e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
1
NASKAH PUBLIKASI STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR
Program Studi Agribisnis
Oleh : Bayu Purnomo Aji H 0808173
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
2
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku Tim Pembimbing Skripsi mahasiswa program Sarjana: Nama
: Bayu Purnomo Aji
NIM
: H0808173
Program Studi
: Agribisnis
Menyetujui naskah publikasi atau naskah penelitian Sarjana yang disusun oleh yang bersangkutan dan dipublikasikan (dengan/tanpa*) mencantumkan nama Tim Pembimbing sebagai Co-Author.
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Dr. Ir. Suwarto, M.Si NIP. 19561119 198303 1 002
Arip Wijianto, SP, M.Si NIP. 19771226 200501 1 002
*) coret yang tidak perlu
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
3
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Bayu Purnomo Aji1, Suwarto2, Arip Wijianto2 ABSTRAK Potensi yang dimiliki pada usaha agroindustri sohun mempunyai peranan dan manfaat bagi masyarakat agroindustri, akan tetapi potensi yang sangat besar tersebut belum mampu sepenuhnya diwujudkan secara optimal. Sehingga penelitian strategi pengembangan ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan pengusaha keripik pisang, mengetahui faktor internal dan eksternal, mengetahui alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangkan agroindustri keripik pisang, mengetahui prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan agroindustri keripik pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar berdasarkan pertimbangan karena merupakan wilayah yang terdapat sentra agroindustri keripik pisang. Pengambilan responden pengusaha untuk analisis usaha dilakukan secara sensus, responden identifikasi faktor- faktor strategis secara sengaja (purposive) dan kedalaman informasi melalui teknik snowball sampling. Responden penentuan bobot dan nilai daya tarik secara sengaja (purposive). Metode analisis data adalah (1) analisis usaha (2) analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal (3) matrik SWOT untuk merumuskan altenatif strategi (4) QSPM untuk menentukan prioritas strategi yang paling efektif diterapkan. Hasil penelitian diketahui bahwa biaya total rata-rata dalam satu kali produksi adalah Rp 3.254.932,00 dengan penerimaan rata-rata Rp 4.160.480,00 dan pendapatan rata-rata Rp 905.549,00. Hasil penelitian faktor-faktor internal menunjukkan bahwa bobot kekuatan lebih kuat dibandingkan kelemahan. Kekuatan yang terbesar yaitu kualitas keripik pisang yang baik sedangkan kelemahan terbesar yaitu promosi masih kurang. Kemudian faktor-faktor eksternal menunjukkan bahwa bobot peluang lebih kuat dibandingkan dengan ancaman. Peluang yang terbesar yaitu cuaca tidak mempengaruhi produksi sedangkan ancaman yang terbesar yaitu kurangnya peran pemerintah. Alternatif strategi yang dihasilkan antara lain mempertahankan kualitas produksi dan pengembangan pasar, memanfaatkan teknologi untuk efisiensi produksi, diversifikasi produk untuk memenuhi pangsa pasar. Prioritas strategi yang paling efektif untuk diterapkan adalah mempertahankan kualitas produksi dan pengembangan pasar dengan nilai TAS sebesar (5.851). Kata Kunci: Strategi, Agroindustri, Keripik pisang
1 2
Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta Dosen Pembimbing, Staf Pengajar Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
4
THE STRATEGY OF BANANA CHIPS AGROINDUSTRY DEVELOPMENT IN TAWANGMANGU, KARANGANYAR Bayu Purnomo Aji1, Suwarto2, Arip Wijianto2 ABSTRACT The potention which is owned by the agroindustry of vermicelli have an important roles and advantages for agroindustrial society. However, this potention have not been fully optimalized. So that research is the development strategy needs to be done. The objectives of this research were to find out cost, revenue and income entrepreneurs banana chips, find out the internal and external factors, find out alternative strategies that can be applied in developing agro banana chips, know the priority strategies that can be applied in developing agroindustry banana chips in Tawangmangu, Karanganyar. Locations were selected intentionally (purposive) in Tawangmangu Karanganyar district under consideration because it is a center for agro regions contained banana chips. Taking respondent entrepreneurs to business analysis conducted census, respondents identify strategic factors (purposive) and depth of information through snowball sampling technique. Respondents determination of the weight and value appeal intentionally (purposive). Methods of data analysis are (1) the analysis of the business (2) SWOT analysis to identify internal and external factors (3) SWOT matrix to formulate alternative strategies (4) QSPM to determine the most effective strategy priorities are applied. The results show that the average total cost in a single production revenue is Rp 3,254,932.00 with an average of Rp 4,160,480.00 and the average income of Rp 905,549.00. The results of internal factors indicate that the weight force stronger than weakness. Greatest strengths is the good quality banana chips while the biggest drawback is the lack of promotion. Then the external factors indicate that the weight of a stronger chance than the threat. The greatest opportunity that the weather did not affect the production, while the biggest threat is the lack of government's role. Alternative strategies include maintaining the quality of the resulting production and market development, leveraging technology to production efficiency, diversification of products to meet market share. Priority most effective strategy for implementation is to maintain the quality of the production and development of the market value of TAS (5851).
Keywords: Strategy, Agroindustry, banana chips
1 2
Student of Agribusiness Department, Agricultural Faculty, Sebelas Maret University Supervisor, Lecturer of Agribusiness Department, Agricultural Faculty, Sebelas Maret University
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
I.
5
PENDAHULUAN
Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia masih memiliki banyak peluang dan mempunyai prospek yang cerah serta belum digali. Meskipun pada masa sekarang sektor industri lebih diutamakan, perkembangan sektor pertanian tidak lepas sebagai pendukung yang kokoh. Perekonomian yang tangguh harus didukung oleh sektor pertanian yang kokoh, maka harus ada kerjasama antara bidang-bidang yang berkaitan. Salah satu sektor industri yang banyak yaitu yang bergerak di sektor industri
pengolahan
pangan
atau
sekarang
yang
lebih
dikenal
dengan
agroindustriMenurut Soekartawi (2001), agroindustri mampu meningkatkan pendapatan para pelaku agribisnis, mampu meningkatkan perolehan devisa, dan mampu mendorong munculnya industri yang lain. Produk agroindustri yang memiliki daya tarik akan bahan bakunya, proses produksinya, bentuk produknya dan permintaannya adalah agroindustri dengan bahan baku buah pisang. Ketersediaan tanaman pisang di Indonesia membuka peluang usaha yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia. Pisang mudah tumbuh dengan subur di sebagian besar wilayah. Berbagai jenis pisang tumbuh dan menjadi tanaman yang cukup mudah ditemui. Namun sayangnya pisang belum dianggap sebagai sumber usaha yang baik. Masyarakat Indonesia masih menganggap pisang hanya sebagai buah saja, tidak memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Olahan pisang masih sebatas olahan yang tradisional, dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sendiri (Anonima, 2010). Tawangmangu adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang memiliki berbagai industri pengolahan pangan skala rumah tangga maupun skala industri kecil. Keripik pisang merupakan produk yang banyak terdapat di Kecamatan Tawangmangu. Hai ini karena terdapat sentra agroindustri keripik pisang dan didukung oleh lahan yang potensial untuk budidaya tanaman pisang. Melihat potensi agroindustri keripik pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, maka perlu untuk mengoptimalkan lebih jauh lagi akan peranan dari agroindustri keripik pisang yang merupakan salah satu sektor yang harus terus dikembangkan. Akan tetapi, dalam pengembangan agroindustri banyak menghadapi kendala yang harus disikapi untuk tumbuh dan berkembang karena adanya faktorVolume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
6
faktor yang menghambat usaha kecil. Oleh karena itu, strategi pengembangan agroindustri keripik pisang yang ditempuh harus disesuaikan dengan karakteristik dan permasalahan agroindustri yang bersangkutan. Strategi pengembangan akan berpengaruh dalam menjaga daya saing atau eksistensi usaha dan mengatasi masalah-masalah yang ada pada usaha agroindustri keripik pisang. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan pengusaha keripik pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. 2. Mengetahui
faktor
internal
dan
eksternal
yang
dapat
mempengaruhi
pengembangan agroindustri keripik pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. 3. Mengetahui alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangkan agroindustri keripik pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. 4. Mengetahui prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan agroindustri keripik pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
II.
7
LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Pisang Dalam ilmu tumbuhan, pisang dikenal dari bahasa Arab maus dan menurut Linneus termasuk keluarga Musaceae. Beberapa ahli menyebutkan, Linneus memberikan penghargaan kepada Antonius Musa (dokter pribadi kaisar Romawi Octaviani Agustinus yang menganjurkan untuk memakan pisang) dengan memberikan nama Musa pada tanaman pisang. Sebelum menggunakan nama banana sebagai nama sehari-hari, nama Musa digunakan untuk memberi nama buah pisang yang merah kecoklatan di lembah sungai Indus di India. Dalam
bahasa
Sansekerta,
musa
berarti
merah
kecoklatan
(Satuhu dan Ahmad, 1993). 2. Keripik Pisang Keripik pisang adalah produk makanan ringan dibuat dari irisan buah pisang dan digoreng, dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan. Tujuan pengolahan pisang menjadi keripik pisang adalah untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan/memperpanjang kemanfaatan buah pisang. Syarat mutu keripik pisang dapat mengacu SNI 01-4315-1996, Keripik Pisang. Keripik pisang-standar teknis ini berlaku untuk pembuatan Pisang menjadi keripik pisang. Prosedur opersional pengolahan keripik pisang terdiri dari beberapa kegiatan meliputi penyiapan bahan baku, penyiapan peralatan, kemasan, pengupasan, pengirisan, pencucian, perendaman,
penggorengan,
penirisan minyak, pemberian bumbu, pengemasan, pelabelan dan penyimpanan keripik pisang (Anonimb, 2010). 3. Agroindustri Menurut Kusnandar (2010), agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Dengan demikian agroindustri Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
8
sebagai pengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik produk akhir (Finish Product) maupun produk antara (Intermediate Product). Pengertian manajemen agroindustri adalah penerapan ilmu manajemen dalam agroindustri agar dapat dilakukan secara efisien. Fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan dan kepemimpinan (actuating), dan pengawasan atau pengendalian (controlling) yang harus dijalankan pada setiap tahapan kegiatan agroindustri. 4. Strategi Strategi adalah rencana yang mengintegrasikan tujuan utama organisasi, kebijakan, keputusan dan urutan tindakan menjadi suatu kesatuan yang kohesif. Hal ini dapat diterapkan di semua tingkat dalam sebuah organisasi dan berkaitan dengan salah satu bidang fungsional manajemen. Jadi mungkin ada produksi, keuangan, pemasaran, personalia dan strategi perusahaan, hanya untuk beberapa nama. Jika kita melihat secara khusus pemasaran maka mungkin ada harga, produk,
promosi,
distribusi,
riset
pemasaran,
penjualan,
periklanan,
merchandising, dll strategi. Strategi berkaitan dengan efektivitas daripada efisiensi dan adalah proses menganalisis lingkungan dan merancang kesesuaian antara organisasi, sumber daya dan tujuan dan lingkungan (Proctor,2000). 5. Perumusan Strategi Hunger & Wheelen (1996) menyatakan bahwa manajemen strategis adalah suatu kesatuan rangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Tercakup di dalamnya mengenali dan menganalisa lingkungan, memformulasi strategi, mengimplementasikan strategi dan melakukan evaluasi pengendalian berikutnya. Sedangkan Pearce & Robinson (2008), mendefinisikan manajemen strategis merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
9
Kerangka Berpikir AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG Analisis Usaha
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
-
Faktor Internal Kondisi Keuangan Sumber Daya Manusia Pemasaran Produksi/Operasional Manajemen
-
Faktor Eksternal Kondisi Perekonomian Sosial dan Budaya Kebijakan Pemerintah Teknologi Pesaing Pelanggan Pemasok Keadaan Alam (Cuaca)
Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman)
Matriks SWOT (Alternatif Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang)
Matriks QSP (Prioritas Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang)
Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Gambar 1. Kerangka Berpikir Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
III.
10
METODE PENELITIAN
Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah yang actual. Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dengan pertimbangan karena terdapat sentra agroindustri keripik pisang paling banyak di Kabupaten Karanganyar. keadaan agroklimatologis yang cocok untuk budidaya tanaman pisang. Teknik Penentuan Sampel 1. Penentuan Responden Untuk Analisis Usaha Penentuan Responden Untuk Analisis Usaha secara sensus, yaitu dengan unit agroindustri keripik pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah 18 unit. 2. Penentuan Responden Untuk Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Informan kunci lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu 10 pengusaha keripik pisang. 3. Penentuan Responden Untuk Penentuan Bobot dan Nilai Daya Tarik (Atractive Score/AS) Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling (sengaja) yaitu 5 orang perwakilan dari pengusaha keripik pisang 3 orang, 2 orang dari pedagang pengecer dan Disperindagkop. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang bersumber dari subyek, informan dan arsip atau dokumen. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara (interview) dan pencatatan.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
11
Teknik Analisis Data 1. Analisis Usaha Analisis usaha meliputi perhitungan rata-rata biaya total dalam satu kali produksi, penerimaan satu kali produksi dan pendapatan satu kali produksi. 2.
Analisis Faktor Ekternal dan Faktor Internal Analisis faktor eksternal dan faktor internal menggunakan analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kunci dan faktor-faktor internal kunci.
3. Alternatif Strategi Perumuskan alternatif strategi pengembangan agroindustri keripik pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar digunakan analisis Matriks SWOT. 4. Prioritas Strategi Penentukan dan pemilih prioritas strategi yang paling efektif dalam pengembangan
agroindustri
agroindustri
keripik
pisang
di
Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar digunakan analisis Matriks QSP.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
IV.
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keragaan Agroindustri Keripik Pisang. Tabel 1. Biaya Total Rata-rata Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Selama Satu Kali Produksi. No. 1. 2.
Biaya rata-rata (Rp)
Uraian Biaya Tetap a. Penyusutan alat Biaya Variabel a. Bahan baku b. Minyak goreng c. Bahan bakar d. Tenaga kerja e. Transportasi f. Bumbu g. Plastik kemasan Biaya Total
Presentase (%)
171.037,00
5,25
2.199.111,00 406.500,00 157.222,00 135.833,00 80.556,00 68.561,00 36.111,00 3.254.932,00
67,56 12,49 4,83 4,17 2,47 2,10 1,11 100,00
Sumber : Analisis data primer Tabel 2. Produksi dan Penerimaan Rata-rata Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Selama Satu Kali Produksi. No. 1. 2.
Uraian Produksi (kg) Harga 1 kg (Rp) Penerimaan (Rp)
Rata-rata 198,12 21.000,00 4.160.480,00
Sumber : Analisis data primer Tabel 3. Pendapatan Rata-rata Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Selama Satu Kali Produksi. No. 1. 2.
Uraian Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Pendapatan
Rata-rata 4.160.480,00 3.254.932,00 905.549,00
Sumber : Analisis data primer Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Tabel 4. Identifikasi Kelemahan dan Kekuatan dalam Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. FAKTOR INTERNAL Kondisi Keuangan SDM Produksi
KELEMAHAN
KEKUATAN
• Permodalan terbatas • Kualitas SDM yang masih kurang
• Tersedianya cukup jumlah tenaga kerja
• Pengemasan produk masih sederhana • Inovasi rasa produk lemah
• Produksi mudah dilakukan dan resiko kecil • Produk keripik pisang yang tahan lama
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pemasaran
• Promosi masih kurang
Manajemen
• Manajemen keuangan yang kurang
13
• Kualitas keripik pisang yang baik • Harga produk yang terjangkau -
Sumber : Analisis data Primer Tabel 5. Identifikasi Acaman dan Peluang dalam Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. FAKTOR EKSTERNAL Pesaing Pemasok Pelanggan
ANCAMAN • Adanya pesaing dari daerah lain • Fluktuasi harga bahan baku • Suplai bahan baku tidak kontinyu -
Keadaan Alam Kebijakan • Kurangnya peran dari pemerintah Pemerintah Kondisi Ekonomi • Kenaikan harga sarana produksi Sosial Budaya Teknologi
PELUANG • Memiliki hubungan yang baik dengan sesama pengusaha dan konsumen • Pangsa pasar yang masih luas • Permintaan semakin meningkat • Cuaca tidak mempengaruhi produksi -
• Kondisi lingkungan yang aman • Perkembangan kemajuan teknologi
Sumber : Analisis Data Primer
Alternatif Strategi Tabel 6. Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Strenght (S) 5 Kekuatan
Weakness (W) 6 Kelemahan
Opportunities Strategi S-O Strategi W-O 1) Mempertahankan kualitas produksi 1) Optimalisasi kualitas SDM dengan (O) dan pengembangan pasar 6 Peluang lingkungan yang aman (S1,S3,S4,S5,O1,O2,O3,O5) (W1,W2,O1,O3,O4) 2) Memanfaatkan teknologi untuk 2) Diversifikasi produk untuk memenuhi efisiensi produksi pangsa pasar. (S1,S2,S3,S5,O2,O3,O5,O6) (W3,W4,W5,W6,O2,O3) Threats (T) Strategi S-T Strategi W-T 5 Ancaman 1) Pengelolaan tenaga kerja dan 1) Penganekaragaman pengemasan untuk ketersediaan bahan baku memaksimalkan produksi (S1,S3,S4,S5,T2,T3,T4,T5) (W1,W2,W4,W5,T1,T4) 2) Keseragaman harga jual dengan 2) Menjalin kerja sama dengan pihak peran serta pengawasan pemerintah. terkait dalam menyikapi permodalan (S1,S2,S4,S5,O1,O2,O4,O5) (W1,W6,T4,T5)
Sumber : Analisis Data primer
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
14
Prioritas Strategi Tabel 7. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Alternatif Strategi Faktor-Faktor Strategis
I
Bobot AS
II TAS
AS
III
TAS
AS
TAS
FAKTOR INTERNAL 1. Kualitas keripik pisang yang baik
0,117
4
0,444
3
0,374
4
0,421
2. Produksi mudah dilakukan dan resiko kecil
0,110
4
0,397
4
0,397
2
0,265
3. Tersedianya cukup jumlah tenaga kerja
0,104
2
0,229
3
0,353
2
0,187
4. Harga produk yang terjangkau
0,110
4
0,397
4
0,397
3
0,309
5. Produk keripik pisang yang tahan lama
0,084
2
0,203
4
0,304
3
0,287
6. Permodalan terbatas
0,078
3
0,265
3
0,203
3
0,203
7. Kualitas SDM yang masih kurang
0,084
3
0,270
4
0,304
3
0,219
8. Inovasi rasa produk lemah
0,071
2
0,114
1
0,100
4
0,271
9. Pengemasan produk masih sederhana
0,071
1
0,100
2
0,114
4
0,257
10. Promosi masih kurang
0,091
2
0,164
2
0,145
4
0,327
11. Manajemen keuangan kurang
0,078
3
0,203
2
0,187
4
0,281
Total Bobot
1.000
FAKTOR EKSTERNAL 1. Memiliki hubungan yang baik dengan sesama pengusaha dan konsumen
0,096
4
0,344
3
0,306
4
0,344
2. Pangsa pasar yang luas
0,076
4
0,275
4
0,290
2
0,183
3. Kondisi lingkungan yang aman
0,070
2
0,126
2
0,168
2
0,126
4. Cuaca tidak mempengaruhi produksi
0,108
3
0,282
2
0,260
2
0,195
5. Permintaan semakin meningkat
0,102
3
0,326
2
0,245
3
0,306
6. Perkembangan kemajuan teknologi
0,089
3
0,303
4
0,339
3
0,232
7. Adanya pesaing dari daerah lain
0,089
4
0,321
3
0,250
3
0,250
8. Fluktuasi harga bahan baku 9. Suplai bahan baku tidak kontinyu
0,083 0,102
3 3
0,215 0,346
2 2
0,149 0,224
2 2
0,199 0,245
10. Kurangnya peran dari Pemerintah
0,108
2
0,238
3
0,303
3
0,282
11. Kenaikan harga sarana produksi Total Bobot
0,076
3
0,245
3
0,214
3
0,229
1.000
Jumlah Total Nilai Daya Tarik
5,851
5.770
5.617
Sumber : Analisis Data Primer Prioritas Strategi yang dipilih untuk diterapkan pada agroindustri keripik pisang di
Kecamatan
Tawangmangu
Kabupaten
Karanganyar berdasarkan
perhitungan pada matrik QSP adalah pada strtategi 1 yaitu mempertahankan kualitas dan penegembangan pasar dengan nilai daya tarik sebesar (5.851).
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
V.
15
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Biaya total rata-rata yang dikeluarkan
selama satu kali produksi adalah Rp
3.254.932,00. Penerimaan rata-rata yang diperoleh Rp 4.160.480,00 dan pendapatan sebesar Rp 905.549,00. 2. Faktor-faktor internal dan eksternal. Kekuatan meliputi tersedianya cukup jumlah tenaga kerja, produksi mudah dilakukan dan resiko kecil, produk keripik pisang yang tahan lama, kualitas keripik pisang yang baik dan harga produk yang terjangkau. Sedangkan kelemahan : permodalan terbatas, kualitas SDM yang masih kurang, pengemasan produk masih sederhana, inovasi rasa produk lemah, promosi masih kurang dan manajemen keuangan yang kurang. peluang : memiliki hubungan yang baik dengan sesama pengusaha dan konsumen, pangsa pasar yang masih luas, permintaan semakin meningkat, cuaca tidak mempengaruhi produksi, kondisi lingkungan yang aman dan perkembangan kemajuan teknologi. Ancaman: adanya pesaing dari daerah lain, fluktuasi harga bahan baku, suplai bahan baku tidak kontinyu, kurangnya peran dari pemerintah dan kenaikan harga sarana produksi. 3. Alternatif Strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan agroindustri keripik pisang antara lain: mempertahankan kualitas produksi dan pengembangan pasar, memanfaatkan teknologi untuk efisiensi produksi, diversifikasi produk untuk memenuhi pangsa pasar. 4. Prioritas strategi pengembangan agroindustri keripik pisang berdasarkan analisis
Matriks QSP adalah strategi I dengan jumlah total nilai daya tarik 5.851 yaitu mempertahankan kualitas produksi dan pengembangan pasar.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
16
Saran 1. Penentuan standart kualitas produk keripik pisang dan bahan baku agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Produk memiliki daya saing dan menjadi sumber penghasilan utama karena usaha ini mempunyai prospek yang baik. 2. Sebaiknya pengembangan pasar dilakukan dengan meningkatkan promosi dan dengan
membuka pangsa pasar baru untuk mendapatkan pelanggan baru,
terutama pelanggan di luar kota. 3. Ketersediaan suplai bahan baku pisang tanduk sebaiknya lebih terjamin, melalui koordinasi dengan pihak terkait, antara lain petani pisang, pemasok, pemerintah dan pengusaha sendiri. Hal tersebut untuk meminimalisir terjadinya fluktuasi harga bahan baku pisang tanduk. Selain dari Kecamatan Tawangmangu bahan baku diperoleh dari daerah agar permintaan produk keripik pisang dapat tetap terpenuhi. Selain itu petani agar lebih mengintensifkan dalam budidaya tanaman pisang tanduk terutama di Kecamatan Tawangmangu.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
17
DAFTAR PUSTAKA Anonima.2010.Peluang Usaha Membuat Keripik Pisang. http://binaukm. Com / 2010/04/peluang-usaha-membuat-keripik-pisang/. Diakses tanggal 5 Desember 2011 pukul 21.00 WIB. ______b. 2010. Kripik Pisang. http://petanitangguh.blogspot.com/2010/03/kripikpisang.html. Diakses tanggal 19 Januari 2012 pukul 21.00 WIB. Hunger & Wheelen. 1996. Strategic Management;Fifth Edition. Addison-Wesley Publishing Company. United States America. Kusnandar, T. Mardikanto dan A. Wibowo, 2010. Manajemen Agroindustri, Kajian Teori dan Model Kelembagaan Agroindustri Skala Kecil Pedesaan. Cetakan 1. Surakarta. UNS Press. Pearce, A. J. and Robinson B. R. 2008. Manajemen Strategis Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. Proctor, T.2000.Strategic Marketing An Introduction.Routledge.New York Satuhu, S dan Ahmad, S.1993.Pisang Budidaya, Pengolahan, dan Prospek Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta. Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012