembinaan, dan contoh, sehingga terjadi
apa yang dilakukan oleh guru dalam
perubahan perilaku yang sesuai dengan
mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini
kelebihan dan kekurangan guru. Setelah
dilaksanakan
melakukan penilaian terhadap perfomansi
layanan
guru
pertimbangan/
menyeluruh,
secara dan
bertahap,
berkesinambungan
guru,
aktivitas-aktiviatas
melihat
tujuan
kegiatan
mana
pengajaran,
supervisi
dan
dilanjutkan
untuk memberikan kepuasan semua pihak
dengan
yang membutuhkan.
pelaksanaan pengembangan kemampuan
Berdasarkan uraian di atas dapat dipetik
makna
melaksanakan
bahwa,
supervisi
membuat
dari
dan
guru. Mengenai hal tersebut Bafadal
dalam
(1992) merujuk pendapat dari Alfonso
pengajaran
(1981), Firth, dan Neville, mempertegas
memang tidak terlepas dari kegiatan
bahwa
penilaian
pengajaran
terhadap
rancangan
perfomansi
guru
dalam ada
pelaksanaan tiga
yaitu:
supervisi
konsep
pokok
dalam mengelola kegiatan pembelajaran,
(kunci),
Pertama,
supervisi
karena untuk bisa memberi bantuan
pengajaran
secara
langsung
kepada guru dalam mengembangkan
mempengaruhi
profesionalnya, hasil penilaian tersebut
perilaku guru dalam mengelola kegiatan
harus dan
mengembangkan
7
pembelajaran. Kedua, perilaku supervisor
Temuan kedua meunjukkan bahwa
(pengawas sekolah) dalam membantu
terdapat kontribusi yang positif dan
guru mengembangkan kemampuannya
signifikan antara fungsi kepemimpinan
harus didesain secara optimal, sehingga
kepala sekolah terhadap kualitas layanan
jelas kapan mulai dan kapan berakhirnya
guru
program pengembangan tersebut. Desain
melalui persamaan garis regresi
itu berwujud program-program supervisi
114,905 + 0,435X2 dengan Freg = 33,702
pengajaran yang mengarah kepada tujuan
(p<0,05). Dalam penelitian ini ditemukan
tertentu. Dalam
ada
korelasi positif yang signifikan antara
supervisi
fungsi kepemimpinan kepala sekolah
pengajaran merupakan tanggung jawab
dengan kualitas layanan guru dalam
bersama antara supervisor dan guru,
kegiatan pembelajaran sebesar 0,448
maka alangkah baiknya program yang
dengan p < 0,05. Hal ini berarti makin
dibuat didesain bersama oleh supervisor
baik
dan guru. Ketiga, tujuan akhir supervisi
sekolah, maka makin baik pula kualitas
pengajaran adalah agar guru makin
layanan
mampu memfasilitasi kegiatan belajar
pembelajaran.
bagi murid-muridnya.
kepemimpinan
kesadaran
bahwa
Dengan pendukung
hal
ini harus tugas
memperhatikan yang
digunakan
teori sebagai
dalam
kegiatan
fungsi
pembelajaran
kepemimpinan
guru
Y
=
kepala
dalam
kegiatan
Variabel
fungsi
kepala
sekolah
dapat
menjelaskan makin tingginya kualitas layanan
guru
dalam
kegiatan
pijakan dalam merumuskan hipotesis dan
pembelajaran sebesar 20,10%, ini dapat
kajian penelitian yang relevan seperti
dijadikan sebagai indikasi bahwa fungsi
yang telah dipaparkan di atas, dugaan
kepemimpinan
yang
mempunyai
menyatakan
bahwa
kualitas
peran
supervisi pengawas sekolah berkontribusi
meningkatkan
secara layanan
signifikan guru
kepala
sekolah
penting
layanan
terhadap
kualitas
kegiatan
pembelajaran.
dalam
kegiatan
efektif
(SE)
guru
dalam dalam
Sumbangan
variabel
fungsi
pembelajaran pada SMA Negeri di
kepemimpinan kepala sekolah terhadap
Kecamatan Kuta Badung telah terbukti
kualitas layanan guru dalam kegiatan
secara empirik dalam penelitian ini.
pembelajaran sebesar 10,60%. 8
Berkaitan dengan fungsi kepala sekolah
yang
dipakai
(melampaui
apa
yang
dalam
diharapkan), improve (terus mengalami
mengukur fungsi kepemimpinan kepala
peningkatan, dan care (penuh perhatian)
sekolah,
inovator,
dalam pembelajaran. Dengan demikian,
dalam
motivasi dari pimpinan memiliki arti
kaitannya dengan kualitas layanan guru
yang sangat penting bagi guru karena
dalam
motivasi
yakni
motivator,
sebagai
dan
kegiatan
acuan
expectations
supervisor
pembelajaran,
dapat
tersebut
merupakan
“daya
dijelaskan bahwa fungsi kepala sekolah
dorong” yang mengakibatkan seseorang
sebagai
mau
inovator
dalam
peningkatan
dan
rela
untuk
mengerahkan
layanan kegiatan pembelajaran adalah
kemampuannya
kepala sekolah sebagai motor penggerak
kemampuan dan keterampilan, tenaga
para bawahannya (guru) untuk selalu
dan waktunya untuk menyelenggarakan
memperbaharui dan meningkatkan ilmu
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
yang dipelajarinya secara terus menerus
jawabnya dalam rangka mencapai tujuan”
(Zamroni, 2000: 75), dan mengadopsi
(Siagian, 1995: 138). Oleh karena itu,
perubahan-perubahan
metodologi
sangatlah tepat jika fungsi kepemimpinan
pembelajaran yang selalu berkembang
kepala sekolah sebagai motivator sangat
sehingga kualitas layanan dalam kegiatan
penting dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran selalu meningkat.
layanan
Berkaitan fungsi kepala sekolah sebagai
motivator
dalam
dalam
guru
bentuk
dalam
kegiatan
pembelajaran.
kaitannya
Demikian
pula
halnya
dengan
kepemiminan
kepala
sekolah
dengan kualitas layanan guru dalam
fungsi
kegiatan pembelajaran pada dasarnya
sebagai supervisor. Fungsi kepala sekolah
merupakan
dalam
sebagai supervisor pada intinya adalah
membangkitkan motivasi/semangat para
berkaitan dengan kegiatan supervisi.
guru agar selalu memberi layanan yang
Kegiatan
bermutu, berfokus pada siswa, dengan
mempunyai tujuan untuk memperbaiki
dilandasi oleh prinsip-prinsip budaya
dan meningkatkan keterampilan mengajar
ngayah (yadnya), self-esteem (memberi
guru
nilai
diagnosa terhadap masalah-masalah yang
pada
kemampuan
diri
sendiri),
exceed
di
supervisi
kelas
pada
dengan
dasarnya
mengadakan
9
timbul dalam kegiatan pembelajaran.
penting dalam meningkatkan layanan
Dengan adanya supervisi, guru akan
guru
mendapatkan
tentang
Sumbangan efektif (SE) variabel etos
kelebihan dan kekurangannya dalam
kerja guru terhadap kualitas layanan guru
memberikan pelayanan kepada siswa.
dalam kegiatan pembelajaran sebesar
Umpan balik ini akan memacu guru
11,40 %.
umpan
balik
untuk selalu terus memperbaiki segala kekurangan,
sehingga
dalam
Etos
kegiatan
kerja
pembelajaran.
merupakan
sikap
kualitas
terhadap kerja, sehingga dalam diri
layanannya dalam kegiatan pembelajaran
seseorang atau sekelompok orang dan
akan meningkat.
organisasi menyikapi paradigma kerja
Temuan
ketiga
menunjukkan
menjadi berbeda, ada yang positif, ada
bahwa terdapat kontribusi yang positif
yang negatif, ada yang tinggi ada yang
dan signifikan antara etos kerja guru
rendah, sehingga timbullah contoh etos
terhadap kualitas layanan guru dalam
kerja tinggi, etos kerja rendah, dan
kegiatan pembelajaran melalui persamaan
seterusnya.
garis regresi
Suryanti (1995) mengidentifikasi dua
Y
= 105,194 + 0,526X3
Panji
Anoraga
kutub
penelitian ini ditemukan korelasi positif
masyarakat memiliki etos kerja yakni
yang signifikan antara etos kerja guru
memiliki etos kerja tinggi dan etos kerja
dengan kualitas layanan guru dalam
rendah.
kegiatan pembelajaran sebesar 0,436
masyarakat memiliki etos kerja tinggi
dengan p < 0,05. Hal ini berarti makin
jika menunjukan tanda-tanda adalah: (1)
baik etos kerja guru, maka makin baik
mempunyai penilaian yang sangat positif
pula
terhadap
layanan
guru
dalam
atau
Sri
dengan Freg = 31,387 (p<0,05). Dalam
kualitas
seseorang
dan
Individu
hasil
sekelompok
atau
kerja
kelompok
manusia,
(2)
kegiatan pembelajaran. Variabel etos
menempatkan pandangan tentang kerja
kerja guru dapat menjelaskan makin
sebagai suatu hal yang sangat luhur bagi
tingginya kualitas layanan guru dalam
eksistensi manusia, (3) kerja dirasakan
kegiatan pembelajaran sebesar 19,00%,
sebagai aktivitas yang bermakna bagi
ini dapat dijadikan sebagai indikasi
kehidupan manusia, (4) kerja dihayati
bahwa etos kerja guru mempunyai peran
sebagai suatu proses yang membutuhkan 10
ketekunan dan sekaligus sarana yang
melalui persamaan garis regresi
penting dalam mewujudkan cita-cita, dan
75,973 + 0,282 X1 + 0,229 X2 + 0,315 X3
(5) kerja dilakukan sebagai ibadah.
dengan Freg = 26,277 (p<0,05). Ini berarti
Sedangkan bagi individu atau masyarakat
secara bersama-sama variabel kualitas
yang memiliki etos kerja yang rendah,
supervisi
akan
yang
kepemimpinan kepala sekolah, dan etos
sebaliknya, yaitu: (1) kerja dirasakan
kerja guru dapat menjelaskan tingkat
sebagai suatu hal yang membebani diri,
kecenderungan kualitas layanan guru
(2) kurang dan bahkan tidak menghargai
dalam kegiatan pembelajaran pada SMA
hasil kerja manusia, (3) kerja dipandang
Negeri di Kecamatan Kuta Badung. Dari
sebagai penghambat dalam memperoleh
hasil analsis juga diperoleh koefisien
kesenangan, (4) kerja dilakukan sebagai
korelasi ganda sebesar 0,611 dengan
bentuk keterpaksaan,
(5) kerja
p<0,05. Ini berarti, secara bersama-sama
dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas
kualitas supervisi pengawas sekolah,
hidup.
suatu
fungsi kepemimpinan kepala sekolah, dan
organisasi yang diisi oleh individu atau
etos kerja guru memberikan kontribusi
sekumpulan individu dengan etos kerja
sebesar
rendah, maka produktivitas kerja akan
kecenderungan kualitas layanan guru
menurun, kondisi kerja tak kondusif,
dalam kegiatan pembelajaran pada SMA
tingkat kehadiran yang rendah, yang
Negeri di Kecamatan Kuta Badung.
banyak terjadi adalah keluhan, dan
Makin baik kualitas supervisi pengawas
tuntutan, bukan memberikan andil untuk
sekolah,
peningkatan kinerja organisasi.
kepemimpinan kepala sekolah, dan makin
menunjukkan
Bisa
Temuan
ciri-ciri
dan
dibayangkan,
37,40%
makin
sekolah,
terhadap
baik
=
fungsi
tingkat
fungsi
menunjukkan
baik etos kerja guru, makin baik pula
bahwa, terdapat kontribusi yang positif
kualitas layanan guru dalam kegiatan
dan
bersama-sama
pembelajaran. Bila dilihat kontribusi
kualitas supervisi pengawas sekolah,
ketiga variabel tersebut, tidak sepenuhnya
fungsi kepemimpinan kepala sekolah, dan
bahwa variabel-variabel tersebut dapat
etos kerja guru terhadap kualitas layanan
memprediksikan kualitas layanan guru
guru
dalam kegiatan pembelajaran.
signifikan
dalam
keempat
pengawas
Y
secara
kegiatan
pembelajaran
11
kepala sekolah, dan meningkatkan etos
4. Penutup Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat
kerja guru.
disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang
positif
dan
signifikan
secara
terpisah dan simultan antara kualitas supervisi
pengawas
sekolah,
fungsi
kepemimpinan kepala sekolah dan etos kerja guru terhadap kualitas layanan guru dalam pembelajaran pada guru SMA Negeri di Kecamatan Kuta Badung. Dari simpulan yang dikemukakan di atas dapat diketahui gambaran nyata bahwa variabel prediktor yang diteliti, baik secara terpisah maupun simultan mempunyai kontribusi terhadap kualitas layanan guru dalam pembelajaran pada Guru SMA Negeri di Kecamatan Kuta Badung.
Untuk
itu,
upaya
untuk
meningkatkan dampak ke tiga variabel tersebut harus diperhatikan. Upaya-upaya tersebut
antara
lain:
meningkatkan
kualitas supervisi pengawas sekolah, mengefektifkan
fungsi
DAFTAR PUSTAKA Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru. Jakarta : Bumi Aksara Lazaruth, Soewadji. 1984. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta: Kanisius Sukarman, Herry. 2007. Membangun Etos Kerja Dikalangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Bandung P4TK IPA Supriyanto, Eko dan Sri Sugiyanti. 2001. Operasionalisasi Pelayanan Prima. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI Tjiptono. 1997. Total Quality Management (TQM) dalam Pembangunan Pendidikan Toha, Miftah. 1994. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bayu Indra Grafika.
kepemimpinan
12