RAGAM / JENIS PENELITIAN Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah juga disebut sebagai studi literature atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis penting adalah tulisan itu berdasarkan riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh kesimpulankesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat baru. Penulis harus belajar dan melatih dirinya untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, bagaimana mengekspresikan semua bahan dari bermacam-macam sumber menjadi suatu karya tulis yang memiliki bobot ilmiah. Dengan menyadari hal ini, maka sepatutnya sebagai siswa tanpa terkecuali dan khususnya aktivis-aktivis harus mempersiapkan sedini mungkin untuk mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin dihadapi. Membangun kesadaran lebih awal merupakan jalan menuju kebangunan bersama yaitu diri dan lembaga (bagi aktivis-aktivis) menuju cita-cita yang diinginkan. A. PENGERTIAN LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 1. Pengertian Tentang Landasan Teori Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk melaksanakan penelitian (Sumadi Suryabrata, 1990). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan ilmiah untuk emndapatkan data. Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan : 1) Teori yang deduktif : member keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kearah data yang akan diterangkan 2) Teori yang induktif : adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positif ini dijumpai pada kaum behaviorist 3) Teori yang fungsional : disini tampak satu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data memengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali memengaruhi data 1. Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut : 1) Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang terssun secara logis. Hukum –hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan hubungan antara variabel –variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramalkan sebelumnya. 2) Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu konsep yang teoritis (induktif) 3) Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Disini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data pendapat yang teoritis. Sitirahayu Haditono (1999) : suatu teori akan memperoleh arti yang penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Maka landasan teori dapat diartikan sebagai : alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi yang disusun secara sistematis.
1
2. Pengertian Tentang Kerangka Pikir Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangkan pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-geala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Kerangka pikir penelitian merupakan uruturutan logis dari pemikiran peneliti untuk memecahkan suatu masalah penelitian, yang dituangkan dalam bentuk bagan dengan penjelasannya. Beberapa ahli member definisi sebagai berikut : Menurut Muhamad (2009 : 75) kerangka pikir adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel dalam suau penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis. Menurut Riduwan (2004 : 25) kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian. Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan antar variabel. Selanjutnya menurut Sekaran (1992 : 72) kerangka berpikir yang baik adalah memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Variabel penelitian diidentifikasikan secara jelas dan diberi nama 2) Uraiannya menyatakan bagaimana dua atau lebih variabel berhubungan satu dengan lainnya. 3) Jika sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan penemuan dari penelitian sebelumnya, hal ini seharusnya menjadi dasar dalam uraian kerangka berpikir apakah hubungan itu positif atau negative. 4) Dinyatakan secara jelas mengapa peneliti berharap bahwa hubungan antar variabel itu ada. 5) Digambarkan dalam bentuk diagram skematis, sehingga pembaca dapat jelas melihat hubungan antar variabel. 6) Pada analisis kuantitatif, kerangka pikir ini memuat latar masalah, kemudian masalah yang diteliti, dan dilanjutkan dengan metode serta variabel penelitian. Terakhir kerangka ini biasanya memuat tujuan penelitian, saran atau kesimpulan penelitian. Sebelum ataupun setelah dibuat bagan kerangka pikir penelitian, maka biasanya peneliti membuat penjelasan runtut dan sistematis terkait dengan bagan yang akan / telah dibuatnya tersebut. Kerangka teori dijabarkan dari tinjaun pustaka dan disusun oleh peneliti sebagai kerangka acuan memecahkan masalah dan untuk merumuskan hipotesis (jika hipotesis dipandang perlu dicantumkan). • Kerangka berpikir : model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting • Contoh kerangka pikir penelitian pada dimensi-dimensi loyalitas mahasiswa menurut Griffin (2002 : 4) dan Kotler & Fox (1995 : 38) yaitu 1. Penciptaan prospek 2. Hubungan harmonis 3. Penyampaian positif 3. Pengetian Tentang Hipotesis 2
• Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori melalui pengumpulan data. • Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. • Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis selanjutnya hipotesis tersebut diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. • Hipotesis statistik ada jika penelitian menggunakan sampel dan jika penelitian tidak menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. • Hipotesis yang akan diuji merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dinamakan hipotesa kerja / hipotesis alternative dan sebagai lawannya adalah hipoesis nol. Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya. • Dikemukakan oleh Masri S. (2003 : 21) penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjagaan dan penjelasan yakni yang menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Bentuk –bentuk hipotesis : 1. Hipotesis deskriptif : pada setiap paradigm penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah penelitian. 2. Hipotesis komparatif : Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasinya atau sampelnya berbeda atau keadaan pada waktu yang berbeda. 3. Hipotesis asosiatif : Jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. B. DISKRIPSI TEORI Deskripsi teori : Uraian sistematis tentang teori dan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti melalui pendefinisian da uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. • Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria yaitu relevansi, kelengkapan dan kemutakhiran. Relevansi berkenan dengan kecocokan antar variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemuktahiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan maka semakin mutakhir teori. • Langkah-langkah untuk melakukan pendeskripsian teori : 1. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya. 2. Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. 3. Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti.
3
4. Cari definisi setiap isi topik yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain dan pilih definisi yangs esuai dengan penelitian yang akan dilakukan. 5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang issi setiap sumber data yang dibaca. 6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahas sendiri, cantumkan juga sumber-sumber bacaan uang dikutip ayau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori. Hoy & Miskel (2001) : 1 ) Teori itu berkenaan dengan konsep, asumsi yang logis, 2) berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan, 3) sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan. C. FUNGSI TEORI DI DALAM PENELITIAN • Digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan diteliti • Pediksi dan peandu untuk menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. • Digunakan untuk membahas hasil penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
D. TINGKATAN DAN FOKUS TEORI • Teori : irisan tebagi menjadi tiga, yaitu : mikro, meso dan makro. Tingkatan mikro teori : irisan kecil waktu, ruang / sejumlah orang, konsep ini biasanya juga sangat anstrak. Tingkat meso teori : mencoba untuk menghubungkan tingkat makro dan mikro untuk beroperasi pada tingkat menengah. Tingkat makro teori : keprihatinan besar seperti institusi sosial, sistem budaya selurh, dan seluruh masyarakat. Ini menggunakan konsep yang lebih dan yang abstrak. • Fokus teori bisa dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Teori substantive dikembangkan untuk wilayah tertentu dari kepdulian sosial, seperti geng delinquent, pemogokan, doforce, atau hubungan ras. 2. Teori formal dikembangkan untuk area konseptual luas dalam teori umum, seperti deviace, sosialisasi, atau kekuasaan. 3. Sedikit lebih abstrak dari generalisasi empiris / hipotesis tertentu. Berbagai teori tengah dapat formal atau substantive. Berbagai teori tengah adalah bagian terpenting digunakan dalam sosiologi untuk memandu penyelidikan empiris. E. KEGUNAAN TEORI DI DALAM PENELITIAN • Teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau kontruk variabel yang akan diteliti, untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif, untuk mencandra dan membahas hasil penelitian sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah. • Menurut Snelbecker ada tiga fungsi teori dalam penelitian. Pertama, sebagai pensistematiskan temuan-temuan penelitian. Kedua, sebagai pendorong untuk menyusun 4
hipotesis. Dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban serta membuat ramalan-ramalan atas dasar penemuan. Ketiga, sebagai penyaji penjelasan dalam menjawab pertanyaan. • Dijabarkan ada 6 fungsi dalam penelitian yaitu : 1. Sebagai penyusun generalisasi atas fakta-fakta 2. Menjadi kerangka oreintasi untuk pengumpulan, pengolahan, dan analisa data 3. Pembuat prediksi terhadap fenomena baru yang akan terjadi 4. Pengawas lowongan dalam pengetahuan dengan cara dedukasi 5. Sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian 6. Sebagai kerangka penalaran logis. KESIMPULAN Dalam melakukan suatu penelitian terhadap fenomena sosial, seorang peneliti tidak dapat bekerja dengan baik tanpa suatu sistematika yang sesuai. Untuk menemukan jawaban yang sesuai serta memuaskan, peneliti harus memahami kaida dalam meneliti. Tahapan awal dari suatu penelitian adalah menciptakan pertanyaan mengenai suatu fenomena yang dipilih untuk diteliti. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan definisi, fakta dan nilai suatu objek kajian. Teori yang deduktif : memberi keterangan yang dimulai daru suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kearah data yang akan diterangkan. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data kearah teori. Teori yang fungsional : disini tampak satu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data memengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teri kembali memengaruhi data. DAFTAR PUSTAKA
Arikanto, Suharsimi. (2005) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bfadal, Ibrahim. (2003). Supervisi Pengajaran : Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara. http://www.zimbio.com/Indonesian+language/articles/3PxhwcFrxEV/MAKALAH+KERANG KA+TEORI+ATAU+LANDASAN+TEORI _________ Ervisa Ama.D Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.
5