Menjadi yang terbaik dalam memberikan dukungan finansial bagi perorangan, pelaku usaha dan masyarakat luas To excel at securing and enhancing the financial wellbeing of people, businesses and communities
BETTER STRONGER FASTER 04 14 Profil Perusahaan Company Profile
Ikhtisar Keuangan FInancial Highlights
Sekilas Perusahaan 04 Struktur Pemegang Saham 11 Peristiwa Penting 12
Company in Brief Shareholders’ Structure Event Highlights
40
Analisis & Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Ikhtisar Bisnis Operasi dan Teknologi Informasi Sekilas Keuangan Sumber Daya Manusia
Ikhtisar Keuangan
14
Financial Highlights
70
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
70
Corporate Social Responsibility
52 60
Business Highlights Operations and Information Technology Financial Review Human Resources
84 92 164 167 170
Risk Management Credit Risk Market Risk Operational Risk Liquidity Risk
Risiko Hukum Risiko Stratejik Risiko Kepatuhan Risiko Reputasi
188 189 190 193
Legal Risk Strategic Risk Compliance Risk Reputational Risk
40 48
84
Manajemen Resiko Risk Management
Manajemen Risiko Risiko Kredit Risiko Pasar Risiko Operasional Risiko Likuiditas
Table of Content
16
Sambutan Presiden Komisaris Message from President Commissioner
Sambutan Presiden Komisaris Biografi Dewan Komisaris
16 20
Message from President Commissioner Commissioner’s Biographies
26
Sambutan Presiden Direktur Message from President Director
Sambutan Presiden Direktur Biografi Direksi Struktur Organisasi
26 30 38
Message from President Director Director’s Biographies Organizational Structure
76
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan
76
Good Corporate Governance
196
356
Laporan Keuangan Financial Statements
Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan
Data Perusahaan Corporate Data
196 Lampiran/ Schedule
Financial Statements Notes to the Financial Statements
Daftar Produk Kantor Pusat dan Daftar Cabang Pejabat Eksekutif
356 358 362
List of Products Head Office and List of Branches List of Executives
Commonwealth Bank mengembangkan fokus usahanya pada layanan Wealth Management, Perbankan UKM, Perbankan Ritel dan Perbankan Komersial. Commonwealth Bank focuses on four business areas which are Wealth Management Services, SME Banking, Retail Banking and Commercial Banking. 4
PT. Commonwealth Bank Annual Report 2013
SEKILAS PERUSAHAAN COMPANY IN BRIEF
PT Bank Commonwealth (selanjutnya disebut sebagai Commonwealth Bank) merupakan anak perusahaan Commonwealth Bank of Australia, penyedia jasa keuangan terpadu terbesar di Australia.
PT Bank Commonwealth (hereinafter referred to as Commonwealth Bank) is a subsidiary of the Commonwealth Bank of Australia, the largest integrated financial services provider in Australia.
Kehadiran Commonwealth Bank merupakan bagian dari strategi jangka panjang Commonwealth Bank of Australia untuk mengembangkan bisnisnya di Asia Pasifik. Di Indonesia, hal ini ditandai dengan dibukanya kantor perwakilan Commonwealth Bank of Australia pada tahun 1990.
The development of Commonwealth Bank is part of Commonwealth Bank of Australia’s long term
Pada tahun 1997 Commonwealth Bank of Australia membentuk perusahaan patungan untuk menyediakan layanan perbankan korporat bagi entitas bisnis Indonesia. Di tahun 2000, perusahaan tersebut menjadi Commonwealth Bank, dengan Commonwealth Bank of Australia sebagai pemegang saham utama.
In 1997 the Commonwealth Bank of Australia established a joint venture company to provide corporate banking services to Indonesian business entities. In 2000, the joint venture company became Commonwealth Bank, with the Commonwealth Bank of Australia as its majority shareholder.
Sebagai bagian dari rencana pengembangan pasar Usaha Kecil Menengah (UKM), di tahun 2007 Commonwealth Bank mengakuisisi saham Bank Artha Niaga Kencana (ANK) yang berbasis di Surabaya dengan penguasaan pasar yang dominan di wilayah Jawa Timur dan kemudian ANK digabungkan ke dalam Commonwealth Bank. Selain memperluas jaringan Bank di di Indonesia Bagian Timur, akuisisi ini membantu Commonwealth Bank memperkuat bisnis di sektor UKM.
In 2007, as part of an expansion plan and to develop the Small and Medium Enterprise (SME) market, Commonwealth Bank acquired the Surabayabased Bank Artha Niaga Kencana (ANK), which had a strong presence in the East Java region, and subsequently merged ANK into Commonwealth Bank. In addition to establishing a broader reach across Indonesia’s Eastern Region, the acquisition strengthened the Bank’s SME business.
LAYANAN PERBANKAN YANG LENGKAP MELALUI STRATEGI EMPAT PILAR
COMPREHENSIVE BANKING THROUGH THE FOUR-PILLAR STRATEGY
Commonwealth Bank senantiasa fokus pada penyediaan layanan perbankan yang lengkap. Dengan posisinya sebagai penyedia layanan (i) Wealth Management terkemuka, Bank juga mengembangkan fokus usahanya pada layanan (ii) Perbankan UKM, (iii) Perbankan Ritel yang ditujukan pada segmen kelas menengah, dan (iv) Perbankan Komersial. Fokus pada ke empat area bisnis ini
Commonwealth Bank has continued to focus on providing a full range of banking services. The Bank is well positioned as a leading provider of (i) Wealth Management Services, and has also widened its business focus to include (ii) SME Banking, (iii) Retail Banking for the middle class, and (iv) Commercial Banking. The focus on these four business areas is embodied in the Bank’s four-pillar business strategy,
strategy to expand its business in Asia Pacific. In Indonesia, this began with the opening of the Commonwealth Bank of Australia’s representative office in 1990.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
5
Sekilas Perusahaan Company in Brief
6
Commonwealth Bank Annual Report 2013
tercakup dalam strategi bisnis empat pilar Bank yang diluncurkan pada tahun 2010, dan sejak saat itu telah menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan Bank yang konsisten dan berkelanjutan.
which was adopted in 2010, and has since been the key factor behind the consistent and continuous growth of the Bank.
Commonwealth Bank menawarkan produk dan layanan Perbankan Ritel yang lengkap, meliputi produk-produk simpanan dan pinjaman, reksadana, serta bancassurance, yang ditujukan bagi empat kelompok nasabah yaitu kalangan kelas menengah Indonesia yang sedang bertumbuh pesat, segmen high net-worth individuals, UKM dan nasabah korporasi.
Commonwealth Bank offers comprehensive Retail Banking products and services, which include deposit and lending products, mutual funds, as well as bancassurance products, targeted at four customer or business groups. These are Indonesia’s rapidly growing middle class, high net-worth individuals, SME businesses and corporations.
Melayani nasabah melalui 91 cabang di 32 kota besar di Indonesia, Commonwealth Bank berkomitmen memperluas jaringan distribusinya agar dapat melayani tumbuhnya basis nasabah Bank sejak beberapa tahun terakhir, yang diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang. Commonwealth Bank terus meningkatkan kehadirannya guna menjangkau segmen kelas menengah di Indonesia, dan pada saat yang sama terus menyempurnakan fasilitas dan layanan bernilai-tambahnya, seperti jaringan ATM bebas biaya yang luas serta layanan Internet Banking bagi nasabah perorangan maupun korporasi.
Serving customers through 91 branches in 32 major cities in Indonesia today, Commonwealth Bank is committed to expand its distribution network to cater to a customer base that has grown steadily over the past few years and that is expected to grow even more. Commonwealth Bank continues to expand its presence to reach the middle class segment in Indonesia, while also improving the Bank’s facilities and value-added services to its customers, such as an extensive ATM network that is free-of-charge as well as personal and corporate Internet Banking services.
Commonwealth Bank mengoperasikan lebih dari 141 ATM yang akan terus berkembang. Selain terkoneksi dengan jaringan ATM global Commonwealth Bank of Australia, layanan ATM Commonwealth Bank juga terhubung dengan jaringan-jaringan ATM terluas di Indonesia, termasuk ATM Bersama dan PRIMA/BCA yang langsung menawarkan akses ke lebih dari 70.000 ATM di seluruh wilayah Indonesia.
Commonwealth Bank operates more than 141 ATMs with more planned in the future. In addition to being linked to Commonwealth Bank of Australia’s global ATM network, Commonwealth Bank is linked with the largest ATM networks in Indonesia, including ATM Bersama and PRIMA/BCA, instantly providing access to more than 70,000 ATMs across Indonesia.
Commonwealth Bank juga menawarkan kemudahan berbelanja melalui kerja sama dengan jaringan Debet PRIMA/BCA dan Maestro, yang memungkinkan kartu ATM Commonwealth Bank untuk digunakan sebagai kartu debet di lebih dari 250.000 outlet penjual di Indonesia. Kartu ATM Commonwealth Bank didesain sesuai dengan selera segmen pasar kelas menengah.
Commonwealth Bank also offers the convenience of shopping through the PRIMA/BCA and Maestro Debit network, enabling Commonwealth Bank’s ATM cards to be used as a debit card at more than 250,000 merchants in Indonesia. Our ATM cards are designed to appeal more to the middle class market segment.
Commonwealth Bank juga menawarkan layanan perbankan yang nyaman, andal, mudah terjangkau melalui Internet Banking dan Mobile Banking. Aplikasi Mobile Banking Commonwealth Bank merupakan aplikasi pertama di Indonesia dengan fitur investasi, yang memudahkan nasabah membeli reksadana dan menempatkan deposito kapan pun dan di mana pun.
In addition, Commonwealth Bank provides customers with convenient, reliable and easy access banking through Internet Banking and Mobile Banking. The Commonwealth Bank Mobile Banking application was the first in Indonesia to include investment features, enabling customers to buy mutual funds and place deposits anytime from anywhere.
PELAYANAN PRIMA
SERVICE EXCELLENCE
Dengan tujuan Bank menjadi penyedia layanan keuangan terbaik di Indonesia melalui customer service excellence, selama dua tahun berturut-turut Commonwealth Bank berhasil meraih penghargaan Service Quality Award 2013 dengan kategori Emas untuk Service Quality dari Carre CCSL dan majalah Service Excellence. Penghargaan tersebut merupakan apresiasi atas service excellence berdasarkan penilaian nasabah terhadap kualitas dan nilai pelayanan Bank.
Aiming to be the finest financial services organization in Indonesia through excelling in customer service, Commonwealth Bank has been awarded for two consecutive years with the Service Quality Award 2013 in the Gold Category for Service Quality from Carre CCSL and Service Excellence magazine. The award recognizes service excellence from the perspective of “perceived quality and perceived value” from the customers.
Sebagai pengakuan terhadap service excellence yang diberikan oleh Bank, di tahun 2013 Bank telah meraih penghargaan Trailblazer Awards 2013 untuk Process Excellence in Loan Origination at Banking & Payments dari VRL, institusi analis keuangan dan konsultan yang berbasis di Inggris. Bank juga memperoleh penghargaan Straight Through Processing Award 2013 – Excellent Quality dari Commerzbank AG untuk excellence in the delivery of payments & transfers process, serta penghargaan Straight Through Processing Award dari Bank of New York Mellon.
As further testimony to the Bank’s service excellence, in 2013 the Bank received the Asia Trailblazer Awards 2013 for Process Excellence in Loan Origination at Banking & Payments from VRL, a UK-based financial analyst and consultant. The Bank has also earned the Straight Through Processing Award 2013– Excellent Quality from Commerzbank AG for excellence in the delivery of payments & transfers process and the Straight Through Processing Award from Bank of New York Mellon.
KOKOH DAN PERCAYA DIRI
STRONG AND CONFIDENT
Pada tahun 2010 Fitch Ratings memberikan peringkat “National Long-term AAA with a Stable Outlook” kepada Commonwealth Bank, yang berhasil terus dipertahankan sampai sekarang.
In 2010, Fitch Ratings assigned Commonwealth Bank a national long-term rating of ‘AAA’ with a Stable Outlook, which successfully maintained until now. Commonwealth Bank Annual Report 2013
7
Sekilas Perusahaan Company in Brief
8
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Pencapaian tersebut dipertegas dengan penerbitan peringkat AAA(idn) dengan Stable Outlook oleh Fitch Ratings pada bulan Oktober 2013. Peringkat tersebut merupakan pencapaian penting bagi bisnis Bank serta bukti dukungan penuh dari Commonwealth Bank of Australia dan makin tumbuhnya nilai strategis Commonwealth Bank bagi Commonwealth Bank of Australia. Dengan peringkat tersebut, Commonwealth Bank dapat menerbitkan instrumen hutang lokal untuk pendanaan bagi pertumbuhan ke depan.
This rating was further reaffirmed when Fitch Ratings again gave a rating of AAA(idn) with a Stable Outlook in October 2013. The affirmation of the national long-term rating reflects a significant milestone of the Bank’s business and showed the strong parental support from Commonwealth Bank of Australia, as well as the growing strategic importance of Commonwealth Bank to Commonwealth Bank of Australia. Such a rating enables Commonwealth Bank to issue local debt instruments to fund future growth.
TENTANG COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA
ABOUT OUR PARENT COMPANY: COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA
Commonwealth Bank of Australia merupakan penyedia layanan keuangan terpadu terbesar di Australia termasuk retail banking, premium banking, business banking, institutional banking, pengelolaan dana, pensiun, asuransi, investasi serta produk dan layanan pialang efek. Commonwealth Bank of Australia merupakan salah satu kelompok usaha terbesar yang terdaftar di Australian Stock Exchange dan masuk dalam Morgan Stanley Capital Global Index.
The Commonwealth Bank of Australia is Australia’s leading provider of integrated financial services including retail banking, premium banking, business banking, institutional banking, funds management, superannuation, insurance, investment and stockbroking products and services. Commonwealth Bank of Australia is one of the largest listed companies on the Australian Securities Exchange and is included in the Morgan Stanley Capital Global Index.
Commonwealth Bank of Australia memiliki kehadiran yang kuat di Australia dengan basis nasabah terbesar dibandingkan bank-bank Australia lainnya, serta jaringan distribusi layanan keuangan terbesar di Australia.
In terms of scale, Commonwealth Bank of Australia has a strong presence in Australia with the largest customer base of any Australian bank and operates the largest financial services distribution network in the country with the most points of access.
Commonwealth Bank of Australia menyediakan layanan perbankan yang lengkap ,termasuk KPR, kartu kredit, Kredit Tanpa Anggunan (KTA), serta giro dan deposito di bawah payung brand Commonwealth Bank of Australia dan Bankwest. Commonwealth Bank of Australia berhasil menguasai pangsa pasar domestik terbesar untuk KPR, KTA, deposito ritel dan discount stockbroking, serta merupakan salah satu penerbit kartu kredit terbesar di Australia. Commonwealth Bank of Australia juga menawarkan produk-produk komersial yang lengkap, termasuk pinjaman usaha, pembiayaan peralatan dan perdagangan serta produk-produk perbankan untuk kawasan pedesaan dan sektor agribisnis.
The Commonwealth Bank of Australia provides a full range of retail banking services including home loans, credit cards, personal loans, transaction accounts, and demand and term deposits through its Commonwealth Bank of Australia and Bankwest brands. The Bank has leading domestic market shares in home loans, personal loans, retail deposits and discount stockbroking, and is one of Australia’s largest credit card issuers. The Commonwealth Bank of Australia also offers a full range of commercial products including business loans, equipment and trade finance, and rural and agribusiness products.
Commonwealth Bank of Australia melayani nasabah korporasi, organisasi pemerintah dan institusi lainnya yang beroperasi di Australasia. Nasabah korporasi dapat mengakses layanan-layanan pasar keuangan, securities underwriting, perdagangan dan distribusi, keuangan korporat, ekuitas, serta layanan
The Commonwealth Bank of Australia serves corporations, government entities and other major institutions operating in Australasia. Corporate customers have access to financial markets services, securities underwriting, trading and distribution, corporate finance, equities, payments
Sekilas Perusahaan Company in Brief
pembayaran dan transaksi, manajemen investasi dan layanan kustodian.
and transaction services, investment management and custody services.
Commonwealth Bank of Australia telah mengembangkan kehadirannya di pasar internasional melalui: • Bank ritel di Selandia Baru (ASB Bank) dan Indonesia (PT Bank Commonwealth) • Investasi perbankan di Cina (kepemilikan 20% saham di Qilu Bank dan Bank of Hangzhou) dan Vietnam (kepemilikan 20% di Vietnam International Bank) • Usaha di bidang asuransi jiwa di Selandia Baru (Sovereign), Indonesia (Commonwealth Life), dan usaha patungan di Cina (BoCommLife) • Cabang-cabang perbankan di kota London, New York, Tokyo, Hong Kong, Shanghai, Beijing, Singapura, Auckland, Ho Chi Minh City dan Mumbai • Kantor-kantor perwakilan di Beijing dan Hanoi.
The Commonwealth Bank of Australia has a growing international presence through:
Dengan reputasi yang solid dan landasan keuangan yang kokoh, Commonwealth Bank of Australia percaya Commonwealth Bank dapat memainkan peran yang signifikan di masa-masa mendatang, serta membawa pengaruh positif bagi perkembangan sektor perbankan Indonesia.
With its strong reputation and solid financial foundation, Commonwealth Bank of Australia looks forward to seeing Commonwealth Bank play a significant role in Indonesia’s future, bringing a positive influence to the development of the Indonesian banking sector.
• •
•
•
•
Retail banks in New Zealand (ASB) and Indonesia (PT Bank Commonwealth) Banking investments in China (20 per cent in both Qilu Bank and Bank of Hangzhou) and Vietnam, (20 per cent stake in Vietnam International Bank) Life insurance operations in New Zealand (Sovereign), Indonesia (Commonwealth Life) and a joint venture in China (BoCommLife) Banking branches in London, New York, Tokyo, Hong Kong, Shanghai, Beijing, Singapore, Auckland, Ho Chi Minh City and Mumbai Representative offices in Beijing and Hanoi.
Commonwealth Bank of Australia merupakan penyedia layanan keuangan terpadu terbesar di Australia The Commonwealth Bank of Australia is Australia’s leading provider of integrated financial services
Commonwealth Bank Annual Report 2013
9
10
Commonwealth Bank Annual Report 2013
ANAK PERUSAHAAN: COMMONWEALTH SECURITIES
SUBSIDIARY: COMMONWEALTH SECURITIES
Pada tanggal 23 Desember 2008, Commonwealth Bank mendirikan PT Commonwealth Securities, suatu perusahaan efek dan perantara pedagang efek. Bank Indonesia telah menyetujui penyertaan saham di PT Commonwealth Securities tanggal 9 Mei 2009.
On 23 December 2009, Commonwealth Bank established PT Commonwealth Securities, a securities and stockbroker company. Bank Indonesia gave the approval for investment in in PT Commonwealth Securities on 9 May 2009.
PT Commonwealth Securities kemudian memperoleh ijin operasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) (sekarang Otoritas Jasa Keuangan), melalui surat No. KEP-01/ BL/PPE/2009 tanggal 27 Oktober 2009.
PT Commonwealth Securities then obtained an operational license from the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BapepamLK) through its letter No. KEP-01/BL/PPE/2009 dated 27 October 2009.
Pada tahun 2012, PT Commonwealth Life dan Commonwealth Bank, selaku pemegang saham pengendali PT Commonwealth Securities, memutuskan untuk mengembalikan ijin usaha sebagai perusahaan efek dan perantara pedagang efek kepada Bapepam-LK (sekarang Otoritas Jasa Keuangan). Bapepam-LK, memberikan persetujuan “Pencabutan ijin usaha perusahaan efek sebagai perantara pedagang efek” pada tanggal 6 Agustus 2012.
In 2012, PT Commonwealth Life and Commonwealth Bank, as the controlling shareholder of PT Commonwealth Securities, decided to return the Company’s license as a securities company and stock-broker to Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (“Bapepam-LK”), and received approval “Revocation of operating license as securities company and as a stockbroker” on 6 August 2012.
Pada tanggal 8 Oktober 2013, para pemegang saham PT Commonwealth Securities mengambil keputusan untuk membubarkan dan melikuidasi perusahaan dan menunjuk Bastaman Enrico Bagus – Attorney at Law sebagai Likuidator. Keputusan ini dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 69 tertanggal 11 Oktober 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Sugito Tedjamulja, S.H.
On 8 October 2013, PT Commonwealth Securities’ shareholders decided to dissolve and liquidate the Company, and appointed Bastaman Enrico Bagus Attorney at Law as PT Commonwealth Securities’ liquidator. This decision is stated in the Deeds of Resolution No.69 dated 11 October 2013 of Notary Sugito Tedjamulja, S.H.
Selanjutnya, pada tanggal 24 Januari 2014, PT Commonwealth Securities telah mengajukan permohonan pencabutan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Sampai dengan diterbitkannya laporan tahunan ini, proses likuidasi masih berlangsung.
Further, on 24 January 2014, PT Commonwealth Securities has submitted the application for tax registration number (NPWP) revocation. Up to the date of this consolidated financial statements, the liquidation process is still going on.
Likuidasi Anak Perusahaan tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Commonwealth Bank pada dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.
The Subsidiary’s liquidation does not significantly impact the Commonwealth Bank’s consolidated financial statements as at and for the year ended 31 December 2013 and 2012.
STRUKTUR PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDER’S STRUCTURE
Commonwealth Bank Annual Report 2013
11
PERISTIWA PENTING EVENT HIGHLIGHTS 2013 JANUARY 25 26 31
Speaker at Marcus Evans Annual Conference Movie Screening with Australian Embassy Launch of USD Direct Settlement Service with Bank BCA
FEBRUARY 14 28
Belajar Investasi Session - Valentine’s Edition Speaker at Asian Financial Services Congress 2013
MARCH 7
Belajar Investasi Session - Collaboration with Female Daily Community
14
Hand Over Ceremony “Dana Peduli Banjir” CommCare for Staff
15
Received “Process Excellence in Loan Origination” Award at Banking & Payments Asia Trailblazer Award 2013 from VRL
16
“Build Home Project” with Habitat
for Humanity
22-24
“CommBank Goes to School” with
SDN 05 Karet
MAY 3
Placed 7th in the 10 Best Banks in Customer Service Excellence in Indonesia by Banking Service Excellence
Monitoring (BSEM)
17
Received a Service Quality Award 2013 with ‘Gold Category’ from Carre-CCSL (Service Excellence magazine)
20
New Zealand - Indonesia Business Forum in collaboration with ASB Bank
27
12
APRIL
JUNE
12 20 23
12
Launch of Welcome Call Service Program CSR Program to Sekolah Bisa for Facility Development Speaker at ACT Trade Delegation with Australian Capital
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Blood Donation Day
Launch of USD Direct Settlement Service with Bank Mandiri
JULY 23
AUGUST Breakfasting Program with Puspita Foundation
3
“Geber Yatimers” (Ramadhan Charity Program) with Berkah Community and Market + Magazine
SEPTEMBER 10
“Straight Through Processing Award – Excellent Quality” from Commerzbank AG
12
Signing Agreement with Alam Sutera for Housing Loan Service
1,8 & 15 “Shave for Hope” with Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia
OCTOBER 6
Financial Literacy Education at Indonesia Financial Expo
& Forum (IFEF)
12 15
“Build Home Project” w ith Habitat for Humanity Qurban charity for Eid Adha with Karya Inti Teladan and Fatahillah Foundations
21 24 25
Rated AAA with Stable Outlook from Fitch Ratings Launch of IDR Vostro Agency Service Blood Donation Day
NOVEMBER 8
Received The Bali Customer Satisfaction Award 2013
for Bali Branch
25 28
CSR Program Mo(ustache) Party Fundraiser Launch of Batavia Dana Saham Optimal (BDSO) Mutual Fund Product
30
Sharing is Caring Christmas Visit to Bersinar
Orphanage House
DECEMBER 13 Christmas & Year End Celebration 2013 18-19 CommBank’s Charity Bazaar
Commonwealth Bank Annual Report 2013
13
(dalam jutaan Rupiah / in million Rupiah)
NERACA / BALANCE SHEET
2009
2010
2011
2012
2013
Total Aktiva / Total Assets
11,350,753
11,543,836
15,148,632
14,381,018
20,582,092
Aktiva Produktif / Total Earning Assets
10,159,359
9,975,520
13,033,813
12,473,405
18,319,100
Total Kredit / Total Loans
4,766,246
5,872,005
9,817,858
9,970,741
13,482,112
Surat-Surat Berharga / Marketable Securities
3,311,834
2,159,186
1,378,579
811,039
753,778
10,101,848
9,786,348
12,194,756
11,353,898
14,228,759
643,771
785,144
968,714
1,095,408
1,641,864
Tabungan / Savings
3,930,349
5,037,997
6,040,477
6,465,736
5,898,867
Simpanan Berjangka / Term Deposits
5,527,728
3,963,207
5,184,362
3,815,369
6,688,028
Pinjaman Yang Diterima / Borrowings
82,355
374,517
745,242
660,964
577,227
982,078
1,238,099
1,947,987
2,045,773
4,252,449
2009
2010
2011
2012
2013
Pendapatan Bunga Bersih / Net Interest Income
428,352
502,928
673,155
831,246
914,428
Pendapatan Operasional Lainnya / Other Operational Income
285,126
275,679
348,690
389,868
495,532
(589,611)
(726,365)
(874,827)
(984,370)
(1,079,971)
(79,635)
(65,500)
(83,961)
(77,924)
(38,494)
Laba Operasional Bersih / Net Operating Income
44,232
(13,258)
63,057
158,820
291,495
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan Badan / Income Before Corporate Income Tax Expense
37,997
19,338
54,777
137,143
292,470
Laba Bersih Konsolidasian / Consolidated Net Income
7,841
2,708
31,208
91,628
205,559
Laba Bersih Perusahaan / Net Income
6,645
3,462
30,289
91,017
205,881
Dana Pihak Ketiga / Third Party Funds Giro / Current Accounts
Modal Saham
LAPORAN LABA RUGI / INCOME STATEMENT
Biaya Operasional Lainnya / Other Operational Expenses Biaya Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif / Provision For Losses On Earning Assets
14
Commonwealth Bank Annual Report 2013
IKHTISAR KEUANGAN by Jonanda Yattha Saputra Chief Financial Officer
RASIO KEUANGAN / FINANCIAL RATIOS
2009
2010
2011
2012
2013
Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Rata-rata Total Aset / Return on Average Assets
0.39%
0.08%
0.36%
0.88%
1.65%
Rasio Laba Setelah Pajak terhadap Rata-rata Ekuitas / Return on Average Equity
0.77%
0.38%
2.34%
5.16%
6.28%
Marjin Pendapatan Bunga Bersih / Net Interest Margin
4.24%
4.85%
5.48%
5.27%
4.85%
Rasio Kecukupan Modal / Capital Adequacy Ratio (CAR)
16.32%
14.95%
15.52%
16.17%
25.78%
Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga / Loan to Deposit Ratio (LDR)
46.76%
59.44%
80.10%
87.57%
93.61%
Rasio Gross Non Performing Loan / Gross Non Performing Loan Ratio
1.91%
1.45%
0.81%
0.84%
0.72%
Rasio Net Non Performing Loan / Net Non Performing Loan Ratio
1.40%
0.77%
0.50%
0.49%
0.50%
5.3%
3.2%
3.2%
3.02%
2.69%
98.97%
101.32%
97.67%
90.54%
80.80%
Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Aset Non Produktif / Non Performing Productive Assets and Non Performing Non Productive Assets to Total Assets and Non Productive Assets
0.89%
0.86%
0.60%
0.60%
0.46%
Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif / Non Performing Productive Assets to Total Productive Assets
0.89%
0.87%
0.60%
0.67%
0.53%
Nil
0.55%
0.56%
0.57%
0.29%
GWM Utama Rupiah / Minimum Reserve Requirement Rupiah Primary
5.07%
8.32%
8.21%
8.08%
8.05%
GWM Valuta Asing / Minimum Reserve Requirement Foreign Currency
1.00%
1.00%
8.01%
8.00%
8.00%
Posisi Devisa Netto Secara Keseluruhan / Overall Net Open Position (NOP)
0.81%
0.99%
0.81%
2.54%
0.87%
2009
2010
2011
2012
2013
449,520
645,838
873,602
745,278
584,198
74
84
85
91
91
Jumlah Karyawan / Number of FTE
1504
1,792
1,796
2,043
2,129
Kinerja Kualitas Pelayanan Keseluruhan / Service Quality Overall Performance
90.70
93.41
92.57
93.91
94.07
Biaya Pendanaan / Cost of Funds Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) / Cost to Income Ratio
CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif / Financial Assets Impairment to Productive Assets
INDIKATOR KEUANGAN LAINNYA / OTHER KEY INDICATOR Jumlah Nasabah (Ritel dan Non-Ritel) / Number of Customers (Retail and Non-retail) Jumlah Kantor / Number of Branches
Commonwealth Bank Annual Report 2013
15
SAMBUTAN PRESIDEN KOMISARIS MESSAGE FROM PRESIDENT COMMISSIONER
16
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Dear Shareholders,
Dengan gembira saya laporkan bahwa tahun 2013 merupakan tahun yang sangat positif bagi Commonwealth Bank, dengan pertumbuhan Laba Bersih Perusahaan sebesar 127% mencapai Rp 206 milyar di akhir tahun. Kami juga berhasil meraih pertumbuhan kredit yang signifikan melampaui tingkat pertumbuhan pasar, serta terus memperluas basis nasabah Bank.
I am pleased to report that the year 2013 was a very positive one for the Bank, with a record Net Income growth of 127% to Rp206 billion by year-end. We also recorded a significant increase in our lending book, exceeding market growth and at the same time significantly expanding the Bank’s customer base.
Pertumbuhan konsisten dan berkelanjutan ini merupakan keberhasilan eksekusi strategi usaha empat pilar Bank, dengan fokus kepada: Perbankan Ritel, Wealth Management, Perbankan UKM dan Perbankan Komersial. Mulai diperkenalkan tahun 2010, strategi utama ini merupakan refleksi pemahaman Commonwealth atas faktor-faktor pendorong utama ekonomi Indonesia. Strategi tersebut didasarkan kepada jutaan generasi muda kelas menengah Indonesia yang membutuhkan berbagai solusi perbankan, serta sektor bisnis UKM dan Komersial yang membutuhkan institusi perbankan yang dapat membantu mereka meraih target pertumbuhannya.
This consistent and continuous growth was due to the successful execution of our four-pillar business strategy, which focuses on : Retail Banking, Wealth Management, SME Banking and Commercial Banking. Introduced in 2010, this key strategy is a reflection of what Commonwealth Bank sees as the primary growth drivers of the Indonesian economy. It relates to Indonesia’s millions of young and upwardly mobile middle class population requiring a wide range of banking solutions and the country’s SME & Commercial businesses seeking banks that can help them achieve their growth aspirations.
Di bidang tata kelola, kami terus bekerja keras membangun praktek tata kelola Bank dan cukup gembira dengan berbagai upaya yang dilakukan manajemen dan kerja sama mereka dengan Dewan Komisaris, serta dukungan penuh dari pihak regulator. Kami siap membangun hubungan positif dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator baru untuk sektor layanan keuangan,
On governance, we continued to work hard to improve the Bank’s governance practices and are very pleased with management efforts and their cooperation with the Board of Commissioners, as well as with the full support of the regulators. We look forward to continue our positive relationship with the Indonesian Financial Services Authority (or Otorita Jasa Keuangan/OJK) as the new financial
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Commonwealth Bank of Australia akan terus memandang Indonesia sebagai salah satu pasar utamanya di kawasan Asia dan berkomitmen melakukan investasi guna menjaga pertumbuhan Bank yang berkelanjutan. Commonwealth Bank of Australia will continue to view Indonesia as one of its core markets in Asia and is committed to make investments to sustain the long-term growth of this Bank.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
17
Sambutan Presiden Komisaris Message from President Commissioner
18
Commonwealth Bank Annual Report 2013
serta meyakini bahwa OJK akan tetap melaksanakan pengawasan yang efektif bagi industri perbankan di Indonesia.
services regulator and are confident that OJK will maintain effective regulatory oversight over Indonesia’s banking industry.
Kami juga senantiasa melakukan upaya-upaya penyempurnaan tingkat layanan kami kepada nasabah. Kami meyakini bahwa dengan selalu memberi prioritas kepada nasabah, Bank dapat lebih memahami kebutuhan mereka sehingga dapat menawarkan produk dan layanan yang sesuai. Dalam hal ini, kami bekerja keras untuk memanfaatkan teknologi bagi peningkatan kualitas layanan serta meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan produk-produk kami bagi nasabah. Kami juga terus melakukan investasi di bidang sumber daya manusia serta berupaya membangun lingkungan kerja yang positif dengan peluang karir yang menarik, dimana karyawan dapat tumbuh meraih potensi terbaiknya.
We have also invested considerable effort to make sure that we are excelling in customer service. We believe by focusing on customers as the first priority, the Bank can better understand their needs and offer more viable products and services to them. In that regard, we are working hard to find ways to use technology to raise our service level and make our products more accessible and convenient for customers. We also continue to invest in our people and strive to build a positive working environment with exciting career opportunities, where individuals can grow to their maximum potential.
Commonwealth Bank tetap memandang Indonesia sebagai pasar penting dengan peluang pertumbuhan yang menarik, didukung oleh jumlah penduduk yang besar, kekayaan alam dan lokasinya yang strategis. Saya percaya bahwa dalam jangka panjang, peningkatan kesejahteraan Indonesia akan mendorong permintaan atas produk dan layanan perbankan yang berkualitas.
The Bank continues to regard Indonesia as an important market with excellent growth opportunities, given its vast population, abundant natural resources and strategic location. I believe that Indonesia’s growing prosperity will drive demand for better banking products and services over the long term.
Commonwealth Bank of Australia akan terus memandang Indonesia sebagai salah satu pasar utamanya di kawasan Asia dan berkomitmen melakukan investasi guna menjaga pertumbuhan Bank yang berkelanjutan. Tujuan kami adalah menjadi institusi perbankan yang kompetitif, dengan produk dan layanan terbaik bagi nasabah yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis Bank di Indonesia.
Commonwealth Bank of Australia will continue to view Indonesia as one of its core markets in Asia and is committed to make investments to sustain the long-term growth of this Bank. Our objective is to become a competitive banking institution, which can offer excellent products and services to our customers in a way that supports the Bank’s business growth in Indonesia.
Sebagai penutup, saya sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh karyawan yang telah dan selalu berkomitmen memenuhi setiap kebutuhan nasabah. Dengan didukung oleh value proposition yang jelas di empat area pemasaran utama, tim manajemen yang solid serta karyawan yang berdedikasi, saya meyakini masa depan positif Commonwealth Bank untuk tumbuh bersama nasabahnya di Indonesia dan memberikan sumbangsih berarti bagi perekonomian nasional.
In closing, I would like to thank our staff who have and continue to be committed to looking after the needs of our customers. With the support of our clear business value proposition in four key market areas, strong management team and dedicated employee, I am confident of Commonwealth Bank’s positive future to grow and prosper alongside its customers in Indonesia and to provide a valuable contribution to the Indonesian economy.
Sambutan Presiden Komisaris Message from President Commissioner
Commonwealth Bank Annual Report 2013
19
20
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Geoffrey David Coates
Guy Martin Harding
Presiden Komisaris
Wakil Presiden Komisaris
President Commissioner
Vice President Commissioner
BIOGRAFI DEWAN KOMISIONER COMMISSIONER’S BIOGRAPHIES
Suwartini
Khairil Anwar
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Independent Commissioner
Commonwealth Bank Annual Report 2013
21
Biografi Dewan Komisioner Commissioner’s Biographies
Geoffrey David Coates Presiden Komisaris President Commissioner
22 22
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Memulai karir perbankan di Commonwealth Bank of Australia pada tahun 1975, Geoffrey David Coates menyelesaikan program MBA di Sydney pada tahun 1996. Geoffrey telah menjabati beberapa jabatan eksekutif senior, terutama di perbankan serta jabatan di bidang wealth management dan life insurance. Beliau menjabat sebagai Presiden Direksi PT Commonwealth Life (sebelumnya dikenal sebagai PT Astra CMG Life) dari 2002 sampai 2004. Pada tahun 2005, Geoffry menempati posisi di Sydney sebagai Executive General Manager Business Development di Commonwealth Bank of Australia.
Starting his banking career at Commonwealth Bank of Australia in 1975, Geoffrey David Coates completed his MBA in Sydney in 1996. Geoffrey has held a number of senior executive positions in Commonwealth Bank of Australia primarily in banking together with wealth management and life insurance roles and was President Director of PT Commonwealth Life (formerly PT Astra CMG Life) in Indonesia from 2002 to 2004. In 2005, Geoffrey took up a role based in Sydney as Executive General Manager Business Development with Commonwealth Bank of Australia.
Geoffrey punya keahlian dalam bidang perencanaan strategis, pemasaran serta manajemen bisnis. Beliau menjabat sebagai Presiden Komisaris Commonwealth Bank sejak 2010 hingga saat ini.
Geoffrey has expertise in strategic planning, marketing and business management and was appointed President Commissioner of Commonwealth Bank in 2010.
Biografi Dewan Komisioner Commissioner’s Biographies
Guy Martin Harding Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner
Guy Martin Harding (Guy) adalah seorang spesialis terkemuka di bidang kredit dan risiko yang memiliki pengetahuan luas mengenai pasar perbankan di Eropa dan Australasia. Guy memulai karir di wilayah Asia pada tahun 2001 ketika mengepalai Divisi Global Credit and Risk Operation di AMP Bank. Sebelumnya Guy bekerja di berbagai lembaga keuangan terkemuka di Inggris, termasuk di antaranya Midland Bank, Lloyds TSB dan online bank Prudential.
Mr. Guy Harding (Guy) is a well-respected credit and risk specialist with extensive knowledge of both European and Australasian banking markets. Guy initially moved to Asia in 2001 to head AMP Bank’s global credit and risk operation. Prior to his move to Asia, Guy worked for a number of leading UK financial institutions, among them, Midland Bank, Lloyds TSB and Prudential’s online bank.
Guy bergabung dengan Commonwealth Bank of Australia pada tahun 2003 sebagai General Manager Group Risk Strategy dan setelah itu menjabat sebagai Chief Risk Officer Business and Private Banking. Pada tahun 2012, Guy ditunjuk menjadi Chief Risk Officer untuk Divisi International Financial Services, CBA Group.
Guy joined Commonwealth Bank in 2003 as General Manager Group Risk Strategy and subsequently moved into the role of Chief Risk Officer Business and Private Banking. In 2012 Guy was appointed as Chief Risk Officer for International Financial Services Division.
Guy mendapat gelar Fellow of the Chartered Institute of Bankers dan MBA in Banking Management dari University of Exeter, Inggris, pada tahun 1990, serta berbagai kualifikasi professional lainnya.
Guy is a Fellow of the Chartered Institute of Bankers and holds an MBA in Banking Management from University of Exeter, England in 1990 along with an array of other professional qualifications.
Pada bulan Desember 2013, Guy resmi ditunjuk menjadi Wakil Presiden Komisaris untuk Commonwealth Bank.
In December 2013, Guy joined Commonwealth Bank as Vice President Commissioner.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
23
Biografi Dewan Komisioner Commissioner’s Biographies
Suwartini Komisaris Independen Independent Commissioner
24
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Suwartini telah berpengalaman selama lebih dari 20 tahun di bidang perbankan, termasuk lebih dari 12 tahun sebagai Direktur Kepatuhan, Manajemen Risiko dan SDM. Suwartini meraih gelar MBA di Business Administration dari Century University New Mexico. Disamping sektor perbankan, beliau juga sempat berkarir di suatu organisasi internasional, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Saat ini beliau juga aktif di Asosiasi Perbankan, antara lain di Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan, PERBANAS, ISEI, Komisi Nasional GCG dan juga menjabat sebagai Direktur di Lembaga Penelitian Perbankan Indonesia.
Suwartini has more than 20 years experience in banking, including more than 12 years as Compliance, Risk Management & HR Director. Suwartini earned her MBA degree from Century University, New Mexico. In addition to her banking career, she has also worked in an international organization, the United Nations High Commission for Refugees (UNHCR). She is actively involved in banking associations, such as the Communications Forum for Compliance Directors, PERBANAS, ISEI, GCG National Committee, and served as Director at Indonesian Banking Research Institute.
Ditunjuk sebagai Komisaris Independen Commonwealth Bank sejak November 2012.
Appointed as an Independent Commissioner of Commonwealth Bank Indonesia since November 2012.
Biografi Dewan Komisioner Commissioner’s Biographies
Khairil Anwar Komisaris Independen Independent Commissioner
Dengan pengalaman di bidang perbankan selama lebih dari 30 tahun, Khairil Anwar telah menjabat berbagai kedudukan penting di Bank Indonesia. Menyelesaikan gelar Master of Science Management dari Arthur D. Little Management Institute USA, Khairil Anwar terus mengembangkan karirnya di sektor perbankan termasuk hampir 10 tahun menduduki jabatan Direktur & Direktur Eksekutif di Bank Indonesia. Jabatan terakhir beliau di Bank Indonesia adalah Direktur Eksekutif/Koordinator BI wilayah Kalimantan.
With over 30 years experience in banking sector, Khairil Anwar has held various executive positions at Bank Indonesia. Completing his Master of Science Management degree at Arthur D. Little Management Institute USA, Khairil Anwar continued to developed his career in banking including 10 years experience as Director and Executive Director at Bank Indonesia. His last position was Executive Director/ Bank Indonesia Coordinator for Kalimantan area.
Khairil Anwar menjabat sebagai Komisaris Independen Commonwealth Bank sejak Mei 2013.
Khairil Anwar serves as Independent Commissioner of Commonwealth Bank since May 2013.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
25
Kinerja positif tersebut membuktikan keunggulan strategi bisnis Bank untuk memfokuskan pada empat bidang usaha: Perbankan Ritel, Wealth Management, Perbankan UKM dan Perbankan Komersial. This positive performance clearly demonstrates the soundness of the Bank’s business strategy to focus on four business areas: Retail Banking, Wealth Management, SME Banking and Commercial Banking.
26
Commonwealth Bank Annual Report 2013
SAMBUTAN PRESIDEN DIREKTUR MESSAGE FROM PRESIDENT DIRECTOR
Pemegang Saham yang Terhormat,
Dear Shareholders,
Dengan gembira saya laporkan bahwa Commonwealth Bank menutup tahun 2013 dengan kinerja yang sangat positif. Laba Bersih Perusahaan setelah pajak tumbuh signifikan sebesar 127% dari Rp91 miliar menjadi Rp206 miliar di akhir 2013.
I am pleased to report that Commonwealth Bank ended 2013 with a remarkable performance. Our Net Income after tax grew strongly by 127% from Rp91 billion to Rp206 billion by year end.
Kinerja tersebut diraih di tengah kondisi pasar yang cukup menantang. Di pertengahan tahun 2013, kekhawatiran akan kemungkinan pengurangan stimulus moneter oleh Federal Reserve Amerika Serikat telah mendorong keluarnya modal asing dari Indonesia. Selain itu, keputusan Pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar, yang telah mendorong terjadinya kenaikan inflasi. Faktor-faktor tersebut, ditambah dengan makin melebarnya defisit neraca berjalan, telah memberikan tekanan pada mata uang Rupiah. Bank Indonesia merespons dengan menaikkan tingkat suku bunganya mencapai 7,5% guna mengendalikan pertumbuhan ekonomi dan menjaga nilai tukar Rupiah, serta meluncurkan peraturan Loan to Value baru bagi kredit kepemilikan rumah guna mendorong praktek penyaluran kredit yang berhati-hati. Akibatnya, industri perbankan menghadapi perlambatan pertumbuhan kredit, makin ketatnya likuiditas dan menurunnya tingkat marjin bunga bersih.
This result was delivered amidst a challenging market environment. In mid-year, concerns over a possible tapering of the US Federal Reserve’s monetary stimulus lead to foreign funds leaving the country. In addition, the Government’s decided to cut the fuel subsidy, thus pushing up inflation. All this combined with the widening of the country’s current account deficit put the Rupiah under considerable pressure. Bank Indonesia responded by raising its benchmark rate to 7.5% to slowdown the economy and shore up the Rupiah, implementing a new reserves requirement and introducing a new Loan to Value (LTV) policy for housing loans to ensure prudential lending. The end result is a slower loan growth, tighter liquidity and narrower net interest margins for the banking industry.
Kinerja positif Commonwealth didukung oleh pertumbuhan kredit yang signifikan sebesar 35,2% mencapai Rp13.482 miliar, dengan pertumbuhan positif di semua segmen pasar utamanya. Kredit komersial tumbuh sebesar 81,1%, sedangkan kredit Konsumer dan UKM tumbuh masing-masing sebesar 34,1% dan 19,8%. Pertumbuhan kredit ini didukung dengan pengelolaan risiko yang berhati-hati, sehingga rasio kredit bermasalah (bruto) tetap terjaga di level 0,72%. Dana pihak ke tiga juga tumbuh sebesar 25% mencapai Rp14.229 miliar tahun 2013, di mana produk CASA menyumbang 52,9% dari total dana pihak ke tiga.
Commonwealth Bank’s positive result was driven by a significant loan growth of 35.2% to Rp13,482 billion, with robust growth in virtually all of its key market segments. Commercial loans recorded an 81.1% loan increase, whilst Consumer and SME loans grew by 34.1% and 19.8% respectively. This high loan growth was well supported by prudent risk management, resulting in a low non-performing loan ratio (gross) of 0.72%. Third party funds also grew strongly by 25% to Rp14,229 billion in 2013, with Current Accounts and Savings Accounts (CASA) accounting for 52.9% of our total deposits.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
27
28
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Di akhir 2013, rasio imbal hasil atas aset meningkat dari 0,88% menjadi 1,65%, sedangkan rasio laba terhadap ekuitas (ROE) juga meningkat dari sebesar 5,16% menjadi 6,28%.
By year end, our Return on Assets (RoA) improved from 0.88% to 1.65%, while Return on Equity (RoE) increased from 5.16% to 6.28%.
Kinerja positif tersebut membuktikan keunggulan strategi bisnis Bank untuk memfokuskan pada empat bidang usaha: Perbankan Ritel, Wealth Management, Perbankan UKM dan Perbankan Komersial. Pencapaian tersebut juga merupakan refleksi kemampuan eksekusi kami, serta waktu, pemikiran dan upaya karyawan kami dalam membangun platform pertumbuhan Bank.
This positive performance clearly demonstrates the soundness of the Bank’s business strategy to focus on four business areas: Retail Banking, Wealth Management, SME Banking and Commercial Banking. It is also a reflection of our execution capability, as well as the amount of time, thought and efforts that our people put into building up the Bank’s growth platform.
TERUS MEMBANGUN UNTUK MASA DEPAN
CONTINUE BUILDING FOR THE FUTURE
Selain meraih kinerja keuangan yang positif, kami terus melakukan investasi di berbagai bidang guna meningkatkan kapasitas Bank untuk pertumbuhan ke depan.
Along with delivering good financial results, we continued to invest significantly in various areas to strengthen the Bank’s capacity for future growth.
Untuk mendukung investasi tersebut, di tahun 2013 Commonwealth Bank of Australia kembali menyalurkan dana sebesar AU$200 juta, yang meningkatkan Rasio Kecukupan Modal Bank dari sebesar 16,17% tahun 2012 menjadi 25,78% di akhir 2013. Hal ini merupakan penyaluran dana ke tiga dalam kurun waktu dua tahun terakhir, yang menggarisbawahi komitmen Commonwealth Bank of Australia dalam mendukung pertumbuhan Bank.
To fund this investment, Commonwealth Bank of Australia made another capital injection of AU$200 million in 2013, raising the Bank’s CAR from 16.17% in 2012 to 25.78% by year end. This is the third capital injection in the past two years, underlining Commonwealth Bank of Australia’s commitment to support the Bank’s growth.
Di tahun 2013, kami mulai mengimplementasikan inisatif COMPASS (atau Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Services), proyek penting instalasi sistem core banking baru, di mana tahap pertama direncanakan akan diselesaikan di awal 2015. Selain itu, kami juga telah meluncurkan inisiatif produktivitas yang ekstensif, mencakup rekayasa ulang atas seluruh proses Bank. Kedua proyek tersebut akan secara signifikan mentransformasi organisasi Bank, sehingga kami dapat meningkatkan kecepatan layanan, pengendalian risiko operasional serta menawarkan pengalaman perbankan yang lebih baik bagi nasabah. Kami juga telah menyelesaikan tahap ke dua pengembangan sistem tresuri yang baru guna mendukung pertumbuhan layanan trade finance.
During the year, we have started to implement the COMPASS (or Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Services) initiative, a major project to install a new core banking system, with the first phase scheduled to be finalized by early 2015. In parallel, we also launched an extensive productivity campaign that involves the reengineering of end-to-end processes across the Bank. Together, these two projects will greatly transform the Bank’s organization, allowing us to deliver faster turnaround time, improved operation risk controls and ultimately better banking experience for our customers. We also completed the second development phase of our new treasury system to support the Bank’s growing trade finance services.
Program-program pengembangan sumber daya manusia tetap menjadi prioritas. Unit sumber daya manusia terus aktif melaksanakan programprogram pelatihan guna meningkatkan dan memperbaharui ketrampilan dan pemahaman perbankan para karyawan.
Our human capital development programs remain a priority. Our human resources unit continued to actively organize training programs to enhance and refresh our employees’ skills and banking knowledge. In 2013, we held over 19.390 man days training attended by 13.275 participants.
Di tahun 2013, kami telah menyelenggarakan lebih dari 19,390 man days pelatihan yang diikuti sebanyak 13,275 peserta.
Kami terus membangun kegiatan pengelolaan dan pemantauan risiko guna memastikan keseimbangan antara kegiatan penjualan, layanan nasabah dan kegiatan pemantauan. Di tahun 2013, kami telah melaksanakan berbagai inisiatif pelatihan dan komunikasi kesadaran risiko, yang berhasil memperkuat budaya risiko Bank.
We continued to strengthen our risk management and monitoring activities to ensure that sales, service and control activities are well balanced. This year, we initiated many risk awareness training and communication initiatives, which have succeeded to strengthen our risk culture across the Bank.
PROSPEK DAN PRIORITAS
OUTLOOK AND PRIORITIES
Di tahun 2014, Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, seiring berlanjutnya upaya Pemerintah untuk mengendalikan tingkat inflasi dan memperbaiki posisi neraca berjalannya. Akibatnya, industri perbankan akan menghadapi melambatnya pertumbuhan kredit, meningkatnya persaingan di sektor likuiditas serta kenaikan rasio NPL.
In 2014, Indonesia will see a lower economic growth as the Government maintains its efforts to bring down inflation and improve its current account position. As a consequence, the banking industry will face slower loan growth, higher competition for liquidity and a slight increase in the NPL ratio.
Dalam jangka panjang, Indonesia tetap merupakan pasar yang menarik bagi industri perbankan dan Commonwealth Bank. Dengan jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia dan perekonomian yang terus berkembang, Indonesia menawarkan peluang yang menarik bagi perkembangan usaha kami.
In the longer term, Indonesia remains an ideal market for banking and for Commonwealth Bank. As the fourth most populous country in the world with an economy growing at a steady pace, Indonesia offers great opportunities for our business to prosper.
Commonwealth Bank akan terus membangun infrastruktur dan sumber daya perbankannya untuk terus menawarkan pengalaman perbankan yang lebih baik bagi nasabahnya. Kami meyakini keunggulan strategi usaha Bank dan berkomitmen untuk terus mengembangkan produk dan layanan yang inovatif dan kompetitif guna memenuhi kebutuhan dari ke empat segmen pasar Bank.
Commonwealth Bank will continue building its banking infrastructure and resources to provide even better banking experience to the customers. We are confident with the robustness of our business strategy and are committed to continue developing innovative and competitive products and services that meet the needs of our four key market segments.
Sebagai penutup, saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh karyawan atas dedikasi dan kontribusinya. Saya juga sampaikan terima kasih kepada para pemegang saham untuk keberlanjutan dukungan dan para regulator untuk dukungannya. Tidak kalah pentingnya, saya sampaikan ucapan terima kasih kepada para mitra usaha untuk kerjasamanya dan seluruh nasabah untuk kepercayaannya kepada Bank.
I wish to close this message by expressing my highest appreciation to our people for their remarkable dedication and contribution. I would also like to thank our shareholders for the continued support and the regulators for their guidance. Not least, I would like to thank our business partners for their cooperation and our customers for their trust in our Bank.
Dengan dukungan dan kepercayaan di atas, kami yakin bahwa Bank ini dapat terus memberikan sumbangan berarti bagi Indonesia.
With this level of support and trust, we are confident that this Bank can continue delivering valuable contribution to the country.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
29
30
Adhiputra Tanoyo
Mia Patria Bernardhi
Direktur Manajemen Resiko
Direktur Sumber Daya Manusia
Director of Risk Management
Director of Human Resource
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Ian Philip Whitehead Direktur Perbankan Ritel dan Bisnis Director of Retail and Business Banking Services
BIOGRAFI DIREKSI DIRECTOR’S BIOGRAPHIES
Antonio Da Silva Costa Presiden Direktur President Director
Paul Setiawan Hasjim Direktur Operasi dan Teknologi Informasi Director of Operations and Information Technology
Dhien Tjahajani Direktur Kepatuhan Director of Compliance
Commonwealth Bank Annual Report 2013
31
Biografi Direktur Director’s Biographies
Antonio Da Silva Costa Presiden Direktur President Director
32
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Setelah menyelesaikan program MBA di McGill University di Kanada, Antonio Da Silva Costa (Tony Costa) memulai karir perbankannya pada tahun 1979 di Bank of Montreal, dan hingga saat ini beliau tetap aktif mengembangkan karirnya di sektor jasa keuangan. Pada tahun 1989 beliau bergabung dengan Credit Lyonnais (Canada) dan lima tahun kemudian pindah ke Indonesia untuk melanjutkan karir di Credit Lyonnais Indonesia sebagai General Manager/Marketing Director.
After completing his MBA Program in McGill University, Canada, Antonio Da Silva Costa (Tony Costa) began his banking career at the Bank of Montreal in 1979 and has remained active in the financial services industry ever since. In 1989 he joined Credit Lyonnais (Canada) and five years later he moved to Indonesia to continue working for Credit Lyonnais Indonesia as General Manager/Marketing Director.
Selama 32 tahun berkarir di industri perbankan, termasuk menempati posisi sebagai direktur pada tiga bank internasional yang beroperasi di Indonesia, Tony telah mengembangkan keahlian dan pengalaman khusus pada bidang kebijakan kredit dan restrukturisasi kredit, selain pengalaman sebagai anggota komite kredit.
Throughout his 32 year career in the banking industry, which includes serving as director of three international banks operating in Indonesia, Tony has developed skills and experience specifically in credit policy and credit restructuring as well as by being a member of credit committees.
Pada tahun 1998 beliau bergabung dengan Citibank, mengemban peran sebagai Debt Restructuring Unit Head dan kemudian sebagai Corporate Banking Head. Sebelum bergabung dengan Commonwealth Bank Indonesia, pada tahun 2002 beliau menerima tanggung jawab untuk memimpin Rabobank Indonesia sebagai Presiden Direktur. Tony bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Presiden Direktur pada bulan Maret 2010.
In 1998 he joined Citibank, assuming the role as Debt Restructuring Unit Head and later as Corporate Banking Head. Prior to joining Commonwealth Bank Indonesia, in 2002 he took up the responsibility of leading Rabobank Indonesia as President Director. Tony joined Commonwealth Bank as President Director in March 2010.
Biografi Direktur Director’s Biographies
Mia Patria Bernardhi Direktur Sumber Daya Manusia Director of Human Resource
Setelah lulus dari Universitas Indonesia dengan gelar sarjana di bidang psikologi, Mia Patria Bernardhi (Mia) bergabung bersama Citibank N.A. Indonesia, di mana beliau bekerja dari tahun 1988 hingga 1996 dalam berbagai kapasitas mencakup customer service, bank operations dan business strategy. Pada tahun 1996, Mia bergabung bersama Bank Papan Sejahtera, dan melanjutkan karir pada tahun 2000 bersama GE Capital Indonesia.
Upon graduating from the University of Indonesia with a degree in psychology, Mia Patria (Mia) joined Citibank N.A. Indonesia, where she served from 1988 until 1996 in various capacities involving customer service, bank operations and business strategy. In 1996, she joined Bank Papan Sejahtera, and in 2000 continued her career at GE Capital Indonesia.
Pada tahun 2002, Mia meninggalkan sektor perbankan untuk menjadi Direktur di sebuah perusahaan konsultan strategi bisnis, namun kembali ke perbankan pada tahun 2004 sebagai Senior Vice President di Bank Danamon bertanggung jawab untuk Service Centre, dan setahun kemudian, bersama HSBC Indonesia, awalnya sebagai SVP Financial Asset Customer Service dan selanjutnya diangkat sebagai Country Director SDM pada tahun 2006 kemudian ditugaskan sebagai Country Director untuk Group Communication and Corporate Sustainability hingga tahun 2009.
In 2002, She left the banking industry to serve as Director of a strategic business consulting firm, but returned to banking in 2004 as a Senior Vice President with Bank Danamon responsible for the Service Center, and a year later, with HSBC Indonesia, initially as SVP Financial Asset Customer Service and was appointed as Human Resource Country Director subsequently as Country Director for Group Communication and Corporate Sustainability until 2009.
Setelah masa jabatan yang singkat sebagai Head of Human Resources di Surya Citra Televisi (SCTV), Mia bergabung bersama Commonwealth Bank Indonesia sebagai Chief of Human Resources pada tahun 2010, bertanggung jawab atas upaya transformasi dan penyelarasan sumber daya manusia dengan strategi bisnis Bank. Atas persetujuan Bank Indonesia, Mia ditunjuk sebagai Director of Human Resources Commonwealth Bank pada bulan Juni 2011.
Following a brief stint as Head of Human Resources at Surya Citra Televisi (SCTV), Mia joined Commonwealth Bank Indonesia as Chief of Human Resources in 2010, responsible for transforming and aligning human capital with the Bank’s business strategy. With the approval of Bank Indonesia, she was appointed Director of Human Resources of Commonwealth Bank in June 2011.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
33
Biografi Direktur Director’s Biographies
Ian Philip Whitehead Direktur Perbankan Ritel dan Bisnis Director of Retail and Business Banking Services Bapak Ian Whitehead diangkat menjadi anggota Direksi
Mr. Whitehead has been a member of the board of
Commonwealth Bank sebagai Direktur Perbankan Ritel dan
Commonwealth Bank as Director of Retail and Business Banking
Bisnis sejak bulan Juli 2011.
since July 2011.
Memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di industri jasa
Having more than 20 years experience in financial services and
keuangan dan perbankan, dalam berbagai kapasitas bidang
banking, in various sales, marketing and management roles, Mr.
penjualan, pemasaran dan menajemen, Whitehead memulai
Whitehead started his career in 1994 when he joined Australian
karirnya di bidang ini pada tahun 1994, ketika bergabung
Card Services, which launched him into a career in banking and
dengan Australian Card Services. Setelah itu Beliau melanjutkan
the financial services until today. He then moved on to work in
karirnya di berbagai posisi manajerial bersama Colonial State
various management positions with the Colonial State Bank,
Bank, Westpac Banking Corporation, Medibank Private dad
Westpac Banking Corporation, Medibank Private and
Sovereign Assurance (anak perusahaan dari Auckland Savings
Sovereign Assurance (a subsidiary of Auckland Savings Bank -
Bank – bagian dari CBA Group).
part of CBA Group).
Whitehead mendapat penugasan ke Commonwealth Bank
Mr. Whitehead was appointed to the role of Chief of Retail and
Indonesia pada bulan Februari tahun 2010 sebagai Chief
Business & Business Banking for the Commonwealth Bank
of Retail & Business Banking, bertanggung jawab untuk
Indonesia in February 2010 responsible for growing the Retail
mengembangkan bisnis Retail Banking, Wealth Management,
Banking, Wealth Management, SME Business and Wholesale
Bisnis UKM dan Wholesale Banking. Termasuk juga pemasaran,
Banking business. This also includes responsibility of marketing,
public affairs, produk dan fungsi e-Channel Bank. Whitehead
public affairs, products and e-Channel functions in the bank.
bertanggung jawab terhadap pendapatan utama Bank.
Mr. Whitehead is responsible for the core banking revenues in the bank.
Sebelum karir di bidang perbankannya dimuai, Whitehead
Prior to his banking career, Mr. Whitehead spent five years
bekerja selama lima tahun di BP Australia LTD and BP UK LTD.
working for BP Australia LTD and BP UK LTD.
34
Whitehead juga aktif berkontribusi di industri perbankan dan
Mr. Whitehead is actively involved in the banking industry and
mendukung hubungan bilateral Indonesia Australia, dengan
supports Indonesia-Australia bilateral trade and relations via his
menjabat sebagai Executive Board Member di Indonesian
role as a Executive Board Member of the Indonesian Australian
Australian Business Council (IABC) dan menjadi pembicara
Business Council (IABC) and takes speaking role in banking
di berbagai program advokasi dan konferensi bidang keuangan
advocacy programs in various financial services conferences in
di Asia Tenggara.
South-East Asia.
Whitehead memiliki gelar Bachelor of Business dari Swinburne
Mr. Whitehead holds a Bachelor of Business degree from
Institute of Technology, Australia (1988), Post Graduate Diploma
the Swinburne Institute of Technology, Australia (1988), Post
(1996) dan MBA bidang marketing (1997) dari Royal Melbourne
Graduate Diploma (1996) and MBA in marketing (1997) from the
Institute of Technology (RMIT), Australia.
Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), Australia.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Biografi Direktur Director’s Biographies
Dhien Tjahajani Direktur Kepatuhan Director of Compliance
Ibu Tjahajani diangkat menjadi anggota Direksi Commonwealth Bank sebagai Direktur Kepatuhan dan Hukum sejak Januari 2012.
Ms. Tjahajani has been member of the board of Commonwealth Bank as Compliance and Legal Director since January 2012.
Memiliki pengalaman lebih dari 22 tahun di bidang hukum dan kepatuhan, Tjahajani memulai karirnya sebagai Legal Officer di BCA pada tahun 1990 dan kemudian mengambil tantangan baru sebagai Head of Legal & Remedial di Bank Credit Lyonnais Indonesia. Pada tahun 2002 ia pindah ke DBS Indonesia dan menjabat posisi sebagai Head of Legal & Corporate Secretary, dan kemudian dipromosikan sebagai Compliance & Legal Director pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2006.
Having more than 22 years experience in the field of legal and compliance, Ms. Tjahajani started her career as Legal Officer with BCA in 1990 and then took the challenge as Head of Legal & Remedial with Bank Credit Lyonnais Indonesia. In 2002 she moved to DBS Indonesia and took the post of Head of Legal & Corporate Secretary, then was later promoted as Compliance & Legal Director in 2003, a position she held to 2006.
Tjahajani kemudian menjabat selama 3 tahun sebagai Direktur Kepatuhan di Rabobank Indonesia dan pada tahun 2009, mulai menjabat sebagai Direktur Kepatuhan di Barclays Bank Indonesia.
Ms. Tjahajani then worked for 3 years as Compliance Director with Rabobank Indonesia and in 2009, started working with Barclays Bank Indonesia as Compliance Director.
Tjahajani juga aktif dalam industri perbankan Indonesia, di mana ia menjabat sebagai Ketua Indonesian Foreign and Joint Venture Banks Association pada tahun 2008, menjadi anggota komite Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan dan juga sebagai anggota Ikatan Bankir Indonesia.
Ms. Tjahajani is also actively involved in the Indonesian banking industry, where she has held Chair positions for Indonesian Foreign and Joint Venture Banks Association in 2008, a committee member of Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan and also a member of Ikatan Bankir Indonesia.
Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Sebelas Maret, Indonesia (1990), Graduate Diploma jurusan Business, dari Curtin University of Technology, Perth, Western Australia (1993) dan gelar Master di Business Administration dari Cowan University, Perth, Western Australia (1995).
She holds a bachelor in law degree from Universitas Sebelas Maret, Indonesia (1990), Graduate Diploma in Business, from Curtin University of Technology, Perth, Western Australia (1993) and Masters degree in Business Administration from Cowan University , Perth, Western Australia (1995).
Commonwealth Bank Annual Report 2013
35
Biografi Direktur Director’s Biographies
Paul Setiawan Hasjim Direktur Operasi dan Teknologi Informasi Director of Operations and Information Technology
36
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Paul Setiawan Hasjim menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Informatika & Komputer, Jakarta pada tahun 1986 dan memperoleh gelar MBA dari RMIT University, Business Faculty, School of Management, Melbourne, Australia pada tahun 2002. Ia memulai karir di sektor perbankan sejak tahun 1983 pada saat ia bergabung di Bank Niaga (sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk.) dan meniti tangga karir selama lebih dari 25 tahun hingga jabatan terakhir sebagai Operations & IT Director.
Paul Setiawan Hasjim concluded his studies at Sekolah Tinggi Informatika & Komputer, Jakarta in 1986 and achieved Masters degree from RMIT University, Business Faculty, School of Management, Melbourne, Australia in 2002.He started his banking career in 1983 when he joined Bank Niaga (now PT Bank CIMB Niaga Tbk.) and continued his career path for more than 25 years until his last position as Operations & IT Director at PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Pada bulan Desember 2012, ia bergabung bersama Commonwealth Bank dan sampai saat ini menjabat sebagai Director of Operations and Information Technology.
In December 2012, he joined Commonwealth Bank and until now serves as Director of Operations and Information Technology.
Biografi Direktur Director’s Biographies
Adhiputra Tanoyo Direktur Manajemen Risiko Director of Risk Management
Lulus dari Erasmus Universiteit Rotterdam pada tahun 1998, Adhiputra Tanoyo mengawali karirnya di Indover Bank sebagai Credit Analyst. Selain sempat bekerja di Konsultan Risk Management ternama seperti Arthur Andersen dan Ernst & Young, Adhiputra terus mendalami karir di bidang Risk Management selama lebih dari 15 tahun. Ia telah mengikuti berbagai pelatihan terkait Risk Management dan juga menerima beasiswa dari Swedish International Development Agency (SIDA) untuk Risk Management di Swedia.
Graduated from Erasmus Universiteit Rotterdam in 1998, Adhiputra Tanoyo started his career at Indover Bank as a Credit Analyst. Also has worked at some well known Risk Management Consultant such as Arthur Andersen and Ernst & Young, Adhiputra continued to develop his career in the area of Risk Management for over 15 years. He has attended various trainings related to Risk Management and received a scholarship from the Swedish International Development Agency (SIDA) for Risk Management in Sweden.
Pada tahun 2009, beliau bergabung dengan PT Bank UOB Indonesia dan posisi terakhir menjabat sebagai Executive Director, Head of Risk Management. Pada September 2013, Adhiputra bergabung bersama Commonwealth Bank dan diangkat menjadi Direktur yang bertanggung jawab atas kesinambungan seluruh proses Manajemen Risiko di Bank.
In 2009, he joined PT Bank UOB Indonesia and held position as Executive Director, Head of Risk Management. In September 2013, Adhiputra joined the Commonwealth Bank and appointed as Director to be responsible for the sustainability of the whole process of risk management at the Bank.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
37
BOARD OF COMMISSIONERS
PRESIDENT DIRECTOR Antonio D.S. Costa
DIRECTOR OF RETAIL & BUSINESS BANKING SERVICES Ian P. Whitehead EVP, Head of Retail Banking & Services Anwar Zaenudin EVP, Head of Wholesale Banking Widodo Suryadi
EVP, Head of SME Widjojo
SVP, Head of Wealth Management Dwi Kisniarti EVP, Head of Product, Service and Marketing Rian E. Kaslan EVP, Head of Business Analytics & Strategy Irna Wardhani
Liliawati Gunawan EVP, Head of Treasury Lucky Syafril
SVP, Head of Global Market Sales Indratno SVP, Head of Global Market Trading Venisiana Dharmayanti SVP, Head of Corporate Treasury Sales Hendra Loesiaty VP, Global Market s Business Development Michael Gunnar Wenas
Adhiputra Tanoyo
Dhien Tjahajani
EVP, Head of Credit Risk Sariani Sadikun
SVP, Head of Regulatory Affairs Reinard Y Seno Setiaji
EVP, Head of Market Risk Aditya Purawardana
SVP, Head of Compliance Monitoring & Training Indrajana Sofiandi
SVP, Head of Operational Risk Estrelita Lestari
SVP, Head of Legal RA Noerindah
SVP, Head of Collection & Recovery N. Peter Sipasulta
SVP, Head of AML and Sanction R. Hendro Basuki N.
SVP, Head of Financial Crime Unit Indra Rossano
Head of Corporate Secretary TBA
Head of Enterprise Risk Services TBA Risk Management Project TBA VP, Head of Risk Analytics Fisca Rony Siswoyo VP, Head of Credit Quality Review and Credit Policy Marie Yovanka AVP, Head of Credit Risk Admin, Wholesale Acceptance & MO Suryaji
38
Commonwealth Bank Annual Report 2013
RISK OVERSIGHT COMMITTEE
REMUNERATION NOMINATION COMMITTEE
AUDIT COMMITTEE
Mia Patria Jonanda Yattha Saputra SVP, Finance Desy Natalia Widjaya
SVP, Head of Vendor Management Office Septianus Gunawan SVP, Head of Procurement & Corporate Services Andi Daniel VP, Finance Planning & Reporting Dedy Mulyawan VP, Finance Project & Expenses Mutiara Febrina Sitompul
Chief Technology Officer Johmar Gazo
EVP, Head of HR Ops, CompBen & IR Bagus Harimawan
EVP, Head of PTBC Core Banking Trans. Program Theresia Tristini
SVP, Head of Learning & Talent Development Ari Shinta
SVP, Head of Operations Wienda Trifena Wijaya
SVP, HR Business Partner Retail & Business Banking Carina Hastari
SVP, Head of Operation Control Chairdiana Frinaldo
SVP, HR Business Partner Finance, Audit, Global Market & Compliance Hendrawan Nasroen
SVP, Head of Bus. Continuity and Property Management Marco AR Lalisang
VP, HR Business Partner Operations & IT Mirna R. Harahap
Reza Soemadipraja SVP, Head of Core and Support Audit Frisa Sukma C. T. AVP, Head of Branch Network Audit Hugo Priladi AVP, Assurance, Reporting and Monitoring Unit Head Cecilia Purnama AVP, Head of IT & Analytic Audit Jannata A Roestam
AVP, Head of Finance MIS Andri Irwanza H
AVP, Finance Business Partner Artyanto Soetojo
Commonwealth Bank Annual Report 2013
39
IKHTISAR BISNIS by Ian Whitehead Director of Retail and Business Banking Services
Commonwealth Bank terus meraih kinerja yang menggembirakan di tahun 2013, dengan kinerja usaha yang positif di seluruh bidang. Pencapaian tersebut merupakan refleksi dari kemampuan manajemen untuk secara konsisten melaksanakan strategi Bank dalam beberapa tahun terakhir, yang mentargetkan pada empat segmen pasar penting Indonesia: Wealth Management dan Segmen Kelas Menengah, serta Perbankan UKM dan Perbankan Wholesale. Commonwealth Bank continued to deliver a remarkable performance in 2013, with strong business results in all areas of the Bank. This performance reflects management’s ability to consistently execute the Bank’s strategy over the last few years that targets Indonesia’s four key market segments: Wealth Management and Emerging Affluent as well as SME Banking and Wholesale Banking.
40
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Laba Bersih Perusahaan tumbuh 127% mencapai Rp206 miliar, sejalan dengan sasaran utama Bank untuk menjadi “Lebih Baik, Lebih Cepat, Lebih Kuat”. Total kredit mencapai Rp13.482 miliar, meningkat 35,2% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya, refleksi berlanjutnya pertumbuhan kredit UKM, Wholesale dan Konsumer Bank. Selain itu, di tahun 2013 terjadi peningkatan kontribusi kredit produktif dalam buku kredit Bank. Kredit UKM dan Wholesale menyumbang sebesar 88,3% dari portofolio kredit, refleksi komitmen Bank terhadap pertumbuhan sektor riil Indonesia. Dana pihak ke tiga tumbuh 25% mencapai sebesar Rp14.229 miliar, dengan komposisi pendanaan yang baik, di mana produk Giro dan Tabungan (CASA) menyumbang lebih dari 52.9% dari total dana pihak ke tiga.
Net Income rose by 127% to Rp 206 billion, a result that is well aligned with the Bank’s key objective to become “Better, Faster, Stronger”. Total lending reached Rp 13,482 billion, 35.2% higher compared to last year, reflecting continuing growth in the Bank’s SME, Wholesale and Consumer lending. More importantly, 2013 saw a higher proportion of productive lending within the Bank’s loan book. SME and Wholesale loans contributed 88.3% to the Bank’s loan portfolio, a reflection of Commonwealth Bank’s commitment to the development of Indonesia’s real sector. Third party funds grew by 25% to Rp 14,229 billion with a very favorable funding mix, as evidenced by Current Accounts and Savings Accounts (CASA) contributing over 52.9% from total deposits.
Pencapaian-pencapaian ini merupakan bukti bahwa Commonwealth Bank telah berada pada posisi yang tepat untuk meraih peluang pertumbuhan di Indonesia dengan menawarkan layanan finansial terbaik dengan layanan nasabah yang unggul.
These numbers clearly demonstrate and prove that Commonwealth Bank is well positioned to address growth opportunities in Indonesia by providing the best financial services with excellent customer service.
127%
35.2%
Peningkatan Laba Bersih Perusahaan Increase of Net Income
Peningkatan total kredit Increase of total lending
Di tahun 2014, Commonwealth Bank akan terus meningkatkan produk dan layanannya agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah dengan lebih baik. In 2014, Commonwealth Bank will continue to look at offering enhanced products and services to better meet customer needs.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
41
Ikhtisar Bisnis Business Highlights
Sebagai komitmen kami untuk memberikan layanan terbaik bagi Nasabah, secara rutin kami memberikan perkembangan pasar terkini kepada Nasabah agar mereka dapat memilih produk dan layanan yang tepat. Kami menyelenggarakan total 363 customers gathering dan program edukasi sepanjang tahun 2013. As part of our commitment to provide excellent customer service, we give advice and latest market updates for our customers to make a better choice. We conducted total of 363 customers gathering and customer education program throughout the year. Yorinda Yap - Wealth Management Specialist
42
Commonwealth Bank Annual Report 2013
WEALTH MANAGEMENT
WEALTH MANAGEMENT
Commonwealth Bank telah dikenal dengan keahliannya di bidang wealth management sejak mulai menawarkan bisnis ini di Indonesia. Kini, Bank tetap menjadi pemimpin di sektor layanan wealth management dan penyedia produk reksadana yang penting di Indonesia.
Commonwealth Bank has long been renowned for its wealth management expertise ever since it first opened this business in Indonesia. Today, the Bank remains a leading force in wealth management services as well as a major mutual fund product distributor in the country.
Sepanjang tahun 2013, sektor wealth management Indonesia harus menghadapi rendahnya tingkat pertumbuhan sejalan dengan terjadinya perlambatan ekonomi. Commonwealth Bank tetap berkomitmen menawarkan keunggulan layanan nasabah, di mana nasabah dapat menerima advis dan perkembangan pasar terakhir dari karyawan, sehingga nasabah dapat membuat keputusan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan eksternal dan kebutuhan masing-masing. Sepanjang tahun 2013, Bank telah menyelenggarakan berbagai program pertemuan dan edukasi nasabah, di mana para nasabah menerima advis investasi yang bermanfaat dari para ahli. Selain itu, Commonwealth Bank terus memfokuskan pada peningkatan kompetensi karyawan, untuk memastikan bahwa mereka mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk memberikan advis kepada nasabah. Akhirnya investasi di bidang teknologi informasi juga terus berlanjut, dengan peluncuran aplikasi Bond Calculator yang sangat membantu karyawan dalam memberikan informasi alternatif investasi kepada nasabah.
During 2013, Indonesia’s wealth management sector experienced a slower growth along with the country’s recent economic slowdown. Commonwealth Bank remains committed to provide excellent customer service, where customers can receive advice and latest market updates from the Bank’s employee so they can make a better choice based on external circumstances and their individual needs. During the year, the Bank organized customer gatherings and customer education programs with customers receiving useful investment advice from top experts. At the same time, Commonwealth Bank continues focusing on improving the skills of its employees, ensuring that they have the necessary knowledge to advice customers. Finally, investments in information technology also continued, with the launching of a Bond Calculator application that helps the Bank’s employees provide information on investment options to customers.
Ikhtisar Bisnis Business Highlights
Hendry Widjaja President Director of PT Beta Goldland, PT Bina Sarana Mekar, PT Wisota Marketindotama Property Developer Client of Commonwealth Bank since 2002: Investment Product, Time Deposit, Current Account. Dari segi pelayanan, kualitas Commonwealth Bank setingkat di atas bank-bank lain. Karyawan Bank cukup berkualitas dan memiliki pengetahuan produk yang mendalam. Tidak hanya itu, ketika Nasabah mempunyai masalah, Commonwealth Bank sangat bertanggung jawab dan bersedia membantu kami. Dalam kegiatan sehari-hari tim Commonwealth Bank juga proaktif. Tidak jarang kami menerima telepon di pagi hari atau malam hari untuk mendapatkan kabar atau masukan mengenai produk yang kami miliki di Commonwealth Bank. Tentunya hal-hal seperti ini sangat membantu kami. Saya berharap Commonwealth Bank dapat mengembangkan bisnis dengan membuka lebih banyak cabang agar dapat menjangkau lebih banyak Nasabah di berbagai daerah. Commonwealth Bank’s service quality is above average compared to its peers in the banking industry. The employees are qualified and have a comprehensive product knowledge. Furthermore, when we encountered a problem, the Bank is always there to help us find the best solutions. In the day to day activities, the team is also very proactive. It is quite common for us to receive phone calls in the morning or even in evenings on updates or input on our banking products. It is very useful for us. I hope that Commonwealth Bank could expand the business by opening more branches so it could reach more customers.
PERBANKAN RITEL
RETAIL BANKING
Bisnis Perbankan Ritel Bank mentargetkan pada segmen kelas menengah Indonesia yang tumbuh cepat. Di segmen ini, strategi Bank adalah membangun ragam produk-produk tabungan, kredit personal, investasi dan bancassurance yang menarik. Produk-produk tersebut disalurkan melalui jaringan distribusi Bank yang menawarkan pengalaman perbankan yang nyaman dan efisien.
The Bank’s Retail Banking franchise targets Indonesia’s rapidly growing middle-class segment. In this segment, the Bank’s strategy is to grow a comprehensive range of attractive savings, personal lending, investment and bancassurance products. These products are delivered through the Bank’s distribution channels that aim to provide a convenient and efficient banking experience.
Nasabah dapat menikmati layanan Commonwealth Bank selama 24 jam melalui lebih dari 141 ATM Bank di seluruh Indonesia, serta melalui jaringan ATM Bersama secara cuma-cuma. Bank juga menawarkan layanan perbankan mobile dan internet untuk akses perbankan yang lebih luas. Teknologi perbankan mobile Bank saat ini merupakah yang paling maju di Indonesia, dengan fitur keamanan yang mutakhir. Selain itu, Commonwealth Bank merupakan satu dari hanya beberapa Bank di Indonesia yang menawarkan fitur untuk produk reksadana dan deposito melalui layanan perbankan mobile dan internet.
Customers can enjoy round-the-clock access to Commonwealth Bank’s services through the Bank’s proprietary ATMs and withdraw cash from over 141 ATMs across the country, as well as through the broader ATM Bersama network free of charge. The Bank also offers mobile and internet banking services for greater banking access. Its mobile banking technology is currently one of the most advanced in Indonesia with state-of-the-art security features. In addition, Commonwealth Bank is one of the few banks in Indonesia that feature mutual funds and term deposit subscription functionalities via mobile phone and internet banking services.
Di akhir tahun 2013, kredit konsumer mencapai sebesar Rp1.574 miliar, tumbuh 34% dari pencapaian tahun sebelumnya. Di tahun 2013, layanan Perbankan Ritel Commonwealth Bank juga berhasil meningkatkan basis nasabahnya sebesar 19,8% dan terus melakukan investasi produk dan layanan agar nasabah dapat melakukan kegiatan
By 2013-end, consumer lending balance stood at Rp 1,574 billion, which represents a 34% increase from a year earlier. Commonwealth Bank’s Retail Banking has also grown its customer base by 19.8% in 2013 and continued to invest in products and services that allow customers to bank at their convenience. A new, premium current account
Commonwealth Bank Annual Report 2013
43
Ikhtisar Bisnis Business Highlights
44
Commonwealth Bank Annual Report 2013
perbankan dengan lebih nyaman. Di tahun 2013 telah diluncurkan produk giro premium yang baru, yang menawarkan fitur-fitur menarik bagi nasabah dengan saldo yang besar.
product was introduced during the course of the year, featuring attractive features for customers with high account balances.
Selama tahun 2013, Commonwealth Bank mulai memasuki pasar kredit untuk rumah baru dan telah melakukan investasi untuk membangun sistem originasi kredit menyeluruh yang efisien dan cepat, sehingga aplikasi kredit pemilikan rumah dapat diproses dengan lebih cepat. Bank juga telah memperluas jangkauan kemitraan strategisnya dengan para pengembang perumahan terkemuka di Indonesia, seperti Ciputra Development, Galaxy Group, Alam Sutera Realty dan Agung Podomoro Land, sebagai bukti komitmen untuk menawarkan produk dan layanan kredit perumahan yang berkualitas kepada nasabah.
During 2013, Commonwealth Bank entered the primary housing mortgage market and invested heavily to build an efficient and fast end-to-end loan origination system that allows for faster processing of home loan applications. The Bank has also broadened its strategic partnerships with Indonesia’s leading property developers, such as Ciputra Development, the Galaxy Group, Alam Sutera Realty and Agung Podomoro Land, which shows the commitment to provide customers with quality home loan products and services.
PERBANKAN UKM
SME BANKING
Layanan Perbankan UKM Commonwealth Bank melayani usaha-usaha kecil dan menengah di Indonesia, yang merupakan tulang punggung yang penting bagi perekonomian domestik. Bank meyakini bahwa strategi untuk memfokuskan pada segmen pasar UKM akan membantu pertumbuhan jangka panjang perekonomian Indonesia.
Commonwealth Bank’s SME Banking serves Indonesia’s small and medium sized businesses, widely considered as the key backbone of the country’s domestic economy. The Bank believes its strategy of focusing on the SME market segment will help fuel the long-term growth of Indonesia’s economy.
Layanan Perbankan UKM menyediakan layanan terbaik bagi nasabah dengan menawarkan proses persetujuan kredit yang cepat, fleksibel dan mudah yang sangat dibutuhkan nasabah. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, Commonwealth Bank telah mengembangkan sistem originasi kredit berbasis teknologi, sehingga Bank dapat memproses aplikasi kredit UKM dengan lebih cepat sesuai dengan tingkat layanan yang dibutuhkan nasabah.
The SME Banking treats customers with utmost care by providing fast, flexible and simple credit decision process that customers value. To respond to these needs, Commonwealth Bank has developed an IT based loan origination system, which enables the Bank to process SME credit applications faster to deliver the level of service that customers require.
Sebagai bagian dari upaya untuk terus meningkatkan keunggulan layanannya bagi nasabah UKM, di tahun 2013 Bank telah menyempurnakan proses, kebijakan dan prosedur kredit UKMnya. Antara lain, Bank telah memperkenalkan sistem score card untuk mendukung proses pengkajian kredit. Di bidang pengembangan sumber daya manusia, Commonwealth Bank telah meluncurkan program pelatihan SME Onboarding, sebagai inisiatif untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan seluruh anggota tim UKM tentang proses kredit UKM secara keseluruhan. Akhirnya, beberapa tim tenaga penjualan UKM telah dibentuk di berbagai kota besar di Indonesia guna meningkatkan jangkauan layanan kredit Bank.
As part of its ongoing pursuit toward bringing service excellence to its SME customers, in 2013 the Bank has enhanced its SME lending process, policies and procedures. The Bank, among others, introduced a score card system to support its credit assessment process. On people development, the Bank launched its SME On-boarding training program, an initiative meant to increase the knowledge and skills of all SME team members on the SME’s endto-end credit process. Finally, a number of SME sales force teams have been deployed across major cities in Indonesia to improve the coverage of the Bank’s loan services.
Ikhtisar Bisnis Business Highlights
Sebagai tulang punggung perekonomian nasional, Bank memfokuskan diri untuk mengembangkan segmen UKM. Kami terus berusaha untuk memberikan layanan terbaik bagi Nasabah dengan perbaikan di proses lending, sistem dan pengetahuan serta kemampuan tim UKM kami. Total 50 training telah diberikan kepada karyawan SME selama tahun 2013. As the key backbone of the country’s domestic economy, Bank put focus to grow the SME market segment. We are ongoing pursuit toward bringing service excellence to customers through enhancement in lending process, system and the knowledge and skills of our SME team. We held total 50 on boarding training program during 2013 for employee. Billy Hidayat - Relationship Manager SME
Layanan Perbankan UKM menutup tahun 2013 dengan pertumbuhan produktivitas yang signifikan. Kredit bagi segmen UKM tumbuh 20% mencapai Rp 2.338 miliar, melayani berbagai sektor di seluruh Indonesia.
The SME Banking business closed the year with significant productivity growth. Loan to the SME segment is now 20% larger reaching Rp 2,338 billion, serving a broad range of sectors across the country.
PERBANKAN WHOLESALE
WHOLESALE BANKING
Layanan Perbankan Wholesale Commonwealth Bank menawarkan solusi finansial bagi para nasabah komersial dan korporasi melalui pilihan produk yang komprehensif dengan keunggulan layanan nasabah. Bank memfokuskan pada penawaran solusi bernilai tambah sesuai dengan kebutuhan nasabah, melalui pendekatan personal dan fleksibel.
Commonwealth Bank’s Wholesale Banking business offers a one-stop financial solution for commercial and corporate clients by providing a comprehensive product mix and excellent customer service. The Bank emphasizes on delivering customized value-added solutions with a personalized and flexible approach.
Guna memenuhi terus berkembangnya kebutuhan nasabah, Bank telah meluncurkan berbagai produk dan layanan baru sepanjang tahun 2013. Antara lain, Bank telah memanfaatkan kapabilitas dan jaringan Commonwealth Bank of Australia guna menawarkan solusi-solusi trade finance yang lebih menarik bagi para nasabah komersial dan korporasi. Dengan pilihan layanan yang lebih beragam, Commonwealth Bank dapat membantu nasabah untuk menjalankan usahanya dengan lebih efisien serta mendukung kegiatan perdagangan dan ekspor nasabah.
To meet its customers growing needs, the Bank introduced a number of new products and services during the year. This includes pursuing opportunities to leverage Commonwealth Bank of Australia’s capabilities and networks to offer enhanced trade finance solutions to commercial and corporate customers. With a broader range of services, Commonwealth Bank can better support customers to operate more efficiently and facilitate customers’ trading and export activities.
Di tahun 2013, kredit di segmen ini tumbuh 41.7% dengan total nilai kredit mencapai sebesar Rp9.570 miliar di akhir tahun.
In 2013, lending to this segment grew by 41,7% reaching a total outstanding credit of Rp 9,570 billion by year end.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
45
Ikhtisar Bisnis Business Highlights
Michael Wirawan President Director of Wirawan Corporation Electrical Distributor Client of Commonwealth Bank since 2008: Commercial Lending Facilities Dalam hubungan kerja sama kami dengan Commonwealth Bank, Bank ini sangat memperhatikan kebutuhan kami dan membantu memberikan fasilitas yang tepat dan sesuai dengan cepat dan mudah. Salah satu hal yang patut diingat dari pengalaman saya adalah saat kami membutuhkan modal untuk mengembangkan bisnis dalam waktu yang relatif ketat dan singkat. Setelah bertemu dengan beberapa pimpinan Bank, saya mendapat kabar bahwa pengajuan kredit modal kerja tersebut sudah disetujui hanya dalam waktu 14 hari kalendar! Ini merupakan suatu prestasi luar biasa yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Dari segi pelayanan, Commonwealth Bank adalah salah satu Bank dengan pelayanan terbaik. Jika kami mengalami kendala dalam operasional transaksi, maka pimpinan Bank akan turun tangan untuk membantu mencarikan solusi yang tercepat. Saya juga merasakan hubungan kami dengan Commonwealth Bank bukan sebagai hubungan kreditur dengan debitur, namun dirasakan sebagai partner bahkan sebagai bentuk persahabatan. Hal ini kami rasakan mulai dari Relationship Manager (RM) sampai dengan Pimpinan Kantor Pusat Commonwealth Bank (Shareholder dan CEO ). Mereka tidak pernah lupa mengirimkan ucapan dan selalu mengingat kami baik pada kesempatan pribadi, saat hari raya maupun saat kami mendapatkan penghargaan. Untuk saya, Commonwealth Bank adalah Bank sahabat saya yang mengerti lebih. In our business relationship, Commonwealth Bank is very supportive to our needs and help us by providing the proper and right facilities easily and quickly. One thing to remember from my experience is when we need a loan facility to expand our business in a relatively tight and short timing. After meeting with several people in Commonwealth Bank, I have been informed that my credit application has been approved only within 14 calendar days! This is a remarkable thing that I have never experienced before. In terms of service, Commonwealth Bank is one of the best Bank. In the times of having problems with the operational transaction, the team, even the leaders will step in to help us find the fastest solution. I also feel that our relationship with the Bank is not only lies as the ‘Debtor – Creditor’ but it is more like partnership or even friendship. It starts from the Relationship Manager (RM) up to the Top Leaders of Commonwealth Bank (CEO and Shareholders). They will never forget to send us greetings and always remember us both on a personal occasion, holidays or even when our company received some awards. For me, Commonwealth Bank is my banking friend that understands me more.
46
Commonwealth Bank Annual Report 2013
PROSPEK DAN PRIORITAS 2014
2014 OUTLOOK AND PRIORITIES
Memasuki tahun yang baru, kondisi ketatnya likuiditas diperkirakan akan berlanjut di tahun 2014, di mana pertumbuhan kredit akan lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Entering a new year, liquidity tightening is expected to continue in 2014, with credit growth expected to be slower than a year ago.
Commonwealth Bank memperkirakan bahwa kredit akan tumbuh secara moderat dan akan mengambil pandangan jangka panjang untuk posisi likuiditasnya. Di tahun 2014, Commonwealth Bank akan terus meningkatkan produk dan layanannya agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah dengan lebih baik. Bank akan menawarkan produk-produk tabungan yang menarik serta meningkatkan basis depositonya guna mempertahankan komposisi pendanaan yang seimbang. Inisiatif untuk memperkuat layanan perbankan elektroniknya akan dilakukan dengan lebih intensif, di samping upaya
Commonwealth Bank will expect a more moderate credit growth and take a long-term stand in its liquidity position. In 2014, Commonwealth Bank will continue to look at offering enhanced products and services to better meet customer needs. The Bank plans to offer innovative savings account products as well as growing its term deposit base to maintain a balanced funding book. Initiatives to strengthen electronic banking offerings will intensify, as well as enhancing and expanding the capability of the physical distribution network, which will be a key part of the Bank’s new core banking implementation
Ikhtisar Bisnis Business Highlights
untuk meningkatkan dan memperluas jaringan cabangnya sebagai bagian penting dari pelaksanaan proyek pengembangan core banking Bank yang baru. Investasi di bidang sumber daya manusia tetap menjadi prioritas utama tahun depan, guna melengkapi seluruh karyawan dengan kemampuan untuk melayani nasabah dengan lebih baik.
project. Investments in people development will remain top priority next year, so as to provide employees with the skills to serve the customers better.
COMPASS, atau Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Services, adalah proyek penting yang dimulai di tahun 2013 untuk mengimplementasikan sistem core banking yang baru. Dengan selesainya proyek tersebut, COMPASS tidak hanya akan mentransformasi kemampuan sistem kami, tetapi juga secara signifikan akan merubah cara kami melakukan kegiatan bisnis melalui penyempurnaan seluruh proses organisasi bagi nasabah dan karyawan. Fase pertama COMPASS akan mulai beroperasi awal 2015 guna meningkatkan kecepatan seluruh transaksi keuangan, menawarkan layanan yang lebih baik kepada nasabah, dan akhirnya meningkatkan keuntungan para pemegang saham.
COMPASS, or Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Services, is a major project initiated in 2013 to install a new core banking system. When completed, COMPASS will not only transform our system capability, but will significantly transform the way we do business by improving all processes across the organization for the benefits of our customers and employees. The first phase of COMPASS will go-live early 2015 to bring faster turnaround time for all financial transaction, provide better service to customers and ultimately deliver higher returns for the shareholders.
Tahun 2013 terdapat banyak peningkatan signifikan pada kapabilitas risiko Bank. Di 2014, Bank akan terus meningkatkan investasi yang mendukung proses dan sumber daya untuk peningkatan kemampuan dan kapabilitas di seluruh Bank.
2013 saw significant improvement in the Bank’s risk capability. 2014 Bank will continue to see strong investment in our processes and people to continue to build skills and capabilities across the Bank.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
47
OPERASI & TEKNOLOGI INFORMASI OPERATIONS AND INFORMATION TECHNOLOGY by Paul Setiawan Hasjim Director of Operations and Information Technology
48
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Commonwealth Bank senantiasa mengedepankan peran penting fungsi operasi dan teknologi informasi dalam menawarkan produk dan layanan perbankan, mengelola risiko, memonitor kinerja usaha, serta mendukung proses pengambilan keputusan manajemen. Hal tersebut dilaksanakan dengan membangun platform operasional yang solid serta otomatisasi proses bisnis guna melayani makin tumbuhnya basis nasabah Bank.
Commonwealth Bank continues to value operations and information technology as key important enablers for delivering products and services to customers, managing risks, tracking business performances, and making sound management decisions. This commitment is reflected through ongoing investments and efforts to build a robust operating platform and automate more business processes to serve a growing customer base.
MELANJUTKAN PROSES TRANSFORMASI
MOVING AHEAD WITH THE TRANSFORMATIONAL JOURNEY
Tahun 2013 ditandai dengan mulai dilaksanakannya dua inisiatif penting, yakni inisiatif peningkatan produktivitas dan COMPASS, yang mendukung upaya agresif untuk merealisasikan strategi empatpilar Commonwealth Bank. Ke dua inisiatif yang terintegrasi ini akan meningkatkan skala, kehandalan dan fleksibilitas operasional Commonwealth Bank, dengan biaya yang lebih rendah bagi seluruh lini usaha. Dengan demikian, Commonwealth Bank dapat menawarkan layanan nasabah yang lebih berkualitas, meningkatkan kecepatan peluncuran produk baru serta menyempurnakan proses pengawasan risiko operasionalnya.
The year 2013 saw the launching of two major initiatives, the productivity improvement initiative and COMPASS, in support of the Bank’s aggressive pursuit of its four-pillar strategy. These closely interlinked initiatives will improve operational scalability, reliability and flexibility at a lower cost for all businesses within Commonwealth Bank. This will allow the Bank to provide superior customer service quality, faster new product introduction and enhance operational risk controls.
Inisiatif peningkatan produktivitas mencakup aktivitas rekayasa ulang seluruh proses Commonwealth Bank, dari proses penyaluran kredit dan pengawasan jaminan, hingga proses manajemen lokasi cabang. Inisiatif ini juga meliputi program pelatihan di bidang peningkatan produktivitas, yang tidak hanya melibatkan karyawan Commonwealth Bank tetapi juga tenagatenaga kerja dari para pemasok dan mitra Bank. Sebagai bagian dari inisiatif penyempurnaan yang berkesinambungan. Di tahun 2013 Commonwealth Bank mulai memperkenalkan metoda Kaizen dengan tanggapan positif dari karyawan. Inisiatif ini akan dikembangkan tahun depan untuk membangun budaya sadar produktivitas di seluruh lini organisasi.
Commonwealth Bank’s productivity improvement initiative covers the reengineering of end-to-end processes across the Bank, ranging from loan disbursement and covenant monitoring to branch premise management. It also includes rigorous productivity improvement training programs not just for the Bank’s full-time employees, but also personnel from key business vendors and partners. In 2013, as part of its continuous improvement drive, the Bank began to introduce the Kaizen method with very positive response from the employees. This initiative will see a larger roll-out next year to instill a productivity conscious culture across the entire organization. Simultaneously, Commonwealth Bank has enhanced its monitoring and measurement
Commonwealth Bank membangun platform operasional yang solid serta otomatisasi proses bisnis guna melayani makin tumbuhnya basis nasabah Bank. Commonwealth Bank is commited to build a robust operating platform and automate more business processes to serve a growing customer base. PT. Commonwealth Bank Annual Report 2013
49
Operasi dan Teknologi Informasi Operations and Information Technology
Saat ini kami sedang menjalankan inisiatif peningkatan produktivitas dan COMPASS. Saya percaya inisiatif ini akan membantu kita dalam memberikan kualitas layanan yang lebih baik, produk baru yang lebih beragam dan meningkatkan kontrol risiko operasional. Ini tidak hanya mengubah teknologi kita tapi merubah pola pandang tentang bagaimana kita mengerjakan pekerjaan kita untuk menciptakan produktivitas yang lebih baik, pengalaman positif dan meningkatkan kontrol risiko operasional. We are now running the productivity improvement initiative and COMPASS. I believe that this initiative will help us to better provide superior customer service quality, variety of new product and enhance operational risk controls. It isn’t only about changing our technology but shifting our paradigm on how we do our work processes to create better productivity, great service experience and enhance operational risk controls. Theresia Tristini - Head of COMPASS Project
50
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Commonwealth Bank juga telah menyempurnakan proses pengawasan dan pengukurannya dengan memanfaatkan computerized dashboard system sehingga proses pengawasan kinerja dapat dilaksanakan secara akurat dan tepat waktu.
tools with computerized dashboard system that provides accurate and timely performance monitoring process.
Di tahun 2013, upaya-upaya di atas telah meraih hasil-hasil yang positif. Sebagai contoh, bisnis kredit Konsumer dan UKM berhasil mempercepat proses pencairan kreditnya, sehingga Bank dapat menawarkan tingkat kualitas dan konsistensi layanan kredit yang lebih baik.
These efforts have already generated positive results in 2013. Consumer and SME lending businesses, for instance, have reduced their loan disbursement turnaround times, enabling the Bank to provide a greater degree of quality and consistency in their loan service.
Di tahun 2013, Commonwealth Bank berhasil meraih penghargaan Straight Through Processing Award – Excellent Quality dari Commerzbank AG untuk excellence in payments & transfers process delivery dan penghargaan Straight Through Processing Award dari Bank of New York Mellon.
In 2013, Commonwealth Bank was recognized with the Straight Through Processing Award – Excellent Quality from Commerzbank AG for excellence in payments & transfers process delivery and the Straight Through Processing Award from Bank of New York Mellon.
COMPASS, atau Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Services, adalah proyek penting yang juga diluncurkan tahun 2013. COMPASS adalah proyek dengan jangka waktu delapan belas bulan, yang meliputi pembaharuan dari core banking system Bank. Namun demikian, COMPASS bukan sekedar implementasi dari core banking system yang baru. COMPASS adalah proyek transformasi menyeluruh dengan tujuan menyediakan produk dan layanan yang inovatif dan kompetitif, melalui rekayasa ulang proses bisnis, organisasi dan kapabilitasnya, sehingga seluruh karyawan dapat memberikan
COMPASS, or Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Services, is another major project launched in 2013. COMPASS is an eighteen month long project involving the replacement of the Bank’s core banking system. However, COMPASS is not just about implementing a new core banking system. It is a bank-wide transformation project focused on providing innovative and competitive products and services by reengineering process, organization and capability that enables all employees to provide excellent customer service. This initiative will also bring new and innovative offerings quicker to market
Operasi dan Teknologi Informasi Operations and Information Technology
layanan nasabah terbaik. Inisiatif ini juga akan mempercepat proses peluncuran produk baru dan inovatif agar dapat melayani terus berubahnya kebutuhan nasabah.
for customers – meeting their constantly evolving needs.
Sepanjang tahun 2013, Commonwealth Bank telah menyelesaikan tahap kedua pengembangan sistem Treasury dan Global Marketnya, sebagai platform untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Treasury. Sistem tersebut menyediakan berbagai fitur baru untuk mendukung transaksi mata uang asing, money market, sekuritas dan transaksi tresuri lainnya. Sistem baru ini juga memberikan dukungan proses yang menyeluruh melalui integrasi front office dealing room dengan operasi di back office.
In 2013, Commonwealth Bank completed the second phase of its Treasury and Global Market system development, providing the Bank with a platform to accelerate the growth of its Treasury business. The new system features new capabilities to support foreign exchange, money market, securities and other treasury transactions, while still maintaining sound risk management. It also supports end-to-end process handling, integrating the front office dealing room with back office operations.
Investasi di bidang keamanan informasi juga terus berlanjut, dengan memanfaatkan teknologi kemanan baru serta peningkatan kapasitas sistem untuk mendukung pertumbuhan usaha. Commonwealth Bank juga memanfaatkan platform virtual dan mengganti server fisiknya dengan teknologi virtual baru. Seluruh inisiatif ini akan dapat meningkatkan efisiensi, ketersediaan dan kapasitas infrastruktur Bank sehingga Commonwealth Bank dapat mengelola investasi TI dan biaya pengembangannya dengan lebih baik.
Investment in information security continued, by installing new information security technology and by increasing system capacity to support business growth. Finally, Commonwealth Bank introduced a virtualized platform and replaced some of its physical servers with new virtual machines. All this will provide a more efficient, higher availability and larger capacity infrastructure enabling the Bank to better manage its IT investment and development costs.
PROSES OTOMATISASI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN
GREATER AUTOMATION FOR ACCELERATED GROWTH
Ke depan, inisiatif peningkatan produktivitas dan COMPASS akan makin terintegrasi agar dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi Bank dan nasabahnya. Fase pertama COMPASS direncanakan akan selesai awal tahun 2015. Dengan tersedianya platform operasi dan teknologi informasi yang baru, mulai tahun 2014 akan dikembangkan target operating model baru dengan mengambil manfaat dari investasi dan berbagai inisiatif di tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian Commonwealth Bank dapat terus meningkatkan kualitas dan konsistensi produk dan layanannya.
Going forward, the productivity improvement and COMPASS initiatives will become more integrated to deliver greater benefits for the Bank and its customers. By early 2015, the first phase of the COMPASS project will be completed. In line with the new operation and information technology platform, a new target operating model will be developed in 2014, which will take advantage of all the benefits of past investments and initiatives. This will allow the Bank to enhance the quality and consistency of its products and services.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
51
SEKILAS KEUANGAN FINANCIAL REVIEW
Tahun 2013 diawali secara positif, di mana perekonomian Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan dan kestabilan. Di paruh ke dua tahun 2013, kondisi perekonomian berubah menjadi lebih menantang ketika ketidakpastian global mulai mempengaruhi situasi perekonomian Indonesia. Berlanjutnya perlemahan perekonomian global terus menekan ekspor komoditas Indonesia, sehingga mengakibatkan makin melebarnya defisit neraca berjalan. Dalam periode tersebut, Pemerintah memutuskan untuk mengurangi subsidi bahan bakar, yang berakibat meningkatnya harga-harga BBM dan mendorong kenaikan inflasi. Selain itu, adanya kekhawatiran akan kemungkinan pengurangan stimulus moneter oleh Federal Reserve Amerika Serikat telah menyebabkan keluarnya modal-modal asing dari Indonesia, serta memberikan tekanan cukup berat pada nilai tukar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi. The year 2013 began on a positive note, where we saw continuing strong growth and good stability in the economy. In the second half of the year, conditions became more challenging as global uncertainties started to have an impact on Indonesia’s economic situation. The weak global economy continued to put pressure on the country’s commodity exports, resulting in the widening of our current account deficit. During the same period, the Government decided to cut the domestic fuel subsidy, thus increased domestic gasoline prices that pushed up inflation. In addition, concerns over possible tapering of Federal Reserve’s monetary stimulus led to a considerable outflow of foreign funds from the country, weighing heavily on the Rupiah and the economy as the year went on.
25.78% CAR di akhir tahun 2013 CAR by the end of 2013
0.72% Rasio NPL, jauh di bawah rata-rata industri NPL ratio, well below the industry average
52
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Sekilas Keuangan Financial Review
Guna merespon situasi pasar, Bank Indonesia meluncurkan berbagai kebijakan yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan industri perbankan. Antara lain, Bank Indonesia telah meningkatkan tingkat suku bunganya sebesar 175 bps mencapai 7,5%, menaikkan Giro Wajib Minimum sekunder dan mengeluarkan aturan Loan to Value (LTV) baru untuk kredit pemilikan rumah. Kebijakan-kebijakan ini mengakibatkan melemahnya pertumbuhan kredit, makin ketatnya persaingan atas dana pihak ke tiga dan menipisnya marjin bunga bersih.
In response to the prevailing market’s condition, Bank Indonesia has introduced several policies significantly impacting the growth of the banking industry. Among others, the Central Bank has raised its benchmark rate by 175 bps to 7.5%, increased the minimum secondary statutory reserves and introduced new Loan to Value (LTV) requirements for mortgage loans. These measures have resulted in slower lending growth, rising competition for third party funds and narrower net interest margins.
Perekonomian Indonesia menutup tahun 2013 dengan pertumbuhan PDB yang lebih rendah sebesar 5,8% dari 6,2% di tahun sebelumnya. Tingkat inflasi mencapai 8,38% dan nilai Rupiah melemah mencapai Rp12.170 dari Rp9.638 per USD di akhir tahun 2013.
The Indonesian economy closed the year with a lower GDP growth of 5.8% from 6.2% a year earlier. Inflation rate increased to 8.38% and Rupiah weakened to Rp12,170 from Rp9,638 per USD by year end.
Di tengah kondisi perekonomian tersebut, Commonwealth Bank berhasil menutup tahun 2013 dengan kinerja keuangan yang menggembirakan. Total kredit tumbuh di atas pertumbuhan industri, mencapai sebesar 35,2% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya, sedangkan Laba Bersih Perusahaan untuk tahun 2013 mencapai Rp206 miliar, meningkat 127% dari tahun 2012. Pencapaian ini ditopang oleh meningkatnya nilai kredit dan pendapatan operasional lainnya, serta pengendalian beban operasional secara disiplin.
Throughout these economic conditions, Commonwealth Bank has successfully closed 2013 with a solid financial performance. Total lending disbursed grew above the industry with a 35.2% increase from previous year’s result, while Net Income for 2013 reached Rp206 billion, or 127% higher than in 2012. This was achieved due to a higher lending balance, higher other banking income and disciplined cost management.
STRATEGI KEUANGAN PENTING
KEY FINANCIAL STRATEGIES
Strategi keuangan penting Commonwealth Bank adalah memiliki permodalan yang cukup untuk mendukung target pertumbuhan kredit dan melaksanakan investasi untuk mendukung pertumbuhan usaha ke depan. Setelah melakukan dua transaksi penambahan modal selama dua tahun terakhir, Commonwealth Bank of Australia kembali melaksanakan penambahan modal senilai AU$200 juta di tahun 2013, yang sekali lagi menggarisbawahi makin meningkatnya nilai strategis Indonesia bagi Commonwealth Bank of Australia. Penambahan modal ini telah meningkatkan rasio CAR Bank dari sebesar 16,17% tahun 2012 menjadi 25,78% di akhir 2013.
Commonwealth Bank’s key financial strategy is to have sufficient capital to support its targeted lending growth and commit the necessary investments to scale its business in the future. After making two capital injections in the past two years, Commonwealth Bank of Australia implemented another capital injection of AU$200 million in 2013, again underscoring Indonesia’s growing strategic importance to Commonwealth Bank of Australia. The additional capital has raised the Bank’s CAR from 16.17% in 2012 to 25.78% by end of 2013.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
53
Sekilas Keuangan Financial Review
54
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Strategi keuangan penting lainnya adalah memastikan bahwa pertumbuhan usaha Bank dapat diraih dengan mempertahankan praktek perbankan yang berhati-hati serta pengelolaan kualitas kredit yang disiplin. Hal in jelas tercermin dari tingkat rasio Non Performing Loan (NPL) yang secara konsisten tetap rendah sebesar 0,72% di tahun 2013, jauh di bawah rata-rata industri, serta rendahnya beban penghapusan kredit.
Another important financial strategy is ensuring that the Bank’s business growth was achieved by maintaining prudent banking practices and disciplined management of loan quality. This is evident in the Bank’s consistently low Non Performing Loan (NPL) ratio at 0.72% in 2013, which is well below the industry average, and lower loan impairment expense.
Akhirnya, Commonwealth Bank tetap melaksanakan upaya pengelolaan beban yang ketat melalui inisiatif peningkatan produktivitas guna meraih tingkat efisiensi yang lebih tinggi baik di unit frontline maupun fungsi-fungsi pendukung.
Finally, the Bank took a very firm view around cost management through productivity improvement initiatives to deliver higher level of efficiency across both frontline and support functions.
PERTUMBUHAN KREDIT YANG SOLID DI PASAR-PASAR UTAMA
SOLID LENDING GROWTH IN KEY MARKETS
Sepanjang tahun 2013, Commonwealth Bank berhasil mempertahankan pertumbuhan kreditnya di pasar-pasar utamanya, yakni kredit Komersial, UKM dan kredit Konsumer, masing-masing tumbuh sebesar 81,1%, 34,1% dan 19,8%. Kinerja pertumbuhan ini berhasil menutup penurunan kredit multi-finance sebesar 11%, akibat berlakunya peraturan di tahun 2012 yang mensyaratkan penambahan uang muka untuk pinjaman otomotif. Di akhir tahun, total pinjaman tumbuh 35,2% dari pencapaian di tahun sebelumnya, dengan kontribusi kredit produktif yang meningkat.
During 2013, Commonwealth Bank has successfully retained credit growth in its key target markets, namely the Commercial, SME and Consumer lending, which grow 81.1%, 34.1%, and 19.8% respectively. This growth performance was able to compensate for the 11% decline in multi-finance related loans, following the issuance of a 2012 regulation requiring additional down payments for automotive loans. By year end, overall total loan was 35.2% higher from last year’s performance, with a higher portion of productive loans.
Sekilas Keuangan Financial Review
KINERJA PROFITABILITAS YANG KUAT
STRONG PROFITABILITY PERFORMANCE
Commonwealth Bank terus meraih kinerja yang kuat di tahun 2013, dengan Laba Bersih Perusahaan setelah pajak tumbuh 127% mencapai sebesar Rp206 miliar. Dengan demikian, Rasio Laba terhadap Total Aset (ROA) mencapai sebesar 1,65% dari 0,88% di tahun sebelumnya, sedangkan Rasio Laba terhadap Ekuitas (ROE) meningkat mencapai 6,28% dari sebesar 5,16%.
Commonwealth Bank continued to post strong returns in 2013, with Net Income growing by 127% to Rp 206 billion. As a result, Return on Asset (ROA) ratio improved to 1.65% from 0.88% a year earlier, while Return on Equity (ROE) ratio increased to 6.28% from 5.16%.
Pendapatan bunga bersih tumbuh 10,01% mencapai sebesar Rp914 miliar, didukung oleh pertumbuhan kredit Komersial, UKM dan Konsumer yang solid sebesar 36,5%. Sementara itu pendapatan operasional lainnya meningkat 27,10% mencapai sebesar Rp496 miliar tahun 2013. Peningkatan ini terutama disumbangkan oleh peningkatan signifikan pendapatan FX Sales dan FX Trading akibat terjadinya gejolak nilai mata uang asing sejak bulan Agustus 2013. Pendapatan dari penjualan Reksadana dan Bancassurance mengalami penurunan dibandingkan pencapaian 2012, akibat perlambatan pertumbuhan dan ketidakpastian pasar selama tahun 2013.
Net interest income grew by 10.01% to Rp914 billion driven by a robust 36.5% growth in Commercial, SME and Consumer lending. Meanwhile, other operating income rose by 27.10% to Rp496 billion in 2013. This increase was mainly contributed by a significant increase in FX Sales and FX Trading revenue following foreign exchange volatility since August 2013. Revenues from Mutual Funds and Bancassurance declined compared to 2012 results, due to slower growth and high market uncertainty during the year.
Di tahun 2013, Bank juga meraih peningkatan signifikan pada rasio beban operasional terhadap pendapatan operasionalnya (BOPO), dari sebesar 90,54% menjadi 80,80% di akhir tahun 2013 didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang terus melampaui pertumbuah beban operasional. Total pendapatan tumbuh sebesar 15,47% dari sebesar Rp1.221 miliar menjadi Rp1.410 miliar tahun 2013, sedangkan beban operasional hanya tumbuh sebesar 5,29% dari sebesar Rp1.062 miliar menjadi Rp1.118 miliar, sebagian besar terkait investasi untuk pertumbuhan Bank ke depan.
During 2013, the Bank also witnessed considerable improvements in its operational expenses to operational income (BOPO) ratio, from 90.54% to 80.80% by end of 2013 as growth in revenue continued to surpass that of operating expenses. Total revenue grew by 15.47% from Rp1,221 billion to Rp1,410 billion in 2013, while operational expense increased only by 5.29% from Rp1,062 billion to Rp1,118 billion mostly related to investments for the Bank’s future growth.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
55
Sekilas Keuangan Financial Review
56
Commonwealth Bank Annual Report 2013
NERACA YANG LEBIH KUAT
STRENGTHENED BALANCE SHEET
Total aset mencapai sebesar Rp20.582 miliar di akhir tahun 2013, tumbuh 43,12% dari Rp14.381 miliar di tahun sebelumnya, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit di segmen Komersial, UKM dan Konsumer. Komposisi kredit lebih beragam dengan peningkatan kontribusi dari kredit produktif, bukti fokus Commonwealth Bank pada sektor riil di Indonesia. Kredit UKM dan Komersial menyumbang masing-masing sebesar 17,3% dan 52,1% dari total aset kredit, sedangkan kredit konsumer dan Multi Finance menyumbang masing-masing sebesar 11,6% dan 18,9%.
Total Assets were at Rp20,582 billion as of year-end 2013, growing by 43.12% from Rp14,381 billion a year ago, mainly driven by lending growth in the Commercial, SME and Consumer segments. Loans were more diversified with growing contribution from productive lending, demonstrating the Bank’s focus on Indonesia’s real sector. SME and Commercial loans accounted for 17.3% and 52.1% respectively of the total lending assets, while Consumer and Multi Finance loans contributed the remaining 11.6% and 18.9%.
Total kewajiban tumbuh 32,38% mencapai Rp16,330 miliar dari sebesar Rp12.335 miliar di tahun sebelumnya. Porsi giro dan tabungan (CASA) mencapai 53% dari total pendanaan tahun 2013 dari sebesar 66,5% tahun sebelumnya. Hal ini merupakan refleksi strategi Bank untuk memperkuat posisi likuiditasnya dengan meningkatkan jumlah dana pihak ke tiga, termasuk dana deposito berjangka, di tengah bergejolaknya pasar dan ketatnya likuiditas di pasar.
Total liabilities rose by 32.38% to Rp16,330 billion from Rp12,335 billion a year ago. The portion of Current Accounts and Savings Accounts (CASA) stood at 53% of total deposits in 2013 from 66.5% a year ago. This result is a reflection of the Bank’s strategy to strengthen its liquidity position by increasing third party funding, including time deposits, amidst market volatility and tightening market liquidity.
Di bulan Januari 2014, Commonwealth Bank telah menerbitkan Negotiable Certificate of Deposits (NCD) sebesar Rp320 miliar untuk melakukan diversifikasi struktur pendanaan, sehingga Bank dapat mengelola likuiditasnya dengan lebih baik di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar.
In January 2014 the Bank has issued a Negotiable Certificate of Deposits (NCD) of Rp320 billion to ensure diversity of its funding structure, thus allowing the Bank to better manage its liquidity amidst continuing market uncertainties.
Sekilas Keuangan Financial Review
RASIO-RASIO PENTING LAINNYA
OTHER KEY RATIOS
Marjin pendapatan bunga bersih tahun 2013 mencapai 4,85% dari 5,27% di tahun 2012, terutama akibat perubahan komposisi portofolio kredit dengan kontribusi lebih rendah dari kredit multi-finance yang memiliki yield lebih tinggi, serta meningkatnya biaya pendanaan akibat makin ketatnya persaingan untuk dana pihak ke tiga. Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) membaik dari 87,57% menjadi 93,61%, didorong oleh tingginya pertumbuhan kredit di seluruh segmen kecuali kredit multi-finance.
Net interest margin in 2013 was 4.85% from 5.27% in 2012, mainly due to changes in the credit portfolio composition with a lower contribution from the higher yield multi-finance loans, combined with rising cost of funds, driven by tighter competition for customer deposits. Loan to Deposit Ratio (LDR) improved from 87.57% to 93.61%, driven by strong increase in lending in all segments except multifinance loans.
INVESTASI BERKELANJUTAN UNTUK MASA DEPAN
ONGOING INVESTMENT FOR THE FUTURE
Sejak tahun 2010, Commonwealth Bank telah melakukan investasi yang signifikan untuk meningkatnya usahanya dengan keberhasilan melakukan transformasi platform originasi kredit UKM, pemasangan Sistem Tresuri yang baru, serta pengembangan sistem originasi Kredit Perumahan dalam beberapa tahun terakhir.
Since 2010, Commonwealth Bank has made significant investments to gear up the Bank’s business with the successful transformation of the SME loan origination platform, the installation of a new Treasury System and the development of a Home Loan origination system in the past few years.
Momentum investasi terus berlanjut di tahun 2013, dengan fokus pada implementasi sistem core banking yang baru sebagai platform penting untuk mendukung pertumbuhan Bank ke depan. Implementasi sistem core banking ini bukan hanya tentang implementasi teknologi. Inisiatif ini juga mencakup proses transformasi sumber daya manusia dan otomatisasi seluruh proses di berbagai jalur layanan dan produk, sehingga Bank dapat menawarkan pengalaman perbankan yang lebih menyeluruh bagi nasabahnya. Fase pertama proyek ini akan diselesaikan di kuartal pertama tahun 2015, yang akan diikuti dengan fase-fase berikutnya di tahun mendatang.
This investment momentum continued in 2013, with a focus around implementing a new core banking system as a key platform for the Bank’s future growth. The implementation of the new core banking system is not only about technology. It also involves the transformation of people and the automation of end to end processes across different channels and products, which will allow for a more seamless banking experience for customers. The first phase of this project will be completed during the first quarter of 2015, followed by subsequent releases in the following year.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
57
58
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Proyek-proyek lain yang diselesaikan di tahun 2013 termasuk finalisasi proyek penyempurnaan tresuri untuk meningkatkan kapabilitas tresuri Bank, serta beberapa perubahan pada sistem pelaporan sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Other projects completed in 2013 include the finalization of the treasury enhancement project to upgrade the Bank’s treasury capabilities and the regulatory reporting system changes as required by Bank Indonesia.
PROSPEK DAN PRIORITAS KE DEPAN
FUTURE OUTLOOK AND PRIORITIES
Ke depan, perekonomian akan mulai menunjukan tanda-tanda perbaikan, walaupun mungkin belum sepenuhnya pulih. Bank Indonesia dan Pemerintah Indonesia diperkirakan akan memberikan prioritas pada kestabilan ekonomi daripada pertumbuhan ekonomi guna memperkuat fundamental ekonomi jangka menengah dan jangka panjang Indonesia. Sejalan dengan kebijakan pengetatan moneter tersebut, likuiditas perbankan diperkirakan akan tetap ketat, dengan pertumbuhan kredit yang lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Looking ahead, the economy will begin showing signs of improvement next year, but may not yet fully recover. Bank Indonesia and the Government of Indonesia are expected to prioritize economic stability over growth, to strengthen the country’s medium and long term economy fundamentals. In line with the tightening monetary stance, banking liquidity will remain tight with credit growth expected to be slower than in the previous years.
Commonwealth Bank akan terus melihat prospek jangka panjang Indonesia dan tetap percaya pada fundamental jangka panjang negeri ini. Didukung oleh tumbuhnya kelas menengah, berlimpahnya sumber daya alam dan lokasinya yang strategis, Indonesia akan mencapai keberhasilan ekonomi di masa mendatang.
Commonwealth Bank continues to take a long term view around Indonesia and remains confident in the long term fundamentals of the country. Backed by the country’s rising middle class, abundant natural resources and strategic location, Indonesia is set to become a successful economy in the future.
Sebagai respons dari kondisi makroekonomi, di tahun 2014 Bank akan tetap menjalankan kebijakan yang berhati-hati terhadap posisi likuiditasnya, serta mempertahankan tingkat pertumbuhan kredit yang realistis. Investasi akan terus berlanjut tahun depan, bukti keyakinan Commonwealth Bank akan prospek jangka panjang Indonesia. Sebagai contoh, implementasi core banking akan terus dilaksanakan sesuai rencana guna membangun fundasi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan jangka panjang Bank.
In response to the macro-economy condition, in 2014 the Bank will take a more prudent stand in its liquidity position, while maintaining a realistic view around loan growth. Investments will continue next year, an evidence of Commonwealth Bank’s confidence in the long term outlook of the country. The new core banking implementation, for example, will proceed at pace to put in place the necessary foundation for the Bank’s long term growth.
PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
SUBSEQUENT EVENT
Pada tanggal 24 Januari 2014, Bank telah menerbitkan dan mencatatkan Negotiable Certificate of Deposits (“NCD”) dengan nilai nominal sebesar Rp320 miliar di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang terdiri dari 3 seri dengan jangka waktu jatuh tempo 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan dari tanggal penerbitan, masing-masing dengan tingkat diskonto berbeda. Penerbitan NCD ini adalah untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank serta melakukan diversifikasi struktur pendanaannya.
On 24 January 2014, the Bank issued and registered Negotiable Certificate of Deposits (“NCD”) with a nominal value of Rp320 billion which consists of 3 series with different maturity date of 3 months, 6 months and 9 months from the issuance date and different discount rate at the PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). The NCD issuance is to support Bank business growth while diversifying its funding structure.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
59
60
Commonwealth Bank Annual Report 2013
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES by Mia Patria Bernardhi Director of Human Resource
Selama tahun 2013, Commonwealth Bank telah melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas SDM dalam mendukung strategi dan rencana bisnis Bank dengan merekrut total 486 karyawan baru menjadi 2,129 karyawan pada posisi Desember 2013 (peningkatan 4,2% dibandingkan posisi Desember 2012 sejumlah 2,043 karyawan).
To support the Bank’s 2013 strategy and business plan, Commonwealth Bank has increased its human resources (HR) capacity recruitment of 486 new talent, bringing its total work force to 2,129 people as per December 2013 (a 4.2% increase from 2,043 people in December 2012).
Peningkatan tersebut terjadi baik di fungsi bisnis yang meningkat 2,1% maupun pada fungsi pendukung yang meningkat 9,9%. Peningkatan jumlah karyawan baru merupakan bagian dari strategi Bank dalam menambah kapasitas dan kapabilitas SDM sejalan dengan pelaksanaan proyek penggantian Core Banking System (COMPASS).
These increases occurred in both business and supporting functions, which recorded increases in headcount of 2.1% and 9.9% respectively. Recruitment of new talent was part of the Bank’s strategy to increase its HR capacity and capabilities following the Core Banking System replacement project (COMPASS) implementation.
Strategi pemenuhan kebutuhan SDM yang berkualitas baik secara internal maupun eksternal sangatlah penting untuk dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka menjamin ketersediaan SDM untuk melaksanakan kegiatan bisnis dan operasional Bank.
This strategy to meet the needs of qualified people through internal and external hiring is essential to ensure HR availability to support the Bank’s business activities and operations.
Strategi SDM Bank tetap akan berfokus kepada: • Memastikan ketersediaan SDM yang berkualitas untuk mengisi posisi/jabatan kunci di tingkat senior manajemen yang selaras dengan strategi bisnis • Memperkuat jalur alternatif untuk meningkatkan efektifitas akuisisi SDM • Memberikan kesempatan yang luas bagi SDM ber-Talenta untuk mendapatkan kesempatan pengembangan, pelatihan dan penugasan kerja.
The Bank’s HR strategy will remain focused on: • Ensuring the availability of qualified people to fill key positions at the senior management level, in line with the business strategy
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri perbankan adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki talenta dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan Bank. Commonwealth Bank senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan daya kompetitif SDM-nya dalam mencapai sasaran dan tujuan bisnis yang ditetapkan. Bank secara berkelanjutan menyusun dan melaksanakan program pengembangan SDM
In the past three years, the availability of qualified and competent people is one of the major challenges faced by the banking industry. Commonwealth Bank is always committed to improve the competitiveness of its people in achieving its targeted business objectives. The Bank continues to develop and implement its HR development program, with a focus on developing technical and soft skill competence for higher productivity.
• •
Strengthening alternative channels to gain higher recruitment effectiveness Providing potential people with more development, training and job assignment opportunities.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
61
Sumber Daya Manusia Human Resources
362 Jumlah topik pelatihan Total courses
Rp
28
Milliar Billion
Jumlah investasi pada pengembangan SDM Total investment in human capital development program
yang berfokus pada peningkatan kompetensi dan kualitas SDM baik yang bersifat technical (teknis) maupun soft skill (non-teknis), untuk membangun produktifitas kerja. Sebagai bagian dari Rencana Strategis Divisi SDM dan dalam upaya mendukung program pertumbuhan, pengembangan serta mempertahankan SDM yang berkualitas, beberapa hal berikut telah dilaksanakan dalam tahun 2013: • Bank sedang mempersiapkan pelaksanaan proyek Sistem Informasi Manajemen SDM terpadu dan terintegrasi pada tahun 2013 dan 2014 untuk mencapai target pertumbuhan Bisnis, pengelolaan dan pengembangan SDM secara lebih efektif dan terencana, meningkatkan pelaksanaan Tata Kelola Usaha Bank yang Baik (Good Corporate Governance) di bidang SDM serta guna menambah tingkat kualitas layanan kepada pihak-pihak terkait baik didalam maupun diluar Bank.
The following activities have been implemented during the year, as part of HR Division’s Strategic Plan and its efforts to develop and retain its qualified people: •
The implementation of an integrated HR Management Information System in 2013 and 2014 is currently under preparation. This is to achieve the Bank’s business growth target, more effective and better planned Good Corporate Governance implementation in HR and to deliver better service both to internal and external parties.
•
Sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko bagi Bank dalam melakukan penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada pihak lain atau yang disebut sebagai “Alih Daya” atau “Outsourcing”, maka Bank telah membentuk fungsi/unit kerja yang mengelola kegiatan alih daya di Bank dan menyusun kebijakan serta prosedur internal mengenai kegiatan alih daya di Bank. Kegiatan meliputi penentuan kriteria pemilihan perusahaan penyedia jasa beserta proses seleksi dan evaluasinya sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 19 Tahun 2012 tentang Tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE 04/MEN/VIII/2013 serta Alur Kegiatan Utama dan Penunjang yang ditetapkan oleh Asosiasi Sektor Perbankan.
•
To ensure the implementation of prudent principles and risk management in its outsourcing practices, Commonwealth Bank formed a dedicated working unit tasked with managing all outsourcing activities and developed the Bank’s internal policies and procedures for outsourcing practices. Activities managed covered criteria setting used to select service providers, as well as the selection and evaluation processes in compliance with Ministry of Manwpower and Transmigration Regulation No. 19 year 2012 regarding Terms of Partial Assignment of Work to Third Party Companies, Circular Letter Ministry of Manwpower and Transmigration No. SE 04/ MEN/VIII/2013 and the Main and Supporting Processes set by the Banking Sector Association.
Kebijakan Remunerasi Bank didasarkan pada 3 (tiga) filosofi utama, yaitu: 1. Sistem Remunerasi yang Kompetitif khususnya di Industri Perbankan.
•
•
62
Commonwealth Bank Annual Report 2013
The Bank’s remuneration policy is based on the following three major philosophies: 1. A competitive remuneration system, particularly in the banking industry.
2. Sistem Remunerasi yang diberikan secara berkeadilan untuk masing-masing karyawan Bank. 3. Sistem Remunerasi yang konsisten dan mendukung strategi dan rencana kerja Bank.
2. A fair remuneration system for each individual employee. 3. A consistent remuneration sytem that supports the Bank’s strategy and working plan.
Bank menyusun program remunerasi yang kompetitif dan melakukan evaluasi secara berkala untuk menarik dan juga mempertahankan talenta lokal dan individu yang berprestasi guna mengembangkan bisnis Bank serta mempertahankan dan memotivasi karyawan untuk mencapai kinerja terbaik dan memberikan kontribusi untuk kesuksesan Bank.
Commonwealth Bank develops a competitive remuneration program that is reviewed periodically, to attract and retain local talent and high performing individuals to support the Bank’s business growth. The program is also developed to retain and motivate employees to deliver maximum performance and contribution for the Bank.
PROGRAM PENGEMBANGAN ORGANISASI & PERENCANAAN SUKSESI
ORGANIZATION DEVELOPMENT & SUCCESSION PLANNING PROGRAM
Sebagai bagian dari pengembangan organisasi, penerapan standarisasi corporate title telah dilakukan sejak 2011 dan job grading (dengan hasil Global Grading System / GGS) dan struktur gaji telah diselesaikan pada tahun 2012. Di tahun 2013, Bank mengembangkan standard competency untuk setiap posisi sehingga dapat disusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang mendukung strategi bisnis bank. Di saat yang bersamaan, Bank juga memulai untuk memperkenalkan kebijakan terkait dengan pengembangan organisasi dan karir yang mengatur standarisasi struktur organisasi dan posisi (seperti Division Head, Department Head, Unit Head, Team Leader dan Team Member). Selain itu, kebijakan tersebut memberikan pedoman terkait dengan penggunaan corporate title, kepangkatan, grading serta proses pengembangan karir untuk menjadi spesialis atau generalis (struktural).
As part of its organization development, Commonwealth Bank has implemented a corporate title standardization and job grading (resulting in Global Grading System/ GGS) initiative since 2011 and developed its salary structure since 2012. In 2013, the Bank developed standard competency for each position to prepare the Bank’s HR development plan in line with the business strategy. In parallel, Commonwealth Bank began to introduce policies on organization and career development, outlining the Bank’s organization structure and job position standardization (such as Division Head, Department Head, Unit Head, Team Leader and Team Member). The policy also serves as a guideline on the use of corporate titles, job grading and career development process for specialist and structural positions.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
63
Sumber Daya Manusia Human Resources
Dalam rangka pelaksanaan program pengembangan organisasi, maka perencanaan suksesi di Bank dilakukan melalui mekanisme Strategic Workforce Planning (SWP) untuk mengidentifikasi struktur organisasi dan jabatan atau posisi-posisi kritikal berdasarkan tingkatan prioritasnya sebagai upaya untuk mendukung pencapaian strategi dan sasaran bisnis Bank. Khususnya untuk jabatan Manajemen Puncak dan Manajemen Senior (CEO dan 2 tingkat di bawahnya) merupakan prioritas utama Bank dalam mempersiapkan dan mengidentifikasi potensi karyawan bertalenta dari dalam organisasi untuk menjadi pemimpin masa depan.
On organization development, succession planning is conducted through the Strategic Workforce Planning (SWP) mechanism, which identifies critical organization structures and positions based on their priorities to support the attainment of the Bank’s strategy and business targets. In particular, the Bank puts priority in identifying and preparing potential employees to fill Top Management and Senior Management positions (CEO and two ranks below positions).
•
Fungsi Manajemen Risiko merupakan salah satu fungsi yang memiliki peran yang sangat penting dan signifikan dalam memastikan pengelolaan risiko Bank yang mendukung pertumbuhan dan pencapaian bisnis Bank. Bank telah mengangkat Sdr. Adhiputra Tanoyo sebagai Direktur yang bertanggung jawab atas fungsi Manajemen Risiko efektif pada tangal 5 Desember 2013 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Penunjukan ini juga mengacu kepada Keputusan Gubernur Bank indonesia tertanggal 26 November 2013, atas rekomendasi terkait dengan hasil uji kelayakan (Fit & Proper Test).
•
Sebagai bagian dari program perencanaan suksesi, beberapa Pejabat Eksekutif Bank telah dan sedang menjalani program pengembangan kompetensi dan kepemimpinan secara berkesinambungan untuk menjadi pemimpin masa depan Bank. Salah satu di antaranya adalah proses suksesi Sdr. Jonanda Yattha Saputra (Yattha) yang telah diproyeksikan dan dipersiapkan sejak tahun 2012 sebagai Chief Financial Officer menggantikan Sdr. Andrew Craig Doyle, yang melapor langsung kepada Presiden Direktur.
•
•
64
Commonwealth Bank Annual Report 2013
The Risk Management function plays a signficant role in the Bank’s risk management activities to support Commonwealth Bank’s business growth. The Bank has appointed Adhiputra Tanoyo as Director in charge of the Risk Management function effective as per December 5, 2013 based on the resolution of the General Meeting of Shareholders. The appointment is based on the Decision of Bank Indonesia Governor dated November 26 2013, on recommendation regarding the result of the Fit & Proper Test.
As part of Commonwealth Bank’s succession planning program, some executive employees have participated or are currently participating in a competency and leadership development program to become the Bank’s future leaders. Since 2012, one participant, Jonanda Yattha Saputra (Yattha), has been projected to become Chief Financial Officer with direct reporting line to the Bank’s President Director, to replace Andrew Craig Doyle.
PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT PROGRAM
Pengembangan karyawan Bank diterapkan berdasarkan konsep 3E yang berkelanjutan, yaitu: • Experience (70%): mengembangkan kemampuan melalui pengalaman langsung dengan mengerjakan pekerjaan atau menjalankan peran dan tanggung jawab di posisi tersebut (on the job training). • Exposure (20%): mengembangkan kemampuan dengan memperluas wawasan melalui mentoring/coaching, networking, atau observing / attachment.
The Bank’s HR development is based on the following 3E concept: • Experience (70%): competency development through job assignments and on the job training approaches.
•
Exposure (20): competency development through mentoring/coaching, networking or observing/attachment to broaden knowledge.
Sumber Daya Manusia Human Resources
•
Education (10%): mengembangkan kemampuan melalui pendidikan formal/ informal dan pelatihan seperti mengikuti workshop, seminar, dan e-learning.
•
Education (10%): competency development through formal/informal education and training, covering workshop, seminar and e-learning participation.
Program pengembangan karyawan Bank meliputi:
People development program covers:
a. Pelatihan dan Pengembangan
a. Training and Development
Pelatihan dilakukan secara berkesinambungan sebagai bagia`n dari investasi dan pengembangan technical skill maupun soft skill. Pelatihan yang diberikan disusun berdasarkan hasil analisa kebutuhan pelatihan yang terstruktur dan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5.
Sebagai rangkuman, di tahun 2013 jumlah topik pelatihan yang telah diberikan kepada karyawan adalah 362 topik (tahun 2012: 162), yang diikuti oleh 13.275 peserta (tahun 2012: 10.117), dengan pencapaian rasio pelatihan sebesar 5.10% (tahun 2012: 4.32%) dan investasi senilai Rp28 Miliar (tahun 2012: Rp20 Miliar). Sebesar 35% dialokasikan untuk biaya pelatihan soft skill (Tahun 2012:46%) dan 65% untuk biaya pelatihan technical skill (Tahun 2012: 54%).
In 2013, employees received 362 training topics (2012: 162 topics) attended by 13,275 participants (2012:10,117 participants) with a training ratio of 5.10% (2012: 4.32%) and training investment of Rp28 billion (201:Rp20 billion). 35% of the investment was allocated for soft skill training (2012: 45%), while the remaining 65% was allocated for technical skill training (2012: 54%).
Di tahun 2014, bank akan terus memberikan program pelatihan dan pengembangan bagi karyawannya dengan target rata-rata minimal 2 topik pelatihan per karyawan dan rasio pelatihan minimal 5.00 % sesuai dengan peraturan/regulasi di industri perbankan. Anggaran biaya pelatihan akan dialokasikan 30% untuk biaya pelatihan soft skill dan 70% untuk biaya pelatihan technical skill, mengingat akan diimplementasikannya Core Banking System yang baru, yang akan diawali dengan serangkaian pelatihan technical skill bagi karyawan lini depan.
In 2014, the training and development program will continue with a minimum target of two training topics per employee and a training ratio of 5.00% as set by the banking industry regulation. 30% of the training budget will be allocated for soft skill training with 70% designated for technical skills, given that the new core banking sytem implementation will begin with a series of technical skill training programs for the front liners.
Kepatuhan / Mandatory Training Kepemimpinan dan Kinerja Technical skill Personal Effectiveness Sales and Service
b. Manajemen Karyawan Bertalenta
Selama tahun 2013, Commonweatlh Bank bekerja sama dengan bisnis untuk melakukan Job Competency Model untuk setiap posisi di Bank. Dengan diimplementasikannya Job Competency Model sebagai kerangka dan dasar pada program Learning and Talent Development (LTD) maka untuk selanjutnya LTD akan lebih fokus pada program dan
Training and development activities are conducted on a regular basis as part of the Bank’s investment in technical and soft skill development. Trainings conducted are prepared based on a structured training needs analysis encompassing the following categories: Mandatory Training Leadership and Performance Technical Skill Personal Effectiveness Sales and Services.
b. Talent Management
During 2013, the HR Division worked with the business units to perform job competency model development for each position within the Bank. By placing the Job Competency Model as the foundation for the Bank’s Learning and Talent Develoment (LTD) program, the LTD program can now be implemented to focus on competency based Commonwealth Bank Annual Report 2013
65
Sumber Daya Manusia Human Resources
kegiatan yang berbasis kompetensi. Job Competency Model juga menjadi pedoman dalam melakukan Training Need Analysis (TNA), rekrutmen, dan pembentukan jalur karir. Bank sangat mengutamakan investasi kepada karyawan bertalenta dalam organisasi, dengan menyusun dan menciptakan Program Pengembangan Karyawan Berbakat yang terstruktur berdasarkan analisa gap competency melalui program-program sebagai berikut: • Graduate Development Program: Adalah program percepatan pengembangan karyawan yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin masa depan.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
•
Graduate Development Program: an accelerated development program for potential people to become future leaders.
•
Officer evelopment Program (ODP): a program for prospective employees in certain designated fields to develop cadres of specialists.
•
Academy Program for Frontliners: a program for prospective frontliners in charge with customer interaction. Programs delivered in 2013 were the Customer Service Academy (CSA) and Mortgage Management Academy (MMA). In 2014, the Bank will introduce the Professional Lending Academy (PLA) program to develop professional sales people for the Small Medium Enterprise (SME) and Whole sale Banking Businesses, as well as develop credit analyst professionals.
•
Officer Development Program (ODP): Adalah program pengembangan calon karyawan di bidang tertentu sebagai upaya bank dalam mempersiapkan kader tenaga spesialis.
•
Program Akademi untuk Karyawan Lini Depan Adalah program pengembangan calon karyawan untuk lini depan yang berhadapan langsung dengan nasabah. Program yang sudah dilaksanakan di tahun 2013 adalah Customer Service Academy (CSA) dan Mortgage Management Academy (MMA). Di tahun 2014, Commonwealth Bank akan melaksanakan program Professional Lending Academy (PLA) untuk mengembangkan profesional sales yang handal bagi lini usaha Small Medium Enterprise (SME) dan Wholesale Banking serta pengembangan profesional di bidang Credit Analyst.
•
Program Kepemimpinan Adalah program bagi para atasan/ pimpinan dari berbagai tingkat/ jabatan, yang akan membekali dan mengembangkan bakat/potensi mereka dengan pengetahuan-ketrampilansikap yang mampu membentuk mereka menjadi pemimpin yang efektif.
•
Leadership Program: a program for leaders in various job positions, which equips participants with the knowledge-skills-attitudes to become effective leaders.
•
Commonwealth Bank of Australia Secondment Commonwealth Bank akan terus membuka kesempatan kepada karyawan bertalenta untuk mengikuti program Secondment (penempatan sementara)
•
Commonwealth Bank of Australia Secondment Commonwealth Bank continues to offer potential employees with opportunities to participate in the Secondment program with the Commonwealth Group for a
66
programs. The Job Competency Model also serves as a guideline in conducting training needs analysis, recruitment and career development activities. Commonwealth Bank has developed the following, well structured Talent Development Program based on results from the gap competency analysis:
Sumber Daya Manusia Human Resources
Di 2013, total 22 orang karyawan dikirim ke luar negeri untuk belajar dan bekerja di Australia, sebagai bagian dari program pengembangan karyawan. Di program penempatan sementara ini, saya mendapat kesempatan untuk bekerja di lingkungan internasional untuk mengembangkan kemampuan dan pengalaman saya. In 2013, 22 employees are sent abroad to study and work in Australia, as part of the Talent Development Program. In the Secondment Program with CBA Group, I have the opportunity to work in international environment to develop my skills and knowledge.” Adi Priyanto - Consumer Loan Products
di Commonwealth Group maksimal 24 bulan untuk meningkatkan kemampuan karyawan untuk memperluas pemahaman mereka terutama di bidangpengetahuan yang relevan dengan pekerjaan, serta mendapatkan pengalaman bekerja di lingkungan internasional. Selain SIAP (Scholarship and International Assignment Program), IDP (International Development Program) dan EMTP (Executive Manager Talent Program) di tahun 2014 Bank juga akan meluncurkan Capability Exchange Program (CEx) untuk level Assistant Manager sampai dengan level Senior Vice President.
c. Program Magang (Internship)
Program magang adalah program pelatihan kerja untuk mendapatkan atau menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu dalam suatu intitusi/unit kerja. Peserta adalah mahasiswa/i yang masih belajar di universitas/perguruan tinggi, dan membutuhkan pengalaman kerja untuk keperluan penyusunan tesis atau merupakan syarat wajib dalam menyelesaikan program pendidikannya.
maximum of 24 months to develop their knowledge in relevant fields and provide them with the opportunity to work in an international environment. On top of offering SIAP (Scholarship and International Assignment Program), IDP (International Development Program) and EMTP (Executive Manager Talent Program), in 2014, the Bank will begin to introduce the Capability Exchange Program (CEx) targeting Assistant Manager to Senior Vice President positions.
c. Internship Program
Internship program is a program to develop a specific skill and expertise from an institution/ working unit. Participants consist of students from universities that need to have working experience for their thesis or as a requirement to pass their education program.
MANAJEMEN KINERJA
PERFORMANCE MANAGEMENT
Bank telah mengimplementasikan Performance Feedback Review (PFR) yang merupakan proses Manajemen Kinerja dengan tujuan mendorong pencapaian strategi dan rencana bisnis Bank yang berkesinambungan dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Commonwealth Bank has implemented its Performance Feedback Review (PFR), a performance management process to support the attainment of its strategy and business objectives as well as to deliver sustainable added value to shareholders.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
67
Sumber Daya Manusia Human Resources
PESERTA PROGRAM PELATIHAN KARYAWAN EMPLOYEE TRAINING PROGRAMS
TECHNICAL SKILL 302
Technologi Informasi Information Technology
1202 323 1423
Perkreditan/Treasury Credit System/Treasury
Manajemen Umum General Management
2012
292
Sosialisasi Ketentuan Perbankan Familiarization with Banking
Pelaporan Bank Bank Reporting
2013
718 1 1
138 1739
Manajemen Risiko Risk Management
Manajemen Perbankan Banking Management
3257 156 803
Lainnya Miscellaneous
2387 244
Audit Audit
30 29
SOFT SKILL Teknik Presentasi & Komunikasi
2013
201
2012
229 951
Leadership
231 2869 Lainnya
967 1868
Customer Relationship Skill
Analisa Masalah dan Pengambilan Keputusan
68
Commonwealth Bank Annual Report 2013
2564
42 0
Sumber Daya Manusia Human Resources
ALOKASI BIAYA PROGRAM PELATIHAN KARYAWAN EMPLOYEE TRAINING PROGRAMS
54% TECHNICAL SKILL
2013
35%
65%
46%
2012
SOFT SKILL
PERKEMBANGAN JUMLAH KARYAWAN EMPLOYEE GROWTH 2043
Pertumbuhan karyawan sebesar 22% selama 3 tahun terakhir.
1733
22% growth of employees over past 3 years.
1463
1504
2008
2009
2129
1796
624 510 396
81
83
111
2000
2001
2002
250
168
2003
2004
2005
2006
2007
2010
2011
2012
2013
LEADERSHIP DEVELOPMENT PROGRAM
GM EM
Executive Manager Talent Program CommLeader Program
SENIOR VICE PRESIDENT VICE PRESIDENT ASSISTANT VICE PRESIDENT ASSISTANT MANAGER & MANAGER
FRESH GRADUATE
Middle Management Development Program Emerging Leader Development Program Graduated Development Program
Commonwealth Bank Annual Report 2013
69
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Sebagai warga korporasi yang bertanggung jawab, Commonwealth Bank senantiasa percaya pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingankepentingan usaha dengan tanggung jawab sosialnya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar, serta melindungi lingkungan bagi kepentingan generasi berikutnya. As a responsible corporate citizen, Commonwealth Bank always considers the importance of balancing the Bank’s business interests with its social responsibility to enhance the quality of life of people and safeguard the environment to ensure a better future generation.
Melalui platform kegiatan sosialnya, “CommCare”, Commonwealth Bank terus meningkatkan kontribusinya bagi masyarakat, dengan fokus pada tiga bidang utama:
Through the Bank’s “CommCare” social activity platform, Commonwealth Bank continued to deepen its contributions to the community with a focus on three primary areas:
• • •
• • •
Program Advokasi Pemahaman Finansial Program Filantropis, dan Kegiatan Hubungan Perusahaan.
Sebanyak 45 kegiatan tanggung jawab sosial telah diselenggarakan selama tahun 2013, yang meliputi 23 kegiatan advokasi Pemahaman Finansial dan 22 program Filantropis, dengan total 2,964 jam karyawan, tumbuh signifikan sebesar 379% dari jumlah jam karyawan di tahun sebelumnya.
70
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Financial Literacy Advocacy Program, Corporate Philanthropy, and Corporate Relations Activities.
45 social responsibility activities have been held during 2013, comprising 23 Financial Literacy and 22 Corporate Philanthropy programs, with a total of 2,964 employee hours, a significant 379% increase from the number of employee hours spent in the previous year.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
PROGRAM ADVOKASI PEMAHAMAN FINANSIAL COMMONWEALTH BANK
COMMONWEALTH BANK’S FINANCIAL LITERACY ADVOCACY PROGRAM
Sebagai salah satu penyedia solusi wealth management terdepan di Indonesia, Commonwealth Bank menyadari pentingnya meningkatkan pemahaman finansial masyarakat agar mereka dapat memiliki pengetahuan dan kepercayaan diri untuk mengelola keuangan pribadinya.
As one of the premier providers of wealth management solution in Indonesia, Commonwealth Bank understands the importance of increasing the community’s financial literacy to give people the knowledge and confidence to manage their personal financial matters.
Seperti di tahun sebelumnya, selama tahun 2013 Bank terus menyelenggarakan program-program edukasi finansial seperti: • program-program masyarakat melalui aktivitas di media sosial, #Belajar Investasi, untuk menyebar luaskan kiat-kiat keuangan dan investasi pribadi ke sekitar 26,523 follower dan lebih dari 12.000 fan Face Book. • Pertemuan nasabah dan seminar-seminar publik bagi para nasabah dan prospek nasabah, di mana mereka dapat membahas keuangan pribadinya, serta belajar cara mencapai sasaran finansial mereka. • Partisipasi aktif sebagai pembicara di berbagai konferensi di Indonesia.
As in the previous year, during 2013 the Bank continued to organize various financial education programs, such as: • Community engagement programs through social media activity,#Belajar Investasi (Learn to Invest), broadcasting personal financial and investment tips to some 26,523 followers and more than 12,000 Face Book fans. • Customer gatherings and public mini seminars targeting the Bank’s existing and prospective customers, where they can discuss their personal finance and learn how to achieve their financial goals. • Active participation as speakers in various conferences held in Indonesia.
Sebanyak 45 kegiatan tanggung jawab sosial telah diselenggarakan selama tahun 2013 45 social responsibility activities have been held during 2013
Commonwealth Bank Annual Report 2013
71
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Ke depan, program ini akan diperluas dengan peluncuran inisiatif baru, Women Investment Series, bagi para wanita Indonesia di seluruh tanah air. Inisiatif ini akan dibimbing oleh dewan penasihat yang beranggotakan para wanita sukses Indonesia, serta melibatkan berbagai jalur komunikasi dengan partisipasi mitra-mitra yang sudah cukup dikenal luas.
In the future, this program will be expanded with the roll-out of a new initiative called Women Investment Series, focusing on Indonesian women throughout the nation. This initiative will be supervised by an advisory board consisting of successful women in Indonesia, and will involve various communication channels and the participation of many prominent partners.
KEGIATAN FILANTROPIS
CORPORATE PHILANTHROPY
Kegiatan filantropis Commonwealth Bank bertujuan memberikan bantuan bagi anggota masyarakat yang membutuhkan. Baru-baru ini, Bank telah membentuk CommCare Club, suatu forum internal yang mengundang seluruh karyawan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial Bank.
Commonwealth Bank’s corporate philanthropy activities aim at providing a helping hand to care and assist those in need. Recently, the Bank introduced its CommCare Club, an internal forum inviting all employees to participate in the Bank’s various social activities.
Bekerja sama dengan berbagai organisasi non-pemerintah, kegiatan filantropis yang diselenggarakan selama tahun 2013 meliputi: • Proyek pembangunan rumah layak di beberapa area pedesaan bekerja sama dengan Habitat for Humanity, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada peningkatan hidup melalui penyediaan rumah yang aman dan layak; • Aktivitas penggalangan dana bersama Yayasan Pita Kuning Anak dan AMSA Indonesia (Asian Medical Student Association di Indonesia) untuk menyelenggarakan kampanye Shave for Hope.
In partnership with a number of non-government organizations, corporate philanthropy activities held in 2013 include: • Home building projects in select rural areas with Habitat for Humanity, a non-profit organization devoted to transforming lives through the provision of safe and decent homes; • Fund raising activity organized in collaboration with Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (the Yellow Ribbon Foundation for Indonesian Children) and AMSA Indonesia (the Indonesian chapter of the Asian Medical Student
Kegiatan CSR di Commonwealth Bank adalah kesempatan bagi setiap karyawan untuk berpartisipasi dan menjadi relawan. Pembentukan CommCare Club bahkan membuat kami lebih mudah untuk ikut serta sebagai tim CSR. Dengan Club ini, kami sukses meningkatkan employee hours sebanyak tiga kali menjadi 2,964 employee hours! CSR activities in Commonwealth Bank is the opportunity for employees to participate and volunteer in. The formation of CommCare Club even make it easier for us to be involve and be part of the CSR team. By that we successfully achieved total of 2,964 employee hours or increase triple times! Oris Junaedy - Bank Document Management CommCare Club Member
72
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Commonwealth Bank Annual Report 2013
73
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
•
Shave for Hope adalah kegiatan penggalangan dana dan peningkatan kesadaran tentang penderitaan anak-anak pasien kanker, yang berhasil menggalang sebesar Rp245 juta dana di tahun 2013. Berbagai program sosial, seperti donor darah bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia, serta partisipasi dalam kegiatan pendidikan anak-anak, layanan kesehatan dan bantuan bencana alam.
KEGIATAN HUBUNGAN PERUSAHAAN Kegiatan hubungan perusahaan bertujuan membina hubungan erat dengan para pemangku kepentingan yang memiliki kepentingan langsung maupun tak langsung dengan Commonwealth Bank, sehingga mereka dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kegiatan, sasaran dan kebijakan Bank. Berikut beberapa kegiatan bersama para pemangku kepentingan Bank selama tahun 2013 melalui program sponsorship: • ANZA (Australia – New Zealand Association): Partisipasi dalam program sosial bersama Kedutaan Besar Australia untuk mendukung kesejahteraan masyarakat • Charity Golf bersama Kedutaan Besar Australia • Canada Golf Cup: kegiatan sosial untuk membantu anak-anak sekitar bekerjasama dengan Kedutaan Besar Kanada • Yasporbi Charity Golf: acara sosial untuk membantu pendidikan anak-anak kurang mampu di sekolah yayasan Yasporbi • Association Cambiste Internationale (ACI ) Indonesia (Forexindo) Care & Share Program
74
Commonwealth Bank Annual Report 2013
•
Association) to undertake the Shave for Hope campaign. Shave for Hope is an event to raise funds and awareness for the plight of children with cancer, which raised a total of Rp245 million donation in 2013. Various charity programs, including blood donation in partnership with the Indonesian Red Cross, as well as participation in children education, medical treatment and disaster relief effort activities.
CORPORATE RELATIONS ACTIVITIES The Corporate Relations activities’ main objective is to strengthen relationship with key stakeholders with direct or indirect stake in Commonwealth Bank that they can affect or be affected by the Bank’s actions, objectives and policies.
Following are some engagements with the Bank’s stakeholders during 2013 through sponsorship programs: • ANZA (Australia – New Zealand Association): Participation in the charity program with the Australian Embassy to support community welfare • Charity Golf with the Australian Embassy • Canada Golf Cup: A charity event to help surrounding kids in collaboration with the Embassy of Canada • Yasporbi Charity Golf: an event to help the education for less fortunate kids in Yasporbi School • Association Cambiste Internationale (ACI ) Indonesia (Forexindo) Care & Share Program
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Commonwealth Bank Annual Report 2013
75
TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE by Dhien Tjahajani Director of Compliance
76
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Tata kelola perusahaan berfungsi sebagai pedoman dalam pengelolaan suatu usaha melalui penerapan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Hal ini mempengaruhi bagaimana tujuan perusahaan ditetapkan dan dicapai, bagaimana risiko dipantau dan dikaji, serta bagaimana kinerja dapat dioptimalkan.
Corporate governance is a guide to operating a business by applying the principles of Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, and Fairness. This affects how corporate objectives are set and achieved, how risk is monitored and assessed, and how performance is optimised.
Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance, atau GCG) menjadi faktor yang semakin penting, terutama di industri perbankan, di mana setiap keputusan yang diambil mengandung unsur ketidakpastian dan faktor risiko; namun demikian hal tersebut dapat dikelola melalui pengawasan serta pengendalian internal yang efektif.
Good corporate governance becomes increasingly important, especially in the banking industry, where every decision made has an element of uncertainty and risk; nevertheless, these can be managed through effective oversight and internal controls.
Commonwealth Bank memahami pentingnya menanamkan budaya kesadaran risiko dan pengendalian internal yang kuat di dalam semua unsur organisasi. Sesuai dengan kerangka tata kelola perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi menjalankan peran utama dalam mengkaji dan mengarahkan strategi perusahaan, melakukan evaluasi atas kebijakan risiko, menetapkan sasaransasaran kinerja, memantau efektivitas praktik tata kelola perusahaan dan memastikan bahwa Bank telah mematuhi semua undang-undang serta peraturan yang berlaku.
Commonwealth Bank understands the importance of instilling a risk awareness culture and strong internal controls throughout all elements of the organization. In line with the framework of corporate governance, the Board of Commissioners and the Board of Directors take up the primary roles of reviewing and directing corporate strategy, evaluating risk policy, setting performance targets, monitoring the effectiveness of corporate governance in practice and ensuring that the Bank complies with all prevailing laws and regulations.
Pelaksanaan GCG di Commonwealth Bank ditunjukkan melalui kajian menyeluruh atas peran dan komposisi komite-komite, yang bertugas memberikan dukungan tata kelola kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Implementation of good corporate governance in Commonwealth Bank is demonstrated through the Bank’s comprehensive assessment of the roles and compositions of the committees that provide governance support to the Boards of Commissioners and Directors in carrying out their duties and responsibilities.
Manajemen Commonwealth Bank telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sosialisasi kepada seluruh karyawan terkait kinerja Bank serta target ke depan dan strategi pencapaiannya.
Commonwealth Bank’s Management has held numerous socialization to fully familiarize employees with the Bank’s achievements and future targets as well as strategies to achieve them. In addition,
Selain menyampaikan kinerja Bank, kegiatan sosialisasi tersebut juga memaparkan kegiatan manajemen risiko dan tata kelola Bank, seperti prinsip-prinsip GCG, yang perlu dipahami oleh setiap karyawan. Sosialisasi tersebut merupakan salah satu perwujudan dari keterbukaan dan interaksi antara karyawan dengan pihak Manajemen.
the socialization also communicated the Bank’s risk management and governance activities that staffs need to be aware of, such as Good Corporate Governance principle. This is an example of the current openness and interactions between employees and management.
Keterbukaan dan transparansi merupakan unsur– unsur penting di dalam tata kelola perusahaan. Commonwealth Bank senantiasa melaksanakan prinsip transparansi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta memastikan bahwa semua pengungkapan informasi material disampaikan secara akurat dan tepat waktu, termasuk dalam hal pengungkapan kinerja keuangan Bank, aksi korporasi dan pelaporan tata kelola perusahaan.
Openness and transparency are important elements in corporate governance. Commonwealth Bank has always adopted transparency in accordance with prevailing regulations and ensures that all disclosures of any material are accurately submitted in a timely manner, including the Bank’s financial performance, corporate actions and corporate governance reporting.
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu kontribusi Commonwealth Bank bagi masyarakat dan lingkungan. Kegiatan sosial Bank difokuskan pada program-program di bidang pendidikan, kesehatan dan konservasi lingkungan hidup di Indonesia.
Commonwealth Bank’s Corporate Social Responsibility (CSR) program is one of our positive contributions to society and the environment. The Bank’s social welfare activities are focused on education, health and environmental conservation programs in Indonesia.
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS
Wewenang serta tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi telah didefinisikan secara jelas sesuai dengan fungsi masing-masing sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Commonwealth Bank, serta merujuk kepada undang-undang dan peraturan yang berlaku.
The authorities and responsibilities of the Board of Commissioners and Board of Directors have been clearly defined according to their functions as set out in Commonwealth Bank’s Articles of Association and regulated by the prevailing legislation.
Pemantauan atas tata kelola oleh Dewan Komisaris meliputi kajian secara terus-menerus atas struktur internal Commonwealth Bank dan memastikan kejelasan serta akuntabilitas manajemen di setiap lini organisasi.
The monitoring of corporate governance by the Board of Commissioners includes continuous assessment of Commonwealth Bank’s internal structure and ensures clarity and accountability of management in every line of the organization. Commonwealth Bank Annual Report 2013
77
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
A. DEWAN KOMISARIS
A. BOARD OF COMMISSIONERS
1. Susunan keanggotaan Dewan Komisaris per 31 Desember 2013
1. Board of Commissioners as of 31 December 2013
Anggota-anggota Dewan Komisaris Commonwealth Bank telah diangkat sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test), pelarangan perangkapan jabatan dan keberadaan Komisaris Independen.
Members of Commonwealth Bank’s Board of Commissioners are appointed as stipulated in Bank Indonesia’s Regulations on the requirement for Fit & Proper Tests, the prohibition of holding two or more positions concurrently, as well as the inclusion of an Independent Commissioner.
Struktur Dewan Komisaris per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
The structure of the Board of Commissioners as of 31 December 2013 is as follows:
Dewan Komisaris / Board of Commissioners Nama/Name
Jabatan/Position
Geoffrey David Coates
Presiden Komisaris / President Commissioner
Guy Martin Harding
Wakil Presiden Komisaris / Vice President Commissioner
Suwartini
Komisaris Independen / Independent Commissioner
Khairil Anwar
Komisaris Independen / Independent Commissioner
2. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Commonwealth Bank
2. The Roles and Responsibilities of Commonwealth Bank’s Board of Commissioners
a.
a. The Board of Commissioners monitors and ensures that every business activity of the Bank at all levels in the organization applies the principles of good corporate governance.
Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan memastikan bahwa setiap kegiatan usaha Bank di seluruh tingkatan telah dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG.
b. Dewan Komisaris secara aktif melaksanakan pengawasan atas kinerja Direksi, memberikan advis dan mengarahkan, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
b. The Board of Commissioners actively supervises the Board of Directors’ performance, provide advice and guidance as well as to monitor and evaluate the implementation of the Bank’s strategic policies.
c.
c.
Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal Bank, Auditor Eksternal, hasil-hasil Pengawasan dan hasil audit Bank Indonesia dan/atau otoritas keuangan lainnya.
d. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sesuai ketentuan Bank
78
Commonwealth Bank Annual Report 2013
The Board of Commissioners ensures that the Board of Directors has followed up audit findings and recommendations of the Bank’s Internal Audit unit, External Auditors, the Supervision results and Bank Indonesia audit results and/or those of other regulatory institutions.
d. The Board of Commissioners is not involved in the Bank’s operational decision-making, except in the event of providing funds to related parties as stipulated in Bank Indonesia’s regulations
Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan perundangan yang berlaku. e.
Sesuai ketentuan Peraturan Bank Indonesia, Dewan Komisaris berkewajiban membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Pengangkatan anggota Komite-komite tersebut telah dilaksanakan oeh Direksi berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris.
concerning Legal Lending Limits and any other matters set out in the Bank’s Articles of Association, or in applicable legislation.
e.
As stipulated in Bank Indonesia Regulations, the Board of Commissioners is required to establish an Audit Committee, a Risk Monitoring Committee and a Remuneration and Nomination Committee. Members of these Committees have been appointed by the Board of Directors based on the decision made in the Board of Commissioners’ Meeting.
3. Rapat Dewan Komisaris
3. Board of Commissioners Meetings
Di tahun 2013, Dewan Komisaris telah menyelenggarakan sebanyak 7 (tujuh) Rapat Dewan Komisaris, di mana semua keputusan dalam rapat-rapat tersebut diambil berdasarkan azas musyawarah mufakat. Keputusan-keputusan tersebut bersifat mengikat secara hukum bagi seluruh anggota Dewan Komisaris dan hasil rapat telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan secara baik.
The Board of Commissioners held 7 (seven) meetings in 2013, where all decisions made at the meetings were based on consensus agreement. These decisions are legally binding on all Board members; the decisions have been set out and welldocumented in the minutes of the meetings.
Dewan Komisaris berperan penting dalam pelaksanaan prinsip- prinsip GCG dengan menjalankan secara baik fungsi-fungsi pengarahan dan pengawasan.
The Board of Commissioners plays a significant role in the implementation of the principles of Good Corporate Governance by carrying out its guidance and oversight functions well.
4. Komite-Komite
4. Committees
Komite-komite yang telah terbentuk dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya adalah:
The committees that have been formed and carried out their duties and responsibilities are:
a. Komite Audit
a. Audit Committee
Komite Audit dibentuk dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pengawasan. Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit menjalin hubungan kerja yang efektif dengan pihak Direksi, Manajemen, Satuan Kerja Audit Internal serta Auditor Eksternal.
The Audit Committee was established with the objective of assisting the Board of Commissioners in performing its supervisory duties and responsibilities. In performing its duties, the Audit Committee has established an effective working relationship with the Board of Directors, Management, Internal and External Auditors.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
79
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Susunan anggota Komite Audit per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
The members of the Audit Committee as per 31 December 2013 are as follows:
Komite Audit / Audit Committee Nama/Name Khairil Anwar
80
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Jabatan/Position Chairman (Independent Commissioner) /
Ketua (Komisaris Independen)
Guy Martin Harding
Member /Anggota
Suwartini
Member /Anggota
Jono Effendy
Member /Anggota
Teuku Radja Sjahnan
Member /Anggota
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut:
The roles and responsibilities of the Audit Committee are as follows:
Secara independen, Komite Audit melakukan kajian atas laporan keuangan Bank dan informasi keterbukaan keuangan lainnya berdasarkan informasi dari Direksi dan Auditor Eksternal, serta mengkaji kebijakan akuntansi guna memastikan kepatuhan pada perundangan, peraturan dan standar akuntansi yang berlaku. Komite Audit mempertimbangkan dan berdiskusi dengan Direksi dan Auditor Eksternal mengenai hal-hal pelaporan keuangan yang signifikan dan keputusan yang diambil dalam rangka penyiapan laporan keuangan. Selain itu, Komite Audit juga bertugas melakukan kajian atas efektivitas sistem pengawasan internal; mengawasi dan mengevaluasi independensi, efektivitas, lingkup kerja, serta rencana audit tahunan satuan kerja audit internal dan auditor eksternal; mengawasi dan mengevaluasi rencana kerja Direksi terkait masalah audit yang belum terselesaikan yang disampaikan oleh satuan kerja audit internal, auditor eksternal dan otoritas keuangan setempat. Secara berkala, Komite Audit menyampaikan laporan kegiatannya, termasuk advis atas masalahmasalah yang menjadi perhatian Dewan Komisaris, serta menyampaikan rekomendasi nominasi Auditor Eksternal kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan lebih lanjut dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Independently, the Audit Committee reviews the Bank’s financial statements and financial disclosures based on information provided by the Board of Directors and External Auditors, as well as reviews the accounting policy to ensure compliance with the prevailing laws, regulations, and accounting standard. The Audit Committee considers and discusses with the Board of Directors and External Auditors on significant financial reporting issues and judgments made in connection with the preparation of the financial statements. Moreover, Audit Committee also has the duty to review the assurance over effectiveness of internal control system; to oversee and evaluate independence, effectiveness, scope of work, annual audit plan of the internal and external auditors; to oversee and evaluate the action plans made by the Board of Directors on outstanding audit issues raised by internal audit, external audit, and local regulators. The Audit Committee regularly reports its activities including advice on matters of concern to the Board of Commissioners, and provides recommendations on the nomination of the External Auditor to the Board of Commissioners for further approval at the General Meeting of Shareholders.
b. Komite Pemantau Risiko
b. Risk Oversight Committee
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia mengenai GCG, Komite Pemantau Risiko dibentuk untuk memastikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko Bank.
In accordance with Bank Indonesia Regulations on Good Corporate Governance (GCG), the Risk Monitoring Committee was established to ensure that the management risk framework has provided adequate control against all risks to the Bank.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Susunan anggota Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
The members of the Risk Oversight Committee as per 31 December 2013 are as follows:
Risk Monitoring Committee / Komite Pemantau Risiko Nama/Name
Jabatan/Position
Suwartini
Ketua dan Anggota (Komisaris Independen) / Chairman and Member (Independent Commissioner)
Guy Martin Harding
Anggota / Member
Khairil Anwar
Anggota / Member
Jono Effendy
Anggota / Member
Teuku Radja Sjahnan
Anggota / Member
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:
The roles and responsibilities of the Risk Monitoring Committee are as follows:
Komite Pemantau Risiko bertanggung jawab melakukan pemantauan atas ke delapan risiko yang harus dikelola oleh Bank, yakni Risiko-Risiko Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum, Reputasi, Strategi dan Kepatuhan, serta memastikan pelaksanaan manajemen risiko yang sesuai dengan kebijakan manajemen risiko. Komite juga memantau dan menilai kinerja Komite Eksekutif Risiko dan unit kerja Manajemen Risiko; memantau perkembangan kasus-kasus litigasi berkaitan dengan Bank serta menilai risiko-risikonya, seperti risiko peraturan, reputasi dan kepatuhan. Secara rutin, Komisi Pemantau Risiko menyampaikan laporan kegiatannya kepada Dewan Komisaris, termasuk menyampaikan saran atas hal-hal yang menjadi perhatian Dewan Komisaris.
Risk Oversight Committee has responsibility to monitor the eight risks that the Bank should manage namely Credit, Market, Liquidity, Operational, Legal, Reputation, Strategic and Compliance Risks and ensure that the implementation of risk management are in accordance with risk management policies. The Committee also monitors and assesses the performance of the Executive Risk Committees and Risk Management work units; monitors the development of litigation cases involving the Bank and assesses the risks involved, like the regulatory risk, reputation risk and compliance risk. The Risk Oversight Committee regularly reports its activities, including advice on matters of concern to the Board of Commissioners.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
81
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
c. Komite Remunerasi dan Nominasi
c. Remuneration and Nomination Committee
Susunan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
The members of the Remuneration and Nomination Committee as per 31 December 2013 are as follows:
Komite Remunerasi dan Nominasi / Remuneration and Nomination Committee Nama/Name
Jabatan/Position
Suwartini
Ketua dan Anggota (Komisaris Independen) / Chairman and Member (Independent Commissioner)
Geoffrey David Coates
Anggota / Member
Bagus Harimawan
Anggota (Staf Eksekutif Sumber Daya Manusia) / Member (HR Executive Officer)
Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi Bank, termasuk evaluasi atas kajian remunerasi tahunan dan manajemen bonus kinerja, serta menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai program dan kebijakan remunerasi Commonwealth Bank, dengan mempertimbangkan beberapa faktor berikut: 1. Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Prestasi kerja dan kontribusi masing-masing karyawan. 3. Kewajaran dengan peer group. 4. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
82
Commonwealth Bank Annual Report 2013
The Committee had conducted an evaluation of the Bank’s remuneration policy, including annual salary review and performance bonus management and provides recommendations to the Board of Commissioners concerning the Bank’s remuneration program and policy, taking into account several factors, as follows: 1. Financial performance and reserve fulfilment following the prevailing regulations. 2. Employee’s work achievement and contribution. 3. Fairness to the peer group. 4. Consideration of Bank’s long-term target and strategies.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
B. DIREKSI
B. DIRECTORS
1. Susunan keanggotaan Direksi per 31 Desember 2013:
1. Board of Directors as of 31 December 2013:
Direksi / Board of Directors
Nama/Name
Jabatan/Position
Antonio Da Silva Costa
Presiden Direktur / President Director
Ian Phillip Whitehead
Direktur Perbankan Ritel dan Bisnis / Director of Retail and Business Banking Services
Mia Patria Bernardhi
Direktur Sumber Daya Manusia / Director of Human Resources
Dhien Tjahajani
Direktur Kepatuhan / Director of Compliance
Paul Setiawan Hasjim
Direktur Operasi dan Teknologi / Director of Operations and Information Technology
Adhiputra Tanoyo
Direktur Manajemen Risiko / Director of Risk Management
2. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi:
2. Roles and Responsibilities of Board of Directors
a.
a.
Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank dan pengelolaan usaha sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
The Board of Directors is fully responsible for running the Bank and managing the business in accordance with its authority and responsibilities as stipulated in the Articles of Association and prevailing laws and regulations.
b. Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa prinsip- prinsip GCG telah dilaksanakan dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh jenjang organisasi.
b. The Board of Directors is responsible for ensuring that the principles of good corporate governance are applied in every business activity of the Bank, at all levels in the organization.
c.
c.
Direksi senantiasa menindaklanjuti temuantemuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern, Auditor Eksternal, Hasil Pengawasan dan hasil audit Bank Indonesia dan/atau otoritas keuangan lainnya.
The Board of Directors always follows up the audit findings and recommendations of the Bank’s Internal Audit unit, External Auditors, the Supervision and results of audits by the Bank of Indonesia and/or other authorities.
d. Direksi mengembangkan dan memastikan bahwa Manajemen Risiko telah dilaksanakan di seluruh jenjang organisasi, serta memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah beroperasi secara independen.
d. The Board of Directors develops and ensures Risk Management has been adopted and implemented at all levels of the organization and ensures that the Risk Management function has been operated independently.
e.
e.
Direksi bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
The Board of Directors is accountable for its roles and responsibilities to a General Shareholders’ Meeting. Commonwealth Bank Annual Report 2013
83
84
Commonwealth Bank Annual Report 2013
MANAJEMEN RESIKO by Adhiputra Tanoyo Director of Risk Management
Commonwealth Bank menerapkan pengelolaan risiko secara menyeluruh, di mana setiap Unit Bisnis Bank berperan sebagai penanggung jawab utama pengelolaan risiko bisnis masing-masing. Proses pengelolaan risiko meliputi kesadaran, identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan mitigasi risiko, sedangkan infrastruktur manajemen risiko terdiri atas organisasi, tata kelola, data, metodologi, kebijakan, prosedur, pelaporan dan sistem informasi risiko.
Commonwealth Bank undertakes a holistic risk management approach, in which every Business Unit of the Bank is the primary risk taker responsible for managing its respective risks. The risk management process encompasses risk awareness, identification, measurement, monitoring, controlling and mitigation, while the risk management infrastructure comprises of the risk organisation, governance, data, methodology, policies, procedures, reporting and information systems.
STRUKTUR MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT STRUCTURE
Commonwealth Bank memiliki kerangka manajemen risiko yang terintegrasi guna mengidentifikasi, mengkaji, mengelola dan melaporkan risiko-risiko secara konsisten dan dapat dipercaya. Kerangka tersebut mensyaratkan bahwa masing-masing bisnis mengelola aktivitas pengambilan risiko dan hasilhasilnya sendiri, sehingga masing-masing unit dapat menikmati hasil dari kegiatannya.
The Bank has an integrated risk management framework to identify, assess, manage and report risks on a consistent and reliable basis. This framework requires each business to manage their risk-taking activities and outcome thus allowing it to benefit from the risk adjusted returns.
Akuntabilitas manajemen risiko mengadopsi model “Tiga Lini Pertahanan” berikut: • Lini 1 – Bisnis – Manajemen Bisnis – risiko langsung dikelola di lokasi di mana risiko tersebut berada. Manajer Bisnis bertanggung jawab mengelola risiko-risiko di masing-masing bisnisnya. Hal ini mencakup pelaksanaan proaktif untuk mengelola risiko di dalam lingkup risk appetite masing-masing, serta menggunakan hasil dan pertimbangan manajemen risiko (‘biaya risiko’) sebagai bagian dari proses bisnis sehari-hari.
The risk management accountability adopts the following “Three Lines of Defense” model: • Line 1 – Business – Business Management – risk is best managed at the place it occurs. Business Managers are responsible for managing the risks for their respective businesses. This includes implementing approaches to proactively manage their risk within the risk appetite levels, and using risk management outcomes (‘the costs of risk’) and considerations as part of their day to day business making process.
•
•
Lini 2 – Manajemen Risiko – Tim Manajemen Risiko menawarkan keahlian serta pengawasan di bidang manajemen risiko untuk aktivitas pengambilan risiko oleh Manajemen Bisnis. Unit Manajemen Risiko mengembangkan kerangka risiko beserta kebijakan dan prosedur pendukungnya guna memastikan bahwa kerangka tersebut menjadi bagian dan digunakan dalam kegiatan usaha sehari-hari. Unit Manajemen Risiko juga melakukan analisa kuantitatif dan kualitatif atas eksposur kredit
Line 2 – Risk Management – Risk Management teams provide risk management expertise and oversight for Business Management’s risk-taking activities. The Risk Management unit develops and maintains the framework as well as, policies and procedures to ensure they are embedded and used as part of their daily running of their business. The Risk Management unit also undertakes quantitative and qualitative analysis on the credit exposure originated by the business unit and measures Commonwealth Bank Annual Report 2013
85
Manajemen Resiko Risk Management
•
yang berasal dari unit bisnis serta mengukur eksposur tersebut guna mendukung keputusan risiko dari unit-unit bisnis berdasarkan delegasi otoritas yang telah disetujui. Lini 3 – Audit Internal dan Internal Assurance – memberikan jaminan independen kepada para pemangku kepentingan utama mengenai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal, prosedur manajemen risiko dan proses tata kelola Bank.
Dalam melaksanakan strategi usahanya, Bank memfokuskan pada keselarasan dan keseimbangan pengelolaan risikonya guna tercapainya strategi jangka panjang, serta juga memfokuskan pada penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Hal ini sejalan dengan filosofi yang dianut oleh perusahaan induk Bank, Commonwealth Bank of Australia (CBA), yang saat ini merupakan bank terbesar di Australia dan ke-10 di dunia1.
86
•
Line 3 – Internal Audit and Assurance – provide independent assurance to key stakeholders regarding the adequacy and effectiveness of the Bank’s system of internal controls, risk management procedures and governance processes.
In implementing its business strategy, the Bank focuses on aligning and balancing its risk management to achieve its long-term strategy and, at the same time, apply the principles of good corporate governance. This is in line with the philosophy adopted by the Bank’s parent company, Commonwealth Bank of Australia (CBA), which is currently Australia’s largest and the world’s 10th largest bank1.
Penyelarasan tersebut mewajibkan Bank untuk senantiasa melakukan pendekatan menyeluruh terhadap seluruh faktor-faktor risikonya (sejalan dengan strategi 4-pilar Bank), mengkomunikasikan faktor-faktor tersebut kepada manajemen senior, merumuskan langkah-langkah penanggulangan permasalahan sampai ke akar-akarnya, memantau penerapan langkah-langkah tersebut, serta melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan manajemen risiko.
Such an alignment requires the Bank to constantly undertake a holistic approach, addressing all risk factors (in line with the Bank’s 4-pillar strategy), communicating these factors to senior managers, formulating measures to resolve issues to their roots, monitoring those measurements, while also evaluating the effectiveness of the risk management implementation.
TATA KELOLA MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT GOVERNANCE
Tata kelola dalam pengelolaan risiko diawali dengan perumusan risk appetite statement yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris Bank, dengan mempertimbangkan kapasitas risiko dan strategi bisnis Bank. Target tingkat pertumbuhan juga ditetapkan sebagai batasan dalam pengelolaan dan pengendalian pertumbuhan. Anggota-anggota Dewan Komisaris dan Direksi memiliki pengetahuan dan pengalaman yang mencukupi atas risiko-risiko eksternal (perekonomian, sektor industri, regulasi) dan risiko-risiko internal (sumber daya manusia, kebijakan dan proses). Pengalaman di masa lalu saat terjadinya krisis ekonomi dan moneter (tahun 1998 dan 2008) banyak membantu dalam proses perumusan pengelolaan risiko. Setiap hari, Direksi juga cukup tanggap dalam mengatasi masalah yang dihadapi Commonwealth Bank. Direksi aktif terlibat dalam merumuskan kebijakan dan prosedur yang terus diperbaharui dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Risk management governance begins with the formulation of the Bank’s risk appetite statement that has been approved by the Board of Commissioners with due consideration for the Bank’s risk capacity and business strategy. The target growth rate is also set as a limit to manage and control growth. Members of the Board of Commissioners and Board of Directors possess adequate knowledge and experience of external (economics, industries and regulations) and internal risks (human capital, policies and processes). Past experiences in economic and monetary crises (in 1998 and 2008) were of great help in formulating risk management. The Board of Directors is also responsive to issues affecting the Bank on a daily basis. They actively participate in formulating policies and procedures that are constantly updated and applied in a sustainable manner.
Laba bersih setelah pajak Grup CBA untuk tahun yang berakhir pada bulan Juni 2013 mencapai sebesar AUD7.819 juta, dengan total nilai aset mencapai sekitar UD754 miliar (berdasarkan Laporan Tahunan 2013 Grup CBA). The CBA Group’s Net Profit After Tax at the year ended June 2013 is AUD 7,819 million, with a total asset size of approximately AUD 754 billion (based on the Group’s 2013 Annual Report).
1
Commonwealth Bank Annual Report 2013
these risk exposures to support risk decisions by business owners based on the approved delegation of authority.
Manajemen Resiko Risk Management
Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya secara memadai termasuk melakukan pengawasan aktif melalui rapat komite yang diadakan setiap kuartal.
The Board of Commissioners carries out its duty adequately, including active supervision through quarterly committee meetings.
Di tahun 2013, Bank telah meningkatkan frekuensi rapat Dewan Komisarisnya menjadi enam kali dalam satu tahun atau satu kali setiap dua bulan.
The Bank has increased the frequency of the Board of Commissioners’ meeting to six times in a year or once every two months in 2013.
Budaya manajemen risiko terus disosialisasikan ke seluruh jenjang organisasi, disertai dengan berbagai program pelatihan terkait, seperti pelatihan di bidang Code of Conduct dan Risk Awareness.
The risk management culture is continuously instilled at every level of the organisation, complemented by several related training programs such as trainings in Code of Conduct and Risk Awareness.
KERANGKA KERJA PENGELOLAAN RISIKO
RISK MANAGEMENT FRAMEWORK
Fungsi pengelolaan risiko telah meraih kemajuan berarti, tetapi tetap terus disempurnakan dari waktu ke waktu sesuai kebutuhan. Bank memiliki kerangka kerja yang baku bagi kegiatan pengelolaan maupun pemantauan risikonya. Selain peran Direksi dan Manajemen Senior dalam pengelolaan risiko, Bank telah membentuk berbagai unit kerja dalam divisi pengelolaan risiko, antara lain Unit Credit Quality Review (CQR), Unit Risk Analytics, Unit Middle Office dan Unit Wholesales Acceptance.
The risk management function has recorded encouraging progress but continues to improve from time to time whenever needed. The Bank has a well-established framework for its risk management and monitoring activities. In addition to the roles of the Board of Directors and Senior Management in risk management, the Bank employs several working units within the risk management division, including the Credit Quality Review (CQR), Risk Analytics, Middle Office and Wholesales Acceptance Units.
Selain itu, Bank juga telah memiliki Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang bekerja di bawah arahan Komite Audit, guna memastikan kepatuhan Bank terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta prosedur kerja internal Bank guna mengurangi faktor-faktor risiko usaha Bank.
In addition, the Bank has an Internal Audit Unit (IAU) that works under the guidance of the Audit Committee to ensure the Bank’s compliance to all prevailing laws and regulations as well as its internal procedures, to reduce the Bank’s business risk factors.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
87
Manajemen Resiko Risk Management
88
Commonwealth Bank Annual Report 2013
PENERAPAN BASEL II
IMPLEMENTATION OF BASEL II
Pengungkapan Permodalan
Disclosure of Capital
Bank senantiasa berupaya untuk selalu memenuhi ketentuan yang berlaku, termasuk penerapan pilar pertama Basel II serta peraturan mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Selain itu, Manajemen Bank juga telah mempertimbangkan besarnya kebutuhan modal bagi pengembangan usahanya ke depan.
The Bank constantly strives to meet all prevailing regulations, including in the implementation of the first pillar of Basel II and the requirement for minimum capital adequacy. In addition, Management has also considered the Bank’s capital requirement for developing its future business.
Struktur Permodalan
Capital Structure
Tujuan pengelolaan permodalan Bank adalah untuk memelihara posisi permodalan yang solid untuk mendukung pertumbuhan usaha serta menjaga tingkat kepercayaan para investor, deposan, nasabah dan pasar. Dalam pengelolaan modalnya, Bank mempertimbangkan beberapa faktor, seperti tingkat pengembalian modal yang optimum bagi pemegang saham serta menjaga keseimbangan antara tingkat keuntungan dengan gearing ratio dan tingkat keamanan dari posisi permodalan yang sehat. Entitas induk Bank sebagai pemegang saham utama, berkomitmen penuh untuk mengembangkan bisnis Bank secara optimal, serta memberikan prioritas pada tingkat permodalan Bank. Hal ini terbukti dari pelaksanaan penambahan modal dalam tiga tahun terakhir, dengan nilai sekitar Rp2.5 triliun, yang telah secara signifikan meningkatkan Rasio Kecukupan Modal (“CAR”) Bank dari sebesar 16,17% di bulan Desember 2012 menjadi 25,78% di bulan Desember 2013 (setelah memperhitungkan faktor risiko kredit, pasar dan operasional). Komponen permodalan Bank didominasi oleh modal inti/tier-1 (dengan kontribusi sebesar 26,12%). Rincian komposisi dapat dilihat pada Tabel Struktur Permodalan di halaman 91.
The Bank’s capital management aims to maintain a strong capital position to support business growth and to sustain the confidence of our investors, depositors, customers and the market. In managing its capital, the Bank considers factors such as providing the optimal capital rate of return to shareholders while maintaining a balance between a high return gearing ratio and safety provided by a sound capital position. The parent entity, as the majority controlling shareholder of the Bank, is fully committed to optimally build the Bank’s business and places a high priority on the capitalization level of the Bank. This is reflected by the capital injections it has performed in the past three years, totaling approximately 2.5 trillion Rupiah, significantly increasing the Bank’s Capital Adequacy Ratio (“CAR”) from 16.17% in December 2012 to 25.78% in December 2013 (taking into account credit, market risk and operational risk charges). The components of the Bank’s capital are dominated by tier-1 capital (constituting 26.12%). Details are presented in the Table of Capital Structure on page 91.
Kecukupan Permodalan
Capital Adequacy
Guna mematuhi Peraturan Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia No.14/37/DPNP tertanggal 27 Desember 2012) tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA), Bank telah melakukan perhitungan atas kecukupan permodalan yang disyaratkan berdasarkan profil risikonya. Hal ini berarti bahwa Bank tidak hanya menggunakan risiko kredit, pasar dan operasional sebagai dasar penetapan permodalannya, melainkan juga memperhitungkan jenis risiko lainnya
To comply with Bank Indonesia Regulation (“Surat Edaran Bank Indonesia No.14/37/DPNP dated 27 December 2012”) on the Minimum Capital Requirement based on the Bank’s Risk Profile and to fulfill Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA), the Bank has calculated its required capital adequacy on the basis of the Bank’s risk profile. This means that the Bank not only uses credit, market and operational risk as the basis for determining capital, but also includes other type of risks in its risk-profile self assessment report.
Manajemen Resiko Risk Management
dalam laporan evaluasi mandiri profil risikonya. Bank menggunakan Metoda Standar untuk Risiko Pasar dan Risiko Kredit, sedangkan pendekatan Basic Indicator digunakan untuk Risiko Operasional.
The Bank uses the Standardized Method for Market Risk and Credit Risk, while the Basic Indicator Approach (BIA) is used for Operational Risk.
Mengingat bahwa peringkat profil risiko Bank yang terakhir adalah peringkat “2”, Bank diwajibkan menambah sebesar 2% permodalan atas syarat modal minimum 8%, sehingga meningkatkan Prudential Capital Requirement Bank menjadi sebesar 10%. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia di atas, Bank telah melaksanakan stress test2 agar lebih dapat memperkirakan tingkat kecukupan permodalannya. Test tersebut dilakukan terhadap risiko kredit, pasar dan operasional dengan menggunakan metode single-factor. Dampak totalnya diperkirakan adalah penurunan CAR dari sebesar 27,07% menjadi 25,34% (penurunan sebesar 1,73%). Jika dampak stress test juga diperhitungkan, Bank diperkirakan membutuhkan Prudential Capital Requirement sebesar 11,73%, yang berarti bahwa modal penyangga saat ini sebesar 15,34% cukup memadai untuk menghadapi terjadinya gangguan atas posisi bisnis.
Given the Bank’s latest risk-profile rating of “2”, the Bank is required to hold an additional 2% “add-on” capital to the 8% minimum required capital, increasing the Bank’s Prudential Capital Requirement to a total of 10%. Based on the previously-mentioned Bank Indonesia Regulation, the Bank conducted stress tests2 to better estimate its capital adequacy. These tests were performed for credit risk, market risk and operational risk using single-factor methodologies. The total impact projected was a reduction in CAR from 27.07% to 25.34% (a reduction of 1.73%). If the stress-test’s impacts were added, the Bank is estimated to require a Prudential Capital Requirement of 11.73%, indicating that the Bank’s current capital buffer of 15.34% is adequate to withstand shocks to its business position.
Stress Testing adalah proses untuk mengukur ketahanan Bank dalam menghadapi kejadian luar biasa (extraordinary) yang mungkin terjadi, seperti terjadinya lonjakan suku bunga bank atau nilai tukar mata uang, peningkatan kemungkinan gagal bayar (default) debitur, serta penurunan nilai pasar jaminan. Stress Testing is a process aimed at measuring the resilience of the Bank in facing extraordinary circumstances that may arise, such as a jump in the bank interest rate or currency exchange rate, possible increases of defaults by debtors and decreases in the market value of credit collaterals.
2
Commonwealth Bank Annual Report 2013
89
Manajemen Resiko Risk Management
90
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Bank menggunakan beberapa macam metode stress testing tergantung pada jenis risikonya. Non-traded market risk memperkirakan skenario terburuk atas potensi repricing gap dengan menggunakan pendekatan Present Value Basis Point, sedangkan traded market risk melakukan simulasi skenario terburuk atas Posisi Devisa Netto Bank dengan menggunakan metodologi Value-AtRisk. Untuk Risiko kredit digunakan simulasi atas Kemungkinan Wanprestasi (Probability of Default/ PD) debitur melalui pengurangan 30% nilai jaminan bagi segmen-segmen UKM ritel, konsumer dan Multi-finance, sedangkan untuk segmen UKM non-ritel dilakukan simulasi jika terjadi penurunan satu peringkat. Untuk risiko operasional, dilakukan simulasi skenario ketika nilai kerugian risiko operasional meningkat hingga nilai persentase yang tertinggi (berdasarkan data aktual 2008-2012) dan digabungkan dengan hasil kerugian maksimum yang dialami oleh bank lain.
The Bank performs different kinds of stress testing methodologies depending on the type of risks. Nontraded market risk estimates a worst-case scenario on potential repricing gap using the Present Value Basis Point approach, whilst traded market risk simulates the worst-case scenario on the Bank’s Net Open Position using the Value-At-Risk methodology. Credit risk utilises simulations on debtors’ Probability of Default (PD) through 30% reductions in the value of collaterals for the retail SME, Consumer and Multi-finance segments, whilst the non-retail SME segment simulates one-rating downgrades. Operational risk simulates a scenario whereby the amount of operational-risk losses increased by the highest percentage amount (based on actual 2008-2012 data) and combined the result with the maximum loss sustained by other banks.
Bank berkomitmen melakukan proses Evaluasi Kecukupan Permodalan Internal setiap enam bulan, sejalan dengan pedoman dari SEBI 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012. Bank melakukan pemantauan atas prospek Add-On Risk dan Stress Test serta melaporkan temuan-temuannya di setiap rapat Komite Risiko Eksekutif/Komite Pemantauan Risiko.
The Bank is committed to perform its Internal Capital Adequacy Assessment process once every six months, in-line with guidance given in SEBI 14/37/ DPNP dated 27 December 2012. It monitors the outlook on Add-On Risk and Stress Test and report its findings in every Executive Risk Committee (ERC)/ Risk Oversight Committee (ROC) meeting.
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum Quantitative Disclosure of Bank’s Capital Structure KOMPONEN MODAL CAPITAL (1)
(2)
I
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2013 31 December 2013
31 Desember 2012 31 December 2012
Bank Bank
Konsolidasi Consolidated
Bank Bank
Konsolidasi Consolidated
(3)
(4)
(5)
(6)
KOMPONEN MODAL Capital Modal Inti (Tier 1) Core Capital (Tier 1)
A
1
Modal Disetor (Tier 1) Paid-Up Reserves (Tier 1)
2
Cadangan Tambahan Modal Disclosed Reserves
3
Modal Inovatif Innovative Capital
4
Faktor Pengurang Modal Inti Core Capital Deduction Factors
5
Kepentingan Non Pengendali Minority Interest
Modal Pelengkap (Tier 2) Supplementary Capital (Tier 2)
3,835,597
3,800,134
1,793,143
1,757,574
3,819,667
3,819,667
1,818,420
1,818,420
172,938
175,976
65,576
68,473
-
-
-
-
157,008
195,835
90,853
129,648
326
329
154,578
169,428
113,308
128,202
169,428
169,428
128,190
128,202
-
-
-
-
14,850
-
14,882
-
Eksposur Sekuritisasi Securitization Exposure
-
-
-
-
D
Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi persyaratan (Tier 3) Additional Supplementary Capital (Tier 3)
-
-
-
-
E
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR Additional Supplementary Capital which is Allocated to Anticipated Market Risk
-
-
-
-
1 B
2 Level Bawah (Lower Tier 2) Maksimum 50% Modal Inti Lower Tier 2 (max 50% Core Capital) 3
C
Level Atas (Upper Tier 2) Upper Tier 2
Faktor Pengurang Modal Pelengkap Supplementary Capital Decreasing Factors
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Core Capital and Supplementary Capital Decreasing Factors
II
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B+C) TOTAL TIER 1 CAPITAL AND TIER 2 CAPITAL (A+B+C)
3,990,175
3,969,562
1,906,451
1,885,776
III
TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A+B-C+E) TOTAL TIER 1 CAPITAL, TIER 2 CAPITAL AND TIER 3 CAPITAL ALLOCATED TO ANTICIPATE MARKET RISK (A+B-C+E)
3,990,175
3,969,562
1,906,451
1,885,776
IV
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR CREDIT RISK
13,554,236
13,554,236
10,255,197
10,256,145
V
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR OPERATIONAL RISK
1,880,309
1,883,301
1,484,815
1,488,769
VI
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR MARKET RISK
45,475
45,475
48,534
48,534
45,475
45,475
48,534
48,534
25.78%
25.64%
16.17%
15.99%
VII
A
Metode Standar Standardized Method
B
Metode Internal Internal Method
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR (III:(IV+V+VI)) CAPITAL ADEQUACY RATIO FOR CREDIT RISK, OPERATIONAL RISK AND MARKET RISK (III:(IV+V+VI))
Commonwealth Bank Annual Report 2013
91
Manajemen Resiko Risk Management
92
Commonwealth Bank Annual Report 2013
PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENGELOLAANNYA
DISCLOSURE ON RISK EXPOSURE AND RISK MANAGEMENT
Berikut adalah kegiatan Bank dalam mengelola ke delapan jenis risiko perbankan selama tahun 2013.
The following are the Bank’s activities in managing the eight types of banking risks throughout 2013.
RISIKO KREDIT
CREDIT RISK
Risiko Kredit adalah risiko kerugian finansial, ketika nasabah atau counterparty Bank gagal memenuhi kewajibannya terhadap Bank. Bank memiliki portofolio kredit yang cukup baik dan terdiversifikasi. Bank tidak memiliki konsentrasi yang signifikan di industri tertentu dan tidak memiliki eksposur kredit yang besar pada debitur tunggal tertentu.
Credit risk is the risk of financial loss, should any of the Bank’s customers, clients or market counterparties fails to fulfill their contractual obligations to the Bank. The Bank has a good quality and well diversified credit portfolio. It does not have significant concentration on any particular industry and is not faced with a large loan exposure to a single debtor.
Kondisi portofolio kredit Bank secara rutin dilaporkan dan didiskusikan dalam rapat-rapat Dewan Komisaris. Fokus dari strategi Bank adalah mencapai pertumbuhan kredit di segmen SME, Komersial (termasuk Multi-Finance), dan Konsumer (termasuk KPR), sehingga menghasilkan portofolio kredit yang seimbang.
The Bank’s loans portfolios are routinely reported to and discussed in the Board of Commissioners’ meetings. The focus of the Bank’s strategy is to pursue credit growth in the SME, Commercial (including Multi-Finance) and Consumer (including mortgage) segments that results in a balanced loan portfolio.
Salah satu strategi Bank dalam mengendalikan Risiko Kreditnya adalah dengan membagi kreditnya menjadi tiga kategori utama: Risiko Kredit UKM, Risiko Kredit Konsumer dan Risiko Kredit Komersial.
One of the Bank’s strategies in managing its Credit Risks is to divide its loans into three main categories: SME Credit Risk, Consumer Credit Risk and Commercial Credit Risk.
Dengan demikian, pemantauan portofolio kredit dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan efektif. Keputusan kredit dapat diambil dengan segera, baik untuk langkah-langkah preventif maupun untuk meraih peluang bisnis yang potensial.
This way, credit portfolio monitoring can be done more extensively and effectively. Credit decisions can be made more promptly, whether for preventive measures or to take a position in a potential business opportunity.
Bank mengelola risiko kreditnya secara terus menerus dan berkesinambungan melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas infrastruktur risiko, Hal ini dilakukan baik dalam bidang organisasi dan sumber daya manusia, kebijakan dan prosedur, pengembangan sistem dan pengelolaan data maupun metodologi dan risk analytics. Pengembangan sumber daya manusia terus dilakukan melalui pelatihan-pelatihan kredit bagi divisi risiko kredit dan unit bisnis.
The Bank manages Credit Risk continuously and sustainably by increasing its risk capabilities and infrastructure capacities. This is done in both its organisation and its human resources, policies and procedures, system development and data management as well as methodologies and risk analytics. Human resources development is carried out continuously through credit training sessions for the risk division and business units.
Pengukuran atas risiko kredit dimulai dari analisa terhadap pengajuan kredit oleh debitur potensial, termasuk analisa kemampuan membayar debitur, analisa atas produk dan sektor industri atau segmen usaha debitur yang berpotensi menimbulkan risiko kredit. Selanjutnya, proses pemantauan kualitas kredit terus dilakukan secara periodik melalui berbagai strategi pemantauan berdasarkan
Credit risk measurement starts from the analysis on a credit application submitted by a potential debtor, including analysis on debtor’s ability to repay loans, analysis on the product and the debtor’s industry sector or business segment that could potentially harbour credit risk. Subsequently, credit quality monitoring continues periodically with several monitoring strategies based on certain risk indicators
Manajemen Resiko Risk Management
indikator-indikator risiko yang telah ditetapkan untuk memastikan agar Bank dapat mempertahankan kualitas portofolio kreditnya.
that have been set previously to ensure the Bank maintains the quality of its credit portfolio.
Bank telah meluncurkan sistem yang efisien untuk proses originasi kredit kepemilikan rumah, yang dikenal dengan nama CHOSEN. Sistem ini menunjang proses persetujuan aplikasi kredit kepemilikan rumah, sehingga mempercepat proses orginasi kredit tanpa mengurangi faktor keamanan kredit. Bank juga telah mengembangkan sistem yang efisien untuk proses originasi kredit UKM.
The Bank has succeeded in rolling out a streamline home loan origination processing system called CHOSEN. The system expedites the approval process of a home loan application, rendering faster turnaround for home loan origination without compromising the security associated with credit risk. The Bank has also developed a streamline system for the origination process of SME loans.
Dengan kerangka pengelolaan risiko yang proaktif, Bank berhasil menjaga kualitas portofolio kreditnya, dengan rasio NPL di bawah 1% selama tahun 2013.
With its proactive risk management framework, the Bank was able to maintain a good quality loan portfolio, with a non-performing loan ratio below 1% in 2013.
Definisi Tagihan yang Telah
Definition of Matured Receivables
Jatuh Tempo Wanprestasi terjadi atas obligor tertentu dengan terpenuhinya salah satu atau k edua kondisi di bawah ini: •
•
A default is considered to have occurred with regard to a particular obligor when either or both of the two following events have taken place:
Bank menganggap bahwa obligor tidak lagi dapat memenuhi kewajiban kreditnya secara penuh kepada Bank, tanpa langkah-langkah untuk mengeksekusi jaminan pinjaman (bila ada).
•
The Bank considers that an obligor is unlikely to pay its credit obligations to the banking group in full, without recourse by the Bank to actions such as realising the loan security (if held).
Obligor telah menunggak selama lebih dari 90 hari atas kewajiban kreditnya terhadap Bank.
•
The obligor is past due more than 90 days on any credit obligation to the banking group.
Kriteria Bukti Obyektif Penurunan
Criteria for Objective Proofs of Assets
Nilai Aset
Impairment
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank melakukan evaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara baik/memadai.
At each reporting date, the Bank assesses whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets are impaired. A financial asset or a group of financial assets are impaired and impairment losses are incurred when, and only when there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that a loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan Bank untuk menentukan adanya bukti obyektif penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Criteria that the Bank uses to determine whether there is an objective evidence of impairment loss are as follows: Commonwealth Bank Annual Report 2013
93
Manajemen Resiko Risk Management
a.
94
Commonwealth Bank Annual Report 2013
kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau debitur; b. terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; c. pihak pemberi pinjaman dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami debitur, memberikan keringanan (konsesi) pada debitur yang diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan tersebut; d. terdapat kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; e. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan tersebut akibat kesulitan keuangan; atau f. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas nilai estimasi.
a.
Pengkajian oleh Bank diawali dengan pengkajian apakah terdapat bukti obyektif seperti tersebut di atas mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Pengkajian individual dilakukan atas aset keuangan signifikan yang mengalami penurunan nilai dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik kredit yang serupa dan dinilai secara kolektif.
Initially the Bank assesses whether objective evidence of impairment for financial assets exists as described above. Individual assessment is performed on the significant impaired financial asset using the discounted cash flows method. The insignificant impaired financial assets and nonimpaired financial assets are included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed.
Jika Bank menetapkan bahwa tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik untuk aset keuangan yang signifikan ataupun yang tidak signifikan, maka akun atas aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa, di mana penilaian penurunan nilai kelompok tersebut dilakukan secara kolektif. Akun yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan di mana kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Bank assesses that there is no objective evidence of impairment for financial asset as individual, both for significant and insignificant amount, hence the account of the financial asset will be included in the financial assets group with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Accounts that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognised are not included in a collective assessment of impairment.
Untuk melakukan evaluasi penurunan nilai secara individual, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas di masa mendatang, yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat
To perform individual evaluation of impairment, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The asset’s carrying amount is reduced through the use of an allowance for impairment losses account and the allowance for impairment amount of the losses is recognised in the statements of income. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is
significant financial difficulty of the issuer or debtor; b. default or delinquency in interest or principal payments; c. the lender, for economic or legal reasons relating to the debtor’s financial difficulty, granting to the debtor a concession that the lender would not otherwise consider;
d. probability that the debtor will enter bankruptcy or other financial reorganisation; e. the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or f.
observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimation.
Manajemen Resiko Risk Management
diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dan estimasi arus kas di masa mendatang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas dari kemungkinan terjadi atau tidaknya proses pengambilalihan tersebut.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralised financial asset reflects the cash flow that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk melakukan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit, seperti segmen kredit dan status tunggakan. Karakteristik tersebut relevan dengan estimasi arus kas di masa mendatang dari kelompok aset tersebut, yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh kewajiban yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
To perform a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped based on the similarity of credit risk characteristics such as credit segmentation and past-due status. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets by being indicative of the debtor or counterparties’ ability to pay all liabilities due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
Arus kas di masa mendatang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko rredit kelompok tersebut di dalam Bank.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Bank and Subsidiary.
Kerugian historis yang pernah dialami disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, untuk menghapuskan pengaruh kondisi pada periode historis yang saat ini sudah tidak lagi berlaku.
Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based on to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Beban penurunan nilai terkait dengan pinjaman yang diberikan dicatat di dalam beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan.
Impairment charges relating to loans are recorded in allowance for impairment losses on financial assets.
Ketika pinjaman yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbukukan dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Pinjaman tersebut dapat dihapusbukukan setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilaksanakan dan jumlah kerugian telah ditetapkan.
When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment loss. Such loans are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of loss has been determined.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan penurunan nilai (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognised impairment loss is reversed by adjusting the allowance account. Commonwealth Bank Annual Report 2013
95
Manajemen Resiko Risk Management
kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
The amount of the impairment reversal is recognised in the consolidated statement of income.
Penerimaan lebih lanjut atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun berjalan, dikreditkan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
Subsequent recoveries of loans written off in the current year are credited to the allowance for impairment losses account. Subsequent recoveries of loans written off in previous years are recognised as other operating income.
Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
Formation of Provisioning for Impairment Loss (CKPN)
Bank membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atau penyisihan kemungkinan kerugian atas aset produktif dan non produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yaitu dengan mencadangkan kerugian sebesar ketentuan minimum tertentu terhadap seluruh aset produktif dan non produktif sebelum 1 Januari 2012.
The Bank forms a provisioning for impairment loss (CKPN) or provisioning for possible loss on earning assets as well as non earning assets pursuant to Bank Indonesia regulations, which call for the provisioning of possible losses as per certain minimum requirements on all earning and non earning assets prior to 1 January 2012.
Penyisihan penghapusan aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012, yang menggolongkan aset produktif menjadi lima kategori dengan persentase minimum penyisihan kerugian sebagai berikut:
The loss provisioning on earning assets is based on the criteria of Bank Indonesia pursuant to Bank Indonesia Regulation No. 14/15/PBI/2012 of 24 October 2012, that classified earning assets into five categories with the minimum percentage for loss provisioning as follows:
Bank menghitung Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) terhadap aset produktif dan aset non-produktif berupa cadangan umum dan cadangan khusus. Perhitungan cadangan umum untuk aset produktif dan cadangan khusus untuk aset produktif dan asset non-produktif dapat dilihat pada tabel di atas.
The Bank calculates its Provision Required on Assets on earning assets and non earning assets in the form of general reserves and special reserves. The calculation of general reserves for earning assets and special reserves for earning assets and non earning assets can be seen from the table above.
Klasifikasi
96
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Persentase Minimum Penyisihan Kerugian Percentage of Minimum Loss Provisioning
Classification
Lancar
1%
Current
Dalam Perhatian Khusus
5%
Special Mention
Kurang Lancar
15%
Sub Standard
Diragukan
50%
Doubtful
Macet
100%
Loss
Manajemen Resiko Risk Management
Perhitungan cadangan sudah memperhitungkan faktor agunan yang diperhitungkan sebagai pengurang.
The calculation of reserve has taken into account the factor of credit collaterals that is calculated as a deduction.
Selain menghitung PPA untuk perhitungan rasio KPMM, Bank membentuk CKPN sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Perhitungan CKPN dilakukan secara individu untuk aset yang signifikan secara individu, dan secara kolektif untuk portofolio yang homogen. Penilaian individual berlaku bagi aset kredit bermasalah dan dihitung berdasarkan analisa arus kas, penilaian nilai agunan terakhir serta waktu pemulihan aset, setelah memperhitungkan biaya-biaya terkait lainnya. Untuk penilaian kolektif, pencadangan ditetapkan melalui metodologi perhitungan berdasarkan pengalaman historis dari berbagai kategori aset. Hal ini dilakukan berdasarkan metode migrasi untuk menetapkan Probability of Default (PD) dan pemulihan aset guna menentukan Loss Given Default (LGD). PD dihitung berdasarkan probabilitas statistik atas keterlambatan pembayaran kredit dengan menggunakan data historis. Nilai pemulihan dihitung dengan menggunakan nilai pemulihan rata-rata dari nilai terkini agunan. Bank melakukan provision back testing secara rutin untuk mengukur validitas model pencadangan kerugian aktual.
In addition to calculating the Provision Required on Assets, in the measurement of the Minimum Capital Requirement ratio, the Bank forms a provisioning for impairment loss (CKPN) in line with generally accepted accounting standards. The impairment provision is measured individually for assets that are individually significant, and collectively for a homogeneous portfolio. Individual assessment applies for non-performing loan assets and calculated based on cash flow analysis, latest valuation of collaterals and timing of asset recovery, after allowing for attendant costs. For collective assessment, the provision is defined based on a calculation methodology relying on the historical experience of different assets classes. This is typically based on a migration approach to define probability of default (PD) and assets recovery to define loss given default (LGD). PD is calculated by initial delinquency to default derived from statistical probabilities based on historical experience. Recovery amount is calculated using an average of recovery from the present value of collaterals. The Bank conducts the provision back testing on a regular basis to measure the validity of the provision model and to compare with actual losses.
Dalam menghitung rasio KPMM, Bank wajib memperhitungkan nilai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan CKPN. PPAP dibentuk berdasarkan tingkat kualitas kredit debitur atau tingkat kolektibilitasnya. Dalam hal hasil perhitungan PPAP atas aset produktif lebih besar dari CKPN yang dibentuk, Bank wajib memperhitungkan selisih perhitungan PPAP dengan CKPN sebagai pengurang modal dalam perhitungan rasio KPMM. Dalam hal hasil perhitungan PPAP terhadap aset produktif sama dengan atau lebih kecil dari CKPN yang dibentuk, Bank tidak perlu memperhitungkan faktor PPAP dalam perhitungan rasio KPMM.
In calculating the ratio of Provisioning, the Bank must account for allowance for earning assets (PPAP) and the amount of provisioning (CKPN). PPAP is established based on the level of credit borrowers or collectability. In cases where the calculated PPAP on earning assets is higher than the amount of provisioning (CKPN), the Bank must account for the balance between PPAP and provisioning (CKPN) as a deduction of capital in the provisioning ratio calculation. In the case where the calculated PPA on earning assets is equal to or less than the amount of provisioning (CKPN), the Bank need not account for PPA in the calculation of its provisioning ratio.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
97
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual Disclosure of Net Receivable Based on Region - Bank 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Kategori Portofolio Portfolio Category
No
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6
Jawa
Bali, NTB & NTT
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1,921,105
-
-
-
-
73,507
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,316,426
-
131,236
-
-
318,934
31,166
17,734
18,248
4,537
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
96,667
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
12,089
4,971
660
180
273
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
2,496,415
186,521
614,634
269,596
189,807
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
9,084,540
395,119
431,592
520,906
104,075
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
44,791
1,344
4,940
2,165
13,329
11
Aset Lainnya Other Asset
719,259
86,656
48,233
26,615
7,389
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
-
-
-
-
-
18,083,733
705,777
1,249,029
837,710
319,410
Total
98
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Receivable Ba
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Receivable Based on Region
ased on Region Maluku
Irian
Total
Jawa
Bali, NTB & NTT
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian
Total
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
-
-
1,921,105
1,390,508
-
-
-
-
-
-
1,390,508
-
-
73,507
29,632
-
-
-
-
-
-
29,632
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,447,662
2,176,721
-
1,250
59
-
-
-
2,178,030
-
-
390,619
237,078
40,192
21,186
8,611
2,829
-
-
309,896
-
-
96,667
2,049,571
121,005
332,512
285,774
67,194
-
-
2,856,056
-
-
18,173
8,527
3,738
259
-
291
-
-
12,815
1,221
18,029
3,776,223
2,176,815
134,915
942,178
347,318
197,098
5,460
20,549
3,824,333
1,015
-
10,537,247
3,146,144
139,928
184,467
113,946
51,310
1,105
-
3,636,900
2
34
66,605
35,355
1,392
3,815
2,746
725
21
211
44,265
-
-
888,152
674,873
103,767
40,956
23,594
9,623
-
-
852,813
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,238
18,063
21,215,960
11,925,224
544,937
1,526,623
782,048
329,070
6,586
20,760
15,135,248
Commonwealth Bank Annual Report 2013
99
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.1.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Net Receivable Based on Region - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6
Jawa
Bali, NTB & NTT
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1,921,105
-
-
-
-
73,507
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,316,426
-
131,236
-
-
318,934
31,166
17,734
18,248
4,537
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
96,667
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
12,089
4,971
660
180
273
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
2,496,415
186,521
614,634
269,596
189,807
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
9,084,540
395,119
431,592
520,906
104,075
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
44,791
1,344
4,940
2,165
13,329
11
Aset Lainnya Other Asset
719,259
86,656
48,233
26,615
7,389
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
-
-
-
-
-
18,083,733
705,777
1,249,029
837,710
319,410
Total
100
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah /
Kategori Portofolio Portfolio Category
No
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Receivable Based on Region
Net Receivable Based on Region Maluku
Irian
Total
Jawa
Bali, NTB & NTT
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian
Total
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
-
-
1,921,105
1,390,508
-
-
-
-
-
-
1,390,508
-
-
73,507
29,632
-
-
-
-
-
-
29,632
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,447,662
2,176,721
-
1,250
59
-
-
-
2,178,030
-
-
390,619
237,078
40,192
21,186
8,611
2,829
-
-
309,896
-
-
96,667
2,049,571
121,005
332,512
285,774
67,194
-
-
2,856,056
-
-
18,173
8,527
3,738
259
-
291
-
-
12,815
1,221
18,029
3,776,223
2,176,815
134,915
942,178
347,318
197,098
5,460
20,549
3,824,333
1,015
-
10,537,247
3,146,144
139,928
184,467
113,946
51,310
1,105
-
3,636,900
2
34
66,605
35,355
1,392
3,815
2,746
725
21
211
44,265
-
-
888,152
675,821
103,767
40,956
23,594
9,623
-
-
853,761
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,238
18,063
21,215,960
11,926,172
544,937
1,526,623
782,048
329,070
6,586
20,760
15,136,196
Commonwealth Bank Annual Report 2013
101
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank Secara Individual Disclosure of Net Receivable Based on Contract Remaining Tenor - Bank 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak / Net Receivable Based Kategori Portofolio Portfolio Category
No
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
>1 thn s.d. 3 thn >1 year to 3 year
>3 thn s.d. 5 thn >3 year to 5 year
>5 thn >5 year
(3)
(4)
(5)
(6)
1,876,153
-
-
2,958
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
41,030
32,477
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
2,478,904
649,645
-
-
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6,778
48,960
53,568
281,313
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
60,021
-
17,465
19,181
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
1
197
466
17,509
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
654,742
2,139,541
197,629
557,462
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
6,661,514
1,437,589
1,347,045
787,352
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
19,184
5,951
8,930
31,892
11
Aset Lainnya Other Asset
191,407
-
-
-
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
-
-
-
-
11,948,704
4,322,913
1,657,580
1,697,667
Total
102
≤1 tahun ≤1 year
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak / Net Receivable Based on Contract Remaining Tenor
on Contract Remaining Tenor
Non-Kontraktual Non-Contractual
Total
≤1 tahun ≤1 year
>1 thn s.d. 3 thn >1 year to 3 year
>3 thn s.d. 5 thn >3 year to 5 year
>5 thn >5 year
Non-Kontraktual Non-Contractual
Total
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
41,994
1,921,105
1,390,508
-
-
-
-
1,390,508
-
73,507
-
-
29,632
-
-
29,632
-
-
-
-
-
-
-
-
319,113
3,447,662
1,672,644
505,386
-
-
-
2,178,030
-
390,619
4,494
40,347
49,367
215,688
-
309,896
-
96,667
2,066,477
182,013
307,727
299,839
-
2,856,056
-
18,173
-
-
142
12,673
-
12,815
226,849
3,776,223
877,883
1,617,401
144,904
442,672
741,473
3,824,333
303,747
10,537,247
1,886,065
665,910
630,402
454,523
-
3,636,900
648
66,605
23,360
4,870
1,920
11,757
2,358
44,265
696,745
888,152
204,843
-
-
-
647,970
852,813
-
-
-
-
-
-
-
-
1,589,096
21,215,960
8,126,274
3,015,927
1,164,094
1,437,152
1,391,801
15,135,248
Commonwealth Bank Annual Report 2013
103
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.2.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Net Receivable Based on Contract Remaining Tenor - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013 / 31 December 2013
Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak / Net Receivable Bas Kategori Portofolio Portfolio Category
No
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
>1 thn s.d. 3 thn >1 year to 3 year
>3 thn s.d. 5 thn >3 year to 5 year
>5 thn >5 year
(3)
(4)
(5)
(6)
1,876,153
-
-
2,958
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
41,030
32,477
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
2,478,904
649,645
-
-
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6,778
48,960
53,568
281,313
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
60,021
-
17,465
19,181
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
1
197
466
17,509
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
654,742
2,139,541
197,629
557,462
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
6,661,514
1,437,589
1,347,045
787,352
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
19,184
5,951
8,930
31,892
11
Aset Lainnya Other Asset
191,407
-
-
-
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
-
-
-
-
11,948,704
4,322,913
1,657,580
1,697,667
Total
104
≤1 tahun ≤1 year
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak / Net Receivable Based on Contract Remaining Tenor
sed on Contract Remaining Tenor
Non-Kontraktual Non-Contractual
Total
≤1 tahun ≤1 year
>1 thn s.d. 3 thn >1 year to 3 year
>3 thn s.d. 5 thn >3 year to 5 year
>5 thn >5 year
Non-Kontraktual Non-Contractual
Total
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
41,994
1,921,105
1,390,508
-
-
-
-
1,390,508
-
73,507
-
-
29,632
-
-
29,632
-
-
-
-
-
-
-
-
319,113
3,447,662
1,672,644
505,386
-
-
-
2,178,030
-
390,619
4,494
40,347
49,367
215,688
-
309,896
-
96,667
2,066,477
182,013
307,727
299,839
-
2,856,056
-
18,173
-
-
142
12,673
-
12,815
226,849
3,776,223
877,883
1,617,401
144,904
442,672
741,473
3,824,333
303,747
10,537,247
1,886,065
665,910
630,402
454,523
-
3,636,900
648
66,605
23,360
4,870
1,920
11,757
2,358
44,265
696,745
888,152
204,843
-
-
-
648,918
853,761
-
-
-
-
-
-
-
-
1,589,096
21,215,960
8,126,274
3,015,927
1,164,094
1,437,152
1,392,749
15,136,196
Commonwealth Bank Annual Report 2013
105
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.3.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual Disclosure of Net Receivable Based on Economic Sector - Bank
No
Sektor Ekonomi Economic Sector
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
(1)
(2)
(3)
(4)
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
(5)
(6)
31 Desember 2013 / 31 December 2013
106
1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
-
-
-
-
2
Perikanan Fishery
-
-
-
-
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacture industry
-
-
-
-
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
-
-
-
-
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
-
73,507
-
132,499
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
-
-
-
-
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education services
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
-
-
-
-
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
2,959
-
-
-
20
Lainnya Others
1,918,146
-
-
3,315,163
Total
1,921,105
73,507
-
3,447,662
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
(7)
(8)
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
Aset Lainnya Other Asset
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
-
-
132
16,404
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
226,504
-
-
-
-
-
-
115,911
2,584,946
589
-
-
-
-
-
218
4,336
-
-
-
-
-
-
17,506
366,950
1,571
-
-
-
-
-
499,124
3,288,816
37,333
-
-
-
-
-
7,686
179,029
-
-
-
-
89,490
-
37,358
241,649
2,982
-
-
-
-
-
690
1,409,984
-
-
-
-
7,177
-
18,380
187,071
-
-
-
-
-
-
842
-
-
-
-
-
-
-
2,230
105,431
-
-
-
-
-
-
926
6,051
693
-
-
-
-
-
15,087
70,785
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
390,619
-
18,173
3,036,803
521,482
23,437
-
-
-
-
-
23,330
1,327,809
-
888,152
-
390,619
96,667
18,173
3,776,223
10,537,247
66,605
888,152
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
107
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.3.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (lanjutan) Disclosure of Net Receivable Based on Economic Sector - Bank (continuation)
Sektor Ekonomi Economic Sector
No
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
31 Desember 2012 / 31 December 2012
108
1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
-
-
-
-
2
Perikanan Fishery
-
-
-
-
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacture industry
-
-
-
-
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
-
-
-
-
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
-
29,632
-
2,301
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
-
-
-
-
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education services
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
-
-
-
-
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
-
-
-
-
20
Lainnya Others
1,390,508
-
-
2,175,729
Total
1,390,508
29,632
-
2,178,030
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
16,175
-
4
3,034
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,131
-
-
126,610
-
-
-
-
781,147
-
52,313
760,624
6,239
-
-
-
1,975
-
292
-
-
-
-
-
79,639
-
17,443
33,300
-
-
-
-
1,471,892
99
258,488
1,139,095
11,368
-
-
-
131,204
-
5,302
17,962
-
-
-
-
140,125
-
18,350
57,221
4,830
-
-
-
2,962
-
657
639,551
-
-
-
-
163,256
-
10,689
120,938
-
-
-
-
1,628
-
-
-
-
-
-
-
2,990
-
995
100,000
-
-
-
-
5,831
-
1,259
399
-
-
-
-
51,101
-
8,521
17,107
597
-
-
-
-
-
550
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
309,896
-
12,716
3,446,785
358,579
21,231
-
-
-
-
-
2,685
262,480
-
852,813
-
309,896
2,856,056
12,815
3,824,333
3,636,900
44,265
852,813
-
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
Aset Lainnya Other Asset
Commonwealth Bank Annual Report 2013
109
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.3.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Net Receivable Based on Economic Sector - Bank Consolidated with Subsidiary
No
Sektor Ekonomi Economic Sector
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
(2)
(3)
(4)
(1)
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
(5)
(6)
31 Desember 2013 / 31 December 2013
110
1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
-
-
-
-
2
Perikanan Fishery
-
-
-
-
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacture industry
-
-
-
-
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
-
-
-
-
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
-
73,507
-
132,499
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
-
-
-
-
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education services
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
-
-
-
-
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
2,959
-
-
-
20
Lainnya Others
1,918,146
-
-
3,315,163
Total
1,921,105
73,507
-
3,447,662
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
(7)
(8)
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
Aset Lainnya Other Asset
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
-
-
132
16,404
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
226,504
-
-
-
-
-
-
115,911
2,584,946
589
-
-
-
-
-
218
4,336
-
-
-
-
-
-
17,506
366,950
1,571
-
-
-
-
-
499,124
3,288,816
37,333
-
-
-
-
-
7,686
179,029
-
-
-
-
89,490
-
37,358
241,649
2,982
-
-
-
-
-
690
1,409,984
-
-
-
-
7,177
-
18,380
187,071
-
-
-
-
-
-
842
-
-
-
-
-
-
-
2,230
105,431
-
-
-
-
-
-
926
6,051
693
-
-
-
-
-
15,087
70,785
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
390,619
-
18,173
3,036,803
521,482
23,437
-
-
-
-
-
23,330
1,327,809
-
888,152
-
390,619
96,667
18,173
3,776,223
10,537,247
66,605
888,152
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
111
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.3.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (lanjutan) Disclosure of Net Receivable Based on Economic Sector - Bank Consolidated with Subsidiary (continuation)
Sektor Ekonomi Economic Sector
No
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
31 Desember 2012 / 31 December 2012
112
1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
-
-
-
-
2
Perikanan Fishery
-
-
-
-
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacture industry
-
-
-
-
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
-
-
-
-
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
-
29,632
-
2,301
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
-
-
-
-
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education services
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
-
-
-
-
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
-
-
-
-
20
Lainnya Others
1,390,508
-
-
2,175,729
Total
1,390,508
29,632
-
2,178,030
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
-
16,175
-
4
3,034
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,131
-
-
126,610
-
-
-
-
781,147
-
52,313
760,624
6,239
-
-
-
1,975
-
292
-
-
-
-
-
79,639
-
17,443
33,300
-
-
-
-
1,471,892
99
258,488
1,139,095
11,368
-
-
-
131,204
-
5,302
17,962
-
-
-
-
140,125
-
18,350
57,221
4,830
-
-
-
2,962
-
657
639,551
-
-
-
-
163,256
-
10,689
120,938
-
-
-
-
1,628
-
-
-
-
-
-
-
2,990
-
995
100,000
-
-
-
-
5,831
-
1,259
399
-
-
-
-
51,101
-
8,521
17,107
597
-
-
-
-
-
550
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
309,896
-
12,716
3,446,785
358,579
21,231
-
-
-
-
-
2,685
262,480
-
853,761
-
309,896
2,856,056
12,815
3,824,333
3,636,900
44,265
853,761
-
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
Aset Lainnya Other Asset
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
Commonwealth Bank Annual Report 2013
113
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.4.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual Disclosure of Receivable and Provision Based on Region - Bank 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Keterangan Description
No
(1) 1
(2) Tagihan Receivable
Wilayah / Region Jawa
Bali, NTB & NTT
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
20,229,214
786,285
1,428,452
992,730
352,470
2,247
11,488,324
613,045
1,186,899
791,180
299,127
1,227
b. Telah jatuh tempo b. Already matured
66,092
1,707
7,898
3,725
16,206
5
3
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual Allowance for Impairment Losses - Individual
15,295
-
736
586
1,034
-
4
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif Allowance for Impairment Losses - Collective
22,947
1,160
5,895
2,678
3,016
12
5
Tagihan yang dihapus buku Receivable written-off
259,898
-
-
-
285
-
Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired) Receivable impaired 2
a. Belum jatuh tempo a. Not yet matured
Tabel 2.4.b Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Receivable and Provision Based on Region - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Keterangan Description
No
(1) 1
(2) Tagihan Receivable
Wilayah / Region Jawa
Bali, NTB & NTT
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Maluku (8)
20,229,214
786,285
1,428,452
992,730
352,470
2,247
11,488,324
613,045
1,186,899
791,180
299,127
1,227
b. Telah jatuh tempo b. Already matured
66,092
1,707
7,898
3,725
16,206
5
3
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual Allowance for Impairment Losses - Individual
15,295
-
736
586
1,034
-
4
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif Allowance for Impairment Losses - Collective
22,947
1,160
5,895
2,678
3,016
12
5
Tagihan yang dihapus buku Receivable written-off
259,898
-
-
-
285
-
Tagihan Yang Mengalami penurunan nilai (impaired) Receivable impaired 2
114
a. Belum jatuh tempo a. Not yet matured
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Wilayah / Region Irian
Total
Jawa
Bali, NTB & NTT
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian
Total
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
18,188
23,809,586
13,617,209
633,772
1,693,980
860,051
412,843
6,699
21,502
17,246,056
18,099
14,397,901
31,612
1,321
10,224
5,886
1,649
52
579
51,323
89
95,722
31,853
775
132
111
19
11
23
32,924
-
17,651
15,428
-
301
363
36
-
-
16,128
176
35,884
27,252
1,790
15,979
6,885
2,888
127
797
55,718
-
260,183
211,332
-
-
-
-
-
-
211,332
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Wilayah / Region Irian
Total
Jawa
Bali, NTB & NTT
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian
Total
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
18,188
23,809,586
13,618,157
633,772
1,693,980
860,051
412,843
6,699
21,502
17,247,004
18,099
14,397,901
31,612
1,321
10,224
5,886
1,649
52
579
51,323
89
95,722
31,853
775
132
111
19
11
23
32,924
-
17,651
15,428
-
301
363
36
-
-
16,128
176
35,884
27,252
1,790
15,979
6,885
2,888
127
797
55,718
-
260,183
211,332
-
-
-
-
-
-
211,332
Commonwealth Bank Annual Report 2013
115
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual Disclosure of Receivable and Provision Based on Economic Sector - Bank
No
Sektor Ekonomi Economic Sector
Tagihan Receivable
(1)
(2)
(3)
31 Desember 2013 / 31 December 2013 1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
2
Perikanan Fishery
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
4
Industri pengolahan Manufacture industry
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
6
Konstruksi Construction
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
194,042
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
481,351
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
13
Jasa pendidikan Education services
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
4,020,753
20
Lainnya Others
7,623,070
Total
116
Commonwealth Bank Annual Report 2013
17,717 242,959 3,047,736 5,963 521,058 4,897,770
2,217,241 302,255 851 108,752 9,688 118,380
23,809,586
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Tagihan Yang Mengalami penurunan nilai (impaired) Receivable impaired
Belum Jatuh Tempo Not yet matured
Telah Jatuh Tempo Already matured
(4)
(5)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual Allowance for Impairment Losses - Individual
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Kolektif Allowance for Impairment Losses - Collective
Tagihan Yang Dihapus Buku Receivable written-off
(6)
(7)
(8)
16,533
-
-
12
-
-
-
-
-
-
223,513
-
-
158
92
2,635,823
707
-
2,066
-
4,309
-
-
3
-
383,440
2,400
829
341
3,878
3,735,476
53,549
12,776
6,527
-
186,722
-
-
280
850
367,179
3,642
659
423
-
1,499,501
-
-
1,060
4,630
209,761
-
-
155
-
842
-
-
1
-
107,660
-
-
76
-
6,940
832
-
144
316
84,608
-
-
60
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
250,418
3,970,854
34,528
3,322
23,895
-
964,740
64
64
684
-
14,397,901
95,722
17,650
35,885
260,183
Commonwealth Bank Annual Report 2013
117
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (lanjutan) Disclosure of Receivable and Provision Based on Economic Sector - Bank (continuation)
Sektor Ekonomi Economic Sector
No
Tagihan Receivable
31 Desember 2012 / 31 December 2012 1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
2
Perikanan Fishery
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
4
Industri pengolahan Manufacture industry
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
6
Konstruksi Construction
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
163,804
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
320,729
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
13
Jasa pendidikan Education services
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
14,062
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
97,993
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
4,198,516
20
Lainnya Others
4,821,542
Total
118
Commonwealth Bank Annual Report 2013
165,543 154,626 1,859,319 2,292 199,991 3,702,512
1,090,179 347,699 2,428 104,270
551
17,246,056
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Tagihan Yang Mengalami penurunan nilai (impaired) Receivable impaired
Belum Jatuh Tempo Not yet matured
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Kolektif Allowance for Impairment Losses - Collective
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual Allowance for Impairment Losses - Individual
Telah Jatuh Tempo Already matured
Tagihan Yang Dihapus Buku Receivable written-off
18,749
-
-
12
-
-
-
-
-
-
111,414
-
-
69
-
1,490,840
7,505
440
1,918
192
2,267
-
-
1
-
96,853
-
-
61
-
2,615,458
20,875
9,198
2,802
-
152,440
-
-
155
-
190,667
8,418
2,841
890
-
632,726
-
-
395
-
284,521
-
-
239
4,630
1,427
-
-
1
-
103,969
-
-
65
-
6,764
-
-
4
-
69,862
746
-
222
12
550
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,144,992
42,093
3,583
48,884
-
2,834
64
66
-
206,498
9,926,333
79,701
16,128
55,718
211,332
Commonwealth Bank Annual Report 2013
119
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.5.b Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Receivable and Provision Based on Economic Sector - Bank Consolidated with Subsidiary
No
Sektor Ekonomi Economic Sector
(1)
(2)
Tagihan Receivable
(3)
31 Desember 2013 / 31 December 2013 1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
2
Perikanan Fishery
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
4
Industri pengolahan Manufacture industry
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
6
Konstruksi Construction
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
194,042
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
481,351
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
13
Jasa pendidikan Education services
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
4,020,753
20
Lainnya Others
7,623,070
Total
120
Commonwealth Bank Annual Report 2013
17,717 242,959 3,047,736 5,963 521,058 4,897,770
2,217,241 302,255 851 108,752 9,688 118,380
23,809,586
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Tagihan Yang Mengalami penurunan nilai (impaired) Receivable impaired Belum Jatuh Tempo Not yet matured
Telah Jatuh Tempo Already matured
(4)
(5)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual Allowance for Impairment Losses - Individual
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Kolektif Allowance for Impairment Losses - Collective
Tagihan Yang Dihapus Buku Receivable written-off
(6)
(7)
(8)
16,533
-
-
12
-
-
-
-
-
-
223,513
-
-
158
92
2,635,823
707
-
2,066
-
4,309
-
-
3
-
383,440
2,400
829
341
3,878
3,735,476
53,549
12,776
6,527
-
186,722
-
-
280
850
367,179
3,642
659
423
-
1,499,501
-
-
1,060
4,630
209,761
-
-
155
-
842
-
-
1
-
107,660
-
-
76
-
6,940
832
-
144
316
84,608
-
-
60
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
250,418
3,970,854
34,528
3,322
23,895
-
964,740
64
64
684
-
14,397,901
95,722
17,650
35,885
260,183
Commonwealth Bank Annual Report 2013
121
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 2.5.b Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (lanjutan) Disclosure of Receivable and Provision Based on Economic Sector - Bank Consolidated with Subsidiary (continuation)
Sektor Ekonomi Economic Sector
No
Tagihan Receivable
31 Desember 2012 / 31 December 2012 1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
2
Perikanan Fishery
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
4
Industri pengolahan Manufacture industry
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
6
Konstruksi Construction
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
163,804
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
320,729
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
13
Jasa pendidikan Education services
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
14,062
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
97,993
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
4,198,516
20
Lainnya Others
4,822,490
Total
122
Commonwealth Bank Annual Report 2013
165,543 154,626 1,859,319 2,292 199,991 3,702,512
1,090,179 347,699 2,428 104,270
551
17,247,004
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Tagihan Yang Mengalami penurunan nilai (impaired) Receivable impaired Belum Jatuh Tempo Not yet matured
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual Allowance for Impairment Losses - Individual
Telah Jatuh Tempo Already matured
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Kolektif Allowance for Impairment Losses - Collective
Tagihan Yang Dihapus Buku Receivable written-off
18,749
-
-
12
-
-
-
-
-
-
111,414
-
-
69
-
1,490,840
7,505
440
1,918
192
2,267
-
-
1
-
96,853
-
-
61
-
2,615,458
20,875
9,198
2,802
-
152,440
-
-
155
-
190,667
8,418
2,841
890
-
632,726
-
-
395
-
284,521
-
-
239
4,630
1,427
-
-
1
-
103,969
-
-
65
-
6,764
-
-
4
-
69,862
746
-
222
12
550
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,144,992
42,093
3,583
48,884
-
2,834
64
66
-
206,498
9,926,333
79,701
16,128
55,718
211,332
Commonwealth Bank Annual Report 2013
123
Manajemen Resiko Risk Management
Table 2.6.a Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Individual Disclosure of Provisioning for Impairment Loss Mutation Detail - Bank
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2013 31 December 2013
31 Desember 2012 31 December 2012
No
Keterangan Description
CKPN Individual Individual Impairment Loss
CKPN Kolektif Collective Impairment Loss
CKPN Individual Individual Impairment Loss
CKPN Kolektif Collective Impairment Loss
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Saldo awal CKPN Beginning Balance
16,126
55,720
13,095
60,430
Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) Additional (recovery) provisioning for impairment loss in current period (Net) 2
2.a
Pembentukan CKPN pada periode berjalan Additional provisioning for impairment loss within current period
106,461
78,312
40,098
96,226
2.b
Pemulihan CKPN pada periode berjalan Provisioning for impairment loss recovery within current period
(94,375)
(58,267)
(35,147)
(30,928)
(10,561)
(40,228)
(1,924)
(70,070)
-
347
6
60
17,651
35,884
16,128
55,718
3
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan Provisioning for impairment loss for receivables write-off within current period
4
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Other additional (recovery) within current period
Saldo akhir CKPN / Ending Balance Provisioning for Impairment Loss
Table 2.6.b Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Provisioning for Impairment Loss Mutation Detail - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013 31 December 2013
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 31 December 2012
No
Keterangan Description
CKPN Individual Individual Impairment Loss
CKPN Kolektif Collective Impairment Loss
CKPN Individual Individual Impairment Loss
CKPN Kolektif Collective Impairment Loss
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Saldo awal CKPN Beginning Balance
16,126
55,720
13,095
60,430
Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) Additional (recovery) provisioning for impairment loss in current period (Net) 2
2.a
Pembentukan CKPN pada periode berjalan Additional provisioning for impairment loss within current period
106,461
78,312
40,098
96,226
2.b
Pemulihan CKPN pada periode berjalan Provisioning for impairment loss recovery within current period
(94,375)
(58,267)
(35,147)
(30,928)
(10,561)
(40,228)
(1,924)
(70,070)
-
347
6
60
17,651
35,884
16,128
55,718
3
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan Provisioning for impairment loss for receivables write-off within current period
4
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Other additional (recovery) within current period
Saldo akhir CKPN / Ending Balance Provisioning for Impairment Loss
124
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar
Disclosure of Credit Risk with the Standardised Approach
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.14/18/ PBI/2012 tanggal 28 November 2012 perihal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum, Bank telah menghitung KPMM secara individual maupun secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak untuk Risiko Kredit.
Pursuant to Bank Indonesia Regulation No.14/18/ PBI/2012 dated 28 November 2012 on the Mininum Capital Adequacy Ratio (CAR) of a Commercial Bank, the Bank has calculated its CAR on an individual basis as well as on a consolidated basis with a subsidiary entity for Credit Risk.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/6/ DPNP, tanggal 18 Februari 2011, tentang Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan Standar yang berlaku Januari 2012, eksposur kredit yang termasuk dalam perhitungan ATMR Kredit dengan pendekatan standar adalah: 1. Eksposur aset di neraca kecuali eksposur sekuritisasi, tidak termasuk posisi trading book dan penyertaan yang telah diperhitungkan sebagai pengurang modal. 2. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi dalam Transaksi Rekening Administratif kecuali eksposur sekuritisasi. 3. Eksposur yang menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan (Counterparty Credit Risk). 4. Eksposur yang menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan setelmen (Settlement Risk). 5. Eksposur Sekuritisasi.
Pursuant to Bank Indonesia Circular Letter No.13/6/ DPNP, of 18 February 2011, on the Guidelines for the Calculation of Risk Weighed Assets Using the Standardised Approach Effective Januari 2012, credit exposures that are included in the calculation of risk weighed assets for Credit Risk using the standardized approach are as follow: 1. Exposure of assets on balance sheet with the exception of securitization exposure, excluding trading book positions and placements that have accounted for capital deduction. 2. Exposure of Contingency/Commitment Liabilities in an Adminstrative Account Transaction except for exposure to securitization. 3. Exposure that may lead to Credit Risk due to failure of counter-party (Counterparty Credit Risk). 4. Exposure that may lead to Credit Risk due to settlement failure (Settlement Risk). 5. Exposure to Securitisation.
ATMR Kredit Pendekatan Standar dihitung dengan metodologi sebagai berikut:
The standardized approach on risk weighed assets for credit risk is calculated with the following methodology:
ATMR = Tagihan Bersih x Bobot Risiko
RWA = Net Receivables x Risk Weight
Cara perhitungan Tagihan Bersih dari masingmasing eksposur: 1. Aset - dari penjumlahan dari nilai buku dan tagihan bunganya dikurangkan dengan cadangan kerugian penurunan nilai/cadangan khusus. 2. Rekening adminstratif - dari hasil pengurangan kontijensi dan kewajiban komitmen dikurangkan dengan cadangan khusus, dikalikan Faktor Konversi Kreditnya. 3. Counterparty Risk - Transaksi Derivatif dari Tagihan Derivatif ditambah dengan Potential Future Exposure. - Repo dari hasil pengurangan Tagihan Repo dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
To calculate Net Receivables from each exposure:
4.
Settlement Risk - Transaksi delivery vs Payment ATMRnya
1.
2.
Assets - from the sum of book value plus interest earnings less provisioning for impairment loss/special provisioning. Administrative accounts - from the deduction of contingency and commitment liabilities less special provisioning, multiplied by the Credit Conversion Factor.
3. Counterparty Risk - Derivative Transactions from the Derivative Receivables plus Potential Future Exposure. - Repos from the deduction of Repo Receivables by the provisioning for impairment loss. 4. Settlement Risk - Delivery transaction versus RWA Payment
Commonwealth Bank Annual Report 2013
125
Manajemen Resiko Risk Management
diperhitungkan dari hasil perkalian dari persentase tertentu jumlah hari pelampauan settlement date dengan nilai kontrak dan 12,5%. - Transaksi non delivery vs Payment diperhitungkandari faktor pengurang modal sebesar nilai kas atau nilai wajar instrumen keuangan yang telah diserahkan.
is calculated from a certain percentage of the number of past due days multiplied by the contract value and 12.5%. - Non delivery transaction versus Payment is calculated from the capital deduction factor in the amount of the cash value or fair value of the financial instrument delivered.
Bank menggolongkan seluruh eksposur kreditnya ke dalam kategori portofolio berdasarkan pada debitur atau pihak counterparty untuk menentukan bobot risiko sebagai berikut: Beberapa kategori portofolio pada saat menentukan ATMR sebelum Mitigasi Risiko Kredit diklasifikasikan menggunakan peringkat yang ada, sedangkan yang lain berdasarkan nilai bobotnya.
Bank classifies all of its credit exposure into a portfolio category that is classified on the basis of debtors or counterparties to determine the respective risk weighing as follow: Several portfolio categories at the time of RWA determination prior to Credit Risk Mitigation were classified under their respective ratings, while others are based on respective weights.
Per Desember 2013, tagihan terbesar terdapat pada Tagihan pada Bank. Sedangkan untuk debitur, hampir seluruhnya tanpa peringkat dengan bobot 100% atau 75%.
As of December 2013 the largest receivables were those of Bank Receivables. Whereas for debtors, mostly were not rated with weight factors of 100% or 75%.
No
Kategori Portofolio
1
Tagihan kepada Pemerintah Indonesia
2
Tagihan kepada Pemerintah Negara Lain
3
4
5
6
Bobot Risiko
0%
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Receivable to the Government of Republic Indonesia Receivable to Government of Other Countries
Peringkat AAA s.d. AA-
0%
Rating AAA to AA-
Peringkat A+ s.d. A-
20%
Rating A+ to A-
Peringkat BBB+ s.d. BBB-
50%
Rating BBB+ to BBB-
Peringkat BB+ s.d. B-
100%
Rating BB+ to B-
Peringkat dibawah B-
150%
Rating below B-
Tanpa Peringkat
100%
Not Rated
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
Receivable to Public Sector Entity
Peringkat AAA s.d. AA-
20%
Rating AAA to AA-
Peringkat A+ s.d. BBB-
50%
Rating A+ s.d. BBB-
Peringkat BB+ s.d. B-
100%
Rating BB+ to B-
Peringkat dibawah B-
150%
Rating below B-
Tanpa Peringkat
50%
Not Rated
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral
Receivable to Multilateral Development Bank and
dan Lembaga Internasional
International Institution
Memenuhi Kriteria Bobot Risiko 0%
0%
Fulfilling Criteria of Risk Factor 0%
Peringkat AAA s.d. AA-
20%
Rating AAA to AA-
Peringkat A+ s.d. BBB-
50%
Rating A+ s.d. BBB-
Peringkat BB+ s.d. B-
100%
Rating BB+ to B-
Peringkat dibawah B-
150%
Rating below B-
Tanpa Peringkat
50%
Not Rated
Tagihan Jangka Pendek
Short-term Receivable
Peringkat Jangka Pendek A1
20%
Rating Short Term A1
Peringkat Jangka Pendek A2
50%
Rating Short Term A2
Peringkat Jangla Pendek A3
100%
Rating Short Term A3
Peringkat Jangka Pendek Lainnya
150%
Other Short Term Rating
Peringkat AAA s.d. BBB-
20%
Rating AAA to BBB-
Peringkat BB+ s.d. B-
50%
Rating BB+ to B-
Peringkat dibawah B-
150%
Rating below B-
Tanpa Peringkat
20%
Not Rated
Tagihan Jangka Panjang
126
Portfolio Category
Risk Weight
Long-term Receivable
Peringkat Jangka Pendek A1
20%
Rating Short Term A1
Peringkat Jangka Pendek A2
50%
Rating Short Term A2
Manajemen Resiko Risk Management
No
7
Kategori Portofolio
Bobot Risiko
Portfolio Category
Risk Weight
Peringkat Jangka Pendek A3
100%
Rating Short Term A3
Peringkat Jangka Pendek Lainnya
150%
Other Short Term Rating
Peringkat AAA s.d. AA-
20%
Rating AAA to AA-
Peringkat A+ s.d. BBB-
50%
Rating A+ to BBB-
Peringkat BB+ s.d. B-
100%
Rating BB+ to B-
Peringkat dibawah B-
150%
Rating below B-
Tanpa Peringkat
50%
Not Rated
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Loan Secured with Mortgage Collateral
LTV<=70%
35%
LTV<=70%
70%
40%
70%
80%
45%
80%
8
Kredit Beragun Properti Komersial
100%
Loan Secured with Commercial Property
9
Kredit Pegawai/Pensiunan
50%
Employee/Retirement Loan
75%
Receivable to Micro, Small and Retail Portfolio
10 11
12
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi
Receivable to Corporate
Peringkat Jangka Pendek A1
20%
Rating Short Term A1
Peringkat Jangka Pendek A2
50%
Rating Short Term A2
Peringkat Jangka Pendek A3
100%
Rating Short Term A3
Peringkat Jangka Pendek Lainnya
150%
Other Short Term Rating
Peringkat AAA s.d. AA-
20%
Rating AAA to AA-
Peringkat A+ s.d. A-
50%
Rating A+ to A-
Peringkat BBB+ s.d. BB-
100%
Rating BBB+ to BB-
Peringkat dibawah BB-
150%
Rating below BB-
Tanpa Peringkat
100%
Not Rated
Tagihan Yang Jatuh Tempo
Matured Receivable
Kredit Beragun Rumah Tinggal
100%
Loan Secured with Mortgage Collateral
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
150%
Other than Loan Secured with Mortgage Collateral
Lembaga Pemeringkat yang Digunakan
Rating Agencies Used
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/31/DPNP/2011 tanggal 22 Desember 2011, Lembaga Pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia adalah: • Fitch Ratings • Moody’s Investor Service • Standard and Poor’s • PT. Fitch Ratings Indonesia • PT. ICRA Indonesia • PT. Pemeringkat Efek Indonesia
Based on Bank Indonesia Circular Letter No. 13/31/ DPNP/2011 of 22 December 2011, Rating Agencies currently recognised by Bank Indonesia are:
Bank hanya menggunakan peringkat yang diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia di atas.
The Bank relies only on ratings issued by rating agencies that recognised by Bank Indonesia as per the above circular letter.
• • • • • •
Fitch Ratings Moody’s Investor Service Standard and Poor’s PT. Fitch Ratings Indonesia PT. ICRA Indonesia PT. Pemeringkat Efek Indonesia
Commonwealth Bank Annual Report 2013
127
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 3.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Individual Disclosure of Net Receivable Based on Portfolio Category and Rating’s Scale - Bank 31 Desember 2013
Lembaga Pemeringkat Rating’s Institution
Kategori Portofolio Portfolio Category
No
Standard and Poor’s
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
Moody’s
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1 s.d Baa3
PT. Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn)
AA+(idn) s.d AA-(idn)
A+(idn) s.d A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB-(idn)
PT. ICRA Indonesia
[Idr] AAA
[Idr]AA+ s.d [Idr] AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d idA-
idBBB+ s.d idBBB-
(4)
(5)
(6)
(7)
PT. Pemeringkat Efek Indonesia (1)
(2)
(3)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
73,507
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
1,747,292
732,249
139,114
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral (KPR)
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
381,047
326,547
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
11
Aset Lainnya Other Asset
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
2,128,339
1,132,303
139,114
TOTAL
128
Peringkat Jangka Panjang /
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) / 31 December 2013 Tagihan Bersih / Net Receivable Peringkat Jangka Pendek / Short Term Rating
Long Term Rating BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
< B-
A-1
A-2
A-3
< A-3
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
< B-
F1+ s.d F1
F2
F3
< F3
Ba1 s.d Ba3
B1 s.d B3
< B3
P-1
P-2
P-3
< P-3
F2(idn)
F3(idn)
< F3(idn)
BB+(idn) s.d BB(idn)
B+(idn) s.d B-(idn)
< B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
[Idr]BB+ s.d [Idr] BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
< [Idr]B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3
< [Idr]A3
idBB+ s.d idBB-
idB+ s.d idB-
< idB-
IdA1
idA2
idA3 s.d idA4
< idA4
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Tanpa Peringkat Not Rated
Total
(15)
(16)
610,145
1,310,960
1,921,105
-
-
73,507
-
-
-
137,101
691,906
3,447,662
390,619
390,619
96,667
96,667
18,173
18,173
3,776,223
3,776,223
9,756,420
10,537,247
66,605
66,605
888,152
888,152
-
-
16,995,725
21,215,960
73,233
-
820,479
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
129
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 3.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Individual (lanjutan) Disclosure of Net Receivable Based on Portfolio Category and Rating’s Scale - Bank (continuation) 31 Desember 2012 /
Lembaga Pemeringkat Rating’s Institution
Kategori Portofolio Portfolio Category
No
Standard and Poor’s
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
Moody’s
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1 s.d Baa3
PT. Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn)
AA+(idn) s.d AA-(idn)
A+(idn) s.d A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB-(idn)
PT. ICRA Indonesia
[Idr] AAA
[Idr]AA+ s.d [Idr] AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d idA-
idBBB+ s.d idBBB-
(4)
(5)
(6)
(7)
PT. Pemeringkat Efek Indonesia (1)
(2)
(3)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
29,632
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
1,269,332
582,474
1,504
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
-
236,020
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
11
Aset Lainnya Other Asset
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
1,269,332
848,126
1,504
TOTAL
130
Peringkat Jangka Panjang /
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 December 2012 Tagihan Bersih / Net Receivable Peringkat Jangka Pendek / Short Term Rating
Long Term Rating BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
< B-
A-1
A-2
A-3
< A-3
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
< B-
F1+ s.d F1
F2
F3
< F3
Ba1 s.d Ba3
B1 s.d B3
< B3
P-1
P-2
P-3
< P-3
F2(idn)
F3(idn)
< F3(idn)
BB+(idn) s.d BB(idn)
B+(idn) s.d B-(idn)
< B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
[Idr]BB+ s.d [Idr] BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
< [Idr]B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3
< [Idr]A3
idBB+ s.d idBB-
idB+ s.d idB-
< idB-
IdA1
idA2
idA3 s.d idA4
< idA4
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Tanpa Peringkat Not Rated
Total
(15)
(16)
448,783
941,725
1,390,508
-
-
29,632
-
-
-
86,208
238,512
2,178,030
309,896
309,896
2,856,056
2,856,056
12,815
12,815
3,824,333
3,824,333
3,400,880
3,636,900
44,265
44,265
852,813
852,813
-
-
12,481,295
15,135,248
-
-
534,991
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
131
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 3.1.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Net Receivable Based on Portfolio Category and Rating’s Scale - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013 /
Lembaga Pemeringkat Rating’s Institution
Kategori Portofolio Portfolio Category
No
Standard and Poor’s
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
Moody’s
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1 s.d Baa3
PT. Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn)
AA+(idn) s.d AA-(idn)
A+(idn) s.d A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB-(idn)
PT. ICRA Indonesia
[Idr] AAA
[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d idA-
idBBB+ s.d idBBB-
(4)
(5)
(6)
(7)
PT. Pemeringkat Efek Indonesia (1)
(2)
(3)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
73,507
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
1,747,292
732,249
139,114
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral (KPR)
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
381,047
326,547
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
11
Aset Lainnya Other Asset
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
2,128,339
1,132,303
139,114
TOTAL
132
Peringkat Jangka Panjang /
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 December 2013 Tagihan Bersih / Net Receivable Peringkat Jangka Pendek / Short Term Rating
Long Term Rating
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
< B-
A-1
A-2
A-3
< A-3
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
< B-
F1+ s.d F1
F2
F3
< F3
Ba1 s.d Ba3
B1 s.d B3
< B3
P-1
P-2
P-3
< P-3
BB+(idn) s.d BB-(idn)
B+(idn) s.d B-(idn)
< B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn)
F3(idn)
< F3(idn)
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
< [Idr]B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2
[Idr]A3+ s.d [Idr]A3
< [Idr]A3
idBB+ s.d idBB-
idB+ s.d idB-
< idB-
IdA1
idA2
idA3 s.d idA4
< idA4
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Tanpa Peringkat Not Rated
Total
(15)
(16)
610,145
1,310,960
1,921,105
-
-
73,507
-
-
-
137,101
691,906
3,447,662
390,619
390,619
96,667
96,667
18,173
18,173
3,776,223
3,776,223
9,756,420
10,537,247
66,605
66,605
888,152
888,152
-
-
16,995,725
21,215,960
73,233
820,479
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
133
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 3.1.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (lanjutan) Disclosure of Net Receivable Based on Portfolio Category and Rating’s Scale - Bank Consolidated with Subsidiary (continuation) 31 Desember 2012 /
Lembaga Pemeringkat Rating’s Institution
Kategori Portofolio Portfolio Category
Standard and Poor’s
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
Moody’s
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1 s.d Baa3
PT. Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn)
AA+(idn) s.d AA-(idn)
A+(idn) s.d A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB-(idn)
PT. ICRA Indonesia
[Idr] AAA
[Idr]AA+ s.d [Idr] AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d idA-
idBBB+ s.d idBBB-
(20)
(21)
(22)
(23)
PT. Pemeringkat Efek Indonesia (17)
(18)
(19)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
29,632
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
1,269,332
582,474
1,504
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
-
236,021
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
11
Aset Lainnya Other Asset
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
1,269,332
848,127
1,504
TOTAL
134
Peringkat Jangka Panjang /
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 December 2012 Tagihan Bersih / Net Receivable Peringkat Jangka Pendek / Short Term Rating
Long Term Rating
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
< B-
A-1
A-2
A-3
< A-3
BB+ s.d BB-
B+ s.d B-
< B-
F1+ s.d F1
F2
F3
< F3
Ba1 s.d Ba3
B1 s.d B3
< B3
P-1
P-2
P-3
< P-3
BB+(idn) s.d BB-(idn)
B+(idn) s.d B-(idn)
< B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn)
F3(idn)
< F3(idn)
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
< [Idr]B-
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2
[Idr]A3+ s.d [Idr]A3
< [Idr]A3
idBB+ s.d idBB-
idB+ s.d idB-
< idB-
IdA1
idA2
idA3 s.d idA4
< idA4
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
Tanpa Peringkat Not Rated
Total
(31)
(32)
448,783
941,725
1,390,508
-
-
29,632
-
-
-
86,208
238,512
2,178,030
309,896
309,896
2,856,056
2,856,056
12,815
12,815
3,824,333
3,824,333
3,400,879
3,636,900
44,265
44,265
853,761
853,761
-
-
12,482,242
15,136,196
-
534,991
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
135
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 3.2.a Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif
Disclosure of Counterparty Credit Risk: Derivative Transactions 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Notional Amount Variabel yang Mendasari Underlying Variable
No
> 1 Tahun ≤ 5 Tahun > 1 Year ≤ 5 Year
≤ 1 Tahun ≤ 1 Year
Tagihan Derivatif Derivative Receivable
> 5 Tahun > 5 Year
Kewajiban Derivatif Derivative Payable
Tagihan Bersih Sebelum MRK Net Receivable before CRM
MRK CRM
BANK SECARA INDIVIDUAL BANK
1
Suku Bunga Interest Rate
2
Nilai Tukar Foreign Exchange
3
Lainnya Others TOTAL
-
-
-
-
-
-
-
1,180,530
-
-
18,011
4,690
29,817
-
-
-
-
-
-
-
-
1,180,530
-
-
18,011
4,690
29,817
-
-
-
-
-
-
-
-
1,180,530
-
-
18,011
4,690
29,817
-
BANK SECARA KONSOLIDASI BANK CONSOLIDATED 1
Suku Bunga Interest Rate
2
Nilai Tukar Foreign Exchange
3
Saham Stock
-
-
-
-
-
-
-
4
Emas Gold
-
-
-
-
-
-
-
5
Logam selain Emas Metals other than Gold
-
-
-
-
-
-
-
6
Lainnya Others
-
-
-
-
-
-
-
1,180,530
-
-
18,011
4,690
29,817
-
TOTAL
Tabel 3.2.b.1 Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo – Bank Secara Individual Disclosure of Counterparty Credit Risk: Transaction Repo – Bank NIHIL/NIL
Tabel 3.2.b.2 Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo – Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Counterparty Credit Risk: Transaction Repo – Bank Consolidated with Subsidiary NIHIL/NIL
136
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Notional Amount Tagihan Bersih Setelah MRK Net Receivable after CRM
> 1 Tahun ≤ 5 Tahun > 1 Year ≤ 5 Year
≤ 1 Tahun ≤ 1 Year
> 5 Tahun > 5 Year
Tagihan Derivatif Derivative Receivable
Kewajiban Derivatif Derivative Payable
Tagihan Bersih Sebelum MRK Net Receivable before CRM
MRK CRM
Tagihan Bersih Setelah MRK Net Receivable afrer CRM
-
90,000
-
-
-
829
278
-
278
29,817
267,609
-
-
1,023
807
13,337
-
13,337
-
963,750
-
-
76,070
-
76,070
-
76,070
29,817
1,321,359
-
-
77,093
1,636
89,685
-
89,685
-
90,000
-
-
-
829
278
-
278
29,817
267,609
-
-
1,023
807
13,337
-
13,337
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
963,750
-
-
76,070
-
76,070
-
76,070
29,817
1,321,359
-
-
77,093
1,636
89,685
-
89,685
Commonwealth Bank Annual Report 2013
137
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 3.2.c.1 Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual Disclosure of Counterparty Credit Risk : Transaction Reverse Repo - Bank 31 Desember 2013 / 31 December 2013
No
Kategori Portofolio Portfolio Category
Tagihan Bersih Net Receivable
Nilai MRK Credit Risk Mitigation
Tagihan Bersih setelah MRK Net Receivable after CRM
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2012 / 31 December 2012
ATMR setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
(6)
(7)
Nilai MRK Credit Risk Mitigation
Tagihan Bersih setelah MRK Net Receivable after CRM
ATMR setelah MRK RWA after CRM
(8)
(9)
(10)
545,811
-
545,811
-
448,077
-
448,077
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
545,811
-
545,811
-
448,077
-
448,077
-
Total
138
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 3.2.c.2 Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Counterparty Credit Risk : Transaction Reverse Repo - Bank Consolidated with subsidiary 31 Desember 2013 / 31 December 2013
No
Kategori Portofolio Portfolio Category
Tagihan Bersih Net Receivable
(1)
(2)
(3)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2012 / 31 December 2012
Nilai MRK Credit Risk Mitigation
Tagihan Bersih setelah MRK Net Receivable after CRM
ATMR setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
Nilai MRK Credit Risk Mitigation
Tagihan Bersih setelah MRK Net Receivable after CRM
ATMR setelah MRK RWA after CRM
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
545,811
-
545,811
-
448,077
-
448,077
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
545,811
-
545,811
-
448,077
-
448,077
-
Total
Commonwealth Bank Annual Report 2013
139
Manajemen Resiko Risk Management
140
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit (MRK) dengan menggunakan Pendekatan Standar
Disclosure of Credit Risk Mitigation (CRM) Using the Standardised Approach
Ada tiga teknik MRK, yaitu: 1. Teknik MRK - Agunan 2. Teknik MRK - Garansi 3. Teknik MRK - Penjaminan atau Asuransi Kredit
There are three CRM techniques, namely: 1. CRM Technique - Collateral 2. CRM Technique - Guarantee 3. CRM Technique - Guarantee or Credit Insurance
Pengukuran MRK menggunakan metode sederhana, di mana perhitungan ATMR Bank didasarkan pada teknik MRK - Agunan dan teknik MRK - Garansi.
The CRM measurement uses the simple method in which the calculation of the Bank’s risk weighted assets is based on the CRM technique - Collateral and CRM Technique - Guarantee.
Nilai agunan yang digunakan adalah nilai yang lebih rendah antara nilai agunan dan nilai pasar agunan.
The use of the collateral value is equal to the lower value between the collateral value and the market value of the collateral.
Haircut (Hfx) dilakukan sebagai faktor pengurang sebesar 8% apabila tagihan dan agunan dalam denominasi mata uang yang berbeda atau agunan dalam bentuk emas.
Haircut (Hfx) is applied as a deducting factor of 8% if the receivable and collateral are denominated in different currencies or the collateral is in the form of gold.
Agunan (jaminan) pinjaman diperlukan di hampir semua kasus pemberian pinjaman oleh Bank. Hal ini dilakukan untuk memberikan sumber pembayaran kembali ke dua ketika debitur tidak dapat memenuhi kewajiban pengembalian hutangnya. Jenis agunan yang diterima oleh Bank antara lain berupa uang tunai ditempatkan pada Bank penyedia dana, tabungan atau deposito yang diterbitkan oleh Bank penyedia dana, SBLC, tanah kosong, tanah dan bangunan residensial maupun komersial, kendaraan bermotor, peralatan (mesin), sediaan dan piutang dagang.
In almost all cases of bank lending, a loan collateral is required. This is to provide a secondary source of repayment in the event that debtors should default on their loans. The types of collaterals accepted by the Bank include cash for placements with the lending bank, savings or deposits issued by the lending bank, SBLC, empty lot, residential or commercial properties, motor vehicles, equipment (machineries), inventories and trade receivables.
Bank telah mengatur pengelolaan agunan/jaminan dalam Kebijakan Kreditnya. Hal-hal yang diatur dalam kebijakan tersebut diantaranya adalah jenis dan tingkat kecukupan agunan, faktor skala dari berbagai jenis agunan yang diterima oleh Bank, pihak yang melaksanakan penilaian atas agunan, aturan dan prosedur penilaian serta frekuensi penilaian berdasarkan jenis agunan, serta aturan serta prosedur mengenai perlindungan asuransi atas agunan tersebut. Bank juga melakukan analisa atas pemberi jaminan/garansi untuk menentukan kredibilitas dari pihak-pihak tersebut.
The Bank has clearly defined the management of these collaterals in its Credit Policy. Articles covered in those policies include among other things the type and adequacy of the collaterals, the scalability factor of various collaterals accepted by the Bank, the parties to value the collaterals, rules and procedures of valueing and frequency of valueing based on different types of collaterals, and rules and procedures with respect to the insurance coverage on the collaterals. The Bank also carries out due dilligence on the parties that provide collaterals guarantee to ascertain the credibility of these parties.
Manajemen Resiko Risk Management
Commonwealth Bank Annual Report 2013
141
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Disclosure of Net Receivable Based on Risk Weighted Asset after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) - Bank 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
Kategori Portofolio Portfolio Category
No
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
1,368,857
-
-
-
-
-
-
2,958
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
73,507
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
9,500
3,066,985
-
-
-
326,384
-
-
-
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral (KPR)
-
-
188,895
199,182
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
-
-
-
-
-
-
-
96,667
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
-
-
-
-
-
18,092
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
18,884
-
-
-
-
-
3,744,911
-
-
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
271,117
1,318,878
-
-
-
326,547
-
8,046,832
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
-
-
-
16,470
50,135
11
Aset Lainnya Other Asset
240,000
-
-
-
-
-
-
645,561
2,591
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total Eksposur Neraca 1,908,358 Total On Balance Sheet Exposure
4,385,863
188,895
199,182
-
744,530
3,744,911
8,808,488
52,726
-
142
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif Commitment/Contingencies Liabilities Exposure on Off Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2012 / 31 December 2012 ATMR RWA
(13)
Beban Modal Capital Charges
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
ATMR RWA
Beban Modal Capital Charges
(25)
(26)
2,958
296
942,431
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
36,754
3,675
-
-
-
-
-
29,632
-
-
-
14,816
1,630
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
776,590
77,659
554
1,927,826
-
-
-
146,433
-
-
-
458,782
50,466
145,786
14,579
-
-
134,388
172,713
-
-
-
-
-
116,121
12,773
96,667
9,667
-
-
-
-
-
-
-
2,632,298
-
2,632,298
289,553
9,046
905
100
-
-
-
-
12,715
-
-
-
6,358
699
2,808,683
280,868
20,976
-
-
-
-
-
3,783,308
-
-
2,837,481
312,123
8,473,881
847,388
190,637
13,300
-
-
-
197,833
-
2,764,835
-
2,866,412
315,305
91,673
9,167
-
-
-
-
-
-
-
10,991
33,274
60,902
6,699
649,448
64,945
222,150
-
-
-
-
-
-
626,691
3,972
632,649
69,591
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13,091,486
1,309,149
1,376,848
1,941,126
134,388
172,713
-
386,613
3,783,308
6,034,815
37,246
- 9,625,819
1,058,839
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
143
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual (lanjutan) Disclosure of Net Receivable Based on Risk Weighted Asset after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) - Bank (continuation) 31 Desember 2013 / 31 December 2013 No
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
Kategori Portofolio Portfolio Category 0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
Lainnya Others
150%
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
1
18,636
-
-
-
38
-
-
-
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
-
-
1,797
745
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
-
-
-
-
-
81
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
6,946
-
-
-
-
-
5,482
-
-
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
103,820
28,447
-
-
-
-
-
441,386
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
110,767
47,083
1,797
745
-
119
5,482
441,386
-
-
549,290
-
-
-
-
-
-
-
-
Total Eksposur TRA Total Off Balance Sheet Exposure C
Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Counterparty Credit Risk Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
21,433
-
-
-
4,685
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
-
-
-
-
-
-
220
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
549,290
21,433
-
-
-
4,685
-
220
-
-
Total Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Total Counterparty Credit Risk Exposure
144
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2012 / 31 December 2012 Beban Modal Capital Charges
ATMR RWA
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact 0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
Lainnya Others
150%
Beban Modal Capital Charges
ATMR RWA
3,746
375
1,747
12,047
-
-
-
-
-
-
-
2,409
265
927
93
-
-
2,795
-
-
-
-
-
-
978
108
-
-
-
-
-
-
-
-
-
223,758
-
223,758
24,613
41
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,112
411
7,972
-
-
-
-
-
12,077
-
-
9,058
996
447,075
44,708
72,098
25,980
-
-
-
38,188
-
333,767
-
358,057
39,386
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
455,901
45,590
81,817
38,027
2,795
-
-
38,188
12,077
557,525
-
-
594,260
65,368
-
-
448,077
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,629
663
-
32,855
-
-
-
56,568
-
-
-
34,856
3,834
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
220
22
-
-
-
-
-
-
-
262
-
262
29
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,849
685
448,077
32,855
-
-
-
56,568
-
262
-
-
35,118
3,863
Commonwealth Bank Annual Report 2013
145
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 4.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Net Receivable Based on Risk Weighted Asset after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
Kategori Portfolio Portfolio Category
No
(1)
(2)
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
-
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
11
Aset Lainnya Other Asset
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
146
-
-
-
-
-
-
2,958
-
-
-
-
-
-
73,507
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9,500 3,066,985
-
-
-
326,384
-
-
-
-
188,895
199,182
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
96,667
-
-
-
-
-
-
18,092
-
-
-
18,884
-
-
-
-
- 3,744,911
-
-
271,117 1,318,878
-
-
-
326,547
- 8,046,832
-
1,368,857
-
-
-
-
-
-
-
16,470
50,135
240,000
-
-
-
-
-
-
645,561
2,591
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total Eksposur Neraca 1,908,358 4,385,863 Total On Balance Sheet Exposure
188,895
199,182
-
744,530 3,744,911 8,808,488
52,726
-
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif Commitment/Contingencies Liabilities Exposure on Off Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2012 / 31 December 2012 ATMR RWA
(13)
Beban Modal Capital Charges
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
ATMR RWA
Beban Modal Capital Charges
(25)
(26)
2,958
296
942,431
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
36,754
3,675
-
-
-
-
-
29,632
-
-
-
14,816
1,482
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
776,590
77,659
554 1,927,826
-
-
-
146,433
-
-
-
458,782
45,878
145,786
14,579
-
-
134,388
172,713
-
-
-
-
-
116,121
11,612
96,667
9,667
-
-
-
-
-
-
- 2,632,298
-
2,632,298
263,230
9,046
905
100
-
-
-
-
12,715
-
-
-
6,358
636
2,808,683
280,868
20,976
-
-
-
-
- 3,783,308
-
-
2,837,481
283,748
8,473,881
847,388
190,637
13,300
-
-
-
197,833
- 2,764,835
-
2,866,412
286,641
91,673
9,167
-
-
-
-
-
-
-
10,991
33,274
60,902
6,090
649,448
64,945
222,150
-
-
-
-
-
-
627,639
3,972
633,597
63,360
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13,091,486 1,309,149 1,376,848 1,941,126
134,388
172,713
-
386,613 3,783,308 6,035,763
37,246
-
9,626,767
962,677
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
147
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 4.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (lanjutan) Disclosure of Net Receivable Based on Risk Weighted Asset after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) - Bank Consolidated with Subsidiary (continuation) 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
Kategori Portfolio Portfolio Category
No
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
1
18,636
-
-
-
38
-
-
-
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
-
-
1,797
745
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
-
-
-
-
-
81
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
6,946
-
-
-
-
-
5,482
-
-
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
103,820
28,447
-
-
-
-
-
441,386
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
110,767
47,083
1,797
745
-
119
5,482
441,386
-
-
549,290
-
-
-
-
-
-
-
-
Total Eksposur TRA Total Off Balance Sheet Exposure C
Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Counterparty Credit Risk Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
21,433
-
-
-
4,685
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
-
-
-
-
-
-
220
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
549,290
21,433
-
-
-
4,685
-
220
-
-
Total Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Total Counterparty Credit Risk Exposure
148
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2012 / 31 December 2012 Beban Modal Capital Charges
ATMR RWA
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact 0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
ATMR RWA
Lainnya Others
150%
Beban Modal Capital Charges
3,746
375
1,747
12,047
-
-
-
-
-
-
-
2,409
265
927
93
-
-
2,795
-
-
-
-
-
-
978
108
-
-
-
-
-
-
-
-
-
223,758
-
223,758
24,613
41
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,112
411
7,972
-
-
-
-
-
12,077
-
-
9,058
996
447,075
44,708
72,098
25,980
-
-
-
38,188
-
333,767
-
358,057
39,386
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
455,901
45,590
81,817
38,027
2,795
-
-
38,188
12,077
557,525
-
-
594,260
65,368
-
-
448,077
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,629
663
-
32,855
-
-
-
56,568
-
-
-
34,856
3,834
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
220
22
-
-
-
-
-
-
-
262
-
262
29
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
685
448,077
32,855
-
-
-
56,568
-
262
-
-
35,118
3,863
6,849
Commonwealth Bank Annual Report 2013
149
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Disclosure of Net Receivable and Credit Risk Mitigation Techniques - Bank 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Bagian Yang Dijamin Dengan / Guaranteed Part Kategori Portofolio Portfolio Category
No
(1)
(2)
(3)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Lainnya Others
(4)
(5)
(6)
(7)
1,371,815
-
-
-
73,507
-
-
-
-
-
-
-
3,402,869
9,500
-
-
388,077
-
-
-
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
96,667
-
-
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
18,092
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
3,763,795
18,884
-
-
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
9,963,374
1,208,948
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
66,605
-
-
-
11
Aset Lainnya Other Asset
888,152
-
-
-
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
20,032,953
1,237,332
-
-
-
Total Eksposur Neraca Total On Balance Sheet Exposure
150
Tagihan Bersih Net Receivable
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Commitment/Contingencies Liabilities Exposure on Off Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan / Guaranteed Part Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
Tagihan Bersih Net Receivable
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
(9)
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Lainnya Others
(10)
(11)
(12)
(13)
Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
(14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]
1,371,815
942,431
-
-
-
942,431
73,507
29,632
-
-
-
29,632
-
-
-
-
-
-
3,393,369
2,074,813
554
-
-
2,074,259
388,077
307,101
-
-
-
307,101
96,667
2,632,298
-
-
-
2,632,298
18,092
12,815
100
-
-
12,715
3,744,911
3,804,284
20,976
-
-
3,783,308
8,754,426
3,166,605
203,937
-
-
2,962,668
66,605
44,265
-
-
-
44,265
888,152
852,813
-
-
-
852,813
-
-
-
-
-
-
-
18,795,621
13,867,057
225,567
-
-
-
13,641,490
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
151
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual (lanjutan) Disclosure of Net Receivable and Credit Risk Mitigation Techniques - Bank (continutation) 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Bagian Yang Dijamin Dengan / Guaranteed Part Kategori Portofolio Portfolio Category
No
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
10
11
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Lainnya Others
18,675
18,637
-
-
2,542
-
-
-
-
-
-
-
81
-
-
-
12,428
6,946
-
-
573,653
132,267
-
-
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
607,379
157,850
-
-
-
549,290
-
-
-
Total Eksposur TRA Total Off Balance Sheet Exposure C
Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Counterparty Credit Risk Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
26,118
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
220
-
-
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
575,628
-
-
-
-
Total Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Total Counterparty Credit Risk Exposure
152
Tagihan Bersih Net Receivable
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan / Guaranteed Part Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
Tagihan Bersih Net Receivable
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
Lainnya Others
38
13,794
1,747
-
-
12,047
2,542
2,795
-
-
-
2,795
-
223,758
-
-
-
223,758
81
-
-
-
-
-
5,482
20,049
7,972
-
-
12,077
441,386
470,033
98,078
-
-
371,955
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
449,529
730,429
107,797
-
-
-
622,632
549,290
448,077
-
-
-
448,077
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26,118
89,423
-
-
-
89,423
-
-
-
-
-
-
220
262
-
-
-
262
-
-
-
-
-
-
-
575,628
537,762
-
-
-
-
537,762
Commonwealth Bank Annual Report 2013
153
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 4.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Net Receivable and Credit Risk Mitigation Techniques - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Bagian Yang Dijamin Dengan / Guaranteed Part Kategori Portofolio Portfolio Category
No
(1)
(2)
(3)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral (KPR)
6
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Lainnya Others
(4)
(5)
(6)
(7)
1,371,815
-
-
-
73,507
-
-
-
-
-
-
-
3,402,869
9,500
-
-
388,077
-
-
-
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
96,667
-
-
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
18,092
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
3,763,795
18,884
-
-
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
9,963,374
1,208,948
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
66,605
-
-
-
11
Aset Lainnya Other Asset
888,152
-
-
-
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
20,032,953
1,237,332
-
-
Total Eksposur Neraca Total On Balance Sheet Exposure
154
Tagihan Bersih Net Receivable
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Commitment/Contingencies Liabilities Exposure on Off Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
-
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan / Guaranteed Part Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
Tagihan Bersih Net Receivable
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
(9)
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Lainnya Others
(10)
(11)
(12)
(13)
Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
(14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]
1,371,815
942,431
-
-
-
942,431
73,507
29,632
-
-
-
29,632
-
-
-
-
-
-
3,393,369
2,074,813
554
-
-
2,074,259
388,077
307,101
-
-
-
307,101
96,667
2,632,298
-
-
-
2,632,298
18,092
12,815
100
-
-
12,715
3,744,911
3,804,284
20,976
-
-
3,783,308
8,754,426
3,166,605
203,937
-
-
2,962,668
66,605
44,265
-
-
-
44,265
888,152
853,761
-
-
-
853,761
-
-
-
-
-
-
-
18,795,621
13,868,005
225,567
-
-
-
13,642,438
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
155
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 4.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (lanjutan) Disclosure of Net Receivable and Credit Risk Mitigation Techniques - Bank Consolidated with Subsidiary (continuation) 31 Desember 2013 / 31 December 2013 Bagian Yang Dijamin Dengan / Guaranteed Part Kategori Portofolio Portfolio Category
No
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral (KPR)
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
10
11
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
18,675
18,637
-
-
2,542
-
-
-
-
-
-
-
81
-
-
-
12,428
6,946
-
-
573,653
132,267
-
-
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
607,379
157,850
-
-
549,290
-
-
-
Total Eksposur TRA Total Off Balance Sheet Exposure C
Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Counterparty Credit Risk Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
26,118
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
220
-
-
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
575,628
-
-
-
Total Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Total Counterparty Credit Risk Exposure
156
Tagihan Bersih Net Receivable
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Lainnya Others
-
-
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012 Bagian Yang Dijamin Dengan / Guaranteed Part Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
Tagihan Bersih Net Receivable
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
Lainnya Others
38
13,794
1,747
-
-
12,047
2,542
2,795
-
-
-
2,795
-
223,758
-
-
-
223,758
81
-
-
-
-
-
5,482
20,049
7,972
-
-
12,077
441,386
470,033
98,078
-
-
371,955
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
449,529
730,429
107,797
-
-
-
622,632
549,290
448,077
-
-
-
448,077
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26,118
89,423
-
-
-
89,423
-
-
-
-
-
-
220
262
-
-
-
262
-
-
-
-
-
-
-
575,628
537,762
-
-
-
-
537,762
Commonwealth Bank Annual Report 2013
157
Manajemen Resiko Risk Management
Eksposur terhadap Risiko
Exposure to Assets
Sekuritisasi Aset
Securitisation Risk
Hingga akhir tahun 2013, Bank tidak melakukan sekuritisasi aset, sehingga tidak memiliki eksposur terhadap risiko sekuritisasi.
As of year-end 2013, the Bank did not undertake assets securitisation, and therefore had no exposure to securitisation risk.
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Individual Calculation Risk Weighted Assets Credit Risk Standardised Approach - Bank Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca - Bank Secara Individual Disclosure of Asset Exposure on Balance Sheet - Bank
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2013 / 31 December 2013 No
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1,371,815
2,958
2,958
942,431
-
-
73,507
36,754
36,754
29,632
14,816
14,816
-
-
-
-
-
-
3,402,869
781,340
776,590
2,074,813
459,059
458,782
388,077
145,786
145,786
307,101
116,121
116,121
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
96,667
96,667
96,667
2,632,298
2,632,298
2,632,298
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
18,092
9,046
9,046
12,815
6,408
6,358
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
3,763,795
2,822,846
2,808,683
3,804,284
2,853,213
2,837,481
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
9,963,374
9,495,263
8,473,881
3,166,605
3,067,689
2,866,412
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
66,605
91,673
91,673
44,265
60,902
60,902
11
Aset Lainnya Other Asset
888,152
-
649,448
852,813
-
632,649
20,032,953
13,482,333
13,091,486
13,867,057
9,210,506
9,625,819
TOTAL
158
31 Desember 2012 / 31 December 2012
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif Disclosure of Commitment/Contingencies Liabilities Exposure on Off Balance Sheet
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2013 / 31 December 2013 No
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
31 Desember 2012 / 31 December 2012
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
18,675
3,747
3,746
13,794
3,283
2,409
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
2,542
927
927
2,795
978
978
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
-
-
-
223,758
223,758
223,758
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
81
41
41
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
12,428
9,321
4,112
20,049
15,037
9,058
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
573,653
573,653
447,075
470,033
450,939
358,057
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
-
-
607,379
587,689
455,901
730,429
693,995
594,260
TOTAL
Commonwealth Bank Annual Report 2013
159
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 6.1.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan Disclosure of Counterparty Credit Risk Exposure 31 Desember 2013 / 31 December 2013
No
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
549,290
-
-
448,077
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
26,118
6,629
6,629
89,423
34,856
34,856
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
220
220
220
262
262
262
575,628
6,849
6,849
537,762
35,118
35,118
TOTAL
Tabel 6.1.4 Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen Disclosure of Credit Risk Exposure Caused by Settlement Risk NIHIL / NIL
Tabel 6.1.5 Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi Disclosure of Securitisation Exposure NIHIL / NIL Tabel 6.1.6 Pengungkapan Eksposur di Unit Usaha Syariah (jika ada) Disclosure of Exposure in Syariah Unit (if any) NIHIL / NIL
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit Disclosure of Total Credit Risk Measurement
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2013 31 December 2013
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL RWA of CREDIT RISK TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL TOTAL CAPITAL DEDUCTION FACTOR
160
Commonwealth Bank Annual Report 2013
31 Desember 2012 31 December 2012
13,554,236
10,255,197
-
-
Manajemen Resiko Risk Management
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Calculation Risk Weighted Assets Credit Risk Standardised Approach - Bank Consolidated with Subsidiary Tabel 6.2.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca Disclosure of Asset Exposure on Balance Sheet
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2013 / 31 December 2013
No
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6
31 Desember 2012 / 31 December 2012
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1,371,815
2,958
2,958
942,431
-
-
73,507
36,754
36,754
29,632
14,816
14,816
-
-
-
-
-
-
3,402,869
781,340
776,590
2,074,813
459,059
458,782
388,077
145,786
145,786
307,101
116,121
116,121
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
96,667
96,667
96,667
2,632,298
2,632,298
2,632,298
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
18,092
9,046
9,046
12,815
6,408
6,358
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
3,763,795
2,822,846
2,808,683
3,804,284
2,853,213
2,837,481
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
9,963,374
9,495,263
8,473,881
3,166,605
3,067,689
2,866,412
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
66,605
91,673
91,673
44,265
60,902
60,902
11
Aset Lainnya Other Asset
888,152
-
649,448
853,761
-
633,597
20,032,953
13,482,333
13,091,486
13,868,005
9,210,506
9,626,767
TOTAL
Commonwealth Bank Annual Report 2013
161
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 6.2.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif Disclosure of Commitment/Contingencies Liabilities Exposure on Off Balance Sheet 31 Desember 2013 / 31 December 2013
31 Desember 2012 / 31 December 2012
No
Kategori Portofolio Portfolio Category
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
18,675
3,747
3,746
13,794
3,283
2,409
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
2,542
927
927
2,795
978
978
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
-
-
-
223,758
223,758
223,758
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
81
41
41
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
12,428
9,321
4,112
20,049
15,037
9,058
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
573,653
573,653
447,075
470,033
450,939
358,057
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
-
-
607,379
587,689
455,901
730,429
693,995
594,260
TOTAL
162
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 6.2.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan Disclosure of Counterparty Credit Risk Exposure 31 Desember 2013 / 31 December 2013
No
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 / 31 December 2012
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
549,290
-
-
448,077
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
26,118
6,629
6,629
89,423
34,856
34,856
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
220
220
220
262
262
262
575,628
6,849
6,849
537,762
35,118
35,118
TOTAL
Tabel 6.2.4 Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk) Disclosure of Credit Risk Exposure Caused by Settlement Risk NIHIL / NIL Tabel 6.2.5 Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi Disclosure of Securitisation Exposure NIHIL / NIL Tabel 6.2.6 Pengungkapan Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Disclosure of Exposure in Syariah Unit (if any) NIHIL / NIL
Tabel 6.2.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit Disclosure of Total Credit Risk Measurement
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2013 31 December 2013 TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL RWA of CREDIT RISK TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL TOTAL CAPITAL DEDUCTION FACTOR
31 Desember 2012 31 December 2012
13,554,236
10,256,145
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
163
Manajemen Resiko Risk Management
164
Commonwealth Bank Annual Report 2013
RISIKO PASAR
MARKET RISK
Risiko Pasar timbul sebagai akibat perubahan nilai tukar uang, tingkat suku bunga, dan harga komoditas yang diperdagangkan. Pada umumnya, Risiko Pasar sangat berpengaruh terhadap kinerja Divisi Tresuri. Pengelolaan Risiko Pasar oleh Bank dilakukan secara terstruktur dan menyeluruh melibatkan peran aktif Dewan Komisaris dan Direksi melalui berbagai komite, yang meliputi Asset & Liabilitiy Committee (ALCO), Executive Risk Committee (ERC), Risk Oversight Committee (ROC), dan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dan ROC beranggotakan para Komisaris, di mana salah satu Komisaris Independen menjadi Ketua ROC.
Market Risk arises as a result of changes in currency exchange rates, interest rates, and prices of traded commodities. In general, the performance of the Treasury Division is particularly vulnerable to Market Risk. The management of Market Risk by the Bank is done in a structured and comprehensive manner involving the active roles of the Board of Commissioners and Board of Directors through various committees comprising of the Asset & Liability Committee (ALCO), Executive Risk Committee (ERC), Risk Oversight Committee (ROC), and the Board of Commissioners. The Board of Commissioners and ROC both consist of Commissioners, whereby in the ROC one of the Bank’s independent commissioners serves as Chair of the Committee.
Dalam pelaksanaannya Dewan Komisaris dibantu oleh ROC untuk mengkaji penerapan manajemen Risiko Pasar, permintaan perubahan limit, dan kepatuhan kepada toleransi risiko yang telah ditetapkan. Pemantauan Risiko Pasar dilaksanakan pada level Direksi dibantu oleh ALCO dan ERC yang beranggotakan para Direktur dan pejabat eksekutif terkait.
In practice, the Board of Commissioners is assisted by the ROC in evaluating the Bank’s implementation of Market Risk management, requests for limit changes, and compliance to acceptable risk tolerance. Market Risk monitoring is carried at the Directors’ level assisted by ALCO and ERC, the members of which are the Directors and related executive officers of the Bank.
Bank menyusun kebijakan manajemen Risiko Pasar yang telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Secara berkala, Departemen Manajemen Risiko Pasar (MRM – Market Risk Management) melakukan pengkajian dan pembaharuan kebijakan Risiko Pasar sesuai dengan perkembangan bisnis dan peraturan terkait yang berlaku. MRM melakukan pemantauan eksposur Risiko Pasar Bank secara harian, untuk memastikan bahwa eksposur tersebut tetap berada dalam toleransi risiko yang telah ditetapkan. MRM juga melakukan proses eskalasi untuk pelampauan limit atau pelanggaran atas parameter yang telah disetujui di dalam kebijakan Risiko Pasar.
The Bank formulates the policies on Market Risk management that have been approved by the Board of Commissioners. Periodically, the Market Risk Management (MRM) Department reviews and updates the policies on Market Risk management in line with the business development and related prevailing regulations. MRM carries out daily monitoring of the Bank’s Market Risk exposures to ensure that such exposures stay within the acceptable risk tolerance of the Bank. MRM also undertakes an escalation process for limit breaches or violations of parameters that have been agreed to in the Market Risk policies.
Limit-limit yang telah disetujui ditinjau ulang setiap tahunnya bersamaan dengan proses pengkajian kebijakan Risiko Pasar. Namun demikian, pengkajian atas limit pasar dapat dilakukan setiap saat apabila kondisi bisnis atau pasar menuntut adanya perubahan limit.
Agreed limits are reviewed annually in conjunction with the review of Market Risk policies. However, reviews on market limits can be expedited if business or market conditions call for a change in those limits.
Bank melakukan identifikasi atas Risiko Pasar melalui berbagai cara, diantaranya melalui analisa terhadap produk tresuri baru, analisa sensitivitas, dan stress testing. Secara internal, Bank melakukan pengukuran Risiko Pasar atas posisi trading book dan banking book (risiko perubahan suku bunga pada banking book). Untuk trading book,
The Bank identifies Market Risk through various means, among others, through analysis of new treasury products, sensitivity analysis and stress testing. Internally, the Bank measures Market Risk on its trading book and banking book (interest rate risk on banking book). On its trading book, the Bank uses Net Open Position (NOP) as a parameter on
Manajemen Resiko Risk Management
Bank menggunakan Posisi Devisa Netto (PDN) sebagai tolak ukur risiko nilai tukar mata uang, sementara eksposur terhadap risiko pasar lainnya telah sepenuhnya mendapatkan lindung nilai melalui struktur lindung nilai back-to-back. Bank membatasi eksposur Risiko Pasar yang timbul dari pergerakan nilai tukar mata uang jauh di bawah batasan eksposur maksimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu tidak boleh lebih besar dari 20% total modal. Bank telah menetapkan batasan eksposur terhadap risiko pergerakan nilai tukar mata uang sebesar 8% dari modal Bank. Per akhir 2013, rata-rata eksposur Bank adalah sebesar ~1.55% dari modal Bank.
currency exchange risk, while other exposures to market risks are fully hedged through back-to-back hedging structures. The Bank limits its Market Risk exposures that arise from currency exchange rate movements well below the maximum exposure limit set by Bank Indonesia, which is not more than 20% of total capital. The Bank has set its exposure limit to currency exchange rate risk at 8% of capital. On average, the Bank’s exposure is ~1.55% of its capital as of end December 2013.
Sementara itu, eksposur terhadap risiko perubahan suku bunga pada banking book dimitigasi melalui analisa senstivitias NII dan melalui interest rate repricing gap. Dalam hal ini, Bank juga membatasi eksposur terhadap sensitivitas suku bunga pada tingkat 2% dari modal Bank. Bank juga melakukan pembatasan atas eksposur terhadap risiko surat berharga, di mana Bank membatasi eksposur risiko kredit dari surat berharga di luar untuk kebutuhan pengelolaan likuiditas dan investasi. Semua surat berharga yang dimiliki Bank adalah surat berharga yang likuid di mana harga surat berharga tersebut tersedia di pasar dan memiliki peringkat.
Meanwhile, exposure to interest rate risk on the banking book is mitigated through NII sensitivity analysis and interest rate repricing gap. In this case, the Bank also limits its exposure to interest rate sensitivity at a relatively low 2% of capital. The Bank also limits its exposure to marketable securities risk, in which the Bank refrains from having credit risk exposures to marketable securities other than for the purposes of liquidity management and investment. All marketable securities purchased by the Bank must be liquid with market-quoted prices and duly rated.
Dalam hal pengelolaan gap suku bunga pada banking book, Bank menggunakan beberapa strategi untuk memperkecil gap dan sensitivitas, antara lain dengan menggunakan Interest Rate Swap (IRS), Cross Currency Swap (CCS), atau melalui penerbitan Medium Term Notes (MTN). Hal ini bertujuan untuk memperkecil perbedaan durasi antara sisi aset dan liabilitas.
In managing interest rate gap on its banking book, the Bank employs several strategies to reduce the gap and sensitivity by among others using Interest Rate Swaps (IRS), Cross Currency Swaps (CCS), or issuing Medium Term Notes (MTN). The aim is to reduce the difference in duration between assets and liabilities.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
165
Manajemen Resiko Risk Management
Bank belum menggunakan model internal untuk mengukur eksposur Risiko Pasar dan menggunakan Pendekatan Standar dalam perhitungan kecukupan modal untuk Risiko Pasar. Risiko Pasar yang telah diperhitungkan dalam perhitungan kecukupan modal melalui pendekatan standar adalah: 1. 2.
The Bank has not used the internal model to measure Market Risk exposures, and instead uses the Standardised approach to calculate the capital adequacy for market risks. The market risks that have been taken into consideration for calculating capital adequacy by using the Standardised Approach are as follow: 1. The position of financial instruments in the trading books that are exposed to interest rate risk. 2. The position in foreign currencies, both in the trading book and banking book that are exposed to foreign currency exchange rate risk.
Posisi instrumen keuangan dalam trading book yang terekspos risiko suku bunga. Posisi valuta asing, baik dalam trading book maupun banking book, yang terekspos risiko nilai tukar mata uang.
Tabel 7.1. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar Disclosure of Market Risk with Standardized Method
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2013 / 31 December 2013 Bank No
Jenis Risiko/Risk Type
(1) 1
(2)
Bank
Konsolidasi/Consolidated
Beban Modal Capital Charge
ATMR RWA
Beban Modal Capital Charge
ATMR RWA
Beban Modal Capital Charge
ATMR RWA
Beban Modal Capital Charge
ATMR RWA
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Risiko Suku Bunga/Interest Rate Risk a. Risiko Spesifik/Specific Risk b. Risiko Umum/General Risk
2
Risiko Nilai Tukar Foreign Exchange Risk
3
Risiko Ekuitas/Equity Risk *)
4
Risiko Komoditas/Comodities Risk *)
5
Risiko Option/Option Risk
Total
-
-
-
-
-
-
-
-
863
10,787
863
10,787
-
-
-
-
2,775
34,688
2,775
34,688
3,883
48,534
3,883
48,534
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,638
45,475
3,638
45,475
3,883
48,534
3,883
48,534
*) Untuk bank yang memiliki perusahaan anak yang memiliki eksposur risiko dimaksud For bank with subsidiary which have risk exposure
166
31 Desember 2012 / 31 December 2012
Konsolidasi/Consolidated
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
RISIKO OPERASIONAL
OPERATIONAL RISK
Risiko Operasional dapat timbul sebagai akibat kurang memadainya dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan kejadian eksternal yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional Bank. Termasuk dalam risiko operasional adalah kemampuan teknologi informasi Bank dalam mendukung kegiatan operasi sehari-hari.
Operational Risk can arise due to inadequate and/or failure of internal processes, human error, system breakdown and external events that can impact to with the operational activities of the Bank. Included in operational risk is the ability of the Bank’s information technology to support daily activities.
Seiring pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan di masa mendatang, Bank memberi prioritas pada peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi (TI) dan pembangunan infrastruktur sebagai investasi strategis guna meningkatkan pengelolaan operasional secara keseluruhan.
With the rapid pace of the Bank’s growth in recent years and in the future, the Bank places a strong emphasis on the enhancement of its Human Capital, Information Technology and infrastructure development as a strategic investment to improve its overall operational management.
Bank berkeyakinan bahwa investasi di bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Infrastruktur, serta implementasi Kerangka Pengelolaan Risiko Operasional, akan dapat mengendalikan dan memitigasi Risiko Operasional Bank. Pengelolaan risiko operasional dilaksanakan berdasarkan batasan-batasan yang ditetapkan dalam Risk Appetite Statement dan dilaksanakan melalui Kerangka Pengelolaan Risiko Operasional dan 3 Lini Pertahanan.
The Bank believes that its investments in Human Capital, Information Technology, Infrastructure as well as the implementation of Operational Risk Management Framework, can manage and mitigate the Bank’s Operational Risks. The Management of operational risk is governed within the boundaries defined in the Risk Appetite Statement and operationalised through the Operational Risk Management Framework and 3 Lines of Defense.
Pemantauan dan pengawasan terhadap pengelolaan Risiko Operasional dilaksanakan oleh Dewan Komisaris melalui Komite Pemantau Risiko (ROC), dan oleh Direksi melalui Executive Risk Committee (ERC) dan Operational Risk Committee (ORC). Frekuensi rapat ORC ditetapkan sebanyak satu bulan sekali sehingga Bank dapat memantau secara dekat kemampuan pengelolaan manajemen operasionalnya. Rapat ROC, ERC dan Integrity Committe dilaksanakan secara berkala untuk membahas pengelolaan Risiko Operasional Bank.
The monitoring and oversight on the management of Operational Risks are carried out by the Commissioners through the Risk Oversight Committee (ROC) and by the Directors through the Executive Risk Committee (ERC) and Operational Risk Committee (ORC), with the ORC’s frequency set at once a month so as to provide the Bank with the ability to closely monitor its operational risk management.The ROC, ERC and Integrity Committee Meetings are carried out periodically and cover discussions on the management of the Bank’s Operational Risk.
Kejadian-kejadian Risiko Operasional dilaporkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Upaya mitigasi risiko dan perbaikan terus dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan peristiwa yang dapat menyebabkan kerugian finansial dan non-finansial bagi Bank. Pengendalian internal yang lebih ketat serta pengawasan atas seluruh aspek operasi Bank telah dilaksanakan dan didukung oleh Direksi dengan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris.
Incidents of Operational Risks are reported to the Directors and Commissioners. Efforts to mitigate risks and improve conditions are continuously carried out in order to anticipate potential events that could lead to a financial as well as non-financial loss for the Bank. More stringent internal controls and oversight over all aspects of the Bank’s operations have been carried out and supported by the Directors with active oversight by the Commissioners.
Sebagai bagian upaya mencegah terjadinya fraud, Bank telah mengimplementasikan Strategi Anti-Fraud di seluruh Bank, yang meliputi inisiatif
As part of fraud prevention, the Bank has implemented an Anti-Fraud Strategy across the Bank encompassing, initiatives to increase Commonwealth Bank Annual Report 2013
167
Manajemen Resiko Risk Management
untuk meningkatkan kesadaran akan risiko fraud, pembentukan Integrity Committee di tingkat Direksi, formalisasi kebijakan yang fokus pada upaya pencegahan, deteksi, investigasi, pengawasan dan pelaporan fraud, pembentukan Unit Financial Crime, serta pelaksanaan jalur whistle-blower.
awareness on fraud risk, the establishment of an Integrity Committee at Directors level, policy formalization focusing on prevention, detection, investigation, monitoring and reporting of fraud, establishment of a dedicated Financial Crime Unit, and the adoption of a whistle-blower channel.
Departemen Risiko Operasional beroperasi secara independen dan melapor langsung kepada Direktur Manajemen Risiko. Departemen ini bertanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko operasional, serta bahwa risiko tersebut telah dikelola dalam batasan Risk Appetite Statement Bank. Forum Risiko Operasional di tingkat kelompok kerja telah dibentuk sebagai sarana diskusi berkala antara Lini 1, Lini 2 dan Lini 3 tentang pengelolaan risiko operasional di seluruh Bank.
The Department of Operational Risk operates independently and reports directly to the Director of Risk Management. The Department is responsible for ensuring that operational risk management policies are implemented properly, and that the risk is managed within the Risk Appetite Statement of the Bank. Operational Risk Forum at the working group level has been established to provide a channel for periodic discussions between Line 1, Line 2 and Line 3 on the management of operational risk across the Bank.
Untuk mendukung proses identifikasi, penilaian/ pengukuran, eskalasi, pemantauan dan pelaporan, Bank menerapkan beberapa sistem dan perangkat yang mendukung proses tersebut, antara lain: Fraud Risk Self Assessment (FRSA), Risk & Control Self Assessment (RCSA), Control Assurance Program (CAP), Key Risk Indicator (KRI), Operational Risk Incident Database, Business Continuity Management (BCM) dan Disaster Recovery Planning (DRP).
In support of the identification, assessment/ measurement, escalation, monitoring and reporting, the Bank implements a number of systems and tools that support the process, namely: Fraud Risk Self Assessment (FRSA), Risk & Control Self Assessment (RCSA), Control Assurance Program (CAP), Key Risk Indicator (KRI), Operational Risk Incident Database, Business Continuity Management (BCM) and Disaster Recovery Planning (DRP).
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesadaran akan Risiko Operasional, Bank menyelenggarakan program pelatihan tentang Code of Conduct dan Risk Awareness kepada seluruh karyawan, serta menyelenggarakan pelatihan dan sharing session tentang pengelolaan risiko operasional.
As part of efforts to increase awareness on Operational Risks, the Bank provides ongoing training programs on Code of Conduct and Risk Awareness to all employees and carries out training and sharing sessions on operational risk management.
Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual Disclosure of Operational Risk Quantitative - Bank
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2013 / 31 December 2013
No
Pendekatan Yang Digunakan Approach Type
(1)
(2)
1
168
31 Desember 2012 / 31 December 2012
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 Tahun Terakhir) Gross Income (Last 3 Years Average)
Beban Modal Capital Expense
ATMR RWA
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 Tahun Terakhir) Gross Income (Last 3 Years Average)
(3)
(4)
(5)
(6)
Beban Modal Capital Expense
ATMR RWA
(7)
(8)
Pendekatan Indikator Dasar Basic Indicator Approach
1,002,833
150,425
1,880,309
791,901
118,785
1,484,815
Total
1,002,833
150,425
1,880,309
791,901
118,785
1,484,815
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 8.1.b. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Operational Risk Quantitative - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013 / 31 December 2013
No
Pendekatan Yang Digunakan Approach Type
(1)
(2)
1
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 Tahun Terakhir) Gross Income (Last 3 Years Average)
Beban Modal Capital Expense
(3)
(4)
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2012 / 31 December 2012
ATMR RWA
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 Tahun Terakhir) Gross Income (Last 3 Years Average)
Beban Modal Capital Expense
ATMR RWA
(5)
(6)
(7)
(8)
Pendekatan Indikator Dasar Basic Indicator Approach
1,004,427
150,664
1,883,301
794,010
119,102
1,488,769
Total
1,004,427
150,664
1,883,301
794,010
119,102
1,488,769
Commonwealth Bank Annual Report 2013
169
Manajemen Resiko Risk Management
170
Commonwealth Bank Annual Report 2013
RISIKO LIKUIDITAS
LIQUIDITY RISK
Risiko Likuiditas timbul sebagai akibat adanya kemungkinan Bank tidak mampu membayar kewajiban keuangannya kepada pihak ke tiga pada saat jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset lancar berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Bank senantiasa menjaga ketersediaan aset lancar berkualitasnya agar selalu dapat memenuhi kewajiban keuangan dan peraturan-peraturan yang ada, baik dalam kondisi normal maupun kondisi krisis.
Liquidity Risk arises from the possibility that the Bank may not be able to meet its financial obligation to a third party upon maturity from financial cash flow sources and/or from high quality liquid assets that can be pledged, without disrupting the financial activities and condition of the Bank. The Bank endeavours to maintain high quality liquid assets in order to meet its financial obligations and regulations at all times, whether under normal or crisis conditions.
Pengelolaan Risiko Likuiditas dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan seluruh aspek dari neraca Bank, sedangkan pembahasan atas posisi likuiditas Bank dilakukan secara mingguan dengan dihadiri oleh beberapa divisi, antara lain divisi-divisi Pendanaan, Pinjaman, Tresuri, Keuangan, dan Manajemen Risiko. Pembahasan pada level ini dilakukan secara detil dan teknis, untuk menghasilkan rekomendasi yang disampaikan kepada Manajemen untuk pengelolaan risiko likuiditas. Pembahasan ini dilakukan pada level di bawah Asset & Liability Committee (ALCO), yaitu Working ALCO (WALCO). ALCO yang berada pada level Direksi akan memberikan persetujuan atas rekomendasi yang disampaikan oleh WALCO apabila masih dalam lingkup otorisas ALCO. Apabila rekomendasi WALCO tersebut berada di luar kewenangan ALCO, rekomendasi tersebut diteruskan kepada Executive Risk Commitee (ERC) untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
The management of Liquidity Risk is carried out holistically by involving all aspects of the Bank’s balance sheet, while discussions on the Bank’s liquidity position are undertaken weekly and attended by several divisions i.e. Funding, Lending, Treasury, Finance and Risk Management. Discussions at this level are carried out in technical details that produce recommendations presented to Management for managing liquidity risks. These discussions occur in the sub-committee of the Assets and Liabilities Committee (ALCO), namely Working ALCO (WALCO). ALCO, which operates at the level of Directors, will give its approval on recommendations provided by WALCO if they are within the scope of ALCO’s authority to do so. If WALCO’s recommendations fall outside ALCO’s authority, these recommendations will then be forwarded to the Executive Risk Committee (ERC) for Board of Commissioners’ approval.
Dalam mengelola Risiko Likuiditas, Bank menetapkan beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, antara lain, ketentuan untuk hanya memiliki aset lancar berkualitas tinggi, menentukan definisi aset berkualitas tinggi, menentukan limit liquidity gap, yaitu hasil analisa eksposur terhadap arus kas dari kondisi krisis, di mana Bank harus mampu mempertahankan arus kas positif pada hari pertama hingga hari ke lima selama terjadinya skenario krisis. Dalam metode ini, Bank melakukan simulasi run-off dana pihak ketiga dan juga situasi di mana wholesale funding tidak diperpanjang. Run-off ditetapkan dari hasil analisa pola perilaku deposan yang mengacu kepada ketentuan BASEL. Hasil analisa kemudian digunakan sebagai dasar penentuan tingkat likuiditas yang perlu dijaga oleh Bank. Bila hasil analisa menunjukkan angka yang lebih rendah dari ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM), maka Bank memastikan untuk memenuhi ketentuan GWM. Namun bila hasil analisa menunjukkan angka yang lebih tinggi dari ketentuan GWM, maka Bank akan memenuhi kebutuhan
In managing its Liquidity Risk, the Bank has set certain criteria to be met, among others, is the requirement to hold only high quality liquid assets, the definition of high quality liquid assets, and the liquidity gap limit, which is an analysis over the exposure to the Bank’s cash flows arising from a crisis condition, where the Bank needs to be able to maintain positive cash flows on day-one to day-five during the name-crisis scenario. In this method, the Bank undertakes a run-off simulation of thirdparty funds as well as the situation where a large wholesale funding is not rolled over. The run-off is set upon an analysis of the behavioural pattern of depositors in line with BASEL. The results of the analysis are then used as the basis for the Bank to determine the level of liquidity it should maintain. If the results show a figure lower than the Statutory Reserves Requirement, then the Bank is assured that it meets that requirement. If, on the other hand, the result is higher than the requirement, the Bank will have to meet its liquidity needs based on the result of analysis. The analysis on the required
Manajemen Resiko Risk Management
likuiditas berdasarkan hasil analisa tersebut. Analisa tingkat kebutuhan likuiditas Bank dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya setahun sekali. Dalam pelaksanaannya, Bank selalu memenuhi kewajiban GWMnya, baik ketentuan GWM Primer maupun Sekunder.
liquidity level is carried at least once a year. In practice, the Bank always meets its Statutory Reserves Requirement, both primary and secondary reserves.
Pemantauan atas posisi likuiditas Bank dilakukan setiap hari oleh Departemen Market Risk Management. Jika batasan telah terlampaui, laporan langsung disampaikan ke Manajemen, sesuai dengan proses eskalasi yang tertuang dalam kebijakan Likuiditas dan Pendanaan Bank.
The monitoring of the Bank’s liquidity position is carried out daily by the Market Risk Management Department. If the limit is exceeded, the report goes directly to Management in line with the escalation procedure in the Bank’s policies on Liquidity and Funding.
Kondisi krisis global yang bersifat sistemik tidak dijadikan dasar bagi pengelolaan harian risiko likuiditas Bank. Kondisi tersebut ditangani melalui Contingency Funding Plan Bank. Semua hal tersebut di atas tertuang dalam kebijakan likuiditas dan pendanaan serta Contigency Funding Plan Bank. Dalam kebijakan risiko likuiditasnya, Bank menetapkan limit dan parameter untuk posisi likuiditasnya. Kebijakan tersebut dikaji ulang secara berkala setidaknya setiap tahun sekali. Selain itu, Bank juga menetapkan beberapa indikator penting sebagai indikator peringatan dini (early warning indicator/EWI) yang menginformasikan secara dini kepada Manajemen jika terjadi pemburukan situasi yang berpotensi membahayakan posisi likuiditas Bank.
Meanwhile, the global crisis that is systemic in nature is not considered as a basis for the daily management of the Bank’s Liquidity Risk. Instead, it is addressed in the Bank’s Contingency Funding Plan. All of this is contained in the Bank’s policies on liquidity and funding and the Contingency Funding Plan. In the liquidity risk policy, the Bank has set the limit and parameter for the Bank’s liquidity position. This policy is reviewed periodically at least once a year. In addition, the Bank has also set several key indicators that will serve as an early warning indicator (EWI) that can provide advance information to Management on a deteriorating situation that could pose a risk to the Bank’s liquidity position.
Berikut adalah profil EWI Bank pada akhir tahun 2013:
The following is the Bank’s EWI profile as of year-end 2013:
Commonwealth Bank Annual Report 2013
171
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual Disclosure of Maturity Profile Rupiah - Bank 31 Desember 2013 31 December 2013 Pos-Pos Accounts
No
(1)
I
(2)
Saldo Balance
(3)
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
(4)
(5)
(6)
NERACA ON BALANCE SHEETS
A
Aset Assets
1
Kas Cash
143,644
-
-
-
2
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
729,848
41,993
-
-
3
Penempatan pada bank lain Placement with Other Bank
574,176
546,000
-
-
4
Surat Berharga Securities
59,922
-
-
-
5
Kredit yang diberikan Loans
11,413,490
357,262
852,304
1,223,848
6
Tagihan lainnya Other Receivables
585,515
556,682
5,454
-
7
Lain-lain Others
196,459
-
-
-
13,703,054
1,501,937
857,758
1,223,848
8,795,471
3,485,958
1,291,366
117,023
-
-
-
-
273,067
250,000
-
-
49,891
-
-
-
Total Aset / Total Assets
B
172
Jatuh tempo Maturity Period
Kewajiban Liabilities
Commonwealth Bank Annual Report 2013
1
Dana Pihak Ketiga Third Party Fund
2
Kewajiban Pada Bank Indonesia Liabilities with Bank Indonesia
3
Kewajiban Pada Bank Lain Liabilities with Other Bank
4
Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Securities
5
Pinjaman yang Diterima Loans Received
-
-
-
-
6
Kewajiban lainnya Other Payables
-
-
-
-
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 31 December 2012 Jatuh tempo Maturity Period >6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
(7)
(8)
Saldo Balance
(9)
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
143,644
154,481
154,481
-
-
-
-
-
687,855
565,195
565,195
-
-
-
-
-
28,176
116,415
16,415
100,000
-
-
-
-
59,922
-
-
-
-
-
-
3,045,541
5,934,535
8,655,256
95,929
120,364
80,549
1,141,161
7,217,253
-
23,379
478,117
33,095
445,022
-
-
-
-
196,459
190,177
190,177
-
-
-
-
3,045,541
7,073,970
10,159,641
1,055,292
665,386
80,549
1,141,161
7,217,253
118,697
3,782,427
6,768,346
4,060,288
2,332,800
293,730
52,386
29,142
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23,067
312,119
292,119
20,000
-
-
-
49,891
-
348,845
-
-
-
-
348,845
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
173
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual (lanjutan) Disclosure of Maturity Profile Rupiah - Bank (continuation) 31 Desember 2013 31 December 2013 Pos-Pos Accounts
No
7
II
Lain-lain Others
Saldo Balance
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
329,307
404
-
-
Total Kewajiban / Total Liabilities
9,447,736
3,736,362
1,291,366
117,023
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Difference Assets and Liabilities in On-Balance Sheet
4,255,318
(2,234,425)
(433,608)
1,106,825
-
-
-
-
12,059
-
-
-
12,059
-
-
-
2,017,118
80,576
261,145
403,252
REKENING ADMINISTRATIF OFF BALANCE SHEET A
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivables 1
Komitmen Commitment
2
Kontijensi Contingencies
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Asset
B
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Liabilities
1
Komitmen Commitment
2
Kontijensi Contingencies
54,698
100
1,493
8,108
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Liabilities
2,071,816
80,676
262,638
411,360
(2,059,757)
(80,676)
(262,638)
(411,360)
2,195,561
(2,315,101)
(696,246)
695,465
(2,315,101)
(3,011,347)
(2,315,882)
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Difference Off Balance Sheet Receivables and Liabilities
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif Cummulative Difference
174
Jatuh tempo Maturity Period
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 31 December 2012 Jatuh tempo Maturity Period >6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
Saldo Balance
> 12 bln > 12 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
-
328,903
268,678
267,849
-
-
-
829
168,588
4,134,397
7,697,988
4,620,256
2,352,800
293,730
52,386
378,816
2,876,953
2,939,573
2,461,653
(3,564,964)
(1,687,414)
(213,181)
1,088,775
6,838,437
-
-
90,000
-
-
-
-
90,000
-
12,059
9,460
9,460
-
-
-
-
-
12,059
99,460
9,460
-
-
-
90,000
903,327
368,818
1,758,425
-
238
2,717
407,722
1,347,748
44,841
156
46,952
1,513
-
-
1,230
44,209
948,168
368,974
1,805,377
1,513
238
2,717
408,952
1,391,957
(948,168)
(356,915)
(1,705,917)
7,947
(238)
(2,717)
(408,952)
(1,301,957)
1,928,785
2,582,658
755,736
(3,557,017)
(1,687,652)
(215,898)
679,823
5,536,480
(387,097)
2,195,561
(3,557,017)
(5,244,669)
(5,460,567)
(4,780,744)
755,736
Commonwealth Bank Annual Report 2013
175
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 9.1.b. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Maturity Profile Rupiah - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013 31 December 2013 Pos-Pos Accounts
No
(1)
I
(2)
Saldo Balance
(3)
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
(4)
(5)
(6)
NERACA ON BALANCE SHEETS A
Aset Assets 1
Kas Cash
143,644
-
-
-
2
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
729,848
41,993
-
-
3
Penempatan pada bank lain Placement with Other Bank
574,176
546,000
-
-
4
Surat Berharga Securities
59,922
-
-
-
5
Kredit yang diberikan Loans
11,413,490
357,262
852,304
1,223,848
6
Tagihan lainnya Other Receivables
585,515
556,682
5,454
-
7
Lain-lain Others
196,459
-
-
-
13,703,054
1,501,937
857,758
1,223,848
8,762,572
3,485,958
1,291,366
117,023
-
-
-
-
273,067
250,000
-
-
49,891
-
-
-
Total Aset / Total Assets
B
176
Jatuh tempo Maturity Period
Kewajiban Liabilities
Commonwealth Bank Annual Report 2013
1
Dana Pihak Ketiga Third Party Fund
2
Kewajiban Pada Bank Indonesia Liabilities with Bank Indonesia
3
Kewajiban Pada Bank Lain Liabilities with Other Bank
4
Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Securities
5
Pinjaman yang Diterima Loans Received
-
-
-
-
6
Kewajiban lainnya Other Payables
-
-
-
-
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 31 December 2012 Jatuh tempo Maturity Period >6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
(7)
(8)
Saldo Balance
(9)
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
143,644
154,481
154,481
-
-
-
-
-
687,855
565,195
565,195
-
-
-
-
-
28,176
116,415
16,415
100,000
-
-
-
-
59,922
-
-
-
-
-
-
3,045,541
5,934,535
8,655,256
95,929
120,364
80,549
1,141,161
7,217,253
-
23,379
478,117
33,095
445,022
-
-
-
-
196,459
191,742
191,742
-
-
-
-
3,045,541
7,073,970
10,161,206
1,056,857
665,386
80,549
1,141,161
7,217,253
118,697
3,749,528
6,736,281
4,028,223
2,332,800
293,730
52,386
29,142
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23,067
312,119
292,119
20,000
-
-
-
49,891
-
348,845
-
-
-
-
348,845
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
177
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 9.1.b. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (lanjutan) Disclosure of Maturity Profile Rupiah - Bank Consolidated with Subsidiary (continutation) 31 Desember 2013 31 December 2013 Pos-Pos Accounts
No
7
II
Lain-lain Others
Saldo Balance
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
329,596
404
-
-
Total Kewajiban / Total Liabilities
9,415,126
3,736,362
1,291,366
117,023
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Difference Assets and Liabilities in On-Balance Sheet
4,287,928
(2,234,425)
(433,608)
1,106,825
-
-
-
-
12,059
-
-
-
12,059
-
-
-
2,017,118
80,576
261,145
403,252
REKENING ADMINISTRATIF OFF BALANCE SHEET
A
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivables
1
Komitmen Commitment
2
Kontijensi Contingencies
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Asset
B
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Liabilities
1
Komitmen Commitment
2
Kontijensi Contingencies
54,698
100
1,493
8,108
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Liabilities
2,071,816
80,676
262,638
411,360
(2,059,757)
(80,676)
(262,638)
(411,360)
2,228,171
(2,315,101)
(696,246)
695,465
(2,315,101)
(3,011,347)
(2,315,882)
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Difference Off Balance Sheet Receivables and Liabilities
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif Cummulative Difference
178
Jatuh tempo Maturity Period
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 31 December 2012 Jatuh tempo Maturity Period >6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
Saldo Balance
> 12 bln > 12 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
-
329,192
268,760
267,931
-
-
-
829
168,588
4,101,787
7,666,005
4,588,273
2,352,800
293,730
52,386
378,816
2,876,953
2,972,183
2,495,201
(3,531,416)
(1,687,414)
(213,181)
1,088,775
6,838,437
-
-
90,000
-
-
-
-
90,000
-
12,059
9,460
9,460
-
-
-
-
-
12,059
99,460
9,460
-
-
-
90,000
903,327
368,818
1,758,425
-
238
2,717
407,722
1,347,748
44,841
156
46,952
1,513
-
-
1,230
44,209
948,168
368,974
1,805,377
1,513
238
2,717
408,952
1,391,957
(948,168)
(356,915)
(1,705,917)
7,947
(238)
(2,717)
(408,952)
(1,301,957)
1,928,785
2,615,268
789,284
(3,523,469)
(1,687,652)
(215,898)
679,823
5,536,480
(387,097)
2,228,171
(3,523,469)
(5,211,121)
(5,427,019)
(4,747,196)
789,284
Commonwealth Bank Annual Report 2013
179
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 9.2.a. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Individual Disclosure of Maturity Profile Foreign Currency - Bank 31 Desember 2013 31 December 2013 Pos-Pos Accounts
No
(1)
I
(2)
Saldo Balance
(3)
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
(4)
(5)
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month (6)
NERACA ON BALANCE SHEETS
A
Aset Assets 1
Kas Cash
2
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
3
Penempatan pada bank lain Placement with Other Bank
4
Surat Berharga Securities
5
Kredit yang diberikan Loans
6
Tagihan lainnya Other Receivables
7
Lain-lain Others
Total Aset / Total Assets
B
180
Jatuh tempo Maturity Period
96,356
-
-
-
578,148
-
-
-
1,933,697
1,487,856
-
-
753,778
-
66,277
-
2,068,622
35,505
445,653
313,552
967,099
722,397
242,358
-
54,006
-
-
-
6,451,706
2,245,758
754,288
313,552
5,466,187
1,451,340
115,983
6,191
-
-
-
-
254,269
254,269
-
-
Kewajiban Liabilities
Commonwealth Bank Annual Report 2013
1
Dana Pihak Ketiga Third Party Fund
2
Kewajiban Pada Bank Indonesia Liabilities with Bank Indonesia
3
Kewajiban Pada Bank Lain Liabilities with Other Bank
4
Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Securities
-
-
-
-
5
Pinjaman yang Diterima Loans Received
-
-
-
-
6
Kewajiban lainnya Other Payables
-
-
-
-
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 31 December 2012
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
(7)
(8)
Jatuh tempo Maturity Period
Saldo Balance
(9)
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
96,356
67,669
67,669
-
-
-
-
-
578,148
376,530
376,530
-
-
-
-
-
445,841
1,122,043
1,122,043
-
-
-
-
212,995
474,506
811,039
-
-
-
-
811,039
196,845
1,077,067
1,315,485
-
13,773
324,945
178,589
798,178
-
2,344
88,014
10,311
1,469
164
-
76,070
-
54,006
38,909
38,909
-
-
-
-
409,840
2,728,268
3,819,689
1,615,462
15,242
325,109
178,589
1,685,287
21,471
3,871,202
4,617,616
3,605,036
859,559
122,382
29,811
828
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
181
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 9.2.a. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Individual (lanjutan) Disclosure of Maturity Profile Foreign Currency - Bank (continuation) 31 Desember 2013 31 December 2013 Pos-Pos Accounts
No
7
Lain-lain Others
Total Kewajiban / Total Liabilities
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Difference Assets and Liabilities in On-Balance Sheet
II
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
1,194,060
726,667
242,358
-
6,914,516
2,432,276
358,341
6,191
(462,810)
(186,518)
395,947
307,361
REKENING ADMINISTRATIF OFF BALANCE SHEET
A
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivables
1
Komitmen Commitment
832,123
611,237
220,886
-
2
Kontijensi Contingencies
994,816
-
-
-
1,826,939
611,237
220,886
-
1,090,842
359,389
77,145
90,300
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Asset
B
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Liabilities
1
Komitmen Commitment
2
Kontijensi Contingencies
359,707
585
18,255
122,878
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Liabilities
1,450,549
359,974
95,400
213,178
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Difference Off Balance Sheet Receivables and Liabilities
376,390
251,263
125,486
(213,178)
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
(86,420)
64,745
521,433
94,183
64,745
586,178
680,361
Selisih Kumulatif Cummulative Difference
182
Saldo Balance
Jatuh tempo Maturity Period
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 31 December 2012
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
Jatuh tempo Maturity Period
Saldo Balance
> 12 bln > 12 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
-
225,035
51,624
50,002
1,467
155
-
-
21,471
4,096,237
4,669,240
3,655,038
861,026
122,537
29,811
828
388,369
(1,367,969)
(849,551)
(2,039,576)
(845,784)
202,572
148,778
1,684,459
-
-
1,090,444
116,363
2,417
7,914
-
963,750
-
994,816
39,965
39,965
-
-
-
-
-
994,816
1,130,409
156,328
2,417
7,914
-
963,750
261,623
302,385
912,438
138,348
81,651
57,910
10,096
624,433
30,729
187,260
217,238
-
-
-
20,399
196,839
292,352
489,645
1,129,676
138,348
81,651
57,910
30,495
821,272
(292,352)
505,171
733
17,980
(79,234)
(49,996)
(30,495)
142,478
96,017
(862,798)
(848,818)
(2,021,596)
(925,018)
152,576
118,283
1,826,937
776,378
(86,420)
(2,021,596)
(2,946,614)
(2,794,038)
(2,675,755)
(848,818)
Commonwealth Bank Annual Report 2013
183
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 9.2.b. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Disclosure of Maturity Profile Foreign Currency - Bank Consolidated with Subsidiary 31 Desember 2013 31 December 2013 Pos-Pos Accounts
No
(1)
I
(2)
Saldo Balance
(3)
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
(4)
(5)
(6)
NERACA ON BALANCE SHEETS
A
Aset Assets 1
Kas Cash
2
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
3
Penempatan pada bank lain Placement with Other Bank
4
Surat Berharga Securities
5
Kredit yang diberikan Loans
6
Tagihan lainnya Other Receivables
7
Lain-lain Others
Total Aset / Total Assets
B
184
Jatuh tempo Maturity Period
96,356
-
-
-
578,148
-
-
-
1,933,697
1,487,856
-
-
753,778
-
66,277
-
2,068,622
35,505
445,653
313,552
967,099
722,397
242,358
-
54,006
-
-
-
6,451,706
2,245,758
754,288
313,552
5,466,187
1,451,340
115,983
6,191
-
-
-
-
254,269
254,269
-
-
Kewajiban Liabilities
Commonwealth Bank Annual Report 2013
1
Dana Pihak Ketiga Third Party Fund
2
Kewajiban Pada Bank Indonesia Liabilities with Bank Indonesia
3
Kewajiban Pada Bank Lain Liabilities with Other Bank
4
Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Securities
-
-
-
-
5
Pinjaman yang Diterima Loans Received
-
-
-
-
6
Kewajiban lainnya Other Payables
-
-
-
-
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 31 December 2012 Jatuh tempo Maturity Period >6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
(7)
(8)
Saldo Balance
(9)
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
96,356
67,669
67,669
-
-
-
-
-
578,148
376,530
376,530
-
-
-
-
-
445,841
1,122,043
1,122,043
-
-
-
-
212,995
474,506
811,039
-
-
-
-
811,039
196,845
1,077,067
1,315,485
-
13,773
324,945
178,589
798,178
-
2,344
88,014
10,311
1,469
164
-
76,070
-
54,006
38,909
38,909
-
-
-
-
409,840
2,728,268
3,819,689
1,615,462
15,242
325,109
178,589
1,685,287
21,471
3,871,202
4,617,616
3,605,036
859,559
122,382
29,811
828
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank Annual Report 2013
185
Manajemen Resiko Risk Management
Tabel 9.2.b. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (lanjutan) Disclosure of Maturity Profile Foreign Currency - Bank Consolidated with Subsidiary (continuation) 31 Desember 2013 31 December 2013 Pos-Pos Accounts
No
7
Lain-lain Others
Total Kewajiban / Total Liabilities
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Difference Assets and Liabilities in On-Balance Sheet
II
Saldo Balance
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
1,194,060
726,667
242,358
-
6,914,516
2,432,276
358,341
6,191
(462,810)
(186,518)
395,947
307,361
REKENING ADMINISTRATIF OFF BALANCE SHEET
A
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivables
1
Komitmen Commitment
832,123
611,237
220,886
-
2
Kontijensi Contingencies
994,816
-
-
-
1,826,939
611,237
220,886
-
1,090,842
359,389
77,145
90,300
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Asset
B
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Liabilities 1
Komitmen Commitment
2
Kontijensi Contingencies
359,707
585
18,255
122,878
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Liabilities
1,450,549
359,974
95,400
213,178
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Difference Off Balance Sheet Receivables and Liabilities
376,390
251,263
125,486
(213,178)
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
(86,420)
64,745
521,433
94,183
64,745
586,178
680,361
Selisih Kumulatif Cummulative Difference
186
Jatuh tempo Maturity Period
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2012 31 December 2012 Jatuh tempo Maturity Period >6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
Saldo Balance
> 12 bln > 12 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
≤ 1 bulan ≤ 1 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
-
225,035
51,624
50,002
1,467
155
-
-
21,471
4,096,237
4,669,240
3,655,038
861,026
122,537
29,811
828
388,369
(1,367,969)
(849,551)
(2,039,576)
(845,784)
202,572
148,778
1,684,459
-
-
1,090,444
116,363
2,417
7,914
-
963,750
-
994,816
39,965
39,965
-
-
-
-
-
994,816
1,130,409
156,328
2,417
7,914
-
963,750
261,623
302,385
912,438
138,348
81,651
57,910
10,096
624,433
30,729
187,260
217,238
-
-
-
20,399
196,839
292,352
489,645
1,129,676
138,348
81,651
57,910
30,495
821,272
(292,352)
505,171
733
17,980
(79,234)
(49,996)
(30,495)
142,478
96,017
(862,798)
(848,818)
(2,021,596)
(925,018)
152,576
118,283
1,826,937
776,378
(86,420)
(2,021,596)
(2,946,614)
(2,794,038)
(2,675,755)
(848,818)
Commonwealth Bank Annual Report 2013
187
Manajemen Resiko Risk Management
RISIKO HUKUM
LEGAL RISK
Risiko Hukum timbul sebagai akibat dari adanya tuntutan hukum terhadap Bank, kelemahan aspek yuridis atau dokumentasi hukum Bank yang tidak lengkap dan memadai, serta karena ketiadaan peraturan/amandemen peraturan. Selain itu, risiko ini juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau tiadanya agunan yang memadai.
Legal Risk arises as a result of lawsuits against the Bank, weaknesses in the judicial aspect or incomplete and inadequate legal documentation by the Bank, absence of regulation/amendment of regulations. In addition, this risk could arise, among other things, due to a lack of underlying laws and regulations or ineffective contracts, such as weak clauses or inadequate collaterals.
Penerapan manajemen Risiko Hukum Bank dipandang sudah memadai sebagaimana dijelaskan pada poin-poin sebagai berikut: • Dewan Komisaris dan Direksi telah sadar akan adanya risiko-risiko hukum melalui pelaksanaan pembuatan Laporan Direksi (BoD Report), Rapat Dewan Komisaris setiap dua bulan, serta beberapa rapat lainnya seperti rapat-rapat Executive Risk Committee, Integrity Committee dan Risk Oversight Committee.
The management of Legal Risk by the Bank is deemed adequate as can be seen from the following points: • The Board of Commissioners and Board of Directors have been made aware of legal risks from the implementation of the BoD report, the bi-monthly meetings of the Board of Commissioners, and other meetings such as the Executive Risk Committee, Integrity Committee meetings and the Risk Oversight Committee meetings. • The formulation of the Bank’s risk appetite and risk tolerance has been adequate and is now used in conjunction with the Bank’s business strategy and goals.
•
Formulasi risk appetite dan toleransi risiko Bank telah dipandang memadai dan telah digunakan bersama dengan strategi bisnis dan sasaran Bank.
•
Departemen Legal telah memiliki sumber daya yang memadai. Departemen Legal terdiri dari unit Corporate Legal dan unit Commercial Legal. Unit Corporate Legal melakukan kajian-kajian atas perjanjian Bank dengan pihak ke tiga, memberikan opini hukum terhadap perjanjian tersebut, serta opini atas produk Bank beserta kebijakan dan prosedur yang terkait produk dan layanan. Tanggung jawab juga meliputi fungsi tindakan litigasi serta perjanjian mengikat lainnya yang terkait pada aktivitas non-kredit. Sedangkan unit Commercial Legal (area Jakarta dan Surabaya) melakukan kajian-kajian atas perjanjianperjanjian kredit antara Bank dan Debitur besar di luar sektor perbankan UKM dan Konsumer (wholesale banking, automotive value chain, trade finance), serta memberikan opini hukum terkait seluruh segmen kredit.
•
The Legal Department is considered to have adequate resources. The Legal Department consists of the Corporate Legal and the Commercial Legal units. The Corporate Legal unit reviews the Bank’s agreements with third parties, provides legal opinions on those agreements as well as on the Bank’s products and its policies and procedures with respect to products and services. It also includes the function of litigation proceeding as well as other binding agreements involving non-credit activities. While the Commercial Legal unit (Jakarta and Surabaya areas) reviews credit agreements between the Bank and large debtors outside of the SME and Consumer banking sectors (wholesale banking, automotive value chain, trade finance), it also provides legal opinion for all credit segments.
•
Kebijakan dan Prosedur pengelolaan risiko hukum Bank telah dipandang cukup memadai dan pelaksanaannya telah cukup dimengerti oleh seluruh Bank.
•
The Bank’s legal risk management policies and procedures have been adequate and its implementation is understood by users throughout the Bank.
•
Pengelolaan Risiko Hukum telah cukup memadai dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengendalikan seluruh
•
The management of Legal Risk has adequately identified, measured, monitored and controlled all aspects of Legal Risks including all legal
188
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Manajemen Resiko Risk Management
aspek Risiko Hukum, termasuk seluruh kasus hukum yang dihadapi Bank seperti proses due diligence terhadap produk baru, penyiapan perjanjian-perjanjian terkait dan koordinasi dengan pihak pengacara eksternal yang mewakili Bank dalam proses-proses litigasi. Pemantauan atas kinerja pengacara eksternal dilakukan langsung oleh Kepala Departemen Legal.
discourse of the Bank such as due diligences on the Bank’s new products, including the preparation of related agreements and coordination with external legal counsel who represents the Bank in litigation processes. The performance of external legal counsel is monitored directly by the Head of the Legal Department.
RISIKO STRATEJIK
STRATEGIC RISK
Commonwealth Bank melaksanakan strategi bisnis empat pilar, yang dirancang agar sesuai dengan karaktersitik ekonomi Indonesia untuk menjamin ketangguhan dan fleksibilitasnya. Untuk memberikan layanan nasabah yang terbaik, Bank telah menyesuaikan strateginya dengan karakter perekonomian Indonesia yang ditopang oleh sektor konsumsi dan UKM. Dengan demikian, Bank dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhannya dengan pengelolaan risiko yang memadai, serta menjaga agar risiko tetap pada level yang masih dapat diterima. Bank juga berupaya untuk memperkuat keunggulannya di bisnis wealth management, serta terus meningkatkan pertumbuhan kreditnya di segmen wholesale dan kelas menengah.
Commonwealth Bank applies the 4 Pillar Strategy designed to be aligned with the features of the Indonesian economy to ensure resilience and flexibility. To provide its customers with superior service, the Bank aligns its strategy with the Indonesian economy’s consumption and SMEdriven characteristics. This allows the Bank to balance growth with adequate risk management and keep its risk within tolerable levels. The Bank also looks to strengthen its winning wealth management business, while continuing to grow its lending in the wholesale and emerging affluent segments. The focus towards business diversification also lends flexibility in the face of unpredictable and ever changing external factors.
Kerangka manajemen risiko Bank, yang terus dipantau oleh jajaran Manajemen Senior dan Direksi Bank melalui Executive Risk Committee dan Operational Risk Committee, meliputi Risk Appetite Statement yang diaplikasikan melalui pelaksanaan Risk and Control Self Assessment (yang dilaksanakan oleh semua departemen). Dengan demikian, Bank dapat menyesuaikan investasinya (di bidang sistem, kompetensi dan jaringan) dengan aspirasi pertumbuhan dan level risiko yang ditetapkan, seperti investasi pada perubahan sistem core banking melalui proyek COMPASS, pengembangan sistem OPICS dan ALMONDE (guna meningkatkan kemampuan pengelolaan risiko pasar) serta rekrutmen pejabat risiko senior. Selain itu, peningkatan pengelolaan risiko merupakan faktor perencanaan penting investasi-investasi core banking system saat ini dan di masa mendatang.
The Bank’s risk management framework, which is continuously monitored by Senior Management and the Bank’s Boards through the Executive Risk Committee and the Operational Risk Committee, includes the Bank’s Risk Appetite Statement which is applied through the Risk and Control Self Assessment exercise (executed by all departments). This has allowed the Bank to align its investments (in systems, capabilities and networks) with both its growth aspirations and desired risk levels, for example, investment in the core banking transformation through COMPASS project, OPICS and ALMONDE systems (to better manage market risk) as well as the recruitment of senior risk officers. In addition, enhanced risk management has been a key planning factor in the Bank’s current and future core banking system investments.
Metrik-metrik strategis (seperti BOPO, LDR, CAR dan ROA) dipantau oleh Manajemen Senior (melalui rapat tim manajemen mingguan dan rapat Direksi dua bulanan) agar dapat secara cepat mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berpotensi memberikan dampak negatif bagi pencapaian target usaha Bank. Dengan demikian, Bank dapat mencapai target usaha tahunannya dan tidak terekspos pada Risiko Stratejik yang signifikan.
Key strategic metrics (such as BOPO, LDR, CAR and ROA) are closely monitored by Senior Management (within its weekly management team meetings and bi-monthly Board meetings) to quickly identify any potential events that could adversely impact its business targets. Hence the Bank is in line with achieving its annual business targets and is not exposed to any significant Strategic Risk. Commonwealth Bank Annual Report 2013
189
Manajemen Resiko Risk Management
190
Commonwealth Bank Annual Report 2013
RISIKO KEPATUHAN
COMPLIANCE RISK
Risiko Kepatuhan didefinisikan sebagai risiko atas sanksi hukum, kerugian material keuangan, atau kehilangan reputasi yang mungkin dialami Bank sebagai akibat dari kegagalan Bank untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan internal, kode etik, dan standar-standar yang berlaku atau praktik yang lazim dilakukan di dalam industri perbankan. Dalam prakteknya, Risiko Kepatuhan terkait juga dengan risiko Bank lainnya, seperti Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Stratejik dan Risiko Reputasi.
Compliance Risk is defined as the risk of legal indictments, material financial loss, or loss of reputation that could befall the Bank as a result of the Bank’s failure to comply with the prevailing laws and regulations, internal policies, code of ethics, and the prevailing standards or practices in the banking industry. In practice, Compliance Risk is linked with other risks of the Bank, such as Credit Risk, Operational Risk, Strategic Risk and Reputation Risk.
Selama tahun 2013, pengelolaan Risiko Kepatuhan adalah sebagai berikut:
Throughout 2013, the management of Compliance Risk are as follows:
Tata Kelola Risiko
Risk Governance
Secara umum, struktur tata kelola risiko Bank didukung oleh sinergi antara Direksi, Komisaris, dan komite-komite risiko yang melakukan pelaporan kepada Direksi dan Komisaris. Fungsi pengawasan Komisaris diwujudkan dalam bentuk rekomendasi, pengesahan dan persetujuan dalam rapat dengan Direksi.
In general, the structure of the Bank’s risk governance is supported by synergy among Directors, Commissioners and the risk committees that report to the Directors and Commissioners. The oversight function of the Commissioners is manifested in the recommendations, endorsements and approvals at meetings with the Directors.
Sebagai dasar kerangka kerja manajemen risiko Bank, risk appetite statement yang telah disetujui Dewan Komisaris, merumuskan batasan toleransi risiko yang berlaku secara komprehensif di seluruh Bank. Berkenaan dengan Risiko-risiko Regulatori dan Kepatuhan, berikut adalah eksposur yang tidak dapat ditoleransi oleh Bank: • Aktivitas ilegal. • Aktivitas yang dapat mengakibatkan pelanggaran regulasi secara berulang. • Aktivitas yang dapat mengakibatkan penghentian kegiatan tertentu atau pencabutan ijin operasi yang diperlukan. • Aktivitas dengan atau dalam negara-negara yang tidak kooperatif atau negara-negara yang tengah dikenakan sanksi PBB atau sanksi otonomi yang lain. • Aktivitas yang tidak sejalan dengan ketentuan tentang Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/PPT). • Aktivitas yang mengabaikan kebijakan dan standar Grup dan Bank dan/atau peraturan lokal dan persyaratan regulasi (Ketentuanketentuan lokal/legistlatif/regulasi harus senantiasa dipatuhi). • Tata kelola perusahaan yang lemah.
As a basis for the Bank’s risk management framework, the risk appetite statement, approved by the Board of Commissioners, sets forth the risk tolerance limits that apply comprehensively throughout the Bank. On Regulatory and Compliance Risks, exposures that can never be tolerated by the Bank are as follows: • Illegal activities. • Activities that may lead to recurring regulatory breaches. • Activities that may lead to enforceable undertakings or the loss of required operating licenses. • Activities with or in countries deemed Non Co-operative Countries or countries with a current United Nation Sanction Order and other relevant Autonomous sanction orders. • Activities that are in contravention of Anti Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding (AML/CTF). • Activities that disregard the Group and the Bank’s policies and standards and/or local rules and regulatory requirements (Local/legislative/ regulatory requirements are to be observed at all times). • Weak Corporate Governance.
Manajemen Resiko Risk Management
Strategi Manajemen Risiko
Risk Management Strategy
Tujuan utama kerangka kerja manajemen Risiko Kepatuhan adalah untuk memastikan kepatuhan Bank dan menanamkan budaya kepatuhan di setiap lini Bank. Hal ini telah dituangkan dalam Roadmap Risiko Kepatuhan Tahunan yang terdiri dari rencana terstruktur untuk layanan advisory, pemantauan komitmen audit regulator, menjaga komunikasi dengan pihak regulator, kegiatan pelatihan, uji kepatuhan, pengkajian kebijakan serta pembaharuan peraturan dan kegiatan sosialisasi.
The main objective of the Compliance Risk management framework is to ensure the Bank’s compliance and to embed the culture of compliance at every area of the Bank. This has been set forth in the Annual Compliance Framework that comprises of a structured plan to provide advisory services, monitor commitments to regulator’s audits, maintain good communications with regulators, provide training, conduct compliance tests, policy reviews and updating regulations as well as conducting socialisation.
Sejalan dengan fungsinya yang bersifat ex ante, Divisi Kepatuhan secara proaktif meningkatkan partisipasi dan kontribusinya dalam aktivitasaktivitas penting seperti manajemen proyek, due diligence produk dan layanan baru, analisa dampak perubahan regulasi terhadap Bank, penyegaran peraturan ke departemen Bank yang relevan, serta mekanisme pengawasan yang lebih menyeluruh terhadap pemenuhan komitmen temuan audit. Dalam hal program Compliance Assurance, hasil-hasil telah diperluas dengan memasukkan program pelatihan yang dibutuhkan berdasarkan hasil uji kepatuhan, dengan tujuan menemukan dan memecahkan akar permasalahan.
In emphasizing its ex-ante function, the Compliance Division proactively increases its participation and contribution in key activities such as project management, due dilligence on new products and services, analysis on potential impact on the Bank from changes in regulations, regulatory refresher to relevant department within the Bank and a more rigorous monitoring on the fulfilment of commitments towards audit findings. With regard to Compliance Assurance, results are being expanded to include required training programs based on a compliance test, with the aim of finding and resolving the root causes of problems.
Untuk menjaga hubungan baik dengan pihak regulator, Divisi Kepatuhan akan lebih proaktif mengadakan diskusi dengan supervisor serta melibatkan unit bisnis yang berkepentingan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang ketentuan dan ekspektasi pihak regulator.
To maintain good relations with regulators, the Compliance Division will be proactive in discussing issues with supervisors and at the same time engage with relevant business units to obtain a better understanding on the rules and expectations of the regulators.
Struktur Organisasi
Organisational Structure
Unit Kepatuhan telah dibentuk secara permanen untuk beroperasi secara independen dan diatur melalui kebijakan kepatuhan untuk memastikan independensi dari kegiatan operasional dan aktivitas pengambilan keputusan bisnis Bank. Untuk mencapai tujuan kerangka kerja manajemen risiko kepatuhan, struktur organisasi terdiri dari Unit Regulatory Affair, Unit Monitoring dan Training, serta Unit AML/Sanctions.
The Compliance Unit has been permanently established to operate independently and is governed under the policies of compliance to ensure its independence from the Bank’s operational activities and business decision making. To achieve the aim of the compliance risk management framework, the organisational structure is divided into the Regulatory Affairs Unit, Monitoring and Training Unit, and AML/CTF & Sanctions Unit.
Kebijakan dan Prosedur Bank
Bank Policies and Procedures
Saat ini, Divisi Kepatuhan memiliki beberapa kebijakan/ prosedur dan form standar untuk mengelola proses internal serta mematuhi peraturan yang berlaku. Kebijakan-kebijakan penting yang telah disusun dan diperbaharui antara lain adalah Kebijakan Kepatuhan, APU/PPT, Kebijakan Sanksi
Currently the Compliance Division has several policies/procedures and standard forms to manage internal processes and comply with prevailing regulations. Key policies that have been formulated and updated include among others, the Compliance Policy, AML/CTF, Economic and Trade Sanction Commonwealth Bank Annual Report 2013
191
Manajemen Resiko Risk Management
192
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Ekonomi dan Perdagangan, Kebijakan Sistem Pemantauan Transaksi, Kebijakan Benturan Kepentingan, dan Kebijakan Regulatori.
Policy, Transaction Monitoring System Policy, Conflict of Interest Policy and Regulatory Protocol.
Selain itu, beberapa kebijakan baru seperti Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (GCG), telah diterbitkan guna memberikan arahan dan untuk memastikan bahwa Bank telah mematuhi sasaran-sasaran para pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Hal ini terkait dengan prinsip-prinsip GCG seperti prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Independensi dan Kesetaraan.
In addition, new policies namely the Good Corporate Governance Policy (GCG) have been issued to direct and ensure the Bank conforms to the stakeholders’ goals in accordance with the prevailing rules and regulations. This refers to Principle of GCG namely Transparency, Accountability, Responsibility, Independency and Fairness.
Sebagai bagian dari fungsinya, Divisi Kepatuhan juga melakukan pengkajian atas semua kebijakan dan prosedur internal, serta menyampaikan rekomendasi-rekomendasi untuk memastikan bahwa Bank telah mematuhi ketentuan regulasi yang berlaku. Pengkajian tidak hanya dilakukan terbatas pada kebijakan dan prosedur baru, tetapi juga dilakukan pada kebijakan dan prosedur yang sudah ada ketika terjadi perubahan atas regulasi terkait.
As part of its function, the Compliance Division also undertakes reviews on all internal policies and procedures and provides its recommendations so that the Bank is aligned with prevailing regulations. These reviews are not limited only to new policies and procedures, but also to existing policies and procedures whenever there is a change in the related regulations.
Proses Manajemen Risiko
Risk Management Process
Melalui proses yang ada, identifikasi, pemantauan dan mitigasi risiko langsung terkait dengan aktivitas Divisi Kepatuhan, yang terdiri dari aktivitas pengkajian kebijakan internal, pemberian layanan advisory, uji kepatuhan, serta pelatihan dan pemantauan komitmen pemenuhan temuan audit.
Through the current processes, the identification, monitoring and mitigation of risks are linked directly to the Compliance Division’s activities that comprise of reviews of internal policies, the provision of advisory services, compliance tests, as well as the training and monitoring of commitments to fulfill audit findings.
Sepanjang tahun 2013, Divisi Kepatuhan telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain kegiatan: 1. Pelatihan dan Sosialisasi Peraturan. 2. Compliance Assurance. 3. Pengembangan penerapan program APU/PPT beserta sanksi-sanksinya.
Throughout 2013, the Compliance Division undertook several activities, including:
Dalam mengelola semua informasi terkait risiko kepatuhan, Bank memanfaatkan sistem online maupun offline antara lain sistem Central Regulatory, yakni portal intranet yang menyimpan Peraturan Bank Indonesia dan Hukum yang berlaku, serta peraturan-peraturan relevan dalam konteks bisnis perbankan. Portal ini dapat diakses oleh semua karyawan dan akan dikembangkan untuk tidak hanya menyediakan informasi terkait regulasi, tetapi juga mengkaji dan menganalisa perubahanperubahan regulasi dan dampaknya, serta merangkum berbagai pertanyaan dan jawaban.
In managing all information associated with compliance risk, the Bank uses both on-line and offline systems that include, an Intranet portal that files Bank Indonesia Regulations and prevailing Laws and regulations that are relevant to the banking business. This portal can be accessed by all employees and will be developed not only to provide information on regulations, but also reviews and analyzes regulation changes and their impact, as well as summarizes questions and answers.
1. 2. 3.
Training and Socialisation of Regulations. Compliance Assurance. Development of the implementation of the AML/CTF & Sanctions
Manajemen Resiko Risk Management
RISIKO REPUTASI
REPUTATIONAL RISK
Risiko Reputasi terkait dengan kemungkinan hilangnya kepercayaan pemangku kepentingan terhadap Bank sebagai akibat dari kesalahan operasi, kelalaian dan pandangan yang salah (misperception) dari masyarakat sebagai akibat kesalahpahaman atau kampanye negatif.
Reputational Risk relates to the possibility of a loss of trust among the Bank’s stakeholders as a result of faulty operations, negligence, and from a possible misperception in the public eye due to a misunderstanding or smear campaign.
Sebagai anak perusahaan dari Commonwealth Bank of Australia, Bank terbesar ke 10 di dunia, Bank mewarisi nilai-nilai dan budaya korporasi Commonwealth Bank of Australia yang sangat memperhatikan aspek reputasi dan kekuatan brand Commonwealth. Untuk itu, Bank senantiasa mengacu pada praktik perbankan yang berhati-hati di seluruh aspek kegiatannya guna meminimalisasi kemungkinan Risiko Reputasi.
As a subsidiary entity of Commonwealth Bank of Australia, the 10th largest bank in the world, the Bank draws on the values and corporate culture of Commonwealth Bank of Australia that are highly mindful of the strength and reputation of Commonwealth brand. To this end, the Bank always adheres to prudential banking practices in all aspects of its operations to minimise Reputational Risk.
Bank terus memantau seluruh isu risiko reputasi melalui rapat mingguan dan bulanan Manajemen maupun melalui ERC (Executive Risk Committee).
The bank continuously monitor all reputational issues closely via weekly and monthly management meeting and through ERC.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
193
Manajemen Resiko Risk Management
194
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Kerangka Manajemen Risiko Reputasi
Reputational Risk Management Framework
Bank telah memiliki kebijakan penanganan Risiko Reputasi, seperti kebijakan penanganan dan penyelesaian keluhan nasabah. Bank telah memiliki proses eskalasi yang jelas untuk mengelola pemberitaan negatif di media massa dan keluhan nasabah, serta langkah-langkah proses penyelesaiannya, sehingga Risiko Reputasi dapat dikelola secara baik dan tepat waktu.
The Bank has policies on Reputational Risk, such as policies to handle and resolve customer complaints. There are escalation processes to manage negative media coverage and customer complaints as well as step-by-step handling processes, ensuring Reputation Risk is well and timely managed.
Proses pelaporan dan eskalasi pemberitaan negatif di media massa dan keluhan nasabah wajib disetujui oleh tim manajemen berdasarkan derajat kepentingannya.
The reporting and escalation process on significant negative media coverage and customer complaints should be agreed by the management team according to the significance of the issue.
Dalam mengelola Risiko Reputasinya, Bank menjalankan sistem pertahanan tiga lini. Pengelolaan Risiko Reputasi merupakan tanggung jawab setiap individu. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran terhadap Risiko Reputasi, Bank saat ini sedang menyelenggarakan pelatihan Code of Conduct dan Risk Awareness bagi seluruh karyawan. Sejak diluncurkan pada tahun 2012, hingga Juni 2013, Bank telah menyelenggarakan total 44 pelatihan yang mencakup 2,121 karyawan.
In managing its Reputation Risk, the Bank adopts three lines of defence. Reputational Risk Management is everyone’s responsibility. As part of efforts to raise awareness on Reputation Risk, the Bank is currently delivering the Code of Conduct and Risk Awareness training to all Bank employees. Since it is rolled out on 2012 until June 2013, the Bank has conducted total of 44 training sessions covering 2,121 employees.
Dalam mengelola Risiko Reputasinya, Bank menggunakan ambang batas risiko sebagaimana didefinisikan dalam Risk Appetite Statement dan Matriks Risiko 5x5 dengan kebijakan-kebijakan seperti Kebijakan Manajemen Risiko, Penanganan Pengaduan & Penyelesaiannya, Mediasi Perbankan dan Kebijakan Call Centre. Proses pelaporan dan pemantauan telah dilaksanakan melalui pelaporan rutin kepada manajemen tentang indikator metrik dalam bentuk laporan Customer Care Bulanan & laporan Key Risk Indicator. Indikator-indikator yang dilaporkan antara lain adalah jumlah keluhan, status penyelesaian keluhan, analisa trend dan akar permasalahan keluhan nasabah.
In managing Reputation Risk, the Bank has adopted the risk threshold as defined in Risk Appetite Statement and 5x5 Risk Matrix with policies in place such as Risk Management Policy, Complaint Handling & Resolution, Banking Mediation and Call Canter Policy. Reporting and monitoring are done through regular management reporting of metric indicators such as Monthly Customer Care report & Key Risk Indicator reporting. Examples of indicators reported are number of complaints, resolution status of complaints, trend analysis, and root cause of complaints.
Penanganan keluhan nasabah melalui tindakan cepat tenaga frontliner dan staf pendukung, beserta aksi tindak lanjutnya, dapat memitigasi dampak negatif terhadap reputasi Bank. Semua tindakan dilaksanakan dengan sistem dokumentasi yang memadai. Jalur eskalasi dan perjanjian tingkat layanan (service level agreement) untuk penyelesaian masalah telah ditetapkan dan disosialisasikan kepada seluruh unit bisnis Bank. Unit-unit bisnis terkait juga melakukan pemantauan atas tindak lanjut keluhan nasabah dan melakukan pemantauan media untuk memastikan bahwa rIsiko telah dikelola dengan baik.
Responsive actions performed by frontline and support teams in handling customer complaints, and follow up actions can mitigate the negative impact to the Bank’s reputation. All actions are done with an adequate documentation system. Escalation path and service level agreements on the resolution has been defined and socialized to all business units in the Bank. Related business units also monitor the customer complaint follow up and perform media monitoring to ensure that risks are well managed.
Manajemen Resiko Risk Management
Sebagai bagian dari prosedur penanganan media, pengawasan media dilakukan oleh Departemen Corporate Communication, yang bertugas melakukan dokumentasi koleksi artikel secara sistematis dari berbagai media cetak serta mengumpulkan data dari sumber online (termasuk situs media sosial seperti Facebook dan Twitter), dengan jalur eskalasi yang telah ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan masalah. Selain melakukan pemantauan harian dan pemantauan media sosial, Departemen Corporate Communication juga menyiapkan laporan-laporan bulanan, meliputi indikator media konvensional dan digital/media sosial (jumlah artikel dan analisa isi berita). Bank juga terus membangun dan menjalin hubungan dengan media setempat serta melaksanakan prosedur penanganan media.
As part of the media handling procedure, media monitoring is conducted by the Corporate Communication Department which includes a systematic documentation of press clippings from print media publications and collection of data from online sources (including social media sites such as Facebook and Twitter) with an escalation path that has been identified depending on the significance of the issue. Aside from daily monitoring with additional live social media monitoring, the Corporate Communications Department also issues reports on a monthly basis that include conventional and digital/ social media indicators (number of articles and content analyses). The Bank also continues building and maintaining relationships with major local media and adopts media handling procedures.
Jalur eskalasi dan komunikasi permasalahan telah ditetapkan guna memastikan berlakunya proses komunikasi informasi yang standar oleh seluruh karyawan yang berkepentingan dalam hal pemberitaan media atau isu reputasi. Sebagai bagian dari pengelolaan Risiko Reputasi, Bank juga telah menetapkan kebijakan tentang pengelolaan media.
Escalation and communication path is established to ensure a standard communication message is conveyed to all respective employees on any media coverage or reputation issue. Also as part of managing the Reputational Risk, the Bank has put in place a media management policy.
Bank telah menugaskan unit khusus, Customer Care Unit di bawah Departemen Service Quality, untuk menjalankan fungsi pengawasan atas keluhan nasabah dan kemajuan penyelesaiannya. Untuk itu, Bank telah memiliki sistem penanganan keluhan yang digunakan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelesaian keluhan nasabah. Semua keluhan nasabah telah diselesaikan dengan baik dan semua tindakan korektif telah dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan masalah. Aksi responsif telah dilakukan bersamaan dengan tindak lanjut yang baik sehingga dapat mengurangi dampak lebih lanjut terhadap Risiko Reputasi Bank.
The Bank has also established a specific unit, the Customer Care Unit, under the Service Quality department, to serve as control function within the Bank in regards to customer complaints and monitor progress of resolution. To support the matter, the Bank has a complaint management system which is used by all parties related to customer complaint. All customer complaints were resolved in a good manner and all necessary corrective actions have been performed by the Bank to resolve the problems. Responsive action had been taken together with good follow up hence minimizing further impact to Bank’s Reputation Risk.
Sebagai bagian dari kesadaran perlindungan nasabah, Bank turut berpartisipasi dalam kelompok kerja mediasi perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, guna memperoleh informasi terkini dari para anggota kelompok kerja tentang keluhan dan cara penyelesaiannya. Bank juga mengkomunikasikan kepada nasabah mengenai keberadaan proses mediasi perbankan melalui situs webnya dan standing sign di kantor-kantor cabang.
As part of customer protection awareness, the Bank participates in the banking mediation workgroup conducted by Bank Indonesia to get updates from working group members on a complaint and its resolution. The Bank also communicates with the customer on the existence of a banking mediation process through its website and standing signs at the Bank’s branches.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
195
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER/DECEMBER 2013 DAN/AND 2012
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes ASET
Kas
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 52.787 pada tahun 2013 (31 Desember 2012: Rp 71.780) Tagihan akseptasi, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 684 pada tahun 2013 (31 Desember 2012: Rp 2) Aset tidak berwujud, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 150.001 pada tahun 2013 (31 Desember 2012: Rp 125.305) Investasi dalam saham, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 64 pada tahun 2013 (31 Desember 2012: Rp 64) Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 428.175 pada tahun 2013 (31 Desember 2012: Rp 348.993) Aset pajak tangguhan, bersih Aset lain-lain
2g,5 2f,2h,6 2f,2h, 2aa,7,34 2f,2i, 2aa,8,34 2f,2j, 2aa,9,34 2f,2k,10 2f,2l,11 2f,2m,12
2f,2n, 2aa,13,34
2f,2o,14
2013
2012 222,150
1,266,002
941,725
474,017
565,452
2,075,850
673,006
753,778 59,922
811,039 -
544,141 18,011
445,022 77,093
Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
9,898,961
Loans, net of allowance for impairment losses of Rp 52,787 in 2013 (31 December 2012: Rp 71,780)
2,832
Acceptance receivables, net of allowance for impairment losses of Rp 684 in 2013 (31 December 2012: Rp 2)
129,648
Intangible assets, net of accumulated amortisation of Rp 150,001 in 2013 (31 December 2012: Rp 125,305)
13,429,325
964,056
2d,2q,15
195,835
2p,2aa,16,34
2q,17 2w,19d 2f,2r,2aa 18,34
JUMLAH ASET
ASSETS
240,000
Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks
-
-
228,007 33,830
261,337 27,831
Investment in shares, net of allowance for impairment losses of Rp 64 in 2013 (31 December 2012: Rp 64) Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 428,175 in 2013 (31 December 2012: Rp 348,993) Deferred tax assets, net
299,318
324,922
Other assets
20,582,092
14,381,018
TOTAL ASSETS
Lampiran - 1/1- Schedule Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes
2013
2012
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Medium Term Notes Utang pajak: Utang pajak kini Utang pajak lainnya Liabilitas lain-lain
LIABILITIES AND EQUITY 2f,2s, 2aa,20,34 2f,2t,21 2f,2m, 2aa,12,34 2f,2o,14 2f,2u,2aa,22,34 2f,2v,23 2w,19a 2w,19b 2f,2x, 2aa,24,34
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Bank Modal saham: Modal saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000.000 (Rupiah penuh) per saham Modal dasar 13.000.000 lembar saham pada 2013 (31 Desember 2012: 4.000.000 lembar saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh 3.819.667 lembar saham pada 2013 (31 Desember 2012: 1.818.420 lembar saham) Tambahan modal disetor Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, neto setelah pajak Saldo laba - Sudah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya
Kepentingan non-pengendali
26
2f,2j,2k 27
2c,2d,25
JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES 14,228,759 273,067
11,353,898 312,119
Deposits from customers Deposits from other banks
4,690 964,740 254,269 49,891
1,636 2,834 348,845
43,032 18,000
22,528 15,437
Derivative payables Acceptance payables Borrowing Medium Term Notes Tax liabilities: Current tax liabilities Other tax liabilities
493,195
277,948
Other liabilities
16,329,643
12,335,245
TOTAL LIABILITIES EQUITY Equity attributable to equity holders of the Bank Share capital: Share capital with par value Rp 1,000,000 (full Rupiah amount) per share Authorised capital 13,000,000 shares in 2013 (31 December 2012: 4,000,000 shares) Issued and fully paid capital 3,819,667 shares in 2013 (31 December 2012: 1,818,420 shares) Additional paid-up capital Unrealised gain on available for sale marketable securities and government bonds, net of tax Retained earnings Appropriated Unappropriated -
3,819,667 25,097
1,818,420 25,097
635
765
14,911 391,813
14,911 186,251
4,252,123
2,045,444
326
329
Non-controlling interest
4,252,449
2,045,773
TOTAL EQUITY
20,582,092
14,381,018
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Lampiran - 1/2- Schedule Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga
2y,2aa,28,34 2y,2aa,29,34
Pendapatan bunga bersih PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Provisi dan komisi selain dari pinjaman yang diberikan 2z,2aa,34 Keuntungan transaksi mata uang asing 2e (Kerugian)/keuntungan dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan 2f,2m Pendapatan lainnya
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan non keuangan Umum dan administrasi Gaji dan tunjangan Lainnya
2f,30 31 2aa,32,34
PENDAPATAN OPERASIONAL-BERSIH
2013
2012
OPERATING INCOME AND EXPENSES Interest income Interest expense
1,287,589 (373,161)
1,280,218 (448,972)
914,428
831,246
Net interest income
289,645
314,933
OTHER OPERATING INCOME Non loan fees and commissions
233,577
38,657
(64,006) 36,316
21,655 14,623
495,532
389,868
1,409,960
1,221,114
(38,494) (538,637) (532,729) (8,605)
(77,924) (502,962) (474,228) (7,180)
(1,118,465)
(1,062,294)
291,495
158,820
PENDAPATAN/(BEBAN) BUKAN OPERASIONAL
Foreign exchange gains (Loss)/gain from changes in fair value of financial instruments Other income
OTHER OPERATING EXPENSES Allowance for impairment losses on financial and non financial assets General and administrative Salaries and allowances Others
OPERATING INCOME-NET NON OPERATING INCOME/ (EXPENSES)
Keuntungan/(kerugian) penjualan aset tetap dan agunan yang diambil alih-bersih
975
(21,677)
Gain/(loss) on sale of fixed assets and foreclosed assets-net
PENDAPATAN/(BEBAN) BUKAN OPERASIONAL
975
(21,677)
NON OPERATING INCOME/ (EXPENSES)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
292,470
137,143
(86,911)
(45,515)
205,559
91,628
NET INCOME
205,562 (3)
91,622 6
Net income/(loss) attributable to: Equity holders of the parent entity Non-controlling interest
205,559
91,628
Beban pajak penghasilan
2w,19c
LABA BERSIH Laba/(rugi) yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
2c,2d,25
INCOME BEFORE TAX Income tax expense
Lampiran - 2/1- Schedule Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated fi nancial statements form an integral part of these consolidated financial statements.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
LABA BERSIH
2013
2012
205,559
91,628
NET INCOME
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
(Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual
2f,2j,2k
(173)
7,780
Unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds
Beban/(manfaat) pajak penghasilan
2w,19d
43
(1,945)
Income tax expense/(benefit)
(130)
5,835
Other comprehensive (expense)/income - net of tax
97,463
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
205,432 (3)
97,457 6
Comprehensive income/ (loss) attributable to: Equity holders of the parent entity Non-controlling interest
205,429
97,463
(Beban)/pendapatan komprehensif lain - setelah pajak JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
205,429
Laba/(rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
2c,2d,25
Lampiran - 2/2- Schedule Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated fi nancial statements form an integral part of these consolidated financial statements.
2f,2j
Kerugian komprehensif lainneto setelah pajak
3,819,667
25,097
-
-
-
25,097
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Saldo pada tanggal 31 Desember 2013
Laba/(rugi) bersih
2,001,247 -
1,818,420
1,26
Penerbitan saham baru
Modal saham/ Share capital
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
Catatan/ Notes
Tambahan modal disetor/ Additional paid-up capital
14,911
-
-
-
14,911
Sudah ditentukan penggunaannya/ Appropriated
4,252,123
205,562
(130)
2,001,247
2,045,444
Jumlah sebelum kepentingan non-pengendali/ Total before noncontrolling interest
326
(3)
-
-
329
Kepentingan non-pengendali/ Non-controlling interest
4,252,449
205,559
(130)
2,001,247
2,045,773
Jumlah ekuitas/ Total equity
Balance at 31 December 2013
Net income/(loss)
Other comprehensive loss net of tax
Issuance of new shares
Balance at 31 December 2012
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements.
391,813
205,562
-
-
186,251
Belum ditentukan penggunaannya/ Unappropriated
Saldo laba/Retained earnings
Lampiran - 3/1 - Schedule
635
-
(130)
-
765
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, neto setelah pajak/Unrealised gain/(loss) on available for sale marketable securities and government bonds, net of tax
Diatribusikan kepada pemilik entitas induk/Attributable to equity holders of the parent
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY
2f,2j
Pendapatan komprehensif lainneto setelah pajak
1,818,420
-
-
-
1,818,420
Modal saham/ Share capital
25,097
-
-
-
25,097
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
Laba bersih
27
Sudah ditentukan penggunaannya
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
Catatan/ Notes
Tambahan modal disetor/ Additional paid-up capital
14,911
-
-
14,894
17
Sudah ditentukan penggunaannya/ Appropriated
2,045,444
91,622
5,835
-
1,947,987
Jumlah sebelum kepentingan non-pengendali/ Total before noncontrolling interest
329
6
-
-
323
Kepentingan non-pengendali/ Non-controlling interest
2,045,773
91,628
5,835
-
1,948,310
Jumlah ekuitas/ Total equity
Balance at 31 December 2012
Net income
Other comprehensive incomenet of tax
Appropriated
Balance at 31 December 2011
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements.
186,251
91,622
-
(14,894)
109,523
Belum ditentukan penggunaannya/ Unappropriated
Saldo laba/Retained earnings
Lampiran - 3/2 - Schedule
765
-
5,835
-
(5,070)
(Kerugian)/ keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek yang tersedia untuk dijual, neto setelah pajak / Unrealised (loss)/gain on available for sale marketable securities, net of tax
Diatribusikan kepada pemilik entitas induk/Attributable to equity holders of the parent
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2013
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Bunga, provisi dan komisi yang diterima Bunga, provisi dan komisi yang dibayar Pendapatan operasional lainnya yang diterima Beban operasional lainnya yang dibayar Beban non-operasional -bersih yang dibayar
1,271,020
1,297,901
(352,740)
(464,755)
262,844
402,250
(914,597) (1,052,239) (6,246)
Arus kas dari aktivitas operasi sebelum perubahan aset dan liabilitas operasi
260,281
(21,677)
161,480
Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi: (Kenaikan)/penurunan aset operasi: Pinjaman yang diberikan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Aset lain-lain Kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi: Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain Pembayaran pajak penghasilan selama tahun berjalan
Other operating income received Other operating expenses paid Non-operating expenses -net paid Cash flows from operating activities before changes in operating assets and liabilities Changes in operating assets and liabilities:
(3,568,176) 11
(99,119) 42,807
(224,877) 48,649 70,950
(Increase)/decrease in operating assets: Loans Securities purchased under resale agreements Other assets
20 21
2,874,861 (39,052) 95,123
(818,243) 64,442 49,398
19
(72,363)
(63,804)
Increase/(decrease) in operating liabilities: Deposits from customers Deposits from other banks Other liabilities Income tax paid during the year
(505,638)
(712,005)
Net cash used for operating activities
Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan efek-efek - tersedia untuk dijual Pembelian efek-efek - tersedia untuk dijual Pembelian obligasi pemerintah tersedia untuk dijual Perolehan aset tetap dan aset tidak berwujud
Interest, fees and commissions received Interest, fees and commissions paid
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
(140,920)
(81,610)
10,645
3,730
Proceeds from sales of marketable securities - available for sale Acquisition of marketable securities - available for sale Acquisition of government bonds available for sale Acquisition of fixed assets and intangible assets Proceeds from sale of fixed assets
602,886
Net cash (used for)/provided from investing activities
737,542 (607,211)
1,587,956 (907,190)
(60,540) 15, 17
Hasil penjualan aset tetap Kas bersih (digunakan untuk)/ diperoleh dari aktivitas investasi
(60,484)
-
Lampiran - 4/1- Schedule Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated fi nancial statements form an integral part of these consolidated financial statements.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2013
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Penerbitan saham baru Penerimaan pinjaman - pembiayaan kembali trade finance
26
Pembayaran Medium Term Notes
23
Kas bersih diperoleh dari/ (digunakan untuk) aktivitas pendanaan
2,001,247
-
254,269
-
(300,000)
1,955,516
KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
1,389,394
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Keuntungan transaksi mata uang asing terhadap kas dan setara kas KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
(150,000)
Issuance of new shares Borrowing received - trade finance refinancing Settlement from Medium Term Notes
(150,000)
Net cash provided from/ (used for) financing activities
(259,119)
NET INCREASE/(DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
2,402,333
2,595,497
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE BEGINNING OF THE YEAR
264,142
65,955
Exchange gains on cash and cash equivalent
2,402,333
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE END OF THE YEAR
4,055,869
Kas dan setara kas terdiri dari:
Cash and cash equivalents consists of:
Kas
5
240,000
222,150
Giro pada Bank Indonesia
6
1,266,002
941,725
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain*)
7
474,017
565,452
8
2,075,850
673,006
Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks*)
4,055,869
2,402,333
Total cash and cash equivalents
Jumlah kas dan setara kas *) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas
Placements with Bank Indonesia *) and other banks with maturity of three months or less are classified as cash and cash equivalents
Lampiran - 4/2- Schedule Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated fi nancial statements form an integral part of these consolidated financial statements.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM
1. GENERAL INFORMATION
PT Bank Commonwealth (“Bank”) didirikan sebagai suatu perseroan terbatas berdasarkan kerangka hukum negara Republik Indonesia melalui Akta Notaris No. 63 tanggal 20 Agustus 1996 yang diubah melalui Akta Notaris No. 72 tanggal 12 Desember 1996, keduanya dikeluarkan oleh Notaris Sutjipto, S.H.,M.Kn. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. C2-156 HT 01.01 TH 1997 tanggal 10 Januari 1997. Bank memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dengan rekomendasi dari Bank Indonesia tanggal 11 Juni 1997, dan mulai beroperasi secara penuh sejak tanggal 1 Juli 1997.
PT Bank Commonwealth (the “Bank”) was established as a limited liability company within the framework of the laws of the Republic of Indonesia by Notarial Deed No. 63 dated 20 August 1996 and as amended by Notarial Deed No. 72 dated 12 December 1996 of Notary Sutjipto, S.H.,M.Kn. The Bank’s Article of Association were approved by the Minister of Justice under Decree No. C2-156 HT 01.01 TH 1997 dated 10 January 1997. The Bank obtained its banking license from the Minister of Finance together with the recommendation from Bank Indonesia on 11 June 1997, and commenced full banking operations on 1 July 1997.
Berdasarkan Akta Notaris No. 23 tanggal 6 Desember 2007 yang dikeluarkan oleh Notaris Sutjipto, S.H.,M.Kn. dan Akta Notaris No. 90 tanggal 16 November 2007 yang dikeluarkan oleh Notaris Sutjipto, S.H.,M.Kn., manajemen dan pemegang saham utama Bank dan Bank Arta Niaga Kencana (“ANK”) melaksanakan penggabungan usaha ANK ke dalam Bank sehingga menjadi satu badan hukum. Penggabungan usaha kedua bank tersebut berlaku efektif pada tanggal 31 Desember 2007 dan dicatat dengan menggunakan metode akuntansi pembelian (lihat Catatan 2d.2).
By virtue of Notarial Deed No. 23 dated 6 December 2007 of Notary Sutjipto, S.H.,M.Kn. and Notarial Deed No. 90 dated 16 November 2007 of Notarial Sutjipto, S.H.,M.Kn. both management and majority shareholders of the Bank and Bank Arta Niaga Kencana (“ANK”) formalised the merger plan of ANK with the Bank as one legal entity. The merger of the two banks became effective on 31 December 2007 and accounted for using the purchase method of accounting (refer to Note 2d.2).
Penggabungan usaha ini telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/65/KEP.GBI/2007 tertanggal 10 Desember 2007. Penggabungan usaha antara Bank dan ANK juga telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. C-UM.HT.01.10-6720 tertanggal 27 Desember 2007 dan berlaku efektif sejak tanggal 31 Desember 2007.
The merger was approved by Bank Indonesia through the Governor of Bank Indonesia’s Decision Letter No. 9/65/KEP.GBI/2007 dated 10 December 2007. The merger between the Bank and ANK was accepted and recorded by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. C-UM.HT.01.10-6720 dated 27 December 2007 with an effective date of 31 December 2007.
Pada tanggal 23 Juli 2008, melalui surat No. KEP-812/WPJ.04/2008, Departemen Keuangan Republik Indonesia - Direktorat Jendral Pajak telah menyetujui penggunaan nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan usaha Antara Bank dan ANK.
On 23 July 2008, through its letter No. KEP-812/WPJ.04/2008, Department of Finance of the Republic of Indonesia - Directorate General of Tax approved the use of book value on assets transfer in the merger between the Bank and ANK.
Bank menyediakan pelayanan jasa perbankan ritel dan komersial, penyaluran reksadana, dan produk perbankan lainnya.
The Bank provides retail and commercial banking services, mutual fund distribution, and other banking products.
Lampiran - 5/1 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
Setelah pendiriannya, Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, diantaranya perubahan yang penting adalah sebagai berikut:
GENERAL INFORMATION (continued) After its establishment, the Bank’s Article of Association have been amended from time to time, where such significant amendments are as follows:
Berdasarkan Akta Notaris No. 52 tertanggal 15 Desember 2010 oleh Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., terkait dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 221.000. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.1032913 tanggal 22 Desember 2010. Berdasarkan surat No. 13/10/DPB2/TPB2-2 tanggal 20 Januari 2011, peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No. 52 dated 15 December 2010 of Notary F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., in relation to increase in issued and fully paid capital amounting Rp 221,000. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-AH.01.10-32913 dated 22 December 2010. Based on letter No. 13/10/DPB2/TPB2-2 dated 20 January 2011, the increase in issued and paid-up capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Berdasarkan Akta Notaris No. 81 tertanggal 24 Juni 2011 oleh Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., terkait dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 234.882. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.1022103 tanggal 14 Juli 2011. Berdasarkan surat No. 13/88/DPB2/TPB2-2 tanggal 5 Desember 2011, peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No. 81 dated 24 June 2011 of Notary F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., in relation to increase in issued and fully paid capital amounting Rp 234,882. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-AH.01.10-22103 dated 14 July 2011. Based on letter No. 13/88/DPB2/TPB2-2 dated 5 December 2011, the increase in issued and paid-up capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Berdasarkan Akta Notaris No. 2 tertanggal 1 November 2011 oleh F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., terkait dengan penambahan modal dasar sebesar Rp 2.500.000. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU53979.AH.01.02 tanggal 4 November 2011. Berdasarkan surat No. 13/88/DPB2/TPB2-2 tanggal 5 Desember 2011, peningkatan modal dasar tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No. 2 dated 1 November 2011 of F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., in relation to increase in authorised capital amounting Rp 2,500,000. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-53979.AH.01.02 dated 4 November 2011. Based on letter No. 13/88/DPB2/TPB2-2 dated 5 December 2011, the increase in authorised capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Lampiran - 5/2 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Berdasarkan Akta Notaris No. 4 tertanggal 5 Desember 2011 oleh notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., terkait dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 449.038. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.1039928 tanggal 8 Desember 2011. Berdasarkan surat No. 13/101/DPB2/TPB2-2 tanggal 30 Desember 2011, peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No.4 dated 5 December 2011 of notary F.X Budi Santoso Isbandi, S.H., in relation to the increase in issued and fully paid capital amounting Rp 449,038. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-AH.01.10-39928 dated 8 December 2011. Based on letter No.13/101/DPB2/TPB2-2 dated 30 December 2011, the increase in issued and paid-up capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Berdasarkan Akta Notaris No.77 tanggal 20 Maret 2013 oleh Notaris Aryanti Artisari S.H., M.Kn., terkait dengan penambahan modal dasar dan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh masing-masing sebesar Rp 9.000.000 dan Rp 1.604.309 sehingga menjadi masing-masing sebesar Rp 13.000.000 dan Rp 3.422.729. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No.AHU15076.AH.01.02 tanggal 25 Maret 2013. Berdasarkan surat No. 15/13/DPB2/PB22/Rahasia tanggal 28 Maret 2013 peningkatan modal dasar, ditempakan dan disetor penuh tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No.77 dated 20 March 2013 of Notary Aryanti Artisari S.H., M.Kn., in relation to the increase in authorized, issued and fully paid capital amounting Rp 9,000,000 and Rp 1,604,309, respectively, becomes Rp 13,000,000 and Rp 3,422,729, respectively. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU15076.AH.01.02 dated 25 March 2013. Based on letter No. 15/13/DPB2/PB22/Rahasia dated 28 March 2013 the increase in authorized, issued and fully paid capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Setelah perubahan-perubahan tersebut di atas, anggaran dasar Bank terakhir diubah dengan Akta Notaris No.53 tanggal 28 Agustus 2013 oleh Notaris Aryanti Artisari, S.H.,M.Kn., terkait penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 396.938 menjadi Rp 3.819.667. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.10-37417 dan AHU.AH.01.10-37418 tanggal 9 September 2013. Berdasarkan surat No.15/5/DPB2/PB2-2/Rahasia tanggal 3 Oktober 2013, penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
After such above mentioned amendments, the Bank’s Article of Association was latest amended by Notarial Deed No.53 dated 28 August 2013 of Notary Aryanti Artisari, S.H.,M.Kn., in relation to increase in issued and fully paid capital amounting Rp 396,938 becomes Rp 3,819,667. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHUAH.01.10-37417 and AHU.AH.01.10-37418 dated 9 September 2013. Based on letter No. 15/5/DPB2/PB2-2/Rahasia dated 3 October 2013, the increase in issued and fully paid capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Lampiran - 5/3 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1. GENERAL INFORMATION (continued)
Kantor pusat Bank berlokasi di Wisma Metropolitan II, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29 31, Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2013, Bank memiliki 91 kantor cabang dan outlet di Indonesia (31 Desember 2012: 91) (tidak diaudit) dan 2.129 karyawan (31 Desember 2012: 2.043 karyawan) (tidak diaudit).
The Bank’s head office is located at Wisma Metropolitan II, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29 31, Jakarta. As at 31 December 2013, the Bank has 91 branches and outlets in Indonesia (31 December 2012: 91) (unaudited) and has 2,129 employees (31 December 2012: 2,043 employees) (unaudited).
a. Dewan Komisaris dan Direksi
a.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Kepatuhan
Board of Commisioners and Directors The composition of the Bank’s Boards of Commissioners and Directors as at 31 December 2013 and 2012 are as follows:
2013
2012
Geoffrey David Coates Guy Martin Harding2) Suwartini Khairil Anwar5)
Geoffrey David Coates Craig Anthony Carland1) Suwartini3) Franciskus Antonius Alijoyo4)
Antonio Da Silva Costa Ian Phillip Whitehead Mia Patria Bernardhi Paul Setiawan Hasjim 7) Adhiputra Tanoyo8) Dhien Tjahajani9)
Antonio Da Silva Costa6) Ian Phillip Whitehead Mia Patria Bernardhi Dhien Tjahajani9)
Board of Commissioners President Commissioner Vice President Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director Director Director Director Director Director of Compliance
1)
Craig Anthony Carland berhenti menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris sejak 24 Oktober 2013 dan telah disahkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 24 Oktober 2013.
1)
Craig Anthony Carland stopped serving as Vice President Commissioner of the Bank from 24 October 2013 by way of the Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 24 October 2013.
2)
Guy Martin Harding diangkat sebagai Wakil Presiden Komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 24 Oktober 2013 dan telah disetujui melalui Surat Bank Indonesia tanggal 6 Desember 2013 No.15/34/DPB2/PB2-2.
2)
Guy Martin Harding was appointed as Vice President Commissioner of the Bank by way of Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 24 October 2013 and was approved by Bank Indonesia’s letter dated 6 December 2013 No.15/34/DPB2/PB2-2
3)
Suwartini diangkat sebagai Komisaris Independen Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 23 November 2012 dan sebelumnya telah disetujui melalui Surat Bank Indonesia tanggal 7 November 2012 No.14/137/GBI/DPIP/Rahasia.
3)
Suwartini was appointed as Independent Commisioner of the Bank by way of Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 23 November 2012 and was previously approved by Bank Indonesia’s Letter dated 7 November 2012 No.14/137/GBI/DPIP/Rahasia.
4)
Franciskus Antonius Alijoyo berhenti menjabat sebagai Komisaris Independen Bank sejak 28 Februari 2013 dan telah disahkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 26 Februari 2013.
4)
Franciskus Antonius Alijoyo stopped serving as Independent Commissioner of the Bank from 28 February 2013 by way of the Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 26 February 2013.
5)
Khairil Anwar diangkat sebagai Komisaris Independen Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 24 Juni 2013 dan sebelumnya telah disetujui melalui Surat Bank Indonesia No.15/85/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 6 Mei 2013.
5)
Khairil Anwar was appointed as Independent Commissioner of the Bank by way of Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 24 June 2013 and was previously approved by Bank Indonesia’s letter No.15/85/GBI/DPIP/Rahasia dated 6 May 2013.
6)
Antonio Da Silva Costa dipilih kembali sebagai Presiden Direktur Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 15 Mei 2012 untuk masa bakti selama 2 (dua) tahun berikutnya.
6)
Antonio Da Silva Costa was re-appointed as President Director of the Bank by way of Extraordinary General Meeting of Shareholders dated 15 May 2012 for the next 2 (two) years terms of office.
7)
Paul Setiawan Hasjim diangkat sebagai Direktur Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 18 April 2013 dan sebelumnya telah disetujui melalui surat Bank Indonesia tanggal 9 April 2013 No.15/71/GBI/DPIP/Rahasia.
7)
Paul Setiawan Hasjim was appointed as Director of the Bank by way of Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 18 April 2013 and was previously approved by Bank Indonesia’s Letter dated 9 April 2013 No.15/71/GBI/DPIP/Rahasia.
8)
Adhiputra Tanoyo diangkat sebagai Direktur Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 2 Desember 2013 dan sebelumnya telah disetujui melalui surat Bank Indonesia tanggal 26 November 2013 No.15/112/GBI/DPIP/Rahasia.
8)
Adhiputra Tanoyo was appointed as Director of the Bank by way of Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 2 December 2013 and was previously approved by Bank Indonesia’s Letter dated 26 November 2013 No.15/112/GBI/DPIP/Rahasia.
9)
Dhien Tjahajani diangkat sebagai Direktur Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 26 April 2012 dan sebelumnya telah disetujui melalui surat Bank Indonesia tanggal 9 April 2012 No.14/34/GBI/DPIP/Rahasia. Pada bulan Januari 2014, RUPS Luar Biasa telah menyetujui pengunduran diri Dhien Tjahajani yang berlaku elektif pada tanggal 28 Februari 2014.
9)
Dhien Tjahajani was appointed as Director of the Bank by way of Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 26 April 2012 and was previously approved by Bank Indonesia’s Letter dated 9 April 2012 No.14/34/GBI/DPIP/Rahasia. In January 2014, Extraordinary GMS has approved the resignation of Dhien Tjahajani which effective on 28 February 2014.
Lampiran - 5/4 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
b. Anak Perusahaan
GENERAL INFORMATION (continued) b.
Bank memiliki Anak Perusahaan berikut pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
Anak Perusahaan/ Subsidiary
Domisili/ Domicile
PT Commonwealth Securities (dalam likuidasi/ in liquidation)
Jakarta
Jenis usaha/ Nature of business
Subsidiary The Bank has shares ownership in the following Subsidiary as at 31 December 2013 and 2012: Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2013 2012
Perusahaan efek/ Securities company
99%
99%
Jumlah aset/ Total assets 2013 2012 32,899
33,012
Pada tanggal 16 Maret 2009, Bank menyetorkan uang muka setoran modal sebesar Rp 29.700 di PT Commonwealth Securities, sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan efek dan perantara pedagang efek, yang didirikan tanggal 23 Desember 2008. Uang muka setoran modal tersebut setara dengan 99% modal saham PT Commonwealth Securities yang disetor penuh.
On 16 March 2009, the Bank made an advance for share subscriptions amounting to Rp 29,700 in PT Commonwealth Securities, a company which carries out businesses as a securities company and as a stockbroker, which was established on 23 December 2008. The advance for share subscriptions equals to 99% of paid up capital of PT Commonwealth Securities.
Berdasarkan persetujuan dari Bank Indonesia atas penyertaan saham di PT Commonwealth Securities yang diperoleh melalui surat No. 11/76/DPB2/TPB2-6 tanggal 9 Mei 2009, Bank mencatat uang muka setoran modal sebagai penyertaan saham di PT Commonwealth Securities, sehingga PT Commonwealth Securities menjadi Anak Perusahaan dari Bank.
Based on the approval from Bank Indonesia to invest in PT Commonwealth Securities through its letter No. 11/76/DPB2/TPB2-6 dated 9 May 2009, the Bank recorded the advance for share subscriptions as investments in shares at PT Commonwealth Securities, resulting in PT Commonwealth Securities being a Subsidiary of the Bank.
PT Commonwealth Securities telah memperoleh ijin operasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”), sekarang Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), melalui surat No. KEP-01/BL/PPE/2009 tanggal 27 Oktober 2009.
PT Commonwealth Securities has obtained an operational license from the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“Bapepam-LK”), now Financial Services Authority, through its letter No. KEP-01/BL/PPE/2009 dated 27 October 2009.
Pada tanggal 6 Maret 2012, PT Commonwealth Securities dan Bank, sebagai pemegang saham pengendali PT Commonwealth Securities, telah memutuskan untuk mengembalikan ijin usaha sebagai perusahaan efek dan perantara pedagang efek kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”), sekarang Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), dan menerima persetujuan “Pencabutan ijin usaha perusahaan efek sebagai perantara pedagang efek” melalui surat Bapepam-LK tertanggal 6 Agustus 2012.
On 6 March 2012, PT Commonwealth Securities and Bank, as the controlling shareholder of PT Commonwealth Securities, decided to return the Company’s license as a securities company and stock-broker to the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (“Bapepam-LK”), now Financial Services Authority, and received approval “Revocation of operating license as a securities company and as a stock-broker” through Bapepam-LK’s letter dated 6 August 2012.
Lampiran - 5/5 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) b.
2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1.
Anak Perusahaan (lanjutan)
GENERAL INFORMATION (continued) b.
Subsidiary (continued)
Pada tanggal 18 Desember 2012, manajemen Anak Perusahaan telah memutuskan untuk melikuidasi PT Commonwealth Securities.
On 18 December 2012, the Subsidiary’s management decided to liquidate PT Commonwealth Securities.
Berdasarkan Akta Notaris No. 69 tertanggal 11 Oktober 2013 oleh Notaris Sugito Tedjamulja, S.H., pemegang saham PT Commonwealth Securities telah mengambil keputusan untuk membubarkan dan melikuidasi, membebaskan tugas dan tanggung jawab seluruh anggota direksi dan komisaris atas semua tindakan kepengurusan dan pelaksanaan kewenangan selama masa jabatan mereka, serta menunjuk Bastaman Enrico Bagus Attorney at Law sebagai likuidator PT Commonwealth Securities efektif sejak tanggal 8 Oktober 2013.
Pursuant to the Notarial Deed No. 69 dated 11 October 2013 of Notary Sugito Tedjamulja, S.H., PT Commonwealth Securities’s shareholders have decided to dissolve and liquidate, release and discharge of all directors and commissioners from all their duties and responsibilities during their service period, and appointed Bastaman Enrico Bagus Attorney at Law as PT Commonwealth Securities’ liquidator effectively since 8 October 2013.
Selanjutnya, pada tanggal 24 Januari 2014, PT Commonwealth Securities telah mengajukan permohonan pencabutan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, proses likuidasi masih berlangsung.
Further, on 24 January 2014, PT Commonwealth Securities has submitted the application for tax registration number (NPWP) revocation. Up to the date of this consolidated financial statements, the liquidation process is still going on.
Likuidasi Anak Perusahaan tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Bank pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Subsidiary’s liquidation does not significantly impact the Bank’s consolidated financial statements as at and for the year ended 31 December 2013 and 2012.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
2.
ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan konsolidasian Bank dan Anak Perusahaan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 11 April 2014.
The consolidated financial statements of the Bank and Subsidiary were authorised to be issued by the Directors on 11 April 2014.
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Bank dan Anak Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
Presented below are the principal accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements of the Bank and Subsidiary as at and for the years ended 31 December 2013 and 2012:
a.
a.
Dasar penyusunan konsolidasian
laporan
keuangan
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”).
Basis for preparation of consolidated financial statements The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”).
Lampiran - 5/6 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a.
Dasar penyusunan laporan konsolidasian (lanjutan)
2. keuangan
ACCOUNTING POLICIES (continued) a.
Basis for preparation of consolidated financial statements (continued)
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk hal-hal dibawah ini:
The consolidated financial statements are prepared under the historical cost concept, except for the following matters:
-
Kontrak derivatif diukur pada nilai wajar.
-
-
Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar. Aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar.
-
-
-
Derivative contracts are measured at fair value. Financial instruments at fair value through profit or loss are measured at fair value. Available for sale financial assets are measured at fair value.
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Bank dan Anak Perusahaan. Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali dinyatakan lain.
The consolidated financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting currency of the Bank and Subsidiary. Figures in these consolidated financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan basis akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian.
The consolidated financial statements are prepared based on accrual basis, except for the consolidated statement of cash flows.
Laporan arus kas konsolidasian disusun metode langsung dengan dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statement of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities.
Untuk keperluan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dibatasi penggunaannya.
For the purpose of the consolidated statement of cash flows, cash and cash equivalents include cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks and placements with Bank Indonesia and other banks with maturity of three months or less, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings or restricted.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: nilai aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian; jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of estimates and assumptions that affects: the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of consolidated financial statements; the reported amounts of income and expenses during the reporting period.
Lampiran - 5/7 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a.
Dasar penyusunan laporan konsolidasian (lanjutan)
2. keuangan
ACCOUNTING POLICIES (continued) a.
Basis for preparation of consolidated financial statements (continued)
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Secara khusus, informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian dijelaskan dalam Catatan 4.
In particular, information about significant areas of estimation uncertainty and critical judgements in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognised in the consolidated financial statements are described in Note 4.
b. Perubahan kebijakan akuntansi
b.
Changes in accounting policies
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK-IAI”) telah melakukan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013 sebagai berikut:
Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountants (“DSAKIAI”) has issued revision of the following accounting standards which are effective as at 1 January 2013:
-
Revisi PSAK 38 – Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali,
-
-
Revisi PSAK 60 – Instrumen Keuangan: Pengungkapan, Pencabutan PSAK 51 (Revisi 2003) tentang Akuntansi Kuasi Reorganisasi.
-
-
-
Revision to SFAS 38 – Business Combination of Entities Under Common Control, Revision to SFAS 60 – Financial Instruments: Disclosures, Withdrawal of SFAS 51 (Revised 2003) of Accounting for Quasi Reorganisation.
Berikut ini adalah dampak atas revisi standar akuntansi di atas yang relevan dan signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Bank yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013.
Following are the impact of the revision of accounting standards above which relevant and significant to the Bank’s consolidated financial statements which effective 1 January 2013.
Revisi PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan
Revision to SFAS 60 – Financial Instruments Diclosure
Pada tanggal 19 Oktober 2012, DSAK-IAI mengeluarkan penyesuaian atas PSAK 60 yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013. Penerapan dini atas penyesuaian tersebut diperkenankan oleh DSAK-IAI. Penyesuaian tersebut terutama terkait dengan pengungkapan atas aset keuangan, termasuk pencabutan atas ketentuan penyajian untuk:
On 19 October 2012, DSAK-IAI issued enhancements to the SFAS 60 which becomes effective on 1 January 2013. Early implementation of the enhancements was permitted by DSAK-IAI. The enhancements mainly relate to the disclosure of financial assets, including the withdrawal of requirements to disclose:
Lampiran - 5/8 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) 1.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Nilai wajar atas agunan yang digunakan sebagai jaminan atas aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dan yang mengalami penurunan nilai; dan Nilai tercatat atas aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai yang telah dinegosiasi ulang.
Bank memutuskan untuk melakukan penerapan dini atas PSAK 60 dalam laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 sesuai dengan ketentuan transisi dalam PSAK 60. c.
Prinsip-prinsip konsolidasian
Changes in accounting policies (continued) 1.
Fair value of collateral held as security for financial assets both “past due but not impaired” and “impaired”; and,
2.
Carrying amount of financial asset that are neither past due nor impaired whose terms have been renegotiated.
The Bank has decided to early adopt these improvements made to SFAS 60 in the financial statements as at and for the year ended 31 December 2012 as permitted by transition rule of the standard. c.
Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan aset dan liabilitas Bank dan Anak Perusahaan di mana Bank memiliki kepemilikan saham dengan hak suara lebih dari 50% atau dapat dibuktikan adanya pengendalian.
The consolidated financial statements incorporate the assets and liabilities of the Bank and Subsidiary, in which the Bank has ownership of more than 50% of the voting rights or the Bank has the ability to control the entity.
Seluruh transaksi signifikan antar Bank dan Anak Perusahaan, saldo dan keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari transaksi tersebut telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
All material intercompany transactions, balances and unrealised gain/(loss) on transactions between the Bank and Subsidiary have been eliminated in the consolidated financial statements.
Kepentingan non-pengendali merupakan proporsi kepemilikan pemegang saham minoritas atas hasil usaha dan ekuitas Anak Perusahaan, dan disajikan secara terpisah pada masing-masing laporan laba rugi, laporan laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada Anak Perusahaan tersebut.
Non-controlling interest represents the minority shareholders’ proportionate share in the net income and equity of the Subsidiary and presented separately in the consolidated statement of income, statements of comprehensive income and financial positions based on the percentage of ownership of the minority shareholders in the Subsidiary.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian diperoleh. Bila pengendalian berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk periode di mana pengendalian masih berlangsung.
Where control of an entity is obtained during a financial period, its results are included in the consolidated statement of income from the date on which control commences. Where control ceases during a financial period, its results are included in the consolidated financial statements for the part of the period during which control existed.
Lampiran - 5/9 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Kebijakan akuntansi Perusahaan 1.
2.
Bank
2. dan
Anak
Anak Perusahaan
ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Accounting policies of the Bank and Subsidiary 1.
Subsidiary
Anak Perusahaan merupakan suatu entitas di mana Bank memiliki kepemilikan sebesar lebih dari 50% hak suara atau mampu menentukan kebijakan keuangan dan operasional. Anak Perusahaan dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal pengendalian dialihkan kepada Bank.
The Subsidiary is an entity in which the Bank has an interest of more than 50% of the voting rights or otherwise has the power to govern the financial and operating policies. The Subsidiary is fully consolidated from the date on which the control is transferred to the Bank.
Penyertaan pada Anak Perusahaan pada Laporan Keuangan Induk Saja
Investment in Subsidiary in the Parent Company Financial Statements
Bank menerapkan PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Induk Saja”. Berdasarkan PSAK ini, penyertaan pada Anak Perusahaan di Laporan Keuangan Induk Saja dicatat menggunakan harga perolehan.
The Bank implemented SFAS 4 (Revised 2009) “Consolidated and Parent Company’s Financial Statements”. Under this SFAS, investment in Subsidiary is recorded using cost method in Parent Company’s Financial Statements.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah diterapkan secara konsisten oleh Anak Perusahaan, kecuali jika dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the Subsidiary, unless otherwise stated.
Goodwill
2.
Goodwill
Penggabungan usaha dengan ANK dicatat dengan menggunakan metode akuntansi pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan, atau liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi, ditambah biaya yang terkait secara langsung dengan akuisisi. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset bersih ANK dicatat sebagai goodwill.
Merger with ANK is accounted for using the purchase method of accounting. The cost of an acquisition is measured at fair value of the assets given up, shares issued, or liabilities assumed at the date of acquisition plus costs directly attributable to the acquisition. The excess of the acquisition cost over the fair value of net assets of ANK is recorded as goodwill.
Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan bagian Bank atas nilai wajar aset bersih perusahaan yang diakuisisi pada tanggal akuisisi.
Goodwill represents the excess of the acquisition cost over the Bank’s share of fair value of the acquired company’s net assets at the date of the acquisition.
Bank secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”. Goodwill untuk selanjutnya disajikan sebesar nilai wajar awal dikurangi akumulasi penurunan nilai (lihat Catatan 15).
Bank conducts regular evaluation on goodwill impairment in accordance with SFAS 22 (Revised 2010), “Business Combination”. Goodwill is subsequently measured at cost less accumulated impairment losses (refer to Note 15).
Lampiran - 5/10 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e.
2.
Penjabaran mata uang asing
ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Foreign currency translation
Mata uang pelaporan
Reporting currency
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan dan fungsional Bank dan Anak Perusahaan.
The consolidated financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting and functional currency of the Bank and Subsidiary.
Transaksi dan saldo
Transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, semua aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pada pukul 16:00 Waktu Indonesia Barat pada tanggal laporan posisi keuangan.
Transactions denominated in foreign currencies are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at the date of the transaction. At the statement of financial position date, all monetary assets and liabilities in foreign currency are translated into Rupiah based on the Reuters middle rate at 16:00 Western Indonesian Time prevailing at statement of financial position date.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currencies monetary assets and liabilities are recognised in the consolidated statement of income for the year.
Seluruh keuntungan dan kerugian selisih kurs yang diakui dalam laporan laba rugi disajikan bersih pada laporan laba rugi sebagai “Keuntungan/kerugian transaksi mata uang asing”.
All foreign exchange gains and losses recognised in the statement of income are presented net in the statement of income as “Foreign exchange gains/losses”.
Untuk perubahan nilai wajar atas aset moneter dalam mata uang asing yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, dibedakan antara selisih kurs yang terkait dengan perubahan biaya perolehan diamortisasi dan perubahan lain atas nilai tercatat efek-efek tersebut.
In the case of changes in the fair value of monetary assets denominated in foreign currency classified as available for sale, a distinction is made between translation differences resulting from changes in amortised cost of the security and other changes in the carrying amount of the security.
Selisih perubahan kurs yang terkait dengan perubahan biaya perolehan diamortisasi dan perubahan lainnya atas nilai tercatat diakui di dalam laporan laba rugi.
Translation differences related to changes in the amortised cost and other changes in the carrying amount are recognised in statement of income.
Selisih kurs atas instrumen keuangan moneter, seperti efek-efek yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dilaporkan sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian akibat perubahan nilai wajar. Selisih penjabaran atas instrumen keuangan moneter, seperti efek-efek yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dilaporkan sebagai bagian dari laporan laba.
Translation differences on monetary financial instruments, such as securities held at fair value through profit and loss, are reported as part of the fair value gain or loss. Translation differences on monetary financial instruments, such as securities classified as available for sale financial assets, are included in the statement of income.
Lampiran - 5/11 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e.
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Penjabaran mata uang asing (lanjutan)
e.
Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran ke Rupiah pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (dalam Rupiah penuh):
Below are the major exchange rates used for translation into Rupiah as at 31 December 2013 and 2012 (in full Rupiah amount):
2013 1 Pound Sterling Inggris 1 Euro 1 Dolar Amerika Serikat 100 Yen Jepang 1 Dolar Australia 1 Dolar New Zealand 1 Dolar Singapura 1 Dolar Hongkong
f.
2012
20,111 16,759 12,170 11,575 10,856 9,996 9,622 1,570
Instrumen keuangan
15,515 12,732 9,638 11,177 10,007 7,918 7,879 1,243
f.
(i) Aset keuangan
Foreign currency translation (lanjutan)
Great Britain Pound Sterling 1 Euro 1 United States Dollar 1 Japanese Yen 100 Australian Dollar 1 New Zealand Dollar 1 Singapore Dollar 1 Hongkong Dollar 1
Financial instruments (i) Financial assets
Bank dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang dan (c) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
The Bank and Subsidiary classifies its financial assets in the following categories of (a) financial assets at fair value through profit and loss, (b) loans and receivables and (c) available for sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financial assets are acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Pada tanggal pelaporan, Bank dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan ini tidak diungkapkan.
At the reporting date, the Bank and Subsidiary do not have financial assets classified as held to maturity. Therefore, the accounting policies related to this classification are not disclosed.
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
(a) Financial assets at fair value through profit or loss
Kategori ini terdiri dari dua subkategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank dan Anak Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
This category comprises two subcategories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Bank and Subsidiary as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Lampiran - 5/12 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(i) Aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (i)
Financial assets (continued)
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)
(a) Financial assets at fair value through profit or loss (continued)
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short-term profit taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi (jika ada) diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar keuangan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dicatat sebagai “Keuntungan /(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
Financial instruments included in this category are recognised initially at fair value; transaction costs (if any) are taken directly to the consolidated statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value of these financial instruments are included directly in the consolidated statement of income and are reported as “Gains/(losses) from changes in fair value of financial instruments”. Interest income on financial instruments held for trading are recorded in “Interest income”.
(b) Pinjaman piutang
yang
diberikan
dan
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Lampiran - 5/13 - Schedule
(b) Loans and receivables Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan) (i)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (i) Financial assets (continued)
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan)
(b) Loans and receivables (continued)
- yang dimaksudkan oleh Bank dan Anak Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
- those that the Bank and Subsidiary intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
- yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
- those that upon initial recognition designates as available for sale; or
- dalam hal mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
- those for which may not recover substantially all of its initial investment, other than because of loans and receivables deterioration.
Pinjaman yang diberikan dan piutang pada pengakuan awalnya diakui pada nilai wajarnya ditambah dan dikurangi biaya/pendapatan transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung (jika ada) dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Loans and receivables are initially recognised at fair value added/ deducted with directly attributable transaction costs/income (if any) and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.
Pendapatan bunga dari aset keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat atas aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
Interest income on financial assets classified as loans and receivables is included in the consolidated statement of income and is reported as “Interest income”. In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets and classified as loan and receivables and recognised in the consolidated statement of income as “Allowance for Impairment Losses”.
Lampiran - 5/14 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(i) Aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (i) Financial assets (continued)
(c) Aset keuangan tersedia untuk dijual
(c) Available-for-sale financial assets
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu di mana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are intended to be held for indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables, held to maturity financial assets or financial assets at fair value through profit or loss.
Aset keuangan tersedia untuk dijual pada pengakuan awalnya diakui pada nilai wajarnya dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung (jika ada) dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya di mana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan perubahan pendapatan komprehensif lainnya kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya.
Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, deducted with directly attributable transaction costs (if any) and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in the statement of changes in other comprehensive income, except for impairment losses and foreign exchange gains and losses, until the financial assets are derecognised.
Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui pada pendapatan/(beban) komprehensif lainnya, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative unrealised gain or loss from the change in fair value, which was previously recognised in the other comprehensive income/ (expenses), is recognised in the consolidated statement of income. Interest income is calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognised in the consolidated statement of income.
Lampiran - 5/15 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(i) Aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (i) Financial assets (continued)
Pengakuan
Recognition
Bank dan Anak Perusahaan menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (regular).
The Bank and Subsidiary uses trade date accounting for regular way contracts when recording financial asset transactions.
(ii) Liabilitas keuangan
(ii) Financial liabilities
Bank dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
The Bank and Subsidiary classifies its financial liabilities in the category of (a) financial liabilities at fair value through profit or loss and (b) financial liabilities measured at amortised cost.
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
(a) Financial liabilities at through profit or loss
fair value
Kategori ini terdiri dari dua subkategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank dan Anak Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
This category comprises two subcategories: financial liabilities classified as held for trading and financial liabilities designated by the Bank and Subsidiary as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
Lampiran - 5/16 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(ii) Liabilitas keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (ii) Financial liabilities (continued)
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)
(a) Financial liabilities at fair value through profit or loss (continued)
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian sebagai ”Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”.
Gains and losses arising from changes in fair value of financial liabilities classified held for trading are included in the consolidated statement of income and are reported as “Gains/(losses) from changes in fair value of financial instruments”. Interest expenses on financial liabilities held for trading are included in “Interest expenses”.
Jika Bank dan Anak Perusahaan pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2011), instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
If the Bank and Subsidiary designated certain debt securities upon initial recognition as at fair value through profit or loss (fair value option), then this designation cannot be changed subsequently. According to SFAS 55 (Revised 2011), debt securities classified as fair value option consist of debt host and embedded derivatives that must be separated.
(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
(b) Financial liabilities at amortised cost
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial classified profit and and are cost.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung (jika ada).
Financial liabilities at amortised cost are initially recognised at fair value plus directly attributable transaction costs (if any).
Setelah pengakuan awal, Bank dan Anak Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Bank and Subsidiary measures all financial liabilities at amortised cost using effective interest rate method.
Lampiran - 5/17 - Schedule
liabilities that are not as at fair value through loss fall into this category measured as amortised
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(iii) Reklasifikasi aset keuangan
Financial instruments (continued) (iii) Reclassification of financial assets
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (jika aset keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada saat pengakuan awal) dapat direklasifikasikan ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan entitas memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
Financial assets at fair value through profit or loss (if had not been required to be classified as held for trading at initial recognition) could be reclassified as loans and receivables if it met the definition of loans and receivables and entity has the intention and ability to hold the financial assets for foreseable future or until maturity date.
Bank dan Anak Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
The Bank and Subsidiary shall not classify any financial assets as held-tomaturity if the Bank and subsidiary has, during the current financial year or during the two preceding financial years, sold or reclassified more than an insignificant amount of held-to-maturity investments before maturity (more than insignificant in relation to the total amount of held-tomaturity investments) other than sales or reclassifications that:
(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar asset keuangan tersebut;
(a) are so close to maturity or the financial asset's call date that changes in the market rate of interest would not have a significant effect on the financial asset's fair value;
(b) terjadi setelah Bank dan Anak Perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
(b) occur after the Bank and Subsidiary has collected substantially all of the financial asset's original principal through scheduled payments or prepayments; or
(c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank dan Anak Perusahaan, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank dan Anak Perusahaan.
(c) are attributable to an isolated event that is beyond the Bank's and Subsidiary’s control, is nonrecurring and could not have been reasonably anticipated by the Bank and Subsidiary’s.
Lampiran - 5/18 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(iii) Reklasifikasi aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (iii) Reclassification of financial assets (continued)
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen pendapatan komprehensif lainnya sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya harus diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Reclassification of financial assets from held-to-maturity classification to available-for-sale are recorded at fair value. Unrealised gains or losses are recorded as part of other comprehensive income component and shall be recognised until the financial assets is derecognised, at which time the cumulative gain or loss previously recognised in other comprehensive income shall be recognised in consolidated statement of income.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
Reclassification of financial assets from available-for-sale to held-to-maturity classification is recorded at carrying amount. The unrealised gains or losses is amortised by using effective interest rate up to the maturity date of that instrument.
(iv) Klasifikasi instrumen keuangan
(iv) Classification of financial instruments
Bank dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari instrumen dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Lampiran - 5/19 - Schedule
The Bank and Subsidiary classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of instruments and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan) (iv) Klasifikasi (lanjutan)
instrumen
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
keuangan
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011)/Category as defined by PSAK 55 (Revised 2011) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi/Financial assets at fair value through profit or loss
Financial instruments (continued) (iv) Classification of financial instruments (continued)
Golongan (Ditentukan oleh Bank dan Anak Perusahaan)/ Class (as determined by the Bank and Subsidiary) Aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan/ Financial assets held for trading
Subgolongan/ Subclasses
Tagihan derivatif-bukan lindung nilai/Derivative receivables-non hedging
Giro pada Bank Indonesia/Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank lain/Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain/ Placements with Bank Indonesia and other banks
Aset keuangan/ Financial assets
Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali/Securities purchased under resale agreements Pinjaman yang diberikan/Loans Tagihan akseptasi/Acceptance receivables Aset lain-lain/Other assets -
Aset keuangan tersedia untuk dijual/Available for sale financial assets Derivatif lindung nilai/Hedging derivatives
Piutang bunga/Interest receivables Pendapatan atas jasa penyaluran reksa dana dan bancassurance yang masih harus diterima/Mutual fund and bancassurance distribution fee receivables Lain-lain/Others
Efek-efek/Marketable securities Obligasi Pemerintah/Government Bonds Lindung nilai atas nilai wajar/Hedging instruments in fair value hedges
Lampiran - 5/20 - Schedule
Tagihan derivatif-terkait lindung nilai atas nilai wajar/Derivative receivables Hedging instruments in fair value hedges
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
f. Instrumen keuangan (lanjutan) (iv) Klasifikasi (lanjutan)
instrumen
f. keuangan
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi/Financial liabilities at fair value through profit or loss
Rekening administratif/ Off-balance sheet financial instruments
(v)
Financial instruments (continued) (iv) Classification of financial instruments (continued)
Golongan (Ditentukan oleh Bank dan Anak Perusahaan)/Class (as determined by the Bank and Subsidiary)
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011)/Category as defined by PSAK 55 (Revised 2011)
Liabilitas keuangan/ Financial liabilities
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Liabilitas keuangan dalam kelompok diperdagangkan/Financial liabilities held for trading
Subgolongan/ Subclasses Liabilitas derivatif-bukan lindung nilai/Derivative payables-non hedging
Simpanan nasabah/Deposits from customers Simpanan dari bank lain/Deposits from other banks Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortised cost
Liabilitas akseptasi/Acceptance payables
Derivatif lindung nilai/Hedging derivatives
Lindung nilai atas nilai wajar/Hedging instruments in fair value hedges
Medium Term Notes Pinjaman yang diterima/Borrowing Liabilitas liabilities
lain-lain/Other
- Utang bunga/Interest payables - Beban yang masih harus dibayar/Accrued expenses - Lain-lain/Others Liabilitas derivatif-terkait lindung nilai atas nilai wajar/Derivative payables-Hedging instruments in fair value hedges related
Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan/Committed unused loan facilities granted Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan/Irrevocable letters of credit Garansi yang diterbitkan/Guarantees issued
Saling hapus instrumen keuangan
(v) Offsetting financial instruments
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar nilai bersihnya jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Financial instruments are offset and the net amount reported in the consolidated statements of financial position when there is a legally enforceable right to offset the recognised amounts and there is an intention to settle on a net basis or realise the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expense are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
Lampiran - 5/21 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
f. Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan
Financial instruments (continued) (vi) Impairment of financial assets
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
(a) Financial assets carried at amortised cost
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan") dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
At each reporting date, the Bank and Subsidiary assesses whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets are impaired. A financial asset or a group of financial assets are impaired and impairment losses are incurred when, and only when there is an objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Bank dan Anak Perusahaan untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Criteria that the Bank and Subsidiary uses to determine that there is an objective evidence of impairment loss are as follows:
a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau debitur; b. terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; c. pihak pemberi pinjaman dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami debitur, memberikan keringanan (konsesi) pada debitur yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan tersebut; d. terdapat kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
a. significant financial difficulty of the issuer or debtor; b. default or delinquency in interest or principal payments;
Lampiran - 5/22 - Schedule
c. the lender, for economic or legal reasons relating to the debtor’s financial difficulty, granting to the debtor a concession that the lender would not otherwise consider; d. probability that the debtor will enter bankruptcy or other financial reorganisation;
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)
e. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau f. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi.
e. the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or f. observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimation.
Bank dan Anak Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif seperti tersebut di atas mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Initially the Bank and Subsidiary assesses whether objective evidence of impairment for financial assets exists as described above. The individual assessment is performed on the significant impaired financial asset using the discounted cash flows method. The insignificant impaired financial assets and non-impaired financial assets are included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed.
Jika Bank dan Anak Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik untuk aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Akun yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Bank and Subsidiary assesses that there is no objective evidence of impairment for financial asset as individual, both for significant and insignificant amount, hence the account of the financial asset will be included in financial assets group with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Accounts that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognised are not included in a collective assessment of impairment.
Lampiran - 5/23 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara individual, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
For the purposes of individual evaluation of impairment, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance for impairment losses account and the allowance for impairment amount of the losses is recognised in the statements of income. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dan estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralised financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped based on the similarity of credit risk characteristics such as considering credit segmentation and past-due status. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets by being indicative of the debtor or counterparties’ ability to pay all liabilities due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
Lampiran - 5/24 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank dan Anak Perusahaan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Bank and Subsidiary. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based on to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dicatat di dalam beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan.
Impairment charges relating to loans are recorded in allowance for impairment losses on financial assets.
Ketika pinjaman yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbukukan dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan tersebut dapat dihapusbukukan setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment loss. Such loans are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah pengakuan penurunan nilai (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occuring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognised impairment loss is reversed by adjusting the allowance account. The amount of the impairment reversal is recognised in the consolidated statement of income.
Lampiran - 5/25 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)
Penerimaan kemudian atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
Subsequent recoveries of loans written off in the current year are credited to the allowance for impairment losses account. Subsequent recoveries of loans written off in previous year are recognised as other operating income.
(b) Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual
(b) Financial assets classified as available for sale
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Bank dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Lihat Catatan 2f.(vi) (a) untuk kriteria bukti objektif adanya penurunan nilai. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan yang signifikan atau penurunan yang berkepanjangan atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif lainnya, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
The Bank and Subsidiary assesses at each reporting date of the consolidated statements of financial position whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Refer to Note 2f.(vi) (a) for the criteria of objective evidence of impairment. In the case of debt instruments classified as available for sale, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is objective evidence of impairment resulting in the recognition of an impairment loss. If any such evidence exists for available for sale financial assets, the cumulative loss-measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognised in the statement of other comprehensive income is removed from equity and is recognised in the consolidated statement of income.
Lampiran - 5/26 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
(b) Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual (lanjutan) Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasian. (c) Kontrak jaminan keuangan tagihan komitmen lainnya
of
financial
assets
(b) Financial assets classified available for sale (continued)
as
If in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available for sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognised in statement of income, the impairment loss is reversed through the consolidated statement of income.
dan
(c) Financial guarantee contracts and other commitment receivables
Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen hutang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badanbadan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitasfasilitas perbankan lainnya, dan penyediaan dana yang belum ditarik.
Financial guarantee contracts are contracts that require the issuer to make specified payments to reimburse the holder for a loss incurred because a specified debtor defaulted to make payments when due, in accordance with the terms of a debt instrument. Such financial guarantees are given to banks, financial institutions and other institutions on behalf of customers to secure loans and other banking facilities, and unused provision of funds facilities.
Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal dan nilai wajar awal diamortisasi sepanjang umur jaminan keuangan.
Financial guarantees are initially recognised in the financial statements at fair value on the date the guarantee was given. The fair value of a financial guarantee at inception is likely to equal the premium received because all guarantees are agreed on arm’s length terms and the initial fair value is amortised over the life of the financial guarantees.
Lampiran - 5/27 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
(c) Kontrak jaminan keuangan dan tagihan komitmen lainnya (lanjutan)
(c) Financial guarantee contracts and other commitment receivables (continued)
Setelah pengakuan awal kontrak, jaminan keuangan dicatat pada nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar amortisasi dengan nilai kini atas pembayaran kewajiban yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan menjadi probable) dan selisihnya dibebankan sebagai biaya operasi lain-lain pada laporan laba rugi komprehensif.
Subsequently they are measured at the higher of amortised amount and the present value of any expected payment (when a payment under the guarantee has become probable) and the difference is charged to other operating expense in statement of comprehensive income.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas kontrak jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit dihitung berdasarkan kerugian historis.
Allowances for impairment on financial guarantee contracts with credit risk are calculated based on historical experience.
(vii) Penentuan nilai wajar
(vii) Determination of fair value
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya seperti Bloomberg dan Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan.
The fair value of financial instruments traded in active markets, such as marketable securities, is determined based on quoted market prices at the balance sheet date from credible sources such quoted market prices from Bloomberg and Reuters on the statement of financial position date.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih instrumen keuangan tersebut.
For financial instruments with no quoted market price, a reasonable estimate of the fair value is determined by reference to the current market value of another instrument which substantially have the same characteristics or calculated based on the expected cash flows of the underlying net asset base of the financial instruments.
Lampiran - 5/28 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(vii) Penentuan nilai wajar (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vii) Determination of fair value (continued)
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
A financial instrument is regarded as quoted in an active market if quoted prices are readily and regularly available from an exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulatory agency and those prices represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis. If the above criteria are not met, the market is regarded as being inactive. Indications that a market is inactive are when there is a wide bidoffer spread or significant increase in the bid-offer spread or there are few recent transactions.
Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input (sebagai contoh LIBOR yield curve dan nilai tukar mata uang asing) yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan.
For all other financial instruments, fair values are determined using valuation techniques. In these techniques, fair values are estimated from observable data in respect of similar financial instruments, using models to estimate the present value of expected future cash flows or other valuation techniques, using inputs (for example LIBOR yield curve and foreign exchange rates) existing at the dates of the statement of financial position.
Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti swap suku bunga dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang dapat diobservasi.
The Bank uses widely recognised valuation models for determining fair values of non-standardised financial instruments of lower complexity, such as interest rate swaps and currency swaps. For these financial instruments, inputs into models are generally marketobservable.
Lampiran - 5/29 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
(viii) Penghentian pengakuan
Financial instruments (continued) (viii) Derecognition
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan).
Financial assets are derecognised when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have expired or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are transferred (that is, if substantially all the risks and rewards have not been transferred, the Bank evaluates to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition).
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial liabilities are derecognised when they have been redeemed, cancelled or otherwise expired.
g. Kas
g.
Kas meliputi kas kecil, kas besar, kas di dalam Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan bank notes. h. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
Cash Cash includes petty cash, cash, cash in Automatic Teller Machines (ATMs) and bank notes.
h.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are stated at face value or the gross value of the outstanding balances, less allowance for impairment losses, where appropriate.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2f.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Note 2f.(i).(b) for the accounting policy for loans and receivables.
Giro wajib minimum
Minimum statutory reserves
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing, Bank diwajibkan untuk menempatkan sejumlah persentase tertentu atas simpanan nasabah dalam Rupiah dan mata uang asing.
In accordance with prevailing Bank Indonesia Regulation concerning Commercial Banks’ Statutory Reserves Requirement, the Bank is required to place a certain percentage of deposits from customers with Bank Indonesia in Rupiah and foreign currency.
Lampiran - 5/30 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i.
j.
k.
2.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
Placements with Bank Indonesia and other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), call money, penempatan “fixed term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Placements with Bank Indonesia and other banks represent placements in the form of Bank Indonesia deposit facility (FASBI), call money, “fixed-term” placements, time deposits and others.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
Placements with Bank Indonesia and other banks are stated at amortised cost using effective interest rate method less any allowance for impairment losses, where appropriate.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2f.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Placements with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Note 2f.(i).(b) for the accounting policy for loans and receivables.
Efek-efek
j.
Marketable securities
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Setifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi korporasi, Medium Term Notes, Negotiable Bills, dan Bills Discounts.
The marketable securities consist of Certificates of Bank Indonesia (“SBI”), corporate bonds, Medium Term Notes, Negotiable Bills, and Bills Discounts.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Lihat Catatan 2f.(i).(c) untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan tersedia untuk dijual.
Marketable securities are classified as available for sale financial assets. Refer to Note 2f.(i).(c) for the accounting policy of available for sale financial assets.
Obligasi pemerintah
k. Government bonds
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Government bonds represent bonds issued by the Government of the Republic of Indonesia.
Obligasi pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Lihat Catatan 2f.(i).(c) untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan tersedia untuk dijual.
Government bonds are classified as available for sale financial assets. Refer to Note 2f.(i).(c) for the accounting policy of available for sale financial assets.
Lampiran - 5/31 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
2.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) disajikan sebagai tagihan sebesar harga jual kembali efek-efek yang disepakati dikurangi selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dengan metode suku bunga efektif sebagai pendapatan bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali. Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2f.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
m. Instrumen keuangan akuntansi lindung nilai
derivatif
dan
ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Securities purchased agreements
under
resale
Securities purchased under resale agreements (reverse repo) are presented as receivables and stated at the agreed resale price less the difference between the purchase price and the agreed resale price. The difference between the purchase price and the agreed resale price is amortised using the effective interest method as interest income over the year commencing from the acquisition date to the resale date. Securities purchased under resale agreements (reverse repo) are classified as loans and receivables. Refer to Note 2f.(i).(b) for the accounting policy for loans and receivables.
m. Derivative financial hedge accounting
instruments
and
Dalam melakukan usaha bisnisnya, Bank melakukan transaksi instrumen keuangan derivatif seperti kontrak tunai dan berjangka mata uang asing, swap mata uang asing, cross currency swap, dan swap suku bunga. Instrumen derivatif yang dimiliki Bank adalah untuk diperdagangkan dan tujuan lindung nilai terhadap risiko Bank atas net open position, risiko interest rate gap, risiko maturity gap dan risiko lainnya dalam kegiatan operasional Bank. Instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan menggunakan harga pasar.
In the normal course of business, the Bank enters into transactions involving derivative financial instruments such as foreign currency spot, and forward contract, foreign currency swaps, cross currency swaps, and interest rate swaps. The derivative instruments entered by the Bank were for trading as well for hedging the Bank’s exposures to net open position, interest rate gap risk, maturity gap risk, and other risks in the Bank’s daily operations. Derivative instruments are recognised in the consolidated financial statements at fair value using market rates.
Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif.
Derivatives are carried as assets when the fair value is positive and as liabilities when the fair value is negative.
Keuntungan atau kerugian yang terjadi dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan.
Gains or losses as a result of fair value changes are recognised in the current period consolidated statement of income.
Instrumen keuangan derivatif pada awalnya diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan harga perolehannya dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajarnya.
Derivative financial instruments are initially recognised in the consolidated statement of financial position at acquisition price and subsequently are remeasured at their fair value.
Lampiran - 5/32 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
m. Instrumen keuangan derivatif akuntansi lindung nilai (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued)
dan
m. Derivative financial instruments and hedge accounting (continued)
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian berdasarkan tujuan Bank atas transaksi yaitu untuk (1) lindung nilai atas nilai wajar, (2) lindung nilai atas arus kas dan (3) instrumen perdagangan, sebagai berikut:
Gains or losses from derivative contracts are presented in the consolidated financial statements based on their purpose designated upon acquisition, as (1) fair value hedge, (2) cash flow hedge and (3) trading instruments
1.
Keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar aset dan liabilitas yang dilindung nilai dari kontrak derivatif yang ditujukan dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai atas nilai wajar, diakui sebagai laba atau rugi yang dapat saling hapus dalam periode/tahun akuntansi yang sama. Perbedaan yang timbul yang menunjukkan terjadinya ketidakefektifan lindung nilai, akan secara langsung diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian tahun berjalan.
1. Gain or loss arising from the changes in fair value of hedged assets and liabilities on a derivative contract designated and qualifying as a fair value hedging instrument is recognised as gain or loss that can be set-off one another during the same accounting period/year. Any difference representing hedge ineffectiveness is directly recognised as gain or loss in the current year’s consolidated statement of income.
2.
Bagian efektif dari keuntungan atau kerugian atas kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas arus kas dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya pada bagian ekuitas secara terpisah. Bagian yang tidak efektif dari lindung nilai dilaporkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba atau rugi konsolidasian tahun berjalan.
2. The effective portion arising from gain or loss of derivative contracts, which are both designated and qualify as a cash flow hedge instruments is reported as Other Comprehensive Income, a separate component under the equity section. The hedge ineffectiveness portion is recognised as a gain or loss in the current year’s consolidated statement of income.
3.
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai (atau kontrak derivatif yang tidak memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai) diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian pada tahun berjalan.
3. Gain or loss arising from a derivative contract not designated as a hedging instrument (or derivative contract that does not qualify as a hedging instrument) is recognised as gain or loss in the current year consolidated statement of income.
Lampiran - 5/33 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
m. Instrumen keuangan derivatif akuntansi lindung nilai (lanjutan)
dan
ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Derivative financial instruments and hedge accounting (continued)
Akuntansi lindung nilai
Hedge accounting
Dalam tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, Bank menerapkan akuntansi lindung nilai. Pada penetapan awal lindung nilai, Bank secara formal mendokumentasikan hubungan antara instrumen lindung nilai dengan item yang dilindung nilai, termasuk tujuan manajemen risiko dan strategi dalam melakukan transaksi lindung nilai, bersamaan dengan metode yang akan digunakan untuk menilai efektifitas dari hubungan lindung nilai tersebut. Bank melakukan penilaian, baik pada saat awal hubungan lindung nilai maupun secara berkelanjutan, untuk menentukan apakah instrumen lindung nilai tersebut dapat secara efektif menutupi perubahan nilai wajar dari item yang dilindung nilai terkait selama periode dimana lindung nilai tersebut ditetapkan.
For the year ended 31 December 2012, the Bank applied fair value hedge accounting. On initial designation of the hedge, the Bank formally documents the relationship between the hedging instruments and hedged items, including the risk management objective and strategy in undertaking the hedge transaction, together with the method that will be used to assess the effectiveness of the hedging relationship. The Bank makes an assessment, both at the inception of the hedge relationship as well as on an ongoing basis, whether the hedging instruments are expected to be “highly effective” in offsetting the changes in the fair value of the respective hedged items during the period for which the hedge is designated.
Jika derivatif lindung nilai kadaluwarsa atau dijual atau dilaksanakan, atau pada saat lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria lindung nilai wajar atau pada saat transaksi lindung nilai dibatalkan, maka secara prospektif akuntansi lindung nilai dihentikan. Pada saat lindung nilai atas suatu prakiraan transaksi dihentikan maka jumlah kumulatif yang diakui pada pendapatan komprehensif lainnya sejak periode dimana lindung nilai tersebut efektif, direklasifikasi dari pendapatan komprehensif lainnya ke laporan laba rugi konsolidasian sebagai penyesuaian reklasifikasi pada saat prakiraan transaksi tersebut terjadi dan mempengaruhi laba rugi konsolidasian. Jika prakiraan transaksi tidak lagi diharapkan akan terjadi, maka saldo di pendapatan komprehensif lainnya langsung direklasifikasi ke laporan laba rugi konsolidasian sebagai penyesuaian reklasifikasi.
If the hedging derivative expires or is sold, terminated, or exercised, or the hedge no longer meets the criteria for fair value hedge accounting, or the hedge designation is revoked, then hedge accounting is discontinued prospectively. In a discountinued hedge of a forecast transaction the cumulative amount recognised in other comprehensive income from the period when the hedge was effective is reclassified from other comprehensive income to the consolidated statement of income as a reclassification adjustment when the forecast transaction occurs and effects profit and loss. If the forecast transaction is no longer expected to occur, then the balance in other comprehensive income is reclassified immediately to the consolidated statement of income as a reclassification adjustment.
n. Pinjaman yang diberikan
n. Loans
Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
Loans represent the provision of cash or cash equivalents based on agreements with debtors, where debtors are required to repay their debts with interest after specified periods.
Lampiran - 5/34 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
n. Pinjaman yang diberikan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Loans (continued)
Pinjaman yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2f.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans are classified as loans and receivables. Refer to Note 2f.(i).(b) for the accounting policy of loans and receivables.
Pinjaman yang diberikan dalam rangka pembiayaan bersama ”with recourse” dan “without recourse” dinyatakan sebesar pokok pinjaman yang diberikan sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank. Pendapatan pembiayaan konsumen dicatat sebagai pendapatan bunga di laporan laba rugi konsolidasian.
Loans under joint financing with recourse and without recourse are stated at principal amount according to the portion of risk assumed by the Bank. Consumer financing income is presented as interest income in the consolidated statements of income.
Pinjaman yang diberikan yang diperoleh melalui pembelian piutang pembiayaan konsumen dari perusahaan multifinance dinyatakan sebesar nilai sisa pokok pembiayaan dari perusahaan multifinance kepada konsumen akhir. Selisih antara nilai sisa pembiayaan kepada konsumen akhir dengan harga beli yang dibayarkan oleh Bank kepada perusahaan multifinance dicatat sebagai beban bunga yang ditangguhkan yang merupakan bagian dari biaya transaksi atas pembelian pinjaman yang diberikan. Beban bunga yang ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif sepanjang sisa jangka waktu pembiayaan kepada konsumen akhir.
Loans acquired through purchases of consumer financing receivables from multifinance company are recognised at the remaining principal from a multifinance company to end customers. The difference between the remaining principal from end users and the purchase price paid by the Bank to the multifinance company are recorded as deferred interest expense and included as part of transaction costs in acquiring loans and receivables. The deferred interest expense will be amortised using effective interest rate method over the remaining financing contract to end customers.
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, yang berupa perpanjangan jangka waktu kredit atau perubahan fasilitas kredit dan/atau kombinasi dari keduanya.
Loan restructuring may involve a modification of the terms of the loans, in form of loan period extension or change in loan facility and/or a combination of both.
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih lebih nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.
Restructured loans are stated at the lower of carrying value of the loan at the time of restructuring or net present value of the total future cash receipts after restructuring. Losses arising from any excess of the carrying value of the loan at the time of restructuring over the net present value of the total future cash receipts after restructuring are recognised in the consolidated statement of comprehensive income. Thereafter, all cash receipts under the new terms shall be accounted for as the recovery of principal and interest revenue, in accordance with the restructuring scheme.
Lampiran - 5/35 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n.
2.
Pinjaman yang diberikan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank. o.
p.
q.
Tagihan dan liabilitas akseptasi
Loans (continued) Syndicated loans are stated at amortised cost in accordance with the risk borne by the Bank.
o.
Acceptance receivables and payables
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2f.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Acceptance receivables are classified as loans and receivables. Refer to Note 2f.(i).(b) for the accounting policy of loans and receivables.
Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2f.(ii).(b) untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Acceptance payables are classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2f.(ii).(b) for the accounting policy for financial liabilities at amortised cost.
Investasi dalam saham
p.
Investment in shares
Investasi dalam saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik.
Investment in shares represents long-term investment in non-publicly-listed companies.
Investasi dalam saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20% sampai dengan 50% dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya perolehan disesuaikan dengan bagian Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Investment in shares representing ownership interests of 20% to 50% are accounted for under the equity method. Under this method, investments are stated at cost and adjusted for the Bank’s proportionate share in the net equity of the investees and reduced by dividends earned since the acquisition date net of by allowance for impairment losses.
Investasi dalam saham yang dibawah 20% dicatat dengan metode biaya yaitu sebesar biaya perolehan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Investment in shares below 20% is carried at cost less an allowance for impairment losses.
Aset tetap dan aset tidak berwujud
q.
Fixed assets and intangible assets
Aset tetap
Fixed assets
Aset tetap dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation. Acquisition cost includes expenditures that are directly attributable to the acquisition of the items.
Lampiran - 5/36 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q.
Aset tetap (lanjutan)
dan
aset
tidak
2. berwujud
ACCOUNTING POLICIES (continued) q.
Fixed assets (continued)
and
intangible
assets
Aset tetap (lanjutan)
Fixed assets (continued)
Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah sebagaimana mestinya, hanya apabila kemungkinan besar Bank dan Anak Perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian selama periode di mana biayabiaya tersebut terjadi.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or are recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Bank and Subsidiary and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of the replaced part is derecognised. All other repairs and maintenance are charged to the consolidated statement of income during the financial period in which they are incurred.
Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tidak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak. Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) untuk mengalokasikan harga perolehan hingga mencapai nilai sisa sepanjang estimasi masa manfaatnya, sebagai berikut:
Land is stated at cost and not depreciated. Initial legal costs incurred to obtain legal rights are recognised as part of the acquisition cost of the land, and these costs are not depreciated. Costs related to renewal of land rights are recognised as intangible assets and amortised during the period of the land rights. Depreciation on fixed assets other than land is calculated using a straight line method to allocate their costs to their residual values over their estimated useful lives, as follows:
Tahun/Years Bangunan Renovasi gedung Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor
20 Sesuai dengan periode sewa gedung/ Over the lease period of the premises 4-8 4 4-8
Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap ditelaah, dan disesuaikan jika perlu, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.
Buildings Leasehold improvements Furniture and fixtures Motor vehicles Office equipments
The fixed assets’ residual values and useful lives are reviewed, and adjusted if required, at each date of statement of financial position.
Lampiran - 5/37 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q.
Aset tetap (lanjutan)
dan
aset
tidak
2. berwujud
ACCOUNTING POLICIES (continued) q.
Fixed assets (continued)
and
intangible
assets
Aset tetap (lanjutan)
Fixed assets (continued)
Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, dengan menggunakan nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai.
When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari laporan keuangan konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang terjadi, diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
When fixed assets are no longer in use or disposed of, their costs and the related accumulated depreciation are written off in the consolidated financial statements. The resulting gain or losses are recognised in the consolidated statement of income for the year.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan, pemasangan peralatan kantor dan aset tetap lainnya yang masih dalam proses, dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan manajemen.
The accumulated costs of the construction of buildings, the installation of office equipment and other fixed assets that are still in progress are capitalised as construction in progress. These costs are reclassified to fixed assets accounts when the construction or installation is complete. Depreciation is charged from the date the assets are ready for use accordance with the objectives desired by management.
Aset tidak berwujud
Intangible assets
Aset tidak berwujud terdiri dari goodwill dan perangkat lunak. Lihat Catatan 2d.2 untuk kebijakan akuntansi atas goodwill.
Intangible assets consists of goodwill and software. See Note 2d.2 for accounting policy for goodwill.
Perangkat lunak
Software
Perangkat lunak yang dibeli dan atau dikembangkan secara internal oleh Bank dan Anak Perusahaan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Software acquired and or internally developed by Bank and Subsidiaries is stated at cost less accumulated amortization and accumulated impairment losses.
Lampiran - 5/38 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q.
Aset tetap (lanjutan)
dan
aset
tidak
2. berwujud
ACCOUNTING POLICIES (continued) q.
Fixed assets (continued)
and
intangible
assets
Aset tidak berwujud (lanjutan)
Intangible assets (continued)
Perangkat lunak (lanjutan)
Software (continued)
Pengeluaran untuk pengembangan perangkat lunak secara internal diakui sebagai aset ketika Bank dan Anak Perusahaan dapat mendemonstrasikan maksud dan kemampuannya untuk menyelesaikan pengembangan dan memakai perangkat lunak tersebut dalam menghasilkan keuntungan ekonomis dimasa mendatang, dan dapat secara handal mengukur biaya untuk menyelesaikan pengembangan. Biaya yang dikapitalisasi dalam pengembangan perangkat lunak secara internal mencakup biaya lisensi perangkat lunak, biaya jasa professional, biaya tenaga kerja dan semua biaya yang dapat diatribusikan langsung dalam pengembangan perangkat lunak tersebut, dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama umur ekonomisnya. Perangkat lunak yang dikembangkan secara internal dinyatakan pada biaya yang dikapitalisasi dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai.
Expenditure on internally developed software is recognized as an asset when the Bank and Subsidiary is able to demonstrate its intention and ability to complete the development and use of the software in a manner that will generate future economic benefits, and can reliably measure the costs to complete the development. The capitalized costs of internally developed software include license costs, professional service fees, manpower costs and all costs directly attributable to develop the software, and are amortized using straight line method over its useful life. Internally developed software is stated at capitalized cost less accumulated amortization and impairment losses.
Pengeluaran selanjutnya untuk perangkat lunak akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis aset yang bersangkutan di masa mendatang. Semua pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya.
Subsequent expenditure on software is capitalized only when it increases the future economic benefits embodied in the specific asset to which it relates. All other expenditures are expensed as incurred.
Amortisasi dimulai pada saat perangkat lunak tersebut tersedia untuk digunakan sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen. Amortisasi diakui dalam laporan konsolidasian dengan laba rugi menggunakan metode garis lurus sepanjang masa manfaat dari perangkat lunak tersebut. Estimasi masa manfaat dari perangkat lunak adalah 3 (tiga) sampai 5 (lima) tahun.
Amortization is charged from the date the software are ready for use in the manner intended of manajemen. Amortization is recognized in consolidated statements of income on a straight-line basis over the estimated useful life of the software. The estimated useful life of software is 3 (three) up to 5 (five) years.
Metode amortisasi, estimasi masa manfaat dan nilai sisa ditelaah dan disesuaikan jika diperlukan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.
Amortization method, useful lives and residual values are reviewed at each financial yearend and adjusted if appropriate.
Lampiran - 5/39 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
2.
Aset lain-lain
ACCOUNTING POLICIES (continued) r.
Other assets
Terdiri dari aset yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya. Termasuk dalam aset lain-lain adalah beban dibayar di muka, piutang bunga, pendapatan atas jasa penyaluran reksadana dan bancassurance yang masih harus diterima, transitory ATM, kas, setoran jaminan, biaya penggantian dari pihak berelasi, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai dan lain-lain.
Represents assets that cannot be classified under the above accounts. Included in other assets are prepaid expenses, interest receivables, mutual fund and bancassurance distribution fee receivables, transitory ATM, cash, security deposits, reimbursement costs from related parties, foreclosed collaterals, abandoned property and others.
Sebagian aset lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Lihat Catatan 2f.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Some of other assets are classified as loans and receivables and are stated at amortised costs less allowance for impairment losses. Refer to Note 2f.(i).(b) for the accounting policy for loans and receivables.
Beban dibayar di muka
Prepaid expenses
Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid expenses are amortised over their beneficial periods using the straight line method.
Agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai
Foreclosed properties
Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan. Bank memiliki kebijakan untuk selalu berusaha menjual AYDA untuk menyelesaikan sisa kewajiban debitur.
Foreclosed assets represent assets acquired by Bank, both from auction and non auction based on voluntary transfer by the debtors or based on debtors’ approval to sell the collateral where the debtors could not fulfill their obligations to Bank. Foreclosed assets represent loan collateral acquired in settlement of loans. Bank has policy to sell foreclosed assets to settle debtors’ liabilities.
Properti terbengkalai adalah aset tetap dalam bentuk tanah dan bangunan yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank.
Abandoned properties represent the Bank’s fixed assets in form of land and building which were not used for the Bank’s operational activity.
Lampiran - 5/40 - Schedule
collaterals
and
abandoned
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
s.
2.
Aset lain-lain (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) r.
Other assets (continued)
Agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai (lanjutan)
Foreclosed collaterals properties (continued)
AYDA dan properti terbengkalai dicatat pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai bersih yang dapat direalisasi (net realisable value), yaitu nilai wajar aset setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh debitur di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai AYDA dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan yang bersangkutan.
Foreclosed assets and abandoned properties are recorded at the lower of carrying amount and net realisable value, which is the fair value of the assets less estimated cost of liquidating the assets. Any excess of the loan balance over the value of the foreclosed asses, which is not recoverable from the borrower, is charged to the allowance for the impairment losses. Any difference between the value of the foreclosed collaterals and the proceeds from its sale is recognised as a gain or loss on sale of the foreclosed collaterals.
Biaya pemeliharaan atas AYDA dan properti terbengkalai yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya.
Maintenance costs of foreclosed assets and abandoned properties subsequent to the foreclosure or acquisition of the assets are charged to the current consolidated statement of comprehensive income as incurred.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
The carrying amount is written down to recognise a permanent diminution in value, which is charged to the current year statements of comprehensive income.
Simpanan nasabah
s.
and
abandoned
Deposits from customers
Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan dan deposito berjangka dan bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan itu.
Deposits from customers are funds placed by customers (excluding banks) with the Bank based on fund deposit agreements. Included in this account are demand deposits, saving deposits and time deposits and other forms which are similar.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (”ATM”), atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.
Demand deposits represent deposits of customers that may be used as instruments of payment, and which may be withdrawn at any time by cheque, Automated Teller Machine (“ATM”) card, or other orders of payment or transfers.
Lampiran - 5/41 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) s.
t.
u.
2.
Simpanan nasabah (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) s.
Deposits from customers (continued)
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui SMS Banking, Phone Banking, dan Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.
Savings deposits represent deposits of customers that may be withdrawn over the counter and via ATMs or fund transfers by SMS Banking, Phone Banking, and Internet Banking when certain agreed conditions are met, but which may not be withdrawn by cheque or other equivalent instruments.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank.
Time deposits represent customer’s deposits that may only be withdrawn after a certain time based on the agreement between the depositor and the Bank.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2f.(ii).(b) untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Deposits from customers are classified as financial liabilites at amortised cost. Refer to Note 2f.(ii).(b) for the accounting policy for financial liabilities at amortised cost.
Simpanan dari bank lain
t.
Deposits from other banks
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, simpanan berjangka, dan interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau sama dengan 90 hari, deposito berjangka dan sertifikat deposito.
Deposits from other banks represent liabilities to domestic and overseas banks, in the form of demand deposits, savings, time deposits, and interbank call money with maturity period based on agreement less than or equal to 90 days, time deposits and certificates of deposit.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2f.(ii).(b) untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Deposits from other banks are classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2f.(ii).(b) for the accounting policy for financial liabilities at amortised cost.
Pinjaman yang diterima
u. Borrowing
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Borrowing represents fund received from other bank with the obligation of repayment in accordance with the requirements of the loan agreement.
Lampiran - 5/42 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u.
2.
Pinjaman yang diterima (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) u. Borrowing (continued)
Pada pengukuran awal pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/ penerbitan pinjaman yang diterima. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat catatan 2f.(ii).(b) untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. v.
Medium Term Notes
Borrowing is initially measured at fair value deducted with directly attributable transaction costs. Borrowing is classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to note 2f.(ii).(b) for the accounting policy for financial liabilities at amortised cost.
v.
Medium Term Notes diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan Medium Term Notes dikurangkan dari jumlah Medium Term Notes dan diamortisasi selama jangka waktu Medium Term Notes tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2f.(ii).(b) untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. w. Perpajakan
Medium Term Notes Medium Term Notes are classified as financial liabilities at amortised cost. Incremental costs directly attributable to the issuance of Medium Term Notes are deducted from the amount of Medium Term Notes and amortised over the period of the Medium Term Notes using the effective interest rate method. Refer to Note 2f.(ii).(b) for the accounting policy of financial liabilities at amortised cost.
w. Taxation
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain di dalam ekuitas.
The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognised in the profit or loss, except to the extent that it relates to items recognised directly in equity. In this case, the tax is also recognised in other comprehensive income in the equity.
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode liabilitas neraca untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is determined using the balance sheet liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Lampiran - 5/43 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
w. Perpajakan (lanjutan)
x.
ACCOUNTING POLICIES (continued) w. Taxation (continued)
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilised.
Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Manajemen membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.
Management periodically evaluates positions taken in tax returns with respect situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. Management establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.
Imbalan kerja
x.
Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees based on accrual method.
Kewajiban pensiun
Pension obligations
Bank memiliki program pensiun sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan atau kebijakan yang ditetapkan oleh Bank. Program ini pada umumnya didanai melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuarial yang dilakukan secara berkala.
The Bank has pension schemes in accordance with prevailing labor-related laws and regulations or the Bank’s policies. The schemes are generally funded through payments to trustee-administered funds as determined by periodic actuarial calculations.
Bank harus menyediakan program pensiun dengan jumlah minimal tertentu sesuai dengan Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003. Karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti.
The Bank is required to provide a minimum amount of pension benefits in accordance with Labor Law No. 13/2003. Since the Labor Law sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance, pension plans under Labor Law represent defined benefit plans.
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja, atau kompensasi.
A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service, or compensation.
Lampiran - 5/44 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) x.
2.
Imbalan kerja (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) x.
Employee benefits (continued)
Kewajiban pensiun (lanjutan)
Pension obligations (continued)
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi dengan pembayaran kepada pengelola dana pensiun dan disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode Projected Unit Credit.
The obligation of defined benefit plan scheme recognised in the consolidated statements of financial position is the present value of the defined benefit obligation at the statements of financial position date deducted with payment to trusted administered fund and adjusted for unrecognised actuarial gains/losses and past service costs. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the Projected Unit Credit method.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The present value of a defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefit will be paid, and that have the terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi konsolidasian selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes to actuarial assumptions. When exceeding 10% of defined benefit obligations are charged or credited to the consolidated statements of income over the average remaining service lives of the relevant employees.
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap. Iuran dana pensiun yang ditempatkan pada entitas terpisah ditanggung oleh Bank. Jumlah kontribusi dari Bank dan hasil pengembangan investasinya diperhitungkan sebagai bagian dari kewajiban imbalan pasti sesuai dengan UU No. 13/2003.
The Bank has implemented a defined contribution retirement program for its permanent employees. Contributions to the retirement funds were placed into a separate entity are paid by the Bank. Total contribution from the Bank and its investment growth result is accounted as part of defined benefit liabilities in accordance with Labor Law No. 13/2003.
Lampiran - 5/45 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) x.
2.
Imbalan kerja (lanjutan)
x.
Employee benefits (continued)
Kewajiban imbalan paska-kerja lainnya
Other post-retirement obligations
Bank memberikan imbalan kerja lainnya seperti uang pisah, uang jasa dan imbalan lainnya sesuai dengan yang ditentukan dalam UU Ketenagakerjaan.
The Bank provides other benefits such as severance pay, service pay and other benefits which are determined in compliance with the Labor Law.
Perkiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, kecuali:
The expected costs of these benefits are accrued over the period of employment, using an accounting methodology similar to that for defined benefit pension plans, except for:
-
-
-
Keuntungan/kerugian aktuarial langsung diakui dan tidak ada koridor yang dipakai. Seluruh biaya jasa lalu langsung diakui.
Kewajiban ini dinilai setiap tahun aktuaris independen yang kompeten. y.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
-
oleh
Pendapatan dan beban bunga
Actuarial gains/losses which are directly recognised and no corridor is used. All past service costs are directly recognised.
These obligations are determined annually by independent qualified actuaries. y.
Interest income and expense
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam “pendapatan bunga” dan “beban bunga” di dalam laporan laba rugi konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif.
Interest income and expense for all interestbearing financial instruments are recognised within “interest income” and “interest expense” in the consolidated statements of income using the effective interest rate.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
The effective interest rate method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability.
Lampiran - 5/46 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
y. Pendapatan dan beban bunga (lanjutan)
z.
ACCOUNTING POLICIES (continued) y. Interest income and expense (continued)
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
When calculating the effective interest rate, the Bank estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument (for example, prepayment options, call option and other similar options) but does not consider future credit losses. The calculation includes all fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transactions costs and all other premiums or discounts.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Once a financial asset or a group of a similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognised using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.
Pada saat pinjaman yang diberikan mengalami penurunan nilai, bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya, bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.
When a loan is classified as non-performing, any interest income previously recognised but not yet collected is reversed against interest income. The reversed interest income is recognised as a contingent receivable.
Pendapatan provisi dan komisi
z.
Fees and commissions income
Provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/pengurang dari biaya perolehan kredit dan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
Fees and commissions income directly related to lending activities, are recognised as a part/deduction of lending cost and are recognised as interest income by amortising the carrying value of loan with effective interest rate method.
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian pinjaman dan jangka waktu tertentu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi.
Fees and commission income which are not related to lending activities and a spesific period are recognised as revenues at the transaction date.
Lampiran - 5/47 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
aa. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
3.
ACCOUNTING POLICIES (continued) aa. Transactions with related parties
Bank dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi. Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, istilah pihak yang berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No.7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan pihak-pihak yang berelasi”:
The Bank and Subsidiary enters into transactions with related parties. In these consolidated financial statements, the term related parties are used as defined in the Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No.7 (Revised 2010) regarding “Related party disclosures”:
i. perusahaan di bawah pengendalian Bank; ii. perusahaan asosiasi; iii. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; iv. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam catatan iii di atas; dan v. manajemen kunci dan anggota keluarganya.
i. entities under the control of the Bank; ii. associated companies; iii. investors with an interest in the voting that gives them significant influence;
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang berelasi diungkapkan dalam Catatan 34 atas laporan keuangan konsolidasian.
The nature of transactions and balances of accounts with the related parties are disclosed in the Note 34 to the consolidated financial statements.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
iv. entities controlled by investors under note iii above; and v.
key management and their relatives.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan, Bank senantiasa dihadapkan pada berbagai risiko finansial maupun risiko non-finansial. Perkembangan bisnis yang pesat pada lingkungan eksternal dan internal perbankan juga menyebabkan risiko kegiatan usaha bank semakin kompleks sehingga Bank harus mampu menerapkan manajemen risiko yang baik agar mampu beradaptasi dalam lingkungan bisnis perbankan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan akan sangat mendukung Bank untuk dapat beroperasi secara lebih berhati-hati. Prinsip-prinsip manajemen risiko tersebut pada dasarnya telah menjadi standar bagi dunia perbankan yang penerapannya diarahkan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 yang diubah melalui Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 yang diubah melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum”.
In conducting its function as a financial intermediary institution, the Bank always faces financial and non-financial risks. The rapid development in banking business externally and internally have resulted in a more complex risk for banks which forces the Bank implements a proper risk management to adapt with the banking business. Therefore, the risk management principle implemented will highly support the Bank to operate in a prudent manner. The risk management principles have become a standard for banking industry which implementation is regulated by Bank Indonesia through Bank Indonesia regulation No. 5/8/PBI/2003 dated 19 May 2003 amended by Bank Indonesia regulation No. 11/25/PBI/2009 dated 1 July 2009 concerning “Application of Risk Management for Commercial Bank” and Bank Indonesia Circular Letter No. 5/21/DPNP dated 29 September 2003 amended by Bank Indonesia Circular Letter No. 13/23/DPNP dated 25 October 2011 concerning “Application of Risk Management for Commercial Bank”.
Lampiran - 5/48 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Catatan di bawah ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan, kebijakan dan proses yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.
The following notes present information about the Bank’s exposure to each of the above risks, the Bank’s objectives and policies for measuring and managing the risks.
a. Risiko Hukum
a.
b.
c.
Legal Risk
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya beberapa hal yang antara lain adalah tingkat faktor litigasi atau jumlah tuntutan hukum yang dialami oleh Bank, faktor perikatan yang lemah seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya suatu perjanjian dan faktor ketiadaan peraturan dan perundang-undangan atau perubahan peraturan.
Legal risks are the risks that are caused by several factors i.e., the litigation factor level or the numbers of lawsuits incurred by the Bank, the weakness of legal agreement factors such as the incompleteness of the basic legal requirements in an agreement and the absence of laws and regulations or regulatory changed factor's.
Pengelolaan manajemen risiko hukum yang berkualitas dilakukan dalam rangka memastikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan pihak ketiga serta dalam menjalankan proses penyelesaian tuntutan hukum yang dialami oleh Bank didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum.
The quality of legal risk management is implemented in order to ensure that all activities of the Bank's business and the relationships with the third parties and in carrying out the process of settlement of lawsuits incurred by the Bank are based on the rules and requirements which can protect the interests of the Bank from a legal perspective.
Risiko Strategis
b.
Strategic Risk
Risiko strategis mengacu pada risiko yang disebabkan oleh adanya keputusan dan/atau penerapan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan strategis yang tidak tepat, atau kegagalan Bank dalam merespon perubahan-perubahan ekternal.
Strategic risk refers to the risk of a bad outcome attributed due to a decision and/or implementation of a Bank’s strategy, a bad or misjudged strategic decision or the Bank’s failure to respond to external changes.
Bank mengelola risiko strategis melalui proses pertimbangan dan pengambilan keputusan secara kolektif dan komprehensif di lingkungan komite-komite pengawasan dan eksekutif, yang turut mempengaruhi dan berdampak pada langkah-langkah bisnis yang akan diambil dalam kerangka kebijakan dan arah yang telah ditetapkan.
The Bank manages strategic risks through a comprehensive and collective consideration and decision-making processes encompassing areas of the supervisory and executive committees that influence and impact business decisions on policies and directions that the Bank will embark on.
Risiko Reputasi
c.
Risiko reputasi adalah risiko yang terutama disebabkan oleh adanya keluhan nasabah dan publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Selain itu faktor-faktor yang juga mempengaruhi risiko reputasi antara lain: reputasi pemegang saham, mitra bisnis, dan konflik internal.
Reputation Risk Reputation risk is the risk which is mainly caused by among others customer complaints and negative publicity related with the Bank’s activities or negative perception on the Bank. Other factors which influence reputation risk are shareholder’s reputation, business partners, and internal conflict.
Lampiran - 5/49 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
Risiko Reputasi (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) c.
Reputation Risk (continued)
Bank mengadopsi tiga lini pertahanan dalam mengelola risiko reputasi Bank. Manajemen Risiko Reputasi adalah tanggung jawab semua orang dan sebagai bagian dari peningkatkan kesadaran risiko reputasi Bank. Bank telah memberikan pelatihan Kode Etik dan Kesadaran Risiko untuk semua karyawan Bank. Sejak Januari 2013 sampai dengan Desember 2013, Bank telah memberikan 47 jenis pelatihan terhadap 2.523 karyawan (tidak diaudit).
The Bank adopted the Three Lines of Defense in managing its reputation risk. Managing reputation risk is everyone’s responsibility and as part of awareness on Bank reputation risk. Currently The Bank has delivered Code of Conduct and Risk Awareness training to all its employees. Since January 2013 untill December 2013, the Bank has conducted 47 types of risk relevant training sessions involving 2,523 staff (unaudited).
Dalam mengelola risiko reputasi, Bank mengadopsi ambang batas risiko sebagaimana tercantum dalam Pernyataan Risiko yang Dapat Diterima dan Matriks Risiko 5x5 dengan kebijakan-kebijakan seperti Kebijakan Manajemen Risiko, Penanganan Atas Keluhan dan Pemecahannya, Mediasi Bank dan Kebijakan Call Center. Pelaporan dan pemantauan dilakukan melalui pelaporan manajemen atas indikator metrik yang dilakukan secara berkala seperti laporan bulanan Customer Care dan laporan KRI. Contoh indikator yang dilaporkan adalah jumlah keluhan, status pemecahan atas keluhan, analisis kecenderungan dan penyebab utama keluhan. Tindakan responsif yang dilakukan oleh lini depan dan dukungan dalam menangani keluhan pelanggan, dan tindakan lanjutan atas keluhan pelanggan tersebut dapat mengurangi dampak negatif terhadap reputasi Bank.
In managing reputation risk, the Bank has adopted risk threshold as defined in Risk Appetite Statement and 5x5 Risk Matrix with policies in place such as Risk Management Policy, Complaint Handling and Resolution, Banking Mediation and Call Center Policy. Reporting and monitoring are done through regular management reporting of metric indicators such as Monthly Customer Care report and KRI reporting. Examples of indicators reported are number of complaints, resolution status of complaints, trend analysis, and root cause of complaints. Responsive actions performed by frontline and support stand in handling customer complaint, and follow up actions can mitigate negative impact likelihood of Bank’s reputation.
Bank juga memiliki proses penanganan media yang baik dan dijalankan dengan disiplin tinggi oleh Departemen Corporate Communications, dengan koordinasi yang baik dengan Direksi.
The Bank has in place a robust media management process implemented in a very discipline manner by Corporate Communications Department, with close coordination with Board of Directors.
Proses media monitoring dilaksanakan oleh Corporate Communications, yang mencakup pemantauan secara sistematis dari berbagai media publikasi dan kumpulan data dari sumber online (mencakup Social Media seperti Facebook dan Twitter) dengan jalur eskalasi masalah yang telah ditentukan berdasarkan signifikansi masalah kepada anggota Direksi yang terkait.
Media monitoring is conducted by Corporate Communications, which includes systematic recording of collection of press clipping from print media publications and collection of data from online sources (including social media sites such as Facebook and Twitter) with clear escalation path depending on significance of the issue, to the appropriate members of Board of Directors.
Jalur komunikasi yang jelas juga telah disiapkan untuk memastikan keseragaman pesan komunikasi kepada karyawan lini depan terkait dengan pemberitaan media atau isu reputasi.
A clear communication path was established to ensure standard communications messages are conveyed to all respective staff in regards to any media coverage or reputation issue.
Lampiran - 5/50 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) d.
e.
Risiko Kepatuhan
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) d.
Compliance Risk
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang timbul ketika Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku. Risiko kepatuhan, jika tidak dikelola dengan baik, berpotensi pada pengenaan denda, hukuman, atau rusaknya reputasi.
Compliance Risk is the risk when the Bank does not comply or implement current laws and regulations and other policies. If compliance risk not managed well, it will potentially lead to penalty charges, punishments, or damage to reputation.
Sedangkan tingkat eksposur risiko kepatuhan Bank dipengaruhi beberapa faktor termasuk perubahan peraturan, kebijakan internal Bank, proses dan sistem, dan yang paling penting adalah kesadaran dan budaya atas kepatuhan.
Whereas the level of the Bank's compliance risk exposure are determined by multiple factors including regulatory changes, internal policies, process and systems, and compliance awareness and culture.
Untuk tujuan ini, Bank telah mengembangkan kerangka kerja manajemen risiko kepatuhan yang komprehensif setiap tahun untuk meningkatkan budaya kepatuhan, struktur manajemen atau tata kelola yang menyeluruh, mekanisme pemantauan dan pengawasan strategi manajemen risiko serta evaluasi atas efektivitasnya. Pelaksanaan kerangka kerja ini mencakup pengkinian kerangka peraturan, pelatihan, konsultasi, peninjauan kebijakan, pemantauan atas kepatuhan, pengujian kepatuhan dan peningkatan sistem informasi manajemen risiko.
For this purpose, the Bank has developed an annual comprehensive compliance risk management framework to increase compliance culture, a comprehensive governance or management structure, risk management strategy, its effectiveness and monitoring the risk management strategy and control mechanism. The implementation of the framework covers regulatory framework update, training, advisory, policy review, compliance monitoring, compliance testing, and enhancing risk management information system.
Risiko Kredit
e.
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika nasabah, klien atau rekanan Bank gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit terutama berasal dari pinjaman yang diberikan kepada segmen konsumen dan komersial, garansi yang diterbitkan, letters of credit, endorsements dan akseptasi.
Credit risk is the risk of financial loss, should any of the Bank’s customers, clients or market counterparties fail to fulfill their contractual obligations to the Bank. Credit risk arises mainly from consumer and commercial loans, guarantees, letters of credit, endorsements and acceptances.
Bank juga dipengaruhi oleh risiko kredit lainnya yang berasal dari investasi pada efek-efek dan eksposur lain yang timbul dari aktivitas perdagangan (trading exposures).
The Bank is also exposed to other credit risks arising from investments in marketable securities and other exposures arising from its trading activities (trading exposures).
Lampiran - 5/51 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
Manajemen melakukan pengelolaan eksposur risiko kredit dengan hati-hati. Manajemen dan pengendalian atas risiko kredit dilakukan secara terpusat oleh tim manajemen risiko kredit, yang memberi laporan kepada pimpinan tiap unit bisnis dan Direksi secara rutin.
Management carefully manages its exposure to credit risk. The credit risk management and control are centralised in the credit risk management team, which reports to the head of each business unit and Directors regularly.
Dalam mengendalikan dan mengurangi risiko kredit, Bank secara konsisten menjalankan prinsip kehati-hatian dalam pemutusan kredit, sehingga pada akhirnya tercapai suatu keseimbangan antara pengelolaan risiko dengan pengembangan bisnis. Bersamaan dengan itu, pengelolaan portofolio terus dipantau oleh tim Manajemen Risiko untuk memastikan diversifikasi portofolio yang seimbang.
The Bank controls and reduces credit risk by consistently perform prudent credit assessment which results in a balanced credit risk and business development . At the same time, portfolio management is closely monitored within Risk Management Team to ensure balanced diversification of portfolio.
(i) Pengukuran risiko kredit
(i) Credit risk measurement
Estimasi terhadap eksposur risiko kredit adalah proses yang kompleks dan memerlukan penggunaan model, di mana nilai dari suatu produk bervariasi tergantung dengan perubahan pada variabel-variabel pasar, arus kas masa depan dan rentang waktu. Penilaian risiko kredit atas suatu portofolio aset memerlukan estimasi-estimasi, seperti kemungkinan terjadinya wanprestasi, rasio kerugian dan korelasi wanprestasi antar rekanan.
The estimation of credit risk exposure is a complex process and requires the use of models, as the value of a product varies depending on changes in market variables, expected cash flows and the passage of time. The assessment of credit risk of a portfolio of assets entails further estimations as to the likelihood of defaults occurring, of the associated loss ratios and of default correlations between counterparties.
Dalam mengukur risiko kredit untuk diberikan, Bank pinjaman yang mempertimbangkan tiga komponen: (i) estimasi kerugian, yang memperkirakan kemungkinan debitur atau rekanan tidak dapat memenuhi kewajibannya; (ii) estimasi tingkat eksposur saat debitur atau rekanan tidak dapat memenuhi kewajibannya baik pada on-balance sheet maupun off-balance sheet; dan (iii) estimasi kerugian yang harus ditanggung Bank apabila liabilitas yang telah wanprestasi tidak dibayar penuh.
In measuring the credit risk of loans, the Bank considers three components: (i) probability of default, estimating the likelihood of a debtor or counterparts not being able to fulfill their contractual obligations; (ii) exposure at default estimating the exposure at the time a debtor or counterpart has defaulted on their obligations, both on-balance sheet and off-balance sheet; and (iii) loss given default or estimation on the financial loss to the Bank should the defaulted obligation not be repaid in full.
Lampiran - 5/52 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
(i) Pengukuran risiko kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued) (i) Credit risk measurement (continued)
Untuk mengelola dan memantau risiko atas penyaluran kredit, Bank secara rutin melakukan analisis terhadap portofolio kredit berdasarkan segmentasi bisnis dan kualitas kredit dari debitur atau rekanan.
To manage and monitor credit risk, the Bank performs regular portfolio analysis based on portfolio segmentation and credit quality from debtors or counterparties.
Pemantauan atas kebijakan dan batas kredit dilakukan secara berkala termasuk pemantauan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit, segmentasi bisnis (kategori debitur), jenis mata uang dan sektor ekonomi.
Policy and limit monitoring is conducted on regular basis including: Legal Lending Limit, business segmentation (category of debtor), type of currency and economic sectors.
(ii) Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi
(ii) Risk limit control and mitigation policies
Bank mengelola, membatasi dan mengendalikan konsentrasi risiko kredit di manapun risiko tersebut teridentifikasi khususnya terhadap debitur individu dan kelompok, terhadap industri dan geografis.
The Bank manages, limits and controls concentrations of credit risk wherever they are identified in particular, to individual counterparties and groups, and to industries and geographies.
Bank menentukan tingkat risiko kredit yang dimiliki dengan menetapkan batas jumlah risiko yang bisa diterima yang terkait dengan satu debitur, atau kelompok debitur, dan berdasarkan segmen geografis dan industri. Risiko ini dimonitor secara berkala dan akan ditelaah secara tahunan atau dengan frekuensi yang lebih sering jika diperlukan.
The Bank determines the levels of credit risk it undertakes by placing limits on the amount of risk accepted in relation to one debtor, or groups of debtors, and to geographical and industry segments. Such risks are monitored on a regular basis and are subject to an annual or more frequent review, when considered necessary.
Batas pemberian kredit ditinjau sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan ekonomi dan peninjauan kredit secara berkala dan penilaian atas kemungkinan wanprestasi.
Lending limits are reviewed in the light of changing market and economic conditions and periodic credit reviews and assessments of probability of default.
Lampiran - 5/53 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(ii) Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi (lanjutan)
(ii) Risk limit control and mitigation policies (continued)
Beberapa pengendalian spesifik lainnya dan pengukuran mitigasi dijelaskan di bawah ini:
Some other specific control and mitigation measures are outlined below:
Agunan
Collateral
Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan pelunasan kredit apabila sumber pembayaran utama debitur tidak tersedia lagi. Jenis agunan yang dapat diterima untuk memitigasi risiko kredit meliputi:
The Bank applies policies to mitigate credit risk, by taking collateral to secure the repayment of loan if the primary source of debtor’s payment is no longer available. Collateral types that can be used to mitigate the credit risk include:
-
Kas Tanah dan/atau bangunan Standby Letter of Credit/Bank Garansi yang diterima Bank Mesin Kendaraan bermotor Piutang dagang Persediaan Saham atau surat berharga lainnya
-
Cash Land and/or buildings Standby Letter of Credit/Bank Guarantee received by the Bank Machinery Vehicles Trade receivables Inventory Stock or other marketable securities
Pemberian pembiayaan dan kredit jangka panjang kepada debitur korporasi pada umumnya disertai agunan. Sebagai tambahan, untuk meminimalisasi kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat penurunan nilai atas agunan untuk pinjaman yang terkait.
Longer term financing and lending to corporate debtors are generally secured. In addition, in order to minimise the credit loss, the Bank will require additional collaterals from the debtor when lower value in the collaterals are identified for the relevant loans.
Batas pemberian fasilitas untuk derivatif dan kredit
Lending limits for derivative and loan books
Risiko penyelesaian (settlement) muncul dalam situasi dimana pembayaran dalam bentuk uang tunai atau efek-efek dibuat dengan harapan mendapatkan penerimaan setara kas atau efek-efek. Batas transaksi harian ditetapkan untuk masing-masing counterparty untuk menjaga total dari keseluruhan risiko yang timbul dari penyelesaian transaksi pasar Bank pada setiap harinya.
Settlement risk arises in any situation where a payment in cash or securities is made with an expectation of receiving equivalent cash or securities. Daily settlement limits are established for each counterparty to cover the aggregate of all settlement risk arising from the Bank’s market transactions on any single day.
Lampiran - 5/54 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements
Eksposur risiko kredit terhadap aset keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Credit risk exposures relating to financial assets as at 31 December 2013 and 2012 are as follows:
Eksposur maksimum/ Maximum exposure 2013 2012 Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan Tagihan akseptasi Aset lain-lain
1,266,002 474,017
941,725 565,452
2,075,850 753,778 59,922
673,006 811,039 -
544,141 18,011 13,482,112 964,740 159,023
445,022 77,093 9,970,741 2,834 166,123
19,797,596
13,653,035
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreement Derivative receivables Loans Acceptance receivables Other assets
Credit risk exposures relating to offbalance sheet items as at 31 December 2013 and 2012 are as follows:
Eksposur maksimum/ Maximum exposure 2013 2012 Fasilitas pinjaman commited yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
613,481
1,103,128
Commited unused loan facilities granted
131,625 414,405
137,103 264,190
Irrevocable letters of credit Guarantees issued
1,159,511
1,504,421
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset keuangan, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bruto seperti yang diungkapkan pada laporan konsolidasian posisi keuangan.
Lampiran - 5/55 - Schedule
The above table represents maximum exposure of credit risk to the Bank as at 31 December 2013 and 2012, without taking account of any collateral held or other credit enhancements attached. For financial assets, the exposures set out above are based on gross carrying amounts as reported in the consolidated statement of financial position.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2013, 68,10% (2012: 73,03%) dari jumlah eksposur maksimum berasal dari pinjaman yang diberikan.
As at 31 December 2013, 68.10% (2012: 73.03%) of the total maximum exposure is derived from loans.
Manajemen yakin akan kemampuan Bank dalam mengendalikan dan memelihara eksposur risiko kredit yang minimal yang berasal dari pinjaman yang diberikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut: Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai kebijakan dan prosedur yang mencakup seluruh aspek pemberian kredit. Setiap pemberian kredit harus senantiasa mengacu pada kebijakan tersebut. Bank telah memiliki sistem deteksi permasalahan dini melalui pemantauan yang disiplin. Sebagian besar kredit diberikan dengan agunan kecuali untuk jenis kredit tertentu seperti personal loan, commercial loan dan fasilitas antar bank.
Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimum exposure of credit risk to the Bank resulting from its loans based on the following:
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure
a)
Sektor geografis
Bank has a documented credit policy and procedures that covers all aspects of Bank’s lending activities. At all times, loan transactions must adhere to the requirements of the Bank’s policy. Bank has early problem detection system through diciplined monitoring. Loans are mainly secured by collateral, except for certain loans such as personal loan, commercial loan and interbank loans.
a) Geographical sectors
Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya, yang dikategorikan berdasarkan area geografis pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Untuk tabel ini, Bank telah mengalokasikan eksposur area berdasarkan wilayah geografis tempat Bank beroperasi.
Lampiran - 5/56 - Schedule
The following table breaks down the Bank’s credit exposure without taking into account any collateral held or other credit support, as categorised by geographical region as at 31 December 2013 and 2012. For this table, the Bank has allocated exposures to regions based on the geographical area which activities are undertaken.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
e. Risiko Kredit (lanjutan)
e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
a)
a)
Sektor geografis (lanjutan)
Jakarta Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain
Sumatera
Lain-lain/ Others
Jumlah/ Total
1,266,002
-
-
-
-
-
1,266,002
474,017
-
-
-
-
-
474,017
2,075,850 753,778 59,922
-
-
-
-
-
2,075,850 753,778 59,922
544,141 18,011
-
-
-
-
-
544,141 18,011
8,914,177
417,209
541,175
1,931,298
455,603
1,222,650
13,482,112
962,974 129,810
3,521
3,315
1,766 12,100
2,710
7,567
964,740 159,023
15,198,682
420,730
544,490
1,945,164
458,313
1,230,217
19,797,596
Jakarta Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain
Jawa Barat/ West Java
2013 Jawa Timur/ East Java
Jawa Tengah/ Central Java
Geographical sectors (continued)
Jawa Barat/ West Java
2012 Jawa Timur/ East Java
Jawa Tengah/ Central Java
Sumatera
Lain-lain/ Others
Loans-gross Acceptance receivablesgross Other assets
Jumlah/ Total
941,725
-
-
-
-
-
941,725
565,452
-
-
-
-
-
565,452
673,006 811,039
-
-
-
-
-
673,006 811,039
445,022 77,093
-
-
-
-
-
445,022 77,093
6,754,442
330,743
243,299
1,311,906
955,521
374,830
9,970,741
1,147 153,763
1,240
745
1,687 6,375
803
3,197
2,834 166,123
10,422,689
331,983
244,044
1,319,968
956,324
378,027
13,653,035
Lampiran - 5/57 - Schedule
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
a)
a)
Sektor geografis (lanjutan) Eksposur risiko kredit atas rekening administratif adalah sebagai berikut:
Jakarta Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
b)
Credit risk exposure relating to off balance sheet items is as follows:
Jawa Tengah/ Central Java
2013 Jawa Timur/ East Java
Sumatera
Lain-lain/ Others
Jumlah/ Total
498,645
6,028
2,555
12,921
34,947
58,385
613,481
Committed unused loan facilities granted
126,481 383,683
-
450
5,144 15,898
-
14,374
131,625 414,405
Irrevocable letters of credit Guarantees issued
1,008,809
6,028
3,005
33,963
34,947
72,759
1,159,511
Jakarta Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
Jawa Barat/ West Java
Geographical sectors (continued)
Jawa Barat/ West Java
Jawa Tengah/ Central Java
2012 Jawa Timur/ East Java
Sumatera
Lain-lain/ Others
Jumlah/ Total
865,700
17,287
10,955
12,042
81,122
116,022
1,103,128
Committed unused loan facilities granted
76,269 258,819
-
1,550
3,026 2,621
-
57,808 1,200
137,103 264,190
Irrevocable letters of credit Guarantees issued
1,200,788
17,287
12,505
17,689
81,122
175,030
1,504,421
Sektor industri
b)
Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya, yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Lampiran - 5/58 - Schedule
Industry sectors The following table breaks down Bank’s credit exposure without taking into account any collateral held or other credit support, as categorised by industry sectors as at 31 December 2013 and 2012.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
e. Risiko Kredit (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
b) Sektor industri (lanjutan)
b) Industry sectors (continued)
Pemerintah/ Government Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain
Bank/ Bank
2013
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan/ Other Companies and Individual
Jasa-jasa Dunia Usaha/ Trade Services
Industri Pengolahan/ Manufacturing
Jumlah/ Total
1,266,002
-
-
-
-
-
1,266,002
-
474,017
-
-
-
-
474,017
41,993 59,922
2,033,857 753,778 -
-
-
-
-
2,075,850 753,778 59,922
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
544,141 -
17,859
-
73,194
132,219
233
4,978
1,985,485
3,416,708
Pemerintah/ Government Giro pada Bank Indonesia
Lembaga Keuangan Bukan Bank/ Financial Institution non Banks
-
-
152
544,141 18,011
973,832
591,284
38,374
11,673,209
13,482,112
20,150
921,250 -
-
43,490 133,662
964,740 159,023
993,982
1,512,534
38,374
11,850,513
19,797,596
Lembaga Keuangan Bukan Bank/ Financial Institution non Banks
Bank/ Bank
2012
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan/ Other Companies and Individual
Jasa-jasa Dunia Usaha/ Trade Services
Industri Pengolahan/ Manufacturing
Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets
Jumlah/ Total
941,725
-
-
-
-
-
941,725
-
565,452
-
-
-
-
565,452
-
673,006 811,039
-
-
-
-
673,006 811,039
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
445,022 -
76,933
-
-
-
160
445,022 77,093
29,444
554
491,841
382,219
33,013
9,033,670
9,970,741
3,055
14,107
36,935
-
-
2,834 112,026
2,834 166,123
1,419,246
2,141,091
528,776
382,219
33,013
9,148,690
13,653,035
Lampiran - 5/59 - Schedule
Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
e. Risiko Kredit (lanjutan)
e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
b) Sektor industri (lanjutan)
b) Industry sectors (continued)
Eksposur risiko kredit atas rekening administratif adalah sebagai berikut:
Pemerintah/ Government Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
Lembaga Keuangan Bukan Bank/ Financial Institution non Banks
Bank/ Bank
2013
Industri Pengolahan/ Manufacturing
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan/ Other Companies and Individual
Jasa-jasa Dunia Usaha/ Trade Services
Jumlah/ Total
-
193
212,675
5,148
165
395,300
613,481
Committed unused loan facilities granted
-
-
-
5,843
-
125,782
131,625
Irrevocable letters of credit Guarantees issued
-
37,271
-
488
166,272
210,374
414,405
-
37,464
212,675
11,479
166,437
731,456
1,159,511
Pemerintah/ Government Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
Credit risk exposure relating to off balance sheet items are as follows:
Lembaga Keuangan Bukan Bank/ Financial Institution non Banks
Bank/ Bank
2012
Industri Pengolahan/ Manufacturing
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan/ Other Companies and Individual
Jasa-jasa Dunia Usaha/ Trade Services
Jumlah/ Total
3,493
96,033
29,356
45,391
928,855
1,103,128
Committed unused loan facilities granted
-
-
-
23,462
-
113,641
137,103
Irrevocable letters of credit
-
24,094
-
430
168,378
71,288
264,190
Guarantees issued
-
27,587
96,033
53,248
213,769
1,113,784
1,504,421
c) Kualitas kredit dari aset keuangan Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:
Lampiran - 5/60 - Schedule
c) Credit quality of financial assets As at 31 December 2013 and 2012, credit risk exposures relating to financial assets are divided as follows:
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
c)
c) Credit quality of financial assets (continued)
Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan) Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2013
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
1,266,002
-
-
1,266,002
474,017
-
-
474,017
2,075,850 753,778 59,922
-
-
2,075,850 753,778 59,922
544,141 18,011
-
-
544,141 18,011
13,162,640
222,395
97,077
13,482,112
964,740 159,023
-
-
964,740 159,023
19,478,124
222,395
97,077
19,797,596
Jumlah/ Total
(53,471)
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other Banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets Less: Allowance for impairment losses
19,744,125
Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2012
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
941,725
-
-
Jumlah/ Total 941,725
565,452
-
-
565,452
673,006 811,039
-
-
673,006 811,039
445,022 77,093
-
-
445,022 77,093
9,358,544
527,950
84,247
9,970,741
2,834 166,123
-
-
2,834 166,123
13,040,838
527,950
84,247
13,653,035 (71,782) 13,581,253
Lampiran - 5/61 - Schedule
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other Banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets Less: Allowance for impairment losses
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
c) Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan)
c) Credit quality (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rincian kualitas aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai adalah sebagai berikut:
of
financial
assets
The quality of financial asset that are “neither past due nor impaired” as at 31 December 2013 and 2012 are as follows: 2013
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain
Belum jatuh tempo dan tidak menunggak/ Neither past due nor in arrears
Belum jatuh tempo tetapi fasilitas lain terdapat tunggakan/ Not past due but other facilities are in arrears
1,266,002 474,017
-
1,266,002 474,017
2,075,850 753,778 59,922
-
2,075,850 753,778 59,922
544,141 18,011 13,133,172 964,740 159,023
29,468 -
544,141 18,011 13,162,640 964,740 159,023
19,448,656
29,468
19,478,124
Belum jatuh tempo dan tidak menunggak/ Neither past due nor in arrears
Belum jatuh tempo tetapi fasilitas lain terdapat tunggakan/ Not past due but other facilities are in arrears
941,725 565,452
-
941,725 565,452
673,006 811,039
-
673,006 811,039
445,022 77,093 9,343,042 2,834 166,123
15,502 -
445,022 77,093 9,358,544 2,834 166,123
13,025,336
15,502
13,040,838
Jumlah/ Total
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables - gross Other assets
2012
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain
Lampiran - 5/62 - Schedule
Jumlah/ Total
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables - gross Other assets
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
c)
Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan)
c) Credit quality of financial assets (continued)
Penjelasan mengenai kualitas aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Details for financial asset’s quality that are “neither past due nor impaired” are as follows:
-
-
Belum jatuh tempo dan tidak menunggak Kemungkinan aset dapat diterima kembali adalah besar karena belum jatuh tempo dan tidak menunggak pada tanggal pelaporan, sehingga tidak menjadi kekhawatiran Bank.
-
Belum jatuh tempo tetapi fasilitas lain terdapat tunggakan
Neither past due nor in arrears There is a high likelihood of the assets being fully recovered since the assets has not past due and not in arrears at reporting date, therefore, there is no concern from Bank.
-
Not past due but other facilities are in arrears
Ada kekhawatiran atas kemampuan counterparty dalam melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo dikarenakan ada fasilitas lainnya yang telah menunggak. Dalam hal ini counterparty diharapkan dapat menyelesaikan seluruh pokok dan bunga atas fasilitas lain yang menunggak.
There is concern over the counterparty’s ability to make payments when due since there are other overdue facilities. In this case, the counterparty is expected to settle all the outstanding amounts of principal and interest which are in arrears.
Analisis umur kredit yang diberikan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah:
An age analysis of loans that are “past due but not impaired” on 31 December 2013 and 2012 is set out below:
Lampiran - 5/63 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
c) Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan)
c) Credit quality of financial assets (continued)
Ritel/Retail 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari
Jumlah/ Total
138,714 29,553 9,351
33,025 3,028 8,724
171,739 32,581 18,075
177,618
44,777
222,395
Ritel/Retail
1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari
2013 Usaha Kecil Menengah/ Small Medium Enterprise
2012 Usaha Kecil Menengah/ Small Medium Enterprise
Jumlah/ Total
348,385 64,614 21,049
84,697 6,961 2,244
433,082 71,575 23,293
434,048
93,902
527,950
(iv) Pinjaman yang diberikan
Tidak mengalami penurunan nilai/ Non impaired
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days
(iv) Loans
Ikthisar pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut:
Rupiah Mata uang asing
1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days
11,316,413 2,068,622 13,385,035 (23,587) 13,361,448
Loans are summarised as follows: 2013 Mengalami penurunan nilai/ Impaired 97,077 97,077 (29,200) 67,877
Lampiran - 5/64 - Schedule
Jumlah/ Total 11,413,490 2,068,622 13,482,112 (52,787) 13,429,325
Rupiah Foreign currencies Less: Allowance for impairment losses
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
e. Risiko Kredit (lanjutan)
e. Credit Risk (continued)
(iv) Pinjaman yang diberikan (lanjutan)
Tidak mengalami penurunan nilai/ Non impaired Rupiah Mata uang asing Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
8,571,008 1,315,486 9,886,494 (36,262) 9,850,232
f.
Risiko Tingkat Suku Bunga
(iv) Loans(continued) 2012 Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Jumlah/ Total
84,247 84,247
8,655,255 1,315,486 9,970,741
(35,518)
(71,780)
48,729
f.
Rupiah Foreign currencies Less: Allowance for impairment losses
9,898,961
Interest Rate Risk
Bank melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan tingkat suku bunga untuk mengurangi dampak negatif terhadap Bank, baik dampak terhadap laba maupun likuiditas, dari pergerakan tingkat suku bunga yang merugikan. Untuk mengukur risiko pasar karena pergerakan suku bunga, Bank melakukan analisis harian pada pergerakan marjin suku bunga dan juga melakukan analisis pada profil jatuh tempo seluruh aset dan liabilitas berdasarkan pada jadwal perubahan suku bunga (repricing schedule).
Interest rate exposure is also monitored by the Bank to reduce any negative impact to the Bank, either the impact on the profitability or on liquidity, due to adverse market interest rate movements. To measure market risk fluctuations in interest rates, the Bank performs daily analysis on the movement of interest rate margin and also reviews the maturity gap analysis based on the repricing schedule for all assets and liabilities.
Risiko tingkat suku bunga timbul dari berbagai layanan perbankan bagi nasabah.
Interest rate risk arises from the provision of a variety of banking services to customers.
Tujuan utama pengelolaan tingkat suku bunga adalah untuk membatasi dampak buruk dari pergerakan tingkat suku bunga terhadap laba dan untuk meningkatkan pendapatan di dalam batasan tertentu. Bila aktivitas lindung nilai alami masih menghasilkan ketidakcocokan (mismatch) tingkat suku bunga, lindung nilai dilakukan di dalam batasan yang telah ditentukan sebelumnya melalui penggunaan instrumen keuangan fisik dan instrumen keuangan derivatif lainnya.
The main objective of interest rate risk management is to limit the adverse effect of interest rate movements on profit and to enhance earnings within defined parameters. Where natural hedging still leaves a resultant interest rate mismatch, these are hedged within pre-defined limits through the use of physical financial instruments and other derivative financial instruments.
Sebagian besar deposito nasabah dan pinjaman yang diberikan dengan tingkat suku bunga mengambang, berkaitan langsung dengan tingkat suku bunga pasar atau tingkat suku bunga yang diumumkan, yang disesuaikan secara periodik guna mencerminkan pergerakan pasar.
A substantial proportion of customer deposits and lending at floating interest rate is either directly linked to market rates or based upon published rates which are periodically adjusted to reflect market movements.
Lampiran - 5/65 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) f.
3.
Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) f.
Tabel di bawah merangkum tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun untuk Rupiah dan mata uang asing.
Interest Rate Risk (continued) The table below summarises the annual average effective interest rates for Rupiah and foreign currencies. 2012
2013
Rupiah/ Rupiah % ASET Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Pinjaman yang diberikan LIABILITAS Simpanan nasabah dan dari bank lain: - Giro - Tabungan - Deposito berjangka Pinjaman yang diterima Medium Term Notes
(i)
Mata uang asing/ Foreign currencies %
Mata uang asing/ Foreign currencies %
Rupiah/ Rupiah %
2.10 4.59 8.31
1.63 3.55 -
2.40 4.29 -
1.58 5.49 -
5.06 11.38
4.52
4.25 11.84
4.92
ASSETS Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Loans
0.05 0.15 2.53 -
LIABILITIES Deposit from customers and other banks: Current accounts Savings Time deposits Borrowing Medium Term Notes
0.70 2.00 6.60 8.61
0.06 0.18 2.04 0.62 -
0.75 2.54 5.63 8.99
Eksposur bank terhadap risiko tingkat suku bunga
(i)
Bank exposure to interest rate risk
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan ekposur instrumen keuangan Bank terhadap risiko tingkat suku bunga yang dikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo.
The tables below summarises the Bank’s financial instrument exposure to interest rate risks which categorised by the earlier of contractual repricing or maturity dates. 2013
Tidak dikenakan bunga/ Non interest bearing Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain Jumlah
Suku bunga mengambang/Floating rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 1 month 3 months 12 months months
Suku bunga tetap/Fixed rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 1 month 3 months 12 months months
Jumlah/ Total
1,266,002
-
-
-
-
-
-
-
-
1,266,002
-
474,017
-
-
-
-
-
-
-
474,017
-
-
66,277 -
168,181 -
451,712 -
2,075,850 -
-
44,815 -
22,793 59,922
2,075,850 753,778 59,922
18,011
-
-
-
-
544,141 -
-
-
-
544,141 18,011
Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
-
384,312
1,255,495
4,369,500
2,684,732
8,455
42,463
410,285
4,326,870
13,482,112
964,740 159,023
-
-
-
-
-
-
-
-
964,740 159,023
Loans - gross Acceptance receivables - gross Other assets
2,407,776
858,329
1,321,772
4,537,681
3,136,444
2,628,446
42,463
455,100
4,409,585
19,797,596
Total
Lampiran - 5/66 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) f.
3.
Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan) (i)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) f.
Eksposur bank terhadap risiko tingkat suku bunga (lanjutan)
Interest Rate Risk (continued) (i)
Bank exposure to interest rate risk (continued)
2013
Tidak dikenakan bunga/ Non interest bearing
Suku bunga mengambang/Floating rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 1 month 3 months 12 months months
Suku bunga tetap/Fixed rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 1 month 3 months 12 months months
Jumlah/ Total
Liabilitas Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Medium Term Notes Liabilitas lain-lain Jumlah
-
7,540,730
-
-
-
4,937,298
1,407,349
252,591
90,791
14,228,759
4,690 964,740 288,145
255,567 -
254,269 -
-
-
15,000 -
1,500 -
1,000 49,891 -
-
273,067 4,690 964,740 254,269 49,891 288,145
Liabilities Deposits from customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Borrowing Medium Term Notes Other liabilities
1,257,575
7,796,297
254,269
-
-
4,952,298
1,408,849
303,482
90,791
16,063,561
Total
(6,937,968)
1,067,503
4,537,681
3,136,444
(2,323,852)
(1,366,386)
151,618
4,318,794
2,583,834
Repricing gap
Perbedaan repricing
2012
Tidak dikenakan bunga/ Non interest bearing Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain Jumlah
Suku bunga mengambang/Floating rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 1 month 3 months 12 months months
Suku bunga tetap/Fixed rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 1 month 3 months 12 months months
Jumlah/ Total
941,725
-
-
-
-
-
-
-
-
941,725
-
565,452
-
-
-
-
-
-
-
565,452
-
-
50,081
266,829
451,699
673,006 -
-
-
42,430
673,006 811,039
77,093
-
-
-
-
347,382 -
97,640 -
-
-
445,022 77,093
-
408,112
679,184
2,590,410
1,296,526
38,969
126,299
1,259,356
3,571,885
9,970,741
2,834 166,123
-
-
-
-
-
-
-
-
2,834 166,123
1,187,775
973,564
729,265
2,857,239
1,748,225
1,059,357
223,939
1,259,356
3,614,315
13,653,035
Liabilitas
Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables - gross Other assets Total
Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Medium Term Notes Liabilitas lain-lain
-
7,561,146
-
-
-
3,084,166
640,587
29,298
38,701
11,353,898
1,636 2,834 94,338
308,819 -
-
-
-
800 -
1,500 -
1,000 299,063 -
49,782 -
312,119 1,636 2,834 348,845 94,338
Liabilities Deposits from customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Medium Term Notes Other liabilities
Jumlah
98,808
7,869,965
-
-
-
3,084,966
642,087
329,361
88,483
12,113,670
Total
729,265
2,857,239
1,748,225
(2,025,609)
(418,148)
929,995
3,525,832
450,398
Repricing gap
Perbedaan repricing
(6,896,401)
Lampiran - 5/67 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) f.
3.
Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) f.
(ii) Sensitivitas terhadap pendapatan bunga bersih
Interest Rate Risk (continued) (ii) Sensitivity to net interest income
Dalam mengelola risiko suku bunga harian, Bank menggunakan 2 (dua) buah pendekatan: NII simulation dan repricing gap. Untuk pendekatan sensitivitas terhadap NII, Bank menggunakan skenario kenaikan maupun penurunan suku bunga sampai dengan 100 bps secara paralel. Sedangkan untuk repricing gap, batas yang berbeda diberlakukan untuk tiap tenor bucket.
In managing the daily interest rate, the Bank uses 2 (two) approaches: NII simulation and repricing gap. For NII sensitivity approach, the Bank uses the scenario of parallel increase or decrease in interest rates up to 100 Bps. Meanwhile, the repricing gap limits for each tenor bucket are applied for a repricing gap approach.
Bank juga memonitor sensitivitas perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan bunga bersih untuk 12 bulan ke depan.
The Bank also monitors sensitivity to changes in interest rate to the net interest income for the following 12 months.
Tabel berikut menyajikan sensitivitas pendapatan bunga bersih Bank terhadap kenaikan atau penurunan suku bunga secara paralel sebesar 100 bps.
This table presents a sensitivity of the Bank’s net interest income due to a parallel increase or decrease of interest rate by 100 bps.
Pengaruh terhadap pendapatan bunga bersih
Pengaruh terhadap pendapatan bunga bersih
Peningkatan paralel/ Parallel increase by 100bps
2013
Penurunan paralel/ Parallel decrease by 100bps
44,820
Peningkatan paralel/ Parallel increase by 100bps
2012
(44,820)
Impact to net interest income
Penurunan paralel/ Parallel decrease by 100bps
21,598
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa tingkat suku bunga bergerak pada jumlah yang sama, sehingga tidak mencerminkan pengaruh potensial laba atas perubahan beberapa tingkat suku bunga sementara yang lainnya tidak berubah, proyeksi juga mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan dan berdasarkan tanggal pelaporan yang konstan serta seluruh posisi hingga jatuh tempo.
Lampiran - 5/68 - Schedule
(21,598)
Impact to net interest income
The projection assumes that interest rates of all maturities move by the same amount and, therefore, does not reflect the potential impact on profit of some rates changing while others remain unchanged. The projections also assume that all other variables are held constant and are based on a constant reporting date position and that all positions run to maturity.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) f.
3.
Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) f.
(ii) Sensitivitas terhadap pendapatan bunga bersih
Interest Rate Risk (continued) (ii) Sensitivity to net interest income
Pengelolaan suku bunga harian dilakukan secara efektif oleh Asset Liability Management (ALM) Desk Treasury dan dipantau oleh Market Risk, dan dilaporkan kepada ALCO setiap bulannya.
Daily interest rate management is effectively performed by the Asset Liability management (ALM) Desk - Treasury and monitored by Market Risk, and report to the ALCO on monthly basis.
(iii) Sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual
(iii) Sensitivity to unrealised gains on available for sale marketable securities and government bonds
Tabel dibawah ini mengikhtisarkan sensitivitas (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 atas perubahan tingkat suku bunga yaitu:
The table below shows the sensitivity of the Bank unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds to movement interest rates on 31 December 2013 and 2012:
Pengaruh terhadap (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efekefek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual
Pengaruh terhadap (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efekefek dalam kelompok tersedia untuk dijual
Peningkatan/ increased by 100 bps
2013
Penurunan/ decreased by 100 bps
(11,680) Peningkatan/ increased by 100 bps
2012
11,680
Impact to unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds
Penurunan/ decreased by 100 bps
(10,550)
10,550
Impact to unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan dan berdasarkan tanggal pelaporan yang konstan serta seluruh posisi hingga jatuh tempo.
The projection assumes that all other variables are held constant. It also assumes a constant reporting date position and that all position run to maturity.
Sensitivitas atas laba bersih dan (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual, tidak memperhitungkan efek dari lindung nilai dan tindakan-tindakan Bank untuk mengurangi risiko atas tingkat suku bunga.
The above sensitivity of net income and unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities do not take into account the effects of hedging and do not incorporate actions that the Bank would take to mitigate the impact of this interest rate risks.
Dalam kenyataannya, Bank secara proaktif melakukan mitigasi atas efek prospektif pergerakan tingkat suku bunga.
In practice, the Bank proactively seeks to mitigate the effect of potential interest rates movements.
Lampiran - 5/69 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
g. Risiko Mata Uang
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) g. Currency Risk
Risiko ini umumnya terjadi dari transaksi dan produk valuta asing, baik dengan nasabah korporasi maupun ritel, dan dari aktivitas pasar valuta asing antar bank seperti kontrak berjangka. Risiko kurs mata uang dimonitor dan dilaporkan setiap hari oleh Bank untuk memastikan bahwa dampak pergerakan nilai tukar mata uang asing yang merugikan dapat dikendalikan dengan batas yang ditentukan.
Primarily, this exposure arises from foreign currency products and transactions, both for corporate and retail clients, and activities in the interbank foreign currency market such as forward contracts. Currency rate risk is monitored and reported daily by the Bank to ensure that exposure to adverse foreign currency exchange rate movements are maintained within pre-defined limits.
Berikut ini adalah posisi devisa neto Bank per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The following is the Bank’s foreign currency net open position as at 31 December 2013 and 2012: 2013
Mata uang POSISI KEUANGAN Dolar Australia Euro Pound Sterling Inggris Dolar Hongkong Yen Jepang Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
Aset/ Assets
Liabilitas/ Liabilities
2,147,252 60,690 27,677 221 166,493 2,296 108,097 3,915,886
Posisi Devisa Neto Absolut/ Absolute Net Open Position
2,298,036 139,683 26,475 158,887 2,043 109,433 4,154,260
150,784 78,993 1,202 221 7,606 253 1,336 238,374
Currency FINANCIAL POSITION Australian Dollar Euro Great Britain Pound Sterling Hongkong Dollar Japanese Yen New Zealand Dollar Singapore Dollar United States Dollar
478,769 JUMLAH KESELURUHAN (POSISI KEUANGAN DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Australia Euro Pound Sterling Inggris Dolar Hongkong Yen Jepang Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
2,476,320 144,487 27,677 221 169,528 2,296 108,097 5,818,259
2,477,839 143,873 26,475 172,261 2,043 109,433 5,791,450
1,519 614 1,202 221 2,733 253 1,336 26,809
OVERALL POSITION (FINANCIAL POSITION AND OFF-BALANCE SHEET) Australian Dollar Euro Great Britain Pound Sterling Hongkong Dollar Japanese Yen New Zealand Dollar Singapore Dollar United States Dollar
34,687 Jumlah Modal Tier I dan II Rasio posisi devisa netoPosisi keuangan Rasio posisi devisa neto(Posisi keuangan dan rekening administratif)
Lampiran - 5/70 - Schedule
3,990,175
Total Tier I and II Capital
12.00%
Net open position ratioStatements of financial position
0.87%
Net open position ratio(Statements of financial position and off-balance sheet)
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
g. Risiko Mata Uang (lanjutan)
g. Currency Risk (continued) 2012
Mata uang POSISI KEUANGAN Dolar Australia Euro Pound Sterling Inggris Dolar Hongkong Yen Jepang Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Aset/ Assets
Liabilitas/ Liabilities
1,430,252 146,926 26,333 633 172,232 3,905 88,238 1,875,098
Posisi Devisa Neto Absolut/ Absolute Net Open Position
1,431,427 144,709 26,506 43 172,717 3,636 89,684 2,801,536
1,175 2,217 173 590 485 269 1,446 926,438
Currency FINANCIAL POSITION Australian Dollar Euro Great Britain Pound Sterling Hongkong Dollar Japanese Yen New Zealand Dollar Singapore Dollar United States Dollar
932,793 JUMLAH KESELURUHAN (POSISI KEUANGAN DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Australia Euro Pound Sterling Inggris Dolar Hongkong Yen Jepang Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
1,630,190 149,663 26,333 633 185,722 3,905 88,238 3,143,428
1,641,372 149,674 26,506 43 185,733 3,636 89,684 3,108,576
11,182 11 173 590 11 269 1,446 34,852
OVERALL POSITION (FINANCIAL POSITION AND OFF-BALANCE SHEET Australian Dollar Euro Great Britain Pound Sterling Hongkong Dollar Japanese Yen New Zealand Dollar Singapore Dollar United States Dollar
48,534 Jumlah Modal Tier I dan II Rasio posisi devisa neto Posisi keuangan Rasio posisi devisa neto (Posisi keuangan dan rekening administratif)
1,906,451
Total Tier I and II Capital
48.93%
Net open position ratio Statements of Financial Position
2.55%
Net open position ratio (Statements of Financial Position and off-balance sheet)
Posisi Devisa Neto posisi keuangan dan rekening administratif per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 yang dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tertanggal 1 Juli 2010, No. 7/37/PBI/2005 tertanggal 30 September 2005 dan No. 6/20/PBI/2004 tertanggal 15 Juli 2004 adalah masing-masing 0,87% dan 2,55%.
The Net Open Position financial position and offbalance sheet as at 31 December 2013 and 2012 which was calculated based on Bank Indonesia Regulation No. 12/10/PBI/2010 dated 1 July 2010, No. 7/37/PBI/2005 dated 30 September 2005 and No. 6/20/PBI/2004 dated 15 July 2004 are 0.87% and 2.55%, respectively.
Tabel dibawah ini mengikhtisarkan eksposur Bank atas risiko nilai tukar mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Termasuk didalamnya adalah instrumen keuangan pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan jenis mata uang.
The table below summarises exposure to foreign currency exchange rate risk at 31 December 2013 and 2012. Included in the table are financial instruments at carrying amounts, categorised by currency.
Lampiran - 5/71 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
g. Risiko Mata Uang (lanjutan) Dolar Amerika Serikat/ United States Dollar Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan-bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain Jumlah aset
g. Currency Risk (continued) 2013 Dolar Singapura/ Singapore Dollar
Euro/ Euro
Yen Jepang/ Japanese Yen
Dolar Australia/ Australian Dollar
Dolar Hong Kong/ Hong Kong Dollar
Pound Sterling/ Pound Sterling
Lain-lain/ Others
Jumlah/ Total Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities
578,148
-
-
-
-
-
-
-
578,148
57,881
59,134
83,290
166,375
49,002
221
27,647
2,291
445,841
206,890 -
-
-
-
1,280,966 753,778
-
-
-
1,487,856 753,778
2,046,478
-
13,243
-
8,901
-
-
-
2,068,622
964,740 42,760
252
53
-
15,126
-
-
-
964,740 58,191
Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets
3,896,897
59,386
96,586
166,375
2,107,773
221
27,647
2,291
6,357,176
Total assets
Liabilitas Simpanan nasabah Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain
2,893,502 964,740
139,494 -
109,353 -
158,887 -
2,136,433 -
-
26,475 -
2,043 -
5,466,187 964,740
Liabilities Deposits from customers Acceptance payables
254,269 63,968
37
53
-
160,097
-
-
-
254,269 224,155
Borrowing Other liabilities
Jumlah liabilitas
4,176,479
139,531
109,406
158,887
2,296,530
-
26,475
2,043
6,909,351
Posisi keuangan neraca - bersih Rekening administratif - bersih
(279,582) 362,075
Dolar Amerika Serikat/ United States Dollar Aset Giro pada Bank Indonesia
(80,145) -
(12,820)
7,488
(188,757)
221
1,172
248
(115)
-
(167,210)
-
-
-
Pound Sterling/ Pound Sterling
Lain-lain/ Others
2012 Dolar Singapura/ Singapore Dollar
Euro/ Euro
Yen Jepang/ Japanese Yen
Dolar Australia/ Australian Dollar
Dolar Hong Kong/ Hong Kong Dollar
(552,175) 194,750
Total liabilities Net on balance sheet financial position Off-balance sheet - net
Jumlah/ Total Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities
376,530
-
-
-
-
-
-
-
376,530
76,225
145,479
67,940
172,117
56,417
633
26,321
3,904
549,036
62,644 -
-
-
-
510,362 811,039
-
-
-
573,006 811,039
1,298,800
-
11,649
-
5,037
-
-
-
1,315,486
2,834 32,511
360
19
-
13,777
-
-
-
2,834 46,667
Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets
Jumlah aset
1,849,544
145,839
79,608
172,117
1,396,632
633
26,321
3,904
3,674,598
Total assets
Liabilitas Simpanan nasabah Liabilitas akseptasi Liabilitas lain-lain
2,751,621 2,834 46,218
144,413 153
89,652 31
172,717 -
1,429,071 925
-
26,506 -
3,636 -
4,617,616 2,834 47,327
Liabilities Deposits from customers Acceptance payables Other liabilities
Jumlah liabilitas
2,800,673
144,566
89,683
172,717
1,429,996
-
26,506
3,636
4,667,777
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pinjaman yang diberikan-bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain
Posisi keuangan neraca - bersih
(951,129)
1,273
(10,075)
Rekening administratif - bersih
(526,587)
-
(1,670)
(600) -
(33,364)
633
(153,788)
-
Lampiran - 5/72 - Schedule
(185) -
Total liabilities
268
(993,179)
Net on balance sheet financial position
-
(682,045)
Off-balance sheet - net
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
g. Risiko Mata Uang (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) g. Currency Risk (continued)
Sensitivitas terhadap laba bersih
Sensitivity to net income
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas laba bersih Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 atas perubahan nilai tukar mata uang asing yaitu:
The table below shows the sensitivity of the Bank’s net income to movement in foreign exchange rates as at 31 December 2013 and 2012:
Peningkatan/ increased by 5% Pengaruh terhadap laba bersih
2013
Penurunan/ decreased by 5%
1,180 Peningkatan/ increased by 5%
Pengaruh terhadap laba bersih
(1,180) 2012
Penurunan/ decreased by 5%
1,144
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa perubahan nilai tukar mata uang asing bergerak pada jumlah yang sama sehingga tidak mencerminkan perubahan potensial kepada laba atas perubahan beberapa nilai tukar mata uang asing sementara lainnya tidak berubah. Proyeksi juga mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan dan berdasarkan tanggal pelaporan yang konstan serta seluruh posisi hingga jatuh tempo.
h. Risiko Likuiditas
Impact to net income
(1,144)
Impact to net income
The projection assumes that foreign exchange rates move by the same amount and, therefore, do not reflect the potential impact on profit of some rates changing while others remain unchanged. The projections also assume that all other variables are held constant and are based on a constant reporting date position and that all positions run to maturity.
h. Liquidity Risk
Kebijakan likuiditas Bank didasarkan untuk memastikan bahwa setiap kebutuhan dana di saat ini, maupun di masa datang baik untuk kondisi normal maupun kondisi stres dapat dipenuhi. Beberapa pendekatan dalam melaksanakan risiko likuiditas, dilakukan termasuk: liquidity gap analysis, liquidity stress test analysis, dan liquidity ratio analysis. Di mana untuk mengendalikan risiko likuiditas tersebut ditetapkan beberapa batasan dan parameter. Di samping itu dalam mengendalikan risiko likuiditas juga dilakukan pemantauan atas indikatorindikator internal dan eksternal. Untuk menghadapi kondisi stres juga ditetapkan contingency funding plan untuk penanganan kondisi tersebut. Jumlah aset lancar yang memadai dipertahankan untuk menjamin kebutuhan likuiditas yang terkendali setiap waktu. Hal ini sejalan dengan peraturan baru BI tentang manajemen risiko likuiditas yang tercantum dalam Surat Edaran BI No.11/16/DPNP/2009.
The Bank’s liquidity policy is established to ensure that current and future funding requirements can be fulfilled in normal or stress conditions. Several liquidity management technique are applied included: liquidity gap analysis, liquidity stress test analysis, and liquidity ratios analysis. Whereas in managing liquidity risk, the Bank sets some limits and parameters. Meanwhile, the Bank also monitors the internal and external indicators to manage liquidity risk. The Bank also sets a contingency funding plan that is used to handle or solve the crisis condition. Appropriate levels of liquid assets are held to ensure that a prudent level of liquidity is maintained at all times. This is in accordance with BI circular letter No.11/16/DPNP/2009 regarding liquidity risk management.
Lampiran - 5/73 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) h.
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
h.
Liquidity Risk (continued)
Pengelolaan likuiditas Bank ditekankan pada penyesuaian arus dana masuk dan keluar. Kesenjangan arus dana diantisipasi dengan memelihara aset likuid tingkat pertama yang berupa giro wajib minimum serta efek-efek jangka pendek yang sangat likuid. Aset likuid tingkat dua dikelola melalui penempatan dana jangka pendek di bank lain serta efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual. Pengelolaan likuiditas juga dilakukan melalui pengelolaan struktur sumber dana dengan memperhatikan limit konsentrasi deposan. Selain itu, Bank senantiasa memelihara kemampuannya untuk melakukan akses ke pasar uang, dengan memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden.
The Bank’s liquidity management focuses on cash inflow and outflow adjustment. The gap in cash flow is anticipated through managing the first tier assets such as minimum statutory reserves and highly liquid short term marketable securities. Second tier assets are managed through short term placements with other banks and available for sale marketable securities. Liquidity management is also performed through managing the structure of funding by implementing proper thresholds on the concentrations of depositors. In addition, the Bank maintains its ability to access the financial market, by maintaining its relationships with correspondent banks.
Bank memonitor jangka waktu jatuh tempo komitmen kredit oleh karena komitmen dengan jangka waktu yang lebih lama pada umumnya memiliki risiko kredit yang lebih besar dibandingkan dengan komitmen yang memiliki jangka waktu yang lebih pendek.
The Bank monitors the term to maturity of credit commitments because longer term commitments generally have a greater degree of credit risk than shorter term commitments.
Pelaporan jatuh tempo instrumen keuangan yang didiskonto adalah sebagai berikut:
The maturity profile of the Bank’s discounted financial instruments are as follows:
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/ Dibayarkan sesuai permintaan/ No contractual maturity/ Repayable on demand
2013
Lebih dari Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d 6 bulan s/d 3 bulan/ 6 bulan/ 12 bulan/ More than More than More than 1 month 3 months 6 months until until until 3 months 6 months 12 months
Sampai dengan 1 bulan/ Up to 1 month
Lebih dari 12 bulan/ More than 12 months
Jumlah/ Total
Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Goverment Bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
-
1,266,002
-
-
-
-
1,266,002
-
474,017
-
-
-
-
474,017
-
2,075,850 -
66,277 -
-
212,996 -
474,505 59,922
2,075,850 753,778 59,922
-
544,141 12,595
5,416
-
-
-
544,141 18,011
-
392,767
1,297,958
1,537,400
3,242,385
7,011,602
13,482,112
-
722,382 155,776
242,358 2,148
1,099
-
-
964,740 159,023
-
5,643,530
1,614,157
1,538,499
3,455,381
7,546,029
19,797,596
(53,471)
-
-
-
-
-
(53,471)
Total Less: Allowance for impairment losses
(53,471)
5,643,530
1,614,157
1,538,499
3,455,381
7,546,029
19,744,125
Total
Lampiran - 5/74 - Schedule
Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
h. Risiko Likuiditas (lanjutan)
h. Liquidity Risk (continued)
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/ Dibayarkan sesuai permintaan/ No contractual maturity/ Repayable on demand
2013 (lanjutan/continued)
Lebih dari Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d 6 bulan s/d 3 bulan/ 6 bulan/ 12 bulan/ More than More than More than 1 month 3 months 6 months until until until 3 months 6 months 12 months
Sampai dengan 1 bulan/ Up to 1 month
Lebih dari 12 bulan/ More than 12 months
Jumlah/ Total
Liabilitas Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Medium Term Notes Liabilitas lain-lain
-
12,478,028 270,567 4,690 722,382 254,269 247,437
1,407,349 1,500 242,358 22,760
123,215 2,101
129,376 1,000 49,891 10,710
90,791 5,137
14,228,759 273,067 4,690 964,740 254,269 49,891 288,145
Liabilities Deposits from customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Borrowing Medium Term Notes Other liabilities
Jumlah
-
13,977,373
1,673,967
125,316
190,977
95,928
16,063,561
Total
1,413,183
3,264,404
7,450,101
3,680,564
Maturity gap
Lebih dari Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d 6 bulan s/d 3 bulan/ 6 bulan/ 12 bulan/ More than More than More than 1 month 3 months 6 months until until until 3 months 6 months 12 months
Lebih dari 12 bulan/ More than 12 months
Perbedaan jatuh tempo
(53,471) Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/ Dibayarkan sesuai permintaan/ No contractual maturity/ Repayable on demand
Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikanbruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain
(8,333,843)
(59,810)
2012
Sampai dengan 1 bulan/ Up to 1 month
-
941,725
-
-
-
-
941,725
-
565,452
-
-
-
-
565,452
-
673,006 -
50,081
166,461
100,368
494,129
673,006 811,039
-
347,382 900
97,640 123
-
76,070
-
445,022 77,093
-
447,081
805,483
1,346,095
2,503,671
4,868,411
9,970,741
-
1,687 88,386
1,147 4,795
8,910
16,330
47,702
2,834 166,123
-
3,065,619
959,269
1,521,466
2,696,439
5,410,242
13,653,035
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(71,782)
-
-
-
-
-
Jumlah
(71,782)
3,065,619
959,269
1,521,466
2,696,439
5,410,242
Liabilitas Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Medium Term Notes Liabilitas lain-lain Jumlah Perbedaan jatuh tempo
Jumlah/ Total
(71,782)
Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets Total Less: Allowance for impairment losses
13,581,253
Total
-
10,645,312
640,587
29,298
38,701
-
11,353,898
Liabilities Deposits from customers
-
309,619 694 1,687 77,234
1,500 394 1,147 2,735
1,000 548 2,398
299,063 9,299
49,782 2,672
312,119 1,636 2,834 348,845 94,338
Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Medium Term Notes Other liabilities
-
11,034,546
646,363
33,244
347,063
52,454
12,113,670
Total
(7,968,927)
312,906
1,488,222
2,349,376
5,357,788
1,467,583
Maturity gap
(71,782)
Lampiran - 5/75 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
h. Risiko Likuiditas (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) h. Liquidity Risk (continued)
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari liabilitas sesuai arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/ Dibayarkan sesuai permintaan/ No contractual maturity/ Repayable on demand
The maturity tables below provide information about maturities on contractual undiscounted cash flows of liabilities on 31 December 2013 and 2012. 2013
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
1 - 3 bulan/ months
3 - 12 bulan/ months
Lebih dari 12 bulan/ More than 12 months
Jumlah/ Total
Liabilitas non-derivatif Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Medium Term Notes Liabilitas lain-lain
-
12,495,649 272,574 722,382 227,809
1,415,692 1,506 242,358 254,378 14,302
254,218 1,006 50,291 10,779
91,319 4,608
14,256,878 275,086 964,740 254,378 50,291 257,498
Jumlah
-
13,718,414
1,928,236
316,294
95,927
16,058,871
Liabilitas derivatif
-
3,944
-
-
-
3,944
Jumlah
-
13,722,358
1,928,236
316,294
95,927
16,062,815
Non-derivative liabilities Deposits from customers Deposits from other bank Acceptance payables Borrowing Medium Term Notes Other liabilities Deriva
tiveTotal
Derivative payables Derivative li
Total
2012
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/ Dibayarkan sesuai permintaan/ No contractual maturity/ Repayable on demand
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
1 - 3 bulan/ months
3 - 12 bulan/ months
Lebih dari 12 bulan/ More than 12 months
Jumlah/ Total
Liabilitas non-derivatif Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas akseptasi Medium Term Notes Liabilitas lain-lain
-
10,653,710 309,872 1,687 68,583
642,242 1,505 1,147 839
68,492 1,000 301,396 8,639
50,182 2,272
11,364,444 312,377 2,834 351,578 80,333
Jumlah
-
11,033,852
645,733
379,527
52,454
12,111,566Derivative liabi
Liabilitas derivatif
-
(742)
(13,271)
61,241
-
47,228
Derivative payables
Jumlah
-
11,033,110
632,462
440,768
52,454
12,158,794
Derivative liTotal
Lampiran - 5/76 - Schedule
Non-derivative liabilities Deposits from customers Deposits from other banks Acceptance payables Medium Term Notes Other liabilities Total
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
h. Risiko Likuiditas (lanjutan)
h. Liquidity Risk (continued)
Informasi mengenai perkiraan cash outflow dari rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Jumlah
Jumlah
3 - 12 bulan/ months
Lebih dari/ More than 5 tahun/ 1 - 5 tahun/ years years
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
1 - 3 bulan/ months
-
28,700
100,361
206,800
250,332
27,288
613,481
Committed unused loan facilities granted
-
8,587
57,049
65,989
-
-
131,625
Irrevocable letters of credit
Jumlah/ Total
-
685
1,493
212,638
199,589
-
414,405
Guarantees issued
-
37,972
158,903
485,427
449,921
27,288
1,159,511
Total
2012
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/ Dibayarkan sesuai permintaan/ No contractual maturity/ Repayable on demand Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
The table below provide information about estimated cash outflow of off-balance sheet as at 31 December 2013 and 2012. 2013
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/ Dibayarkan sesuai permintaan/ No contractual maturity/ Repayable on demand Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
1 - 5 tahun/ years
Lebih dari/ More than 5 tahun/ years
734,651
135,970
26,131
1,103,128
Committed unused loan facilities granted
42,254
21,643
-
-
137,103
Irrevocable letters of credit
1,513
1,888
63,559
197,230
-
264,190
Guarantees issued
165,411
159,826
819,853
333,200
26,131
1,504,421
Total
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
1 - 3 bulan/ months
-
90,692
115,684
-
73,206
-
3 - 12 bulan/ months
Lampiran - 5/77 - Schedule
Jumlah/ Total
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) i.
Risiko Operasional
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) i.
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko kerugian langsung ataupun tidak langsung yang terjadi karena tidak memadainya atau karena adanya kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya masalah eksternal yang dapat mempengaruhi operasional Bank.
Operational risk is the risk due to direct or indirect loss resulting from inadequate or failure in internal processes, people and systems or from external problems that affect the Bank’s operations.
Pernyataan Risiko yang dapat Diterima Bank telah menetapkan batasan yang diterima dan landasan dalam membangun budaya manajemen risiko di dalam organisasi.
The Bank’s Risk Appetite Statement establishes the accepted limits and sets the tone for the risk management culture within the organization.
Pengelolaan risiko operasional dilakukan berdasarkan batas-batas yang telah ditetapkan dalam Pernyataan Risiko yang dapat Diterima Bank tersebut serta dijalankan melalui Kerangka Kerja Manajemen Risiko Operasional dan 3 lini pertahanan. Kerangka Kerja Manajemen Risiko Operasional mengidentifikasi, menilai, mengelola dan melaporkan risiko operasional secara konsisten dan dapat diandalkan dengan fokus pada kesadaran risiko, penilaian atas risiko dan pengendalian, control assurance program, penerapan indikator risiko utama, pelaporan insiden risiko operasional, serta memberikan risk advisory.
The Management of operational risk is governed within the boundaries defined in the Risk Appetite Statement and operationalised through the Operational Risk Management Framework and 3 lines of defense. The Operational Risk Management Framework identifies, assesses, manages and reports on operational risks on a consistent and reliable basis with focus on risk awareness, risk and control self assessment, control assurance program, key risk indicators, operational risk incident escalation and reporting, and risk advisory.
Pengelolaan risiko operasional juga dilakukan dengan memperkuat aspek keamanan dan kehandalan operasi teknologi informasi sehingga kesalahan manusia, fraud, kesalahan proses dan potensi kegagalan sistem yang menyebabkan terganggunya kelangsungan bisnis dapat dicegah dan diantisipasi lebih dini.
Operational risk management is also performed by strengthening security and operational aspects of information technology so that human error, fraud, processing errors and system failure that can affect business continuity can be anticipated and prevented.
Sebagai bagian dari pencegahan atas risiko penipuan, Bank menerapkan strategi anti fraud yang mencakup kesadaran atas risiko penipuan, penetapan Komite Integritas pada tingkat Direksi, formalisasi kebijakan dengan fokus pada pencegahan, deteksi, pemantauan, penyelidikan, dan pelaporan insiden penipuan, serta pemberlakukan mekanisme whistleblower.
As part of fraud prevention, the Bank have implemented an Anti-Fraud Strategy across the Bank encompassing fraud risk awareness, the establishment of an Integrity Committee at Board of Director level, policy formalization with focus on prevention, detection, investigation, monitoring and reporting, and the adoption of a whistleblower channel.
Kegiatan Business Continuity dan Disaster Recovery dilakukan secara bersama-sama dengan pengujian dilakukan secara berkala oleh unit bisnis inti operasional. Bank memiliki level 1 operational site sebagai bagian dari rencana kontinuitas bisnis untuk memastikan kegiatan operasional bank dapat berjalan secara berkelanjutan dan termitigasi dari gangguan eksternal.
Business Continuity and Disaster Recovery activities are undertaken simultaneously with testing conducted regularly by the core operational business units. The Bank has in place a level 1 operational site as part of its business continuity plan to ensure operations are sustainable following external disruption.
Lampiran - 5/78 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) i.
3.
Risiko Operasional (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) i.
Bank telah mengimplementasikan pendekatan 3 lini pertahanan (3 lines of defense) untuk mengelola risiko, mendukung kepemilikan atas risiko dan budaya pengelolaan risiko di semua aspek Bank. Bank mengerahkan upaya terbaik untuk mengelola risiko operasional dengan memastikan akan pentingnya pengelolaan risiko ini ditanamkan pada seluruh jajaran organisasi Bank. Bank berkomitmen penuh untuk secara kontinyu meningkatkan kemampuan pengelolaan risiko operasional melalui penggunaan berbagai proses pengendalian dan perangkat. j.
Bank has implemented the 3 lines of defense approach to managing risk, reinforcing risk ownership and risk management culture across all aspects of the Bank. The Bank applies within its best efforts by ensuring that the importance of managing the risk is embedded at all levels of Bank’s organisation. The Bank has fully committed to continually increase its capability in managing operational risk using various control processes and tools.
Nilai wajar instrumen keuangan
j.
Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012: Nilai tercatat/ Carrying value
Operational Risk (continued)
Fair value of financial instruments The table below summarises the carrying amounts and fair values of the Bank’s financial instruments as at 31 December 2013 and 2012:
2013 Nilai wajar/ Fair value
2012 Nilai tercatat/ Nilai wajar/ Carrying Fair value value
Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan Tagihan akseptasi Aset lain-lain
Liabilitas Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Medium Term Notes Liabilitas lain-lain
1,266,002 474,017
1,266,002 474,017
941,725 565,452
941,725 565,452
2,075,850 752,333 60,520
2,075,850 753,778 59,922
673,006 810,020 -
673,006 811,039 -
544,141 18,011 13,482,112 964,740 159,023
544,141 18,011 13,403,834 964,740 159,023
445,022 445,022 77,093 77,093 9,970,741 10,053,673 2,834 2,834 166,123 166,123
19,796,749
19,719,318
13,652,016 13,735,967
14,228,759 273,067 4,690 964,740 254,269 49,891 288,145
14,228,759 273,067 4,690 964,740 254,269 49,466 288,145
11,353,898 11,353,898 312,119 312,119 1,636 1,636 2,834 2,834 348,845 312,084 94,338 94,338
16,063,561
16,063,136
12,113,670 12,076,909
Lampiran - 5/79 - Schedule
Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Goverment bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans Acceptances receivable Other assets
Liabilities Deposits from customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptances payables Borrowing Medium Term Notes Other liabilities
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) j.
Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan) (i)
Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, tagihan derivatif, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lain-lain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas derivatif, liabilitas akseptasi, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain.
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) j.
Fair value (continued) (i)
Estimasi nilai wajar terhadap giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, tagihan derivatif, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lain-lain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas derivatif, liabilitas akseptasi, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Dikarenakan sisa jatuh tempo di bawah 1 tahun, nilai tercatat dari giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, tagihan derivatif, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lain-lain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas derivatif, liabilitas akseptasi, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain selain utang pajak adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. (ii) Pinjaman yang diberikan
of
financial
instruments
The current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, derivative receivables, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, derivative payable, acceptance payables, borrowing and other liabilities. The estimated fair value of current accounts with Bank Indonesia, current account with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, derivative receivables, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, derivative payables, acceptance payables, borrowing and other liabilities is based on discounted cash flows using prevailing moneymarket interest rates for debts with similar credit risk and remaining maturity. Since the maturity is below 1 year, the carrying amount of current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, derivative receivables, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, derivative payables, acceptance payables, borrowing and other liabilities excluding tax payable are reasonable approximation of fair value.
(ii)
Estimasi nilai wajar dari pinjaman yang diberikan mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Arus kas masa depan yang diharapkan didiskontokan pada tingkat suku bunga pasar terkini untuk menentukan nilai wajar.
Lampiran - 5/80 - Schedule
Loans The estimated fair value of loans represents the discounted amount of estimated future cash flows expected to be received. Estimated cash flows are discounted at current market rates to determine fair value.
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) j.
Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) j.
Fair value (continued)
of
financial
instruments
(iii) Efek-efek, obligasi pemerintah, Medium Term Notes
(iii) Marketable securities, government bonds, Medium Term Notes
Nilai wajar efek-efek, obligasi pemerintah dan Medium Term Notes, diestimasi menggunakan nilai kuotasi pasar terakhir
The fair value of marketable securities, goverment bonds and Medium Term Notes are estimated by using the last quoted market price
Aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar menggunakan hirarki nilai wajar sebagai berikut:
Financial assets and liabilities measured at fair value use the following fair value hierarchy of:
a.
Tingkat 1 Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik;
a. Level 1 Quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities;
b.
Tingkat 2 Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) maupun tidak langsung (misalnya derivasi harga); dan
b. Level 2 Inputs other than quoted prices included within Level 1 that are observable for the assets or liabilities, either directly (that is, derived from prices); and
c.
Tingkat 3 Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).
c. Level 3 Inputs for the assets or liabilities that are not based on observable market data (unobservable inputs).
Tabel dibawah ini menyajikan aset dan liabilitas yang diukur sebesar nilai wajar berdasarkan hirarkinya pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The table below shows assets and liabilities measured at fair value based on the hierarchy on 31 December 2013 and 2012:
Lampiran - 5/81 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) j.
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan)
Aset Efek-efek
Nilai tercatat / Carrying value
j.
Fair value (continued)
2013 Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 1/ Level 1
of
Tingkat 3/ Level 3
financial
Nilai wajar/ Fair value
752,333
753,778
-
-
753,778
Obligasi pemerintah
60,520
59,922
-
-
59,922
Tagihan derivatif
18,011
-
18,011
-
18,011
18,011
-
831,711
830,864
813,7000
Liabilitas Liabilitas derivatif
Aset Efek-efek Tagihan derivatif
4,690
-
4,690
-
4,690
4,690
-
4,690
-
4,690
Nilai tercatat / Carrying value
2012 Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 1/ Level 1
Tingkat 3/ Level 3
Nilai wajar/ Fair value
810,020
811,039
-
-
811,039
77,093
-
77,093
-
77,093
887,113
811,039
77,093
-
888,132
Liabilitas Liabilitas derivatif
k.
1,636
-
1,636
-
1,636
1,636
-
1,636
-
1,636
Manajemen Risiko Permodalan
k.
Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan mempertahankan investor, deposan, pelanggan dan kepercayaan pasar. Dalam pengelolaan permodalan, Bank mempertimbangkan faktor-faktor seperti: pengembalian modal yang optimal pada pemegang saham, menjaga keseimbangan antara rasio keuntungan yang lebih tinggi dan keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat.
instruments
Assets Marketable securities Government bonds Derivative receivables Liabilities Derivative payables
Assets Marketable securities Derivative receivables
Liabilities Derivative payables
Capital Risk Management The Bank’s capital management objectives is to maintain a strong capital position to support business growth and to sustain investor, depositor, customer and market confidence. In managing its capital, the Bank considers factors such as: providing optimal capital rate of return to shareholders and maintaining a balance between high return gearing ratio and safety provided by a sound capital position.
Lampiran - 5/82 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) k.
Manajemen Risiko Permodalan (lanjutan)
2013
Bank (dengan memperhitungkan risiko kredit dan pasar) Aset Tertimbang Menurut Risiko Jumlah modal Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum Bank (dengan memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional) Aset Tertimbang Menurut Risiko Jumlah modal Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) k. Capital Risk Management (continued)
Posisi permodalan Bank berdasarkan peraturan Bank Indonesia atau yang dikenal dengan nama Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko (Risk Weighted Average [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti (Tier I) dan modal pelengkap (Tier II) dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen modal pelengkap tambahan (Tier III) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen modal. Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (induk perusahaan) pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Bank (dengan memperhitungkan risiko kredit) Aset Tertimbang Menurut Risiko Jumlah modal Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum
3.
The Bank’s regulatory capital position under the prevailing BI regulation or known as the Capital Adequacy Ratio (CAR) is the ratio of Bank’s capital over its Risk Weighted Assets (RWA). Based on Bank Indonesia regulations, the total capital for credit risk consists of core capital (Tier I) and supplementary capital (Tier II) less investments in the Subsidiary. To calculate the market risk exposure, the Bank can include the supplementary capital (Tier III) in the form of short term subordinated loans which meet the criteria as capital components. The CAR (parent company) as at 31 December 2013 and 2012 are as follows:
2012
13,554,236 3,990,175
10,255,197 1,906,451
Bank only (with credit risk charge) Risk Weighted Assets Total capital
29.44%
18.59%
Capital Adequacy Ratio
13,599,711 3,990,175
10,303,731 1,906,451
Bank only (with credit and market risks charge) Risk Weighted Assets Total capital
29.34%
18.50%
Capital Adequacy Ratio
15,480,020 3,990,175
11,788,546 1,906,451
Bank only (with credit, market and operational risks charge) Risk Weighted Assets Total capital
25.78%
16.17%
Capital Adequacy Ratio
Manajemen menggunakan peraturan rasio permodalan untuk memantau kecukupan modal, sesuai dengan standar industri. Pendekatan Bank Indonesia untuk pengukuran modal tersebut terutama didasarkan pada pemantauan kebutuhan modal yang diwajibkan (diukur sebagai 8,00% dari aktiva tertimbang menurut risiko) terhadap modal yang tersedia.
Management uses regulatory capital ratios in order to monitor its capital base, and these capital ratios remain the industry standards for measuring capital adequacy. BI pproach for such measurement is primarily based on monitoring the relationship of the capital resource requirement (measured as 8.00% of risk-weighted assets) to available capital resources.
Lampiran - 5/83 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN PENTING
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ESTIMASI AKUNTANSI
DAN YANG
4.
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan konsolidasian, dimana diperlukan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Certain estimates and assumptions are made in the presentation of the consolidated financial statements. These often require management judgement in determining the appropriate methodology for valuation of assets and liabilities.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun kedepan. Seluruh estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Management makes estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities within the next financial year. All estimates and assumptions required to conform with SFAS and are best estimates undertaken in accordance with the applicable standard. Estimates and judgements are evaluated on a continuous basis, and are based on past experience and other factors, including expectations with regard to future events.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Although these estimates and assumption are based on management’s best knowledge of current events and activities, the actual result may differ from those estimates and assumptions.
a. Sumber utama ketidakpastian estimasi
a.
Key sourcers of estimation uncertainty
a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
a.1. Allowances for impairment losses of financial assets
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2f.
Financial assets accounted for at amortised cost are evaluated for impairment on the basis described in Note 2f.
Kondisi spesifik counterparty yang mengalami penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen oleh Komite Manajemen Risiko.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to financial assets evaluated individually for impairment and is based upon management's best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterparty's financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimated cash flows considered recoverable are independently approved by the Risk Management Committee.
Lampiran - 5/84 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN PENTING (lanjutan)
ESTIMASI AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) DAN YANG
a. Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)
4.
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued) a.
Key sources of estimation uncertainty (continued)
a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
a.1. Allowances for impairment losses of financial assets
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktorfaktor seperti kualitas kredit dan jenis pinjaman. Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality and type of loans. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modelled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
a.2. Penentuan keuangan
nilai
wajar
instrumen
a.2. Determining fair values of financial instruments
Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, Bank menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2f.(vii). Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang objektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.
In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank uses the valuation techniques as described in Note 2f.(vii). For financial instruments that are traded infrequently and a lack of price transparency, fair value is less objective and requires varying degrees of judgement depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
Lampiran - 5/85 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN PENTING (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ESTIMASI AKUNTANSI
DAN YANG
a. Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)
4.
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued) a.
a.3. Imbalan kerja karyawan
Key sources of estimation uncertainty (continued) a.3. Employee benefit obligations
Present value atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya faktor yang dipertimbangkan oleh aktuari berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi carrying amount atas imbalan kerja karyawan.
The present value of the employee benefit obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of employee benefit obligations.
Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Bank menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan present value atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Bank mempertimbangkan tingkat suku bunga atas surat berharga pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu imbalan kerja karyawan.
The assumptions used in determining the net cost or income for pensions include the discount rate. The Bank determines the appropriate discount rate at the end of each year. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the pension obligations. In determining the appropriate discount rate, the Bank considers the interest rates of government bonds that have terms to maturity approximating the terms of the related employee benefit liability.
b. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank dan Anak Perusahaan
b.
Critical accounting applying the Bank accounting policies
judgements in and Subsidiary
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank dan Anak Perusahaan meliputi:
Critical accounting judgements made in applying the Bank and the Subsidiary‘s accounting policies include:
b.1.
b.1. Valuation of financial instruments
Penilaian instrumen keuangan Kebijakan akuntansi Bank dan Anak Perusahaan untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2f.(vii).
b.2.
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
The Bank and the Subsidiary‘s accounting Policy on fair value measurements is discussed in Note 2f.(vii). b.2. Financial asset and liability clasification
Kebijakan akuntansi Bank dan Anak Perusahaan memberikan ruang untuk menetapkan aset dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
The Bank and the Subsidiary‘s accounting policies provide scope for assets and liabilities to be designated at inception into different accounting categories.
Lihat Catatan 2f.(iv) untuk klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank dan Anak Perusahaan.
Refer to Note 2f.(iv) for the Bank and the Subsidiary’s financial asset and financial liabilities classification.
Lampiran - 5/86 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN PENTING (lanjutan) b.3.
ESTIMASI AKUNTANSI
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) DAN YANG
4.
Kualifikasi hubungan lindung nilai
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued) b.3. Qualifying hedge relationships
Dalam menetapkan instrumen keuangan memenuhi kriteria sebagai lindung nilai, Bank telah menetapkan bahwa transaksi lindung nilai tersebut diharapkan akan efektif selama periode lindung nilai. 5.
KAS
In designating financial instruments as qualifying hedge relationships, the Bank has determined that it expects the hedges to be highly effective over the period of the hedging relationship.
5. 2013
Rupiah Mata uang asing
6.
CASH 2012
143,644 96,356
154,481 67,669
240,000
222,150
Rupiah Foreign currencies
Kas dalam mata uang asing terdiri dari mata uang Dolar Amerika Serikat, Euro, Dolar Singapura, Yen Jepang dan Dolar Australia.
Cash in foreign currencies are denominated in United States Dollar, Euro, Singapore Dollar, Japanese Yen and Australian Dollar.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo kas termasuk uang kas dalam Anjungan Tunai Mandiri (“ATM”) sebesar Rp 71.689 dan Rp 98.649.
As at 31 December 2013 and 2012, cash balance includes cash in Automated Teller Machines (“ATM”) amounted to Rp 71,689 and Rp 98,649.
GIRO PADA BANK INDONESIA
6.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar giro pada Bank Indonesia masing-masing diungkapkan pada Catatan 3. 2013 Rupiah Dolar Amerika Serikat
CURRENT INDONESIA
WITH
BANK
Information in respect of credit risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of current accounts with Bank Indonesia are disclosed in Note 3, respectively. 2012
687,854 578,148
565,195 376,530
1,266,002
941,725
Giro Wajib Minimum (“GWM”) dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah:
ACCOUNTS
Rupiah United States Dollars
As at 31 December 2013 and 2012, the Minimum Statutory Reserves in Rupiah and foreign currency are:
Lampiran - 5/87 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan)
6. 2013
Rupiah - GWM utama - GWM sekunder
WITH
BANK
2012
8.05% 6.37%
8.08% 6.44%
-
-
Rupiah Primary statutory reserves Secondary statutory reserves Loan to Deposit Ratio (“LDR”) reserves
8.00%
8.00%
Foreign currency
- GWM Loan to Deposit Ratio (“LDR”) Mata uang asing
CURRENT ACCOUNTS INDONESIA (continued)
GWM Bank telah sesuai dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 sebagaimana diubah dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 dan PBI No. 15/7/PBI/2013 tanggal 26 September 2013 dan diubah terakhir dengan PBI No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder masing-masing sebesar 8,00% dan 4,00% (2012: 8,00% dan 2,50%) dan valuta asing sebesar 8,00% efektif sejak tanggal 1 Juni 2011 (2012: 8,00%).
The Bank’s minimum statutory reserves comply with BI regulation No. 12/19/PBI/2010 dated 4 October 2010 which amended with PBI No. 13/10/PBI/2011 dated 9 February 2011 and PBI No. 15/7/PBI/2013 dated 26 September 2013, and the latest amended with PBI No. 15/15/PBI/2013 dated 24 December 2013 concerning Statutory Reserves of Commercial Bank in Rupiah and Foreign Currency for Conventional Commerical Bank which consist of Primary Reserves and Secondary Reserves of 8.00% and 4.00%, respectively (2012: 8.00% and 2.50%) and foreign currencies of 8.00% effective since 1 June 2011 (2012: 8.00%).
Tambahan GWM LDR merupakan tambahan simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia jika LDR Bank di bawah minimum LDR target Bank Indonesia (78%), yang mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011, sebagaimana diubah tanggal 2 Desember 2013 untuk LDR dibawah minimum LDR target Bank Indonesia (78%) dan diatas batas maksimum LDR target Bank Indonesia (92%). LDR Bank boleh melebihi target LDR dari Bank Indonesia sebesar 92% apabila KPMM Bank lebih besar dari KPMM insentif Bank Indonesia sebesar 14%.
Additional LDR reserves represents additional minimum reserves to be maintained by the Bank in form of Current Accounts with Bank Indonesia if the Bank’s LDR is below Bank Indonesia minimum targeted LDR (78%), effective starting 1 March 2011, which amended on 2 December 2013 for LDR below the minimum targeted by Bank Indonesia (78%) and LDR above the maximum targeted by Bank Indonesia (92%). The Bank’s LDR may exceed the target LDR of 92% given that the Capital Adequacy Ratio is above BI requirement of 14%.
Pada tanggal 31 Desember 2013, LDR Bank adalah sebesar 93,61% (2012: 87,57%) dan KPMM Bank adalah sebesar 25,78% (2012: 16,17%) sehingga tidak dibutuhkan tambahan GWM LDR.
As at 31 December 2013, the Bank’s LDR is 93.61% (2012: 87.57%) and the Bank’s CAR is 25.78% (2012: 16.17%), therefore no additional GWM LDR is required.
Lampiran - 5/88 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
GIRO PADA BANK LAIN
7.
CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS
Giro pada bank lain kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34.
Current accounts with disclosed in Note 34.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar giro pada Bank lain masing-masing diungkapkan pada Catatan 3.
Information in respect of credit risk, interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of current accounts with other banks are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a. By currency
Berdasarkan mata uang 2013 Mata uang asing Rupiah
b.
are
549,036 16,416
474,017
565,452
Foreign currencies Rupiah
Giro pada bank lain dalam mata uang asing terdiri dari mata uang Dolar Amerika Serikat, Euro, Dolar Singapura, Yen Jepang, Dolar Australia, Dolar Hongkong, Pound Sterling dan lain-lain.
Current accounts with other banks are denominated in United States Dollar, Euro, Singapore Dollar, Japanese Yen, Australian Dollar, Hong Kong Dollar, Pound Sterling and others.
Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
b.
- Pihak ketiga - Pihak berelasi (lihat Catatan 34)
By related parties and third parties
2012
422,723
505,132
51,294
60,320
474,017
565,452
Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
c.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh giro pada bank lain digolongkan sebagai lancar. d.
parties
2012
445,841 28,176
2013
c.
related
Cadangan kerugian penurunan nilai Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Third parties Related parties (refer to Note 34)
By Bank Indonesia’s collectability As at 31 December 2013 and 2012, all current accounts with other banks were classified as current.
d.
Allowance for impairment losses Management believe that no allowance for impairment losses is required as at 31 December 2013 and 2012.
Lampiran - 5/89 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
8.
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS
Penempatan pada bank lain kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34.
Placements with other banks to related parties are disclosed in Note 34.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diungkapkan masingmasing pada Catatan 3.
Information in respect of credit risk, interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of placements with Bank Indonesia and other banks are disclosed in Note 3, respectively.
a.
Berdasarkan jenis dan mata uang
a. 2013
Rupiah - Call money Mata uang asing - Call money
b.
2012
587,994
100,000
Rupiah Call money -
1,487,856
573,006
Foreign currencies Call money -
2,075,850
673,006
Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
b.
2013 - Pihak ketiga - Pihak berelasi (lihat Catatan 34)
c.
1,641,625
482,871
434,225
190,135
2,075,850
673,006
Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
c.
Cadangan kerugian penurunan nilai
EFEK-EFEK
Third parties Related parties (refer to Note 34)
By Bank Indonesia’s collectability As at 31 December 2013 and 2012, all placements with Bank Indonesia and other banks were classified as current.
d.
Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. 9.
By related parties and third parties
2012
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain digolongkan sebagai lancar. d.
By type and currency
Allowance for impairment losses Management believe that no allowance for impairment losses is required as at 31 December 2013 and 2012.
9.
MARKETABLE SECURITIES
Efek-efek kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34.
Marketable securities with related parties are disclosed in Note 34.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar efek-efek diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect of credit risk, interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of marketable securities are disclosed in Note 3, respectively.
Lampiran - 5/90 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK (lanjutan) a.
9.
Berdasarkan tujuan, jenis, dan mata uang
MARKETABLE SECURITIES (continued) a.
2013 Nilai wajar/ Fair value
By purpose, type, and currency
2012 Nilai wajar/ Fair value
Tersedia untuk dijual:
Available for sale:
Mata uang asing - Obligasi korporasi
743,612
Ditambah: - Keuntungan yang belum direalisasi atas kenaikan nilai - Premi yang belum diamortisasi
Add:
Jumlah efek-efek - bersih
1,445
1,019
Unrealised gain on increase in value
8,721
8,451
Unamortised premium -
753,778
811,039
Seluruh efek-efek dalam mata uang asing adalah dalam mata uang Dolar Australia. b. Berdasarkan penerbit, peringkat efek, dan mata uang
Obligasi Korporasi Mata uang asing (AUD): ANZ Banking Group BNP Paribas Commonwealth Bank of Australia National Australia Bank UBS AG Australia Westpac Banking ING Bank Jumlah
Nilai wajar/ Fair value
2013 Peringkat/ Rating
Total marketable securities - net
All marketable securities in foreign currencies are denominated in Australian Dollar. b.
By issuer, rating, and currency
Nilai wajar/ Fair value
2012 Peringkat/ Rating
296,041 10,923
AAA2
364,422 15,024
AAAa2
154,068 236,820 55,926
AAAAA2
50,081 113,307 45,190 223,015 -
AAAAA AA-
753,778
Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh efek-efek digolongkan sebagai lancar.
Corporate bonds Foreign currencies (AUD): ANZ Banking Group BNP Paribas Commonwealth Bank of Australia National Australia Bank UBS AG Australia Westpac Banking ING Bank
811,039
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, obligasi korporasi dinilai berdasarkan peringkat dari Standard & Poor dan Moody’s. c.
Foreign currencies Corporate bonds -
801,569
Total
As at 31 December 2013 and 2012, corporate bonds were rated from Standard & Poor and Moody’s. c.
By Bank Indonesia’s collectability As at 31 December 2013 and 2012, all marketable securities were classified as current.
Lampiran - 5/91 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK (lanjutan)
9.
d. Cadangan kerugian penurunan nilai
MARKETABLE SECURITIES (continued) d.
Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. e. Informasi efek-efek
pokok
sehubungan
dengan
Allowance for possible impairment losses Management believe that no allowance for impairment losses is required as at 31 December 2013 and 2012.
e.
Other significant information relating to marketable securities
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013, Bank telah menjual efek-efek dengan nilai perolehan sebesar Rp 395.392 (2012: Rp 507.701). Harga jual atas efek-efek tersebut adalah sebesar Rp 394.502 (2012: Rp 502.257). Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kerugian atas penjualan efek-efek masing-masing sebesar Rp 890 dan Rp 5.444 diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
For the year ended 31 December 2013, the Bank had sold marketable securities with a total acquisition cost of Rp 395,392 (2012: Rp 507,701). The total selling price of these marketable securities was Rp 394,502 (2012: Rp 502,257). The loss on sale of marketable securities as at 31 December 2013 and 2012 amounting Rp 890 and Rp 5,444 respectively was recognised in the consolidated statements of income.
Termasuk ke dalam jumlah yang dijual pada tahun 2012 adalah penjualan Medium Term Notes dan Credit Linked Notes yang dimiliki oleh Bank. Pada tahun 2012, evaluasi berkelanjutan atas efek-efek ini telah dilakukan dan dikarenakan efek-efek ini merupakan penempatan khusus dan tidak diperjualbelikan secara aktif di pasar maka Bank memutuskan untuk menjual efek-efek ini pada Mei 2012.
Included in the amount sold in 2012 is the sale of Medium Term Notes and Credit Linked Notes owned by the Bank. In 2012, further assessment for these securities were performed and since these securities were a private placement and were not actively traded in the market the Bank decided to sell these securities in May 2012.
10. OBLIGASI PEMERINTAH
10. GOVERNMENT BONDS
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko likuiditas dan nilai wajar obligasi pemerintah diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect of credit risk, interest rate risk, liquidity risk and fair value exposure of government bonds are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a.
Berdasarkan tujuan, jenis, dan mata uang
Tersedia untuk dijual: Rupiah - Obligasi pemerintah Ditambah: - Kerugian yang belum direalisasi atas penurunan nilai - Premi yang belum diamortisasi Jumlah obligasi pemerintah - bersih
2013 Nilai wajar/ Fair value
By purpose, type, and currency
2012 Nilai wajar/ Fair value
60,000
(598) 520 59,922
Lampiran - 5/92 - Schedule
Available for sale: -
Rupiah Government bonds -
-
Add: Unrealised loss on decrease in value Unamortised premium -
-
Total government bonds - net
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) b.
10. GOVERNMENT BONDS (continued)
Informasi pokok sehubungan Obligasi Pemerintah
dengan
b. Other significant information relating to Government Bonds
Obligasi pemerintah yang dimiliki Bank adalah ORI010 yang dibeli pada bulan November 2013. Obligasi ini adalah obligasi dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,5% yang akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2016. Pada tanggal 31 Desember 2013, peringkat ORI010 adalah Baa3, dinilai berdasarkan peringkat dari Moody’s.
Government Bonds owned by the Bank is ORI010 bought in November 2013. This is a fixed rate Bond with interest rate 8.5% and will mature on 15 October 2016. As at 31 December 2013, ORI010 rating is Baa3, rated from Moody’s.
11. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI
11. SECURITIES PURCHASED UNDER RESALE AGREEMENTS
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko likuiditas dan nilai wajar efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, interest rate risk, liquidity risk and fair value exposures of security purchased under resale agreements are disclosed in Note 3, respectively.
Pihak Penjual/ Counterparty Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia
Jenis Efek/ Type of Securities FR0064 FR0064 FR0064 FR0064 FR0064 FR0071 FR0071 FR0071 FR0065
Jumlah/Total
Pihak Penjual/ Counterparty Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Jumlah/Total
Nilai Nominal/ Nominal Amount 90,000 90,000 90,000 60,000 50,000 90,000 90,000 90,000 15,000
Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate 6.31% 6.32% 6.32% 6.31% 6.31% 6.32% 6.33% 6.33% 6.32%
2013 Tingkat Kupon/ Coupon Rate
Tanggal Dimulai/ Commence ment Date
6.13% 6.13% 6,13% 6.13% 6.13% 9.00% 9.00% 9.00% 6.63%
12-Dec-13 12-Dec-13 12-Dec-13 12-Dec-13 12-Dec-13 17-Dec-13 17-Dec-13 17-Dec-13 17-Dec-13
Tanggal Jatuh Tempo/ Maturity Date 9-Jan-14 9-Jan-14 9-Jan-14 9-Jan-14 9-Jan-14 16-Jan-14 16-Jan-14 16-Jan-14 16-Jan-14
665,000
Jenis Efek/ Type of Securities FR0056 FR0056 FR0056 FR0064 FR0064 FR0048 FR0048
75,000 75,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
63,893 63,894 63,894 42,596 35,496 87,795 87,795 87,795 10,983 544,141
Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate
Nilai Nominal/ Nominal Amount
Nilai Tercatat/ Carrying Amount
5.00% 5.00% 5.00% 5.00% 5.00% 4.00% 4.00%
2012 Tingkat Kupon/ Coupon Rate 8.00% 8.00% 8.00% 6.00% 6.00% 9.00% 9.00%
400,000
Lampiran - 5/93 - Schedule
Tanggal Dimulai/ Commence ment Date 24-Oct-12 24-Oct-12 24-Oct-12 19-Nov-12 19-Nov-12 27-Nov-12 27-Nov-12
Tanggal Jatuh Tempo/ Maturity Date 22-Jan-13 22-Jan-13 22-Jan-13 15-Feb-13 15-Feb-13 8-Jan-13 8-Jan-13
Nilai Tercatat/ Carrying Amount 86,794 86,794 57,862 48,820 48,820 57,966 57,966 445,022
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan)
11. SECURITIES PURCHASED UNDER RESALE AGREEMENTS (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat saldo efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dengan pihak yang berelasi.
As at 31 December 2013 and 2012, there were no securities purchased under resale agreement with related parties.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali digolongkan sebagai lancar berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia.
As at 31 December 2013 and 2012, all securities purchased under resale agreements were classified as current according to Bank Indonesia’s collectability.
Seluruh saldo efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 tidak mengalami penurunan nilai.
There is no impairment losses on all securities purchased under resale agreements as at 31 December 2013 and 2012.
12. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF
12. DERIVATIVE RECEIVABLES AND PAYABLES
Liabilitas derivatif dari pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34.
Derivative payables from related parties are disclosed in Note 34.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko likuiditas dan nilai wajar tagihan dan liabilitas derivatif diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect of credit risk, liquidity risk and fair value exposures of derivative receivables and payables are disclosed in Note 3, respectively.
a.
Berdasarkan jenis
a.
By type
2013 Nilai kontrak/ Contract value (setara Rupiah/ Rupiah equivalent) Instrumen tidak terkait lindung nilai Kontrak tunai mata uang asing Kontrak berjangka mata uang asing Swap mata uang asing Jumlah
Nilai wajar/Fair values
Tagihan derivatif/ Derivative receivables
Kewajiban derivatif/ Derivative payables Non hedging instruments
95,039
16
(464)
Foreign currency spot
6,815 794,281
152 17,843
(4,226)
Foreign currency forward Foreign currency swap
18,011
(4,690)
Lampiran - 5/94 - Schedule
Total
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. TAGIHAN (lanjutan) a.
DAN
LIABILITAS
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DERIVATIF
12. DERIVATIVE RECEIVABLES AND PAYABLES (continued)
Berdasarkan jenis (lanjutan)
a.
By type (continued)
2012 Nilai kontrak/ Contract value (setara Rupiah/ Rupiah equivalent) Instrumen tidak terkait lindung nilai Kontrak tunai mata uang asing Kontrak berjangka mata uang asing Swap mata uang asing Swap mata uang asing dan suku bunga Instrumen lindung nilai terkait linding nilai atas nilai wajar Swap tingkat suku bunga
Tagihan derivatif/ Derivative receivables
20
(606)
37,311 69,872
164 839
(201) -
963,750
76,070
-
(829)
77,093
(1,636)
Total
90,000
Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
Cadangan kerugian penurunan nilai
-
Non hedging instruments Foreign currency spot Foreign currency forward Foreign currency swap Cross currency swap Hedging instruments in fair value hedges related Interest Rate Swap
b.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh tagihan derivatif digolongkan sebagai lancar. c.
Kewajiban derivatif/ Derivative payables
92,031
Jumlah
b.
Nilai wajar/Fair values
By Bank Indonesia’s collectability As at 31 December 2013 and 2012, all derivative receivables were classified as current.
c.
Allowance for impairment losses
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas tagihan derivatif, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Management believe that there is no impairment on derivative receivables, therefore the allowance for impairment losses is not required as at 31 December 2013 and 2012.
d. Lindung nilai wajar dengan kontrak swap tingkat suku bunga (“IRS”)
d. Fair value hedge using interest rate swap contracts (“IRS”)
Pada tahun 2012, Bank menetapkan beberapa kontrak IRS dengan beberapa bank sebagai instrumen lindung nilai atas risiko tingkat suku bunga dari pinjaman pembiayaan bersama dan pembelian piutang pembiayaan konsumen (lihat Catatan 13j). Nilai wajar IRS tersebut telah termasuk dalam saldo liabilitas derivatif.
In 2012, the Bank designated some of its IRS contracts with several banks as hedging instruments on the interest rate risk of joint financing and purchase of consumer financing receivables (refer to Note 13j). The IRS fair value was included in derivative payables balance.
Lampiran - 5/95 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. TAGIHAN (lanjutan)
DAN
LIABILITAS
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DERIVATIF
12. DERIVATIVE RECEIVABLES AND PAYABLES (continued)
d. Lindung nilai wajar dengan kontrak swap tingkat suku bunga (“IRS”) (lanjutan)
d. Fair value hedge using interest rate swap contracts (“IRS”) (continued)
Berdasarkan kontrak, Bank setuju untuk membayar bunga dengan tingkat bunga tetap sebesar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau Bank Indonesia Time Deposit (BITD) dan menerima pembayaran bunga dengan tingkat suku bunga mengambang.
Based on the contracts, the Bank agrees to pay fixed interest rate at Certificates of Bank Indonesia (SBI) or Time Deposit of Bank Indonesia (BITD) rate and receive interest payment on a floating interest rate.
2013 Jumlah nosional Saldo piutang pembiayaan konsumen Nilai wajar Jatuh tempo kontrak
2012 -
90,000
Notional amount
-
90,000 829 Mar 2013 Apr 2013 BITD 7.33% - 7.80%
Consumer financing receivable Fair value Contract maturity
-
Suku bunga dibayarkan Suku bunga diterima
Interest rate paid Interest rate received
Perubahan nilai wajar dari kontrak IRS sebagai instrumen lindung nilai dan pinjaman pembiayaan bersama dan pembelian piutang pembiayaan konsumen sebagai item yang dilindungnilaikan sebagai akibat dari penerapan akuntansi lindung nilai, dibebankan/dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasian.
The change in fair value of IRS contracts as the hedge instruments and the joint financing and purchase of consumer financing receivables as the hedge items, respectively, resulting from the implementation of hedge accounting was charged/credited to the consolidated statements of income.
Perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai akan saling hapus dan bagian yang tidak efektif dicatat sebagai keuntungan/kerugian kontrak derivatif dalam laporan laba rugi konsolidasian.
The changes to fair value of hedge instruments and hedged items are offset and the ineffective portion is recorded as gain/loss on derivative contracts in the consolidated statement of income.
Seluruh kontrak IRS yang dimiliki oleh Bank yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai atas risiko tingkat suku bunga dari pembiayaan bersama dan pembelian piutang pembiayaan konsumen telah jatuh tempo secara bertahap dengan jatuh tempo terakhir masing-masing pada bulan Maret dan April 2013.
All Bank’s IRS contract designated as hedging instruments on the interest rate risk of joint financing and purchase of consumer financing receivable matured on several stages with the latest maturity dates in March and April 2013, respectively.
Jumlah keuntungan yang telah direalisasi atas kontrak IRS yang telah jatuh tempo adalah sebesar Rp 226.454 diakui dalam laporan laba rugi tahun 2013.
The realised gain from matured IRS of amounting Rp 226,454 was recognised in the statement of income for year 2013.
Lampiran - 5/96 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN
13. LOANS
Pinjaman yang diberikan kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34.
Loans to related parties are disclosed in Note 34.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, likuiditas dan nilai wajar pinjaman yang diberikan diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of loans are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a.
Berdasarkan jenis 2013 Modal kerja Pinjaman konsumen Pinjaman investasi Pinjaman karyawan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2012
8,019,750 3,792,746 1,482,938 186,678
4,803,012 3,988,851 1,025,067 153,811
13,482,112
9,970,741
(52,787) 13,429,325
Berdasarkan mata uang
Rupiah Mata uang asing Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Loans to employees consists of interest bearing loans intended for the acquisition of housing and motor vehicles, which are due at various dates extending up to a maximum period of 20 years. The loans are collected through monthly payroll deductions. b.
2012
11,413,490 2,068,622
8,655,255 1,315,486
13,482,112
9,970,741
(52,787)
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
By economic sector 2012 4,163,593 2,787,503 1,516,173 913,981
369,984 200,033 383,929 221,795
199,667 182,604 96,738 110,482
13,482,112
9,970,741
13,429,325
Less: Allowance for impairment losses
9,898,961
4,000,137 3,954,434 2,649,345 1,702,455
(52,787)
Rupiah Foreign currencies
(71,780)
c. 2013
Kredit konsumer dan lain-lain Perdagangan, restoran dan hotel Industri pengolahan Jasa-jasa dunia usaha Pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi Jasa-jasa sosial/masyarakat Konstruksi Pertambangan
By currency
2013
Berdasarkan sektor ekonomi
Less: Allowance for impairment losses
9,898,961
13,429,325
c.
Working capital Consumer loans Investment loans Loans to employees
(71,780)
Pinjaman karyawan adalah pinjaman berbunga untuk pembelian rumah tinggal dan kendaraan bermotor dengan jangka waktu yang bervariasi hingga maksimum 20 tahun. Pembayaran cicilan kredit dilakukan melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan. b.
By type
(71,780) 9,898,961
Lampiran - 5/97 - Schedule
Consumer loans and others Trading, restaurants and hotels Manufacturing Trade services Transportation, warehousing, and communications Social/community services Construction Mining
Less: Allowance for impairment losses
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. LOANS (continued)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) d.
Kualitas pinjaman yang diberikan berdasarkan pinjaman yang mengalami penurunan nilai dan tidak mengalami penurunan nilai dan sektor ekonomi Tidak mengalami penurunan nilai/ Non Impaired
d.
Loans quality based on impaired and non impaired loans and economic sector
2013 Mengalami penurunan nilai/ Impaired*)
Jumlah/ Total
Kredit konsumer dan lain-lain
3,965,383
34,754
4,000,137
Perdagangan, restoran dan hotel Industri pengolahan Jasa-jasa dunia usaha Pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi Jasa-jasa sosial/masyarakat Konstruksi Pertambangan
3,899,692 2,648,638 1,702,455
54,742 707 -
3,954,434 2,649,345 1,702,455
366,342 199,201 381,529 221,795 13,385,035
3,642 832 2,400 97,077
369,984 200,033 383,929 221,795 13,482,112
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(23,587) 13,361,448
1)
(29,200)
2)
67,877
3)
(52,787)
Consumer loans and others Trading, restaurants and hotels Manufacturing Trade services Transportation,warehousing and communications Social/community services Construction Mining Less: Allowance for impairment losses
13,429,325
*) Termasuk dalam kategori mengalami penurunan nilai adalah pinjaman yang diberikan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
*) Included in impaired loan portfolio are loans classified as sub-standard, doubtfull and loss (non-performing loans) in accordance with Bank Indonesia regulation.
1)
Pinjaman yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp 54.680 dan Rp 42.397.
1)
Loans evaluated by using individual and collective assessment amounted Rp 54,680 and Rp 42,397, respectively.
2)
Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masingmasing sebesar Rp 17.587 dan Rp 11.613.
2)
Allowance for impairment losses calculated by using individual and collective assessment amounted to Rp 17,587 and Rp 11,613 respectively.
3)
Pinjaman yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masingmasing sebesar Rp 37.093 dan Rp 30.784.
3)
Loans-net evaluated by using individual and collective assessment amounted to Rp 37,093 and Rp 30,784, respectively.
Lampiran - 5/98 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) d.
Kualitas pinjaman berdasarkan pinjaman penurunan nilai dan penurunan nilai dan (lanjutan)
13. LOANS (continued)
yang diberikan yang mengalami tidak mengalami sektor ekonomi
d.
Loans quality based on impaired and non impaired loans and economic sector (continued)
2012 Tidak mengalami penurunan nilai/ Non Impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired*)
Kredit konsumer dan lain-lain
4,121,117
42,476
4,163,593
Perdagangan, restoran dan hotel Industri pengolahan Jasa-jasa dunia usaha Pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi Jasa-jasa sosial/masyarakat Konstruksi Pertambangan
2,763,494 1,508,566 913,981
24,009 7,607 -
2,787,503 1,516,173 913,981
190,290 181,858 96,706 110,482 9,886,494
9,377 746 32 84,247
199,667 182,604 96,738 110,482 9,970,741
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(36,262) 9,850,232
e.
Jumlah/ Total
1)
(35,518)
2)
48,729
3)
(71,780)
Consumer loans and others Trading, restaurants and hotels Manufacturing Trade services Transportation,warehousing and communications Social/community services Construction Mining Less: Allowance for impairment losses
9,898,961
*) Termasuk dalam kategori mengalami penurunan nilai adalah pinjaman yang diberikan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
*) Included in impaired loan portfolio are loans classified as sub-standard, doubtfull and loss (non-performing loans) in accordance with Bank Indonesia regulation.
1)
Pinjaman yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp 40.888 dan Rp 43.359.
1)
Loans evaluated by using individual and collective assessment amounted Rp 40,888 and Rp 43,359, respectively.
2)
Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masingmasing sebesar Rp 15.725 dan Rp 19.793.
2)
Allowance for impairment losses calculated by using individual and collective assessment amounted to Rp 15,725 and Rp 19,793, respectively.
3)
Pinjaman yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masingmasing sebesar Rp 25.163 dan Rp 23.566.
3)
Loans-net evaluated by assessment amounted to Rp 23,566, respectively.
Berdasarkan Indonesia
kolektibilitas
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
Bank
e.
2013 Cadangan kerugian Jumlah penurunan pinjaman nilai/Allowance yang diberikan/ for impairment losses Total loans
using individual Rp 25,163 and
Based on Bank Indonesia’s collectability
2012 Cadangan kerugian Jumlah penurunan pinjaman nilai/Allowance yang diberikan/ for impairment losses Total loans
13,162,640 222,395 14,069 25,262 57,746
(13,998) (9,589) (4,084) (8,624) (16,492)
9,358,545 527,949 19,575 20,395 44,277
(12,370) (23,892) (6,477) (11,914) (17,127)
13,482,112
(52,787)
9,970,741
(71,780)
Lampiran - 5/99 - Schedule
Current Special mention Substandard Doubtful Loss
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) e.
13. LOANS (continued)
Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan)
e.
Rasio kredit bermasalah (“NPL”) dihitung sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran BI No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 yang telah diubah melalui Surat Edaran BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 yang kemudian diubah melalui Surat Edaran BI No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011. Pada tanggal 31 Desember 2013, NPL bruto dan neto Bank masing-masing adalah sebesar 0,72% dan 0,50% (2012: 0,84% dan 0,49%). f.
Berdasarkan periode perjanjian pinjaman Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Mata uang asing Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2013
f.
By period of loan agreement 2012
570,866 2,380,186 3,793,004 1,911,199
11,413,490
8,655,255
635,530 335,298 683,501 414,293
395,992 133,026 494,636 291,832
2,068,622
1,315,486
(52,787)
Berdasarkan jatuh tempo Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun
Non performing loans (“NPL”) determined based on financial ratio calculation guidance as stated in Circular Letter of BI No. 3/30/DPNP dated 14 December 2001 as amended with the Circular Letter of BI No. 7/10/DPNP dated 31 March 2005, as amended by Circular Letter of BI No.12/11/DPNP dated 31 March 2010 then amended by Circular Letter of BI No. 13/30/DPNP dated 16 December 2011. As at 31 December 2013, the percentage of Bank’s gross and net NPL is 0.72% and 0.50% (2012: 0.84% and 0.49%) respectively.
1,795,909 4,374,190 2,726,772 2,516,619
13,429,325
g.
Based on Bank Indonesia’s collectability (continued)
(71,780)
Foreign currencies Less than 1 year 1 - 2 years 2 - 5 years More than 5 years Less: Allowance for impairment losses
9,898,961
g. 2013
Rupiah Less than 1 year 1 - 2 years 2 - 5 years More than 5 years
Based on maturity
2012
5,478,955 1,627,784 2,698,630 1,608,121
4,355,020 1,517,213 1,486,063 1,296,959
11,413,490
8,655,255
Lampiran - 5/100 - Schedule
Rupiah Less than 1 year 1 - 2 years 2 - 5 years More than 5 years
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) g.
13. LOANS (continued)
Berdasarkan jatuh tempo (lanjutan)
g. 2013
Mata uang asing Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2012
991,555 89,202 906,855 81,010
747,310 66,442 375,607 126,127
2,068,622
1,315,486
(52,787) 13,429,325
h.
Based on maturity (continued)
Pinjaman yang direstrukturisasi
(71,780)
Restructured loans
Pinjaman yang direstrukturisasi selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Restructured loan during the year are as follows:
2013
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2012
1,667 14,841
389 17,520
16,508
17,909
(249)
Cadangan kerugian penurunan nilai
Saldo awal Pembentukan cadangan (lihat Catatan 30) Penghapusbukuan pinjaman Penerimaan atas pinjaman yang telah dihapusbukukan Lain-lain*) Saldo akhir
Less: Allowance for impairment losses
17,759
i.
Allowance for impairment losses
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan yang dipisahkan antara penilaian secara kolektif dan individual adalah sebagai berikut: Kolektif/ Collective
Extension of loan period Change of loan facility
(150)
16,259
i.
Less: Allowance for impairment losses
9,898,961
h.
Perpanjangan jangka waktu kredit Perubahan fasilitas kredit
Foreign currencies Less than 1 year 1 - 2 years 2 - 5 years More than 5 years
Movements of allowance for impairment loan losses separated between collective and individual assessments are as follows: 2013 Individual/ Individual
Jumlah/ Total
55,718
16,062
71,780
22,919 (48,662)
15,494 (12,318)
38,413 (60,980)
Beginning balance Additional of allowance (refer to Note 30) Loan write-offs
8,434 (3,209)
1,757 (3,408)
10,191 (6,617)
Loan recoveries Others*)
35,200
17,587
52,787
Ending balance
*)Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan implikasi dari pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
*)Includes the effect of foreign currency translation and implication from interest income recognised on the nonimpaired portion of the impaired loans (unwinding of interests) for 31 December 2013 and 2012.
Lampiran - 5/101 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) i.
Cadangan (lanjutan)
kerugian
penurunan
13. LOANS (continued) nilai
Kolektif/ Collective Saldo awal Pembentukan cadangan (lihat Catatan 30) Penghapusbukuan pinjaman Penerimaan atas pinjaman yang telah dihapusbukukan Lain-lain *) Saldo akhir
i.
Allowance (continued)
2012 Individual/ Individual
for
impairment
losses
Jumlah/ Total
60,430
13,017
73,447
68,147 (79,862)
9,563 (1,924)
77,710 (81,786)
Beginning balance Additional of allowance (refer to Note 30) Loan write-offs
9,792 (2,789)
(4,594)
9,792 (7,383)
Loan recoveries Others *)
55,718
16,062
71,780
Ending balance
*)Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan implikasi dari pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
*)Includes the effect of foreign currency translation and implication from interest income recognised on the nonimpaired portion of the impaired loans (unwinding of interests) for 31 December 2013 and 2012.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 telah memadai.
Management believe that the allowance for impairment losses as at 31 December 2013 and 2012 is adequate.
j. Pembiayaan bersama dan pembelian piutang pembiayaan konsumen (asset buy)
j.
Joint financing and purchase of consumer financing receivables (asset buy)
Bank mengadakan perjanjian pemberian fasilitas pembiayaan bersama dengan beberapa lembaga pembiayaan untuk membiayai kepemilikan kendaraan bermotor secara ritel. Jumlah saldo piutang pembiayaan bersama pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 211.066 dengan perjanjian without recourse (2012: Rp 573.342).
The Bank has entered into joint financing agreements with several multi-finance companies for financing retail purchases of vehicles. The outstanding loan balance under these agreements as at 31 December 2013 is Rp 211,066 for without recourse agreement (2012: Rp 573,342).
Bank juga mengadakan perjanjian dengan beberapa lembaga pembiayaan untuk mengambil alih piutang pembiayaan konsumen lembaga pembiayaan tersebut (asset buy). Jumlah saldo fasilitas kredit yang dibiayai Bank berdasarkan perjanjian pengambilalihan tersebut pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp 2.227.336 dengan perjanjian without recourse (2012: masing-masing Rp 86.886 dan Rp 2.336.520 dengan perjanjian with recourse dan without recourse).
The Bank has also entered into agreements with several multi-finance companies to take over their consumer financing receivables (asset buy). The outstanding balance of the consumer financing receivables under these agreements as at 31 December 2013 is Rp 2,227,336 for without recourse agreements (2012: Rp 86,886 and Rp 2,336,520 for with recourse and without recourse agreements, respectively).
Lampiran - 5/102 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan)
13. LOANS (continued)
j. Pembiayaan bersama dan pembelian piutang pembiayaan konsumen (asset buy) (lanjutan)
k.
j.
Perjanjian pembiayaan bersama dan pembelian piutang pembiayaan konsumen (asset buy) di atas dilakukan dengan beberapa lembaga pembiayaan yang meliputi PT Summit Oto Finance, PT Federal International Finance, PT Bussan Auto Finance, PT Astra Sedaya Finance, PT Oto Multiartha, dan PT BPR Eka Bumi Artha dengan jumlah keseluruhan saldo pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 2.438.402 (2012: Rp 2.996.748).
The above joint financing and asset buy agreements are with several multi-finance companies, including PT Summit Oto Finance, PT Federal International Finance, PT Bussan Auto Finance, PT Astra Sedaya Finance, PT Oto Multiartha, and PT BPR Eka Bumi Artha with a total outstanding balance as at 31 December 2013 amounting to Rp 2,438,402 (2012: Rp 2,996,748).
Termasuk dalam pinjaman yang diberikan adalah beban bunga yang ditangguhkan yang merupakan selisih antara nilai sisa pembiayaan kepada konsumen akhir dengan harga beli yang dibayarkan oleh Bank kepada perusahaan multifinance dengan saldo pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 16.686 (2012: Rp 93.354).
Included in the loans are the deferred interest expenses that represent the difference between the remaining principal from end users and the purchase price paid by the Bank to the multifinance company as at 31 December 2013 amounting to Rp 16,686 (2012: Rp 93,354).
Seperti yang dijelaskan di Catatan 12d, Bank telah menggunakan kontrak swap tingkat suku bunga sebagai lindung nilai atas risiko suku bunga atas kredit pembiayaan bersama dan pembelian piutang pembiayaan konsumen dengan saldo sebesar Rp 90.000 pada tahun 2012. Perubahan nilai wajar kredit tersebut telah termasuk dalam saldo kredit pinjaman konsumen.
As discussed in Note 12d, the Bank has designated interest rate swap (IRS) contracts to hedge interest rate risk of joint financing and purchase of consumer financing receivables amounting to Rp 90,000 at 2012. The changes to the loan fair value had been included in the consumer loan balance.
Pinjaman sindikasi
k.
Pinjaman sindikasi merupakan pinjaman yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama (sindikasi) dengan bank-bank lain. Jumlah pinjaman sindikasi pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 766.363 (2012: Rp 390.526). Pada tanggal 31 Desember 2013, keikutsertaan Bank dalam pinjaman sindikasi sebagai anggota sebesar antara 1,00% - 33,33% dari masing-masing fasilitas pinjaman sindikasi (2012: 1,00% - 33,33%). l.
Joint financing and purchase of consumer financing receivables (asset buy) (continued)
Batas Maksimum (“BMPK”)
Pemberian
Kredit
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang BMPK.
Syndicated loans Syndicated loans represent loans provided to debtors under syndication agreements with other banks. Total syndicated loans as at 31 December 2013 amounted to Rp 766,363 (2012: Rp 390,526). As at 31 December 2013, the participation of the Bank as a member of syndications is ranging between 1.00% - 33.33% of each syndicated loan facility (2012: 1.00% - 33.33%).
l.
Legal Lending Limit (“LLL”) As at 31 December 2013 and 2012, the Bank complied with LLL requirements of Bank Indonesia.
Lampiran - 5/103 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) m. Rasio Usaha (“UMKM”)
Mikro
Kecil
13. LOANS (continued)
Menengah
m. Ratio Small Medium Enterprise (“SME”)
Presentasi kredit kepada UMKM terhadap total kredit pada tanggal 31 Desember 2013 adalah 17,34% (2012: 19,57%).
Loans percentage to SME for total loans as at 31 December 2013 are 17.34% (2012: 19.57%).
14. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI
14. ACCEPTANCE PAYABLES
RECEIVABLES
AND
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar tagihan dan liabilitas akseptasi diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect of credit risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of acceptance receivables and payables are disclosed in Note 3, respectively.
a. Berdasarkan mata uang
a.
-
Tagihan Akseptasi
By currency -
2013 Mata uang asing
2012
964,740
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2,834
(684)
(2)
964,056
-
Acceptance Receivables
Liabilitas Akseptasi
-
Acceptance Payables As at 31 December 2013 and 2012, the balance of acceptance payables was Rp 964,740 and Rp 2,834 respectively.
b. Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
b. By Bank Indonesia’s collectability
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh tagihan akseptasi digolongkan sebagai lancar.
As at 31 December 2013 and 2012, all acceptable receivables were classified as current.
c. Cadangan kerugian penurunan nilai
c. Allowance for impairment losses 2013
Saldo akhir
Less: Allowance for impairment losses
2,832
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo liabilitas akseptasi adalah sebesar masing-masing Rp 964.740 dan Rp 2.834.
Saldo awal (Pembentukan)/pemulihan cadangan (lihat Catatan 30) Selisih kurs
Foreign currencies
2012 (2)
(46)
(645) (37)
50 (6)
Beginning balance (Additional)/reversal of allowance (refer to Note 30) Foreign currency translation
(684)
(2)
Ending balance
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 telah memadai.
Management believes that the allowance for impairment losses as at 31 December 2013 and 2012 is adequate.
Lampiran - 5/104 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. ASET TIDAK BERWUJUD Saldo awal/ Opening balance
Harga perolehan Goodwill Perangkat lunak Perangkat lunak dalam penyelesaian
Akumulasi amortisasi Goodwill Perangkat lunak
Nilai buku bersih
Akumulasi amortisasi Goodwill Perangkat lunak
Nilai buku bersih
2013 Reklasifikasi/ Reclassifications
Pengurangan/ Disposals
Penambahan/ Additions
Saldo akhir/ Closing balance
162,178 50,567
-
-
81,955
162,178 132,522
Cost Goodwill Software
42,208
90,883
-
(81,955)
51,136
Software in progress
254,953
90,883
-
-
345,836
(108,501) (16,804)
(24,696)
-
-
(108,501) (41,500)
(125,305)
(24,696)
-
-
(150,001)
129,648
Saldo awal/ Opening balance
Harga perolehan Goodwill Perangkat lunak Perangkat lunak dalam penyelesaian
15. INTANGIBLE ASSETS
195,835
2012 Penambahan/ Additions
Reklasifikasi/ Reclassifications
Pengurangan/ Disposals
Net book value
Saldo akhir/ Closing balance
34,628
162,178 50,567
Cost Goodwill Software
(34,628)
42,208
Software in progress
162,178 15,824
236
(121)
33,389
43,447
211,391
43,683
(121)
-
254,953
(108,501) (4,686)
(12,239)
121
-
(108,501) (16,804)
(113,187)
(12,239)
121
-
(125,305)
-
Accumulated amortisation Goodwill Software
98,204
129,648
Accumulated amortisation Goodwill Software
Net book value
Manajemen berpendapat bahwa tidak ada penurunan nilai atas aset tidak berwujud pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Management believes no impairment is required on intangible assets as at 31 December 2013 and 2012.
Sebagian besar dari perangkat lunak dalam penyelesaian berhubungan dengan proyek transformasi sistem inti perbankan Bank (lihat Catatan 36). Lihat catatan 2q untuk kebijakan akuntansi Bank atas kapitalisasi perangkat lunak.
Majority of the software in progress is related with the Bank's core banking transformation project (refer to Note 36). Refer to Note 2q for the Bank’s accounting policy on software capitalisation.
16. INVESTASI DALAM SAHAM
16. INVESTMENT IN SHARES
Investasi dalam saham yang diberikan kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34.
Investment in shares to related parties are disclosed in Note 34.
a.
a. Based on recording method
Berdasarkan metode pencatatan 2013 Metode harga perolehan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2012 64
64
(64)
(64)
Lampiran - 5/105 - Schedule
-
Cost method Less: Allowance for impairment losses
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. INVESTASI DALAM SAHAM (lanjutan) a.
16. INVESTMENT IN SHARES (continued)
Berdasarkan metode pencatatan (lanjutan)
a. Based on recording method (continued)
Penyertaan saham berdasarkan metode harga perolehan adalah sebagai berikut:
Investment in shares based on acquisition cost method was as follows:
Jenis Usaha / Nature of Business PT First State Investment Indonesia
Persentase Kepemilikan/ Percentage of ownership
Manajer Investasi/ Investment Manager
0.15%
b. Cadangan kerugian penurunan nilai
b. 2013 (64)
Saldo akhir
(64)
-
Akumulasi penyusutan Bangunan Renovasi gedung Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor
Nilai buku bersih
(32)
Beginning balance Additional of allowance (refer to Note 30)
(64)
Ending balance
Management believe that the allowance for impairment losses as at 31 December 2013 dan 2012 is adequate.
17. ASET TETAP
Renovasi gedung Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Aset dalam penyelesaian
Allowance for impairment losses
(32)
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sudah memadai.
Harga perolehan Tanah Bangunan
64
2012
Saldo awal Pembentukan cadangan (lihat Catatan 30)
17. Saldo awal/ Opening balance
FIXED ASSETS
2013 Pengurangan/ Disposals
Penambahan/ Additions
Nilai Nominal/ Face Value (Rp)
Reklasifikasi/ Reclassifications
Saldo akhir/ Closing balance
51,810 84,684
-
(1,998) (688)
-
49,812 83,996
286,678
2,693
(1,343)
10,886
298,914
9,264 1,271 168,422 8,201
32 36,364 10,948
(156) -
610,330
50,037
(4,185)
(40,639)
(7,633)
(187,826)
(10,886)
Cost Land Buildings Leasehold improvements
9,296 Furniture and fixtures 1,115 Motor vehicles 204,786 Office equipments 8,263 Construction in progress
-
656,182
175
-
(48,097)
(42,545)
448
-
(229,923)
Accumulated depreciation Buildings Leasehold improvements
(7,181) (1,118) (112,229)
(629) (134) (29,001)
137 -
-
(7,810) (1,115) (141,230)
Furniture and fixtures Motor vehicles Office equipments
(348,993)
(79,942)
760
-
(428,175)
261,337
228,007
Lampiran - 5/106 - Schedule
Net book value
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. ASET TETAP (lanjutan)
17. FIXED ASSETS (continued)
Saldo awal/ Opening balance
Harga perolehan: Tanah Bangunan Renovasi gedung Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Aset dalam penyelesaian
Akumulasi penyusutan: Bangunan Renovasi gedung Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor
Nilai buku bersih
2012 Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifications
Saldo akhir/ Closing balance
Cost: Land Buildings Leasehold improvements
51,810 86,666
-
(1,982)
-
51,810 84,684
307,699
3,250
(32,364)
8,093
286,678
11,118 1,722 170,866 3,340
300 20,424 13,953
(2,154) (451) (22,868) (999)
(8,093)
633,221
37,927
(60,818)
-
610,330
(34,052)
(8,154)
1,567
-
(40,639)
(172,406)
(47,368)
31,948
-
(187,826)
Accumulated depreciation: Buildings Leasehold improvements
(8,592) (1,384) (105,370)
(655) (186) (28,756)
2,066 452 21,897
-
(7,181) (1,118) (112,229)
Furniture and fixtures Motor vehicles Office equipments
(321,804)
(85,119)
57,930
-
(348,993)
311,417
9,264 Furniture and fixtures 1,271 Motor vehicles 168,422 Office equipments 8,201 Construction in progress
261,337
Net book value
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kerusuhan, kecelakaan dan pencurian dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar AUD 102.380.600 (jumlah penuh) dan Rp 456 (2012: AUD 102.380.600 (jumlah penuh) dan Rp 660). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut sudah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
As at 31 December 2013 and 2012, fixed assets were insured against fire, disruption, accidents and theft risks for insured sum of AUD 102,380,600 (full amount) and Rp 456 (2012: AUD 102,380,600 (full amount) and Rp 660). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover the possible losses on the assets insured.
Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah sebesar 93% dan 65% dari nilai proyek, yang diperkirakan diselesaikan dalam tahun 2014.
The estimated percentage of completion of construction in progress as at 31 December 2013 and 2012 are 93% and 65%, respectively from project value, which estimated to be finalized in 2014.
Rincian keuntungan penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Details of gain on disposal of fixed assets are as follows:
2013 Hasil penjualan aset tetap Nilai buku Keuntungan penjualan aset tetap
10,645 (3,425)
2012 3,730 (2,890)
7,220
840
Proceeds from sale of fixed assets Net book value Gain on sale of fixed assets
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh aset tetap yang dimiliki Bank merupakan kepemilikan langsung.
As at 31 December 2013 dan 2012, all fixed asset held by the Bank are direct ownership.
Bank memiliki beberapa bidang tanah dan bangunan dengan sertifikat Hak Guna Bangunan dan Hak Milik. Hak Guna Bangunan berjangka waktu 20 hingga 22 tahun dan akan berakhir antara tahun 2016 sampai dengan 2038. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai.
The Bank owns several plots of land and buildings with ”Hak Guna Bangunan” and “Hak Milik” titles. The rights have a life of 20 to 22 years and will expire between year 2016 until 2038. The management believes that there will be no difficulty in obtaining an extension of the landrights as all the land was acquired legally and is supported by sufficient evidence of ownership.
Lampiran - 5/107 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. ASET LAIN-LAIN
18. OTHER ASSETS
Aset lain-lain kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34.
Other assets with related parties are disclosed in Note 34.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar aset lain-lain masing-masing diungkapkan pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposure of other assets are disclosed in Note 3, respectively.
2013 Beban dibayar di muka Piutang bunga Pendapatan atas jasa penyaluran reksadana dan bancassurance yang masih harus diterima Piutang dari penjualan efek-efek Agunan yang diambil alih-bersih Properti terbengkalai-bersih Lain-lain
2012
84,993 83,144
79,887 71,129
20,150
21,889
12,628 2,591 899 94,913
32,196 3,908 7,884 108,029
299,318
324,922
Prepaid expenses Interest receivables Mutual fund and bancassurance distribution fee receivables Receivables from sale of marketable securities Foreclosed collaterals-net Abandoned property-net Others
Beban dibayar di muka
Prepaid expenses
Termasuk dalam beban dibayar di muka adalah biaya sewa dibayar di muka sebesar Rp 73.070 (2012: Rp 71.940).
Included in prepaid expenses is prepaid rent of Rp 73,070 (2012: Rp 71,940).
Lain-lain
Others
Termasuk dalam lain-lain adalah transitory ATM, transitory cash, setoran jaminan dan lain-lain.
Included in others are transitory ATM, transitory cash, security deposits and others.
Piutang bunga
Interest receivables
Piutang bunga merupakan pendapatan bunga yang belum diterima oleh Bank dengan suku bunga kontraktual.
Interest receivables represent unreceived interest income of the Bank using contractual interest rate.
19. PERPAJAKAN a.
19. TAXATION
Utang pajak kini
a. 2013
Pajak penghasilan badan: - Pasal 25 - Pasal 29
b.
2012
43,032
1,508 21,020
43,032
22,528
Utang pajak lainnya
b. 2013
Bank Pajak penghasilan: - Pasal 4 ayat 2 - Pasal 21 - Pasal 23 dan 26 Pajak Pertambahan Nilai
Current tax liabilities
Corporate income tax: Article 25 Article 29 -
Other tax liabilities
2012
8,266 7,886 498 1,350
6,008 7,536 241 1,652
18,000
15,437
Lampiran - 5/108 - Schedule
Bank only Income tax: Article 4 clause 2 Article 21 Articles 23 and 26 Value Added Tax
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
19. TAXATION (continued)
Beban/(manfaat) pajak penghasilan
c. Income tax expense/(benefit) 2013
Bank Kini Tangguhan
92,867 (5,956)
55,009 (9,758)
86,911
45,251
-
264
Anak Perusahaan - Kini Konsolidasian Kini Tangguhan
2012
92,867 (5,956)
55,273 (9,758)
86,911
45,515
Pajak atas laba konsolidasian sebelum pajak berbeda dari nilai teoritis yang mungkin muncul apabila menggunakan rata-rata tertimbang tariff pajak terhadap laba pada entitas konsolidasian dalam jumlah sebagai berikut:
Beban pajak penghasilan
Subsidiary - Current Consolidated Current Deferred
The tax on consolidated profit before tax differs from the theoretical amount that would arise using the weighted average tax rate applicable to profits on the consolidated entities as follows:
2013 Laba konsolidasian sebelum pajak Pajak dihitung dengan tarif yang berlaku Dampak pajak penghasilan pada: - Anak perusahaan - Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan
Bank only Current Deferred
2012
292,470
137,143
73,118
34,286
80
(219)
Consolidated profit before tax Tax calculated at applicable tax rates Tax effects of: Subsidiary -
19,669
20,942
Expenses not deductible for tax purposes
92,867
55,009
Income tax expenses
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasian dan penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The reconciliation between income before tax as shown in the consolidated statements of income and taxable income for the year ended 31 December 2013 dan 2012 are as follows:
Lampiran - 5/109 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
Beban/(manfaat) (lanjutan)
19. TAXATION (continued) pajak
c. Income tax expense/(benefit) (continued)
penghasilan 2013
Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan dan kepentingan non-pengendali Rugi/(laba) sebelum pajak penghasilan Anak Perusahaan - setelah eliminasi Laba sebelum pajak penghasilan dan kepentingan non-pengendali - Bank Perbedaan temporer: Perbedaan antara komersial dan fiskal pada: Beban penyusutan aset tetap Beban cadangan kerugian penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan Beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset non-produktif Beban cadangan imbalan kerja karyawan Beban cadangan lainnya Cadangan biaya promosi Cadangan bonus karyawan dan insentif penjualan Jumlah perbedaan temporer
2012
292,470 321
137,143 (874)
Consolidated income before tax and non-controlling interest Subsidiary’s loss/(income) before corporate income tax expense - after elimination
136,269
Income before tax and non-controlling interest - Bank
15,010
21,459
Temporary differences: Differences between commercial and fiscal amounts on: Fixed assets depreciation
(29,324)
(4,365)
292,791
Allowance for impairment losses on loans Allowance for impairment losses on non-earning asset
80
1,531
5,830 14,833 11,801
5,662 6,429
5,592
8,313
Allowance for employee benefits Other allowances Allowance for promotional expenses Allowance for employee bonus and sales incentives
23,822
39,029
Total temporary differences
Perbedaan permanen: Beban-beban yang tidak dapat diperhitungkan untuk tujuan perpajakan
54,854
44,738
Non deductible expenses
Jumlah perbedaan permanen
54,854
44,738
Total permanent differences
371,467
220,036
Taxable income
92,867
55,009
Corporate income tax expense Less:
(49,835)
(33,989)
43,032
21,020
Penghasilan kena pajak Beban pajak penghasilan badan Dikurangi: Pajak penghasilan dibayar dimuka pasal 25 Utang pajak penghasilan badan
Permanent differences:
Prepaid income tax article 25 Corporate income tax payable
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 di atas adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada waktu Bank menyampaikan Surat Pemberitahuan (“SPT”) tahunannya.
The corporate tax calculation for the year ended 31 December 2013 was a preliminary estimate made for accounting purpose and is subject to revision when the Bank files its Annual Corporate Income Tax Return.
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sesuai dengan SPT tahunannya.
The corporate tax calculation for the year ended 31 December 2012 conforms with the Bank’s annual tax returns.
Lampiran - 5/110 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
19. TAXATION (continued)
Aset pajak tangguhan
d. Dikreditkan ke laporan laba rugi konsolidasian/ Credited to consolidated statement of income
1 Januari/ 1 January
Deferred tax assets
2013 Dikreditkan ke ekuitas konsolidasian/ Credited to consolidated equity
31 Desember/ 31 December
Aset/(kewajiban) pajak tangguhan:
Deferred tax assets/(liabilities):
Bank -
-
Penyusutan aset tetap Cadangan kerugian atas penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan aset non-produktif Cadangan imbalan kerja karyawan Cadangan bonus karyawan dan insentif penjualan Cadangan lainnya Cadangan biaya promosi Kerugian/(keuntungan) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual
Anak Perusahaan Jumlah aset pajak tangguhan - bersih
Bank only 23,032
3,753
-
26,785
(15,217)
(7,311)
-
(22,528)
4,005
1,458
-
5,463
11,351 -
1,398 3,708
-
12,749 3,708
4,915
2,950
-
7,865
-
43
27,831
(255)
5,956
43
33,830
-
-
-
-
27,831
33,830
2012 Dikreditkan ke Dikreditkan ke laporan laba rugi ekuitas konsolidasian/ konsolidasian/ Credited to Credited to consolidated consolidated statement of equity income
1 Januari/ 1 January
(212)
Anak Perusahaan Jumlah aset pajak tangguhan-bersih
Subsidiary Total deferred tax assets - net
Deferred tax assets/(liabilities):
Bank
- Cadangan biaya promosi - Hapus buku pinjaman - Kerugian/(keuntungan) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek yang tersedia untuk dijual
Allowance for impairment losses on loan and non-earning assets Allowance for employee benefits Allowance for employee bonus and sales incentives Allowance for others Allowance for promotional expense Unrealised losses/ (gains) from changes in fair value of available for sale marketable securities and government bonds
31 Desember/ 31 December
Aset/(kewajiban) pajak tangguhan:
- Penyusutan aset tetap - Cadangan kerugian atas penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan aset non-produktif - Cadangan imbalan kerja karyawan - Cadangan bonus karyawan dan insentif penjualan
Depreciation of fixed assets
Bank only 17,667
(14,509)
5,365
-
23,032
(708)
-
(15,217)
2,589
1,416
-
4,005
9,273
2,078
-
11,351
3,308
1,607
-
4,915
1,690
-
(1,945)
20,018
9,758
(1,945)
-
-
-
-
20,018
Lampiran - 5/111 - Schedule
-
-
-
(255)
Depreciation of fixed assets Allowance for impairment losses on loan and non-earning assets Allowance for employee benefits Allowance for employee bonus and sales incentives Allowance for promotional expense Loan written-off Unrealised losses/ (gains) from changes in fair value of available for sale maketable securities
27,831 -
Subsidiary
27,831
Total deferred tax assets-net
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan)
19. TAXATION (continued)
e. Administrasi
e.
Berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Bank menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak (“DJP”) dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak, tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak.
Under the Taxation Laws in Indonesia, the Bank submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within a certain period. For the fiscal years of 2007 and before, this period is within 10 (ten) years of the time the tax become due, but no later than 2013, while for the fiscal years of 2008 and onwards, the period is within 5 (five) years of the time the tax become due.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Corrections to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal have been decided.
20. SIMPANAN NASABAH Simpanan nasabah dari diungkapkan pada Catatan 34.
20. DEPOSITS FROM CUSTOMERS pihak
berelasi
Deposits from customers from related parties are disclosed in Note 34.
Informasi mengenai risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar simpanan nasabah masing - masing diungkapkan pada Catatan 3.
Information in respect to interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of deposits from customers are disclosed in Note 3.
a. Berdasarkan jenis dan mata uang
a. 2013
Rupiah - Deposito berjangka - Tabungan - Giro Mata uang asing - Deposito berjangka - Tabungan - Giro
2012 2,779,884 3,488,968 467,430
8,762,572
6,736,282
1,594,985 3,120,861 750,341 5,466,187
1,012,870 2,976,768 627,978 4,617,616
14,228,759
11,353,898
2013 - Pihak ketiga - Pihak berelasi (lihat Catatan 34)
By type and currency
5,093,043 2,778,006 891,523
b. Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga #
Administration
b.
Foreign currencies Time deposits Savings Current accounts -
By related parties and third parties
2012
13,876,591
11,119,635
352,168
234,263
14,228,759
11,353,898
Simpanan nasabah yang diblokir sebagai agunan pinjaman yang diberikan sebesar Rp 292.658 pada tahun 2013 dan Rp 263.649 pada tahun 2012.
Rupiah Time deposits Savings Current accounts -
Third parties Related parties (refer to Note 34)
Deposits from customers held as loan collateral amounted to Rp 292,658 in 2013 and Rp 263,649 in 2012.
Lampiran - 5/112 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21. SIMPANAN DARI BANK LAIN
21. DEPOSITS FROM OTHER BANKS
Informasi mengenai risiko tingkat suku bunga, risiko likuiditas dan nilai wajar diungkapkan, masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect of interest rate risk, liquidity risk and fair value exposures are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a.
Berdasarkan jenis dan mata uang 2013 Rupiah - Call Money - Giro - Deposito berjangka - Tabungan
b.
By type and currency
2012
250,000 5,567 17,500 -
300,000 8,795 3,300 24
273,067
312,119
Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
b.
Rupiah Call Money Current accounts Time deposit Savings -
By related parties and third parties
Seluruh simpanan dari bank lain pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berasal dari pihak ketiga.
All deposits from other banks as at 31 December 2013 dan 2012 are from third parties.
Simpanan dari bank lain yang diblokir sebagai agunan pinjaman yang diberikan sebesar Rp 8.500 pada tahun 2013 dan sebesar Rp 3.300 pada tahun 2012.
Deposits from other banks held as loan collateral amounted to Rp 8,500 in 2013 and Rp 3,300 in 2012.
22. PINJAMAN YANG DITERIMA
22. BORROWING
Informasi mengenai risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar diungkapkan, masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect of interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures are disclosed in Note 3, respectively.
Pembiayaan kembali Trade Finance
Trade Finance Refinancing
Pada tanggal 9 Januari 2013, Bank telah menandatangani perjanjian pembiayaan bersama transaksi perdagangan dengan Commonwealth Bank of Australia untuk membiayai transaksi trade finance Bank. Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo pinjaman yang diterima adalah sebesar USD 20.893.120 (jumlah penuh), dengan tingkat suku bunga mengambang berkisar antara 0,53% sampai dengan 0,62% per tahun dan telah jatuh tempo pada tanggal 3 Maret 2014, dimana Bank telah melakukan pembayaran penuh atas pinjaman tersebut.
On 9 January 2013, the Bank has signed a master participation agreement for trade transaction with Commonwealth Bank of Australia for funding the Bank’s trade finance transaction. As at 31 December 2013, the outstanding borrowing amounted to USD 20,893,120 (full amount), with floating interest rate ranging from 0.53% to 0.62% per annum and matured on 3 March 2014, whereas, the Bank has fully repaid the borrowing.
Pinjaman yang diterima dari pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34.
Borrowing from related party is disclosed in Note 34.
Lampiran - 5/113 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. MEDIUM TERM NOTES
23. MEDIUM TERM NOTES 2013
Nilai nominal Dikurangi: Beban emisi yang belum diamortisasi Bersih
50,000
2012 350,000
Nominal value Less:
(109) 49,891
(1,155) 348,845
Unamortised issuance cost Net
Informasi mengenai klasifikasi, risiko tingkat suku bunga, risiko likuiditas dan nilai wajar Medium Term Notes diungkapkan pada Catatan 2f.(iv) dan 3j.
Information with regards to the classification, interest rate risk, liquidity risk and fair value of Medium Term Notes was disclosed in Note 2f.(iv) and 3j.
Pada tanggal 29 November 2011, Bank menerbitkan dan mencatatkan Medium Term Notes dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000 di Bursa Efek Indonesia. Medium Term Notes ini terdiri dari 3 seri yaitu seri A, B, dan C yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 370 hari, 24 bulan dan 36 bulan dari tanggal penerbitan, dan memiliki suku bunga tetap masing - masing sebesar 8,50%, 8,75%, dan 9,00% setahun. Bunga dibayar setiap tiga bulan dengan pembayaran pertama dilakukan pada tanggal 29 Februari 2012 dan terakhir tanggal 29 November 2014. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat untuk Medium Term Notes ini.
On 29 November 2011, the Bank issued and registered Medium Term Notes with a nominal value of Rp 500,000 at the Indonesian Stock Exchange. These Medium Term Notes consist of 3 series, serie A, B, and C which will mature on 370 days, 24 months and 36 months from the issuance date, and bear a fixed interest rate per annum at 8.50%, 8.75%, and 9.00%, respectively. Interest is paid on a three monthly basis with the first payment on 29 February 2012 and the last payment on 29 November 2014. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk is the trustee for this Medium Term Notes.
Pada tanggal 9 Desember 2012, Medium Term Notes seri A telah jatuh tempo dan pembayaran sebesar Rp 150.000 telah dilakukan dengan tepat waktu.
On 9 December 2012, Medium Term Notes serie A had been matured and payment amounting Rp 150,000 had been settled on a timely manner.
Pada tanggal 29 November 2013, Medium Term Notes seri B telah jatuh tempo dan pembayaran sebesar Rp 300.000 telah dengan dilakukan tepat waktu
On 29 November 2013, Medium Term Notes serie B had been matured and payment amounting Rp 300,000 had been settled on a timely manner.
Tidak terdapat pembatasan-pembatasan yang diwajibkan maupun aset yang dijaminkan dalam penerbitan Medium Term Notes ini.
There were no negative covenants or assets pledged in this Medium Term Notes issuance.
Lampiran - 5/114 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. LIABILITAS LAIN-LAIN Liabilitas lain-lain dari pihak diungkapkan pada Catatan 34.
24. OTHER LIABILITIES berelasi
Other liabilities from related party are disclosed in Note 34.
Informasi mengenai risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar liabilitas lain-lain masing-masing diungkapkan pada Catatan 3.
Information in respect of currency risk, liquidity risk and fair value exposures of other liabilities are disclosed in Note 3.
2013 Utang dari transaksi penjualan efek-efek Beban yang masih harus dibayar Setoran jaminan Bonus karyawan dan insentif penjualan Utang bunga Liabilitas imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 24b) Pencadangan biaya reward point Angsuran kredit diterima di muka Utang biaya jasa notaris Lainnya
2012
153,562 102,479 55,118 51,182 30,308
31,607 82,601 22,615 46,027 11,272
21,848 20,452 3,457 302 54,487
16,017 19,658 1,171 10,918 36,062
493,195
277,948
Payable from sale of marketable securities Accrued expenses Guarantee deposits Employee bonus and sales incentive Interest payable Employee benefit liability (refer to Note 24b) Provision for reward point Loan installments received in advance Notary fee payable Others
Liabilitas imbalan kerja karyawan
Employee benefits liability
Liabilitas atas imbalan kerja jangka panjang dan paska kerja lainnya sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 meliputi uang jasa, uang pisah dan kompensasi lainnya dihitung oleh aktuaria independen PT Towers Watson Purbajaga dengan menggunakan metode Projected Unit Credit.
The liability for long term and post employment benefits in accordance with Labour Law No. 13/2003 consists of service payments, severance payments and other compensation was calculated by an independent actuary PT Towers Watson Purbajaga using the Projected Unit Credit method.
Berikut ini adalah hal-hal penting yang diungkapkan dalam laporan aktuaria PT Towers Watson Purbajaga tertanggal 11 Februari 2014 dan 11 Februari 2013 masing-masing untuk tahun 2013 dan 2012:
The following are the key matters disclosed in the actuarial report of PT Towers Watson Purbajaga dated 11 February 2014 and 11 February 2013 for years 2013 and 2012, respectively:
a.
a.
Beban imbalan kerja karyawan 2013 Kontribusi terhadap DPLK Manulife Beban jasa kini Beban bunga Beban jasa tahun lalu Amortisasi atas kerugian aktuaria
Employee benefits expense
2012
27,012 5,806 1,215 -
23,157 4,377 1,019 1,082
827
602
34,860
30,237
Lampiran - 5/115 - Schedule
Contribution to DPLK Manulife Current service cost Interest cost Past service cost Amortisation of actuarial loss
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. LIABILITAS LAIN-LAIN (lanjutan) b.
24. OTHER LIABILITIES (continued)
Liabilitas imbalan kerja karyawan
b. 2013
Nilai kini liabilitas manfaat pasti Kerugian aktuaria yang belum diakui
c.
2012
29,477
23,311
Present value of funded defined benefit obligation
(7,629)
(7,294)
Unrecognised actuarial loss
21,848
16,017
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan selama tahun berjalan 2013 Saldo awal tahun Beban imbalan karyawan bersih Pembayaran ke DPLK Manulife Manfaat yang dibayarkan selama tahun berjalan Kewajiban yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasi
c.
Metode penilaian biaya Tingkat kematian Tingkat suku bunga diskonto Kenaikan gaji Tingkat pengunduran diri
Movements in the employee benefits liability during the years
2012
16,017 34,860 (27,012)
10,355 30,237 (23,157)
Beginning balance Net employee benefits expense Transfer to DPLK Manulife
(2,017)
(1,418)
21,848
16,017
Benefits paid during the year Liability recognised in consolidated statements of financial position
Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut: Umur pensiun normal
Employee benefits liability
Key assumptions used in the actuarial calculations are as follows:
55 Tahun/55 Years of age
Normal retirement age
Projected-Unit-Credit
Valuation cost method
2013 dan 2012: Tabel Mortalita Indonesia 2011 (TMI 2011)/ 2013 and 2012: Indonesian Mortality Table 2011 (TMI 2011)
Mortality rates
2013: 8.5% dan 2012: 5.5% per tahun/ 2013: 8.5% and 2012: 5.5% per annum
Discount rate
2013 dan 2012: 8% per tahun/ 2013 and 2012: 8% per annum
Salary increases
2013: 21% pertahun untuk umur 20 tahun dan berkurang sampai dengan 0% untuk umur 55 tahun dan 2012: 25% pertahun untuk umur 20 tahun dan berkurang sampai dengan 0% untuk umur 55 tahun 2013: 21% per annum at age 20 and decreasing linearly to 0% at age 55 and 2012: 25% per annum at age 20 and decreasing lineraly to 5% at age 55.
Resignation rates
Lampiran - 5/116 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI
25. NON-CONTROLLING INTEREST
Kepentingan non-pengendali atas aset bersih Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
The movement of the non-controlling interest’s share in the net assets of the Subsidiary is as follows:
2013
2012
Saldo awal Bagian kepentingan non-pengendali atas (rugi)/laba bersih Anak Perusahaan tahun berjalan
329
Saldo akhir
326
323
(3)
26. MODAL SAHAM
6
Beginning balance Net (loss)/income of the Subsidiary attributable to non-controlling interest for the current year
329
Ending balance
26. SHARE CAPITAL 2013
Commonwealth Bank of Australia PT Murni Galaxy PT Giga Galaxy PT Samudra Anugrah Megah PT Ramadewan Winoko PT Prima Rukun Langgeng PT Finkom Surya Putra
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh/ Number of issued and fuly paid in shares
99.00% 0.35% 0.35% 0.11% 0.08% 0.07% 0.04%
3,781,469 13,199 13,199 4,425 2,950 2,655 1,770
3,781,469 13,199 13,199 4,425 2,950 2,655 1,770
100.00%
3,819,667
3,819,667
Jumlah nominal/ Nominal value Commonwealth Bank of Australia PT Murni Galaxy PT Giga Galaxy PT Samudra Anugrah Megah PT Ramadewan Winoko PT Prima Rukun Langgeng PT Finkom Surya Putra
2012
Commonwealth Bank of Australia PT Murni Galaxy PT Giga Galaxy PT Samudra Anugrah Megah PT Ramadewan Winoko PT Prima Rukun Langgeng PT Finkom Surya Putra
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh/ Number of issued and fuly paid in shares
98.38% 0.49% 0.49% 0.24% 0.16% 0.15% 0.09%
1,788,920 8,850 8,850 4,425 2,950 2,655 1,770
1,788,920 8,850 8,850 4,425 2,950 2,655 1,770
100.00%
1,818,420
1,818,420
Jumlah nominal/ Nominal value
Lampiran - 5/117 - Schedule
Commonwealth Bank of Australia PT Murni Galaxy PT Giga Galaxy PT Samudra Anugrah Megah PT Ramadewan Winoko PT Prima Rukun Langgeng PT Finkom Surya Putra
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 26. MODAL SAHAM (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. SHARE CAPITAL (continue)
Penerbitan saham baru
Issuance of new share
Berdasarkan keputusan pemegang saham tertanggal 24 Juni 2011, Commonwealth Bank of Australia setuju untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 234.882, yaitu dari Rp 1.134.500 menjadi Rp 1.369.382 dan juga mengubah persentase kepemilikan pemegang saham. Keputusan ini telah dicatat dalam Akta Notaris No. 81 tertanggal 24 Juni 2011 oleh Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, SH mengenai Keputusan Pemegang Saham dalam rangka Peningkatan Modal Commonwealth Bank of Australia. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHUAH.01.10-22103 tanggal 14 Juli 2011. Berdasarkan surat No. 13/88/DPB2/TPB2-2 tanggal 5 Desember 2011, peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Based on the Shareholders' resolution dated 24 June 2011, Commonwealth Bank of Australia agreed to increase the issued and paid-up capital by Rp 234,882, i.e. from Rp 1,134,500 to Rp 1,369,382 and also changed the percentage of shareholders’ ownership. This decision was recorded under Notarial Deed No. 81 dated 24 June 2011 of Notary F.X. Budi Santoso Isbandi, SH. regarding Commonwealth Bank of Australia Shareholders' Resolution on Capital Increase. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter number AHU-AH.01.10-22103 dated 14 July 2011. Based on letter No. 13/88/DPB2/TPB2-2 dated 5 December 2011, the increase in issued and paid-up capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Berdasarkan keputusan pemegang saham tertanggal 19 Oktober 2011, Commonwealth Bank of Australia setuju untuk meningkatkan modal dasar sebesar Rp 2.500.000, yaitu dari Rp 1.500.000 menjadi Rp 4.000.000. Keputusan ini telah dicatat dalam Akta Notaris No. 2 tertanggal 1 November 2011 oleh Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, SH mengenai Keputusan Pemegang Saham dalam rangka Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-53979.AH.01.02 tanggal 4 November 2011. Berdasarkan surat No. 13/88/DPB2/TPB22 tanggal 5 Desember 2011, peningkatan modal dasar tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Based on the Shareholders' resolution dated 19 October 2011, Commonwealth Bank of Australia agreed to increase the authorised capital by Rp 2,500,000, i.e. from Rp 1,500,000 to Rp 4,000,000. This decision was recorded under Notarial Deed No. 2 dated 1 November 2011 of Notary F.X. Budi Santoso Isbandi, SH. regarding Shareholder’s Decision to Approve the Changes in Article of Association. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU53979.AH.01.02 dated 4 November 2011. Based on letter No. 13/88/DPB2/TPB2-2 dated 5 December 2011, the increase in authorised capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Berdasarkan keputusan pemegang saham tertanggal 25 November 2011, Commonwealth Bank of Australia setuju untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 449.038, yaitu dari Rp 1.369.382 menjadi Rp 1.818.420 dan juga mengubah persentase kepemilikan pemegang saham. Keputusan ini telah dicatat dalam Akta Notaris No. 4 tertanggal 5 Desember 2011 oleh Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, SH. mengenai Keputusan Pemegang Saham dalam rangka Peningkatan Modal oleh Commonwealth Bank of Australia. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalu surat No. AHU-AH.01.1039928 tanggal 8 Desember 2011.
Based on the Shareholders’ resolution dated 25 November 2011, Commonwealth Bank of Australia agreed to increase the issued and paid-up capital by Rp 449,038, i.e. from Rp 1,369,382 to Rp 1,818,420 and also changed the percentage of Shareholders ownership. This decision was recorded under Notarial Deed No. 4 dated 5 December 2011 of Notary F.X. Budi Santoso Isbandi, SH. regarding Shareholders’ Resolution on Capital Increase by Commonwealth Bank of Australia. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter number AHU-AH.01.1039928 dated 8 December 2011.
Lampiran - 5/118 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 26. MODAL SAHAM (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. SHARE CAPITAL (continued)
Penerbitan saham baru (lanjutan)
Issuance of new share (continued)
Berdasarkan surat No. 15/13/DPB2/PB22/Rahasia tanggal 28 Maret 2013, peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Based on letter No. 15/13/DPB2/PB2-2/Rahasia dated 28 March 2013, the increase in issued and paid-up capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Berdasarkan keputusan pemegang saham tertanggal 18 Maret 2013, Commonwealth Bank of Australia setuju untuk meningkatkan modal dasar sebesar Rp 9.000.000, yaitu dari Rp 4.000.000 menjadi Rp 13.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 1.604.309, dari Rp 1.818.420 menjadi Rp. 3.422.729. Keputusan ini telah dicatat dalam Akta Notaris No. 77 tertanggal 20 Maret 2013 oleh Notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. mengenai Keputusan Pemegang Saham dalam rangka Peningkatan Modal oleh Commonwealth Bank of Australia. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalu surat No. AHU-15076.AH.01.02 tanggal 25 Maret 2013. Berdasarkan surat No. 15/13/DPB2/PB22/Rahasia tanggal 28 Maret 2013, peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Based on the Shareholders’ resolution dated 18 March 2013, Commonwealth Bank of Australia agreed to increase the authorized capital by Rp 9,000,000, i.e. from Rp 4,000,000 to Rp 13,000,000 and agreed to increase the issued and paid-up capital by Rp 1,604,309, i.e. from Rp 1,818,420 to Rp 3,422,729. This decision was recorded under Notarial Deed No. 77 dated 20 March 2013 of Notary Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. regarding Shareholders’ Resolution on Capital Increase by Commonwealth Bank of Australia. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter number AHU15076.AH.01.02 dated 25 March 2013. Based on letter No. 15/13/DPB2/PB2-2/Rahasia dated 28 March 2013, the increase in authorised capital, issued and paid-up capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Berdasarkan keputusan pemegang saham tertanggal 27 Agustus 2013, Commonwealth Bank of Australia setuju untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 396.938, yaitu dari Rp 3.422.729 menjadi Rp 3.819.667. Keputusan ini telah dicatat dalam Akta Notaris No. 53 tertanggal 28 Agustus 2013 oleh Notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. mengenai Keputusan Pemegang Saham dalam rangka Peningkatan Modal oleh Commonwealth Bank of Australia. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHUAH.01.10-37417 dan No. AHU-AH.01.10-37418 tertanggal 9 September 2013. Berdasarkan surat No. 15/5/DPB2/PB2-2/Rahasia tanggal 3 Oktober 2013, peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Based on the Shareholders’ resolution dated 27 August 2013, Commonwealth Bank of Australia agreed to increase the issued and paid up capital by Rp 396,938, i.e from Rp 3,422,729 to Rp 3,819,667. This decision was recorded under Notarial Deed No. 53 dated 28 August 2013 of Notary Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. regarding Shareholders’ Resolution on Capital Increase by Commonwealth Bank of Australia. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter number No. AHUAH.01.10-37417 and No. AHU-AH.01.10-37418 dated 9 September 2013. Based on letter No. 15/5/DPB2/PB2-2/Rahasia dated 3 October 2013, the increase in issued and paid-up capital has been recorded in Bank Indonesia’s administration.
Lampiran - 5/119 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. SALDO LABA YANG SUDAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya masing-masing sebesar Rp 14.911. Penyisihan saldo laba ini dibentuk sehubungan dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 1/1995 yang telah digantikan dengan Undang-undang No. 40/2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perusahaanperusahaan untuk membuat penyisihan sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undangundang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan tersebut. 28. PENDAPATAN BUNGA
2012
1,167,955 42,075
1,169,672 31,838
39,196 32,886 5,477 -
28,108 45,752 4,643 205
1,287,589
1,280,218
Pendapatan bunga berdasarkan klasifikasi aset keuangan adalah sebagai berikut: 2013 Pinjaman yang diberikan dan piutang Tersedia untuk dijual
As at 31 Desember 2013 and 2012, appropriated retained earnings amounted to Rp 14,911, respectively. This reserve was provided in relation with the Law of Republic Indonesia No.1/1995 which has been replaced with Law No. 40/2007 effective on 16 August 2007 regarding the Limited Liability Company which requires companies to set up a general reserve amounting to at least 20% of the issued and paid up share capital. There is no timeline over which this amount should be provided.
28. INTEREST INCOME 2013
Pinjaman yang diberikan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek-efek Giro pada bank lain Lain-lain
27. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS
Loans Placements with Bank Indonesia and other banks Securities purchased under resale agreements Marketable securities Current accounts with other banks Others
Interest income based on the classification of financial assets is as follows: 2012
1,254,703 32,886
1,234,466 45,752
1,287,589
1,280,218
Loans and receivables Available for sale
Termasuk dalam pendapatan bunga dari pinjaman yang diberikan adalah pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari pinjaman yang mengalami penurunan nilai (unwinding of interests) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 6.704 dan Rp 7.742 dan pendapatan bunga dari provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit yang diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 33.935 dan Rp 29.972.
Included in the interest income from loans is interest income recognised on the non-impaired portion of the impaired loans (unwinding of interest) for the years ended 31 December 2013 and 2012 amounting to Rp 6,704 and Rp 7,742, respectively and interest income from fees and commission directly attributable to lending activities amortised using effective interest rate method for the years ended 31 December 2013 and 2012 amounting to Rp 33,935 and Rp 29,972, respectively.
Lihat Catatan 34 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 34 for detailed balances and transactions with related parties.
Lampiran - 5/120 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. BEBAN BUNGA
29. INTEREST EXPENSE 2013
Simpanan nasabah Medium Term Notes Premi asuransi Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) (lihat Catatan 38) Simpanan dari bank lain Instrumen keuangan derivatif Pinjaman yang diterima
2012
301,845 29,663
355,251 45,055
23,351 12,944 4,856 502
27,562 8,570 12,534 -
373,161
448,972
Deposits from customers Medium Term Notes Insurance premium to Deposit Insurance Agency (refer to Note 38) Deposits from other banks Derivative financial instruments Borrowing
Lihat Catatan 34 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 34 for detailed balances and transactions with related parties.
30. BEBAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
30. ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES ON FINANCIAL AND NON FINANCIAL ASSETS
2013 Aset Keuangan Pembentukan/(pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai atas: - Pinjaman yang diberikan - Tagihan akseptasi - Investasi dalam saham
Aset Non Keuangan (Pemulihan)/pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas: - Agunan yang diambil alih - Aset lain-lain
2012 Financial Assets
38,413 645 -
77,710 (50) 32
39,058
77,692 Non Financial Assets
(564) -
(1,089) 1,321
(564) 38,494
31. UMUM DAN ADMINISTRASI
(Reversal)/additional for allowance of impairment losses on: Foreclosed assets Other assets -
232 77,924
31. GENERAL AND ADMINISTRATIVE 2013
Penyusutan aset tetap dan amortisasi perangkat lunak Sewa Promosi Jaringan perbankan, informasi dan komunikasi Kurir, keamanan dan kebersihan Perbaikan dan pemeliharaan Perjalanan dan transportasi
Additional/(reversal) for allowance of impairment losses on: Loans Acceptance receivables Investment in shares -
2012
104,638 67,495 45,538
97,358 75,345 55,221
42,316 42,125 40,699 40,035
42,940 44,033 17,215 39,064
Lampiran - 5/121 - Schedule
Depreciation of fixed assets and amortization of software Rent Promotion Banking network, information and communication Courier, security and cleaning Repairs and maintenances Travel and transportation
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. UMUM DAN ADMINISTRASI (lanjutan)
31. GENERAL AND ADMINISTRATIVE (continued) 2013
Beban jasa ATM interchange dan switching Informasi teknologi Telepon, listrik dan air Jasa profesional dan konsultasi Perlengkapan dan beban kantor Lain-lain
2012
31,134 26,236 20,228 15,539 8,950 53,704
20,469 43,256 19,044 13,472 14,318 21,227
538,637
502,962
32. GAJI DAN TUNJANGAN
ATM interchange and switching fee Information technology Telephone, electricity and water Professional and consultancy fees Office supplies and expenses Others
32. SALARIES AND ALLOWANCES 2013
2012
Gaji Tunjangan dan fasilitas lainnya Beban imbalan karyawan Pendidikan dan pelatihan Lain-lain
358,596 111,338 49,697 27,960 1,528 549,119
328,353 102,483 32,183 20,121 6,080 489,220
Penggantian dari induk perusahaan*)
(16,390)
(14,992) Reimbursement from parent company*)
532,729
474,228
Salaries Allowances and other facilities Employee benefits expenses Education and training Others
*) Gaji dan tunjangan tertentu yang dibayarkan oleh Bank untuk tahun 2013 dan 2012 telah diganti oleh induk perusahaan Bank. Jumlah kompensasi yang digantikan ini termasuk di dalam kompensasi direksi dan manajemen kunci dalam laporan keuangan konsolidasian induk perusahaan.
*) Selected salaries and allowances incurred by the Bank during 2013 and 2012 have been reimbursed to the Bank’s parent company. The total compensation reimbursed is included in the board of directors and key management personnel compensation as disclosed in the consolidated financial statements of the parent company.
Termasuk dalam beban gaji dan tunjangan adalah gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada Komisaris, Direksi, dan Manajemen kunci Bank adalah sebagai berikut:
Included in salaries and benefits expenses are salaries and other allowances for Commissioners, Directors, and Key management of Bank as follow:
2013 Dewan Komisaris - Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Direksi *) - Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Manajemen kunci *) - Gaji dan imbalan kerja jangka pendek
2012
1,502
Board of Commissioners Salary and short term employee benefit
18,081
Board of Directors *) Salary and short term employee benefit
44,587
40,826
Key management *) Salary and short term employee benefit
66,949
60,409
1,640
20,722
*) Termasuk remunerasi untuk Direksi dan Personel Manajemen Kunci adalah gaji dan tunjangan sebesar Rp 16.390 dan Rp 14.992 yang telah diganti oleh induk perusahaan Bank, Commonwealth Bank of Australia, Sydney, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
*) Included remuneration for Board of Directors and Key Management Personnel are salaries and allowances with total amounted to Rp 16,390 and Rp 14,992 that has been reimbursed to the Bank’s parent company, Commonwealth Bank of Australia, Sydney, for the year ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Lampiran - 5/122 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
33. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
33. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
Seperti di dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang dicatat sebagai transaksi rekening administratif.
As part of normal banking business, the Bank has commitments and contingencies that are recorded as administrative accounts.
Dibawah ini merupakan ikhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak setara dengan mata uang Rupiah:
The following is a summary of the Bank’s commitments and contingencies at the equivalent Rupiah contractual amounts:
a. Berdasarkan jenis
a. By type 2013
Kewajiban komitmen - Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan - Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Kewajiban komitmen - bersih Tagihan kontinjensi - Standby letters of credit - Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Kewajiban kontinjensi - Garansi yang diterbitkan Tagihan/(kewajiban) kontinjensi-bersih
Commitment payables (613,481)
(1,103,128)
Committed unused loan facilities granted
(131,625)
(137,103)
Irrevocable letters of credit -
(745,106)
(1,240,231)
Commitment payables - net
994,817
39,965
10,003
5,176
1,004,820
45,141
Kewajiban kontinjensi - lancar
Contingent receivables Standby letters of credit Interest receivables of non performing loan
(414,405)
(264,190)
Contingent payables Guarantees issued -
590,415
(219,049)
Contingent receivables/ (payables)-net
b. Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia Kewajiban komitmen - Lancar - Dalam perhatian khusus
2012
2013
b. By Bank Indonesia’s collectability 2012
(744,345) (761)
(1,238,602) (1,629)
(745,106)
(1,240,231)
(414,405)
(264,190)
Commitment payables Current Special mention -
Contingent payables - current
Komitmen dan kontinjensi yang berhubungan dengan derivatif disajikan di Catatan 12.
The commitments and contingencies relating to derivative transaction are disclosed in Note 12.
Pada tanggal 31 December 2013 dan 2012, tidak terdapat estimasi kerugian atas komitmen dan kontijensi yang dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian.
As at 31 December 2013 and 2012, there were no estimated losses on commitment and contingencies recorded in the consolidated statement of income.
Lampiran - 5/123 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
34. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI Pihak berelasi/ Related parties
34. RELATED PARTIES TRANSACTIONS
Sifat dari hubungan/ Nature of relationship
Sifat dari transaksi/ Nature of transaction
Commonwealth Bank of Australia, Sydney
Pemegang saham utama Bank/The Bank’s majority shareholder
Penempatan dana, efek-efek, penggantian gaji dan tunjangan manajemen kunci/Fund placements, marketable securities, reimbursement of key management’s salaries and allowances
Commonwealth Bank of Australia, cabang Vietnam/Vietnam branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Biaya penggantian/Reimbursement expenses
Commonwealth Bank of Australia, cabang Hongkong/Hongkong branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Penempatan dana/Fund placements
Commonwealth Bank of Australia, cabang London/London branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Penempatan dana/Fund placements
Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura/Singapore branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Pinjaman yang diterima, transaksi derivatif/Borrowing, derivative transactions
PT First State Investment Indonesia
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Pendapatan atas jasa penyaluran reksadana yang masih harus diterima, investasi dalam saham/Mutual fund distribution fee receivables, investment in shares
ASB Bank Ltd., New Zealand
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Penempatan dana/Fund placements
PT Commonwealth Life
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Pendapatan atas jasa penyaluran bancassurance yang masih harus diterima/ Bancassurance distribution fee receivables
Dewan Komisaris, Direksi, dan Manajemen kunci/Key managements Pejabat Eksekutif/Board of Commissioners, Board of Directors and Executive Officers
2013 Aset Giro pada bank lain Commonwealth Bank of Australia, Sydney ASB Bank Ltd., New Zealand Persentase terhadap jumlah aset Penempatan pada bank lain Commonwealth Bank of Australia, cabang Hongkong Commonwealth Bank of Australia, cabang London Persentase terhadap jumlah aset
Pinjaman yang diberikan, simpanan nasabah, beban gaji dan tunjangan /Loans, deposits from customers, salaries and allowance expenses
2012
49,002 2,292
56,417 3,903
51,294
60,320
0.25%
0.42%
260,535
140,099
173,690
50,036
434,225
190,135
2.11%
1.32%
Lampiran - 5/124 - Schedule
Assets Current accounts with other banks Commonwealth Bank of Australia, Sydney ASB Bank Ltd., New Zealand
Percentage of total assets Placements with other banks Commonwealth Bank of Australia, Hongkong branch Commonwealth Bank of Australia, London branch
Percentage of total assets
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. TRANSAKSI (lanjutan)
DENGAN
PIHAK
Aset (lanjutan) Efek-efek Commonwealth Bank of Australia, Sydney Persentase terhadap jumlah aset Pinjaman yang diberikan Manajemen kunci Persentase terhadap jumlah aset Investasi dalam saham PT First State Investments Indonesia Persentase terhadap jumlah aset Aset lain-lain: Piutang bunga Commonwealth Bank of Australia, cabang London Commonwealth Bank of Australia, cabang Hongkong Manajemen kunci
Pendapatan atas jasa penyaluran reksadana dan bancassurance yang masih harus diterima PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 34. RELATED (continued)
BERELASI 2013
2012
-
50,081
0.00%
0.35%
15,592
8,074
0.08%
0.06%
64
64
0.00%
0.00%
73
3
68 22
77 8
163
88
PARTIES
TRANSACTIONS
Assets (continued) Marketable securities Commonwealth Bank of Australia, Sydney Percentage of total assets Loans Key managements Percentage of total assets Investments in shares PT First State Investments Indonesia Percentage of total assets Other assets: Interest receivables Commonwealth Bank of Australia, London branch Commonwealth Bank of Australia, Hongkong branch Key managements
Mutual fund and bancassurance distribution fee receivables PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia
14,506
8,846
679
1,100
15,185
9,946
41
61
3,665
16,693
355
1,431
4,061
18,185
Jumlah
19,409
28,219
Total
Persentase terhadap jumlah aset
0.09%
0.20%
Percentage of total assets
520,584
336,893
Total assets with related parties
2.53%
2.34%
Percentage of total assets
Lain-lain PT Commonwealth Life Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, cabang Vietnam
Jumlah aset dengan pihak berelasi Persentase terhadap jumlah aset
Lampiran - 5/125 - Schedule
Others PT Commonwealth Life Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, Vietnam branch
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. TRANSAKSI (lanjutan)
DENGAN
PIHAK
Liabilitas Simpanan nasabah Deposito berjangka Giro Tabungan Persentase terhadap jumlah liabilitas Liabilitas derivatif Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura Persentase terhadap jumlah liabilitas Pinjaman yang diterima dari Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura Persentase terhadap jumlah liabilitas Liabilitas lain-lain Utang bunga: - Manajemen kunci - Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura Beban yang masih harus dibayar Persentase terhadap jumlah liabilitas Jumlah liabilitas dengan pihak berelasi Persentase terhadap jumlah liabilitas
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 34. RELATED (continued)
BERELASI 2013
2012
198,648 138,638 14,882
194,892 25,426 13,945
352,168
234,263
2.16%
1.90%
6
408
0.00%
0.00%
254,269 1.56%
0.00%
689
-
109 798
-
3,836
7,874
4,634
7,874
0.03%
0.06%
611,077
242,545
3.74%
1.97%
Laporan laba rugi konsolidasian Pendapatan bunga Persentase terhadap jumlah pendapatan bunga
PARTIES
TRANSACTIONS
Liabilities Deposits from customers Time deposits Current accounts Savings
Percentage of total liabilities Derivative payables Commonwealth Bank of Australia, Singapore branch Percentage of total liabilities Borrowing from Commonwealth Bank of Australia, Singapore branch Percentage of total liabilities Other liabilities Interest payables: Key managements Commonwealth Bank of Australia, Singapore branch Accrued expenses
Percentage of total liabilities Total liabilities to related parties Percentage of total liabilities Consolidated statement of income
2,177
3,920
0.17%
0.31%
Interest income Percentage of total Interest income
Pendapatan atas jasa penyaluran bancassurance PT Commonwealth Life
92,140
99,770
Bancassurance distribution fee PT Commonwealth Life
Persentase terhadap jumlah pendapatan operasional lainnya
18.59%
25.59%
Percentage of total other operating income
Lampiran - 5/126 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. TRANSAKSI (lanjutan)
DENGAN
PIHAK
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BERELASI 2013
Pendapatan atas jasa penyaluran reksa dana PT First State Investments Indonesia Persentase terhadap jumlah pendapatan operasional lainnya Beban bunga: - PT Commonwealth Life - PT First State Investments Indonesia - Manajemen kunci - Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura Persentase terhadap jumlah beban bunga Beban gaji dan tunjangan Persentase terhadap jumlah beban gaji dan tunjangan
34. RELATED (continued)
PARTIES
TRANSACTIONS
2012
1,142
462
Mutual fund distribution fee PT First State Investments Indonesia
0.23%
0.12%
Percentage of total other operating income
3,208
5,785
2,085 591
1,727 1,562
502 6,206
9,074
1.66%
2.02%
66,949
60,409
12.57%
12.74%
35. KASUS HUKUM
Interest expense: PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia Key managements Commonwealth Bank of Australia, Singapore branch Percentage of total interest expense Salaries and allowance expenses Percentage of total salaries and allowance expenses
35. LEGAL CASE
a. Legal case against TA
a. Kasus hukum dengan TA Perkara hukum dengan TA terjadi sejak tahun 2007 dan pada tanggal 24 Februari 2009, Bank (tergugat) mendaftarkan permohonan peninjauan kembali ke MARI sehubungan dengan putusan yang dikeluarkan oleh pengadilan Hubungan Industrial berkaitan dengan pembayaran terhadap mantan pegawai (penggugat). Penggugat memenangkan gugatannya pada tingkat kasasi No. 328_K/Pdt.Sus/2008 tanggal 28 Juli 2008, namun Bank akhirnya memenangkan perkara pada tingkat Peninjauan Kembali (PK) dimana diputuskan pengesahan pemutusan hubungan kerja TA pada Bank dan Bank diwajibkan membayar pesangon kepada TA dan Bank telah menyelesaikan isi putusan tersebut dan melakukan pembayaran melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 28 Oktober 2010 sehingga secara hukum kepegawaian TA dimaksud telah berakhir.
Legal case against TA happen since 2007 and on 24 February 2009, the Bank registered a judicial review at the Supreme Court against the verdict handed down by the Industrial Relations District Court in relation to the settlement of monies due to a former employee (TA). The plaintiff won the case at Supreme Courts through its decree No. 328_K/Pdt.Sus/2008 dated 28 July 2008, but the Bank finally win the case in Judicial Review where being decided on the employee termination between TA and the Bank and the Bank has obligation to pay severance payment to TA and the Bank had made payment through Central Jakarta District Court on 28 October 2010, therefore the employee legal case of TA has been completed.
Lampiran - 5/127 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. KASUS HUKUM (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 35. LEGAL CASE (continued)
a. Kasus hukum dengan TA (lanjutan)
a. Legal case against TA (continued)
Selain itu, pada tanggal 31 Mei 2010, Bank mengajukan gugatan eksekusi lelang terhadap jaminan atas pinjaman mantan pegawai tersebut yang dinyatakan macet dengan nilai sebesar Rp 2.572. Perkara ini dimenangkan oleh Bank berdasarkan Penetapan Eksekusi Lelang Hak Tanggungan No. 22/Eks.HT/2010/PN.Jkt.Sel tanggal 5 Oktober 2010.
In addition, on 31 May 2010, the Bank has filled for a public auction for the collateral of the ex-employee loan which has been declared as a bad debt amounting to Rp 2,572. The Bank won this case through the Court Determination of Auction Execution of Mortgage No. 22/Eks.HT/2010/ PN.Jkt.Sel dated 5 October 2010.
TA mengajukan gugatan perlawanan atas eksekusi hak tanggungan yang dijadikan jaminan kepada Bank. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menerbitkan keputusan bahwa gugatan perlawanan TA ditolak oleh hakim sesuai surat keputusan No. 463/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel tanggal 9 November 2010. Lelang telah diselenggarakan pada tanggal 12 Januari 2012, serta berhasil menjual jaminan tersebut.
TA submitted lawsuit in opposition of execution of the mortgage as collateral to the Bank. South Jakarta District Court has issued a ruling that the claim was rejected by the resistance TA corresponding decree No. judge. 463/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel dated 9 November 2010. Auctions held up on 12 January 2012, and succeed in selling those collateral.
Namun pada September 2012, TA menyatakan banding atas putusan tersebut. Bank memenangkan putusan banding terhadap eksekusi hak tanggungan yang diajukan oleh TA dengan Putusan Banding Pengadilan No. 78/PDT/2012/PT.DKI tanggal 7 Agustus 2012 dan diterima oleh Pengadilan Negeri pada tanggal 12 September 2012.
In September 2012, TA submitted an appeal to the decision. Bank won a ruling of appeal claim over those collateral which was filed by TA (pursuant to Verdict of Appeal Court No. 78/PDT/2012/PT.DKI dated 7 August 2012) and accepted by District Court on 12 September 2012.
Pada tanggal 30 Januari 2014, telah ditandatangani akta perdamaian antara Bank, TA dan pemenang lelang dimana Bank menerima pelunasan atas hak tanggungan jaminan TA sebesar Rp 2.441 dan telah dicabutnya seluruh perkara hukum terkait oleh masing-masing pihak, sehingga dengan perdamaian ini seluruh kasus terkait TA dinyatakan berakhir.
On 30 January 2014, the Bank, TA and auction buyer have signed an agreement whereby the Bank received payment of claim over TA’s collateral amounting to Rp 2,441, therefore this case is closed.
Lampiran - 5/128 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. KASUS HUKUM (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 35. LEGAL CASE (continued)
dengan FA (mantan VA (nasabah Cabang
b. Legal Case against FA (former employee of
Pada bulan Januari 2013, nasabah Bank cabang Palembang VA (Penggugat) mengajukan klaim sebesar Rp 5.000 kepada Bank (Tergugat I) dan FA, mantan karyawan Bank (Tergugat II). Pada tanggal 12 Desember 2013, Pengadilan Negeri Palembang telah mengeluarkan putusan menghukum Tergugat II untuk membayar kepada VA sebesar Rp 5.000 dan menyatakan Bank terbukti tidak melanggar dan tidak berkewajiban untuk membayar kerugian VA.
On January 2013, Palembang Branch’s customer (VA), filed a claim of RP 5,000 to the Bank and FA, former employee of the Bank. On 12 December 2013, Palembang district court issued a ruling that the claim to FA was approved and FA has to pay the claim of Rp 5,000 while the Bank was convicted not guilty and has no obligation to pay VA’s losses.
Saat ini, VA dan FA mengajukan banding terhadap putusan tersebut ke Pengadilan Tinggi.
Currently, VA and FA submitted an appeal to the decision to High Court.
b. Kasus hukum karyawan) dan Palembang)
36. KOMITMEN MODAL
SIGNIFIKAN
ATAS
BARANG
the Bank) and VA (Palembang Branch’s customer)
36. SIGNIFICANT CAPITAL COMMITMENT
Core Banking Transformation Project - Thaler to Oracle Flexcube v.12.x
Core Banking Transformation Project - Thaler to Oracle Flexcube v.12.x
Dengan adanya proyek transformasi sistem inti perbankan yang ada saat ini, pada tanggal 1 November 2013, Bank mengadakan perjanjian dengan PT Oracle Indonesia untuk membeli beberapa modul lisensi Oracle Flexcube sebesar AUD 1.627.605,09 (nilai penuh, sebelum PPN dan PPh). Lisensi tersebut telah sepenuhnya diterima dan terpasang, dan saat ini sedang dalam tahap pengembangan dan pengujian.
Refer to the transformation project on its current Core Banking system, on 1 November 2013, the Bank made the agreement with PT Oracle Indonesia to purchase various modules of Oracle Flexcube license amounting to AUD 1,627,605.09 (full amount, before VAT or WHT). The license has been fully received and installed and currently in the development and testing environment phase.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pada tanggal 31 Mei 2013, Bank menandatangani perjanjian jasa implementasi dan kostumisasi lisensi Oracle Flexcube untuk menyesuaikan dengan kebutuhan Bank, dengan nilai kontrak sebesar Rp 35.377 (sebelum PPN dan PPh). Pada tanggal 31 Desember 2013, nilai kontrak dengan pendekatan realisasi pembayaran adalah sebesar Rp 5.307 (sebelum PPN dan PPh) dan telah dicatat oleh Bank sebagai perangkat lunak dalam pengembangan (lihat Catatan 15). Estimasi persentase tingkat penyelesaian perangkat lunak dalam pengembangan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah 15%, dan diperkirakan akan sepenuhnya diselesaikan dalam 2 tahun yaitu sampai dengan tahun 2015.
In conjunction with the above, on 31 May 2013, the Bank signed an implementation service contract to implement and customize the Oracle Flexcube license to meet the bank’s requirement, with the contract amounting to Rp 35,377 (before VAT and WHT). As at 31 December 2013, the value of the contract using payment realisation approach was Rp 5,307 (before VAT and WHT) and the Bank recorded it as software in progress (refer to Note 15). The estimated percentage of completion of software in progress as at 31 December 2013 is 15%, and is estimated to be fully completed in 2 years on 2015.
Lampiran - 5/129 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
37. NILAI TERCATAT INSTRUMEN KEUANGAN Berikut ini adalah nilai tercatat instrumen keuangan Bank dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012: 2013 ASET KEUANGAN Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain: Nominal-bersih Piutang bunga Jumlah tercatat Efek-efek: Nominal-bersih Piutang bunga Jumlah tercatat Obligasi pemerintah: Nominal-bersih Piutang bunga Jumlah tercatat Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali: Nominal-bersih Piutang bunga Jumlah tercatat Tagihan derivatif: Nominal-bersih Piutang bunga Jumlah tercatat Pinjaman yang diberikan: Nominal-bersih Piutang bunga Beban bunga yang ditangguhkan Jumlah tercatat
37. THE CARRYING AMOUNT OF FINANCIAL INSTRUMENTS The carrying amount of Bank and Subsidiary financial instruments as at 31 December 2013 and 2012 is as follows: 2012
240,000 1,266,002 474,017
222,150 941,725 565,452
2,075,850 540 2,076,390
673,006 622 673,628
753,778 4,198 757,976
811,039 6,126 817,165
59,922 233 60,155
-
544,141 1,670 545,811
445,022 3,055 448,077
18,011 18,011
77,093 279 77,372
13,412,639 76,504 16,686 13,505,829
9,805,607 60,962 93,354 9,959,923
FINANCIAL ASSETS Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks: Nominal-net Interest receivables Carrying amount Marketable securities: Nominal-net Interest receivables Carrying amount Government bonds: Nominal-net Interest receivables Carrying amount Securities purchased under resale Agreements: Nominal-net Interest receivables Carrying amount Derivative receivables: Nominal-net Interest receivables Carrying amount Loans: Nominal-net Interest receivables Deferred interest expense Carrying amount
Tagihan akseptasi-bersih Aset lain-lain
964,056 75,878
2,832 95,079
Acceptance receivables-net Other assets
Jumlah Aset Keuangan
19,984,125
13,803,403
Total Financial Assets
LIABILITAS KEUANGAN Simpanan nasabah: Nominal-bersih Bunga yang masih harus dibayar Jumlah tercatat
14,228,759 28,119 14,256,878
11,353,898 10,546 11,364,444
FINANCIAL LIABILITIES Deposits from customers: Nominal-net Accrued interest Carrying amount
Simpanan dari bank lain: Nominal-bersih Bunga yang masih harus dibayar Jumlah tercatat
273,067 2,019 275,086
312,119 258 312,377
Deposits from other banks: Nominal-net Accrued interest Carrying amount
Liabilitas derivatif: Nominal-bersih Bunga yang masih harus dibayar Jumlah tercatat
4,690 4,690
1,636 468 2,104
Derivative payables: Nominal-net Accrued interest Carrying amount
Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima: Nominal-bersih Bunga yang masih harus dibayar Jumlah tercatat
964,740
2,834
254,269 109 254,378
-
Acceptance payables Borrowing: Nominal-net Accrued interest Carrying amount
Medium Term Notes: Nominal-bersih Bunga yang masih harus dibayar Jumlah tercatat
49,891 400 50,291
348,845 2,733 351,578
Medium Term Notes: Nominal-net Accrued interest Carrying amount
257,498
80,333
Other liabilities
16,063,561
12,113,670
Total Financial Liabilities
Liabilitas lain-lain Jumlah Liabilitas Keuangan
Lampiran - 5/130 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
38. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
38. GOVERNMENT GUARANTEE ON THE OBLIGATIONS OF COMMERCIAL BANKS
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tanggal 22 September 2004 yang berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 tanggal 13 Oktober 2008, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku.
Based on Law No. 24 dated 22 September 2004, effective on 22 September 2005, which was amended by the Government Regulation No. 3 dated 13 October 2008, the Indonesia Deposit Insurance Agency (LPS) was formed to guarantee certain liabilities of commercial banks under the applicable guarantee program, the amount of guarantee can be amended if the circumstances is comply with certain LPS specified criterias.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai “Besarnya Nilai Simpanan yang dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan”, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000 untuk per nasabah per bank. Simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 7,50% (2012: 5,50%) untuk simpanan dalam Rupiah dan 1,50% (2012: 1,00%) untuk simpanan dalam mata uang asing.
Based on Government Regulation No. 66 Year 2008 dated 13 October 2008 regarding “The Amount of Deposit Guaranteed by Indonesia Deposit Insurance Agency”, the amount of deposits covered by LPS are customer deposits up to Rp 2,000 per depositor per bank. Customer deposits are only covered if the rate of interest is equal to or below 7.50% (2012: 5.50%) for deposits denominated in Rupiah and 1.50% (2012: 1.00%) for deposits denominated in foreign currencies.
Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut dengan jumlah premi yang telah dibayarkan masing-masing sebesar Rp 23.351 dan Rp 27.562 untuk tahun yang berakhir masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (lihat Catatan 29).
The Bank was a participant of that guarantee program with insurance premium paid amounting Rp 23,351 and Rp 27,562, for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively (refer to Note 29).
39. STANDAR AKUNTANSI BARU
39. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENT
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-AIA) telah menerbitkan standar baru, revisi dan intepretasi, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013 sebagai berikut: ISAK 27 "Pengalihan aset dari pelanggan" ISAK 28 "Pengakhiran liabilitas keuangan dengan instrumen ekuitas" ISAK 29 "Biaya pengupasan lapisan tanah dalam tahap produksi pada tambang terbuka" PSAK 65 “Laporan keuangan konsolidasian” *) PSAK 66 “Pengaturan bersama” *) PSAK 67 “Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain” *) PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar” *) PSAK 1 (revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan” *) PSAK 4 (revisi 2013) “Laporan keuangan tersendiri” *)
Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountant (DSAK-IAI) has issued the following new standards, amendments and interpretations, but not yet effective for the financial year beginning 1 January 2013: IFAS 27 “Transfer assets from customer” IFAS 28 “Extinguishing financial liabilities with equity instrument” IFAS 29 “Stripping cost in the production phase of surface mine” -
SFAS 65 “Consolidated financial statements” *) SFAS 66 “Joint arrangements” *) SFAS 67 “Disclosure of interests in other entities” *) SFAS 68 “Fair value measurement” SFAS 1 (revised 2013) “Presentation of financial statements” *) SFAS 4 (revised 2013) “Separate financial statements” *)
Lampiran - 5/131 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) -
PSAK 15 (revisi 2013) “Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama” *) PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan kerja” *)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 39. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENT (continued) -
SFAS 15 (revised 2013) “Investment in associates and joint ventures” *) SFAS 24 (revised 2013) “Employee benefits” *)
*) Penerapan dini revisi dan standar baru diatas, sebelum 1 Januari 2015 tidak diijinkan.
*)
ISAK 27, 28 dan 29 berlaku untuk tahun buku yang dimulai sejak 1 Januari 2014, sedangkan revisi dan standar baru lainnya akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015.
IFAS 27, 28 and 29 will become effective for annual period beginning 1 January 2014 while the other new and revised standards will become effective for the financial year starting 1 January 2015.
Pada saat penerbitan laporan keuangan konsolidasian ini, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan konsolidasian keuangan Bank.
As at the authorisation date of this consolidated of financial statements, the Bank is still evaluating the potential impact of these new and revised SFAS to the Bank’s consolidated financial statements.
40. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
Early adoption of these new and revised standards prior to 1 January 2015 is not permitted.
40. SUBSEQUENT EVENT
Pada tanggal 24 Januari 2014, Bank menerbitkan dan mencatatkan Negotiable Certificate of Deposits (“NCD”) dengan nilai nominal sebesar Rp 320.000 di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). NCD ini terdiri dari 3 seri, yaitu Seri A, B, dan C yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu masing-masing 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan dari tanggal penerbitan, dengan tingkat diskonto berkisar dari 8,68% sampai 9,16% per tahun. Harga perolehan NCD adalah sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang didiskonto. PT BCA Sekuritas bertindak sebagai penata laksana (arranger) untuk NCD ini.
On 24 January 2014, the Bank issued and registered Negotiable Certificate of Deposits (“NCD”) with a nominal value of Rp 320,000 at the PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). These NCD consists of 3 series, Serie A, B, and C which will mature on 3 months, 6 months, and 9 months from the issuance date, respectively, with discount rate ranging from 8.68% up to 9.16% per annum. Purchase price of the NCD represent the nominal value less with interest that has been discounted. PT BCA Sekuritas is the arranger for this NCD.
Selanjutnya, pada tanggal 24 Maret 2014, Bank menerbitkan dan mencatatkan NCD dengan nilai nominal sebesar Rp 330.000 di KSEI. NCD ini terdiri dari 4 seri, yaitu Seri A, B, C dan D yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu masing-masing 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan dari tanggal penerbitan, dengan tingkat diskonto berkisar dari 8,75% sampai 9,5% per tahun.
Subsequently, on 24 March 2014, the Bank issued and registered NCD with a nominal value of Rp 330,000 at KSEI. These NCD consists of 4 series, Serie A, B, C and D which will mature on 3 months, 6 months, 9 months and 12 months from the issuance date, respectively, with discount rate ranging from 8.75% up to 9.5% per annum.
Lampiran - 5/132 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH DAN ANAK PERUSAHAAN/ PT BANK COMMONWEALTH AND SUBSIDIARY CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN Informasi berikut pada halaman 6/1 sampai dengan 6/8 adalah informasi keuangan tambahan PT Bank Commonwealth, induk perusahaan saja yang menyajikan penyertaan Bank pada Anak Perusahaan dengan metode biaya.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 41. SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION The following supplementary financial information of PT Bank Commonwealth, parent company only, on pages 6/1 to 6/8 present the Bank’s investment in Subsidiary using the cost method.
Lampiran - 5/133 - Schedule
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT BANK COMMONWEALTH PERUSAHAAN INDUK/PARENT COMPANY LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2013
2012
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 52.787 pada tahun 2013 (31 Desember 2012: Rp 71.780) Tagihan akseptasi, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 684 pada tahun 2013 (31 Desember 2012: Rp 2) Aset tidak berwujud, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 150.001 pada tahun 2013 (31 Desember 2012: Rp 125.305) Investasi dalam saham Anak Perusahaan yang dihentikan operasinya Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 427.699 pada tahun 2013 (31 Desember 2012: Rp 348.117) Aset pajak tangguhan, bersih Aset lain-lain
JUMLAH ASET
ASSETS 240,000
222,150
Cash
1,266,002
941,725
Current accounts with Bank Indonesia
474,017
565,452
Current accounts with other banks
2,075,850
673,006
Placements with Bank Indonesia and other banks
753,778
811,039
Marketable securities
59,922
-
Government bonds
544,141
445,022
Securities purchased under resale agreements
18,011
77,093
Derivative receivables
9,898,961
Loans, net of allowance for impairment losses of Rp 52,787 in 2013 (31 December 2012: Rp 71,780)
2,832
Acceptance receivables, net of allowance for impairment losses of Rp 684 in 2013 (31 December 2012: Rp 2)
195,835
129,648
Intangible assets, net of accumulated amortization of Rp 150,001 in 2013 (31 December 2012: Rp125,305)
29,700
29,700
Investment in shares of Subsidiary’s discontinued operations
228,007
260,394
Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 427,699 in 2013 (31 December 2012: Rp 348,117)
33,830
27,831
Deferred tax assets, net
299,318
324,917
Other assets
20,611,792
14,409,770
TOTAL ASSETS
13,429,325
964,056
Lampiran - 6/1 - Schedule
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT BANK COMMONWEALTH PERUSAHAAN INDUK/PARENT COMPANY LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2013
2012
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Medium Term Notes Utang pajak: Utang pajak kini Utang pajak lainnya Liabilitas lain-lain JUMLAH LIABILITAS
LIABILITIES AND EQUITY 14,261,658 273,067 4,690 964,740 254,269 49,891
11,385,963 312,119 1,636 2,834 348,845
43,032 18,000 492,905
22,528 15,437 277,866
LIABILITIES Deposits from customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Borrowing Medium Term Notes Tax liabilities: Current tax liabilities Other tax liabilities Other liabilities
16,362,252
12,367,228
TOTAL LIABILITIES
EKUITAS Modal saham: Modal saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000.000 (Rupiah penuh) per saham Modal dasar 13.000.000 lembar saham pada 2013 (31 Desember 2012: 4.000.000 lembar saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh 3.819.667 lembar saham pada 2013 (31 Desember 2012: 1.818.420 lembar saham) Tambahan modal disetor Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, bersih setelah dikurangi pajak tangguhan Saldo laba - Sudah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunannya JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
EQUITY
3,819,667 25,097
1,818,420 25,097
Share capital: Share capital with par value per share of Rp 1,000,000 (full Rupiah amount) per share Authorised capital 13,000,000 shares in 2013 (31 December 2012: 4,000,000 shares) Issued and fully paid capital 3,819,667 shares in 2013 (31 December 2012: 1,818,420 shares) Additional paid-up capital
635
765
14,911 389,230
14,911 183,349
Unrealised gain on available for sale marketable securities and government bonds, net after deferred tax Retained earnings Appropriated Unappropriated -
4,249,540
2,042,542
TOTAL EQUITY
20,611,792
14,409,770
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Lampiran - 6/2 - Schedule
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT BANK COMMONWEALTH PERUSAHAAN INDUK/PARENT COMPANY LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2013
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga bersih PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Provisi dan komisi selain dari pinjaman yang diberikan Keuntungan transaksi mata uang asing (Kerugian)/keuntungan dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan Pendapatan lainnya
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan non keuangan Umum dan administrasi Gaji dan tunjangan Lainnya
PENDAPATAN OPERASIONAL-BERSIH
2012 OPERATING INCOME AND EXPENSES Interest income Interest expense
1,287,589 (373,161)
1,280,012 (450,085)
914,428
829,927
Net interest income
289,645
314,933
OTHER OPERATING INCOME Non loan fees and commissions
233,577
38,657
(64,006) 36,314
21,655 14,614
495,530
389,859
1,409,958
1,219,786
(38,494) (538,271) (532,729) (8,602)
(77,924) (502,592) (474,146) (7,178)
(1,118,096)
(1,061,840)
291,862
157,946
Foreign exchange gains (Loss)/gain from changes in fair value of financial instruments Other income
OTHER OPERATING EXPENSES Allowance for impairment losses on financial and non financial assets General and administrative Salaries and allowances Others
OPERATING INCOME-NET
PENDAPATAN/(BEBAN) BUKAN OPERASIONAL Keuntungan/(kerugian) penjualan aset tetap dan agunan yang yang diambil alih - bersih
NON OPERATING INCOME/(EXPENSES) 930
(21,677)
Gain/(loss) on sale of fixed assets and foreclosed assets - net
PENDAPATAN/(BEBAN) BUKAN OPERASIONAL
930
(21,677)
NON OPERATING INCOME/(EXPENSES) INCOME BEFORE TAX
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
292,792
136,269
Beban pajak penghasilan
(86,911)
(45,251)
LABA BERSIH
205,881
91,018
Lampiran - 6/3 - Schedule
Income tax expense NET INCOME
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT BANK COMMONWEALTH PERUSAHAAN INDUK/PARENT COMPANY LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2013
LABA BERSIH
2012
205,881
91,017
NET INCOME
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
(Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual
(173)
7,780
Unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds
Beban/(manfaat) pajak penghasilan
43
(1,945)
Income tax expense/(benefit)
(Beban)/pendapatan komprehensif lain - setelah pajak
(130)
5,835
Other comprehensive (expense)/income - net of tax
96,852
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
205,751
Lampiran - 6/4 - Schedule
3,819,667
-
Laba bersih
Saldo pada tanggal 31 Desember 2013
-
2,001,247
Penerbitan saham baru
Pendapatan komprehensif lain-setelah pajak
1,818,420
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
Modal saham/ Share capital
25,097
-
-
-
25,097
Tambahan modal disetor/ Additional paid-up capital
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14,911
-
-
-
14,911
Sudah ditentukan penggunaannya/ Appropriated
389,230
205,881
-
-
183,349
4,249,540
205,881
(130)
2,001,247
2,042,542
Jumlah ekuitas/ Total equity
Balance as at 31 December 2013
Net income
Other comprehensive incomenet of tax
Issuance of new shares
Balance as at 31 December 2012
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Belum ditentukan penggunannya/ Unappropriated
Saldo laba/Retained earnings
Lampiran - 6/5 - Schedule
635
-
(130)
-
765
Keuntungan/ (kerugian) yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, setelah dikurangi pajak tangguhan/ Unrealised gain/(loss) on available for sale marketable securities and government bonds, net of deferred tax
PT BANK COMMONWEALTH PERUSAHAAN INDUK/PARENT COMPANY
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION
1,818,420
-
Laba bersih
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
-
Sudah ditentukan penggunaannya
1,818,420
Pendapatan komprehensif lain-setelah pajak
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
Modal saham/ Share capital
25,097
-
-
-
25,097
Tambahan modal disetor/ Additional paid-up capital
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14,911
-
-
14,894
17
183,349
91,017
-
(14,894)
107,226
2,042,542
91,017
5,835
-
1,945,690
Jumlah ekuitas/ Total equity
Balance as at 31 December 2012
Net income
Other comprehensive income -net of tax
Appropriated
Balance as at 31 December 2011
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo laba/Retained earnings Sudah Belum ditentukan ditentukan penggunaannya/ penggunannya/ Appropriated Unappropriated
Lampiran - 6/6 - Schedule
765
-
5,835
-
(5,070)
(Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek yang tersedia untuk dijual, setelah dikurangi pajak tangguhan/ Unrealised (loss)/gain on available for sale marketable securities, net of deferred tax
PT BANK COMMONWEALTH PERUSAHAAN INDUK/PARENT COMPANY
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT BANK COMMONWEALTH PERUSAHAAN INDUK/PARENT COMPANY LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2013
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Bunga, provisi dan komisi yang diterima Bunga, provisi dan komisi yang dibayar Pendapatan operasional lainnya yang diterima Beban operasional lainnya yang dibayar Beban non operasional-bersih yang dibayar Arus kas dari aktivitas operasi sebelum perubahan aset dan liabilitas operasi
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
(352,740)
(465,686)
Interest, fees and commissions received Interest, fees and commissions paid
262,842 (913,595)
394,470 (1,051,998)
Other operating income received Other operating expenses paid
(6,246)
(21,574)
Non operating expenses-net paid
1,271,020
261,281
1,297,739
152,951
Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi: (Kenaikan)/penurunan aset operasi: Pinjaman yang diberikan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Aset lain-lain Kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi: Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas lain-lain Pembayaran pajak penghasilan selama tahun berjalan Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi
Changes in operating assets and liabilities:
48,649 70,877
(Increase)/decrease in operating assets: Loans Securities purchased under resale agreements Other assets
2,875,695 (39,052) 94,916
(812,071) 64,442 57,232
Increase/(decrease) in operating liabilities: Deposits from customers Deposits from other banks Other liabilities
(72,363)
(63,904)
(504,698)
(706,701)
(3,568,858) (99,119) 42,802
(224,877)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan efek-efek - tersedia untuk dijual Pembelian efek-efek - tersedia untuk dijual Pembelian obligasi pemerintah tersedia untuk dijual Perolehan aset tetap dan aset tidak berwujud Hasil penjualan aset tetap Kas bersih (digunakan untuk)/diperoleh dari aktivitas investasi
Cash flows from operating activities before changes in operating assets and liabilities
Income tax paid during the year Net cash used for operating activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
737,542 (607,211)
1,587,956 (907,190)
(60,540)
-
(140,920) 9,705
(81,611) 3,730
(61,424)
602,885
Lampiran - 6/7 - Schedule
Proceeds from sales of marketable securities - available for sale Acquisition of marketable securities - available for sale Acquisition of government bonds available for sale Acquisition of fixed assets and intangible assets Proceeds from sale of fixed assets Net cash (used for)/provided from investing activities
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT BANK COMMONWEALTH PERUSAHAAN INDUK/PARENT COMPANY LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2013
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerbitan saham baru Penerimaan pinjaman-pembiayaan kembali trade finance Pembayaran Medium Term Notes
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES 2,001,247 254,269 (300,000)
(150,000)
Issuance of new shares Borrowing received-trade finance refinancing Settlement from Medium Term Notes Net cash provided from/ (used for) financing activities
Kas bersih diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas pendanaan
1,955,516
(150,000)
KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
1,389,394
NET INCREASE/(DECREASE) IN (253,816) CASH AND CASH EQUIVALENTS
2,402,333
2,590,194
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE BEGINNING OF THE YEAR
264,142
65,955
Exchange gains on cash and cash equivalent
4,055,869
2,402,333
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE END OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Keuntungan transaksi mata uang asing terhadap kas dan setara kas KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN Kas dan setara kas terdiri dari: Kas
Cash and cash equivalents consists of: 240,000
222,150
1,266,002
941,725
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain*)
474,017
565,452
2,075,850
673,006
Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks*)
Jumlah kas dan setara kas
4,055,869
2,402,333
Total cash and cash equivalents
Giro pada Bank Indonesia
*) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas
Placements with Bank Indonesia*) and other banks with maturity of three months or less are classified as cash and cash equivalents
Lampiran - 6/8 - Schedule
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is left blank intentionally
LAPORAN KEUANGAN COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA (INDUK PERUSAHAAN) Berikut ini adalah informasi keuangan yang diambil dari Laporan Keuangan Konsolidasian Commonwealth Bank of Australia pada tanggal dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 (tidak di audit) dan 31 Desember 2012 (tidak diaudit), yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Commonwealth Bank of Australia pada tanggal 11 Pebruari 2014. Periode pembukuan Bank Commonwealth Australia dimulai dari 1 Juli sampai dengan 30 Juni yang mana berbeda dengan PT Bank Commonwealth yang dimulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
FINANCIAL STATEMENT OF COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA (PARENT COMPANY) Below is the financial information extracted from the Consolidated Financial Statements of Commonwealth Bank of Australia as at and for the six months period ended 31 December 2013 (unaudited) and 31 December 2012 (unaudited), which were completed and authorised to be issued by the Commonwealth Bank of Australia Directors on 11 February 2014. Accounting period of Commonwealth Bank of Australia is from 1 July to 30 June which is different with PT Bank Commonwealth which is from 1 January to 31 December.
COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEET (Unaudited) AS AT 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (in AU$ Millions) 31 Dec 13 $M
31 Dec 12 $M
31,051
18,837
7,599
9,650
Trading
18,855
17,736
Insurance
14,559
14,136
645
1,211
Derivative assets
37,181
37,703
Available-for-sale Investments
64,042
58,792
Assets Cash and liquid Assets Receivables due from other financial institutions Assets at fair value through Income Statement:
Other
581,170
534,645
Bank acceptances of customers
4,807
8,155
Property, plant and equipment
2,801
2,598
Investment in associates and joint ventures
2,220
2,029
Intangible assets
9,942
10,366
824
819
6,015
5,488
781,711
722,165
590
18
782,301
722,183
Loans, bills discounted and other receivables
Deferred tax assets Other assets
Assets held for sale Total assets
350
Commonwealth Bank Annual Report 2013
COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEET (Unaudited) AS AT 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (in AU$ Millions)
Liabilities Deposits and other public borrowings Payables due to other financial institutions Liabilities at fair value through Income Statement
31 Dec 13 $M
31 Dec 12 $M
485,436
448,410
29,585
23,479
8,330
7,195
Derivative liabilities
29,393
38,068
Bank acceptances
4,807
8,155
Current tax liabilities
1,492
1,287
518
395
Deferred tax liabilities Other provisions Insurance policy liabilities Debt issues Managed funds units on issue Bills payable and other liabilities
Loan capital Total liabilities Net assets
1,252
1,223
13,140
13,032
142,675
119,284
932
710
8,321
7,770
725,881
669,008
9,383
9,827
735,264
678,835
47,037
43,348
26,327
26,126
939
939
Shareholders’ Equity Share capital: Ordinary share capital Other equity instruments
1,780
1,262
Retained profits
17,455
14,489
Shareholders’ equity attributable to Equity holders of the Bank
46,501
42,816
536
532
47,037
43,348
Reserves
Non-controlling interests Total Shareholders’ equity
Commonwealth Bank Annual Report 2013
351
COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED INCOME STATEMENT (Unaudited) FOR THE SIX MONTHS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (in AU$ Millions)
31 Dec 13 $M
31 Dec 13 $M
Interest income
16,839
17,780
Interest expense
(9,385)
(10,928)
Net interest income
7,454
6,852
Other banking income
2,208
2,090
Net banking operating income
9,662
8,942
Funds management income
1,192
1,030
585
550
(734)
(689)
Net funds management operating income
1,043
891
Premiums from insurance contracts
1,290
1,157
173
281
(1,008)
(962)
455
476
11,160
10,309
(457)
(680)
(4,788)
(4,504)
5,915
5,125
(1,638)
(1,402)
(60)
(84)
4,217
3,639
(10)
(8)
4,207
3,631
Investment revenue Claims, policyholder liability and commission expense
Investment revenue Claims, policyholder liability and commission expense from insurance contracts Net insurance operating income Total net operating income before impairment and operating expenses
Loan impairment expense Operating expenses Net profit before income tax
Corporate tax expense Policyholder tax expense Net profit after income tax Non-controlling interests Net profit attributable to Equity holders of the Bank
31 Dec 13 (Unaudited)
31 Dec 12 (Unaudited)
Cents per Share Earnings per share:
352
Basic
260.5
226.8
Diluted
253.9
219.9
Commonwealth Bank Annual Report 2013
COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME (Unaudited) FOR THE SIX MONTHS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (in AU$ Millions)
Net profit after income tax for the period
31 Dec 13 $M
31 Dec 13 $M
4,217
3,639
(254)
(447)
(79)
220
325
323
(4)
(36)
447
21
Other comprehensive income/(expense):
Items that may be reclassified subsequently to profit or loss: Gains and losses on cash flow hedging instruments: Recognised in equity Transferred to Income Statement Gains and losses on available-for-sale investments: Recognised in equity Transferred to Income Statement on disposal Foreign currency translation reserve Income tax on items transferred directly to/from equity: Cash flow hedge reserve
134
68
Available-for-sale investments revaluation reserve
(96)
(86)
Foreign currency translation reserve
(13)
(1)
Total of items that may be reclassified
460
62
107
266
Revaluation of properties
-
-
Income tax on revaluation of properties
-
-
Total of items that will not be reclassified
107
266
Other comprehensive income/(expense) net of income tax
567
328
4,784
3,967
4,774
3,959
10
8
4,784
3,967
Items that will not be reclassified to profit or loss: Actuarial gain and losses from defined benefit superannuation plans net of tax
Total comprehensive income for the period
Total comprehensive income for the period is attributable to: Equity holders of the Bank Non-controlling interests Total comprehensive income for the period
Commonwealth Bank Annual Report 2013
353
COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY (Unaudited) FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (in AU$ Millions)
As at 31 December 2012 Net profit after income tax Net other comprehensive income Total comprehensive income for the period Transactions with Equity holders in their capacity as Equity holders: Dividends paid on ordinary shares Dividends paid on other equity instruments Dividend reinvestment plan (net of issue costs) Other equity movements Share based payments Issue of shares (net of issue costs) Purchase of treasury shares Sale and vesting of treasury shares Other changes As at 30 June 2013 Net profit after income tax Net other comprehensive income Total comprehensive income for the period Transactions with Equity holders in their capacity as Equity holders: Dividends paid on ordinary shares Dividends paid on other equity instruments Dividend reinvestment plan (net of issue costs) Other equity movements Share based payments Purchase of treasury shares Sale and vesting of treasury shares Other changes As at 31 December 2013
354
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Ordinary share capital $M
Other Equity Instruments $M
Reserve $M
Retained profits $M
Shareholders’ equity attributable to Equity holders of the Bank $M
Noncontrolling interests $M
Total Shareholders’ equity $M
26,126
939
1,262
14,489
42,816
532
43,348
-
-
-
3,987
3,987
8
3,995
-
-
495
101
596
-
596
-
-
495
4,088
4,583
8
4,591
-
-
-
(2,639)
(2,639)
-
(2,639)
-
-
-
(14)
(14)
-
(14)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
42
-
42
-
42
193
-
-
-
193
-
193
(609)
-
-
-
(609)
-
(609)
613
-
-
-
613
-
613
-
-
(466)
481
15
(3)
12
26,323
939
1,333
16,405
45,000
537
45,537
-
-
-
4,207
4,207
10
4,217
-
-
460
107
567
-
567
-
-
460
4,314
4,774
10
4,784
-
-
-
(3,224)
(3,224)
-
(3,224)
-
-
-
(16)
(16)
-
(16)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(53)
-
(53)
-
(53)
(804)
-
-
-
(804)
-
(804)
808
-
-
-
808
-
808
-
-
40
(24)
16
(11)
5
26,327
939
1,780
17,455
46,501
536
47,037
Commonwealth Bank Annual Report 2013
355
PRODUK DAN LAYANAN PRODUK SIMPANAN SAVINGS
PRODUK PINJAMAN LOAN PRODUCTS
PRODUK INVESTASI INVESTMENT PRODUCTS
356
Commonwealth Bank Annual Report 2013
CommSave CommCash CommWealth Tabungan Bunga Harian AusStudent CommPro Rekening Giro Deposito Berjangka
CommSave CommCash CommWealth Tabungan Bunga Harian AusStudent CommPro Current Accounts Time Deposits
Pinjaman Konsumen
Consumer Loans
1. KPR (Kredit Pemilikan Rumah) 2. KPR Multiguna 3. KPM (Kredit Pemilikan Mobil)
1. KPR CommLoan 2. CommLoan Home Refinancing 3. KPM CommLoan
Pinjaman Usaha
Business Loan
1. Pinjaman Rekening Koran 2. Demand Loan 3. Term Loan
1. Overdraft 2. Demand Loan 3. Term Loan
Pinjaman Tidak Langsung ke Lembaga Keuangan
Financial Institution Indirect Loan
1. Kerjasama pembiayaan kepada konsumen dengan lembaga keuangan 2. Kerjasama penerusan pembiayaan kepada konsumen dengan lembaga keuangan
1. Joint Financing
CommInvest
CommInvest
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana Penghasilan Tetap Reksa Dana Campuran Reksa Dana Saham Reksa Dana Terproteksi Reksa Dana Indeks
2. Asset Buy
Money Market Funds Fixed Income Funds Balance Funds Equity Funds Protected Funds Index Funds
PRODUK BANCASSURANCE BANCASSURANCE PRODUCTS
PRODUK DAN LAYANAN TREASURY TREASURY PRODUCTS AND SERVICES
A. Product Tradisional
A. Traditional Products
CommCare Life Privilege
CommCare Life Privilege
B. Produk Unit Link
B. Produk Unit Link
CommLink CommLink Premier Select Invest Protector
CommLink CommLink Premier Select Invest Protector
1. Transaksi Valuta Asing
1. Foreign Exchange Transactions
• Today, Tomorrow, dan Spot • Forward
• Today, Tomorrow, and Spot • Forward
2. Deposito
2. Deposit
• Deposito On-Call • Currency Linked Deposit
• On-Call Deposits • Currency Linked Deposits (CLD)
3. Surat Utang Negara
3. Government Bonds
Layanan Trade Finance
Trade Finance Services
1. Documentary Credit 2. Documentary Collection (D/C) 3. Post Import Financing 4. Pre Shipment Financing 5. Post Shipment Financing 6. Trade Advance 7. Standby Letter of Credit (SBLC)
1. Documentary Credit 2. Documentary Collection (D/C) 3. Post Import Financing 4. Pre Shipment Financing 5. Post Shipment Financing 6. Trade Advance 7. Standby Letter of Credit (SBLC)
Garansi Bank
Bank Guarantees
1. Bid Bond 2. Performance Bond 3. Advance Payment Bond 4. Custom Bond 5. Shipping Guarantee
1. Bid Bond 2. Performance Bond 3. Advance Payment Bond 4. Custom Bond 5. Shipping Guarantee
Import Tax Payment
Import Tax Payment
FASILITAS FACILITIES
Internet Banking Mobile Banking Layanan Payroll Kartu ATM SMS Alert Call Centre 5000 30 SafeDeposit Box
Internet Banking Mobile Banking Payroll Service ATM Card SMS ALERT Call Centre 5000 30 Safe Deposit Box
Commonwealth Bank Annual Report 2013
357
KANTOR PUSAT DAN DAFTAR CABANG HEAD OFFICE AND LIST OF BRANCHES
HEAD OFFICE WISMA METROPOLITAN World Trade Centre 6, 1st Floor Jl. Jend. Sudirman Kav.29-31 Jakarta 12920 Phone : (021) 5296 2888 Fax : (021) 5296 2195 520 6292
JAKARTA SELATAN WISMA KODEL Wisma Kodel Lt. Dasar Jl. HR Rasuna Said Kav B-4 Jakarta 12910 Phone : (021) 2753 6522 Fax : (021) 527 7048
KEMANG Jl. Kemang Raya No. 6, Jakarta 12730 Phone : (021) 2997 9688 Fax : (021) 7179 4620
MELAWAI Jl Melawai Raya no. 110 B-C, Kebayoran Baru, Jakarta 12160 Phone : (021) 2997 9677 Fax : (021) 722 9964
PONDOK INDAH Pondok Indah, Plaza 5 Blok A No. 1, Jl. Margaguna Raya Jakarta 12310 Phone : (021) 7278 6999 Fax : (021) 7278 6777
358 358
Commonwealth Bank Annual Report 2013
FATMAWATI Jl. RS Fatmawati No.108, RT 001 RW 004 Gandaria Cilandak Selatan Jakarta 12420 Phone : (021) 794 1722 Fax : (021) 769 3408
TANAH ABANG
CEMPAKA MAS
Kompleks Ruko Panca Griya Indah Blok C 7. Jl. KH Fachrudin no.36, Tanah Abang – Jakarta Phone : (021) 3190 8005 Fax : (021) 3190 8035
Graha Cempaka Mas - Blok B no.5, Jl. LetJen. Suprapto, Cempaka Mas, Jakarta Phone : (021) 6385 2099 Fax : (021) 420 1110
TOMANG / CIDENG Grand ITC Permata Hijau, Blok Saphire No 9, Jakarta Phone : (021) 7918 4727
Jl. Balikpapan No.20B Petojo, Jakarta 10160 Phone : (021) 6385 2199 Fax : (021) 3190 8035
CINERE
ROXY
PERMATA HIJAU
JAKARTA BARAT PURI KEMBANGAN Jl. Pasar Puri Indah Blok I No. 21 Puri Kembangan, Jakarta Phone : (6221) 2991 3555
Kompleks Bona Indah Plaza Blok A 2 No.D5, Jl. Karang Tengah Raya Cinere Jakarta 12440 Phone : (021) 794 2667 Fax : (021) 769 8003
Jl. K.H Hasyim Ashari Blok D-3 No.6, Kel.Cideng, Kec.Gambir, Jakarta Phone : (021) 6385 6292 Fax : (021) 6385 6291
PURI INDAH
TEBET
CIKINI
KEBON JERUK
Gedung Gajah unit ABC, lantai 1A Jl. Dr. Saharjo Raya no.111 Tebet - Jakarta 12810 Phone : (021) 6385 1998 Fax : (021) 8301 1951
Hotel Formula 1 Cikini Jl. Cikini Raya no.75 Jakarta 10330 Phone : (021) 6385 3233 Fax : (021) 314 5773
JAKARTA PUSAT
JAKARTA TIMUR
GAJAH MADA
PULOGADUNG
Jl Gajah Mada no. 90-90B Jakarta 11140 Phone : (021) 6385 2909 Fax : (021) 6385 2977 6385 2856
Jl. Pemuda No.130 C Pulogadung, Jakarta Phone : (6221) 4788 5155 Fax : (6221) 4788 5154
JATINEGARA Jl. Jatinegara Timur No. 68-70 Jakarta Phone : (021) 852 0875 Fax : (021) 852 0859
Jl.Puri Kencana L-6 no.88 C-D Puri Indah, Jakarta Phone : (6221) 5830 0222 Fax : (6221) 5835 6333
Ruko Graha Mas Blok C No. 1 Jl. Raya Perjuangan, Kebun Jeruk, Jakarta 11530 Phone : (6221) 530 1515 Fax : (6221) 530 0707
TANJUNG DUREN Jl. Tanjung Duren Raya No.42 kav 355 Tanjung Duren Utara , Jakarta Phone : (6221) 5835 8270 Fax : (6221) 5698 0442
JEMBATAN 5 K.H Moch Mansyur No 24B. Tanah Sareal, Tambora, Jembatan Lima, Jakarta. Phone : (6221) 6385 2298 Fax : (6221) 6385 1699
CITRA GARDEN
GLODOK
Jl. Utan Jati Kompleks Rukan Citra Niaga Blok A No. 39 Jakarta 11830 Phone : (021) 2991 3533 Fax : (021) 5436 1095
Kompleks Glodok Plaza Blok F 43-44 Jl. Pinangsia Raya, Jakarta Phone : (021) 6231 7022 Fax : (021) 659 8221
JAKARTA UTARA
MANGGA DUA
KELAPA GADING 1 Jl. Raya Boulevard Timur Blok NC 1 / 61 Kelapa Gading Jakarta 14250 Phone : (021) 451 8899 Fax : (021) 451 8898 452 6399
KELAPA GADING 2 Jl Boulevard Raya LC 7 / No. 39-40, Kelapa Gading Jakarta 14250 Phone : (021) 452 8811 Fax : (021) 452 8812
KELAPA GADING 3 Ruko Kelapa Gading Blok LB-1 /24 Kelapa Gading, Jakarta 14240 Phone : (021) 452 4001 Fax : (021) 4584 0323
PLUIT Rukan MG 6364, Ground Floor Jl Pluit Indah Raya Jakarta Utara 14450 Phone : (021) 2993 5388 Fax : (021) 6667 0333
CBD PLUIT Ruko CBD Pluit Blok C No. 1 Jl. Pluit Selatan Raya Kecamatan Penjaringan Kelurahan Pluit, Jakarta Utara. Phone : (021) 666 72791 Fax : (021) 452 8812 4584 7110
Ruko Mal Mangga Dua Ground Floor No.12 Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta 10730 Phone : (021) 6230 3722
PASAR BARU Jl. H. Samanhudi No.18E Jakarta 10710 Phone : (021) 6386 3519 Fax : (021) 3518 028
SUNTER Ruko Puri Mutiara Blok A Kav No. 85-86 Sunter Agung, Jakarta Phone : (021) 6530 7895, 6531 0789 Fax : (021) 6531 0788
MANGGA BESAR Jl. Mangga Besar Raya No. 85C Pintu Masuk Lokasari, sebelah Alfamart Jakarta Phone : (021) 2993 5333 Fax : (021) 624 0240
MUARA KARANG Jl. Pluit Karang Utara Raya Blok H 1 Selatan no. 80 A Jakarta 14450 Phone : (021) 2993 5355 Fax : (021) 6667 0333
PANTAI INDAH KAPUK Rukan Exclusive Rukan Mediterania Blok B No.19 Kel.Kapuk Muara, Kec.Penjaringan, Jakarta Phone : (021) 5694 8439 Fax : (021) 5694 6033
TELUK GONG Jl. Teluk Gong Raya No.15 Ruko Duta Indah Square No. C 3 Phone : (021) 2993 5311 Fax : (021) 662 4512
BEKASI
CIREBON
BEKASI BARAT
CIREBON (SDB)
Komplek Ruko Bekasi Mas Blok C No. 6 Jl. Jend. Ahmad Yani Raya, Bekasi 17144 (Depan RS.Mitra Keluarga Bekasi Barat) Phone : (021) 8895 0627 Fax : (021) 8896 4230
Jl. Siliwangi No. 117 Kebon Baru Kejaksan Cirebon 45123 Phone : (0231) 235 252 (Hunting) Fax : (0231) 235 445
CIKARANG Ruko The Capitol Bussiness Park Blok 2L Jl. Niaga Raya, Kota Jababeka 2 Cikarang, Bekasi (Depan Korem Cikarang) Phone : (021) 8983 5707 Fax : (021) 8983 5708
BOGOR
TANGERANG TANGERANG Jl. Daan Mogot No.32 A-C Tangerang Phone : (021) 5576 4105 Fax : (021) 5521 047
KARAWACI Ruko Pinangsia Blok A No. 10 Lippo Karawaci Tangerang 15810 Phone : (021) 5576 1618 Fax : (021) 5576 1613
BOGOR Jl. Raya Pajajaran No.59 D Kel. Baranangsiang, Kec. Bogor Timur Phone : (0251) 836 1221 Fax : (0251) 836 1313
CIBINONG Jl. Raya Bogor KM 43 Unit B Pabuaran, Cibinong, Jawa Barat Phone : (021) 8791 4895 Fax : (021) 8791 4896
CIBUBUR Ruko Citra Grand Blok R3 No.21, Cibubur Phone : (021) 7919 4556 Fax : (021) 8430 5161
DEPOK
BSD Ruko ITC BSD Blok R 32 -R33. Jl. Pahlawan Seribu, Desa Lengkong Wetan Kec. Serpong, Kabupaten Tangerang. Phone : (62 21) 5316 2081 Fax : (62 21) 5316 2082
BINTARO Ruko Sentra Menteng Blok MN No.46 Bintaro Sektor 7 Tangerang 15229 Phone : (021) 794 1907 Fax : (021) 745 7146
BANDUNG BANDUNG - Sudirman
ITC DEPOK Ruko ITC Depok No. 3A Jl. Margonda Raya No.56 Depok Phone : (021) 7721 7595 Fax : (021) 7721 7596
Jl. Jend. Sudirman No.91D Ruko Capitol Plaza Bandung 40421 Phone : (022) 422 0455 Fax : (022) 422 0456
Commonwealth Bank Annual Report 2013
359
BANDUNG - Graha
MAYJEN SUNGKONO
BUKIT DARMO/SBY Barat
International
Gedung Calindo Jl. Mayjend Sungkono No.121-B, Surabaya 60256 Phone : (031) 6000 2776 Fax : (031) 562 1511
Jl. Bukit Darmo Golf, Office Park 2 B II/5 Surabaya Phone : (031) 734 7935 Fax : (031) 734 0445
Gedung Graha International Lt.2 Jl. Asia Afrika No.126 Bandung 40112 Phone : (022) 422 1808 Fax : (022) 422 1802
NGAGEL BANDUNG - Buah Batu Jl. Buah Batu No. 202, Bandung Phone : (022) 730 9699 Fax : (022) 730 5397
BANDUNG - Sumber Sari Jl. Soekarno Hatta No.130 Bandung 40222 Phone : (022) 422 1823 Fax : (022) 600 4477
SURABAYA PLAZA BRI Jl. Jend Basuki Rahmat No. 122 Plaza BRI Ground Floor Suite G-03, Surabaya Phone : (031) 293 0878 6000 2778 Fax : (031) 545 2707
BUBUTAN Jl. Bubutan No. 127-135 Surabaya Phone : (031) 353 4123 353 9810 Fax : (031) 352 0362 353 2039
KEDUNGDORO Jl. Kedungdoro No. 92A Surabaya Phone : (031) 293 0872 Fax : (031) 548 4385
360 360
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Komp. Manyar Megah Indah Plaza Blok A 1-2 Jl. Ngagel Jaya Selatan Surabaya Phone : (031) 293 0877 Fax : (031) 504 3250
MANYAR Jl. Manyar Kertoarjo No. 15 Surabaya Phone :(031) 293 0875 Fax : (031) 594 6679 592 1070
HR. MUHAMAD MALL GALAXY Kompleks Mal Galaxy Ground Floor No.092B Jl. Dharmahusada Indah Timur No. 37, Surabaya 60115 Phone : (031) 293 0879 Fax : (031) 593 7260
Ruko Golden Palace Blok A11 & 15 Jl. HR. Muhamad, Surabaya Phone : (031) 734 6848 Fax : (031) 561 9889
SEMARANG
SOLO SOLO Jl. Slamet Riyadi No. 137 – 139 Solo 57151 Phone : (0271) 666 956 Fax : (0271) 666 923
MALANG MALANG Jl. Basuki Rahmat No.81, Malang Phone : (0341) 361 600 Fax : (0341) 361 607
PASURUAN PASURUAN Jl. Wachid Hasyim no 142 Pasuruan Phone : (0343) 426 511–12 415 121 Fax : (0343) 426 988
JEMURSARI
SEMARANG
Kompleks Ruko Jemur Raya A 1-2, Jl. Jemursari Raya 203-205 Surabaya Phone : (031) 293 0870 Fax : (031) 8497074
Jl. Gajah Mada 112A Semarang 50138 Phone : (024) 354 1106 354 1107 Fax : (024) 354 5832
PASAR ATOM
SEMARANG
Pasar Atum Mall Lt. 3 Blok BB 1-2 Jl. Bunguran No. 45 Surabaya 60161 Phone : (031) 354 5858 Fax : (031) 354 5855
Setiabudi No.84 T (Ruko) Phone : (024) 746 0680 Fax : (024) 746 0797
PURWOKERTO
YOGYAKARTA
Ruko Nusantara No.7 Jl. Jend. Sudirman Purwokerto 53116 Phone : (0281) 631 650 Fax : (0281) 621 133
DARMO Jl. Raya Darmo No. 84 Surabaya 60264 Phone : (031) 6000 2774 293 0774 Fax : (031) 561 9275
YOGYAKARTA Jl. Teuku Cik Di Tiro No. 15 Yogyakarta Phone : (0274) 554 578 Fax : (0274) 554 540
KEDIRI KEDIRI Jl. Hasanudin No.1 Kediri Phone : (0354) 696 789 Fax : (0354) 686 900
PURWOKERTO
BALI
SULAWESI
DENPASAR
MAKASAR (SDB)
Rukan Teuku Umar Indah Blok 12A Jl. Teuku Umar No. 2,4 dan 8 Denpasar, Bali 80114 Phone : (0361) 237 077 Fax : (0361) 237 099
Jl. Jend. Sudirman No. 48 Makassar 90113 Phone : (0411) 363 0730 Fax : (0411) 363 0457
LEGIAN / SEMINYAK Legian Melasti Arto Center Jl. Legian Melasti No. 5 & 6 Kuta, Bali 80361 Phone : (0361) 754 200 Fax : (0361) 753 600
UBUD Jl. Raya Andong No. 22-24 Pelitan, Ubud, Gianyar Bali 80571 Phone : (0361) 972 009 Fax : (0361) 978 877
KUTA Jl. Kartika Plaza No. 120 A-B Badung, Kuta, Bali 80361 Phone : (0361) 768 999 Fax : (0361) 766 695
LOMBOK & MATARAM MATARAM Jl. Pejanggik, Mataram 83231 Phone : (0370) 645 800 Fax : (0370) 646 420
MANADO Komplek Ruko Mega Mas Blok 1F No.24 Jl.Piere Tendean Boulevard Manado 95113 Phone : (0431) 888 1234 Fax : (0431) 888 1191
KALIMANTAN BALIKPAPAN Jl. Jend. Sudirman No.343 A-B Balikpapan 76114 Phone : (0542) 443 779 Fax : (0542) 746 250
BANJARMASIN Jl. Letjen Suprapto No.29 Banjarmasin, Kalimantan Selatan Phone : (0511) 336 6088 Fax : (0511) 335 5788
SAMARINDA Jl. Pangeran Diponegoro No. 61-62 Samarinda 75112 Phone : (0541) 206 206 Fax : (0541) 206 221 / 232
PONTIANAK Jl. Gajahmada No.152 Pontianak 78122 Phone : (0561) 763 828 Fax : (0561) 763 882
SUMATERA MEDAN
PADANG Jl. Pemuda No.37 A/B Padang 25117 Phone : (0751) 890 400 Fax : (0751) 890 401
BATAM
Wisma Commonwealth Bank Jl. Palang Merah No.110 Medan Phone : (061) 457 8588 Fax : (061) 457 8282
Kompleks Bumi Ayu Lestari Blok D no.31-32 Jl. Imam Bonjol, Nagoya Batam Phone : (0778) 428 856 Fax : (0778) 428 857
MEDAN ASIA
JAMBI
Jl. Asia No.184F Cash Office Medan Phone : (061) 734 2575 Fax : (061) 734 2576
Jl Hayam Wuruk No 162 C-D Jelutung, Jambi 36136 Phone : (0741) 755 3111 Fax : (0741) 755 4123
PEKANBARU
LAMPUNG
Jl. Jend. Sudirman No.26 Pekanbaru, Riau Phone : (0761) 344 55 Fax : (0761) 388 40
Jl. Kartini No.99 Blok GH Bandar Lampung 35116 Phone : (0721) 255 689 Fax : (0721) 256 029
Moh Yamin Pekanbaru Jl. M. Yamin No.30 Pekanbaru 28151 Phone : (0761) 353 33 Fax : (0761) 343 33
PALEMBANG Kompleks Hotel Jayakarta Jl. Jend. Sudirman No.153 Palembang 30129 Phone : (0711) 314 999 Fax : (0711) 314 808
Commonwealth Bank Annual Report 2013
361 361
PEJABAT EXECUTIVE LIST OF EXECUTIVES
Agus Rianto Assistant Vice President, Branch Manager Sebelum memasuki industri perbankan, pada tahun 1993 Agus Rianto bekerja sebagai Dosen di Universitas Parahyangan, Bandung sebelum memasuki dunia perbankan. Karir di sector perbankan dimulai pada tahun 1994 pada saat ia bergabung dengan Bank Haga dan menjabat sebagai Kepala Cabang sampai dengan akhir tahun 2007. Pada awal tahun 2008, ia pindah bekerja ke Rabobank International sebagai Kepala Cabang.
Before entering the banking industry, during 1993 Agus Rianto worked as lecturer at Universitas Parahyangan, Bandung. His career in banking started in 1994 when he joined Bank Haga and served as Branch Manager until end of 2007. In early 2008, he moved to Rabobank International as Branch Manager.
Ia bergabung bersama Commonwealth Bank pada bulan Agustus 2009 dan saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager.
He joined Commonwealth Bank in August 2009 and currently serves as Assistant Vice President, Branch Manager.
Anwar Zaenudin Executive Vice President, Head of Retail Banking & Services Karir perbankannya dimulai pada tahun 1999, saat beliau menjabat sebagai Branch Manager di Bank Bali lalu pindah ke Bank Universal untuk menempati posisi yang sama. Anwar Zaenudin telah bekerja di Commonwealth Bank sejak tahun 2002. Beliau pertama kali bergabung sebagai Branch Manager dan kemudian mengembangkan karirnya dengan menduduki beberapa jabatan manajerial seperti Head of Business Acquisition pada tahun 2007, Head of Branch Banking pada tahun 2009, dan Acting of Retail Banking & Services untuk beberapa saat pada tahun 2010. Saat ini beliau menjabat sebagai Executive Vice President, Head of Retail Banking & Services.
362
Commonwealth Bank Annual Report 2013
His banking career began in 1999, when he served as Branch Manager in Bank Bali then moved to Bank Universal for the same position. Anwar Zaenudin has worked in Commonwealth Bank since 2002. He started out as a Branch Manager and advanced his career through various appointments in managerial levels such as Head of Business Acquisition in 2007, Head of Branch Banking in 2009, and Acting Chief of Retail Banking & Services for short period of time in 2010. He currently holds position as Executive Vice President, Head of Retail Banking & Services.
Ari Shinta Rukmini Senior Vice President, Head of Learning & Talent Development Karir Ari Shinta Rukmi di sektor perbankan diawali pada tahun 1992 pada saat ia bekerja sebagai Assistant Manager di Citibank Card Center. Kemudian ia melanjutkan karirnya di BNI Card Center sebagai Senior Manager, Centralized CS Manager sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2001; dan kemudian berpindah kerja sebagai Assistant Vice President, Customer Relationship Management Head di Bank Danamon sampai dengan tahun 2005. Selanjutnya ia berkarir selama hampir enam tahun di HSBC Indonesia, awalnya sebagai Assistant Vice President, Retail Asset Branch Services dan kemudian dipromosikan menjadi Vice President, Inbound Contact Center sampai dengan bulan Maret 2011.
Ari Shinta Rukmi’s career in the banking industry started in 1992 as Assistant Manager at Citibank Card Center. She further developed her career at BNI Card Center as Senior Manager, Centralized CS Manager from 1997 to 2001 and moved to Bank Danamon as Assistant Vice President, Customer Relationship Management Head and stayed until 2005. She then spent almost 6 years at HSBC Indonesia, first as Assistant Vice President, Retail Asset Branch Services and later promoted as Vice President, Inbound Contact Center until March 2011.
Ia bergabung bersama Commonwealth Bank pada bulan April 2011 sebagai Senior Vice President, Head of Learning & Talent Development hingga saat ini.
She joined Commonwealth Bank in April 2011 as Senior Vice President, Head of Learning & Talent Development until today.
Bagus Harimawan Senior Vice President, Head of HR Operations, Compensations Benefits and Employee Relations Bagus Harimawan mengawali karirnya pada tahun 1998 di sebuah perusahaan non-perbankan, PT Tanindo Subur Prima, sebagai General Administration Staff. Selanjutnya, ia membangun karir di bidang Sumber Daya Manusia setelah pada tahun 1999 ia pindah bekerja di PT Phillip Morris Indonesia sebagai Staf pada Departemen HR Compensation and Benefit. Dua tahun kemudian, ia melanjutkan karir sebagai HR Client Advisor pada Exxon Mobil Oil Indonesia, Inc. sampai dengan tahun 2006.
Bagus Harimawan began his career in a nonbanking company as General Administration Staff at PT Tanindo Subur Prima in 1998. Subsequently, he further developed his career in Human Resources when, in 1999, he moved to PT Phillip Morris Indonesia and worked in HR Compensation and Benefit Department. Two years later, he moved to served as HR Client Advisor at Exxon Mobil Oil Indonesia, Inc. until 2006.
Karir di sektor perbankan dimulainya pada tahun 2006, pada saat ia bergabung dengan Citibank N.A dan menjabat sebagai HR Outsourcing Management Head. Setelah itu, pada tahun 2007 ia pindah bekerja di HSBC Indonesia sebagai Vice President, HR Business Partner, dan pada tahun 2010 ia pindah bekerja di Standard Chartered Bank dengan posisi sebagai HR Business Partner for Consumer Banking.
His banking career began in 2006, when he joined Citibank N.A and served as HR Outsourcing Management Head. From there, in 2007 he moved to HSBC Indonesia as Vice President, HR Business Partner and in 2010 moved again to Standard Chartered Bank with position as HR Business Partner for Consumer Banking.
Ia bergabung bersama Commonwealth Bank pada bulan November 2010 dan menjabat sebagai Senior Vice President, Head of HR Operations, Compensation & Benefit and Employee Relations sampai dengan saat ini.
He joined Commonwealth Bank in November 2010 and served as Senior Vice President, Head of HR Operations, Compensation & Benefit and Employee Relations until today. Commonwealth Bank Annual Report 2013
363
Chairdiana Senior Vice President, Head of Operations Control Chairdiana memulai karirnya di BII/Commonwealth Bank sebagai Accounting Officer pada tahun 1997. Diangkat sebagai Operation Supervisor pada tahun 2002, Assistant Manager Service Processing Unit pada tahun 2003 dan akhirnya menduduki posisi Manager Service Processing Unit pada tahun 2004. Beliau sempat pindah ke Citibank Private Banking pada tahun 2005 menduduki posisi Manager Business Administration dan ABN Amro pada tahun 2005 sebagai Manager Wealth Management Operation.
Chairdiana began her career in BII/Commonwealth Bank as Accounting Officer in 1997. She was appointed as Operation Supervisor in 2002, Assistant Manager Service Processing Unit in 2003 and finally Manager Service Processing Unit in 2004. She then moved to Citibank Private Banking in 2005 for the position of Manager Business Administration and ABN Amro in 2005 as Manager Wealth Management Operation.
Beliau bergabung kembali dengan Commonwealth Bank pada tahun 2006 sebagai Internal Control Manager dan diangkat sebagai Head of Internal Control pada tahun 2008. Saat ini ia menjabat sebagai Senior Vice President, Head of Operations Control.
She moved back to Commonwealth Bank In 2006 as Internal Control Manager and promoted as Head of Internal Control in 2008. Currently he holds position as Senior Vice President, Head of Operations Control.
Dharma Sentiko H.K Senior Manager, Branch Manager
364
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Dharma Sentiko memulai karir di sector perbankan pada tahun 1990 sebagai Credit Analyst di BCA. Setahun kemudian, ia pindah bergabung bersama Bank Summa sebagai Account Officer. Pada tahun 1992 ia bergabung bersama Bank Internasional Indonesia di mana selama 18 tahun ia berkarya dan menjabat berbagai posisi dan memupuk berbagai pengalaman berharga selama menjabat sebagai Account Officer, Kepala Kantor Cabang Pembantu, Kepala Kantor Cabang, Area Credit Manager dan Area Business Manager sampai dengan tahun 2010.
Dharma Sentiko commenced his banking career in 1990 as Credit Analyst at BCA. A year later, he moved to Bank Summa as Account Officer. In 1992 he moved again and spent the next 18 years as banker at Bank Internasional Indonesia where he held several managerial positions and gained valuable experiences from his positions as Account Officer, Head of Sub-branch Office, Head of Branch Office, Area Credit Manager and Area Business Manager until 2010.
Pada tahun 2011, ia bergabung bersama Commonwealth Bank dan saat ini menjabat sebagai Senior Manager, Branch Manager.
In 2011, he joined Commonwealth Bank and currently serves as Senior Manager, Branch Manager.
Dicky Slamet Kurnia Assistant Vice President, Branch Manager Dicky Slamet Kurnia mengawali karir perbankannya di tahun 2003 sebagai Senior Personal Financial Consultant di ABN AMRO Bank. Kemudian menjabat sebagai ABDM/Supervisor di Bank Danamon Indonesia tahun 2006, sebagai Treasures Sales Manager di Bank DBS Indonesia pada bulan Mei 2006, dan sebagai Senior Relationship Manager di Bank Barclays Indonesia pada tahun 2009. Di tahun 2010 Dicky Slamet Kurnia bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Branch Manager cabang Bandung.
Dicky Slamet Kurnia began his banking career in 2003 as Senior Personal Financial Consultant with ABN AMRO Bank. He then served as ABDM/ Supervisor in Bank Danamon Indonesia in 2006, as Treasures Sales Manager with Bank DBS Indonesia in May 2006, and as Senior Relationship Manager with Bank Barclays Indonesia in 2009. In 2010 Dicky Slamet Kurnia joined Commonwealth Bank as Branch Manager at Bandung branch.
Dwi Kisniarti Senior Vice President, Head of Wealth Management Services Dwi Kisniarti memulai karir di bidang perbankan pada tahun 1989 sebagai Customer Service di LippoBank Jakarta. Pada tahun 1990, ia bergabung bersama Citibank N.A, sebagai Investment Consultant. Enam belas tahun kemudian, pada tahun 2006 ia berpindah kerja di PT Bank Commonwealth sebagai Branch Manager. Pada tahun 2008, ia berpindah ke The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) sebagai Vice President, Jakarta Region 1 sampai dengan bulan April 2009, sebelum ia kembali bergabung bersama Commonwealth Bank.
Dwi Kisniarti started her career in banking industry in 1989 as Customer Service at LipopBank Jakarta. In 1990, she joined Citibank N.A, as Investment Consultant. After sixteen years, she moved in 2006 to serve in PT Bank Commonwealth as Branch Manager. In 2008, she moved to The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) to serve as Vice President, Jakarta Region 1 until April 2009, prior to move back to Commonwealth Bank.
Pada saat kembali bergabung dengan Commonwealth Bank, ia menjabat sebagai Area Manager, dan kemudian pada tahun 2011 beliau dipromosikan menjadi Region Head. Di bulan Oktober tahun 2012, ia kembali dipromosi menjadi Senior Vice President, Head of Wealth Management Services.
She was back to Commonwealth Bank as Area Manager, and then promoted in 2011 to become Region Head. In October 2012, she was promoted as Senior Vice President, Head of Wealth Management Services
Gordianus Stevanus Manek Assistant Vice President, Branch Manager Karir perbankan Gordianus Stevanus Manek diawali tahun 1997 ketika bergabung dengan Bank Panin sebagai authorized signer sebelum diangkat sebagai Branch Manager. Kemudian bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2005 dan kini menjabat sebagai Branch Manager cabang Kuta.
Gordianus Stevanus Manek’s banking career began in 1997 when he joined Bank Panin as authorized signer before being appointed as Branch Manager. He then moved to Commonwealth Bank in 2005 and now serves as Branch Manager at Kuta branch.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
365
Hartono Assistant Vice President, Branch Manager Hartono membangun karir di sektor perbankan selama hamper 10 tahun di BCA. Ia mulai pada tahun 2002 sebagai Credit Analyst di Kantor Cabang Pekanbaru, dan kemudian meniti karir sebagai Account Officer, Senior Account Officer sampai dengan jabatan terakhir sebagai Branch Manager, Pekanbaru pada tahun 2011.
Hartono has built his banking career for almost 10 years in BCA. He started in 2002 as Credit Analyst in Pekanbaru Branch, and climbed the corporate ladder to Account Officer, to Senior Account Officer to Branch Manager until 2011.
Ia bergabung bersama Commonwealth Bank pada bulan Februari 2011 dan sampai saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager.
He joined Commonwealth Bank in February 2011 and has since served as Assistant Vice President, Branch Manager of Commonwealth Bank.
Hendro Basuki Nurjanto Senior Vice President, Head of Anti Money Laundering & Sanctions Hendro Basuki Nurjanto mengawali karir perbankannya di tahun 1990 ketika bergabung denganBank Danamon Indonesia sebagai Relationship Officer. Pada tahun 1995, bergabung dengan Bank Tiara Asia, serta menduduki berbagai jabatan sebagai Personal Banking Relationship Officer, Cash Office Coordinator dan Product Development Officer.
Hendro Basuki Nurjanto started his banking career in 1990 when he joined Bank Danamon Indonesia as Relationship Officer. In 1995, he moved to Bank Tiara Asia, holding various positions as Personal Banking Relationship Officer, Cash Office Coordinator and Product Development Officer.
Hendro Basuki Nurjanto bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2000 sebagai Personal Banker, Assistant Manager. Selanjutnya karirnya berkembang dengan menduduki berbagai jabatan sebagai Branch Service Manager, Compliance & Risk Manager, Compliance Manager dan Compliance Sub-Division Head. Pada tahun 2011, bergabung dengan Bank ANZ Indonesia sebagai VP Compliance-Head sebelum kembali ke Commonwealth Bank pada tahun 2013 untuk menjabat sebagai Senior Vice President – Head Anti Money Laundering & Sanctions.
Hendro Basuki Nurjanto joined Commonwealth Bank in 2000 as Personal Banker, Assistant Manager. Since then, he advanced his career holding various positions with the Bank as Branch Service Manager, Compliance & Risk Manager, Compliance Manager and Compliance Sub-Division Head. In 2011, he moved to Bank ANZ Indonesia as VP ComplianceHead before returning to Commonwealth Bank in 2013 to hold his current position as Senior Vice President – Head Anti Money Laundering & Sanctions.
Ie Sioe Assistant Vice President, Branch Manager Ie Sioe memulai karir perbankannya pada tahun 1996 sebagai Marketing Officer di Bank Lippo, Solo dan lalu diangkat sebagai Head of Marketing pada tahun 1997. Beliau lalu pindah ke cabang Yogyakarta pada tahun 2004 sebagai Cash Office Head dan Sub Branch Manager pada tahun 2008 di Bank Panin, Yogyakarta. Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun yang sama sebagai Deputy Branch Manager, cabang Yogyakarta.
366
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Ie Sioe began her banking career in 1996 as Marketing Officer in Bank Lippo, Solo and then appointed as Head of Marketing in 1997. She then moved to Yogyakarta in 2004 as Cash Office Head and Sub Branch Manager in 2008 in Bank Panin, Yogyakarta. She joined Commonwealth Bank on the same year as Deputy Branch Manager, Yogyakarta Branch.
Saat ini ia menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager.
Currently she holds position as Assistant Vice President, Branch Manager.
Irena Maria Chaidir Assistant Vice President, Branch Manager Irena M. Chaidir mengawali karir di bidang keuangan pada tahun 1987 di perusahaan perdagangan, CV Cahaya Murni. Pada tahun 1993, ia bergabung dengan Bank Panin dan menjabat sebagai Kepala Cabang Pembantu untuk jangka waktu yang relatif panjang sampai dengan tahun 2009.
Irena M. Chaidir started her career in finance in 1987 at a trading company, CV Cahaya Murni. In 1993, she moved to Bank Panin and began her long banking career as Head of Sub-Branch until 2009.
Ia bergabung bersama Commonwealth Bank pada bulan September 2009 dan saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager cabang Cirebon.
She joined Commonwealth Bank in September 2009 and currently serves as Assistant Vice President, Branch Manager at Cirebon Branch.
Iwan Setiawan Oetomo Senior Manager, Branch Manager Iwan Setiawan Oetomo memulai karirnya sebagai Marketing Officer di The Hongkong and Shanghai Banking Corporation pada tahun 2000 sampai dengan 2007 dengan posisi terakhir sebagai Sales Manager. Beliau lalu pindah ke Bank Danamon sebagai Investment Champion di Semarang pada tahun 2007 selama tiga tahun dan pindah ke Bank Mayapada sebagai Branch Manager selama setahun berikutnya. Pada tahun 2011, beliau bergabung dengan PT Bank Commonwealth.
Iwan Setiawan Oetomo started his career as Marketing Officer in The Hongkong and Shanghai Banking Corporation in 2000 until 2007 with last position as Sales Manager. He then moved to Bank Danamon as Investment Champion in 2007 for three years and moved to Bank Mayapada as Branch Manager for another year. In 2011, He joined PT Bank Commonwealth.
Saat ini beliau menjabat sebagai Senior Manager, Branch Manager Commonwealth Bank untuk cabang Semarang.
Currently he holds position as Senior Manager, Branch Manager of Commonwealth Bank at Semarang branch.
Johmar Gazo Chief Technology Officer Pada tahun 1995 Johmar Gazo memulai karir di bidang Teknologi Informasi di IBM (ISSC), Australia dimana ia bekerja sebagai Software Engineer. Dua tahun kemudian ia pindah bekerja di Andersen Consulting/Accenture dan menjabat sebagai Consultant Senior Manager. Ia memperoleh pengalaman di bidang IT perbankan pada tahun 2004 sampai dengan 2010 pada saat ia menjabat sebagai Executive Manager, dan kemudian sebagai General Manager – IT di Commonwealth Bank of Australia di Sydney.
In 1995 Johmar Gazo started his career in Information Technology at IBM (ISSC), Australia where he served as Software Engineer. Two years later he moved to Andersen Consulting/Accenture and served as Consultant Senior Manager. He gained experience on IT in banking industry when, from 2004 to 2010, he served as Executive Manager and then General Manager – IT at Commonwealth Bank of Australia in Sydney.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
367
Pada bulan October 2010, ia dipromosikan sebagai Chief Technology Officer di Commonwealth Bank hingga saat ini.
In October 2010, he was promoted to the position of Chief Technology Officer of Commonwealth Bank Indonesia where he has been serving until today.
Jonanda Yattha Saputra Chief of Financial Officer Jonanda Yattha Saputra (Yattha) memulai karir di keuangan sejak tahun 1992 sebagai auditor. Ia menjadi associate di salah satu kantor Akuntan terbesar pada 2005. Pengalaman audit dan konsultansinya termasuk penugasan dirinya ke Amsterdam. Pada 2006, ia memutuskan untuk mencoba sektor riil dan bergabung dengan salah satu 10 Bank terbaik di Indonesia. Pengalamannya di Bank mencakup perencanaan keuangan korporat juga pelaporan kinerja bisnis, analisa kelayakan proyek dan hubungan investor.
Jonanda Yattha Saputra (Yattha) started his career in finance since 1992 as an auditor. He made an associate partner in one of Big 4 accounting firms in 2005. His auditing and consulting experience also include secondment assignment to Amsterdam office. In 2006, he decided to try the real sector and joined one of Top 10 banks in Indonesia. His experience in the bank covered areas of corporate financial planning, bankwide as well as line of business performance reporting, feasibility review of significant projects and initiatives and investor relation.
Tertarik dengan rencana pengembangan PT Bank Commonwealth (PTBC) yang agresif, pada tahun 2011 Yattha bergabung dengan PTBC untuk mengimplementasikan rencana bisnis dan di saat yang sama mengembangkan kepemimpinannya. Menjadi anggota Commonwealth Bank of Australia (CBA) dengan segala manfaatnya, PTBC mendapatkan dukungan terus menerus dari CBA untuk memastikan pengembangan bisnis tercapai. Sebagai individu, rencana pengembangan karir telah terstruktur dan diimplementasikan. Salah satunya adalah untuk memberikan kesempatan baginya menjabat sebagai CFO di salah satu anak perusahaan CBA yang lain di Indonesia, PT Commonwealth Life (PTCL). Setelah menjabat sebagai CFO di PTCL selama 2012-2013, ia menjadi CFO PT Bank Commonwealth.
Intrigued by aggressive growth plan of PT Bank Commonwealth (PTBC), in 2011 Yattha moved to PTBC to help PTBC delivering the plan at same time further developing his leadership. Being a member of Commonwealth Bank of Australia (CBA) has its benefits. As an organization, PTBC enjoys continuous support from CBA to ensure the growth plan is achieved. As an individual, a structured career development plan is set up and implemented. One of the development plan is to provide exposure for him to take CFO role in another subsidiary of CBA in Indonesia, PT Commonwealth Life (PTCL). After completing CFO role in PTCL in 2012 – 2013, he became CFO of PTBC.
Joshua C. Thio Assistant Vice President, Branch Manager Joshua C. Thio memulai karirnya sebagai staf akuntansi di PT Gunung Meranti pada tahun 1995 dan kemudian mulai membangun karir di sektor perbankan pada tahun 1996 pada saat ia bergabung di Bank Danamon sebagai Staf pada kantor Kepala Cabang Pembantu, Pasar Baru, Banjarmasin. Selanjutnya selama tujuh tahun di Bank Danamon, ia menjabat berbagai posisi, mulai dari Operations Head, Banjarmasin, kemudian menjadi Credit Reviewer, Banjarmasin dan Balikpapan, dan dipromosikan menjadi Senior Credit Officer, dengan jabatan terakhir di Bank
368
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Joshua C. Thio commenced his career as an accounting staff in PT Gunung Meranti in 1995 and then began his banking career in 1996 when he moved to Bank Danamon as Staff to the Head of Sub-branch Pasar Baru, Banjarmasin. For the next seven years at Bank Danamon, he held several positions from Operations Head, Banjarmasin, to Credit Reviewer, Banjarmasin and Balikpapan, to Senior Credit Officer, with last position as Regional Consumer Credit Manager, Balikpapan. He then moved to Bank Agroniaga in 2006 and served as Branch Manager, Balikpapan. A year later, he moved
Danamon sebagai Regional Consumer Credit Manager, Balikpapan. Pada tahun 2006 ia berpindah kerja ke Bank Agroniaga sebagai Kepala Cabang, Balikpapan. Setahun kemudian, ia berpindah lagi ke Bank Mega di mana ia menjabat sebagai Deputy Branch Manager Credit, Banjarmasin sampai dengan tahun 2009.
again to Bank Mega where he served as Deputy Branch Manager Credit, Banjarmasin until 2009.
Ia bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2009 dan sampai saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager.
He joined Commonwealth Bank in 2009 and currently serves as Assistant Vice President, Branch Manager.
Joutje Anthon Ferry Kandou Manager, Deputy Branch Manager Joutje Anthon Ferry Kandou mengawali karir perbankannya ketika bergabung dengan Bank Danamon Indonesia sebagai internal audit di tahun 1996. Pada tahun 2000 bergabung dengan ABN AMRO Bank sebagai Sales Supervisor, sebagai Account Officer dengan Bank Mega tahun 2002 dan sebagai Account Officer dengan Bank Permata di tahun 2004.
Joutje Anthon Ferry Kandou’s banking career began when he joined Bank Danamon Indonesia as internal audit in 1996. In 2000 he moved to ABN AMRO Bank as Sales Supervisor, as Account Officer with Bank Mega in 2002 and as Account Officer with Bank Permata in 2004.
Joutje Anthon Ferry Kandou bergabung dengan Commonwealth Bank di tahun 2011 dan kini menjabat sebagai Deputy Branch Manager.
Joutje Anthon Ferry Kandou joined Commonwealth Bank in 2011 and now serves as Deputy Branch Manager.
Laiwarti Suhono Assistant Vice President, Branch Manager Laiwarti Suhono mengawali karir di sector perbankan pada tahun 1997 saat ia bergabung dengan Bank Danamon sebagai Customer Relation Officer. Ia menempati beberapa posisi manajer di Bank Danamon sebelum ia pindah ke Adira Quantom Finance, anak perusahaan Bank Danamon, dan posisi terakhir menjabat sebagai Business Manager di cabang Pontianak sebelum bergabung dengan Commonwealth Bank.
Laiwarti Suhono started her banking career in 1997 at Bank Danamon where she served as Customer Relation Officer. She has held several managerial positions in Bank Danamon before she moved to Adira Quantum Finance, a subsidiary of Bank Danamon, with last position as Business Manager of Pontianak Branch before joining Commonwealth Bank.
Saat ini ia menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager di cabang Pontianak.
Currently she holds position as Assistant Vice President, Branch Manager at Pontianak Branch.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
369
Liliawati Gunawan Executive Vice President, Chief of Global Market Liliawati menyelesaikan studi S1 Insinyur Sipil di Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun 1989. Kemudian, beliau melanjutkan studinya di Oregon State University, Corvallis, Oregon, Amerika Serikat di mana beliau meraih MBA pada 1991 dalam bidang Banking and Finance. Sambil belajar beliau menyelesaikan sebuah studi tentang masalah-masalah yang menimpa institusiinstitusi simpan pinjam di Amerika Serikat pada tahun 1980-an. Sesudah lulus, Liliawati bekerja di Standard Chartered Bank pada 1991 sebagai analis ALCO. Pada tahun 1993 beliau pindah ke treasury dealing sebagai Treasury Dealer. Di treasury dealing room ini, dari 1993 sampai 1997, Liliawati menjabat beberapa posisi, dari money market, fx sampai forward dan spot dealer.
Liliawati completed a Bachelor’s degree in Civil Engineering at Parahyangan University, Bandung in 1989. From there she continued her studies at Oregon State University, Corvallis, Oregon, USA where she completed her MBA degree in 1991, majoring in Banking and Finance, and while studying there completed a study into the widespread problems of Savings and Loans institutions in the USA during the 1980’s. Following her graduation, Liliawati worked at Standard Chartered Bank in 1993 as an analyst for ALCO. Then, in 1993 she moved into treasury dealing as Treasury Dealer. From 1993 to 1997 Liliawati held various positions in the treasury dealing room, from money market, fx, to forward and spot dealer.
Pada tahun 1997, Liliawati bergabung di Commonwealth Bank sebagai Head of Treasury, posisi yang dijabatnya sampai akhir 2005; kemudian beliau menjabat sebagai Deputy CFO dari tahun 2005 sampai tahun 2010. Setelah itu menjabat sebagai Head of Wealth Management sampai dengan May 2012. Beliau lalu diangkat sebagai Executive Vice President, Chief of Global Market Commonwealth Bank.
In 1997, Liliawati joined Commonwealth Bank as the Bank’s Head of Treasury, a position she held until the end of 2005; she was appointed as Deputy CFO in 2005 and served in that position until 2010. After that she was appointed as Head of Wealth Management until May 2012. She was then appointed as Executive Vice President, Chief of Global Market Commonwealth Bank until now.
Lisan Assistant Vice President, Branch Manager
370
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Lisan awalnya bekerja sebagai sekretaris di perusahaan bukan bank, PT Mekar Agung Tirtalestari dan PT KescoTeguh Prakarsa pada tahun 1993 dan 1995 sebelum akhirnya bekecimpung di industri perbankan sebagai Personal Finance Consultant di Standard Chartered Bank, cabang Medan. Beliau lalu diangkat sebagai Relation Manager – Priority Banking pada tahun 2003. Lisan bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2005 sebagai Deputy Bank Manager, cabang Medan.
Lisan was a secretary for non-banking company, PT Mekar Agung Tirtalestari and PT Kesco Teguh Prakarsa in 1993 and 1995 before she started her career in banking industry as Personal Finance Consultant in Standard Chartered Bank, Medan branch. She was appointed as Relationship Manager - Priority Banking in 2003. She joined Commonwealth Bank in 2005 as Deputy Bank Manager, Medan branch.
Saat ini ia menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager di cabang Medan.
Currently she is holds position as Assistant Vice President, Branch Manager at Medan branch.
Marco Arthur Raoul Lalisang Senior Vice President, Head of Business Continuity and Property Management. Marco Arthur Raoul Lalisang mengawali karir profesionalnya di tahun1993 sebagai IT Support di PT Tunas Patria sebelum bergabung dengan PT SunLife Indonesia di tahun 1994 sebagai IT System Administrator.
Marco Arthur Raoul Lalisang began his professional career in 1993 as IT Support in PT Tunas Patria before joining PT SunLife Indonesia in 1994 as IT System Administrator.
Kemudian memasuki industri perbankan ketika bergabung dengan Bank Rabobank International Indonesia dari tahun 1997 hingga 2013, menduduki berbagai jabatan sebagai IT-Infrastructure Manager, Business Continuity Manager and Head of Security dan sebagai Business Continuity Manager Grup
He then entered the banking industry when he joined Bank Rabobank International Indonesia from 1997 to 2013, holding various positions as IT-Infrastructure Manager, Business Continuity Manager and Head of Security and the Group’s Business Continuity Manager.
Bergabung dengan Commonwealth Bank di tahun 2013 dan kini menjabat sebagai Head of Business Continuity and Property Management.
He joined Commonwealth Bank in 2013 and now serves as Head of Business Continuity and Property Management.
Mourinna Tan Assistant Vice President, Branch Manager Mourinna Tan memulai karir di sektor perbankan pada tahun 1990 di BCA sebagai Head of Accounting Section di Cabang Jambi. Pada tahun 1993, ia pindah ke Bank Danamon, dan sampai dengan akhir tahun 2010 memegang berbagai jabatan, antara lain sebagai Sekretaris di Kantor Cabang Jambi; Supervisor, Assistant Customer Relationship Officer; Marketing & Customer Relationship Staff; Supervisor, Team leader Affluent; Relationship Manager, Jambi; Senior Manager, PBM; hingga jabatan terakhirnya di Bank Danamon sebagai Assistant Vice President, Branch Manager, Jambi.
Mourinna Tan started her banking career in 1990 at BCA as Head of Accounting Section at BCA, Jambi Branch. In 1993, she moved to Bank Danamon, and until end of 2010 held several postions, from Secretary in Jambi Branch Office; SPV, Assistant Customer Relationship Officer; Marketing & Customer Relationship Staff; SPV, Team Leader Affluent; Relationship Manager, Jambi; Senior Manager, PBM; to her last position in Bank Danamon as Assistant Vice President, Branch Manager, Jambi.
Ia bergabung bersama Commonwealth Bank pada tahun 2010 dan saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager.
She joined Commonwealth Bank in 2010 and has since served as Assistant Vice President, Branch Manager.
Mujianto Assistant Vice President, Branch Manager Mujianto memiliki pengalaman bekerja di Bank BII Maybank sebagai Account Officer sejak tahun 1995 hingga 2004. Beliau lalu menduduki posisi sebagai Credit Team Leader pada tahun 2004. Pada tahun 2005, menjabat sebagai Home Loan Sales Manager. Selanutnya ia dipromosikan sebagai Branch Manager di Batam.
Mujianto had experience working in Bank BII Maybank as Account Officer from 1995 to 2004. He then moved for a position of Credit Team Leader in 2004. In 2005, he appointed as Home Loan Sales Manager. After that he was promoted as Branch Manager in Batam.
Beliau memulai karir di Commonwealth Bank dimana beliau menjabat sebagai Branch Manager untuk Cabang Batam.
He started his career in Commonwealth Bank where he is positioned as Branch Manager for Batam branch. Commonwealth Bank Annual Report 2013
371
Phino Prama Aristo Senior Manager, Branch Manager Phino Prama Aristo mengawali karir perbankannya di tahun 2002 ketika bergabung dengan Citibank N.A. sebagai trainee dalam Branch Sales Executive Development Program. Kemudian menjabat sebagai Personal Banker dan Citigold Executive, sebelum bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2008 sebagai Deputy Branch Manager. Sejak tahun 2010, Phino Prama Aristo menjabat sebagi Branch Manager di Commonwealth Bank.
Phino Prama Aristo began his banking career in 2002 when he joined Citibank N.A. as trainee in the Branch Sales Executive Development Program. He then served as Personal Banker and Citigold Executive, before joining Commonwealth Bank in 2008 as Deputy Branch Manager. Since 2010, Phino Prama Aristo has served Branch Manager in Commonwealth Bank.
R A Noerindah Senior Vice President, Head of Legal R A Noerindah memulai karirnya di Kantor Notaris Ny. Suhardjo Hadi, SH sebagai Assistant Notaris pada tahun 1987. Beliau lalu pindah sebagai ParaLegal pada tahun 1988 selama dua tahun di SatGas Hukum DPRD Klaten (Sugino Law Firm). Beliau lalu pindah ke PT Bank Danamon Indonesia pada tahun 1990 untuk posisi Head of Legal di Jogjakarta dan Coordinator Legal Lending Center di Jakarta tahun 1995. Setelah itu ia menempati posisi Legal Manager di PT Sinar Mas Multiartha,Tbk di tahun 1995, PT Sinar Mas Multifinance di tahun yang sama sampai dengan tahun 2000, dan PT Harumdana Sekuritas di tahun 2001 dengan jabatan yang sama. Saat ini menjabat sebagai Head of Legal Commonwealth Bank.
R A Noerindah began her career in Ny. Suhardjo Hadi, SH Notary Office as Notary Assistant in 1987. She was moved as Para Legal in 1988 for two years in DPRD Klaten Law Task Force (Sugino Law Firm). She moved to PT Bank Danamon Indonesia in 1990 for a position of Head of Legal in Jogjakarta and Coordinator Legal Lending Center in Jakarta in 1995. After that, she take the Legal Manager position at PT Sinar Mas Multiartha,Tbk in 1995, PT Sinar Mas Multifinance in the same year and PT Harumdana Sekuritas in 2001 with the same position. She is currently holds position as Head of Legal in Commonwealth Bank.
R. Indrajana Sofiandi Senior Vice President, Head of Compliance Monitoring and Training
372
Commonwealth Bank Annual Report 2013
R. Indrajana Sofiandi memulai karir perbankannya sejak tahun 1994 saat bergabung dengan Citibank cabang Bandung sebagai Corporate Banking Operations Staff sampai dengan tahun 2000 dan seterusnya menjadi Official Assistant Marketing. Pada tahun 2002 beliau pindah ke Citibank Jakarta sebagai Corporate Banking Documentation Assistant Manager sebelum pindah ke Standard Chartered Bank sebagai Credit Risk Documentation Manager pada tahun 2005 dan diangkat sebagai AML and Compliance Manager pada tahun 2006.
R. Indrajana Sofiandi began his banking career in 1994 when he joined Citibank at Bandung branch as Corporate Banking Operations Staff until 2000 followed by a position as Official Assistant Marketing. He was promoted in 2002 as Corporate Banking Documentation assistant Manager at Jakarta branch, a position he held for 2.5 years before he moved to Standard Chartered Bank for position as Credit Risk Documentation Manager in 2005 and promoted as AML and Compliance Manager in 2006.
Beliau kemudian membangun karirnya dibeberapa bank seperti HSBC Indonesia sebagai Vice President of AML and Compliance selama dua tahun, PT Bank Barclays Indonesia sebagai Vice President of Head of Training and Monitoring pada
He continued to build his career in several banks such as HSBC Indonesia as Vice President of AML and Compliance for two years, PT Bank Bardays Indonesia as Vice President of Head of Training and Monitoring in 2009 and Head of Compliance
tahun 2009 dan Head of Compliance Regulatory Affairs pada tahun 2010. Pada pertengahan 2011, beliau menjabat sebagai Head of Regulatory Affairs di PT Megasari Makmur.
Regulatory Affairs in 2010. In the middle of 2011, he had his first non-banking experience when he joined PT Megasari Makmur as Head of Regional.
Pada akhir tahun 2011, beliau memutuskan kembali ke dunia perbankan dengan bergabung di Commonwealth Bank sebagai Senior vice President, Head of Compliance. Saat ini Beliau menempati jabatan Head of Compliance Monitoring and Training.
At the end 2011, he decided to go back in banking by joining Commonwealth Bank as Senior Vice President, Head of Compliance. Currently he holds the position Head of Compliance Monitoring and Training.
Ratna Hartaty Chainur Vice President, Branch Manager Ratna Hartaty memulai karirnya sebagai Quality Assurance Engineer di PT Omedata Electronics, Bandung pada tahun 1997 dan bekerja dengan posisi yang sama di PT JIT Electronics, Cikarang pada tahun 1999. Beliau lalu pindah ke Balikpapan dan bekerja di PT Maskot Harapan Sugeng (ABN AMRO Bank) sebagai Greeter pada tahun 2001. Beliau kemudian diangkat sebagai Relationship Officer pada tahun 2001 dan Relationship Manager Coordinator di tahun yang sama hingga tahun 2005.
Ratna Hartaty began her career as Quality Assurance Engineer in PT Omedata Electronics, Bandung in 1997 and worked for the same position in 1999 in PT JIT Electronics, Cikarang. She moved to Balikpapan and joined PT Maskot Harapan Sugeng (ABN AMRO Bank) as Greeter in 2001. She was promoted as Relationship Officer in 2001 and Relationship Manager Coordinator for on the same year until 2005.
Beliau bergabung dengan Commonwealth Bank sejak tahun 2005 sebagai Deputy Branch Manager dan sekarang menjabat sebagai Vice President, Branch Manager di cabang Balikpapan.
She joined Commonwealth Bank since 2005 as Deputy Branch Manager and currently holds position as Vice President, Branch Manager at Balikpapan branch.
Reinard Yohanes Seno Setiaji Senior Vice President, Head of Regulatory Affairs Karir Reinard Yohanes Seno Setiaji di bidang Perbankan berawal pada tahun 1998 pada saat ia mulai bekerja di PT Bank Rabobank Internasional Indonesia dengan posisi terakhir menjabat sebagai Head of Regulatory Affair, PT Bank OCBC Indonesia pada tahun 2010 sebagai Compliance Officer, dan terakhir Deutsche Bank Jakarta sebagai Senior Compliance Officer.
Reinard Yohanes Seno Setiaji’s career in Banking industry started in 1998 when he joined PT Bank Rabobank International Indonesia and served as Head of Regulatory Affair. In 2010, he worked at PT Bank OCBC Indonesia as Compliance Officer and Deutsche Bank Jakarta as Senior Compliance Officer.
Pada bulan Juli 2012, ia bergabung bersama Commonwealth Bank menjadi Head of Compliance Monitoring and Training dan saat ini menjabat sebagai Head of Regulatory Affairs.
In July 2012, he joined Commonwealth Bank as Head of Compliance Monitoring and Training and now serves as Head of Regulatory Affairs.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
373
Reza HM. Soemadipradja Chief Audit Executive Karir Reza HM. Soemadipradja di bidang audit keuangan berawal pada tahun 1997 pada saat ia mulai bekerja di Kantor Akuntan Publik Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) dan menjabat sebagai Senior Auditor sampai dengan tahun 2001. Kemudian ia beralih ke sektor perbankan pada tahun 2001 dengan berpindah kerja ke Citibank N.A. dan selama hampir 10 tahun menjabat sebagai Senior Vice President, Kepala Satuan Kerja Audit Internal.
Reza HM. Soemadipradja’s career in financial audit started in 1997 when he joined Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Accounting Firm and served as Senior Auditor until 2001. He entered banking industry when he joined Citibank N.A. and served for almost 10 years as Senior Vice President, Head of Internal Audit Taskforce Department.
Pada bulan Juli 2011, ia bergabung bersama Commonwealth Bank, awalnya sebagai Head of Internal Audit, dan kemudian pada bulan September tahun 2011 juga ia dipromosikan menjadi Chief Audit Executive dan menjabat sampai saat ini.
In July 2011, he joined Commonwealth Bank shortly as Head of Internal Audit, before he was promoted to Chief Audit Executive in September of that same year and currently holds that position.
Rian Eriana Kaslan Executive Vice President, Head of Product, Services & Marketing Rian Eriana Kaslan memulai karirnya sebagai Sales Assistant di sebuah perusahaan manajemen investasi, Mellon Asset Management. Setahun kemudian beliau dipromosikan sebagai Marketing Communication Specialist and Client Service Manager setahun kemudian hingga tahun 2006.
Rian Eriana Kaslan started her career as Sales Assistant in an investment management company, Mellon Asset Management. A year later she was promoted as Marketing Communication Specialist and as Client Service Manager a year after until 2006.
Beliau bergabung dengan Commonwealth Bank dan menempati posisi Onshore Product Unit Head di Jakarta pada tahun 2006 dan diangkat sebagai Head of Wealth Management pada tahun 2008. Saat ini beliau menjabat sebagai Executive Vice President, Head of Marketing and Product Management.
She moved to Commonwealth Bank to fill the position of Onshore Product Unit Head in Jakarta in 2006 and promoted as Head of Wealth Management in 2008. She is currently holds position as Executive Vice President, Head of Product, Services & Marketing
Rosy Sintiawati Assistant Vice President, Branch Manager
374
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Rosi Sintiawati memulai karir di sektor perbankan sebagai Kepala Cabang Pembantu di Bank Danamon pada tahun 1995 dan menjabat sampai dengan tahun 2000. Ia kemudian berpindah kerja sebagai Account Officer Kantor Cabang Samarinda di Bank Ekonomi Raharja pada tahun 2001 sampai dengan 2004. Pada tahun 2004 itu juga, ia berpindah kerja ke Bank Panin sebagai Business Banking Manager.
Rosi Sintiawati started her career in banking sector as Head of Sub-branch Office at Bank Danamon in 1995 and held that position until 2000. She then moved to Bank Ekonomi Rahardja as Account Officer at Samarinda Branch Office from 2001 until 2004. Also in 2004, she moved to Bank Panin as Business Banking Manager.
Pada bulan November 2007, ia bergabung bersama Commonwealth Bank dan sampai saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager.
In November 2007, she joined Commonwealth Bank Indonesia and up until now serves as Assistant Vice President, Branch Manager.
Sariani Sadikun Executive Vice President, Head of Credit Sariani Sadikun memulai karirnya di The chase Manhattan Bank sebagai Management Trainee pada tahun 1989. Beliau lalu diangkat sebagai Assistant Manager dan Assistant Treasurer pada tahun 1990 selama tiga tahun sebelum diangkat sebagai Assistant Vice President, Corporate Banking pada tahun 1993. Beliau lalu pindah ke JP Morgan Chase pada tahun 1998 untuk posisi Vice President, Corporate Banking dan Senior Vice President – Head of Credit Risk di PT Rabobank International Indonesia pada tahun 2002 hingga 2011. Saat ini menjabat sebagai Head of Credit Commonwealth Bank.
Sariani Sadikun began her career in The Chase Manhattan Bank as Management Trainee in 1989. She was then appointed as Assistant Manager and Assistant Treasurer in 1990 for three years before she was promoted as Assistant Vice President, Corporate Banking in 1993. She moved to JPMorgan Chase in 1998 for a position of Vice president, Corporate Banking and Senior Vice President - Head of Credit Risk at PT Rabobank International Indonesia from 2002 to 2011. She currently holds position as Head of Credit in Commonwealth Bank.
Sesilia Sri Sumiati Sumito Assistant Vice President, Branch Manager Sesilia Sri Sumiati Sumito berpengalaman 11 tahun sejak 1996 di Bank Danamon di mana beliau menduduki posisi RM. Beliau lalu pindah ke DBS Bank pada tahun 2007, selama satu tahun sebagai TRM, kemudian bergabung dengan Bank Mayapada dengan posisi Branch Manager.
Sesilia Sri Sumiati Sumito had 11 year experience from 1996 in Bank Danamon where she filled the RM position. She was moved to DBS Bank in 2007 for one year as TRM. She then joined Bank Mayapada for Branch Manager position.
Bergabung dengan Commonwealth Bank pada bulan Juni tahun 2012 sebagai Assistant Vice President, Branch Manager Makassar hingga saat ini.
She joined Commonwealth Bank in June 2012 as Assistant Vice President, Branch Manager Makassar until today.
Sri Mardini Manager, Branch Manager Sri Mardini mengawali karir di sektor perbankan pada tahun 1995 pada saat ia bekerja di BII Maybank cabang Purwokerto sebagai Sekretaris.
Sri Mardini’s banking career began in 1995 when she joined BII Maybank, Purwokerto Branch as Secretary.
Ia bergabung bersama Commonwealth Bank pada tahun 2013 dan menjabat sebagai Manager, Branch Manager.
She joined Commonwealth Bank in 2013 and currently serves as Manager, Branch Manager.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
375
Stefano Senior Manager, Branch Manager Stefano mengawali karir profesionalnya ketika bergabung dengan Bank Hagakita dari tahun 1995 hingga 2007. Kemudian menjabat sebagai Agency Manager di AIG Life pada tahun 2007, sebagai Relationship Manager, Wealth Banking di UOB Bank tahun 2008 serta sebagai Business Development Manager, Priority Banking di tahun 2012 dengan Permata Bank.
Stefano’s professional career began when he joined Bank Hagakita from 1995 to 2007. He then served as Agency Manager in AIG Life in 2007, as Relationship Manager, Wealth Banking in UOB Bank in 2008 and as Business Development Manager, Priority Banking in 2012 with Permata Bank.
Stefano bergabung dengan Commonwealth Bank dan kini menjabat sebagai Branch Manager.
Stefano joined Commonwealth Bank and currently serves as Branch Manager.
Stefanus Adi Utomo Vice President, Branch Manager Stefanus Adi Utomo mengawali karirnya ketika bergabung dengan Deloitte Touche Tohmatsu sebagai Junior Auditor di tahun 2003. Kemudian bergabung dengan Citibank sebagai Personal Banker tahun 2004 sebelum bergabung dengan HSBC tahun 2006 sebagai Relations Manager dan kemudian sebagai Assistant Sales Manager.
Stefanus Adi Utomo’s career began when he joined Deloitte Touche Tohmatsu as Junior Auditor in 2003. He then joined Citibank as Personal Banker in 2004 before joining HSBC in 2006 as Relations Manager and then as Assistant Sales Manager.
Stefanus Adi Utomo bergabung dengan Commonwealth Bank di tahun 2008 sebagai Deputy Branch Manager sebelum menduduki jabatan saat ini sebagai Branch Manager.
Stefanus Adi Utomo joined Commonwealth Bank in 2008 as Deputy Branch Manager before advancing to his current position as Branch Manager.
Suwandi Winarko Assistant Vice President, Branch Manager
376
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Suwandi Winarko memulai karir di sector perbankan pada tahun 1990 dan sampai dengan awal tahun 2009 ia membangun karirnya di Bank Danamon, mulai dari posisi di bagian Transfer and Remittance Operation, Accounting, CSA, Appraisal, Customer Relation Officer, Team Leader Funding sampai menjabat sebagai Kepala Kantor Cabang Bima, Bali, Ampenan dan Nusa Tenggara Barat. Jabatan terakhirnya di Bank Danamon adalah sebagai Account Manager, Branch Corporate Officer untuk Nusa Tenggara Timur dan Barat.
Suwandi Winarko started his banking career in 1990 and until early 2009 continued to build his banking career at Bank Danamon, from a position of Staff at Transfer and Remittance Operation, Accounting, CSA, Appraisal, Customer Relation Officer, Team Leader Funding to Head of Branch Offices of Bima, Bali, Ampenan, and West Nusa Tenggara. His last position in Bank Danamon was Account Manager, Branch Corporate Officer for West and East Nusa Tenggara.
Ia bergabung bersama Commonwealth Bank pada awal tahun 2010 dan saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager di cabang Mataram.
In early 2010, he joined Commonwealth Bank and currently serves as Assistant Vice President, Branch Manager at Mataram Branch.
Suwarni Assistant Vice President, Branch Manager Suwarni mengawali karir perbankannya ketika bergabung dengan Bank Bali sebagai Loan Processing staff di tahun 1990. Hingga tahun 2003 menjabat berbagai posisi di Bank Bali, sebagai Loan Processing Head, Loan Administration Head, Business Officer, Customer Relation Officer, Forex Exchange Trading Business Manager dan sebagai Customer Relation Manager. Kemudian bergabung dengan Bank Mega di tahun 2003 dan menjabat sebagai Branch Manager di Bank NISP tahun 2006.
Suwarni began her banking career when she joined Bank Bali as Loan Processing staff in 1990. Until 2003 she held various positions with Bank Bali, as Loan Processing Head, Loan Administration Head, Business Officer, Customer Relation Officer, Forex Exchange Trading Business Manager and as Customer Relation Manager. She moved to Bank Mega in 2003 and then served as Branch Manager in Bank NISP in 2006.
Suwarni bergabung dengan Commonwealth Bank tahun 2008 dan kini menjabat sebagai Branch Manager.
Suwarni joined Commonwealth Bank in 2008 and now serves as Branch Manager.
Teddy Kurniawan Senior Manager, Branch Manager Teddy Kurniawan mengawali karir perbankannya di tahun 2005 ketika bergabung dengan Lippo Bank sebagai Account Officer. Kemudian bergabung dengan Standard Chartered Bank di tahun 2007,bergabung dengan Bank Danamon tahun 2008 serta dengan Bank CIMB Niaga pada tahun 2010 sebagai Relationship Manager.
Teddy Kurniawan began his banking career in 2005 when he joined Lippo Bank as Account Officer. He moved to Standard Chartered Bank in 2007,joined Bank Danamon in 2008 and moved to Bank CIMB Niaga in 2010 as Relationship Manager.
Teddy Kurniawan bergabung dengan Commonwealth Bank di tahun 2013 dengan jabatan sebagai Business Manager.
Teddy Kurniawan joined Commonwealth Bank in 2013 as Business Manager.
Theresia Tristini EVP, Head of PTBC Core Banking Transformation Program Karir profesional Theresia Tristini diawali tahun 1994 ketika bergabung dengan PT Zurich Insurance Indonesia sebagai IT Support Head. Memasuki industri perbankan ketika bergabung dengan PT Bank Danamon Indonesia di tahun 1997. Dari tahun 1997 hingga 2006, karirnya berkembang diawali sebagai IT Business Analyst kemudian berturut-turut menjabat sebagai Programme Management Office Department Head, Front End Application System Head, Customer Care Manager for TCM & Cash Management, dan sebagai Technology Head for Treasury Capital Market, Quality Management and Service Delivery.
Theresia Tristini’s professional career began in 1994 when she joined PT Zurich Insurance Indonesia as IT Support Head. She entered the banking industry when she joined PT Bank Danamon Indonesia in 1997. From 1997 to 2006, she advanced her career with the Bank, starting as IT Business Analyst and then successively appointed as Programme Management Office Department Head, Front End Application System Head, Customer Care Manager for TCM & Cash Management, and as Technology Head for Treasury Capital Market, Quality Management and Service Delivery.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
377
Di tahun 2006, bergabung dengan PT DBS Indonesia sebagai IT Head, sebelum bergabung dengan Commonwealth Bank dan kini menjabat sebagai Head of PTBC Core Banking Transformation Program.
In 2006 she joined PT DBS Indonesia as IT Head, before joining Commonwealth Bank and now serves as Head of PTBC Core Banking Transformation Program.
Vonny Kamdari Assistant Vice President, Branch Manager Vony Kamdari bekerja sebagai Staff The Hongkong and Shanghai Banking Corporation pada tahun 1997 sampai dengan 2008 dengan posisi Assistant Manager Branch Sales & Operations dan Senior Relationship Manager. Karirnya di Commonwealth Bank dimulai pada tahun 2008 saat begabung sebagai Branch Manager untuk cabang Surabaya Barat.
Vonny Kamdari worked as Staff The Hongkong and Shanghai Banking Corporation from 1997 until 2008 with position Assistant Manager Branch Sales & Operations dan Senior Relationship Manager. Her career in Commonwealth Bank started in 2008 when she first joined as Branch Manager at West Surabaya branch.
Pada bulan Agustus 2012, beliau diangkat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager.
In August 2012, she was appointed as Assistant Vice President, Branch Manager.
Widjojo Senior Vice President, Head of Small Medium Enterprise
378
Commonwealth Bank Annual Report 2013
Widjojo bergabung dengan PT Bank Inter Pacific pada tahun 1995, pada mulanya bekerja sebagai Management Trainee, selanjutnya yang bersangkutan bergabung dengan PT Bank Ficonesia sebagai Account Officer Corporate Banking pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005.
Widjojo joined PT Bank Inter Pacific in 1995, initially working as Management Trainee, after that he joined PT Bank Ficonesia as Account Officer Corporate Banking in 2003 until 2005.
Di tahun yang sama, beliau pindah ke PT Bank Chinatrust Indonesia dengan posisi Assistant Manager, Relationship Manager Jakarta.
In the same year, he moved to PT Bank Chinatrust Indonesia as Assistant Manager, Relationship Manager in Jakarta.
Pada tahun 2006 beliau bergabung dengan PT Bank Commonwealth sebagai Team Leader SME/ Commercial banking dan saat ini ia menjabat sebagai Senior Vice President, Head of Small Medium Enterprise.
In 2006 he joined PT Bank Commonwealth as Team Leader SME/Commercial banking and Currently he holds position as Senior Vice President, Head of Small Medium Enterprise.
Widodo Suryadi Executive Vice President, Head of Wholesale Banking Widodo Suryadi menjabat posisi Executive Vice President/Head of Wholesale Banking di PT Bank Commonwealth sejak April 2011. Sebelum bergabung dengan PT Bank Commonwealth, Widodo memiliki pengalaman yang luas di bidang perbankan dan akuntansi dari posisi-posisi sebelumnya di DBS, Rabobank, Citigroup, dan Arthur Andersen. Pengalaman Widodo meliputi antara lain corporate & commercial lending, corporate finance, capital market, structured trade & commodity finance, and debt restructuring. Widodo lulus dari University of Wisconsin di Madison, USA pada tahun 1996 dan mendapatkan gelar MBA dari School of Business & Management, Institut Teknologi Bandung, Indonesia di tahun 2009.
Widodo Suryadi has been Executive Vice President/Head of Wholesale Banking at PT Bank Commonwealth since April 2011. Prior to joining PT Bank Commonwealth, Widodo had extensive banking and accounting experience from DBS, Rabobank, Citigroup, and Arthur Andersen. Widodo’s experience includes corporate & commercial lending, corporate finance, capital market, structured trade & commodity finance, and debt restructuring. Widodo graduated from University of Wisconsin at Madison, USA in 1996 and received an MBA from the School of Business & Management of the Institut Teknologi Bandung, Indonesia in 2009.
Wienda Trifena Wijaya Senior Vice President, Head of Operations Wienda Trifena Wijaya mengawali karir perbankannya di tahun 1993 ketika bergabung dengan Bank Umum Servitia sebagai Marketing Administration sebelum kemudian menjabat sebagai Senior Administration-Corporate Loans.
Wienda Trifena Wijaya began her banking career in 1993 when she joined Bank Umum Servitia as Marketing Administration before advancing as Senior Administration-Corporate Loans.
Di tahun 1997, bergabung dengan Bank International Indonesia sebagai Assistant Manager sebelum bergabung dengan Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) sebagai Deputy Manager, Loan Workout di tahun 2000, serta ditunjuk sebagai Manager, Loan Workout dan Deputy Senior Manager, Loan Workout sampai dengan tahun 2002.
In 1997, she moved to Bank International Indonesia as Assistant Manager before joining Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) as Deputy Manager, Loan Workout in 2000, and then appointed as Manager, Loan Workout and Deputy Senior Manager, Loan Workout until 2002.
Wienda Trifena Wijaya bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Department Head, SME/Corporate Loan Operations di tahun 2006. Kemudian menjabat sebagai Head of Treasury Operations and Wealth Management Operations, sebelum menjabat posisi saat ini sebagai Head of Operations.
Wienda Trifena Wijaya joined Commonwealth Bank as Department Head, SME/Corporate Loan Operations in 2006. She then served as Head of Treasury Operations and Wealth Management Operations, before holding her current position as Head of Operations.
Commonwealth Bank Annual Report 2013
379