MODEL PEMELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Wartoyo, Yusuf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Slamet Riyadi Surakarta Email:
[email protected], Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pembelajaran yang efektif untuk pendidikan karakter di sekolah dasar kelas rendah berdasarkan kurikulum 2013. Model pembelajaran ini diharapkan mampu membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan karakter di sekolah dasar terutama pada kelas rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif analitik berbasis pemecahan masalah penelitian pengembangan atau dikenal dengan Research and Development (R&D). Penelitian pengembangan ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama mengungkap dan menganalisis model pembelajaran pendidikan karakter yang selama ini dilaksanakan di sekolah dasar khususnya pada kelas rendah di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, dan selanjutnya dirancang draft desain model pembelajaran pendidikan karakter yang efektif khususnya untuk sekolah dasar kelas rendah. Desain model pembelajaran ini dirancang dengan berkonsultasi pada dua ahli yaitu ahli pendidikan karakter dan ahli kurikulum. Selanjutnya pada tahun kedua sebelum digunakan, desain model pembelajaran ini diujicobakan terlebih dahulu. Kemudian dilakukan analisis untuk melihat kelemahan yang ada, baru kemudian disosialisasikan. Kata Kunci: model pembelajaran, pendidikan karakter, sekolah dasar kelas rendah
mata pelajaran. Pada usia Sekolah
PENDAHULUAN Karakter merupakan watak, tabiat,
akhlak,
seseorang yang
atau
Dasar inilah seseorang akan lebih
kepribadian
mudah dibentuk karakternya karena
terbentuk dari hasil
masih belum banyak terkena pengaruh
internalisasi berbagai kebajikan yang
negatif
diyakini
permasalahannya
dan
digunakan
sebagai
dari
Namun pelaksanaan
landasan untuk cara pandang, berpikir,
pendidikan
bersikap, dan bertindak. Pendidikan
pembelajaran merupakan sesuatu yang
karakter di Sekolah Dasar menjadi
baru bagi guru sekolah dasar. Sehingga
strategis mengingat di Sekolah Dasar
hal tersebut menjadi sebuah kendala
perkembangan
terlaksananya pendidikan karakter yang
individu
sangat
diperhatikan dan merupakan awal dari
karakter
luar.
dalam
setiap
optimal.
peletakan konsep ilmu di setiap ranah
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
440
Sehubungan
dengan
pembelajaran, berbagai masalah sering
pendidikan karakter, Kurikulum yang
dialami oleh guru. Untuk mengatasi
baru yakni kurikulum 2013 diharapkan
berbagai masalah dalam pembelajaran
mampu membentuk karakter setiap
tersebut, maka perlu adanya
siswa sesuai dengan jiwa Pancasila.
model pembelajaran yang dipan dang
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh
dapat membantu guru dalam
Wamendikbud, Musliar Kasim, yang
belajar mengajar.
mengatakan
bahwa
model-
proses
implementasi
Berdasarkan uraian di atas
kurikulum 2013 di sekolah ini memiliki
maka penulis merasa perlu untuk
nilai sikap yang sangat bermanfaat
melakukan penelitian yang berkaitan
untuk membentuk manusia Indonesia
dengan
seutuhnya, karena di dalam kurikulum
pendidikan karakter pada kurikulum
ini mengandung beberapa sikap utama
2013. Penelitian tersebut akan diawali
manusia. Lebih lanjut Musliar Kasim
dengan melakukan analisis terhadap
menjelaskan “ Sikap tersebut adalah
implementasi pendidikan karakter pada
spiritual,
kurikulum 2013 yang telah dilakukan
sosial,
dan
ketrampilan,
model
sehingga hal tersebut akan membentuk
oleh
karakter manusia Indonesia seutuhnya
Surakarta. Melalui analisis tersebut
(http//m.
diharapkan akan diketahui kendala-
liputan6.com/news/read/699401/wame
kendala
ndikbud-kurikulum-2013-mampu-
kurikulum 2013 sehingga nantinya
bangun-sikap-anak-didik).
dapat
Mengingat
pengembangan
pendi dikan karakter sangat penting
beberapa
pembelajaran
Sekolah
pendidikan
disusun
Dasar
karakter
sebuah
di
pada
model
pembelajaran pendidikan karakter yang efektif untuk siswa Sekolah Dasar.
bagi keber langsungan dan keunggulan
Agus Suprijono (2011:
bangsa di masa mendatang, maka
mengartikan model adalah sebagai
pengembangan itu harus dilakukan
bentuk
melalui perencanaan yang baik, pende-
proses aktual yang memungkinkan
katan
seseorang atau
yang
pembelajaran kenyataanya
sesuai,
dan
yang
efektif.
dalam
metode Pada proses
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
45),
representasi akurat sebagai
sekelompok
orang
mencoba bertindak berdasarkan model itu.
Syaiful
Sagala
(2005:
175),
441
mengemukakan pembelajaran
bahwa
model
adalah
kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis
suatu
sistem,
yang
melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.
dalam
David Elkind & Freddy Sweet
pengalaman
(2004), pendidikan karakter dimaknai
belajar peserta didik untuk mencapai
sebagai berikut: “character education
tujuan belajar tertentu dan berfungsi
is the deliberate effort to help people
sebagai
understand, care about, and act upon
mengorganisasikan
pedoman bagi
perancang
pembelajaran
dan
guru
dalam
core ethical values. When we think
merencanakan
dan
melaksanakan
about the kind of character we want for
aktivitas belajar mengajar. Ada
banyak
our children, it is clear that we want model
them to be able to judge what is right,
pembelajaran yang dikembangkan oleh
care deeply about what is right, and
para ahli dalam usaha mengoptimalkan
then do what they believe to be right,
hasil belajar siswa diantaranya adalah:.
even in the face of pressure from
Model
without and temptation from within”.
Pembelajaran
Kontekstual(
Nurhadi ,2003);Model Pembelajaran
Sedangkan
Kooperatif (Sofan Amri & Iif Khoiru
menjelaskan
Ahmadi, 2010:67);Model Pembelajaran
karakter memiliki esensi dan makna
Quantum
yang sama dengan pendidikan moral
(Sugianto,2009:70);Model
T.
Ramli
bahwa
(2003), pendidikan
Pembelajaran
dan pendidikan akhlak. Tujuannya
Terpadu(Sugianto,2009:124);Model
adalah
PembelajaranBerbasis masalah (PBLi
supaya menjadi manusia yang baik,
(Sugianto
warga masyarakat, dan warga negara
,
2009:151);Model
Pembelajaran Langsung (Sofan Amri
membentuk
Kurikulum
Pembelajaran diskusi(Sofan Amri & Iif
merupa
Khoiru Ahmadi , 2010:165).
kurikulum KBK
Philips
(2008:235)
anak,
yang baik.
& Iif Khoiru Ahmadi, 2010:39);Model
Simon
pribadi
kan
2013
penyempurnaan
adalah dari
( 2004 ) dan
Kurikulum 2006 atau yang dikenal
berpendapat bahwa karakter adalah
dengan
kumpulan tata nilai yang menuju pada
Kurikulum 2013 didasari pemikiran
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
KTSP.
Penyempurnaan
442
tentang tantangan masa depan, persepsi
school staff as a learning and moral
masyarakat,
perkembangan
community that shares responsibility
pengetahuan dan pedagogi, kompetensi
for character education and attempts
masa depan, dan fenomena negatif
to adhere to the same core values that
yang mengemuka.
guide the education of students;
Pendidikan
karakter
dalam
fosters shared moral leadership
kurikulum 2013 terintegrasi pada setiap
and
mata pelajaran yang tercantum dalam
character education initiative; engages
struktur kurikulum.
families and community members as
Character Education Partnership
long-range
support
partners in the
of
the
character-building
(2003) telah mengembangkan standar
effort; assesses the character of the
mutu Pendidikan Karakter sebagai alat
school, the school staff’s functioning as
evaluasi diri terutama bagi lembaga
character educators, and the extent to
sekolah. Instrumen berupa skala Likert
which
(0 – 4) dengan memuat 11 prinsip
character.
sebagai
Partnership, 2003:5-15)
berikut,
yakni:
Effective
students
manifest
(Character
good
Education
character education : promotes core ethical values as the basis of defines
character;
good
METODE PENELITIAN
“character”
Metode
penelitian
yang
comprehensively to include thinking,
digunakan dalam penelitian ini terdiri
feeling
dari
and
behavior;
comprehensive, proactive
uses
intentional,
approach
to
a and
character
development; creates a caring school
dua
macam
yaitu
deskriptif
analitik berbasis pemecahan masalah dan penelitian pengembangan. Subjek dari penelitian ini adalah
community; provides students with
Sekolah
opportunities
action;
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
includes a meaningful and challenging
yang telah menerapkan kurikulum
academic curriculum that respects all
2013. Adapun Sekolah Dasar (SD)
learners, develops their character, and
yang diambil adalah terdiri dari SD
helps them succeed; strives to develop
Negeri favorit, SD Negeri biasa, SD
students’ self-motivation, engages the
Swasta favorit, dan SD Swasta biasa,
for
moral
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
Dasar
kelas
rendah
di
443
dengan jumlah responden sebanyak 36
Penjelasan bagi Data;Menulis Hasil
guru. Adapun objek penelitian ini
Penelitian
adalah
pelaksanaan
pendidikan
karakter yang diterapkan. Teknik
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengembangkan sebuah model
pengumpulan
data
pembelajaran
untuk
pendidikan
yang digunakan dalam penelitian ini
karakter pada kurikulum 2013. Model
adalah
dan
pengem bangan yang digunakan adalah
angket, dan dokumentasi. Observasi
model Pengembangan Plomp (1997)
dilakukan untuk menggali hal-hal yang
yang dimodifikasi menggunakan 4
berkaitan dengan pendidikan karakter
tahapan, yakni sebagai berikut : Fase
dan kurikulum 2013. Angket dan
preliminary investigation (investigasi
wawancara
untuk
awal); Fase perancangan (design); Fase
mengetahui pendapat, kendala, dan
realization/ construction; Fase test,
masukan-masukan dari guru maupun
evaluation, and revision
observasi,
wawancara
dipergunakan
kepala sekolah yang berkaitan dengan
Penelitian
ini
direncanakan
penerapan pendidikan karakter pada
dilakukan dua tahap di tahun pertama
kurikulum
dan tahun kedua. Pada tahun pertama
2013.
dokumentasi
Sedangkan
digunakan
untuk
akan
dianalisis
menguatkan data yang diambil dari
pendidikan
observasi dan angket.
dilakukan
Teknik
analisa
karakter oleh
yang
sekolah
telah subjek
dalam
penelitian. Dari penelitian di tahun
penelitian ini menggunakan teknik
pertama tersebut akan didapatkan data-
analisis data kualitatif (Marshall dan
data
Rossman, 2011) yang terdiri dari
pelaksanaan pendidikan karakter pada
beberapa
kurikulum 2013. Selanjutnya berbekal
tahapan,
:Mengorganisasikan
data
implementasi
diantaranya Data;
data
yang
tersebut,
berkaitan
di
tahun
dengan
kedua
Pengelompokan berdasarkan Kategori,
dilakukanj penelitian pengembangan.
Tema
Penelitian
dan
pola
jawaban;Menguji
pengembangan
tersebut
Asumsi atau Permasalahan yang ada
bertujuan untuk merancang sebuah
terhadap
model pembelajaran karakter yang
Data;Mencari
Alternatif
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
444
sesuai dengan kurikulum 2013 di SD
untuk
kelas rendah.
karakter diluar kegiatan mengajar. 4.
menunjang
pendidikan
Nilai-nilai karakter yang dikem
HASIL DAN PEMBAHASAN
bangkan
Hasil Penelitian
terjabarkan dalam indikator yang
1.
Pemahaman guru tentang konsep
representatif. Dari 36 guru yang
pendidikan karakter yang masih
mengisi angket, hanya 20 guru
belum menyeluruh. Dari 36 guru
yang
yang mengisi angket, hanya 9 guru
karakter
(25 %) yang dapat menjelaskan
pembelajaran dimulai.
pengertian
pendidikan
karakter
5.
dengan tepat. 2.
memadai
menjabarkan dalam
belum
nilai-nilai
RPP
sebelum
Sekolah belum dapat memilih
dengan visinya. Dari 36 guru yang
untuk
mengintegrasikan
mengisi
angket,
32
guru
nilai-niai
menyatakan sekolah belum dapat
karakter pada mata pelajaran yang
memilih nilai-nilai karakter yang
diampunya. Dari 36 guru yang
sesuai dengan visinya.
mengisi angket, hanya 24 guru (75
6.
Budaya dan kebiasaan di sekolah
%) yang tidak merasa kesulitan
kebanyakan kurang mendukung
mengintegrasikan
pendidikan
pendidikan karakter. Dari 36 guru
karakter dalam mata pelajaran.
yang mengisi angket, 12 guru
Dan hanya 16 guru yang mampu
menyatakan budaya disekolahnya
menjelaskan cara pengitegra sian
belum
tersebut
karak ter.
dengan
logis
sesuai
kurikulum 2013. 3.
sekolah
nilai-nilai karakter yang sesuai
Guru belum memiliki kompetensi yang
di
Guru
belum
7. dapat
menjadi
mendukung
pendidikan
Perlu adanya model pembelajaran pendidikan dasar
yang dipilihnya. Dari 36 guru yang
kurikulum 2013. Dari 36 guru 29
mengisi angket, hanya 10 guru
guru diantara menyatakan perlu
yang
adanya
dengan
memberikan teladan yang baik
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
sesuai
disekolah
teladan atas nilai-nilai karakter
menjawab
yang
karakter
sebuah
dengan
model
pembelajaran pendidikan karakter
445
yang desain dan tahapannya dapat
dimengerti.
menyatu
permasalahan yang paling berat
dengan
pelaksanaa
kurikulum 2013
adalah peran guru untuk menjadi
Pembahasan
teladan dalam mewujudkan nilai-
1.
Belum
menyeluruhnya
nilai karakter secara khusus sesuai
pemahaman guru tentang konsep
dengan
pendidikan
sangat
pelajaran dan nilai-nilai karakter
ini
umum di sekolah. Guru merupakan
dikarenakan program pendidikan
sosok yang digugu (dipatuhi) dan
karakter
ditiru (diteladani), dan pendidikan
karakter
dimungkinkan.
Hal
belum
dapat
dengan
sebuah teladan nyata.
baik
sehingga
mereka
kurang
informasi
aktif
tentang
4.
di
karakter
karakter
guru
SD
mata
membutuhkan
Belum terjabarkannya nilai-nilai
mencari
karakter yang dikembangkan di
pendidikan
sekolah sesuai dengan indikator
karakter.
yang
representatif
dikarenakan
Belum memadainya kompetensi
guru masih merasa kesulitan untuk
guru untuk mengitegrasikan nilai-
menjabarkan nilai-nilai tersebut
nilai karakter pada mata pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari. Hal
yang
sangat
ini
terkait
pelatihan-pelatihan
diampunya,
dimungkinkan. Hal ini dengan
pelatihan
pendidikan
dikarenakan
diselenggarakan
minimnya yang
dalam
rangka
karakter untuk kurikulum 2013
menjabarkan nilai-nilai karakter
masih sangat terbatas diikuti guru,
dalam kehidupan nyata.
sehingga mereka kesulitan dalam
3.
nilai
disosialisaikan pada semua guru
belum memahami nya. Selain itu
2.
Mengingat
5.
Belum dapatnya memilih nilai-
mengintegrasikan nilai karakter
nilai karakter yang sesuai dengan
pada mata pelajaran yang diajar
visinya, ini disebabkan karena
kannya.
jumlah
nilai-nilai
Belum dapatnya guru menjadi
demikian
banyak,
teladan atas nilai-nilai karakter
diberikan
oleh
Kementrian
yang dipilihnya, hal ini sangat
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
karakter baik
yang
446
6.
maupun dari sumber-sumber lain.
disampaikan
dengan
Umumnya sekolah menghadapi
menarik.
kesulitan memilih nilai karakter
pembelajaran pendidikan karakter
mana yang ssuai dengan visi
dalam penelitian memiliki desain
sekolahnya. Hal itu berdampak
selaras
pada gerakan membangun karakter
pembelajaran pendidikan karakter
di sekolah menjadi kurang terarah
dalam
dan fokus, sehingga tidak jelas
menggunakan dongeng. Dengan
pula monitoring dn penilaiannya.
dongeng, bukan hanya materi yang
Kurang adanya dukungan dari
tersampaikan,
sekolah dalam membudayakan dan
pendidikan mental dan karakter.
Untuk
dengan
lebih
itu
model
cerita.
penelitian
Model
ini
dengan
tetapi
juga
membiasa kan nilai-nilai karakter, ini sangat dimungkinkan karena
Model Pembelajaran Mendongeng
pembudayaan nilai-nilai karakter
dalam Pendidikan Karakter di SD
di
7.
sekolah
jarang
dilakukan
Model pembelajaran mendo
evaluasi dan monitoring. Oleh
ngeng dipilih karena model ini dapat
karena itu manajemen sekolah
menyampaiakan
perlu
dengan
sekaligus memuat karakter yang harus
memasuk kan pendidikan karakter
dimiliki siswa. Model mendongeng
ke dalamnya.
juga sejalan dengan kurikulum 2013
Guru membutuhkan sebuah model
yang memadukan materi pelajaran
pembelajaran pendidikan karakter
menjadi
yang sesuai dengan kurikulum
tertentu.
2013. Kurikulum 2013 meleburkan
melaksanakan
beberapa
mendongeng adalah sebagai berikut.
dikaji
ulang
mata
pelajaran,
materi
cerita-cerita
dengan
Langkah-langkah model
pelajaran
tema untuk
pembelajaran
disatukan, dan diikat dalam tema
a. Memilih sub tema dan mencermati
dan sub tema. Materi disampaikan
indikator pencapaian. Guru memilih
dalam
yang
sub tema yang akan dilakukan
kegiatan
pembelajaran dengan model mendo
sehari-hari. Dengan cerita di setiap
ngeng. Setelah itu guru mencer mati
pembelajaran, maka materi dapat
indikator-indikator penca paian dari
bentuk
berhubungan
cerita
dengan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
447
setiap
mata
pelajaran.
Dari
indikator-indikator tersebut dapat diketahui
materi
dan
amanat
dongeng yang akan dibuat. b. Membuat
kelas 3 SD. d. Membuat RPP dan rencana evaluasi. Menjadi keharusan bagi guru yaitu sebelum
kerangka
dongeng.
melaksanakan
pembelajaran
harus
menyusun
Berdasar kan materi dan amanat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dongeng
sebuah
(RPP) terlebih dahulu. RPP disusun
kerangka dongeng. Untuk lebih
dengan berpedoaman pada silabus,
memudahkan
dapat
dibuat
dalam
pengem
dengan
kerangka
dongeng
mendongeng. Selain RPP guru juga
tersebut dapat disusun berupa peta
harus menyusun evaluasi untuk
konsep. Selain peta konsep dapat
mengetahui
juga
siswa.
bangannya,
disusun
pertanyaan
dengan
“Siapa?”
“Kapan?”
membuat
tersebut
pembelajaran
tingkat
pencapaian
Evaluasi
tersebut
“dimana?”
berpedoman
pada
materi
yang
“Mengapa?”
disampaikan
dan
diselaras
kan
“Bagaimana?”. Tentu saja dalam kerangka
model
tercantumkan
dengan alur dongeng. e. Mempersiapkan
media
materi yang akan di bahas dan
mendongeng.
amanat atau karakter yang akan
tertarik
disampaikan.
dongeng, maka perlu adanya media
c. Mengembangkan kerangka menja di
Agar
untuk
siswa
lebih
memperhatikan
mendongeng. Media tersebut dapat
dongeng.
Selanjutnya
kerangka
berupa gambar, boneka jari, boneka
tersebut
dikembangkan
menjadi
tangan, boneka kayu, wayang dan
sebuah do ngeng. Dalam proses
lain sebagainya. Selain itu guru juga
pengem
perlu
bangan
nya,
perlu
menyiapkan
diperhatikan pemilihan kata dan
mendukung
gaya
konsep
bahasa
sesuai
dengan
media
yang
tersampaikannya
dari
materi
pelajaran.
perkembangan siswa. Misalnya do
Misalkan guru perlu mempersiapkan
ngeng
sapu lidi untuk mengilustrasikan
untuk
kelas
satu
menggunakan bahasa yang lebih
persatuan,
sederhana dari pada dongeng untuk
mempersiapkan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
atau
guru kentongan
perlu dan
448
Hand Phone untuk menyapaiakan materi perkembangan teknologi.
1. Pemahaman sebagian besar guru SD kelas
f. Melaksanakan pembelajaran. Dalam
rendah
Banjarsari
di
Kecamatan
tentang
konsep
melaksanakan pembelajaran harus
pendidikan karakter masih dirasakan
memperhatikan RPP yang telah
belum memadai.
dibuat. Guru membuka kelas, dan
2. Belum
memadainya
pemahaman
memberikan apersepsi. Selanjunya
guru tentang konsep pendidikan
guru memberikan gambaran tentang
karakter
materi
kemampuan
yang
akan
dipelajari.
Dilanjutkan guru mendo dengan
media
ngeng
yang
telah
tersebut
guru selalu membangun interaksi
memadai.
dan
memberikan
untuk nilai-nilai
karakter pada mata pelajaran yang diampunya
dongeng
guru
mengintegrasikan
dipersiapkan. Selama mendongeng
dengan siswa. Guru mengakhiri
mengakibatkan
juga
belum
cukup
3. Sebagian besar guru juga belum dapat
menunjukkan
keteladanan
kesimpulan berupa amanat untuk
dalam rangka mewujudkan nilai-
pembentuk karakter siswa.
nilai
g. Melakukan evaluasi. Setelah selesai melakukan
pembelajaran
mendongeng,
guru
karakter
hadapan peserta didik.
mengadakan
sekolah kebanyakan juga kurang
segera
setelah
pembelajaran selesai.
mendukung pendidikan karakter. 5. Dalam
rangka
pendidikan
mewujudkan
karakter
di
rendah
KESIMPULAN DAN SARAN
Banjarsari
Kesimpulan
pembelajaran yang efektif.
pembaha
san
hasil
penelitian
dapat
sekolah
khususnya pada siswa SD kelas
h.
Berdasarkan
di
4. Budaya dan kebiasaan guru di
tes tertulis tentang materi pelajaran. dilakukan
kan
dengan
evaluasi. Evaluasi tersebut berupa
Tes
pendidi
di
wilayah
kecamatan
dibutuhkan
mo
del
dan
6. Model pembelajaran yang dirasakan
dikemukakan
efektif dalam rangka mewujudkan
kesimpulan sebagai berikut;
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
pendidikan karakter di SD wilayah
449
kecamatan Banjarsari adalah model pembelajaran mendongeng. Saran 1. Pemerintah
terutama
pemerintah
daerah perlu menyediakan anggaran yang
cukup
untuk
menyelenggarakan
diklat
pendidikan karakter khususnya di sekolah dasar kecamatan Banjarsari. 2. Perlunya
penjabaran
secara
operasional nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah dasar terutama
di
wilayah kecamatan
Banjarsari. 3. Kepada para guru khususnya guru SD di wilayah kecamatan Banjarsari dalam
rangka
pendidikan dengan
karakter
menerap
mewujudkan disarankan kan
model
David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. 2004.http://www.goodcharacter.com/ Article_4.html/How to do character education.”(Diunduh 3 desmber 2013) Marshall dan Rossman.2011.Designing Qualitative Research.New Delhi: SAGE Publication India.Pvt.Ltd Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational & Training System Design: Introduction. Design of Education and Training (in Dutch). Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland.Faculty of Educational Science and Technology, University of Twente. Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Mata Padi Presindo. Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika belajar dan Mengajar. Alfabeta: Bandung
pembelajaran mendongeng. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono.(2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
T. Ramli. 2003. Pendidikan Karakter. Bandung : Angkasa http//m.liputan 6.com/news/read/699401/ wamendikbud-kurikulum-2013mampu-bangun-sikap-anak-didik
Amri, Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Putrakarya, 2010. Character Education Partnership. (2003). Character Education Quality Standards. Washington: Character Education Partnership
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
450