STRATEGI DINAS PARIWISATA DALAM PENGEMBANGANOBJEK WISATA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud) Oleh : Anselmus Simpuru ABSTRAKSI Pariwisata yang mampu dikemas dan dikelola dengan baik akan menjadi aset bagi suatu daerah. Keberagaman objek wisata di Kabupaten Kepulauan Talaud sebenarnya dapat dijadikan salah satu penopang perekonomian dan juga dapat banyak menyerap tenaga kerja sehingga sumber daya manusia dan sumber daya alam dapat dimanfaatkan dengan optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Dinas Pariwisata dalam pengembangan Objek Wisata untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan informan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud, serta masyarakat dan pengunjung obyek wisata. Hasil penelitian berupa aspek-aspek yang mempengaruhi pariwisata di Kabupaten Kepulauan Talaud. Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi bertujuan untuk mengetahui isu strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud dengan menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weaknes, Opportunities, Threats). Isu strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud akan di uji dengan menggunakan tes litmus guna mengukur kestrategisannya. Kemudian isu-isu di analisa sesuai dengan Strategi pengembangan kepariwisataan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan. Kata kunci : Strategi, Pariwisata, Pendapatan Asli Daerah, Analisis SWOT
PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian. Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik akan mampu menarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing untuk datang dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisatanya. Dari transaksi itulah masyarakat daerah wisata akan terangkat taraf hidupnya serta negara akan mendapat devisa dari wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah.
Dalam era globalisasi sekarang ini, bidang pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menunjang pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini dicanangkan selain sebagai salah satu sumber penghasil devisa yang cukup andal, juga merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong perkembangan investasi. Salah satu kebijakan dari pemerintah adalah menggali, menginventarisir dan mengembangkan obyek-obyek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi wisatawan. Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah di Indonesia. Dalam pengembangan daerah tentunya dibutuhkan peningkatan pendayagunaan potensi daerah secara optimal. Otonomi yang diberikan kepada daerah Kabupaten dan Kota dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata, dan bertanggung jawab kepada Pemerintah Daerah secara proporsional. Artinya, pelimpahan tanggung jawab akan diikuti oleh pengaturan pembagian, dan pemanfaatan serta sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dengan adanya UU No. 33 Tahun 2004 yang memberikan kewenangan lebih luas pada Pemerintah Daerah untuk mengelola wilayahnya, membawa implikasi semakin besarnya tanggung jawab dan tuntutan untuk menggali dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki daerah dalam rangka menopang perjalanan pembangunan di daerah. Dengan ini, diharapkan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang sifatnya kedaerahan seperti kurangnya lapangan pekerjaan, kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik. Kabupaten Kepulauan Talaud mempunyai potensi yang cukup baik di bidang pariwisata dengan terdapatnya berbagai obyek wisata. Dengan melihat pentingnya aspek pariwisata, pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud mengaturnya lewat Perda No. 40 Tahun 2004 tentang objek wisata, dengan harapan bidang pariwisata dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan PAD di Kabupaten Kepulauan Talaud. PAD yang merupakan gambaran potensi keuangan daerah, pada umumnya
mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan dengan PAD dari sektor retribusi, maka daerah dapat menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam meningkatkan PAD. Dengan kata lain, sektor pariwisata memberikan peranan yang sangat besar dan membantu dalam percepatan pembangunan di daerah. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Alma & Hurriyati (2008:64) strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang luas yang terintegritas yang menghubungkan antara kekuatan dan kelemahan lingkungan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. Menurut Damanik & Weber (2006:1), pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Kata pariwisata dapat diartikan perjalanan penuh, mulai dari berangkat dari suatu tempat ke satu atau beberapa tempat lain dan singgah, kemudian kembali ke tempat semula (Kuncoro, 2004:295). Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diusahakan atau dicari setiap Pemerintah Daerah dengan mengacu kepada ketentuan yang mengatur tentang penggalian sumber-sumber keuangan daerah tersebut (Nasution, 2003:79). Menurut Rangkuti (2000:18), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi, didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Mukhtar (2013: 10-11) metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada saat tertentu. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian yang dilakukan. Penelitian ini difokuskan pada strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pengembangan objek wisata untuk meningkatkan PAD. Untuk menentukan strategi pengembangan pariwisata yang ada, maka digunakan beberapa indikator yang akan di ukur meliputi : objek dan daya tarik wisata, fasilitas wisata, pengelolaan objek wisata dan kondisi masyarakat setempat. Selain beberapa indikator diatas, kajian yang paling penting dilakukan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai aktor utama dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Kepulauan Talaud.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikenal dengan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh peneliti dari tangan pertama atau subjek (informan) melalui proses wawancara, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui tangan kedua atau ketiga (Mukhtar, 2013:100).
Responden adalah orang yang diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang relefan dengan masalah penelitian. Oleh karena itu responden merupakan sumber data primer yang sangat dibutuhkan dalam penelitian deskriptif.Untuk mengoperasikan instrumen daftar pertanyaan (kuesioner), maka dibutuhkan sejumlah responden. Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang dan dibagi menjadi dua kelompok dengan rinciannya : masyarakat/wisatawan berjumlah 35 orang dan pemerintah daerah 5 orang. HASIL PENELITIAN Suatu daerah tujuan wisata haruslah menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan, agar tujuan wisatawan dapat terpenuhi. Sarana dan prasarana aksesibilitas, termasuk daya tarik objek-objek wisata yang ada di daerah tujuan. Hal-hal yang menjadi ciri khas suatu daerah akan menjadi citra tersendiri bagi suatu dearah. Setiap dearah tujuan wisata mempunyai image tertentu, yaitu kesan seseorang terhadap suatu destinasi yang mengandung keyakinan dan persepsi. 1 . Objek dan Daya Tarik Wisata Hasil analisis kuesioner terhadap 40 responden menunjukkan bahwa sebanyak 22 responden atau sekitar 55% menyatakan bahwa objek dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud “sangat menarik” dan 9 responden atau sekitar 22,5% menyatakan “menarik”. Sedangkan sisanya, 17,5% menyatakan “cukup menarik” dan 5% menyatakan “kurang menarik”. 2 . Sarana dan Prasarana Wisata a . Transportasi Hasil analisis kuesioner terhadap 40 responden yang dimintai pendapat tentang fasilitas transportasi di Talaud, ternyata sekitar 16 dan 12 responden atau 40% dan 30% menyatakan bahwa fasilitas transportasi di Talaud masih “kurang”, namun 10% responden menyatakan sudah “lengkap” dan 20% responden menyatakan “cukup lengkap” dalam melayani wisatawan atau masyarakat yang akan menikmati objekobjek wisata di Kabupaten Kepulauan Talaud. b . Akomodasi Dari 40 responden yang dimintai pendapat tentang fasilitas akomodasi yang ada, senbanyak 14 respoden atau sekitar 35% menyatakan bahwa akomodasi perhotelan dan penginapan yang ada di Talaud masuk dalam kategori “kurang lengkap” dan
“sangat kurang lengkap. Namun, 25% responden menyatakan penyediaan akomodasi yang ada untuk memenuhi kabutuhan wisatawan sudah “cukup lengkap”. c . Rumah Makan Distribusi jawaban 40 responden diketahui bahwa fasilitas rumah makan yang ada di Talaud masih “kurang lengkap” yaitu sebesar 20 responden (50%), sedangkan sisanya 12 responden menyatakan “sangat kurang lengkap”. 3 . Pengelolaan Objek Wisata a . Keamanan Dari 40 responden yang dimintai pendapat tentang keamanan yang ada di sekitar objek wisata yang ada menunjukkan bahwa sebanyak 12 responden (30%) dan 16 responden (40%) menyatakan bahwa tingkat keamanan yang ada di objek-objek wisata masuk dalam kategori “aman” dan “cukup aman”. b . Kebersihan Dari hasil analisis terhadap 40 responden yang dimintai pendapat, ditemukan bahwa tingkat kebersihan yang ada di sekitar objek-objek wisata diperoleh sebanyak 15 responden (37,5%) dan 10 responden (25%) menyatakan “kurang baik” dan “sangat kurang baik”. Namun ada juga responden yang menyatakan bahwa tingkat kebersihan yang ada di sekitar objek-objek wisata “cukup baik” dan “baik” yaitu sekitar 15% dan 12,5%. c . Pelayanan Dari hasil analisis 40 respondenmenunjukkan bahwa untuk kategori jawaban responden terhadap pelayanan yang di berikan di sekitar objek wisata sebanyak 22 responden atau sekitar 55% menyatakan “kurang puas”. Namun ada pula responden yang menyatakan pelayanan yang diberikan “cukup baik” dan “baik” jumlahnya sekitar 25% dan 10%. 4 . Kondisi Masyarakat Setempat a . Sifat Keterbukaan Dari hasil analisis kuesioner terhadap 40 responden berdasarkan sifat masyarakat untuk menerima wisatawan, sebanyak 10 dan 14 respondn atau sekitar 25% dan 35% menyatakan “sangat baik” dan “baik” sedangkan sisanya 16 responden (40%) menyatakan “cukup baik”. b . Sifat Tolong-Menolong Dari hasil distribusi diperoleh bahwa sebanyak 20 dan 12 responden atau sekitar 50% dan 30% menyatakan “sangat baik” dan “baik”. Sedangkan sisanya yaitu sekitar 20% menyatakan “cukup baik”. c . Sifat Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan Dari 40 responden yang dimintai pendapat tentang sifat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, sebanyak 14 dan 12 responden atau sekitar 35% dan 30%
menyatakan bahwa sifat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan “sangat kurang baik” dan “kurang baik”. PEMBAHASAN Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam merumuskan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud. Dari berbagai analisa faktor lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud maka akan dilakukan analisis SWOT yang dapat dilihat kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud. 1 . Analisa Kekuatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Berdasarkan analisis yang merupakan kekuatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud adalah : 1) Struktur organisasi yang baik. 2) Kualitas SDM yang cukup memadai 3) Ditetapkannya program kerja sebagai patokan pelaksanaan kegiatan pengembangan objek wisata 4) Sarana dan prasarana yang cukup memadai. 5) Etos kerja yang cukup baik. 2 . Analisa Kelemahan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Yang merupakan kelemahan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud : 1) Kuantitas pegawai belum memadai. 2) Sumber anggaran yang relatif kurang. 3) Sistem informasi dan data yang belum optimal 4) Pemasaran dan promosi belum optimal. 3 . Analisa Peluang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki peluang sebagai berikut : 1) Adanya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 2) Kearifan budaya lokal yang mampu mengelola SDA 3) Adanya sinkronisasi program dinas dengan program LSM 4) Adanya sinergitas antara Dinas Pariwisata dengan dinas terkait lainnya. 4 . Analisa Ancaman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud
Yang menjadi tugas bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud untuk menghadapi ancaman sebagai berikut : 1) Kesadaran masyarakat terhadap objek wisata yang rendah. 2) Kompetisi dengan objek wisata lain. Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka dapat diidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud kaitannya dengan pengembangan objek wisata adalah : 1. Peningkatan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata (pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana objek wisata). 2. Peningkatan manajemen pemasaran dan promosi pariwisata. 3. Peningkatan kemitraan dengan unsur pelaku pariwisata. 4. Peningkatan sumber daya manusia (SDM). 5. Peningkatan sadar wisata masyarakat. Pariwisata yang terkelola dengan baik akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung menikmati kegiatan wisatanya. Semakin banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata akan berpengaruh terhadap penerimaan retribusi obyek wisata di Kabupaten Kepulauan Talaud. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke obyek wisata akan meningkatkan penerimaan retribusi obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Talaud. Dengan demikian, pengembangan obyek wisata di Kabupaten Kepulauan Talaud yang secara langsung akan memberikan kontribusi terhadap penerimaan retribusi obyek wisata itu sendiri, sehingga nantinya akan berdampak pada meningkatkan PAD dan juga akan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat sekitarnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Aspek-aspek yang mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah keragaman atraksi dan potensi wisata, sifat keterbukaan dan keamanan yang relatif terjamin serta minat yang besar dari masyarakat, terutama sektor swasta untuk mengembangkan pariwisata. Sementara yang menghambat adalah SDM bidang pariwisata yang masih rendah, anggaran operasional yang mesih terbatas, sarana dan prasarana wisata yang belum memadai, akses transportasi yang masih sulit serta kesadaran masyarakat akan lingkungan yang masih rendah. 2. program pengembangan objek wisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud adalah sebagai berikut : a. Pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana objek wisata yaitu pemugaran objek wisata dan penataan objek-objek wisata serta sarana rekreasi.
b. Peningkatkan pemasaran dan promosi objek wisata, yaitu dengan mengadakan promosi wisata melalui event Pameran Provinsi Sulawesi Utara dan melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. c. Peningkatan Kemitraan Dengan Unsur Pelaku Pariwisata, yaitu melakukan kerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat, serta dengan BAPPEDA dan DISHUB Kabupaten Kepulauan Talaud. d. Peningkatan sumber daya manusia (SDM), yaitu dengan melakukan pelatihan dan studi banding bagi pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam melakukan kontrol terhadap pembangunan serta implementasi kegiatan kepariwisataan dengan mengikutsertakan dalam perencanaan, program dan evaluasi kegiatan. e. Peningkatan sadar wisata masyarakat, yaitu dengan melakukan pembinaan dan penataan pedagang di sekitar objek wisata, pembinaan kelompok kesenian dan tari, pembinaan rumah makan di sekitar objek wisata serta pemasyarakatan sapta pesona alam kepada masyarakat sekitar. 3. Pariwisata yang terkelola dengan baik akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Semakin banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung maka secara langsung akan memberikan kontribusi terhadap penerimaan retribusi obyek wisata itu sendiri, sehingga nantinya akan berdampak pada peningkatan PAD dan juga akan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat sekitarnya. SARAN Mengacu pada hasil dalam penelitian, maka perlu disarankan beberapa hal, yaitu : 1. Diharapkan Pemerintah Daerah agar dalam penyusunan konsep pengembangan pariwisata hendaknya lebih memperhatikan dan menganalisis potensi pariwisata agar menghasilkan suatu konsep yang efektif dan efisien serta melibatkan masyarakat dan pihak swasta. 2. Pengembangan pariwisata berkelanjutan diharapkan bukan hanya sekedar wacana tapi benar-benar di aplikasikan, minimal dengan program peningkatan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. 3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengkaji sejauh mana faktor-faktor internal dan eksternal dalam pengembangan Pariwisata di Kabupaten Kepulauan Talaud. DAFTAR PUSTAKA Alma & Hurriyati. 2008. Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan: Fokus Pada Mutu dan Layanan Prima. Bandung : Alfabeta. Bryson. 2005. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bryson. 1999. Strategic Planning For Public and Profit Organization A Guide Sthrengthening and Sustaining Organization Achievement. Revised Edition. JosseyBasic Inc. Publishers 350 Sansome st. San Fransisco Damanik & Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata; Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Darminta, Poerwa. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Halim. 2004. Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN Kuncoro, M. 2004. Otonomidan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Erlangga. Mardiasmo, 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011.Yogjakarta : ANDI. Marpaung. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Penerbit Alfabeta. Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Nawawi, 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Pontianak : Gadjah Mada University Press. Pamudji. 1985. Kerjasama Antar Daerah. Jakarta: Balai Pustaka. Rangkuti. 1999. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Gramedia. Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian, Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Simamora, Henry. 2000, Manajemen Pemasaran Internasional. Surabaya: Pustaka Utama Spillane. 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. Suharso, Puguh. 2007. Metode Penelitian kuantitatif untuk bisnis : Pendekatan filosofi & praktis. Jakarta : Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan wilayah. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III. Sleman: CV. ANDI OFFSET Torihin. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Widya, A, W. 1986. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Sanyata Surnanasa Wira Sespim Polri. Sumber lain: UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. UU No .28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Daerah (PERDA) No. 40 Tahun 2004 TentangObjek Wisata Kab. Kepulauan Talaud