R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar
Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar R. Sudarwo & Yohanes Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sejauhmana penerapan model pembelajaran teknik melompat jangkit dengan metode bermain dapat meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik lebih aktif terlibat dalam pembelajaran, mereka antusias melakukan lompat jangkit sambil bermain, sehingga dapat disimpulkan peserta didik merasa senang
melakukan lompat jangkit dengan metode bermain, begitupun ketika
peserta didik melakukan kesalahan dengan kesadaran dan tanggung jawab peserta didik melakukan push up dengan senang sebagai hukuman tanpa diminta oleh guru. Kata kunci : teknik lompat jangkit, bermain, pendidikan jasmani, dan sekolah dasar Abstract: This study aims to describe how far the application of learning models jump technique transmissible by playing methods to improve student achievement in elementary school. Results showed that students more actively involved in learning, they do jump transmissible enthusiastic while playing, so it can be concluded students feel happy to do the jump transmissible by playing methods, as well as students make the mistake of awareness and responsibility of learners doing push ups with pleasure as punishment without being asked by the teacher. Key words: transmissible jump technique, playing, physical education, and elementary school
Pendahuluan
Pendidikan Jasmani di sekolah tidak bisa dianggap
Pendidikan Jasmani sebagai bagian dari proses
hanya sebagai pelajaran pelengkap saja, karena
pendidikan secara keseluruhan, masih sering
dengan pendidikan jasmani yang baik dan teratur
diartikan dan diinterprestasikan sebagai kegiatan
bisa membantu perkembangan dan pertumbuhan
pengajaran yang berupa aktifitas fisik dan demi fisik
anak, baik jasmani maupun rohaninya. Berdasar-
itu sendiri. Kerancuan dalam pemahaman pendidikan
kan slogan “Mensana in corpore Sano” atau didalam
jasmani nampaknya masih banyak dan justru
tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, maka
terdapat pada kalangan guru Pendidikan Jasmani itu
untuk mencapai tubuh sehat
sendiri. Masih banyak para guru pendidikan jasmani
sekolah dasar (SD) dibutuhkan upaya guru untuk
sendiri belum memahami sepenuhnya paradigma
melakukan perubahan
baru tentang Pendidikan Jasmani disekolah,
Guru yang biasanya dalam pembelajaran Pen-
umumnya mereka rata-rata masih menerapkan
didikan Jasmani hanya meminta siswa melakukan
Pendidikan Olahraga yang selama ini dilaksanakan
senam massal saja. Sebagai pembaharuan guru
di sekolah. Padahal sangat berbeda sekali arti dan
harus mampu menerapkan model pembelajaran
makna dari keduanya seperti yang terdapat pada
teknik melompat jangkit dengan metode bermain.
Falsafah dan Pendidikan Jasmani.
Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yang
bagi peserta didik
dalam pembelajarannya.
Pendidikan jasmani dalam penyelenggaraan
ingin dicari jawabnya yaitu sejauhmana penerap-
suatu program pendidikan ikut mendukung dan
an model pembelajaran teknik melompat jangkit
membantu tercapainya tujuan pendidikan anak
dengan metode bermain dapat meningkatkan
didiknya. Untuk itu keberadaan Program Pendidikan
prestasi peserta didik. Atas dasar permasalahan
Jasmani merupakan bagian penting dalam pendidikan
dimaskud maka tujuan penelitian ini yaitu untuk
di Sekolah, oleh karena itu Pendidikan Jasmani tidak
memperoleh gambaran sejauhmana pembe-lajaran
boleh dianggap sebagai suatu yang bisa diabaikan
teknik melompat jangkit dengan metode bermain
atau sebagai pelengkap dalam penyelenggaran
dapat meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah
kurikulum sekolah. Menyikapi hal tersebut maka
dasar. 329
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011
bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi
terdapat interaksi guru dan peserta didik dengan
karena pengalaman. Perubahan yang terjadi karena
lingkungan pembelajaran yang diarahkan untuk
pengalaman ini membedakan dengan perubahan-
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
perubahan lain yang disebab-kan oleh kemasakan
merupakan upaya membelajarkan peserta
(kematangan).
didik, yang secara implisit terlihat bahwa dalam
Banyak ahli berpendapat bahwa belajar
pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan
merupakan suatu proses yang asosiatif, yaitu
dan mengembangkan metode untuk mencapai untuk
asosiasi atau koneksi antara suatu rangsangan
mencapai hasil yang diinginkan. Dari definisi ini
tertentu (stimulus) dengan reaksi tertentu (respons).
dapat dikatakan bahwa pembel-ajaran adalah upaya
Sementara itu ada yang menyatakan bahawa belajar
guru yang bertujuan dalam artian bahwa tujuan
secara sederhana memang dapat terjadi secara
tersebut adalah guru membelajarkan peserta didik
asosiatif, tetapi dalam proses belajar yang rumit,
untuk mencapai tujuan belajar.
kompleks, persepsi serta pengertian akan situasi
Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya
secara keseluruhan lebih memegang peranan.
menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta
Selain itu belajar tidak semata-mata merupakan
didik dapat belajar. Pembelajaran merupakan upaya
suatu akibat dari kondisi dalam lingkungan seperti
untuk membelajarkan peserta didik, pembelajaran
pada model-model belajar klasikal dan instrumental
lebih mengutamakan pada bagai-mana upaya
conditioning, tetapi juga bisa terjadi karena
guru mendorong atau memfasilitasi peserta didik
mencontoh perilaku yang terjadi di sekitarnya.
belajar, bukan pada apa yang dipelajari peserta
Menurut pendekatan konstruktivisme, belajar
didik. Istilah pembelajaran adalah menggambarkan
adalah membangun dan memantapkan pengeta-
bahwa peserta didik lebih banyak berperan dalam
huan sebagai hasil transformasi pengalaman
mengkontruksikan pengetahuan bagi dirinya dan
yang dilakukan melalui aneka ragam interaksi
bahkan penge-tahuan itu bukan hasil transformasi
peserta didik dengan sumber. Dalam psikologi
dari guru.
pendidikan prinsip yang paling penting menurut
Bucher. C.A., (1983) mengemukakan bahwa
teori konstruktivis adalah guru tidak hanya sekedar
pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat disebut
memberi pengetahuan kepada peserta didik, peserta
ilmu apabila memenuhi karateristik sebagai berikut:
didik sendiri membangun pengetahuan di dalam
a) memiliki daya ramal dan kontrol terhadap hasil
pikirannya. Guru memberikan kemudahan dalam
belajar; b) dapat dievaluasi secara sistematik
proses belajar dengan memberikan kesempatan
dan dapat dipecah menjadi rangkaian kegiatan
kepada peserta didik menemukan sendiri dan
yang dapat dikuasai; c) mengandung pemahaman
mengajar peserta didik menjadi nalar dan secara
tentang tingkah laku, desain instruk-sional,
sadar menggunakan strategi mereka sendiri
penyampaian dan manajemen; d) berkait-an erat
untuk belajar. Hal tersebut diperjelas oleh Slavin
dengan prinsip belajar seperti kesiapan, motivasi,
(1994:225) bahwa “The teacher can give students
pelatihan, umpan balik dan kemajuan secara urutan;
ladder that lead to higher understandings, yet
dan e) di mungkinkan unuk meng-kaji pengajaran
students themselves must clim these ladders”.
“Teoritical Scientific Perspektif”
Hal tersebut mengisyaratkan bahwa guru dapat
Berdasarkan karakteristik pembelajaran
memberi jalan dan kesempatan kepada peserta
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
didik yang dapat membantu mereka mencapai
jasmani sebagai salah satu komponen pembelajaran
tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus
tidak akan berarti, apabila guru mengalami kesulitan
diupayakan agar peserta didik sendiri yang melalui
dalam memahami dan melaksanakan pembelajaran.
jalan tersebut (Slavin, 1994 :225).
Jika implementasi-nya dapat dicapai melalui pembelajaran
Hakikat Pembelajaran
pendidikan jasmani, maka guru
diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya
Pengertian Pembelajaran.
dalam melaksana-kan proses pembelajaran
Pembelajaran adalah operasionalisasi dari kurikulum,
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.
dalam hal ini adalah
Berdasarkan hal tersebut
Garis-garis Besar Program
Pengajaran. Pembelajaran di sekolah terjadi apabila
330
menunjukkan,
bahwa
m e l a l u i p e m b e l a j a ra n Pe n d i d i k a n J a s m a n i
R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar
secara keseluruhan yang mempunyai tujuan dan Kajian Literatur
sasaran untuk meningkatkan keterampilan manusia
Hakikat Pendidikan Jasmani.
melalui media aktivitas jasmani yang telah diseleksi,
Pendidikan Jasmani adalah belajar keterampilan
dengan maksud mencapai tujuan. (Bucher, 1983:3).
gerak, gerak manusia dimanipulasi dalam bentuk
Sedangkan menurut kurikulum, Pendidikan Jasmani
kegiatan fisik, seperti melalui permainan dan
adalah proses pendidikan melalui penyediaan
olahraga yang didalamnya terkandung nilai-nilai,
pengalaman belajar kepada peserta didik berupa
sikap dan perilaku positif. Belajar keterampilan
aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang
gerak dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
direncanakan secara sistematis guna merangsang
proses pembelajaran gerak yang dilakukan
pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan
secara sistematis, terarah dan terencana. Secara
motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosial
spesifik hakekat Pendidikan Jasmani yaitu sebagai
dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu
berikut: 1) Pemenuhan hasrat untuk bergerak; 2)
diarahkan untuk membina , sekaligus membentuk
Pengembangan Kesegaran Jasmani yang ber-kaitan
gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
dengan unsur keterampilan motorik dan kesehatan
(Depdiknas, 2002: 1).
(komponen kebugaran Fisik); 3) Pengembangan
Walaupun definisi Pendidikan Jasmani berbeda-
Keterampilan; 4) Mentransfor-masikan nilai-nilai,
beda, tetapi mengandung persamaan dan dapat
atara lain appresiasi, percaya diri, harga diri,
ditarik kesimpulan.
kooperatif, tanggung jawab, sportifitas, komperatif
jasmani, dan dapat dikatakan lebih lanjut bahwa
dan budaya hidup sehat; dan 5) Merangsang
Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses
pertumbuhan dan perkem-bangan Jasmani juga
pendidikan yang kegiatannya melibatkan interaksi
Rohani secara menyeluruh yakni : kognitif, afektif
antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola
dan psikomotor.
melalui aktivitas jasmani secara sistematis menuju
Pendidikan melalui gerak
Dalam proses pembelajaran Pendidikan
pembentukan manusia seutuhnya. Aktivitas jasmani
Jasmani, guru mengajarkan berbagai keterampilan
yang dimaksud adalah kegiatan untuk meningkatkan
gerak dasar, teknik dan strategi permainan olahraga
keteram-pilan motorik dan nilai-nilai fungsional
internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran,
yang mencakup kognitif, afektif dan sosial. Melalui
kerja sama, dan kebersamaan), dan pembiasaan-
Pendidikan Jasmani diharapkan seseorang dapat
pembiasaan pola hidup sehat yang terus diamati
sehat, segar jasmaninya seiring dengan perkem-
dalam setiap pembelajarannya, bukan melalui
bangan keterampilan, pengembangan nilai sikap
pengajaran konvensional didalam kelas yang
dan minat peserta didik. Aktivitas-aktivitas tersebut
bersifat kajian teoritis. Aktivitas-aktivitas yang
mencerminkan kesesuaian tujuan akhir, yaitu
diberikan dalam pengajaran Pendidikan Jasmani
pendidikan secara utuh.
harus mendapat sentuhan didaktik metodik dari guru Pendidikan Jasmani, sehingga aktivitas yang
Teori Belajar
dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran
Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang
dengan baik.
amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menye-suaikan diri
Definisi Pendidikan Jasmani.
(adaptasi) dengan lingkungannya. Dengan adanya
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang
proses belajar inilah manusia bertahan hidup
dilakukan secara sadar dan sistimatik melalui kegiatan
(survived). Belajar secara sederhana dikatakan
jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,
sebagai proses perubahan dari belum mampu
kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan,
menjadi sudah mampu, tejadi dalam jangka waktu
kecerdasan dan perkembangan watak serta pribadi
waktu tertentu. Perubahan yang itu harus secara
yang harmonis dalam rangka membentuk manusia
relative bersifat menetap (permanen) dan tidak
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak
Pancasila (Mutohir, 1996:4). Sementara itu, Bucher
(immediate behavior) tetapi juga pada perilaku
(1983) berpen-dapat bahwa Pendidikan Jasmani
yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential
sebagai bagian integral dari proses pendidikan
behavior). Hal lain yang perlu diperhatikan ialah
331
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011
proses kreativitas, yang dikembangkan melalui
seni atau penemuan-penemuan baru. Lebih jauh
Model pembelajaran lompat jangkit dengan
Gordon menekankan bahwa kreativitas merupa-
metode bermain
kan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan
Bermain dan permainan merupakan bagian hidup
berlangsung sepanjang hayat. Kedua, proses kreatif
dan kehidupan manusia, khususnya bagi anak-
bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat
anak, bermain tidak bisa dipisahkan dari mereka.
diekspresikan dalam gerakan dalam lompat jangkit
Matakupan berpendapat; bahwa bermain adalah
atau mungkin membantu orang secara langsung
pekerjaan yang dilakukan dengan senang hati, akan
untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara
tepat sekali bila bermain dan permainan dijadikan
tradisional, kreativitas didorong oleh kesadaran
modal utama dalam menciptakan situasi belajar
yang memberi petunjuk untuk mendeskripsikan dan
(Matakupan, 1993: 5).
menciptakan prosedur latihan lompat jangkit yang
Lo mp at j ang ki t meru p akan s al ah s at u
dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan
nomor atletik yang tercantum dalam GBPP, dan
Jasmani di sekolah atau lingkungan lain. Ketiga,
merupakan mata pelajaran inti yang wajib diikuti
penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik
oleh semua peserta didik. Agar pembelajaran
dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa.
atletik menyenangkan, maka pembelajaran perlu
Selain itu, penemuan kreatif ditandai oleh beberapa
dimodifikasi dan disesuaikan dengan tingkat
proses intelektual. Keempat, berpikir kraetif baik
pertumbuhan dan perkembangan anak.
secara individu maupun kelompok adalah sama.
Menurut ahli atletik Lange Gunter berpendapat
Individu dan kelompok menurunkan ide-ide dan
bahwa: Atletik dapat dilakukan
secara bermain
produk dalam berbagai hal.
ditujukan pada aspek aktivitas bermain dalam atletik.
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk
Fokusnya pada saran-saran dan kemungkinan-
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta
kemungkinan pendidikan atletik yang dapat
didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman
dipandang dari berbagai segi, menarik dan penuh
belajar. Namun, dalam pelaksanaannya seringkali
event (Lange Gunter, 1995: 1)
tidak disadari guru, bahwa masih banyak kegiatan
Untuk itu, permainan Atletik yang digunakan
pembelajaran yang dilaksanakan justru meng-
dalam proses pembelajaran keterampilan dasar
hambat aktivitas dan kreativitas peserta didik.
lompat jangkit perlu mengutamakan unsur kegembiraan dan kesenangan. Permaianan
Fungsi Bermain dalam Pendidikan Jasmani.
Atletik merupakan modifikasi mater pembelajaran
Teknik Dasar lompat Jangkit.
keterampilan dasar lompat jangkit sebagai pelatihan
Lompat jangkit sering juga disebut dengan lompat
awal/pendahuluan untuk memudahkan peserta
jingkat atau lompat tiga (triple jump). Namun istilah
didik melakukan teknik dasar sebelum teknik
atau nama yang resmi digunakan di Indonesia,
dasar yang sebenarnya. Modifikasi merupa-kan
yaitu yang tercantum di dalam buku peraturan
merupakan penyederhanaan dari peraturan sarana
perlombaan yang dikeluarkan oleh Persatuan Atletik
dan prasarana telah diubah dan disesuaikan
Seluruh Indonesia (PASI) adalah Lompat Jangkit
dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
(HOP – STEP JUMP). Berdasarkan teori pada buku
Ini berarti dengan modifikasi diharapkan suasana
peraturan perlombaan dan AD/ART PASI 1990-
pembelajaran keterampilan dasar lompat jangkit
1991 pasal 174 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan:
lebih menarik dapat dilakukan dan diikuti peserta
1) Lompat jangkit adalah suatu lompat yang terdiri
didik tanpamerasa takut dan gagal dalam tugas
dari jingkat (HOP), sebuah langkah (STEP) dan
gerak.
sebuah lompatan (JUMP) terjadi urut seperti ini, 2) Jangkit dilakukan
Implementasi Pendekatan pola gerak dominan
dengan si pelompat mendarat
dalam pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar
dengan kaki yang sama sesudah bertolak atau kaki
meliputi: 1) Proses Pembelajaran yang hanya
tolak (kaki tumpu dipakai mendarat disusul dengan
berorientasi kepada hasil tanpa memper-hatikan
satu langkah penuh yang mendarat menggunakan
variasi dan proses pengembangannya sering
kaki yang lain dan diakhiri dengan gerakan lompat)
menjebak peserta didik dalam kebosanan; 2)
(PASI, 1991: 151).
Pendekatan yang dapat membantu menyegar-
332
R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar
peserta didik diharapkan memiliki pengembangan
peserta didik adalah sebagai hasil belajar dan
keterampilan gerak, pemahaman kognitif, dan
pembelajaran yang diterimanya di sekolah. Pendapat
sikap positif terhadap aktivitas jasmani, agar kelak
lain yang berkaitan dengan belajar pendidikan
menjadi manusia dewasa yang sehat, segar jasmani
jasmani mengemukakan pendapatnya bahwa
dan rohani serta memiliki kepribadian yang mantap.
kesiapan fisik dan mental untuk belajar apa saja
Apabila kita kaji lebih jauh lagi tentang konsep pe-
merupakan komponen dalam belajar keterampilan/
ngajaran, maka konsep pengajaran mengandung
skill adalah kesiapan. Kesiapan belajar mengarah
konotasi guru, sedangkan konsep peserta didik
pada kesadaran menerima instruksi dan pencapaian
adalah yang aktif belajar. Konsep pengajaran dan
tujuan, karena setelah belajar diharapkan terjadi
konsep pembelajaran dapat disimpulkan tidak
perubahan dalam diri peserta didik/peserta didik
mengandung makna yang berbeda dan sering
yang belajar. Misalnya dari tidak tahu menjadi
digunakan secara bergantian. Pengajaran lebih
tahu, dari tidak tidak bisa melakukan menjadi bisa
menekankan upaya guru dalam membelajarkan
melakukan, dari tidak terampil menjadi terampil.
peserta didik mencapai tujuan kurikulum. Adapun
Jadi tujuan ini secara eksplisit diupayakan melalui
Pembelajaran menekankan pada proses yang
kegiatan pembel-ajaran. Tujuan suatu pembelajaran
menggambarkan peserta didik lebih banyak
akan tercapai apabila peserta didik telah siap untuk
berperan dalam mengkonstruksi pengetahuan bagi
belajar. Kesiapan yang dimaksudkan agar terjadi
dirinya dan pengetahuan itu adalah bukan hasil
perubahan tingkah laku, bukan pada aspek kognitif
transformasi dari guru. Jadi pembelajaran adalah
saja, tetapi juga pada aspek lainnya seperti afektif
upaya untuk membelajarkan peserta didik melalui
dan psikomotor.
kegiatan proses belajar mengajar antara guru dengan peserta didik dalam mengembang-kan
Kreativitas
metode untuk hasil yang diinginkan.
Dewasa ini istilah kreativitas atau daya cipta sering digunakan dalam kegiatan manusia sehari-hari,
Tujuan Pembelajaran.
sering pula ditekankan pentingnya pengembang-
Tujuan utama pendidikan jasmani yaitu membantu
an kreativitas baik pada anak didik, pegawai
peserta didik agar dapat meningkatkan keteram-
negeri maupun pada mereka yang berwiraswasta.
pilan gerak mereka. Di samping itu, agar peserta
Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampu-an
didik merasa senang dan mau berpartisipasi
untuk menciptakan suatu produk baru. Ciptaan itu
dalam berbagai aktivitas. Tujuan ini mengisyarat-
tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin
kan, apabila peserta didik telah memiliki fundasi
saja gabungannya, kombinasinya, sedangkan unsur-
keterampilan gerak, dan sikap yang positif terha-dap
unsurnya sudah ada sebelum-nya, kombinasi baru,
aktivitas jasmani, maka kelak akan menjadi manusia
atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur,
dewasa yang sehat dan segar jasmani dan rohani
data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
serta memiliki kepribadian yang mantap. Untuk
Kreativitas terletak pada kemampuan untuk
mencapai tujuan ini diharapkan guru tidak berperan
melihat asosiasi antara hal-hal atau obyek-obyek
sebagai pemberi pengeta-huan tetapi lebih berperan
yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak
sebagai fasilitator yang memungkinkan peserta didik
hubungannya. Seorang anak kecil asyik bermain
dapat mengaktifkan seluruh unsur dinamis dalam
dengan balok-balok yang mempunyai bentuk
proses belajar, yang dapat mengarahkan peserta
dan warna yang bermacam-macam, setiap kali
didik pada kegiatan kontruksi ilmu pengetahuannya.
dapat menyusun sesuatu yang baru, artinya baru
Tujuan yang dimaksud adalah hasil belajar. Di
bagi dirinya karena sebelumnya ia belum pernah
samping pendapat lainnya yang dikemukakan,
membuat hal yang semacam itu. Anak ini adalah
proses belajar pada individu-individu di sekolah
anak yang kreatif, berbeda dengan anak lain yang
merupakan faktor penentu keberhasilan belajar,
hanya membangun sesuatu jika ada contohnya.
oleh sebab itu maka terlebih dahulu diperlukan
Terdapat empat prinsip dasar sinektik tentang
suatu rancangan pembelajaran yang formal dan
kraetivitas. Pertama, kreativitas merupakan
sistematis. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari-hari.
pengetahuan atau keterampilan yang dicapai
Hampir semua manusia berhubungan dengan
333
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011
digunakan untuk menginjak kertas warna-warni.
beristirahat telihat jelas wajah peserta didik tampak
Bagi peserta didik yang melakukan kesalahan
senang dan gembira meskipun badan letih.
diberi hukuman dengan push up sebanyak tiga kali.
Kreativitas guru menciptakan media pembel-
Selanjutnya, peserta didik diminta lari-lari kecil di
ajaran berupa kertas warna yang dibentuk persegi
atas kertas warna-warni tadi, sesuai ke-sepakatan
panjang maupun lingkaran yang digunakan untuk
jika peserta didik melakukan kesalahan menginjak
permainan dalam lompat jangkit sangat baik
kertas warna akan mendapat hukuman. Kemudian
sekali dan membuahkan hasil yang positif. Prestasi
kertas warna-warni diatur dengan jaraknya satu
belajar peserta meningkat. Sebelumnya pada
dengan yang lainnya agak brejauahan, dan peserta
pembelajaran yang dilakukan guru nilai rata-rata
didik melakukan lari yang agak lebih cepat dari yang
siswa 6,38 namun setelah guru menerapkan model
terdahulu. Sambil memberi istirahat dan peserta
pembelajaran teknik lompat jangkit dengan metode
didik berpikir , guru mengatur karpet lebih agak sulit
bermain nilai rata siswa menjadi 7,28. Hal tersebut
dengan cara tidak beraturan. Kemudian, peserta
menunjukkan bahwa kreativitas yang dilakukan
didik diminta melakukan lari kecil atau melangkah
guru tidak sia-sia. Tampaknya memang sederhana,
cepat di atas kertas warna-warni tadi. Sesuai
hanya berupa kertas yang dibentuk bangun datar,
dengan kese-pakatan bersama peserta didik yang
namun bagi peserta didik sangat memotivasi untuk
melakukan kesalahan menginjak kertas warna-warni
melakukan suatu hal yang terbaiknya. Baik dalam
tadi tetap diberi hukuman untuk memotivasi peserta
melakukan lompatan maupun saat menjalani
didik agar tidak melakukan kesalahan.
hukuman apabila peserta didik melakukan kesalahan
Permainan dilakukan dua atau tiga kali sampai
dalam menginjak kertas warna warni sesuai
peserta didik tidak melakukan kesalahan lagi.
dengan kesepakatan. Dalam diri peserta didik telah
Setelah itu peserta didik diminta beristirahat sejenak
tertanam
dan guru mengatur kembali susunan kertas warna-
tinggi. Selain itu, telah dapat memotivasi peserta
warni secara tidak teratur dan cukup sulit dan
didik untuk berbuat jujur.
rasa tanggung jawab sportivitas yang
dengan jarak antara kertas warna merah dan warna
Apabila peserta didik melakukan kesalahan,
biru tertentu dengan tujuan adanya keseimbangan.
dengan menginjak kertas warna dengan kaki yang
Setelah istirahat guru meminta peserta didik berlari
salah maka dengan suka rela peserta didik akan
satu persatu sesuai absensi untuk dinilai. Dalam
menjalani hukuman tanpa diminta oleh guru atau
melakukan penilaian guru
bersikap luwes dan
teman-temanya. Dengan penuh kesadaran dan
fleksibel dan tidak kaku, sehingga peserta didik
rasa tanggung jawab yang tinggi peserta didik
tidak merasa sedang dinilai oleh guru karena situasi
akan menjalani hukuman dengan melakukan push
peserta didik dalam kondisi bermain sehingga tidak
up sebanyak tiga kali. Apabila kebiasaan berbuat
ada perasaan takut atau cemas akan melakukan
jujur terus dikembangkan dan dipelaihara, maka
kesalahan dalam lompat jangkit. Peserta didik
pada akhirnya tercipta manusia-manusia unggulan
merasa senang melakukan permainana tersebut
sebagai sumber daya yang berkualitas, jujur
meski-pun dinilai oleh guru, peserta didik tetap
sehingga mampu bersaing di era global.
bergembira dan bersenda gurau dengan teman-
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru
temannya. Gurupun tidak mengalami kesulitan
telah dapat membuat peserta didik merasa senang
dalam melakukan penilaian karena semuanya
dan tidak tertekan ataupun takut. Apabila peserta
berjalan dengan wajar dan dalam situasi bermain.
didik selalu merasa senang pada setiap mengikuti
Meskipun peserta didik dihadapkan pada
pembelajaran,
maka peserta didik juga akan
permainan yang agak menantang lagi karena harus
menyenangi materi yang diajarkan guru maupun
melakukan gerak kaki dan berpikir untuk tidak
mata pelajaran tersebut secara utuh. Apabila dalam
melakukan kesalahan. Namun semua itu dilakukan
setiap pembelajaran guru selalu merujuk pada
dengan hati gembira dan dalam situasi bermain
prinsip pembelajaran adalah pembelajaran yang
sehingga semuanya berjalan lancer. Setelah semua
melibatkan peserta didik secara aktif, membuat
peserta didik melakukan tugasnya dan dinilai, guru
peserta didik kreatif
meminta peserta didik istirahat dan berganti pakaian
berlangsung secara efektif dan juga menyenangkan
untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Sambil
peserta didik (PAKEM). Peserta didik merasa senang
334
dan pembelajaran tersebut
R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar
kan kembali nuansa Atletik yang sementara ini
bermain. Kemudian kertas-kertas warana tersebut
dianggap sebagai pembelajaran yang monoton,
diatur sesuai kebutuhan. Pada awalnya kertas warna
membosankan dan tanpa variasi adalah melalui
warni disusun dengan berurutan sehingga peserta
dimensi ritmik dan permainan; dan 3) Ritmik dan
didik mudah melakukannya kemudian, kemudian
permainan adalah suatu daya kehidupan yang vital
susunan kertas diatur secara tidak berurutan
dan dapat menimbulkan kegembiraan, kegairahan,
sehingga peserta didik memerlukan pemikiran dan
kelincahan, relaksasi, yang berman-faat untuk
pemahaman untuk melakukan injakan kaki pada
memudahkan timbulnya inspirasi.
kertas-kertas tersebut dan agar tidak salah.
Manfaat permainan dalam pembelajaran Atletik,
Untuk melakukan pengamatan pembelajaran
meliputi: 1) Mengembangkan gerak berirama; 2)
digunakan pedoman observasi dan untuk meminta
Memberikan nuansa kompetisi/perlombaan dalam
pendapat peserta didik tentang rasa senang
persaingan diantara peserta didik; 3) Penggunaan
dan rasa puas pada model pembelajaran teknik
alat bantu yang variatif dapat digunakan dalam
lompat jangkit dengan metode bermain digunakan
permainan dapat memberikan kegembiraan dan
kuesioner.
kepuasan kepada peserta didik; 4) Penggunaan
Hasil pengamatan langsung dan kuesioner
alat bantu yang menarik dan mudah, menempatkan
dilakukan analisis untuk melihat hubungan antara
peserta didik pada penguasaan yang penuh,
pengamatan langsung dengan hasil kuesioner. Di
sehingga mereka tidak segan-segan mengambil
samping itu, dilakukan studi dokumentasi dengan
resiko untuk memperoleh kemenangan; dan 5)
membandingkan antara prestasi peserta didik
Menguji ketangkasan yang tersembunyi (menggali
sebelum penerapan model pembelajaran teknik
kompetensi peserta didik).
lompat jangkit dengan metode bermain dan setelah penerapan model pembelajaran tersebut, apakah
Pelaksanaan pembelajaran teknik lompat
ada peningkatan prestasi peserta didik?
jangkit dengan metode bermain Hasil belajar, menyeleksi dan menkombinasikan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
keterampilan-keterampilan teknik-teknik dan ide-ide
Pada awal pembelajaran guru meminta peserta
yang sesuai dengan olahraga perorangan (Atletik).
didik melalukan pemanasan di lapangan dengan
Beberapa indikator: 1) Mendemontrasi-kan teknik
berlari-lari kecil berkeliling lapangan sebanyak tiga
yang baik dalam semua tahap lari atau nomor-
kali. Semua mata peserta didik tertuju pada kertas
nomor lari; 2) Mengaplikasikan berbagai teknik
berwarna-warni dengan bentuk yang berbeda.
lompat jauh, lompat jangkit dan lompat tinggi; 3)
Kertas warna tersebut dibentuk lingkaran, persegi
Memilih pendekatan dengan event yang dihadapi;
panjang di tengah lapangan. Guru mulai melaku-
4) Melakukan berbagai usaha dalam kompetisi; dan
kan pembelajarannya. Dengan meminta peserta
5) Menekankan kapan mengguna-kan power dan
didik menginjak kertas-kertas berwarna tadi dengan
kapan menggunakan kontrol yang baik.
menjelaskan kertas-kertas tadi sebagai alat Bantu lompat jangkit.
Metodologi
Untuk kertas warna merah berbentuk persegi
Sampel dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas
panjang sebagai tanda dan boleh diinjak dengan
lima sekolah dasar yang memperoleh mata pelajaran
kaki kanan, sedangkan kertas warna biru ber-
pendidikan jasmani. Waktu yang digunakan dalam
bentuk lingkaran sebagai tanda dan diinjak dengan
pengambilan data adalah tiga jam pelajaran, dengan
kaki kiri. Guru menyusun kertas warna-warni tadi
rincian dua jam untuk pelaksanaan pembelajaran dan
dengan urutan yang tidak sama yaitu
satu jam untuk evaluasi (tes). Dalam melaksanakan
biru-merah-biru sebanyak enam merah dan enam
pembelajaran guru menggunakan alat peraga
biru. Guru meminta peserta didik melakukan jalan
lompat jangkit yaitu kertas warna merah berbentuk
diatas kertas warna merah dan biru dengan kaki
persegi panjang dan kertas warna biru berbentuk
kanan harus menginjak kertas warna merah dan
lingkaran. Kertas warna merah harus diinjak
kaki kiri menginjak warna biru. Semua peserta
oleh kaki kanan dan kertas warna biru berbentuk
didik melakukannya sebanyak tiga kali, sebagai
lingkaran diinjak oleh kaki kiri dengan metode
pemanasan dan menghafal kaki mana yang
merah-
335
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011
Peserta didik merasa senang melakukan lompat jangkit dengan metode bermain, setiap melakukan lompat jangkit dilakukannya dengan senang dan gembira begitupun ketika peserta didik melakukan
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar, Lembaga Penelitian IKIP Surabaya. Persatuan Atlet Seluruh Indonesia. 1991.
kesalahan maka kesadaran dan tanggung jawab
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga, PASI
peserta didik melakukan push up dengan senang
1990-1991 Jakarta.
sebagai hukuman tanpa diminta oleh guru. Saat
Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology: Theory
guru melakukan penilaian terhadap gerakan lompat
Research and Practice. Second Edition.
jangkit tidak ada satupun peserta didik yang
Boston: Allyn and Bacon.
melakukan kesalahan, semua peserta didik berhasil melakukan lompat jangkit dengan sempurna. Ketika peserta didik selesai melakukan lompat jangkit dengan penuh canda peserta didik beristirahat berganti pakaian olah raga dengan seragam sekolah putih-merah kembali untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Saran Guru agar selalu berusaha membuat persiapan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik menjadi tolok ukur pembelajaran yang dilaksanakan guru sehingga guru akan selalu berusaha membuat peserta didik merasa senang dalam setiap pembelajaran. Guru Pendidikan Jasmani sebaiknya terlibat langsung dalam seluruh kegiatan pembelajaran dan memperhatikan peserta didik dengan seksama jangan membiarkan peserta didik melakukan gerakan atau permainan sesuai kemauan peserta didik dan guru hanya duduk-duduk saja di pinggir lapangan sementara peserta didik berada di tengah lapangan. Apabila setiap pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat melibatkan peserta didik secara aktif
dan kreatif, dan peserta didik
merasa senang maka sangat dimungkinkan akan tercipta manusia-manusia unggul sebagai sumber daya yang berkualitas yang mempu bersaing di era global sekarang ini. Pustaka Acuan Bucher, C.A. 1983. Foundation of Physical Education and Sport, St. House CV. Mosby. Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Lange Gunter. 1995. Manual Aktual Knowladge for Indonesia Level I Coacher, Jakarta. Matakupan. 1993. Materi Pokok Teori Bermain, Jakarta. Mutohir. 1996. Pengembangan Model
336
R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar
dalam melakukan proses belajar, semua yang diberikan guru dapat dipahami dengan baik dan diterapkan dengan baik pula. Jika setiap pembelajaran yang dilaksanakan guru menampilkan kreativitas-kreativitasnya yang menyenangkan. Dengan demikian, peserta didik juga terpacu untuk melakukan kreativitas. Peserta didik dapat media pembelajaran sesuai materi yang diajarkan dan dicontohkan guru maupun alat-alat atau media lainya yang baru sebagai hasil kreativitasnya. Pada akhirnya akan tercipta manusia-manusia yang kreatif yang dapat men-ciptakan ide atau sesuatu yang baru berdasarkan contoh yang telah ada, atau sesuatu yang baru sama sekali. Simpulan dan Saran Simpulan Pada awalnya susunan kertas diatur untuk memudahkan peserta didik melakukan injakan. Apabila peserta didik melakukan kesalahan lompatan atau menginjak kertas dengan kaki yang salah maka diberi hukuman. Hukumannya, melakukan push up sebanyak tiga kali. Karena lompatan dilakukan sambil bermain maka peserta didik tidak merasa takut mendapat hukuman apabila melakukan kesalahan. Kertas disusun kembali dengan susunan agak sulit dengan maksud agar peserta didik berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan lompatan. Tanpa disadari peserta didik telah dapat menghadapi tantangan yang cukup sulit yang diberikan guru
dan peserta didik melakukan lompat jangkit dengan baik
tanpa kesalahan. Terjadi peningkatan
prestasi, sebelumnya nilai rata-rata siswa 6,38 dan setelah penerapan model pembelajaran menjadi 7,28.
337