Modul-1 JENIS – JENIS PENELITIAN I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Modul ini akan menjelaskan berbagai jenis penelitian yang dapat dilakukan dalam penelitian kesehatan. Setelah Anda membaca dan memahami modul 1 tentang jenis penelitian, Anda akan mudah memilih jenis penelitian apa yang paling tepat bagi masalah penelitian. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan masalah penelitian yang akan diteliti? Jika sudah, artinya satu tahapan dalam melaksanakan penelitian telah Anda lalui, tetapi jika belum, coba Anda baca berbagai literatur tentang topik-topik yang menarik untuk Anda teliti, jurnal-jurnal hasil penelitian, dan atau mengamati berbagai fenomena dan faktafakta yang muncul di masyarakat, khususnya yang terkait dengan pendidikan dan pembelajaran. Kerlinger (1973) mendefinisikan penelitian ilmiah sebagai penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan penyelidikan kritis dari proposisi-proposisi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan antara gejala alam. Penelitian disebut sistematis karena mengikuti langkah-langkah mulai dengan identifikasi masalah, menghubungkan masalah dengan teori, mengumpulkan data, analisis dan interpretasi data, menarik kesimpulan dan menggabungkan kesimpulan dalam khasanah pengetahuan. Penelitian berbeda dengan pemecahan masalah yang bisa dilakukan secara sepintas tanpa melalui sistematika dan metodologi yang ketat. Penelitian kesehatan adalah penelitian yang diterapkan dalam bidang kesehatan. Sehingga prinsip dan sistem yang berlaku tidak jauh berbeda dengan penelitian di bidang lainnya. Perbedaannya hanya pada area penelitian dengan pendekatan teori yang bersumber dari keilmuan kesehatan. Salah satu yang membedakan dengan penelitian kesehatan adalah obyek penelitian yang berupa manusia, baik secara individual maupun kelompok (komunitas) sehingga etika dan norma harus diperhatikan, karena manusia terlibat langsung baik sebagai obyek maupun subyek penelitian. Oleh karena itu beberapa peneliti menggolongkan penelitian kesehatan ke dalam penelitian sosial.
B. Ruang Lingkup Isi modul ini secara garis besar memberikan penjelasan tentang (1) pengertian riset/penelitian, (2) tujuan penelitian, (3) metode penelitian, (4) jenis penelitian, (5) penelitian kualitatif dan kuantitatif C. Sasaran Pembelajaran Modul Setelah membaca modul ini mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi yang diindikasikan kemampuan untuk menjelaskan tentang jenis-jenis penelitian yang ada dan mampu membedakan berbagai contoh penelitian kesehatan sesuai jenis penelitiannya. Selain itu, mahasiswa mampu membedakan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 1
II.
MATERI PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN RISET/PENELITIAN Riset berasal dari bahasa Inggris, research, menurut The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (1961) ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan. Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan,
memodifikasi
dan
mengembangkan
pengetahuan
yang
dapat
disampaikan
(dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain. Tuckman (1978) menyebutkan bahawa Research is “a systematic attempt to provide answers to question”. Penelitian adalah usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap sesuatu masalah.
Ciri-ciri riset adalah sebagai berikut : (Abisujak, 1981) 1.
Dilakukan dengan cara-cara yang sistematik dan seksama.
2.
Bertujuan meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan (menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan)
3.
Dilakukan melalui pencarian fakta yang nyata
4.
Dapat disampaikan (dikomunikasikan) oleh peneliti lain
5.
Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi) oleh peneliti lain
Dalam bahasa Indonesia, padanan kata riset sering digunakan istilah “penelitian”. Penelitian (research) pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang tertentu yang bersifat logis. Para ahli pun telah banyak memberikan pengertian atau definisi penelitian, beberapa diantaranya sebagai berikut: 1. Hill Way: Penelitian adalah suatu metode studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut. 2. Winarno Surachmad: Penelitian adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 2
3. Soetrisno Hadi (2001): Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. B. TUJUAN PENELITIAN Menurut Sutrisno Hadi (2001) ada 3 tujuan penelitian yakni : a. Menemukan pengetahuan b. Mengembangkan pengetahuan c.
Menguji kebenaran suatu pengetahuan
Hasil suatu riset disebut penemuan (findings) yang berbentuk kesimpulan dan rekomendasi. Hal ini berarti hasil tersebut akan berguna bagi berbagai pihak (Abisujak, 1981): a. Bagi ilmu pengetahuan sendiri sesuai dengan tujuan pengembangan pengetahuan. b. Bagi orang-orang yang berminat untuk menerapkan hasil-hasil yang telah dirumuskan untuk maksud pelayanan/operasional atau perencanaan suatu program. c.
Bagi orang-orang yang bermaksud mengadakan penelitian yang sama dengan populasi atau objek lain atau penelitian lanjutan.
C. METODE PENELITIAN Pelajaran yang membicarakan metode-metode ilmiah mengenai penelitian disebut metode penelitian atau research methodology. Metode ilmiah pertama kali dikenalkan oleh John Dewey untuk memecahkan masalah. John Dewey di dalam bukunya How We Think (1910) mengatakan bahwa langkah-langkah pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut: 1. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini mendorong perlunya pemecahan. 2. Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan tersebut. Di dalam hal ini diperlukan observasi untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah itu. 3. Mencoba mengajukan pemecahan masalah/ kesulitan tersebut dalam bentuk hipotesishipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada suatu pemikiran atau generalisasi untuk menjelaskan fakta tentang penyebab masalah tersebut. 4. Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif. 5. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil penelitian ini bisa menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis diterima, dan dapat pula memperlemah hipotesis, dalam arti hipotesis ditolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan masalah yang telah dirumuskan tersebut.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 3
Menurut Notoaatmodjo (2002), beberapa kriteria metode ilmiah adalah : a. Berdasarkan fakta b. Bebas dari prasangka c.
Menggunakan prinsip analisis
d. Menggunakan hipotesis e. Menggunakan ukuran objektif Lebih lanjut Notoatmodjo, 2002 menyatakan langkah-langkah umum metode ilmiah adalah : a. Memilih dan atau mengidentifikasi masalah b. Menetapkan tujuan penelitian c.
Studi literatur
d. Merumuskan kerangka konsep penelitian e. Merumuskan hipotesis f.
Merumuskan metode penelitian
g. Pengumpulan data h. Mengolah dan menganalisis data i.
Membuat laporan
TES FORMATIF 1 Soal : Pilihlah jawaban yang tepat! 1. Seorang mahasiswa berusaha untuk menemukan dan menguji pengaruh penggunaan daun salam dalam menurunkan indeks glikemik menggunakan metode ilmiah pada semester akhir pendidikan. Apakah yang dilakukan mahasiswa tersebut? a. Desain b. Metode c.
Penelitian
d. Metodologi e. Metode penelitian 2. Seorang peneliti berupaya menguji hubungan antara Diabetes Mellitus dengan tingkat keparahan jaringan periodontal pada pengunjung puskesmas kecamatan “X”. Apakah ada kegiatan di bawah ini yang tidak perlu dilakukan oleh peneliti? a. Mematahkan teori peneliti lain b. Dapat disampaikan (dikomunikasikan) oleh peneliti lain c.
Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi) oleh peneliti lain
d. Dilakukan dengan cara-cara yang sistematik dan seksama. e. Bertujuan
meningkatkan,
memodifikasi
dan
mengembangkan
pengetahuan
(menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan) Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 4
3. Seorang peneliti melakukan penelitian epidemiologi penyakit baru yang muncul di masyarakat. Hasil penelitian menjelaskan etiologi penyakit baru tersebut. Apakah tujuan penelitian yang didapat? a. Membuktikan dugaan b. Menemukan pengetahuan c.
Mengkomunikasian temuan
d. Mengembangkan pengetahuan e. Menguji kebenaran suatu pengetahuan 4. Langkah-langkah pemecahan suatu masalah John Dewey di dalam bukunya How We Think (1910) (1) Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini mendorong perlunya pemecahan (2) Mencoba mengajukan pemecahan masalah/ kesulitan tersebut dalam bentuk hipotesishipotesis (3) Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan (4) Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian (5) Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif. Bagaimanakah urutan yang paling tepat? a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 b. 1 – 3 – 2 – 5 – 4 c.
1–3–2–4–5
d. 2 – 3 – 4 – 1 – 5 e. 2 – 1 – 4 – 3 – 5 5. Seorang peneliti harus melakukan penelitian berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip analisis, menggunakan hipotesis, dan menggunakan ukuran objektif. Ciri apakah yang dilakukan peneliti? a. Karya ilmiah b. Metode ilmiah c.
Jenis penelitian
d. Desain penelitian e. Metodologi penelitian Kunci Jawaban : 1. C 2. A 3. B 4. B 5. B
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 5
D. JENIS-JENIS PENELITIAN Jenis penelitian dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu (1) berdasarkan tempat, (2) tingkat eksplanasi, (3) Metode, (4) Penerapan, (5) Sifat, (6) Bentuk, (7) Pendekatan. Jenis penelitian berdasarkan Tempat 1. Penelitian laboratorium Penelitian yang dilakukan di dalam tempat yang secara khusus (laboratorium) digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah dan kerja ilmiah. Laboratorium indentik dengan tempat untuk melakukan penelitian fisika, kimia, kedokteran dan lain-lain. Penelitian laboratorium dapat dilakukan dalam penelitian social yang biasanya digunakan dengan cara pengumpulan data, melaksanakan analisis, tes, serta memberikan intepretasi terhadap sejumlah data dan meramalkannya dengan gerak atau gejala social yang terjadi di masyarakat. Pada penelitian laboratorium objek yang diteliti umumnya mengenai masalah teoritis atau praktis yang dikerjakan oleh satu tim ahli. Penelitian ini merupakan jenis penelitian apa pun yang terutama pengukurannya dilakukan di laboratorium. Penelitian laboratorium dapat merupakan suatu eksperimen, survey, atau trial asal observasi utamanya dilakukan dengan menggunakan peralatan dan metode dalam laboratorium. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian laboratorium pada umumnya berkaitan denagn upaya optimasi pengukuran yang dilakukan baik menyangkut metode maupun alat yang digunakan. Dengan demikian masalah obyektivitas, validitas, dan reabilitas merupakan hal yang mendapat prioritas utama.
2. Penelitian kepustakaan Penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan segala informasi dari bantuan berbagai macam materi yang terdapat di dalam ruang perpustakaan. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan,
dan
laporan-laporan
yang
ada
hubungannya
dengan
masalah
yang
dipecahkan.”(Nazir,1988: 111). 3. Penelitian lapangan Adalah penelitian yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan yang sebenarnya. Misalnya penelitian penduduk Kampung Sasak di pedalaman, penelitian kehidupan pedagang kaki lima, penelitian pecandu narkotika dan lain-lain. Penelitian lapangan merupakan metode yang secara khusus dan realistis mengenai apa yang terjadi di dalam masyarakat. Dengan adanya peristiwa atau fenomena actual baik di bidang budaya maupun social politik mendorong untuk mengekspresikan diri dalam bidang pengetahuan. Pada umumnya penelitian lapangan bertujuan untuk memecahkan masalah praktis yang terjadi di dalam masyarakat.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 6
Jenis penelitian berdasarkan Tingkat Eksplanasi 1. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif (descriptive reasearch), disebut juga penelitian taksonomik (taksonomic research) ini penekanannya pada keingintahuan lebih jauh dari peneliti terhadap sesuatu masalah (hal). Penelitian dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jaringan hubungan antar variabel yang ada tidak dimaksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variabel-varibel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial. Oleh karena itu, pada suatu penelitian deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis (seperti yang dilakukan dalam penelitian eksplanasi); berarti tidak dimaksudkan unutk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori. Dalam pengelolahan dan analisis data, lazimnya menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif (statistik deskriptif).
2. Penelitian Komparatif Penelitian yang penekanannya pada membandingkan variabel satu dengan lainnya. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan dua variabel atau lebih. Kedua variabel bisa jadi tidak berhubungan atau mandiri. Tujuan penelitian ini antara lain untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih. Contoh : perbandingan kemampuan statistik mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan di Poltekkes Kemenkes Jakarta I. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tes kemampuan statistic mahasiswa laki-laki dan perempuan. Hasil tes kelompok laki-laki dan perempuan dipisahkan. Lalu dilakukan perhitungan jumlah dan rata-rata hasil tes kedua kelompok. Dari rata-rata hasil tes sudah bisa dilihat ada tidaknya perbedaan. Tetapi untuk mengetahui lebih pasti signifikan tidaknya perbedaan itu, bisa dilakukan pengujian secara statistik yaitu dengan menggunakan uji t (T-test) atau ANOVA.
3. Asosiatif Penelitian yang penekanannya pada sejauh mana
hubungan antar variabel saling berpengaruh.
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang berusaha mencari hubungan antara satu varibal dengan varibal lain. Hubungannya bisa simetris, kausal, atau interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan anatara dua variabel yang bersifat sejajar, sama. Contoh penelitian asosiatif simetris : hubungan antara kemampuan matematis dengan kemampuan berbahasa. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen). Contoh penelitian kausal : pengaruh kekerapan membaca terhadap kemampuan efektif membaca. Hubungan interaktif adalah hubungan antar variabel yang saling mempengaruhi. Contoh : Hubungan kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa kaya, dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai). Teknik analisis penelitian asosiatif menggunakan teknik analisis kuantitatif (statistik). Perhitungan untuk mengatahui
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 7
hubungan dan pengaruh antar variabel itu antara lain perhitungan koefesien korelasi rank Spearman dan Person Product moment.
Jenis penelitian berdasarkan Metode 1. Penelitian Survey Penelitian yang dilakukan dengan mengambil langsung data dari populasi. Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survey adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl (1992) “metode penelitian survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982) “metode penelitian survey merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan” Penelitian survey adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subyek penelitian (masyarakat), sehingga sering disebut penelitian Noneksperimen. Dalam survey, penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh obyek yang diteliti atau populasi, tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut (sampel)
2. Penelitian Ex Post Facto Penelitian untuk mencari faktor-faktor yang menimbulkan kejadian yang sudah lewat. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau halhal yang menyebabkan. Kerlinger (1993) mendefinisikan penelitian ex post facto adalah penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variable-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau variable-variabel tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi. Penelitian ex post facto secara metodis merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi, misalnya penelitian tentang pemberian gizi yang cukup pada waktu hamil menyebabkan bayi sehat.
3. Penelitian Eksperimen Penelitian Eksperimen atau percobaaan (experiment research) adalah kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial . Semula penelitian percobaan ini hanya dilakukan pada bidang “ science “ atau sains ( ilmu pengetahuan eksakta ) saja, tetapi lambat laun berkembang sehingga sampai saat ini penelitian eksperimen juga dilakukan pada penelitian bidang ilmu sosial, ilmu pendidikan, dan ilmu kesehatan. Menurut Arikunto (2006) “metode penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 8
Ada dua macam penelitian experimental, yaitu penelitian eksperimenal MURNI dan penelitian experimental KUASI (sering juga disebut experimental semu). Penelitian experimental murni adalah penelitian yang memungkinkan peneliti mengendalikan hampir semua variabel luar (variabel pengacau), sehingga perubahan yang terjadi pada efek (variabel yang dipelajari ) hampir sepenuhnya karena pengaruh perlakuan (variabel experimental). Sementara penelitian experimental kuasi peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar. Dalam penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variable independennya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependen variable. Yang dimaksud percobaan atau perlakuan disini adalah suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dan terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian, serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi akibat dari peristiwa tersebut. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan intervensi. Oleh sebab itu sering disebut penelitian intervensi ( intervension studies )
4. Policy Penelitian untuk memberikan arah kebijakan bagi pemegang kebijakan. Menurut Arikunto “metode penelitian kebijaksanaan adalah metode penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan”
Jenis penelitian berdasarkan Penerapan 1. Penelitian dasar (basic research). Penelitian yang focus pada pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji ilmu. Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul pada suatu ikhwal. Kemudian dari gejala yang terjadi pada ikhwal tersebut dianalisis, dan kesimpulannya adalah merupakan pengetahuan atau teori baru. Jenis penelitian ini sering juga disebut penelitian murni atau disebut “pure research” karena dilakukan untuk merumuskan suatu teori baru atau dasar pemikiran ilmiah tentang kesehatan/ kedokteran. Misalnya penelitian tentang teori penyebab kanker, penelitian kloning, bayi tabung dan sebagainya.
2. Penelitian terapan (applied/practical research) Penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah praktis tertentu. Penelitian ini merupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi proses suatu system atau program, dengan menerapkan teori-teori kesehatan yang ada. Dengan kata lan penelitian ini berhubungan dengan penerapan suatu system atau metode yang terbaik sesuai dengan sumber daya yang tersedia untuk suatu hal atau suatu keadaan. Artinya, penelitian dilakukan sementara itu system baru tersebut diuji coba dan dimodifikasi. Penelitian terapan ini sering disebut penelitian operasional ( operasional research ). Contoh penelitian untuk mengembangkan system pelayanan terpadu di puskesmas.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 9
Jenis penelitian berdasarkan Sifat 1. Penelitian Eksploratif Penelitian ini dilakukan jika pengetahuan suatu gejala kurang sekali atau belum ada. Jenis penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokkan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya. Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis. Penelitian eksploratory pada umumnya dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan ”Apa (what)” (Apa sesungguhnya fenomena sosial tersebut?).
2. Penelitian Deskriptif Penelitian untuk memberikan data yang seteliti mungkin dengan menggambarkan gejala tertentu. Penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif ini menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas. Penelitian deskriptif biasanya berfokus pada pertanyaan ”bagaimana (how)” dan ”siapa (who)” (Bagaimana fenomena tersebut terjadi? Siapa yang terlibat didalamnya?)
3. Penelitian Eksplanatif/Verivikatif Penelitian yang dimaksudkan untuk menguji hipotesis-hipotesis tertentu. Penelitian eksplanatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. Contoh, penelitian tentang hubungan antara interaksi keluarga dengan kenakalan anak sedangkan penelitian verifikatif (verificative research) adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hasil penelitian sebelumnya, sehingga diperoleh hasil yang memperkuat atau menggugurkan teori atau hasil penelitian sebelumnya. Misalnya, penelitian untuk menguji teori konflik milik Ralp Dahrendorf.
4. Development Penelitian yang dimaksud untuk melakukan eksperiment suatu gejala, pengembangan suatu gejala, dan tindakan/action suatu gejala. Penelitian pengembangan (development research) adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam sebuah teori yang dimiliki oleh ilmu tertentu. Melalui penelitian-penelitian ini tercipta teknologiteknologi baru yang akhirnya dikenal dengan R dan D (Research and Development).
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 10
Jenis penelitian berdasarkan Bentuk 1. Penelitian Diagnostik Penelitian untuk mendapatkan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya suatu gejala tertentu. Sebagai contoh : masalah meningkatnya pornografi di Indonesia.
2. Penelitian Preskriptif Penelitian untuk mendapatkan saran-saran dalam mengatasi masalah tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau merumuskan masalah sesuai dengan keadaan/ fakta yg ada. Contoh; kedudukan hakim arbitrase dalam proses peradilan Arbitrase menurut UU No. 30 tahun 1999.
3. Penelitian Evaluatif Penelitian yang dilakukan untuk menilai program-program yang dijalankan. Penelitian evaluatif yg bersifat tinjauan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil atau dampak.
Jenis penelitian berdasarkan Pendekatan 1. Penelitian Kualitatif. Penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dll, secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan naratif pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah 2. Penelitian Kuantitatif Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan, mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik.
TES FORMATIF 2 Soal: Pilihlah jawaban yang tepat! 1. Seorang mahasiswa berencana melakukan penelitian perilaku hidup bersih dan sehat penduduk Suku Dayak di pedalaman. Apakah jenis penelitian yang tepat jika berdasarkan tempat? a. Penelitian klinik b. Penelitian kelas c.
Penelitian lapangan*
d. Penelitian laboratorium e. Penelitian kepustakaan 2. Seorang peneliti hendal menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detil untuk menjawab bagaimana (how)” dan ”siapa (who)” (Bagaimana fenomena tersebut
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 11
terjadi? Siapa yang terlibat didalamnya?). Apakah jenis penelitian yang paling tepat berdasarkan tingkat eksplanasi? a. Penelitian analitik b. Penelitian evaluasi c.
Penelitian terapan
d. Penelitian deskriptif* e. Penelitian eksperimen 3. Seorang peneliti bermaksud membuktikan hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi, misalnya penelitian tentang pemberian gizi yang cukup pada waktu hamil menyebabkan bayi sehat. Apakah jenis penelitian yang paling tepat jika berdasarkan metode? a. Penelitian ex post facto* b. Penelitian Eksploratif c.
Penelitian survey
d. Penelitian pengembangan e. Penelitian lapangan 4. Seorang peneliti melakukan uji t untuk membandingkan kemampuan memasang kateter antara perawat laki-laki dan perempuan. Apakah jenis penelitian yang tepat berdasarkan tingkat eksplanasi? a. Penelitian asosiatif b. Penelitian evaluatif c.
Penelitian deskriptif
d. Penelitian preskriptif e. Penelitian komparatif* 5. Seorang peneliti ingin mengembangkan system pelayanan terpadu di puskesmas. Apakah jenis penelitian yang sesuai berdasarkan penerapannya? a. Penelitian dasar b. Penelitian terapan* c.
Penelitian survey
d. Penelitian diagnostic e. Penelitian kualitatif Kunci Jawaban : 1. C 2. D 3. A 4. E 5. B
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 12
E. PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF Menurut Brannen (1992), jenis penelitian jika ditinjau dari paradigmanya terdiri dari 2 jenis yakni pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif •
penelitian kuantitatif
•
penelitian kualitatif
(theory (research
research
theory)
theory)
Teori dalam penelitian kuantitatif bersifat a priori yang disusun melalui deduktif dan logis, sedangkan teori dalam penelitian kualitatif disusun melalui dasar (grounded) ditemukan melalui induktif. Teori yang ditemukan melalui dasar itu memenuhi dua kriteria, yaitu sesuai dengan situasi empiris dan fungsi teori, yaitu : meramalkan, menerangkan, menafsirkan, dan mengaplikasikan. Istilah "kuantitatif dan "kualitatif' berkaitan dengan modus penelitian,atau pendekatan penelitian, yang mengacu pada metode penelitian; bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis, jenis generalisasi dan penyajian data yang diperoleh melalui penelitian. PENELITIAN KUALITATIF Beberapa pengertian penelitian kuliatatif : a) Creswell (dalam Herdiansyah, 2010: 8), menyebutkan: “Qualitaive research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of information, and conducts the study in a natural setting”. b) Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9) c) Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif (Saryono, 2010: 1). d) Sugiyono (2011:15), menyimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 13
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dari beberapa teori-teori di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Dengan tujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan inkuiri alamiah (naturalistic inquiry). Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar.
Ciri-ciri Penelitian Kualitatif 1. Naturalistic inquiry yaitu mempelajari situasi dunia nyata secara alamiah, tidak melakukan manipulasi,; terbuka pada apapun yang timbul. 2. Inductive analysis yaitu mendalami rincian dan kekhasan data guna menemukan kategori, dimensi, dan kesaling hubungan. 3. Holistic perspective yaitu seluruh gejala yang dipelajari dipahami sebagai sistem yang kompleks lebih dari sekedar penjumlahan bagian-bagiannya. 4. Qualitative data yaitu deskripsi terinci, kajian/inkuiri dilakukan secara mendalam 5. Personal contact and insight yaitu peneliti punya hubungan langsung dan bergaul erat dengan orang-orang, situasi dan gejala yang sedang dipelajari. 6. Dynamic systems yaitu memperhatikan proses; menganggap perubahan bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara individu maupun budaya secara keseluruhan. 7. Unique case orientation yaitu menganggap setiap kasus bersifat khusus dan khas. 8. Context Sensitivity yaitu menempatkan temuan dalam konteks sosial, historis dan waktu. 9. Emphatic Netrality yaitu penelitian dilakukan secara netral agar obyektif tapi bersifat empati 10. Design flexibility yaitu desain penelitiannya bersifat fleksibel, terbuka beradaptasi sesuai perubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku) Karakteristik Penelitian Kualitatif Menurut Moleong : 1. Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah dalam suatu keutuhan) 2. Manusia sebagai alat (Manusia/peneliti merupakan alat pengumpulan data yang utama)
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 14
3. Metode kualitatif (metode yang digunakan adalah metode kualitatif) 4. Anslisa data secara induktif (mengacu pada temuan lapangan) 5. Teori dari dasar/grounded theory (menuju pada arah penyusunan teori berdasarkan data) 6. Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka) 7. Lebih mementingkan proses daripada hasil 8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (perlunya batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalajh dalam penelitian) 9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya versi lain tentang validitas, reliabilitas dan obyektivitas) 10. Desain yang bersifat sementara (desain penelitian terus berkembang sesuai dengan kenyataan lapangan) 11. Hasil penelitiaan dirundingkan dan disepakati bersama (hassil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama antar peneliti dengan sumber data) Menurut Bogdan & Biklen (1998) : 1. Naturalistic (alamiah, terkait konteks) 2. Descriptive Data (kata-kata atau gambar) 3. Concern with Process (penekanan pada proses) 4. Inductive Analysis (Analisis secara induktif) 5. Participant Perspective (Melihat dari perspektif individu subyek) Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif 1. Pengamatan dengan berpartisipasi (Participant Observation). Peneliti melakukan pengamatan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang dilakukan oleh obyek yang diteliti 2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview) Informan wawancara mendalam dilakukan melalui •
Snowbolling
•
Kontak personal
•
Pendekatan kepada lembaga
3. Penyelidikan Sejarah Hidup (Life Historical Investigation) 4. Analisis Konten (Content Analysis)
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 15
Metode Penelitian Kualitatif 1. Naturalistic Observation (participant/non-participant Observation). Peneliti mengamati dan mencatat kejadian secara alamiah, baik secara langsung (participant observation) atau tidak langsung (non-participant observation). Hasil pengamatan bisa berupa rekaman wawancara, daftar checklist, catatan lapangan yang kemudian dianalisis. 2. Case Studies Peneliti meneliti individu atau satuan unit tertentu secara mendalam. Bisa Single case study atau multi-case study 3. Content Analysis Peneliti meneliti tentang bahan visual atau dokumen tertulis seperti surat, artikel koran, iklan TV, dsb. Aspek yang diteliti bisa berbagai macam 4. Ethnographic study Study mendalam ttg perilaku manusia yang berkenaan dengan budaya atau kelompok sosial.Biasanya juga disebut “fieldwork” Data bisa dikumpulkan dg wawancara, dokumentasi, koleksi pemetaan mental atau pribadi seseorang, atau observasi, dsb. Pertanyaan penelitian terfokus pada “Bagaimana pola…?Tipe hasil penelitiannya adalah: gambaran pola pada perilaku indivdu. 5. Phenomenological study Penelitian yang didesain untuk mendiskripsikan dan menginterpetasikan pengalaman dengan penentuan makna dari pengalaman yang dipersepsikan oleh subjek terteliti. Disini makna yang akan dijelaskan berdasar apa yang dipersepsikan oleh partisipan. Pertanyaan penelitian terfokus pada “bagaimana makna…? Tipe hasil penelitiannya adalah: gambaran reflektif dari pengalaman individu. 6. Grounded Theory Penelitian yang mengembangkan teori dari data empirik dengan melihat lebih pada proses sesuatu gejala. Pertanyaan penelitian terfokus pada “bagaimana proses…? Tipe hasil penelitiannya adalah: tentang proses suatu fenomena pada kehidupan 7. Historical study Penelitian yang berusaha mengungkap fakta-fakta pada masa lampau. Penelitian historical ini bisa merupakan penggambaran sejarah individu, kelompok, gerakan, gagasan, atau lembaga
PENELITIAN KUANTITATIF Penelitian Kuantitatif (Scientific Method) sering disebut pendekatan logiko-hipotetiko-verifikatif yang bertujuan untuk membangun suatu ilmu yang merupakan generalisasi yang ditarik dari sekumpulan pengamatan dan memenuhi syarat konsisten dengan teori sebelumnya dan cocok dengan faktafakta empiris.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 16
Ciri –ciri metode penelitian kuantitatif 1. Metode penelitian kuantitatif dilakukan untuk mngukur satu atau lebih variable penelitian. Lebih dari itu penelitian kuantitatif dilakukan untuk mengukur hubungan atau korelasi atau pengaruh antara dua variabel atau lebih 2. Metode penelitian kuantitatif permasalahan penelitiannya adalah menanyakan tentang tingkat pengaruh atau keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih 3. Penelitian muantitatif dilakukan untuk menguji teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti 4. Metode penelitian kuantitatif memfungsikan teori sebagai titik tolak menemukan konsep yang terdapat dalam teori tersebut, yang kemudian dijadikan variabel. 5. Penelitian kuantitatif menggunakan hipotesis sejak awal ketika peneliti telah menetapkan teori yang digunakan. 6. Penelitian kuantitatif lebih mengutamakan teknik pengumpulan data kuesioner. 7. Penelitian kuantitatif penyajian datanya berupa table distribusi pilihan jawaban para responden yang ditentukan oleh peneliti berupa angka. 8. Penelitian kuantitatif menggunakan prespektif etik, yaitu data yang dikumpulkan dibatasi atau ditentukan oleh peneliti dalam hal pilihan indicator atau atribut variabel bai jumlah maupun jenisnya. 9. Metode penelitian kuantitatif menggunakan definisi operasionalisasi kerana hendak mengukur variabel, karena definisi operasional pada dasarna merupakan petunjuk untuk mengukur variabel 10. Penelitian kuantitatif penentu ukuran jumlah responden atau sampel dengan menggunakan presentase, rumus atau table populasi-sampel, sebagai penerapan prinip keterwakilan. 11. Peneliti kuantitatif menggunakan alur penarikan kesimpulan berproses secara deduktif, yaitu konsep, variabel ke data. 12. Metode penelitian kuantitatif instrument penelitiannya berupa kuesioner atau angket, yang juga berfungsi sebagai teknik pengumpulan data 13. Analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dilakukan setelah data terkumpul, dengan menggunakan perhitungan angka-angka atau analisis statistic. 14. Penelitian kuantitatif kesimpulannya berupa timgkat hubungan antar variabel, sedangkan dalam penelitian kualitatif kesimpulannya berupa temuan konsep yang tersembunyi di balik data rinci berdasarkan interpretasi atau kesepakatan dari para responden atau informan. Metode Pengumpulan Data Penelitian Kuantitatif Terdapat beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif. Macmillan & Sally Schumacher mengelompokkan teknik pengumpulan data kuantitatif dalam enam (6) jenis yakni tes tertulis (paper and pancil tests), wawancara (interviews), kuesioner (questionnaires), pengamatan (observations), pengukuran nonkognitif (noncognitive measures), dan penilaian alternatif (alternative assessment). Dalam penerapannya, berbagai teknik ini dapat dipadukan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, akurat dan konsiten.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 17
Secara lebih rinci, berbagai teknik pengumpulan data ini dapat dilihat pada uraian berikut ini : a. Paper and Pencil Tests Menurut MacMilan & Schumacher istilah paper and pencil tests diartikan sebagai a standard set of questions is presented to each subject in writing (on paper or computer) that requires completion of cognitive task (2010: 250). Tes tertulis diartikan sebagai seperangkat pertanyaan yang disajikan kepada setiap subyek penelitian dalam bentuk tertulis (pada kertas atau komputer) yang menghendaki penyelesaian tugas kognitif. Tugas kognitif yang dimaksudkan dapat terfokus pada apa yang diketahui seseorang (achievement), kemampuan belajar (ability or aptitude), memilih atau seleksi (interests, attitudes, or value) atau kemampuan mengerjakan sesuatu (skills). Saat ini terdapat banyak bentuk tes yang telah terstandar. Bentuk tes ini telah disediakan oleh ahli pengukuran dan memiliki kesamaan prosedur dalam administrasi dan pengskoran. Walaupun telah banyak bentuk tes yang telah distandarkan, kita tidak mungkin langsung mengambil salah satu bentuk tes tersebut begitu saja untuk dijadikan alat pengumpulan data pada penelitian yang akan kita lakukan. Hal ini disebabkan karena setiap penelitian bertujuan untuk mengukur sesuatu hal yang spesifik yang belum tentu sesuai dengan bentuk tes yang telah tersedia. Oleh karena itu diperlukan kemampuan agar mampu mengkonstruksi sendiri bentuk tes yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Terdapat dua kriteria dalam penilaian yakni norm-referenced dan criterion referenced. Pada norm-referenced atau penilaian acuan normatif (PAN), interpretasi datanya berdasarkan referensi kelompok. Sedangkan pada criterion-referenced atau penilaian acuan patokan (PAP), proses interpretasinya berdasarkan seperangkat kriteria yang telah ditetapkan.
b. Angket/Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Kuesioner diartikan sebagai kumpulan instrumen pribadi dimana setiap responden penelitian mengisinya sebagai bagian dari studi penelitian. Peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data tentang pikiran, perasaan, sikap, keyakinan, nilai, persepsi, kepribadian dan sikap responden penelitian. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang banyak dilakukan karena dinilai relatif lebih ekonomis, mempunyai item yang sama untuk semua subyek serta menjamin kerahasiaan (anonim). Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 200) terdapat beberapa prinsip dalam penulisan angket yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan, tipe dan bentuk pertanyaan, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pertanyaan tidak menggiring, panjang pertanyaan, urutan pertanyaan, prinsip pengukuran dan penampilan fisik angket.
c. Wawancara/Interview Wawancara atau interview merupakan a data collection method in which interviewer ask interviewee questions (Johnson, 2000: 140). Pada pengertian ini dapat diketahui bahwa kegiatan wawancara melibatkan dua pihak yakni interviewer atau orang yang melaksanakan kegiatan
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 18
wawancara dan juga interviewee atau pihak yang diwawancarai. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 194). Kegiatan wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. Menurut Sugiyono (2009: 194-198), terdapat dua jenis wawancara yakni wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Jenis-jenis wawancara menurut Patton dalam Johnson & Christensen (2000: 105) adalah sebagai berikut :
1) Informal conversational interview Karakteristik jenis wawancara ini adalah pertanyaan muncul dari konteks yang paling dekat dengan si responden dan ditanyakan hal-hal yang bersifat alamiah. Kelebihannya adalah dapat meningkatkan relevansi dan kepentingan dari pertanyaan, wawancara dibangun dan muncul dari observasi, wawancara dapat disesuaikan secara individu dan keadaan sekitarnya. Sedangkan kelemahannya adalah memperoleh informasi yang berbeda dari orang yang berbeda dengan pertanyaan yang berbeda; kurang sistematis dan komprehensif jika pertanyaan-pertanyaan tidak timbul secara alami sehingga mempersulit proses organisasi dan analisis data.
2) Interview guide approach Topik-topik dan isu yang diangkat merupakan hal yang spesifik dalam bentuk bagan. Pewawancara menentukan urutan dan susunan kalimat dalam pertanyaan yang akan diajukan. Kelebihan jenis wawancara ini adalah model bagan yang menambah komprehensif data dan membuat koleksi data lebih sistematis bagi setiap responden.
3) Standardized open-ended interview Susunan kata yang tepat dan urutan pertanyaan ditentukan terlebih dahulu. Semua responden ditanyakan pertanyaan dasar yang sama dalam urutan yang sama. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan dalam bentuk open-ended yang lengkap. Kelebihan jenis wawancara ini adalah mudah membandingkan respon dari narasumber karena mereka menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan kelemahannya adalah bersifat kurang fleksibel.
4) Close quantitative interview Pertanyaan dan kategori jawaban telah dirumuskan terlebih dahulu. Jawaban telah tersedia dan narasumber hanya memilih salah satu jawaban tersebut. Kelebihannya adalah memudahkan dalam analisis, jawaban dapat langsung dibandingkan dan hemat waktu karena banyak pertanyaan dapat ditanyakan dalam waktu yang singkat. Kelemahannya adalah narasumber harus menyesuaikan pengalaman dan perasaan mereka dalam kategori yang disediakan oleh peneliti yang mungkin kurang relevan dan bersifat mekanistik.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 19
Pada penelitian kuantitatif, instrumen wawancara disediakan dalam the interview protocol yaitu kumpulan data instrumen yang termasuk di dalamnya adalah items wawancara, kategori respon, instruksi dan lainnya. The interview protocol ini merupakan tulisan yang ditulis oleh peneliti dan dibaca oleh interviewer kepada responden atau ditampilkan pada layar komputer untuk wawancara melalui telepon. Interviewer juga mencatat dan merekam respon dari responden pada interview protocol tersebut. Tujuan dari wawancara kuantitatif adalah untuk menstandarkan apa yang disajikan kepada narasumber. Standarisasi ini akan dicapai ketika apa yang dikatakan oleh semua narasumber itu sama atau hampir sama. Ide utamanya adalah bahwa peneliti kuantitatif ingin mengungkap setiap narasumber untuk stimulus yang sama sehingga hasilnya dapat dibandingkan. Hasil wawancara kuantitatif kebanyakan merupakan data kuantitatif sehingga dapat dianalisis menggunakan prosedur statistika kuantitatif. Hal ini disebabkan karena pertanyaan-pertanyaannya bersifat open-ended yang tentu saja sama untuk semua responden. Wawancara pada penelitian kuantitatif kelihatannya hampir sama dengan kuesioner. Dalam kenyataannya, banyak peneliti menyebut interview protocol sebagai kuesioner.
Kiat merancang sebuah wawancara yang efektif adalah : 1)
Yakinlah bahwa semua responden sudah terlatih dengan baik
2)
Kenalilah latarbelakang orang yang diwawancarai sehingga akan mengetahui sedikit tentang orang tersebut.
3)
Membuat laporan dan membangun kepercayaan kepada narasumber
4)
Lebih bersifat empati dan netral terhadap apa yang disampaikan oleh narasumber
5)
Gunakan sedikit anggukan kepala dan mengatakan “um-hms” untuk menunjukkan ketertarikan terhadap apa yang disampaikan.
6)
Bersikap lebih refleks
7)
Biarkan narasumber yang lebih banyak memberikan informasi, bukan anda.
8)
Lebih sensitif terhadap persoalan gender, umur, dan perbedaan budaya antara anda dan narasumber.
9)
Yakinlah bahwa narasumber sungguh memahami apa yang akan ditanyakan.
10) Sediakan sedikit waktu bagi narasumber untuk menjawab pertanyaan. 11) Mengontrol dan menjaga proses wawancara agar tetap fokus. 12) Gunakan probes dan menindaklanjuti pertanyaan untuk mendapatkan respon yang jelas dan bermakna. 13) Membangun sikap respek terhadap waktu/kesempatan narasumber 14) Pada jenis wawancara tertentu, sebaiknya direkam sesi wawancara tersebut. 15) Setelah wawancara selesai, periksalah tulisan dan rekaman anda agar lebih berkualitas dan lengkap (Johnson & Christensen, 2000: 204).
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 20
d. Pengamatan/Observasi Pengamatan atau observasi diartikan sebagai watching the behaviorial patterns of people in certain situations to obtain information about the phenomenon of interest (MacMillan & Schumacher, 2010: 211). Pada pengertian ini, kegiatan observasi digunakan hanya untuk mengamati pola perilaku manusia pada situasi tertentu untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang menarik. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 203), kegiatan observasi tidak terbatas pada obyek manusia, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi dapat digunakan untuk penelitian yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejalah-gejalah alam dan bila responden yang diamati dalam jumlah yang relatif tidak terlalu besar. Terdapat dua jenis pengamatan yakni observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Pada observasi partisipan, pengamat terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati. Sedangkan pada observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Kelemahan jenis observasi ini adalah data yang diperoleh kurang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna yaitu nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis. Observasi nonpartisipan ini dibagi lagi dalam dua kategori yakni observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Pada observasi kuantitatif berkaitan dengan standarisasi semua prosedur observasi untuk mendapatkan data penelitian yang reliabel. Standarisasi ini meliputi siapa yang diobservasi, kapan observasi dilakukan, dimana observasi dilakukan dan bagaimana kegiatan observasi berakhir. Observasi kuantitatif biasanya menghasilkan data kuantitatif seperti jumlah atau frekuensi dan persentase.
e. Pengukuran Nonkognitif Pengukuran nonkognititf lebih terfokus pada emosi dan perasaan, termasuk dalam pengukuran nonkognitif adalah sikap (attitudes), opini (opinions), nilai-nilai (values), minat (interests) dan kepribadian (personality). Walaupun para praktisi pendidikan dan psikologi telah mempelajari faktor nonkognitif, namun pengukuran untuk ciri ini sering lebih sulit dibandingkan pengukuran kognitif. Menurut McMillan dan Sally Schumacher (2001: 194), terdapat beberapa alasan yang mempengaruhi kesulitan pengukuran pada nonkognitif yaitu : 1)
Noncognitive test results may be adversely affected by response set, which is the tendency of a subject’s answer to be influenced by a general set when responding to items. Respon set is tendency to answer most questions the same way.
2)
Noncognitive items are susceptible to faking. One of the most serious types of faking is social desirability, in which subjects answer item in order to appear most normal or most socially desirable rather than responding honestly.
3)
The reliability of noncognitive test is generally lower than that cognitive tests.
4)
In most noncognitive tests, we are interested in evidence of construct validity, which is difficult to establish.
5)
Noncognitive tests do not have “right” answer like cognitive tests.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 21
f.
Penilaian Alternatif Penilaian alternatif didesain untuk menyediakan cara yang berbeda dalam menunjukkan
pencapaian penampilan siswa. Terdapat berbagai jenis penilaian alternalif seperti demonstrasi, pertunjukan/pameran, penilaian berdasarkan performans dan portofolio. Performanced-based assesment is observation of skill, behavior, or competency. Sedangkan penilaian portofolio merupakan a purposeful, systematic collection and evaluation of student work that document progress toward meeting learning objectives. Dalam dunia pendidikan, portofolio digunakan untuk meningkatkan frekuensi khususnya dalam penilaian ketrampilan membaca dan menulis.
Metode Penelitian Kualitatif Perbedaan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif
Aspek
Kuantitatif
Kualitatif
1. Maksud
Membuat deskripsi obyektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat dikontrol melalui beberapa intervensi
Mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhitungkan konteks yang relevan
2. Tujuan
Menjelaskan, mengontrol, meramalkan fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik.
Memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak_pemahaman yang mendalam.
3. Pendekatan
Deduktif, bebas nilai (obyektif), terfokus, dan berorientasi pada tujuan.
Induktif, berisi nilai-nilai (subyektif), holistik, dan berorientasi pada proses.
4. Model penjelasan
Penemuan fakta sosial tidak berasal dari persepsi subyektif dan terpisah dari konteks.
Upaya generalisasi tidak dikenal karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus diinterpretasikan kasus-perkasus.
5. Metode
Terstruktur, formal, ditentukan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan.
Historikal, etnografis dan studi kasus.
6. Pengukuran
Deduktif, bebas nilai (obyektif), terfokus, dan berorientasi pada tujuan.
Induktif, berisi nilai-nilai (subyektif), holistik, dan berorientasi pada proses.
7. Data
Random/acak: dimaksudkan dalam sampel yang dianggap mewakili.
Naratif, deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi, video.
8. Analisis data
Deduktif, secara statistik. Terutama menghasilkan data numerik yang biasanya dianalisis secara statistik. Data kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan pada akhir penelitian.
Induktif, model-model, teori, konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 22
TES FORMATIF 3 1. Seorang peneliti mengamati dan mencatat kejadian secara alamiah, baik secara langsung (participant observation) atau tidak langsung (non-participant observation). Hasil pengamatan bisa berupa rekaman wawancara, daftar checklist, catatan lapangan yang kemudian dianalisis. Apakah metode penelitian yang paling tepat? a. Case studies b. Content Analysis c.
Ethnographic study
d. Phenomenal Studies e. Naturalistic Observation 2. Seorang peneliti melakukan penelitian kualitatif tentang remaja pengguna narkoba. Responden diperoleh dari secara bergulir dari seorang responden kemudian menunjuk 2 teman yang lain sampai diperoleh 30 responden. Apakah teknik pengumpulan data yang paling tepat? a. Snowbolling b. Kontak personal c.
Pengamatan sejarah hidup
d. Pendekatan kepada lembaga e. Pengamatan dengan berpartisipasi 3. Seorang peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, teknik pengumpulan data diperoleh dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Apakah teknik yang paling tepat dilakukan? a. Angket b. Survey c.
Wawancara
d. Paper and Pencil Tests e. Focus Group Discussion 4. Seorang peneliti melakukan penelitian secara deduktif, bebas nilai (obyektif), terfokus, dan berorientasi pada tujuan. Apakah jenis penelitian yang tepat? a. Penelitian survey b. Penelitian kualitatif c.
Penelitian kuantitatif
d. Penelitian eksperimen e. Penelitian eksplanasi 5. Seorang peneliti membuat topik-topik dan isu yang diangkat merupakan hal yang spesifik dalam bentuk bagan untuk mengumpulkan data. Apakah cara yang paling tepat? a. Indepth interview b. Interview guide approach c.
Close quantitative interview
d. Informal conversational interview e. Standardized open-ended interview Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 23
Kunci Jawaban : 1. E 2. A 3. C 4. C 5. B
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 24
BAB III. PENUTUP Setelah menguasai modul ini diharapkan bagi pembelajar dan mahasiswa dapat menelaah dan melakukan review
terhadap jenis penelitian yang dibaca dalam jurnal-jurnal
penelitian. Dengan
menguasai modul ini diharapkan proses pembelajaran bagi mahasiswa berjalan efektif.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 25
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pengantar Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Furchan, A., 2004, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hadi, A. dan Haryono, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia. Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidika, Jakarta: Rineka Cipta. Nazir, 2005, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. Sevilla, C.G., dkk, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Indonesia. Sudjana, N. dan Ibrahim, 1989, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru. Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Modul 1. Jenis-Jenis Penelitian
Halaman 26