BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Penulis telah melakukan penelitian dan menganalisa 4 surat kabar yang menjadi objek penelitian yaitu Kompas, Warta Kota, Berita Kota dan Poskota. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi terhadap subjektivitas media melalui nada pemberitaan beritanya mengenai Cagub dan Cawagub Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta 2012. Berdasarkan dari Teori Konstruksi Sosial yang dicetuskan oleh Peter Berger dan Thomas Luckmann, penelitan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana subjektivitas media yang merupakan konsep dari teori tersebut. Subjektivitas dari media itu bisa dilihat dari nada pemberitaannya dari berita-berita yang menyangkut Kedua pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Putaran Kedua DKI Jakarta 2012 tersebut karena hal itu merupakan salah satu faktor konstruksi realitas yang dilakukan oleh media.
V.1. Hasil Penelitian Dari hasil uji reliabilitas dan validitas dengan dua coder yang telah disebutkan di bab 4, demikian hasil yang didapat penulis:
2M / (N1+N2) = 2(17) / (20+20) = 34 / 40 = 0.85 = 85%
M
= jumlah persetujuan atau coding yang sama
N1
= jumlah coding yang dibuat coder 1
90
N2
= jumlah coding yang dibuat coder 2
Dari hasil Holsti tersebut, dapat disimpulkan bahwa coding sheet yang digunakan untuk penelitian ini adalah reliabel karena bernilai 85%. Nilai standar reliabilitas menurut rumus Holsti ini adalah 70% dan hasil uji alat melebihi standar 70% tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis isi di 4 surat kabar yang beredar di Jakarta yang mempunyai tingkat pembaca tertinggi di Jakarta yaitu Kompas, Berita Kota, Warta Kota dan Poskota. Dari keempat koran tersebut, edisi yang diambil adalah dari bulan Agustus sampai dengan September dimana periode tersebut merupakan ajang Pilkada DKI Jakarta khususnya putaran kedua yang merupakan suatu momentum yang penting untuk Jakarta. Sampel Penelitian dihitung dengan Coding Sheet. Dari hasil penelitian, Penulis menemukan beritaberita yang menyangkut kandidat Cagub dan Cawagub Putaran Kedua DKI Jakarta yaitu pasangan nomor urut 1 Fauzi Bowo (Foke) - Nachrowi Ramli (Nara) dan pasangan nomor urut 3 Joko Widodo (Jokowi) – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Demikian hasil beritanya:
Tabel 5.1 Jumlah Berita Mengenai Pasangan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok
Nama Koran
Agustus
September
Jumlah
Berita Kota
49
93
142
Warta Kota
24
62
86
91
Kompas
24
63
87
Poskota
77
121
198
Sumber: Olahan Penulis 2012
Total dari keseluruhan berita berjumlah 513 artikel. Seluruh isi berita tersebut berkaitan dengan Jokowi-Ahok serta Foke-Nara dan tidak hanya mengenai berita mereka yang berkaitan dengan Pilkada DKI saja melainkan peristiwa-peristiwa lainnya yang bersangkutan. Bisa diambil contoh seperti berita mengenai Fauzi Bowo yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang membicarakan tentang proyek MRT dan juga sekaligus berita mengenai beliau yang menjadi kandidat Incumbent dalam pemilihan Gubernur DKI selanjutnya. Sama halnya seperti berita Jokowi yang menyangkut dirinya dan prestasinya saat beliau menjabat sebagai Walikota di Solo hingga sekarang yang sedang bersaing dengan Fauzi Bowo. Masing-masing dari berita diambil mengikuti sumber berita yang telah ditulis di bab 4 yaitu seluruh berita yang ada yaitu artikel berita itu sendiri dan juga berita opini. Dari keseluruhan jumlah data berita yang diambil, dari keempat koran memiliki persamaan yaitu kuantitas berita di bulan September lebih banyak dibandingkan kuantitas berita di bulan Agustus. Bertepatan bulan September yang adalah bulan dimana ajang Pilkada DKI Jakarta 2012 Putaran Kedua diadakan. Pada bulan Agustus, berita-berita yang menyangkut dari kedua pasangan kandidat menyangkut berbagai macam isu-isu yang beredar di Jakarta seperti isu SARA dan juga berbagai berita dukungan-dukungan. Pada contohnya
92
yaitu seperti pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang didukung oleh para partai politik besar dan partai yang membela Jokowi hanyalah partai pengusung mereka yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat, Penulis tidak mengkomparasikan/membandingkan hasil data yang didapat dari keempat koran yang menjadi sumber data melainkan melihat nada beritanya dari koran-koran utama yang terbit di Jakarta tersebut, khususnya yang memiliki pembaca tertinggi berdasarkan Indonesia Media Guide (Nielsen, 2009). Secara spesifik, hasil berita dari keempat koran akan ditulis secara berurut.
V.1.1. Berita Kota Agustus-September 2012 Berikut ini adalah Coding sheet dari surat kabar Berita Kota yang telah didapat melalui hasil analisis dari Penulis:
Tabel 5.2 Lembar Koding Berita Kota BERITA KOTA
Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur
No.
Tanggal
Judul Berita
JokowiAhok
Foke-Nara
1
01/08/12
MENDAGRI: 2014, Tidak Ada Pemilukada
3
3
2
01/08/12
Foke Tidak Merasa Dibohongi Hasil Survey
3
3
3
02/08/12
Transportasi Kota Solo Masih Buruk
2
4
02/08/12
Ahok ke Solo Tagih Janji Jokowi
1
5
03/08/12
Foke dan Jokowi Harus Bertemu Satu Meja
6
04/08/12
Tidak Keberatan Ceramah Rhoma
1
1
7
05/08/12
Jokowi dan Fauzi Salaman di RSCM
1
1
2
93
Golkar DKI Dukung Fauzi, Jokowi Sowan ke PKS
8
06/08/12
3
3
9
06/08/12
10
06/08/12
11
07/08/12
12
07/08/12
13
07/08/12
PKB Kritik Gaya Foke Dalam Berkampanye JK Yang Minta Jokowi Maju Cagub DKI Jakarta Datangi Panwaslu DKI, Rhoma Irama Menangis Hak Politik Parpol Dukung Pasangan Tertentu DPP Golkar Beri Kebebasan Anggotanya Memilih Cagub DKI
14
08/08/12
Ibunya Dihantam SARA, Jokowi Marah
15
08/08/12
Foke-Nara Jangan Mau Dikadalin Golkar
2
16
09/08/12
Foke: Tak Ada Ruang Bagi Isu SARA
1
17
09/08/12
18
09/08/12
19
10/08/12
Bisa Stres Jika Ditekan Terus Dukungan PKS Terhadap Cagub Ditentukan Pasca Lebaran Fauzi: Pengelola Parkir Tak Harus Ganti Kendaraan Yang Hilang
20
10/08/12
PDI Perjuangan Bakal Panwaslu-kan Foke
21
11/08/12
Jokowi Khawatir Dikeroyok Partai Besar
3
3
22
12/08/12
2
1
23
12/08/12
PKS Pilih Fauzi Keroyok Jokowi Jokowi Desak Panwaslu Usut Video “Lo Nyolok Siapa”
24
13/08/12
Jokowi Lebay, Seolah-olah Teraniaya
2
25
13/08/12
SAJ dan Pensiunan PNS Pro Jokowi
1
26
13/08/12
3
3
27
13/08/12
Foke Ketemu Jokowi di Senayan City NU Tak Persoalkan Non-Muslim Pimpin DKI
3
3
28
14/08/12
PKS Konsisten Dengan Inkonsistensiny
29
14/08/12
Foke Optimis Pimpin Kembali DKI
1
1
30
15/08/12
Orang Jakarta Takut Ada Gubernur Syariah
3
3
31
15/08/12
Kritik Terhadap PKS Hanya Pengalihan Isu
2
32
18/08/12
Koalisi Besar Bukan Suatu Jaminan
3
33
22/08/12
Golkar Dukung Penuh Foke-Nara
34
22/08/12
Predikat Wali Kota Terbaik Menyesatkan
2
35
23/08/12
Kampanye Negatif Rusak Pemilukada DKI
2
36
24/08/12
3
3
37
24/08/12
Kader Harus Lakukan Pendekatan Tak Ada Kaitan Kebakaran Dengan Pemilukada
1
1
38
24/08/12
Ratusan PNS DKI Bolos Usai Cuti Lebaran
3
3
39
24/08/12
Geger Video SARA Pilgub DKI di YouTube
2
40
25/08/12
Jokowi Bantah Pasang Spanduk
1
41
26/08/12
Foke Minta Pendatang Baru Tidak Bikin
3
2 1 3
3
3
3
3
3
1
2
3
3
1
2
3
3 2
2
2
3 1
3
94
Ulah 42
26/08/12
Jokowi: Gajah Banyak, Semut Lebih Banyak
1
43
27/08/12
3
3
44
30/08/12
3
3
45
30/08/12
Pusat Kurang Memperhatikan DKI Nunung Mengundang Jokowi ke Pernikahannya Kubu Fauzi Bowo Laporkan Iklan TV Jokowi ke Panwaslu
46
30/08/12
2
47
31/08/12
48
31/08/12
Bantah Dapat Mahar Dari Foke Joko Widodo Dilaporkan ke KPK, Timses Terganggu Dana Kampanye Putaran II Tidak Wajib Dilaporkan
3
3
49
31/08/12
Jakarta Bakal Punya Tanggul Laut
3
3
50
01/09/12
KPK Tak Bisa Usut Laporan Korupsi Jokowi
2
51
01/09/12
Teror Solo Tak Terkait Pilgub DKI
3
3
52
01/09/12
2
1
53
02/09/12
Ahok dan Nachrowi Penentu Kemenangan Prabowo-Mega Tampil Bareng Kantata Takwa
3
3
54
03/09/12
1
55
04/09/12
56
04/09/12
Jokowi Terganggu Teror Solo Kepala BIN: SARA Tetap Hantui Warga Sampai 20 September Warga DKI Harus Fair Menilai Kondisi Jakarta
57
04/09/12
Jokowi Bakal Diadang DPRD
3
58
05/09/12
Sidang MK, Putaran 2 Dinilai Tidak Logis
59
05/09/12
Cegah Politik Uang Bawaslu Gandeng KPK
60
05/09/12
Kartu Jaminan Kesehatan Untuk Pensiunan
61
06/09/12
2 Kubu Calon Saling Gugat Kampanye Dini
3
3
62
06/09/12
Kampanye SARA Bakal Jadi Bumerang
3
3
63
06/09/12
Jokowi Sebut Misbakhun Gerilyawan
3
3
64
06/09/12
Capres Dompleng Pemilukada DKI
1
2
65
07/09/12
Pemilih Cerdas Tak Tergiring Isu
2
1
66
07/09/12
KPU dan Panwaslu DKI Diganti Robot Saja
67
07/09/12
Dukungan Parpol Kepada Cagub Minim
68
08/09/12
Fauzi Cuti, Prijanto Jadi Penguasa Tiga Hari
2
69
08/09/12
Kita Harus Berbuat Adil Kepada Siapa Saja
1
70
09/09/12
1
71
10/09/12
Iklan Jokowi, Prabowo Minta Maaf Kampanye Putaran II Tanpa Pengerahan Massa
3
3
72
10/09/12
HMI: Relawan Cagub Jangan Ganggu Ulama
2
1
73
11/09/12
Banyak Kebakaran, Jokowi Takut Kalah
3
3
74
11/09/12
Dukung-mendukung Cagub Masih Berlanjut
1
1
75
11/09/12
Bersih Itu Tidak Hanya Ditentukan Dengan
1
2
2
1 1 3 1 1
2 1
2 1 2
95
Laporan 76
12/09/12
1
12/09/12
Tim Jokowi-Ahok Minta Maaf ke Fauzi Yang Punya Kelapa Gading Menyembahnyembah
77 78
12/09/12
Optimis Jokowi-Ahok Menang
1
79
13/09/12
Melanggar, Prabowo Diancam Bui 3 Bulan
3
80
13/09/12
Dua Kubu Saling Melapor ke Panwaslu
2
81
13/09/12
2
1
82
14/09/12
Game Foke Tidak Terkait Pemilukada Deklarasi Damai, Fauzi Kecewa Jokowi Absen
2
1
83
14/09/12
Jokowi Bisa Menang Tipis
1
2
84
14/09/12
MK Putuskan Pemilukada DKI Dua Putaran
3
3
85
15/09/12
1
86
15/09/12
87
15/09/12
88
16/09/12
89
17/09/12
Ahok Diadang Saat Kampanye Fauzi Fokus Kemacetan, Jokowi Rombak Anggaran Faisal-Biem Bantah Dukung Salah Satu Calon Foke Tetap Pede dan Yakin Menang di Hari “H” Fauzi Disukai Ibu-Ibu, Jokowi Disukai Pria Muda
90
17/09/12
91
1 3
3
3
3
3
1
1
1
1
Mengail Rezeki Selama Pemilukada
3
3
17/09/12
Nachrowi Puji Hartati Murdaya
3
3
92
17/09/12
93
17/09/12
Pendidikan Gratis Sampai SMA Panwaslu Terima 14 Laporan Kampanye Putaran Kedua
3
3
94
18/09/12
Calon Diduga Langgar Dana Kampanye
2
2
95
18/09/12
Gerakan Revolusi Cerdas DKI
3
3
96
18/09/12
Jokowi Sesuai Kemauan Rakyat
1
97
18/09/12
3
98
18/09/12
Pemilih Mengambang Penentu Kemenangan Mustahil Bangun Rumah di Bantaran Ciliwung
99
18/09/12
Pakai Baju Kotak-kotak Dianggap Kampanye
3
3
100
19/09/12
Berebut Suara Mengambang
3
3
101
19/09/12
Gerindra DKPP-kan Ketua Panwaslu DKI
3
3
102
19/09/12
3
3
103
19/09/12
Kipp: Rawan Kecurangan Koperasi Warteg Jaya Sesalkan Ucapan Ahok
104
20/09/12
Kalah Jangan Rusuh!
3
3
105
20/09/12
Harus Gunakan Hak Pilih
3
3
106
20/09/12
Tidak Pengaruhi Hasil Pemilukada
1
107
21/09/12
Anak Desa Akhirnya Taklukkan Jakarta
1
108
21/09/12
Air Mata di Posko Foke
1
3
2
2
1 1
96
109
21/09/12
1
21/09/12
Jokowi Dihadiahi Innova B 1 JKW Jokowi-Ahok Juga Unggul Di Kampung Janis, Pekojan, Tambora
110
3
3
111
21/09/12
Quick Count Hapus Potensi Kecurangan
3
3
112
21/09/12
Dukungan Parpol Tidak Maksimal
3
3
113
21/09/12
2
114
21/09/12
PD: Tidak Ada Penjegalan Pelantikan Jokowi Pemilihan Gubernur Sebaiknya Diserahkan DPRD
115
22/09/12
Jokowi Tolak Pakai Pengawal
1
116
22/09/12
Foke Kosongkan Rumah Dinas
1
117
22/09/12
1
118
22/09/12
SBY Telepon Jokowi, Foke Siap Bantu Prabowo Dituding Dompleng Popularitas Jokowi
119
22/09/12
120
22/09/12
121
23/09/12
122
23/09/12
123
23/09/12
124
24/09/12
125
24/09/12
126
3
3
3
3
Foke Gagal Karena Partai Koalisi Bodoh Pencalonan Joko Widodo Berkat Jasa Banyak Orang Beringin di Depan Rumah Foke Patah, Timpa Mobil & Motor
2
1
Jokowi-Ahok Habiskan Rp 27 M Umur Baju Kotak-kotak Sampai 28 September DPRD Borong Mebel RP 3,7 M Untuk Sambut Gubernur Baru
1
1
24/09/12
Bawa Fenomena Jokowi Ke Jabar Siap-siap, 25 Pejabat Pemprov DKI Dirombak
127
24/09/12
Siapkan Pesaing Mega-Prabowo
3
128
24/09/12
Bahaya Jika Jadi Jongos di Hadapan Cukong
1
129
24/09/12
1
130
25/09/12
Jokowi Terharu Diperhatikan Warga Suami Mega: PDIP Kapok Koalisi ke Gerindra
3
3
131
25/09/12
Mendagri Siap Bantu Joko Widodo
3
3
132
26/09/12
1
133
26/09/12
Jokowi Tak Setuju, Mebel RP 3,7 M Batal Fauzi Bowo Berpamitan, Camat Tangisi Kenangan Tak Terlupakan
134
26/09/12
Jokowi-Ahok Siap Hadapi Gugatan
135
27/09/12
Foke: PNS Harus Ikuti Gaya Jokowi
136
27/09/12
Fauzi Bowo Pamitan Kepada Anggota DPRD
137
28/09/12
Dana Pelantikan Jokowi Menjadi Rp 499 Juta
3
138
28/09/12
1
139
29/09/12
140
29/09/12
Gugatan ke Jokowi Hanya Uji Coba Boyongan ke Jakarta, Jokowi Bawa Kaset Metal Kalah Selisih 7,65%, Foke Belum Pikir Gugat
1 3
3
1 3
3
1 3
1 1 1
1 1 3
3
3
3
3
97
141
29/09/12
142
30/09/12
Seleksi 2 Calon Kontraktor MRT KPU Tetapkan Jokowi-Ahok Gubernur DKI Terpilih
3
3
1
TOTAL BERITA: 142
(1) = 40
(1) = 31
JUMLAH
(2) = 23
(2) = 14
(3) = 56
(3) = 56
Sumber: Olahan Penulis 2012
Angka 1 itu menunjukkan orientasi berita atau nada pemberitaan cenderung positif terhadap Foke-Nara atau Jokowi-Ahok. Orientasi berita yang positif bisa dilihat dari adanya pujian, dukungan, memberitakan prestasi atau keberhasilan, menunjukkan kualitas atau atribut yang baik, penggambaran citra yang baik, pemberian label yang baik, menunjukkan ke-optimisan dan kepercayaan diri serta menunjukkan perkembangan yang baik (Eriyanto, 2006). Angka 2 menunjukkan orientasi berita atau nada pemberitaan cenderung negatif terhadap Foke-Nara atau Jokowi-Ahok. Orientasi berita yang negatif bisa dilihat dari adanya kritik, sindiran atau menghina, penolakan atau ketidaksetujuan, memberitakan kegagalan atau korupsi,
menunjukkan
penggambaran
citra
kualitas yang
atau
buruk,
atribut
yang
memojokkan
kurang atau
memuaskan, menyudutkan,
mendiskreditkan dan mengangkat konflik yang disebabkan orang tersebut (Eriyanto, 2006). Angka 3 menunjukkan orientasi berita atau nada pemberitaan cenderung netral terhadap Foke-Nara atau Jokowi-Ahok. Orientasi berita yang netral bisa dilihat dari absensi dari hal-hal positif dan negatif, tidak menunjukkan nada yang mendiskreditkan seseorang ataupun memuji dan tidak terdapat emosi yang diberikan pada objek di isi berita.
98
Dari keseluruhan berita yang didapat yaitu 142 artikel, analisis yang telah dibuat menunjukkan Berita Kota mempunyai nada positif terhadap pasangan Jokowi-Ahok sebanyak 40 berita dan nada positif terhadap pasangan Foke-Nara sebanyak 31 berita. Nada pemberitaan negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok berjumlah 23 berita dan terhadap pasangan Foke-Nara adalah 14 berita. Jumlah berita yang menyangkut kedua pasangan Cagub dan Cawagub namun tidak menunjukkan nada yang positif atau negatif (netral) berjumlah 56 berita secara keseluruhan.
V.1.1.1. Nada Berita Positif di Berita Kota Dari segi pemberitaan, pasangan Jokowi-Ahok lebih banyak diberitakan positif dibandingkan pasangan Foke-Nara. Perbandingan rasio adalah 40:31, berbeda 9 poin antara keduanya. Bisa dilihat pada tabel diatas, pada bulan Agustus, nada positif mengenai pasangan Jokowi-Ahok berjumlah 11 berita dan pasangan Foke-Nara adalah 7 berita. Perbandingannya adalah 11:7 dan hanya berbeda 4 poin. Namun, pada bulan September, nada positif mengenai pasangan Jokowi-Ahok berjumlah 29 berita dan pasangan Foke-Nara adalah 24 berita. Perbandingannya adalah 29:24 dan berbeda 5 poin. Karena pada bulan September merupakan hari pemilihan untuk pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur, beritaberita yang keluar rata-rata adalah mengenai persiapan Pilkada seperti pengawasan Panwaslu terhadap kecurangan yang bisa terjadi, figur dari masingmasing kandidat serta kampanye terakhir dari kedua pasangan.
99
Bertepatan pada tanggal 20 September yaitu hari pemilihannya itu sendiri dan setelah pemilihan telah dilakukan, hasil yang keluar adalah pasangan JokowiAhok keluar menjadi pemenang dalam perebutan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Dari tanggal 20 September dan sisanya sampai tanggal 30 September, terdapat 10 berita yang bernada positif mengenai pasangan JokowiAhok dan hanya 5 berita yang bernada positif mengenai pasangan Foke-Nara. Perbandingannya adalah 10:5 dan berbeda 5 poin dari antara keduanya. Secara keseluruhan, Berita Kota lebih banyak memberitakan pasangan Jokowi-Ahok secara positif dibandingkan pasangan Foke-Nara.
V.1.1.2. Nada Berita Negatif di Berita Kota Pada segi pemberitaan negatif di Berita Kota, pasangan Jokowi-Ahok juga lebih banyak diberitakan secara negatif daripada pasangan Foke-Nara. Jumlah nada negatif pada pasangan Jokowi-Ahok adalah 23 berita dan pada pasangan Foke-Nara adalah 14 berita. Perbandingan secara rasio antara keduanya adalah 23:14 dan berbeda 9 poin, sama dengan perbedaan perbandingan dari nada positif yang diberitakan. Pada bulan Agustus, jumlah nada negatif pada pasangan Jokowi-Ahok adalah sebanyak 10 berita dan pasangan Foke-Nara adalah sebanyak 8 berita. Perbandingan secara rasio adalah 10:8 dan berbeda 2 poin. Pada bulan September, berita yang mempunyai nada negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok menjadi 13 berita dan pasangan Foke-Nara adalah 6 berita. Perbandingan secara rasio adalah 13:6 dan berbeda 7 poin. Setelah hari pemilihan
100
yaitu tanggal 20 September 2012, pasangan Jokowi-Ahok menang dalam Pilkada dan pemberitaan negatif terhadap mereka hanya 2 berita dan tidak ada nada negatif terhadap pasangan Foke-Nara setelah hari pemilihan. Secara keseluruhan, Berita Kota juga lebih banyak memberitakan pasangan Jokowi-Ahok secara negatif dibandingkan pasangan Foke-Nara.
V.1.1.3. Nada berita Netral di Berita Kota Berita yang tidak menunjukkan adanya emosi subjektif ataupun suatu dukungan maupun kritikan terhadap pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan FokeNara berjumlah sebanyak 56 berita secara keseluruhan. Pada bulan Agustus, terdapat 20 berita netral yang tidak mengandung adanya subjektivitas nada positif ataupun negatif terhadap kedua pasangan. Pada bulan September, berita yang netral menjadi naik dalam kuantitas sehingga berjumlah 36 berita.
V.1.2. Warta Kota Agustus-September 2012 Berikut ini adalah Coding sheet dari surat kabar Warta Kota yang telah didapat melalui hasil analisis dari Penulis:
Tabel 5.3 Lembar Koding Warta Kota WARTA KOTA
Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur
No. Tanggal
Judul Berita
1
03/08/12
PPP Resmi Dukung Foke-Nara
2
05/08/12
Foke-Jokowi Salaman
Jokowi-Ahok
Foke-Nara 1
3
3
101
3
06/08/12
4
06/08/12
Pejabat DKI Dekati Jokowi Rabu, PKS Umumkan ke Foke atau Jokowi
1
1
3
3
5
06/08/12
Fauzi Resmikan Jembatan Muaraangke
1
6
06/08/12
Sekolah Gratis SD-SMA/SMK
1
7
07/08/12
Rhoma Datang ke Panwaslu DKI
8
08/08/12
Tim Foke-Nara Dipanggil Panwaslu
2
9
09/08/12
Biaya RS Ditanggung Pemprov DKI
1
10
10/08/12
Foke: Jangan Mudik Naik Sepeda Motor
3
3
11
10/08/12
Kader Golkar Bebas Memilih Cagub DKI
3
3
12
11/08/12
3
3
13
12/08/12
PKL Tidak Lagi Menggubris Perda DKI PKS Pilih Fauzi Bowo, Jokowi Pasrah Rakyat
14
13/08/12
15
3
3
1 1
14/08/12
Berlebaran di Kampung Halaman Rhoma Tidak Kapok Berdakwah, Didukung Habaib se-Jakarta
16
14/08/12
Istri Foke Undang Pedagang Jamu
1
17
18/08/12
Gubernur Tidak Gelar Open House
18
21/08/12
Foke Ajak Pengunjung Angkuti Sampah
1
19
22/08/12
1
20
23/08/12
21
24/08/12
Foke Silaturahmi ke Panti Jompo Gubernur Serahkan Kartu Jamkesdadi RSUD Koja Rudi Tanggapi Santai Tudingan Amien Rais Kepada Jokowi
22
27/08/12
23
1 3
3
1 2
31/08/12
Kembali ke Fitrah KPU Gelar Debat-Talkshow Cagub Jelang Putaran II
1 3
3
24
31/08/12
Butuh Dana Infrastruktur Rp 352 T
3
3
25
01/09/12
Jokowi Mendadak Pulang Ke Solo
3
3
26
03/09/12
Menjalin Silaturahmi Sangat Penting
27
03/09/12
1
28
03/09/12
29
05/09/12
30
06/09/12
Foke dan Jokowi Gelar Halal Bihalal Megawati: Jangan Kaitkan Jokowi Dengan Pilpres 2014 Ribuan Pensiunan Pemprov DKI Dapat Jaminan Kesehatan Gubernur DKI Resmikan Tiga Proyek di Kota Padang
3
3
31
07/09/12
Fauzi: Giatkan Siskamling
3
3
32
08/09/12
Pemprov DKI Angkat 1.117 PNS Baru
3
3
33
10/09/12
Layanan Kesehatan Bagi Warga Miskin
1
34
10/09/12
Warga Sumatera Dukung Foke-Nara
1
35
10/09/12
Warga Belum Tahu Putaran II
1 1
1 1
3
3
102
36
11/09/12
Foke-Jokowi Duduk Satu Meja
3
3
37
11/09/12
DPRD Solo Bisa Jadi Ganjalan
2
38
11/09/12
Perlu Figur Pengendali Politik
3
3
39
12/09/12
Kampanye Putaran II Harus Lapor Polisi
3
3
40
12/09/12
Foke dan Jokowi Resmi Ambil Cuti
3
3
41
12/09/12
Iklan APPSI Diputuskan Hari Ini
3
3
42
13/09/12
Panwaslu DKI: APPSI Melanggar
2
43
13/09/12
Birokrat Cocok Pimpin DKI
1
44
14/09/12
Perkara Iklan APPSI Ditangani Polisi
2
45
14/09/12
Pengamanan Cagub Ditambah
3
3
46
15/09/12
Fauzi dan Jokowi Debat Data PPATK
1
2
47
15/09/12
2
1
48
16/09/12
Jumpa Warga Awali Kampanye Fauzi Tepis Gusuran, Jokowi Disawer Warga
1
1
49
17/09/12
1
1
50
17/09/12
Foke-Jokowi Adu Strategi Orangtua Murid Lega Sekolah di DKI Gratis
51
17/09/12
Jangan Percaya Isu-isu Murahan
52
17/09/12
Dari Hajatan Hingga Flash Mob
1
1
53
18/09/12
Plus Minus Foke-Jokowi
1
1
54
18/09/12
3
3
55
18/09/12
Jangan Terjebak Pencitraan Akhirnya, Kotak-kotak dan Kumis Rapat Bersama
3
3
56
18/09/12
Debat di TV, Data Jokowi-Ahok Diprotes
2
57
19/09/12
Hak Pilih Korban Kebakaran Dijamin
3
3
58
20/09/12
Foke Pengajian, Jokowi Sungkem
1
1
59
20/09/12
Tayangan Quick Count Harus Tepat
3
3
60
21/09/12
Jokowi Janji 5 Tahun, Foke Beri Selamat
1
1
61
21/09/12
1
62
21/09/12
63
21/09/12
64
21/09/12
Tumbangnya Oligarki Partai Politik Besar Sosok Cagub-Cawagub Terpilih: Panggilan Jokowi Pemberian Bule Sosok Cagub-Cawagub Terpilih: Sapa Warga, Ahok Buka Kaca Mobil Ny Jokowi ke Rumah Dinas, Ny Basuki ke Rumah Baru
65
21/09/12
Suara Jokowi Unggul di Lapas dan Rutan
3
66
21/09/12
Fauzi Bowo Kunjungi Basis Jokowi
67
21/09/12
Pesta Demokrasi DKI Berjalan Kondusif
1
68
21/09/12
Sutan Bantah SBY Evaluasi Foke-Nara
3
1
1 1
1
1 1 3 1 3
103
69
22/09/12
Jokowi Minum Jamu, Foke Pindahan
1
70
22/09/12
Demokrat: Foke Layak Jadi Menhub
71
22/09/12
Ahok Sederhana di Mata Tetangga
1
72
22/09/12
Bamus Betawi Siap Bantu Jokowi
1
1
73
22/09/12
3
3
74
22/09/12
Atasi Segera Macet dan Banjir Menko Polhukam: Pilkada Jakarta Bisa Jadi Contoh
1
1
75
24/09/12
Terima Kasih Warga Jakarta
76
24/09/12
3
3
77
25/09/12
Pelantikan Gubernur DKI Mewah 7.084 Calhaj DKI Dapat Pelayanan Istimewa
3
3
78
25/09/12
Dana Konsumsi Paling Besar
3
3
79
25/09/12
Pleno KPU DKI 29 September
3
3
80
26/09/12
Proyek Pemprov DKI Tetap Dilanjutkan
3
3
81
26/09/12
82
26/09/12
Foke Pamitan, PNS Menangis Usulkan Nama Pejabat, Parpol Dinilai Arogan
3
3
83
27/09/12
Rapat Paripurna Terakhir Foke
3
3
84
27/09/12
Partisipasi Pemilih Meningkat
3
3
85
28/09/12
Dana Pelantikan Jokowi Dipangkas
3
3
86
29/09/12
Jokowi 53,82%, Foke 46,18%
3
3
TOTAL BERITA: 86
(1) = 20
(1) = 34
JUMLAH
(2) = 6
(2) = 2
(3) = 37
(3) = 37
1
1
1
Sumber: Olahan Penulis 2012
Jumlah berita yang telah didapat dari surat kabar Warta Kota edisi Agustus-September yaitu sebanyak 86 artikel. Dari analisis isi yang telah dilakukan oleh Penulis, menunjukkan Warta Kota mempunyai nada positif terhadap pasangan Jokowi-Ahok sebanyak 20 berita dan nada positif terhadap pasangan Foke-Nara sebanyak 34 berita. Nada pemberitaan negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok berjumlah 6 berita dan terhadap pasangan Foke-Nara adalah 2 berita. Jumlah berita yang menyangkut kedua pasangan Cagub dan
104
Cawagub namun tidak menunjukkan nada yang positif atau negatif (netral) berjumlah 37 berita secara keseluruhan.
V.1.2.1. Nada Berita Positif di Warta Kota Secara keseluruhan, nada positif mengenai pasangan Jokowi-Ahok di Warta Kota berjumlah 20 berita dan pasangan Foke-Nara sebanyak 34 berita. Perbandingan rasio adalah 20:34 dan berbeda sebanyak 14 poin. Pada bulan Agustus, hanya 1 berita yang memberitakan pasangan Jokowi-Ahok secara positif di Warta Kota. Di sisi lain, terdapat 13 berita yang memberitakan pasangan FokeNara secara positif. Perbedaan secara rasio adalah 1:13 dan berbeda hingga 12 poin. Pada bulan September yang menjadi ajang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI berikutnya, nada positif terhadap pasangan Jokowi-Ahok berjumlah 19 berita dan pasangan Foke-Nara adalah sebanyak 21 berita. Perbandingan rasio adalah 19:21 dan berbeda hanya 2 poin. Setelah hari pemilihan yaitu bertepatan pada tanggal 20 September dan sisanya, terdapat 11 berita yang memberitakan pasangan Jokowi-Ahok secara positif dan terdapat 8 berita yang memberitakan pasangan Foke-Nara secara positif. Perbandingan rasio adalah 11:8 dan berbeda 3 poin. Pada tanggal 20 September tersebut dan seterusnya, rata-rata berita yang keluar adalah mengenai figur seorang Jokowi dan Ahok di mata masyarakat, komitmen Jokowi dalam kepemimpinannya serta pengakuan kekalahan pasangan Foke-Nara terhadap pasangan Jokowi-Ahok.
105
Setelah pasangan Jokowi-Ahok menjadi pemenang sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang baru, nada positif mengenai mereka menjadi lebih banyak dibandingkan pasangan Foke-Nara pada tanggal 20 September dan setelah itu. Namun, secara keseluruhan, Warta Kota lebih banyak memberitakan pasangan Foke-Nara secara positif dibandingkan pemberitaan pasangan Jokowi-Ahok.
V.1.2.2. Nada Berita Negatif di Warta Kota Dari semua artikel mengenai pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan FokeNara di Warta Kota, nada negatif mengenai pasangan Jokowi-Ahok di Warta Kota berjumlah 6 berita dan pasangan Foke-Nara sebanyak 2 berita. Perbandingan rasio adalah 6:2 dan berbeda sebanyak 4 poin. Pada edisi di bulan Agustus, nada negatif dari kedua pasangan berjumlah sama yaitu masing-masing 1 berita dengan perbandingan rasio yang sama yaitu 1:1. Namun, pada bulan September, pasangan Jokowi-Ahok diberitakan dengan nada negatif lebih banyak daripada pasangan Foke-Nara di mana pasangan Jokowi-Ahok mempunyai berita yang bernada negatif sebanyak 5 berita dan pasangan Foke-Nara hanya 1 berita. Perbandingan secara rasio adalah 5:1 terdapat perbedaan 4 poin. Setelah hari pemilihan pada tanggal 20 September dan seterusnya, tidak ada artikel yang memberitakan kedua pasangan secara negatif. Secara keseluruhan, Warta Kota lebih banyak memberitakan pasangan Jokowi-Ahok secara negatif dibandingkan pasangan Foke-Nara.
106
V.1.2.3. Nada Berita Netral di Warta Kota Secara keseluruhan, terdapat 37 berita yang netral atau tidak menunjukkan adanya pemberitaan yang positif ataupun negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara. Terdapat 9 berita netral yang ada di bulan Agustus dan terdapat 28 berita netral yang ada di bulan September.
V.1.3. Kompas Agustus-September 2012 Berikut ini adalah Coding sheet dari surat kabar Kompas yang telah didapat melalui hasil analisis dari Penulis:
Tabel 5.4 Lembar Koding Kompas KOMPAS
Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur
No.
Tanggal
JokowiAhok
Foke-Nara
3
3
3
3
1
04/08/12
Judul Berita Tidak Ada Pelanggaran Calon di Pilkada DKI
2
05/08/12
Bukber, Kemeriahan Milik Bersama
3
06/08/12
DPT Bertambah 34.649
4
06/08/12
Kepemimpinan Orang Kalah
3
3
5
08/08/12
Kebakaran Menjadi Momok
3
3
6
08/08/12
Masih Ada 46 Nama Lagi Yang Dicoret
3
3
7
09/08/12
Harga Daging Sapi Tetap Tinggi
3
3
8
09/08/12
Kebakaran di DKI Jakarta
9
12/08/12
PKS Dukung Foke, Jokowi Ajak Warga
10
13/08/12
Fauzi Janjikan Renovasi Tambora
11
14/08/12
Kaum Muda Bicara Kepemimpinan Daerah
12
16/08/12
“Blusukan di Terminal”
13
18/08/12
Partai Politik Kehilangan Pengaruh
1
14
18/08/12
Penembakan Diselidiki
3
15
21/08/12
Pelaku Masih Misterius
1
1
1 2
1 1
3
3 1 3
107
16
21/08/12
Spekulasi Politik Pun Berkembang
1
17
21/08/12
Tanggul Ancol Siap Tampung Lumpur
3
3
18
21/08/12
Fauzi: Pendatang Harus Punya Keahlian
3
3
19
23/08/12
Peristiwa Itu Tidak Resahkan Warga…
3
3
20
23/08/12
21
24/08/12
Pendatang DKI Berkurang Djoko: Menghasut dan Mengancam Cederai Demokrasi
2
22
25/08/12
Tinggi, Kebakaran Saat Mudik
3
3
23
27/08/12
Membaca Selera Publik dalam Pilkada
3
3
24
31/08/12
Logistik Mulai Didistribusikan
3
3
25
02/09/12
Fauzi Ajak Kalangan Kritis
26
04/09/12
Batasan Kampanye Diatur
1
27
07/09/12
20 September Libur
3
3
28
07/09/12
Fauzi: Jakarta Kondusif
3
3
29
10/09/12
Transformasi Ruang Publik Politik
3
3
30
10/09/12
Cagub Tarik Simpati Warga
1
31
11/09/12
Kapolda Jamin Aman
3
3
32
12/09/12
Pemilih Harus Diberi Waktu
3
3
33
13/09/12
Kalangan Menengah-Atas Bisa Jadi Penentu
3
3
34
13/09/12
Sejumlah Pompa Tidak Berfungsi Maksimal
3
3
35
14/09/12
Jakarta Butuh Tanggul Laut
3
3
36
14/09/12
Kandidat Siap Jaga Pilkada Damai
3
3
37
14/09/12
Jalur SepedaTeraman
3
3
38
15/09/12
Warga Sambut Kampanye Putaran Kedua
3
3
39
15/09/12
Calon Gubernur Intens Berdialog
3
3
40
16/09/12
Pemukiman Padat Ditata
1
1
41
17/09/12
Ketika Rakyat Jakarta Memilih
1
2
42
18/09/12
Atribut Belum Bersih
2
1
43
18/09/12
Pemenang Tender Segera Diumumkan
3
3
44
19/09/12
SBY: Jaga Keamanan Jakarta
3
3
45
20/09/12
KPU Antisipasi Kecurangan
3
3
46
20/09/12
Jaga Keamanan Jakarta
3
3
47
20/09/12
Panwas Kebanjiran Laporan Pelanggaran
2
48
21/09/12
Parpol Bukan Jaminan
1
49
21/09/12
Figur Menangkan Jokowi-Ahok
1
2
50
21/09/12
Terima Kasih Warga Jakarta
3
3
51
21/09/12
Fauzi Beri Selamat Jokowi
1
1
52
21/09/12
Warga Ibu Kota “Nyoblos dan Berlibur
3
3
53
21/09/12
Partisipasi Pemilih Meningkat
3
3
1
1
108
54
21/09/12
Menuju Jakarta 1
1
55
21/09/12
Refleksi Atas Kemenangan Jokowi
1
56
21/09/12
Laju Foke Tak Cukup Bendung Jokowi
3
57
21/09/12
Cari Calon Alternatif 2014
1
58
22/09/12
Harapan Besar Warga Jakarta
1
59
22/09/12
Pertanda Dari Pilkada DKI
1
60
22/09/12
Jokowi Harus Undur Diri
3
61
22/09/12
Fauzi Bertugas Hingga 7 Oktober
62
22/09/12
Merindu Nasionalisasi Indonesia
1
2
63
23/09/12
Basuki: Luruskan Kalau Melenceng
3
3
64
23/09/12
Golkar Tetap Calonkan Aburizal
1
65
23/09/12
Media Harus Mengkritik
3
66
24/09/12
Demokrasi Kian Matang
1
68
24/09/12
Mendulang Suara, Menuai Harapan
3
3
69
24/09/12
Kepemimpinan Melayani
1
1
70
24/09/12
1
71
24/09/12
72
24/09/12
73
24/09/12
74
24/09/12
Kontestasi Yang Terkotak-kotak Membangkitkan Antusiasme Publik Dalam Berpolitik Senang Bisa Melihat Masyarakat “Nyoblos” Dengan Tertib Monorel dan Jalan Tol Dibangun Untuk Atasi Kemacetan Jakarta “Fokoke Jokowi”Mantra Ampuh di Jagat Maya
75
25/09/12
Benahi Pola Perekrutan Kader
3
76
25/09/12
Tren Pengganti Muncul
1
77
25/09/12
1
78
25/09/12
Pilkada DKI dan Reformasi Jilid II Kebijakan Jokowi di Solo Akan Berkelanjutan
3
3
79
25/09/12
Gaya Dinamis Dibutuhkan
3
3
80
26/09/12
Warga Jadi Agen Perubahan
1
81
26/09/12
Addie MS, Ternyata Pemicu Fokoke Jokowi
1
82
26/09/12
Tamparan Menuju 2014
1
83
27/09/12
Jokowi-Basuki Unggul di Lima Wilayah
3
3
84
27/09/12
Penyelenggaraan Parkir Ditertibkan
3
3
85
29/09/12
1
86
29/09/12
Masyarakat Rindukan Pelayan Hari Ini KPU Tetapkan Pasangan Gubernur Terpilih
87
30/09/12
Joko Widodo, Harapan Baru
1
3
3 1
3
3
3
1
1
3
3
1
3
3
3
TOTAL BERITA: 87
(1) = 29
(1) = 13
JUMLAH
(2) = 4
(2) = 3
(3) = 46
(3) = 46
109
Sumber: Olahan Penulis 2012
Dari semua berita yang diambil dari Kompas yang berkaitan dengan pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara, berita yang didapat yaitu 87 artikel. Analisis yang telah dibuat menunjukkan Kompas mempunyai nada positif terhadap pasangan Jokowi-Ahok sebanyak 29 berita dan nada positif terhadap pasangan Foke-Nara sebanyak 13 berita. Nada pemberitaan negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok berjumlah 4 berita dan terhadap pasangan Foke-Nara adalah 3 berita. Jumlah berita yang menyangkut kedua pasangan Cagub dan Cawagub namun tidak menunjukkan nada yang positif atau negatif (netral) berjumlah 46 berita secara keseluruhan.
V.1.3.1. Nada Berita Positif di Kompas Total keseluruhan dari berita yang mempunyai nada positif terhadap pasangan Jokowi-Ahok adalah 29 berita dan terhadap pasangan Foke-Nara adalah 13 berita. Perbandingan rasio adalah 29:13 dan berbeda sebanyak 16 poin. Pada bulan Agustus, terdapat 3 berita yang memberitakan pasangan Jokowi-Ahok secara positif dan pasangan Foke-Nara diberitakan secara positif sebanyak 6 berita. Pada bulan September, pemberitaan positif terhadap pasangan JokowiAhok bertambah hingga mencapai 26 berita dan terdapat 7 berita yang mengandung nada berita positif bagi pasangan Foke-Nara. Perbandingan rasionya adalah 26:7 dan berbeda hingga 19 poin. Saat hari pemilihan dan seterusnya, pasangan Jokowi-Ahok diberitakan secara positif sebanyak 21 berita dan hanya 4
110
berita yang memberitakan pasangan Foke-Nara secara positif. Perbandingan rasionya adalah 21:4 dan berbeda 17 poin. Rata-rata pada tanggal 20 September dan seterusnya, Kompas memberitakan beritanya mengenai evaluasi kemenangan pasangan Jokowi-Ahok yang tidak berkoalisi dengan parpol besar, program kerja dan visi misi pasangan Jokowi-Ahok dalam membangun Jakarta yang baru, pengakuan kekalahan dari pasangan Foke-Nara dan situasi Jakarta yang kondusif saat dari pemilihan dilakukan hingga hasil dari pemilihan.
V.1.3.2 Nada Negatif di Kompas Dalam segi pemberitaan negatif di Kompas, pasangan Jokowi-Ahok diberitakan dengan nada negatif sebanyak 4 berita dari keseluruhan berita dan pasangan Foke-Nara sebanyak 3 berita. Perbandingan secara rasio adalah 4:3 dan hanya berbeda 1 poin. Pasangan Jokowi-Ahok diberitakan dengan nada negatif dalam 2 berita pada bulan Agustus dan tidak ada berita yang memberitakan pasangan Foke-Nara dengan nada negatif. Pada bulan September, Kompas memberitakan pasangan Jokowi-Ahok dengan nada negatif sebanyak 2 berita juga seperti yang pada bulan Agustus dan pasangan Foke-Nara diberitakan dengan nada negatif sebanyak 3 berita. Terdapat 1 berita yang bernada negatif pada pemberitaan mengenai pasangan Jokowi-Ahok di hari pemilihan dan seterusnya dimana mengenai Tim Advokasi Jakarta Baru yang mengetahui terdapat berita yang mendiskreditkan pasangan Jokowi-Ahok. Sedangkan, terdapat 2 berita yang memberitakan pasangan Foke-Nara dengan nada negatif.
111
V.1.3.3. Nada Netral di Kompas Hampir separuh dari semua berita yang diberitakan kompas bernada netral atau tidak memberitakan pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara secara positif ataupun negatif. Dari 87 berita, berita netral di Kompas berjumlah 46 berita.
V.1.4. Poskota Agustus-September 2012 Berikut ini adalah Coding sheet dari surat kabar Kompas yang telah didapat melalui hasil analisis dari Penulis:
Tabel 5.5 Lembar Koding Poskota POSKOTA
Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur JokowiAhok
FokeNara
3
3
No.
Tanggal
Judul Berita
1
01/08/12
2
02/08/12
Fauzi Bowo: Jangan Ada Kekerasan Gubernur Sebar Kartu Gratis Wajib Belajar 12 Tahun
3
02/08/12
Asosiasi Pendeta Dukung Fauzi Bowo
1
4
03/08/12
PPP Putuskan Dukung Foke-Nara
1
5
03/08/12
„Sering-sering Dong Diadain‟
6
03/08/12
Jakarta Harus Aman dan Menang
1
7
03/08/12
Santuni Anak Yatim di Lagoa
1
8
04/08/12
Fauzi Bowo Siap Pasang Badan
1
9
05/08/12
Foke-Nara Koalisi Dengan Rakyat
1
10
05/08/12
Jangan Terpancing Isu SARA
1
11
05/08/12
5 Walikota Diperintahkan Tangani Tawuran
12
06/08/12
Golkar DKI Nyusul PPP Merapat ke Foke-Nara
1
13
06/08/12
Santunan Bukan Politik Uang
1
14
06/08/12
1
15
06/08/12
Arus Lalu Lintas Lancar, Ekonomi Meningkat Foke Hadiri Peringatan Nuzulul Quran Ribuan Warga Padati Masjid Luar Batang
1
3
3
3
3
1
112
Foke: Jakarta Butuh Sumbangsih Pemikiran Warga Tionghoa
16
07/08/12
3
3
17
07/08/12
18
07/08/12
19
08/08/12
DKI Perhatikan Kesehatan Ulama dan Umaro Soksi Metropolitan DKI Jakarta Konsisten Dukung Foke-Nara Ribuan Warga Beli Sembako Murah Dilayani Langsung Oleh Bang Foke
20
08/08/12
Hilangkan Kesan Becek dan Semrawut
21
08/08/12
Pilih Pemimpin Jakarta Yang Amanah‟
1
22
08/08/12
Rencana Mudik Lebaran Berantakan
1
23
09/08/12
Jakarta Tak Punya Ruang Untuk Isu SARA
24
09/08/12
25
10/08/12
„Samakan Persepsi Dari Kepala ke Ujung Kaki‟ Bahas Isu SARA Panwaslu Undang TK dan Anas
26
10/08/12
27
10/08/12
28
1 1 1 3
3
1 3
3
3
3
3
11/08/12
Generasi Muda Harus Lebih Maju Gubernur Fauzi Bowo Imbau Pemudik Naik Motor Beralih ke Bus di Terminal Kedekatan Ulama, Warga dan Aparat Bikin Jakarta Makin Berkah
1
29
11/08/12
KPU Rancang Surat Suara Putaran Dua
3
30
11/08/12
Ulama se-Jakarta Barat Dukung Foke-Nara
31
11/08/12
Pendidikan Gratis, Adil dan Merata
32
12/08/12
33
12/08/12
Massa PKS Dibelakang Foke-Nara 22 Ribu Pedagang Jamu Hari Ini Mudik Lebaran
34
13/08/12
Fauzi Bowo Ajak Warga Berdoa
35
13/08/12
36
13/08/12
Hidayat Nur Wahid Sarankan Jokowi FKPPI dan KBP3 DKI Nilai Foke-Nara Punya Keunggulan
37
13/08/12
60 Seniman Betawi Terima Kartu Jamkesda
1
38
13/08/12
1
39
14/08/12
Wujudkan Warga Ibukota Sehat dan Cerdas Petugas Kebersihan Bikin Jakarta Tetap Kinclong
40
15/08/12
41
15/08/12
42
15/08/12
43
15/08/12
44
16/08/12
Seorang Ibu Nangis Peluk Foke PKS Anggap Kinerja Jokowi di Solo Tidak Maksimal Komunitas Batak Kelahiran Jakarta Dukung Foke-Nara Program Unggulan Sentuh Warga Paling Bawah Partai Hanura Tak Mau Berpaling Dari FokeNara
45
16/08/12
Koalisi Rakyat Usung Pasangan Foke-Nara
46
16/08/12
47
18/08/12
Fauzi Bowo Salat Idul Fitri di Balaikota Jakarta Aman dan Damai Kado Buat HUT ke67 RI
3 1 3 1
3
3 1
3
3 1
2 1
3
3 1
2 1 1 1 1 3
3
3
3
113
48
18/08/12
PKS Utus 5 Anggota ke Tiap TPS
2
49
18/08/12
Ngaduk Dodol Betawi di Kuali Raksasa
1
50
21/08/12
Fauzi Bowo dan Istri Punguti Sampah
1
51
21/08/12
Komunitas Pecinta Ciliwung Tetap Konsisten
1
52
21/08/12
Rabu, PNS Kerja Seperti Biasa
53
22/08/12
Fauzi Bowo Hibur Belasan Nenek
1
54
22/08/12
850 Warga Batu Ampar Doa Bersama
1
55
22/08/12
3
56
23/08/12
57
23/08/12
Cuti Bersama Pelayanan Publik Tetap Berjalan Istri Kuli Bangunan Menangis Haru di Depan Gubernur Kunjungi Lokasi Musibah Foke Jalankan Amanah
3
3
58
24/08/12
Fauzi Bowo: Tetap Diberi Sanksi
3
3
59
24/08/12
Prosedur Harus Lebih Disederhanakan
3
3
60
24/08/12
Jangan Halalkan Segala Cara Demi Kekuasaan
3
3
61
24/08/12
KPPG Jakarta Siap Menangkan Foke-Nara
62
25/08/12
Orang Tua Langsung Bersyukur
3
3
63
26/08/12
Pemprov DKI Siapkan 44 Amari Gratis
3
3
64
27/08/12
„Jadi Suri Tauladan‟
3
3
65
27/08/12
Fauzi Bowo Ahli Benahi Jakarta
66
28/08/12
Gubernur Gembleng Petugas Pemadam
3
3
67
28/08/12
Putaran Dua Tanpa Atribut Kampanye
3
3
68
28/08/12
Bang Foke Jalan Kaki Keliling Warakas
3
3
69
29/08/12
3
3
70
30/08/12
DKI Serap Anggaran 42,72 persen Fauzi Bowo Minta Nasib Anak Korban Kebakaran Diperhatikan
3
3
71
30/08/12
3
3
72
30/08/12
Lembaga Survey Tutup Mulut di Putaran Dua Jokowi Diam Saat Ditanya Komitmen Jadi Alasan PKS Pilih Foke-Nara
3
3
73
30/08/12
3
3
74
31/08/12
75
31/08/12
Pembangunan BKT Tak Boleh Terkendala „Tim Selamatkan Solo‟ Laporkan Jokowi ke KPK Fauzi Bowo Berharap Mampu Mewujudkan Kebersamaan
76
31/08/12
Panwas Panggil Lagi Timses Jokowi-Ahok
3
3
77
31/08/12
Pemprov DKI Akan Bangun Pusat Agrobisnis
3
3
78
01/09/12
Dana Hibah Pendidikan Bermasalah
2
79
01/09/12
„Jaga Kampung Kita‟
3
3
80
01/09/12
Panwaslu DKI Akan Panggil Prabowo
3
3
81
02/09/12
2
82
02/09/12
Jokowi, Jangan Tinggalkan Solo Pria Berkaos Gambar Jokowi Mengambang di Kali
3
1
3
3 1
1
1
2 1
3
3
114
83
02/09/12
Sibuk, Prabowo Minta Pemanggilan Dijadwal Ulang
84
02/09/12
Jaga Kebersamaan, Jangan Terkotak-kotak
85
02/09/12
Foke Yakin DKI Juara Umum PON
3
86
03/09/12
Jokowi Harus Jaga Kampung 24 Jam
2
87
03/09/12
Foke Bersama Massa PKS
2
88
03/09/12
Gubernur DKI Dapat Gelar Daeng Gassing
1
89
03/09/12
Jaga Kebersamaan Jalin Silaturahmi
1
90
03/09/12
YPJ Pererat Ukhuwah Islamiyah
3
3
91
03/09/12
Selamatkan Jakarta Butuh Rp 457 Triliun
3
3
92
04/09/12
Gubernur Puji Kinerja RT-RW
93
04/09/12
Prabowo Kembali Mangkir
94
04/09/12
„Bisa Mengangkat Harkat Seniman Jalanan‟
95
04/09/12
Sukseskan Pemilukada Putaran Dua
3
3
96
04/09/12
3
3
97
04/09/12
Pengurus RT dan RW Dapat Insentif Tanggul Laut Raksasa Butuh Investasi Rp 200 Triliun
3
3
98
05/09/12
„Ini Sangat Membantu Kami‟
3
3
99
05/09/12
Dilarang Kampanye Diluar Jadwal
3
3
100
05/09/12
„Memimpin Jakarta Tidak Gampang‟
3
3
101
05/09/12
2
102
05/09/12
103
06/09/12
Jokowi Berpotensi Langgar Konstitusi MRT Hubungkan Bandara Soetta Dengan KEK Ali Sadikin „Masyarakat Minang Punya Sumbangsih Besar Untuk Jakarta‟
104
06/09/12
10 September Surat Suara Didistribusikan
105
06/09/12
106
3
3 1 3 1
1 3
3 1
3
3
3
3
3
3
Berobat Gratis Hingga Rp 100 Juta
3
3
06/09/12
Jakarta Tak Lagi Bergantung Pada Jatiluhur
3
3
107
07/09/12
3
3
108
07/09/12
109
07/09/12
Fauzi: Jaga Nama Baik Jakarta Nelayan Muara Angke Gelar Aksi Bersihbersih Cendekiawan Jakarta Nilai Foke Banyak Buat Terobosan Positif
110
07/09/12
MRT Tekan Penggunaan Kendaraan Pribadi
3
3
111
08/09/12
Patroli Gabungan Sisir Pemukiman
3
3
112
08/09/12
Fauzi Bowo Cuti 14-16 September
3
3
113
08/09/12
Surat Suara Baru Disebar Sejuta Lembar
3
3
114
08/09/12
Manuver Prijanto Upaya Pojokkan Foke
2
1
115
09/09/12
Warga Jakarta Jangan Dikotak-kotakan
3
3
116
09/09/12
Foke-Jokowi Salaman di Monas
3
3
117
09/09/12
Sudah Banyak Program Prorakyat Digulirkan
118
10/09/12
Warga Jakarta Tak Perlu Takut
1 1
1 3
3
115
119
10/09/12
120
10/09/12
121
10/09/12
122
10/09/12
Operasi Jantung Gratis Kepentingan Jangan Sampai Rusak Kebersamaan Panwaslu DKI Minta Dewi Hati-hati Berkomentar Pendukung Foke-Nara Kerja Bakti di Muara Angke
123
11/09/12
Fauzi Bowo dan Jokowi Kompak
3
3
124
11/09/12
„Kedepankan Persamaan Majukan Jakarta‟
3
3
125
11/09/12
3
3
126
11/09/12
DKI Bangun Pengolahan Limbah Raksasa LMK se-Kec. Cipayung Berikrar Sukseskan Program Unggulan Gubernur Fauzi Bowo
127
12/09/12
„Jangan Takut Berobat Karena Mahal‟
3
128
12/09/12
2
129
12/09/12
Pedagang Batik Dikecewakan Jokowi Pemprov DKI Tidak Akan Bayar Ganti Rugi Kepada PT Portanigra
130
12/09/12
131
13/09/12
132
13/09/12
133
13/09/12
APPSI Terbukti Kampanye Diluar Jadwal Game online Bersatu Jakarta Sosialisasikan Program DKI
134
13/09/12
„Kami Hidup Nyaman Bersama Etnis Lain
135
14/09/12
Foke-Nara Diarak Pendukung
3
3
136
14/09/12
Panwaslu Serahkan Berkas Ke Polda
3
3
137
14/09/12
Pakuwojo Jakarta Dukung Foke-Nara
1
138
14/09/12
KKGPAI Puji Terobosan Fauzi Bowo
1
139
14/09/12
Hari Ini 2 Pasangan Kandidat Adu Visi Misi
3
3
140
14/09/12
Gedung Baru Pelayanan Harus Oke
3
3
141
15/09/12
142
15/09/12
„Kami Bangga Dipimpin Bang Foke‟ Jokowi Dialog Dengan Pedagang Dan Warga di Pemukiman Padat
143
15/09/12
Tim Sukses Faisal-Biem Dukung Foke-Nara
1
144
16/09/12
Pilih Berdasarkan Bukti
1
145
16/09/12
146
16/09/12
„Jika Terpilih, Mal Akan Dikurangi‟ KPU DKI Tuntas Distribusikan Logistik Pemilukada
147
16/09/12
5 Warga Terima Asuransi Kematian
1
148
16/09/12
1
149
17/09/12
KPPG Sudah Bulat Dukung Foke-Nara Kwee Tek Hoay Jadi Nama China Town Jakarta
150
17/09/12
Foke-Jokowi Saling Lempar Senyum
151
17/09/12
Jakarta Ideal Dipimpin Fauzi Bowo-Nachrowi
152
17/09/12
2 Cagub Perang Kreativitas
Mau Pilih SMA Atau SMK Tak Pusing Lagi Gubernur Minta Lurah Hingga Walikota Siaga 24 Jam
1 1 3
3 1
1
3
3
3 1
3
3
3
3 1 1
1 1
3
3
3
3
1 1
1 1
3
3
116
153
17/09/12
Simpatisan Foke-Nara Gelar Zikir
1
154
17/09/12
Warga Asal Madura Dukung Foke-Nara
1
155
17/09/12
Pardjono: Saya Bangga
1
156
18/09/12
Pedagang Warteg Gugat Ahok
157
18/09/12
Foke Dinobatkan Tokoh Kehormatan
158
18/09/12
3
159
18/09/12
160
18/09/12
Pemimpin Kutu Loncat Hambat Pembangunan Pelajar Asal Daerah Nikmati Sekolah Gratis di Ibukota Terima Kasih Bang Foke Saluran Sekarang Lancar
161
19/09/12
Solo Simpan Sejuta Kenangan
3
162
19/09/12
2
163
19/09/12
Ahok Belum Minta Maaf RESI Kepulauan Seribu Tetap Dukung FokeNara
164
19/09/12
Perolehan Suara Bakal Ketat
3
3
165
19/09/12
3
3
166
19/09/12
6 Masalah Ibukota Jadi Prioritas Penanganan APBD 2013 Harus Berpihak Kepada Warga Miskin
3
3
167
19/09/12
Guru Madrasah Terima Kasih ke Pemprov DKI
3
3
168
20/09/12
Jokowi Tetap Tak Miliki Hak Pilih
2
169
20/09/12
DKI Juara Umum PON XVIII
3
3
170
20/09/12
Jakarta Butuh Pemimpin Amanah
3
3
171
20/09/12
Cagub-Cawagub Jangan Asbun
2
1
172
21/09/12
Jokowi Ajak Foke Kerjasama
1
1
173
21/09/12
Fauzi Bowo Siap Bantu Bangun Jakarta
174
21/09/12
Prabowo: Bang Foke Bersikap Ksatria
1
1
175
21/09/12
Untuk Pemimpin Baru
1
1
176
21/09/12
Pemilukada Kondusif, Walikota Puji Warga
3
3
177
21/09/12
Warga Kota Solo Gunduli Kepala
1
178
22/09/12
3
3
179
22/09/12
„Pak Jokowi Jangan Main Gusur Ya” Suasana Baru Menyelimuti Rapat Gubernur di Balaikota
3
3
180
24/09/12
1
1
181
24/09/12
„Saya Tetap Ada di Tengah Warga Jakarta Citra Partai Politik Runtuh Akibat Kader Bermasalah
3
3
182
24/09/12
2
183
25/09/12
Masa Bulan Madu Hanya 3 Bulan Gubernur dan Wagub DKI Terpilih Ditetapkan 30 September
3
3
184
25/09/12
Gubernur Fauzi Bowo Lepas Calhaj DKI
3
3
185
25/09/12
3
3
186
25/09/12
Fraksi Gerindra Kebelet Rombak Pejabat DKI Pantau Transaksi Menggunakan Sistem EAudit
3
3
187
25/09/12
Akhirnya Berakhir Juga
1
1
2 1 3 1 1 3
1
1
117
188
26/09/12
3
3
26/09/12
Air Mata Tumpah-ruah Foke Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gereja
189
3
3
190
27/09/12
Fauzi Bowo: Kerja Jangan Kendor
3
3
191
27/09/12
4 Perda Karya Terakhir Foke Disahkan
3
3
192
27/09/12
3
3
193
28/09/12
194
29/09/12
Jokowi-Ahok Unggul di 5 Wilayah Anggaran Pelantikan Gubernur DKI Jadi Rp 499 Juta Gubernur Fauzi Bowo Pastikan Proyek MRT Sesuai Jadwal
195
29/09/12
1
196
29/09/12
197
30/09/12
Jokowi-Ahok Ungguli Foke-Nara DPRD Janji Tidak Akan Khianati Warga Jakarta Jokowi Tak Sabar Menunggu Surat Penetapan Gubernur
198
30/09/12
Jokowi Jangan Ingkar Janji
2
TOTAL BERITA: 198 JUMLAH
1 3
3
3
3
3
3
(1) = 9
(1) = 83
(2) = 16
(2) = 0
(3) = 99
(3) = 99
Sumber: Olahan Penulis 2012
Jumlah berita yang diambil dari Poskota yang berkaitan dengan pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara yaitu berjumlah 198 artikel. Analisis yang telah dibuat menunjukkan Poskota mempunyai nada positif terhadap pasangan Jokowi-Ahok sebanyak 9 berita dan nada positif terhadap pasangan Foke-Nara sebanyak 83 berita. Nada pemberitaan negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok berjumlah 16 berita dan tidak terdapat berita yang menggambarkan nada negatif terhadap pasangan Foke-Nara. Jumlah berita yang menyangkut kedua pasangan Cagub dan Cawagub yang tidak menunjukkan nada yang positif atau negatif (netral) berjumlah 99 berita secara keseluruhan.
118
V.1.4.1. Nada Positif di Poskota Dari keseluruhan berita yang ada, pasangan Jokowi-Ahok diberitakan dengan nada positif sebanyak 9 berita dan sebagian besar dari seluruh isi artikel di Poskota Agustus-September, pasangan Foke-Nara diberitakan dengan nada positif sebanyak 83 berita. Perbandingan rasionya adalah 9:83 dan berbeda sebanyak 74 poin. Pada bulan Agustus, tidak ada pemberitaan yang bernada positif terhadap pasangan Jokowi-Ahok dan justru terdapat 41 berita yang memberitakan pasangan Foke-Nara. Di bulan Agustus juga, pemberitaan mengenai pasangan Jokowi-Ahok hanya terdapat 4 artikel dan dinilai negatif. Pada bulan September, pasangan Jokowi-Ahok diberitakan secara positif sebanyak 9 berita dan pasangan FokeNara sebanyak 8 berita.
V.1.4.2. Nada Negatif di Poskota Pasangan Jokowi-Ahok diberitakan secara negatif sebanyak 16 berita dalam keseluruhan dan tidak ada nada berita yang negatif pada pemberitaan pasangan Foke-Nara. Pada bulan Agustus, pasangan Jokowi-Ahok diberitakan secara negatif sebanyak 4 berita. Tidak ada nada berita negatif untuk pasangan Foke-Nara. Pada bulan September 2012, pasangan Jokowi-Ahok diberitakan secara negatif sebanyak 12 berita. Sebagian besar dari berita di Poskota, berita Foke-Nara lebih banyak diberitakan secara positif daripada pasangan JokowiAhok dan tidak ada berita negatif di Poskota mengenai pasangan Foke-Nara.
119
V.1.4.3. Nada Netral di Poskota Jumlah berita netral di Poskota adalah 99 berita. Pada bulan Agustus, terdapat 33 berita netral dan 66 berita netral pada bulan September di koran Poskota secara keseluruhan.
V.2. Pembahasan Pada hakikat media, objektivitas adalah suatu nilai yang harus dijunjung dan menjadi prioritas utama dalam setiap pemberitaannya. Namun, seperti yang dikatakan oleh Noam Chomsky dan Edward Herman bahwa media itu sebenarnya mustahil untuk bisa objektif, meskipun dalam hal-hal yang sangat kecil (Chomsky, 1988). Oleh sebab itu, subjektivitas adalah sesuatu yang tak terhindarkan (Cooley, 1981). Berdasarkan teori Konstruksi Sosial oleh Peter Berger dan Thomas Luckmann, realitas yang dikenal di masyarakat itu adalah suatu realitas yang dibentuk dan tidak terjadi secara alami (Berger, 1966). Salah satu agen konstruksi sosial adalah media yang menjadi institusi di masyarakat yang menjadi alat mediasi antara masyarakat dengan sekelilingnya. Media itu sangat berhubungan dengan aktivitas jurnalistik dan Wolseley mengatakan bahwa jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan dan penyebaran informasi umum (Wolseley, 1969). Dalam definisinya Wolseley, dikatakan bahwa aktivitas jurnalistik tersebut ada menyangkut yang namanya pemrosesan berita. Berita yang sudah didapat itu
120
ditafsir dan disunting oleh media. Dalam proses tersebut, maka informasi yang sebenarnya terjadi, terkadang sudah tidak sama lagi seperti apa yang seharusnya terjadi. Itu semua karena menurut Berger, media menempatkan pemikirannya dalam isi beritanya itu. Dalam hal itulah, Karena media menjadi sumber informasi di masyarakat, maka proses yang terjadi tersebut tidak terelakkan lagi. Proses yang terjadi tersebut akhirnya menghasilkan pembentukan realitas yang dikonstruksi dan tidak alamiah. Seperti yang dipaparkan oleh Peter Berger dalam teori Konstruksi Sosialnya bahwa dari proses yang terjadi, justru konsep subjektivitas itu lahir dari proses yang terbentuk tersebut (Berger, 1966). Itu semua dimulai dari langkah-langkah yang dipaparkan oleh Berger yaitu tahap pertama dalam proses yang disebut ekternalisasi yang adalah usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia (bisa berupa seperti sudut pandang atau perspektif, ide-ide, pemikiran dan ideologi) ke dalam dunia yang bisa berupa kegiatan mental maupun fisik (Berger, 1966). Dari awal tahap inilah maka konsep subjektivitas terbentuk. Dari awalnya pun, subjektivitas itu dipengaruhi oleh ideologi dari media itu (Chomsky,1988) Teori Konstruksi Sosial yang menjadi acuan dari penelitian ini sebenarnya mempunyai perbedaan yang cukup besar dengan teori Agenda Setting yang dipaparkan oleh Stuart Hall. Dalam teori Agenda Setting, media memilih berita apa yang dipilih, apa yang disiarkan, dimana ditempatkannya, komposisi/porsi beritanya dan di rubrik atau di bagian mana berita itu harus dipasang. Bisa disimpulkan bahwa Agenda Setting adalah mengenai „what’. Sedangkan teori
121
Konstruksi Sosial adalah mengenai „How’ atau bagaimana berita itu diberitakan, bagaimana realitas suatu fenomena diceritakan dalam bentuk berita yang ada dan hasil akhir dari proses eksternalisasi yang dilakukan oleh media (Berger, 1966). Dengan adanya teori yang dikemukakan oleh Berger, dari penelitian ini, maka sebenarnya para pembaca itu sedang ingin dimanipulasi secara tidak langsung melalui refleksi dari pemberitaan mengenai suatu figur. Lalu, secara tidak langsung pula mulai mempengaruhi masyarakat akan sesuatu, bagaimana untuk bertindak, bereaksi terhadap sesuatu dan menghakimi berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakan. Dalam kasus ini, dari pemberitaan mengenai Pilkada ini, masyarakat diarahkan untuk berpikir seperti media berpikir, mendukung apa yang media mendukung dan men-judge seseorang atau sesuatu serta memberikan perspektif terhadap sesuatu berdasarkan apa yang dilihat (Berger, 1966). Penelitian yang dilakukan oleh Penulis ini adalah menganalisis hasil akhir dari media itu sendiri yaitu berita-berita yang diberikan di masyarakat. Dalam menganalisis berita-berita dalam bentuk media cetak, Penulis ingin mengetahui mengidentifikasi bagaimana subjektivitas media yang mewujudkan dirinya dalam bentuk nada berita. Secara spesifik, berita yang menjadi objek adalah pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Jokowi dan Ahok serta Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang merupakan kandidat pilkada Putaran Kedua. Penulis telah menganalisa 4 surat kabar yang beredar di Jakarta yaitu Berita Kota, Warta Kota, Kompas dan Poskota.
122
Dari hasil penelitian yang telah didapat, keempat koran menunjukkan penambahan kuantitas berita yang berandang mengenai pasangan Foke-Nara dan pasangan Jokowi-Ahok pada bulan Agustus ke September. Pada bulan Agustus, Berita Kota memberitakan berita mengenai Cagub dan Cawagub sebanyak 49 berita. Menjelang pemilihan Putaran Kedua yang diadakan pada bulan September, tepatnya tanggal 20 September, berita mengenai kedua pasangan yang bersangkutan tersebut bertambah sebanyak 45 berita dari berita yang terbit di bulan Agustus. Penambahan tersebut cukup substansial di mana Berita Kota edisi September 2012 mempunyai berita mengenai Cagub dan Cawagub DKI sebanyak 94 berita dan mempunyai total sebanyak 142 berita jika dijumlahkan keseluruhan dengan edisi Agustus. Warta Kota juga menunjukkan penambahan kuantitas berita dari edisi Agustus yang berjumlah 24 berita dan bertambah sebanyak 38 berita pada edisi September. Total berita mengenai Cagub dan Cawagub DKI di bulan September berjumlah sebanyak 62 berita dan berjumlah sebanyak 86 berita jika digabungkan dengan yang edisi Agustus. Kompas mempunyai 24 berita pada edisi Agustus dan mengalami penambahan kuantitas artikel mengenai pasangan Cagub dan Cawagub sebanyak 39 berita pada September. Di bulan September, total berita dari Kompas adalah sebanyak 63 berita dan berjumlah 87 berita bersama edisi Agustus. Dari porsi berita, Poskota menyajikan berita yang cukup banyak pada kedua edisi Agustus dan September. Poskota mempunyai 77 berita mengenai
123
Cagub dan Cawagub DKI pada edisi Agustus dan bertambah kuantitas berita sebanyak 44 berita pada edisi September. Jumlah berita mengenai Cagub dan Cawagub DKI yang muncul pada edisi September berjumlah 121 berita.
Tabel 5.6 Jumlah Artikel Pada Saat Hari Pemilihan
Nama Koran
20 September 2012
21 September 2012
Berita Kota
3
8
Warta Kota
2
9
Kompas
3
10
Poskota
4
6
Sumber: Olahan Penulis 2012
Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat bahwa pada saat hari pemilihan yaitu bertepatan pada tanggal 20 September 2012, jumlah berita mengenai pasangan Foke-Nara dan pasangan Jokowi-Ahok yang diberitakan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah berita yang bertepatan pada tanggal 21 September 2012. Berita-berita pada tanggal 20 September 2012 sebagian besar memberitakan mengenai persiapan kedua pasangan sebelum pencoblosan, kesiagaan dari aparat dan KPU serta ekpektasi dan rencana dari pemimpin baru. Pada tanggal 21 September 2012 yaitu tepat di tanggal setelah hari pemilihan, keempat koran cenderung menulis berita tentang kemenangan pasangan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012, figur Jokowi di masyarakat, hasil hitung-cepat dari KPU dan sikap Foke yang mengakui kekalahannya.
124
V.2.1. Subjektivitas Pada Surat Kabar Berita Kota Pada penelitian ini, Penulis telah menganalisis Berita Kota dan melihat nada pemberitaannya mengenai berita pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara dari bulan Agustus dan September 2012. Subjektivitas di Berita Kota bisa terlihat setelah Penulis menganalisis semua teks di dalam beritanya dengan seksama. Hasil yang didapat yaitu Berita Kota cenderung lebih banyak memberitakan mengenai pasangan Jokowi-Ahok dengan nada berita yang positif yaitu sebanyak 40 berita dibandingkan pasangan Foke-Nara yaitu sebanyak 31 berita. Selain itu, nada pemberitaan negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok juga lebih banyak yaitu 23 berita dibandingkan pasangan Foke-Nara yang hanya berjumlah 14 berita. Sisa berita yang ada adalah netral dan berjumlah sebanyak 56 berita, tidak mencapai setengah dari keseluruhan berita yang ada. Dalam menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada bab 1 yaitu bagaimana subjektivitas media itu bisa terlihat, maka Penulis telah mengidentifikasi dalam nada pemberitaannya. Untuk lebih spesifik, kategori berikut adalah dua hal yang paling spesifik yang paling terlihat saat menganalisis suatu nada berita di dalam media, khususnya media cetak (Eriyanto, 2006). Demikian berita-berita tersebut dipaparkan dalam bentuk seperti demikian:
125
V.2.1.1. Dukungan Dan Oposisi di Berita Kota 06/08/12 1) JK Yang Minta Jokowi Maju Cagub DKI Jakarta/ 2) Golkar DKI Dukung Fauzi, Jokowi Sowan ke PKS 10/08/12 - PDI Perjuangan Bakal Panwaslu-kan Foke 12/08/12 - PKS Pilih Fauzi Keroyok Jokowi 22/08/12 - Golkar Dukung Penuh Foke-Nara 26/08/12 - Jokowi: Gajah Banyak, Semut Lebih Banyak 06/09/12 - Capres Dompleng Pemilukada DKI 17/09/12 - Fauzi Disukai Ibu-Ibu, Jokowi Disukai Pria Muda Nama-nama artikel diatas adalah bentuk-bentuk berita yang mempunyai kesamaan dalam hal pemberitaan positif dan negatif. Dalam ajang Pilkada DKI Jakarta 2012, para calon kandidat tidak lepas dengan yang namanya dukungan. Dukungan tersebut bisa dalam bentuk apapun, atau koalisi terhadap pihak-pihak tertentu. Contohnya adalah berita pada tanggal 6 Agustus 2012 dimana pada tanggal yang sama, Berita Kota memberitakan adanya dukungan pasangan Jokowi-Ahok dari pihak Jusuf Kalla dan beliau menyebutkan bahwa Jokowi mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin DKI yang baru. Selanjutnya, diberitakan bahwa Golkar mendukung Fauzi namun Berita Kota tidak memberitakan hal-hal yang berlebihan ataupun hal yang menjadi sisi positif mengenai Fauzi secara mendalam dan dinilai berita ini bersifat netral.
126
Lalu, pada tanggal 10, Foke diberitakan secara negatif karena partai yang mengusung dan mendukung Jokowi yakni PDI-P menilai Foke sebagai sosok yang angkuh dan tidak sportif karena melakukan kampanye diluar jadwal. Pada tanggal 12, PKS mendukung Fauzi karena ia diperlihatkan mempunyai komitmen yang kuat dalam masa jabatan dan dalam membangun Jakarta dan dan Jokowi diberitakan secara negatif bahwa dikatakan tidak mempunyai komitmen, ogahogahan, dan tidak mengubris. Pada tanggal 26 Agustus, 6 Agustus dan 18 September, dan Jokowi juga berkoalisi dengan rakyat dibandingkan para parpol besar. Bersamaan juga, Prabowo mendukung Jokowi karena partai Prabowo yaitu Gerindra merupakan partai pengusung Jokowi. Keduanya diberitakan secara positif dimana kedua pihak didukung oleh rakyat dari berbeda kalangan karena melihat unsur kecocokan dengan warga.
V.2.1.2. Pencitraan Dan Diskredit di Berita Kota 04/08/12 - Tidak Keberatan Ceramah Rhoma 06/08/12 - PKB Kritik Gaya Foke Dalam Berkampanye 09/08/12 - Foke: Tak Ada Ruang Bagi Isu SARA 13/08/12 - Jokowi Lebay, Seolah-olah Teraniaya 22/8/12 - Predikat Wali Kota Terbaik Menyesatkan 24/08/12 - Geger Video SARA Pilgub DKI di YouTube 04/09/12 - Kepala BIN: SARA Tetap Hantui Warga Sampai 20 September 06/09/12 - Kampanye SARA Bakal Jadi Bumerang
127
18/09/12 - Jokowi Sesuai Kemauan Rakyat
Mengenai isu SARA yang cukup kontroversial selama kampanye Pilkada, tak lepas juga dari pemberitaan media. Pada tanggal 4 Agustus, diberitakan secara positif bahwa pasangan Jokowi-Ahok tidak keberatan dengan ceramah Rhoma mengenai SARA dan mereka tetap sabar dalam menjalani kompetisi. Pasangan Foke-Nara juga bernada positif karena digambarkan mereka merasa simpatis kepada pasangan Jokowi-Ahok yang dinilai menjadi korban. Lalu, berlanjut pada tanggal 9 Agustus, 24 Agustus, 6 September masih mengenai SARA. Foke mempunyai nada berita positif karena dirinya digambarkan turut menjadi kandidat yang jujur dan berpihak serta menghimbau rakyat untuk tidak terpengaruh oleh isu tersebut. Lalu, Ahok digambarkan dengan nada negatif karena isu SARA mendiskreditkan dirinya dimana ia menjadi korban dari konflik. Masih mengenai SARA, Foke digambarkan positif karena turut berpartisipasi dalam gerakan anti-SARA selama kampanye dan tidak setuju dengan kampanye hitam. Namun, pada 6 September, berita mengenai SARA bernada netral. Pada tanggal 6 Agustus, Foke diberitakan secara negatif dimana dirinya dikritik oleh PKB bahwa sifat dirinya saat kampanye dinilai keras dan penuh dengan emosi. Di satu sisi, Jokowi juga diberitakan secara negatif karena dinilai dirinya membesar-besarkan konflik dan lebay karena memanfaatkan isu SARA
128
sebagai alasan koalisi dengan rakyat, Pada berita berikutnya, Jokowi juga digambarkan negatif karena dinilai tidak bisa memipin kota Solo dengan baik. Sesaat setelah hampir mendekati hari pemilihan, Jokowi diberitakan secara positif karena ia digambarkan sebagai sosok yang merakyat sehingga rakyat lebih memilih dirinya, berkat pencitraan dirinya yang lebih memilih berkoalisi dengan rakyat dibandingkan dengan partai politik besar. Karena pasangan Jokowi-Ahok menjadi pemenang dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 ini, nada positif yang diberitakan Berita Kota setelah 20 September adalah mengenai kemenangan pasangan nomor urut 3 tersebut.
V.2.2. Subjektivitas Pada Surat Kabar Warta Kota Selanjutnya, Penulis telah menganalisis Warta Kota dan melihat nada pemberitaannya mengenai berita pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara dari bulan Agustus dan September 2012. Subjektivitas di Warta Kota bisa terlihat setelah Penulis menganalisis semua teks di dalam beritanya dengan seksama. Hasil yang didapat yaitu Warta Kota cenderung lebih banyak memberitakan mengenai pasangan Foke-Nara dengan nada berita yang positif yaitu sebanyak 34 berita dibandingkan pasangan Jokowi-Ahok yaitu sebanyak 20 berita. Selain itu, nada pemberitaan negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok juga lebih banyak yaitu 6 berita dibandingkan pasangan Foke-Nara yang hanya berjumlah 2 berita.
129
Sisa berita yang ada adalah netral dan berjumlah sebanyak 37 berita, tidak mencapai setengah dari keseluruhan berita yang ada. Berikut adalah kategori yang bisa menilai subjektivitas media melalui nada pemberitaannya:
V.2.2.1. Dukungan Dan Oposisi di Warta Kota 03/08/12 - PPP Resmi Dukung Foke-Nara 06/08/12 - Pejabat DKI Dekati Jokowi 12/08/12 - PKS Pilih Fauzi Bowo, Jokowi Pasrah Rakyat 10/09/12 - Warga Sumatera Dukung Foke-Nara 16/09/12 - Fauzi Tepis Gusuran, Jokowi Disawer Warga
Berdasarkan analisis, pada bulan Agustus, Warta Kota mengawali beritanya mengenai pasangan Cagub dan Cawagub DKI pada tanggal 3 Agustus dengan memberitakan pasangan Foke-Nara dengan nada positif. Diberitakan bahwa PPP resmi dukung Foke karena Foke dinilai orang yang beragama dan kharismatik. Sedangkan pada tanggal 6 Agustus, Jokowi mendapatkan dukungan dari pejabat DKI dan digambarkan dengan nada positif. Pada tanggal 12 Agustus, Warta Kota memberitakan pasangan Foke-Nara secara positif di mana PKS akhirnya memutuskan untuk mendukung pasangan tersebut karena dinilai Foke merupakan orang yang beragama (bisa memajukan rakyat Islam), mempunyai visi dan misi yang sama dengan PKS dan mempunyai komitmen yang kuat selama masa jabatan.
130
Foke juga diberitakan secara positif oleh Warta Kota dimana ia mendapatkan dukungan dari warga Sumatera yang mengatakan dirinya sebagai figur yang jujur dan berkharisma. Pada tanggal 16 September, kedua pasangan diberitakan secara positif karena menunjukkan kualitas dan sama-sama sedang berusaha untuk mendapatkan dukungan dari warga dimana warga juga menilai mereka sebagai pemimpin yang mempunyai atribut yang baik.
V.2.2.1. Pencitraan dan Diskredit di Warta Kota 15/09/12 - Jumpa Warga Awali Kampanye 06/08/12 - Fauzi Resmikan Jembatan Muaraangke 06/08/12 - Sekolah Gratis SD-SMA/SMK 21/08/12 - Foke Ajak Pengunjung Angkuti Sampah 22/08/12 - Foke Silaturahmi ke Panti Jompo 24/08/12 - Rudi Tanggapi Santai Tudingan Amien Rais Kepada Jokowi 05/09/12 - Ribuan Pensiunan Pemprov DKI Dapat Jaminan Kesehatan 10/09/12 - Layanan Kesehatan Bagi Warga Miskin 13/09/12 - Panwaslu DKI: APPSI Melanggar 21/09/12 - Jokowi Janji 5 Tahun, Foke Beri Selamat 22/09/12 - Demokrat: Foke Layak Jadi Menhub 22/09/12 - Ahok Sederhana di Mata Tetangga
131
Berdasarkan analisis, pada tanggal 15 September, kedua pasangan diberitakan secara berbeda di mana Foke dinilai positif karena sosoknya yang dekat dengan warga saat memulai kampanye, sedangkan Ahok diadang oleh warga saat kampanye karena sosoknya yang tidak dikenal dan sedikit warga yang ingin berkoalisi dengan pasangan Jokowi-Ahok. Dari tanggal 6 Agustus sampai dengan 22 Agustus dan 5 September serta 9 September, pasangan Foke-Nara diberitakan dengan nada yang positif. Hal itu karena pasangan Foke-Nara melakukan pencitraan terhadap rakyat secara besar-besaran yaitu dengan meresmikan jembatan muaraangke, memberikan kartu gratis sekolah kepada anakanak yang kurang mampu, bersilaturahmi ke panti jompo dan digambarkan dekat dengan sosok yang muda maupun yang tua yaitu terhadap seorang nenek, memberikan jaminan kesehatan terhadap pensiunan PNS dan memberikan pelayanan kesehatan secara gratis. Di satu sisi, Jokowi diberitakan dengan nada negatif karena terdiskreditkan oleh pernyataan dari Amien Rais bahwa Jokowi itu sebenarnya sudah bagus namun masih belum bisa memimpin Jakarta karena Solo pun masih terdapat kemacetan yang belum teratasi. Selain itu, pasangan Jokowi-Ahok juga digambarkan secara negatif karena APPSI, yang di mana Jokowi sebagai ikon pedagang, membuat pelanggaran yaitu kampanye diluar jadwal. Pada tanggal 21 dan 22 September, di mana bertepatan sesudah hari pemilihan, Jokowi dan Ahok diberitakan secara positif karena Jokowi sudah berkomitmen untuk mengabdi sebagai Gubernur DKI selama 5 tahun dan Ahok
132
dinilai positif karena diberitakan sebagai sosok yang sederhana, sopan dan rendah hati. Foke juga diberitakan secara positif karena telah mengakui kekalahan secara lapang dada dan mendukung, serta memberi selamat kepada Jokowi atas kemenangannya untuk kursi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang baru. Di tanggal yang sama yaitu 22 September, Partai Demokrat mengakui kebolehan dari Foke sehingga ia diberitakan secara positif karena mempunyai kualitas yang layak untuk menjadi seorang Menhub.
V.2.3. Subjektivitas Pada Surat Kabar Kompas Dari hasil penelitian, Penulis juga telah menganalisis Kompas dan melihat nada pemberitaannya mengenai berita pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara dari bulan Agustus dan September 2012. Subjektivitas di Kompas bisa terlihat setelah Penulis menganalisis semua teks di dalam beritanya dengan seksama. Hasil yang didapat yaitu Kompas cenderung lebih banyak mempunyai berita yang netral dan objektif dalam pemberitaannya dan setengah dari hasil pemberitaannya menunjukkan netralitas yang cukup berimbang. Total dari berita mengenai pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara di Kompas selama bulan Agustus dan September adalah 87 berita dan jumlah berita yang netral adalah 46 berita dimana menunjukkan lebih dari setengah dari keseluruhan berita. Namun, hal itu tidak membuat Kompas menjadi objektif sepenuhnya karena masih mempunyai subjektivitas dalam pemberitaannya. Jumlah berita yang memberitakan mengenai pasangan Jokowi-Ahok dengan nada berita yang positif
133
yaitu sebanyak 29 berita dan pasangan Foke-Nara yaitu sebanyak 13 berita. Selain itu, nada pemberitaan negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok juga lebih banyak yaitu 13 berita dibandingkan pasangan Foke-Nara yang hanya berjumlah 3 berita.
V.2.3.1. Dukungan Dan Oposisi di Kompas
12/08/12 - PKS Dukung Foke, Jokowi Ajak Warga 02/09/12 - Fauzi Ajak Kalangan Kritis 21/09/12 - Parpol Bukan Jaminan 26/09/12 - Addie MS, Ternyata Pemicu Fokoke Jokowi
Sama seperti yang diberitakan di Berita Kota dan Warta Kota, Kompas juga memberitakan mengenai PKS yang lebih memilih untuk mendukung pasangan Foke-Nara dan diberitakan dengan nada yang cenderung positif. Berdasarkan analisis, digambarkan bahwa Foke dengan cepat dapat memberikan keputusan mengenai program kerjanya dan mempunyai persamaan program dan agenda dengan PKS dimana Jokowi mempunyai nada pemberitaan negatif karena dikritik tidak mengkonfirmasi dan bergerak lambat. Pada tanggal 2 September, pasangan Foke-Nara juga diberitakan secara positif dimana di dalam berita tersebut. Dikatakan bahwa Ketua Umum Iwapi Nita Yudi menyampaikan dukungannya kepada Foke untuk kembali memimpin Jakarta karena dianggap paling mengetahui seluk beluk permasalahan Jakarta. Nita mengatakan, “Tidak
134
ada calon lain yang lebih mengerti Jakarta selain Pak Fauzi. Saya mendukung beliau.” Setelah hari pemilihan, tepatnya tanggal 21 September, Jokowi kembali diberitakan positif karena hanya dengan didukung oleh PDIP dan Gerindra serta koalisi dengan rakyat, mereka berhasil mengungguli pasangan Foke-Nara yang didukung oleh banyak parpol besar sepeti Demokrat dan Golkar. Jokowi digambarkan secara positif dimana pasangan mereka membuktikan bahwa isu SARA tidak mempengaruhi apa-apa serta dinilai dapat memberi harapan dan masa depan yang lebih baik. Pada tanggal 26 September, Jokowi juga diberitakan dengan nada positif karena mendapat dukungan dari warga DKI yang merupakan simpatisan dan bukan Tim Sukses Jokowi, karena disebutkan bahwa Jokowi merupakan figur yang besifat pluralisme dan tidak memilih-milih, maka simpatisan yang bernama Addie ini terus menggunakan Twitter untuk memberikan sentiment positif untuk Jokowi.
V.2.3.2. Pencitraan dan Diskredit di Kompas 10/09/12 - Cagub Tarik Simpati Warga 21/09/12 - Refleksi Atas Kemenangan Jokowi 22/09/12 - Fauzi Bertugas Hingga 7 Oktober 30/09/12 - Joko Widodo, Harapan Baru
135
Berdasarkan analisis, pada tanggal 10 September, Jokowi diberitakan dengan nada positif dimana beliau diberitakan melakukan pencitraan dan dinilai sangat optimis dalam membangun Jakarta, dimulai dengan memberikan alat pemadam kebakaran bernama Pawang Geni kepada warga Tebet. Pada tanggal 21 September, Jokowi mempunyai nada berita yang positif karena melihat adanya penggambaran image yang baik dari Jokowi di mana banyak walikota mengatakan Solo menjadi berkembang dan sukses karena kepemimpinan dari Jokowi. Selain itu, dikatakan juga bahwa Jokowi merupakan orang yang teguh berkonsentrasi pada layanan kebutuhan dasar yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Pada tanggal 22 September, Foke diberitakan dengan nada positif dimana ia digambarkan tetap tegar serta tetap tersenyum meskipun kalah terhadap pasangan Jokowi-Ahok. Foke pun tetap melaksanakan kewajibannya untuk menjaga kualitas layanan yang terbaik untuk Jakarta. Di akhir bulan September, Kompas memberitakan pasangan Jokowi-Ahok dengan nada yang positif karena menggambarkan kedua pasangan tersebut menunjukkan perkembangan yang baik yang akan dilakukan oleh mereka dari membenahi Jakarta, memaksimalkan program agar tepat sasaran, membangun rusun dan membenahi mengenai pelayanan kesehatan.
136
V.2.4. Subjektivitas Pada Surat Kabar Poskota Dari hasil analisis Penulis, Poskota menunjukkan subjektivitas yang cukup tinggi meskipun setengah dari beritanya bersifat netral. Seperti yang dikatakan oleh Cooley bahwa Subjektivitas adalah hal yang tidak bisa dihindari terutama pada media (Cooley, 1981). Subjektivitas yang terlihat disini adalah pemberitaan yang tidak berimbang antara kedua pasangan Cagub dan Cawagub Jokowi-Ahok dan Foke-Nara. Jumlah berita yang ditemukan pada Poskota adalah sebanyak 198 berita. Setengah dari keseluruhan berita yaitu 99 berita menunjukkan nada pemberitaan yang netral meskipun kebanyakan dari setengah berita netral itu lebih banyak menyangkut mengenai Foke, kebijakan yang dilakukan serta pekerjaan yang dilakukan oleh beliau selaku Gubernur DKI Jakarta. Sisa 99 berita lainnya itu berisi nada pemberitaan yang subjektif berpihak kepada Foke-Nara yaitu 83 berita bernada positif untuk pasangan FokeNara lalu hanya 9 berita yang bernada positif kepada pasangan Jokowi-Ahok. Nada pemberitaan positif Jokowi-Ahok juga baru terlihat pada edisi bulan September. Selama 2 bulan pemberitaan, tidak ada artikel yang bernada negatif untuk pasangan Foke-Nara namun terdapat 16 berita yang bernada negatif untuk pasangan Jokowi-Ahok. Dalam mendukung analisis yang telah dilakukan oleh Penulis, terdapat 1 artikel pada Poskota yang berjudul „Jaga Kebersamaan Jalin Silaturahmi‟. Di dalamnya, terdapat tulisan seperti berikut:
137
”Ketua LMK Lenteng Agung, Mahdi mengatakan Poskota menjadi media informasi seputar kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang dikomandani Gubernur Fauzi Bowo dalam memajukan warga. Mulai dari pendidikan gratis, kesehatan gratis dan pembinaan usaha mikro bagi warga ekonomi lemah.” –Poskota, 3 September 2012
Dari hasil penemuan tersebut, maka memang dipastikan seperti yang dikatakan oleh McCombs dan Shaw (1972), ideologi media itu mempengaruhi pemberitaannya sendiri, dari segi agenda media dan subjektivitasnya. Chomsky (1988) juga mengatakan bahwa dalam suatu ekonomi politik media massa, media itu tidak objektif karena faktor ideologi media itu yang membuat adanya monopoli. Dengan demikian, ideologi tersebut menyebabkan adanya subjektivitas dalam pemberitaan atau proses eksternalisasi sehingga bisa disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, pemberitaan mengenai Cagub dan Cawagub juga merupakan bentuk konstruksi realitas oleh media (Berger & Luckmann, 1966). Bisa dikatakan bahwa Poskota turut menjadi agen atau pendukung dari pasangan Foke-Nara.
V.2.4.1. Dukungan dan Oposisi di Poskota Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dari keseluruhan berita yang ada, banyak pihak-pihak maupun parpol-parpol besar turut mendukung pasangan Foke-Nara. Contohnya adalah seperti asosiasi pendeta, PPP, Golkar, PKS, Ulama, Soksi Metropolitan DKI Jakarta, komunitas Batak, FKPPI, dan KBP3 adalah pihak-pihak yang mendukung pasangan Foke-Nara. Dipastikan
138
Foke-Nara diberitakan dengan positif dimana berdasarkan artikel di Poskota, Foke digambarkan seorang yang mempunyai sosok yang jujur, adil, paling mengetahui Jakarta, mempunyai komitmen kuat, dekat dengan warga, sederhana dan mempunyai visi dan misi yang kuat. Jokowi tidak diberitakan secara positif dalam bentuk dukungan ataupun oposisi karena tidak ada berita mengenai ada pihak yang mendukung pasangan tersebut kecuali pada tanggal 15 September Jokowi mempunyai nada positif karena dinilai optimis dan percaya diri karena tetap didukung oleh ibunya.
V.2.4.2. Pencitraan dan Diskredit di Poskota Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dari keseluruhan berita yang ada, pasangan Foke-Nara mempunyai berita pencitraan yang cukup banyak dan sebagian besar diberitakan secara positif. Contohnya adalah program kerja Foke dalam memajukan anak-anak yang kurang mampu dengan memberikan kartu gratis sekolah, memberikan jaminan kesehatan kepada pensiunan PNS, memberikan pengobatan gratis hingga 100 juta rupiah, bersahabat erat dengan kaum Tionghoa dan melayani masyarakat secara pribadi saat warga membeli sembako. Semua itu diberitakan secara positif karena memberitakan citra yang baik untuk Foke-Nara, khususnya pada Foke sendiri yang menjadi kandidat incumbent. Dalam berita Poskota juga, Foke diberikan gelar Daeng Gassing yang disebutkan artinya adalah pemberani dan nada positif dimana Foke bersikap ksatria di mana ia mengakui kekalahannya dengan lapang dada.
139
Pada sisi lainnya, Jokowi diberitakan negatif pada 18 Agustus di mana parpol besar seperti PKS menilai Jokowi ogah-ogahan dan menganggap kinerja Jokowi di Solo tidak maksimal. Selain itu, pada tanggal 13 Agustus, pemberitaan Jokowi juga bernada negatif karena terdiskreditasi di mana Jokowi dianggap tidak berkomitmen dalam menjalani masa jabatan sebagai Walikota Solo saat sudah berkomitmen sebelumnya. Saat kemenangan Jokowi diberitakan pada tanggal 21 September dan seterusnya, barulah ada berita mengenai Jokowi yang bernada positif dimana dirinya dinilai bisa membawa perubahan baru dan merupakan harapan baru untuk Jakarta. Namun, setelah tanggal 21 September tersebut, terdapat juga berita yang menyangkut Jokowi namun bernada netral dimana berita tersebut berisi bahwa warga akan langsung menagih janji-janji Jokowi yang telah diberitakannya pada saat kampanye.
140
BAB VI PENUTUP
Setelah melakukan penelitian analisis isi kuantitatif pada berita di Berita Kota, Warta Kota, Kompas dan Poskota mengenai pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara yang merupakan kandidat Pilkada Cagub dan Cawagub DKI Jakarta 2012 Putaran Kedua, Penulis menyimpulkan bagaimana subjektivitas media terhadap nada pemberitaannya. Selain itu, Penulis juga akan memberikan beberapa saran yang terkait dengan topik penelitian ini.
VI.1. Kesimpulan Subjektivitas media itu didasari dengan adanya proses pencurahan pemikiran dan ideologi secara pribadi kedalam berita yang merupakan hasil media itu sendiri (Berger, 1966). Proses ekternalisasi tersebut menghasilkan nada berita yang merupakan suatu konstruksi yang dibuat oleh media secara tidak langsung. Dari hasil penelitian ini, terdapat 3 bentuk subjektivitas yang mendasari suatu karakteristik nada pemberitaan pada sebuah surat kabar. Bentuk tersebut yaitu berupa nada pemberitaan yang positif, negatif dan netral. Setelah menarik benang merah dari semua berita yang ada pada keempat koran yang adalah Berita Kota, Warta Kota, Kompas dan Poskota, bisa disimpulkan beberapa kategori yang mendasari rata-rata sifat berita dari nada pemberitaannya tersebut. Seperti yang telah dibahas pada bab 5, kategori yang sering muncul pada berita itu adalah rata-rata mengenai suatu dukungan dan
141
oposisi, lalu pencitraan dan diskreditasi. Berita netral pada umumnya tidak terdapat pernyataan yang menyangkut emosi dan pendapat positif ataupun negatif dari sumber berita. Pada Berita Kota, jumlah berita yang berkaitan dengan pasangan JokowiAhok dan pasangan Foke-Nara adalah sebanyak 142 berita. 28.1% (40 berita) dari (100%) keseluruhan berita cenderung mempunyai nada positif kepada pasangan Jokowi-Ahok dan hanya 21.8% (31 berita) dari 100% berita cenderung mempunyai nada positif kepada pasangan Foke-Nara. Berita Kota lebih banyak memberitakan Jokowi-Ahok dengan nada positif dibandingkan pasangan FokeNara. Di sisi lainnya, 16.1% (23 berita) dari 100% keseluruhan berita di Berita Kota, cenderung mempunyai nada negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok dan hanya 9.8% (14 berita) dari 100% berita cenderung memberitakan negatif pada pasangan Foke-Nara. Berita Kota juga cenderung memberitakan pasangan Jokowi-Ahok dengan nada negatif yang lebih banyak dari pasangan Foke-Nara. 39.4% (56) dari 100 % berita bernada netral. Disimpulkan bahwa berita subjektif positif dan negatif dari Berita Kota lebih banyak dibandingkan berita netralnya. Pada Warta Kota, total berita yang berkaitan dengan pasangan JokowiAhok dan pasangan Foke-Nara adalah sebanyak 86 berita. 23.2% (20 berita) dari (100%) keseluruhan berita cenderung mempunyai nada positif kepada pasangan Jokowi-Ahok dan 39.5% (34 berita) dari 100% berita cenderung mempunyai nada
142
positif kepada pasangan Foke-Nara. Warta Kota lebih banyak memberitakan Foke-Nara dengan nada positif dibandingkan pasangan Jokowi-Ahok. Lalu, 6.9% (6 berita) dari 100% keseluruhan berita di Berita Kota, cenderung mempunyai nada negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok dan hanya 2.3% (2 berita) dari 100% berita cenderung memberitakan negatif pada pasangan Foke-Nara. Dari hasil penelitian, Warta Kota lebih banyak memberitakan pasangan Jokowi-Ahok dengan nada negatif dibandingkan pasangan Foke-Nara. 43% (37 berita) dari 100 % berita bernada netral. Bisa disimpulkan bahwa berita subjektif positif dan negatif di Warta Kota lebih banyak dari berita netralnya. Di Kompas, berita mengenai pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan FokeNara berjumlah 87 berita. 33.3% (29 berita) dari 100% cenderung mempunyai nada yang positif terhadap pasangan Jokowi-Ahok dan 14.9% (13 berita) cenderung mempunyai nada yang positif terhadap pasangan Foke-Nara. Kompas lebih banyak memberitakan nada positif kepada pasangan Jokowi-Ahok Setelah itu, 4.5% (4 berita) dari 100% berita cenderung mempunyai nada yang negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok dan 3.4% (3 berita) dari 100% berita cenderung mempunyai nada negatif kepada pasangan Foke-Nara. Kompas lebih banyak mempunyai nada pemberitaan negatif terhadap pasangan JokowiAhok dengan selisih 1 berita dibandingkan dengan pasangan Foke-Nara. 52% (46 berita) dari 100% (87 berita) keseluruhan berita bersifat netral dan bisa disimpulkan bahwa Kompas lebih banyak mempunyai berita yang netral dibandingkan berita yang subjektif positif dan negatif.
143
Pada koran Poskota, jumlah keseluruhan berita mengenai pasangan Jokowi-Ahok dan pasangan Foke-Nara adalah sebanyak 198 berita. 4.5% (9 berita) dari (100%) keseluruhan berita cenderung mempunyai nada positif kepada pasangan Jokowi-Ahok dan 41% (83 berita) dari 100% berita cenderung mempunyai nada positif kepada pasangan Foke-Nara. Poskota jauh lebih banyak memberitakan Foke-Nara dengan nada positif dibandingkan pasangan JokowiAhok. Sebaliknya, 8% (16 berita) dari 100% berita cenderung mempunyai nada negatif kepada pasangan Jokowi-Ahok di mana tidak ada berita yang cenderung mempunyai nada negatif terhadap pasangan Foke-Nara. Poskota tidak memiliki nada negatif terhadap pasangan Foke-Nara. Pada sisi lainnya, 50% (99 berita) atau setengah dari keseluruhan berita, mempunyai berita yang bersifat netral. Bisa disimpulkan bahwa Poskota mempunyai berita netral dan berita subjektif positif dan negatif yang sama meskipun nada pemberitaannya tidak seimbang antara pasangan Jokowi-Ahok dengan pasangan Foke-Nara.
VI.2. Saran Untuk
lebih
dapat
melihat
subjektivitas
media
terhadap
nada
pemberitaannya, penelitian subjektivitas media bisa diteliti dengan meneliti lebih lanjut dan lebih dalam mengenai seluk-beluk ideologi media, pemikiran dan prinsip utamanya. Dengan demikian, penelitian mengenai subjektivitas media ini tidak berhenti hanya sampai pada proses ‘bagaimana’ atau ‘how’ namun bisa
144
dikembangkan ‘mengapa’ hal-hal seperti demikian terjadi pada sebuah institusi media. Agar penelitian lebih mudah dan dipercaya, pemilihan dari media nya itu juga turut menjadi pertimbangan, di mana media tersebut mempunyai suatu kesamaan sehinggan bisa terdapat unsur komparasi, dan adanya perbandingan satu sama lain. Dengan hasil perbandingan tersebut, maka isi penelitian juga bisa lebih bervariasi dan melihat perbedaan nada berita dari satu media ke media lain dalam suatu isu yang sama.
145