Kurikulum Diklat Pertanian Model On Farm/Off Farm Nama Inovasi Kurikulum Diklat Pertanian Model On Farm/Off Farm Produk Inovasi Optimalisasi Penyuluhan Melalui Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Penggagas Ir. H. Kusmayadi Rostaman, MM Kelompok Inovator Provinsi / Kabupaten / Kota Gambar Ilustrasi
1/5
Deskripsi
2/5
Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluh dilakukan dengan menambahkan muatan kurikulum pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh terkait dengan proses off farm pada pertanian.
Optimalisasi Penyuluhan Melalui Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluh merupakan gagasan yang dilatarbelakangi keinginan untuk mensejahterakan petani. Selama ini petani sangat handal dalam melakukan kegiatan pertanian, budidaya, sampai pada akhirnya panen. Kegiatan pertanian sampai masa panen (onfarm) tentusaja telah banyak didampingi oleh penyuluh yang ada. Akan tetapi hasil panen yang berlimpah ternyata dinilai tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan petani. Ini disebabkan kegiatan pasca panen (off farm) yakni pemasaran produk pertanian tidak melibatkan petani. Petani hanya dianggap sebagai penyuplai kebutuhan pertanian sehingga perubahan harga selama masa pendistribusian tidak dirasakan oleh mereka. Hal ini tentu disebabkan kurangnya wawasan enterplener dikalangan petani. Berbanding lurus dengan wawasan enterplener petani, ternyata di kalangan penyuluh pertanian juga kurang disinggung permasalahan jiwa enterplener untuk meningkatkan kesejahteraan. Untuk itu disusunlah kurikulum bagi penyuluh terkait dengan wawasan enterplener dan semangat wirausaha untuk dapat melakukan kelanjutan proses distribusi dari produk yang telah dihasilkan petani. Program Optimalisasi Penyuluhan Melalui Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluh dilakukan dengan menambahkan muatan kurikulum pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh terkait dengan proses off farm pada pertanian. Tujuan program ini dilakukan adalah 1) meningkatkan potensi penyuluh untuk membantu petani; 2) Peningkatan ekonomi melalui pelatihan yang komprehensif. Manfaat yang didapat bagi penyuluh adalah meningkatnya pengetahuan dan kompetensi penyuluh pertanian dalam memberikan ilmu tentang pertanian dan budidaya yang komprehensif.
Sedangkan manfaatnya bagi kelompok tani adalah adanya peningkatan kesejahteraan karena dapat terhubung langsung dengan konsumen. Strategi yang dilakukan untuk optimalisasi penyuluhan ini adalah sebagai berikut 1) Merubah kurikulum dengan penambahan materi menyuluhan komprehensif budidaya onfarm dan off farm; 2) Menerapkan sistem ajar on / off (kelas/ lapangan) yang merupakan adopsi dari Diklat PIM; 3) Melakukan kerjasama dengan Balai pelatihan melalui MOU untuk penyusunan materi ajar bagi penyuluh; 4) Bekerjasama dengan balai pelatihan pertanian (pusat pelatihan kayu ambon dan ciheau dll) untuk pelatihan penyuluh pertanian; 5) Menjaring stakeholder agar dapat terhubung langsung dengan hasil pertanian kelompok tani binaan. Program ini dinilai berhasil karena mampu meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam enterpreneurship. Pelaksanaan program ini melibatkan stakeholder yang terdiri dari Gubernur Jawa Barat selaku pembina, Dinas pertanian, perikanan dan peternakan, Dinas Perkebunan, Balai pelatihan pertanian, Balai pelatihan Perkebunan, Peneliti, dosen, mahasiswa, Bintara Pembina Desa (Babinsa), Penyuluh Pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan, selain itu ikut dilibatkan pula masyarakat (petani). Jenis Inovasi Sumber Daya Manusia Nama Instansi Provinsi Jawa Barat Unit Instansi Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat Tahun Inisiasi 2014 Tahun Implementasi 2014
3/5
Faktor Pendorong Faktor pendukung keberhasilan program ini adalah 1. 2. 3. 4.
Adanya dukungan dari pimpinan terutama gubernur; Adanya dukungan anggaran dengan melakukan perubahan anggaran untuk kepentingan positif; Koordinasi yang solid dan hangat dengan dinas terkait terutama dinas pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan; Adanya stimulus berupa lomba penyuluh berprestasi dengan hadiah berupa umroh dan juga uang 15 juta bagi kelompok binaan yang dianggarkan dari APBD; 5. Adanya kebijakan untuk memberikan kemudahan DP motor bagi fasilitator; 6. Pelibatan Babinsa, peneliti, dosen dan mahasiswa. Faktor Penghambat Faktor penghambat keberhasilan pengimplementasian program ini adalah 1. Koordinasi kota dan kabupaten, keterbatasan daya tampung, dan tidak adanya balai pelatihan sendiri pada Bakorluh, semua ini dapat diatasi dengan melakukan koordinasi; 2. Belum adanya jejaring kerja, informasi dan pasar, dan belum terbangunnya jiwa enterplenership dapat diatasi dengan pelatihan secara komprehensip selain itu dapat memperkuat peran dari Bakorluh; 3. Waktu penyelenggaraan pelatihan yang sangat bergantung pada dinas lain yang punya balai pelatihan. Permasalahan ini dapat diatasi dengan cara 1) Melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait; 2) Sosialisasi yang berkesinambungan. Tahapan Proses Tahapan yang dilakukan untuk menjalankan program ini adalah sebagai berikut 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Melakukan sosialisasi kepada kabupaten/ kota terkait penerapan metode ajar baru bagi penyuluh pertanian; Meyakinkan pimpinan (Gubernur , OPD) tentang perlunya kompetensi tambahan bagi penyuluh; Memasukkan perubahan kedalam renstra /evaluasi renstra 2014 dan menyusun renstra 2015; Membuat tim penyusun untuk merubah kurikulum dan menyusunnya sesuai model diklat PIM pola baru; Pendataan Penyuluh yang akan mengikuti pelatihan penyuluh dengan kurikulum baru. Mempersiapkan kerja sama dengan stakeholder terkait distribusi hasil pertanian kelompok tani binaan.
Manfaat Manfaat program optimalisasi penyuluhan melalui peningkatan kapasitas SDM penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang dapat dirasakan adalah 1. Munculnya peran aktif penyuluh untuk meningkatkan kesejahteraan petani binaan; 2. Pengawalan penyuluh lebih komprehensif sehingga monev pasca pertanian menuai hasil yang baik; 3. Kepuasan petani sangat baik terhadap pengetahuan/wawasan penyuluh pertanian. Hasil yang dicapai dari program optimalisasi penyuluhan ini adalah 1. Telah sesuainya kurikulum pelatihan penyuluh dengan Peraturan menteri pertanian nomor 82 tahun 2014 terkait kurikulum pelatihan penyuluh yang memuat materi on farm dan off farm untuk peningkatan kemampuan petani; 2. Dari target penyuluh yang dilakukan pelatihan telah tercapai 700 penyuluh, target selanjutnya 2000 penyuluh (2015 telah dilatih 300 penyuluh) 3. Kompetensi meningkat dan pengkaderan penyuluh terlaksana. Harapan tambahan dari Bakorluh adalah adanya balai pelatihan sendiri yang dapat memudahkan proses pengembangan kompetensi penyuluh. Prasyarat Replikasi
4/5
Program ini dapat direplikasikan ke daerah lain dengan cara meniru seluruh atau sebagian dari strategi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Subang. Hal yang dilakukan untuk mereplikasi program ini adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mempersiapkan dokumen perencanaan revitalisasi taman kota; Melakukan fasilitasi untuk menjaring dukungan dan perubahan mindset terkait pengelolaan taman kota; Melakukan penawaran program pendanaan revitalisasi sesuai dengan kesanggupan stakeholder; Melakukan pendampingan terhadap proses revitalisasi taman; Mempersiapkan anggaran untuk memfasilitasi skpd terkait, stakeholder dan masyarakat; Mempersiapkan kebutuhan pelengkap saat melakukan monitori proses revitalisasi; Pertanggungjawaban substansi dan administrasi yang jelas; Mendapat dukungan dari pimpinan daerah dan unit lain (Bappeda).
Kontak Person Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat Jl. PHH Mustopa No. 22 Bandung 40124 Telp. (022)-7278450; Fax. (022)-7278652 Email:
[email protected] Sumber Dokumen proyek perubahan Diklatpim & Observasi Teknik Validasi Observasi Jumlah Dilihat 311 Kali Waktu Dibuat 2016-03-22 00:01:47 Terakhir Diubah 2016-03-22 00:03:42 Waktu Diunduh 2017-05-24 01:01:24
5/5 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)