MUKJIZAT PARA NABI DALAM AL-QUR’AN
JUWAINI Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Kopelma Darussalam, Banda Aceh Email:
[email protected]
ABSTRACT Allah sent prophets and messengers who call human beings to believe in Allah, to support the appeal, the prophets and apostles were awarded various miracles. Miracles are extraordinary events that occurred in the prophets and apostles, which were intended only as a prophetic sign, and serves as proof of the truth of the prophets and apostles. Miracles are given to each Prophet is different, like Noah's boat was enable human being to survive in a situation of fierce waves and waves, protection Prophet from burning, Prophet Moses' rod turned into a snake, the healing of the Prophet Jesus and Prophet Muhammad who received the revelation of the Koran. Kata Kunci: Mukjizat, al-Qur’an, Nabi dan Rasul PENDAHULUAN Mukjizat adalah kemampuan luar biasa yang diberikan Allah kepada nabi dan rasul. Tujuan diberikan mukjizat adalah untuk menunjukkan kebenaran kerasulan dan kebenaran ajaran yang dibawa, dan ini hanya terjadi atas kekuasaan Allah. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu kemestian, setiap nabi dan rasul dilengkapi dengan mukjizat untuk membuktikan kebenaran dalam menyampaikan risalah Allah. Topik-topik berikut ini akan menjelaskan pengertian mukjizat, jenisjenis mukjizat dan contoh-contoh mukjizat. PENGETIAN MUKJIZAT Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mukjizat diartikan sebagai kejadian atau peristiwa yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia.1 Mukjizat diambil dari bahasa Arab ( أﻋﺠﺰa’jaza) yang bermakna melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Kata ( أﻋﺠﺰa’jaza) berasal dari kata ﻋﺠﺰ (‘ajaza) yang berarti tidak mempunyai kekuatan atau lemah. Pelakunya disebut mukjiz, bila kemampuannya melemahkan pihak lain sangat menonjol sehingga mampu mengalahkan lawan, maka dinamakan ( ﻣﻌﺠﺰةmu’jizat).2 Tambahan ta marbuthah pada akhir kata mengandung makna mubalaghah. Dalam al-Mu’jam al-Washith, mukjizat diartikan perkara atau urusan yang berbeda dengan adat kebiasaan yang ditampakkan Allah pada diri seorang nabi _____________ 1
WJS Poerwodarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976),
2
Ibnu Mandhur, Lisan al-A’rab, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.), 369- 370.
395.
Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 1, JANUARI 2012
89
dan rasul untuk memperkokoh kenabiannya.3 Jalaluddin al-Sayuti menjelaskan bahwa mukjizat adalah suatu peristiwa luar biasa yang tidak dapat dikalahkan oleh siapapun.4 Menurut Manna’ al-Qattan, perkataan i’jaz atau mukjizat adalah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, berlawanan dari perkataan qudrah. Apabila mukjizat muncul, maka terlihat sesuatu yang dilemahkannya. 5 I’jaz dalam konteks pembahasan ini menunjukkan pada kebenaran Nabi Muhammad dalam pengakuannya sebagai seorang rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab dalam melawan mukjizat yang kekal yakni al-Qur’an. Menurut al-Qur’an, mukjizat berasal dari kata ‘ajaza –‘yu’jizu yang bermakna lemah. Dalam hal ini Allah berfirman dalam QS. al-Maidah: 31. “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.” Ayat ini selain menjelaskan tentang manusia yang banyak mengambil pelajaran dari alam dan tidak segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya, juga menjelaskan bahwa penyesalan yang menjadi suatu syarat taubat ialah penyesalan yang terbit karena takut kepada Allah dan karena kegundahan melampui batas-Nya.6 Secara terminologi, mukjizat adalah suatu keistimewaan yang diberikan Allah kepada para nabi atau rasul dengan melemahkan kekuatan lawan dan memberikan keunggulan seketika kepada yang diberi mukjizat itu. Dalam bahasa Inggris, mukjizat disebut dengan miracle, dalam bahasa latin disebut dengan miraculum artinya mengagumi. Istilah ini menunjukkan apa yang menyebabkan keheranan dan biasa dipakai untuk menunjukkan sesuatu peristiwa. Menurut al-Zarqani mukjizat adalah sesuatu yang melemahkan manusia atau makhluk lainnya, baik secara individu maupun kolektif. Mukjizat terdapat beberapa unsur, yaitu: pertama, ada suatu hal yang terjadi di luar kebiasaaan. Kedua, mukjizat lahir pada diri seorang Nabi. Ketiga, ada tantangan, biasanya dari pihak yang menentang atau menyaksikan kedudukan seorang Nabi. Keempat, tantangan tersebut tidak dapat ditandingi.7 Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa mukjizat adalah satu anugerah luar biasa yang dikaruniakan kepada Nabi dan Rasul untuk membuktikan kenabian dan kerasulan mereka, serta untuk menunjukkan kebenaran ajaran yang dibawa, dan tidak ada yang bisa menentangnya. Secara tidak langsung mukjizat akan membuktikan kebatilan sesuatu ajaran atau paham yang dibawa para ahli atau pemikir yang menolak adanya mukjizat.
_____________ 3
Ibrahim Anis, al-Mu’jam al-Washith, (Surabaya: t.th.), 585. Jalaluddin al-Suyuti, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,
4
2000), 46. 5
Manna’ al-Qaththan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut: Maktabah Wahbah, 2004),
258. 6
M. Hasbi ash-Shiddiqi, Tafsir al-Nur, (Semarang: Pustaka Rizqi, 1996), 1028. M. Abd Azim al-Zarqani, Manahil al-Irfan fi ’Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1988), 480. 7
90
JUWAINI: MUKJIZAT PARA NABI DALAM AL-QUR’AN
JENIS- JENIS MUKJIZAT Secara garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu mukjizat yang bersifat hissiyah (material indrawi) dan mukjizat yang bersifat ‘aqliyah (rasional). Mukjizat nabi-nabi terdahulu merupakan hissiyah, karena bersifat material dan indrawi dalam arti keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat indra masyarakat tempat Nabi tersebut menyampaikan risalahnya.8 Seperti perahu Nabi Nuh atas petunjuk Allah mampu bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat, tidak terbakarnya Nabi Ibrahim dalam kobaran api, tongkat Nabi Musa yang berubah menjadi ular, penyembuhan yang dilakukan Nabi Isa dan lain-lain. Semuanya bersifat material indrawi, terbatas pada lokasi atau tempat nabi atau rasul tersebut berada dan berakhir dengan wafatnya masing nabi. Berbeda dengan mukjizat Nabi Muhammad, sifatnya bukan material indrawi, tetapi ‘aqliyah (dapat dipahami oleh akal). Karena sifatnya yang demikian, maka tidak terbatas pada suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya, kapan dan dimanapun berada. Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok. Pertama, nabi sebelum Nabi Muhammad, ditugaskan untuk masyarakat dan masa tertentu. Oleh karena itu, mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa dan masyarakat tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Berbeda dengan Nabi Muhammad, yang diutus untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman, sehingga bukti kebenaran ajarannya harus selalu siap dipaparkan kepada setiap orang yang ragu kapanpun dan dimanapun mereka berada. Kedua, manusia mengalami perkembangan dalam pemikirannya. Umat nabi sebelum Nabi Muhammad, memerlukan bukti kebenaran yang sesuai dengan tingkat pemikiran mereka, bukti tersebut harus jelas dan terjangkau indra mereka. Tetapi, setelah manusia mulai menanjak ke tahapan kedewasaan berpikir, maka bukti yang bersifat indrawi tidak diperlukan lagi. Ini bukan berarti bahwa tidak terjadi hal-hal luar biasa dari atau melalui Nabi Muhammad. Keluarnya air dari celah jari-jari beliau, makanan yang sedikit dapat mencukupi orang banyak, genggaman pasir yang beliau lontarkan kepada kaum musyrik dalam perang Badar hingga menutupi pandangan mereka, merupakan hal-hal luar biasa yang telah terjadi.9 Penjelasan di atas menjelaskan bahwa mukjizat adalah hal luar biasa dalam mengatasi segala persoalan manusia, tidak ada yang kuasa selain Allah. Kemudian antara mukjizat para nabi mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk memainkan peranan dan mengatasi kepandaian kaumnya, disamping membuktikan kekuasaan Allah diatas segala-galanya. CONTOH MUKJIZAT PARA RASUL Mukjizat merupakan kejadian di luar akal manusia yang hanya dimiliki oleh nabi dan rasul.10 Sedangkan apabila seseorang memiliki sesuatu yang luar biasa dinamakan dengan karamah. Mukjizat biasanya berisi tantangan terhadap hal-hal yang sedang terjadi dalam masyarakat pada zaman diturunkannya mukjizat _____________ 8
Rafiq, ‘Ajam Musthalahat Imam al-Ghazali, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th.),732. Mutawalli Sya’rawi, Mukjizat al-Qur’an, (Singapura: Pustaka Nasional, 1945), 1-4. Selanjutnya disebut Mutawalli Sya’rawi, Mukjizat al-Qur’an. 10 Al-Jurjani, A’lam al-Kitab, Cet. I (Beirut: Maktabah li al-Thaba’ah wa al-Nasyr wa Tauzi’, 1996), 273. 9
Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 1, JANUARI 2012
91
tersebut. Misalnya pada zaman Nabi Musa, masyarakat pada waktu itu ramai mempraktekkan ilmu sihir, maka dengan mukjizat, tongkat Nabi Musa dapat berubah menjadi ular dan mengalahkan sihir orang lain yang ada di sekitarnya. Pada zaman Nabi Isa berkembang ilmu pengobatan, maka pada saat itu mukjizat Nabi Isa adalah mamppu menghidupkan orang meninggal, hal tersebut merupakan puncak dari ilmu pengobatan. Demikian juga pada zaman Nabi Muhammad, yang berkembang adalah ilmu sastra, dan pada masa itulah al-Qur’an diturunkan, yang menjadi mukjizat Nabi Muhammad. Nabi yang pada saat itu tidak bisa membaca dan menulis tapi dapat menunjukkan bahwa al-Quran yang diyakini oleh umat Islam, memiliki nilai sastra tinggi, tidak hanya dari cara pemilihan kata-kata tapi juga kedalaman makna yang terkandung di dalamnya, sehingga al-Quran dapat terus digunakan sebagai rujukan hukum yang tertinggi sejak zaman masa hidup Nabi sampai nanti di akhir zaman. Berikut adalah beberapa contoh mukjizat para Rasul Mukjizat Nabi Ibrahim Nabi Ibrahim merupakan nabi dan rasul, yang diberi gelaran khalilullah, termasuk salah seorang dari lima orang nabi ulul azmi, yang bersama anaknya Nabi Ismail dikenal sebagai pengasas Ka’bah. Nabi Ibrahim adalah putera Azar bin Falikh bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh, dilahirkan di sebuah tempat bernama Faddam A’ram, dalam Empayar Neo-Babylon yang waktu itu diperintah oleh seorang raja zalim bernama Namrud bin Kan’an. Sebelum kelahirannya, daerah tersebut dalam keadaan yang tidak aman, karena Raja Namrud bermimpi bahwa akan lahir seorang bayi yang ketika besar akan merampas takhtanya. Ia akan membawa agama yang mempercayai satu Tuhan dan akan menjadi pemusnah berhala. Bayi tersebut juga akan menjadi penyebab Raja Namrud mati dengan cara yang dahsyat. Oleh karena itu, Raja Namrud memerintahkan untuk membunuh setiap bayi yang dilairkan, dan golongan lelaki dan wanita dipisahkan selama setahun. Dalam keadaan tersebut, kehendak Allah tetap terjadi. Isteri Azar mengandung namun tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Pada suatu hari ia merasa seperti telah tiba waktu untuk melahirkan. Sadar dengan resiko yang akan diterima, dalam ketakutan, ibu Nabi Ibrahim bersembunyi dan melahirkan dalam sebuah gua. Kemudian ia memasukkan batu-batu kecil ke dalam mulut bayinya dan meninggalkannya. Seminggu kemudian, ia bersama suaminya kembali ke gua tersebut dan terkejut melihat Nabi Ibrahim masih hidup. Selama seminggu, bayi itu menghisap celah jarinya yang mengandung susu dan makanan lain yang berkhasiat. Ketika berusia 15 bulan tubuh Nabi Ibrahim membesar dengan cepatnya seperti anak-anak yang berusia dua tahun. Baru kemudian orang tuanya berani membawanya pulang. Sebagai seorang rasul, Allah menganugerahkan mukjizat kepada Nabi Ibrahim untuk memperingati kaumnya yang menyembah berhala. Mereka membesarkan patung-patung dan sujud kepadanya. Oleh sebab itu, kaumnya membakar Nabi Ibrahim, untuk menuntut balas bagi tuhan-tuhan mereka. Agar menjadi peringatan terhadap siapa saja yang mencoba menghina tuhan mereka ataupun mengingkarinya. Dengan mukjjizat yang diberikan Allah, Nabi Ibrahim tidak terbakar api yang dahsyat setelah menghancurkan berhala-berhala yang
92
JUWAINI: MUKJIZAT PARA NABI DALAM AL-QUR’AN
disembah oleh ayah dan kaumnya.11 Namun, Nabi Ibrahim tidak takut menghadapi hukuman dari kaumnya itu. Lalu, Allah menyelamatkannya dari panasnya api yang menyala-nyala. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. alAnbiyaa: 69. Allah membiarkan mereka untuk menangkap Nabi Ibrahim dan membakar dalam api yang dinyalakan dihadapan tuhan-tuhan mereka.12 Padahal dapat saja Nabi Ibrahim melarikan diri atau bersembunyi sebelum ditangkap agar mereka tidak dapat mencarinya dan selamat dari kebakaran. Dengan demikian niscaya mereka akan menangkap Ibrahim dan membakarnya hingga hangus. Jika hal itu terjadi, mereka akan terus mempercayai tuhan-tuhannya yang dapat mendatangkan manfaat bagi yang menyembahnya dan mudharat bagi yang mengingkarinya. Oleh sebab itu, Allah menentukan agar Ibrahim tidak melarikan diri dan tertangkap serta dilemparkan kedalam api, untuk disaksikan oleh orang banyak bahwa kepercayaan mereka salah dan tuhan mereka tidak berkuasa dihadapan Allah. Mukjizat Nabi Nuh Nabi Nuh terkenal dengan perahunya, bahkan hingga sekarang para ilmuwan masih mencari perahu Nuh dan tempat pendaratannya. Karena kekafiran kaumnya dan berbagai upaya mengembalikan mereka menjadi bangsa yang beriman tidak berhasil, akhirnya Nabi Nuh putus asa. Selanjutnya Allah memerintahkan Nabi Nuh membuat kapal. Dalam al-Qur’an tidak disebutkan model kapal, ukuran kapal, dan gambaran lainnya. Namun jelas ayat di atas menunjukkan, bahwa keseluruhannya berdasarkan pengawasan dan wahyu dari Allah. Pembuatan kapal di dataran tinggi dan jauh dari laut, hal itu menjadi bahan tertawaan dan ejekan kaumnya.13 Bahkan ada bagian tertentu dari kapal tersebut yang dijadikan sebagai tempat pembuangan kotoran manusia. 14 Namun Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman tetap melanjutkan pembuatan kapal hingga selesai. Setelah selesai pembuatan kapal, Nabi Nuh berdoa pada Allah, lalu terjadilah mukjizat, tiba-tiba datang orang sakit dan orang tersebut jatuh ke dalam kotoran tadi, ternyata setelah keluar dengan tidak disangka penyakit yang ada padanya sembuh. Berita menyebar dengan cepat ke pelosok negeri. Para penderita berbagai penyakit beramai-ramai mengambil kotoran dari tempat itu untuk pengobatan, dan memang terbukti dapat menyembuhkan segala penyakit. Selanjutnya, kotoran di kapal Nabi Nuh menjadi bersih, bahkan para penyandang sakit masih kekurangan kotoran untuk menyembuhkan penyakit-penyakit mereka. Uraian di atas menjelaskan bahwa mukjizat Nabi Nuh salah satunya adalah dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari kotoran manusia. Walaupun pada dasarnya, kotoran tersebut adalah hasil dari pengkhianatan kaumnya kepada Nabi Nuh, tetapi Allah berkehendak lain kotoran tersebut dapat menjadi obat yang paling ampuh untuk segala penyakit. Demikian juga bahwa Nabi Nuh merupakan Bapak perkapalan pertama dalam Islam. _____________ 11
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an (Bandung: Mizan, 2004), 36. Selanjutnya disebut M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an. 12 M. Mutawalli Sya’arawi, Mukjizat al-Qur’an, 4. 13 Ahmad Bahjat, Ensiklopedi Nabi-Nabi Allah, terj Khalifurrahman (Yogyakarta: AlManar: 2008), 86. Selanjutnya disebut Ahmad Bahjat, Ensiklopedi. 14 M. Mutawalli Sya’arawi, Mukjizat ..., 6. Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 1, JANUARI 2012
93
Mukjizat Nabi Musa Setiap Nabi yang diutus dilengkapi dengan mukjizat menurut kepandaian kaumnya, kaum Nabi Musa15 mahir dalam hal sihir, maka Nabi Musa dilengkapi dengan mukjizat sihir.16 Diantara orang-orang yang pertama mempercayai Musa ialah para ahli sihir, ketika melihat mukjizat Nabi Musa, mereka terharu, karena dapat mengenali perbedaan yang besar antara kuasa Tuhan dengan kuasa manusia. Mereka sujud dengan penuh perasaan takut, mengakui kelebihan mukjizat Musa yang diberikan Allah, daripada kepandaian mereka dalam mempermainkan sihir. Hal ini sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an.
ُ ُ َ .ﺳﺎﺟﺪﯾﻦ ﻗﺎﻟﻮا َ َ ﱠ وھﺎرون َ ُ َ َ ﻣﻮﺳﻰ َ ِ َ َ ْ ﺑﺮب َ ِ ِ َ ُ اﻟﺴﺤﺮة ِ ّ َ .اﻟﻌﺎﻟﻤﯿﻦ ِ ّ َ ِ آﻣﻨﺎ َ ُ رب َ َ وأﻟﻘﻲ ﱠ َ ِْ َ
“Maka para ahli sihir itupun bersujud. Mereka berkata: Kami beriman kepada Tuhan semesta alam yaitu Tuhan Musa dan Harun.” (QS. al-Araf: 120122) Ayat di atas menjelaskan bahwa yang pertama beriman kepada Nabi Musa adalah orang-orang yang telah mengenali mukjizat. Mereka adalah ahli-ahli sihir yang ditantang oleh Allah untuk membuktikan kebenaran mereka. Sehingga ahli sihir tersebut beriman kepada Allah dan mengingkari Firaun karena kebenaran yang telah diperlihatkan dari mukjizat Nabi Musa. Mukjizat Nabi Isa Al-Qur’an menceritakan mukjizat Nabi Isa sejak lahir, karena ketika bayi Nabi Isa telah dapat berbicara. Di samping itu, dapat menghidupkan orang mati dengan izin Allah,17 dan memiliki kemampuan yang luar biasa karena dengan hanya meniupkan pada suatu tanah, maka tanah itu terbentuk menjadi burung dan ia terbang dengan izin Allah, seperti disebutkan dalam surah al-Maidah: 110-111. Ayat tersebut menyebutkan lima mukjizat dari Nabi Isa, yaitu: Pertama, bahwa Nabi Isa mampu berbicara dengan manusia ketika beliau masih kecil. Kedua, diajari isi kandungan Kitab Taurat dan Kitab Injil. Ketiga, Nabi Isa membentuk tanah seperti burung kemudian meniupkannya lalu menjadi burung. Keempat, mampu menghidupkan orang-orang yang mati. Kelima, mampu menyembuhkan orang yang buta dan orang yang berpenyakit kusta.18 Terdapat mukjizat yang, keenam yang disebutkan dalam QS. Al-Maidah 112-115. Makna ayat di atas merupakan mukjizat yang keenam ialah turunnya makanan dari langit karena permintaan Hawariyin. Juga terdapat mukjizat yang ketujuh, lantaran beliau diberi kemampuan melihat hal-hal yang gaib melalui panca inderanya meskipun beliau tidak menyaksikannya secara langsung. Oleh karena itu, beliau memberitahu kepada sahabat-sahabat dan murid-muridnya apa yang mereka makan dan apa yang mereka simpan di rumah-rumah mereka, sebagaimana firman Allah:
ْ ِ ﻟﻜﻢ ﺑﯿﻮﺗﻜﻢ ِ ﱠ ﻣﺆﻣﻨﯿﻦ َ ِ ِ ْ ُ ﻛﻨﺘﻢ َ ُ ِ وﻣﺎ َ ﱠ َ ُ ُ ْ َ ﺑﻤﺎ َ ِ َ إن ِﻓﻲ َ َ َ ذﻟﻚ ْ ُ ْ ُ إن ْ ُ َ ًﻵﯾﺔ ْ ُ ِ ُ ُ ﺗﺪﺧﺮون ِﻓﻲ ْ ُ ُ ِّ َوأ ُﻧ... َ َ ﺗﺄﻛﻠﻮن َ ِ َﺒﺌﻜﻢ “Dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda _____________ 15
Ahmad Bahjat, Ensklopedi… , 320. Ahmad Bahjat, Ensiklopedi..., 334-356. 17 M. Mutawalli Sya’arawi, Mukjizat al-Qur’an, 114. 18 Said Aqil Siroj, 2006, 385. 16
94
JUWAINI: MUKJIZAT PARA NABI DALAM AL-QUR’AN
(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu benar-benar beriman.” (QS. Ali ‘Imran: 49) Inilah mukjizat Nabi Isa yang ketujuh, didahului oleh mukjizat kelahirannya yang sangat mengagumkan. Beliau lahir tanpa seorang ayah, lalu diikuti mukjizat berikutnya di mana beliau diangkat dari bumi ke langit ketika penguasa yang zalim berusaha menyalibnya.19 Oleh karena itu, bahwa mukjizat adalah hal yang luar biasa yang Allah berikan kepada Nabi-Nya, yang disesuaikan dengan keadaan zaman diutusnya Nabi tersebut sehingga mukjizat itu berpengaruh dalam jiwa kaum dan mampu menggoncangkan hati mereka dan menjadikan mereka beriman kepada pemilik mukjizat. Mukjizat Nabi Isa yang disaksikan oleh Bani Israil, sesungguhnya terdapat petunjuk bagi mereka untuk membenarkan Nabi Isa. Jelas disini bahwa Nabi Isa menyampaikan risalah Allah mengaruniakan kepada Nabi Isa berbagai mukjizat bertujuan untuk membenarkan ajaran yang disampaikan, di samping mukjizat berupaya menghadapi tantangan semasa pada waktu tersebut. Mukjizat Nabi Muhammad Nabi Muhammad mempunyai mukjizat luar biasa yang dikarunia oleh Allah untuk membuktikan kenabiannya. Mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah al-Qur’an. Selain itu, Nabi Muhammad juga dikarunai dengan berbagai mukjizat yang lain seperti keluar air dari celah baju baginda, isra’ mi’raj, makanan yang sedikit mencukupi orang banyak, membelah bulan.20 Dalam hadits alBukhari, hadis 72-74 yang diriwayat oleh Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda,:
وإﻧﻤﺎ ﻛﺎن اﻟﺬي أوﺗﯿﺖ وﺣﯿﺎ،ﻣﺎ ﻣﻦ اﻷﻧﺒﯿﺎء ﻧﺒﻲ إﻻ أﻋﻄﻰ ﻣﺎ ﻣﺜﻠﮫ آﻣﻦ ﻋﻠﯿﮫ اﻟﺒﺸﺮ ﻓﺄرﺟﻮ أن أﻛﻮن أﻛﺜﺮھﻢ ﺗﺎﺑﻌﺎ ﯾﻮم اﻟﻘﯿﺎﻣﺔ،إﻟﻲ ّ أوﺣﺎه ﷲ
“Tidak ada kalangan Nabi seorangpun melainkan diberi kepada mereka mukjizat-mukjizat yang diimani oleh manusia hanya aku diwahyukan oleh Allah dengan wahyunya yaitu al-Qur’an, maka aku mengharapkan mempunyai pengikut yang paling ramai pada hari kiamat. Berikut adalah contoh mukjizat yang diperoleh oleh Nabi Muhammad a. Keluar air dari celah jari-jari Nabi
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﯾﻮﺳﻒ ﺑﻦ ﻋﯿﺴﻰ ﺣﺪﺛﻨﺎ اﺑﻦ ﻓﻀﯿﻞ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺣﺼﯿﻦ ﻋﻦ ﺳﺎﻟﻢ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ رﺿﻲ ﻋﻄﺶ اﻟﻨﺎس ﯾﻮم اﻟﺤﺪﯾﺒﯿﺔ ورﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﺑﯿﻦ: ﷲ ﻋﻨﮫ ﻗﺎل ) ﯾﺪﯾﮫ رﻛﻮة ﻓﺘﻮﺿﺄ ﻣﻨﮭﺎ ﺛﻢ أﻗﺒﻞ اﻟﻨﺎس ﻧﺤﻮه ﻓﻘﺎل رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﻗﺎﻟﻮا ﯾﺎ رﺳﻮل ﷲ ﻟﯿﺲ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻣﺎء ﻧﺘﻮﺿﺄ ﺑﮫ وﻻ ﻧﺸﺮب إﻻ ﻣﺎ ﻓﻲ. ( ﻣﺎ ﻟﻜﻢ رﻛﻮﺗﻚ ﻗﺎل ﻓﻮﺿﻊ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﯾﺪه ﻓﻲ اﻟﺮﻛﻮة ﻓﺠﻌﻞ اﻟﻤﺎء ﯾﻔﻮر _____________ 19
Said Abdul Azhim, …., 198-200. Terbelah bulan adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad dalam kisah Islam. Peristiwa ini disebutkan dalam hadits sebagai sebab turunnya wahyu QS. al-Qamar: 1-2 dan hampir seluruh pengamat Muslim menyepakatinya kebenaran mukjizat tersebut. Tulisan awal mengenai kejadian tersebut ditulis oleh sahabat Nabi seperti Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abdullah bin Masud dan lainnya. Menurut cendekiawan Muslim India, Yusuf Ali, bulan mungkin dapat terbelah lagi saat mendekati hari kiamat. Ia juga mengatakan bahwa mungkin ayat itu dapat juga bermakna alegori, sehingga masalahnya menjadi jelas seperti bulan. Sebagian pengamat yang berbeda pendapat seperti Hasan Basri menolak kebenaran sejarah penggambaran dan mempertahankan bahwa ayat al-Qur'an tersebut hanya dimaksudkan untuk menggambarkan terbelahnya bulan mendekati hari kiamat. 20
Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 1, JANUARI 2012
95
ﻣﻦ ﺑﯿﻦ أﺻﺎﺑﻌﮫ ﻛﺄﻣﺜﺎل اﻟﻌﯿﻮن ﻗﺎل ﻓﺸﺮﺑﻨﺎ وﺗﻮﺿﺄﻧﺎ ﻓﻘﻠﺖ ﻟﺠﺎﺑﺮ ﻛﻢ ﻛﻨﺘﻢ ﯾﻮﻣﺌﺬ ؟ (ﻗﺎل ﻟﻮ ﻛﻨﺎ ﻣﺎﺋﺔ أﻟﻒ ﻟﻜﻔﺎﻧﺎ ﻛﻨﺎ ﺧﻤﺲ ﻋﺸﺮة ﻣﺎﺋﺔ )اﻟﺒﺨﺎري Dari Yusuf bin Isa dari Ibn Fudhayl dari Husain dari Salim dari Jabir, dia berkata: Ketika orang-orang haus pada perjanjian Hudaibiyah dan Rasul memiliki periuk berisi air dan beliau berwudhuk dengan air tersebut, kemudian Rasul melihat para sahabat dan bertanya: “Ada apa dengan kalian?” Para sahabat menjawab, “Kami tidak memiliki air untuk berwudhu’ dan minum, kecuali hanya yang ada dalam periuk anda.” Lalu Rasul memasukkan tangannya ke dalam periuk tersebut dan air pun keluar melalui jari-jarinya bagaikan mata air. Jabir berkata: Kami pun minum dan berwudhu’ dengan air tersebut. Salim bertanya pada Jabir, berapa jumlah kalian waktu itu? Jabir menjawab, seandainya jumlah kami mencapai seratus ribu pun air itu akan cukup, dan jumlah kami waktu itu 15.000 orang. (HR. al-Bukhari) b. Makanan sedikit cukup untuk semua
ُ َ َ َ ◌ﺣﺪﺛﻨﻰ ْ َ اﻟﺰﺑﯿﺮ ْ َ ﻣﻌﻘﻞ ُ ْ اﻟﺤﺴﻦ ُ َ َ ْ ﺣﺪﺛَﻨَﺎ ُ ْ ﺳﻠﻤﺔ ٌ ِ ْ َ ﺣﺪﺛَﻨَﺎ أﻋﯿﻦ َ ﱠ ﺷﺒﯿﺐ َ ﱠ ﻋﻦ َ َ ْ َ ﺑﻦ ََِ َ ﱠ ٍ ِ َ ﺑﻦ ِ ْ َ ﻋﻦ َ ِأﺑﻰ ﱡ ﺟﺎﺑﺮ َ ﱠ زال َ َ ﻓﻤﺎ ُ َ أن ُ ِ ْ َ ْ َ - ﷺ- اﻟﻨﺒﻰ ٍ ِ َ وﺳﻖ ٍِ َ َ ْ َ ُﻓﺄطﻌﻤﮫ َ َ ﺷﻌﯿﺮ َ َ ْ َ َ ُﯾﺴﺘﻄﻌﻤﮫ ِ ْ َ ﺷﻄﺮ رﺟﻼً َ َأﺗﻰ ﱠ ِ ﱠ ْ ُْﺗﻜﻠﮫ َ َ َ َ َ ﱠ ُ ُ ُ ْ َ َ ُوﺿﯿﻔﮭﻤﺎ َﺣﺘﻰ َﻛﺎﻟﮫ ُ َ اﻟﺮﺟﻞ ُ ُ ﱠ ُ ِ ﯾﺄﻛﻞ َ َ َ -ﷺ- اﻟﻨﺒﻰ ِ َ ﻓﻘﺎل » ْﻟﻮ ْﻟﻢ َ ْ َ ﻣﻨﮫ َ ُ ْ َ َ ُواﻣﺮأﺗﮫ ﻓﺄﺗﻰ ﱠ ِ ﱠ ْ ِ ﻷﻛﻠﺘﻢ ( )ﻣﺴﻠﻢ. ﻟﻜﻢ ْ ُ َ وﻟﻘﺎم ُْ َْ َ َ َ َ َ ُﻣﻨﮫ
Dari Salamah bin Syabib dari al-Hasan bin A’yan dari Ma’qil dari Abi alZubayr dari Jabir, bahwa seseorang datang dan meminta makanan dari Rasul, lalu Rasul memberinya makanan berupa sedikit gandum, orang tersebut kemudian memakannya dan istri serta tamunya juga turut makan. (HR. Muslim) c.Terbelahnya Bulan
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺻﺪﻗﺔ ﺑﻦ اﻟﻔﻀﻞ أﺧﺒﺮﻧﺎ اﺑﻦ ﻋﯿﯿﻨﺔ ﻋﻦ اﺑﻦ أﺑﻲ ﻧﺠﯿﺢ ﻋﻦ ﻣﺠﺎھﺪ ﻋﻦ أﺑﻲ اﻧﺸﻖ اﻟﻘﻤﺮ ﻋﻠﻰ ﻋﮭﺪ رﺳﻮل: ﻣﻌﻤﺮ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮫ ﻗﺎل . اﺷﮭﺪوا:ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﺷﻘﯿﻦ ﻓﻘﺎل اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ()اﻟﺒﺨﺎري Dari Sadaqah bin al-Fadl dari Ibn Uyainah dari Ibn Abi Najih dari Mujahid dari Abi Ma’mar dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Bulan terbelah pada masa Rasul menjadi dua bagian. Lalu Nabi berkata: Lihatlah. (HR. alBukhari). d. Pengobatan Nabi
ﺣﺪﺛﻨﺎ اﻟﻤﻜﻲ ﺑﻦ اﺑﺮاھﯿﻢ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﯾﺰﯾﺪ ﺑﻦ أﺑﻲ ﻋﺒﯿﺪ ﻗﺎل رأﯾﺖ أﺛﺮ ﺿﺮﺑﺔ ﻓﻲ ﺳﺎق ﺳﻠﻤﺔ ﻓﻘﻠ ﺖ ﯾﺎ أﺑﺎ ﻣﺴﻠﻢ ﻣﺎ ھﺬه اﻟﻀﺮﺑﺔ ؟ ﻓﻘﺎل ھﺬه ﺿﺮﺑﺔ أﺻﺎﺑﺘﻨﻲ ﯾﻮم ﺧﯿﺒﺮ ﻓﻘﺎل اﻟﻨﺎس أﺻﯿﺐ ﺳﻠﻤﺔ ﻓﺄﺗﯿﺖ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﻓﻨﻔﺚ ﻓﯿﮫ ﺛﻼث ﻧﻔﺜﺎت ﻓﻤﺎ ( )اﻟﺒﺨﺎري.اﺷﺘﻜﯿﺘﮭﺎ ﺣﺘﻰ اﻟﺴﺎﻋﺔ Dari al-Makki bin Ibrahim dari Yazid bin Abi Ubayd, ia berkata: Saya melihat adanya bekas pukulan pada betis Salamah, Yazid berkata kepada Abu 96
JUWAINI: MUKJIZAT PARA NABI DALAM AL-QUR’AN
Muslim, bekas pukulan apa ini? Ia menjawab bahwa musuh yang menimpa saya pada perang khaibar. Orang-orang lalu membicarakan bahwa Salamah tertimpa musibah, lalu saya datang kepada Rasul kemudian ia meniupnya tiga kali, kemudian saya sembuh setelah satu jam. (HR. al-Bukhari) Dari beberapa mukjizat tersebut di atas, mukjizat yang teragung adalah alQur’an, hal ini sesuai dengan sebuah hadis yang menyebtkan bahwa hanya Nabi yang diberikan wahyu berupa al-Qur’an. Sesuai dengan hadist di atas, Ibn Hajar juga mengatakan bahwa Nabi dikaruniakan oleh Allah dengan mukjizat yang sangat agung yaitu al-Qur’an dan akan kekal selama-lamanya sampai hari akhirat. Berkaitan dengan mukjizat al-Qur’an, Quraish Shihab mengatakan bahwa kemukjizatan al-Qur’an terletak pada tiga aspek. 1. Aspek bahasa Al-Qur’an pertama kali berinteraksi dengan masyarakat Arab pada masa Nabi Muhammad. Keahlian bangsa Arab pada masa itu adalah bahasa dan sastra. Dimana-mana terjadi perlombaan dalam menyusun syair atau kuthbah, petuah dan nasihat. Syair-syair yang dinilai indah digantung di Ka’bah, sebagai penghormatan kepada pengubahnya sekaligus untuk dapat dinikmati oleh yang melihat atau membacanya. Penyair mendapat kedudukan yang sangat istimewa dalam masyarakat Arab karena dinilai sebagai pembela kaumnya. 21 Orang-orang Arab yang hidup pada masa turunnya al-Qur’an adalah masyarakat yang paling mengetahui tentang keunikan dan keistimewaan al-Qur’an serta ketidakmampuan manusia untuk menyusun semacamnya. Tetapi sebahagian mereka tidak dapat menerima al-Qur’an karena isi kandungan yang terdapat didalamnya merupakan bukan sesuatu yang baru, selain itu ketidak sejalannya al-Qur’an dengan adat kebiasaan serta bertentangan dengan kepercayaan mereka. Berikut ini akan jelaskan tentang kemukjizatan al-Qur’an dari aspek kebahasaan. Pertama, Keseimbangan dalam pemakaian kata. Abd al-Razaq Naufal dalam bukunya alI’jaz al-‘Adad al-Qur'an al-Karim, mengemukakan banyak contoh tentang konsep keseimbangan ini,22 yaitu; Pertama, keseimbangan antara jumlah kata dengan antonimnya. Diantaranya, al hayah (kehidupan) dan al maut (kematian) sebanyak 145 kali; al har (panas) dan al bard (dingin) sebanyak 4 kali. Kedua, keseimbangan antara jumlah kata dan sinonimnya. Diantaranya, al harts (membajak sawah) dan al zira'ah (bertani) sebanyak 14 kali; al jahr (nyata) dan al 'alaaniyyah (nyata) sebanyak 16 kali. Ketiga, keseimbangan-keseimbangan lain yang bersifat khusus. Misalnya, kata yaum (hari) dalam bentuk tunggal sebanyak 365 sesuai dengan jumlah hari dalam setahun. Sedangkan kata ayyam (bentuk jamak yaum) dan yaumayn (bentuk mutsanna) jumlah pemakaiannya hanya 30 kali, sesuai dengan jumlah hari dalam sebulan. Kata syahr (bulan) hanya ada 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun. Di samping itu, ada juga contoh lainnya seperti katakata yang menunjukkan utusan Allah, yakni rasul, nabi, basyir, nadzir yang keseluruhannya berjumlah 518. Jumlah ini sama dengan jumlah penyebutan nama-nama Nabi dan rasul pembawa risalah-risalah Tuhan, yakni sebanyak 518. Kedua, aspeks keindahan susunan kata dan pola kalimatnya. Seperti dalam QS. Al-Baqarah: 212, _____________ 21 22
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an, 112. M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an, 145.
Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 1, JANUARI 2012
97
ْ َ ﯾﺮزق ُ ُ ْ َ ُ… َوﷲ ﺣﺴﺎب ٍ َ ِ ﺑﻐﯿﺮ ُ َ َ ﻣﻦ ِ ْ َ ِ ﯾﺸﺎء Ayat ini sangat singkat tetapi sangat padat maknanya, bahkan satu potong ayat ini bisa melahirkan beberapa makna. Pertama, Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa ada yang berhak mempersoalkannya kepada-Nya mengapa Ia meluaskan rezeki kepada seseorang dan mempersempit yang lain. Kedua, Allah memberikan rezeki kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya tanpa Dia memperhitungkan pemberian itu karena Allah Maha Kaya. Ketiga, Allah memberikan rezeki kepada seseorang tanpa diduga oleh orang yang menerima rezeki itu. Keempat, Allah memberikan rezeki kepada seseorang dengan tidak terhitung banyaknya. Kelima, Allah memberikan rezeki kepada seseorang tanpa yang bersangkutan dihitung secara detail amal-amalnya.23 2. Aspek ilmiah Hakikat-hakikat ilmiah yang disebutkan dalam al-Qur’an relevan dengan penemuaan dan fakta-fakta baru. Seseorang yang mengkaji al-Qur’an tidak akan pernah merasa jenuh untuk terus menyelidikinya. Melalui renungan dan analisis, para pemikir mendapatkan makna-makna yang terkandung dalam al-Qur’an. Seperti hal reproduksi manusia dalam QS. al-Qiyamah: 36-39. Pada ayat di atas, secara tegas menyatakan bahwa nuthfah adalah bahagian kecil dari mani yang didatangkan kedalam rahim. Kata nuthfah yang disebutkan dalam al-Qur’an sejalan dengan penemuan ilmiah pada abad ke 20 yang menjelaskan bahwa mani mengandung sekitar dua ratus juta benih manusia, sedangkan satu benih yang bertemu dengan ovum seperti yang dijelaskan dalam ayat hanya bertemu dengan ovum hanya satu saja dan itulah yang dimaksud alQur’an dengan nuthfatan mim mani ‘umna atau nuthfah dari mani yang memancar.24 Kemudian menyangkut dengan kejadian alam semesta, tentang persoalan ini al-Qur’an juga mengisyaratkan bahwa langit dan bumi awalnya adalah satu gumpalan seperti disebut dalam QS. al-Anbiya’: 30. Ayat ini tidak menjelaskan bagaimana terjadi pemisahan, tetapi yang dijelaskan alam ini adalah satu, sedangkan pemisahan yang membentuk alam langit dan bumi dibenarkan oleh hasil penyelidikan Edwin P. Hubble. Disamping itu, ia juga berpendapat bahwa alam raya ini senantiasa terus berkembang dan meluas. Ini membuktikan bahwa alam semesta sejalan dengan QS. al-Dzariyat: 47. 3. Aspek ghaib Ghaib adalah sesuatu yang tidak diketahui, tidak nyata atau tersembunyi. Terlalu banyak perkara yang tidak mungkin diketahui manusia dalam kehidupan, seperti terjadinya kiamat dan kedatangnya kematian. Al-Qur’an juga menyatakan terlalu banyak bentuk perkara yang ghaib juga kejadian masa lampau yang tidak diketahui lagi oleh manusia, karena masanya sudah terlampau lama seperti peristiwa tenggelamnya Fir’aun dan diselamatkan jasadnya, Peristiwa Ashhabul al-Kahfi atau sekolompok pemuda yang berlindung di Gua dan hidup selama tiga ratus sembilan tahun. Demikian juga al-Qur’an menjelaskan peristiwa masa yang _____________ 23 24
98
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an, 121. M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an, 168.
JUWAINI: MUKJIZAT PARA NABI DALAM AL-QUR’AN
akan datang.25 Contohnya seperti peristiwa kemenangan bangsa Rum atas Persia pada masa sekitar sembilan tahun sebelum kejadiannya, juga peristiwa akan datang yang belum lagi terjadi peristiwa kedatangan dabbah yang berbicara dengan manusia menjelang hari kiamat hal ini di jelaskan dalam QS. Al-Naml: 82. Mukjizat Nabi Muhammad berupa al-Qur'an, adalah sebuah maha karya sastra dengan sebuah khazanah budaya dan ilmu pengetahuan, merupakan mukjizat yang abadi. Banyak di antara aspek mukjizat al-Qur'an yang tersebut di atas telah dapat diketahui pada masa kini. Fakta-fakta tersebut membuktikan kehebatan alQur’an dan kebenarannya datang dari Allah, yang lebih menarik adalah isi kandungan al-Qur’an itu menjangkau zaman dan pemikiran manusia. KESIMPULAN Setiap nabi yang diutus oleh Allah selalu dibekali dengan mukjizat, tujuannya adalah untuk meyakinkan oarng-orang yang ragu dan tidak percaya kepada pesan yang dibawa oleh nabi dan rasul. Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad. Mukjizat selalu dikaitkan dengan perkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi oleh setiap nabi dan rasul. Setiap mukjizat yang dikarunia Allah bersifat menantang baik secara tegas maupun tidak. Oleh karena itu, tantangan tersebut harus dimengerti oleh orangorang yang ditantangnya, sehingga jenis mukjizat yang diberikan kepada para nabi selalu disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang dihadapinya yang tujuannya sebagai pukulan yang mematikan bagi masyarakat yang ditentang tersebut.
_____________ 25
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an, 194.
Al-Mu‘ashirah Vol. 9, No. 1, JANUARI 2012
99
DAFTAR PUSTAKA Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia, 2000. Bahjat, Ahmad, Ensiklopedi Nabi-Nabi Allah, terj Khalifurrahman, Yogyakarta: Al-Manar: 2008. Gregor, Geddes Mac, Introduction to Religious Philosoph, London: Macmillan, 1960. Ibnu Mandhur, Lisan al-A’rab, Beirut: Dar al-Fikr, t.th. . Ibrahim Anis, et.all., al-Mu’jam al-Washith, Surabaya: t.th. Jalaluddin, Suyuti, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2000. Al-Jurjani, Alamul Kitabi, Cet. I, Beirut: Dar li al-Tiba’ah wa al-Nasyri wa Tauzi’, 1996. Leahy, Louis, Filsafat Ketuhana Kontenporer, Yogyakarta: Kanisius, 1986. Liputu, Yuliani, Kamus Filsafat, Bandung: Remaja Rosdakarsa, 1995. Al-Qattan, Manna’, Mabahis fi Ulum al-Quran, Beirut: Maktabah Wahbah, 2004. Rafiq, ‘Ajam Musthalahat Imam al-Ghazali, Beirut: Dar al-Kutub, t.th. Ash-Shiddiqi, M. Hasbi, Tafsir An-Nur, Semarang: Pustaka Rizqi, 1996. Sya’rawi, M. Mutawalli, Mu’jizat al-Qur’an, Singapura: 1945. WJS Poerwodarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976. Al-Zarqani, M. Abd Azim, Manahil al-Irfan fi ’Ulum al-Quran, Beirut: Dar alKutub al-Ilmiyah, 1988. Shihab, M. Quraish, Mukjizat al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2004.
100
JUWAINI: MUKJIZAT PARA NABI DALAM AL-QUR’AN