1 APLIKASI MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR BERBASIS TEKNOLOGI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA KELURAHAN KARET TENGSIN Skripsi Diajukan untuk ...
APLIKASI MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR BERBASIS TEKNOLOGI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA KELURAHAN KARET TENGSIN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh Achmad Taufik NIM: 104093002953
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H
APLIKASI MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR BERBASIS TEKNOLOGI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA KELURAHAN KARET TENGSIN
Oleh Achmad Taufik NIM: 104093002953
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H
APLIKASI MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR BERBASIS TEKNOLOGI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA KELURAHAN KARET TENGSIN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh Achmad Taufik NIM : 104093002953
Menyetujui, Pembimbing I,
Pembimbing II,
Nida’ul Hasanati, MMSI
Zulfiandri, MMSI NIP. 19700130 200501 1 003
Mengetahui, Ketua Program Studi Sistem Informasi
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2011
Achmad Taufik
v
Achmad Taufik – 104093002953 Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir Berbasis Teknologi SMS (Short Message Service) pada Kelurahan Karet Tengsin. Di bawah bimbingan Nida’ul Hasanati dan Zulfiandri. Kelurahan Karet Tengsin merupakan salah satu daerah yang sangat beresiko terkena bencana banjir. Untuk menanggulangi bencana di wilayahnya Pemerintah Kelurahan Karet Tengsin memiliki Tim SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) untuk menanggulangi bencana di tingkat kelurahan. Tim SIBAT sebenarnya sudah memiliki sebuah standar untuk menanggulangi bencana di wilayahnya, yaitu Manajemen Penanggukangan Bencana. Namun ada beberapa kegiatan dalam Manajemen Penanggulangan Bencana yang belum dilakukan dengan optimal. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain pemberian informasiinformasi yang berkaitan dengan musibah banjir dilakukan dengan melakukan pelatihan dan pemasangan poster, mengadakan pelatihan dan pembuatan poster memerlukan biaya yang relatif mahal. Peta yang dimiliki Tim SIBAT hanya peta konvensional, dengan peta tersebut sulit untuk menentukan daerah mana yang rawan bencana. Penyebaran status siaga hanya melalui lisan, sehingga informasi yang didapat masyarakat tidak akurat dan tidak jelas dari mana datangnya informasi tersebut. Pendataan korban (assessment) dilakukan secara kolektif oleh masing-masing RT, data yang diterima sering terlambat tentunya bantuan yang akan diterima masyarakat juga akan terlambat. Berdasarkan uraian tersebut diatas saya selaku penulis tertarik memilih untuk mengembangkan konsep sms (short message service) sebagai basis perancangan sistem informasi yang dapat memberi solusi dari masalah yang ada. Oleh karena itu sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan terhadap pengolahan informasi inilah penulis mengambil tema: “Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir Berbasis Teknologi SMS (Short Message Service) pada Kelurahan Karet Tengsin”. Dalam merancang sistem ini, penulis menggunakan metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle - SDLC) dengan tools Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Normalisasi, dan Kamus Data. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Personal Home Page (Php), MySql sebagai basis data, serta menggunakan SMS sebagai teknologi mobile dan Gammu sebagai enginenya. Harapannya, penelitian ini dapat membantu mengurangi resiko bencana yang disebabkan kurangnya informasi tentang bencana yang diterima masyarakat, terlambat dan tidak jelasnya status siaga, dan terlambat masuknya data assessment. Kata kunci:
Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana, Bencana banjir, Peringatan Dini, Assessment, sms, waterfall strategy, php, mysql V Bab + xxv Halaman + 147 Halaman + Gambar + Tabel + 4 Simbol + Daftar Pustaka + Lampiran Pustaka Acuan: 1993 - 2009
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya karena dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan Judul Aplikasi Manajemen Penaggulangan Bencana Banjir Berbasis Teknologi SMS (Short Message Service) pada Kelurahan Karet Tengsin dengan baik. Shalawat serta salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga beliau. Setelah seluruh penulisan Skripsi ini terlaksana, ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik itu berupa motivasi, bimbingan, moril maupun materil, yang ditujukan kepada: 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ibu Nida’ul Hasanati, MMSI, M.Kom selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, semangat dan selalu meluangkan waktunya walaupun sedang sangat sibuk. 4. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Keluarga tersayang, khususnya kedua orang tua, dan kakak-kakak yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil. Terimakasih atas do’a nya selama ini.
vii
6. Keponakan-keponakanku yang sudah memberikan warna tersendiri dalam menyusun skripsi ini. 7. Bapak Maskur S.Sos, selaku Lurah Karet Tengsin yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Kelurahan Karet Tengsin. 8. Staf-staf Kelurahan Karet Tengsin, Bapak Prayudi (Wakil Lurah), Bapak Warsino (Sekretaris Lurah), dan bapak-bapak staf kelurahan lainnya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih telah memberikan informasi penulis butuhkan untuk menyusunan skripsi ini. 9. Bapak Bambang Tri Margono, Komandan Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin, terimakasih telah memberika alur sistem berjalan tentang penanggulangan bencana jika akan terjadi bencana banjir. 10. Bang M Wawan Nurdin, petugas sosial senior yang telah berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kondisi Kelurahan Karet Tengsin dalam hal penanggulangan bencana. 11. Untuk sahabatku Isrorudin, terimakasih atas keikhlasannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, terutama dalam memecahkan masalah logika-logika pemrograman yang dahsyat. 12. Peserta tetap Mantabbun, Bule, Gambir, Agus, dan Dhikov
yang selalu
membawa keceriaan dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-teman Mantabbun (SI-B angkatan 2004) Asko, Andi, Aris, Apit, Angga, Abdullah, Esa, Dika, Didit, Fadlan, Daus, Kosmara, Ichsan, Ryan, Syahril, Sandra, Rika, Ulfah, Indri, Nelly yang tidak pernah bosan menemani, membantu, dan memberi inspirasi.
viii
14. Dan juga untuk teman-teman SI dan TI angkatan 2003, 2004, 2005 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semuanya terima kasih banyak untuk semua halnya. 15. Terakhir keberhasilan bukan hanya hasil jerih payah kita sendiri tetapi hasil dari do’a tiada henti yang kita panjatkan kepada Allah SWT dan do’a serta restu orang tua kita juga orang-orang yang selalu menyayangi kita. I Love You All. Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya kepada penulis sendiri dan bagi yang membacanya.
Jakarta, Juni 2011
Achmad Taufik 104093002953
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN.................................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. v ABSTRAKSI ........................................................................................................ vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR SIMBOL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xxiii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
BAB I
xxiv
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 1.3 Batasan Masalah.............................................................................................5 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 6 1.4.1 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 1.4.2 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6 1.5 Metodologi Penelitian ................................................................................... 7
x
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 7 1.5.2 Model Pengembangan Sistem ............................................................. 8 1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................... 10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem ...................................................................................
12
2.1.1 Pengertian Sistem ...............................................................................
12
2.1.2 Karakteristik Sistem ........................................................................... 13 2.1.3 Klasifikasi Sistem ................................................................................. 14 2.2 Konsep Dasar Informasi ............................................................................... 16 2.2.1 Data versus Informasi .......................................................................... 16 2.2.2 Siklus Informasi ................................................................................... 17 2.2.3 Kualitas Informasi ............................................................................... 18 2.2.4 Nilai Informasi ..................................................................................... 19 2.3 Konsep Sistem Informasi ............................................................................. 19 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi .............................................................. 19 2.3.2 Komponen Sistem Informasi .............................................................. 20 2.4 Aplikasi Web ................................................................................................. 21 2.4.1 Web Statis ............................................................................................ 21 2.4.2 Web Dinamis ........................................................................................ 22 2.5 Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir ........................................... 22 2.5.1 Manajemen Penanggulangan Bencana ............................................. 22 2.5.2 Bencana Banjir .................................................................................... 25
xi
2.5.3 Peringatan Dini ................................................................................... 26 2.5.4 Assessment ........................................................................................... 26 2.6 Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana ....................................... 26 2.7 Pengembangan Sistem .................................................................................. 27 2.8 Konsep Basis Data dan DBMS (DataBase Management System).............. 30 2.8.1 SQL (Structured Query Language) .................................................... 31 2.9 Tools Pengembangan Sistem ....................................................................... 31 2.9.1 Flowchart ............................................................................................ 32 2.9.2 Data Flow Diagram (DFD) ................................................................. 34 2.9.3 State Transition Diagram (STD) ......................................................... 37 2.9.4 Kamus Data ......................................................................................... 37 2.9.5 ERD (Entity Relationship Diagram) ................................................... 38 2.9.6 Normalisasi .......................................................................................... 42 2.10 Teknologi Mobile dan Nirkabel ................................................................ 45 2.10.1 Perkembangan GSM ..................................................................... 45 2.10.2 Jaringan GSM ................................................................................ 46 2.10.3 Pengertian SMS Gateway .............................................................. 47 2.10.4 Sistem Kerja SMS .......................................................................... 48 2.10.5 Arsitektur dan Teknologi SMS ..................................................... 50 2.10.6 Format Protocol Description Unit (PDU) ..................................... 52 2.11 Software Pengembangan Sistem ............................................................... 53 2.11.1 Web Server ..................................................................................... 53 2.11.2 Macromedia Dreamweaver .......................................................... 53
Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 59 3.1.1 Wawancara .......................................................................................... 59 3.1.2 Pengamatan .........................................................................................
60
3.1.3 Kajian Pustaka .................................................................................... 61 3.1.4 Studi Literatur ....................................................................................
61
3.2 Metode Pengembangan Sistem ................................................................... 65 3.2.1 System Initiation ................................................................................. 66 3.2.2 System Analysis ................................................................................... 67 3.2.3 System Design ..................................................................................... 68 3.2.4 System Implementation ....................................................................... 68 3.3 Kerangka Berfikir
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN
4.1 System Initiation ....................................................................................... 70 4.1.1 Profil Tim SIBAT ........................................................................... 70 4.1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 74 4.1.3 Lingkup Sistem ............................................................................... 76
xiii
4.1.4 Tujuan Sistem ................................................................................. 77 4.2 System Analysis ......................................................................................... 77 4.2.1 Analisis Persyaratan ....................................................................... 74 1. Funtional Requirement (Persyaratan Fungsional) .................
4.2.2 Analisis Sistem Berjalan ................................................................ 79 4.2.3 Analisis Sistem yang Diusulkan ....................................................
82
4.3 System Design ...........................................................................................
4.4 System Implementation ............................................................................
140
4.4.1. Spesifikasi Kebutuhan Komputer ................................................. 140 4.4.2. Menguji dan Mempertahankan Sistem ........................................ 140
Daftar Pustaka .................................................................................................... 147 Lampiran-Lampiran .......................................................................................... xxv
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Siklus Informasi Gambar 2.2 Kualitas Informasi Gambar 2.3 The sequential / waterfall strategy Gambar 2.4 Langkah-langkah normalisasi Gambar 2.5 Skema cara kerja SMS Gambar 2.6 Arsitektur jaringan SMS Gambar 2.7 Logo web server APACHE Gambar 3.1 Perancangan Informasi Aliran Pesan Gambar 3.2 Perancangan Flowchart Program Gambar 3.3 Kerangka Berfikir Gambar 4.1 Struktur Organisasi Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan Gambar 4.3 Flowchart Sistem yang Diusulkan Gambar 4.4 Diagram konteks pada sistem yang diusulkan Gambar 4.5 DFD Level 0 pada sistem yang diusulkan Gambar 4.6 DFD level 1 Proses ke-1 (Mengolah Data Warga) Gambar 4.7 DFD level 1 Proses 3.0 (Mengolah Data Himbauan) Gambar 4.8 DFD level 1 Proses 5.0 (Mengolah Data Assessment) Gambar 4.9 DFD level 1 Proses 6.0 (Mengolah Data RT RW) Gambar 4.10 DFD level 2 Proses 1.1 (Mengolah Registrasi) Gambar 4.11 DFD level 2 Proses 1.2 (Mengolah Unreg) Gambar 4.12 DFD level 2 Proses 6.1(Mengolah Data RT) Gambar 4.13 DFD level 2 Proses 6.2 (Mengolah Data RW) Gambar 4.14 Perancangan ERD (Entity Relationship Diagram) Gambar 4.15 Perancangan STD untuk halaman utama admin xxi
Gambar 4.16 Perancangan STD untuk halaman menu peta Gambar 4.17 Perancangan STD untuk halaman menu himbauan Gambar 4.18 Perancangan STD untuk halaman menu pringatan dini Gambar 4.19 Perancangan STD untuk halaman menu pringatan dini Gambar 4.20 Perancangan STD untuk halaman menu daftar warga Gambar 4.21 Perancangan STD untuk halaman menu user Gambar 4.22 Perancangan STD untuk halaman menu logout Gambar 4.23 Perancangan STD untuk halaman utama guest Gambar 4.24 Perancangan STD untuk halaman menu peta Gambar 4.25 Perancangan interface untuk halaman utama Gambar 4.26 Perancangan interface untuk halaman peta RW Gambar 4.27 Perancangan interface untuk halaman peta RT Gambar 4.28 Perancangan interface untuk halaman himbauan Gambar 4.29 Perancangan interface untuk halaman tambah himbauan
Gambar 4.30 Perancangan interface untuk halaman status siaga Gambar 4.31 Perancangan interface untuk halaman assessment Gambar 4.32 Perancangan interface untuk halaman detail assessment Gambar 4.33 Perancangan interface untuk halaman pilih jenis warga Gambar 4.34 Perancangan interface untuk halaman daftar RW
Gambar 4.35 Perancangan interface untuk halaman daftar RT Gambar 4.36 Perancangan interface untuk halaman daftar Warga Gambar 4.37 Perancangan interface untuk halaman user Gambar 4.38 Perancangan interface untuk halaman utama Gambar 4.39 Perancangan interface untuk halaman peta RW Gambar 4.40 Perancangan interface untuk halaman peta RT
xxii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel korelasi antara general problem-solving dan proses pengembangan sistem Tabel 4.1 Tabel Warga (UNF) Tabel 4.2 Tabel Warga (1 NF) Tabel 4.3 Tabel Warga (2 NF) Tabel 4.4 Tabel Warga (3 NF) Tabel 4.5 Tabel RT (3 NF) Tabel 4.6 Tabel RW (3 NF) Tabel 4.7 Tabel Assessment (3 NF) Tabel 4.8 Tabel Kebutuhan (UNF dan 1 NF) Tabel 4.9 Tabel Kebutuhan (2 NF dan 3 NF) Tabel 4.10 Tabel status (UNF dan 1 NF) Tabel 4.11 Tabel status (2 NF dan 3 NF) Tabel 4.12 Tabel status (UNF dan 1 NF) Tabel 4.13 Tabel status (2NF dan 3 NF)
Tabel 4.14 Tabel status (UNF dan 1 NF) Tabel 4.15 Tabel status (2NF dan 3 NF) Tabel 4.16 Spesifikasi Database Tabel Warga Tabel 4.17 Spesifikasi Database RT Tabel 4.18 Spesifikasi Database Tabel RW Tabel 4.19 Spesifikasi Database Tabel Assessment Tabel 4.20 Spesifikasi Database Tabel Kebutuhan Tabel 4.21 Spesifikasi Database Tabel Status Tabel 4.22 Spesifikasi Database Tabel User Tabel 4.23 Spesifikasi Database Tabel Himbauan xxiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana banjir merupakan bencana alam yang selalu datang pada musim hujan setiap tahunnya, terutama di daerah-daerah dengan dataran rendah dan terdapat aliran sungai. DKI Jakarta merupakan daerah yang sangat beresiko terkena bencana banjir, karena wilayah DKI Jakarta berada pada dataran yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan daerah-daerah disekitarnya, selain itu ada tiga belas aliran sungai yang membelah DKI Jakarta (Data Primer). Bendungan
Katulampa
merupakan
check
point
pertama
guna
mengetahui debit aliran air sungai Ciliwung dari kawasan hulu di Puncak, yang menuju ke DKI Jakarta setelah melalui pintu air di Depok. Pos Pemantau Air Sungai Bendung Katulampa yang sering dijadikan indikator tingkat bahaya air dari Bogor yang menuju DKI Jakarta mampu memantau curah hujan di sekitar daerah hulu yang masuk melalui Sungai Ciliwung dan Ciesek (Data Primer). Pihak Bendungan Katulampa akan memberikan informasi peringatan dini bencana banjir secara berkala kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk siaga IV ketinggian air mencapai 100-170 cm, siaga III 170-240 cm, siaga II 240-300 cm, siaga I ketinggian air di atas 300 cm (PBP:Posko Bencana Provivsi). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki suatu badan yang bertugas untuk mengurus semua masalah yang berhubungan dengan bencana banjir di DKI Jakarta, yaitu Satkorlak Posko Penanggulangan Bencana Provinsi (PBP)
1
DKI Jakarta. Satkorlak PBP DKI Jakarta akan memberikan bantuan kepada warga DKI Jakarta yang terkena musibah banjir dengan mendirikan tenda darurat, dapur umum serta menyalurkan bantuan pangan dan obat-obatan bagi korban banjir yang mengalami masalah kesehatan karena musibah banjir. Selain memberikan bantuan material secara langsung, Satkorlak PBP juga memberikan informasi peringatan dini bencana banjir kepada masyarakat lewat kelurahan masing-masing. Kelurahan Karet Tengsin merupakan salah satu daerah yang sangat beresiko terkena bencana banjir, karena letak geografis Kelurahan Karet Tengsin. Kondisi di Kelurahan Karet Tengsin disebabkan daerah tersebut bersinggungan dengan Sungai Krukut di sebelah barat, Sungai Ciliwung sebelah utara, Kelurahan Bendungan Hilir sebelah selatan, Jalan H. Mas Mansyur sebelah timur. Bila curah hujan di Jakarta dan sekitarnya lebat, maka Sungai Ciliwung dan Sungai Krukut meluap hingga ke rumah warga (Data Primer). Untuk menanggulangi bencana di wilayahnya Pemerintah Kelurahan Karet Tengsin memiliki Tim SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat), tim ini telah mendapatkan pelatihan khusus dari PMI (Palang Merah Indonesia) Markas Cabang Jakarta Pusat untuk menanggulangi bencana di tingkat kelurahan. Fungsi utama Tim SIBAT adalah meneruskan apa yang telah dilakukan Satkorlak PBP DKI Jakarta, yaitu melakukan tindakantindakan sesuai standar penanganan pencana yang ada, yaitu Manajemen Penanggulangan Pencana di tingkat kelurahan (Data Primer).
2
Warga memerlukan pengetahuan tentang informasi-informasi yang berkaitan dengan musibah banjir, seperti pencegahan banjir, bahaya banjir, dan penanggulangannya. Informasi ini merupakan tindakan pencegahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya musibah banjir sehingga dapat mengurangi resiko musibah banjir yang disebabkan oleh masyarakat sendiri. Saat ini Tim SIBAT belum memiliki peta rawan bencana, yaitu peta yang didalamnya terdapat informasi daerah yang rentan terhadap bencana banjir yang seharusnya dimiliki oleh sebuah tim penanggulangan bencana. Saat ini mereka hanya memiliki peta konvensional untuk membantu mereka dalam bekerja. Sesaat sebelum bencana banjir terjadi warga memerlukan informasi peringatan dini (early warning system) bencana banjir dengan cepat dan akurat sebelum bencana banjir benar-benar terjadi. Saat ini di belum ada sistem peringatan dini yang informasinya cepat dan akurat, karena penyebaran informasi status siaga hanya mengandalkan lisan dan tidak jelas dari mana datangnya informasi tersebut. Sesaat setelah musibah banjir biasanya Tim SIBAT melakukan pendataan secara manual untuk mendapatkan data jumlah korban, yang bertujuan menentukan jumlah dan jenis pasokan bantuan yang akan diberikan kepada korban (assessment). Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem yang dapat mendukung Manajemen Penanggulangan Bencana, yaitu sebuah aplikasi yang dapat membantu Tim SIBAT dalam melakukan tindakan-tindakan penanganan
3
bencana dengan optimal, sehingga mengurangi dampak buruk bencana banjir bagi masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut diatas saya selaku penulis tertarik memilih untuk mengembangkan konsep sms (short message service) sebagai basis perancangan sistem informasi yang dapat memberi solusi dari masalah yang ada. Oleh karena itu sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan terhadap pengolahan informasi inilah penulis mengambil tema: “Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana
Banjir Berbasis Teknologi SMS (Short
Message Service) pada Kelurahan Karet Tengsin”. Untuk mendukung aplikasi diatas penulis menggunakan PHP sebagai bahasa pemograman, Dreamweaver sebagai interface dan MySQL sebagai database, serta menggunakan SMS sebagai teknologi mobile dan Gammu sebagai enginenya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis mendapati permasalahan yang sering terjadi pada sistem yang sedang berjalan antara lain: 1. Bagaimana memberikan pengetahuan tentang musibah banjir kepada masyarakat? 2. Bagaimana cara membantu tim penanggulangan bencana mendapatkan data korban bencana, pos pengungsian dan kebutuhan korban bencana? 3. Bagaimana memberikan status siaga secara resmi dalam peringatan dini kepada masyarakat?
4
4. Bagaimana membantu ketua RT mengirim data assessment kepada tim penanggulangan bencana?
1.3 Batasan Masalah Untuk
lebih
memfokuskan
penelitian
ini,
khususnya
pada
penanggulangan bencana banjir di Kelurahan Karet Tengsin. Permasalahanan dibatasi sebagai berikut: Membuat sebuah aplikasi yang memiliki fitur-fitur yang diharapkan dapat meringankan tugas Tim SIBAT dalam Manajemen Penanggulangan Bencana, seperti: 1. Melakukan pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana. 2. Memberikan himbauan yang berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan musibah banjir kepada warga. 3. Memberikan peringatan dini kepada warga sebelum bencana banjir benarbenar terjadi, yaitu dengan memberikan informasi status siaga. 4. Melakukan assessment setelah terjadi bencana banjir. 5. Menggunakan Handphone Samsung J200i sebagai modem sms gateway, dan
menggunakan
sim
card
IM3
dari
Indosat
dengan
nomor
085692117023. 6. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP, dreamweaver sebagai interface, MySQL sebagai database dan gammu sebagai engine sistem.
5
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan
dilakukannya
penelitian
untuk
membuat
aplikasi
manajemen penanggulangan bencana banjir adalah: 1. Menganalisis kebutuhan informasi yang diperlukan oleh tim penanggulangan bencana, agar kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem berjalan dapat diketahui. 2. Merancang aplikasi manajemen penanggulangan bencana berbasis teknologi sms, yang dapat membantu kegiatan manajemen penangggulangan bencana di Kelurahan Karet Tengsin. 3. Mengimplementasikan bencana,
sehingga
aplikasi dapat
manajemen
menunjang
penanggulangan
kegiatan
manajemen
penanggulangan bencana di Kelurahan Karet Tengsin. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis a. Untuk memenuhi salah satu syarat didalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu pada Fakultas Sains dan Teknologi program studi Sistem Informasi. b. Menambah wawasan penulis tentang teknologi mobile dan dapat menerapkannya langsung dengan mengembangkan aplikasi berbasis teknologi sms tersebut.
6
2. Bagi Kelurahan Karet Tengsin a. Meningkatkan pelayanan Pemerintah Kelurahan Karet Tengsin kepada masyarakat Kelurahan Karet Tengsin. b. Menjadi sumber informasi yang terpercaya, terutama dalam menyebarkan informasi peringatan dini musibah banjir. 3. Bagi Tim SIBAT Meringankan tugas Tim SIBAT dalam menangani bencana di wilayahnya. Terutama dalam memberikan informasi tentang musibah banjir kepada masyarakat, penerimaan data assessment, dan memberikan peringatan dini. 4. Bagi Pihak lain Semoga penulisan ini juga dapat bermanfaat bagi pihak lain atau pembaca sebagai media informasi khususnya bagi pembaca yang memiliki minat dan kepentingan yang sama.
1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1. Metode Pengumpulan Data Metodologi yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Metode Wawancara Mengadakan
tanya
jawab
kepada
sumber-sumber
yang
berkompeten seperti staf kelurahan, Kordinator Tim SIBAT, dan pekerja sosial penanganan bencana untuk memperoleh gambaran,
7
keterangan dan penjelasan untuk membantu bahan dalam penulisan skripsi. 2. Metode Observasi Melakukan peninjauan dan pengamatan secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Kebetulan penulis sendiri adalah anggota dari Tim SIBAT, sehingga sedikit banyak mengerti tentang sistem yang sedang berjalan. 3. Metode Studi Pustaka Melakukan studi pustaka sebagai bahan tambahan guna melengkapi kekurangan-kekurangan data yang diperoleh dari interview dan observasi. Pengumpulan data dengan cara mengambil dari sumbersumber media cetak maupun elektronik yang dapat dijadikan acuan pembahasan masalah. 1.5.2. Model Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan untuk mengembangkan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana adalah strategi air terjun (waterfall strategy). Adapun tahapan dalam proses pengembangan sistem adalah sebagai berikut: (Whitten, et al., 2004:32-34) 1. System initiation, yaitu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan membuat rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut. Di dalam system initiation, kita membuat lingkup proyek, tujuan, jadwal dan anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah atau sebagai gambaran keuntungan dari proyek.
8
2. System analysis, yaitu memahami dan menganalisis masalah. Selain itu, juga dilakukan identifikasi terhadap solusi yang diharapkan. System analysis mempelajari permasalahan untuk merekomendasikan peningkatan dan spesifikasi kebutuhan bisnis serta
prioritas
solusi.
System
analysis
diharapkan
dapat
memberikan pemahaman masalah yang lebih dan kebutuhan proyek kepada tim proyek. 3. System design, yaitu mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik, kemudian merancang solusi yang telah dipilih. System design membuat spesifikasi teknis dengan solusi berbasis komputer yang telah diidentifikasi pada system analysis. 4. System implementation, yaitu mengimplementasikan solusi yang telah dipilih, kemudian mengevaluasi sistem informasi yang telah dibuat. System implementation merupakan tahapan terakhir dalam proses pengembangan sistem. System implementation meliputi kegiatan membangun, meng-install, menguji dan mengoperasikan sistem informasi.
9
1.6 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan, keseluruhan perancangan sistem ini dibagi menjadi lima bab dengan pokok pikiran dari tiap-tiap bab sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis mengemukakan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian,
metodologi
pengembangan
sistem
dan
sistematika
penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI Dalam bab ini, penulis mengemukakan dan membahas teori tentang konsep dasar sistem informasi, analisa dan perancangan
sistem,
teori
konsep
Manajemen
Penanggulangan Bencana, teknologi GSM dan sms, sekilas tentang apache sebagai web server, PHP sebagai bahasa pemograman, MySQL sebagai database dan Gammu sebagai sms engine. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan tahap-tahap pengembangan sistem yang meliputi, tahapan pengumpulan data dan tahap model pengembangan
sistem
yang
digunakan,
dan
menggambarkannya dalam kerangka berfikir.
10
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab
ini merupakan inti dari perancangan aplikasi
manajemen
penanggulangan
bencana
banjir,
seperti
gambaran umum organisasi, analisis sistem yang sedang berjalan dan pengembangan sistem yang baru dengan membuat
perancangan
Aplikasi
Manajemen
Penanggulangan Bencana. BAB V
PENUTUP Berisi kesimpulan mengenai hasil akhir dari penelitian dan penulisan yang dilakukan, serta saran untuk perbaikan dari hasil penelitian tersebut.
11
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem merupakan sekumpulan dari subsistem-subsistem yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk lebih mendalami suatu konsep dasar dari sistem terdapat beberapa ahli yang berpendapat mengenai apa itu sistem, karakteristik sistem dan klasifikasi sistem. 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lainnya dan terpadu. (Ladjamuddin, 2005:3). Sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto HM, 2005:1). Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir, 2003:54). Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod dan Schell, 2004:9).
12
2.1.2 Karakteristik Sistem Sistem memiliki sifat-sifat atau karakterist ik untuk dapat menjalankan
suatu
fungsi
tertentu.
Suatu
sistem
mempunyai
karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu (Ladjamudin, 2005:3): 1. Komponen Sistem Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2. Batasan Sistem Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. 3. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang memepngaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
13
4. Penghubung Sistem Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini, sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. 5. Masukan Sistem Merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. 6. Keluaran Sistem Merupakan hasil dari pemrosesan sistem, yang bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainnya. 7. Pengolahan Sistem Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna. 8. Sasaran Sistem Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan. 2.1.3 Klasifikasi Sistem Suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut: (Jogiyanto HM, 2005:6)
14
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem abstrak (abstract
system) adalah sistem yang berupa
pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik (physical system) merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya. 2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem informasi merupakan contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia. 3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu Sistem tertentu (deterministic system) beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagianbagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan programprogram yang dijalankan.
15
Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. 4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup (closed system) merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya. Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik.
2.2 Konsep Dasar Informasi Untuk lebih mengenal apa itu data dan apa itu informasi, terlebih dahulu harus mengenal definisi dari data dan informasi itu sendiri. 2.2.1 Data versus Informasi Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti (McLeod dan Schell, 2004:12). Definisi data yang lain adalah data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kesatuan nyata adalah berupa
16
suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Untuk pengambilan keputusan bagi manajemen, maka faktor-faktor tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu informasi (Ladjamudin, 2005:8). Sedangkan informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti (McLeod dan schell, 2004:12). Informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut (Kadir, 2003:31). 2.2.2 Siklus Informasi Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak, sehingga harus diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi (Jogiyanto HM, 2005:8). Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi (Ladjamudin, 2005:11)
Sumber: Ladjamudin, 2005: 11 Gambar 2.1 Siklus Informasi
17
2.2.3 Kualitas Informasi Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas. John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi dengan bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar (Jogiyanto HM, 2005:10).
Sumber : Jogiyanto, 2005:10 Gambar 2.2 Kualitas Informasi Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas, informasi yang berkualitas ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut: (Kadir, 2003: 46) 1. Akurat (accurate) Informasi
harus
bebas
dari
kesalahan-kesalahan
dan
tidak
menyesatkan, informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. 2. Tepat waktu (timelines) Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat, karena nantinya tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga apabila dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan pengambilan keputusan dan tindakan.
18
3. Relevan (relevance) Informasi harus memberikan manfaat yang baik untuk pemakai informasi tersebut. 2.2.4 Nilai Informasi Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu: manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya
lebih
efektif
dibandingkan
dengan
biaya
untuk
mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan (Jogiyanto HM, 2005:11).
2.3 Konsep Sistem Informasi Sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, dan dapat digunakan untuk mengambil keputusan. 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan
kebutuhan
pengolahan
transaksi
harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
19
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto HM, 2005:11). Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi
informasi
yang
berinteraksi
untuk
mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten, 2004:10). 2.3.2 Komponen Sistem Informasi Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti: (Kadir, 2003:70) 1. Perangkat keras (hardware) Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer. 2. Perangkat lunak (software) atau program Sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses data. 3. Prosedur Sekumpulan aturan yang diapakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki. 4. Orang Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi. 5. Basis data (database) Sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
20
6. Jaringan komputer dan komunikasi data Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
2.4 Aplikasi Web Pada awalnya aplikasi web dibangun hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (Hyper Text Markip Language). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML. Pada saat ini, banyak skrip seperti itu antara lain yaitu PHP dan ASP, sedangkan contoh yang berupa objek adalah APPLET (Kadir, 2003:386). Aplikasi web itu sendiri dibagi dua, yaitu : 2.4.1 Web Statis Web statis adalah web yang berisi atau menampilakn informasiinformasi yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena penggguna tidak dapat berinteraksi dengan web tersebut. Pada web statis pengguna hanya dapat melihat isi dokuman pada halaman web dan apabila diklik akan berpindah kehalaman web yang lain. Interaksi pengguna hanya terbatas pada melihat informasi yang ditampilkan, tetapi tidak dapat mengolah informasi yang dihasilakan. Web statis biasanya merupakan HTML yang ditulis pada editor teks dan disimpan dalam bentuk .html atau .htm.
21
2.4.2 Web Dinamis web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan pengguna. Web yang dinamis memungkinkan pengguna untuk berinteraksi menggunakan form sehingga dapat mengolah informasi yang ditampilkan. Web dinamis bersifat interaktif, tidak kaku dan terlihat lebih indah. 2.5 Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir Dalam
kondisi
bencana
banjir
diperlukan
sebuah
tindakan
penanggulangan yang terkordinasi dengan baik, sehinga tidak berdampak terlalu buruk bagi masyarakat. Adapun pengertian tentang apa itu manajemen penanggulangan bencana, bencana banjir, peringatan dini dan assessment: 2.5.1 Manajemen Penanggulangan Bencana Manajemen
Penanggulangan
bencana
adalah
serangkaian
kegiatan, yang dilaksanakan sejak sebelum terjadinya suatu peristiwa bencana, selama kejadian bencana, mengurangi dan mengatasi dampak bencana yang ditimbulkannya. Dalam konteks penanggulangan bencana tujuannya adalah membantu dan bekerjasama dengan pemerintah, terutama dalam menangani aspek bantuan kemanusiaannya. Upaya penanggulangan bencana dilaksanakan sejak masa sebelum terjadinya bencana, saat bencana terjadi dan masa sesudah bencana. Tugas-tugas dalam bidang penanggulangan bencana disemua tingkatan dilaksanakan secara terkordinasi dengan pihak Bakornas, Satkorlak dan Satkorlak PBP.
22
Secara umum peran pada sebelum, saat dan paska bencana dijabarkan sebagai berikut (Modul PMI). 1. Sebelum Bencana a. Melaksanakan tugas memberikan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan kewaspadaan bagi masyarakat dalam menghadapi bencana. b. Melakukan penyadaran dampak dan resiko bencana (disaster risk awarness) serta permasalahan social, kesehatan dan lingkungan yang timbul dalam masyarakat, melalui berbagai media publikasi dan informasi. c. Melatih dan menyiapkan Tim Khusus Penanggulangan Bencana sesuai dengan standar kompetensi ketrampilannya. d. Mengembangkan
CBDP
(Community
Based
Disaster
Preparedness (Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat) maupun ICBRR (Integrated Community Based Risk Reduction – Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat) di daerahdaerah yang rawan bencana. e. Pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana (HVCR Mapping) f. Meningkatkan kesiapsiagaan logistik di gudang Nasional, Regional, maupun Emergency Storage. g. Meningkatkan kapasitas dan sumber daya organisasi di semua tingkatan (finansial, sumber daya manusia, dan perangkat lainnya) yang terkait dalam tugas-tugas penanggulangan bencana.
23
h. Mengembangkan Sistem Peringatan Dini dan akses informasi bencana, khususnya pada daerah yang rawan bencana. i. Melakukan assessment komprehensif. j. Melakukan upaya-upaya pengurangan resiko yang structural maupun non struktural. k. Melihat perencanaan kesiapsiagaan bencana secara terpadu dan komprehensif. l. Meningkatkan kordinasi, komunikasi, dan jaringan kerjasama dengan, Bakornas, Satkorlak dan Satkorlak PBP serta institusi terkait lainnya seperti BMG, Badan Vulkanologi, SAR dan lainlain. 2. Saat Bencana a. Mengaktifkan posko-posko Penanggulangan Bencana didaerah. b. Melakukan upaya pertolongan dan penyelamatan para korban. c. Memobilisasi sumber daya untuk melakukan bantuan-bantuan lanjutan kepada para korban. d. Meningkatkan kordinasi, komunikasi dan jaringan kerjasama dengan Bakornas, Satkorlak dan Satkorlak PBP serta institusi terkait lainnya yang terlibat dalam operasi tanggap darurat bencana.
24
3. Setelah Bencana a. Melakukan assessment dan pengkajian tentang dampak bencana yang telah terjadi. b. Melakukan pengkajian dan identufikasi kebutuhan untuk upayaupaya operasi pada tahap rehabilitasi, seperti menelusuri korban yang dirawat, mendata kehilangan mata pencaharian sehari-hari karena cacat dan lain-lain. c. Melakukan upaya-upaya rehabilitasi dan rekonstruksi, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan serta mandate. d. Penggalangan bantuan dan dukungan dari LSM dan badan-badan bantuan nasional maupun internasional untuk penanganan korban paska bencana. 2.5.2 Bencana Banjir Bencana
merupakan
suatu
gangguan
serius
terhadap
keberfungsian masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau ligkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri. Bencana banjir dikategorikan sebagai bencana alam, karena bencana banjir merupakan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa, harta benda, kerusakan sarana dan prasarana lingkungan hidup, dan fasilitas umum (CWS).
25
2.5.3 Peringatan Dini Serangkaian kegiatan dalam upaya memberikan peringatan tentang kemungkinan akan terjadinya bencana, disampaikan secara resmi, menjangkau seluruh masyarakat dengan segera, tegas dan tidak membingungkan (CWS). 2.5.4 Assessment Assessment adalah identifikasi dan analisa atas sebuah situasi tertentu dan solusi-solusi yang diusulkan, yang menjadi sebuah landasan bagi sebuah proyek, program, atau kegiatan (Modul PMI). Adapun tujuan dari assessment adalah: 1. Mengidentifikasi dampak suatu konflik. 2. Mengumpulkan informasi dasar. 3. Mengidentifikasi kelompok yang paling rentan. 4. Upaya observasi situasi. 5. Mengidentifikasi kemampuan respons semua pihak yang terkait. 6. Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan.
2.6 Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir Setelah mengetahui pengertian dari aplikasi web dan juga pengertian Manajemen Penanggulangan Bencana banjir, maka penulis menyimpulkan bahwa Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir adalah aplikasi berbasis web yang fitur-fiturnya dapat membantu penggunanya dalam melakukan beberapa kegiatan Manajemen Penanggulangan Bencana.
26
2.7 Pengembangan Sistem Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara
keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto, 2005:35). Metodologi pengembangan sistem / system development methodology adalah sebuah proses pengemban gan terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas, metode, praktek terbaik, produk jadi, dan perangkat terotomasi yang akan digunakan oleh para pengembang sistem dan para manajer proyek untuk mengembangkan dan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak. Padanan kata yang umum adalah proses pengembangan sistem (system development process) (Whitten, 2004:81). Meskipun proses bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu kebanyakan proses pengembangan sistem pada organisasi mengikuti pendekatan pemecahan masalah (problem-solving). Pendekatan tersebut biasanya terdiri dari beberapa langkah problem-solving secara umum (Whitten, 2004:31-32): 1. Mengidentifikasi masalah. 2. Memahami dan menganalisis masalah. 3. Mengidentifikasi solusi yang diharapkan. 4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. 5. Merancang solusi yang telah dipilih. 6. Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih. 7. Mengevaluasi hasil (jika masalah tidak terpecahkan, kembali ke langkah 1 atau 2).
27
Untuk mempermudah pendekatan problem-solving, terdapat empat tahapan yang harus diselesaikan untuk proyek pengembangan sistem, yaitu system initiation, system analysis, system design dan system implementation. Tabel di bawah menunjukkan korelasi antara general problem-solving dan proses pengembangan sistem (Whitten, 2004:32-34). Tabel 2.1 Tabel korelasi antara general problem-solving dan proses pengembangan sistem Proses pengembangan sistem System initiation
General problem-solving 1. Mengidentifikasi membuat
masalah rencana
(juga untuk
menyelesaikan masalah tersebut). System analysis
2. Memahami dan menganalisis masalah. 3. Mengidentifikasi
persyaratan
dan
solusi yang diharapkan. System design
4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. 5. Merancang solusi yang telah dipilih.
System implementation
6. Mengimplementasikan
solusi
yang
telah dipilih. 7. Mengevaluasi hasil (jika masalah tidak terpecahkan, kembali ke langkah 1 atau 2).
28
Penjelasan tahapan dalam proses pengembangan sistem adalah sebagai berikut: 1. System initiation, yaitu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan membuat rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut. Di dalam system initiation, kita membuat lingkup proyek, tujuan, jadwal dan anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah atau sebagai gambaran keuntungan dari proyek. 2. System analysis, yaitu memahami dan menganalisis masalah. Selain itu, juga dilakukan identifikasi terhadap solusi yang diharapkan. System analysis mempelajari permasalahan untuk merekomendasikan peningkatan dan spesifikasi kebutuhan bisnis serta prioritas solusi. System analysis diharapkan dapat memberikan pemahaman masalah yang lebih dan kebutuhan proyek kepada tim proyek. 3. System design, yaitu mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik, kemudian merancang solusi yang telah dipilih. System design membuat spesifikasi teknis dengan solusi berbasis komputer yang telah diidentifikasi pada system analysis. 4. System implementation, yaitu mengimplementasikan solusi yang telah dipilih, kemudian mengevaluasi sistem informasi yang telah dibuat. System implementation merupakan tahapan terakhir dalam proses pengembangan sistem. System implementation meliputi kegiatan membangun, menginstall, menguji dan mengoperasikan sistem informasi.
29
Pengembangan
dengan
strategi
waterfall
(sequential)
menggambarkan bahwa tiap tahapan dimulai dan diselesaikan secara menyeluruh secara berurutan, akan tetapi pada kenyataannya, seringkali overlap satu sama lain, seperti system design dapat dimulai sebelum system analysis selesai (Whitten, 2004:36).
Sumber: Whitten, 2004:35 Gambar 2.3 The sequential / waterfall strategy
2.8 Konsep Basis Data dan DBMS (DataBase Management System) Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dimaksudkan untuk mengatasi problem pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas.
30
Untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut DBMS. DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol dan mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003:254). 2.8.1 SQL (Structured Query Language) SQL (Structured Query Language) adalah bahasa yang digunakan untuk mengakses basis data yang tergolong relasional. Standar SQL mula-mula didefinisikan oleh ISO (International standard Organization dan ANSI (the Amrican National Standards Institute) yang dikenal dengan sebutan SQL 86 (Kadir, 2003:285) SQL (dibaca "es-que-el" atau “sequel”) singkatan dari Structured Query Language. SQL adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan
database.
Menurut
American
National
Standards Institute (ANSI), bahasa ini merupakan standar untuk Relational Database Management System (RDBMS) (Sidik, 2005:49).
2.9 Tools Pengembangan Sistem Tools pengembangan sistem merupakan alat atau metode yang digunakan utuk merancang dan mengembangkan sistem yang akan dibuat.
31
2.9.1 Flowchart Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Pedoman untuk menggambarkannya: (Jogiyanto HM, 2005:795) 1. Sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri suatu halaman 2. Kegiatannya harus ditunjukkan dengan jelas 3. Ditunjukkan dengan jelas dimulai dan berakhirnya suatu kegiatan 4. Masing-masing kegiatan sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan 5. Kegiatannya sudah dalam urutan yang benar 6. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ditunjukkan dengan jelas oleh simbol penghubung 7. Gunakan simbol-simbol yang standar Ada lima macam bagan alir (flowchart), yaitu sebagai berikut: (Jogiyanto HM, 2005:796-807) 1. Bagan alir sistem (system flowchart) Merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem, menjelaskan urut-urutan dari prosedurprosedur yang ada didalam sistem, dan menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam bagan alir sistem dapat dilihat pada halaman daftar simbol.
32
2. Bagan alir dokumen (document flowchart) Disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan bagan alir sistem. 3. Bagan alir skematik (schematic flowchart) Merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Fungsi penggunaan gambar tersebut adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang mengerti dengan simbol-simbol bagan alir. 4. Bagan alir program (program flowchart) Merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu: a. Bagan alir logika program (program logic flowchart) yang digunakan untuk menggambarkan setiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alir ini disiapkan oleh analis sistem.
33
b. Bagan alir komputer terinci (detailed computer program flowchart) yang digunakan untuk menggambarkan intruksiintruksi program komputer secara terinci. Bagan alir ini disiapkan oleh pemrogram. Simbol-simbol yang digunakan dalam bagan alir program dapat dilihat pada halaman daftar simbol. 5. Bagan alir proses (process flowchart) Merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur. Juga dapat menunjukkan jarak kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta waktu yang diperlukan oleh suatu kegiatan. Bagan alir proses menggunakan lima buah simbol tersendiri. Gambar simbol-simbol bagan alir proses dapat dilihat pada halaman daftar simbol. 2.9.2 DFD (Data Flow Diagram) Data flow diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan data flow diagram adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang yang akan dikerjakan. (Ladjamudin, 2005 : 64) 1. Diagram Konteks Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran 34
tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks. 2. Diagram Nol/ Zero (Overview Diagram) Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci lagi pada level selanjutnya. Simbol atau ’P’ (functional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan output dan input (balancing) antara diagram konteks harus dipelihara. 3. Diagram Rinci (Level Diagram) Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level atasnya. Elemen dasar dari DFD dapat terdiri dari sebagai berikut: (Ladjamudin, 2005:67) a. Kesatuan luar (External Entity) Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan data ke dalam sistem atau memberikan data dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak notasi. External entity tidak termasuk bagian dari sistem. Bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian
35
(departemen) maka bagian lain yang masih terkait menjadi external entity. b. Arus data (Data Flow) Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini mengalir di antara proses, data store, dan menunjukkan arus data dari data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem. c. Proses (Process) Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar. Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data keluaran. d. Simpanan data (Data Store) Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat data yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengan sepasang dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke database. Gambar simbol-simbol elemen DFD dapat dilihat pada halaman daftar simbol.
36
2.9.3 State Transition Diagram (STD) State Transition Diagram (STD) menggambarkan bagaimana kerja sistem melalui kondisi (state) dan kejadian yang menyebabkan kondisi berubah. STD juga menggambarkan aksi yang dilakukan karena kejadian tertentu (Pressman, 2001:218).
2.9.4 Kamus Data Kamus data atau data dictionary atau disebut juga dengan istilah system data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhankebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DFD. Arus data di DFD sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja (Jogiyanto HM, 2005:725).
37
2.9.5 ERD (Entity Relationship Diagram) ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang tersimpan dalam sistem secara abstrak. (Ladjamudin, 2005 : 142). Diagram hubungan entitas atau yang lebih dikenal dengan sebitan E-R Diagram, adalah notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah model jeringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data) dalam sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat data, mengubah data dan menghapus data. (Ladjamudin, 2005 : 143). Elemen-elemen ERD adalah sebagai berikut: (Ladjamudin, 2005:143-148) 1. Entitas (Entity) Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak di mana data tersimpan atau di mana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, dan kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya). Pada ERD, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang. 2. Relasi (Relationship) Pada ERD, Relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Pada umumnya penghubung (relationship) diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat aktif atau 38
kalimat pasif). Penggambaran hubungan yang terjadi adalah sebuah bentuk belah ketupat dihubungkan dengan dua bentuk empat persegi panjang. 3. Derajat relasi (Relationship Degree) Relationship degree atau derajat relasi adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship. Derajat relasi yang sering dipakai di dalam ERD: a. Unary Relationship Unary relationship adalah model relasi yang terjadi di antara entity yang berasal dari entity set yang sama. Sering juga disebut sebagai recursive relationship atau reflective relationship. b. Binary Relationship Binary relationship adalah model relasi antara instansi-instansi (istances) dari suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari entity yang sama). Relationship ini paling umum digunakan dalam pembuatan model data. c. Ternary Relationship Ternary relationship merupakan relationship antara instansiinstansi (istances) dari tiga tipe entitas secara sepihak. Masingmasing entitas mungkin berpartisipasi satu atau banyak dalam suatu relationship ternary. Perlu dicatat bahwa relationship ternary tidak sama dengan tiga relationship binary.
39
4. Atribut Secara umum, atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap relationship. Maksudnya, atribut adalah sesuatu yang menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun relationship, sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari setiap entitas dan relationship. Ada dua jenis atribut: a. Identifier (key), digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik (primary key). b. Descriptor
(nonkey
attribute)
digunakan
untuk
men-
spesifikasikan karakteristik dari suatu entity yang tidak unik. 5. Kardinalitas (Cardinality) Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tuple / record yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas tersebut, kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya. Terdapat 3 macam kardinalitas relasi, yaitu: a. One to One Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya. Yang berarti setiap tuple pada entitas A berhubungan dengan paling banyak satu tuple pada entitas B, dan begitu juga
40
sebaliknya setiap tuple pada entitas B berhubungan dengan paling banyak satu tupel pada entitas A. b. One to Many atau Many to One Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama. 1) One to Many (satu ke banyak) Yang berarti satu tuple pada entitas A dapat berhubungan dengan banyak tuple pada entitas B, tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap tuple pada entitas B, berhubungan dengan paling banyak satu tuple pada entitas A. 2) Many to One (banyak ke satu) Yang berarti setiap tuple pada entitas A dapat berhubungan dengan paling banyak satu tuple pada entitas B, tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap tuple pada entitas A berhubungan dengan paling banyak satu tuple pada entitas B. c. Many to Many Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama, maupun dilihat dari sisi yang kedua.
41
Yang berarti setiap tuple pada entitas A dapat berhubungan dengan banyak tuple pada entitas B, dan demikian juga sebaliknya, di mana setiap tuple pada entitas B dapat berhubungan dengan banyak tuple pada entitas A. 2.9.6 Normalisasi Normalisasi adalah teknik analisis data yang mengorganisasikan data ke dalam kelompok menjadi bentuk yang nonredundant, stable, flexible dan adaptive entities (Whitten, 2004:306). Normalisasi terbagi menjadi beberapa tahap, diantaranya: (Ladjamudin, 2005:176) 1. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form) Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai saat menginput. 2. Bentuk normal kesatu (First Normal Form / 1NF) Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa grup elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila ia dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya. Syarat normal kesatu (1-NF) :
42
a. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”. b. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda. c. Telah ditentukannya primary key untuk tabel / relasi tersebut. d. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian. 3. Bentuk normal kedua (Second Normal Form / 2NF) Bentuk normal kedua didasari konsep full functional dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagi berikut : Jika A dan B adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional
dependency
(memiliki
ketergantungan
fungsional
sepenuhnya) terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A. Syarat normal kedua (2-NF) : a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan key (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully fungsional dependency) pada kunci utama / primary key. 4. Bentuk normal ketiga (T hird Normal Form / 3NF) Syarat normal ketiga (3-NF) : a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua. b. Atribut
bukan
kunci
(non-key)
haruslah
tidak
memiliki
ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional
43
(fungsional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.
Bentuk Tidak Normal / Unnormalized (Record / tuple masih memiliki elemen data berulang) Menghilangkan elemen data berulang Bentuk Normal Pertama / First Normal Form (1NF) (Record / tuple masih memiliki elemen data berulang) Menghilangkan ketergantungan fungsional sepenuhnya Bentuk Normal Kedua / Second Normal Form (2NF) (Semua atribut non-key memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya terhadap Primary Key)
Menghilangkan ketergantungan transitif
Bentuk Normal ketiga / Third Normal Form (3NF) (Semua atribut non-key memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya terhadap Primary Key dan Independent / saling tidak bergantung terhadap sesama atribut non-key) Menghilangkan kunci kandidat yang bukan merupakan determinan Tabel bentuk normal Boyce-Codd Form (BCNF)
Sumber: Ladjamudin, 2005:176 Gambar 2.4 Langkah-langkah normalisasi
44
2.10 Teknologi Mobile dan Nirkabel Teknologi mobile (bergerak) dan wireless (nirkabel) dianggap secara signifikan mengubah generasi sistem informasi selanjutnya. Komputer genggam atau personal data assistant (PDA, HP Ipaq, Palm dan RIM Blackberry) telah menjadi hal-hal umum bagi pekerja informasi. Alat-alat ini telah memanfaatkan telah
kemampuan nirkabel yang menyediakan
akses web dan email. Telepon seluler juga memuat fitur kemampuan internet dan email. Dan sekarang, alat-alat terintegrasi pada smart phone (telepon pintar) bermunculan dan mengintegrasikan PDA dan telepon seluler ke dalam satu alat. Untuk yang memilin alat-alat terpisah, teknologi seperti bluetooth bermunculan dan memungkinkan alat-alat yang terpisah untuk berantar operasi sebagai satu alat logis sambil mempertahankan form factor dan kelebihan masing-masing alat. Komputer laptop dilengkapi dengan kemampuan nirkabel dan mobile yang memungkinkan para pekerja informasi berpindah dengan mudah sambil mempertahankan koneksi ke sistem informasi. Tren-tren teknis ini secara signifikan akan berdampak pada analisa dan desain sistem informasi baru (Whitten, 2004 : 26). 2.10.1 Perkembangan GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan sebuah teknologi komunikasi seluler yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication, khususnya handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi
yang
dikirim
akan
sampai
pada
tujuan. 45
(id.wikipedia.org/wiki/Global_System_for_Mobile_ Communications). Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Converence) tahun 1979, ditetapkan bahwa frekuensi 860 Mhz-960 Mhz dialokasikan untuk komunikasi seluler di kemudian hari dengan penetapan ini berarti band frekuensi selebar 2 x 25 Mhz khususnya disiapkan untuk sistem seluler digital. Tahun 1982, dengan dipelopori oleh Jerman dan Prancis, maka CEPT (Conference Europeance d’Administration de Post et Telecommunication) menetapkan GSM sebagai standar digital seluler untuk Eropa. Dan tahun 1985, Jerman, Prancis, Itali dan Inggris bersatu untuk mengembangkan standarisasi GSM. Tahun 1987 ditanda tangani Memorandum of Understanding pemakaian GSM oleh 14 negara Eropa. (Yuliarso, www. elektroindonesia.com) 2.10.2 Jaringan GSM Jaringan-jaringan yang terdapat pada GSM seluler, terdiri atas: 1. Mobile Switching Center (MSC) MSC merupakan inti dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk inter koneksi hubungan pembicaraan, baik antar customer seluler maupun antar seluler dengan jaringan telepon kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
46
Karena fungsinya yang sangat kompleks, maka MSC dilengkapi dengan : a. Home Location Register (HLR) untuk menyimpan data permanen dari customer . b. Visitor Location Register (VLR) untuk menyimpan data customer yang bersifat temporer disesuaikan dengan area tempat customer berada. c. Authentication Register (AuC) untuk keperluan pemeriksaan validasi customer. d. Equipment Identity Register (EIR) untuk menyimpan nomor identitas customer. 2. BSS (Base Station Subsystem), sebagai pengirim dan penerima sinyal radio dari dan ke customer. 3. OS (Out Standing), sebagai terminal customer yang bersifat bergerak. (Yuliarso, www.elektroindonesia.com). 2.10.3 Pengertian SMS Gateway SMS gateway merupakan sistem aplikasi untuk mengirim dan/atau menerima SMS, terutama digunakan dalam apliksi bisnis, baik untuk kepentingan promosi, servis kepada customer, pengadaan content
penyebaran informasi dengan menggunakan SMS. Penyebaran pesan dapat dilakukan ke ratusan nomor secara otomatis dan cepat yang
47
langsung terhubung dengan database nomor-nomor ponsel tanpa harus mengetik ratusan nomor, dan pesan dari nomor akan diambil secara
otomatis
dari
databese
tersebut.
(cs.uad.ac.id/riadi/2006/04/13/membangun-sms-gateway-dengangnokii-mysql). Alasan-alasan kenapa SMS banyak digunakan diantaranya (Zakaria, 2006 : 7): 1. Membatasi interaksi langsung antar pengguna dan mengurangi beban emosi yang biasanya disalurkan lewat suara. 2. Kemampuan untuk disebarkan secara cepat dan akurat. 3. Kemampuan sebagai media layanan informasi singkat dan murah, biasanya berupa pemberitahuan, peringatan, pengingat, iklan dan lain sebagainya. 4. Murah, meski batasannya adalah relatif antara biaya atas jumlah SMS yang dikirim berbanding biaya percakapan langsung antar mobile phone. 2.10.4 Sistem Kerja SMS SMS merupakan salah satu fitur dari GSM yang dikembangkan dan distandarisasi ETSI. Pada saat mengirim pesan SMS melalui ponsel, maka pesan SMS tersebut tidak langsung dikirim ke ponsel tujuan, tetapi akan terlebih dahuli terkirim ke SMS center (SMSC) dengan prinsip Store dan Forward (simpan dan teruskan) setelah itu baru dikirim ke ponsel yang dituju.
48
Dengan adanya SMSC ini, kita dapat mengetahui status dari SMS yang dikirim, apakah telah sampai atau gagal diterima oleh ponsel tujuan. Apabila ponsel tujuan dalam keadaan aktif dan menerima SMS yang dikirim, ponsel tersebut akan mengirim kembali pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan bahwa SMS telah diterima. Kemudian SMSC mengirimkan kembali status tersebut kepada si pengirim. Tetapi jika ponsel tujuan dalam keadaan mati atu diluar jangkauan, SMS yang dikirim akan disimpan pada SMSC sampai periode validitas terpenuhi. Jika periode validitas terlewati maka SMS itu akan dihapus dari SMSC dan tidak dikirimkan ke ponsel tujuan. Disamping itu, SMSC akan mengirimkan pesan informasi ke nomor pengirim yang menyatakan pesan yang dikirim belum diterima atau gagal (Purnomo, 2007:5).
Sumber: Purnomo, 2007:5 Gambar 2.5 Skema cara kerja SMS
49
Beberapa fitur yang umum dikembangkan dalam apliksi SMS gatewayadalah
(www.warna-warni.net/2008/04/27/konsep-
pembuatan-sms-gateway) : 1. Auto-reply SMS gateway secara otomatis akan membalas SMS yang masuk, dimana pengirim mengirimkan dengan format tertentu yang dikenali aplikasi, kemudian dapat melakukan auto-reply dengan membalas SMS tersebut berisikan informasi yang dibutuhkan. 2. Pengiriman massal Disebut juga dengan istilah SMS broadcast, bertujuan untuk mengirimkan ke banyak tujuan sekaligus. 2.10.5 Arsitektur dan Teknologi SMS Layanan SMS dibangun dari berbagai entitas yang saling terkait dan mempunyai fungsi dan tugas masing-masing. Tidak ada satu pun dalam sistem SMS yang dapat bekerja secara parsial. Entitas dalam jaringan SMS ini disebut juga elemen jaringan SMS. Secara umum arsitektur sistem SMS, khususnya untuk sistem yang diintegrasikan dengan jaringan wireless, adalah sebagai berikut (Rozidi, 2004:6).
50
Sumber: Rozidi, 2004:6 Gambar 2.6 Arsitektur jaringan SMS
1. External Short Messaging Entities Dapat dikatakan bahwa Short Message Entities (SME) merupakan entitas dalam sistem SMS yang dapat berada pada jaringan, berupa perangkat bergerak, atau merupakan service center yang berada diluar jaringan. 2. SMSC Terminologi SMSC mengacu pada sesuatu yang berupa hardware dan software. SMSC merupakan sebuah entitas yang bertanggung jawab untuk menyimpan, routing dan meneruskan short message
51
dari satu titik ke titik lain yang merupakan tujuan , misalnya dari satu SME ke perangkat telepon bergerak. 2.10.6 Format Protocol Description Unit (PDU) Format SMS yang digunakan oleh ponsel/modem GSM adalah format PDU (Protocol Description Unit). Format PDU dituliskan dengan heksadesimal, terbagi atas 8 header, yaitu : 1. Nomor SMS Center 2. Tipe SMS. 3. Nomor referensi SMS. 4. Nomor ponsel penerima. 5. Bentuk SMS. 6. Skema encoding data I/O. 7. Jangka waktu sebelum expired. 8. Isi SMS, terbagi dua subheader dan isi pesan dalam heksadesimal. Delapan header ini kemudian digabungkan menjadi sebuah paket PDU yang lengkap. Jika menggunakan format PDU, dibutuhkan function/tools yang dapat melakukan konversi format PDU
2.11 Software Pengembangan Sistem 2.11.1 Web Server Web server adalah suatu perangkat lunak atau program (dan juga mesin yang menjalankan program) yang mengerti protokol HTTP dan dapat menanggapi permintaan-permintaan dari web browser yang menggunakan protokol (Widodo, 2005:680).
Web
server yang terkenal diantaranya adalah Apache dan Microsoft Internet Information Service (IIS). Apache merupakan web server antar-platform, sedangkan IIS hanya dapat beroperasi di sistem operasi Microsoft Windows saja.
Sumber: Widodo, 2005:680 Gambar 2.7 Logo web server APACHE
2.11.2 Macromedia Dreamweaver Macromedia Dreamweaver adalah software profesional untuk desain, pemrograman, dan manajemen situs web dengan tingkat fleksibilitas yang sangat tinggi. Tingkat fleksibilitas yang dimaksud memungkinkan user dengan keahlian tingkat lanjut (advance) untuk membuat situs web dengan cara menulis langsung kode HTML pada tools pemrograman yang terintegrasi pada software ini atau memungkinkan user tingkat awal (beginner) membuat situs web
53
dengan menggunakan lingkungan visual editing pada menu-menu yang sudah disediakan (Irawan, 2004:31). 2.11.3 Adobe Photoshop Adobe
Photoshop
adalah
merupakan
software
standar
profesional untuk pengolahan citra atau gambar (image) yang memberikan lingkungan komprehensif bagi para desainer grafis profesional untuk membuat desain grafis yang rumit untuk kebutuhan percetakan, situs web, dan media lainnya (Irawan, 2004:153). 2.11.4 PHP PHP adalah singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman server side scripting, bahasa pemrograman yang digunakan oleh web server untuk menghasilkan dokumen HTML secara on-the-fly. PHP merupakan interpreter yang dapat dieksekusi sebagai program Common Gateway Interface (CGI) untuk web server atau dijadikan modul dari web server. PHP merupakan bahasa script selain paling populer di lingkungan pemrogram, pengembang web, di lingkungan web server Apache, kini juga telah menjadi salah satu alternatif bahasa script di lingkungan web server di Windows. PHP telah tersedia pada hampir semua sistem operasi jaringan yang menyediakan web server terutama web server Apache. Web server berbasis Windows non Apache juga telah mendukungnya,
54
seperti IIS, PWS, atau Xitami, dari Windows 98/ME sampai dengan Windows NT 4/2000 dan XP. Portabilitas aplikasi yang dikembangkan dengan menggunakan PHP lebih mudah, dan tidak membutuhkan perubahan pada source code aplikasi, salinkan langsung ke dalam server tujuan, maka aplikasi dengan PHP langsung dapat dijalankan. Portabilitas adalah kemampuan untuk dipindahkan dari satu platform sistem operasi kepada platform sistem operasi lain, misal dari Windows ke Linux atau sebaliknya. Kemudahan portabilitas ini adalah karena samanya PHP pada semua platform. Halaman-halaman web yang menggunakan PHP sebagai script pengembangan aplikasinya memungkinkan membuat situs yang memiliki sajian informasi yang: 1. Interaktif, server dapat menerima masukan dari pemakai kemudian
memproses
memberikannya
lagi
masukan
kepada
tersebut
pemakai
berupa
kemudian data
hasil
permintaan
dari
pengolahan. 2. Halaman
dibuat
pengunjung/pemakai.
berdasarkan Pemakai
suatu dapat
memasukkan
kriteria
informasi yang diinginkan, PHP akan mengakses ke dalam database seperti MySQL untuk menampilkan informasi yang diminta tersebut.
55
3. Menampilkan informasi terbaru secara otomatis. Halaman web akan secara otomatis menampilkan informasi berdasarkan kriteria yang digunakan untuk meng-otomatisasi berita yang terbaru (Sidik, 2005:323-325). 2.11.5 My SQL MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database Management Systems/DBMS) yang sangat populer dikalangan pemrograman web, terutama di lingkungan Linux dengan menggunakan script PHP dan Perl (Sidik, 2005:49). Software database ini kini telah tersedia juga pada platform sistem operasi Windows. Kepopuleran MySQL dimungkinkan karena kemudahannya untuk digunakan, cepat secara kinerja query dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah kecil. Software database MySQL kini dilepas sebagai software manajemen database yang open source, sebelumnya merupakan software dat abase yang shareware. Database MySQL tersedia secara bebas cuma-cuma dan boleh digunakan oleh setiap orang, dengan lisensi open source GNU General Public License (GPL) ataupun lisensi komersial non-GPL. Keistimewaan-keistimewaan MySQL : 1.
Portability; MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi.
56
2.
Open source; MySQL didistribusikan secara open source (gratis), di bawah lisensi GPL.
3.
Multiuser; MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah.
4.
Performance
tuning;
MySQL
memiliki
kecepatan
yang
menakjubkan dalam menangani query sederhana. 5.
Column types; MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks.
6.
Command dan functions; MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah SELECT dan WHERE dalam query.
7.
Security; MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta password terenkripsi.
8.
Scalability dan limits; MySQL mampu menangani database dalam skala besar.
9.
Connectivity; MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protokol TCP/IP, Unix socket (Unix), atau Named Pipes (NT).
10. Localisation; MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan (error code) pada client dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa
57
11. Interface; MySQL memiliki interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface). 12. Clients dan tools; MySQL dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk administrasi database. 13. Struktur tabel; MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE. 2.11.6 Gammu Gammu adalah sebuah nama project yang ditujukan untuk membangun aplikasi, script dan drivers yang dapat digunakan untuk menjalankan semua fungsi yang memungkinkan pada telepon seluler atau alat sejenisnya. Gammu merupakan project yang berlisensi GNU GPL 2 sehingga menjamin kebebasan menggunakan tool ini tanpa perlu takut dengan masalah legalitas dan biaya yang mahal yang harus dikeluarkan. Gammu mendukung berbagai macam model telepon seluler dengan berbagai jenis type dan kode. (www.gammu.org). Kelebihan gammu dari tools SMS gateway lainnya adalah : 1. Gammu bisa di jalankan di windows maupun linux 2. Banyak device yang kompatibel oleh gammu 3. Gammu menggunakan database MySQL 4. Baik kabel data USB maupun SERIAL kompatibel oleh gammu
58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir Berbasis Teknologi SMS (Short Message Service) pada Kelurahan Karet Tengsin
3.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005:174). Adapun metode yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 3.1.1 Wawancara Wawancara adalah suatu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data melalui interaksi verbal secara langsung antara pewawancara dan responden (Sevilla, et al., 1993:205). Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Komandan Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin, Bapak Bambang Trimargono, yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 2009 di Posko SIBAT Kelurahan Karet Tengsin, Jalan Karet Pasar Baru Barat IV, Kel. Karet Tengsin, Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat 10220. Wawancara ini penulis lakukan dalam bentuk wawancara tidak terstruktur, dimana penulis sebagai pewawancara dapat memodifikasi, mengulangi, menguraikan pertanyaan dan dapat mengikuti jawaban responden asalkan tidak
59
menyimpang dari tujuan wawancara, sehingga menghasilkan umpan balik. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan, penulis mengumpulkan informasi mengenai: 1. Profil Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin Memuat sejarah singkat tentang Tim Sibat Kelurahan Karet Tengsin, mulai dari latar belakang berdirinya, visi dan misi sampai struktur organisasi. 2. Sistem yang sedang berjalan Memuat tentang sistem dan prosedur yang sedang berjalan pada saat ini dan permasalahan-permasalahan yang muncul berkaitan dengan standar
penanganan
bancana
dan
masalah-masalah
dalam
menerapkannya. 3.1.2 Pengamatan Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Sevilla, et al., 1993:198). Penulis meninjau dan melakukan pengamatan secara tidak terstruktur atau langsung ke lapangan terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan atau berjalan, untuk memperoleh semua data yang dibutuhkan.
60
Pengamatan dilakukan pada: Tempat
: Posko SIBAT Kelurahan Karet Tengsin, Jalan Karet Pasar Baru Barat IV, Kel. Karet Tengsin, Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat 10220
Waktu
: 24 Nopember 2008 – 24 Januari 2009
3.1.3 Kajian Pustaka Kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian (Sevilla, et al., 1993:37). Penulis melakukan kajian pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem, pemrograman web serta buku-buku yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, penulis mengunjungi website yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini. Adapun daftar buku dan website yang menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka. 3.1.4 Studi Literatur Dalam perbandingan sebagai acuan dalam pembuatan suatu aplikasi berbasis teknologi sms , maka perlu dilakukan pengamatan terhadap aplikasi dengan teknologi sejenis yang telah dibuat sebelumnya. Pengamatan yang penulis lakukan yaitu dengan membaca salah satu referensi dari perpustakaan Fakultas Sain dan Teknologi,
61
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah tentang skripsi Aplikasi Supply Chain Management pada Technical Support Perbaikan Mesin Hitung Uang Berbasis SMS (Studi Kasus PT Murni Glory Indonusa Cabang Balikpapan), yang dibuat oleh Sandra Elvira (2009). Berikut adalah Perancangan Informasi Aliran Pesan dari Aplikasi Supply Chain Management pada Technical Support Perbaikan Mesin Hitung Uang Berbasis SMS (Studi Kasus PT Murni Glory Indonusa Cabang Balikpapan (Elvira, 2009):
Sumber: Elvira, 2009:60 Gambar 3.1 Perancangan Informasi Aliran Pesan
62
Penjelasan dari perancangan format pesan juga dapat dilihat dari flowchart program berikut ini: Start
Reg “pendaftaran”
“Unreg” berhenti menggunakan aplikasi
Terdaftar
“help” Tanya format SMS
Read data pelanggan
Y
Y
Y SMS broadcast Info servis
Format salah
Y
T
Konf help
SMS “bantuan” Dengan fomat
SMS “saran” dengan format
SMS “alat” dengan format
Format salah
Format salah
Format salah
T
T
T
Konf bantuan
Konf saran dan kritik
Info alat dan pembelian
Print inbox, outbox, saran dan kritik
“lost” lupa kode customer
Kode customer
Konf pembelian
End
Sumber Elvira 2009:64 Gambar 3.2 Perancangan Flowchart Program
63
Dari contoh aplikasi Sistem Informasi Penjualan di atas masih terdapat beberapa kekurangan. Diantaranya adalah: 1. Untuk menggunakan fungsi reg, pengguna layanan hanya mengirim kata “reg”, kemudian menerima balasan penggunaan layanan. Petunjuk tersebut baru dapat digunakan untuk membantu menggunakan fungsi sms tersebut. Contoh: Kirim 1
: reg
Balasan 1
: Ketik nama (spasi) alamat (spasi) nohp (spasi) kota.
: Anda telah terdaftar sebagai cistomer kami, kode anda sa87E, silahkan gunakan kode ini untuk mendapatkan pelayanan bantuan dari kami.
Pengguna layanan dan penyedia layanan seharusnya dapat menghemat cost penggunaan sms jika fungsi reg ini dibuat lebih efisien, yaitu dengan satu kali pengiriman untuk registrasi dan balasan konfirmasinya. 2. Untuk meminta petunjuk penggunaan pelayanan, pengguna layanan harus melakukan fungsi help dan fungsi bantuan. Contoh: Kirim 1
: help
Balasan 1
: Ketik bantuan (spasi) namabank (spasi) alamat, untuk pelayanan
bantuan, ketik saran (spasi) isi
saran, untuk kritik dan saran.
64
Kirim 1
: bantuan (spasi) sa87E
Balasan 2
: permintaan bantuan anda telah kami terima, teknisi kami akan segera datang ke kantor anda. Terimakasih atas kerjasamanya.
Fungsi help dan bantuan seharusnya dapat dijadikan satu fungsi saja, dengan mengirim sebuah format pengguna layanan mendapatkan semua informasi untuk menggunakan layanan tersebut. 3. Menggunakan space (spasi) sebagai separator dalam format pengiriman sms, sehingga pengguna layanan kesulitan untuk mengikuti format yang ditentukan. Contoh: Kirim
Dengan format seperti diatas penulisan data pengguna layanan seperti nama dan alamat harus ditulis tanpa spasi.
3.2 Metode Pengembangan Sistem Dalam
pengembangan
Aplikasi
Manajemen
Penanggulangan
Bencana, penulis menggunakan metode pengembangan sistem dengan strategi air terjun (waterfall strategy). Pengembangan dengan strategi waterfall (sequential) menggambarkan bahwa tiap tahapan dimulai dan diselesaikan
secara menyeluruh secara
berurutan. Meskipun pada
kenyataannya, seringkali overlap satu sama lain, seperti system design dapat dimulai sebelum system analysis selesai.
65
Berikut adalah tahap metode pengembangan sistem yang penulis lakukan: 3.2.1 System Initiation Dalam tahap ini ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam pembuatan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana, antara lain Profil objek penelitian, yaitu 1. Profil Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin, yaitu uraian mengenai latar belakang, visi, misi, dan tujuan dari Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin. 2. Identifikasi masalah, yaitu mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada sistem pembelajaran yang sedang berjalan, sehingga penulis dapat memberikan solusi atau pemecahan masalah untuk perbaikan dan pengembangan sistem. 3. Lingkup sistem, yaitu menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dibangun. Penulis telah membatasi ruang lingkup untuk Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana yang akan dibangun. 4. Tujuan sistem, yaitu menentukan untuk apa dan untuk siapa sistem
ini
dibangun.
Penulis
mengembangkan
Aplikasi
Manajemen Penanggulangan Bencana yang bertujuan untuk memberikan solusi optimal terhadap permasalahan-permasalahan Tim SIBAT dalam menanggulangi bencana di wilayahnya.
66
3.2.2 System Analysis Pada tahap ini akan diuraikan mengenai hasil analisis berupa: 1. Analisis persyaratan, yaitu uraian mengenai persyaratanpersyaratan informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana. Pada bagian ini, penulis mengidentifikasikan persyaratan dengan functional requirement dan nonfunctional requirement. a. Functional requirement Merupakan persyaratan yang mengenai aktivitas dan layanan yang harus diberikan atau disediakan oleh sebuah sistem (Whitten, 2004:198). b. Nonfunctional requirement Merupakan persyaratan yang mengenai fitur, karakteristik, dan batasan lainnya yang menentukan apakah sistem memuaskan atau tidak (Whitten, 2004:198). 2. Analisis sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan, yaitu uraian mengenai sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan berkaitan dengan alur transaksi pengolahan data nilai mahasiswa. Pada tahap ini perangkat yang digunakan dalam menganalisa sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan adalah flowchart.
67
3.2.3 System Design Dalam tahap ini akan dilakukan pembuatan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan. Pada tahap perancangan terdiri dari: 1. Perancangan proses menggunakan tool DFD (Data Flow Diagram),
spesifikasi proses dan kamus data
untuk
menjelaskan alur dari proses. 2. Perancangan
database
menggunakan
tools
ERD
(Entity
Relationship Diagram) beserta analisis datanya menggunakan teknik normalisasi dan struktur database. 3. Perancangan STD (State Transition Diagram) dan antar muka pemakai atau Graphical User Interface (GUI), perancangan yang menjembatani komunikasi antara user dengan sistem. 3.2.4 System Implementation Pada tahap ini akan diimplementasikan sistem informasi yang telah dirancang. System implementation merupakan tahapan terakhir dalam proses pengembangan sistem. System implementation meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Membangun sistem informasi, yaitu penulis membuat Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana berdasarkan analisis dan perancangan sistem yang telah dilakukan. 2. Instalasi sistem informasi, yaitu penulis melakukan instalasi Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana yang telah
68
dibuat, serta mendefinisikan spesifikasi kebutuhan komputer yang penulis gunakan, perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). 3. Menguji sistem informasi, yaitu penulis melakukan pengujian (testing) terhadap Aplikasi Manajemen Penanggulangan dengan metode blackbox testing.
3.3 Kerangka Berfikir Penelitian aplikasi manajemen penanggulangan bencana disusun melalui beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan tujuan memudahkan dalam penelitian. Kerangka penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3 Kerangka Berfikir 69
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
4.1 System Initiation Pada tahap system initiation, penulis menjelaskan Profil Tim SIBAT, identifikasi masalah, ruang lingkup sistem, dan tujuan sistem yang akan dibangun pada Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin. 4.1.1 Profil Tim SIBAT 1. Latar Belakang Tim
SIBAT
adalah
anggota
masyarakat
yang
menyatakan diri menjadi relaewan PMI dan bersedia mendarmabaktikan waktu, tenaga, dan pikiran mereka. Mereka memotivasi dan menggerakkan masyarakat di lingkungannya agar mampu melakukan upaya-upaya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana di desa/kelurahan. Tim SIBAT berasal dari desa/kelurahan mitra PMI cabang setempat dan telah mendapat dukungan serta kepercayaan dari seluruh masyarakat, serta telah dididik dan dilatih upaya-upaya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana. Tim
ini
adalah
milik
masyarakat,
berasal
dari
masyarakat, dan bekerja untuk masyarakat. Kader tim ini tidak hanya berfungsi sebagai narasumber dalam pendampingan dan pembinaan program di desa/kelurahan daerah pelaksana 70
program, namun mereka juga bisa motivator,
dinamisator
dan
motor
sebagai fasilitator, penggerak
kegiatan
kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana. 2. Mengapa Perlu Tim SIBAT Upaya-upaya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana hanya akan efektif bila upaya pemberdayaannya menjangkau masyarakat di level paling rentan. Hal ini karena merekalah pihak yang secara langsung paling menderita karena dampak bencana. PMI
melakukan
langkah-langkah
pemberdayaan
masyarakat, khususnya kelompok masyarakat yang paling rentan dan hidup di daerah rawan bencana. Langkah pemberdayaan ini diawali dengan rekrutmen dan pembentukan Tim SIBAT. Anggota Tim SIBAT dipilih dari masyarakat, oleh masyarakat, dan mereka akan menjalankan program yang bermanfaat bagi masyarakat di lingkungannya. Mereka akan menyelenggarakan pelatihan, penyadaran dan pembedayaan kapasitas masyarakat di bidang kesiapsiagaan bencana dan langkah-langkah tanggap darurat bencana. Dengan
bekal
pengetauan
dan
keterampilan
kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana yang diberikan PMI melalui Tim SIBAT, masyarakat dapat siap-siaga dan memainkan peranan langsung sebagai “the first responder” 71
yang mampu melakukan upaya pertolongan dan penyelamatan diri, keluarga, maupun warga masyarakat lainnya. Terbentuknya Tim SIBAT, khususnya di desa/kelurahan, diharapkan mampu menjadi motor penggerak bagi upayaupaya kesiapsi agaan bencana maupun tanggap darurat bencana di desa/kelurahannya, yang pada akhirnya akan meningkatkan citra positif PMI. 3. Fungsi dan Peranan Tim SIBAT Tim SIBAT berfungsi dan dan berperan sebagai pendamping, pembimbing, penyuluh dan motivator yang menggerakkan masyarakat setempat dalam kegiatan dan upaya-upaya kesiapsiagaan bencana dan tangap darurat bencana di wilayahnya. Keberadaan Tim SIBAT dimaksudkan pula untuk membantu Pengurus Cabang PMI dan KSR (Korps Sukarela) dalam mem bina dan menggerakkan masyarakat, serta mengarahkan, memantau, mengawasi, dan mengevakuasi program yang telah direncanakan. 4. Tugas dan Tanggung Jawab Tim SIBAT a. Tugas dan Tanggung Jawab Umum Melakukan
upaya
pemberdayaan kapasitas
dan
pengorganisasian masyarakat agar dapat mengambil inisiatif dan melakukan tindakan yang meminimalkan dampak bencana di lingkungannya dengan menggunakan strategi 72
dan pendekatan konsep kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat. b. Tugas dan Tanggung Jawab Khusus Tim
SIBAT
bertanggung jawab
menggerakkan
masyarakat dalam melaksanakan program kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat. Sosialisasi konsep kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat dan penyadaran masyarakat tentang tingkat bahaya, kerentanan, dan resiko bencana dari rumah kerumah atau dari keluarga ke keluarga maupun kepada masyarakat luas dalam berbagai kesempatan 5. Struktur Organisasi Tim SIBAT Karet Tengsin
Bambang Tri Margono Komandan
Imam Syafi’i Wakil
Muhammad Asyir Sekretaris
Sri Maryati Litbang
Muhidin Pertolongan Pertama
Ani Murwantini Assessment
Sunengsih Bendahara
Taufiq Ramadhan Tendanisasi/DU
Hermansyah Evakuasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin
73
4.1.2 Identifikasi masalah Dalam menjalankan tugas utamanya dalam melakukan tindakan penanggulanagan bencana Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin
sebenarnya sudah memiliki
sebuah standar dalam
melakukan tugasnya, yaitu Manajemen Penanggulangan Bencana. Dengan menerapkan Manajemen Penanggulangan Bencana dalam setiap penangan bencana, Tim SIBAT sudah cukup megurangi dampak bencana yang akan dialami masyarakat. Namun ada beberapa kegiatan yang pelaksanaannya dapat dioptimalkan, sehingga dapat dampak bencana yang dilami masyarakat semakin ringan. Masyarakat memerlukan pengetahuan tentang informasiinformasi yang berkaitan dengan musibah banjir, seperti pencegahan banjir, bahaya banjir, dan penanggulangannya. Informasi ini merupakan tindakan pencegahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya musibah banjir sehingga dapat mengurangi resiko musibah banjir yang disebabkan oleh masyarakat sendiri. Tanpa informasi-informasi tersebut tentunya masyarakat menjadi kurang peka terhadap bahaya yang setiap saat dapat megancam mereka. Untuk memberikan informasi tentang musibah banjir, saat ini Tim SIBAT melakukannya mengadakan pelatihan penanggulangan 74
bencana kepada warga dan menempelkan poster-poster yang berisi informasi tentang musibah banjir. Namun mengadakan pelatihan-pelatihan dan penyediaan poster memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk menjalankan tugasnya secara optimal Tim SIBAT memerlukan pemetaan wilayah yang berisi informasi tentang wilayah-wilayah yang rentan dan aman dari musibah banjir. Dalam melakukan tugas penanggulangan bencana sebelumnya, Tim SIBAT hanya memiliki peta konvensional, sehingga tidak memiliki gambaran daerah mana saja yang memiliki tingkat kerawanan tinggi saat bencana banjir. Sesaat sebelum bencana banjir terjadi warga memerlukan informasi peringatan dini (early warning system) bencana banjir dengan cepat dan akurat sebelum bencana banjir benar-benar terjadi. Ketika mendapatkan informasi tentang akan datangnya musibah banjir, atau perubahan status siaga dari Posko Bencana Provinsi Tim SIBAT langsung meneruskan informasi ini kepada masing-masing ketua RW melalui handy talkie. Namun penyediaan handy talkie hanya sampai ke tingkat RW, sehingga masyarakat yang akan terkena dampak langsung dari musibah banjir ini tidak mendapat informasi resmi secara langsung. Informasi yang didapat masyarakat hanya secara lisan dari masing-masing RW.
75
Sesaat setelah musibah banjir biasanya Tim SIBAT melakukan pendataan secara manual untuk mendapatkan data jumlah korban, yang bertujuan menentukan jumlah dan jenis pasokan
bantuan
yang
akan
diberikan
kepada
korban
(assessment). Sebelumnya Tim SIBAT melakukan assessment secara manual, yaitu mengumpulkan data secara kolektif dari masing-masing ketua RT yang warganya menjadi korban bencana. 4.1.3 Lingkup Sistem Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis melihat adanya peluang dan akan mengembangkan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana yang diharapkan dapat mendukung Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin dalam menanggulangi bencana di wilayahnya. Untuk
mendukung
pembuatan
aplikasi
penulis
menggunakan PHP sebagai bahasa pemograman, Dreamweaver sebagai
interface
dan
MySQL
sebagai
database,
serta
menggunakan SMS sebagai teknologi mobile dan Gammu sebagai enginenya. Sistem ini tidak mencakup semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan Tim SIBAT dalam Manajemen Penanggulangan Bencana, melainkan mendukung beberapa kegiatan didalamnya. Aplikasi ini akan dilengkapi dengan fitur-fitur yang diharapkan dapat mendukung Tim SIBAT dalam menanggulangi bencana. 76
Fitur-fitur tersebut antara lain, memberikan himbauan dan informasi tentang musibah banjir, pemetaan wilayah rawan (mapping), memberikan status siaga untuk peringatan dini (early warning system), dan pendataan jumlah korban bencana (assessment). 4.1.4 Tujuan Sistem Tujuan dari perancangan sistem ini adalah terciptanya Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana, yaitu sebuah aplikasi didalamnya terdapat fitur-fitur yang dapat mengurangi resiko bencana akibat kurangnya informasi tentang pengetahuan tentang musibah banjir untuk masyarakat, tidak adanya peta rawan bencana, keterlambatan peringatan dini, dan tidak akuratnya data assessment yang diterima tim penanggulangan bencana. Dengan demikian Manajemen Penanggulangan Bencana dapat dilakukan dengan lebih baik dan dapat mengurangi dampak buruk bencana bagi masyarakat.
4.2
System Analysis. 4.2.1 Analisis Persyaratan Pada tahap system analysis penulis menjelaskan analisis persyaratan, analisis sistem berjalan, dan analisis sistem yang diusulkan. 1. Funcional Requirement (Persyaratan Fungsional) a. Input 77
Masyarakat
dapat
mendaftarkan
diri
untuk
mendapatkan informasi tentang musibah banjir dan peringatan dini setelah melakukan registrasi dengan mengirim sms dengan format tertentu dan ditujukan ke nomor operator. Menerima data assessment dari masing-masing ketua RT dengan format tertentu. b. Proses Admin dapat melakukan pengolahan data seperti menambah, edit dan hapus pada form himbauan, dan menghapus data assessment yang sudah tidak diperlukan. c. Output Mampu menyajikan informasi jumlah korban bencana banjir dan jumlah kebutuhan bantuan yang diperlukan oleh korban bencana banjir, informasi ini untuk menentukan jumlah dan jenis bantuan yang diperlukan, disajikan dalam bentuk peta. Memberikan informasi-informasi tentang musibah banjir, dan memberikan peringatan dini yang berisi status siaga ke nomor telpon yang telah terdaftar. d. Database Untuk merancang aplikasi ini, akan dibuat suatu sistem database yang terdiri dari delapan tabel, yaitu tabel
2. Nonfuncional Requirement (Persyaratan Nonfungsional) a. Keamanan dan Kecepatan Data Keamanan dan kecepatan informasi dalam sistem sms sesuai dengan kemampuan “sim card operator” yang digunakan oleh sistem dan masyarakat. b. Kemudahan Pemakaian Penggunaan sistem sms dalam aplikasi ini diharapkan dapat
memudahkan
masyarakat
untuk
mendapatkan
informasi yang mereka butuhkan, karena semua pengguna handphone pasti pernah menggunakan fitur sms. Pembuatan peta yang berisikan informasi jumlah korban bencana banjir dan kebutuhan bantuan yang diperlukan dapat merinci jumlah koban dan tempat pengungsian masing-masing RT. 4.2.2 Analisis Sistem yang Berjalan Sistem penanggulangan bencana sebelum menggunakan Aplikasi Majanemen Penanggulangan Bencana dapat dilihat pada flowchart di bawah ini:
79
80
Lurah
Tim SIBAT
RT
Warga
Mulai
Himbauan
Membuat Himbauan Kondisi Siaga Nomal
Himbauan
Himbauan Himbauan
Himbauan
C
Memperbanyak Himbauan
Himbauan Menyebarkan Himbauan
C
Info Banjir dari Satkorlak PBP
Memberitahukan Status Siaga ke Ketua RT (voice)
Peringatan Dini
Peringatan Dini
Memberikan Pringatan Dini ke Warga (voice) Data Assessment
Membuat Assessment
Membuat Laporan Data Assessment Laporan
Laporan
Selesai
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan 81
Alur sistem yang sedang berjalan dimulai dengan pemberian selebaran yang berisi himbauan dari Tim SIBAT kepada masingmasing Ketua RT di setiap RW di Kelurahan Karet Tengsin, Kemudian Ketua RT memperbanyak selebaran tersebut dan menempelnya di tempat-tempat yang mudah dilihat oleh warga. Sesaat
sebelum
bencana
banjir
terjadi
Tim
SIBAT
memberikan peringatan status siaga kepada warga lewat RT masing-masing, salah satu alat yang digunakan untuk memberikan informasi tersebut adalah handy talkie, namun hanya beberapa Ketua RT saja yang memiliki handy talkie. Ketua RT yang lainnya hanya mendapat informasi melalui lisan saja, sehingga informasi yang warga dapat tidak akurat, padahal status siaga sewaktu-waktu dapat berubah dengan cepat. Jika bencana banjir berlangsung terus-menerus sehingga warga harus diharuskan
mengungsi, maka masing-masing
untuk
memberikan
data
jumlah
Ketua RT
korban
yang
mengungsi, data tersebut dikumpulkan oleh Tim SIBAT untuk menentukan jumlah bantuan yang akan diberikan kepada tiap-tiap RT. Biasanya Lurah akan meminta laporan jumlah warganya yang mengungsi akibat bencana banjir. Tim SIBAT membuat laporan secara manual.
82
4.2.3 Analisis Sistem yang Diusulkan Sistem penanggulangan bencana setelah mengunakan Aplikasi Majanemen Penanggulangan Bencana dapat dilihat pada flowchart di bawah ini:
83
Guest/Lurah
Tim SIBAT
RT
Warga
Mulai
Input Himbauan
Himbauan
Menyebarkan Himbauan
Himbauan
Himbauan
Kondisi
Siaga
Normal
Info Banjir dari Satkorlak PBP
himbauan
Update dan mengirim Peringatan Dini
Peringatan Dini
Peringatan Dini
Peta Assessment
Peringatan Dini
Peringatan Dini Assessment
Input Assessment Selesai
Mengirim Assessment
Gambar 4.3 Flowchart Sistem yang Diusulkan 84
Alur sistem yang diusulkan adalah anggota Tim SIBAT sebagai operator sistem akan memilih dan mengirimkan himbauan yang tersedia pada aplikasi, seluruh warga yang telah terdaftar akan menerima himbauan tersebut dalam bentuk sms. Sms tersebut tentunya akan tersimpan di sim card atau handphone masing-masing warga. Sesaat sebelum terjadi banjir operator sistem akan memberikan peringatan dini (early warning system) yang berisi status siaga dengan hanya menekan satu tombol maka seluruh warga menerima status siaga dan keterangannya pada handphone masing-masing, yaitu apa yang harus dilakukan pada tiap-tiap perubahan status siaga. Apabila
musibah
banjir
berlangsung
terus-menerus
sehingga warga harus mengungsi, ketua RT dapat memberikan data korban dengan mengirimkan sms dengan format tertentu. Data tersebut akan diterima oleh operator sistem, dan akan digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis bantuan yang akan diberikan pada tiap-tiap RT. Data yang dikirimkan oleh masing-masing ketua RT juga dapat dilihat pada aplikasi website, data tersebut dapat diakses siapapun dalam bentuk peta yang berisi informasi jumlah korban bencana dan kebutuhan bantuan untuk korban bencana pada RT dan RW di wilayah Kelurahan Karet Tengsin.
85
4.3 System Design 4.3.1 Perancangan Proses Perancangan proses digunakan untuk memudahkan dalam merancang suatu aplikasi supaya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Analisis proses ini memiliki beberapa tahapan Data Flow Diagram (DFD), diantaranya analisis diagram konteks, diagram 0, dan diagram rinci yang diusulkan. Proses dan alur DFD dijabarrkan dalam spesifikasi proses dan kamus data. 1. Diagram Konteks yang Diusulkan Gambar Diagram Konteks menjelaskan sistem yang akan dirancang secara umum dan keseluruhan.
Gambar 4.4 Diagram konteks pada sistem yang diusulkan
86
2. DFD Level 0 (zero) yang Diusulkan RT
RW
Form_RW
Info_RW
Ketua RW
Info_RT
Form_RT
6.0 Mengolah Data RT dan RW
RW RT Hasil_Info_RW
Guest
Kebutuhan
Info_Peta
Hasil_Info_RT
Sms_Reg Sms_Konfirmasi_Reg Sms_Unreg
Warga
1.0 Mengolah Data Warga
Sms_Konfirmasi_Unreg Info_Peta
2.0* Melihat Peta
Warga Sms_Himbauan Warga
Sms_Status_Siaga
Sms_Himbauan Ketua RT
Sms_Status_Siaga
Himbauan Kirim_Himbauan Form_Himbauan
3.0 Mengolah Data Himbauan
Admin
Assessment
Himbauan
4.0* Mengirim Peringatan Dini
Kirim_Status_Siaga
Status
Form_Assessment
Assessment
5.0 Mengolah Data Assessment
Sms_Konfirmasi_Assessment
Sms_Assessment
Gambar 4.5 DFD Level 0 pada sistem yang diusulkan 86
87
3. DFD Level 1
Diagram ini untuk mendetailkan setiap proses yang terjadi pada diagram Zero Sistem yang diusulkan. a. DFD Level 1 Proses 1.0 Mendeskripsikan secara detail Proses 1.0, yaitu proses mengolah data warga.
Sms_Reg Sms_Konfirmasi_Reg
1.1 Mengolah Registrasi
Sms_Unreg Warga
Sms_Konfirmasi_Unreg
1.2 Mengolah Unreg
1.3* View Warga
Warga
Warga
Admin
Gambar 4.6 DFD level 1 Proses ke-1 (Mengolah Data Warga)
87
b. DFD Level 1 Proses 3.0 Mendeskripsikan secara detail Proses 3.0, yaitu proses admin mengolah data himbauan.
3.1* View Himbauan
3.2* Input Himbauan
Himbauan
Form_Himbauan
Himbauan
3.3* Edit Himbauan
3.4* Delete Himbauan
Ketua RT
Admin
Form_Himbauan
Sms_Himbauan
3.5* Mengirim Himbauan
Warga
Form_Himbauan
Kirim_Himbauan
Sms_Himbauan
Gambar 4.7 DFD level 1 Proses 3.0 (Mengolah Data Himbauan) 88
c. DFD Level 1 Proses 5.0 Mendeskripsikan secara detail Proses 5.0, yaitu proses mengolah data assessment.
Ketua RT
Sms_Konfirmasi_Assessment
5.2* Mengirim Konfirmasi Assessment
5.3* View Assessment
5.1* Mengirim Assessment
Assessment
5.4* Delete Assessment
Form_Assessment
Admin
Gambar 4.8 DFD level 1 Proses 5.0 (Mengolah Data Assessment)
89
d. DFD Level 1 Proses 6.0 Mendeskripsikan secara detail Proses 6.0, yaitu proses mengolah data RT-RW.
Gambar 4.9 DFD level 1 Proses 6.0 (Mengolah Data RT RW)
4. DFD Level 2 90
a. DFD Level 2 Proses 1.1 Mendeskripsikan secara detail Proses 1.1, yaitu proses mengolah registrasi.
Gambar 4.10 DFD level 2 Proses 1.1 (Mengolah Registrasi)
b. DFD Level 2 Proses 1.2 Mendeskripsikan secara detail Proses 1.2, yaitu proses mengolah unreg.
Gambar 4.11 DFD level 2 Proses 1.2 (Mengolah Unreg) c. DFD Level 2 Proses 6.1 91
Mendeskripsikan secara detail Proses 1.2, yaitu proses mengolah data RT.
Ketua RT
Info_RT
6.1.2* Input Data RT
RT
6.1.3* Edit Data RT
6.1.4* Delete Data RT
6.1.5* View Data RT
Hasil_Info_RT
6.1.1* Menerima Data RT
Form_RT
Form_RT
Admin
Form_RT
RT
Gambar 4.12 DFD level 2 Proses 6.1(Mengolah Data RT)
d. DFD Level 2 Proses 6.2 92
Mendeskripsikan secara detail Proses 1.2, yaitu proses mengolah data RW.
Ketua RW
Info_RW
6.2.2* Input Data RW
RW
6.2.3* Edit Data RW
6.2.4* Delete Data RW
6.2.5* View Data RW
Hasil_Info_RW
6.2.1* Menerima Data RW
Form_RW
Form_RW
Admin
Form_RW
RW
Gambar 4.13 DFD level 2 Proses 6.2 (Mengolah Data RW)
5. Spesifikasi Proses 93
a. Proses Melihat Peta view data assessment GET id_assessment view data kebutuhan GET id_kebutuhan Melihat Peta b. Proses Mengirim Peringatan Dini View data status GET id_status Mengirim Peringatan Dini c. Proses View Warga View daftar warga GET id_warga View Warga d. Proses View Himbauan View data Himbauan GET id_himbauan View Himbauan e. Proses Input Himbauan Input Form Himbauan IF Form tidak lengkap Tampilkan notifikasi ELSE Simpan Himbauan ENDIF 94
f. Proses Edit Himbauan View data Himbauan GET id_himbauan Input Form Himbauan IF Form tidak lengkap THEN Tampilkan notifikasi ELSE Simpan ENDIF g. Proses Delete Himbauan View data Himbauan GET id_himbauan Tampilkan konfirmasi menghapus Himbauan IF Ya Delete Himbauan ELSE Kembali ke halaman sebelumnya ENDIF h. Proses Mengirim Himbauan View data Himbauan Pilih tujuan GET id_himbauan Kirim Himbauan
i. Proses Mengirim Assessment 95
Input Format Assessment IF Format salah Kirim panduan ELSE Simpan Assessment Kirim Konfirmasi ENDIF j. Mengirim Konfirmasi Assessment View data Assessment GET id_rt Kirim Konfirmasi Assessment k. Proses View Assessment View data Assessment GET id_assessment View Assessment l. Proses Delete Assessment View data Assessment GET id_assessment Tampilkan konfirmasi menghapus Assessment IF Ya Delete Assessment ELSE Kembali ke halaman sebelumnya ENDIF m. Proses Mengirim Reg 96
Input Format Registrasi IF Format salah Kirim panduan ELSE Simpan data Warga Kirim Konfirmasi ENDIF n. Proses Mengirim Konfirmasi Reg View data Warga GET id_warga Kirim Konfirmasi Registrasi o. Proses Mengirim Unreg Input Format Unreg IF Format salah Kirim panduan ELSE Hapus data Warga Kirim konfirmasi ENDIF p. Proses Mengirim Konfirmasi Unreg View data Warga GET id_warga Kirim Konfirmasi Unreg
q. Proses Menerima Data RT 97
View Info RT GET id_rt Menerima Data RT r. Proses Input Data RT Input Form RT IF Form tidak lengkap Tampilkan notifikasi ELSE Simpan Himbauan ENDIF s. Proses Edit Data RT View data RT GET id_rt Input Form RT IF Form tidak lengkap THEN Tampilkan notifikasi ELSE Simpan ENDIF t. Proses Delete Data RT View data RT GET id_rt Tampilkan konfirmasi menghapus RT IF Ya Delete RT 98
ELSE Kembali ke halaman sebelumnya ENDIF u. Proses View Data RT View data RT GET id_rt View RT v. Proses Menerima Data RW View Info RW GET id_rw Menerima Data RW w. Proses Input Data RW Input Form RW IF Form tidak lengkap Tampilkan notifikasi ELSE Simpan Himbauan ENDIF x. Proses Edit Data RW View data RW GET id_rw Input Form RW IF Form tidak lengkap THEN Tampilkan notifikasi ELSE 99
Simpan ENDIF y. Proses Delete Data RW View data RW GET id_rw Tampilkan konfirmasi menghapus RW IF Ya Delete RW ELSE Kembali ke halaman sebelumnya ENDIF z. Proses View Data RW View data RW GET id_rw View RW 6. Kamus Data Kamus data merupakan keterangan dari alur data pada DFD, oleh karena itu apa yang ada pada kamus data harus mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya. a. Nama arus data
: info_peta
Alias
: Info peta admin
Bentuk data
: Tampilan di layar
Arus data
: Dari proses 2.0, ke Admin
Penjelasan
: Setelah memilih menu peta, admin akan disajikan tampilan halaman website yang 100
pos_pengungsian SMPN 38 SMPN 38 Pos RW Masjid Nurul Huda
Pada Tabel 4.2, sudah memenuhi kriteria 1NF karena semua atributnya sudah bernilai atomic dan tidak ada elemen data yang berulang. 3) Second Normal Form (2 NF) Tabel 4.3 Tabel Warga (2 NF) id_warga 1 2 3 4
Pada Tabel 4.3, sudah memenuhi kriteria 2NF karena nilai dari semua atribut yang bukan primary key tergantung penuh pada primary key. 4) Third Normal Form (3 NF) Tabel 4.4 Tabel Warga (3 NF) id_warga 1 2 3 4
Pada Tabel 4.4, Tabel 4.5, Tabel 4.6 dan Tabel 4.7, sudah memenuhi kriteria 3NF karena nilai dari atribut yang bukan primary key tidak tergantung pada atribut yang bukan primary key lainnya. b. Tabel Kebutuhan 1) Unnormalized Form (UNF) dan First Normal Form (1 NF) Tabel 4.8 Tabel Kebutuhan (UNF dan 1 NF) id_kebutuhan 1
jenis Beras
satuan Gram
manula 500
dewasa 500
anak_anak 300
balita 0
2
Air Minum
Liter
3
3
2
1
3
Mie Instan
Bungkus
1
1
1
0
Pada Tabel 4.8, sudah memenuhi kriteria 1NF karena semua atributnya sudah bernilai atomic dan tidak ada elemen data yang berulang. 2) Second Normal Form (2NF) dan Third Normal Form (3NF) Tabel 4.9 Tabel Kebutuhan (2 NF dan 3 NF)
1
jenis Beras
satuan Gram
manula 500
dewasa 500
anak_anak 300
balita 0
2
Air Minum
Liter
3
3
2
1
3
Mie Instan
Bungkus
1
1
1
0
id_kebutuhan
id_kebutuhan jenis + satuan + manula + dewasa + anak_anak + balita Pada Tabel 4.9, sudah memenuhi kriteria 2 NF karena nilai dari semua atribut yang bukan primary key tergantung penuh pada primary key (id_kebutuhan). Selain itu, pada Tabel 4.9 juga sudah memenuhi kiriteria 3 NF, karena nilai dari atribut yang bukan 118
primary key tidak tergantung pada atribut yang bukan primary key lainnya. c. Tabel Status 1) Unnormalized Form (UNF) dan First Normal Form (1 NF) Tabel 4.10 Tabel status (UNF dan 1 NF) id_status status 1 Normal 2 Siaga 1 3 Siaga 2
keterangan xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
aktif aktif tidak tidak
2) Second Normal Form (2NF) dan Third Normal Form (3NF) Tabel 4.11 Tabel status (2 NF dan 3 NF) id_status 1 2 3
status Normal Siaga 1 Siaga 2
keterangan xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
aktif aktif tidak tidak
id_status status + keterangan + aktif Pada Tabel 4.11, sudah memenuhi kriteria 2 NF karena nilai dari semua atribut yang bukan primary key tergantung penuh pada primary key (id_status). Selain itu, pada Tabel 4.11 juga sudah memenuhi kiriteria 3 NF, karena nilai dari atribut yang bukan primary key tidak tergantung pada atribut yang bukan primary key lainnya.
119
d. Tabel User 1) Unnormalized Form (UNF) dan First Normal Form (1 NF) Tabel 4.12 Tabel status (UNF dan 1 NF) id_user 1
user_name admin
password admin
full_name admin
Pada Tabel 4.12, sudah memenuhi kriteria 1NF karena semua atributnya sudah bernilai atomic dan tidak ada elemen data yang berulang.
2) Second Normal Form (2NF) dan Third Normal Form (3NF) Tabel 4.13 Tabel status (2NF dan 3 NF) id_user 1
user_name admin
password admin
full_name admin
id_user user_name + password + full_name Pada Tabel 4.13, sudah memenuhi kriteria 2 NF karena nilai dari semua atribut yang bukan primary key tergantung penuh pada primary key (id_user). Selain itu, pada Tabel 4.13 juga sudah memenuhi kiriteria 3 NF, karena nilai dari atribut yang bukan primary key tidak tergantung pada atribut yang bukan primary key lainnya. e. Tabel Himbauan 1) Unnormalized Form (UNF) dan First Normal Form (1 NF) Tabel 4.14 Tabel status (UNF dan 1 NF) id_himbauan 1 2 3
judul_himbauan Jenis Banjir Penyebab Banjir Buang Sampah
Pada Tabel 4.14, sudah memenuhi kriteria 1NF karena semua atributnya sudah bernilai atomic dan tidak ada elemen data yang berulang. 2) Second Normal Form (2NF) dan Third Normal Form (3NF) Tabel 4.15 Tabel status (2NF dan 3 NF) id_himbauan 1 2 3
judul_himbauan Jenis Banjir Penyebab Banjir Buang Sampah
id_himbauan judul_himbauan + isi_himbauan Pada Tabel 4.15, sudah memenuhi kriteria 2 NF karena nilai dari semua atribut yang bukan primary key tergantung penuh pada primary key (id_himbauan). Selain itu, pada Tabel 4.15 juga sudah memenuhi kiriteria 3 NF, karena nilai dari atribut yang bukan primary key tidak tergantung pada atribut yang bukan primary key lainnya. 3. Spesifikasi Database a. Nama File
: warga
Alias
: Tabel Warga
Media
: Harddisk
Isi
: Data Warga
Primary key
: id_warga
121
Tabel 4.16 Spesifikasi Database Tabel Warga Field
Type
Collation
id_warga
int(5)
nama_warga
varchar(50)
telp_warga
Null
Default
Keterangan
No
Kode Warga
No
Nama Warga
varchar(15)
No
No. Telpon Warga
id_rt
int(5)
No
Kode RT
id_rw
int(5)
No
Kode RW
b. Nama File
latin1_general_ci
: rt
Allias
: Tabel RT
Media
: Harddisk
Isi
: Data Ketua RT
Primary key
: id_rt
Tabel 4.17 Spesifikasi Database RT Field
Type
id_rt
int(5)
rt
varchar(10)
nama_rt
Collation
Null
Default
Keterangan
No
Kode RT
latin1_general_ci
No
No RT
varchar(50)
latin1_general_ci
No
Nama Ketua RT
telp_rt
varchar(15)
latin1_general_ci
No
No. Telpon Ketua RT
id_rw
int(5)
No
Kode RW
c.
Nama File
: rw
Allias
: Tabel RW
Media
: Harddisk
Isi
: Data Ketua RW
Primary key
: id_rw
122
Tabel 4.18 Spesifikasi Database Tabel RW Field
Type
id_rw
int(5)
rw
varchar(10)
nama_rw telp_rw
d.
Collation
Null
Default
Keterangan
No
Kode RW
latin1_general_ci
No
No RW
varchar(50)
latin1_general_ci
No
Nama Ketua RW
varchar(15)
latin1_general_ci
No
No. Telpon Ketua RW
Nama File
: assessment
Allias
: Tabel Assessment
Media
: Harddisk
Isi
: Data Assessment
Primary key
: id_assessment
Tabel 4.19 Spesifikasi Database Tabel Assessment Field
Type
Collation
Null
id_assessment
int(5)
No
manula
int(5)
No
dewasa
int(5)
anak_anak
int(5)
balita
int(5)
tgl_assessment pos_pengungsian
No
datetime varchar(100)
Default
Keterangan Kode assessment
0
Jumlah pengungsi manula
0
Jumlah pengungsi dewasa
0
Jumlah pengungsi anak
0
Jumlah pengungsi balita Tanggal pengiriman assessment
latin1_general_ci
Pos pengungsian RT
id_rt
int(5)
Kode RT
id_rw
int(5)
Kode RW
e.
Nama File
: kebutuhan
Allias
: Tabel Kebutuhan
Media
: Harddisk
Isi
: Data Kebutuhan
Primary key
: id_assessment 123
Tabel 4.20 Spesifikasi Database Tabel Kebutuhan Field
Type
id_kebutuhan
Collation
Null
int(5)
Default
Keterangan
No
Kode assessment
jenis
varchar(20)
latin1_general_ci
No
Jenis-jenis Kebutuhan
satuan
varchar(5)
latin1_general_ci
No
Satuan dari Jenis Kebutuhan
manula
int(5)
No
0
Jumlah Pengungsi Manula
dewasa
int(5)
No
0
Jumlah Pengungsi Dewasa
anak_anak
int(5)
No
0
Jumlah Pengungsi Anak
balita
int(5)
No
0
Jumlah Pengungsi Balita
f. Nama File
: status
Allias
: Tabel Status
Media
: Harddisk
Isi
: Data status siaga dalam peringatan dini
Primary key
: id_status Tabel 4.21 Spesifikasi Database Tabel Status
Field
Type
id_status
int(5)
status keterangan aktif
Collation
Null
Default
Keterangan
No
Kode Status Status Siaga
varchar(50)
latin1_general_ci
No
text
latin1_general_ci
No
Keterangan Status Siaga
varchar(5)
latin1_general_ci
No
Aktif atau tidaknya Status
g. Nama File
: user
Allias
: Tabel User
Media
: Harddisk
Isi
: Data user, pengguna aplikasi
Primary key
: id_status 124
Tabel 4.22 Spesifikasi Database Tabel User Field id_user
Type
Collation
Null
int(5)
Default
Keterangan
No
Kode User
user_name
varchar(50)
latin1_general_ci
No
Nama User
password
varchar(20)
latin1_general_ci
No
Password User
full_name
varchar(50)
latin1_general_ci
No
Nama Lengkap User
h. Nama File
: himbauan
Allias
: Tabel Status
Media
: Harddisk
Isi
: Data Himbauan
Primary key
: id_status
Tabel 4.23 Spesifikasi Database Tabel Himbauan Field id_himbauan judul_himbauan isi_himbauan
Type
Collation
int(5)
Null
Default
Keterangan
No
Kode Himbauan
varchar(100)
latin1_general_ci
No
Judul Himbauan
text
latin1_general_ci
No
Isi Himbauan
125
4.3.3 Perancangan Interface Penulis menggunakan State Transition Diagram (STD) dan rancangan interface untuk merencanakan perancangan interface dalam penelitian ini. 1. State Transition Diagram (STD) a. Level User Admin 1) Halaman Utama Peta Masuk Peta
Peta
Klik Himbauan Masuk Armada Klik Status Siaga Masuk Status Siaga Klik Home Masuk Home
Klik Assessment Masuk Assessment Klik Daftar Warga Masuk Daftar Warga
Home
Himbauan
Status Siaga
Assessment
Daftar Warga
Klik User Masuk User
Klik Home Masuk Home
Klik Logout Masuk Logout
User
Logout
Keluar
Gambar 4.15 Perancangan STD untuk halaman utama admin
126
2) Menu Peta Klik Back Kembali Menampilkan Peta dan Data Assessment Per-RW
Klik Peta Masuk Peta Peta
Keluar
Menampilkan Data Assessment Per-RW
Peta dan Data Assessment Per-RW
Klik Data RW Menampilkan Peta danData Assessment Per-RT
Data Assessment Per-RT
Klik Peta Masuk Peta
Gambar 4.16 Perancangan STD untuk halaman menu peta
3) Menu Himbauan
Gambar 4.17 Perancangan STD untuk halaman menu himbauan
127
4) Menu Peringatan Dini
Gambar 4.18 Perancangan STD untuk halaman menu pringatan dini
5) Menu Assessment
Gambar 4.19 Perancangan STD untuk halaman menu pringatan dini
128
6) Menu Daftar Warga
Gambar 4.20 Perancangan STD untuk halaman menu daftar warga 129
111
7) Menu User
Gambar 4.21 Perancangan STD untuk halaman menu user
8) Logout
Gambar 4.22 Perancangan STD untuk halaman menu logout
130
b. Level User Guest 1) Halaman Utama
Gambar 4.23 Perancangan STD untuk halaman utama guest 2) Halaman Peta
Klik Back Kembali Menampilkan Peta dan Data Assessment Per-RW
Klik Peta Masuk Peta
Menampilkan Data Assessment Per-RW Peta
Keluar
Peta dan Data Assessment Per-RW
Klik Data RW Menampilkan Peta danData Assessment Per-RT
Data Assessment Per-RT
Klik Peta Masuk Peta
Gambar 4.24 Perancangan STD untuk halaman menu peta
2. Rancangan Interface 131
a. Level User Admin 1) Halaman Utama HOME
PETA
HIMBAUAN
PPERINGATAN DINI
Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir
ASSESSMENT
DAFTAR WARGA
USER
LOGOUT
PETA KELURAHAN KARET TENGSIN
Kelurahan Karet Tengsin Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat DKI Jakarta
Kata Sambutan
Logo Kelurahan
STATUS SIAGA SAAT INI SIAGA
X
Keterangan
JUMLAH KEBUTUHAN BANTUAN Air Minum = x Lt | Beras = x Gr | Biskuit = x Gr | Mie Instan = xBks | Sayuran = x Gr | Selimut = x Buah | Susu = x Gr | Telur = x Butir |
Gambar 4.25 Perancangan interface untuk halaman utama 2) Halaman Peta RW
Gambar 4.26 Perancangan interface untuk halaman peta RW 3) Halaman Peta RT 132
HOME
PETA
HIMBAUAN
PERINGATAN DINI
ASSESSMENT
DAFTAR WARGA
USER
LOGOUT
JUMLAH KORBAN DI MASING-MASING RT
PETA KELURAHAN KARET TENGSIN
RT
X RT
X RT
X RT
X RT
X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Gambar 4.27 Perancangan interface untuk halaman peta RT
Gambar 4.30 Perancangan interface untuk halaman status siaga
7) Halaman Assessment 134
Gambar 4.31 Perancangan interface untuk halaman assessment
8) Halaman Detail Assessment HOME
PETA
HIMBAUAN
PERINGATAN DINI
ASSESSMENT
DAFTAR WARGA
USER
LOGOUT
MANULA
DEWASA
ANAK-ANAK
BALITA
POS PENGUNGSIAN
AKSI
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
X
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
X
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
X
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
X
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
RW
RT
X
NO
AIR MINUM
BERAS
BISKUIT
MIE INSTAN
SAYURAN
SELIMUT
SUSU
TELUR
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
X
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
X
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Gambar 4.32 Perancangan interface untuk halaman detail assessment
9) Halaman Pilih Jenis Warga 135
Gambar 4.33 Perancangan interface untuk halaman pilih jenis warga
10) Halaman Daftar RW
Gambar 4.34 Perancangan interface untuk halaman daftar RW
11) Halaman Daftar RT 136
Gambar 4.35 Perancangan interface untuk halaman daftar RT
12) Halaman Daftar Warga
Gambar 4.36 Perancangan interface untuk halaman daftar Warga
13) Halaman User Admin 137
Gambar 4.37 Perancangan interface untuk halaman user
b. Level User Guest 1) Halaman Utama HOME
PETA
Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir
PETA KELURAHAN KARET TENGSIN
Kelurahan Karet Tengsin Kecamatan Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat DKI Jakarta
Kata Sambutan
Logo Kelurahan
STATUS SIAGA SAAT INI SIAGA
X
Keterangan
JUMLAH KEBUTUHAN BANTUAN Air Minum = x Lt | Beras = x Gr | Biskuit = x Gr | Mie Instan = xBks | Sayuran = x Gr | Selimut = x Buah | Susu = x Gr | Telur = x Butir |
Gambar 4.38 Perancangan interface untuk halaman utama
2) Halaman Peta RW 138
HOME
PETA
JUMLAH KORBAN DI MASING-MASING RW
PETA KELURAHAN KARET TENGSIN
RW
X RW
X RW
X RW
X RW
X
Manula Dewasa Anak Balita
: : : :
X X X X
Manula Dewasa Anak Balita
: : : :
X X X X
Manula Dewasa Anak Balita
: : : :
X X X X
Manula Dewasa Anak Balita
: : : :
X X X X
Manula Dewasa Anak Balita
: : : :
X X X X
Gambar 4.39 Perancangan interface untuk halaman peta RW
3) Halaman Peta RT
HOME
PETA
HIMBAUAN
PERINGATAN DINI
ASSESSMENT
DAFTAR WARGA
USER
LOGOUT
JUMLAH KORBAN DI MASING-MASING RT
PETA KELURAHAN KARET TENGSIN
RT
X RT
X RT
X RT
X RT
X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Manula Dewasa Anak Balita
:X :X :X :X
Gambar 4.40 Perancangan interface untuk halaman peta RT 4.4 System Implementation 139
4.4.1. Spesifikasi Kebutuhan Sistem Menganalisa dan mendefinisikan spesifikasi kebutuhan komputer yang penulis gunakan, perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Adapun spesifikasi minimal Hardware dan Software adalah sebagai berikut: 1. Hardware: a. Processor AMD Turion X 2 Dual Core 2.2 GHz b. Ram 2 Gb c. VGA 128 Mb d. Harddisk 250 Gb e. Handphone Samsung SGH J200 2. Software: a. Microsoft Windows XP Profesional SP 2 b. XAMPP Version 1.6.2 yang mencakup: Apache Version 2.2.4, PHP Version 5.2.2, dan MySQL Version 5.0.4.1 c. Browser: Google Chrome Version 3.0.189.0 d. Gammu 4.4.2. Menguji dan Mempertahankan Sistem Sebelum sistem Informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Beberapa pengujian dilakukan oleh programmer sendiri beserta user. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan class fungsional pengujian metode Blackbox testing.
Tabel 4.24 Tabel Pengujian Sistem 140
No
Test
1
Isi username dan password, klik tombol 'Login'.
2
Klik menu Peta.
3
Klik data jumlah korban di salah satu RW.
4
Klik Himbauan.
5
Tambah himbauan.
6
Simpan himbauan.
7
Batal himbauan.
8 9 10
11
menu
Hasil yang Diharapkan Masuk halaman Home Admin, dan muncul menu Himbauan, Status Siaga, Assessment, Daftar Warga, About, dan Logout. Menampilkan halaman Peta, menyajikan jumlah korban di masing-masing RW. Menampilkan halaman Peta, menyajikan jumlah korban di masing-masing RT pada RW yang telah dipilih. Menampilkan halaman Himbauan. Menampilkan form isian untuk menambah himbauan.
Hasil
Keterangan
OK
Admin
OK
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
Batal untuk menghapus data OK himbauan tersebut.
Admin
Himbauan akan bertambah.
simpan Membatalkan untuk menambah himbauan. Menjadikan judul himbauan Edit himbauan. dan isinya dapat dihapus dan ditambahkan. Simpan edit Menyimpan hasil himbauan himbauan. yang telah di edit. Membatalkan untuk Batal simpan menyimpan hasil himbauan himbauan. yang telah di edit. Menampilakan notifikasi “apakah anda yakin akan Hapus himbauan. menghapus data ini?”, dengan pilihan “Ya” atau “Batal”.
12
Pilihan “Batal”
13
Pilihan “Ya” Menghapus data himbauan. OK Mengirim himbauan Sms himbauan sampai ke satu dengan mengetik OK nomor tujuan tersebut satu nomor tujuan.
14
Admin Admin
141
15
16 17
18
19
20
21
22 23
Mengirim himbauan Sms himbauan sampai ke hanya kepada ketua semua ketua RT yang telah OK RT. terdaftar. Mengirim himbauan Himbauan sampai ke semua OK hanya ke warga. warga yang telah terdaftar. Sms himbauan sampai ke Mengirim himbauan semua ketua RT dan warga OK ke semua. tang telah terdaftar. Memilih Status Siaga.
menu Menampilkan halaman status OK siaga.
Semua ketua RT dan warga Mengaktifkan Status menerima sms Status Siaga 1 Siaga 1. dan kondisinya. Semua ketua RT dan warga Mengaktifkan Status menerima sms Status Siaga 2 Siaga 2. dan kondisinya. Semua ketua RT dan warga Mengaktifkan Status menerima sms Status Siaga 3 Siaga 3. dan kondisinya. Semua ketua RT dan warga Mengaktifkan Status menerima sms Status Siaga 4 Siaga 4. dan kondisinya.
Admin
Admin
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
Mengaktifkan Status Semua ketua RT dan warga OK Normal. menerima sms Status Normal.
Admin
Memilih Asessment
25
Memilih detail salah satu RW.
27
Admin
OK
24
26
Admin
menu
Memilih menu Daftar Warga. Memilih daftar ketua RW.
28
Edit ketua RW.
29
Simpan edit ketua RW.
Menampilkan halaman Assessment, menyajikan data assessment pada masingmasing RW. Menyajikan data assessment dan kebutuhan pada masingmasing RT pada RW yang telah dipilih detailnya tersebut. Menampilkan halaman daftar warga. Menyajikan semua ketua RW yang telah terdaftar. Menjadikan nama ketua RW dan nomor teleponnya dapat di edit. Menyimpan hasil edit data ketua RW.
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin 142
30 31 32 33
Membatalkan untuk menyimpan hasil edit data OK ketua RW. Menyajikan form isian ketua Tambah ketua RW OK RW. Batal tambah ketua Membatalkan untuk OK RW. menambah data RW. Batal simpan ketua RW.
Simpan ketua RW.
edit
tambah
34
Hapus RW
35
Pilihan “Batal”
36
Pilihan “Ya” Memilih daftar ketua RT.
37
data
ketua
38
Edit ketua RT.
39
Simpan edit ketua RT.
40
Batal simpan ketua RT.
41
Tambah ketua RT
42 43
44
45 46 47 48 49
edit
Menambah data ketua RW. Muncul pilihan notifikasi “Apakah anda yakin akan menghapus data ketua RW ini?”, dengan pilihan “Ya” atau “Batal” Batal menghapus data ketua RW. Menghapus data ketua RW. Menyajikan semua ketua RT yang telah terdaftar. Menjadikan nama ketua RT dan nomor teleponnya dapat di edit. Menyimpan hasil edit data ketua RT. Membatalkan untuk menyimpan hasil edit data ketua RT. Menyajikan form isian ketua RT. Membatalkan untuk menambah data RT.
Batal tambah ketua RT. Simpan tambah Menambah data ketua RT. ketua RT. Muncul pilihan notifikasi “Apakah anda yakin akan Hapus data ketua RT menghapus data ketua RT ini?”, dengan pilihan “Ya” atau “Batal” Batal menghapus data ketua Pilihan “Batal” RT. Pilihan “Ya” Menghapus data ketua RT. Memilih daftar Menyajikan semua warga warga. yang telah terdaftar. Menjadikan nama warga dan Edit ketua warga. nomor teleponnya dapat di edit. Menyimpan hasil edit data Simpan edit warga. warga.
Admin Admin Admin
OK
Adimin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Adimin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin 143
50
Batal simpan warga.
51
Pilih menu User.
52
Tambah user.
53
Batal tambah user .
54 55 56 57 58
59
60
61
62
63
64
65 66
edit
Membatalkan untuk menyimpan hasil edit data warga. Menampilkan halaman User Menampilkan form tambah user. Membatalkan menambah data user.
Simpan tambahan Menyimpan data user. user. Edit user. Menampilkan form edit user. Membatalkan mengedit data Batal edit user. user. Menyimpan hasil edit data Simpan edit user. user. Pilih menu Logout. Kembali ke Menu guest. Warga mendapat sms Registrasi warga peringatan, bahwa format tidak sesuai format yang dikirimnya salah. Dan yang ditentukan. mendapat petunjuk format yang benar. Warga mendapat sms, bahwa Registrasi warga nomor telponnya telah dengan format yang terdaftar. Data warga benar. tersimpan ke database Warga mendapat sms peringatan, bahwa format Unregistrasi warga yang dikirimnya salah. Dan tidak sesuai format. mendapat petunjuk format yang benar. Warga mendapat sms, bahwa Unregistrasi warga nomor telponnya sudah tidak dengan format yang terdaftar lagi. Data warga benar. terhapus dari database Warga mendapat sms, bahwa Warga mengirim data assessment hanya dapat data Assessment. dikirim melalui nomor telpon ketua RT. Ketua RT mendapat sms Ketua RT mengirim peringatan, bahwa format Assessment dengan yang dikirimnya salah. Dan format yang salah. mendapat petunjuk format yang benar. Ketua RT mendapat sms, Ketua RT mengirim bahwa data assessment telah Assessment dengan diterima. Data tersimpan format yang benar. dalam database. Ketua RT yang sama Ketua RT mendapat sms,
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Admin
OK
Warga
OK
Warga
OK
Warga
OK
Warga
OK
Warga
OK
Ketua RT
OK
Ketua RT
OK
Ketua RT 144
67
68
69
70
kembali mengirim bahwa data assessment telah assessment pada diterima. Data tersimpan lain. dalam database, me-replace data assessment sebelumnya. Warga atau ketua RT akan Warga atau ketua RT mendapat panduan untuk mengirim sms registrasi, unreg, dan “INFO”, untuk mengirim assessment. Dan meminta panduan. nomor telpon call center. Warga mengirim sms “INFO-REG”, Warga mendapat sms untuk meminta panduan untuk melakukan panduan cara registrasi. registrasi. Warga mengirim sms “INFO- Warga mendapat sms UNREG”, untuk panduan untuk melakukan meminta panduan unreg. cara unreg. Ketua RT mengirim sms “INFO-ASS”, Ketua RT mendapat sms untuk meminta panduan untuk melakukan panduan pengiriman data assessment. mengirimkan data assessment.
OK
Ketua RT atau Warga
OK
Warga
OK
Warga
OK
Ketua RT
145
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan tentang Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan bahwa: 1. Informasi-informasi ringan yang berkaitan dengan musibah banjir dapat diberikan melalui fitur himbauan untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya musibah banjir. 2. Peringatan
dini
dengan
menggunakan
sms
dari
nomor
resmi
penanggulangan bencana dapat memenuhi persyaratan dari peringatan dini, yaitu harus resmi, tegas dan tidak membingungkan. 3. Pengumpulan data korban banjir (asseessment) dari tiap RT dapat dilakukan oleh masing-masing ketua RT dengan mengirim sms dengan format yang telah ditentukan. 4. Data yang dikirim oleh masing-masing ketua RT
akan tersaji dalam
sebuah peta. Dengan data pada peta tersebut tim penanggulangan bencana dapat menentukan tujuan dan jumlah pasokan bantuan. 5. Merancang Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana dengan menggunakan pendekatan pemodelan proses yaitu DFD yang terdiri dari enam proses yaitu proses proses reg-unreg, proses lihat peta, proses himbauan, proses kirim status, proses himbauan, dan proses cetak laporan. Dan terdapat lima terminator, yaitu admin, RT, warga, guest dan lurah.
146
6. Dalam perancangan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana, dibuat suatu database yang terdiri dari delapan tabel, yaitu tabel user, tabel rw, tabel rt, tabel warga, tabel himbauan, tabel status, tabel assessment, dan tabel kebutuhan. 7. Melakukan pembuatan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemograman, Dreamweaver sebagai interface dan MySQL sebagai database, serta menggunakan SMS sebagai teknologi mobile dan Gammu sebagai enginenya. 8. Telah dilakukan pengujian guna mendapati Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana itu terhindar dari kesalahan dan berjalan sebagaimana mestinya.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain: 1. Diadakan pelatihan mengoperasikan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana. 2. Mengembangkan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana, dengan mengexplore kegiatan-kegiatan Manajemen Penanggulangan Bencana lainnya yang belum dilakukan secara otomatis. 3. Membuat aplikasi lebih tahan banting, dengan menggunakan modem khusus untuk sms gateway.
147
Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Berbasis Teknologi SMS (Short Message Service) pada Kelurahan Karet Tengsin
(Assesment hanya dapat dikirim melalui nomor telepon ketua RT yang telah terdaftar)
Hasil Print Screen Tampilan Aplikasi 1. Halaman Utama
2. Halaman Peta RW
3. Halaman Peta RT
4. Halaman Himbauan
5. Tambah Himbauan
6. Halaman Peringatan Dini
7. Halaman Assessment
8. Halaman Detail Assessment
9. Halaman Pilih Jenis Warga
10. Halaman Daftar RW
11. Halaman Daftar RT
12. Halaman Daftar Warga
13.
Halaman User
Wawancara 1
Narasumber : M. Wawan Nurdin (Petugas Sosial Kemanusiaan Senior) Tempat
: Jalan Karet Pasar Baru Barat I
Tanggal
: 1 Januari 2009
1. Apa yang menyebabkan banjir di DKI Jakarta, khususnya Kelurahan Karet Tengsin?
DKI Jakarta pada dataran yang lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya, selain itu ada tiga belas aliran sungai yang membelah DKI Jakarta. Kelurahan Karet Tengsin sangat beresiko terkena bencana banjir karena bersinggungan dengan Sungai Krukut disebelah barat, Sungai Ciliwung sebelah utara, Kelurahan Bendungan Hilir disebelah selatan dan Jalan KH. Mas Mansyur disebelah Timur. Jika hujan di DKI jakarta lebat, maka air dari Sungai Ciliwung dan Sungai Krukut akan meluap hingga kerumah warga.
2. Apakah ada sebuah peringatan kepada masyarakat jika bencana banjir akan tiba?
Sebenarnya sudah ada alur peringatan tentang akan adanya sebuah bencana, kami sering menyebutnya dengan peringatan dini atau early warning system. Check point pertama adalah Bendungan Katulampa, Pos Pemantau Air di Bendungan Katulampa sering dijadikan indikator tingkat bahaya air dari Bogor Menuju DKI Jakarta. Pihak Bendungan Katulampa mengirim informasi kepada Pemerintah DKI Jakarta melalui Posko Bencana Provinsi (PBP), PBP akan meneruskan informasi tersebut ke kelurahan-kelurahan di DKI Jakarta yang beresiko terkena bencana banjir, dari pihak kelurahan-lah kami biasanya mendapat informasi tersebut.
3. Lalu bagaimana peringatan dini itu sampai ke masyarakat?
Itulah masalahnya, untuk mengumumkan kepada masyarakat tentang peringatan dini tersebut belum ada alur yang pasti. Paling-paling kami mengumumkannya melalui pengeras suara dari masjid dan musholla terdekat, itu-pun kalau listrik belum mati, karena biasanya listrik mati menjelang banjir. Setidaknya kami menelpon atau sms temen-teman dan kelurga terdekat terlebih dahulu untuk menyampaikan peringatan dini tersebut.
4. Apa yang harus dilakukan pihak kelurahan untuk mengatasi masalah ini?
Kelurahan Karet Tengsin setahu saya sudah punya tim penanggulangan bencana, kalau ngga salah lo juga ikut kan? Ya, dibuatkan aja alur peringatan dini yang baik, yang benar-benar akurat buat informasi ke masyarakat.
(Dalam wawancara dengan M. Wawan Nurdin, penulis juga diberikan makalah-makalah tentang penaggulangan bencana yang beliau dapatkan dari seminar dan pelatihan tentang penanggulangan bencana).
Wawancara 2
Narasumber
: Bambang Tri Margono (Komandan Tim SIBAT)
Tempat
: Posko SIBAT Kelurahan Karet Tengsin, Jalan Karet Pasar Baru Barat IV
Tanggal
: 5 Januari 2009
(Saat penulis melakukan wawancara tentang profil Tim SIBAT, beliau memberikan peta bencana Kelurahan Karet Tengsin, buku dan berkas-berkas yang berisi tentang latar belakang, visi dan misi, serta struktur organisasi Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin. Kemudian penulis melanjukan pertanyaan tentang sistem yang sedang berjalan jika bencana banjir terjadi).
1. Bagaimana sistem yang bapak siapkan jika terjadi bencana banjir di Kelurahan Karet Tengsin?
Ada tiga hal yang harus dipersiapkan, sedikit banyaknya kamu juga sudah ngerti kan? Yaitu sebelum, saat dan setelah bencana banjir. Yang terpenting pada saat sebelum bencana memberikan pengetahuan kepada masyarakat halhal tentang musibah banjir, dan memberikan peringatan dini sesaat sebelum banjir itu datang. Pada saat bencana banjir dilakukan assessment untuk mengetahui kodisi masyarakat yang menjadi korban bencana, data itu juga digunakan untuk pen-distribusi-an bantuan. Jika kami menerima informasi sudah normal, kami juga meneruskan informasi tersebut kepada masyarakat.
2. Saat ini apa bentuk nyata yang akan dilakukan dari hal-hal tersebut?
Untuk informasi bencana banjir, seperti yang juga kita telah ikuti bersama, diadakan pelatihan penanggulangan bencana dengan mentor dari PMI. Rencana saya, informasi bencana banjir diberikan kepada masyarakat lewat poster, tetapi belum ada sponsor untuk hal tersebut.
Untuk memberikan peringatan dini kita punya HT, kita mengontak semua ketua-ketua RW dengan HT yang juga mereka pegang, tinggal tugas tiap-tiap ketua RW untuk meneruskan kepada masing RTnya.
Untuk mengumpulkan data atau assessment, kita memberikan kartu pendataan warga sementara seperti ini (beliau memberikan contoh Kartu Data Sementara Keluarga Korban Bencana).
3. Apa saja kebutuhan masyarakat sebagai korban bencana?
Untuk kebutuhan korban bencana sebenarnya ada sebuah standar khusus, dapat dibaca di Buku Sphere Project, buku tersebut berisi tentang kebutuhan korban bencana, seperti ruangan yang dibutuhkan untuk tiap-tiap korban bencana, asupan kalori perhari untuk korban dan lain-lain, tetapi untuk mengikuti standar kebutuhan korban bencama dalam buku itu sangat sulit. Untuk itu petugas penanggulangan bencana terdahulu menyederhanakan kebutuhan korban bencana dengan kebutuhan seperti ini (menyerahkan tabel kebutuhan korban bencana).
Daftar kebutuhan di tabel itu sudah disederhanakan, dan kurang lebih sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan korban bencana. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tempat tinggal sementara yang layak, dan yang terseda air untuk sanitasi atau keperluan MCK.
Perilaku Hidup Sehat dan Menjaga Kebersihan Lingkungan
Bencana banjir merupakan bencana alam yang sebenarnya dapat kita hindari jika semua masyarakat di suatu lingkungan dapat menerapkan cara hidup sehat dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Merupakan tanggung jawab kita semua untuk menjaga kebersihan lingkungan, sehingga dapat mengurangi kemungkinan bencana banjir.
Jika kita telah berperilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan, namun bencana tetap datang kepada kita, maka bersabarlah. Musibah merupakan ujian dari Tuhan bagi hambanya yang bersabar.
Semoga dengan diciptakannya Aplikasi ini dapat mengurangi beban masyarakat Kelurahan Karet Tengsin akibat bencana banjir.
STATUS SIAGA SAAT INI
Halaman Peta
<span class='item'> <span class='sidedate'>Siaga 4 Curah hujan dan tinggi batas air belum terjadi kenaikan. Namun, segera tentukan barang berharga yang harus diselamatkan. Siapa tahu dalam hitungan menit, status ini akan berubah secara tiba-tiba.
terjadi secara cepat, di daerah sungai atau pantai karena hujan yang terus menerus atau bersifat musiman. 2. Ulah manusia dalam hal pemanfaatan lahan dan penampungan air.
2
Karakteristik Musibah Banjir
1. Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya kedalaman air, durasi, kecepatan air, ratarata kenaikan air, frekuensi kejadian, cuaca 2. Banjir bandang ? bendungan rusak, hujan yang tidak berhenti, hujan lebat secara tibatiba 3. Banjir sungai ? lambat, dan biasanya
musiman 4. Banjir pantai ? berhubungan dengan angin tropis, gelombang tsunami, dan badai
3
Hal-hal yang dapat diprediksikan
Banjir biasanya tergantung pada musim, kapasitas penampungan air, dan survey pemetaan wilayah banjir. Beberapa sistem peringatan mungkin telah dipersiapkan, tetapi kadang hanya sedikit yang dilaksanakan, terutama sebelum banjir bandang dan tsunami terjadi.
4
Faktor penyebab kerentanan
1. Perumahan yang berada di daerah banjir 2. Kurangnya kesadaran akan bahaya dan dampak banjir 3. Berkurangnya kemampuan penyerapan tanah (erosi, bangunan beton) 4. Pondasi tanah dan bangunan tidak tahan air 5. Elemen infrastruktur yang beresiko tinggi 6. Persediaan bahan pangan, pertanian, dan peternakan dan tidak disimpan dengan baik
darurat, bilamana curah hujan di Jakarta dan kawasan Bogor dan sekitarnya menimbulka genangan air yang tidak surut dalm waktu 6 jam. Dan diikuti kenaikan di hampir semua pintu air.
3
<strong>Siaga 2
Mulai terjadi penyimpangan cuaca dan makin meningginya curah hujan dengan diikuti ketinggian di pintu air yang melewati batas normal. Masyarakat harus sudah meninggalkan lokasi banjir dan menuju ke tempat penampungan sementara.
4
<strong>Siaga 3
Curah hujan tinggi di daerah Jakarta ditambah hujan di daerah Bogor, Puncak dan sekitarnya menambah ketinggian air. Segera lakukan pengemasan terhadap barang-barang berharga dan bersiap menuju ke tempat penampungan sementara.
5
<strong>Siaga 4
Curah hujan dan tinggi
batas air belum terjadi kenaikan. Namun, segera tentukan barang berharga yang harus diselamatkan. Siapa tahu dalam hitungan menit, status ini akan berubah secara tibatiba.