MENUJU ENERGI MASA DEPAN ENERGI HIJAU PERTAMINA UNTUK INDONESIA
DIREKTUR UTAMA PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan June 2013
PT Pertamina (Persero) Jln. Medan Merdeka Timur No. 1A Jakarta 10110 Telp (62-21) 381 5111 Fax (62-21) 3502255 http://www.pertamina.com
Dalam 20 tahun ke depan, ekonomi Indonesia akan memasuki tahap pembangunan yang padat sumberdaya (resource-intensive) Konsumsi energi per kapita Juta BTU per kapita, 1970-2010 250
200
Amerika Serikat
Proyeksi Indonesia di tahun 2030
150
Australia
Korea Selatan
Jerman
Kisaran historis evolusi konsumsi energi
Perancis
100
Inggris Jepang
50 Singapura Cina
Thailand India
0 0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
PDB per kapita USD PPP riil/orang
SUMBER: IEA, Global Insight, Analisa McKinsey Global Institute
1
Hal ini akan mendorong pertumbuhan kebutuhan energi di Indonesia di mana bahan bakar fosil masih menjadi primadona Kebutuhan energi primer Indonesia 2025 Juta ton minyak ekivalen, per tahun Minyak
Pertumbuhan/thn 63
65
128
5%
2010 Pertumbuhan 2010-25
Pendorong kebutuhan
• Transportasi darat dan udara • Penurunan share di pembangkitan listrik (dari 20% to 1%)
Batubara
29
Gas bumi
33
Residu lainlain1
75
53
38
104
70
14 67
• Peningkatan elektrifikasi, peningkatan mix 9%
di pembangkitan listrik (dari 50% ke 65%), regulasi ekspor
• Mix di pembangkitan stabil (17%), City 5%
2%
gas (5%), Petrochemicals (55%), pertumbuhan infrastruktur baru
• Berkurangnya kebutuhan wood fuel • Pertumbuhan ekonomi di sektor industri dan residensial
Panas bumi (Geothermal) Biofuels/ biochemicals
Hidro
5 1 3
0 2
1
6
14 %
3
37 %
meningkatkan porsi di pembangkit listrik (dari 5% ke 12%)
• Porsi BBM darat di 2025: 3% • Porsi Biochemicals 2025: 5%
• Saturasi peluang hidro di daerah/wilayah
3
SUMBER: IEA, FACTS, Sumber-sumber industri, ASEAN
• Crash Program II pemerintah
7%
yang membutuhkan
• Mix di pembangkitan stabil (6%) 2
Di satu sisi, ancaman Perubahan Iklim Global di depan mata Tuntutan global untuk solusi perubahan iklim harus dihadapi
Temperatur
Kondisi saat ini ▪ Suhu rata-rata pada akhir abad ke-20 lebih panas dibandingkan periode sebelum 1000 tahun lalu.
°C
▪
Perubahan suhu rata-rata dalam waktu 50 tahun terakhir naik dua kali lipat dibandingkan kondisi 100 tahun lalu
Kondisi Mendatang ▪ Temperatur meningkat semakin cepat selama dua dekade mendatang. ▪ Apabila skenario “business as usual”, temperatur akan naik sampai dengan 3°C sampai dengan tahun2035
Pre-industrial
SUMBER : IPCC, 2007; Stern Review;
Industrialization
3
Untuk itu, diversifikasi portfolio energy bangsa diperlukan
Target National Energy Mix : 30% gas di 2025. Pertumbuhan kebutuhan gas domestik : 6-8 % per year. Penurunan produksi migas. Supplay yang terbatas. Biofuel
Liquefaction 2% Coal
5% 5% Biomass, Solar, Hydro, Nuclear, Wind POwer
5%
Geothermal
Geothermal
3.11%
Hydropower
1.32%
17%
EBT
20%
Oil
28.57% Gas
51.66%
Coal
Oil
33%
Coal
15.34%
2006
Gas & CBM
30%
Primary Energy Mix 2025 4
Sebagai BUMN Energi, Pertamina berkomitmen Untuk menjalankan Green Business
Environment
Profit
SUSTAINABLE BUSINESS
Community
www.pertamina.com
Pertumbuhan dalam bisnis-bisnis baru (termasuk Energi Baru/Terbarukan) menjadi pilar korporasi. “Asian Energy Champion” Posisi „Fortune 100‟ (Pendapatan USD ~200 miliar, EBITDA USD ~$40 miliar) Memimpin dalam bisnis inti eksisting
Menumbuhkan bisnis-bisnis baru
Meningkatkan efisiensi dalam PSO
E&P Perusahaan minyak nasional terkemuka Asia: produksi 2,2 mmboepd dengan penguasaan pasar domestik (50%) dan footprint internasional (~30% dari produksi)
Petrokimia Pemain petrokimia terbesar di Indonesia dengan market share 35%, margin tinggi melalui integrasi
Produk minyak Melayani pasar domestik secara efisien dan menghasilkan keuntungan; model layanan baru melalui “New Pasti Pas” dan Non-Fuel Retail (NFR)
Midstream gas Integrated gas champion dengan infrastruktur trans-Sumatera dan transJawa
Memaksimalkan energi berbasis batu bara (mis: CBM)
LPG Mengoptimalkan rantai nilai dan infrastruktur
Pengolahan (refining) Kapasitas kilang yang kompetitif secara ekonomi; kinerja operasi pada posisi top quartile
Biofuels generasi ke-2 Menjalankan mandat 20% blend; partisipasi di hulu untuk mengurangi risiko kerugian dan pasokan
Perkapalan Mendukung rantai nilai sendiri (own supply chain) dan mengembangkan model layanan pihak ketiga
BBM industri & pelumas Mempertahankan posisi kuat dan keuntungan (profitabilitas)
Tenaga listrik Salah satu pemain IPP terbesar di Indonesia dengan kapasitas ~ 3-5 GW
Niaga (trading) Mengoptimalkan rantai nilai dan meningkatkan profitabilitas
Project & Technology Center: Pemimpin teknologi dalam CBM, Geothermal, EOR dan deepwater; pelaksana proyek yang andal dengan delivery tepat waktu dan sesuai anggaran Organisasi & Kapabilitas: Akuntabilitas dan delivery; Perusahaan pilihan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik
6
Pertamina Energy Mix 2025 dibandingkan dengan kebutuhan energi nasional 3.619
2.206
Dalam MBOEPD
2.356
Minyak Gas NRE and Geothermal
Dalam persen (%) 6
3 25
34 1.400
22
1.206 826 207
130
Kebutuhan 2025
Proyeksi Produksi 2025
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dari proyeksi produksi Pertamina tahun 2025 sebesar 2.4 mmboepd, masih terdapat kekurangan sekitar 1.3 mmboepd untuk memenuhi kebutuhan energy indonesia tahun 2025. Dari proyeksi kebutuhan energi tahun 2025 pertamina hanya mampu memenuhi 64% kebutuhan energi minyak, 69% kebutuhan gas dan 63 kebutuhan renewable energy Note : perhitungan tidak termasuk kebutuhan coal dan energi residu sebesar 171 juta ton minyak ekuivalen Sumber: *Estimation 2010, DEN 2010-2025, **BAU EBTKE, Pertamina McKinsey
23 57 30
MEMR Enregy Mix
Pertamina Energy Mix
NRE Coal Gas Oil
Energi Gas Menjadi Sumber Energi Antara (selama EBT belum optimal) yang akan terus dikembangkan hingga ~ 50 tahun mendatang THAILAN
Manila
LAOS
D Bangkok
Ban Mabtapud CAMBO DIA
South
VIETNA M Ho Chi
Lhokseumawe
Medan
Planned Pipeline
China
Minh City
Erawan
Arun LNG Songkhla Plant (12 MMTpa) and Regasification Plant (3 Banda Aceh Penang MMTpa)
Existing Pipeline
Philipines
Phnom Penh
Khanon
LNG Receiving Terminal
LNG Plant, existing and planned
Sea
Bangkot Lawi t
Jerneh Guntong
West Natuna
WESTKerteh Duyong Mogpu MALA YSIA
Natuna Alph a
Duri Padang
EAST MALAYSI A
Samarinda Balikpapan
Ternate
Jakarta
Central Java FSRU 3 MMTpa
Ardjuna Fields Cirebon Semarang
Jayapura
SULAWE SI
Trans Java Gas Pipeline Project
IRIAN JAYA
SERAM
Ujung Pandang
MADUR Bangkalan J A V ASurabayaA
Indian Ocean
Pacific Ocean
Sorong
BURU West Java FSRU 3 MMTpa
HALMAHER A
Attaka Tun Bekapai u
Banjarmasin
Palembang
Tangguh LNG Plant 7 MMTpa
Manado
Kuchi ng
KALIMANTA N
Jambi Grissik
Bontang LNG Plant 22 MMTpa
Bint ulu
SINGAPO Batam Bintan RE
Pembangunan infrastruktur gas yang massive akan menjadi sangat penting : • Pipeline • Bigscale LNG plant • FSRU
Kota Kinibalu
Begawan
Kuala Port Klang Lumpur Port Dickson Dumai
BRUN Bandara Seri EI
IPagerungan N D O N E S I SUMBAW FLORE AA S
Maluku Selatan Merauke
BALI
LOMBOK
Donggi Senoro LNG Plant 2 MMTpa
SUMBA
TIMOR
AUSTRALIA
Masela LNG Plant 3 MMTpa
Inisiatif-inisiatif lain pengembangan energi gas ▪ CNG Infrastructure
▪
Conversion Pertamina’s Operational Car
2013
December 2012, Pilot Project for Fuel Conversion from diesel to CNG Fuel : 2 Operational Car Hyundai 2 Fuel tank truck
August 2013 December 2012
Crash Program SPBG Daan Mogot
SPBG Cililitan Pulogadung Revitalization of 2 SPBG (Mampang & Bendagading)
SPBG 1 Mother station 4 MRU SPBG in Jabodetabek
CNG Pertamina
▪
Mobile Refueling Terminal Pertamina will provide Mobile Refueling Unit as distribution way, to reach remote location of SPBG
▪ LNG for Vehicles August 2012 Location : Pilot project at PT Badak NGL, Bontang East Kalimantan Fuel conversion from diesel to dual fuel Target 2014 Location : Indominco Mining in East Kalimantan Fuel conversion from diesel to LNG Fuel for Heavy duty vehicles
Roadmap Pertamina dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia RE Project Geothermal
2011
2012
2013
2014
2015
2016
292 MW
402
412
547
817
1082
Bio Ethanol
Waste To Energy 120 MW
Green Diesel 10,000 bbl/day
Bioavtur 5000 bbl/day
Wind 10 MW
Algae
Legend:
Project Plan
Commercial
Milestone
10
Indonesia memiliki potensi geothermal yang luar biasa dan belum optimal dikembangkan Conventional geothermal 2010 capacity and total potential capacity GW Indonesia
1 3
U.S. Japan
27
1
Others1
19 2
18
Potential
Resource Utilization % 4
28
20
Installed
13
23 20
3
20
10
• In spite of its world’s largest potential of geothermal resource, the utilization only remains 4%
• Geothermal resource in Philippines
2
Mexico
1
Iceland
1
New Zealand
1 3
Total
4 5 5
6
33
6
20
6
10 16
4 11
1 Includes mostly South/South-East Asia and Africa
102
113
10
Indonesia is also high temperature resource which enable more economical geothermal development project
Pertamina memiliki untuk mencapai produksi 100K boepd di 2018 Changed from 2325 to 2295
MW 2,025
2,295
1,425
Power
1,060 402
402
2012
13
630
14
15
16
17
2018
K Boepd 95.8
Oil equivalent
110.0
67.4 50.1 19.0
19.0
2012
13
29.8
14
15
16
17
2018
Saat itu Pertamina juga secara aktif mengeksplorasi potensi energi alternatif lainnya Capacity Development of WTE in Indonesia
Waste to Energy
951 on grid (MW)
544
20
61
2011
2012
197
2013
From 6000T waste/ day, only2000T can be managed by GTJ
2014
2015
Source Reduction & Reuse
Recycling / Composting
Treatment & Disposal
Energy Recovery
Current System Potential to be developed
Capacity 10MW
Produce: 500kg/ day
Proposed technology systems
Integrated Plasma Gasification Combined Cycle (IPGCC)
Scope
converts waste products into potential 120 MW electricity and biojet
Scheme
JV with municipal waste management contractor and technology provider
Commercialization target
2015 13
Dalam tahap studi pengembangan tenaga surya di Indonesia Capacity Development of WTE in Indonesia
Solar insolation map Peak sun hours
Estimated solar irradiation map of Indonesia kWh/sqm/day
POTENSI PASIR KUARSA
January PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI.KEPULAUAN KEPULAUAN KEPULAUANRIAU RIAU RIAU KEPULAUAN RIAU PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. KEPULAUAN RIAU
ROPINSI. ROPINSI. ROPINSI. NANGGROU NANGGROU NANGGROU ACEH ACEH ACEHDARUSSALAM DARUSSALAM DARUSSALAM NANGGROU ACEH DARUSSALAM ROPINSI. ROPINSI. ROPINSI. NANGGROU ACEH DARUSSALAM
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. SUMATERA SUMATERA SUMATERAUTARA UTARA UTARA SUMATERA UTARA PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. SUMATERA UTARA
PROPINSI PROPINSI PROPINSI KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTANTIMUR TIMUR TIMUR KALIMANTAN TIMUR PROPINSI PROPINSI PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. RIAU RIAU RIAU RIAU PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. RIAU
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. GORONTALO GORONTALO GORONTALO GORONTALO PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. GORONTALO
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. MALUKU MALUKU MALUKUUTARA UTARA UTARA MALUKU UTARA PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. MALUKU UTARA
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI.KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTANBARAT BARAT BARAT KALIMANTAN BARAT PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. KALIMANTAN BARAT
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. SUMATERA SUMATERA SUMATERABARAT BARAT BARAT SUMATERA BARAT PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. SUMATERA BARAT
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI.SULAWESI SULAWESI SULAWESITENGAH TENGAH TENGAH PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTANTENGAH TENGAH TENGAH KALIMANTAN TENGAH PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. KALIMANTAN TENGAH
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. JAMBI JAMBI PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. JAMBI JAMBI JAMBI JAMBI PROPINSI PROPINSI PROPINSI BANGKA BANGKA BANGKABELITUNG BELITUNG BELITUNG BANGKA BELITUNG PROPINSI PROPINSI PROPINSI BANGKA BELITUNG
SULAWESI SULAWESI BARAT BARAT BARAT PROPINSI PROPINSI PROPINSI SULAWESI SULAWESI BARAT SULAWESI BARAT PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTANSELATAN SELATAN SELATAN KALIMANTAN SELATAN PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. KALIMANTAN SELATAN
PROPINSI PROPINSI PROPINSI IRIAN IRIAN IRIANJAYA JAYA JAYABARAT BARAT BARAT IRIAN JAYA BARAT PROPINSI PROPINSI PROPINSI IRIAN JAYA BARAT PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI.MALUKU MALUKU MALUKU MALUKU PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. MALUKU
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. BENGKULU BENGKULU BENGKULU BENGKULU PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. BENGKULU
PROPINSI PROPINSI PROPINSI IRIAN IRIAN JAYA JAYA TENGAH TENGAH PROPINSI PROPINSI PROPINSI IRIAN IRIAN IRIAN IRIANJAYA JAYA JAYA JAYATENGAH TENGAH TENGAH TENGAH
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI.SULAWESI SULAWESI SULAWESITENGGARA TENGGARA TENGGARA SULAWESI TENGGARA PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. SULAWESI TENGGARA
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. LAMPUNG LAMPUNG LAMPUNG LAMPUNG PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. LAMPUNG PROPINSII PROPINSII PROPINSII PAPUA PAPUA PAPUATIMUR TIMUR TIMUR PAPUA TIMUR PROPINSII PROPINSII PROPINSII PAPUA TIMUR PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. BANTEN BANTEN BANTEN BANTEN PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. BANTEN PROPINSI PROPINSI PROPINSI JAWA JAWA JAWATENGAH TENGAH TENGAH JAWA TENGAH PROPINSI PROPINSI PROPINSI JAWA TENGAH PROPINSI PROPINSI PROPINSI DAERAH DAERAH DAERAHISTIMEWA ISTIMEWA ISTIMEWAYOGYAKARTA YOGYAKARTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PROPINSI PROPINSI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
July
PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI.BALI BALI BALI PROPINSI. BALI PROPINSI. PROPINSI. PROPINSI. BALI PROPINSI. NUSATENGGARA NUSATENGGARA NUSATENGGARABARAT BARAT BARAT PROPINSI. NUSATENGGARA BARAT PROPINSI. PROPINSI. NUSATENGGARA BARAT
4.75 – 4.90 4.90 – 5.25 5.25 – 7.50
Indonesia has the potential for very large quartz sand (17,491 billion tons) that can be used as a main ingredient a silicon-based solar energy industry
Polysilicon
Wafer
Solar Cell
Solar Module
Solar System
Electricity
Indonesia memiliki potensi besar tenaga surya 14
Tidak hanya serius mengembangan energi baru/terbarukan. Pertamina juga sangat concern terhadap operasi bisnis yang ramah lingkungan
Environmental friendly technology
Energy efficiency
Water preservation
Waste management
Environmental friendly products
Bio-diversity conservation
Environmental friendly business
Renewable Energy
Employee involvement and community contribution
Berbagai Teknologi Ramah Lingkungan Terus Diaplikasikan Sebagai Solusi Bagi Kehidupan Berkesinambungan Yang Dapat Dipertanggungjawabkan emisi Nox dan CO rendah
Reduksi emisi CO2
Co2 Removal Unit
Enclosed Flare System tipe HTF
Recycles water Cooling
Substitusi HSD menjadi gas sebagai bahan bakar generator
Reduksi emisi CO2 Zero Flaring
Bottom Loading pada tank truck filling
Efisiensi konsumsi air
Reduksi emisi 5000 ton Co2e/thn
Green Business Optimasi Air Preheating
Efisiensi refinery fuel
Reduksi emisi hidrokarbon
Subtitusi TEL menjadi MTBE
Flare Gas Recovery
Reduksi kadar polutan Floating Roof Tank Reduksi emisi VOC 60 – 80%
www.pertamina.com
Otimasi Boiler & Furnace
Efisiensi refinery fuel
Utilisasi gas buang
Tantangan dan Ekspektasi Pertamina sudah siap dan sudah mulai masuk kedalam bisnis Energi Baru/Terbarukan (EBT) dan untuk mempercepat EBT menjadi base load energy masa depan, harus diperhatikan aspek-aspek pendukung kondusifnya Energy Baru/Terbarukan sbb: Kebijakan Energi Nasional : Komitmen untuk mengembangan energi alternatif yang berkelanjutan sebagai baseload energi nasional yang mampu mendorong berkembangnya energi alternatif. Regulasi: Belum terintegrasinya kebijakan terkait energi nasional : ( Contoh : Konversi BBM ke Gas yang belum diimbangi dengan kebijakan untuk pemanfaatan teknologi untuk kendaraan berbahan bakar gas, Isu area geothermal yang tipically berada di area konservasi hutan vs isu lingkungan hidup, dll) Penyelerasan antara kebijakan pemerintah daerah dengan pemerintah terkait isu energi. Faktor keekonomian : Pricing: Delta price antara harga bahan bakar minyak dengan bahan bakar dari energi baru (gas/steam) serta energi terbarukan yang belum mampu mendorong konsumen untuk beralih dari bahan bakar minyak ke energi baru/terbarukan Insentif untuk project-project nasional, terutama untuk pengembangan energi alternatif baru dan terbarukan. Kebijakan fiskal (pajak, dll) Sinergi di antara BUMN dalam mengakselerasi pengembangan energi baru/terbarukan
Terima Kasih
18