OCBC NISP 2014 Annual Report
439 OCBC NISP in Brief
In 2014, Bank OCBC NISP recorded net income of Rp 1.3 trillion, increasing by Rp 189 billion or 16.6% as compared to Rp 1.1 trillion earned in 2013.
Kenaikan laba setelah pajak sebesar 16,6% yang diikuti dengan kenaikan ekuitas sebesar 10,5% di tahun 2014 sehubungan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas VII sebesar Rp 3,5 triliun, mengakibatkan peningkatan jumlah rata-rata ekuitas sebesar 42,9% dibandingkan rata-rata ekuitas di tahun 2013. Hal ini menyebabkan ROE turun menjadi 9,7% pada tahun 2014 dibandingkan 11,9% pada tahun 2013.
The net income increase of 16.6% was also followed by a 10.5% increase in equity in 2014 related to the limited public offering VII amounting of Rp 3.5 trillion, resulting in the increase in total average equity by 42.9%, as compared to the average equity in 2013. Thus, causing ROE to drop to 9.7% in 2014 compared to 11.9% in 2013.
Kenaikan laba bersih tersebut juga diikuti oleh kenaikan jumlah lembar saham sebanyak 34,2% dari Right Issue yang dilaksanakan pada bulan November 2013, menyebabkan laba bersih per saham (Earning Per Share/ EPS) menjadi sebesar Rp 116 per saham di tahun 2014 dibandingkan Rp 129 per saham di tahun 2013.
The net income increase was also followed by a 34.2% increase in the number of shares from the Bank’s Right Issue in November 2013, thereby subsequently posting Earning Per Share/EPS of Rp 116 per share in 2014 as against Rp 129 per share in 2013.
Good Corporate Governance
Net Income
Laba bersih Bank OCBC NISP tahun 2014 tercatat sebesar Rp 1,3 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp 189 miliar atau 16,6% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 1,1 triliun.
From Management
Laba Bersih
Laba Bersih & Imbal Hasil atas Ekuitas Net Income & Return on Equity 12.9% 12.2%
11.9% 9.7%
8.1%
1,332
Business Review
Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
1,143
915 753
Financial Review
419
2010 2011 2012 2013 2014 Laba Bersih Net Income
Imbal Hasil atas Ekuitas (ROE) Return on Equity (ROE)
Comprehensive Profit/Loss Statements
Pendapatan komprehensif Bank OCBC NISP terutama diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual yakni aset keuangan non derivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu di mana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai: - Kredit yang diberikan dan piutang - Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
Bank OCBC NISP’s comprehensive income is mainly derived from its available for sale financial assets which consist of non-derivative financial assets that are designated to be held for a certain period and will be sold in response to the Bank’s liquidity needs or to changes in the interest rates, exchange rates, or those which are not classified as: - Loans and receivables - Held- to-maturity investments
Corporate Data
Laporan Laba Rugi Komprehensif
440
-
OCBC NISP Laporan Tahunan 2014
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Laporan Laba Rugi Komprehensif Bank OCBC NISP untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
-
Financial assets calculated at fair value through the comprehensive profit/loss statements.
Bank OCBC NISP’s Comprehensive Profit/Loss Statements for the years ended on December 31, 2014 and 2013 are as provided below:
(Dalam Miliar Rupiah)
Keterangan Laba Bersih Pendapatan/(Beban) Komprehensif Lain: Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual - Keuntungan/(Kerugian) untuk Tahun Berjalan - Transfer Keuntungan ke Laba Bersih Keuntungan Aktuarial Program Imbalan Pasti (Beban)/Manfaat Pajak Penghasilan Terkait Pendapatan/(Beban) Komprehensif Lain Tahun Berjalan, Setelah Pajak Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan, Setelah Pajak
(In Billion Rupiah)
2014 1,332
2013 1,143
135 (30)
(146) (4)
-
13
(26)
34
79
(103)
1,411
1,040
Description Net Income Other Comprehensive Income/(Expenses): Avaiable for Sale Financial Assets Gain/(Loss) for the Year Transfer of Gain to Net Income Actuarial Gain/(Loss) on Defined Benefit Plan Related Income Tax/Benefit Comprehensive Expenses for the Year, Net of Tax Total Comprehensive Income for the Year, Net of Tax
Pada tahun 2014, Bank OCBC NISP mencatatkan pendapatan komprehensif lain setelah pajak sebesar Rp 79 miliar. Pendapatan komprehensif tersebut, terutama disebabkan oleh keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 135 miliar yang diimbangi dengan transfer keuntungan ke laba bersih sebesar Rp 30 miliar dan beban pajak penghasilan terkait sebesar Rp 26 miliar.
In 2014, Bank OCBC NISP recorded other comprehensive income net of tax of Rp 79 billion, which was primarily generated by unrealized gain on financial assets available-for-sale in the amount of Rp 135 billion, which was offset by transfer of losses to net income of Rp 30 billion and related income tax of Rp 26 billion.
Pada tahun 2013, Bank OCBC NISP mencatatkan beban komprehensif lain setelah pajak sebesar Rp 103 miliar. Beban komprehensif tersebut, terutama disebabkan oleh kerugian yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 146 miliar dan transfer keuntungan ke laba bersih sebesar Rp 4 miliar yang diimbangi dengan keuntungan aktuarial program imbalan pasti dan manfaat pajak penghasilan terkait masing-masing sebesar Rp 13 miliar dan Rp 34 miliar.
In 2013, Bank OCBC NISP recorded other comprehensive expenses net of tax of Rp 103 billion, which was primarily due to unrealized loss on financial assets available-forsale in the amount of Rp 146 billion and the transfer of losses to net income of Rp 4 billion, which was offset by actuarial gain on defined benefit plan and related income tax benefit in respective amounts of Rp 13 billion and Rp 34 billion.
POSISI KEUANGAN BANK OCBC NISP
FINANCIAL POSITION OF BANK OCBC NISP
Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp 103,1 triliun atau tumbuh sebesar 5,7% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 97,5 triliun. Pencapaian tersebut sekaligus menempatkan Bank OCBC NISP sebagai bank swasta nasional terbesar ke-8 dari sisi total aset dengan pangsa pasar sebesar 1,8%. Pertumbuhan total aset terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan total kredit bruto sebesar 6,9% dari tahun 2013, yang mana
Bank OCBC NISP recorded total assets of Rp 103.1 trillion or increasing by 5.7% from Rp 97.5 trillion in 2013. This achievement ultimately placed Bank OCBC NISP as the 8th largest national private bank in terms of total assets with a market share of 1.8%. Total assets growth was mainly contributed by a 6.9% growth of total loans gross from the figure recorded in 2013, which was also supported by the growth of third-party deposits of
OCBC NISP 2014 Annual Report
441 OCBC NISP in Brief
Bank OCBC NISP optimally sustained its intermediary function as indicated by the comparative ratio between total loans and total third party deposits (DPK) or Loan to Deposit Ratio – LDR of 93.6% at the end of 2014 as against 92.5% at the end of 2013, slightly higher than the banking industry LDR which stood at 89.4% as of the end of 2014.
Aset
Assets
Total aset Bank OCBC NISP terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek–bersih, Obligasi Pemerintah, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, pinjaman yang diberikan– bersih, tagihan akseptasi–bersih, pajak yang dibayar dimuka, beban dibayar dimuka, aset tetap–nilai buku, aset lain-lain-bersih dan aset pajak tangguhan.
Bank OCBC NISP’s total assets consist of cash, current accounts with Bank Indonesia and other banks, placements with other banks and Bank Indonesia, marketable securities-net, Government bonds, securities purchased under resale agreements, derivative receivables, loans-net, acceptance receivables-net, prepaid tax, prepayments, fixed assets-book value, other assets-net and deferred tax assets.
Rincian total aset Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The following table provides details of the Company’s total assets as of December 31, 2014 and 2013:
Business Review
Bank OCBC NISP tetap mempertahankan fungsi intermediasi yang optimal, yang mana ditunjukan dengan rasio perbandingan antara total Kredit dengan total DPK (Loan to Deposit Ratio – LDR) sebesar 93,6% pada akhir tahun 2014 dibanding 92,5% di akhir tahun 2013, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan LDR industri perbankan yang berada di kisaran 89,4% di akhir tahun 2014.
Good Corporate Governance
5.6%. In 2014, Bank OCBC NISP also diversified funding to support lending activities, among others, by issuing marketable securities with total value of Rp 2.9 trillion at the end of 2014 in comparison to Rp 3.9 trillion in 2013.
From Management
didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,6%. Pada tahun 2014, Bank OCBC NISP juga melakukan diversifikasi pendanaan untuk mendukung pemberian kredit, antara lain melalui efek-efek yang diterbitkan yang pada akhir tahun 2014 sebesar Rp 2,9 triliun dibandingkan Rp 3,9 triliun pada tahun 2013.
(In Billion Rupiah, except %) (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
2014
2013
Assets
1.0%
1,084
1.1%
Cash
6,816
6.6%
6,465
6.6%
Current accounts with Bank Indonesia
543
0.5%
379
0.4%
Current accounts with other banks
5,076
5.2%
Placement with other banks and Bank Indonesia Marketable securities - net
Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia
3,908
3.8%
Efek-efek – bersih
13,186
12.8%
12,112
12.4%
Obligasi Pemerintah
4,837
4.7%
4,144
4.3%
Government Bonds
0.0%
Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif
709
0.7%
-
345
0.3%
894
0.9%
66,934
64.9%
62,707
64.3%
Loans - net
2,860
2.8%
2,761
2.8%
Acceptance receivables - net
Pajak yang dibayar dimuka
45
0.0%
47
0.0%
Prepaid tax
Beban dibayar dimuka
371
0.4%
365
0.4%
Prepayments
Pinjaman yang diberikan – bersih Tagihan akseptasi – bersih
987
1.0%
838
0.9%
Fixed assets - book value
466
0.4%
499
0.5%
Other assets - net
Aset pajak tangguhan Total
127
0.1%
154
0.2%
Deferred tax assets
103,123
100.0%
97,525
100.0%
Total
Corporate Data
Aset tetap – nilai buku Aset lain-lain – bersih
Financial Review
989
442
OCBC NISP Laporan Tahunan 2014
Kredit
Loans
Total kredit bruto yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 68,4 triliun, meningkat sebesar 6,9% dibandingkan dengan 31 Desember 2013 sebesar Rp 64,0 triliun. Peningkatan total kredit bruto diantaranya didorong oleh pengembangan bisnis yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP serta perbaikan proses internal Bank OCBC NISP secara berkesinambungan.
As at December 31, 2014, total gross loans amounted Rp 68.4 trillion, increasing by 6.9% compared to Rp 64.0 trillion as of December 31, 2013. The increase in total gross loans was attributed to business development initiatives undertaken by Bank OCBC NISP and also continuous improvements of the Bank’s internal processes.
Kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Loans based on collectability as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:
(Dalam Miliar Rupiah)
(In Billion Rupiah)
2014
Keterangan
Lancar
2013
Jumlah Pinjaman yang Diberikan/ Total Loans
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Allowance for Impairment Losses
Jumlah Pinjaman yang Diberikan/ Total Loans
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Allowance for Impairment Losses
66,822
997
63,012
956
Pass
Description
Dalam perhatian khusus
627
63
487
62
Special mention
Kurang lancar
237
103
72
43
Substandard
Diragukan
68
21
45
19
Doubtful
Macet
609
245
351
180
Loss
Total
68,363
1,429
63,967
1,260
Total
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing Gross Loans composition in foreign currency and Rupiah 27.5% Mata Uang Rupiah
Rupiah Currency
Mata Uang Asing
Foreign Currency
2014
28.9%
2013 72.5%
2014: Rp 68,363 miliar/billion 2013: Rp 63,967 miliar/billion
Komposisi penyaluran Kredit bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing mewakili 72,5% dan 27,5% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2014. Kredit bruto dalam denominasi Rupiah sebesar Rp 49,6 triliun pada akhir tahun 2014, mengalami kenaikan sebesar 9,1% dibanding dengan tahun sebelumnya. Kredit bruto dalam denominasi mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 18,8 triliun pada akhir tahun 2014, mengalami kenaikan sebesar 1,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
71.1%
At the end of 2014, the composition of total gross loans in Rupiah and foreign currency denominations was 72.5% and 27.5% respectively. The Rupiah denominated gross loans amounted Rp 49.6 trillion as of the end of 2014, increasing by 9.1% from the position on December 31, 2013. Meanwhile, gross loans in foreign currency denomination had equivalent value of Rp 18.8 trillion at the end of 2014, rising by 1.4% from the value on December 31, 2013.
OCBC NISP 2014 Annual Report
443 OCBC NISP in Brief
Komposisi NPL dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing NPL composition in foreign currency and Rupiah
2014
Rupiah Currency
Mata Uang Asing
Foreign Currency
2013
87.4%
2014: Rp 915 miliar/billion 2013: Rp 468 miliar/billion
Berdasarkan distribusi wilayah, kontribusi penyaluran kredit terbesar adalah di wilayah Jawa dan Bali sebesar 82,7% dari total Kredit bruto pada akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 56,6 triliun, meningkat 7,1% dari 31 Desember 2013. Wilayah Sumatera memberikan kontribusi sebesar 11,8% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 8,1 triliun, meningkat 4,1% dari tahun sebelumnya. Disusul oleh wilayah Kalimantan sebesar 3,0% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 2,0 triliun, meningkat 8,2% dari tahun sebelumnya, serta wilayah Sulawesi dan lainnya sebesar 2,5% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 1,7 triliun, meningkat 11,8% dari akhir tahun 2013.
In terms of regional distribution, the largest loans contribution was from Java and Bali areas, with 82.7% of total gross loans at the end of 2014, or the amount of Rp 56.6 trillion, up 7.1% from December 31, 2013. Meanwhile, Sumatera accounted for contribution of 11.8% of total gross loans at the year-end of 2014 or the amount of Rp 8.1 trillion, increasing 4.1% from December 31, 2013. Followed by Kalimantan, which contribute 3.0% of the total gross loans of year-end 2014 or Rp 2.0 trillion, increasing 8.2% from the previous year, followed by Sulawesi and other regions with 2.5% of the total gross loans at the end of 2014 or Rp 1.7 trillion, growing 11.8% from the total at the end of 2013.
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Distribusi Wilayah Loan (Gross) composition by Region
Financial Review
In terms of quality, the gross NPL denominated in Rupiah was 1.7% in 2014, increasing from 0.9% in 2013, whereas gross NPL in foreign currencies was 0.4% and 0.3% respectively for 2014 and 2013. The composition of gross NPL in Rupiah and foreign currencies denominations were 92.6% and 7.4% respectively of the total gross NPL at the end of 2014.
Business Review
Sedangkan dari sisi kualitas kredit, NPL bruto dalam denominasi Rupiah sebesar 1,7% di tahun 2014 meningkat dari 0,9% di tahun 2013, sedangkan NPL bruto dalam denominasi mata uang asing masing-masing sebesar 0,4% dan 0,3% di tahun 2014 dan 2013. Sedangkan komposisi NPL bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing adalah masing-masing sebesar 92,6% dan 7,4% dari total NPL bruto di akhir tahun 2014.
Good Corporate Governance
92.6%
Mata Uang Rupiah
From Management
12.6%
7.4%
2.9% 2.5%
3.0% 2.5% 12.1%
11.8% Jawa dan Bali
2014
Sumatra Kalimantan
82.7%
Sumatera Kalimantan
2013
Sulawesi and Others
2014: Rp 68,363 miliar/billion 2013: Rp 63,967 miliar/billion
82.5%
Corporate Data
Sulawesi dan Lainnya
Java and Bali
444
OCBC NISP Laporan Tahunan 2014
Berdasarkan klasifikasi segmen usaha, Kredit bruto terbesar dikontribusikan oleh segmen komersial disusul oleh segmen korporasi dan segmen konsumsi (termasuk pinjaman karyawan) masing-masing sebesar Rp 40,6 triliun, Rp 16,2 triliun dan Rp 11,6 triliun atau sebesar 59,4%, 23,7% dan 16,9% pada akhir tahun 2014.
By business segments, the largest contribution came from the commercial segment, followed by the corporate and consumer segments (inclusive of loans to employees) in respective amounts of Rp 40.6 trillion, Rp 16.2 trillion and Rp 11.6 trillion or equivalent to 59.4%, 23.7% and 16.9% respectively at the end of 2014.
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto berdasarkan Segmen Usaha Loan (Gross) Composition by Business Segment Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
68,363 63,967 52,897 24.6%
41,276
59.4% 25.6%
31,541
16.9%
20.0%
57.4%
23.4%
52.1% 51.5%
58.1%
2010
2011 Korporasi Corporate
2012
2013
Komersial Commercial
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja memberikan kontribusi terbesar sebesar 42,4% dari total Kredit bruto pada akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 29,0 triliun, meningkat 9,6% dari akhir tahun 2013. Kredit investasi memberikan kontribusi sebesar 40,7% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 27,8 triliun, meningkat 12,5% dari tahun sebelumnya. Untuk kredit konsumsi dengan 86% komposisi kreditnya di dominasi oleh kredit pemilikan rumah (KPR) memberikan kontribusi sebesar 16,9% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 11,6 triliun, menurun 9,6% dari akhir tahun 2013. Turunnya kredit konsumsi sejalan dengan perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi di industri pada tahun 2014 yang sebesar 11,5% sedangkan pada tahun sebelumnya sebesar 13,7%. Perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi merupakan bagian dari perlambatan pertumbuhan kredit secara keseluruhan yang antara lain disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Bank OCBC NISP juga mengedepankan kehati-hatian dalam penyaluran kredit konsumsi dengan mempertimbangkan kondisi eksternal yang belum sepenuhnya kondusif.
23.7%
22.6%
23.3%
22.9%
18.5%
2014 Konsumsi Consumption
Based on usage, working capital loans provided the largest contribution at 42.4% of total loans gross at the end of 2014, or amounting to Rp 29.0 trillion, grew by 9.6% from the position on December 31, 2013. Investment loans contributed 40.7% of total loans gross at the end of 2014 or equivalent to the amount of Rp 27.8 trillion, up 12.5% from the previous year. While for consumer loans, which in terms of composition, 86.0% is mortgage, home financing (KPR), contributed as much as 16.9% of the total loans gross or Rp 11.6 trillion, which decreased by 9.6% from end of 2013.The decline in consumer loans along with slower growth of 11.5% in consumption loans in the industry in 2014, while the growth was recorded at 13.7% in 2013. Slower growth in consumer loans is a part of overall slower loans growth, which was caused by the slower economic growth. In addition, Bank OCBC NISP also promoting prudent steps in distributing consumer loans by considering the external factors whuch have not fully conducive.
OCBC NISP 2014 Annual Report
445 OCBC NISP in Brief
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto berdasarkan Jenis Penggunaan Loan (Gross) Composition by Usage From Management
Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
68,363 63,967
24.6%
41,276
40.7%
25.4%
31,541
16.9%
20.0%
52,897
38.7% 35.8%
25.4% 34.0% 31.6%
42.4%
2010
2011
39.6%
2012
Modal Kerja WorkingCapital
41.3%
2013
Investasi Investment
2014 Konsumsi Consumption
Furthermore, in terms of quality, gross NPL based on the type of use; at the end of 2014, the largest contribution came from working capital loans, consumer loans, and investment loans with the amount of Rp 475 billion, Rp 224 billion, and Rp 216 billion, or 1.6%, 1.9%, and 0.8% of the total loans by type of use.
Lebih lanjut dari sisi kualitas, NPL bruto berdasarkan jenis penggunaannya, kontribusi terbesar adalah dari kredit modal kerja, kredit konsumsi dan kredit investasi masing-masing sebesar Rp 475 miliar, Rp 224 miliar dan Rp 216 miliar atau sebesar 1,6%, 1,9% dan 0,8% terhadap jumlah kredit berdasarkan jenis penggunaannya masingmasing pada akhir tahun 2014.
Business Review
Komposisi NPL dan Rasio NPL Bruto Berdasarkan Jenis Penggunaan NPL Composition and NPL Ratio by Usage Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
2.4% 2.1%
2.1%
Good Corporate Governance
40.6%
43.0%
1.9% 1.7%
1.6%
1.6%
1.2%
1.2%
0.9%
0.8%
0.7%
0.6%
0.4%
0.4%
915 Financial Review
23.5%
627 24.5% 27.4% 519
478
468
42.2%
19.8%
45.0% 19.8%
44.9% 52.0%
15.9%
22.6%
52.8% 38.0%
2010 Investasi Investment
2011
2012
Konsumsi Consumption
Dari sudut distribusi penyaluran Kredit berdasarkan sektor ekonomi, sektor perdagangan menjadi kontributor terbesar yaitu 26,9% dari total Kredit bruto
32.5%
2013 Investasi Investment
2014 Modal Kerja Working Capital
Konsumsi Consumption
In terms of loans distribution by economic sectors, the trading sector accounted for the largest contribution at 26.9% of total loans gross at the end of 2014 or
Corporate Data
Modal Kerja Working Capital
39.1%
446
OCBC NISP Laporan Tahunan 2014
di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 18,4 triliun. Diikuti oleh sektor perindustrian dan jasa yang masing-masing menyumbang 25,6% dan 21,1% dari total Kredit bruto pada akhir tahun 2014 atau masing-masing sebesar Rp 17,6 triliun dan Rp 14,4 triliun. Sedangkan gabungan sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan sektor lain-lain mencakup 26,4% dari total kredit di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 18,0 triliun.
the amount of Rp 18.4 trillion. This is followed by the manufacturing and services sectors with their respective contribution of 25.6% and 21.1% of the total loans gross at the end of 2014 or equivalent to Rp 17.6 trillion and Rp 14.4 trillion respectively. Moreover, a combination of the construction, agriculture, mining and other sectors gave a collective contribution of 26.4% of total loans at the end of 2014 or Rp 18.0 trillion.
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto berdasarkan Sektor Ekonomi Loan (Gross) Composition by Economic Sector Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
68,363 63,967 24.4% 25.7%
52,897 41,276 30.3%
31,541
2.2%
2.6%
21.7% 25.6% 25.3%
19.8%
5.8% 19.3%
21.1%
21.6%
2.6%
27.1%
2.0%
29.5%
23.5% 26.1%
23.8%
2010 Perdagangan Trading
2011
Perindustrian Manufacturing
2012 Jasa Service
Untuk NPL bruto berdasarkan sektor ekonomi, NPL bruto terbesar dikontribusikan oleh sektor perdagangan sebesar Rp 444 miliar atau sebesar 2,4% terhadap jumlah kredit di sektor perdagangan pada akhir tahun 2014. Sektor jasa dan perindustrian menyusul dengan menyumbang NPL bruto masing-masing sebesar Rp 190 miliar dan Rp 36 miliar atau sebesar 1,3% dan 0,2% terhadap jumlah kredit berdasarkan sektor jasa dan perindustrian pada akhir tahun 2014. Sedangkan gabungan sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan lain-lain menyumbang NPL bruto sebesar Rp 245 miliar atau sebesar 1,4% terhadap total kredit sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan lain-lain pada akhir tahun 2014.
26.9%
25.1%
22.8%
21.2%
24.0%
2013 Konstruksi Construction
2014 Pertanian, Pertambangan & Lain-lain Agriculture, Mining & Others
For gross NPL based on economic sectors, the trading sector contributed the largest portion with Rp 444 billion or 2.4% of the total loans provided to the trading sector at the end of 2014. Subsequently, followed by the services and manufacturing sectors with contribution to gross NPL respectively the amounts of Rp 190 billion and Rp 36 billion, or 1.3% and 0.2% of the total loans in the services and manufacturing sectors at the end of 2014. Meanwhile, the construction, agriculture, mining and other sectors contributed combined gross NPL of Rp 245 billion or 1.4% of the total loans based on the related economic sectors at the end of 2014.
OCBC NISP 2014 Annual Report
447 OCBC NISP in Brief
Komposisi NPL dan Rasio NPL Bruto Berdasarkan Sektor Ekonomi NPL Composition and NPL Ratio (Gross) by Economic Sector 2.5%
From Management
Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
2.4% 2.3% 2.0%
1.8% 1.4% 1.4%
1.4%
1.4%
1.3%
1.3% 1.2%
1.3% 1.1%
0.7%
0.8% 0.5% 0.5%
0.7%
0.6%
0.5%
915 23.5% 1.6%
627
4.0%
30.5%
46.7%
12.1%
1.4% 12.6% 9.5%
2.1% 14.3%
27.7%
29.7%
2011 Perindustrian Manufacturing
3.9%
Jasa Service
Perindustrian Manufacturing
48.6%
16.9%
2012 Konstruksi Construction Jasa Service
20.9%
2013
2014
Pertanian, Pertambangan & Lain-lain Agriculture, Mining & Others Konstruksi Construction
Pertanian, Pertambangan & Lain-lain Agriculture, Mining & Others
Bank OCBC NISP continued to sustain the quality of its assets, as reflected by the gross non performing loans (NPL) at 1.3% of the total loans gross or the amount of Rp 915 billion on December 31, 2014, which is considerably lower compared to the industry average of about 2.2% at the end of 2014.
Demikian juga dengan rasio NPL bersih (Net Non Performing Loan) sebesar 0,8% pada akhir tahun 2014, masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 5,0%.
The bank’s net NPL was recorded at 0.8% at the end of 2014, which is still far below the benchmark set by Bank Indonesia of 5.0%
Financial Review
Bank OCBC NISP menjaga kualitas asset dengan baik, yang tercermin dari tingkat kredit bermasalah bruto (Gross Non Performing Loans – NPL) sebesar 1,3% dari total kredit bruto atau sebesar Rp 915 miliar pada 31 Desember 2014 lebih rendah dibanding dengan rata-rata industri di kisaran 2,2% pada akhir tahun 2014.
Business Review
2010
468 46.8%
1.5% 13.1%
21.4%
Perdagangan Trading
478 45.6%
13.4%
Perdagangan Trading
20.8%
519
30.7%
Good Corporate Governance
0.2%
0.5%
0.4%
0.4%
Corporate Data
448
OCBC NISP Laporan Tahunan 2014
NPL Bruto dan NPL Bersih NPL Gross and NPL Net Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
2.0%
1.3%
1.3% 0.9% 0.9%
0.8%
0.7%
0.6%
0.4%
0.4%
915
627
545
519
478
468
296 242
2010 NPL Bruto NPL Gross
2011
226
193
2012
NPL Bersih NPL Net
2013
2014
NPL Bruto NPL Gross
NPL Bersih NPL Net
Bank OCBC NISP telah mengalokasikan penyisihan kerugian kredit yang cukup untuk menutupi potensi kerugian kredit bermasalah, yang tercermin dari rasio penyisihan kerugian penurunan nilai kredit terhadap NPL yang sebesar 156,3% pada akhir tahun 2014, Rasio ini menurun dibanding 269,2% pada akhir tahun 2013, antara lain didorong oleh menurunnya jumlah penyisihan kerugian kredit yang dibentuk seiring dengan perlambatan pertumbuhan kredit.
Bank OCBC NISP has allocated adequate allowance for loan losses to cover possible losses from non-performing loans, as reflected in the ratio of loan losses allowance to NPL at 156.3% on December 31, 2014, which was lower compared to 269.2% as of December 31, 2013, which was driven by the decline in total allowance for loan losses formed as the loans growth slowed down.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Allowance for Impairment Loan Losses Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
269.2% 214.1% 99.3%
156.3%
141.5%
1,429 1,260 1,022
915 734 622 627 519
2010 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Allowance for Impairment Loan Losses
2011
478
2012
Kredit Bermasalah Non Performing Loan (NPL)
468
2013
2014
Penyisihan Kerugian Kredit terhadap Kredit Bermasalah Loans Loss Coverage
OCBC NISP 2014 Annual Report
449 OCBC NISP in Brief
The allowance for loan losses on December 31, 2014 stood at Rp 1.4 trillion, rising by 13.4% from Rp 1.3 trillion as of December 31, 2013. The increase was driven by the general provision formed to correspond with overall loans expansion in 2014 and the addition of specific provision for non performing loan in 2014, so that Bank OCBC NISP continues to maintain the adequacy of loan losses allowance.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Tahun 2014 Allowance for Impairment Loan Losses Year 2014
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Tahun 2013 Allowance for Impairment Loan Losses Year 2013
222
(55)
7
(5)
1,429
Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
273
(103)
8
60
1,260
Penyisihan Selama Tahun Berjalan Allowance During the Year
Penghapusan Selama Tahun Berjalan Write-offs During The Year
Penerimaan Kembali Pinjaman yang Diberikan yang Telah Dihapusbukukan Bad Debt Recoveries
Lain-lain *) Others
Saldo Akhir Ending Balance
1,260 1,022
Saldo Awal Beginning Balance
Penyisihan Selama Tahun Berjalan Allowance During the Year
Penghapusan Selama Tahun Berjalan Write-offs During The Year
Penerimaan Kembali Pinjaman yang Diberikan yang Telah Dihapusbukukan Bad Debt Recoveries
Lain-lain *) Others
Saldo Akhir Ending Balance
Saldo Awal Beginning Balance
Total placements with other banks and Bank Indonesia on December 31, 2014 amounted to Rp 3.9 trillion, lowered by 23.0% compared to Rp 5.1 trillion at the end of 2013, as the Bank placed excess liquidity during 2014 in the form of marketable securities, primarily in Bank Indonesia Certificate (SBI) and Bank Indonesia Certificate Deposit (SDBI).
Komposisi penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing pada akhir tahun 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 1,4 triliun dan Rp 2,5 triliun atau sebesar 36,2% dan 63,8% dari keseluruhan penempatan di akhir tahun 2014. Dalam hal ini, kontribusi penempatan dalam mata uang asing pada Bank Indonesia pada akhir tahun 2014 mencakup 88,0% dari total penempatan.
Placements with other banks and Bank Indonesia composed of Rupiah and foreign currency denominations at respective amounts of Rp 1.4 trillion and Rp 2.5 trillion, or 36.2% and 63.8% respectively of total placements at the end of 2014. Further, year-end 2014 placements denominated in foreign currency in Bank Indonesia contributed of 88.0% of total placements.
Efek-efek
Marketable Securities
Berdasarkan klasifikasi efek-efek bruto terdiri atas klasifikasi Diperdagangkan, Tersedia untuk dijual (Available for Sale) serta Pinjaman yang diberikan dan piutang masing-masing sebesar Rp 613 miliar, Rp 12,5 triliun dan Rp 120 miliar atau sebesar 4,6%, 94,5% dan 0,9% pada akhir tahun 2014.
Based on classification, gross marketable securities comprise securities for trading and available for sale, as well as loans and receivables respectively in the amounts of Rp 613 billion, Rp 12.5 trillion and Rp 120 billion or approximately 4.6%, 94.5% and 0.9% at the end of 2014.
Corporate Data
Placements with Other Banks and Bank Indonesia
Total penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 3,9 triliun, turun sebesar 23,0% dibandingkan Rp 5,1 triliun pada akhir tahun 2013, terutama didorong oleh kelebihan likuiditas pada tahun 2014 yang lebih banyak ditempatkan dalam bentuk efek-efek, yaitu berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI).
Financial Review
Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia
Business Review
*) Ternasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing Includes effect of foreign exchange translation
Good Corporate Governance
Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
From Management
Cadangan kerugian kredit pada 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 1,4 triliun atau naik sebesar 13,4% dibandingkan Rp 1,3 triliun pada 31 Desember 2013. Kenaikan ini didorong oleh cadangan wajib yang dibentuk seiring dengan pertumbuhan kredit di tahun 2014 dan cadangan khusus yang dibentuk untuk kredit bermasalah, agar Bank OCBC NISP tetap mempertahankan kecukupan cadangan kerugian.
450
OCBC NISP Laporan Tahunan 2014
Total efek-efek bruto (termasuk Sertifikat Bank Indonesia/SBI dan Obligasi korporasi) pada akhir tahun 2014 sebesar Rp 13,2 triliun, naik sebesar Rp 1,1 triliun atau 8,9% dibandingkan pada akhir tahun 2013, terutama disebabkan peningkatan obligasi korporasi kategori diperdagangkan sebesar Rp 580 miliar, peningkatan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan obligasi korporasi kategori tersedia untuk dijual (Available for Sale) masing-masing sebesar Rp 3,5 triliun dan Rp 94 miliar, serta peningkatan pinjaman yang diberikan dan piutang sebesar Rp 46 miliar, yang diimbangi dengan penurunan SBI kategori tersedia untuk dijual (Available for Sale) sebesar Rp 2,7 triliun dan penurunan SBI kategori diperdagangkan sebesar Rp 459 miliar.
On December 31, 2014, the total of gross marketable securities (including Bank Indonesia Certificates/SBI and corporate bonds) was Rp 13.2 trillion, increasing by Rp 1.1 trillion or 8.9% compared to the balance at yearend 2013, primarily due to an increase in corporate bonds for trading of Rp 580 billion, an increase in SDBI and corporate bonds available for sale in respective amounts of Rp 3.5 trillion and Rp 94 billion, and growth in loans provided and receivables by Rp 46 billion, which offset by a decline in the amount of SBI categorized as available for sale of Rp 2.7 trillion and also a decrease in SBI for trading by Rp 459 billion.
Komposisi efek-efek dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing adalah masing-masing sebesar Rp 12,8 triliun dan Rp 384 miliar atau sebesar 97,1% dan 2,9% dari keseluruhan penempatan di akhir tahun 2014. Seluruh efek-efek yang dimiliki pada akhir tahun 2014 dengan tingkat suku bunga tetap.
The marketable securities are made up of Rupiah and foreign currency denominations, respectively of the amounts Rp 12.8 trillion and Rp 384 billion or 97.1% and 2.9% of the total placements at the end of 2014. All marketable securities held at the end 2014 carried fixed interest rates.
Efek-efek Marketable Securities
Efek-efek Marketable Securities
Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
13,192 0.9%
12,113 0.6%
Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
13,192 12,113
17.0%
0.9% 0.6% 4.1%
13.0%
7,062 6,209
1.9% 1.3%
6,408 2.4%
15.7%
14.5%
82.1%
1.3%
86.4%
21.8%
7,062
6,209
1.9% 6,408 2.4% 1.4%
94.5% 95.3%
43.0% 96.7% 82.4%
97.6%
75.8%
84.2%
55.7% 4.6%
2010
2011
2012
Sertifikat Bank Indonesia dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia Certificates Bank Indonesia and Certificates Deposito of Bank Indonesia
2013
2010
2014
Obligasi korporasi Corporate bonds
Wesel tagih Export bills
2011
Tersedia untuk Dijual Avalaible for Sale
2012 Diperdagangkan Trading
2013
2014
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Loans and Receivables
Obligasi Pemerintah
Government Bonds
Obligasi Pemerintah berkontribusi sebesar 4,7% terhadap total aset di tahun 2014, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,2%. Pada tahun 2014 Obligasi Pemerintah yang dimiliki sebesar Rp 4,8 triliun atau meningkat sebesar 16,7% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 4,1 triliun. Komposisi Obligasi Pemerintah adalah 91,2% dalam Rupiah dan 8,8% dalam mata uang asing. Obligasi Pemerintah terbagi dalam kategori Diperdagangkan sebesar 24,6% dan tersedia untuk dijual sebesar 75,4%.
Government bonds accounted for 4.7% of total assets in 2014, greater than its 4.2% contribution in 2013. In 2014, government bonds held amounted to Rp 4.8 trillion or increasing by 16.7% from the 2013 of Rp 4.1 trillion. The composition of government bonds was made up of 91.2% in Rupiah and 8.8% in foreign currency, while in terms of category a total of 24.6% was for trading and 75.4% was available for sale.
OCBC NISP 2014 Annual Report
451 OCBC NISP in Brief
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
(In Billion Rupiah, except %)
2014 Rupiah
Mata Uang Asing / Foreign Currency
Total
% Terhadap total / % of total
Rupiah
Mata Uang Asing / Foreign Currency
% Terhadap total / % of total
Total
Diperdagangkan/Trading
1,181
9
1,190
24.6%
301
4
305
7.4%
Tersedia Untuk Dijual /Available for Sale
3,231
416
3,647
75.4%
2,891
948
3,839
92.6%
Jumlah/Total
4,412
425
4,837
100.0%
3,192
952
4,144
100.0%
Komposisi %/Composition %
91,2%
8,8%
100.0%
77.0%
23.0%
100.0%
Liabilities
Pertumbuhan Aset didukung oleh peningkatan total liabilitas sebesar Rp 4,2 triliun atau 5,0% menjadi Rp 88,2 triliun pada akhir tahun 2014 dari Rp 84,0 triliun pada akhir tahun 2013. Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 3,9 triliun.
Loans growth was supported by an increase of total liabilities as much as Rp 4.2 trillion, or up by 5.0% to Rp 88.2 trillion at the end of December 2014 from Rp 84.0 trillion on December 31, 2013. The increase was mainly driven by the growth of third-party deposits as much as Rp 3.9 trillion.
Rincian total liabilitas Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The following table provides details of the Company’s total liabilities as of December 31, 2014 and 2013:
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
Liabilitas segera Simpanan nasabah 1) Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif
(In Billion Rupiah, except %)
2014
2013
Liabilities
275
0.3%
270
0.3%
Obligation due immediately
72,805
82.5%
68,937
82.1%
Deposits from customers 1)
3,250
3.7%
1,207
1.4%
Deposits from other banks
0.7%
1,489
1.8%
Derivative payables
3.3%
2,797
3.3%
Acceptance payables
Utang pajak
183
0.2%
129
0.2%
Tax Payables
Beban yang masih harus dibayar
345
0.4%
294
0.4%
Accrued expenses
Pinjaman yang diterima
2,477
2.8%
2,434
2.9%
Borrowing
Efek-efek yang diterbitkan
2,920
3.3%
3,886
4.6%
Marketable securities issued
541
0.6%
512
0.6%
Employee benefits obligation
1,063
1.2%
1,197
1.4%
Other liabilities
877
1.0%
876
1.0%
Subordinated bonds
88,216
100.0%
84,028
100.0%
Total
Liabilitas imbalan kerja Liabilitas lain-lain Obligasi subordinasi Total
1) Simpanan nasabah terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka
Financial Review
594 2,886
Liabilitas akseptasi
Business Review
Liabilitas
Good Corporate Governance
Liabilitas
From Management
Berdasarkan Jenis / By Type
2013
1) Deposits from Customers consists of current accounts, saving accounts and time deposits
Corporate Data
452
OCBC NISP Laporan Tahunan 2014
Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Third Party Funds Rp Miliar, kecuali % Rp Billion, except %
60.0%
56.3%
49.6% 38.9%
34.7%
68,937
72,805
60,761 65.3%
47,420
61.1% 50.4%
39,426 40.0% 43.7%
15.7%
30.5%
38.4%
15.4%
37.2%
2010 Giro Current Accounts
2011
Tabungan Saving Accounts
23.2%
19.1%
21.6%
19.1%
2012 Deposito Time Deposits
2013
19.3%
2014
(Giro + Tabungan)/DPK (Current Accounts + Saving Accounts)/Third Party Funds
Dana Pihak Ketiga
Third-Party Deposits
Dana pihak ketiga pada akhir tahun 2014 mencapai Rp 72,8 triliun, meningkat sebesar 5,6% dibandingkan Rp 68,9 triliun pada akhir tahun 2013. Komposisi dana pihak ketiga terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka masing-masing mencakup 19,3%, 15,4% dan 65,3% dari total dana pihak ketiga di akhir tahun 2014.
On December 31, 2014, the Bank recorded third-party deposits of Rp 72.8 trillion, increasing by 5.6% compared to Rp 68.9 trillion at the end of 2013. Third-party deposits consist of current accounts, saving accounts and time deposits in respective of 19.3%, 15.4% and 65.3% of the total third-party deposits at the end of 2014.
Kenaikan produk deposito berjangka sebesar 12,9% menjadi Rp 47,5 triliun pada akhir tahun 2014, juga diikuti dengan pertumbuhan tabungan sebesar Rp 411 miliar pada akhir tahun 2014 atau meningkat sebesar 3,8% dibandingkan dengan akhir tahun 2013. Namun, untuk giro mengalami penurunan sebesar Rp 2,0 triliun pada akhir tahun 2014 atau sebesar 12,3% dibanding tahun sebelumnya. Turunnya jumlah giro terutama disebabkan beberapa nasabah besar memindahkan sebagian dana untuk membiayai aktivitas operasional mereka.
A time deposit increase of 12.9% to generate a balance of Rp 47.5 trillion at the end of 2014 was also accompanied by the growth in saving accounts of Rp 411 billion at the end of 2014 or increasing by 3.8% compared to the year-end total in 2013. However, the amount of current accounts dropped by Rp 2.0 trillion at the end of 2014, or declining by 12.3%, mainly due to some main customers shifting funds for use in their operational activities.
Kenaikan deposito berjangka yang lebih tinggi di tahun 2014 mengakibatkan rasio komposisi giro dan tabungan turun menjadi 34,7% di akhir tahun 2014 dibanding 38,9% di akhir tahun 2013. Hal ini antara lain disebabkan oleh perbedaan yang cukup besar antara suku bunga deposito berjangka dengan suku bunga tabungan.
With a higher growth of time deposits has affected the composition in ratio of current account and saving account, which decreased to 34.7% at the end of 2014, compared to 38.9% in 2013. This is partly due to the considerable difference between the interest rate offered in time deposit and the interest rate of savings.
OCBC NISP 2014 Annual Report
453 OCBC NISP in Brief
Komposisi Dana Pihak Ketiga dalam Denominasi Rupiah dan Mata Uang Asing Third Party Deposits Composition by Currency
Mata Uang Rupiah
Rupiah Currency
Mata Uang Asing
Foreign Currency
2014
From Management
32.5%
30.2%
2013 67.5%
69.8%
2014: Rp 72,805 miliar/billion 2013: Rp 68,937 miliar/billion
The composition of third-party deposits in Rupiah and foreign currency denominations was 67.5% and 32.5% at the end of 2014. Third-party deposits in Rupiah amounted to Rp 49.2 trillion at the end of 2014 or increasing 2.1% from the balance recorded at the end of 2013. Thirdparty deposits in foreign currency denomination had equivalent total of Rp 23.6 trillion, growing by 13.7% from the year-end 2013.
Good Corporate Governance
Komposisi dana pihak ketiga dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar 67,5% dan 32,5% di akhir tahun 2014. Dana pihak ketiga dalam denominasi Rupiah sebesar Rp 49,2 triliun pada akhir tahun 2014 atau meningkat sebesar 2,1% dibandingkan dengan akhir tahun 2013. Dana pihak ketiga dalam denominasi mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 23,6 triliun atau meningkat sebesar 13,7% dibandingkan dengan tahun 2013. Komposisi Dana Pihak Ketiga berdasarkan Distribusi Wilayah Third Party Deposits by Region
9.4% Jawa dan Bali Sumatra Kalimantan
2014
Sulawesi dan Lainnya
Java and Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi and Others
Business Review
2.6% 1.1%
2.6% 1.4% 10.3%
2013
2014: Rp 72,805 miliar/billion 2013: Rp 68,937 miliar/billion
85.7%
Corporate Data
Based on the distribution by region, the largest contribution came from Java and Bali of 85.7% of the total third-party deposits, or Rp 62.4 trillion, increased by 4.2% from the amount recorded on December 31, 2013. Meanwhile, Sumatera provided a contribution of 10.3% to the total third-party deposits for year-end 2014, or the amount of Rp 7.5 trillion with an increase of 16.2% from the balance on December 31, 2013. Furthermore, Kalimantan accounted for 2.6% of the total third-party deposits at the end of 2014 or Rp 1.9 trillion, increasing 2.7% from the total as of December 31, 2013, whereas Sulawesi and other regions of 1.4% to total third-party deposits at the end of 2014, with Rp 993 billion and posting growth of 30.2% from end of 2013.
Financial Review
Berdasarkan distribusi wilayah, kontribusi terbesar adalah wilayah Jawa dan Bali sebesar 85,7% dari total Dana Pihak Ketiga pada akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 62,4 triliun, meningkat sebesar 4,2% dari akhir tahun 2013. Wilayah Sumatra memberikan kontribusi sebesar 10,3% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 7,5 triliun, meningkat sebesar 16,2% dari akhir tahun 2013. Disusul wilayah Kalimantan sebesar 2,6% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 1,9 triliun, meningkat sebesar 2,7% dari akhir tahun 2013, serta wilayah Sulawesi dan lainnya sebesar 1,4% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2014 atau sebesar Rp 993 miliar, meningkat sebesar 30,2% dari akhir tahun 2013.
86.9%