NASKAH PUBLIKASI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN ALTERNATIF PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MENGGUNAKAN METODE AHP
Disusun Oleh Lily Cristie Frensiska 2011.01.0038
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA NUSANTARA JAYA LUBUKLINGGAU 2015
A SUPPORTING SYSTEM OF DECISION IN ALTERNATIVE DETERMINE THE SELECTION OF A CONTRACEPTIVE DEVICES USING AHP METHOD Lily cristie f1, Alfiarini 2, Arie yandi saputra3 Mahasiswa STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau 2,3 Dosen Tetap STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau 1
ABSTRACT
To choose or method of contraception device will not easy will not be easy as they do not know yet about an effect before use it.Not all those methods or contraceptive devices suitable for any body, were a necessity for proper skills to understand and appropriate in an election the method or contraception to be used.In the support system decisions can help in the election of the method or a contraceptive device right.System designed by the use of mysql database to server php as a programming language and wamp server as a web server local.Method of development system system using prototyping. The purpose of supporting system construction of this decision is to help the family planning acceptor in choosing a contraceptive device to suit himself. Research is bounded at the age of, the cost of, side effects, long the use of, the effectiveness of the success of an instrument, the acts of menstruation, a complication potential and health status. This research result is an application of supporting system decision election alternative contraceptives at the midwife juliah maternity practice, am.keb . Testing a system used is a method of black box. Keywords : Decision support, AHP, contraceptives `
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN ALTERNATIF PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MENGGUNAKAN METODE AHP Lily cristie f1, Alfiarini 2, Arie yandi saputra3 1
Mahasiswa STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau Dosen Tetap STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau
2,3
Intisari Untuk memilih metoda atau alat kontrasepsi tidak mudah karena belum mengetahui tentang efek sebelum menggunakannya. Tidak semua metode atau alat kontrasepsi cocok untuk setiap tubuh, untuk itu dibutuhkan ketrampilan yang tepat untuk memahami dan tepat dalam pemilihan metode atau kontrasepsi yang akan digunakan. Di dalam sistem pendukung keputusan dapat membantu dalam pemilihan metode atau alat kontrasepsi yang benar. Sistem dirancang dengan menggunakan MySql untuk database server, PHP sebagai bahasa pemrograman dan Wamp Server sebagai server web lokal. Metode pengambangan sistem sistem menggunakan prototyping .Tujuan dari dibangunnya sistem penunjang keputusan ini adalah untuk membantu para aseptor KB dalam melakukan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya. Penelitian ini dibatasi pada umur, biaya, efek samping, lama pemakaian, efektivitas keberhasilan alat, riwayat haid, komplikasi yang potensial dan status kesehatan. Hasil penelitian ini adalah sebuah program aplikasi sitem penunjang keputusan alternatif pemilihan alat kontrasepsi di Bidan Praktek Bersalin Juliah, Am.Keb. Pengujian sistem yang digunakan adalah metode Black Box. PENDAHULUAN Setiap orang tentunya menginginkan buah hati dapat tumbuh sehat, mendapat perhatian penuh, dan tercukupi segala kebutuhannya. Bagi pasangan yang kebetulan sedang mempersiapkan pernikahan, biasanya sudah mulai membicarakan rencana mengenai keluarga yang akan dibangun nantinya, termasuk dalam merencanakan jumlah anak dan waktu lahir masing-masing anak kelak. Satusatunya cara untuk mengatur jumlah dan waktu kehamilan adalah melalui penggunaan metode atau alat kontrasepsi. Memilih metode atau alat kontrasepsi bukan merupakan hal yang mudah karena efek yang berdampak terhadap tubuh tidak akan diketahui selama belum menggunakannya. Selain itu tidak ada metode atau alat kontrasepsi yang selalu cocok bagi semua orang karena situasi dan kondisi tubuh dari setiap individu selalu berbeda, sehingga perlunya pengetahuan yang luas dan tepat mengenai kekurangan dan kelebihan dari masingmasing metode atau alat kontrasepsi yang kemudian disesuaikan dengan kondisi tubuh pengguna. Bagi setiap pasangan harus mempertimbangkan penggunaan metode atau alat kontrasepsi secara rasional, efisien dan efektif. Penggunaan metode atau alat kontrasepsi secara rasional berarti penggunaan metode atau alat kontrasepsi hendaknya dilakukan secara sukarela tanpa adanya unsur paksaan, yang didasarkan pada pertimbangan secara rasional dari sudut tujuan atau teknis penggunaan, kondisi kesehatan medis, dan kondisi sosial ekonomis dari setiap pasangan. Pemilihan alat kontrasepsi secara efisien dapat dinilai dari biaya kontrasepsi dalam memproteksi
kehamilan per tahun penggunaannya dari seorang pasangan. Kemudian pemilihan alat kontrasepsi secara efektif harus didasari pertimbangan efektifitas dari masing-masing jenis kontrasepsi berdasarkan tingkat keberhasilannya. Pemilihan alat kontrasepsi secara efisien dapat dinilai dari biaya kontrasepsi dalam memproteksi. kehamilan per tahun penggunaannya dari seorang pasangan. Kemudian pemilihan alat kontrasepsi secara efektif harus didasari pertimbangan efektifitas dari masing-masing jenis kontrasepsi berdasarkan tingkat keberhasilannya. Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan maka penulis mengambil judul “Pendukung Keputusan Alternatif Pemilihan Alat Kontrasepsi Menggunakan Metode AHP”.
LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2012) Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Yakub (2012) pengertian sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu. Dari pengertian – pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem adalah sekumpulan elemen – elemen yang saling berinteraksi atau berhubungan satu sam lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian Keputusan Dalam Pristiwanto (2014) menyebutkan definisi keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan (diantara berbagai pilihan) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan. Sedangkan dalam Ratih Hafsarah Maharrani, dkk (2010) menyebutkan bahwa keputusan adalah Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinankemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan / opini. Pengertian Pendukung Keputusan Dalam Tesis Edi Setiawan (2011) menjelaskan pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah yang harus dibuat oleh manajer. McLeod juga mendefinisikan sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan. Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu: 1) Membantu pengguna dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur. 2) Mendukung keputusan pengguna, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut. 3) Meningkatkan efektivitas pengguna dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi.
dapat bekerja dalam waktu yang tahan lama, mempunyai efektifitas yang tinggi, aman, mudah dalam menggunakan dan melepaskannya dan memiliki beberapa atau tidak sama sekali efek samping (Dedi Trisnawarman: 2007).
2.2.7 Analytical Hierarchy Process Dalam Gatot Broto Ismoyo (2014) Analitycal Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari Universitas Pittsburg, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berpikir manusia. Dasar berpikirnya metode AHP adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan yang berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat keputusan (Fariz, 2010). Metode AHP memperhitungkan tingkat validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi objektif dan multi kriteria yang didasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki, sehingga menjadi model pengambil keputusan yang komprehensif. AHP ini juga banyak digunakan pada keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan, alokasi sumberdaya dan penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik. Jadi, AHP merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami suatu kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan (Priharyanti Wulandari: 2006). ANALISIS DAN PERANCANGAN Flow of Document yang berjalan Aseptor
Data Aseptor
Pengertian Alat Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindar dan mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. Kontrasepsi yang ideal harus
Tenaga Medis
Data Aseptor
Data Alat
Input Data Aseptor
Input Data Alat
Data Alternatif Alat
Memilih alat kontrasepsi
Data Alternatif Alat Yang dipilih
Analisis dokumen penentuan yang sesuai Alat terpasang
Selesai
Gambar 1 Flow Of Document yang berjalan
Pada flow of document yang berjalan yaitu Pada di Klinik Bersalin Lubuklinggau, proses pemilihan alat kontrasepsi yang dilakukan oleh calon septor masih secara manual, artinya calon aseptor memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah berkonsultasi dengan tenaga medis yang ada. Prosedur kerja dalam pemilihan alat kontrasepsi yang sedang berjalan saat ini adalah diawali dari calon aseptor datang ke klinik. Kemudian calon aseptor melakukan konsultasi dengan bidan jenis alat kontrasepsi apa yang sesuai dengan dirinya. Tenaga medis yang ada kemudian meminta data tentang diri aseptor mulai dari nama, umur, riwayat kesehatan, riwayat haid untuk digunakan sebagai bahan acuan dalam pemakaian alat kontrasepsi. Karena data tentang diri aseptor sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemakaian alat kontrasepsi. Kemudian tenaga medis mendata diri aseptor dan memberikan pilihan jenis alat kontrasepsi yang cocok dengan diri aseptor berdasarkan data aseptor. Namun dalam kenyataannya, dalam pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi sering mengalami kesulitan. Terkadang keputusan yang diambil tidak akurat dan tidak sesuai dengan kondisi aseptor sehingga dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi aseptor tersebut karena proses penentuan hanya berdasarkan data keterangan dan pengamatan terhadap aseptor. Flow of Document yang ditawarkan Aseptor
Data Aseptor
Tenaga Medis
Data Alternatif
medis yang ada. Tenaga medis tersebut meminta data diri aseptor kemudian menginputkan data tersebut ke dalam sistem. Tenaga medis juga menginputkan data kriteria dalam pemberian alternatif pemilihan alat kontrasepsi yaitu umur aseptor, riwayat kesehatan, riwayat haid, lama pemakaian, harga alat dan efek samping. Selaiin itu, tenaga medis juga menginputkan data bobot dari setiap kriteria yang ada sebagai nilai pembanding. Proses selanjutnya yaitu, berdasarkan data yang telah diinputkan, tenaga medis dapat laungsung melakukan proses SPK pada sistem berdasarkan data yang telah ada. Dari hasil proses SPK ini, tenaga medis dapat memberikan alternatif pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan aseptor. Diagram Konteks Info Data Aseptor Data Aseptor
Aseptor
Alternatif Pemilihan
SPK Data Alat Alternatif Pemilihan Alat Data Nilai Kontrasepsi Dengan Data Kriteria Metode AHP di Klinik Bersalin
Admin
Gambar 3 Diagram Konteks diagram konteks ada 2 entitas yang terlibat yaitu admin dan aseptor. Admin memberikan 2 data input berupa data alat, data nilai dan data kriteria. Untuk entitas aseptor memberikan 1 data input yaitu data aseptor dan menerima 1 data output yaitu alternatif pemilihan. DFD Level 1
Data Kriteria
Admin
Data Alternatif
Input Data
1.0 Pendataan Alternatif
id_alat
alternatif
id_alat
id_alat Database
2.0 Pendataan Nilai Alternatif
Proses SPK
Alternatif Alat
Hasil Pemilihan Alternatif
Data Kriteria
3.0 Pendataan Kriteria
id_nilai_alternatif
nilai_alternatif
id_nilai_alternatif
id_kriteria
kriteria
id_kriteria
id_kriteria
Memilih alat kontrasepsi
Data Nilai
4.0 Pendataan Nilai Kriteria
id_nilai_kriteria id_nilai_kriteria
nilai_kriteria
Alat terpasang
Info Data Aseptor
Selesai
Aseptor
Alternatif Pemilihan
5.0 Proses SPK
id_nilai_kriteria
Gambar 2 Flow Of Document yang ditawarkan Pada flow of document yang ditawarkan Berikut prosedur kerja yang penulis tawarkan dalam mengatasi permasalah yang ada. Prosedur kerja dimulai dari calon aseptor datang dan melakukan konsultasi dengan tenaga
id_aseptor Data Aseptor
6.0 Pendataan Aseptor
id_aseptor
id_aseptor
Gambar 4 DFD level 1
aseptor
DFD Level 1 Diagram level 1 merincikan setiap proses yang ada pada diagram konteks beserta dengan aliran data dan diamana data tersebut disimpan. Gambar 4.3 adalah data flow diagram level 1 pada sistem yang akan dibangun. Untuk diagram level 1 proses dipecah menjadi 4 proses yaitu proses pendataan alat, pendataan kriteria, proses pendataan nilai dan bobot serta proses SPK dengan AHP. DFD Level 2 3.1 Cek Nilai Kriteria
Data Nilai
3.2 Kelola Nilai Kriteria
Data Nilai
Admin
Tabel 3.1 Aseptor
id_nilai_kriteria
3.3 Cari Nilai Kriteria
nilai_kriteria
id_nilai_kriteria id_nilai_kriteria
N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Field id_asepto r nama umur biaya alat_sblm nm_alat lama periode gangguan
Type Int Varchar Varchar Varchar Varchar Varchar Varchar Varchar Varchar
Size
Keterangan
5 50 5 20 50 50 5 5 5
ID Aseptor Nama Aseptor Umur Aseptor Biaya Alat Alat Sebelumnya Nama Alat Lama Pakai Periode Gangguan
Ke y PK
id_nilai_kriteria
3.4 Cek Nilai Konsistensi
Data Nilai
Rancangan Tabel 1.Tabel Aseptor Nama : Tabel:aseptor Fungsi : Untuk menyimpan data aseptor
id_nilai_kriteria
id_nilai_kriteria
Data Nilai
Pada Entity Relationship Diagram, banyak alternatif memiliki banyak kriteria. Dimana relasi yang terjadi adalah banyak ke banyak (many to many) sehingga menghasilkan sebuah tabel baru yaitu tabel nilai alternatif. Sedangkan tabel kriteria dengan tabel nilai kriteria memiliki relasi satu ke banyak (one to many).
Halaman Utama
Gambar 5 DFD level 2 terdapat 4 proses yaitu cek bobot nilai, kelola bobot nilai, cari bobot nilai dan cetak bobot nilai. Terdapat sebuah entitas yaitu admin sebagai pengguna sistem yang mempunyai hak akses dalam melakukan pengolahan data dalam sistem. Dan terdapat 1 tabel yaitu tabel bobot. ERD (Entity Relationship Diagram) id_nilai_alternatif
harga
id_alternatif
Gambar 8 Halaman Utama
kode
kelebihan
id_kriteria
id_alternatif2
nama
kekurangan
id_alternatif1
nilai
M
Alternatif
Nilai_Alternatif
id_kriteria kode
M
Kriteria
1 mendapatkan
nama
1 1
Nilai_Kriteria M
Aseptor
gangguan
biaya
nilai
periode
umur
id_kriteria2
lama
nama
nm_alat
pernah id_aseptor
Gambar 6 ERD
id_kriteria1 id_nilai_kriteria
memiliki
Halaman utama adalah halaman yang akan muncul pertama kali ketika pengguna membuka sistem penunjang keputusan pemilihan alternatif alat kontrasepsi. Pada halaman index ini terdapat header yang berisi nama tempat dan nama sistem. Juga terdapat form login yang dapat digunakan oleh pengguna untuk masuk dan menggunakan sistem ini. Pada form login ini, pengguna diminta memasukkan username dan password. Jika username dan password sama dengan yang ada dalam database maka sistem akan menampilkan halaman utama admin. Namun jika data tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan gagal. Form login ini digunakan untuk memberikan hak
akses sistem agar tidak semua orang dapapt menggunakan sistem ini. Halaman Aseptor
Gambar 8 Halaman Aseptor Halaman input data aseptor adalah halaman yang digunakan aseptor untuk menambahkan data personal. Jadi sebelum melakukan proses SPK, aseptor diminta untuk mengisi data pribadi. Pada halaman input data aseptor ini terdapat field yang harus diisi yaitu nama aseptor, umur, biaya yang diinginkan, penggunaan alat sebelumnya, nama alat yang dipakai, lama pemakaian, periode haid dan gangguan kesehatan. Sedangkan untuk kode akan muncul secara otomatis. Halaman Hasil SPK
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada Klinik Bersalin Lubuklinggau terhadap proses pemilihan alternatif alat kontrasepsi, maka dapat diberikan kesimpulan yaitu: 1. Penelitian ini menghasilkan aplikasi sistem penunjang keputusan berbasis web menggunakan metode Analithic Hierarchi Process (AHP) yang dapat digunakan dalam pengambil keputusan memilih alternatif penggunakan alat kontrasepsi bagi calon aseptor. 2. Dengan menggunakan metode AHP maka proses pemilihan alternatif maka calon aseptor dapat memilih alat kontrasepsi dari alternatif yang diberikan dengan cara melakukan perbandingan kriteria yang ada dan perbandingan alternatif setiap kriteria sehingga akan didapat sebuah hasil yang terbaik. Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan pada akhir dari penelitian Laporan Tugas Akhir II ini adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi ini agar dapat dikembangkan kembali dengan menambah atau memberikan kriteria yang berbeda sehingga hasil yang didapat lebih maksimal sehingga alternatif alat kontrasepsi yang diberikan dapat sesuai dengan kondisi calon aseptor. 2. Aplikasi ini dapat dikembangkan kembali dengan menggunakan metode yang lain atau menggabungkan metode yang ada dengan metode yang lain.
DAFTAR PUSTAKA Irwansyah, Edi. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi. Digibooks. Yogyakarta. Komputer, Wahana. 2010. Mendesain Website Dinamis dan Menarik Dengan Adobe Dreamweaver CS4. Andi, Yogyakarta. Gambar 9 Halaman Hasil SPK Halaman proses SPK adalah halaman yang digunakan untuk melakukan proses pemilihan alternatif menggunakan metode AHP. Pada halaman ini akan ditampilkan nilai berupa nilai perbandingan, nilai normalisasi dan hasil perangkingan alternatif sehingga dapat diketahui secara langsung nama alat yang cocok digunakan oleh aseptor.
Ratih Hafsarah Maharani, dkk. 2010. Penerapan Metode Analytical Hierarchi Process Dalam Penerimaan Karyawan Pada PT. Pasir Besi Indonesia. Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1 April 2010. ISSN 1414 – 9999. Nur Laila, Wahyuni. 2011. Sistem Informasi Pengelolaan Data Inventory Pada Toko Buku Studi CV. Aneka Ilmu Semarang. Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No. 1, Januari – Juni 2011.
Pristiwanto. Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode Simple Addative Weighting Untuk Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi. Majalah Ilmiah. Informasi dan teknologi Ilmiah (INTI), Voume II, Nomor I, Fegruari 2014, ISSN: 2339-210X. Setiawan, Edi. 2011. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Kelulusan Sertifikasi Guru. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta. Trisnawarman, Dedi. 2009. Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Metode / Alat Kontrasepsi. Jurnal Manajemen Informatika, Volume 9 Nomor 1 Desember 2007. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Graha Ilmu, Yogyakarta. Wulandari, Priharyanti. 2006. Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Metode / Alat Kontrasepsi. Tesis. Program Magister Keperawatan Maternitas Universitas Indonesia.