STUDI METODOLOGI DAN HASIL IJTIHAD K.H.M. SYAFrI HADZAMI YANG TEKAIT DENGAN PERSOALAN-PERSOALAN KEKINIAN :.
'
Olch:
Achmad Fauzie NIM: 1984314916
Jurusan Pcrbandingan Mazhab dan Hukllm Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatllllah Jakarta 1426/2006 M
STUDI METODOLOGI DAN HASIL IJTII-IAD K.H.M. SYAFI'I HADZAMI YANG TERKAIT DENGAN PERSOALAN-PERSOALAN KEKINL\N
Skripsi ini, Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (Sl) Syari'ah
Olch:
Achmad Fauzic NIM. 1984314916
Di bawah l3imbingan,
,
JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HOKUM FAKULTASSYARI'AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDATULLAI:IJAKARTA 1426 H / 2005 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang beljudul STUDI METODOLOGI DAN HASIL IJTIHAD K.H.M. SYAFI'I HADZAMI YANG TERKAIT DENGAN PERSOALANPERSOALAN KEKINIAN. Telah diujikan dalam Sidang Munaqosah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tanggal 13 Juli 2006. Skripsi ini telah Diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Gelar Sarjana Program Strata I (S-I) pada JUrllsan Perbandingan Mazhab dan Hukum. Jakarta, 21 Juli 2006 Disahkan oleh D~kan (
.....
fP-./,'/ . . :'...::~
Z1,'
.'
- ...
Dewan Sidang Munaqosah
r
Ketua NIP.
Yayan Sopyan, M.Ag. 150277 99]
Sekretaris NIP.
Kamarusdiana, S.Ag, MH. 150285972
(
Penguji I NIP.
Prof. DR. H. Fathurrahman Djamil, MA. 150222824
(
Penguji II NIP.
Kamarusdialla, S.Ag, MH. 150285972
(
Pembimbing NIP.
Dr. H. A. Mllkri Adji, MA. 150220544
)
(
:::
)
)
--
~\.---.
)
KATA PENGANTAR
Puju clan puji serta rasa syukur penulis haturkan kepada i\llah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, hiclayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelcsaikan shipsi ini dengan judul: "Stucli Mctodologi dan Basil Ijtihad KI-1. Syafi'i I-Jad%ami yang Terkait dengan Persoalan-Persoalan Kekinian." Salam scjahtera penulis haturkan ke pangkuan beliau junjungan kita Nabi i\gung Tvluhulllinad saw. yang
111Cll1bawa
risalah ilahi ul1tuk kcsclatnatan dan kcbahagiaan
U111at
111anuSla.
Penulis tnengucapkan terilnakasih kepada
seU1tul
pihak yang tebh
111C111bantu
dalam stucli dan penulisan skripsi ini, khususnya kepada: 1. Bapak Dekan Fakultas Syari'ah dan Bukum Bapak Prof. Dr. Amin Summa, lVI,i\., S.H., para Pembantu Dekan dan segenap staf dan karyawan akademik Fakultas Syari'ah dan I-Iukum. Ketua Jurusan Perbanclingan Mazhab Bukum, yang terhormat Bapak Dr. B. A. Muhi i\dji, M.A Di tengah kesibukannya sebagai ketua jurusan sckaligus 111cngajar yang 111crupakan k0111itlTIcnnya tcrhadap U111at, bcliau rela
membimbing proses penulisan shipsi ini clan juga segenap closen yang ikhlas mengajar penulis. 2. Pimpinan dan segenap karyawan perpustakaan Fakultas Syari'ah dan I-Iukum, Perpustakaan Pusat clan Perpusatakaan Pascasarjana UIN Syorif Bidayatullah Jakarta yang tdah memberi pinjaman bukunya. 3. Keluarga Besar AI-Mukarraam IVIu'allim K.I-I.M Syafi'i Haclzami (aim.).
IV
4. Terkhusus kepaela kc!uarga eli tanah Betawi Menteng Dalam, tanah kelahiran penuJis. Beliau aclalah Ayahancla Achmacl Husaini i'vl. Ielris clan Ibuncla Suminah ,\. Suja. Tak lupa, Yuni Rosita clan ,\chmacl Syarifuddin, al!ik-aclik penu!is. 5.
Semua organisasi eli kampus UIN Jakarta (SensaZi, al-Chaza!i centre,
!'~IJI,
HMl,
IMM, PII, KOMPAK, LS-ADI, Semja, Kam-Jak, Makar, teater syahicl, teater altar, teater c!-nalua, KOPMA, LDK, Pramuka, Kungfu ShaoJin, Bangau l'utih, IH,M UIN, BEMF Ushuluddin, BEMF Tarbiyah, c1,in semua organisasi
k:\l1111llS
lail1l1\"a).
TerU11a kasih selnua. Tegas, pel1ulis katakan bahwa skripsi ini jallh dan keSctnplirnaan. KrHik dan saran denu optimalisasl l\.arya Inl, penulis nanti-nanti. IZendat.l dC1l1ikian pCI1ulis berharap
skripsi ini bermanfaat, sekecil apapun manfaat itu. WalJahu a'htmu. H'lnp I,epacla-Mu kmni berserah, tunjukkanlah kaIl1i jaIan yang lurus.
Ciputal, .)0.1 uJi ZOOS
PenuJis
DAFTARISI
BABI
PENDAHULUAN A, Latat 13clakang Masalah "'" 13, l'embatasan dan Rumusan Masalah ""
5
C. Tujuan I'enclitian , , " '" , "", '" ' " ,
5
D, Metode Penelitian """'"''''''''''
6
1::"
BAB II
Sistc111arika Pcnyusunan .,
, .
IJTIHAD DAN KEKINIAN A. Perihalljtihild ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ,,
11
1.
1)cngcrttal1
,
2,
Dasat Ijtihad, Hukum Ijtihad dan lvlasalah-masalah
,..
11
yang Dlpetkenankan Ijtihadi "","""" "'","',,'
13
3,
Syarat-syarat Mujtahic1"""",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
14
4,
lIaI-hal Yilng Petlu Dipethatikan clalam litihad ""
15
5, Jenis Hukum Ijtihacl "",,,,:,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
16
6, Tingkatan Mujtahicl ",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ""
17
Ijtihacl clalam Lintasan Sejatah '"'' " '" '" '" , """ " '" , ""
19
a,
Ijtihacl Zaman Rasullah SAW" '" " "" "," "" " ", ""
20
b,
Ijtihacl Zaman Khulafa At-Rasyiclun dan Sahabat ,"",,"
20
7,
VI
c.
Awal Abad Kedua Sampai Pcrtcngahan Abad Kcempat Hijriyah
22
d. Pertengahan Abad Ketujuh Snmpni . ,\wal i\bad Dua Puluh e.
.
i\bad Dua Puluh Sampai Sckarang
24
B. Mctodologi ljlihnd
c:.
Hubungan ljtihad dengan Pcr$Onlan-Persoalan
I(cki11ian."
BAB III
25
:> 1
"..................................................
BIOGRAFI SINGKAT KH.M. SYAFI'l HADZAMI A. Kclahiran, Silsilah Kcluarga dan Masa Kccil
.
B. Petjalanan Pcndidikan
34 36
1. Pendidikan Mcmbaca AI-Qur'an 'dari Kaitek
36
2. Pendiclikan Zilill dati Kiai Abdul Farrah
37
3. Mengaji I\l-Qur'an, Dasat-clasat Nahwu,
dan Shoraf dari Pak SholihiI1 4.
,
Pcmlidikan dari KH. Sa'idan
,.............
38 38
5. Pcndidikan dati Habib Ali bin j-juscin AI-Attas, Bungur ...... 38 6. Pemlicliknn dati Habib Ali bin Abdurrahman AI-Habsyi ...... 39 7. Pcmliclikan dati Kj-1. Mnhmud Romli
39
8. Pendidiknn dati K]-1. Yn'1mb Saidi
39
9. Pendidikan dati KH. Muhammad Ali Hanafiyyah
40
V11
10. Pendidikan dari KH. Mukhtar !I'!uhammad
40
11. Pendidikan dari Guru-guru Yang Lain
40
C. Perkawinan dan Keluarga
40
D. Karir dan Profesi
41
E. Karya-ka,,'a
43
1. Sullamul ':\rs)' fi Qira'at Wars)'
43
2.
Qi)'as _-\dalah l-Iuj)ah S),ar'i\'yah
44
3.
Qabhah Jum 'at
4.
Shalat Tara\\'ih
44
5.
Ujalat fidyah Shalat
45
6.
Mathmah _-\r-l\uI)" fi ilia 'rifah 1\r-l\iba
45
..
7. .-\l-!-Iujajul BalTimh
BABIV
:
44
45
METODOLOGI DAN IJTIHAD K.H.M. SYAFrI I-IADZAMI DALAM PERSOALAN-PERSOALAN KEK[NIAN A Metodo10gi ljtihad K.H.H SI'afi'i I-Iadzami
46
B. Ijtihad KI-l. \1. S)'afi'j !-Iadzami dalam Persoalan-Persoalan Kekinian 54
, 1.
Bunga BanL.............. ..
55
2. '1'o1eransi......................................................................................... 56 3. '1'ransfusi Darah............................................................................. 57 4.
Menollton CD Porno..................................................................
50
V111
5. Pandangan tentang Aktivitas dan Peran Wanita.....................
BABV
PENUTUP A. Kesimpulan
.
B. Saran..................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LampiraIl.
59
63 65
68
.
71
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah l<'ebcradaan hukum Islam Inel11iliki scjarah yang sangar panjang dan
tlTUS-
ll1enetus ditantang untuk lnenjawab persoalan-pcrsoalall yang tjn1bul di masyarakat Isbn1. Dati waktu kc waktu, pcrsoalan-pcrsoalan yang timbul,
tl'l1tu
bcrbcda anrara
lnasyarakat IslatTI eli suatu wilayah urau eli suatu negul':1 satn, dengull 111:1syarakat IsIan) di wilayah atau di negara lainn)'". Hal ini dikarenakan adanya pcrbedaan buda)'a, sosial, politik, geografi, ekonomi, penguasaan teknologi, dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Sering sekali, persoalan-persoalan yang timbul di tengah mas)'atakat muslim ticlak dapat elitemukan jawabannya secanl tctsurat di elalam al-Qur'an, al-Haelits, maupun ljma '. Maim, untuk mencari jawabannya, para ulama fikih mclakukan ijtihael. Pcngertian ijtihad eli elalam ilmu fikih adalah mengen,hkan segala tenaga dan pikiran untuk menyelicWu dan mengcluarkan hukum-hukum yang tcrkandung eli dalam al-Qur'an elengan syarat-s),arat tertentu.' Sedangkan dasar hukum ijtihael adalah elalil aIQur'an, al-Haclits, dan lima '. I\elapun seseorang yang mclakukan ijtihael atau ahli ijtihael clisebut dengan mutjahiel
2
1 .-\bdul i\ziz Dahlan ct.a!. (cd.), "ljtihad ", lhtlam EJu/l:;/ojJetli J.dalN, (I;1karl
2
Di dalam scjarah dan pcrkcmbangannya, ijtihad tdah ada scjak zaman Rasulullah saw. Bahkan, Rasulullah saw. mempakan mujtahiel pertama elaInm IsInm, elisusul kCll1udian oleh para tllula 'akIJir.
'6~lhal)
para illlatl1 l11,l'zh,tb, JlII.'j/ahid Il!tf':J)(f/J, 111II(ja//id dan 111/!)It//;id
:>
Pada akhir ahael dua puluh sampai saat ini, perkembangan hukum Islam memasuki babak bam, yaitll telah tllmbllh kesadaran dari kalangan ahli alall lliama fikih untuk membebaskan diri dari ke-({{qlid-an. Kesadaran ini pert'ama kali mllnclll di kalangan ulama fikih yang bcrijtihad eli Mesir. Hal ini dikarcnakan banyak persoalan-persoalan yang timbul di abad modern yang tidak d'lpat ditemui jawabannya dari tlkih yang sudah ada. Mulailah para n1Ujtahid yang nota bene adaInh uInma fikih melakukan ijrihad tanpa hams memjuk kepaela fikih yang sudah ada dan langsung kepada sumber hukum Islam, yaitu aI-Qur'an elan al-Hadits serta am'll para Salaf Saleh. Merck:! bcrpcndapat b"hwa
ll1ilzhab-tnazhab yang dipcgang oleh Jumhur UI:lll1il -scl11uanya juga kcmbali kcpada prinsip pokok agat11a Allah yang bcnar dan bcrsumbcr dari sLll11ber-sumbcr scbagaimana
yang tdah discbutkan. 4 Dengan kesadaran ini, banyak persoalan dapat terjawab oleh hukum Islam. Dari pcrsoalan bayi tabung sampai pada pcrsoalan bank. Dari aspek ekono111i 5;lmpai pada
aspck seni dan budaya. Nall1uIl dClnikian, banyak pula ulam:l fikih !nasa kini yang rcrap berpegang pada salah satll elmi mazhab tlkih yang ada atau ({{qlid di d'llam 111cInkllkan
, Ibi,!. I
Syekh l\fuhammad .Ali .\s-Sayis,
.\kadcmika Prl.'ssilldo, 199u). h. II) I.
,r~jtlra!J Pembmtllktlll dall Perl.:;ell/IJ/f/(gal1 F-lllklfllJ i.dalll,
(Jakarta:
3
ijtihad untuk menetapkan suatu hukum. Dengan fenomena seperti di atas, maim ulama ahli ushlll fikih membagi ahli Ilkih ke dal:1111 rujllh ringkaran. I'mpar lingbl:\l1 pel'l:1111a tcrgolong 111ujtahid. Tiga tingkatan berikutnya sampai ke derajat mujtahid.
nl~lSllk
kc d'ahl11 kategori IJIJlCjtl//irl, bclu111
5
;.
I
tclah memenuhi empat pengclo111pokkan 111ujtahid sebagaimana yang dijelask:ln di atas. Hal ini tentu menjadikan hasil ijrihad dmi seorang 11111jtahid dengan 11111jl:!hid lainnya terhadap suatu pcrsoalan l11cnjadi bcraganl, tCfutanla bila 111cnyangkul" pcrsoalnnpersoalan kekinian."
_1
;\fuhamad Abu Zahrah, UJhtll'i'kih,
(J;d~arla:
Pusfaka l'irdaus, 200U), ecl.
b.:'-(l,
h. Sif).
r, Pada
Perkembangan ihl semakin jelas sctelah 1Ilama-lilama Indonesia kC1l1bali dari plisat-ptlSal fikib eli Timur Tcngah, schingga pemaham'Jn fikih merck~\ setmlkin mcnd'llal11. D',\bm k,lit,Ul ini, .\1l1ir Syarifuddin mengatakan: "\\fabuplln pada mulanya IHnat Islam Legitu tcrikat secant l11Cnyclurllh dengan 11cm1kjran fikih Syafi'i, dalam pcrkembangan berikutnya tcrjadi bcbcrapa bcntuk pcrubahan. Sccara ratti-rata dapat dikatabn lnhwa semua lIlama yang tdah ke1l1bali dari pergllruan eli Ti1l1llf 'I'cngah scmakin kay',\ pengctahuan dan pengala1l1annya dcngan berbagai 1l1:1Zhab fikih yang ada. i\bta merck:\ lcbih tcrbuka pada pemikimn fikih eli Iuar paham Syafi'i . Na1l1un dalam mcmanifc~>lasikan pcngcrahllan fikih ll1c:rcka kc dalam \vujud nyata pcngalaman ter lihat ada perbcdaan. Kebcmnian scmac:lln -ini akan mcmbawa implik.\si penting tcrhachlp apresiasi metodologis umat Islam Indancsi,\ yang dimnl;ti d:ui pcrguruan tinggi ag:ul1a Islam, sehinggaa perkembangan fikih ke depan akan lcbih be1'1luansa. Pergcseran ini dahlin skala 1l1akro diharapklHl mampu merubah orientasi k.ajian hukulll Islam eli Indocnsia, dari orientasi fikih scbagai produk jadi kepasa ushul ~I-fiqh selngai fonnubsi hnkllm." Unruk pcnjdasan kbih jauh, lih...:\1l1ir Syarifllddin, PcmbaharlfaJl Pcmikiml1 da/am Hllkum l.dam, (Padang: .:\ngkasa Raya, 1993), h. 127. Pcnjc1asan lcbih jauh mcngenai pcrkcmbangan htlkum Islam ini, lih. juga Rumadi, A/-Ala.daf,al /1/-AJllo'(d({1 tit/lam jJcm/;af,arJftlll Ht/kli!J1 Islam til fur/ones-la, (padang: Tesis L-\IN Imam Bonjol, 1997), h. 77 ~ 159.
4
Salah seorang Ulan1;1 di Indonesia yang saat ini scring 111cnjadi tClnpat bcrtanya umat clan umara aclalah KH.M. Syafi'i Haclzami. Bcliau adalah snsnk ulama "procluk lakal ' ! yang ll1clnang diakui olch bcrbagai !mlangan sangat Incl1gllas~li huku111 Isbn1 (fikih). Prof. Dr. Sayyicl Agil ,\I-l\lunawwar, M£\ mcngatakan, "KH.l\l. Svafi'i Hadzami itu seorang 111ulticlisiplincr. Ta scorallg faclih, sekaligus scorang //,l/lIIli, sl'orang
JII/(/rIJJiJ;
seorang 1)JIII(/JhtlJJ)}}J~j; dan scorang IJlldJtlrldilJ, Jadi, iln111 beliau irLl komplir.""7 Bahk~ln Prof. K.H. Ali Yafie menga takan:
Scjak pertama mcngcnal K.H.M. Syafi'i Hadzami, saya tcrkcsan dcngan pCl1a1npilannya yang benar-bennr Inenunjukkan scbagai sosok ulama. Sara lnenyaksikan sifat tawadhu 'nyu, adabnya, dan tertib blClf',lnY~l rang mCfupakan tanda-tanda awnl dari scofang ulan1a yang scsungguhnya. Kualitas kciln1uan KH.M. Syafi'i Hadzami juga tidak bisa disangsikan lagi. Tidak ada cclah bagi seseorang ul1tuk lnenlgukal1 kcili11uannya. ll
Pcnguasannya terhadap fikih dan hasil ijtihaclny,\, banyak dijadikan landasan bagi
U111at dan U111ata di dalan1 111cnghadapi pcrsoalan-persoalan kchidupan, tcruran1:l yang berkaitan clengan isu-isu kckinian. Sclain hasil ijtihad bcliau yang scjalan dcngan LImara, acla pula hasil ijtihad bcliau yang tidak scjaIan dcngan kcbijakan umara. Misalnya, dalam hal bursa sahmn. Di saat scbagian ulalna fikih ll1cngatakan bursa saham hukllll1nya
adalah balch atau halal, beliau 111:lSuk ke dalan1 jajaran ulan1:l yang ll1cngatakan bahwa
7
,Ali Yah)'a, of, cit., h.
K
ibid.
Vl1
5 ! ..
bursa sah~ul1 hukt1l11nya bar:ull; karena sanla dcngall praktil\
(/tJl/,'j
Sikap bdiau yang
dC1l1ikian ini, 1l1enccr1l1inkan bahwa apa-apa yang direrapkann)'a {jdak terpengaruh oleh kepentingan siapa pun; ll1clninkan karcna denlikianlah hasLl ijtihadnya
Y~\llg
harns
dikc1l1ukakan. Dengall alasan-alasan eli atas, pcnulis tertarik ullwk 111.cnjadikan sosok l(,1-1.1\J. Syafi'i Hadza1l1i sebagai bahan dari penulisan skripsi ini, rerura1l1a yang berkaitan dengan 1l1ctodologi dan hasil ijitihadnya yang bcrhubungan dengan pcrsoalan-pcrsoa!an kckinian.
B. Pcmbatasan dan Rumusan Masalah PCll1bahasan I11flsalah pada 8krips1 in1 dibatasi p:I<..I,\ pcrsl)alal1 Inctudulogi cla!1 hasil ijrihad dari K.H.M. Syafi'i Hadzami yang bcrkaitan dcngan pcrsoa!an-pcrsoalan kekinial1, diantaranya adalah pluralis111c, pornografi, transfusi (latah, akrivitas pcrempuan, dan bunga bank. Adapun pcru111usun masalahnya
scbag~li
bcrikut:
1.
Bagaimana metodologi dan ijtihad K.H.M. Syafi'i Hadzami?
2.
Bagai1l1ana pandangan KH.i'v1. Syafi'i Haclza1l1i menjawab soal-soal kckinian?
C. Tujuan Penelitian J\dapun tujuan-tujuan dari pcnulisan skripsi ini ada!ah scbagai berikur:
1.
Unruk mcngetahui lebih mcndala1l1 pcmikiran K.H. M. Syafi'i Hadzami clalnm
wacan:l huku111 Ishul1,
9
Junacdi, Tramak.ri Jill'; Beli Jahll/II dtll! Ob{~tui tli PII,J'W A1oda/ ]lItlo/l(}.ria lJilil!jl!lf tim? C~L k~-2, h, 66,
Idam, Uakarta: Kalam l\fulia, 1995),
J\~i rJllkll1ll
(,
2.
Untuk mengetahui metodologi ijtihad yang digunakan oleh K.H. M. Syafi'i Hadzami.
3.
Untuk mengctahui hasil-hasil ijtihad yang telah dilakukannya terutama yang bcrkaitan dcngan
4.
persoalan-perso~llilI1
l<:.ckinian.
Untuk mengetahui posisi K.I-I. M. Syafi'i I-Iadzami di dalnm tujuh ringkatan ahh fikih.
5. Sebagai sumbangsih dalam khazanah pengctahuan scjarah dan perkembangan fikih di Indonesia.
D. MctodoIogi Penelitian
1.
Jenis Penelitian Pcnclitian in1 bcrjcllis penclitian kuahtatif, yaitu, sebngain1ana yang dinyatakan
oleh Lexy
J.
Moleong, penehtian yang bermaksud unruk mcm"hami fcnomena tentang
apa yang dialanu oleh subyck pcnelitian nlisalnya pcrildku, pcrscpsi, motivasi, tindakan,
dll., seeara holistik, dan dengan eara deskripsi dalnm bentuk kara-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfa,1tkan berbagai metode
alarniah
1
!1.
2. Sumber Data Pada penchtian kuahratif, sebagaimana yang dinyatakan oleh Lexy
I. Molcong,
sumber data primernya adalah kata-kata dan tindakan."
IOLexy J. Moleong, Metoc!%gi Pellelit;al/ Kualitalij. (Bandung: PT, Rcmaja Rosdakarya, 2006), Cet.ke-22, h. 3. "Ibid., h. 157.
7
I(ata-kata dan tindakan orang-orang yang dianlati atJU cliw
~unlbcr
data utama. S\Jll1bcr data umlna dicatat
Inelalui catatan tcrtulis atau mdalui perckanlan liideo/t111r1io lape.;, pcngambilan foro, atau
film. Scdnngkan sumber sekunder dari pcnclitian dinyatakan oleh Lexy
kualiwlif,
sebagai1l1ana
yang
J. Mokong", adalah berasal dari sumber rertulis, seperri buku clan
majalah ilnuah, arsip, dokull1en pribadi, clan doku111cn resDl.!.
3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan clara yang digunakan pada pcnelirian ini, scperti yang dinyarakan olch Lexy J. Mokong'" aclalah: a.
Pcnganlatan Pcnganlatan pada pcnclitian kualitatif adalah mcpgamati orang-orang yang diteliti
dununa penganlatan ini dapat diklasifikasikan atas pcnga111atan lllClalui cant bcrpcranscrta dan
yang tidakberperanserta atau dikbsifikasikan atl1s pengamatan
pcngan1atan tertutup.
tcrbuka dan
Pada pcnclitian ini) pcngan1atan yang digtl11akan adabh
pcngamaran rerbl1ka, yairu pengamatan diketahui oleh or,mg--orang yang clitcliri dan clengan sukarcla memberikan kcsemparan kepada pcngamat untuk menga1l1atinya. b.
Wawancara Wawancara ll1erupakall pcrcakapan dengal1 111aksud tcrtcl1tu. Percakapan itu
cliIakl1kan oleh dua pihak, yairu pcwawancara (il/l,,,,ieJllCl) yang mcngajukan perranyaan "Ibid., h. 159. "'Ibid., h. 176-219.
8
dan terwawancara (il/lerlJieJJJee) yang l1lcn1bcrikan jawaban atas pcrtanyaan itu. Jcnis wawancata pada pcnelitian ini adalah wawancara dcngan lllcllggunakan pc.:tunjuk u111u111
dimana pewawancara membual kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan seeara berurutan.
c.
Catatan Lapangan Pcneliti
kualitatif
tncngandalkan
pengan1atnn
c.bn
wawancnra
dalanl
pcngull1pulan data eli lapangan. Pada waktu berada eli lap,u1gan, pcncliri I11C111buat catatal1, dan sctelah pulang ke rUll1ah atau ten1pat tinggal barulah ia nlcnyusun eatatan lapangan. Catatan yang dibuat eli lapangan sangat berbeda dcngan catatan bp~lngan.
Catatan lapangan berupa core tan seperlunya png sangat dipcrsingkat, berisi kata-kata kunei, frasa, pokok-pokok isi pCll1biearaan atau p{~ngan1atan.
Catatan itu
kemudian diubah ke dalam catatan yang 1engkap dan dinamakan catatan lapangan sete!ah peneliti tiba eli rumah. d.
Penggunaan Dokumen Dokumen yang digunakan untuk pcngumpulan data adalah clokumcn pribaeli,
buku harian, karya-katya dalam
bcntuk buku artike! dan lain-lain , surat pribadi,
otobiografi, biografi, dan clokumcn resmi.
4. Teknik Pengelolahan Data Karena sebagian besar clata yang clibutllhkan berasal dan berupa dokumen, maIm, menurut Lexy
J.
Moleong"', tcknik pcnge10lahan data yang digunakan adalah
tltlaIyJi.,- atau kajian isi.
"Ibid., h. 219-223.
COlilelll
9
Adapun prosedur dari kajian isi adalah sebagai bcrikut: a.
Membuat pertanyaan penelitian.
b.
Menentukan definisi kategori clan tingkat abstraksi untuk kategori induktif.
c.
Ivlen1fonnulasikan langkab den11 langkah kategori induktif dari matcri, dengan
mcmpertimbangkan clefinisi kategori dan tingkat abstmksi. Mengurutkan kategori la1nJ atau fonnulasi kategori b~lru.
d.
Revisi kategori sesudah '10-1 5 lYo ll1atcri dan 111clakukan pcngecckan rcliabilitas sccara
formatif. e.
Mclakukan pekerjaan akhir dati kescluruhan teks deng"n mclakukan pengccckan reliabilitas secara sumatif.
f.
Interpretasi hasil.
E. Sistematika Penyusunan Sistcn1utika penulisan skripsi in1 tcrdiri atas lin13 bab, dcngan penjclasan scbagai
berikut: BABI
PENDAHULUJ\N, berisi tentang: Iatar belakang masaJ"h, tujuan penclitian, pCll1batasan dan penll11USan Inasabh, ll1Ctodc pcnelitian, dan sistcll1atika penyusunan.
BAB II
IJTIHAD
DAN
metoclologi ijtihad, kekinian.
KEKINIAN, dan
mcnguraikan
tcntang:
hubungan ijtihad clengan
perihal
ijtihad,
persoal"n-persoalan
10
Bi\B III
BlOGlv\FI SINGL\T K,H,M, SYAFI'I l-L\DZAMI, mcmbahas rcnrang: kelahiran, silsilah kcluarga dan masa keeil; perjahtnan pendidikan dari kecil hingga dcw:lsa, karir dan profcsi; serta karya-karya belial!.
BAB IV
METODOLOGI DAN HASIL IJTIHAD K,H,l\l. SY,\lTl H:\DZr\MI Di\Li\M PERSO[\Lf\N-PERSOAL[\N KEKINL\N, mcmbahas tenrang mcrodologi ijtihad KH,IVl. Syafi'i Hadzami serra hasil-hasil ijrihad bcli:lU yang reknit dengan persoalan-persoalan kckinian.
Bi\B V
KESIMPULf\N, membahas rentang beberapa kesl111pulan y:lng bisa disarikan dati skripsi ini, juga disertai saran-saran yang akan s.-Ingat bergul1a kdanjut
dari shipsi ini ke depan,
BAB II IJTIHAD DAN KEKINIAN
A. Perihal Ijtihad 1. Pengertian Kata !jtzlJdd tcran1bil dari kara dasar jdbar/a.! Kjlta 1111 secant ball'tlsa I)i::",l diartikan
"\.Cl'Ja l ' I(cras t! , If gin!", . II II 1 1111 ,-~ I (cngan: Ie 1';'lIll " ,lI all" sunggul-SLll1ggu
• 1allg 1,,:Ill ~l'L
. 'I it 11, :-;ccara lsl'i
ijtihad l11cnUliki pengertian: pcncurahan tennga pikiran untuk 111cngaI11bil huku111 yang bukan qalli'i dari suatu dahl.' ljrihad l11enurut Ulal11a Ushul ialah usaha seorang yang ahli fibh yang menggunakan seluruh kemampuannya untuk menggali hukul11 yang bersifat
'a1lla/iali (praktis) dari daW-dalil yang terperinci: J;lzJ}ad sccara harfiah berarti usaha keras dan gigih. Sedangkan secara teknis berarti penggunaan penalarall hukU111 seeara indepcndcn, untuk lltcnlberikan jmvaban utns suatu masalah ketika al-Qur'an dan al-Hadits "cliam" tak rnembeti jawaban. Konsep ij1lla' (konsensus) muncul sebagai hasil upaya percobaan ijiihar!. Arliny", ijiihad tdah menul1tun para pCl'intis hukuln kepada kesinlpulan bahwa konscl1sus rnasyarakat atau para ulmna 1 Kamus
1Junjid, h. '106.
:; .A tabik ..-\li dan A. Zuhdi l\1uhdlorh, Kt./IJII/i J(raj!J,,,k IAI_'.A.rIJr/', C'{ogyabrta: PeSalHrCl1 K..rapyak, 1996), h. 27 :> .-\hmad \V'arson 7Vlunawwir, ./l/-Al/1I1tII/JJJ!iJ:· KtI!JJ/lj" Ara/;H]lIdol/{;,ria, (Yogyakarta: Unit Pcngada,lll Bukll-bukll Ilmiah Keagaam,lan Pondok Pcsantrcn ".-\l-j\Junawwir" Krapy,lk,I 984), h. 235.
·1
h.567.
i\Juhammad Abu Zahrah, UdmIF;ikiIJ, Sacfullah
j\1a
l
sum (tcrj.), Qakarta: Pusraka I:;irclaus, 2000),
12
Mas snatu 111:lSalah, harus dijadikiln s~dah satu sumber syadnh. Sunnah mL'ndukullg
ijtihacl sebagai sUll1ber syari1ah. S
Pengcrtian ijtihad, yang I11cnurut penulis cukup reprcscnrarif ul1tuk karya i1i111ah Ull
adalah yang tdah diberikan oJeh Imam j\sy-Syatibi. Mcnurut:nya, ijtihad mcmiliki
pengcrtian: "Mcnggerakkan scgcnap kcmampuan dan mcncurahkannya kcpada tujuan yang Iuas; tcrkadang bcrtujuan untuk mcmahami ',ltau mcnelapatkan hukum-hukum
syari'at dan terkadang bcrtujuan untuk 111cncocokkan huku111··huku1l1 syari'al'.!!(' Adapun tujuan ijtihad untuk mcncocokkan hukum-hukum syarl'at mcrupakan jenis yang pertatl1fl yang bisa dilakukan oleh Se111Ua orang tanpa pengecualian, scdangkan
tujuan ijtihad untuk mcmahami atau mcndapatkan hukum-hukum syari' at mcrupakan jcnis kcelua yang hanya bisa diIakukan olch orang yang ahli (/IIlIjtallid)7 Jadi, dari pcngcrtian di at'as dan pcnjdasan yang dibc:rikall olch lmanl 1\5YSyatibi, pcngcrtian ijtihad Lii sl11i adalah
111cnggcral~kanscgcl1ap
kcmanlpWll1 dan
111cncurahkaDnya yang benujuan untuk ll1clnahanli atau 111cndapatkan huku111-huku1l1 syari'at dari elaIiI-daW yang bukan qallii yang dilakukan olch orang yang ahli. Orang yang ahli eli bielang ini, elisebut elcngan Im/jta/lid.
) Abdullahi Ahmed ~-\I1-N,I'im, TO/llord til/ 1.r/tlNli( l\~/o17Jlttli()1/ Civil Ljlmic.f, 1IllNldll l{L~/J/J" mut II/tematiol/til I-"IIIJ, (terj.) ~-\hmad Sucdy dan ;\miruddin ;\n,l1li, (\'ogyaknna: LI(;S,1994), h. 53. (, .Abu Ishag Asy-Syal'ibi, /1I-Alu(1fclqdlji UJ/JIII AD'-.f)'tlrl'a/J, (Beirur-Libanon: Dilr .:\I··i\fa' riEth, Lt.),
Juz 4, h. 89. 7
Ibid.
13
2. Dasar Ijtihad, Hukull1 Ijtihad dan Masalah-ll1asalah yang Diperkenankan Ijtihad Adapun dasar untuk mdakukan ijithad adalah al-Qur'an, al-Hadits atau Sunnah Rasulullah saw., ljma' dan Qiyas. Sedangkan para ulama Fikih sepakat bal1\va hukum ijtihad adalah wajib. Alasannya adalah QS. AI-Hasyr apt 2, QS. j\n-Nisa ay"t 5'>; clan juga hadis Rasulullah saw., "ljtihadlah bll1u, brena tiap-uap orang akan 1l1udah Incncnpai apn yang dipcruntukkan kcpacIanya. llH rVIcngewli 111asabh-n1:lSabh yang balch
di-ijtihadi, Prof. Abdul Wahhab K.hallaf mengatakan, "Tidak bolch mdakukan ijtihad dalam masalah yang sudah ada nashnya seeara pasti (dalil qiJt!II).'" Hal ini mcmberikan pengertian bahwa seorang mujtahid tidak boleh meneari hukum lain jib sudah ada ketetapan hukumnya seeara jelas di dalam al-Qur'an, al-Hadils atau Sunnah Rasulullah saw., dan ljma'. Misalnya, jumlah hukum jilid yang scratus kali tidak dapat cli-ijtihadkan lagi. K.arena 1l1C1l1iliki )J(JJb yang qa/b'()'1/d dci/o/a!; (pasti pcnunjukannya pada 111akna
tcrtemu). Yang menjelaskan lcntang hal ini, terdapal dalam QS. J\n-Nur [24]:2.'"
"PerC111pUan yang berzina dan laki-laki yang bcrzina, 1v1aka deralah tiap-tiap
scorang dari keduanya scratus dali clera... " (QS. l\n-Nur [241:2).
P/JIl,-~{/lllar dOlt
S%rah
l-1ltkltlJ/ him}},
(lakana: Bulan Binlang, j(NS), CeLke-7, h.
\X!ahhab Khallaf, Kaida!.J·kaidab
I-Iltklt!!1 hit/ill,
(Bandl1ng: l\..isalah, 1983), eel. ke-1, h, 162.
1\
AJunad Banafi,
')
~-\.bdul
163.
10 I\Jukhtar Yah}'a dan F,ltchurrahman, Dt/Jar-DaJar PelJlbt'I1f.lt1ll Hl/klfW l.dtllN, (Bandung: .Al-?\Jaal'if, 1986), h. 373.
14
3. Syarat-syarat Mujtahid LJntuk l11cnjadi ll1ujtahid, seseorang
a.
111111i111<11
hnrus mcmiliki cmpat syarat,11 yaitu:
Me1l1iliki pengetahuan baha,a Arab. dari segi ,intak,i,nya dan filologiny,l. Dala1l1 hal ini juga l11Cliputi kepckaan "rasa ll (d{ffllq) dalmh 111cnlahalTli susunan k:lta-katanya (rt/jI
bahasa) yang ia perolch dari upaya 1l1e1l1pelajari ilmu bahasa Arab dan cabangcabangnya dan juga 111Cnlpunyai cakrawala yang luns dah1l11 ilnlu sastranya serta unsur-unsur yang ll1cn1pengaruhi kefasihannya, puisi rnau]1l1ll prosanya, dan lain-lain
b. i\Jempunyai pcngetahu:In al-Qul"an, dahun ani ll1l'ngefti hukul11-hukul1l syara' yang dikandung oleh al-Qur·an. ayat-ayat yang 1l1enjadi nash huku1l1-huku1l1 ini. dan l11ctode untuk ll1CI1CnlUkan buku111-hukull1 tcrscbut dari ayat-ayatnya.
c.
Me1l1punyai pengetahuan al-I-laclits atau 5unnah Rasulullah saw. Dalam pengertian, tl1cngerti huku111-huku111 syara' yang ada eli dalan1 sunnah tcrscbut.
d.
Mengerti segi-segi analogi atau .QiyiI.l. Mcngerti di sini ad"lah I11cngcrti 'illal clan
hikll1ah pClnbcnrukkan syari'at yang karenanya disyari'atk:lnlah bebcrapa hukull1. e.
Pandai Incnghadapi
J!{./Jb-II{{Jb
yang bcrlawanan, kadang-kadang dalal11 suatu pcrsoalan
terclapat beberapa (ketcntuan) yang bcrlawanan. NaJ/;-lIa.,}1 yang berlawanan tersebut adakaJanya tidak dapat dikctahui. Kalau dapat diketahui, maka
!1i!J/;
yang chrtang
terbelakang mcmbatalkan 11m/; yang dikeluarkan terdahnJu. Kalau tidak diketahui sejarahnya, 1naka pertan1a-tan1a diusahakan pCl11aduan
eli antara kcduanya, dan kalau
tidak bisa, maIm harus diadakan pen-liltJl/;-kan terhadap salah satunya, artinnya dicari
II
Ibid, h. 165-167.
15
111flna yang lebih kunt dari scmua scginya, ll1Cl1Urut (:ua-earn yang banyak dibicarakan
dalam buku-buku ushul fikih. '2 Jadi, ijtihad meski tcrkesan l11udah dilakukan siapa snja. Namun pada prakteknya
tctap harus tnelnenuhi pcrsyaratan eli atas yang sangat ketat. .\Iaka LiLlak
SCI11Ua
orang
clapat ll1clakukan ijtihad. !(arcna ijtihad dapat diartikan kesunggullan scscorang ll1aka sebelul11 l11elakukan ijtihad untuk l11cncntukan scbuah hukul11 dapat dilihar Icbih dulu
kCSLll1gguhannya dalam bcLlJar,
IllCI1CIl'l
ilJnu-illllll tli atas. Jika
ll'lCl1gU
pctlgctahu
utns) sccara logis seorang yang hcndak bcrijtihad dapat dinibi sebagai orang yang
bcrsungguh-sllllgguh. l\Jaka upaya ijtihadnY:l juga mCfupakan upaya yang sungguhsllngguh. Dcngan J1crsyararan
~'ang
ketar di :Has pula, din1aksudk;lll bahw:I kcl-ika kc IliaI'
produk hukum cliharapkan akan l11cnjadi hukul11 yang dapat diperr'lnggungJ'lwabkan.
4.
Hal-hal yang Periu Diperhatikan dalam Ijtihad tvlcnUfut Abdul Wahhab Khallaf, ada tiga hal yang perlu diperbarikan oleh
Inlljla/;id dala111 ber-ijtihad," yaitt!: a.
ljtihad tidak bisa dikel0111pok-kelol11pokkan. j\rtiny'l, rid'lk bolch scorang 11111/labid hanya ahli bcrijti11ad dalal11 hukum-huku111 tertentu sajac Mis'llnya hanya ahli berijtihad dalam huku111 pidana saja. Seorang /Jlllj!a/!lc! harnslah ahli dalam ber-ijtihad di segala huku111 syari'at. 12 .Ahmad Hanfi, PC'(~dlll(Jr dtll1 J!iam/J IJllkllm IJltllJI, 11
Ibid
(I abrta: Bulan BiiH:lng, 1~)l)5), h. 1()5-16 7.
16
b. Seorang lIIlI}tabid eliberi pahala oleh ,\!lah Swt.; bila ijtihadnya benar l11endapat dua pahala, satu pahala atas ijrihadnya, dan satu pahaIn aras kebenaran ijrihadnya. Jika salah, dia mendapat satu pahala atas ijtihaclnya. c.
Hasil ijtihacl seorang 1IIIIjiahid ticlak bisa c1ibatalkan oleh hasil ijtihad 11111}lallid lain yang sejenisnya. Hal ini dikarenakan, ijtihad kedua riclaklah lebih kuat dari yang perrama, dan ridaklah ijtihacl seorang di antara para ulama IlIllJtahidin itu lebih berhak untuk c1iikuti daripada ijtihadnya 1IIIIpaNd yang lain.
5. Jenis Hukum Ijtihad
Ahli Ushul Fikih
111Cl1ctapkal1 b~th\Va
hukut11 ijtihad itu ada tiga
111tlCH11,
yaitu;
jimllm 'aill (wajib bagi setiap or;lng),jimlllll kijilyah (cukup dilakukan oleh sebagian orang), elanlJlcllldllb
(sunnah), Penctapan seperri ini terelapat eli dalal11 kitab lhyr( '( JIIIIII ad·D;i,.14
Hukum ijtihacl mcnjaeli jim/IIII 'illil apabila til11bul suatu persoalan yang sangat
111endesak untuk ditentukan
at~lU
dicarikan kcpastian huku111l1ya) baik untuk diri sendiri
maupun untuk umat. Hukum ijrihael l11enjadi jim/hll hli/yah apabila ada pcrsoalan yflng muncul yang diajukan kepada beberapa ulama untuk elijawab dan kewajiban mereka menjaeli gugur jika salah seorang eli antara mereka memberi jawaban aras persoalan tersebut. Ijtihael menjadi Illm/dllb apabila masalah-masalah yang "kan dicarilwn kep"stian
1-1
Abdul J.ziz Dahlan (eel,) et.a!., '1jrihad': dalam EIUlklopedi I.dil/)J, (lakarra: Ichriar Bam Van
I-Iaeve, 2002), Cot. ko·8, h, 185.
17
hukul11nya adalah l11asalah-l11asalah yang belul11 l11cndcsak, rnisalnya pcrsoalan yang ditanyakan itu belul11 tcrjadi di masyarakat.';
6. Tingkatan Mujtahid Ulama ahli Ushul Fikih mcmb'lgi ahli fikih ko clalam rujuh ringk:ltall. Empat tingkatan pertama tergolong mujtahid. Tiga tingkatan berikutnya masuk ke dalam
katcgori IIJllqallid, belU111 111cncapai derajnt 1lJ1!/!t1hid.!1i Adapul1 pcnjdas:ln tujuh cingkatull tcrscbut, Muhammad Abu Zahrah clalam bryanya l11cnjclaskm.1 bahwa mercka aclalah sebagai bcrikut: a.
Tingkatan pertama, 1Il1l/lahid IIJllJtaqi/ atau IIlIlj/ahid yang m;\ndiri. Untuk mcncapai tingkatan ini, harus dipcnuhi seluruh syarat-syarat mcnjadi 11II/j/aNd. Ulama pada tingkatun inilah yang ll1CnlpUI1yai o(oritas 111cngkaji kctctap~m hukuJ11 bngsung dari
al-Qur' an
clan
al-Hadits
atau
Sunnah
Rasul\lllah
saw.,
mclakukall
cllyas,
111cngcluarkan fatwa utas pcrtitnbangan 111uslahat, Incncrapkan dalil istihsHn dan
bcrpcnclapat dcngan dasar Jaddw;:
1',,,,,, 'i. Dcngall kata lain, ulama c[;t!am lingknlan illi
bcrwenang Inenggunakan sclufuh rnctode t:rlid/a/ yang dia111bil scbagai pCdOll1:ln,
tidal\.
111cngckor
kcpada III/!I/a/lid lain, dan dapat
ll1CrLllnUskan l11ctodologi
ijtihadnya
scncliri serta l11enerapkannya pada masalah-l11asalah .lim/' (cabang). Pcndapatnya kcmudian discbarluaskan kc tcngah masyarakat. Tcrmasuk eli elalam karcgori 1IIIIjtahid ini adalah scluruh Fuqaha Sahabat dan Fuqaha Tabi'jn. IS
Ibid.
j(,
I\Juhamad ."':.bu 2ahrah, OF. oil., h. 579.
18
b. Tingkatan kedua, Ill/!ilahid /J/IIJI!tlJI}; urau lJll!J!abid yang lllcnga111bil atau 111Clnilih pcndapat-pcndapat inlalnllya dalanl II.rlJII! dan berbcda pendapat dari im:llnnya dalanl
cabang (jell-'ll),
lncskipul1
secant
Ul11U111
ijtihadnya mcnghasilkan
kC}iimpubn-
kcsimpulan yang hampir sama elengan hasil ijtihad yang dipcroleh imamnya. Karena, sering sekali, eli nntara keduanya ada hubungan pcrsahabatan yang cukl1p kent/d.
Misalnya muriel-murid Imam J\bu ]-Janifah (J\bu Yusuf, J\bu Hasan ;\I-Karhi dan l\bu Hasan Al Asham) dengan Imam ;\bu Hanifah sendiri.
c.
T'ingkatan ketiga, IJII!j!ahir/ }/J{/::.:!hfb utau IJJI.'/{{/hid yang I11cngikuti imamnya baik dalanl /1.1/1111 maupun jel/"I/ yang telah aela. l'eranan mereka terb:1tas melakukan iflil/btilly hukum terhaelap masalah-masalah yang belum diriwayatkan imamn"a. Menlltllt
I\/Iazhab NfaWciyah, tidak pernah kosong suaru ll1asa dari IJI/!//obit!
1/1iJ~!l(,b.
Tugas
mereka elalam ijtihael adalah menerapkan illtil-ilitil fikih yang relah digali oleh para pendahulunya terhadap masalah-masalah yang belllm dijumpai di masa lampau. d. Tingkatan keempat, lJIlljltlhid IJIIlml}ih. Mtljl!llJid ini tidak l11elakukan i.rlitlhtl!/I terhadap hukum-hukum jiml' yang belul11 sempat elitetapkan oleh ubma terdahulll dan belum cliketahui hukull1nya. Yang 111crcka lakukan hanyalah 111Cn-la(]i'/J (l11cngunggulkan) eli an tara pcndapat-pcndapat yang diriwayatkal1 dari inl~U11 dcngan alat I(/(jib yang tdah
clirumuskan oleh tll/lj/al1id pada tingkaran eli atasnya. c.
'T'ingkatan kefulla, IJI!!j!abid 111/llJ!(/Zill atau IIII!J/abid yang tnembanding-bandingkan antara bcbcrapa pcndapat dan l'iwayat. Yang dilakukan oleh IIII!/It/bid ini, misalnya) l11cnetapkan bahwa Qiyas yang digunukan eli dalanl pcndapatnya lcbih 111cngcna
19
chbandingkan penggunaan Qiyas pacla penclapat yang loin; atau penclapat ini 1cbih shahih riwayatnya atau lcbih Imat clalilnya.
f.
Tingkatan keenam, 11lJ/bali,:. Tingkatan ini tcrgolong clalal11 cingkatan IllIIqallid, hanya
saja J)JI//JtffiZ Inc111punyai bl!//a!; dcngan 111cngctabui hasil '1'ugasnya
bukan
111clakukan
diunggulkan bcscrta
Ufut,lll
tingkatan
akan I(/~ji/;
tctap'
/(/~ji/J
ulama tcrdahulu.
111CJ1Fctahui
pel1clapat
van
•
scsuai dcngan hasil g
tlJllnyi'ziJ. iVll1hajiZ ll1cll1punyai hak arau wcwcnang,nlcngcluarkan fatw:l scbagainlana ulanl:l pada tingkatan eli atasnya, akan tctapi han)'a eli daln1l1 11l1gkuI1gan lcr!J;lfas. g.
Tingkatan kctujuh, jJlllqrd/iri. Tingkatan ini bcrada di bawah
Sl'lllu:t
lJl1gk;\tan yang
tclah eliuraikan eli atas. i\1l1qallid adalah ulama yang l11ampu I11cl11alnmi kitab-kitab, tctapi tidak mampu mclokukan ImJII; terhadap bcberapa pcnclapar atau riwayat. Ia hanya mcncrima apa aclanya terhacbp pendapat Futpha tanpa berusaha mengetahui dalil dari pendapat yang ditcrilnanya dan 111CnCrUl1aapa adanya yang tcrdapat eli clalam JUtab-JUtab scbagaimana adanya serta tidak mampu mengklasiltkasikan dalildahl, pcndapat-pcndapat mauIJul1 riw:lyat-riwuyat.
17
7. Ijtihad daIam Lintasan Scjarah Ijtihac1 memililci sejarah yang panjang daIam Islam. Bahkan, seJ'lk Islam ada,
ijtihad telah Inel1jadi aktiviras pcnting untuk tnctnberikan
kCp~lstian
dan pcdo111an bagi
Inasyarakat awal 1s1a111. Bahkan san1pai sckarang dan smnpai akhir zan1an, ijtihad tctap
luenclnpati posisi penting dalan1 111asyarakat 181a111. 17
Ibid, h. 579-591.
20
Dalam hal ini, ulal11a Hambaliyah mengatakan bahwa udak bo!eb suatu periodc kosong dari scorang III/!Jlt/hid )'ang 1111'l11CI1uhi j1crsyaral';lll-Ill.TsY:lnll-all !/Iihrtd
/)Jllllflq.
Sebab dengan denukian, eksistellsi Isbn1 akan tents tcjaga, rcrhindar dari berbagi upaya pcnyclcwcngan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. l(arcnanya, Prof. l\luhul111nad Abu Zahrah' l11cngarakan bahwa sulit din1cngcrti mengapa ada pihak yang dcngan l11udab l11cnutup pintu ijtibad yang tclab dibuka ,,!eh Allah Swt. untuk lapangan akal.'" Berikut ini, elijclaskan mcngcnai scjarab iJribad dari 2a111an Rasulullah saw, sanlpai ZiUl1an sckarang.
a.
ljtihael Zaman Rasulullah saw. Rasulullah saw. adalah seorang IJJJJjll/liid (abli ijrihad) dCl1gan schlllal1
"~lujtahid
Pcrtama". ljtibad beliau rerhatas eli dalal11 masalah-masalab yang hclum diterapkan hukumnya olch wabyu (al-Qur'an). I\pahila hasil ijrihad RasuluUab saw. itu henar, maka tUtllll wahyu membenarkannya. Dan jika ijtihad Rasululhih saw. sahib, rurun wahyu untuk 111cluruskan kesalahan itu.
Conroh ijtihad Rasulullah saw. yang salah ialah keputusannya tentang pCl11berian izin orang-orang 1l1unaflk untuk tidak ikut dalall1 pcpcrangan. I(enludian turun QS. At-
Taubah ayat 43-45 yang menyatakan kekcliruan ijtihad Rasulullah saw. terscbur.
b. ljtihael Zaman KhulafaAr-Rasyidun dan Sababat "Ibid, h. 592. 19
~"\bdul ~-\ziz
Dahlun (cd.) cUt!', op.
dt"
h. 184.
'I
21
Pada zaman K.hulaf', i\r-Rasyidun, hukum Islam ditewpkan mclailli al-Qur'an, Sunnah Rasulullah saw" ijma " dan I
1\ {IliJa/ah, 11
i\danya iJillfl' dan I
dan haths Juga tidak lagi bcrtambah. SCl1lCl1tara itu, m:lsalah-ma-:-::dah yang dihadapi lImat Isbn1 terus bertan1bah dan 111c111crlukan kerclltuan dan kcpastian hukul11. Pada musa 1<:.halifah Abu Bakar, jika 111cngbadapi scsuatu persoalall dan tidak ll1CnCI11ukan nashnya
eli dalan1 al-Qur'an dan al-Hadits, in tnengu111pulkan para sahabat untuk bCrlnusyawarah dan 111cnentukan huklUll dati 111asalah-rnasalah itu (!iJlla'). Dcmikian pula p:H.h lnasa Khalifah Llmar bin Khattab, Khalifah Utsman bin i\lfan, dan Khalilah ,\li bin Abi Thalib, Mercka mcnggunakan ijtihad lerhadap masaInh-masalah yang tidak didapati daWnya di dalam al-Qur'an dan al-Hadits, Akan tcrapi, di antara keempat Khalifah terscbut, hanya Khalifah Umar bin Khattab yang diketahui paling banyak mcmakai ijtihad (dengan Ro jll)22 Sclain empat khalifah di alas, scbagian sahabat lainnya juga dikenal sebagai ahli ijtihad atau JJiJlJlahid dan bahkan diposisikan oleh umat Islam pada waktu im sebagai JlIlllii
20
Syckh 'tvIuhammaci .-\11 .\s-Sayis,
J~jara!J
.;\kaclcmika Pressindo, 1996), h. 18-72. 21
Ibid, h. 59.
22
~\bdul ~-\ziz
Dahhul (cd.) ct.al. op. til.
PellJbelllJlkall
rlOII
Perk,etll!Jtll{gtllJ
lfllhfJl1
l,dIfJJJ, (Jakarta:
22
(pemberi fatwa dari hasil ijtihadnya). Di kota Madinah, mufti-mufti dari k:dangan sahabar yaitu: Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka 'ab, J\bdullah bin Umar, dan Ibunda Siti ,\siyah. i\dapun di kota Makkah iabh i\bJul Isbh bin J\bbas. Di kot,.,. Kuffah ialah ,\bdullah bin Ivlas'ud. Di kota Bashrah ialah ,\bu Musa Al-,\sy'ari. Di kota Svam ialah
~Iu':tdz
bin
Jabal dan Ubadah bin Shamit; dan di Mesir ialah l\bdullah bin AmI. Jika dihitung, maka ada 130 orang sahabat yang ahli ijtihad dan ,hpCl:caya oleh U1l1at
1~lan1
untuk lnembcrikan
fal-w:I,
termasuk yang sudah discbulk:lll di
at'as.
Kcbanyakan para sahabat tCfsl'but pad a :twalnya ]x:rdiam tli [\Ltdin,lh, lbn kCll1udi,1ll berpindab ke kota-kota lain. Karenan)"', pada permulaan ijnbad mCl:cka bcrslfat Ijlilhld
jalJ1a'!)'(//J 0)CrSalna). Sesudah mercka pindah kc kora-kota lain, barulah ijtihad mcrcka clilakukan secara pcrorangan UtI/fit).?)
c.
Awal i\bad Kedua Sampai l'ertengahan ,\bad Keel11pat Hijriyah l'eriode ini adalah periode para Imam Fikih yang memiliki pengaruh luas atau
zaman Imam Mazhab, yaitu Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad Ibn Hamba!' Selain empat mazhab ini, ada mazhab-mazhab lainnya di dunia Sunni yang pernah dikenal dan kini tdah lenyap, di antaranya yaitu: J'I'lazhab l\I-Auza'iy, Mazhab j\ts-Tsauri)" Mazhab J\J-Laitsi)', IvIazhab Dhahiri)" dan IVlazhab j\th-Thabariy.24
2J Teungku }·"fuhammad Hasbi Putta, 1999), Cet. ](e-2, h. 43-44.
21
Ibid., h. 128-131.
~\sh-Shiddiegy,
Pe/lgall/ar I!IlI/! J'lki/i, (Scmarang: Pustaka R..i.zki
23
Lenyapnya mazhab-mazhab tersebut dari dunia Sunni karena discbabkan oleh bcbcrapa hal, yang lItama adalah tidak adanya pengikut mazhab rcrscbut yang ll1cnycbarkan secarn gencar, ll1cluas, dan 111cngakar <..Ii milsyarakat lsla111 scpcrri pcngikut
mazhab yang empat. Pada pertcngahan abad kccmpat sampai jatuhnya Kota Baghdad di tahun 656 H, olch para pcngikut mazhab, hukum Islam ditctapkan mel'llui (tIIlili, yaitu dcngan mcnI(/~jib pcndapat-pendapat yang bcrtcntangan dalanl mazhab.:::.i
d.
Pcrtcngahan Abad Kctujuh Sampai i\wal J\bad l)ua l'uluh i\dapun pada zaman pcrtcngahan abad kctujuh sampai orwol! ,rhorcl clua puluh,
terjadi apa yang discbut dengan pcn-/aklid-an, yaitu kcwajiban untuk mcnyandarkan ijtihad kepada salah sam dari cmpat mazhab, dcngan kata lain pintu ijtihad telah tcrtutup. Seseorang yang berijtihad unmk mcnetapkan suatu hu!
C111pat ll1azhab
tcrscbut rclah dianggap bit/'tI!).2(, Da1:lm
ringk:n:lll
JJII!jlalJ/c/
sebagaimana yang dijelaskan di atas, !JJlJj/aliid-!JJllj/aliid yang muncul pada zaman ini kebanyakan adalah JJJlIhaJiz dan IJJI/qa//irl. Schingga, ticlak ada yang bam pacl>! zaman tersebut, selain pemikiran-pemikiran atau pendapat yang scmakill mcmpcrkuat salah satu dari empat mazhab tersebut."
25Ibid,h.128-131 2(,
Syckh j\luhammacl ~\li .-\s-Sayis, o;;,dl., h. 180.
27
l\Jengenai tema masalah ini, tihar lagi,
tingkatal1~til1gk'WH1
mujt,lhid
p:ld',l
h·,ibm·,ln17.
24
c.
l\bad Dua Puluh Sampai Sekarang Seiring dcngan kenlajuan Za111:1n dan sC111akin til1ggillya pcradnbal1 11l11at Inanusia
yang ditandai banyakn)'" pcnemuan-penemuan baru di segala aspek kehidLlpal1 yang tidak
pernah ada eli 2a111an sebelu111nya. Terkadang, penc111uan-pcncl11uan tcrscbut 1l1C111bentur pcrsoalan-persoalan yang telah clitctapkan oleh syari'at maul' un fikih. Nal11ul1, terkadang pula
pencluuan-penenluan
tersebur
111C111butuhkan
jawaban
dari
svari 'at
Isla!11,
khususnya dari ketetapan fikih karcna sudah l11cnyangkut kcpcntingan uma!: 1::;I<11n steara luas. Tvlisalnyu, seperti h1.1k1.1111 bayi tabung, bank, obligasi, cangkok organ tubuh, 111cnikah
mclalui telcpon, dan sebagainya.'" Dengan keadaan sepetti di atas, dan agar syari'at Islam tetap l11el1Jadi jawaban bagi pcrsoalan Ulnat l11unusia sanlpai akhir za111a11, Fucpha yang dipclopori ularna IVLesit menggalakkan ijtihad dcngan merLljuk pendapat ulal11a Hal11baJiyah bahwa tidak bolch ada periocle kosong dari scorang JJIIljlalJid yang 111clncnuhi J1crsyaratan-pcrsyaratan !/Iihtld
JJJlItlaq." Babkan Prof. Muhammad l\bll Zahrah, scorang u!.ama Mcsil' tcrkcl11uka, Incngatakan: "Sulit climengel'ti mengapa ada orang yang dengan mudah menlltllp pintll ijtihacl yang telah clibuka oleh Allah untuk lapangan aka!. Kalaulah ia berpcndapat denlikian, I11ana (blilnya, dan 111engapn in 111elarang orang lain selncntara mempel'bolehkannya untllk dirinya sencliri. Penutllpan pintll ijrihad almn Inenjauhkan tnasyarakat dati s\.unber-s\.unber huku111 1s1a111 yang pcrtall1a: al-1(itnb, as-Sunnah dan peninggalan-pcninggalan mlajil!" !"balib, sdlingga l11cl11bawa mercka
21>
127.
Amir Syarifuddin, P(!)J//;a/Jomall PC)J/ikimJl dO/t/11I J-Jllkll)J/ l.dcl)J/, (Padang: .\ngkasa Raya, 1993), h.
25
yang berlebihan dalam bcrtacllid kcpada suatu pandangan bnhwa pennfsiran alQur'an dan al-I-Iadits tidak perlulagisetelah tertutupnya pintu ijtihad,"'"
I'vlaka di Zalnan sekarang inl, ijtihad sud-ah 111cnjadi kcbutuhan )'ang tidak terpisahkan dcngan U111at Isbn1 itu sendiri. Bahkan banyak fatwa-fatwi\ yang l11CrLlpakan hasil ijtihad dihasilkan dengannuansa lokal yang sangat kentn!. Hal ini diknrenakan umat Islam tidak lagi hidup dalam sistem kekhalifahan (sam pemeJ:intahan), tetapi dengan konsep negara bangsa (!la/illl/-J/a/e), terlebih Islam tdah clipeluk oleh banyak etnis, bangsa, clan dengan banyak kepentingan politik, sosial, dan ekonomi, Sehingga, mau tidak mau, sangat
mempengaruhi
Islam
dari
segl
kcbudayaan
dan
peradaban
dan
Juga
mempengaruhi ijtihad yang dihasilkan,
B, MetodoIogi I jtihad llrv'1ctode" artinya " eam yang tcratllt dan sistinlatis untuk pclaksilnuan sesuatu ll ;
"nleto de 'Juga b'lsa b crartl' "earn I ' " ."li S I111CtO d 0 Iogl' nc I a Ia I11'I111U wfJa '" ed ang can
111CtOC1e; 1'lr11U
cara-cara dan Iangkah-langkah yang tepat (unmk menganalisa sesuatu); penjdasan serta menerapkan caran i\dapun yang dimaksud dcngan metodologi ijtihad adalah ilmu caracara dan langkah-Iangkah yang tcpat untuk melakukan ijtihnd,
lO
Ibid.
.11
Pius.!\ Partanto dan :\1. Dahlan
'12
Ibid.
~\l
Barry, KIlJ)J/// Ilm;ah PojJII!c'r, (Surab;lya: ."\rkola, 1994), h. 461.
26
[vletade-metode ijtibad vang pcrtama kali 111uneul ada t:ga, (I) lea'vll, (2) Qiyas, dan (3) Istihsan," Disusld kcmudian f\laslahah IvJursalah, ;\1- 'Urf, ;\I-Isrisbab, Syar'll Man Qablana, clan Mazbab Sababi.'·' Dalam bahasan ini, dengan segaLl kekllrangan dan kelebihannya, penulis hanya akan coba ll1cn1aparkan riga rnctodc ijtjhad <..Ii atas.
L
Ra'Yll
Seeara harfiyah ra1yu berarti pcndapat dan pertin1bangan. ~rcrapi orang-orang Arab tdah mempergllnabnny:r bagi pendapat dan keahhan yang dipcrrimbangbn dengan baik dalat11 lucnangani urUS:ln yang dihadapi. Sescorang yang mcmiliki perscpsi mental clan pertimbangan yang bijaksana dikenal sebagai d,:/I·m'),- Lawan kara dilli d,II'I-
ra) adalah !Jll(/c/lmtld, seseorang yang lCll1ah (blanl pertin1bangan dan tak bijaksana cLtlanl bcrpikiL ' \ Jlllukan
lJJJljilJ/J/ad
ini diriwayarkan banya bcrlakll bagi laki--laki dan ridak bagi
perCll1puan, karcna 111cnufllt or~lJ1g-()rang Arab pcrClnpU:ln tak lYlcrniliki
I'fI,/)'
l11cskipun eli
. 1·1(,
1l1aSa ll1UC1anya, apaIagl C1 111:lSa tuanya,
Istilah ini juga c1itcrapkan pada pandangan-panclangan dari kaum Khawarij dan mereka disebut sebagai abl ,,1.m)..'7 1\la5an munculnya Jlllukan ini tampaknya aclalah karena pandangan-pandangan mereka me-nyimpang dari panclangan-pandang'lll ahf al·
.I.'
Ahmad J+as,lll, Pilltll !itibad JebeilllJJ Teflltlllp, (B,mdung: Pus taka, 20(1), CCLkc-3, h. 103.
\1
.-\bJul \X/ahhab KhaHaf, op. ai., h. xxi.
.15
.Ahmad Hasan, op. aI" h. 104-105,
-'(J
Ibn j\Ianclzur, L/:ro" AI-/lrll/; dalam .\hmad Hasan, Ibid., h. 105.
."17
Ibid.
27
SJlJlllab. Dari sini dapat disimpulkan bahwa m'y memiliki clemen pcmikiran idiosinkretik yang cksldusif dan indcpenden, yang bisa jadi tak diterima oloch orang lain. al-Qur'an mcnunjukkan bahwa kaum Nuh tclah menolak pcsan bcliau brena bcliau diikuti olch orang-orang yang lenlah dan rak matang dalanl pcrtil11bangan (badi t/!-n/
)0.
AI-Qur1an sendiri seem'a bcrulang-ulang 111cnyenl untuk berpikir daLtnl-dala111
dan 111crcnungkan ayat-ayatnY;l.
"Maka apakah mcrcka tidak mcmpcrhatibn aI-Quran ataukah hati mercka terkunei?" (QS. Muhammad 147]:24)
j\dapun Rasulullah SAW, juga mcmbcrikan contoh dengan menerima pcndapat para sahabat dalam pcrsoalan-persoalan di mana beliau tidak dituntun oleh wahyu. Sebagai contoh, pada pcristiwa Perang Badr, Rasulullah mcmilih sam tcmpat tertcntll untuk membangun satu perkcmahan bagi pasukan Ml1,slimin. Scorang sahabat, Hubab bin al-Mundzir, bertanya apakah bcliau memilih tempat itu 'lias pertimbangan (n/y) bcliau atau atas petunjuk ,\lIah. Rasulullah menjawab bahwa pcmilihan tempat itu berdasarkan pertlll1bangan bcliau sendir!. I(ctika sahabat 1m 111cnyaranknn suatLl tC111pat
yang lebih cocok, Rasulullah mcnyatakan padanya: "Engkau tclah mcmberikan alasan yang masuk akal (/aqad aJ)!l/ril/ b/I.",'y). ,,1H
2. Qiyas
.ill
Ibnll Hisya1U, SimI a/-NaN, dahlm .:\hmad Hasan, ibid.
28
l'v'Icnu1'ut ulanla lI.rlml, dcfinisi Qiyas adalah tTIcnghubungkan suntll kcjaclian yang tidak aela nashnya kepaela kejaelian lain yang 'lela nashnya, elalam hukum y"ng telah ditctapkan alch nash ka1'cna adanya kcsarnaan dua kcjadian itll (1
(~s,
AI-Maielah ayat 90. Karena elitemukannva ilia! elalam pcnghar:ul1an kb"lll( [c,-schut, yaitu 111cl11abukkan, nlaka setiap minull1,H1 yallg eli dalanlnya [Cnbp~lt illal y,lllg mCIl1,lbukkan lTIaka huku111nya diSall1akan dcngan
khCIJJIF,
yain..l hara111,41
Menurut pendapat jU1l1hur ula1l1a, (hasil) Qiyas adalah juga hujjah syar'iyah atas hukum-huku1l1 mcngenai pcrbuatan 1l1anusia (a1l1aliyah), elan
Ja
menelueluki manabat
yang kec1l1pat eli antara hujjah-hujjah syar'iyah elengan pengertian, apabila tielak elielapati clalanl suatu kcjadian itu, hllkum 111CnUl'ut nash atall ijm:1 'm akall ll'lapi lerdapat y) Abdul \'{1ahhal;KhaJlaf, -10
Ibid.
" Ibid, h. 77
op.
dl" h. 76
29
kesamaan ilia! clcngan suatu kejaclian yang telah terclapat hukumnya di dalam nash, maim cliqiyaskanlah kejaclian yang pertama itu kepada kejaclian y;lng kedua, atau dengan kata lain: (tiberi hukull1 ll1cnurut huku11111ya, dan huku111 In1 adalah ketctapannya ll1cnurut syara'. Para jtllnhur ulanla yang nlcnctapkan'~ Qiyas discbut dengan orang yang 111cnetapkan Qiyas (J\:lt1l.rbillllq!),(/,I) , sedangkan yang 111c1101ak atau 111Ct11buang
(~iyas
(
yaitu mazhab Nizomiyah, Zahiriyah, dan sebagian kelompok Syi'ah) disebur sebagai pembuang Qiyas (N/tjtl!/t/QiYr/.l).12 Berikut contoh dari para Imam Empat Mazhab dalam berijrihad dengan menggunakan smuber yang sama
na111Ut1
dcngan l11ctodologi ijrihad yang bcrbcda.
Adapun penjclasannya adalah sebagai berikut: 1) Imam Maliki. Beliau di dalam ijtihad bersumber pada
al-(~ur'an,
al-Hadirs, dan lima.
Seclangkan metodologi ijrihad yang digunakan adalah amalan-amalan ulama Madinah atas hadis ahad, Qiyas, clan Maslahah Mursalah. 2) Imam Syafi'i. Beliau di dalam ijrihad bcrsumbcr pacb al-Qur'an, al-Hadits, dan lima. Sedangkan metoclologi ijtihad yang digunakan aclalah Qiyas. 3) Imam Hanafi. Beliau di dalam ijtihad bersumbcr pada al-Qm'an, al-Hadtts, dan lima. Seclangkan metoclologi ijtihad yang digunakan adalab Qiyas clan Istibsan. 4) Imam Hambali. Beliau di c1alam ijtihacl bersumber pada al-Qur'an, al-Hadirs, Ijma dan Fatwa Shahabi. Sedangkan mctodologi ijtibad yang digunakan adalah Tarjib Fatwa-fatwa Shahabi dan Qiyas."'
.12Ibid, h. 79 1.1
Teungku i\Juhamm
3D
NmTIul1, Qiyas ll1Cl1utut para 1n1<11n IvIazhab eli atas 111Cll1iliki pcngcrtian yang
berbecla-becla. Menurut Imam Syafi'i, Qiyas clan ijtihad adalah dua istilah yang memiliki arti sama. Sehingga, seperti ijtihad, Qiyas dilakukan bila tidak ada dahl dalam al-Qur 'an dan al-Hadits dalam suatu persoalan. Hal ini berbeda dengan Imam i\!azhab lainnya yang
tidak 111e111'a111akal1 Qiyas dcngan ijtihad"'~
3.lstihsan Tstihsan ialah 111cninggalkan
tji)':"ls
yang
nyat;t
Lll1tuk ll1cnjalankall
l]l}':lS
!";lng ficlnk
nyata (sanlar-samar) ural! mcninggalkan hukum kullj ulltuk rncnjalank,tl1 hukul11 ;.1'/1.1"1/(/;
(pcngecualian) discbabkan ada dahl yang 111Cnurut logika mcmbcnarkannya.-!:' JelaSl1ya, bila scorang i\Jujrahid 111cnghadapi suatu pctistiWil yang ("idak aela nash yang mcnctap-kan huku1111lya, sl:dang 1I11tuk ll1cncari huku111ny;t rcn.hpat L1u;l i,dan yang bcrbeda-becla, jalan yang satu adalah je!as dapat membcri kctetapan hukul11nya dan jalan yang lain Sn111Ur-Satnaf, yaklli dapat 111cnetapkan huku1l1nya dan dapat pula 111cnctapkan hukum yang lain, padaha! pada diri Mujtahicl tcrscbut tcrdapa!": suatu dalil yang dapat digunakan untuk Inentarjihkan jalan yang salnar-san1ar, maka ia lalu mcninggalk:ln jalan yang nyata tcrscbut untuk 111cncmpuh jalan yang sall1ar-samar itu. DClnikinn jUg'-l hila ia ll1cndapatkan suatu rla!i! klr/!i yang 111cnctapkan suatu hukli111, kC!lludian sctcbh in
menclapatkan claW lain yang mengc-cunlikan snatu hukum dari d,,/illw/li tersebut, maka ia
+1 Ahmad Hasan,
15
op.
fil.
h.19'l-193.
I\lukhtar Yahya dan Farchurrahman, Of. /'it., h. 100.
31
menetapkan hukumlain yang berbeda dengan hukum yang ditetapkan oleh dahl kulli itu. Kedua jalan itu disebut istihsan. Dengan 111cn1pcrhatikan ta'rif iscihsan scbagairnana ll1kcll1ukakan di atas, nyatalah bahwa istihsan itu ada 2 macatn. fJedtllllfl, 1l1cntarjihkan lpyas yang tIdak nyat
Kedtla, ll1engecualikan huku111 jIlZ'!ytlIJ dari huku111 lUII/f)'aIJ dcngan suatu claW. Istihsan ll1acan1 kcdua ini oleh ulan1a Hanaflyah disebut
II
lstihsnn dilrUnd ' . Sebab
penyimpangan dari hukum /:'.11/// terscbut adalah karena dal'urm atml k'UeJH suatu kepcntingan
yang
tllcl1gharuskan
adanya
penyunpangan
dcngan
maksud
untuk
I
t11cnghadapi kcacJaan yang mCIH..lcs:lk atau lncnghindari kcsulil-an: (,
C. Hubungan Ijtihad dcngan PCl'soalan-pcrsoalan Kckinian
"1'-c I " " seeara ctl1110 - IOgl- a'd aInI1 "I.;:cauaan J I"0111 atas sc.Glrang. 1 " -" 'I {lilian IV cngacu pacIa 7
definisi ini, kata ini tidak bisa digunakan untuk rncnunjukkan waktu yang sl·atis. Tidak
seperti tanggal atau tahun yang bisa kim Iewati, lalu manjadi !ampau. Kini akan sclalu menganclaikan sesuatu yang ban!. Kini sclalu berjalan mengarah ke depan. Di sinihh kini almn sclalu baru. Seiring dcngan pcrjalanan waktll, kini almn senantiasa tnenC111ukan
sesuatu yang barn yang ticlak akan usang.
-1(,
Ibid.
·17
Tim Redaksi, Kall/Ili BeJar 13ahtwl Jlldolll!Jia, Gakarta: Balai Pustaka, 2(02), eel.
Ke~2,
h. 570.
32
Ini berati kini adalah kata yang bcrhubungan dcngan wnktll, 111cski dcmikian kata ini tidak menujukkan kata waktll tertenru, seperti tanggal 1 .lllni 2U06, tanggal .'> i\gUStLlS 2006 yang kclak akal1 111cnjadi waktu llsang. Kini tidak 111cngcnal 11laSa depan, Juga tidak Inengenal ll1asa Imnpau. Kini banya 111cngenal waktu sckarang. In1 bcrarti kini sclalu berjalan liniet mengarah ke depan. Pada perjalanan itulab persoabn-persoahn baru akan
ditC111Ui. Persoalan yang sebdutl1nya tidak ada, hingga tidak dipufllskan olch para ulan1
.!Il Bank adalah lcmbaga kCll~mgan y,mg berfungsi sebagai lllediawr bagi pemilik modal dan yang tidak memiliki modal. Selain it'll, bank juga berfungsi sebagai lcmb,lga pcnyimpan mc}(bl; baik dabm bentuk nang, surat-surat atau barang-barang berharga. l\fuhammad Syati'i :.Anlonio, Brill!:. ,~')'{/ri{//;; Dar; '['{'ori ke Praktik, Oakarta: Genu 1nsan1 Press - Tazki~l Ccndcki;l, 2001), Cct. kc-2, h. 66.
.j~
Ibid.
....
33
.rika para ulama Fikih l11encari hukumnya pada sumber-sul11ber tcrdahulu, l11aka tidak akan ada fa twa atau hasil iJtihad tcntang bunga bank. Karena hal ini sangat
dibutuhkan uleh
Ul11at
Islam, maka ulam:l 1"ikil1 yang tl'rgabullg Lli dalam
J(OllSU!
Kajian
Islam Dunia (KKID) pada bulan 1I1ei 1%5 berkul11pul di Universitas ,II-,Izhar, Kairo, Mesir untuk mclakukan ijtihad dan ke111udian l11engcluarkan t:Jtwa bahwa bunga bank
adalah hanun,511 Keputusun ini 111erupakan kej1utllsan J!ang pl'l1ting dan dibuluhkan LImaI' Islam se dunia karena pada waktu itll dan san1pai saar illi mayoritas um:lt Islnrn dahln l11cnjalankan aIctifitas schari-harinya tidak tcrlcpas dari bank, scbuah lcmbaga yang tiLbk
pcrnah ada eli 23111a11 Rasulullah saw. sarnpai zarl1nn tenutupnYi\ pinru ijtihjld. D,ll1 dcngan ketctapan tcrscbut, ll1ulailah U111ut Islam ll1cngcrnbangkall bank tanpa bUl1ga at:tll yang disebut dengan Bank Syari-ah. S1
Di atas, Inerupakan salah satli conroh dari ribuan cOl1tDh persoaJan yang telah dibcrikan jawaban dan juga yang bclllll1 dibl,;rikan jawaban; kan.:na ijl'ihad !11l'll1butuhkan waktu, selnentara persoalan 1I111at datang silih bcrganti tanpa 11H.:ngcnnl waktu. Karenanya, ijtihad merupakan scsuatu yang tidak loisa dihcntikan atau ditutup_ Ijtihad dipcrlukan oleh umat Islam di tcngah mus pcrubahan-pcmbahan yang I11cndcranya
salnpai akhir zmnan.
50
Ibid.
51
Ibid.
BAB III
BIOGRAFI SINGKAT K.H.M. SYAFrI I-IADZAMI
A. Kelahiran, Silsilah Keluarga dan Masa Kecil Kchadiran Islam di Jakarta dan scmakin banyaknya masjid yang didirikan pada abad kc-18, tcrutall1
ll1cmblu(hkl1Y~l
onlng Batitvlit yitng
rilCJ111lltur
Ilmu di
Mekkah, membawa daya jelajab inrelektual yang luar biasa pada abad-abad berikutnya. Banyaknya ulama yang berlllllilCulail di abad ke-:!II di berbag:Li 1,,"l1lurll kota .Jakarta, dcngnn 111ilSjid dan lclnbaga pcngajian scbagai
IOtl/.f
intclcktual,
I11clnbil\Va
dalllpak pada
kecenderungan ll1asyarakat Bctawi (sebagai suku ash) yang dikcnal scbagai 111:lsyarakat yang taat beragmna (religius). Ihhkall, Raflcss sanlpai Incngakui kcrnajuan pcrkcll1bangan Islam di kalangan penduduk kota Batavia bentuk asimilasi antara penduduk pribumi dengan pendatang selalu disebut islamisasi orang Se/tiJlJ.' Bersamaan dengan pcrkembangan Islam di .Jakarta dan semakin banyaknya kelompok ulama, lahirlah sosok ulama Betawi yang menjacli generasi kcdua dalam jaringan intelektual Islam Bctawi pada abad ke-20, )':Llmi K.H.M. Syafi'i l-Iaclzami 2
I J\lastuki HS dan )\1. hhom El-Sah~1 (cd.), IlltdektJla/ismc PeStlll/Tw, (Jakarta: Diva Pllstaka,2003). eel" ke-1, h. 113. Pcnjelas:lll lebih jauh mengcnai Pcrkembangan Islam di Betawi ini, Jill, .J uga .Abdul Aziz, Is/am daJl1vla[)larakat Bet(l})Ji, (Ciputat: PI', Logos \'\lacana Ilmu, 2002), Cet kc-1, h. 41.
2
Ibid, h. 113.
35
K.H.M. Syafi'i Hadzami rerlahir dengan nama Muhammad Syafi'i pada tanggal 31 Januari 1931 M, berteparan dengan rang.'!;aI12 Ramadhan1349 H dan wafat pada hari Ahad, 7 Mei 2006 berrepatan dengan ranggal9 Rabiul Akhir 1427H dalam usia 75 r"hun. Nama Hadzami diberikan oleh jama 'ah pengajiannya, sehingga orang lebih mengenalnya dengan nama KI-I. Syafi'i Hadzami dari pada nama aslinya, Muhammad Syafi'i. 1 Ayahnya bernama i\luhammad Saleh Raidi clilahirkan pada ranggal 31 Desember 1911. Sedangkan Ibunya bernama IVIini yang berasal dari Cireureup, Bogor, Jawa Barat.
Silsilah dati garis ayah hanya diketahui smnpai gl'l1l:rasi ketiga, mcskipuJ1 hanya dari orang tua laki-lakinya saja. Lcngkapnya: Muhammad S:deh l,aidi hill R"idi bin Sholihin. Nama yang rerakhir ini berasal dari Sumcdang, .I awa Barar. Dengan demikian, nenek moyang K.H.lvl. Syafi'i Hadzami, baik dari gario ibu araupun dari garis ayah, bcrasal dari .lawn Bnrat. Scdangkan silsilah dari garis ibu; Ibu tvLini, t.idak dikcrahui secant
jelas. Bahkan untuk nama ayah dan ibunya saja tidak dikerahui. Yang jdas, K.H.M. Syafi'i Hadzanu hanya lnengetahui babw:l ibunya terscbut 111clnpunyai en1pat orang s~ludara:1
Bcrbeda dengaI1 saudara-saudaranya, Syafi'i tlkecil ll 111cnghabiskan l11asa kanak-
kanak11ya bersama paman ayahnya yang bernama I-Iusin di Baru Tulis XIlI (dulu disebut
-~
Ali Yahya, op, tit., h. 11
~ J\,Juhlis, LapOtall Pelle/i/iml rlan Pewdi.I'ClIl 13iogrciji KH, Allf!ItIIJII/wt! J)'.:f/i'] F1ad:::fllJ/i I'll PropiJlll DI(] ]akatta,(Badan Pcnelitian dan Pcngembangan (Litbang) .:\gal11a, Dcpartcmen Agamn RI, Jakarta, 1989/1990), h. 32.
36
Gang Lebar), PecenongJI1, Jakarta PUS~lt. S}'afi'i IJkccill! biasa l11Clllanggilnya dcngan
scbutnnjid (bkck, dnbm bnhns:I 1\1':lb). I
[)j" Inasa
WalaupUll suka bern1:1in, tcrapi ia tidak scpcrti :lnak-anak yang bin. la l11alah string
dianggap penyakitan karcn<1 tidak selincah anak-anak yang lain. Bcbcrapa pcrlllainan yang in subi nd:llnh he/oh h"d,,/ da" ldolle/"di. Seda"gka" 'empa' mai" favor;I"ya "dal:lh di dacrah Pcccnongan, Jakarta Pusat yang ticlak tcrlalu j:tuh dari kcdialn:lllllY:1. Sclain
Pecenongan,
1<1
juga suka
bC1'n1:1il1
di dacrah Djuanda
y~tng
bcrscbcbhan dcngan
Pecenongan. Di Djuancb inl l11clintas Sungai Ciliwung, karcnanya yang paling ia sukai adalah berenang eli sungai tersebut atau dalanl bahasa Betawinya: )<~cb{/k. J(cbinsann ini terus bcdanjut sampai i~ remnja.'
B. Pcrjalanan Pcndidikall 1,
Pcndidikan Membaca AI-Qur'an dari Kakek Pendiclikan pertnluanya dipcrolch dari I
inilah mental clisiplill clan kceintaallnya pacla ilmu-ilmu kc-IsIan"ln mlliai clibangun. Dalam mengnjar, Kakek Husin sangat keras. Misalnyn: shalat harus dikerjakan tcpat waktu. Bila waktu subuh tclah ribn tetnpi ia bclum banglln, maka Knkek H usin akan mengguyurnya dengan air. Bnhkan pukulan rotanpun scring mcnclarnt ke Syafi'i, jib ia tedambnt mengc1'jabn sholat zbuhur. Kcpadanyn, Synfi'i "keeil" bclajar mcmbaca alQur'an clan untuk pettamn kalinya khatam pada usia 9 mhun. Dalam mengajarkan aI5
.i\li Yahya,
op.tit, h,
20~2L
37
(~lIr'an,
K.akck I-J usin sallgat lllcmpcrhatikan kcfasihan lafal dan juga t:lJwidnya. Sclain
itu, dari kakcknya ini, Syafi'i 11kl'cill! juga dan
111<':111p<:1:01<.:h
pCllgajaran dasar-das:\l" ill11l1 nahwll
iln1u shorof.('
2. Pendidikan Zikir dari Kiai Abdul Fattah ll
Syafi'i IIkecil sering sekali diajak kakeknya ullwk 111cngaji dan mcmbaca 2ikir eli kecliamannya K.iai Abdul Farrab
(1884-1947), seorang ulama kelabiran Cidabu,
Tasikmalaya, Kabarn),a, beliaulah yang membawa Tarckat Idrisiab kc lndoncsia, la mendapatkan ajaran Tarekat Idrisiab di lvlekkab, Sepulangnya dari !'vIekkab pada tabun 1932, Kiai Abdul Farrah mengajarkan pertama kali Tarckar ldrisiab di Tasikmala)'a, Ia diberi panggilan kehormatan: Syekb 1\1-,\kbar (guru agung).' PCl11bacnan zikir dan tan.:kat illl dilakukan pada
111:11a111
hari. Dari guwnya, l<..iai
Abdul Fattah, Syafi'i yang mcnginjak remaja diberi scbuab do 'a kbusus, l'cmbcrian do 'a ini Ineluiliki cerita terscndiri: pada saar 111clakukan zikir di suatu waktu, Syafi'i 111cngalnn1i tahap .lima '(lupa dan hilang kcsadaran karena dibimbing agar ingat kepada Allah semata), Ketika ia mengalami hal ini, ia tidak ingat apa-apa walau tebb c1ipanggil-panggil oleb Kiai 1\bdul Farrab, Kemuclian, setelab sadar, ia
dipangg~lan
scnclirian "Jeb Kiai i\bc!ul Fatrab
dan diberikan do 'a khusus, Kiai pun mendo 'akan agar S)'afi'i kelak mcnjadi orang baile"
I·Ibid. h, 12 7
.Abdul Aziz Dahlan (ed.) cLal., '1drisiah ': dalam Eluihlopcdi J.dtfllJ, (Jakarla: IdHiar Bam Van
Boeve. 2002). Cet. ke -8, h, 176, H
Ali Yahya, op.•'il. h.
20~2L
38
3. Mengaji al-Qur'an, Dasar-dasar Nahwu, dan Shorof dari Pak Sholihin Syafi'i "belia" juga mengaji kcpada Pak Sholihin yang masih terbilang kcrabat. Istri Pak Sholihin ini 111ctupakan kcponakan dari ncnck yang tncngasuh Syafi'i. Selal11:l
dua tahun, ia mengaji al-Qur'an, Nahwu, dan Shorof dari Pak S1:01ihin.
4. Pendidikan dari KH. Sa'idan Dari tahun 1948 sampai dengan tahun 1953 atau selama 5 tahun, Syafi'i belajar kcpada KH. Sa'idan di Kemayoran. Kcpadanya, Syafi'i belajar iln1ll tajwid, ilmu nahwu (dengan kitab pegangan bcrjudul 1\1l11h"llIl-1'mb) dan ilmu fikih (dcngan blab pcgangan berjudul Au·Dim,,)" AI- 1'""i',,I; yang mcrupakan sarah dari kitab /lr·l\iy"dh /1/·Badi'ah) . Selain belajar ilmu-iJmu agama, Syafi'i juga beJajar ilmu silat kcpadanya. KJ-L Sa'idan juga 111cnyuruhnya unruk bclajar kepada guru-guru yang bin,
misalnya kepada Guru Ya'kub Sa'idi (Kcbon Sirih), Guru Khalid (Gondangdia), Guru AbdullYlajid (pekojan), dan lain-Jain.
5. Pendidikan dari Habib Ali bin Husein AI-Attas, Bungur Kepada habib yang biasa clipanggil dcngan sebutan Habib Ali Bungur ini, Syafi'i "dcwasa" Inengaji sejnk selcitar tahun 1958 san1pai dengan gurunya ini diwafatkan pada tahun 1976. Banyak, kitab-kitab yang dipelajari Syafi'i "dewasa" dari Habib Ali Bungur yang lahir di I-Iuraidhah, Hadramaut, Yaman pada tanggal 1 Muharram 1309 dan selama 5 tahun menuntnt ilmu di lYlckkah kcmudian kc Jakarta sampai ia diwafatkan. Syafi'i
39
ll1Ctupakan 111Urid kesayangannya yang 111cndapatkan ijazah langsung darinya scn11nggu
sebelUll1 wufar.
6. Pendidikan dari Habib Ali bin Abdurrahman AI-Habsyi Syafi'i "dewasa" juga rajin 111cngikuti pcngajian U!11U111 yang diasuh okh Habib Ali A-Habsyi Kwitang. I-Iabib kelahiran Kwitang, Jakarta pada tanggal 20 JUl1ladil i\khir 12861-1 (1876M) ini membcriknn pcngajian kepaclanya dengan bcrbagai disiplin ill1lu kcIslan1an.
7. Pendidikan dari K.H. Mahmud Romli Dari K.H. Mahmud Romli yang tinggal di dacrah MCL1tcng, Jakarta Pusat ini, Syafi'i mcnimba ilinu fikih dan ilmu tasawuf. K.itab fikih yang digunakan dalnl1l belajar adahh Blljailimi, scdangkan btab tasa\Vufnya adalah JIJ)'a ·UIII/Iliddili. Iliasanya, yang mcmbaca kitab-kitab tcrscbut adalah guru l'vlahmud sendiri. Lcbih dari (, tahun (19501956), Syafi'i meni111ba
ili11l1
darinya.
8. Pendidikan dari KH. Ya'kub Saidi KH. Ya'lmb Saidi yang bcnnukim eli Kebon Sirih, Jakarta Pusat mcrupaknn lulusan dari Mckkah. Kcpada gurunya ini, Syafi'i mcngaji banyak kitab yang dibacanya dihaclapan Guru Ya'kub sampai khatam; tcrutama btab-kitab clalam ill11u ushuluclclin clan mantiq. Di antara btab-kitab yang elikhatamkan padanya adalah JdIJaIJII/ MIlb!itllJl,
Dalwir,QmV{!J'J'ini, dan lain-lain.
40
9. Pendidikan dari KH. Muhammad Ali Hanafiyyah KH. Muhammad j\li Banafiyyah masih tcrgolong kakcknya Syafi·1. Kitab-kitab yang dipelajari Syafi'i dari beliau adalah Kajimvi, Miliha/ill 'Im/;, dan /lJ)'IIlall>i.
10. Pendidikan dari KH. Mukhtar Muhammad
Lebih kurang 5 tahun, yaitu scjak tahun 1953 s\\mpai t"hun 1958, Spf,'i bclajar kepada K.B. Mukhtar Muhammad di Kebon Sirih. Beliml ini masih terhitung mermanya sencliri dan juga murid dari C;uru Ya'imb. Diantara kitab yang dibaca olch Syafi'i kcpada bcliau adalah kitab Kajin",i.
11. Pendidikan dad Guru-guru Yang Lain Guru-guru lain yang berjasa dalam mcndidiknya adalah: l<'H. Muhammad Sholch Mushonnif (darinya, Syafi'i bclajar ilmu ushuluddin), K.H. Zah.tuddin Utsman (darinya, Syafi'i mendapatkan ijazah kitab AI-Hikam), Syckh Yasin bin Isa j\I-J"adani (darinya, Syafi'i banyak belajar ilmu hadits, ilmu usul fikih, dan lain-lain), dan KH. Muhammad Thoha.
C. Perkawinan dan Keluarga
41
KH. M. Syafi'i Hadzami menikahi istrinya, Nonon. pad a usia yang masih tergoIong remaja, yaitu 17 rahun.') Pernikahan ini terjadi pada rahun 194R. Serelah ll1cnikah, in dan istrinya tcrap tinggaI bcrsanla ncneknya til KC111:1)'oral1, Jakarta Pusat.
Tak lanla kCll1udian pasangan ini pindah ke daerah Kcbon Sirih . .Jakart'l Pusar dan tinggal
eli rUlnah lnilik keluarga sang istri, Dari istrinya ini) yang kcInudian dipanggil dcngan nama Hajjah Siti Killyar, ia l11endapatkan delapan orang anaL Dan isrri 1ainnya, ia
Inclniliki cnanl orang anak. Sejak tahun 1982,
beliau bersal11a istrinya, Hajjah Siri Khiyar, dan anak-anak
mercka pindah dari Kepu, Kel11ayoran, Jakarta Pusat ke Kal11pung Dukuh, Kebayoran Lanla, Jakarta Selatan sanlpai sckarang. RUlnah yang ditenlparinya bcrada eli at,ts tanah scluas kim-kim ddapan ratus meter persegi dan terletal, dhlal11 satl! kompJck dengan perguruan AI-Asyirotllsy Syafi'iyyah.
D. Katit dan Prafesi Sejak belia, K.H.M. Syafi'i Hadzami tdah giar l11encari uang. Berjualan barangbarang kelontong pun ia jalani. Pekerjaan formaInya atau karir yang ditel11puhnya pertal11a kali adalah eli Balai Pus taka. Kel11udian di awal tahun 50-an, ia bekerja eli RRI
pada bagian
IrtJJHCI'IptioJl JU,/Jir{!,
yaitu bagian rekalnan 111usik-ll1usik. Sctelah bcrtugas cukup
lama di RRI, ia memutuskan berhenti pada tahun 1969. Statusnya sebagai pegawai negeri " tlngga Ikan. '" la
'J
Ibid, h. 26
III
Ibid, h. 29
42
Setelah berhenti bekerja, ia kemhali berdagang dan mendirikan schuah C:V yang bergerak di hidang penycdiaan dan pclayanan alat-alat tulis untuk pcrkantoran, terutama untuk perguruan tinggi. 1'1 menyalurkan harang dagangannya sampai ke Yogyakarta, Solo, Senlarang, clan Surabaya. Dari pcnghasilan dagang il1i, ken1Udial1 in tncnunaikan ibadah
haji yang pertama pada tahun 1966. Sctclah pulang dari Ibadah haji, ia bcrhcnti bcrdagang dan kcgiatannya hanya mengajar saja. ]a yakin hahwa hckerja ul1tuk Allah Swt tidak akan 111Cll1buatnya susah secara CkOn0111i.
Profesinya sebagi guru agama dan da'i sudah dijalaninya sehclum pcrgi haji. Pada tahun 1963, K.H.M. Syafj'i Hadzami tclah memilki 14 majelis fa'lim. J..:cl11udi,m pacla tahun yang sama, ia mcmhcntuk schuah lcmbaga y,mg hcrnama B1\IIvlT (Badan tvlusyawarah NIajclis Taldim) yang mcngkoordinasikan l11ajclis-tnaJclis t-a'limn)':!. Baru radn ll1usyawarah yang diadakan pada tan~t?;al 7 April 1963,
bCrS:llll:l
rckan-rckannya
disahkanlah susunan pengurus BMMT yang diberi nama AI- 'Asyirotusy Syafj'iyyah dengan Inenlposisikan bcliau sebagai I(etua !(ehOf111atan,
Namun, bam pada scjak tahun 1970 masyarakat luas mengcnal sosok kyai mmla ini dari pengajian yang diberikannya mclalui Radio C:cndrawasih, Jakarta. Tcrlcbih ketika isi-isi pengajian eli Radio tcrscbut dihukukannnya dan diberi judul 'Ji/l/r/!Ji!/I/! /lr/i!!l/h yang menjadi kitab pcgangan para murid yang mengaji kepadanya sampai hari ini. Pada tanggal 30 Juni 1975, BlvlMT AI- 'j\syirotusy Syafj'iyyah didaftarkan ke Notaris M.S. Tadjocdin sebagai baelan hulnllTI clcngan
1101110r
288 dengan kctua unnunnya K,H.I\t Syafi'i
Hadzami. Yayasan ini bcrgerak di bidang sosial kcmasyarakatan dan pcndidikan Islam sanlpai sckarang.
43
Pad a tahun 19BO, k.II.1\f. Syafi'i 1-I'H..I%:1111i diangkar sehagai salah sal-u kl'lu
~'ang
sudah lanjur mi S;lllg 1111.1:111i1n, panggibn
~':lllg bi:lS;l
digllJl:l1'dll ukh l11urid-
111uridnya, tctap seria 111cngajar ranpa hanls ada kata pCl1siul1 a/au lidak diallgkat lagi,
smnpai Allah Swt sendiri yang l11cngangkatnya.
E. Karya-katya II Bisa dikatakan, K.H.M. Syafi'i Haelzami memilki kcahlian yang tidak biasa
din1iliki oleh banyak pcngajar ;\gam
1. Sullamul 'Arsy fi Qira'at Warsy
11 Karya-karya K.I-Ll\L Syat'i'i I-Iadzami ini seeara kcscluruhan 1ll,ISill bcrbcntuk cclakan manual dcngan mesin foto kapi sederhana. Belum didesain seearn khuSllS. .:\tau dcngan disaign full colour. Kitabbtab K.H,lvL Syafi'i Hadzami ini kebanyakan diterbitkan olch PCl'guruan AI-.:\syirottlssafi'iyyah scndiri dengan eetakan terbatas. Kcbanyakall karya-karya K.I-LM. Syafi'i J-ladzami im, tanpa discnai dengan tahun pcneet~lkan.
12
Ibid, h.126-127.
44
l\isalah ini sclesai disusunnya padatanggal 24 DzukjU'd"h rahun 1376H (1956M) pada saat ia bemsia 25 tahun. Risalah sctcbal 40 halaman ini bcrisi tcmang kaidah-kaidah khusus pcmbacaan AI-Qur'an mcnurut Syckh \'(!arasy yang tcrdiri atas satu l11ukadil11ah, scpuluh lJlathlab (pokok pe1l1bicaraan), dan satu khat/illah (penump).
2. Qiyas Adalah Hujjah Syar'iyyah Di dala1l1 risalah ini dikcl11ukakan dahI-daliI dar; ,d-t,!ur'an, al-Hadus, dan lJl11a ulama yang l11cnunjukkan bahwa lIiyas l11crupakan salah sattl htlJlah-htitlah syari'ah,
Risalah ini sclesai disUSllI1 pada tanggal 13 Shafar1300 I-l bcrtl'patan dcngan (-anggal I Mci 1969 M,
3. QabliyahJul11'at l\isalah ini 1l1cmbahas tcmang sunnahnya sholat .QaiJIiYJ'ilb/III)) 'at dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Di dalal11 risalah ini dikcl11ukakan nash-r"lSh al-Qur'an, al-Hadits, dan pendapat para fuqaha,
4. Shalat Tarawih Hisalah ini disUSUl1 untuk ll1c111bcrikan pcnjclasan shnlat tarawih yang sering
menjadi pcrsoalan eli kalangan kaum mus!i1l1in, Di dalal11nya dikcmukakan dan dijclasbn daW-dalil dari harnts dan kctcrangan para ulama yang bcrkmtan dcng;!n shalat tarawih. Mulai dari pengettiannya, ikhtilaf temang jumlah taka' atnya, cara pclaksanaannya, dan lain-lain.
45
5. 'Djalah Fidyah Shalat Risalab yang ditulis pada rabun 1977 ini membabas Udal renrang membayarkan
fir/yah (111cngeluarkan bahan maknnan pokok) llIlt"uk seof;1.ng muslim yang tclah l11eninggal dunia yang di masa bidupnya pernab meninggalkan beberapa wakru sbalat fardhu. R..isalah i111 clisusun knrcna adanya pertanyaan ten tang masalah tcrsebut yang diajukan oleb salab scorang j,rma' ah pcngajiannya.
6. Mathmah At-Ruba fi Ma' rifah Ar-Riba Di dalal11 risalah ini dibabas beberapa persoalan yang bcrkaitan dengan riba,
seperti huluull ribn, bcnda-bcnda yang ribuwi, je;iis-jenis rib'a, bank sim,p~ln pinj~ln1, deposito, dan sebagainya. Risalab ini sclesai ditulis pada rangga! 7 Mliharram 1397H (1976M).
7. Al-Hujajul Bayyinah Risalab ini dalam bahasa Indonesia memiliki arti argumenra,i-argumentasi yang jclas, yang sclesai ia tulis sekitar tabun 1%0. Risalab ini mcndapat pujian clari glll'llnya, Habib Ali bin Abdurrahman AI-Habsyi. Babkan clari gurunya ini, ia mendaparkan rekomendasi
(seperti kata pengantar) untuk bukunya ini.
BABIV METODOLOGI DAN IJTIHAD K.H, M, SYAFI'I HADZAMI DALAM PERSOALAN - PERSOALAN KEKINIAN
A. Metoelologi Ijtihael K.H,I\L Syafi'i Haelzami K./-I.:'1. Syaf(i Haclzanu, l11crupakan salab saeu ulama yang sang;lt ari[ dalam l11engal11bil [a(\l'a l11cngcnai masalab-l11:lsalab kckillJan. Dan kcban)'akan fatwa yang dikeluarkann~-a Inerupakan rtspon
tcrhadap para j'lma 'ah yang
Inanan~'akan pcrso~llan-
persoalan kepaeianYa eli scoop kescl11paran dalam pengajial1-pcngajlan. Dari iawaban-
jawaban perranyaan itulah, i:1 sangat dikagul1l1 olch p:1L1 janla 'alJ pcngajiannya. Hal inilnh \'al1g l11embuar beliau dijulukJ ":'!u'alllm". Scbuab lulukan yang c1isandangkan ticlak
kepacb senlua orang yang nlel11p_lln~·ai )anln'ah pcngaji'J.J1. Pada bab ini, penulis akan 111cngupas steara khusus ll1engc.nai 11lctodologi dan basil ijtihacl
K.H.M. Syafi',
Haclzal111
c1ala1l1
pcrsoalan-pcrsoalan
kckinian.
Perlu
clikctahui, K.H.:'1. S1'afi'i Hadzal11i dalal11 ficlib11\'a bermazbab Syafi'i.' Karcna11\'a, cLlbm berijtihacl, beliau ll1enggunakan Qiyas sebagai merodologinya. Bahkan SCCal'a kbusus beliau menulis tentang Qi::a, clalal11 salah saru risalahnya yang berjudul /2i)'lI.l' adala/J
I
Basil \\',lwancara penuli'3 d.::ng.ln K.H.:~d. Syafl'l H;10Zal11i di GandariaJakarra Se1.lun pada hari Kamis 5 .\g.usrus 2005
k,;;diamann~'a,
.~syirorussati'i;."::ah ~
L1I1,11 kembali keterangan bry;\.. k;H~·a KJ-L\1. SyafJ'J
H~ldzami
di Bab III
Perguruan
~"\l
47
Sesungguhnya, tidak ada satu 111ctode khusus yang 111cmbcdakan Hnl"ant mCl"odc istinbath hukwTI yang digunakan K.H.fvI. Syafi1i r-lndzanli dcngan digunakan
InlaiD
Syafi1i sebagai
1n1<1111
Inazhab yni1g dianutnya. ()lch karcnanl1ya, in
bc1u111 111<11..1 discbut scbagai l11ujtahid, hanya DahIll
lTIcnentukan
scbuah
mctodc yang
j)}/I//abi'
huku111,
(pcngikul).'
K.1-1.)\1.
1
Syafi i
I-Jadzaml
tncndahulukan keClnpat sU111bcr huku111 Isbnl, yuitu: al-Qur'an, al-Hadirs,
scJ1alltlasa
hasil 1jtua l ,
dan hasil ijtihad para ulama mazhab Syafi'i sebagai sumber rujukan. Tcrakhir, barulah beliau l11cnggunakan Inetodologi Qiyas jika dari keC111pat sunlber huku111 tcrscbut tidak
terdapat ja\vabannya secant eksplisit. Persis sebagaul1ana yang dilakukan Inlam Sya.fi1i Begitu pula mcngcnai hasil hukumnya, bcliau mengacll scpclluhnya tcrhadap masalah yang telah diputuskan Imam !'vlazhabnya itu (Imam Syafi'i):'
~ \'(!awancara pribadi, dcngan K.H.:\L Syafi'i Hadzami ell kediamallllya, Pergufuan .\1Asyirotwisafi'iyyah Gandari~l Jak'lt'ta Sclatan pada hari Ka111i$ 5 ;\gusll\S 2005 -I Imam Syafi'i sangat mengandalkan Qi)'"s scbagai mctodc dalam bcriitJhad dan hasII dari Qiyas in1 dijadikan sebagai hujjah keempat'. 13ahkan bclif\ll mcnyamakall Qiyas dcngan ijt'ihad itn sendiri. Nan1tll1, belial1 mcnolak raj'1I (pandang,m pribadi) yang dilakukan scmau-maunya untuk 111Cr111l'is jalan bagi Qiyas.
Penerapan Qiyas, menurut Imam Syafi\ harus bertitik robk pada pcngctahu
48
l\dapUll peran lJlalll:l beli:l11 ad:dah llldakukall istinlnl!l hukulll a(:l:-; 111:I:->al:ll1-
masalah yang belum pernah ada pada masa Imam Sy"ti'i. Langkah dalam istinbath hulUl1TI beliau lakukan dengan cara mcngiaskan pada datil yang telah diplltllskan olch Imam Syafi'i maupun ulama-ulama syafi'iyah scbclum beliau. Biasan)'" beliall tcrlcbih
Untuk hal eli 'al,IS, Im,ull Sy,lf(i kcmuJian mcmberikk'lll coiltoh: rnCllllHn scbllah hadJs, dilarang mClH.unpahbn d,\rah scofang yang bcrilll;\ll, tlH:nghin ter',dthir ini yang diambil scbagai model bagi persoalan yang dibahas adalllh yang mcmiliki kcscrup;lall y:lllg lebih dekat. Pcmbagi,Ul ini menllnjukkan hlhw.l, bahkan dahun deduksi analogis, Imam Syafi'i ingin menjaga masalah parale1 sedekat mungkin clengan model (masalah) yang dij"dikan patokal1. Pcngikut i\fa:t.hab Sy;lt'i'i dari generasi ke generasi kemudian menjadikan kelcntuan dan kctctapan Qiyas Imam Syafi'i eli alas seb'lgai pedoman dalam berijtihad. Penjebs
49
dahulu mcngutip kitab-kitab syafi'iyah semacam l'ill/lI/11 Thillibill, 1qllll, Mlllllld:;:lIb untuk kcmudian ia jadikan pijakan dalam menentukan hukum s Lebih rinci, ada beberapa langkah K.I-1.M. Syafi'i Had%ami dala1l1 1l1enetapkan scbuah fatwa. Satu hal yang menonjol dalam cara K.H.M. Syafi'i Had%ami menjawab pertanyaan adalah uraiannya yang sistclnatis. Biasanya in 111uIai l11cnjawab dengan
1l1enjelaskan pcngcrtian atau definisi atau batasan dati masalah yang dibahas, baik pengertian ITlCl1urut
bahasa 111
karena dengan demikian orang akan tahu lingkup pen11asalahannya.
Sctelah itu beliau 111cngC111Ukakan ayat-ayat al-Qur1an, had is-had is Nabi, dan pendapat-pendapat para ulama yang ada dalam kitab-kitab yang
1lI1I'/{){)/{1I1
(kitab-kitab
yang diakui dan dijaclikan rujukan oleh para ula1l1a). Dengan 1l1engcmukakan semua itu, maIm akan dapat dipahami bahwa pendapat-pendapatulama yang tetdapat pada nashnash kitab benar-benar ada dasarnya, bukan semata-mata penc1apat mereka. Da1all1 111cnjawab pcrtanyaaJ1-pcrtanyaan yang bcrsifat lwkinian, K.Il-IVL Syafi'i
Hadzalni scring tnenggunakan rllltl!o,gi (pcrbandingan). Pcnggul1aan analogi 111clnbcrikan 111anfaat yang tidak kecil, yaitu 111cnlbantu seseorang Inc111ahalui suatll pcrnlasalahan yang
sulit sccara lebih muc1ah. Dan jangan lupa, kemampuan memb11at analogi, utamanya yang
tidak klise, juga lnenunjukkan krcativitas seseorang, \'V'alaupun tidak sering, pada saat-saat tertentu, K.[-I.M. Syafi'i Had%ami juga lnenyukai bUlnor yang wajar dan sekadarnya. Cam dcmikian akan
111cngurangi
5 Sccara lengkap bisa dilih,lt cli l<..itab Tcll/(/bibul Adhil/tJh, yang bcrisi Euwa-fatwa bcliall atas m.lsalah kontemporer aran masalah kekinian, yang berjumlah cnam jilid, dan ditcrbitkan olch Pcnerbit
r..Ienara Kudus tahun 1986.
50
ketegangan dan mcnghilangkan kejenuhan bila masalah yang diperkarakan cukup rumit, namun tidak membuat orang menjadi Iupa dan bcralih pcrhatiannva. Semua dalil yang clikc1l1ukakan (tcrmasuk nash-nash uJama) dituliskan clala1l1
bahasa aslinya, ken1lH.'. lian banI diikurj dcngall terjclnahannya. Sun1bcr-Sllt11ber rujukannya juga discbutkan dengan jclas. Bila mcngutip suatu haclis, ia sclalu scbutkan pcrawinya. Scandainya yang clinukil allalah msh-n"lsh uIal"'l, ia scbutkan pub kitab yang ll1Cll1uat ketcfang,tJ1 itu. Dcngan lkmikian, tidak ada kcsulitan bagi sCliap or;tl1g 11I1IUk scgera tnen1criksanya. Schingga, scandainya terjadi kcsalahan pun, misalnya kcsalahan tulis,
tnaka akan dapat segera diperbaiki. Pcnyebutan sU111ber-Sl1111ber rujukan 111CI11ang bukan sesuatu yang istitncwa, tctupi tak dnpat disangkal bahwa salah saW pcrsyararan kurya yang
berbobot adaJah clisebutkannya sumber-sumber rujukan sccara jdas. Dalal11 l11enjawab pcrtanyaan-pcrtannyan, tidak jarang, K.H.hl. Syall'i Hadzal11i l11cngutip syair-syair yang bcrkaitan dcngan l11asaJah yanjS scdang dibahas. Di satu sisi hal ini Inenunjuld;;:an
kdluasan wawasannya dan kckuatan hafalannya,
Di sisi Jain, para pC1l1baca buku-bukunya atau par" pcscrta pcngajiann)'a mendapatkan pengctahuan yang Icbih Iuas Jagi. Tidak jarang K.H.M. Syatl'i I-ladzami 111cnjmvab pertanyaan-pcrtanyaan tertcntu dengan jawaban yang agak lUllS atau agak rinei,
Hanya saja, scluas apa pun jawaban K.H.M. Syatl'i Haelzami, orang akan mclihat bahwa semua yang cliuraikannya tctap berada elaJam kcrangka penjelasan yang elibutuhkan. Jaeli, salna sekali tidak Ilgmvltt' ke sana kc n1ari atau keluar dari pokok pern1:lsalahan.
Kcpada K.H.M. Syatl'i ]-laclzami tcrkadang diajukan pertanyaan-pert:rnyaan Y"ng unik yang bellun tentu terjacli dalan1 kenyataan, walaupul1 bukan suatu hal yang ll1ustahiL
51
Ada kemungkinan si penanya hanya bcrandai-andai saja, iseng, atau mungkin pula hanya ingin menguji kemampuan K.H.M. Syafi'i Hadzami. Tctapi, "pa pun motivasi orang di be1akang pcrtanyaan yang diajukannya, K.H.lvL Syafi'i Hadzami tctap rncnanggapnya sebagai suatu perrnasalahan yang hunts dipecahkan sceara ihniah. K.cscriusannya dalan1
menanggapi setiap pertanyaan merupakan salah satu kclcbihannya. Tak boleh dilupakan, hal im juga merupakan citi yang nyata dari sikap scorang ill11L1\van.(' Sebagaimana cliterangkan di atas, K.H.M. Syafi'i Hadzal11i l11enl'ldikan Mazhab Syafi'i scbagai pedOlnan dalan1 ll1cnjalankan syar! 'at I51an1, tcrutan13 dalan1 pcnggunaan
Qiyas sebagai mctode ijtihad untuk pcnctapan hldml11 suatu pcrsoalan. Tidak acla kctentuan dan ketetapan Qiyas dari Imam Syafi'i yang ia kurangi atau ia tal11bahkan.
Terlebih kctika ia sering l11cngatakan dirinya sebagai mujtahid muhaftz bahkan ll1crasa tidak terhina jika clijuluki mujtahid muqallid dalamlVIazhab Syafi'i
7
Sikap menerimanya bcliau jika dijuluki mujtahiJ l11uqallicl clalam Mazhab Syafi'i memiliki sebab atau alasan scbagaimana diulas di dalal11 buku "Kritik Nalar NU". Diwartakan dalan1 buku tcrsebut sebagai berikutj Di S:llnpJ.11g karena kcgan13ngun "
berijtihad, mengingat ijtihad mcmcrlukan sejumlah syarat yang sangar kerat, boleh jadi pandangan ini juga dilatarbc1akangi oleh sikap sufistik I11creka, yairu sikap tawaclhu', rcndah hati mercka. Dari Imam al-Syafi'i sampai Sycikh Nawawi I3antcn, scsungguhnya telah 111cnjadi ijtihad seeara gradual; dati yang ll1utlak san1pai yang patsiaI. Sangat lHenarik
r, i\li Yahya, op. dt., h. 109. 7
Basil w
~\syirotussafi'iyyah
~\l
52
apa yang dikemubn oleh Fakhr al-Razi dalam al-l'vlahshul seperti clikutip al-Suyuti clalam kitabnya, ar-Radd:
"Bolch saja cW·::atakan ijrihad 111cski hanya rnengcnal. $,ltu bidang bahkan hanya It K pada satu Inasala I1 .
i\rtinya, perkaraan K.H.M. Syafj'i Hadzami tcrsebut lebih menunjukbn tingkat ketawadhu 'annya, bubn pada posisi behau sebenarnya. Terbnkti banyak sebli hasil-hasil ijtihadnya yang tidak pernah dikcluarbn para mujtahid l'vlazhah Syafi'inah sebclumnya di zaman modern ini, schingga dapat menunjukkan bahwa heliau sebenamya adalah seorang 111ujtahid yang 111CnC1l1pati posisi yang tinggi, yaitu eli P0515i kctlga: i\Iujrahid
l'vlazhab. Dari keterangan di atas dan sebagaimana yang dikaji penulis dari buku TiIIldhilml /ldillah, clapat ruteranglmn bahwa metode ijtihad dari KH J'vI. Syafi'i Hadzal11i adalah
sebagai beriknt: I.Persoalan yang ruhaclapi dijclasbn atan diberikan dcfinisi terlebih dahuin secara etimologis dan terminologis. 2. I(enlucuan , dicarikan jawabannya dati ayat-ayat aI-Qur'an scbagai jawaban awnl, ut:una
atan pembuka. Jib tidak ada jawaban yang eksphsit dari ayat-ayat aI-QuI"an, maka dibcrikan ayat-ayat al-Qur'an yang ll1C111bcrikan jawaban seeara in1plisit" d:'U1 kC111Udian diuraikan relevansillya dengan persoalan tcrscbut.
II K[-I. Busein Muhammad, Tradixi 1Jlill!Jal!J HJfkJIIIJ NU: So/lila!; Kri';k dabm lmku i\1. lmdadul1 Rahmat (cd.), Klitik Nalar NU. T'rtlll.{orJIltui PamdZ~Jl/{f BaAml AfaJail, (Jak~ll'ta: L.AKPESD~\l\J NU, 20(2), eet. Ke-l, h. 34
53
3. Untuk persoalan yang tidak ada jawaban dari ayaH'yat aI-Qur':tn, b:tik imphsit maupun eksplisit, maka diberikan jawabannya dati al-Hadits. 4..Jika di dala1l1 aI-Qur'an tcrdapat jawaban bagi scbuah persoalan, baik sccata eksplisit l11:lUpUn in1plisit, na111Ull tidal\. tcrdapat jawabannya di al-Hadits, maka dibcl'ikan
jawaban dari para 'ula1l1a mclalui karya-karyanya. Antara lain:
/lJ.ftI!J 'Jji)! 'j)!)!a!
.Ii
!vlmva'Id::j! Barlyya! karangan J\bi Nashr Muhammad bin i\bdulTahman !\lhamadzany, Fatll/(! /larf karangan Ibnu [(:\lsil', O
J))(/I j}J(/,dJt!Yill
ilJl(/J/!yya!J
karangan Alhabib Abdullah Ba '"Iwi J\I-Hadcbd, Tllj.ill' Jall/lal!!, /I.f.f/l'ajlf! MIIIIII' s)'ar"h
.Itlmi 'iJ'!J.rbtlgir, BJ//lfgbJl/ j\1{//'tflJl, dan lain-lain. 5.Untuk persoalan yang tidak diperlukan jawabannya dari dalil-dalil :tl-Qul":m dan alHaelits (sepetti persoalan apa yang dimaksud dcngan h"dits sh"hih, dh:ti!' dan qudsi? Yang 1l1erupakan pertanyaan kc-12 di dalam Tallilblb al-.. ldt//.-ib), moka jawaban yang cliberikan berupa pendapat ulama mazhab Syafi'i. 6.Namun, terkadang dalam ufutan pe"gg"naan dahl, bcha\l mcndahulukall dalil dari ulama, kemuclian daW aI-Qur'an dan kcmudiall dalil al-Hadits. atau dahl aI-I-Iadits dan kemuclian daW aI-Qur'an. \Xtalau hal ini jafang dilakukan. I-lal ini dilakukan karena beliau beralasan bahwa dongan dalil paling bawah pun (pendapat ulam,,) scbuah persoalan bisa clijawab, apalagi dongan claW yang tettinggi (aI-Qur'an clan al-Hadits).
54
B. Ijtihad K.H.M. Syafi'i Hadzami dalam Persoalan-persoalan Kekinian lVIodcrnisasi tclah mcngakibatkan banyak pCrllbahan.pcrubahan. baik perubahan secara fisik maupun non fisiko Unruk pcrubahan fisik, akan mudah terlihar dari banyakn~'a
pcnclnuan-pCnCl11Uan, baik eli bidang teknologi, kcclokrcraI1, tran:::portasl,
arsitektur, dan lain-lain. Sedangkan perubahan non fisik, terlihat dan perubaha;l11 sibp mental, khususnya dalam hal ini sikap mental warga Jakarta. Pembahan illl bempa perubahan dari pola kchidupan "kampung" menjadi kchidupan modern. Karena taraf hidup dan $05ia1 ekonorni semakin 111cningkar, 111aka ketergantungan kepada ken1a111pUan tcknologi senlakin tinggi, Ji1I1 seterusnya. Yang tlelak dapat
111aka in 111crnilih unruk hJdup eli
ping.,~lfan
nlehkuk~ln pcrub~lhan
ini,
kot:1 Jakarta arau bl'[uban dl'ngal1 sikap
kecidakberdal'aan. Perubahan ini juga tt.:r]'.lllI chbm l1u:::ahh kehidupan bcragal11:l d:ll1 pcnyikapan
111aSyarakat 1110dern tcrhadap agama, Ban~'ak kebij~tl(an-kcbijakan }'fU1g 51..'b1..'nar11ya
dilarang datam agama menJacli lebih ditolerir oleh sebagian besar masl'arakar modern Jakarta, yang nora bene 111erllpJk3I1 U111ilt Isbn1
~-ang dabn1 eara pandangI1~-a rcr;JeEgarllh
dengan eara pandang 1110dcrn dU11ana k0111pro11li dan peu11.isif 111crupakan k1.ra klll1ei dari
cara pan dang modern ini. ="!i;olm'a dabm mosabh pclacuran. Dabm "jaran Islam, pelacuran clihukumi haram. :-':amun, Pemda DKI Jakarta pernall mclokalisir pelacuran
secanl. liar dan b~'ll1yak 111cnil11bulkan kercsahan 111as:-arakat. \'Valau kell1uclJan oleh PC111da
DIG Jakarta, loblisasi pelacuran tclah dihapuskan.
55
Scdangkan mcnurut K.H.M. Syafi'i Haclzami, kckinian tidak clapal clisamakan dengan sikap kOlnprol111 dan pern1isif. Kekiniun, 111cnlulltnyu, adalah siEat untuk selalu bcrubah kc arah yang lcbih baik, clan Islam sangat scjalan clcngan kckinian. Karcnanya, mcngizinkan lokalisasi pclacuran mcnurut K.H.I\!. Syafi'i Hadzami aclalah pcrbuawn haral11 atau berdosa dan bukan pcrbllt1tan baile \X!alaupul1 mCllcrtibkan j1elacuran iru
"dianggap" lcbik baik <.brip,\cb nwmbj'
~;ec'lra
liar tli mana-mana,
tetapi kegiatan itu, jauh lcbih bcsar ll1udnratnya daripada 111Hnfnat:nya. ') Hasil-hasil ijtihad bcliau dongan mctodologi 'Iiyas, clapat ,iJtcmukan dalam bukunya yang bcrjudul "I~lIIrI/i/lliti /1d/itll,,/i ( ·UJYf ~Y). Di cl:d:Ull buku Icrscbut ia mcmbcrikan jawaban scput"r lmls"lah bunga bank, to!eransi hid up umat bcragama, menggusur dan membangun, ilmu pcngctahuan dan tcknologi (iplck), iZlll 11crjuclian,
lokalisasi pelacuran, dan lain-lain. Di bawah ini, ada bebcrapa masalah kckinian yang dilontarkan olch Sy~dl11 Hadzan1i yang akan coba pCl1ulis hadirkan di sini, yang lHana d.nri masalah lni, akan bisa c1ikctahui lebih jclas 111cngcnai jalan ijrihacl K.B.M. Syafi'i Badzal11i dalal11 irf/II/;,,//i hukumnya.
1. Bunga Bank Dalatu 111asalah bunga bank, bcliau 111cnjclaskan bahwa bank sinlpan pinjan1 yang luelnberikan bunga kepada pcnyin1pan dan ll1cnarik bunga dari pen1injam dcngan persyaratan yang 111engikat clan clengan presentase tcrtentu adaJah tCl:m:lsuk dalam li/;"
9
Basil wawancam dcngnn K.H.i\l Syafi'i f-Iadzami di kcdiamannya, Scbtan pada Juri Kamis 5 ~-\gustus 2005
~"\syirotussafi!iYY}lh Gandaria Jakarta
Pcrguruan
.-\l~
56
fjard!i atau riGa karena hut:ll1g dan haranl huklllnnya. [\lcmb,;;rinya at-au mcmakannya
bcmrri IIJllkif/lI7iba dan akif/miba, mcmbcri makan riba atau mcmaknn riba. Beliau lalu mengqiyaskannya dcngan hadits yang diriwayatkan olch Sayyidina !\Ii bin ;\bi Thalib ra. Bahwa Rasulullah Sf\ W bcrsal)da:
Artinya: "Ti(tp~/itlJ) piJ!/mlHIJ!J'rllI,g IJlelltfl'il /I/I!I~/;/(l/ I//i,ktl rlia drill/a;' ri/;(/, "
(Hadits riwayat Al-Harits bin Usamah) fila! dari persoalan bunga bank dari hac!irs ini, I11cnurut beliau, adalah nap-riap
pinjanlan yang ll1cnarik 111anfnM, Schingga apapun bcntuk dari pinjnmal1, dabm hal ini bunga bank, maIm clia adalah riba dan riba adalah haral11 , jadi bung:l bank hukul11nya haranl.
2. Toleransi Dalanl persoalan tolcransi ilntar
U111Ut
bcrganlu, beFall bcrpcndapat bahwu
toleransi sesall1a lunat scaganla (scsanlU ll1usli.tl1) ll1aka hllku111nya adalah
Jill/lit/h.
Scdangkan tolcransi tcrhadap orang-orang kafir dzimmi hukumnya ad:llah mubah (bolch-bolch saja), sclama bukan dalam pcrsoalan ibadah, sedangknn kepada orang-orang kafir harbi hukUlnnya adalah makruh atau mendekaci haram. Adapun toleransi di dalam
upacara keagatnaan, Inelnbantu syi'at kekufuran, 111Cnlbesarkan dan ll1cll1uliakan aga111U ill luar Isla1l1, ll1aka huku111nya adalah haran1 11l Di sini beliau l11cng(liyaskan tolcral1si l
10 K.B.r"r. Syafi'i I-Iadzami, TtI/{d/Jilm AI-/JdIJilla/J, (f\Icnam Kudus, Lt),Jilid \', lL 27-23.
57
dengan tazi'ah begitu pula dalam masalah hukumnya; dcngan illil! non mllsltm tcrscbut adalah kaflr dzi1l1mi. Dalam mcnetapkan hukum ini, bcliau merlljuk kitab NIhil/iI!1I1
iVlllb!ill; juz ke III halaman 14, yang artinya scbagai bcrikut": Adapun orang knfll' yang tidak dihof111uti, dacpada orang l1111rtad dan kafu harby, maka tidaklah dita 'ziahkan, scbagai tcloh mcmbahasnya olch 1\1f\dzro'y. Yang rVlu'ramad hukumnya makruh. Scbagaimana hal tcrscbut kehcndak perkataan Sycikh Abu Hamid. Lain halnya bagi i\k\snawy dalam Al1l1uhi1l11llat. Tetapi, jika ada di dala1l1 ta 'ziah 1l1cnghormartinya, tidakhh jauh kcharamannya.
3, Trallsfusi damh Dala1l1 kitab Ttl/rdhllml /ldblll,rh scbuah pcrtanyaan diajukan kcpada beliau. Bagain1ana hukUl11nya bib darah dari orang yang bukan bcrag:l1n:l Islam arau orang yang
tidak kita kctahui dimasukkan kcdalam tubuh orang yang bcragama Islam? Beliau ll1cnjuwab, tidak ada dahl yang InC111bcdakan kcnajisan darah orang lsbrn dcngan darah orang kaflr, artinya kedua darah tcrscbut salna 111artabat kCl1ajisannya;
yaitll lli.t!tlJah
1JJtltaJJJasitbab (najis pertcngahan). Kalau transfusi darah dibolehkan clcngan darah muslim maIm bolchlah clcngan clarah kaflr. Tramfusi clarah adalah tcrmasuk pengobatan clcngan najis. Hal tersebut clipcrbolehkan jika sudah diperlukan oleh doktcr yang adil kecuali pengobatan dcngan
nUilU111an
keras. 12
Dcngan demikian, beliau mcng(liyaskan clarah orang muslim dan darah orang kafll: dengan benda najis, yuitu llt!Jir !JIlI!rluJ(/Jitha!J dcngun ii/a! ul1tuk pcngobatan.
" Ibid. 12
K.HJVL Syafi'i I-Iadzilmi, TalidlJilllllAdillalJ, (Kudus: j\Ienara Kudus, 1982),Jilid I, hal. 190.
58
Penetapan hukum ini disandarkan kcpada keterangan dala11l kitab
n{/J)'I(/IIIJ~)'(/rqaJlJY
'AlallalJlirjuz ke II, halaman 450 yang artinya sebagai berikut";
HarmTI 111cncapai najis untuh: selain pengobaral1. Dan adapun untuk pcngobatan luaka balch. dengun persyul'atan y~l1g tcrdahulu, yaitu in 111clnpunyai
pengetahuan, atau ia beroleh berita dari thobib yang aelil dengan 11lanfaatnya, Dan disyaratkan pula tidak ada unsur lain yang 111ene111p:1tkan te111p"tnya, e!lui "pa-apa yang dapat hasil pengobatan dcngannya dnripada benda-benda suci karena bahwa Nabi S,\\'II pernah mC11lerintnh orang-orang Urani meminum keneing-keneing Onta,
4. Menonton CD Porno Dalam kitab lillldhi/IIII", IdIJilI"I) sebuah pertanyaan diajukan kcpada bcli:lU tentang huku111 orang muslim yang hobi 111clihat film porno, Beliau mcnjawab bahwa kehalalnn melihat sesuatu yang tidak boleh Delisllmla' (bersedap-sedap), jib tidak dengnn syahwat dan tidak membawa kepada fitnah atnu melakukan yang haraln, Maka apabila dengan syahwat seperti melihat bayangan wanita melalui kaea, melihat hewan atau benda padat sekalipun, 1l1aka haran1lah bila dcngan syahwat. Artipya dengan
syah\V~ll:
rasa cnuk
sewakru melihat. Jika dengan syahwat, walaupun tiang rU111nh yang dilihat 111nka cukup l11engharamkan. Tersebut dalam kitab MlrqolllJ'hll'tldllltl,rhdlqji J)'arhl SIfi/rWllllltllljiq, hal 67, Artinya: Dan hulal, serta ken1ahralnan, atau satu jenis kela111in, r:.tau anak keeil wulaupul1
tidak sejenis yang belum sampai batas l11erangsang, ma111andang sesuam yang lain dari pada antara pusat dan lutut, apabila mel11andangnya itu tidak dengan syahwat. Maim jika dengan syahwat maIm yaitu haral11 dcngan ljma', Bahkan haram mCl11andang dari setiap sesuatu yang tak boleh bcrsedap sedap dengannya, Walaupun benda padat, seperti bahwa
I3 K.H .j\f.
SY~lfi!i Hadzami, Tallt/hilm/Add/a/;, (Kudus: j\lcl1ara Kudus, 1982), Jilid 'V, luI. 54.
59
dilihatnya tiang dengan syahwat. Dan caUltan syahwat: yaitu 1:1 rnenlandang maka 111crasa lezat scbagaimanan mcmbcri Facdah olch AI-13ajuri.'·' I)cngan denukian, bcliau 111cnctapkan huku111 hahl 111cnont0!1 CD Porno jika tidak bcriJliJII/(/' (bcfsedap-sedap), tidak dcngan syahwar dan tidak
lllC1l1baw:I
fitnah atau melakukan yang haram. Maka apabila dcngan;yahwat,
kcpada
maka hukum
mcnonton CD Porno adalah haram. Pcnctapan hukull1 CD Porno diqiyaskan kcpada qilida!J ./ir;!;/)')'i/h, )'ang arrinya: apapun yang Inclnbawa kepada harm11 adalah han1111, bcrpeg:1ng kcpada pokok yang terkenal dalmll Agalna, yaitu pokok JrlddlldzdzarrJ'i (nlCI1utuj1 scgala jabn y'ang 111Clluju kepada keburukan). Adapun ii/a! penghara111annya adalah l11CI1cbrangkan syal1\vat.
5. Aktivitas dan Peran Wanita Dalam soal pcndidikan bagi kaum wanita, K.H.I\L Syafi ", Hadzami bcrpandangan bahwa wanita herhak 111cndapatkan pcndidikan yang cukup. 111crcka tidak harus berpcndidikan terlalu tinggi dan tidak pcrlu n1enjadi wanita karil'. 'r'ang pCI1Lillg, wanita dapat ll1cnjadi ibu run1ah tangga yang bailc Itll slldah cukup dan ifLIbh yang h,uu$ diprioritaskan. Di dalam Islam, patuh tcrhadap suami, mcndidik anak, dan mcngurus rU111ah tangga lebih utan1a bagi kau111 wanita daripada mencari ibl1U yang seunggltingginya, namun melalaikan hal-hal yang pokok. K.B.M. Syafi'i Hadzami tctap mcnghargai pcndidikan bagi kaum wanita, walau setinggi apapun. Hanya saja, ia tctap bcrpcndapat bahwa yang paling penring adalah
].I
K.H.rvL Syaft'I I-hdzami, Talld/JilJIII./ldiJ/ah, (KlIdlls: i\lcnara Kudm;,19S2),.J Jlid 7, hal 01
60
bagairnana scorang wanita dapat 111cnjadi istri dan ibu [ulnah rang-ga yang baik. Rumah
tangga adalah tncdan karir yang utama bagi
In ll1cngatakan bahwtl
kaU111
ulan1a-uLtn1:l
wanita.
eli 111tlSa clahulu ath y'ang mcnnkruhkan
wanita beJajar menulis. Wanita d;bolehkan mcmbaca akan tetapi tidak boleh menulis. Di situ dapat kita lihat bahwa pcngekangan tcrhadap wan;ta di masa Jalu demikian sckali. Tctapi, luta harus memahami Jatar bclakangnya. Mungkil1 latar bclakangnya adalah pcrtimbangan tcrhadap baha)'"-bahaya yang dapat muncul di masa ;tu. l'ergauJan wanita yang lcbih luas memang akan fatal akibatnya. Tetapi, kin; kcadaan suclah jauh berubah. }(ita tidak lagi l11cndcngar ada utama yang mdarang wanita llJlluk bclaj;ll' ll1l'llults. Bahkan, 111crcka hanyak rncndorong wanita-wanita muslim, as;-dkan tidak fncninggalkan tugas-tugas pokoknya sebagai iSt1"1 atau ibu. l'vIcI1urutnya, untuk urusan-1Ullsan yang bcrhubungan dcngal1 111:ls)'arakat luas,
scbaiknya kaull11elaki saja yang lncngcrjak:1n . .lad!, ada p,crnbagian rugas ,uHara suami dan istri. Hubungan Iuar ditangani
~ualni,
scdangkan pckcrjaan-pckcrjaan di dalam rUlnah di
urus oleh istri. TentLl saja wanita dibolehkan beraktivitas, ,ts"lkan ,bl:lln bat,\s-bat"s yang tidak ll1clanggar aturan syara
1 •
Berkaitan dengan bagau11ana seharusnya pcran wanita 111enurut Isbn1, ia
perpandangan bahwa wanita lcbih utama berada eli rumah. .J aeli, wanita l11clayani suami dan mcmbina keluarga. Hal ini bukan berarti wanita tielak punya pcranan sama sckali. Justru, ia sangat berpcran daIatl1 n1c111bina dan 111c111bangun kcluarga. J\lcllurutnya,
wanita boleh dan elianjurkan untuk bcrperan dalal11 kcluarga. yang tidak bertentangan dengal1 ketcntuan syara1 •
TCtHltn)'H
dalam batas-bat:\s
61
Pada prinsipnya, hal itu bukan untuk memperbodoh wanita, tetapi justru ul1tuk ll1cnjaga dan 111ctnberdayakannya. )ika pcngcrtian \Vanita karir iru adalah dalan1 bidang agilllla,
misalnya scpcrti akt-i\'it"as
yang
dilakukan Hajjah Turt)' :\hwiyah,
1l1L'llLlrut
l(.II.j\'L
Syafi'i .Hadzalni, bolch-balch sa;a asal ll1en1cnuhi syarat-syarat yang ditcntukan agan1a, Tidak boleh saja seenaknya, mclainkan ada kaidah-kaidahnya. Wanita mempakan perhiasan, sehingga hams dijaga. Jika dia berpidato, harus menghadap wanita tidak boleh menghadap laki-Iaki. Dalam majlls taklim ibu-ibu yang diasuh ](.1-1.111. Sl"afi·, Hadzami di fU1l1ahnya, digunakan dinding IKI11isah antara laki-laki dan pcrcmpuan.
Kitab yang diajarkan adalah kitab kuning yang sesuai dcngan kebutuhan mercka.
Jaluaah pengajian in1 bcrasal dari sckirar rU1l1ahnya clan kcbanyakan mcrcka sudah berkeluarga. Mereka diajar bukan dipersiapkan untuk mcnjadi pengajar. Apa yang
diajarkan aclalah untuk 111crcka tcrapkan scndiri, bail... scbagai pribadi maupul1 scbagai seorang istri atau seorang ibu. Kendati begitu, ada jug" salah satu atau dua omng yang sekarang suclah ha111pir Incngajar ll1cngaji.
Mengenai kaum wanita yang bckcrja keluar negeri, pada prinsipnya K.I-I.M. Syafi'i I-hdzami tidak setuju. Wanita hanya dapat melakukannya jika keadaan memaksa (clamrat).
Kalau
tidak
damrat,
tidak
diperbolehkan.
Pcnyebab
keridakbolehan,
ll1.Cnurutnya, karena wanita cieb-k boleh lncrantau tanpa discttai 1nahran1n1'8o. Dcngan
alasan tcrsebut, K.H.M. Syafi'i Hadzami tidak menyetujui adanya Tenaga Kerja Wanita (fKW) yang dik.iJ:im ke luar Kalau keadan damrat, sedapar makan di Indonesia dan tim earn lain, baru dibolehkan. 1S
IS Mashlki !-IS dan M. Ishom EJ-Saha (cd.),
op. ,it., h.
117.
Dalam salah satu pcnjdasannya yang tcrmuat dalam kit"b '!rlllrliJilllll /lrlill(/iJ, jilid
0, K.I-I.1\L Syafi'i Hadzami l11cllgatakan:
"j\rIengenai tidak bolchnya wanira bekcrja, adalah rerganrung pada al·aifitas yang ia kcrjakan, dan dcngan eara bagainlana pckcrjaan itu dilaksanakan, Ka1:C11:1 sebagian besar tubuh wanita ini au rat, tnaka sebaiknya kalau bisa jangan1ah w:lnita bekcrja, Akan tetapi kalau hal tcrsebur mcmang dipcrlukan bolchlah wanita menjadi buruh atau karyawati, untuk pekerjaan yang lapk dilakukan olch wanita dan tuelanggar ketcntuan-ketcntaun syar\ serta 111cnjaga auratnya jnngan sanlpai nampak clan clinikmati ldaki yang bukan mahram cli jabn dan di tcmpat ia bckerja. la harus rapi mcmdihara auratnya dan jnjur. .Iadi, ka!:lll Illclllang dipcrlukan, bolchlah wanita bckcrja, asalkan jujur dan jangan Illdanrllr. ",
Dengan clcmikian, bdiall mcnctapkan bahwa hllkllm wanita bckcrja adalah bolch, Aclapun clalill kcbolehan wanira bekcrja aclabh "kcticlaw.l11lar:l1lg;lI1" clari h;tl terscbut". Schingga i//(/I-n)'a aclalah kctiadaan brangan,
16
Syaft'I Hadz,uni, TandhibJlI./ldi/lah, (Kudus: j\Jenara Kudus, 1982), Jilid
17
Ibid.
u, h.l!. 1()4.
BABV
PENUTUP
A, Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maim dapat disimpulkan bahwa: 1.
Seperti mujtahid Mazhab Syafi'i lainnya, K.I-1.M. Syafi'i I-1adzami menwlikan Qiyas sebagai ll1ctodologi dalam bel'ijtih~ld ul1tuk
111CnCl11ukjl11
j.\w'lbaJ1 d;\ri pCfs()alan-
persoalan yang dihadapi olch lImal di zaman modem ini. 2.
K.I-I.M. Syafi'i Hadzami mempakan pengikut dari Mazhab Syafi'i. Dalam posisl1lya dalam lingkatan mujtahid maka tidak diragukan Iagi bahwa beliau adalah seorang 111ujtahicl ll1untasib, 111ujtahid yang berada di level kcdua.
3. K.I-1.M. Syafi'i I-1adzami sangat mendukung kekinian karena kekinian artinya perubahan dan Is1ml1 sangat l11cnyctujui perubahaan, tetapi pCfllbahaan untuk kc
arah yang lebih baik sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. KH.M. Syafi'i Hadzami banyak mengeluarkan hasil-hasil ijtihadnya yang berkaHan dengan persoalanpcrsoalan keklluan, contohnya scperti bursa sahan1,bunga bank,
lok;llis~lSi
pelacuran,
dan toleransi. Dalam mengeluarkan hasil-hasil ijtihadnya, Deliau tidak dipengamhi oleh pihak-pihak lain. !\pa yang ia kemukakan semuanya sesuai dengan yang schamsnya dikcmukakan. 4. Metode ijtihad dari KH. M. Syafi'i Hadzami adalah sebagai herikut:
64
a.
Pcrsoalan
~ang
dihadapi dijclaskan atau dibcrikan deiinisi tcrlcbih dahulu sceara
etimologis dan terminologis. b. K.clTIudial1, dicarikan jawabanllya dari ayat-ayat
al-(~u['an
scbagai )
mama atau pembuka. Jika tidak ada jawaban yang eksplisit dari ayat-ayat al-Qm'an, lnaka diberikan ayat-ayat al-Qur \1I1 yang ll1cn1berikan jmvaban SCCl1:a ill1plisit dan
ken1udian diuraikan rclcvansinya dengan pcrsoalan terse but.
e.
Untuk persoalan yang tidak ada jawaban dari ayat-ayat al-Qur'an, baik implisit maupun eksplisit, maka diberikan jawabannya dati al-Hadits.
d. Jika di dalam al-Qm'an terdapat jawaban bagi scbuah persoalan, baik seeara eksplisit maupun implisit, namun tidak terdapat jawabannya di al-Hadits, maka diberikan
jawaban dari
Assab 'iyy 'i)!)at
Ii
para
'ulama melalui
karya·karyanya.
!\ntara lain:
MtIIJ)a'id:j1 Btlliyyat karangan j\ bi N ashr Muhammad bin
l\bdmrahman Alhamadzany, Fat/iltl Bali karangan Ibn1.1 Katsir, ]),,11111I .Ftllihill Syarah RiyadhllJ Shalihill, TallbdJIII Ghajilill karangan Syekh Nashir j\ssamarqani,
AllllaJhaih"ddilliJ!yah JIlal lVtl.rhayal imillliy'yah karangan J\lhabib l\bdullah Ba 'alwi AIHaddad, Tafiir jala/aill, A.rjimJiti MIll/II' syarah jami'irh.rht(gi/; Bltllrg!1If1 Mamlll, dan lain-lain, e.
Untuk persoalan yang tidak diperlukan jawabannya daridalil-dalil al-Qm'an dan alBadits (scperti persoalan apa yang dimaksud dengan hadits shahih, dhaif dan qudsi? Yang merupakan pertanyaan ke-12 di dalam Talldbih a!·/Jdi/!ah), maIm jawaban yang dibcrikan berupa pendapat ulama mazhab Syafi'i.
(,5
f.
Namun, tetkadang dalam urutan penggunaan dali!, bdiau mendahulukan dahl dari ulam", kemudian dahl
al-(~ur'an
dan kemudian dalil al-J-ladits, atau dahl al-Hadits
dan kemudian dalil al-Qur'an. WaIau hal ini jarang dilakukan. Hal in! diIakllkan karena beliau beralasan bahwa dengan dam paling baw"h pun (pendapat ulama)
sebuah pcrsoalan bisa dijawab, apalagi dcngan dahl yang tertingp) (nl-<2ur'an
d:lIl
al-I-Iadits). 5.
Ijtihad yang clilakukan oleh bdiau untuk persoaIan-persoaJan kekinian, yaitll bunga bank, toleransi, transfusi tintah, tncnonton CD porno, akcivitas dan pcran wanita,
berdasarkan qiyas dan ii/iii yang jdas dengan bersandar kepada dahl aJ-Hadits atau pendapat ulama yang terdapat eli da]am karya-karya uJama tcrscbllt yang menjaeli rujukannya.
B, Saran
Pada keselnpatan inl, pcnulis Inc111bcrikan saran-saran: 1.
Kepada para mahasiswa, peneliti, dan cendikiawal; Islam hendaknya mau belajar kepada para kyai yang dianggap tradisional bahkan ada yang 111cngccapnya dcngan
scsuatu yang "ketinggalan zanlun", tctutanl:l tcrhadap buku-buku :ltau kitab-kitab '.
kuning yang biasa 111cnjadi rujukan Inercka
l~arena terny::~ta,
111cnUJ:ut pcngakuan
K.H.M. Syafi'i Hadzami, banyak hal-hal yang ada sekarang ini tcrnyata tdah dibahas oleh kitab kuning scjak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, seperri persoalan Aritll1atilm.
2,
Pem.ikiran dan fatwa-fatwa K.I-I.JV1. Syafi'i I-Iadzami, perlu dikembangkan dan dieksplorasi lebih jauh baik yang berhubungan dengan studi akademik atau pun
sebuah penelitian i1miah non-abelemis. Dari penulis yang telah kupas, pada dasarnya, hanya sebagian kecil saja yang eliketangahkan. Perlu 'lela analisis-analisis 1ebih jauh sehingga pemikiran dan karya-karya K.H.M. Syafi'i Haelzami lavak eliscjajarkan dengan cendekiawan-cclldckiawan sebelull1nya.
3.
Perguruan-perguruan tinggi Islam, seperti UIN Syarif I-helayatullah, Jakarta perlu me111berikan penghargaan kepaela para kyai yang telah banyak berjasa memberikan pendielikan kepaela Ulnat Islam elan banyak mclahirkan karya tulis yang tidak blah bcrbobotnya dengan apa yang dihasilkan olch pam dokror dan guru bcsar. Penghargaan itu berupa pC111bcrian gclar
hOJ1(}JiJ ((III.I"a
atau 111l'njadikan pClnikiran-
pemikirannya sebagai bahan stud!. .Jib bukan kita yang I11cni,hargai, lalu siapa lagi?
68
DAFTAR PUSTAKA
AI-Qur'an AI-Karim. Ali, Arabik dan A Zuhcli Muhdlorh, KtlllIlIJ Kmpyak /l1-'/lJ/m", Yogyakarta: Pcsantren Krapyak, 1996. Ali, l'vI. Sayurhi, i\1elodologi Pelle/tliall AgcI1lJtl: Pend,kalall '{eoli dall Pmklck, Jakarta: Rajawali, 2002, Cet. ke-1 Antonio, Muhatmnad Syafl'i, Balik Symiab: Dmi Teim' ke J)mklik, Jakarta: Ccma Insani Press - Tazkia Cendckia, 2001, Cet. kc-II. Aziz, Abdul, IJlam dan ivlaJyamkal Belawi, Cipurat: PT. Logos Wacana I1mu, 2002, Cet. keI. Dahlan, Abdul l\ziz (cd.) cUll., '1drisiah", BIIJikliJpedi Hoeve, 2002, Cer. Ke-VIII.
1.,}(//II.
Jakarta: JChtlaf Bam Van
Dahlan, Abdul Aziz (cd.) cud., '1jtihad". fjllJlklopedi J,,}IIIII, Jakarta: Ichtt:lr Baril Van Hoeve, 2002, Cer. Ke-VIJI. Ghazali al-, Imam, AI-MIIJIIIJbjtl, juz 2. Hadzami, M., Sya£1'i KH., Hasil wawancara dengan KH. M. Sya£1'i Hadzami di kecliamannya, Perguruan AI-Asyirotussa£1'iyyab Ganclal'ia Jakarta Selaran pada bari Kamis 5 Agusrus 2005. TalltlbilJII AI-Adbl!lab, Menara Kudus, t.t., Jilid 1. '[tllldb,bll /ll-AdIJillaIJ, Menara Kudus, t.t., Jilid V. 'Jillldbilm AI-Adbillab, Menara Kudus, t.t., Jilid V1. Talldbl!JII AIAdbillab, Menara Kudus, t.t., Jilid VII.
Hana£1, Ahmad, Pellgalliar dall SCjtmdJ [-[lIklllll I.,}am, Jakarta: Bulan Bintang, 1995, Cet. keVIL Hasan, Ahmad, Pillill II/iblld Sebe/llm Tedl!lip, Bandung: Pustaka, 2001, Cet. kc-lll.
69
Hornb)', £\S, Oxford /1dwJlm/ Leal1ler'.r DidiollalY of ell/nlll University Press, 1995, Fifth Edition.
E'~gli.,.h,
New York: O"ford
Junaedi, Trall.raksi IJlal Beli SahaJlJ dall Obliga.ri di Pa.rar Modal flldlllle.ria DIIIII/'II/ dm; Segi 1I/ik/1lI1 Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1995, Cet. ke.-ll. Kamus Munjid. Khallaf, J\bdu! Wahhab, Xaidah-kaldah I-i/ik/llll IrlaJlJ, Bandung: Risalah, 1983, Cet. ke-1.
__________, [(aldah-kliidall II/lkllm I.rlam (1111111 U,rhll! I"qh), .Jakarta: Rajawali Pel's, 1993, Cet. ke-ll1. Mastuki, HS dan M. !shom EI-Saba (cd.), IlIldeklll{dl.rllle l'e,rlw/ll'lI, .Jakarta: 1)1\'a Pustaka, 2003, eet ke-1.
Moleong, Lexy J., Melod%gi Pelleliliall Klialiialif, (Han dung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), CeLke-22. Muhammad, Busein, KH., Tiudl.rl hlillbalh IIllkllll/'NU: Sebmd, [(n/lk. dalam buku M. Imdadun Rahmat (cd.), [(,lid" NaillI' NU TmllJ/imllll.r1 I'lImd(~/111I nll/I.ml MII.mll, Jakarta: LAKPESDAM NU, 2002, eet. Ke-I. Muhlis, Laportlll Pellelillall dall P"'IIIII,r1l/1 1311~~/Uji XII M/ihalIIIJl{II/ Syaji'J IIm/:;'1II11 dl I'/Yiplll,ri DXl )akm1a, Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) I\gama, Departemcn Agama RI, Jakarta, 1989/1990. Munawwir, Ahmad \"\Iar80n, /1/-MJlllall'llJll': X{wlllr /lmb-Jlldomr/a, Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagaamaan Pondok l'esanrren "j\ I-M unawwir" Krap)'ak, 1984. Na'im An-, i\bdullahi Ahmed, TOIIJII/d 11/1 hill/III" ]<.. elo"1Iallllll GIIII Lib",Ie,r, 11111IIi/1I l\(gbl.,. am/ ll1lel1lallollal LallJ, (terj.) £\hmad Sued)' dan Amiruddin Arrani, Yogyakarta: LKiS, 1994. Narbuko, Cholid dan Aehmadi, Abu, klelodologl Peneliliall, Jakarta: 2005, Cet.ke-VII. Partanto, Pius A dan Al Barry, M. Dahlan, J(alllIlJ Ilmiah POplllel; Surabaya: Arkola, 1994. Rumacli, AI-lvlaslabat AI-iVltmalal daleilll pelllbabal'llCIII /-Il/kllllJ hlclIIl dl Im/ol/c.da, Padang: Tesis lAIN Imam Banjo!, 1997.
70
Sayis,
Syekh T\Juha1l1mad ,,\1i, .r~'/tlj(lf; PC/;;/J{'I///tK:r1J! J"karta: j\kademika I'ressindo, 1'J%.
i\S-,
Shiddicqy, .;\sh-, Tcungku [\Iuham111ad Hasbi, Rizki Putta, 1999, Cet.ke-1I.
drill P(rJ:;I')/IIJ(lI~~(/11 II//Kj//I/ I.d(//}/,
PI'/~~({fII(/r JIll/II
Syarifuddin, AIl1U, PeJlJ!Ja!JfII'J!rlJ! PelJlikiral! da/tI!I1
r'ikj/;, Scmar:lllg: Pustaka
III/kll/ll hl"!ll,
Padang: ,\ngkasa Raya,
1993.
Syatibi, j\sy-, Abu Isba'I, .·l!-A/II"j;"/a1.Ji [f'-/I11/ /I,y-c1)(//!'"IJ, l\eirlll-J .ibanon: D,ir AlMa'rifab, t.t., Juz IV. Tim Redaksi,
K"JIlJl.r 131'.1'''1'
13"lhl.r" 11/(/llIIe.ri", Jakarta: Balai Plistaka, 2002, eer. Ke-11.
Yahya, J\li, K.HM. ,I,;-"ji'i I/{/{/;~;r/lli: JJlIIIIII')'(/J(g '/;rI" P"I'lI,iI, 'Asyirotusy-Syafi'iyyah, 1999, eel. ke-l.
1\<'lil(~.
Yahya, 1V11lkhtar dan hltchurrahl11an, 1)".1,11'-1)"."11' rVlaarif, 1986.
//J:J:.//111 /,lllll, I\andllng: 1\1-
/'r/ll/JIII{/{III
Jak:lrt:l: Yavasan ,\1-
Zahrah, Muhammad Abu, [1.1'/111/ Fiki/l, Saefullah Ma'S1ll11 (rerj.), Jakarta: I'usraka l'irdaus, 2000.
REALITAS BERMADZHAB ULAMA JAKARTA DAN MASYARAKATNYA
Dalam bermadzhab, K.H.M. Syafi'i Hazdami mengikuti Imam Syafi'i. Nanllln di dalam setiap kesempatan beliua mengajarkan, bukan hanya Madzhab Syafi'iyyah saja. Berikut hasil wawaneara penulis seem'a utuh dengan K.H.M. Syafi'i Hazelami eli kediamannya Perguruan AI-SyirolllsSyafi'iyyah Gandaria Jakarta Sclalan pada hari Kamis tanggal 5 Agustus 2005.
Pertanyaan I : Nfellurut Nfu'allim, apakah !J1azhab yallg diallut a/eh para Ulcmw Bet({1vi? Dall siapa yang membawa mazhab tersebut ke Jakarta?
Jawaban: Orang yang menyebarkan Islam di tanah Betawi kebanyakan elatang dari I-Iaelramaut Yaman. Di Jakarla terkenal elengan sebutan Habaib. Mereka bermazhab Syafi'i (Imam Muhammad bin Ielris As-Syafi'i). Para Habaib itll memberikan pelajaran-pelajaran berclasar pada kitab-kitab mutaqoclclimin yang pengarangnya benl1azhab Syafi'i atau bahkan kitab Imam Syafi'i sendiri seperti Ar-Risalah. Oleh karena kitab-kitab yang eliajarkan oleh para Habaib beraliran Syafi'iyyah maIm berimbas pacla orang-orang Betawi yang
72
pada gilirannya l11cnjadi ulal11a, n{1Ika ke-ulal11aannya bisa dipastikan berl11azhab Syafi'iyyah.
Pertanyaan II :
Apakah lidak ada mazhab lain yang masuk ke .fakarla~ Jawaban: Tal11paknya tidak ada mazhab lain yang maslIk di lanah lklawi. vValallplin ulal11a-lIlama terdahlllll Betawi l11engelahlli mazahib yang bolch dipegang itu adalah el11pal mazhab. Tetapi yang l11asllk di Jakarta ini mlalab mazbab Syafi'i. Yal11an penganut l11azhab Syafi'i paling Itlllalik. Saudi Arabia Ahmad bin Hal11bal (lIal11bali). Mesir Maliki. Ulama Indonesia yang belajar di Mekkah banyak yang berlahan pada l11azhab lanab air yakni Syatl'i. Namlln ulal11a yang l11asih lemah bermazhab di Indonesia, biasanya sepulang dari Mekkah mereka menganut aliran Wahabi yang bermazhab Hambali.
Pertanyaan HI :
.fadi Muallim juga hanya mengajarkan kilab beraliran S.w!fi'iyyah? Jawaban: Ya saya sebagai pengikut Imam Syafi'i, tapi saya tidak hanya rnengajarkan mazhab Syafi'i saja, tapi empat mazhab Ahlussunah juga saya ajarkan kepada para santri-santri saya. Dengan kata lain KH, Syafi'i Hadzami juga
73
mengajarkan kitab-kitab figh Mugaranah. Umumnya kitab-kitab figh yang diajarkan fathul Qarib, Fathul Mu'in, Fathul Wahhab, dll. dalam ranah Syafi'iyyah. Sementara kitab muqaranah saya mengajarkan Fiqhus Sunnah Sayyid Sabig kepada santri-santri yang sudah pada tingkatan 'ulya.
Pertanyaan IV:
Metode Apa yang dilakukan Nfu 'allim clalam melakukan Jjtihacl ( Jawaban : Ulama di Indonesia umumnya muqaIJid belum sampai pada level mujtahid. Paling tinggi ulama Betawi memasuki level lttiba'. Taklid: Qabuulu Qaulil Ba'il wa anta la Tadri min aina ma Qadho: terima orang yang berkata namun kau tidak tau dari mana sumbcrnya. Kemudian yang mutawaasshid adalah lttiba': Qabuulu Qaulil Ba'il \Va anta tadri min aina ma Qadho. Terima orang yang berkata karena ia tahu dari mana datang sumbernya. Semen tara maqam yang tertinggi adalah ljtihad yakni istimbat sendiri menggali hukum dari alQur'an dan Hadits. Semen tara ulama Betawi yang diakui keulamaannya dapat dipastikan baru sampai pada level Ittiba'. Jika ada masalahmasalah qadiah yang belum diselesaikan oleh imam-imam
mazhab
terdahulu biasanya ulama-ulama Betawi melakuklln relllbug. Yang pada akhirnya keputusan hukum yang bam itu berasal dari ijtima' lliamli. Namun hal itu pula tidak dikatakan ijtihad mutlak kcmudian dikenal dengan istilah ijtihad lokal. Jadi tidak seperti pada zaman im'lm-imal1ll11azhab. eara yang
74
c1itempuh clalam ijtima' adalah menggunakan kaiclah-kaidah fiqh yang pacla hakikatnya kaiclah-kaiclah tersebut adalah kaidah-kaidah yang eliajarkan pula oleh imam-imam mazhab.
Pelianyaan V: Dapatkah kfu 'allim menyebutkau silnild beliljar Mu 'allim?
Jawaban: Guru-guru saya banyak eli antaranya: Habib Ali bin Husen al-A'thos, Habib Ali bin Abclurrhaman al-Habsyi, Habib Zein SalaJiah yang telah waf[ll. Secara lengkap jika anela ingin menclapatkan keterangan tentang eliri saya yang tertulis suclah acla clalam buku "sumUf yang tak pernah kering".
Pertanyaan VI: Kemudianjaringan It/ama kfu'allim kepada siapa sqja?
Jawaban: Semua ulama cli Betawi yang l11asih berkiprah eli Jakarta merekacukllp clekat clengan saya eliantaranya Abelurahman Nawi, Habib Ali bin Abclllrrahman Assegaf. Habib lImar bin Abclurrahman Assegaf, KH. Syatibi, AIm. KH. Zarkoni (Jak-Ut). Dan seluruh sahabat sahabat saya eli MUI DIG Jakarta selama saya menjabat clua perioele cli MUI Jakarta yang berclomisili cli Jakmia Utara.
75
Pertanyaan VII:
Apakah lvlu'a/lim antipati terhadap aliran kepada u/ama se/ain ImaJII Sj'aji'i') Jawaban: Tidak, saya sangat mcnghargai perbcclaan dan hasil pernikiran orang lain
yang membuat mereka pereaya. Terbukti anggota MUI Jakarta saal saya memimpin, Anggotanya bllkan hanya dari Syall'iyyah tapi ada dari golongan PERSIS (yang saya kenaI tidak bermazhab), Mlihamadiyyah sampai PERTI ada.