1 SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS PENGETAHUAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperole...
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS PENGETAHUAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh : Johanes Babtista Mahendra Prabharajasa 055314033
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KNOWLEDGE BASED DECISION SUPPORT SYSTEM TO SELECT CONTRACEPTION METHOD
THESIS Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Department
By : Johanes Babtista Mahendra Prabharajasa 055314033
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2011 ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
”Dunia takkan menjanjikan apapun, jika kita tidak berusaha untuk melakukan kebajikan”
Karya ini didedikasikan untuk Tuhan Yesus Kristus, untuk alm. Eyang Neo Supeno, alm. Eyang F.A. Sucinto, dan alm. Pakdhe Agustinus Bambang Cintatmoko, untuk kebanggaan Eyang Christina Sri Moersantini, Papa, Mama, Kekasih, Om, Bulik, Kakak, Adik, Keponakan, dan Segenap Keluarga Besar Neo Supeno.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAKSI
Kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Indonesia saat ini masih perlu ditingkatkan guna menurunkan angka kelahiran atau fertilitas. Saat ini masih banyak pasangan suami istri yang bingung dalam menentukan metode kontrasepsi apa yang sebaiknya mereka gunakan. Hal ini biasa dialami oleh pasangan suami istri yang belum mempunyai pengalaman dalam hal keluarga berencana (KB). Sebenarnya ketidaktahuan ini dapat dihindari, bila para pasangan suami istri mau berusaha mencari informasi ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, tempat pelayanan KB, petugas kesehatan atau kader-kader KB setempat (BKKBN, 2006). Namun pencarian informasi tersebut sering terkendala oleh waktu, mungkin karena kesibukan masing-masing pasangan suami istri dalam berkarier. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem untuk membantu mempermudah pemilihan metode kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu para pasangan untuk memilih metode kontrasepsi terbaik. Sistem ini menggunakan metode brute force yang diperkaya untuk subsistem modelnya. Sistem dibangun berbasis web menggunakan bahasa pemrograman personal home page (PHP). Sistem ini telah diuji menggunakan metode pengujian black box untuk memastikan kecocokan antara perhitungan sistem dengan perhitungan manual. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa kedua perhitungan tersebut sesuai serta menghasilkan rekomendasi yang tepat. Selain itu, sistem juga telah diujicoba dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seorang pakar KB yaitu dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman, dan 17 responden lain. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem ini membantu dalam mengambil keputusan terhadap pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna, mudah dalam menggunakan, murah, cepat, dan tepat. Dengan demikian, masalah pemilihan metode kontrasepsi dapat diselesaikan dengan mudah, cepat, dengan biaya yang murah, dan memberikan rekomendasi yang tepat.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The awareness of contraception in Indonesia needs to be improved in order to decrease the birth rate or fertility. Currently, there are many couples confused in determining what is the best method of contraception they should use. This is common in couples who have not experienced in family planning (Keluarga Berencana). Actually, couples could overcome this problem if they tried to find information. They could obtain information from places of health care, family planning services, health workers or local family planning cadres (BKKBN, 2006). Unfortunately, some couples were too busy with their career. Therefore, a system that can assist couples in selecting contraception methods can be a solution. This research aims to develop a decision support system that can help couples to choose the best contraception method. This system uses enriched brute force method for its model subsystem. The system was developed as a web based application using personal home page (PHP) programming language. This system has been tested using black box testing methods to ensure compatibility between the computation system with manual calculation. Based on test results, it can be concluded that the two calculations are appropriate and to produce appropriate recommendations. In addition, the system has also been tested by distributing questionnaires to an expert on family planning that is dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman, and 17 other respondents. Based on the questionnaire results, it can be concluded that this system helps in making decisions on the selection of contraception methods in accordance with the conditions and needs of users, easy to use, inexpensive, rapid, and precise. Thus, the problem of contraception methods selection can be resolved easily, quickly, with little cost, and provide appropriate recommendations.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas segala berkat, karunia, kasih, dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Pengetahuan Pemilihan Metode Kontrasepsi”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer Jurusan Teknik informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai dengan lancar tanpa bantuan, saran, dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melindungi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabaran, bimbingan, saran, dan dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. 3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. dan Ibu Anastasia Rita Widiarti, S.Si., M.Kom., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran untuk menyempurnakan skripsi ini. 4. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 6. Romo Dr. Drs. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc., atas topik skripsi ini, waktu, dan berbagai diskusi selama proses penyelesaian skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Ibu dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman, selaku narasumber sekaligus pakar KB atas waktu, bimbingan, dan arahan. 8. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten, atas data-data yang diberikan. 9. Kedua orang tua penulis, Mikael Baswendra Tunjung Jati Utama, S.H., M.M., dan Dra. Yustina Dwi Cintawati atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi. 10. Eyang alm. Neo Supeno dan Eyang Christina Sri Moersantini atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi. 11. Keluarga Nicodemus Atibrata Fuun, keluarga Ignatius Andika Wirapati, keluarga Robertus Widi Harsanta, seluruh om dan bulik, serta segenap keluarga besar Neo Supeno atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi. 12. Segenap keluarga besar Eyang Sucinto atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi. 13. Mahendra Dita Smaratama dan Mikael Mahendra Buyung Wirasukma, kakak dan adikku tersayang, atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi. 14. Rosa Agnes Nugrahayuningsih Patremsagegalihmeikiat Herukosaputri atas segala doa, kasih sayang, dan motivasi yang telah diberikan. 15. Ign. Dimas Sukma, S.T., I Gusti Nyoman Sedana, S.T., Yuanita Prasetyaningtyas, S.T., Tomi Purba, Novi C.A.P., S.T., Fr. Bayu Atmaja, Ign. Hans Veda, S.T., Sony Setiawan, S.T., Stephanus Christiono, S.T., Dionysius Arya, Yosaphat Dwi Santa, Timotius Ari Kusbiantoro, Agung Pratnyawan, Johanes Wahyu, Yohanes Budi K., Beta Yoga Iwan, Ganang Rahdianto, Silvester Aan, Orpha Sampe B., S.T., Frederick Martce Y., Andreas Hermawan, S.T., F. Andaru Prima Yudha atas dukungan serta bantuan teman-teman semua.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. Seluruh rekan Teknik Informatika angkatan 2005 atas persahabatan yang terjalin selama kuliah di Universitas Sanata Dharma. 17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Akhirnya, mengingat kesempurnaan adalah milik Tuhan, sebagai manusia yang tak lepas dari kesalahan tentu karya tulis ini memiliki kelemahan yang menuntut penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, semoga sumbangsih pembaca dalam bentuk saran dan kritik yang konstruktif turut menyempurnakan isi karya ilmiah ini.
Yogyakarta, 31 Januari 2011
Penulis
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN JUDUL (ENGLISH) .......................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii ABSTRAKSI.......... ............................................................................................. viii ABSTRACT............. ................................................................................................ ix KATA PENGANTAR .............................................................................................x DAFTAR ISI…….. .............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL.. .............................................................................................. xxi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxiii DAFTAR SINGKATAN .....................................................................................xxv BAB I
Wawancara I ....................................................................................68
3.1.2.
Wawancara II ...................................................................................69
3.1.3.
Wawancara III ..................................................................................70
3.2. Pembuatan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Pengetahuan ...............................................................................................71 3.2.1.
3.2.2.2.1. Disain Inferensi .....................................................................76 3.2.2.2.1.1. Inferensi Metode Kontrasepsi Laki-laki ..........................76 3.2.2.2.1.2. Inferensi Metode Kontrasepsi Perempuan.......................80 3.2.2.2.2. Disain Struktur Data bagi Basis Pengetahuan ......................90 3.2.2.3.
Manajemen Model ....................................................................98
3.2.2.3.1. Diagram Blok........................................................................98 3.2.2.3.2. Algoritma dengan Metode Brute Force yang Diperkaya .....98 3.2.2.3.
Form Kuesioner .............................................................................158
5.2.5.
Hasil dan Pembahasan ...................................................................160
5.2.5.1. Hasil Kuesioner Berdasarkan Jawaban Responden Pakar KB ................................................................................................160 5.2.5.2. Hasil Kuesioner Berdasarkan Jawaban Responden Pengguna ......................................................................................164 5.5.1.
Pembahasan ....................................................................................168 xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP ............................................................................................170 6.1.
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................171 LAMPIRAN…….. ..............................................................................................173
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kelompok Model (Turban, 1995) .........................................................14 Tabel 2.2. Tabel tabValidPattern ...........................................................................33 Tabel 2.3. Tabel tabRuntimePattern ......................................................................33 Tabel 2.4. Tabel tabValidTeks ...............................................................................33 Tabel 3.5. Ringkasan Use Case Pengguna.............................................................73 Tabel 3.6. Tabel Inferensi Metode Kontrasepsi Laki-laki .....................................78 Tabel 3.7. Tabel Inferensi Metode Kontrasepsi Perempuan ..................................87 Tabel 3.8. Keterangan Array Metode ....................................................................90 Tabel 3.9. Urutan Indeks Pertama Array metodelaki ............................................91 Tabel 3.10. Urutan Indeks Pertama Array metodepere ..........................................92 Tabel 3.11. Format dan Isi Array metodepere .......................................................93 Tabel 3.12. Format Input Pengguna Perempuan ....................................................94 Tabel 3.13. Keterangan Array Tampung ...............................................................95 Tabel 3.14. Format Array tampungpere .................................................................97 Tabel 5.15. Array metodepere..............................................................................144 Tabel 5.16. Input Pengguna Perempuan ..............................................................144 Tabel 5.17. Array tampungpere ...........................................................................145 Tabel 5.18. Hasil Pengujian Black Box 1 .............................................................148 Tabel 5.19. Array metodepere..............................................................................151 Tabel 5.20. Input Pengguna Perempuan ..............................................................151 Tabel 5.21. Array tampungpere ...........................................................................152 Tabel 5.22. Hasil Pengujian Black Box 2 .............................................................156
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.23. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kegunaan....................................160 Tabel 5.24. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kemudahan ................................161 Tabel 5.25. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kecepatan ...................................162 Tabel 5.26. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Ketepatan....................................163 Tabel 5.27. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kegunaan ...................................164 Tabel 5.28. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kemudahan ................................165 Tabel 5.29. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kecepatan ...................................166 Tabel 5.30. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Ekonomi .....................................167
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Hubungan Komponen SPPK (Turban, 1995) ...................................17 Gambar 2.2. Arsitektur Sistem Pakar (Hartati, dkk, 2003) ....................................21 Gambar 2.3. Klasifikasi Prototyping Model (Harris, 2003) ..................................37 Gambar 2.4. Tahapan-tahapan Prototyping Model (Harris, 2003) ........................38 Gambar 3.5. Diagram Use Case Pengguna ............................................................72 Gambar 3.6. Diagram Konteks ..............................................................................74 Gambar 3.7. Diagram Aliran Data (DAD) .............................................................75 Gambar 3.8. Diagram Blok ....................................................................................98 Gambar 3.9. Halaman Utama ...............................................................................101 Gambar 3.10. Halaman Pemilihan .......................................................................102 Gambar 3.11. Halaman Rekomendasi Kontrasepsi .............................................103 Gambar 3.12. Halaman Detail Rekomendasi Kontrasepsi ...................................104 Gambar 3.13. Halaman Aturan Kontrasepsi ........................................................105 Gambar 3.14. Halaman Galeri Kontrasepsi .........................................................106 Gambar 4.15. Tampilan Halaman Utama ............................................................114 Gambar 4.16. Tampilan Halaman Pemilihan .......................................................116 Gambar 4.17. Tampilan Halaman Pesan Kesalahan ............................................117 Gambar 4.18. Tampilan Halaman Rekomendasi .................................................118 Gambar 4.19. Tampilan Halaman Detail Rekomendasi ......................................119 Gambar 4.20. Tampilan Halaman Menu Aturan..................................................121 Gambar 4.21. Tampilan Halaman Menu Galeri ...................................................122
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.22. Pengujian Black Box 1 – data input...............................................142 Gambar 5.23. Pengujian Black Box 1 – hasil perhitungan sistem .......................143 Gambar 5.24. Pengujian Black Box 2 – data input...............................................149 Gambar 5.25. Pengujian Black Box 2 – hasil perhitungan sistem .......................150 Gambar 5.26. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kegunaan ....................161 Gambar 5.27. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kemudahan .................162 Gambar 5.28. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kecepatan ....................163 Gambar 5.29. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Ketepatan ....................164 Gambar 5.30. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kegunaan ....................165 Gambar 5.31. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kemudahan .................166 Gambar 5.32. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kecepatan....................167 Gambar 5.33. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Ekonomi ......................168
xxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
AKB
: Angka Kematian Bayi
AKDR
: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKB
: Angka Kematian Bayi
AKI
: Angka Kematian Ibu
ASI
: Air Susu Ibu
BKKBN
: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
HIV/AIDS
: Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome
IMS
: Infeksi Menular Seksual
KB
: Keluarga Berencana
KBA
: Keluarga Berencana Alamiah
MAL
: Metode Amenorea Laktasi
MOB
: Metode Ovulasi Billing
SDKI
: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SPPK
: Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
xxv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Situasi dan kondisi kependudukan di negara kita pada saat ini merupakan
suatu fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan secara seksama, lebih sungguh-sungguh, dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang telah dan perlu terus dilakukan oleh pemerintah, bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat, adalah dengan pengendalian jumlah penduduk dan peningkatan kualitasnya melalui program keluarga berencana (KB) (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional/BKKBN, 2009). Undang-undang
nomor
10
tahun
1992
tentang
Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatkan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Sementara itu, program KB yang dalam empat dasawarsa terakhir telah berhasil menunjukkan kiprahnya dalam program pembangunan nasional bahkan menjadi salah satu primadona pembangunan nasional, namun perkembangannya sekarang ini dirasakan menurun. Hal ini terlihat dari angka kelahiran total yang dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami penurunan. Hasil survei pada tahun 2007 menyebutkan rata-rata anak yang dilahirkan per wanita usia subur adalah 2,6 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia/SDKI, 2007). Angka ini sama dengan hasil SDKI tahun 2002-2003.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menurunnya perkembangan program KB nasional tidak terlepas dari pengaruh diterapkannya sistem pemerintahan berdasarkan otonomi daerah di tingkat kabupaten/kota. Konsekuensi dari penerapan sistem tersebut adalah diserahkannya sebagian besar wewenang atau urusan pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten/kota, termasuk di dalamnya program KB. Akibatnya, berjalan atau tidaknya program KB di lapangan tergantung kepada kebijakan strategis pemangku jabatan yang ada di daerah (BKKBN, 2009). Kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Indonesia saat ini masih perlu ditingkatkan guna menurunkan angka kelahiran atau fertilitas yang dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami penurunan. Maka sudah sepantasnya jika kontrasepsi ditempatkan sebagai suatu kebutuhan krusial bagi pasangan suami istri sekaligus dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi, dan anak serta memberikan kontribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sehingga membantu terwujudnya keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Sebagai suatu kebutuhan, kontrasepsi terkait dengan kebutuhan fisik dan sosial. Sebagai kebutuhan fisik, kontrasepsi memiliki peranan dalam setiap fase reproduksi, yaitu untuk menunda kehamilan, menjarangkan serta mencegah kehamilan. Sedangkan sebagai kebutuhan sosial, kontrasepsi terkait dengan upaya mewujudkan program pembangunan nasional. Tingkat kehidupan yang berbeda, diantaranya menyangkut kondisi kesehatan, tingkat ekonomi, latar belakang pendidikan, pekerjaan, status sosial, dan gaya hidup akan memunculkan kebutuhan yang berbeda pula dalam hal kontrasepsi. Oleh karena itu, kontrasepsi merupakan pilihan individu. Diperlukan sosialisasi kesadaran dan edukasi mengenai kontrasepsi untuk memberdayakan masyarakat dengan informasi yang benar, edukasi, dan komunikasi untuk memberikan kesempatan untuk membuat pilihan kontrasepsi dengan penuh kesadaran. Saat ini masih banyak pasangan suami istri yang bingung dalam menentukan metode kontrasepsi apa yang sebaiknya mereka gunakan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
biasa dialami oleh pasangan suami istri yang baru menikah atau pasangan suami istri yang belum mempunyai pengalaman ber-KB sebelumnya. Sebenarnya ketidaktahuan ini dapat dihindari, bila para pasangan suami istri mau berusaha mencari informasi ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, tempat pelayanan KB, petugas kesehatan atau kader-kader KB setempat (BKKBN, 2006). Namun pencarian informasi tersebut sering terkendala oleh waktu, yang mungkin disebabkan karena kesibukan masing-masing pasangan suami istri dalam berkarier. Apabila pasangan suami istri telah berusaha mendapatkan informasi mengenai kontrasepsi dari sumber-sumber tersebut, pasangan suami istri masih harus membandingkan antara metode-metode kontrasepsi yang ada sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem untuk membantu mempermudah pemilihan metode kontrasepsi. Sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan (SPPK) kiranya tepat dibangun untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam membangun SPPK ini penulis mencoba memadukan antara SPPK dengan basis pengetahuan yang berupa aturanaturan. Sistem akan dibangun dengan metode brute force yang diperkaya. Sedangkan metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah model prototyping, yaitu salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dibuat ”Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Pengetahuan Pemilihan Metode Kontrasepsi” dengan tujuan sistem dapat membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan dalam pemilihan metode kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna secara mudah, murah, cepat, dan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.2.
4
Perumusan Masalah Bagaimana membuat SPPK berbasis pengetahuan yang disajikan dalam
bentuk halaman web untuk membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna dengan metode brute force yang diperkaya?
1.3.
Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini dibatasi hanya pada : 1. Pembuatan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan kondisi dan kebutuhan pengguna. 2. Jumlah metode kontrasepsi dibatasi hanya 15 metode saja, yaitu Metode Amenorea Laktasi (MAL), Keluarga Berencana Alamiah (KBA), Sanggama Terputus, Kondom, Diafragma, Spermisida, Pil Kombinasi, Suntikan Kombinasi, Kontrasepsi Suntikan Progestin, Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil), Kontrasepsi Implan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan Progestin, AKDR, Tubektomi, dan Vasektomi. 3. Sistem ini dibangun menggunakan algoritma pencarian string dengan metode brute force yang diperkaya. 4. Sistem ini disajikan dalam bentuk halaman web statis. 5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah personal home page (PHP). Fitur-fitur yang disediakan oleh sistem, yaitu : 1. Memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan kondisi dan kebutuhan pengguna. 2. Input bagi proses dalam sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
a. Apabila pengguna laki-laki, input yang dibutuhkan sistem berupa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi : Ejakulasi dini, kerjasama dengan pasangan saat sanggama, kontrasepsi sementara, alergi kondom, partisipasi dalam KB, proteksi Infeksi Menular Seksual (IMS), usia, jumlah anak, memiliki jumlah anak yang dikehendaki, kehamilan pasangan, infeksi sistemik, hidrokel/varikokel, hernia ingunalis, filariasis, undesensus, massa intraskrotalis, anemia berat, dan persetujuan prosedur vasektomi. b. Apabila pengguna perempuan, input yang dibutuhkan sistem berupa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi : Masa reproduksi, menyusui eksklusif, perokok, kontrasepsi efektivitas tinggi, migrain/epilepsi, tekanan darah, jantung/stroke, kanker payudara, gangguan pembekuan darah, pascapersalinan, minum pil teratur,
pendarahan
mellitus/komplikasi,
vagina,
gangguan
tuberkulosis
panggul,
uterus/miomsubmukosum,
haid,
diabetes
epilepsi,
miom
vaginitis/salpingitis/endometritis,
kongenital rahim, riwayat kehamilan di luar rahim, trofoblas, ganti pasangan, proteksi Infeksi Menular Seksual (IMS), tumor jinak, ukuran rongga rahim, usia, jumlah anak, jumlah anak yang dikehendaki, masalah kesehatan jika hamil, infeksi sistemik/pelvik, infeksi saluran uretra, persetujuan prosedur tubektomi, umur bayi, haid pascapersalinan, siklus haid, sindrom syok akibat keracunan, vulva/vagina, masa subur, pantang sanggama, dan kondisi psikis. 3. Output dari sistem adalah rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan kondisi dan kebutuhan pengguna beserta informasi detail mengenai metode kontrasepsi dari metode-metode kontrasepsi yang direkomendasikan sistem. Jika input pengguna tidak sesuai dengan aturan-aturan yang harus dipenuhi pada salah satu metode kontrasepsi yang ada, maka sistem merekomendasikan metode kontrasepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang paling mendekati dengan kondisi dan kebutuhan pengguna beserta peringatan berupa aturan-aturan yang tidak terpenuhi. 1.4.
Tujuan Membuat sebuah sistem yang dapat digunakan untuk membantu
memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna secara mudah, murah, cepat, dan tepat menggunakan metode brute force yang diperkaya.
1.5.
Luaran yang Diharapkan Sebuah SPPK berbasis pengetahuan yang dapat memberikan rekomendasi
pengambilan keputusan dalam pemilihan metode kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan secara mudah, murah, cepat, dan tepat. Dengan demikian masalah pemilihan metode kontrasepsi dapat diselesaikan dengan mudah, biaya yang murah, dan waktu yang relatif singkat serta memberikan rekomendasi yang tepat.
1.6.
Kegunaan 1.6.1.
Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan SPPK ini digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses
pengambilan keputusan dalam memilih metode kontrasepsi yang tepat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Selain itu, sistem dapat digunakan kapanpun dan dimanapun karena sistem ini berbasis web.
1.6.2.
Bagi Remaja dan Kaum Muda SPPK ini digunakan untuk membantu remaja dan kaum muda agar
memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bertanggung jawab dalam kehidupan seksual mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.3.
7
Bagi Masyarakat SPPK ini digunakan untuk pemenuhan terhadap tuntutan pelayanan
yang berkualitas dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan, termasuk KB dan kesehatan reproduksi.
1.6.4.
Bagi Agama, Bangsa dan Negara SPPK ini digunakan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas,
yaitu keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dari sistem yang dibangun, yang meliputi pengertian sistem pendukung pengambilan keputusan (SPPK), sistem pakar dan basis pengetahuan, struktur data, metode brute force, model prototyping, dan berbagai metode kontrasepsi.
2.1.
Pengertian Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan 2.1.1.
Keputusan Beberapa ahli mendefinisikan tentang definisi keputusan. Keputusan
adalah suatu pilihan tentang suatu bagian tindakan (Firhburn, 1964), dalam bukunya yang berjudul “Strategy in Action”. Ahli lain mendefinisikan, keputusan adalah aktifitas pemilihan tindakan dari sekumpulan alternatif untuk memecahkan suatu masalah (Burch dan Srater, 1984).
2.1.2.
Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan aktivitas manajemen berupa
tindakan dari sekumpulan alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya untuk memecahkan suatu masalah atau konflik dalam manajemen (Chruchman, 1986). Ada 4 tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan Simon (1980), yaitu :
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
9
Penelusuran (Intelligence) Merupakan
tahap
pendefinisian
masalah
serta
identifikasi
informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang diambil. Sebelum suatu langkah penyelesaian masalah diambil, tentunya persoalan yang dihadapi harus dirumuskan terlebih dahulu secara jelas. 2.
Perancangan (Design) Merupakan tahap analisa dalam kaitan mencari atau merumuskan alternatif pemecahan masalah. Setelah permasalahan dirumuskan dengan baik, maka tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model pemecahan masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
3.
Pemilihan (Choice) Dengan mengacu pada rumusan tujuan serta hasil, selanjutnya langkah yang diambil adalah memilih alternatif solusi yang paling sesuai. Pemilihan alternatif ini akan mudah dilakukan kalau hasil yang diinginkan terukur atau memiliki nilai kuantitas tertentu.
4.
Implementasi (Implementation) Merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.
2.1.3.
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) Menurut Scott Morton, sistem pendukung pengambilan keputusan
didefinisikan sebagai suatu sistem yang berbasis atau berbantuan komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur (Turban, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut Keen dan Scott Morton, sistem pendukung pengambilan keputusan merupakan beberapa sistem pengambilan keputusan yang bersumberdaya intelektual yang berasal dari kemampuan individu pada komputer untuk memperbaiki kemampuan keputusan tersebut (Turban, 1995).
2.1.4.
Karakteristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Sebagian besar SPPK memiliki beberapa karakteristik berikut ini
(Turban, 1995) : 1.
SPPK dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur atau tidak terstruktur.
2.
SPPK dapat digunakan oleh semua tingkat manajer, mulai dari eksekutif tertinggi sampai manajer-manajer dibawahnya.
3.
SPPK dapat digunakan untuk individu ataupun kelompok. Banyak permasalahan
organisasi
melibatkan
kelompok
pengambilan
keputusan. Masalah-masalah yang kurang terstruktur seringkali membutuhkan beberapa individu di departemen dan tingkat organisasi yang berbeda untuk menyelesaikannya. 4.
SPPK dapat mendukung keadaan keputusan yang saling tergantung atau berurutan.
5.
SPPK mendukung semua langkah pada proses pengambilan keputusan
yaitu
penelusuran,
perancangan,
pemilihan,
dan
implementasi. 6.
SPPK mendukung berbagai macam proses pengambilan keputusan dan gaya pengambilan keputusan, sehingga ada kesesuaian antara sistem pendukung pengambilan keputusan dan atribut-atribut yang digunakan individu pengambil keputusan.
7.
SPPK dapat beradaptasi sepanjang waktu. Pembuat keputusan harus reaktif berani menghadapi perubahan kondisi dengan cepat terhadap perubahan
kondisi
dan
menyesuaikan
sistem
pendukung
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengambilan
keputusan
dengan
perubahan
tersebut.
Sistem
pendukung pengambilan keputusan bersifat fleksibel, sehingga pengguna dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan, merubah
atau
mengurutkan
ulang
elemen-elemen
dasarnya
(memberikan respon yang cepat terhadap situasi yang tidak diinginkan). 8.
SPPK mudah dipakai. Pengguna harus merasa “at home” dengan sistem, mudah digunakan (user friendly), fleksibel, kemampuan grafis yang kuat, dan bahasa antar user interface dengan mesin menggunakan bahasa yang dipakai oleh pengguna, sehingga hal ini dapat meningkatkan efektivitas SPPK.
9.
SPPK lebih ditekankan untuk meningkatkan efektivitas dari keputusan (hasil yang akurat, ketepatan waktu, termasuk biaya), daripada efisiensi.
10.
Pengambilan keputusan memegang sepenuhnya setiap tahap dari pengambilan keputusan. Sistem pendukung pengambilan keputusan ditujukan untuk mendukung bukan menggantikan pengambilan keputusan. Pengambil keputusan dapat menolak setiap rekomendasi komputer pada setiap waktu dalam proses.
11.
Menuntun proses belajar, terutama pada saat muncul permintaan baru dan perbaikan sistem, yang menuntut untuk belajar lebih, dimana proses belajar yang harus terus menerus akan meningkatkan dan mengembangkan sistem pendukung pengambilan keputusan.
12.
Pengguna (end user) harus mampu membangun sendiri SPPK yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam kelompok pengguna dengan sedikit bantuan dari pakar sistem informasi.
13.
SPPK biasanya memanfaatkan model (standar atau sudah jadi) untuk menganalisis situasi ketika keputusan harus diambil. Kemampuan pemodelan memungkinkan user melakukan percobaan dengan strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda pula. Setiap percobaan menghasilkan pandangan dan pengetahuan baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14.
12
SPPK tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen pengetahuan yang memungkinkan untuk membuat solusi yang efektif dan efisien dari setiap masalah yang sulit.
2.1.5.
Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Menurut Turban (1995), SPPK memiliki 4 subsistem utama yang
menentukan kapabilitas teknis dari SPPK tersebut, yaitu : 1. Manajemen Data Subsistem manajemen data merupakan komponen SPPK yang menyediakan data bagi sistem. Data tersebut disimpan dalam suatu basis data yang diorganisasikan oleh sistem yang disebut DBMS (Database Management System). Subsistem ini disusun oleh komponen yang terdiri dari : a. Basis Data Basis data adalah komponen data yang direlasikan dan diatur sesuai kebutuhan organisasinya, dan dapat digunakan oleh banyak orang dalam banyak aplikasi. Basis data SPPK terdiri dari beberapa jenis data yaitu :
Data Internal Data ini berasal dari sistem proses transaksi dalam suatu organisasi. Data tersebut seperti data akuntansi, keuangan, pemasaran, produksi, pribadi dan lain sebagainya, tergantung kebutuhan dari SPPK tersebut.
Data Eksternal Data ini berasal dari luar organisasi seperti data industri, data penelitian, pemasaran, data sensus, data tenaga kerja daerah, peraturan pemerintah, data tarif pajak, dan data perekonomian nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Data Pribadi Data ini berupa aturan-aturan pokok yang digunakan oleh para pembuat keputusan tertentu atau dalam keadaan-keadaan tertentu. Untuk membangun sebuah basis data SPPK, sering dilakukan pengambilan data dari berbagai sumber data. Operasi ini disebut ekstraksi. Operasi ini melakukan pengambilan data berupa arsip, kesimpulan, data yang sudah disaring dan ringkasan data. Ekstraksi dapat terjadi pada saat pengguna membuat laporan data yang ada dalam basis data.
b. Sistem Manajemen Basis Data c. Basis data dapat dibuat, diakses dan diperbaharui dengan menggunakan sistem ini. Sistem manajemen basis data memiliki banyak kemampuan dalam pengelolaan data, dan sangat kompleks, sehingga sedikit pengguna yang dapat membuat program dan mengembangkan perangkat lunak sistem manajemen basis data. Sistem manajemen basis data memiliki tiga fungsi dasar yaitu penyimpanan data, pencari data, dan pengontrol data. d. Fasilitas Query Fasilitas ini memberikan dasar-dasar untuk mengakses data. Fasilitas ini menerima permintaan data, menentukan bagaimana permintaan tersebut dapat dipenuhi, merumuskan perincian permintaan, dan memberikan hasilnya. e. Direktori Direktori adalah daftar seluruh data dalam basis data. Direktori berisi tentang definisi data yang berfungsi untuk mengetahui keberadan data, sumber data, dan kegunaan data tersebut. Direktori biasanya pembuatan
digunakan untuk keputusan
fase pengetahuan pada proses
sebagai
bantuan
memeriksa
data,
mengidentifikasi masalah, dan mengetahui peluang-peluang yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Manajemen Model Model merupakan suatu peniruan dari alam nyata. Kendala yang kadang dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang disusun ternyata tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata. Sehingga keputusan yang diambil yang didasarkan pada model tersebut menjadi tidak akurat, dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model pada subsistem model harus tetap dijaga fleksibilitasnya. Artinya harus ada fasilitas yang mampu membantu pengguna untuk memodifikasi atau menyempurnakan model, seiring dengan perkembangan pengetahuan. Turban (1995) mengelompokkan model-model yang digunakan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan. Pengelompokan model dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut : Tabel 2.1. Kelompok Model (Turban, 1995) No. 1.
Model
Proses dan tujuan
Teknik Representasi
Optimasi
Mencari penyelesaian
Tabel keputusan,
masalah
terbaik dari beragam
pohon keputusan
dengan
alternatif
beberapa alternatif 2.
Optimasi
Mencari penyelesaian
Model program linear,
menggunakan
terbaik dari sejumlah
model jaringan dan
algoritma
besar alternatif
model matematika lainnya
3.
Optimasi
Mencari penyelesaian
dengan rumus
terbaik dengan
analitis
menggunakan rumus
Model penyimpanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Simulasi
Mencari penyelesaian
Beberapa model
terbaik di antara
simulasi
15
alternatif yang ada dengan menggunakan percobaan 5.
Heuristik
Mencari penyelesaian
Pemrograman
yang cukup baik
heuristik, sistem pakar
dengan menggunakan aturan-aturan 6.
Model
Mencari dan
deskriptif
menemukan “what-if”
lainnya
dengan menggunakan
Pemodelan keuangan
rumus 7.
Model
Memprediksi
Analisis Markov,
prediktif
kemungkinan yang
model perkiraan
akan terjadi berdasarkan skenario
3. Manajemen Dialog Melalui subsistem ini pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibangun. Subsistem ini menyediakan fasilitas antarmuka pengguna (user interface) yang terdiri dari 3 komponen yaitu : a) Bahasa aksi (Action Language), yaitu suatu perangkat lunak yang digunakan pengguna untuk berkomunikasi dengan sistem. b) Bahasa tampilan (Display atau Presentation Language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. c) Basis Pengetahuan (Knowledge Base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Kombinasi dari berbagai kemampuan di atas dikenal sebagai Gaya Dialog (Dialog Style). Gaya dialog terdiri dari : a) Dialog Tanya Jawab Dalam dialog ini, sistem bertanya kepada pengguna, dan pengguna menjawab, kemudian dari hasil dialog ini sistem akan menawarkan alternatif
keputusan
yang
dianggap
memenuhi
keinginan
pengguna. b) Dialog perintah Dalam dialog ini, pengguna memberikan perintah-perintah yang tersedia pada sistem untuk menjalankan fungsi yang ada pada SPPK. c) Dialog Menu Dialog ini merupakan gaya dialog yang paling popular dalam SPPK. Dalam hal ini pengguna dihadapkan pada berbagai alternatif menu yang disiapkan sistem. Menu ini akan ditampilkan pada monitor. Pengguna cukup menekan tombol-tombol tertentu, dan setiap pilihan akan menghasilkan respon atau jawaban tertentu. d) Dialog Masukan/Keluaran Model dialog ini menggunakan form input atau masukan. Disamping form masukan, juga disediakan form keluaran yang merupakan respon dari sistem. 4. Manajemen Pengetahuan Subsistem ini diperlukan ketika subsistem lainnya yang mendukung kemampuan SPPK jika tidak mampu lagi untuk memecahkan suatu permasalahan yang tidak terstruktur dan semi terstruktur. Dalam subsistem ini telah disediakan beberapa keahlian khusus oleh sistem pakar. Manajemen pengetahuan merupakan gabungan beberapa komponen yang berupa satu atau lebih sistem-sistem pakar. Subsistem ini akan diulas lebih lanjut pada subbab 2.7., 2.8. dan 2.9..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2.1. berikut merupakan hubungan antarkomponen dalam SPPK :
Sistem Berbasis Komputer yang Lain
Data Internal & Eksternal
MANAJEMEN DATA
MANAJEMEN MODEL
MANAJEMEN PENGETAHUAN
MANAJEMEN DIALOG
Manajer (Pengguna)
Gambar 2.1. Hubungan Komponen SPPK (Turban, 1995)
2.1.6.
Pengembangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pada dasarnya pengembangan SPPK terbagi atas 8 tahapan (Turban,
1995), yaitu: 1. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini yang penting adalah perumusan masalah dan penentuan tujuan, karena akan menetukan pemilihan jenis SPPK yang akan dirancang dan metode pendekatan yang digunakan. 2. Penelitian (Research) Tahap ini berhubungan dengan pencarian data dan sumber daya yang tersedia (perangkat keras, perangkat lunak, vendor, sistem yang sudah ada, dan hal-hal lain yang dibutuhkan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Analisis dan Perancangan Konsep (Analysis and Conseptual Design) Pada tahap ini ditentukan teknik pendekatan terbaik dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membangun SPPK. Hal ini meliputi tenaga teknis, staff kantor, keuangan, dan sumber lain dari organisasi. 4. Perancangan (Design) Spesifikasi dari komponen sistem, struktur, dan feature sistem yang dibangun, ditentukan secara rinci pada tahap ini. Pada tahap ini dilakukan perancangan empat subsistem SPPK yaitu manajemen data, manajemen model, manajemen dialog, dan manajemen pengetahuan. 5. Konstruksi (Construction) Tahap ini merupakan implementasi secara teknis dari perancangan, dimana semua sistem yang sudah ada dirancang akan digabungkan menjadi suatu SPPK. 6. Implementasi (Implementation) Tahap ini merupakan penerapan SPPK yang dibangun. Pada tahap ini beberapa tugas yang harus dilakukan yaitu : a) Pengujian Pada tahap ini data-data keluaran sistem dikumpulkan, dan dibandingkan kembali, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi rancangan yang diinginkan. b) Evaluasi Merupakan tahap untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan keinginan pengguna. c) Demonstrasi Pada
tahap
ini
kemampuan
operasional
sistem
akan
didemonstrasikan pada komunitas pengguna. d) Orientasi Tahap ini meliputi pengenalan instruksi kemampuan dasar, dan operasi sistem kepada pengguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
e) Pelatihan Merupakan tahap untuk melatih pengguna dalam mengoperasikan sistem. Pada tahap ini pengguna juga dilatih untuk perawatan sistem. f) Penyebaran Pada tahap ini, cara mengoperasikan sistem secara penuh diperkenalkan pada seluruh anggota pengguna. 7. Pemeliharaan dan Dokumentasi (Maintenance and Documentation) Merupakan tahap yang harus dilakukan terus-menerus untuk mempertahankan keadaan sistem. 8. Adaptasi (Adaptation) Dalam tahap ini dilakukan pengulangan terhadap tahapan-tahapan di atas, untuk memberi tanggapan perubahan kebutuhan pengguna.
2.2.
Sistem Pakar dan Basis Pengetahuan 2.2.1.
Pengetahuan Pengetahuan adalah informasi yang memiliki nilai-nilai tambah
terkini, relevan, dan dapat diterapkan untuk mencapai tujuan seseorang, kelompok, atau organisasi secara optimal berdasarkan aktivitas tindakan langsung dari pengetahuan yang telah dimiliki tersebut (Taboada, et.al., 2000). Pengetahuan adalah sebuah kata yang sangat luas dan umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam setiap percakapan. Setiap percakapan antara individu-individu, suatu kelompok orang, atau bahkan antarkelompok orang adalah suatu proses pertukaran dan transfer pengetahuan (Anna, 2004). Pengetahuan, menurut kamus Bahasa Inggris (Webster Dictionary) adalah kondisi segala sesuatu yang diketahui dengan baik yang diperoleh melalui pengalaman atau yang saling terkait. Pengetahuan juga merupakan gagasan, atau pemahaman dari segala sesuatu entitas yang digunakan untuk bertindak dan mencapai maksud, makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
atau tujuan dari entitas tersebut. Atau dapat juga merupakan rekaman seseorang yang disimpan dalam bentuk pengalaman, proses-proses, produkproduk, fasilitas-fasilitas, sistem, dan dokumentasi secara organisasi, dan sebagainya (Alun, 2001; Amrit, 1999; Marwick, 2001).
2.2.2.
Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan merupakan suatu cara baru dalam
menangani informasi dan memanfaatkan kembali menjadi pengetahuan bagi setiap orang sesuai dengan pola dan minat ketertarikan yang diinginkannya (Marwick, 2001). Definisi lain dari manajemen pengetahuan adalah mengenai teori, tool, dan metodologi yang membantu perorangan, kelompok-kelompok, dan organisasi-organisasi dalam mengelola pengetahuan yang mereka miliki serta dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (Amrit, 1999). Jadi, sebuah model manajemen pengetahuan pada dasarnya merupakan proses sistematis dari penemuan, penciptaan, pemilihan, pengorganisasian, penyaringan, dan penyajian dari data, informasi, dan pengetahuan dengan cara lebih terpola secara komprehensif bagi setiap pengguna dalam bidang minat ketertarikan tertentu. Manajemen pengetahuan diperlukan karena : Dalam lingkungan organisasi memacu meningkatkan kompetisi dalam pasar global, mengefisiensi para pekerja yang kurang memadai dalam pemanfaatan sumber informasi, dan penyebaran informasi secara geografi atau globalisasi (Richard, 2001). Untuk memudahkan pemanfaatan kelebihan dan perkembangan teknologi seperti internet, intelligent agent (Taboada, et.al., 2000). Menciptakan informasi
lebih berharga menjadi
pengetahuan
individual baik untuk kelompoknya maupun dalam lingkup organisasinya (Yogesh, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.3.
21
Kedudukan Sistem Pakar dan Basis Pengetahuan Sistem pakar yaitu sistem berbasis komputer yang menggunakan
pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Harjoko, dkk, 2003). Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama yaitu: antarmuka pengguna (user interface), basis data sistem pakar (expert system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility) dan mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada satu komponen yang ada pada beberapa sistem pakar yaitu fasilitas penjelasan (explanation facility) (Hartati, dkk, 2003). Arsitektur dasar dari sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 2.2. berikut :
Gambar 2.2. Arsitektur Sistem Pakar (Hartati, dkk, 2003)
Antarmuka pengguna adalah perangkat lunak yang menyediakan media komunikasi antara pengguna dengan sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Fasilitas akuisisi pengetahuan merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dialog antara pakar dengan sistem. Fasilitas akuisisi ini digunakan untuk memasukkan fakta-fakta dan kaidah-kaidah sesuai dengan perkembangan ilmu. Mesin inferensi merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil akhir. Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi. Agar pengetahuan dapat digunakan dalam sistem, pengetahuan harus direpresentasikan dalam format tertentu yang kemudian dihimpun dalam suatu basis pengetahuan. Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang sederhana atau kompleks tergantung dari masalahnya. Beberapa model representasi pengetahuan yang penting, yaitu: jaringan semantik (semantic nets), bingkai (frame), dan logika predikat (predicate logic/predicate calculus). Dalam penulisan ini model representasi pengetahuan yang digunakan adalah bingkai (frame).
Jaringan semantik (semantic nets) merupakan bentuk dari pengetahuan deklaratif, karena proporsi tersebut menunjukan fakta. Merupakan gambaran grafis yg menunjukkan hubungan antar berbagai objek, yaitu dalam bentuk nodes dan arcs yang menghubungkannya. Contoh : rute pesawat terbang (directed graph)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Bingkai (frame) Menurut Minsky, bingkai dapat dipandang sebagai struktur data statik yang digunakan untuk merepresentasikan situasi-situasi yang telah dipahami dan stereotype. Bingkai biasanya digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan stereotype atau pengetahuan yang didasarkan kepada karakteristik yang sudah dikenal yang merupakan pengalaman-pengalaman. Contoh : mekanik mobil Mekanik mobil mendeteksi kerusakan mobil berdasarkan gejala yang biasa terjadi sesuai karakteristik mobil tersebut dari pabrikan, dan memperbaiki kerusakan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman yang dia miliki.
Logika predikat (predicate logic/predicate calculus) Kalimat dasar dalam logika predikat adalah predikat yang diikuti dengan istilah yang berada di dalam tanda kurung dan dipisahkan oleh koma. Contoh : - likes(ani,ida) - helps(anton,tono) Lambang predikat dalam contoh di atas adalah likes dan helps. Lambanglambang predikat merupakan lambang yang dimulai dengan huruf kecil.
2.2.4.
Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi
keahlian dalam penyelasaian masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menerapkan pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. Menurut Turban (1998), terdapat empat metode utama dalam akuisisi pengetahuan, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
a. Wawancara Wawancara adalah metode akuisisi yang paling banyak digunakan. Metode ini melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam suatu wawancara. Terdapat beberapa bentuk wawancara yang dapat digunakan. Masing-masing bentuk wawancara tersebut mempunyai tujuan yang berbeda.
Contoh masalah (kasus) Dalam bentuk wawancara ini, pakar dihadapkan dengan suatu masalah nyata.
Wawancara klasifikasi Maksud dari bentuk wawancara ini adalah untuk memperoleh wawasan pakar untuk domain permasalahan tertentu.
Wawancara terarah (direct interview) Metode ini biasanya merupakan pelengkap bagi metode wawancara dengan menggunakan contoh masalah dan wawancara klasifikasi. Dalam bentuk wawancara ini, pakar dan knowledge engineer mendiskusikan domain dan cara penyelesaian masalah dalam tingkat yang lebih umum dari dua metode sebelumnya.
Diskusi kasus dalam konteks dari sebuah prototype sistem Dalam metode ini pakar dihadapkan dalam sebuah kasus contoh dari prototipe sistem. Metode ini digunakan untuk melihat apa yang pakar pikirkan tentang prototipe sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Analisis protokol Dalam metode akuisisi ini, pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan, dan dianalisis. c. Observasi pada pekerjaan pakar Dalam metode ini, pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi. d. Induksi aturan dari contoh Metode ini dibuat untuk sistem berbasis aturan. Induksi adalah suatu proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi aturan diberi contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui. Setelah diberikan beberapa contoh, sistem induksi aturan tersebut dapat membuat aturan yang benar untuk kasus-kasus contoh. Selanjutnya aturan dapat digunakan untuk menilai kasus lain yang hasilnya tidak diketahui.
2.2.5.
Mesin Inferensi Mesin inferensi mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran
yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah dengan mencari jawaban atau solusi terbaik. Ada dua jenis pelacakan dalam komponen ini, yakni rangkaian forward (forward chaining) dan rangkaian backward (backward chaining) :
Rangkaian Forward (Forward Chaining) Merupakan pelacakan dengan memberikan alasan berdasar fakta yang ada untuk memperoleh kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Contoh : Jika kita melihat bahwa hari ini akan turun hujan sebelum pergi. (fakta) Maka kita harus membawa payung. (kesimpulan)
Rangkaian Backward (Backward Chaining) Merupakan pelacakan dengan memberikan alasan berupa hipotesa, selanjutnya hipotesa tersebut dibuktikan berdasar fakta yang ada. Apabila hipotesa tersebut terbukti, maka dapat digunakan sebagai sebuah kesimpulan. Contoh: Jika kita tidak melihat keluar dan seseorang masuk dengan sepatu basah dan payung. (fakta) Hipotesa kita adalah bahwa hari hujan. (kesimpulan) Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan
metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace dan untuk memformulasikan kesimpulan (Turban, 1995). Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang dicapai. Ada 3 tipe keputusan yang direkam, yaitu : rencana, agenda, dan solusi.
2.3.
Struktur Data Objek data terstruktur atau struktur data merupakan kumpulan objek data
yang memiliki aturan-aturan tertentu, dan kemudian dikelompokkan berdasarkan operasi-operasi untuk memanipulasinya. Contoh struktur data adalah array,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
struktur, tumpukan (stack), antrian (queue), pohon (tree), dan lain-lain (Utami dan Raharjo, 2004). Struktur data dibagi menjadi dua, yaitu struktur data statis dan struktur data dinamis. Struktur data statis adalah struktur data yang jumlah elemennya tidak dapat diubah pada saat program dijalankan, jumlahnya sudah tertentu sesuai yang dideklarasikan jadi tidak ada operasi penambahan dan penghapusan. Struktur data dinamis adalah struktur data yang jumlah elemennya dapat berubah pada saat program dijalankan, jumlahnya belum dapat ditentukan pada saat dideklarasikan. Perubahan ini terjadi karena adanya operasi penambahan, dan penghapusan elemen (Utami dan Raharjo, 2004).
2.3.1.
Array dan String Dalam beberapa literatur, array sering diartikan larik. Array
merupakan koleksi data dengan setiap elemen data menggunakan nama yang sama dan tiap elemen bertipe sama. Setiap elemen array dapat diakses melalui indeks array (Utami dan Raharjo, 2004). Suatu array berdimensi satu dideklarasikan dengan bentuk umum berupa tipe nama_var[ukuran]. Selain array satu dimensi terdapat array dua dimensi, misalnya untuk implementasi operasi matriks. Ukuran array berordo
dua
ditentukan
dahulu
(memesan
alokasi
memori)
ketika
pendeklarasian. Walaupun nantinya ordo yang digunakan sesungguhnya lebih kecil dari batasan awal, hal ini dilakukan supaya matriks hasil operasi dapat dicetak dengan benar. Berikut adalah contoh program array dua dimensi menggunakan bahasa pemrograman php (array.php).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
array(20, 21), array(30, 31), array(10, 11) );
//array yang isinya diisi satu persatu saat runtime $data2 = array();
kumpulan huruf alphabet. String didefinisikan sebagai kumpulan tipe data char yang yang diakhiri dengan null character. Array merupakan kumpulan data yang bertipe sama. String merupakan salah satu kasus khusus array. String merupakan array dengan tipe data char (Utami dan Raharjo, 2004).
2.4.
Metode Brute Force Metode Brute force adalah sebuah pendekatan yang lempang (straight
forward) untuk memecahkan suatu masalah, biasanya didasarkan pada pernyataan masalah (problem statement) dan definisi konsep yang dilibatkan (Munir, 2003). Algoritma brute force memecahkan masalah dengan sangat sederhana, langsung, dan dengan cara yang jelas (obvious way). Adapun contoh-contoh algoritma Brute Force sebagai berikut :
3.2.2.1.
Pencarian Beruntun (sequential search) Persoalan : diberikan senarai yang berisi n buah bilangan bulat (a1, a2, …, an). Carilah nilai x di dalam senarai tersebut. Jika x ditemukan, maka keluarannya adalah indeks elemen senarai, jika x tidak ditemukan, maka keluarannya adalah 0. Algoritma brute force (sequential search) : setiap elemen senarai dibandingkan dengan x. Pencarian selesai jika x ditemukan atau elemen senarai sudah habis diperiksa. procedure PencarianBeruntun(input a1, a2, ..., an : integer, x : integer,output idx : integer)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
{ Mencari x di dalam elemen a1, a2, ..., an. Lokasi (indeks elemen) tempat x ditemukan diisi ke dalam idx. Jika x tidak ditemukan, maka idx diisi dengan 0. Masukan: a1, a2, ..., an Keluaran: idx } Deklarasi k : integer Algoritma: k←1 while (k < n) and (ak ≠ x) do k ← k + 1 endwhile { k = n or ak = x } if ak = x then idx←k else idx← 0 endif
3.2.2.2.
{ x ditemukan }
{ x tidak ditemukan }
Pencocokan String (String Matching) Persoalan : diberikan a. teks (text), yaitu (long) string dengan panjang n karakter b. pattern, yaitu string dengan panjang m karakter (asumsi: m < n) Carilah lokasi pertama di dalam teks yang bersesuaian dengan pattern. Algoritma brute force : 1. Mula-mula pattern dicocokkan pada awal teks. 2. Dengan bergerak dari kiri ke kanan, bandingkan setiap karakter di dalam pattern dengan karakter yang bersesuaian di dalam teks sampai : – semua karakter yang dibandingkan cocok atau sama (pencarian berhasil), atau – dijumpai sebuah ketidakcocokan karakter (pencarian belum berhasil)
3.2.2.3.
Bila pattern belum ditemukan kecocokannya dan teks belum habis, geser pattern satu karakter ke kanan dan ulangi langkah 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh-contoh Pencocokan String : Contoh 1 : Pattern : NOT Teks : NOBODY NOTICED HIM NOBODY NOTICED HIM 1 NOT 2 3 4 5 6
procedure PencocokanString(input P : string, T : string, n, m : integer, output idx : integer) { Masukan: pattern P yang panjangnya m dan teks T yang panjangnya n. Teks T direpresentasika sebagai string (array of character) Keluaran: lokasi awal kecocokan (idx) } Deklarasi i : integer ketemu : boolean Algoritma: i0
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
ketemufalse while (i n-m) and (not ketemu) do j1 while (j m) and (Pj = Ti+j ) do jj+1 endwhile { j > m or Pj ¹ Ti+j } if j = m then { kecocokan string ditemukan } ketemutrue else ii+1 {geser pattern satu karakter ke kanan teks } endif endfor { i > n – m or ketemu } if ketemu then idxi+1 else idx-1 endif
2.4.1. Metode Brute Force yang Diperkaya Algoritma pencarian string dengan metode brute force yang diperkaya, adalah algoritma brute force yang dilengkapi kemampuan untuk memanfaatkan hasil dari pencarian sebelumnya, dan berbasis elemen pertama pattern. Berikut akan dijelaskan bagaimana algoritma ini bekerja, tetapi sebelumnya akan didefinisikan struktur data yang akan digunakan. Struktur data yang akan digunakan yaitu, 2 buah tabel kontigu untuk menyimpan string Pattern dan string Teks, sedangkan untuk menyimpan hasil pemrosesan terhadap pencarian string digunakan 2 buah tabel untuk menyimpan nilai boolean dari pemrosesan string Pattern, karena itu mempunyai panjang sebesar string pattern, tabel pertama bernama tabValidPattern, tabel kedua bernama tabRuntimePattern, dan 1 buah tabel untuk menyimpan nilai boolean
dari pemrosesan dari string teks, dengan panjang sesuai dengan
panjang string teks, yang selanjutnya kita sebut sebagai tabValidTeks. Algoritma pada awal eksekusi akan menginisialisasi nilai dari semua tabel boolean dengan nilai true dan false sesuai dengan spesifikasi. Tabel tabValidPattern
berisi kecocokan nilai karakter ke-i dengan karakter ke-1,
tabValidPattern
ini bernilai true jika cocok dan false jika tidak cocok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sedangkan untuk tabValidTeks, semuanya nilainya diisi dengan true, yang berarti bahwa apabila pencarian dimulai pada karakter ke-i pada teks, maka mungkin akan terdapat kecocokan, sedangkan jika false, tidak mungkin akan cocok, dan tabel tabRuntimePattern berisi kecocokan string pada karakter ke-i pada pattern dan karakter ke-(posisi+i) pada teks. Posisi merupakan nilai dari karakter awal pencarian pada teks. Setelah inisialisasi, algoritma kemudian memulai proses pencocokan string. Pada pass dengan nilai posisi pada karakter ke-1, algoritma mencocokkan semua karakter pada pattern dengan karakter pada teks dengan urutan yang bersesuaian. Pencocokan ini mempunyai persamaan tes pattern[i]=teks[posisi+i]. tabRuntimePattern, false,
setelah itu, akan didapatkan nilai dari
yang berisi true, jika Pattern[i]=teks[posisi+i] dan
jika tidak memenuhi persamaan. Kemudian, dari tabel itu, akan
dilakukan
pencocokan
dengan
menggunakan
operator
XOR,
yang
dideskripsikan pada tabel 2.2., 2.3., dan 2.4. berikut : Tabel 2.2. Tabel tabValidPattern Indeks pattern Nilai
1 T
2 T
3 F
Tabel 2.3. Tabel tabRuntimePattern Indeks pattern Nilai
1 T
2 F
3 F
Tabel 2.4. Tabel tabValidTeks Indeks pattern Nilai
1 T
2 F
3 T
Dengan panjang pattern adalah pjgPattern dan pjgTeks adalah pjgTeks. Kompleksitas algoritma ini menghitung proses pencocokan karakter per karakter pada bagian pengisian nilai tabRuntimePattern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berikut ditampilkan algoritma pencarian string dengan metode brute force yang diperkaya dalam bentuk pseudo code : procedure SearchString(input pjgPattern, pjgTeks : integer, input Pattern : array[1..pjgPattern] of char, input Teks : array[1..pjgTeks] of char, input/output tabValidPattern : array[1..pjgPattern] of char, input/output tabValidTeks : array[1..pjgTeks] of char) input/output tabRuntimePattern : array[1..pjgPattern] of char, output idx : integer) { Mencari kecocokan pattern Pattern di dalam teks Teks.Jika ditemukan Pattern di dalam Teks, lokasi awal kecocokan disimpan di dalam peubah idx. Masukan: panjang pattern Pattern adalah pjgPattern dan panjang teks Teks adalah pjgTeks.Teks Teks direpresentasikan sebagai string (array of character) Keluaran: posisi awal(idx) kecocokan pattern Patter di teks Teks. Jika Pattern tidak ditemukan, idx = -1. } Deklarasi posisi, i : integer ketemu, salahPertama : boolean Algoritma: { melakukan pemeriksaan string } posisi←0 ketemu←false while (posisi ≤ pjgTeks-pjgPattern) and (not ketemu) do { cek karakter per karakter, untuk karakter ke-posisi di teks Teks } KetemuTrue i←1 while (i ≤ pjgPattern) do if Pattern[i]=Teks[posisi+i] then tabRuntimePattern[i]True else tabRuntimePattern[i]False ketemuFalse endif endwhile { i > pjgPattern } { cek nilai kebenaran teks untuk mencari pattern } if (not ketemu) then i1 salahPertamatrue while (i ≤ pjgPattern) do if tabValidPattern[i] ≠ tabRuntimePattern[i] then tabValidTeks[i]True else tabValidTeks[i]False
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ketemufalse if salahPertama then posisii-1 salahPertamafalse endif endif endwhile endif endfor { s > (pjgTeks-pjgPattern) or ketemu } { procedure menghasilkan nilai } if ketemu then idx←posisi+1 else idx←-1 { pattern Pattern tidak ditemukan di teks T } endif procedure TandaiKemunculan(input pjgPattern : integer, input Pattern : array[1..pjgPattern] of char, output tabValidPattern : array[1..pjgPattern] of integer) { Menghitung nilai b[1..m] untuk pattern P[1..m] } Deklarasi i : integer Algoritma: { menandai kesamaan karakter pertama dgn semua karakter pada pjgPattern } tabValidPattern[1]true for i←2 to pjgPattern do if Pattern[1]=Pattern[i] then tabValidPattern[i]true else tabValidPattern[i]false endif endfor procedure inisialisasi(input pjgPattern, pjgTeks : integer, input/output tabValidPattern : array[1..pjgPattern] of char, input/output tabValidTeks : array[1..pjgTeks] of char) { Menghitung nilai b[1..m] untuk pattern P[1..m] } Deklarasi i : integer Algoritma: for i←1 to pjgTeks do tabValidTeks[i]false endfor for i←1 to pjgPattern do tabValidPattern[i]false endfor tandaiKemunculan(pjgPattern, Pattern, tabValidPattern)
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Algoritma pencarian string dengan metode brute force yang diperkaya ini adalah sebuah algoritma pencarian string metode brute force dengan menambahkan kemampuan untuk merekam hasil suatu tahap pencarian dan memanfaatkannya untuk tahap selanjutnya. Tetapi walaupun begitu, algoritma ini masih mempunyai kompleksitas yang relatif sama dengan algoritma brute force biasa, khususnya untuk pattern dan teks yang pendek. Tetapi akan mempunyai kelebihan, apabila digunakan untuk pattern dan teks dengan panjang yang lumayan besar. Selain itu, algoritma ini juga lebih banyak makan memori daripada algoritma brute force biasa, karena menggunakan lebih banyak tabel.
2.5.
Model Prototyping Model Prototyping atau prototyping model adalah salah satu pendekatan
dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997). Prototyping model dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe seperti terlihat pada gambar 2.3. berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Reusable
Use
Throwaway Prototyping Model Input/Output
Level
Processing
System
Gambar 2.3. Klasifikasi Prototyping Model (Harris, 2003)
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari gambar klasifikasi prototyping model menurut gambar 2.3. di atas. a. Prototyping Model dilihat dari sisi penggunaan (use) :
Reusable prototype : Prototype yang akan ditransformasikan menjadi produk final.
Throwaway prototype : Prototype yang akan dibuang begitu selesai menjalankan maksudnya.
b. Prototyping Model dilihat dari sisi tingkatan (level) :
Input/output prototype : Prototype yang terbatas pada antarmuka pengguna (user interface).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Processing prototype : Prototype yang meliputi perawatan file dasar dan proses-proses transaksi.
System prototype : Prototype yang berupa model lengkap dari perangkat lunak.
Strategi utama dalam prototyping adalah kerjakan yang mudah terlebih dahulu dan sampaikan hasil kepada pengguna sesegera mungkin. Harris (2003) membagi prototyping dalam enam tahapan seperti terlihat pada gambar 2.4. berikut :
Identifikasi Alternatif Prototype
Rancang Bangun Prototype
Uji Prototype
Siapkan Prototype User’s System Diagram
Evaluasi dengan Pengguna
Transformasi Prototype ke Sistem Penuh
Gambar 2.4. Tahapan-tahapan Prototyping Model (Harris, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tahapan-tahapan prototyping menurut gambar 2.4. di atas secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Identifikasi kandidat prototyping Kandidat dalam kasus ini meliputi user interface (menu, dialog, input dan output), file-file transaksi utama, dan fungsi-fungsi pemrosesan sederhana.
Rancang bangun prototype dengan bantuan software seperti word processor, spreadsheet, database, pengolah grafik, dan software CASE (Computer-Aided Software Engineering).
Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk tujuan demonstrasi.
Siapkan prototype User’s System Diagram (USD) untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari perangkat lunak yang di-prototype-kan.
Evaluasi dengan pengguna untuk mengevaluasi prototype, dan melakukan perubahan jika diperlukan.
Transformasikan prototype menjadi perangkat lunak yang beroperasi penuh dengan melakukan penghilangan kode-kode yang tidak dibutuhkan, penambahan program-program yang memang dibutuhkan, dan perbaikan dan pengujian perangkat lunak secara berulang.
2.6.
Berbagai Metode Kontrasepsi (Saifuddin, dkk, 2003) 2.6.1.
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
2.6.1.1.
Profil a. Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan Air Susu Ibu (ASI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
b. MAL sebagai kontrasepsi bila perempuan menyusui secara penuh (full breast feeding), belum haid, dan umur bayi kurang dari 6 bulan. c. Efektif sampai 6 bulan. d. Harus dilanjutkan dengan penggunaan metode kontrasepsi lainnya.
2.6.1.2.
Efektivitas Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan
pascapersalinan).
2.6.1.3.
Aturan
MAL sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan menyusui secara eksklusif. b. Bayinya berumur kurang dari 6 bulan. c. Belum mendapat haid setelah melahirkan.
MAL tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan sudah mendapat haid setelah bersalin. b. Perempuan tidak menyusui secara eksklusif. c. Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan. d. Perempuan bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.2.
41
Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
2.6.2.1.
Profil a. Perempuan harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung. b. Efektif bila dipakai dengan tertib. c. Tidak ada efek samping.
2.6.2.2.
Efektivitas Efektivitas sedang (9 s.d. 20 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama penggunaan.
2.6.2.3.
Aturan
KBA sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan dalam masa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause. b. Perempuan dengan paritas berapapun termasuk nuli para. c. Perempuan kurus ataupun gemuk. d. Perempuan yang merokok. e. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, miomia uteri, endometritis, kista ovarii, anemia difesiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain. g. Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain. h. Pasangan yang ingin pantang sanggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid. i. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan.
KBA tidak sesuai digunakan, pada kondisi : a. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi. b. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali Metode Ovulasi Billing (MOB). c. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB. d. Perempuan
yang
pasangannya
tidak
mau
bekerja
sama
(berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid. e. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
2.6.3.
Sanggama Terputus
2.6.3.1.
Profil Sanggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.3.2.
43
Efektivitas Angka kegagalan 4 s.d. 8 kehamilan per 100 perempuan per
tahun.
2.6.3.3.
Aturan
Sanggama Terputus sesuai digunakan pada kondisi : a. Pria ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana. b. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode-metode lain. c. Pasangan memerlukan kontrasepsi dengan segera. d. Pasangan memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain. e. Pasangan membutuhkan metode pendukung. f. Pasangan melakukan hubungan seksual tidak teratur.
Sanggama Terputus tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini. b. Pria sulit melakukan melakukan sanggama terputus. c. Pria memiliki kelainan fisik atau psikologis. d. Perempuan mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama. e. Pasangan kurang dapat saling berkomunikasi. f. Pasangan tidak bersedia melakukan sanggama terputus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.4.
44
Kondom
2.6.4.1.
Profil Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga
mencegah
Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS.
Efektif bila dipakai dengan baik dan benar. Dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS. Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.
2.6.4.2.
Efektivitas Efektivitas cukup efektif. Secara ilmiah didapatkan hanya
sedikit angka kegagalan kondom (2 s.d. 12 kehamilan per 100 perempuan per tahun).
2.6.4.3.
Aturan
Kondom sesuai digunakan pada kondisi : a. Pria ingin berpartisipasi dalam program KB. b. Pria ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi. c. Pria ingin kontrasepsi sementara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
d. Pria ingin kontrasepsi tambahan. e. Pria hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi bila akan berhubungan. f. Pria berisiko tinggi tertular/menularkan IMS.
Kondom tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Pria mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi kehamilan. b. Pria alergi terhadap bahan dasar kondom. c. Pria ingin kontrasepsi jangka panjang. d. Pria tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan hubungan seksual. e. Pria tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi.
2.6.5.
Diafragma
2.6.5.1.
Profil Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
lateks
(karet)
yang diinsersikan ke dalam
vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks. Jenis diafragma, antara lain : float spring (flat metal band), coil spring (coiled wire), arching spring (kombinasi metal spring).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.5.2.
46
Efektivitas Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka
kegagalan 6 s.d. 18 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama).
2.6.5.3.
Aturan
Diafragma sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok atau di atas usia 35 tahun. b. Perempuan tidak menyukai penggunaan AKDR. c. Perempuan menyusui dan perlu kontrasepsi. d. Perempuan memerlukan proteksi terhadap IMS. e. Perempuan memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain.
Diafragma tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi berisiko tinggi. b. Perempuan terinfeksi saluran uretra. c. Perempuan tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya (vulva dan vagina). d. Perempuan mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan e. Perempuan ingin KB metode efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.6.
47
Spermisida
2.6.6.1.
Profil Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9)
digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Spermisida dikemas dalam bentuk : aerosol (busa), tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film, dan krim.
2.6.6.2.
Efektivitas Efektivitas kurang (3 s.d. 21 kehamilan per 100 perempuan
per tahun pertama).
2.6.6.3.
Aturan
Spermisida sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok atau di atas usia 35 tahun. b. Perempuan tidak menyukai penggunaan AKDR. c. Perempuan menyusui dan perlu kontrasepsi. d. Perempuan memerlukan proteksi terhadap IMS. e. Perempuan memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain.
Spermisida tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi berisiko tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Perempuan terinfeksi saluran uretra. c. Perempuan tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya (vulva dan vagina). d. Perempuan mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan. e. Perempuan ingin KB metode efektif.
2.6.7.
Pil Kombinasi
2.6.7.1.
Profil a. Efektif dan reversibel. b. Harus diminum setiap hari. c. Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan pendarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang. d. Efek samping serius sangat jarang terjadi. e. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun belum. f. Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil. g. Tidak dianjurkan pada perempuan yang menyusui. h. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.7.2.
49
Efektivitas Memiliki efektivitas tinggi (hampir menyerupai efektivitas
tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan).
2.6.7.3.
Aturan
Pil Kombinasi sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan pada usia reproduksi. b. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak. c. Perempuan gemuk atau kurus. d. Perempuan yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi. e. Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui. f. Perempuan setelah melahirkan 6 bulan dan tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi perempuan tersebut. g. Perempuan pascakeguguran. h. Perempuan yang anemia karena haid berlebihan. i. Perempuan dengan nyeri haid hebat. j. Perempuan dengan siklus haid tidak teratur. k. Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik. l. Perempuan dengan kelainan payudara jinak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
m. Perempuan dengan kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf. n. Perempuan dengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak. o. Perempuan yang menderita tuberculosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin). p. Perempuan dengan varises vena.
Pil Kombinasi tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan hamil atau dicurigai hamil. b. Perempuan menyusui eksklusif. c. Perempuan dengan pendarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya. d. Perempuan dengan penyakit hati akut. e. Perempuan perokok dengan usia > 35 tahun. f. Perempuan dengan riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110mmHg. g. Perempuan dengan riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun. h. Perempuan dengan kanker payudara atau dicurigai kanker payudara. i. Perempuan dengan migraine dan gejala neurologik vokal (epilepsi/riwayat epilepsi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
j. Perempuan yang tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
2.6.8.
Suntikan Kombinasi
2.6.8.1.
Profil Jenis
suntikan
kombinasi
adalah
25
mg
depo
medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg noretindron enanat dan 5 mg estradol valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.
2.6.8.2.
Efektivitas Sangat efektif (0,1 s.d. 0,4 kehamilan per 100 perempuan)
selama tahun pertama penggunaan.
2.6.8.3.
Aturan
Suntikan Kombinasi sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan usia reproduksi. b. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak. c. Perempuan yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi. d. Perempuan yang menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan. e. Perempuan pascapersalinan dan tidak menyusui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
f. Perempuan anemia. g. Perempuan dengan nyeri haid hebat. h. Perempuan dengan siklus haid teratur. i. Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik. j. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
Suntikan Kombinasi sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan hamil atau dicurigai hamil. b. Perempuan menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan. c. Perempuan dengan penyakit hati akut (virus hepatitis). d. Perempuan perokok dengan usia > 35 tahun. e. Perempuan dengan riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110mmHg. f. Perempuan dengan riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun. g. Perempuan dengan kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain. h. Perempuan dengan keganasan pada payudara.
2.6.9.
Kontrasepsi Suntikan Progestin
2.6.9.1.
Profil a. Sangat efektif dan aman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. c. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan. d. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
2.6.9.2.
Efektivitas Efektivitas tinggi (0,3 kehamilan per 100 perempuan per
tahun) asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2.6.9.3.
Aturan
Suntikan Progestin sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan usia reproduksi. b. Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak. c. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi. d. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. e. Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui. f. Perempuan setelah abortus atau keguguran. g. Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi. h. Perempuan perokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
i. Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit. j. Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberculosis (rifampisin). k. Perempuan
yang
tidak
dapat
memakai
kontrasepsi
yang
mengandung estrogen. l. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. m. Perempuan dengan anemia defisiensi besi. n. Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
Suntikan Progestin tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran). b. Perempuan dengan pendarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya. c. Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea. d. Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. e. Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.10.
55
Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil)
2.6.10.1.
Profil a. Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB. b. Sangat efektif pada masa laktasi. c. Dosis rendah. d. Tidak menurunkan produksi ASI. e. Tidak memberikan efek samping estrogen. f. Efek samping utama adalah gangguan pendarahan; pendarahan bercak, atau pendarahan tidak teratur. g. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
2.6.10.2.
Efektivitas Sangat efektif (98,5%).
2.6.10.3.
Aturan
Pil Progestin sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan usia reproduksi. b. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak. c. Perempuan yang menginginkan metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui. d. Perempuan pascapersalinan dan tidak menyusui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
e. Perempuan pascakeguguran. f. Perokok segala usia. g. Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah. h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen.
Pil Progestin tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan hamil atau dicurigai hamil. b. Perempuan dengan pendarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya. c. Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid. d. Perempuan
yang
menggunakan
obat
untuk
tuberkulosis
(rifampisin), atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat). e. Perempuan dengan kanker payudara atau riwayat kanker payudara. f. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil. g. Perempuan dengan miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus. h. Perempuan dengan riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.11.
57
Kontrasepsi Implan
2.6.11.1.
Profil a. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon. b. Nyaman. c. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan. e. Kesuburan segera kembali stelah implant dicabut. f. Efek samping utama berupa pendarahan tidak teratur, pendarahan bercak dan amenorea. g. Aman dipakai pada masa laktasi.
2.6.11.2.
Efektivitas Sangat efektif (0,2 s.d. 1 kehamilan per 100 perempuan).
2.6.11.3.
Aturan
Implan sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan usia reproduksi. b. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak. c. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
d. Perempuan pascapersalinan dan tidak menyusui. e. Perempuan pascakeguguran. f. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi. g. Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik. h. Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell). i. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. j. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
Implan tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan hamil atau dicurigai hamil. b. Perempuan dengan pendarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya. c. Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara. d. Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. e. Perempuan dengan miom uterus dan kanker uterus. f. Perempuan dengan gangguan toleransi glukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.12.
59
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dengan Progestin
2.6.12.1.
Profil Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang
mengandung hormon steroid adalah prigestase yang mengandung progesteron dari Mirena yang mengandung levonorgestrel.
2.6.12.2.
Efektifitas Sangat efektif (0,5 s.d. 1 kehamilan per 100 perempuan
selama satu tahun pertama penggunaan).
2.6.12.3.
Aturan
AKDR dengan Progestin sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan usia reproduksi. b. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak. c. Perempuan yang menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan. d. Perempuan yang sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi. e. Perempuan pascakeguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul. f. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi. g. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
h. Perempuan usia premenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen. i. Perempuan yang mempunyai risiko rendah mendapat penyakit menular seksual.
AKDR dengan Progestin tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan hamil atau dicurigai hamil. b. Perempuan dengan pendarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya. c. Perempuan yang menderita vaginitis, salpingitis, endometritis d. Perempuan yang menderita penyakit radang panggul atau pascakeguguran septik. e. Perempuan dengan kelainan kongenital rahim. f. Perempuan dengan miom submukosum g. Perempuan dengan rahim yang sulit digerakkan. h. Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik. i. Perempuan dengan penyakit trofoblas ganas. j. Perempuan yang terbukti menderita penyakit tuberkulosis panggul. k. Perempuan dengan kanker genitalia/payudara. l. Perempuan yang sering ganti pasangan. m. Perempuan
dengan
gangguan
toleransi
glukosa.
Progestin
menyebabkan sedikit peningkatan kadar gula dan kadar insulin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.13.
61
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
2.6.13.1.
Profil a. Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun: CuT-380A). b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak. c. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan. d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi. e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual (IMS).
2.6.13.2.
Efektivitas Sangat efektif (0,6 s.d. 0,8 kehamilan per 100 perempuan
dalam 1 tahun pertama).
2.6.13.3.
Aturan
AKDR sesuai digunakan (WHO Eligibility Criteria category 1) pada, Kondisi I : a. Perempuan pada usia reproduktif. b. Perempuan pada keadaan nulipara. c. Perempuan yang menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. d. Perempuan kontrasepsi.
menyusui
yang
menginginkan
menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
e. Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya. f. Perempuan setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi. g. Perempuan dengan risiko rendah dari IMS. h. Perempuan yang tidak menghendaki metode hormonal. i. Perempuan yang tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari. j. Perempuan yang tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama .
Kondisi II : a. Perempuan perokok. b. Perempuan pascakeguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi. c. Perempuan yang sedang memakai antibiotika atau antikejang. d. Perempuan yang gemuk ataupun yang kurus. e. Perempuan yang sedang menyusui.
Kondisi III : a. Penderita tumor jinak payudara. b. Penderita kanker payudara. c. Pusing-pusing, sakit kepala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
d. Tekanan darah tinggi. e. Varises ditungkai atau di vulva. f. Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR). g. Pernah menderita stroke. h. Penderita diabetes. i. Penderita penyakit hati atau empedu. j. Malaria. k. Skistosomiasis (tanpa anemia). l. Penyakit tiroid. m. Epilepsi. n. Nonpelvik TBC. o. Setelah kehamilan ektopik. p. Setelah pembedahan Pelvik.
AKDR tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan yang sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil). b. Perempuan dengan perdarahan vagina yang tidak diketahui. c. Perempuan yang sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
d. Perempuan yang 3 bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik. e. Perempuan dengan kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri. f. Perempuan dengan penyakit trofoblas yang ganas. g. Perempuan yang diketahui menderita TBC pelvik. h. Perempuan dengan kanker alat genital. i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
2.6.14.
Tubektomi
2.6.14.1.
Profil a. Sangat efektif dan permanen. b. Tindak pembedahan yang aman dan sederhana. c. Tidak ada efek samping. d. Konseling dan persetujuan tindakan medis (informed consent) mutlak diperlukan. e. Tubektomi
adalah
prosedur
bedah
sukarela
untuk
menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen.
2.6.14.2.
Efektivitas Sangat efektif (0,2 s.d. 4 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama penggunaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.14.3.
65
Aturan
Tubektomi sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan pada usia > 26 tahun. b. Perempuan dengan paritas > 2. c. Perempuan yang yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya. d. Perempuan yang pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius. e. Perempuan pascapersalinan. f. Perempuan pascakeguguran. g. Perempuan yang paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.
Tubektomi tidak sesuai digunakan pada kondisi : a. Perempuan yang hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai). b. Perempuan dengan perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi). c. Perempuan dengan infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol). d. Perempuan yang tidak boleh menjalani proses pembedahan. e. Perempuan yang kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan. f. Perempuan yang belum memberikan persetujuan tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.15.
66
Vasektomi
2.6.15.1.
Profil a. Sangat efektif dan permanen. b. Tidak ada efek samping jangka panjang. c. Tindak bedah yang aman dan sederhana. d. Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan. e. Konseling dan persetujuan tindakan medis (informed consent) mutlak diperlukan.
2.6.15.2.
Efektivitas Sangat efektif dan permanen, dengan catatan efektif setelah
20 ejakulasi atau 3 bulan.
2.6.15.3.
Aturan
Kondisi yang perlu diperhatikan bagi tindakan vasektomi : a. Infeksi kulit pada daerah operasi. b. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien. c. Hidrokel atau varikokel yang besar. d. Hernia inguinalis. e. Filariasis (elefantiasis). f. Undesensus testikularis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
g. Massa intraskrotalis. h. Anemia
berat,
gangguan
pembekuan
menggunakan antikoagulansia.
darah
atau
sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penulisan ini.
3.1.
Wawancara Wawancara ini dimaksudkan agar penulis mengetahui mengenai berbagai
metode kontrasepsi serta aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam menggunakan metode-metode kontrasepsi tersebut. Wawancara ini juga bertujuan supaya penulis dapat membangun sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis pengetahuan sesuai dengan kenyataan dan tidak melanggar kaidah-kaidah yang sudah ada. Wawancara dilakukan dengan seorang dokter yang juga pelaksana pelayanan KB di Klaten, Jawa Tengah. 3.1.1.
Wawancara I Narasumber : dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman Dalam wawancara penulis mengajukan beberapa pertanyaan mengenai
berbagai metode kontrasepsi yang ada. Selain itu penulis juga menanyakan mengenai aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam menggunakan metodemetode kontrasepsi. Narasumber tidak menjelaskan secara detail dalam menjawab pertanyaan yang diajukan penulis, namun narasumber justru merujuk dan menyarankan penulis untuk menggali data dari sebuah buku berjudul “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi” (Saifuddin, dkk, 2003) yang juga digunakan narasumber ketika memberikan penyuluhan-penyuluhan KB, karena menurut narasumber isi buku tersebut sudah membahas mengenai berbagai
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
metode kontrasepsi yang ada secara detail. Tetapi narasumber berpesan, apabila penulis menemui masalah dan memerlukan informasi tambahan, narasumber bersedia untuk diwawancarai kembali.
3.1.2.
Wawancara II Narasumber : dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman Setelah wawancara I penulis masih menemukan masalah, yakni dalam
hal pembuatan inferensi. Pada awalnya penulis membuat disain inferensi berdasarkan 2 kategori pengguna, yakni pengguna laki-laki dan perempuan, yang mengakomodasi seluruh aturan yang harus dipenuhi dalam menggunakan metode-metode kontrasepsi dalam 2 pohon pengetahuan berdasarkan kategori pengguna tersebut. Namun penulis menemukan masalah dalam pembuatan disain inferensi untuk pengguna perempuan, karena harus menghilangkan beberapa aturan dalam menyusun pohon pengetahuan secara utuh yang berisi 12 metode kontrasepsi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis mohon petunjuk dan solusi untuk kepada narasumber. Narasumber memberikan solusi dengan mengklasifikasikan 15 metode kontrasepsi yang ada menjadi 6 metode kontasepsi utama, klasifikasi ini berdasarkan jenis kontrasepsi. Berikut adalah klasifikasi metode kontrasepsi yang disarankan narasumber : 1. Metode Kontrasepsi Alamiah, yang terdiri dari : Metode Amenorea Laktasi (MAL), Keluarga Berencana Alamiah (KBA), dan Sanggama Terputus. 2. Metode Kontrasepsi Barier, yang terdiri dari : Kondom, Spermisida, dan Diafragma. 3. Metode Kontrasepsi Kombinasi, yang terdiri dari : Pil Kombinasi, dan Suntikan Kombinasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4. Metode Kontrasepsi Progestin, yang terdiri dari : Suntikan Progestin, Pil Progestin (Minipil), Implan, dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dengan Progestin. 5. Metode Kontrasepsi Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) 6. Metode Kontrasepsi Mantap (Kontap), yang terdiri dari : Tubektomi, dan Vasektomi. Selain itu, dalam wawancara kedua ini penulis juga menanyakan mengenai disain antarmuka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam wawancara kedua ini lebih ditekankan pada disain sistem yang akan dibangun, yang meliputi disain basis pengetahuan, disain inferensi, dan disain antarmuka.
3.1.3.
Wawancara III Narasumber : dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman Wawancara ini diselenggarakan setelah penulis menyelenggarakan
seminar judul penelitian ini dengan reviewer Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc.. Dalam seminar tersebut reviewer memberikan koreksi bahwa disain
inferensi
berdasarkan
hasil
wawancara
II
kurang
cocok
diimplementasikan, karena masih menghasilkan banyak data yang tidak efektif. Berdasarkan koreksi tersebut penulis kembali melakukan wawancara dengan narasumber dan menghasilkan disain inferensi baru, berupa tabel aturan metode kontrasepsi laki-laki untuk pengguna laki-laki, dan tabel aturan metode kontrasepsi perempuan untuk pengguna perempuan, yang berisi seluruh aturan yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan setiap metode kontrasepsi yang ada berdasarkan jenis kelamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.
71
Pembuatan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Pengetahuan Dalam pembuatan sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis
pengetahuan penulis menggunakan pendekatan prototyping, adapun tahap-tahap pembuatannya akan diuraikan pada subbab berikut ini :
3.2.1.
Identifikasi Prototipe Dalam tahap ini akan menguraikan mengenai pengumpulan data dan
informasi yang menjadi komponen-komponen utama pembangun sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis pengetahuan sesuai dengan hasil penggalian data dan wawancara yang telah dilakukan, sehingga dalam tahap pengumpulan kebutuhan dan analisis awal ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu analisis masalah dan analisis kebutuhan.
3.2.1.1. Analisis Masalah Analisis terhadap permasalahan yang terjadi dalam pembangunan sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis pengetahuan pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan wawancara dan data-data yang ada adalah bagaimana sistem yang dibangun ini nantinya dapat memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan kondisi dan kebutuhan pengguna beserta informasi rinci metode kontrasepsi dari metodemetode kontrasepsi yang direkomendasikan sistem. Jika input pengguna tidak sesuai dengan aturan-aturan yang harus dipenuhi pada salah satu metode kontrasepsi yang ada, maka sistem merekomendasikan metode kontrasepsi yang paling mendekati dengan kondisi dan kebutuhan pengguna beserta peringatan berupa aturan-aturan yang tidak terpenuhi. Peringatan tersebut ditampilkan agar pengguna mengetahui bahwa pada metode yang direkomendasikan sistem terdapat aturan yang kontradiksi dengan kondisinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3.2.1.2. Analisis Kebutuhan Analisis terhadap kebutuhan sistem yang akan dibangun ini dilihat dari sisi pengguna. Analisis kebutuhan terhadap pengguna dalam sistem ini adalah : Pada langkah awal, pengguna memilih jenis kelamin, selanjutnya pengguna melakukan input dengan menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh sistem mengenai kondisi umum dan kondisi medis pengguna. Input yang bersifat medis tentunya berdasarkan pemeriksaan/cek medis yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah pengguna selesai melakukan input, kemudian diproses dan sistem menampilkan rekomendasi. Fasilitas lain pada sistem ini yaitu pengguna dapat melihat detail rekomendasi, tabel aturan, dan galeri kontrasepsi.
3.2.1.2.1. Diagram Use Case Gambar 3.5. berikut merupakan diagram use case pengguna pada sistem ini : SPPK Pemilihan Metode Kontrasepsi Pilih Jenis Kelamin
Input Kondisi
Lihat Rekomendasi Pengguna Lihat Detail Rekomendasi
Lihat Aturan
Lihat Galeri
Gambar 3.5. Diagram Use Case Pengguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 3.5. Ringkasan Use Case Pengguna
Nama Use Case Pilih Jenis Kelamin
Deskripsi Use Case Use case ini menggambarkan fasilitas
Pelaku yang berpartisipasi Pengguna
bagi pengguna untuk memilih jenis kelamin. Input Kondisi
Use case ini menggambarkan fasilitas
Pengguna
bagi pengguna untuk melakukan input data kondisi dengan menjawab pertanyaan yang diajukan sistem. Lihat Rekomendasi
Use case ini menggambarkan fasilitas
Pengguna
bagi pengguna untuk melihat nama metode kontrasepsi hasil rekomendasi sistem. Lihat Detail
Use case ini menggambarkan fasilitas
Rekomendasi
bagi pengguna untuk melihat rincian
Pengguna
metode kontrasepsi yang direkomendasikan sistem. Lihat Aturan
Use case ini menggambarkan fasilitas
Pengguna
bagi pengguna untuk melihat tabel aturan yang menjadi dasar/basis pengetahuan bagi sistem dalam memberikan rekomendasi. Lihat Galeri
Use case ini menggambarkan fasilitas bagi pengguna untuk melihat gambargambar contoh metode kontrasepsi.
Pengguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.2.
74
Disain Prototipe
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada subbab 3.2.1. mengenai pengumpulan
kebutuhan
dan
analisis
awal
yang
dibutuhkan
dalam
pembangunan sistem, kemudian dilanjutkan dengan tahap selanjutnya, yaitu tahap disain/perancangan pembangunan sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis pengetahuan.
3.2.2.1.
Disain Umum Berikut adalah disain umum pada sistem ini yang berupa diagram
konteks dan diagram aliran data (DAD). 3.2.2.1.1. Diagram Konteks Gambar 3.6. berikut merupakan gambar diagram konteks pada sistem ini : Pengguna
Rekomendasi Metode Kontrasepsi
Data Kondisi Pengguna
0
SPPK Pemilihan Metode Kontrasepsi 1.5
Gambar 3.6. Diagram Konteks
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.2.1.2. Diagram Aliran Data (DAD) Gambar 3.7. berikut adalah gambar DAD pada sistem ini : 1.1
pengetahuan yang ada untuk menghasilkan rekomendasi keputusan. Pengetahuan yang dimaksud berupa aturan-aturan.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.2.2.1.
Disain Inferensi Berdasarkan akuisisi pengetahuan yang telah dituliskan dalam bab
II, dirancang inferensi untuk sistem ini. Disain inferensi ini berisi aturan-aturan yang harus dipenuhi oleh calon pengguna metode kontrasepsi. Apabila calon pengguna memenuhi seluruh aturan pada sebuah metode kontrasepsi, maka calon pengguna direkomendasikan untuk menggunakan metode kontrasepsi tersebut. 3.2.2.2.1.1. Inferensi Metode Kontrasepsi Laki-laki
a. Sanggama Terputus Laki-laki tidak mengalami ejakulasi dini, dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan pasangan pada saat sanggama, dan memerlukan
kontrasepsi
sementara.
Laki-laki
dapat
direkomendasikan menggunakan metode sanggama terputus. jenis kelamin = laki-laki ^ tidak ejakulasi dini ^ mampu bekerja sama dengan pasangan saat sanggama ^ perlu kontrasepsi sementara => sanggama terputus b. Kondom Laki-laki memerlukan kontrasepsi sementara, tidak alergi kondom, berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana (KB), memerlukan proteksi Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS,
dan.
Laki-laki
dapat
direkomendasikan
menggunakan kondom. jenis kelamin = laki-laki ^ perlu kontrasepsi sementara ^ tidak alergi kondom ^ partisipasi aktif KB ^ perlu proteksi IMS => kondom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
c. Vasektomi Laki-laki usia > 26 tahun, jumlah anak > 2, yakin telah memiliki anak sesuai dengan kehendak, kehamilan pasangan akan menimbulkan masalah yang serius, tidak menderita infeksi kulit pada daerah operasi, tidak menderita infeksi sistemik, hidrokel/varikokel normal (cek medis), hernia inguinalis normal (cek medis), filariasis normal (cek medis), undesensus
testikularis
normal
(cek
medis),
massa
intraskrotalis normal (cek medis), tidak menderita anemia berat, paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini serta memberikan persetujuan secara tertulis (membuat persetujuan antara pasien dengan pihak medis sebelum pembedahan). Laki-laki dapat direkomendasikan menggunakan metode vasektomi. jenis kelamin laki-laki ^ usia > 26 tahun ^ jumlah anak > 2 ^ yakin telah memiliki anak sesuai dengan kehendak ^ kehamilan pasangan akan menimbulkan masalah serius ^ tidak menderita infeksi kulit pada daerah operasi ^ tidak menderita infeksi sistemik ^ hidrokel/varikokel besar ^ hernia inguinalis = normal ^ filariasis = normal ^ undensus = normal ^ massa intrakrotalis = normal ^ tidak menderita anemia berat ^ paham, secara sukarela setuju dengan prosedur ini serta bersedia memberikan persetujuan secara tertulis => vasektomi
Untuk seluruh metode kontrasepsi bagi laki-laki, dapat dinyatakan dalam sebuah tabel inferensi. Tabel 3.6. berikut merupakan Tabel Inferensi Metode Kontrasepsi Laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.6. Tabel Inferensi Metode Kontrasepsi Laki-laki
Aturan i1 : tidak ejakulasi dini i2 : mampu kerjasama dengan pasangan saat senggama i3 : perlu kontrasepsi sementara
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i4 : tidak alergi kondom i5 : partisipasi aktif dalam KB i6 : perlu proteksi IMS i7 : usia > 26 tahun i8 : jumlah anak > 2 i9 : yakin telah memiliki anak sesuai dengan kehendak i10 : kehamilan pasangan akan menimbulkan masalah serius i11 : tidak menderita infeksi kulit pada daerah operasi i12 : tidak menderita infeksi sistemik i13 : hidrokel / varikokel = normal i14 : hernia inguinalis = normal i15 : filariasis/elefantiasis = normal i16 : undesensus testikularis = normal i17 : massa intraskrotalis = normal i18 : tidak menderita anemia berat i19 : paham, secara sukarela setuju dengan prosedur tubektomi serta bersedia memberikan persetujuan secara tertulis
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3.2.2.2.1.2. Inferensi Metode Kontrasepsi Perempuan a.
Metode Amenorea Laktasi (MAL) Perempuan yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan, dan belum mendapat haid setelah melahirkan. Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan MAL. jenis kelamin = perempuan ^ menyusui eksklusif ^ umur bayi < 6 bulan ^ belum haid pascapersalinan => MAL
b. Keluarga Berencana Alamiah (KBA) Perempuan dalam masa reproduksi, siklus haid teratur, dapat mengenali masa subur (dengan memantau ovulasi/lendir serviks yang keluar dari vagina), dan mampu bekerja sama dengan pasangan berpantang sanggama lebih dari seminggu dalam setiap siklus haid. Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan metode KBA. jenis kelamin = perempuan ^ masa reproduksi ^ siklus haid teratur ^ dapat mengenali masa subur ^ mampu pantang sanggama > 1 minggu setiap siklus haid => KBA c. Diafragma Perempuan yang ingin metode KB yang efektif, tidak mengalami infeksi saluran uretra (cek medis), tidak sindrom syok karena keracunan, tidak bermasalah jika alat kelaminnya (vulva dan vagina) tersentuh dan kondisi psikis stabil (cek medis). Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan metode diafragma. jenis kelamin = perempuan ^ ingin kontrasepsi efektif ^ tidak infeksi saluran uretra ^ tidak sindrom syok keracunan ^ tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
bermasalah jika vulva, vagina tersentuh ^ kondisi psikis stabil => diafragma d. Spermisida Perempuan yang ingin metode KB yang efektif, tidak mengalami infeksi saluran uretra (cek medis), tidak sindrom syok karena keracunan, dan tidak bermasalah jika alat kelaminnya (vulva dan vagina) tersentuh. Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan metode spermisida. jenis kelamin = perempuan ^ ingin kontrasepsi efektif ^ tidak infeksi saluran uretra ^ tidak sindrom syok keracunan ^ tidak bermasalah jika vulva, vagina tersentuh => spermisida e. Pil Kombinasi Perempuan dalam masa reproduksi, perokok kurang dari 35 tahun, ingin metode KB dengan efektivitas tinggi, tidak menderita pendarahan vagina, tidak menderita migrain, tekanan darah < 180/110mmHg (sistolik < 160 mmHg atau diastolik < 90mmHg), tidak menderita penyakit jantung dan stroke (cek medis), tidak menderita kanker payudara (cek medis), tidak menderita gangguan pembekuan darah (cek medis), bersedia minum pil teratur setiap hari, dan tidak menderita pendarahan vagina (cek medis). Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan metode pil kombinasi. jenis kelamin = perempuan ^ masa reproduksi ^ perokok < 35 tahun ^ ingin kontrasepsi efektivitas tinggi ^ tidak menderita migrain ^ tekanan darah < 180/110mmHg ^ tidak menderita jantung/stroke ^ tidak menderita kanker payudara ^ tidak menderita gangguan pembekuan darah ^ minum pil teratur ^ tidak menderita pendarahan vagina => pil kombinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
f. Suntikan Kombinasi Perempuan dalam masa reproduksi, perokok kurang dari 35 tahun, ingin metode KB dengan efektivitas tinggi, tidak menderita migrain, tekanan darah < 180/110mmHg (sistolik < 160 mmHg atau diastolik < 90mmHg), tidak menderita penyakit jantung dan stroke (cek medis), tidak menderita kanker payudara (cek medis), tidak menderita gangguan pembekuan darah, dan setelah 6 minggu pascapersalinan. Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan metode suntikan kombinasi. jenis kelamin = perempuan ^ masa reproduksi ^ perokok < 35 tahun ^ ingin kontrasepsi efektivitas tinggi ^ tidak menderita migrain ^ tekanan darah < 180/110mmHg ^ tidak menderita jantung, stroke ^ tidak menderita kanker payudara ^ tidak menderita gangguan pembekuan darah ^ > 6 minggu pascapersalinan => pil kombinasi g. Kontrasepsi Suntikan Progestin Perempuan dalam masa reproduksi, ingin metode KB dengan efektivitas tinggi. tekanan darah < 180/110mmHg (sistolik < 160 mmHg atau diastolik < 90mmHg), tidak menderita kanker payudara (cek medis), tidak menderita pendarahan vagina, dapat menerima gangguan haid, dan tidak menderita diabetes mellitus disertai komplikasi (cek medis). Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan metode suntikan progestin. jenis kelamin = perempuan ^ masa reproduksi ^ ingin kontrasepsi efektivitas tinggi ^ tekanan darah < 180/110mmHg ^ tidak menderita kanker payudara ^ tidak menderita pendarahan vagina ^ dapat menerima gangguan haid ^ tidak menderita diabetes mellitus/komplikasi => suntikan progestin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
h. Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil) Perempuan dalam masa reproduksi, menginginkan metode KB yang efektif, tekanan darah < 180/110mmHg (sistolik < 160 mmHg atau diastolik < 90mmHg), tidak menderita stroke (cek medis), tidak menderita kanker payudara, tidak menderita pendarahan vagina, dapat menerima gangguan haid, tidak menderita tuberkulosis (tidak mengonsumsi obat rifampisin), tidak menderita epilepsi (tidak mengonsumsi obat fenitoin dan barbiturat), tidak menderita miom uterus (cek medis), dan. Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan metode pil progestin. jenis kelamin = perempuan ^ masa reproduksi ^ tekanan darah < 180/110mmHg (sistolik < 160 mmHg atau diastolik < 90mmHg) ^ tidak menderita pendarahan vagina ^ tidak menderita tuberkulosis ^ tidak menderita epilepsi ^ tidak menderita miom uterus ^ tidak menderita stroke ^ dapat menerima gangguan haid => pil progestin i. Kontrasepsi Implan Perempuan dalam masa reproduksi, ingin metode KB dengan efektivitas tinggi. tekanan darah < 180/110mmHg (sistolik < 160 mmHg atau diastolik < 90mmHg), tidak menderita kanker payudara (cek medis), tidak menderita pendarahan vagina, dapat menerima gangguan haid, tidak menderita diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa (cek medis), dan tidak menderita miom uterus (cek medis). Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan metode implan. jenis kelamin = perempuan ^ masa reproduksi
^ ingin
kontrasepsi efektivitas tinggi ^ tekanan darah < 180/110mmHg ^ tidak menderita kanker payudara ^ tidak menderita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
pendarahan vagina ^ menerima gangguan haid ^ tidak menderita diabetes mellitus ^ tidak menderita miom uterus => implan j. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan Progestin Perempuan
dalam
masa
reproduksi,
ingin
kontrasepsi
efektivitas tinggi, tekanan darah < 180/110mmHg, tidak menderita jantung dan stroke, tidak menderita kanker payudara (cek medis), tidak menderita pendarahan vagina, tidak menderita dari diabetes mellitus atau gangguan toleransi gula (cek medis), tidak menderita TBC panggul, tidak menderita miom submukosum (cek medis), tidak menderita vaginistis, salpingitis, endometritis (cek medis), tidak memiliki kelainan kongenital rahim (cek medis), tidak mempunyai riwayat kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim), tidak menderita trofoblas (cek medis), tidak sering ganti pasangan. Perempuan dapat direkomendasikan menggunakan metode AKDR dengan progestin. jenis kelamin = perempuan ^ masa reproduksi ^ ingin kontrasepsi efektivitas tinggi ^ tekanan darah < 180/110mmHg ^ tidak menderita jantung dan stroke ^ tidak menderita kanker payudara ^ tidak menderita pendarahan vagina ^ tidak menderita diabetes mellitus ^ tidak menderita TBC panggul ^ tidak menderita miom submukosum ^ tidak menderita vaginistis, salpingitis, endometritis ^ tidak memiliki kelainan kongenital rahim ^ tidak memiliki riwayat kehamilan ektopik ^ tidak menderita trofoblas ^ tidak sering ganti pasangan => AKDR dengan progestin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
k. Metode Kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Perempuan
dalam
masa
reproduksi,
tidak
menderita
pendarahan vagina, tidak menderita TBC pelvik (panggul), tidak menderita infeksi alat genital (vaginistis, servisitis), tidak menderita trofoblas (cek medis), memerlukan proteksi IMS, tidak menderita tumor jinak/kanker rahim (cek medis), dan ukuran rongga rahim > 5 cm. Dapat direkomendasikan menggunakan metode AKDR. jenis kelamin = perempuan ^
masa reproduksi ^ tidak
menderita pendarahan vagina ^ tidak menderita TBC pelvik ^ tidak menderita vaginistis, servisitis ^ tidak menderita trofoblas ^ perlu proteksi IMS ^ tidak menderita tumor jinak atau kanker rahim ^ ukuran rongga rahim > 5 cm => AKDR l. Tubektomi Perempuan tidak menderita pendarahan vagina (cek medis), usia > 26 tahun, jumlah anak > 2, yakin telah memiliki anak sesuai dengan kehendak, kehamilan akan menimbulkan masalah yang serius, tidak menderita infeksi sistemik/pelvik (cek medis), paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini serta memberikan persetujuan secara tertulis (membuat persetujuan antara pasien dengan pihak medis sebelum pembedahan).
Perempuan
dapat
direkomendasikan
menggunakan metode tubektomi. jenis kelamin = perempuan ^ tidak menderita pendarahan vagina ^ usia > 26 tahun ^ jumlah anak > 2 ^ yakin telah memiliki anak sesuai dengan kehendak ^ kehamilan akan menimbulkan masalah serius ^ tidak menderita infeksi sistemik/pelvik ^ paham, secara sukarela setuju dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
prosedur tubektomi serta bersedia memberikan persetujuan secara tertulis => tubektomi Untuk seluruh metode kontrasepsi bagi perempuan, dapat dirangkum sebuah tabel inferensi. Tabel 3.7. berikut adalah Tabel Inferensi Metode Kontrasepsi Perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.7. Tabel Inferensi Metode Kontrasepsi Perempuan
Keterangan Tabel : Metode m1 : MAL
m4 : Spermisida
m7 : Suntikan Progestin
m10 : AKDR Progestin
m2 : KBA
m5 : Pil Kombinasi
m8 : Minipil
m11 : AKDR
m3 : Diafragma
m6 : Suntikan Kombinasi
m9 : Implan
m12 : Tubektomi
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aturan i1
: masa reproduksi
i16
: tidak menderita epilepsi
i2
: menyusui eksklusif
i17
: tidak menderita miom uterus/miom submukosum
i3
: perokok < 35 tahun
i18
: tidak menderita vaginistis/salpingitis/endometritis/
i4
: ingin kontrasepsi efektif/efektivitas tinggi
i5
: tidak menderita migrain
i19
: tidak memiliki kelainan kongenital rahim
i6
: tekanan darah < 180/110mmHg
i20
: tidak memiliki riwayat kehamilan ektopik
i7
: tidak menderita jantung, stroke
i21
: tidak menderita trofoblas
i8
: tidak menderita kanker payudara
i22
: tidak sering ganti pasangan
i9
: tidak menderita gangguan pembekuan darah
i23
: perlu proteksi IMS
i10
: > 6 minggu pascapersalinan
i24
: tidak menderita tumor jinak atau kanker rahim
i11
: minum pil teratur
i25
: ukuran rongga rahim > 5 cm
i12
: tidak menderita pendarahan vagina
i26
: usia > 26 tahun
i13
: dapat menerima gangguan haid
i27
: jumlah anak > 2
i14
: tidak menderita diabetes mellitus/komplikasi
i28
: yakin telah memiliki anak sesuai dengan kehendak
i15
: tidak menderita tuberkulosis panggul
i29
: kehamilan akan menimbulkan masalah serius
servistis
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i30
: tidak menderita infeksi sistemik/pelvik
i31
: tidak infeksi saluran uretra
i32
: paham, secara sukarela setuju dengan prosedur tubektomi serta bersedia memberikan persetujuan secara tertulis
i33
: umur bayi < 6 bulan
i34
: belum haid pascapersalinan
i35
: siklus haid teratur
i36
: tidak sindrom syok keracunan
i37
: tidak bermasalah jika vulva/vagina tersentuh
i38
: dapat mengenali masa subur
i39
: mampu pantang sanggama > 1 minggu setiap siklus haid
i40
: kondisi psikis stabil
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
3.2.2.2.2. Disain Struktur Data bagi Basis Pengetahuan Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan pada perancangan struktur data : a. Perancangan struktur data diawali dengan pembuatan array untuk menyimpan nama metode kontrasepsi dan aturan-aturan yang harus dipenuhi. Array tersebut akan digunakan pada tahap selanjutnya dalam proses seleksi. Deskripsi array metode kontrasepsi dapat dilihat pada tabel 3.8. berikut : Tabel 3.8. Keterangan Array Metode Nama Array
Ukuran
metodelaki
3 x 19
Keterangan Jumlah baris (3) terdiri dari nama metode kontrasepsi laki-laki. Jumlah kolom (19) didapat dari
jumlah aturan untuk metode kontrasepsi laki-laki. metodepere
12 x 40
Jumlah baris (12) terdiri dari nama metode kontrasepsi perempuan. Jumlah kolom (40) didapat dari jumlah aturan untuk metode kontrasepsi perempuan.
Spesifikasi kedua array di atas adalah sebagai berikut : Array metodelaki Array metodelaki[m,i]adalah array 2 dimensi, dengan nilai m berkisar antara 0 sampai 2, sesuai jumlah metode kontrasepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
untuk laki-laki. Sedangkan nilai i berkisar antara 0 sampai 18, sesuai jumlah aturan untuk kontrasepsi laki-laki. Indeks pertama dalam array metodelaki menunjukkan nama metode, dengan urutan seperti dalam tabel 3.9. berikut : Tabel 3.9. Urutan Indeks Pertama Array metodelaki Indeks
Nama Metode
0
Sanggama Terputus
1
Kondom
2
Vasektomi
Sedangkan indeks kedua dalam array metodelaki menunjukkan aturan untuk metode kontrasepsi laki-laki dengan urutan seperti dalam tabel 3.6.. Jadi, misal metodelaki[0][1] artinya aturan ke-2 untuk metode sanggama terputus. Array metodepere Array metodepere[m,i]adalah array 2 dimensi, dengan nilai m berkisar antara 0 sampai 11, sesuai jumlah metode kontrasepsi untuk perempuan. Sedangkan nilai i berkisar antara 0 sampai 40, sesuai jumlah aturan untuk kontrasepsi perempuan. Indeks pertama dalam array metodepere menunjukkan nama metode, dengan urutan seperti dalam tabel 3.10. berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 3.10. Urutan Indeks Pertama Array metodepere Indeks
Nama Metode
0
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
1
Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
2
Diafragma
3
Spermisida
4
Pil Kombinasi
5
Suntikan Kombinasi
6
Suntikan Progestin
7
Pil Progestin (Minipil)
8
Implan
9
AKDR Progestin
10
AKDR
11
Tubektomi
Sedangkan indeks kedua dalam array metodepere menunjukkan aturan untuk metode kontrasepsi perempuan dengan urutan seperti dalam tabel 3.7.. Jadi, misal metodepere[0][1] artinya aturan ke-2 untuk metode amenorea laktasi (MAL). Berikut ini adalah contoh isi array metode kontrasepsi bagi perempuan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 3.11. Format dan Isi Array metodepere
Data yang tersimpan dalam array metodepere[k,l] menyatakan harus dipenuhi atau tidaknya aturan ke-l dalam metode ke-k. Jika nilai yang tersimpan adalah ”1” maka aturan tersebut harus dipenuhi, sedangkan nilai ”0” menunjukkan bahwa aturan tersebut tidak perlu dipenuhi.
b.
Data input pengguna yang dibutuhkan sistem untuk melakukan proses seleksi/pencocokan. Berikut adalah tabel format input pengguna (contoh: pengguna perempuan) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.12. Format Input Pengguna Perempuan
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
c. Pembuatan array tampung, digunakan untuk menampung hasil kecocokan antara input pengguna dengan isi array metode. Pada dasarnya, struktur data untuk array tampung serupa dengan array metode dalam tabel 3.8.. Deskripsi array tampung dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.13. Keterangan Array Tampung Nama Array
Ukuran
Keterangan
tampunglaki
3 x 19
Jumlah baris (3) terdiri dari nama metode. Jumlah kolom (19) didapat dari
jumlah aturan untuk metode kontrasepsi laki-laki. tampungpere
12 x 40
Jumlah baris (12) terdiri dari nama metode. Jumlah kolom (40) didapat dari jumlah aturan untuk metode kontrasepsi perempuan.
Spesifikasi kedua array di atas adalah sebagai berikut : Array tampunglaki Array tampunglaki[m,i]adalah array 2 dimensi, dengan nilai m berkisar antara 0 sampai 2, sesuai jumlah nama metode untuk kontrasepsi laki-laki. Sedangkan nilai i berkisar antara 0 sampai 18, sesuai jumlah aturan untuk kontrasepsi laki-laki, yang berisi kecocokan antara input pengguna dengan isi array metode.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Jadi, misal tampunglaki[0][1] artinya hasil kecocokan aturan ke-2 untuk metode sanggama terputus antara input pengguna dengan isi array metodelaki.
Array tampungpere Array tampungpere[m,i]adalah array 2 dimensi, dengan nilai m berkisar antara 0 sampai 12, sesuai jumlah nama metode untuk kontrasepsi perempuan. Sedangkan nilai i berkisar antara 0 sampai 40, sesuai jumlah aturan untuk kontrasepsi perempuan, yang berisi kecocokan antara input pengguna dengan isi array metode. Jadi, misal tampungpere[0][1] artinya hasil kecocokan aturan ke-2 untuk metode amenorea laktasi (MAL) antara input pengguna dengan isi array metodepere.
Berikut adalah contoh format array tampunglaki yang pada dasarnya serupa dengan format array pada tabel 3.9..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.14. Format Array tampungpere
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Data yang tersimpan dalam array tampungpere [k,l] di atas menyatakan ada atau tidaknya kecocokan antara isi array metodepere [k,l](tabel 3.11.) dengan suatu input pengguna (tabel 3.12.). Jika terdapat
kecocokan, maka nilai yang tersimpan adalah ”1”, sedangkan nilai ”0” menunjukkan adanya ketidakcocokan. 3.2.2.3. Manajemen Model 3.2.2.3.1.
Diagram Blok Gambar 3.8. berikut adalah gambaran umum tahap-tahap
pengambilan keputusan pada sistem ini :
Input jenis kelamin
Input kondisi
Penanganan kesalahan
Menyimpan aturan metode kontrasepsi (array)
Menyimpan masukan/ input
Menampung hasil pencocokan (array)
Pemberian flag
Rekomendasi kontrasepsi
Algoritma metode brute force yang diperkaya
Gambar 3.8. Diagram Blok
3.2.2.3.2.
Algoritma dengan Metode Brute Force yang Diperkaya Sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis pengetahuan
pemilihan metode kontrasepsi ini menggunakan algoritma pencarian string dengan metode brute force yang diperkaya dalam melakukan pemrosesan data, guna memperoleh rekomendasi metode kontrasepsi. Berikut adalah langkah-langkah pemrosesan data pada sistem dengan algoritma metode brute force yang diperkaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
1. Pengguna melakukan input kondisi. 2. Algoritma menyimpan aturan metode kontrasepsi dalam bentuk array 2 dimensi. Berikut adalah pseudo code untuk langkah 2 : Deklarasi: i, m, nilai = integer i = 0 m = 0 arrayMetode, temp = array arrayMetode[][] Algoritma : while(i < jmlSeluruhAturan) if( i = indeksHarusDipenuhi) then nilai = 1 else nilai = 0 arrayMetode[m][i] = nilai i = i+1 endif endwhile
3. Algoritma kemudian menyimpan input pengguna. Berikut adalah pseudo code untuk langkah 3 : Deklarasi : masukan = array Algoritma : if(radioIndeks n = terpenuhi) masukan[n] = 1 elseif(radioIndeks n = tidakTerpehuhi) tampilkan peringatan saat radioIndeks tidakTerpenuhi endif
n
4. Algoritma menyimpan hasil pencocokan antara aturan metode kontrasepsi dan input pengguna dalam bentuk array 2 dimensi. Berikut adalah pseudo code untuk langkah 4 : Deklarasi : i = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
m = 0 arrayTampung, temp = array arrayTampung[][] Algoritma : while(i < jmlSeluruhAturan) if(i = indeksHarusDipenuhi) if arrayMetode[m][i] = masukan[i] then arrayTampung[m][i] = 1 variabelPenghitungAturanTerpenuhi + 1 else arrayTampung[m][i] = 0 endif i = i+1 endif endwhile
5. Langkah berikutnya adalah pemberian flag untuk menampilkan rekomendasi Berikut merupakan pseudo code untuk langkah 5 : Deklarasi : check = integer Algoritma : hitung = variabelPenghitungAturanTerpenuhi / jmlAturanHarusDipenuhi if(hitung = 1) print "namaMetode" check =1 endif {perhitungan ini dilakukan untuk setiap metode}
6. Langkah yang dilakukan untuk menampilkan rekomendasi apabila nilai flag !=1. Berikut adalah pseudo code untuk langkah 6 : Deklarasi : nilaiTerbesar = integer terbesar = char Algoritma : if(check != 1) nilaiTerbesar = hitung terbesar = "namaMetode" cariNilaiHitungTerbesar dari semua metode endif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
if(terbesar = "namaMetode") print "namaMetode" dan peringatan endif
3.2.2.3.
Manajemen Dialog Melalui subsistem ini pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem
yang dibangun. 3.2.2.4.1. Disain Antarmuka Pengguna Pada perancangan ini akan dirancang beberapa form antarmuka yang akan digunakan pengguna/pengunjung web saat mengakses sistem ini. 3.2.2.4.1.1. Halaman Utama Gambar 3.9. berikut merupakan disain antarmuka halaman utama.
HEADER Menu Utama
Pengguna memilih jenis kelamin dan meng-klik button untuk masuk ke pemilihan
Right content (Halaman Selamat Datang)
Pilih Kontrasepsi
FOOTER Gambar 3.9. Halaman Utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3.2.2.4.1.2. Halaman Pemilihan Gambar 3.10. berikut merupakan disain antarmuka halaman pemilihan.
HEADER Menu utama Seleksi Metode Kontrasepsi
Left Content
Berisi daftar pertanyaan yang harus dijawab pengguna
Kembali
FOOTER Gambar 3.10. Halaman Pemilihan
Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
3.2.2.4.1.3. Halaman Rekomendasi Kontrasepsi Gambar 3.11. berikut merupakan disain antarmuka halaman rekomendasi kontrasepsi.
HEADER Menu utama
Hasil Rekomendasi Metode Kontrasepsi Berisi tabel & link Metode Kontrasepsi yang direkomendasikan sistem Left Content Kembali
FOOTER Gambar 3.11. Halaman Rekomendasi Kontrasepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3.2.2.4.1.4. Halaman Detail Rekomendasi Kontrasepsi Gambar 3.12. berikut merupakan disain antarmuka halaman detail rekomendasi kontrasepsi.
HEADER Menu utama
Berisi profil metode kontrasepsi yang direkomendasikan sistem Left Content
Kembali
FOOTER Gambar 3.12. Halaman Detail Rekomendasi Kontrasepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
3.2.2.4.1.5. Halaman Menu Aturan Metode Kontrasepsi Gambar 3.13. berikut merupakan disain antarmuka halaman menu aturan metode kontrasepsi.
HEADER Menu utama
Tabel Aturan Metode Kontrasepsi
Berisi aturan-aturan yang harus dipenuhi untuk menggunakan metode kontrasepsi
Kembali
FOOTER Gambar 3.13. Halaman Aturan Kontrasepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3.2.2.4.1.6. Halaman Menu Galeri Metode Kontrasepsi Gambar 3.14. berikut merupakan disain antarmuka halaman menu galeri metode kontrasepsi.
HEADER Menu utama
GALERI KONTRASEPSI
Left Content
Berisi galeri/gambar-gambar kontrasepsi
Kembali
FOOTER Gambar 3.14. Halaman Galeri Kontrasepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.3.
107
Pengujian Prototipe Tahap ini merupakan tahap demonstrasi kepada pakar/calon pengguna,
untuk memastikan prototipe dapat dengan mudah dijalankan.
3.2.4.
Evaluasi Prototipe Setelah prototipe selesai diuji, kemudian dilakukan evaluasi untuk
mendapatkan hasil yang semakin mendekati kebutuhan pengguna. Hasil evaluasi dapat menjadi bahan kajian dan masukan untuk memperbaiki sistem, dengan harapan sistem semakin bisa diterima oleh pengguna. Berikut adalah catatan-catatan hasil evaluasi dari beberapa prototipe yang pernah dibuat, sebelum akhirnya menghasilkan prototipe final untuk diterapkan dan dibangun menjadi sebuah perangkat lunak. Prototipe 1 : Pada awalnya penulis membuat prototipe dengan menggunakan disain inferensi berdasarkan 2 kategori pengguna, yakni pengguna laki-laki dan perempuan, yang mengakomodasi seluruh aturan yang harus dipenuhi dalam menggunakan metode-metode kontrasepsi dalam 2 pohon pengetahuan berdasarkan kategori pengguna tersebut. Namun penulis menemukan masalah dalam pembuatan disain inferensi untuk pengguna perempuan, karena harus menghilangkan beberapa aturan dalam menyusun pohon pengetahuan secara utuh yang berisi 12 metode kontrasepsi. Prototipe 2 : Berdasarkan permasalahan disain inferensi pada prototipe 1 penulis mencoba mengklasifikasikan 15 metode kontrasepsi yang ada menjadi 6 metode kontasepsi utama, klasifikasi ini berdasarkan jenis kontrasepsi. Namun prototipe ini masih mendapatkan koreksi bahwa disain tersebut kurang cocok diimplementasikan, karena masih menghasilkan banyak data yang tidak efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Prototipe 3 : Berdasarkan koreksi pada prototipe 2 penulis membuat disain inferensi baru berupa tabel aturan metode kontrasepsi laki-laki untuk pengguna laki-laki, dan tabel aturan metode kontrasepsi perempuan untuk pengguna perempuan, yang berisi seluruh aturan yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan setiap metode kontrasepsi yang ada berdasarkan jenis kelamin. Prototipe ini merupakan prototipe final dan selanjutnya akan diimplementasikan.
3.2.5.
Penerapan dan Pembangunan Prototipe Berdasarkan
hasil
evaluasi
tersebut,
selanjutnya
prototipe
ditransformasikan menjadi perangkat lunak secara utuh yang beroperasi penuh. Pembuatan program yang dimaksud akan menggunakan bahasa pemrograman PHP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV IMPLEMENTASI
Pada bab berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai implementasi dari perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Pengetahuan Pemilihan Metode Kontrasepsi untuk Menunjang Program Keluarga Berencana yang telah dibuat sebelumnya.
4.1.
Implementasi Sistem
4.1.1. Implementasi Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan digunakan untuk mengelola basis pengetahuan dan melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada, yang di dalamnya berisi tabel yang dibutuhkan untuk menghasilkan rekomendasi keputusan dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Pengetahuan Pemilihan Metode Kontrasepsi. Pada implementasinya tabel yang dimaksud berupa array. 4.1.1.1. Implementasi Tabel Aturan Metode Kontrasepsi Laki-laki Berikut potongan program implementasi tabel aturan metode kontrasepsi laki-laki. // SANGGAMA TERPUTUS $i=0; $m=0;
Potongan program di atas merupakan potongan program untuk menyimpan metode kontrasepsi laki-laki. Variabel $m merupakan indeks m untuk nama metode, sedangkan variabel $i merupakan indeks i untuk aturan dari metodelaki. Kedua variabel tersebut menggunakan indeks awal = 0. Pada program ini alokasi memori dideklarasikan terlebih dahulu. Alokasi memori dibuat sebanyak jumlah aturan, untuk metode kontrasepsi laki-laki terdapat 19 aturan. $temp = array(0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0);
Pengalokasian memori ini cukup dilakukan sekali saja, yakni pada pendeklarasian metode yang pertama. Aturan yang harus dipenuhi (contoh: metode sanggama terputus) adalah aturan indeks[0] sampai dengan aturan indeks[2] dengan diberi nilai 1. if($i<3) { $nilai = 1; } else { $nilai = 0; } $metodelaki[$m][$i] = $nilai;
4.1.1.2. Implementasi Tabel Aturan Metode Kontrasepsi Perempuan Berikut potongan program implementasi tabel aturan metode kontrasepsi perempuan. // MAL $i=0;
Potongan program di atas merupakan potongan program untuk menyimpan nama metode dan aturan kontrasepsi perempuan. Variabel $m merupakan indeks m untuk nama metode, sedangkan variabel $i merupakan indeks i untuk aturan dari metodepere. Kedua variabel tersebut menggunakan indeks awal = 0. Pada program ini alokasi memori dideklarasikan terlebih dahulu. Alokasi memori dibuat sebanyak jumlah aturan, untuk metode kontrasepsi perempuan terdapat 40 aturan. $temp=array(0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0, 0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0);
Pengalokasian memori ini cukup dilakukan sekali saja, yakni pada pendeklarasian metode yang pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Aturan yang harus dipenuhi (contoh: MAL/Metode Amenorea Laktasi) adalah aturan indeks[1], indeks[32], dan indeks[33] dengan diberi nilai 1. if($i==1 || $i==32 || $i==33) { $nilai = 1; } else { $nilai = 0; } $metodepere[$m][$i] = $nilai;
4.1.2. Implementasi Manajemen Dialog 4.1.2.1.
Tampilan Halaman Utama
Gambar 4.15. Tampilan Halaman Utama
Gambar 4.15 di atas merupakan halaman utama Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Metode Kontrasepsi. Pada halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
utama terdapat menu Beranda, menu Aturan dan menu Galeri. Pada halaman ini pengguna dipersilakan memilih jenis kelamin untuk masuk ke halaman pemilihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2.2.
Tampilan Halaman Pemilihan
Gambar 4.16. Tampilan Halaman Pemilihan
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Gambar 4.16. di atas merupakan tampilan halaman pemilihan Sistem
Pendukung
Pengambilan
Keputusan
Pemilihan
Metode
Kontrasepsi. Pada halaman pemilihan pengguna dipersilakan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sistem dengan cara mengklik salah satu radio button “Ya” atau “Tidak” pada setiap pertanyaan. Setelah semua pertanyaan dijawab pengguna dapat mengklik tombol “Proses” untuk mendapatkan hasil rekomendasi kontrasepsi.
4.1.2.3.
Tampilan Halaman Pesan Kesalahan
Gambar 4.17. Tampilan Halaman Pesan Kesalahan
Gambar 4.17. di atas merupakan tampilan halaman pesan kesalahan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Metode Kontrasepsi. Halaman ini disediakan untuk menampilkan pesan apabila masih ada jawaban (radio button) yang belum diisi oleh pengguna, namun pengguna sudah mengklik tombol “Proses”. Apabila kondisi ini terjadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
maka pesan kesalahan ditampilkan dan pengguna diminta kembali ke halaman pemilihan.
4.1.2.4.
Tampilan Halaman Rekomendasi
Gambar 4.18. Tampilan Halaman Rekomendasi
Gambar 4.18. di atas merupakan tampilan halaman rekomendasi Sistem
Pendukung
Pengambilan
Keputusan
Pemilihan
Metode
Kontrasepsi. Pada halaman ini pengguna dapat melihat metode kontrasepsi yang direkomendasikan sistem, berdasarkan hasil seleksi dari jawaban pengguna yang diisikan di halaman pemilihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2.5.
119
Tampilan Halaman Detail Rekomendasi
Gambar 4.19. Tampilan Halaman Detail Rekomendasi
Gambar 4.19. di atas merupakan tampilan halaman detail rekomendasi Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Metode Kontrasepsi. Pada halaman ini pengguna dapat melihat secara rinci metode kontrasepsi yang direkomendasikan sistem, dengan cara mengklik link setiap metode kontrasepsi.
4.1.2.6.
Tampilan Halaman Menu Aturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.20. Tampilan Halaman Menu Aturan
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Gambar 4.20. di atas merupakan tampilan halaman menu aturan Sistem
Pendukung
Pengambilan
Keputusan
Pemilihan
Metode
Kontrasepsi. Pada halaman ini pengguna dapat melihat aturan-aturan yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan metode kontrasepsi.
4.1.2.7.
Tampilan Halaman Menu Galeri
Gambar 4.21. Tampilan Halaman Menu Galeri
Gambar 4.21. di atas merupakan tampilan halaman menu galeri Sistem
Pendukung
Pengambilan
Keputusan
Pemilihan
Metode
Kontrasepsi. Pada halaman ini pengguna dapat melihat gambar-gambar mengenai kontrasepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
4.1.3. Implementasi Manajemen Model Proses seleksi untuk mendapatkan rekomendasi metode kontrasepsi dilakukan dengan metode brute force yang diperkaya. Beberapa langkah yang dilakukan untuk melakukan proses pemilihan, seleksi hingga mendapatkan rekomendasi. Dalam menjelaskan langkahlangkah tersebut penulis menggunakan contoh kasus pemilihan metode kontrasepsi perempuan. a. Input Kondisi Pengguna Proses input kondisi dilakukan oleh pengguna pada halaman pemilihan (tabelseleksi.php). Pada halaman ini pengguna dapat melakukan input kondisi dengan cara mengklik radio button yang merupakan jawaban mengenai kondisi pengguna. Berikut potongan program tabelseleksi.php : if($_POST[pilih]=='perempuan') { ?>
Apakah mampu berpantang sanggama > 1 minggu pada setiap siklus haid?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Ya
Tidak
40
Apakah kondisi psikis anda stabil?
Ya
Tidak
Potongan program di atas merupakan potongan program untuk menampilkan tabel seleksi pada halaman pemilihan (gambar 4.16.), yang berisi 40 pertanyaan.
b. Membuat Penanganan Kesalahan (Pesan Kesalahan) Penanganan kesalahan disediakan untuk menampilkan pesan apabila masih ada jawaban (radio button) yang belum diisi oleh pengguna, namun pengguna sudah mengklik tombol “Proses”. Apabila kondisi ini terjadi, maka pesan kesalahan tersebut ditampilkan (gambar 4.17.) dan pengguna diminta kembali ke halaman pemilihan. if($_POST[radiopere1]=="" || $_POST[radiopere2]=="" || $_POST[radiopere3]=="" || $_POST[radiopere4]=="" || $_POST[radiopere5]=="" || $_POST[radiopere6]=="" || $_POST[radiopere7]=="" || $_POST[radiopere8]=="" || $_POST[radiopere9]=="" || $_POST[radiopere10]=="" || $_POST[radiopere11]=="" || $_POST[radiopere12]=="" ||
c. Membuat Array untuk Menyimpan Metode Kontrasepsi Array yang dimaksud berupa array 2 dimensi yang berisi metode dan aturan-aturan yang harus dipenuhi pengguna, array dibuat berdasarkan klasifikasi jenis kelamin. Potongan program berikut merupakan contoh penyimpanan metode dan aturan kontrasepsi perempuan (lihat tabel 3.11.). // MAL $i=0;
Potongan program di atas merupakan potongan program untuk menyimpan metode kontrasepsi perempuan. Variabel $m merupakan indeks m untuk nama metode, sedangkan variabel $i merupakan indeks i untuk aturan dari metodepere. Kedua variabel tersebut menggunakan indeks awal = 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Pada program ini alokasi memori dideklarasikan terlebih dahulu. Alokasi memori dibuat sebanyak jumlah aturan, untuk metode kontrasepsi perempuan terdapat 40 aturan. $temp=array(0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0, 0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0);
Pengalokasian memori ini cukup dilakukan sekali saja, yakni pada pendeklarasian metode yang pertama. Aturan yang harus dipenuhi (contoh: metode minipil) adalah aturan indeks[0],
d. Menyimpan Masukan/Input Kondisi Potongan program berikut berfungsi untuk menyimpan input kondisi pengguna (lihat tabel 3.12.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
if($_POST[radiopere1]=="ya") { $masukan[0]=1; // MENGUBAH MASUKAN INDEKS [0] MENJADI BERNILAI 1 } elseif($_POST[radiopere1]=="tidak") { $peringatankba1="Jawaban mengenai masa reproduksi tidak sesuai. "; $peringatanpilkom1="Jawaban mengenai masa reproduksi tidak sesuai. "; $peringatansuntkom1="Jawaban mengenai masa reproduksi tidak sesuai. "; $peringatansuntproges1="Jawaban mengenai masa reproduksi tidak sesuai. "; $peringatanminipil1="Jawaban mengenai masa reproduksi tidak sesuai. "; $peringatanimplan1="Jawaban mengenai masa reproduksi tidak sesuai. "; $peringatanakdrproges1="Jawaban mengenai masa reproduksi tidak sesuai. "; $peringatanakdr1="Jawaban mengenai masa reproduksi tidak sesuai. "; } if($_POST[radiopere2]=="ya") { $masukan[1]=1;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
} elseif($_POST[radiopere2]=="tidak") { $peringatanmal1="Jawaban mengenai menyusui eksklusif tidak sesuai. "; } ............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................ if($_POST[radiopere40]=="ya") { $masukan[39]=1; } elseif($_POST[radiopere40]=="tidak") { $peringatandiafragma5="Jawaban mengenai kondisi psikis tidak sesuai. "; }
Pada potongan program di atas terdapat pembandingan value dari variabel $_POST di halaman sebelumnya (tabelseleksi.php). Apabila value dari variabel ini “ya”, maka $masukan bernilai 1. $peringatan berfungsi untuk memberikan peringatan jika $masukan tidak bernilai 1. Nilai $masukan nantinya akan dicocokkan dengan isi array metodepere pada langkah berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
e. Membuat Array untuk Menampung Hasil Pencocokan Array yang dimaksud berupa array 2 dimensi yang berisi hasil pencocokan antara isi array metodepere dengan input kondisi pengguna (lihat tabel 3.14.). Hal tersebut dapat dilihat pada potongan program berikut ini : // MAL * $i = 0; $m = 0; $tampungpere = array(); $temp = array(0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0, 0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0); array_push($tampungpere, $temp);
Potongan program di atas merupakan potongan program untuk menyimpan hasil pencocokan. Variabel $m merupakan indeks m untuk nama metode, sedangkan variabel $i merupakan indeks i untuk aturan dari array tampungpere. Kedua variabel tersebut menggunakan indeks awal = 0. Indeks aturan yang harus dipenuhi pada array metodepere (contoh: metode minipil) dicocokkan dengan masukan/input pengguna yang dapat dilihat pada potongan program berikut : $i=0; $m=$m+1; while($i<40) {
Untuk mencocokkan antara isi array metodepere dengan masukan menggunakan perintah $metodepere[$m][$i]==$masukan[$i], jika cocok kemudian hasil kecocokan tersebut ditampung menggunakan perintah
$tampungpere[$m][$i]=1;,
hasil
tampung
kemudian
ditambahkan ke nilai metode $minipil=$minipil+1; yang nantinya akan digunakan lagi untuk mendapatkan nilai flag.
f. Pemberian Flag Tujuan pemberian flag adalah untuk memperoleh metode dengan nilai terbesar untuk direkomendasikan, dengan membandingkan antara nilainilai metode hasil pencocokan (pada array tampungpere). // MENAMPUNG NILAI-NILAI METODE YANG SEUSAI UTK MEMBANDINGKAN METODE DG NILAI TERBESAR $flagmal = $mal/3; $flagkba = $kba/4;
$mal/3; yakni membagi nilai metode hasil tampung dengan jumlah
aturan masing-masing metode. Dalam hal ini jumlah aturan yang harus dipenuhi untuk metode amenorea laktasi (MAL) adalah sebanyak 3 aturan.
g. Rekomendasi Rekomendasi yang ditampilkan adalah metode kontrasepsi dengan nilai flag = 1, atau nilai flag terbesar jika tidak ada satupun metode yang bernilai 1, apabila kondisi ini terjadi maka rekomendasi ditampilkan beserta peringatan mengenai aturan/jawaban pertanyaan yang tidak sesuai. Potongan
program
berikut
merupakan
potongan
program
menampilkan rekomendasi (lihat gambar 4.18.) jika nilai flag = 1. if($flagmal == 1) // MENANGANI JIKA SEMUA ATURAN "MAL" TERPENUHI { $no=$no+1;
"); // MENAMPILKAN METODE YG sesuai DI DALAM TABEL $check=1; // TANDA JIKA SUDAH ADA 1 METODE YG TERPENUHI } if($flagkba == 1) // MENANGANI JIKA SEMUA ATURAN "KBA" TERPENUHI { $no=$no+1; echo("
Jika nilai flag != 1, dapat dilihat pada potongan program berikut : if($check!=1)
// JIKA TIDAK ADA SATUPUN METODE YG TERPENUHI
{ $nilaimendekati = $flagmal; // MENYIMPAN NILAI METODE TERBESAR $mendekati = "mal";
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
// MENYIMPAN METODE TERBESAR if($nilaimendekati < $flagkba) // MEMBANDINGKAN NILAI METODE TERBESAR DGN METODE SEBELUMNYA { $nilaimendekati = $flagkba; $mendekati = "kba"; } ............................................................ ............................................................ ............................................................ if($mendekati=="mal") // MENANGANI JIKA METODE TERBESAR "MAL" { $no=$no+1; echo("
Dalam analisis hasil, penulis melakukan analisis sistem dan ujicoba sistem. Analisis sistem dilakukan menggunakan metode pengujian black box, sedangkan ujicoba sistem merupakan pengujian dengan melakukan penyebaran kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada seorang dokter sekaligus pakar KB yaitu dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman, serta kepada 17 responden lain sebagai sampel pengguna sistem.
5.1. Analisis Sistem Langkah-langkah dalam analisis sistem untuk menguji kecocokan antara perhitungan sistem dengan perhitungan manual dengan metode black box sebagai berikut : 1. Pengujian Black Box 1 a. Input yang diberikan pengguna perempuan adalah sebagai berikut :
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.22. Pengujian Black Box 1 – data input
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
b. Hasil perhitungan sistem adalah sebagai berikut :
Gambar 5.23. Pengujian Black Box 1 – hasil perhitungan sistem
c. Perhitungan manual Untuk mengetahui validitas perhitungan yang dilakukan oleh sistem, maka dilakukan uji perhitungan secara manual sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.15. Array metodepere
Tabel 5.16. Input Pengguna Perempuan
Data input pengguna di atas akan dicocokkan dengan isi indeks ke-i dari array metodepere.
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Tabel 5.17. Array tampungpere
Data yang tersimpan dalam tabel 5.17. di atas adalah hasil kecocokan antara isi array metodepere (tabel 5.15.) dengan input pengguna perempuan (tabel 5.16.). Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa seluruh aturan untuk m[6] atau metode suntikan progestin dan m[8] atau metode implan terpenuhi/terjadi kecocokan dengan aturan-aturan yang harus dipenuhi pada array metodepere, yang berarti kedua metode tersebut direkomendasikan kepada pengguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Berikut adalah perhitungan berdasarkan visualisasi di atas : flagmal
= jumlah aturan terpenuhi (tampungpere[0]) jumlah aturan (metodepere[0]) = 0 3 = 0 (tidak terpenuhi)
Dari hasil perhitungan di atas terdapat flag yang bernilai 1 yakni flagsuntproges dan flagimplan, dengan demikian metode suntikan progestin dan metode implan direkomendasikan kepada pengguna.
Tabel 5.18. berikut merupakan rangkuman hasil pengujian black box 1 : Tabel 5.18. Hasil Pengujian Black Box 1 Uji Masukan/ input Jawaban mengenai kondisi pengguna perempuan
Hasil Perhitungan Sistem
Hasil Perhitungan Manual
Rekomendasi metode kontrasepsi sesuai kondisi pengguna perempuan
Rekomendasi metode kontrasepsi sesuai kondisi pengguna perempuan
(Metode suntikan progestin & implan)
(Metode suntikan progestin & implan)
Kondisi
2. Pengujian Black Box 2 a. Input yang diberikan pengguna perempuan adalah sebagai berikut :
Ok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.24. Pengujian Black Box 2 – data input
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
b. Hasil perhitungan sistem adalah sebagai berikut :
Gambar 5.25. Pengujian Black Box 2 – hasil perhitungan sistem
c. Perhitungan manual Untuk mengetahui validitas perhitungan yang dilakukan oleh sistem, maka dilakukan uji perhitungan secara manual sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.19. Array metodepere
Tabel 5.20. Input Pengguna Perempuan
Data input pengguna di atas akan dicocokkan dengan isi indeks ke-i dari array metodepere.
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.21. Array tampungpere
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Data yang tersimpan dalam tabel 5.21. di atas adalah hasil kecocokan antara isi array metodepere (tabel 5.19.) dengan input pengguna perempuan (tabel 5.20.). Berdasarkan tabel tersebut dapat
dilihat
bahwa
tidak
ada
satupun
metode
yang
terpenuhi/terjadi kecocokan dengan seluruh aturan yang harus dipenuhi pada array metodepere. Apabila kondisi ini terjadi, maka metode dengan jumlah kecocokan aturan terbanyak/terbesar dari jumlah aturan yang harus dipenuhi direkomendasikan dan ditampilkan beserta peringatan mengenai aturan-aturan yang tidak terpenuhi. Berikut adalah perhitungan berdasarkan visualisasi di atas : flagmal
= jumlah aturan terpenuhi (tampungpere[0]) jumlah aturan (metodepere[0]) = 0 3 = 0
Apabila berdasarkan hasil perhitungan tidak terdapat flag yang bernilai 1, maka algoritma mencari nilai flag yang terbesar untuk direkomendasikan dan ditampilkan beserta peringatan mengenai aturanaturan yang tidak terpenuhi. Dari hasil perhitungan di atas terdapat flag yang terbesar yakni flagminipil, dengan demikian metode minipil direkomendasikan dan ditampilkan beserta peringatan mengenai aturan-aturan yang tidak terpenuhi.
Tabel 5.22. berikut merupakan rangkuman hasil pengujian black box 2 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Tabel 5.22. Hasil Pengujian Black Box 2 Uji Masukan/ input Jawaban mengenai kondisi pengguna perempuan
Hasil Perhitungan Sistem
Hasil Perhitungan Manual
Rekomendasi metode kontrasepsi yang paling mendekati dengan kondisi pengguna beserta peringatan mengenai jawaban yang tidak sesuai
Rekomendasi metode kontrasepsi yang paling mendekati dengan kondisi pengguna, yakni metode kontrasepsi dengan nilai flag terbesar
(Metode minipil)
(Metode minipil)
Kondisi Ok
5.2. Ujicoba Sistem Adapun langkah-langkah diambil dalam melakukan ujicoba sistem adalah sebagai berikut : 5.2.1.
Pengumpulan Data
Langkah yang dilakukan untuk pengumpulan data yaitu : 1. Pembuatan kuesioner 2. Penyebaran kuesioner kepada responden Penyebaran dilakukan dengan menyebarkan langsung kepada pakar KB pada tanggal 27 November 2010, dan kepada pengguna antara tanggal 2729 November 2010. 3. Penarikan kuesioner Penarikan dilakukan pada hari yang sama saat penyebaran kuesioner. Responden diminta melakukan ujicoba sistem, kemudian mengisi kuesioner serta memberikan kritik/saran/pesan/kesan pada tempat yang telah disediakan.
5.2.2. Tujuan Penyebaran Kuesioner Penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis tingkat keberhasilan sistem. Hasil kuesioner ini akan memberikan gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
kepada penulis mengenai tingkat keberhasilan sistem dari berbagai aspek, yaitu: aspek kegunaan (manfaat), aspek ketepatan (hasil rekomendasi), aspek kemudahan (dalam penggunaan), aspek kecepatan (efektivitas waktu), dan aspek ekonomi (efektivitas biaya) yang dapat dirasakan pengguna dengan adanya sistem ini.
5.2.3. Sasaran Penyebaran Kuesioner Penyebaran kuesioner diawali dengan penyebaran kepada responden pakar KB, untuk memastikan bahwa sistem yang dibuat sudah sesuai dengan prosedur dan aturan berdasarkan buku acuan. Sasaran utama penyebaran kuesioner ini adalah responden pengguna, karena penulis akan mengukur, dan menganalisis tingkat keberhasilan sistem yang telah dibuat berdasarkan tanggapan/jawaban responden pengguna atas pernyataan-pernyataan yang ada pada kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
5.2.4. Form Kuesioner a. Form kuesioner untuk pakar KB adalah sebagai berikut :
KUESIONER SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI
Nama Responden
: ……………………………………
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju Setuju Setuju
Sistem ini membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna. Sistem ini mudah digunakan. Sistem ini mempercepat proses pemilihan kontrasepsi. Prosedur untuk mendapatkan rekomendasi pada proses seleksi kontrasepsi sudah sesuai dengan aturan menurut “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”. Saran / Kritik / Pesan / Kesan ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
……………..,
(
November 2010
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
b. Form kuesioner yang disebarkan untuk pengguna adalah sebagai berikut :
KUESIONER SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI Nama
: ………………………………………………
Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan
Usia
: …………tahun
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju Setuju Setuju
Sangat Tidak Setuju
Sistem ini membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anda. Sistem ini mudah digunakan. Sistem ini mempercepat proses pemilihan metode kontrasepsi. Apabila sudah dipublikasikan secara online, sistem ini dapat meminimalisasi biaya, karena anda sudah bisa mendapatkan rekomendasi kontrasepsi tanpa harus konsultasi ke dokter atau pakar KB. Saran / Kritik / Pesan / Kesan ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
……………..,
(
November 2010
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
5.2.5. Hasil dan Pembahasan Data berupa jawaban responden kemudian diolah sehingga diperoleh gambaran hasil kuesioner berikut :
5.2.5.1. Hasil Kuesioner Berdasarkan Jawaban Responden Pakar KB 1. Aspek Kegunaan (manfaat) Jawaban responden atas pernyataan : Sistem ini membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna. Tabel 5.23. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kegunaan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Frekuensi 1 0 0 0
Persentase 100% 0% 0% 0%
Dari hasil perhitungan (tabel 5.23.) di atas dapat disimpulkan bahwa sistem berguna/bermanfaat dalam hal memberikan rekomendasi pemilihan
metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna. Grafik hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar 5.26. berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Grafik :
Gambar 5.26. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kegunaan
2. Aspek Kemudahan (dalam penggunaan) Jawaban responden atas pernyataan : Sistem ini mudah digunakan.
Tabel 5.24. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kemudahan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Frekuensi 1 0 0 0
Persentase 100% 0% 0% 0%
Dari hasil perhitungan (tabel 5.24.) di atas dapat disimpulkan bahwa sistem mudah digunakan. Grafik hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar 5.27. berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Grafik :
Gambar 5.27. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kemudahan
3. Aspek Kecepatan Jawaban responden pakar KB dan pengguna atas pernyataan : Sistem ini mempercepat proses pemilihan metode kontrasepsi.
Tabel 5.25. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kecepatan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Frekuensi 1 0 0 0
Persentase 100% 0% 0% 0%
Dari hasil perhitungan (tabel 5.25.) di atas dapat disimpulkan bahwa sistem mempercepat proses pemilihan metode kontrasepsi. Grafik hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar 5.28. berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Grafik :
Gambar 5.28. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kecepatan
4. Aspek Ketepatan (hasil rekomendasi) Jawaban responden atas pernyataan : Prosedur untuk mendapatkan rekomendasi pada proses seleksi kontrasepsi sudah sesuai dengan aturan menurut “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”.
Tabel 5.26. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Ketepatan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Frekuensi 1 0 0 0
Persentase 100% 0% 0% 0%
Dari hasil perhitungan (tabel 5.26.) di atas dapat disimpulkan bahwa sistem menghasilkan rekomendasi yang tepat karena proses seleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
kontrasepsi sudah sesuai dengan aturan menurut “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”. Grafik hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar 5.29. berikut ini :
Grafik :
Gambar 5.29. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Ketepatan
5.2.5.2. Hasil Kuesioner Berdasarkan Jawaban Responden Pengguna 1. Aspek Kegunaan (manfaat) Jawaban responden atas pernyataan : Sistem ini membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anda.
Tabel 5.27. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kegunaan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Frekuensi 13 4 0 0
Persentase 76,47% 23,53% 0% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Dari hasil perhitungan (tabel 5.27.) di atas dapat disimpulkan bahwa sistem berguna/bermanfaat dalam hal memberikan rekomendasi pemilihan
metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna. Grafik hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar 5.30. berikut ini :
Grafik :
Gambar 5.30. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kegunaan
2. Aspek Kemudahan (dalam penggunaan) Jawaban responden atas pernyataan : Sistem ini mudah digunakan.
Tabel 5.28. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kemudahan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Frekuensi 11 6 0 0
Persentase 64,71% 35,29% 0% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Dari hasil perhitungan (tabel 5.28.) di atas dapat disimpulkan bahwa sistem mudah digunakan. Grafik hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar 5.31. berikut :
Grafik :
Gambar 5.31. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kemudahan
3. Aspek Kecepatan (efektivitas waktu) Jawaban responden atas pernyataan : Sistem ini mempercepat proses pemilihan metode kontrasepsi.
Tabel 5.29. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kecepatan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Frekuensi 4 13 0 0
Persentase 23,53% 76,47% 0% 0%
Dari hasil perhitungan (tabel 5.29.) di atas dapat disimpulkan bahwa sistem mempercepat proses pemilihan metode kontrasepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Grafik hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar 5.32. berikut :
Grafik :
Gambar 5.32. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kecepatan
4. Aspek Ekonomi (efektivitas biaya) Jawaban responden atas pernyataan : Apabila sudah dipublikasikan secara online, sistem ini dapat meminimalisasi
biaya,
karena
anda
sudah
bisa
mendapatkan
rekomendasi kontrasepsi tanpa harus konsultasi ke dokter atau pakar KB. Tabel 5.30. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Ekonomi
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Frekuensi 11 6 0 0
Persentase 64,71% 35,29% 0% 0%
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil perhitungan (tabel 5.30.) di atas dapat disimpulkan, a pabila
sistem
sudah
meminimalisasi
dipublikasikan
secara
biaya
mendapatkan
untuk
online,
sistem
ini
rekomendasi
dapat metode
kontrasepsi. Grafik hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar 5.33. berikut :
Grafik :
Gambar 5.33. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Ekonomi
5.5.1. Pembahasan 1. Berdasarkan hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa sistem ini memenuhi beberapa aspek yang menguntungkan bagi pengguna, yaitu : a. Aspek kegunaan (manfaat) b. Aspek kemudahan (dalam penggunaan) c. Aspek kecepatan (efektivitas waktu) d. Aspek ekonomi (efektivitas biaya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
2. Sistem yang dibangun memberikan beberapa keuntungan yaitu : a. Sistem ini membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna. b. Sistem ini mudah digunakan. c. Sistem ini mempercepat proses pemilihan kontrasepsi. d. Apabila sudah dipublikasikan secara online, sistem ini dapat meminimalisasi biaya, karena pengguna sudah bisa mendapatkan rekomendasi kontrasepsi tanpa harus konsultasi ke dokter atau pakar KB. 3. Sistem ini masih memiliki beberapa kekurangan yaitu : a. Sistem tidak mendukung proses update metode kontrasepsi maupun aturan-aturan secara otomatis, karena sistem ini bersifat statis. b. Sistem tidak menyediakan fasilitas cetak yang berguna untuk dokumentasi pengguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang diperoleh dalam pembuatan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Pengetahuan Pemilihan Metode Kontrasepsi ini telah berhasil dibangun. Sistem ini dibangun menggunakan algoritma pencarian string dengan metode Brute Force yang diperkaya, serta menggunakan bahasa pemrograman PHP. 2. Sistem ini membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna secara mudah, murah, cepat, dan tepat. Dengan demikian masalah pemilihan metode kontrasepsi dapat diselesaikan dengan mudah, biaya yang murah, dan waktu yang relatif singkat serta memberikan rekomendasi yang tepat.
6.2. Saran Setelah melakukan evaluasi terhadap sistem secara keseluruhan, penulis berharap skripsi ini dapat dikembangkan lebih lanjut berkaitan dengan keterbatasan
yang ada
pada
sistem
ini.
Berikut
adalah
saran-saran
pengembangan yang dapat penulis berikan : 1. Sistem yang telah dibangun masih bersifat statis. Maka sistem dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi sistem yang dinamis, sehingga mendukung proses update metode kontrasepsi maupun aturan. 2. Sistem dapat dikembangkan dengan penambahan fasilitas cetak yang berguna untuk dokumentasi pengguna.
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Mohammad & Fuadina, Ipam & Pramadesa, Jaya. Algoritma Pencarian String dengan Menggunakan Metode Brute Force yang Diperkaya. Makalah Seminar Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung http://www.informatika.org/~rinaldi/Stmik/Makalah/MakalahStmik36.pdf
(Diakses 30 September 2010) Azhari & Wardoyo, Retantyo. Rancangan Model Manajemen Pengetahuan untuk Mendukung Proses Pembentukan Tim Proyek Teknologi Informasi. Makalah Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005). Yogyakarta: 18 Juni 2005 BKKBN. Cukilan Data Program Keluarga Berencana Nasional: Telaah program KB Nasional Semester I Tahun 2009. Jakarta: BKKBN, 2009 Kusrini & Hartati, S. Penggunaan Penalaran Berbasis Kasus untuk Membangun Basis Pengetahuan dalam Sistem Diagnosis Penyakit. Makalah Seminar. Yogyakarta http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/full_paper_sriti_kusrini.pdf (Diakses
5 Mei 2010) Munir, Rinaldi. Algoritma Brute Force. Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik. 2003 Saifuddin, A.B. & Affandi, B. & Lu, E.R. (Ed.). Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.
Jakarta:
POGI-BKKBN-DEPKES-JHPIEGO,
YBSP, 2003 Turban, Efraim. Decision Support and Expert Sistems: Management Support Sistems,
Fourth
Edition,
Prentice-Hall,Inc.,
171
United
State,
1995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Utami, Ema & Raharjo, Suwanto. Struktur Data Menggunakan C di GNU/Linux. Andi Offset Yogyakarta, 2004 , BKKBN Gencarkan lagi Program KB Mandiri http://prov.bkkbn.go.id/gemapria/index.php, (Diakses tanggal 10 Februari 2010)
, Rekayasa Perangkat Lunak http://www.scribd.com/doc/12848733/Modul-Rekayasa-Perangkat-Lunak-Jilid1