perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Oleh: SUPRIYANTO X4610112
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Supriyanto
NIM
: X4610112
Jurusan /Program Studi
: POK/ Penidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber dan informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Supriyanto
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh: SUPRIYANTO X4610112
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Sekripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Januari 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Ismaryati, M.Kes
Drs. Waluyo, M.Or
NIP.19630505 198903 2 001
NIP. 19660307 199403 1 002
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelat Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Kamis
Tanggal
: 17 Januari 2013
Tim Penguji Skripsi : (Nama Terang)
(Tanda Tangan)
Ketua
: Fadilah Umar, S.Pd., M.Or
Sekretaris
: Slamet Widodo, S.Pd., M.Or
Anggota I
: Dra. Ismaryati, M.Kes
Anggota II
: Drs. Waluyo, M.Or
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M,Pd. NIP.19600727 198702 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Supriyanto. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 melalui model aktivitas sirkuit. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 14 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah melalui tes dan pengukuran kemampuan lempar cakram dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Analisis data menggunakan teknik deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan model aktivitas sirkuit dapat meningkatkan hasil belajar lempar cakram siswa dari prasiklus ke siklus satu dan dari siklus satu ke siklus dua. Dari hasil analisis yang diperoleh, peningkatan pada siklus satu dalam kategori tuntas adalah 60,74% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 17 siswa. Pada siklus kedua terjadi peningkatan presentase ketuntasan sebesar 85.74% dengan jumlah 24 siswa yang tuntas. Simpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan model aktivitas sirkuit dapat meningkatkan hasil belajar lempar cakram dalam pembelajaran penjas siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Kata kunci: hasil belajar lempar cakram, model pembelajaran aktivitas sirkuit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
# Anda tidak pernah mencapai kesuksesan sesungguhnya sampai Anda menyukai apa yang sedang Anda kerjakan (Dale Carnegie) #
# Jika Anda tidak sanggup menghadapi resiko gagal atau ditolak, jangan iri pada mereka yang hidup lebih enak. Mereka berkorban dan berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan (Paul Getty) #
# Ditengah kesukaran terletak kesempatan (Albert Einstein) #
# Semangat manusia tidak pernah berakhir saat ia dikalahkan, ia berakhir kalau ia menyerah (Ben Stein) #
# Persoalan-persoalan adalah harga yang Anda bayar untuk kemajuan (Earl Campbell) #
# Tuhan menciptakan segala sesuatunya berpasangan, dimana ada siang ada malam, ada gelap ada terang, ada hitam ada putih. Begitu juga dengan kesuksesan, pasti ada sebuah kegagalan, maka jangan pernah menyerah untuk mencapai kesuksesan (Supriyanto) #
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
(Madarjo) dan Ibu (Sukinem) sepenuh hati telah menjadi semangat dalam hidupku, kalian inspirasiku
Kakak (Supartinah, Subagyo, Agus Suprapto), adik (Rita M. A, Cilvia, M.U) serta keponakan yang selalu menjadi kekuatan dan semangat dalam hidup
My Beloved Girl (Qultu Arba ayu) Who always give me support every time, always give me wise advice and always ask me to never give up.
Haryanto, S.Pd dan Slamet, S.R, S.Pd Selaku kepala sekolah dan guru penjas SMP Negeri 10 Surakarta Terimakasih atas ijin dan bantuannya Teman-teman S1 Transfer angkatan 2010 Almamater
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 SURAKARTA . Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Progran Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
3.
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Dra. Ismaryati, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Drs. Waluyo, M.Or., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Kepala SMP Negeri 10 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7.
Slamet, S.R, S.Pd., selaku Guru mata pelajaran Penjas SMP Negeri 10 Surakarta, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8.
Para siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9.
digilib.uns.ac.id
Rekan JPOK (Joni, Ari Jamil, Anji, Haryono, Desti, Didi K, Ilham faoji) yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta,
Januari 2013
Penulis,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ...........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
7
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran .................................................
7
a. Pengertian Belajar ....................................................................
7
b. Pengertian Pembelajaran ..........................................................
8
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ...................................................
9
d. Perencanaan Pembelajaran .......................................................
11
e. Hasil Belajar .............................................................................
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Pengertian Hasil Belajar.....................................................
11
2) Tujuan dan Fungsi Hasil Belajar ........................................
12
f. Eveluasi Pembelajaran .............................................................
13
2. Pembelajaran Lempar Cakram .......................................................
14
a. Pengertian Lempar Cakram......................................................
14
b. Teknik Lempar Cakram ...........................................................
15
1) Teknik Memegang Cakram ................................................
15
2) Teknik Melakukan Awalan ................................................
16
3) Teknik Melempar Cakram .................................................
16
4) Gerakan Lanjutan ( follow thrrough ) ................................
16
c. Lempar Cakram .......................................................................
17
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Lempar Cakram...................
18
1) Cara Memegang Cakram....................................................
19
2) Cara Mengayun Cakram ....................................................
19
3) Belajar Memutar Cakram ...................................................
20
e. Alat dan Prasarana Lempar Cakram ........................................
22
1) Alat ....................................................................................
22
2) Prasarana ...........................................................................
22
3. Media Pembelajaran .......................................................................
23
a. Pengertian Media Pembelajaran ...............................................
23
b. Peran dan Kegunaan Media .....................................................
24
c. Kriteria Pemilihan Media .........................................................
25
4. Alat Bantu Pembelajaran................................................................
26
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran .......................................
26
b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik .............................
27
5. Model Aktivitas Sirkuit ..................................................................
27
a. Pengertian Latihan Sirkuit .......................................................
27
b. Cara Melakukan Model Aktivitas Sirkuit ................................
28
c. Langkah-Langkah Latihan Aktivitas Sirkuit............................
28
d. Model Aktivitas Sirkuit dalam Lempar Cakram ......................
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Pembelajaran Dengan Model Aktivitas Sirkuit Lempar Cakram ..................................................................................................
31
B. Kerangka Berpikir ................................................................................
34
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
37
1. Tempat Penelitian...........................................................................
37
2. Waktu Penelitian ............................................................................
37
B. Subyek Penelitian .................................................................................
38
C. Data dan Sumber Data .........................................................................
38
D. Pengumpulan Data ...............................................................................
38
E. Uji Viliditas Data .................................................................................
39
F. Analisis Data ........................................................................................
39
G. Indikator Kinerja Penelitian .................................................................
41
H. Prosedur Penelitian...............................................................................
41
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan ..........................................................................
46
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus..................................................
48
1.
Siklus I Pertemuan I ......................................................................
49
2.
Siklus I Pertemuan II .....................................................................
56
3.
Siklus II Pertemuan I .....................................................................
62
4.
Siklus II Pertemuan II ...................................................................
66
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ...........................................
72
D. Pembahasan ..........................................................................................
73
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan .............................................................................................
77
B. Implikasi ...............................................................................................
77
C. Saran ....................................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
80
LAMPIRAN ...................................................................................................
82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Teknik Memegang Cakram .......................................................................
16
2.
Teknik Dasar Lempar Cakram Awalan Menyamping ..............................
17
3.
Teknik Lempar Cakram Awalan Menyamping ........................................
18
4.
Cara Memegang Cakram ..........................................................................
19
5.
Mengayunkan Cakram ..............................................................................
20
6.
Memutar Cakram ......................................................................................
21
7.
Bentuk Cakram .........................................................................................
23
8.
Lapangan Lempar Cakram ........................................................................
23
9.
Skema Aktivitas Sirkuit ............................................................................
30
10. Lempar Simpai Satu Tangan dari Samping ..............................................
32
11. Latihan Memegang Cakram dengan Piring Plastik dan Melempar Cakram Searah Jarum Jam .....................................................................................
33
12. Lempar Gelang Karet ................................................................................
34
13. Lempar Cakram Dengan Alat yang Sesungguhnya ..................................
34
14. Alur Kerangka Berpikir ............................................................................
37
15. Teknik Analisis Data .................................................................................
41
16. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ..................................................
43
17. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Pratindakan ................
47
18. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Pratindakan ................
50
19. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Siklus I ..
61
20. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Siklus II .
71
21. Grafik Peningkatan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram
72
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Standar Prestasi yang disarankan (meter) .................................................
22
2.
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ............................................................
38
3.
Teknik Pengumpulan Data Penelitian .......................................................
39
4.
Taget Pencapaian Hasil Belajar Siswa ......................................................
42
5.
Deskripsi Pratindakan (Prasiklus) .............................................................
48
6.
Deskripsi Hasil Belajar Lempar Cakram Survei Awal .............................
50
7.
Deskripsi Hasil Pengamatan Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram pada Siklus I ......................................................................................................
8.
61
Deskripsi Hasil Pengamatan Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram pada Siklus II .....................................................................................................
commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Petunjuk Pelaksanaan Tes Lempar Cakram ..............................................
83
2.
Bentuk Kartu Ceria ...................................................................................
84
3.
Penilaian Kartu Ceria ................................................................................
85
4.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal ...........................
86
5.
Rekap Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal ................
87
6.
Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal ............................
88
7.
Lembar Observasi Penggunaan Alat Pembelajaran pada Kondisi Awal ..
89
8.
Data Hasil Belajar Lempar Cakram pada Survei Awal (Pratindakan)......
90
9.
Silabus Pembelajaran Siklus I ................................................................... 101
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ....................... 102 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ....................... 117 12. Skenario Pembelajaran Siklus 1................................................................ 133 13. Silabus Pembelajaran Siklus II ................................................................. 135 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ..................... 136 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ..................... 150 16. Skenario Pembelajaran Siklus 2................................................................ 164 17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan 1 ................ 166 18. Rekap Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan 1 ..... 167 19. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan 1 ................. 168 20. Lembar Penilaian Penggunaan Alat Pembelajaran pada Siklus I Pertemuan 1 ................................................................................................................... 169 21. Hasil Kartu Ceria pada Siklus I Pertemuan 1 ........................................... 170 22. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan 2 ................ 171 23. Rekap Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan 2 ..... 172 24. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan 2 ................. 173 25. Lembar Penilaian Penggunaan Alat Pembelajaran pada Siklus I Pertemuan 2 ................................................................................................................... 174
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26. Hasil Kartu Ceria pada Siklus I Pertemuan 2 ........................................... 175 27. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan 1............... 176 28. Rekap Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan 1 ... 177 29. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan 1 ................ 178 30. Lembar Penilaian Penggunaan Alat Pembelajaran pada Siklus II Pertemuan 1 ................................................................................................................... 179 31. Hasil Kartu Ceria pada Siklus II Pertemuan 1 .......................................... 180 32. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan 2............... 181 33. Rekap Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan 2 ... 182 34. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan 2 ................ 183 35. Lembar Penilaian Penggunaan Alat Pembelajaran pada Siklus II Pertemuan 2 ................................................................................................................... 184 36. Hasil Kartu Ceria pada Siklus II Pertemuan 2 .......................................... 185 37. Data Hasil Belajar Lempar Cakram pada Siklus I Pertemuan 1 ............... 186 38. Data Hasil Belajar Lempar Cakram pada Siklus I Pertemuan 2 ............... 192 39. Data Hasil Belajar Lempar Cakram pada Siklus II Pertemuan 1.............. 198 40. Data Hasil Belajar Lempar Cakram pada Siklus II Pertemuan 2.............. 204 41. Dokumentasi Penelitian Siklus I Pertemuan1 ........................................... 210 42. Dokumentasi Penelitian Siklus I Pertemuan 2 .......................................... 212 43. Dokumentasi Penelitiaan Siklus II Pertemuan 1 ....................................... 214 44. Dokumentasi Penelitian Siklus II Pertemuan 2......................................... 216
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematis meningkatkan
kebugaran jasmani,
mengembangkan
untuk
ketrampilan motorik,
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif. Menurut Cholik dan Rusli Lutan
memberikan konstribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan
pertumbuhan
dan
perkembangan
jasmani
rohani
peserta
(Agus Kristiyanto, 2010: 111). Tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek pendidikan jasmani melainkan aspek psikomotor, afektif, dan kognitif. Selain itu pendidikan jasmani mencakup aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual. Pendidikan jasmani diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di dalam pendidikan jasmani salah satu cabang yang diajarkan adalah atletik. Maksud dan tujuan diajarkannya cabang olahraga atletik yaitu untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam kemampuan gerak anak serta mengenalkan nomor-nomor cabang olahraga atletik. Oleh karena itu, cabang olahraga atletik diajarkan di sekolah-sekolah. Adapun nomor-nomor atletik yang diajarkan meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Dari tiap-tiap nomor tersebut di dalamnya terdapat nomor yang dilombakan. Untuk nomor lari terdiri dari lari jarak pendek, jarak menengah, jarak jauh, lari gawang, lari sambung dan lintas alam. Nomor lompat meliputi lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, lompat galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru, dan lontar martil. Salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik yaitu lempar cakram yang mempunyai peran penting untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan anak.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Dalam proses mengajar masih banyak guru penjas yang belum memberikan bentuk pelajaran yang sesuai khususnya dalam cabang olahraga atletik, padahal cabang atletik harus diajarkan sedini mungkin pada anak-anak. Mengingat di dalam cabang olahraga atletik terdapat unsur-unsur dasar dari aktivitas manusia. Perlu di sadari benar oleh para guru penjas bahwa siswa (SMP) sekolah menengah pertama berada dalam tahap peralihan, dari anak-anak ke dewasa, sehingga di tingkat usia SMP masih didominasi oleh masa bermain mereka selalu mencari sesuatu yang baru termasuk dalam pembelajaran atletik. Untuk menyalurkan keinginan siswa dalam cabang olahraga atletik diperlukan pengembangan atletik yang memiliki unsur permainan. Karena pada usia tersebut mereka cenderung mencari sesuatu yang baru dan menyenangkan yaitu bermain, sering kali guru penjas mendapatkan kendala dalam memberi pelajaran atletik khususnya lempar cakram, banyak siswa yang tidak sungguhsungguh dalam mengikuti pelajaran, siswa asik bermain sendiri dengan teman, siswa cenderung cepat bosan, siswa kurang senang dengan pelajaran atletik karena pada kenyataannya, pembelajaran penjas masih menggunakan pendekatan konvesional.
Pembelajaran
berpusat
pada
guru,
yang
mengutamakan
keterampilan, dan menekankan pada penguasaan teknik. Guru konvesional cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olahraga prestasi dalam pembelajarannya. Pembelajaran pendidikan jasmani yang seperti ini mengakibatkan siswa tidak senang dengan pelajaran pendidikan jasmani. Sebagai guru penjas yang baik seharusnya mengerti yang harus diajarkan kepada peserta didiknya adalah keterampilan dasar yang mendasari cabang olahraga. Sebagai contoh, dalam olahraga atletik nomor lempar, yang harus di ajarkan kepada peserta didik adalah berbagai macam keterampilan melempar dan menangkap dengan posisi dan sikap yang baik, dan bisa memakai berbagai alat yang bisa dilempar dan tentu alat tersebut harus memiliki unsur keamanan bagi peserta didik dari segi kesiapan, seharusnya guru penjas lebih mengetahui perkembangan dan pertumbuhan peserta didiknya. Hal ini karena, pada masa sekolah seperti siswa SMP (sekolah menengah pertama) masih senang dengan bermain, maka dalam pembelajaran lempar cakram harus disesuaikan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
pertumbuhan dan perkembanagn siswa, salah satunya adalah dengan pendekatan bermain yang di kemas dalam model aktivitas sirkuit Dari hasil observasi dan perbincangan dengan guru pendidikan jasmani SMP Negeri 10 Surakarta sebenarnya proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Tetapi dalam materi atletik khususnya lempar cakram dalam hasil belajarnya masih banyak siswa yang belum maksimal, hal ini bisa dilihat dari kriteria ketuntasan mengajar (KKM) yang ada di SMP Negeri 10 surakarta yaitu 75, tingkat keberhasilan dalam melaksanakan lempar cakram siswa keles VIII B SMP Negeri 10 surakarta sangat rendah yaitu dari 28 siswa hanya 6 siswa yang dapat melakukan gerakan lempar cakram dengan benar atau sekitar 21,45%, hal ini dipengruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran atletik khususnya lempar cakram, terbatasnya alat yang di gunakan, faktor perencanaan, pengemasan dan penyajian pembelajaran yang kurang menarik, disamping minimnya pengetahuan guru tentang perkembangan model pembelajaran khususnya yang terkait dengan pembelajaran penjas. Tentu hal tersebut akan berdampak terhadap hasil belajar baik yang berhubungan dengan gerak dasar maupun hasil belajar. Oleh karena itu perlu adanya sebuah pemecahan masalah yang dilakukan oleh guru. Kemajuan dibidang IPTEK pembelajaran saat ini sangat berkembang dengan pesat, berbagai model pembelajaran muncul sebagia alternatif pemecahan masalah pembelajaran saat ini yang belum maksimal. Dengan kemajuan di bidang pembelajaran dan banyaknya model-model pembelajaran yang ada saat ini, bisa mensukseskan tujuan pembelajaran itu sendiri. Namun yang menjadi kendala saat ini adalah masih banyaknya guru yang belum memahami dan mengetahui model pembelajaran yang telah berkembang saat ini. Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 10 Surakarta memang telah berjalan dengan baik, namun guru dalam memberikan pembelajaran cenderung kepada pendekatan konvesional, sehingga hasil belajar penjasorkes khususnya lempar cakram hasilnya belum maksimal. Dari sekian banyak model pendekatan pembelajaran ternyata sampai saat ini guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
penjas masih juga menggunakan pendekatan konvesional yang hasilnya belum maksimal.
permainan sebagai mediasinya, separti : (1) MP3 (Model Pengembangan Penalaran Permainan) (2) MK3 (Model Keterpaduan Kebugaran Jasmani dan
satu model pendakatan yang dapat digunakan untuk pembelajaran lempar cakram adalah Model Aktivitas Sirkuit (MAS), karena model ini dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menerima pelajaran sekaligus mengapresiasi pembelajaran yang dilakukan, sistem aktivitas sirkuit ini di kembangkan dan di kenalkan oleh morgan dan adamson pada tahun 1953 di university of leeds inggris. Menggunakan model pembelajaran dalam mengajarkan lempar cakram adalah salah satu strategi dalam pembelajaran. Namun tidak semua guru penjas menggunakan strategi ini, dikerenakan kurang pahamnya guru tentang modelmodel pembelajaran, guru cenderung masih menggunakan cara mengajar yang konvesional, cara mengajar konvesional lebih tepat apabila diterapkan dalam penguasaan teknik lempar cakram, namun beberapa aspek dalam diri peserta didik tidak bisa berkembang secars maksimal. Lain halnya bila pembelajaran menggunakan model permainan atau aktivitas sirkuit aspek yang ada didalam diri siswa akan bisa berkembang semuanya termasuk skill dan keterampilannya. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai bagi perkembangan anak didik sangatlah penting. Namun dari model pembelajaran yang diberikan belum tentu anak didik mengetahui keterkaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu kemampuan lempar cakram. Untuk mengetahui sejauh mana aktivitas anak dalam model pembelajaran lempar cakram perlu adanya pengkajian dan penelitian. Dengan menggunakan permainan di dalam model aktivitas sirkuit anak akan tertantang untuk bisa melakukannya, sehingga dengan aktivitas sirkuit keterampilan merupakan cara yang sangat baik untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan di dalam rentang keterampilan dan aktivitas yang luas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Sirkuit keterampilan adalah bentuk aktivitas yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dan untuk cabang olahraga apa saja. Dari uraian permasalahan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang mendalam untuk mengetahui keefektifan penerapan pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran lempar cakram. Hal tersebut dilakukan dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
judul Penelitian
Aktivitas Sirkuit Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: dapat meningkatkan hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas VIII B SMP
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Model Pembelajaran Aktivitas Sirkuit Model pembelajaran Aktivitas Sirkuit adalah suatu model pendekatan dalam pembelajaran yang menggunakan permainan dan dikemas dalam 4 pos dan terdiri dari. Pos 1 lempar simpai dengan satu tangan dari samping badan. Pos 2 lempar piring plastik. Pos 3 lempar gelang karet. Pos 4 lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya. 2. Hasil Belajar Lempar cakram Hasil belajar lempar cakram adalah hasil penilaian dari melakukan gerakan, awalan, cara memegang cakram, putaran cakram, lemparan, dan gerak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
lanjut lempar cakram menggunakan model pembelajaran aktivitas sirkuit. Dan hasil tes melempar cakram. 3. Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta Tahun pelajaran 2012/2013 Siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 28 siswa. Dengan perincian siswa putra berjumlah 14 dan siswa putri berjumlah 14 anak.
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lempar cakram dengan menggunakan model aktivitas sirkuit pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta.
D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain : 1. Manfaat bagi Siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta Dengan pembelajaran menggunakan model aktivitas sirkuit Membantu siswa untuk mencapai standar kompetisi yang harus dicapai pada materi pendidikan jasmani, khususnya lempar cakram, serta membangkitkan motivasi dalam belajar. 2. Manfaat bagi Guru penjas SMP Negeri 10 Surakarta Memberikan kontribusi kepada guru penjas di SMP Negeri 10 Surakarta, bahwa pembelajaran dengan model aktivitas sirkuit dapat meningkatkan motivasi, kemampuan serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran atletik pada umumnya dan nomor lempar cakram pada khususnya. 3. Manfaat bagi sekolah SMP Negeri 10 Surakarta Adanya peningkatan kualitas belajar mengajar sehingga berakibat terhadap peningkatan kualitas hasil belajar siswa dan kualitas mengajar guru, sehingga dapat meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan dari yang belum tahu menjadi tahu yang belum bisa menjadi bisa, sehingga menimbulkan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memperoleh
Sehingga terjadi perubahan pola pikir dan tindakan karena pengalaman yang dialaminya. Thursan Hakim (2000) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir,dan lain-lain (Hamdani, 2011: 21). Menurut pendapat Cronbach, Harold Spers, dan Geoch, (Sardiman A.M, 2005) mengungkapkan definisi belajar sebagai berikut: 1)
2)
Learning is shown by a change in behavior as a result of experience perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction (Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk).
3) praktik) (Hamdani, 2011:20-21). Belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami sendiri atau melakukannya, belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
rangsangan-rangsangan individu yang dikirim oleh lingkungan sekitar kepada individu itu sendiri. Beberapa ciri-ciri belajar yang diungkapkan oleh Darsono (2000) sebagai berikut: 1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan, tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar. 2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Jadi, belajaar bersifat individu. 3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan dengan lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memeliki potensi untuk belajar. 4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisah satu dengan yang lainnya (Hamdani, 2011: 22). Dari beberapa definisi belajar yang telah di ungkapkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan baik yang di sengaja ataupun tidak yang dalam prosesnya akan menghasilkan perubahanperubahan pada diri seseorang yang belajar, sehingga dari keadaan yang tidak bisa menjadi bisa dan dari yang tidak tahu menjadi tahu.
b. Pengertian Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Gagne, Briggs, dan Wager menjelaskan pembelajaran adalah Instruction is a set of events that affect learners in such a way that learning is facilitated . Yaitu bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (Udin S. Winatapura: 1.19). Pendapat lain dikemukakan oleh Aunurrahman (2011 : 34) bahwa pembelajaran berupaya merubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tenteng sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk mempermudah proses belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
sehingga informasi dalam belajar bisa diterima oleh siswa dengan baik yang pada akhirnya akan menjadi suatu pengetahuan yang dimiliki oleh siswa yang belajar.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) menyatakan bahawa: Prinsipprinsip
pembelajaran
meliputi
perhatian
dan
motivasi,
keaktifan,
keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individu. Secara jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran akan di jelaskan secara singkat sebagai berikut : 1) Perhatian dan motivasi Sesuai dengan pernyataan Gage dan Berlin, (1984) bahwa perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan diperlukan untuk belajar lebih lanjut. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembalajaran. Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. 2) Keaktifan Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dewey misalnya mengungkapkan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri guru hanya sekedar pembimbing dan pengarah. 3) Keterlibatan langsung atau Berpengalaman Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi juga ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. 4) Pengulangan Terdapat beberapa teori prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan antara lain; a) Teori psikologi daya, menurut teori ini belajar adalah melatih dayadaya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir, dan sebagainya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
b) Teori psikologi Asosiasi atau Koneksionisme, menurut teori ini belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Dari kedua teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda.yang pertama pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang kedua pengulangan untuk respon yang benar dan membentuk kebiasaankebiasaan. Walaupun tidak dapat menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang dikemukakan ke dua teori tersebut, karena tidak dapat menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran. 5) Tantangan Agar pada siswa timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan ajar haruslah menantang, tantangan yang di hadapi dalam bahan ajar membuat siswa menjadi bergairah untuk mengatasinya. 6) Balikan dan Penguatan Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik, apalagi dengan hasil yang baik akan memberikan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh bagi usaha belajar selanjutnya. Menurut B.F. Skiner (Gage dan Berliner, 1984) dorongan belajar itu tidak hanya oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan, atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar. 7) Perbedaan Individu Siswa merupakan individu yang unik tidak ada orang yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Perbedaan ini mempengaruhi pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu ini perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Selain itu Wina Sanjaya (2006: 30) menyatakan: Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran antara lain: a) b) c) d) e) f) g) h) i)
Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemempuan sosial Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah Mengembangkan kreatifitas siswa Mengembangkan ilmu dan teknologi Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik Belajar sepanjang hayat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Prinsip-prinsip pembelajaran sangatlah penting untuk diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan kepada prinsip belajar yang benar, maka akan memperoleh hasil belajar yang maksimal.
d. Perencanaan Pembelajaran Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 1) menyatakan: Perencanaan dapat diartikan sebagai proses menyusun suatu acara, rencana, atau program dengan cara-cara yang secara akademis dapat dipertanggungjawabkan agar secara realistis dapat dilaksanakan dan dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat diartikan sebagai suatu rencana atau tindakan yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkah penyusunan RPP sebagai berikut: 1) Mengisi kolom identitas ; 2) menentukan alokasi waktu; 3) menentukan sk, kd dan indikator yang digunakan; 4) merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan sk, kd, dan indikator; 5) mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pembelajaran sesuai dengan silabus; 6) menentukan metode pembelajaran; 7) menentukan kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir; 8) menentukan sarana dan prasarana yang akan digunakan; 9) menyusun penilaian, lembar pengamatan.
e. Hasil Belajar 1) Pengertian Hasil Belajar
yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
Winkel (1996) man
commit to user
(Purwanto, 2011: 45).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2012: 6). Domain kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
knowledge
(pemahaman),
(pengetahuan
application
atau
ingatan),
(menerapkan),
analysis
comprehension (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan) dan evaluation (menilai). Domain afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni receiving (sikap meneriman), responding (memberikan respon), valuing (penilaian), organization (organisasi), dan characterization
(karakteristik).
Domain
psikomotor
mencakup
keterampilan gerak terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreativitas. Dari beberapa definisi hasil belajar di atas dapat di simpulkan pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuankemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai hasil setelah mengikuti proses belajar mengajar, dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.
2) Tujuan dan fungsi hasil belajar Hasil belajar mempunyai beberapa fungsi dan tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaannya. Hamdani (2011: 302) menyebutkan tujuan dan fungsi hasil belajar sebagai berikut: a) Tujuan penilaian hasil belajar (1) Tujuan umum: (a) Menilai pencapaian kompetisi siswa; (b) Memperbaiki proses pembelajaran; (c) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa. (2) Tujuan khusus (a) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa; (b) Mendiagnosis kesulitan belajar; (c) Memberiakn umpan balik atau perbaikan proses belajar; (d) Mengajar; (e) Menentukan kenaikan kelas;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
(f) Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan. b) Fungsi penilaian hasil belajar (1) Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas; (2) Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar; (3) Meningkatkan motivasi belajar siswa; (4) Evaluasi diri terhadap kinerja siswa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan fungsi penilaian hasil belajar diantaranya ialah untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, serta untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar dan untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan usaha yang lebih baik lagi agar hasil belajarnya meningkat.
f. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi merupakan kegiatan yang tak bisa dipisahkan dari setiap kegiatan atau proses pembelajaran, setiap guru harus melakukan evaluasi pada siswa dalam akhir kegiatan untuk mengetahui sejauh mana hasil dari pembelajaran yang dilakukannya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1) yang dikutip Sukardi (2010: 1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengandalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan progran pendidikan. Evaluasi seharusnya dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan agar dapat menggambarkan kemampuan siswa yang di evaluasi. Menurut pasal 58 ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang dikutip oleh Sukardi (2010: 12) mengatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa kerakteristik penting seperti diungkapkan oleh sukardi, (2010: 3) diantaranya sebagai berikut: a) Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang di evaluasi b) Lebih bersifat tidak lengkap c) Mempunyai sifat kebermaknaan relatif. Selain itu evaluasi juga penting di lakukan karena evaluasi memiliki fungsi yang bisa sangat membantu seorang guru dalan menentukan keberhasilan anak didiknya. Menurut sukardi (2010: 4) fungsi evalausi di dalam proses belajar mengajar sangat bervariasi, yaitu sebagai berikut: a) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seseorang guru. b) Untuk mengetahui aspak-aspak kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. c) Mengetahui tingkat ketercapian siswa dalam kegiatan belajar. d) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa. e) Sebagai materi utama dalam laporan hasil belajar kepada orang tua siswa.
Sangat bervariasinya fungsi evaluasi, sabaiknya sebagai seorang guru
hendaknya
mempertimbangkan
terlebih
dahulu
ketika
akan
merencanakan kegiatan evaluasi, melihat karakteristik dan fungsi manakah yang tepat untuk menentukan evaluasi yang paling tepat digunakan pada peserta didiknya.
2. Pembelajaran Lempar Cakram a. Pengertian Lempar Cakram Cakram berasal dari bahasa sansekerta yang berarti roda. senjata ini muncul dalam mitologi hindu dan wiracerita india seperti mahabarata dan ramayana, senjata ini terutama digunakan oleh kaum sikh dalam perkembangannya cakram digunakan dalam salah satu olahraga yaitu masuk dalam cabang atletik nomor lempar. Olahraga lempar cakram terdiri dari dua kata yaitu lempar dan cakram. lempar berarti usaha untuk membuang jauh-jauh, dan cakram
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
adalah sesuatu atau alat berbentuk cakram atau piringan. Lempar cakram adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik Moh.Gilang (2007: 136). Sedangkan menurut Aip Syarifuddin (1992: 1 cakram adalah suatu bentuk gerakan melempar suatu alat yang berbentuk bulat pipih dengan berat tertentu terbuat dari logam atau besi yang dilakukan dengan satu tangan dari samping badan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya sesuai dengan peratura Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lempar cakram adalah suatu bentuk gerakan melempar cakram atau piringan yang berbentuk bulat pipih terbuat dari logam atau besi dengan jarak yang sejauhjauhnya.
b. Teknik Lempar Cakram Teknik merupakan suatu cara yang dipergunakan dalam melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu proses gerakan dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan. Teknik dasar lempar cakram merupakan faktor yang sangat penting dan harus dikuasai seorang pelempar. Teknik dasar lempar cakram terdiri dari beberapa bagian yang dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis. Berikut adalah beberapa teknik dasar lempar cakram : 1) Teknik Memegang Cakram a) Agar lebih mudah dikuasai, mula-mula cakram diletakan pada telapak tangan sebelah kiri. b) Tempelkan telapak tangan kanan di atas cakram, keempat jari (kecuali ibu jari) agak renggang menutupi pinggir cakram. c) Cakram dibawa kesamping badan, agar tidak jatuh maka pergelangan tangan agak ditekuk masuk ke dalam dan cakram dilemparkan dengan ujung jari-jari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Gambar 2.1. Teknik Memegang Cakram Sarjono dan Sumarjo (2010: 134)
2) Teknik Melakukan Awalan a) Sikap badan menghadap ke arah menyamping dari sektor lempar, tarik tangan kanan yang telah memegang cakram ke belakang dengan bersamaan posisi lutut ditekuk . b) Kemudian ayunkan lengan dari bawah ke atas dengan sudut 45 derajat, dan kaki sambil diluruskan dengan kaki kiri sebagai tumpuan.
3) Teknik Melempar Cakram Setelah posisi ayunan pendahuluan dapat dikuasai dengan baik, maka gerakan selanjutnya yaitu melempar cakram. Dalam hal ini melempar harus dilakukan dengan kuat ke arah sasaran, lemparan cakram harus berputar searah jarum jam.
4) Gerakan Lanjutan (follow Thrrough) Apabila cakram sudah dapat dilemparkan maka harus diikuti dengan melangkahkan kaki kanan ke depan, tetapi badan tidak boleh sampai terbawa atau jatuh di luar lingkaran lapangan. Roji (2007: 104) menerangkan bahwa teknik dasar lempar cakram awalan menyamping adalah sebagai berikut: 1) Tahap persiapan a) Berdiri sikap menyamping arah lemparan dan kedua kaki dibuka selebar bahu. b) Cakram dipegang dengan kedua tangan di atas bahu (tangan kanan di atas dan tangan kiri di bawah)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
2) Tahap Gerakan a) Ayunkan cakram dengan tangan kanan ke arah kanan bersamaan kedua lutut direndahkan, pandangan dan badan mengikuti arah gerak cakram. b) Ayunkan kembali cakram dengan tangan kanan ke depan atas, diikuti gerakan badan, pandangan dan lutut naik. c) Saat lengan posisi lurus serong atas lepaskan cakram dari pegangan tangan. 3) Akhir Gerakan a) Setelah cakram lepas dari pegangan tangan, gantikan posisi kaki kiri yang ada di depan dengan kaki kanan. b) Sikap kaki kiri di belakang badan tergantung rileks. c) Pandangan mengikuti arah lemparan.
Gambar 2.2. Teknik Dasar lempar Cakram Awalan Menyamping Roji (2007: 104) c. Lempar Cakram Cara melakukan lempar cakram adalah di mulai dengan memegang cakram sampai pegangan di rasa sudah pas, kemudian mengambil posisi menghadap kesamping dari sektor lempar, tarik lengan ke belakang dengan diikuti kaki menekuk, ayunkan lengan dari belakang ke depan atas dengan tangan kiri sebagai penyeimbang, kemudian di ikuti dengan gerakan badan, pandangan dan lutut naik ke atas, pada saat posisi lengan lurus serong atas membentuk sudut 45 derajat lepaskan cakram, dan setelah cakram di lepaskan ikuti dengan gerak lanjutan kaki kanan melangkah ke depan. Adapun cara lempar cakram gaya menyamping menurut Agus Mukholid, (2007: 100) adalah sebagai berikut: 1) Berdiri di belakang dalam menyamping ke arah lemparan. Kaki kiri menuju ke arah lemparan, sedangkan kaki kanan berada di samping kaki kiri dengan lutut agak di tekuk. Berat badan berada di kaki kanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2)
3)
4)
5)
Cakram dipegang dengan tangan kanan, lengan lurus ke bawah dan berada di samping kanan badan. Saat cakram diayun ke belakang yang terakhir, kepala menengok ke kanan dan cakran berada di belakang kanan di bawah bahu dengan lengan lurus. Sambil memindahkan kaki kanan ke samping kaki kiri, badan berputar ke kiri sehingga menghadap ke belakang. Tangan kanan tetap ada di belakang dengan lengan tetap lurus. Saat kaki kanan menginjak tanah, kaki kiri segera menyusul diluruskan ke depan ke arah lemparan. Saat kaki kiri mendarat, secepat mungkin cakram dilemparkan dari belakang melalui samping badan, ke depan atas. Gerakan dibantu dengan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan badan ke atas depan. Cakram dilepaskan pada saat lengan lurus di depan badan serong ke atas, dengan pergelangan tangan diputar ke luar, dan jari-jari tangan memutar piringan cakram ke dalam. Sikap akhir mendarat dengan kaki kanan, kaki kiri ke belakang, dan lengan kiri kebelakang. Lengan kanan dengan siku ditekuk berada di depan badan dan badan membungkuk ke depan untuk menjaga keseimbangan.
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Lempar Cakram Teknik lempar cakram awalan menyanping ini dilakukan dengan cara pelempar berdiri dengan punggung menghadap ke arah lemparan, kemudian pelempar mengayunkan cakram ke belakang kanan, dan langkah mundur dengan kaki kiri, menjaga berat badan tetap pada kaki kakan yang di tekuk. Setelah kaki kiri menempati posisi, pelempar dengan kuat melempar pinggul ke arah lemparan. Pinggul diikuti dengan dada dan tangan yang melempar, yang diayunkan mengelilingi tubuh tepat dibawah ketinggian bahu. Tekanan tangan pada cakram menghasilkan rotasi searah jarum jam (pelempar bertangan kanan). Jari telunjuk tangan pelempar merupakan jari terakhir yang bersentuhan dengan cakram.
Gambar 2.3. Teknik Lempar Cakram Awalan Menyamping (Garry A. Carr, 2003 : 233)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
1) Cara Memegang Cakram Memegang cakram ini dilakukan dengan buku jari, meletakkan ibu jari pada samping cakram dan menekukkan pergelangan tangan agak ke dalam. Beberapa variasi grip dapat terjadi (misalnya, jari tengah dan telunjuk dapat dirapatkan dari pada direnggangkan). Menurut Moh Gilang (2007 : 136) cara memegang cakram adalah sebagai berikut: a) Bagi pelempar yang jari-jarinya cukup panjang dan besar, cakram dapat diletakkan pada ruas jari paling ujung. Jari-jari tangan terbuka dengan jarak yang hampir sama, kecuali ibu jari. Cakram melekat pada telapak tangan, pada titik berat dari cakram atau sedikit di belakangnya. b) Bagi pelempar yang jari-jarinya tidak terlalu panjang, maka telapak tangan tidak menyentuh pada dinding cakram.
Gambar 2.4. Cara Memegang Cakram (Moh. Gilang, 2007: 136)
2) Cara Mengayun Cakram Mengayunkan cakram
ini dilakukan dengan ringan ke depan dan
belakang, disamping tubuh (20 derajat kesamping atau tegak lurus) dengan gerakan tangan seperti pendulum. Gerakan ini menghasilkan rasa tekanan cakram pada buku jari. Padahal latihan ini, cakram tidak dilepaskan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Gambar 2.5. Mengayunkan Cakram (Garry A. Carr, 2003: 234)
Tip latihan mengayunkan cakram menurut Garry A. Carr (2003 : 234
Gunakan tangan kiri untuk membantu mengontrol cakram pada
ayunan ke depan, tekan cakram di antara tangan kiri dan kanan pada puncak ayunan .
3) Belajar Memutar Cakram Latihan ini mengajarkan spin yang dihasilkan pada cakram saat dilepas dari jari. Mengatur pelempar sejauh 3 hingga 4 meter pada satu barisan. Masing-masing pelempar mengambil satu langkah ke depan. Masingmasing pelempar mengayunkan cakram ke depan dan belakang di samping tubuh dan kemudian secara perlahan melambungkan ke depan dan melayang di udara sehingga mendarat 3 sampai 4 meter. Gerakan menekan yanag dimulai dari jari kelingking hingga ke jari telunjuk akan menyebabkan cakram menggelinding dari tangan dan berputar searah jarum jam saat melayang di udara. Para pelempar melempar saat yang bersamaan atau bergantian sesuai dengan aba-aba instruktur, seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.6. Memutar Cakram (Garry A. Carr, 2003 : 234)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Tip latihan memutar cakram menurut Garry A. Carr (2003 : 234) sebagai berikut: a) Meremas cakram seperti batang sabun, dimulai dengan punggung tangan dan menyelesaikan gerakan dengan jari telunjuk. b) Jari telunjuk adalah jari terakhir yang bersentuhan dengan ring cakram, bukan jari kelingking.
Menurut Garry A. Carr (2003 : 242), penilaian terhadap lempar cakram meliputi dua hal sebagai berikut: 1) Menilai elemen teori berikut ini seperti yang diajarkan pada sesi pengajaran. a) Dasar-dasar aturan yang mengatur lempar cakram. b) Kebiasaan yang aman baik untuk digunakan dalam lempar cakram. c) Elemen dasar dari teknik lempar cakram. d) Elemen dasar dari latihan lempar cakram. 2) Menilai pelaksanaan teknik dalam tahap-tahap perkembangan ketrampilan berikut. a) Lemparan berdiri yang dimulai dengan menyampingi arah lemparan. b) Lemparan berdiri dengan langkah mundur yang dimulai dengan membelakangi arah lemparan. c) Lemparan berputar yang dimulai dengan menghadap arah lemparan. d) Lemparan berputar yang dimulai dengan menyampingi arah lemparan. e) Lemparan berputar yang dimulai dengan membelakangi arah lemparan. Adapun beberapa standar prestasi yang disarankan (meter) menurut Garry A. Carr (2003: 243) sebagai berikut: Tabel 2.1. Standar Prestasi yang Disarankan (meter) Gerry A. Carr (2003: 243) PUTRA Usia
Berat cakram
11-12 13-14
1 kg
15-16 15-16
Memuaskan
Baik
Sangat baik
10
15
20
15
20
25
20
25
30
15
20
25
25
30
35
1,5 kg 17-19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
17-19
2 kg
20
25
30
10
14
18
14
18
22
15-16
18
22
26
17-18
20
24
28
PUTRI 11-12 13-14
1 kg
e. Alat dan Prasarana Lempar Cakram 1) Alat Alat yang digunakan dalam lempar cakram adalah cakram. Cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm, dan berat cakram untuk putra 2 kg dengan garis tengah 219-221 mm, cakram untuk remaja 1,5 kg untuk putra, dan 1 kg untuk putri dengan garis tengah 180-182 mm. Adapun gambar cakram adalah sebagai berikut:
Gambar 2.7. Bentuk Cakram (Munasifah, 2008: 22) 2) Prasarana Prasarana didalam lempar cakram adalah lapangan lempar cakram yang berbentuk lingkaran dengan diameter 2,50 meter, dengan besar sudut 34,92 derajat, garis perpanjangan 0,75 meter di samping kanan dan kiri, tebal garis lapangan lempar cakram 5 cm. Adapun ganbar lapangan lempar cakram seperti pada gambar dibawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Gambar 2.8. Lapangan Lempar Cakram (Wisahati, A.S dan Santoso. T, 2010: 51)
3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. (Rudi Susilana & Cepi Riyana, 2009: 6). Oleh karena itu media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan, atau alat. Menurut Miarso yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa un
(Dina
Indriana, 2011: 14). Selanjutnya Samsudin (2008: 53) menyatakan bahwa
berbagai macam media, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, filem, video, OHP, gambar-
.
Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan untuk membuat tahu siswa. media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar penerima pesan itu ialah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang dengan media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima informasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
dapat diartikan sebagai alat atau sarana komunikasi untuk menyampaikan
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Dengan perkataan lain pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunasikan dengan baik kepada siswa. Sehingga dengan adanya media itu mempermudah siswa dalam menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
b. Peran dan Kegunaan Media Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut dependent media. Sebagai alat bantu efektifitas media itu sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunkan alat tersebut, tetapi kalau guru kurang kreatif atau tak banyak memanfaatkannya siswa tak akan banyak belajar dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai dan kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri, disebut independent media. Media itu dirancang dan dikembangkan dan diproduksi secara sistematik, serta dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Contohnya media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio, TV, video dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk belajar secara mandiri. Siswa diminta belajar dari berbagai media dan sumber belajar yang lain yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam sistem belajar ini media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu fungsi dalam memberikan informasi atau isi pelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Menurut Rudi Susilana & Cepi Riyana (2009: 9) mengungkapkan secara umum kegunaan dari media, yaitu: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera. 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi langsung antara murid dengan sumber belajar. 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya. 5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama. c. Kriteria Pemilihan Media Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka media tersebut dapat dimanfaatkan. Di dalam memilih media yang baik ada beberapa kriterianya seperti saran yang diberikan oleh Dina Indriana (2011: 28-31) kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut: 1) Kesesuaian dengan tujuan pengajaran Menyesuaikan media pengajaran dengan tujuan instruksional umum atau khusus yang ada dalam setiap mata pelajaran. Bisa juga disesuaikan dengan tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2) Kesesuaian dengan materi yang diajarkan Bahan atau yang akan disampaikan proses belajar dan mengajar harus disesuaikan. Selain itu, juga harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat kedalaman yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. 3) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan, dan waktu Betapa pun bagusnya media yang digunakan, apabila lingkungan dan fasilitas pendukung serta waktu yang ada tidak mendukung, maka tujuan pembelajaran menggunakan media tersebut tidak akan tercapai dengan baik. 4) Kesesuaian dengan karakteristik siswa Seorang pendidik harus mengetahui karakteristik siswa untuk bisa disesuaikan dengan media yang akan digunakan dalam proses belajara dan mengajar. 5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa Gaya belajar siswa dibagi menjadi 3, yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Siswa yang memiliki gaya belajar tipe visual akan dengan mudah memahami materi jika media yang digunakan adalah media visual seperti televisi, video, grafis, dan lain semacamnya. Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar auditif akan sangat merespons dengan baik media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
pembelajaran yang menggunakan media auditoris. Ia akan lebih responsif dengan mendengarkan atau melihat tayangan atau menulis. Sedangkan gaya belajar siswa yang kinestetik lebih suka melakukan dibandingkan membaca atau mendengarkan, sehingga media pengajaran yang sifatnya langsung melakukan atau praktik langsung akan menjadi lebih disukai oleh siswa kinestetik ini 6) Kesesuaian dengan teori yang digunakan Penggunaan media tidak boleh dilakukan hanya merujuk pada pilihan dari seorang guru, sehingga mengabaikan teori yang memang sudah tepat digunakan dalam pengajaran. 4. Alat Bantu Pembelajaran a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu objek sehingga mempermudah persepsi. Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo secara terperinci antara lain sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Menimbulkan minat sasaran pendidikan Mencapai sasaran yang lebih banyak Membatu mengatasi hambatan bahasa Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain Mempermudah peyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan (Agus Kristiyanto, 2010: 129). Seperti diuraikan di atas bahwa pengetahuan yang ada pada
seseorang diterima melalui indera. b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsepkonsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa mejadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.
5. Model Aktivitas Sirkuit a. Pengertian Latihan Sirkuit Menantang anak melalui aktivitas sirkuit keterampilan merupakan cara yang sangat baik untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan di dalam rentang keterampilan dan aktivitas yang luas. Model aktivitas sirkuit di karakteristikan dengan berbagai pos, setiap pos memerlukan keterampilan yang berbeda untuk anak. Pos-pos dirancang untuk mendorong partisipasi
latihan dalam sirkuit adalah kombinasi dari semua unsur fisik. Latihanlatihannya bisa berupa naik turun tangga, lari ke samping, ke belakang, melempar bola, memukul bola dengan raket, melompat, berbagai bentuk latihan beban, dan sebagainya. bentuk bentuk latihan biasanya dibuat dalam t keterampilan merupakan bentuk latihan aktivitas yang dapat dilakukan kapan saja dan bisa digunakan untuk semua cabang olahraga apapun. Seorang pelatih atau guru penjas dituntut berpikir kreatif dalam membuat model permainan agar bisa dengan tepat dalam menggunakan model pembelajaran aktivitas sirkuit sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
b. Cara Melakukan Model Aktivitas Sirkuit Cara melakukan model aktivitas sirkuit sebagai berikut: 1) Di dalam suatu daerah yang telah ditentukan, dibuat beberapa pos, misalnya 4 sampai 8 pos. 2) Di Tiap-tiap pos, atlet atau peserta didik diharuskan melakukan suatu bentuk latihan tertentu. 3) Siswa atau peserta didik harus bekerja di dalam kelompok yang berjumlah 4 sampai 8 siswa, supaya siswa memperoleh kesempatan melakukan keterampilan tertentu dengan tingkat pengulangan yang banyak. 4) Di dalam aktivitas tertentu siswa atau peserta didik memerlukan pasangan, agar di setiap kelompok yang berisi 4 siswa dapat melakukan giliran dengan pasangannya. 5) Permainan atau bentuk latihan di setiap pos disesuaikan dengan materi yang akan di ajarkan, supaya tujuan pembelajaran tercapai, sebagai contoh: Melempar atau mengayuhkan ring karet, mengayuhkan bola dari posisi duduk, melempar menggunakan simpai.
c. Langkah-Langkah Latihan Aktivitas Sirkuit Ada pun langkah-langkah melakukan latihan aktivitas sirkuit sebagai berikut: 1) Guru mempersiapkan lapangan dan alat-alat yang akan digunakan untuk aktivitas sirkuit. Setiap siswa diberi penjelasan sebelum melakukan kegiatan mengenai bagaimana cara melakukan setiap bentuk latihan di tiap-tiap posnya. 2) Setiap siswa mencoba melakukan bentuk latihan di setiap pos, agar siswa lebih
mengenal
setiap
bentuk
latihan,
dan
kesalahan
dalam
pelaksanaannya bisa ditekan sekecil mungkin. 3) Siswa mulai melakukan latihan sirkuit dan berusaha dengan sebaikbaiknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
4) Jika siswa sudah selesai melakukan aktivitas sirkuit semuanya, kemudian guru mengambil penilaian dengan alat yang sebenarnya. Di bawah ini merupakan gambar rancangan konsep aktivitas sirkuit lempar cakram gaya menyamping. Pos 4
Pos 1
Lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya
Melempar simpai dari samping Aktivitas Sirkuit
Pos 3
Pos 2
Melempar gelang plastik
Lempar piring plastik
Gambar 2.9. Skema Aktivitas Sirkuit (Muhajir, 2006: 161) d. Model Aktivitas Sirkuit Dalam Lempar Cakram Merencanakan suatu kegiatan pembelajaran dalam mengajar merupakan pembelajaran
faktor
utama
mencakup
yang
harus
beberapa
diperhatikan.
aspek
salah
Merencanakan
satunya
metode
pembelajaran. Bila ditinjau dari karakteristik siswa, siswa SMP pada umunya masih senang dengan permainan. Dengan permainan atau bermain siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, dengan begitu dapat disimpulkan bahwa siswa cenderung menginginkan
suasana
pembelajaran yang menyenangkan, mengasikan, dan membangkitkan rasa keingintahuannya. Jika pembelajaran yang diberikan hanya dengan metode ceramah yang berbelit-belit, dan siswa terlalu lama berbaris sambil menunggu giliran untuk melakukan kegiatan, siswa akan bosan dan akan semaunya sendiri dalam mingikuti kegiatan pembelajaran sehingga hasilnya pun tidak maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Pada siswa di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sudah dianggap matang untuk melakukan gerakan yang sedikit rumit, misalkan lempar cakram. Meskipun lempar cakram tingkat kesulitannya lebih tinggi dibandingkan dengan nomor lempar yang lain seperti lempar lembing dan tolak peluru, di dalam lempar cakram selain siswa harus bisa melempar cakram dengan jarak yang jauh siswa juga harus bisa memutar cakram searah dengan jarum jam. Tetapi, siswa SMP dinilai mampu untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Secara umum, kendala yang sering muncul yang dihadapi oleh guru adalah kelangkaan sumber belajar untuk pembelajaran atletik seperti lempar cakram. Untuk mengatasi masalah tersebut guru dapat memodifikasi alat. Supaya teknik keterampilan lempar cakram bisa di kuasai oleh siswa, guru bisa mengajarkan dengan cara bermain. Untuk pembelajaran lempar cakram bisa dikemas dalam bentuk permainan. Pembelajaran lempar cakram dengan permainan yang dikemas dalam aktivitas sirkuit dapat menggunakan alat bantu seperti, simpai, piring plastik, ball im plastik, ban bekas dan lain-lain. Yuda M. Saputra (2001: 173-
-bentuk
pembelajaran bermain lempar mampu meningkatkan berbagai kemampuan antara lain: pengenbangan kebugaran jasmani, pengambangan skill,
yang menguntungkan bagi anak-anak yang yang selalu melakukan aktivitas jasmani atau permainan, diantaranya adalah: perkembangan pada keterampilan motorik, perkembangan mental, perkembangan fisiologi tubuh seperti, jantung, paru, perkembangan akademik dan lainM. Furqon H. (2008: 7pengaruh bermain terhadap perkembangan anak yaitu: 1) pengembangan keterampilan gerak, 2) perkembangan fisik dan kesegaran jasmani, 3) dorongan berkomunikasi, 4) penyaluran bagi energi yang terpendam, 5) Penyaluran bagi kebutuhan anak, 6) sumber belajar, 7) rangsangan bagi kreatifitas, 8) perkembangan
Pembelajran atletik yang dikemas dalam bentuk permaian memiliki pengaruh yang luas terhadap perkembangan siswa. Melalui model aktivitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
sirkuit dapat mengembangkan keterampilan gerak siswa, pekembangan fisiologi siswa, kebugaran jasmani, perkembangan akademik, merangsang sisa berkreatifitas, sisa dapat menyalurkan keinginannya, siswa bisa belajar bermasyarakat,
siswa
bisa
mengembangkan
wawasan
diri,
dan
perkembangan kepribadianya.
e. Pembelajaran Dengan Model Aktivitas Sirkuit Lempar Cakram 1. Lempar simpai dengan satu tangan dari samping (pos 1) Sebelum melakukan, siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) simpai dari samping ke arah depan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru, siswa melakukannya bergantian dengan teman sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru
Gambar 2.10. Lempar Simpai dengan Satu Tangan dari Samping (Garry A. Carr, 2003: 228) 2. Lempar piring plastik (pos 2) Sebelum melakukan, siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang piring plastik, gunakan teknik memegang cakram (cakram di pegang dengan buku ujung jari tangan, ibu jari memegang bagian samping cakram) cakram di ayunkan dari belakang gunakan tangan kiri untuk membantu mengontrol cakram yang telah diganti dengan piring plastik. Setelah melakukan dilanjutkan dengan melempar dari belakang dengan mencoba memutar piring plastik searah dengan jarum jam. Dengan posisi badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) piring plastik dari samping ke arah depan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru, siswa melakukannya bergantian dengan teman sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.
Gambar 2.11. Latihan Memegang Cakram dengan Piring Plastik dan Melempar Cakram Searah Jarum Jam dengan Piring Plastik 3. Lempar gelang karet (gelastik/gelang sintetis) (pos 3) Sebelum melakukan, siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) gelastis/ gelang sintetis dari samping ke arah teman, dan teman menangkap gelang tersebut, setalah ditangkap siswa melempar kembali ke temannya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.
Gambar 2.12. Lempar Gelang Karet (Garry A. Carr, 2003: 226) 4. Lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4) Sebelum melakukan, siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang cakram, ayunkan lengan, kemudian lempar cakram ke arah lemparan, usahakan putaran cakram searah jarum jam.
Gambar 2.13. Lempar Cakram dengan Alat yang Sesungguhnya (Mochamad djumidar A. Widya, 2004: 148)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
B. Kerangka Berpikir Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dapat beraktivitas dalam Pendidikan jasmani dengan leluasa dan dengan senang hati tanpa ada paksaan. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya adalah kurangnya sarana dan prasarana serta kurang aktifnya siswa dan juga minat siswa dalam kegiatan belajar. Permasalahan khusus pada penerapan model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran terlalu monoton, kurang bervariasi sehingga siswa cepat bosan. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa. Begitu pula pelaksanaan pembelajaran penjas di SMP Negeri 10 Surakarta. Dalam penyampaian materi, guru masih menggunakan model konvesional, ceramah, dan langsung demonstrasi. Hal itu membuat siswa kurang tertarik dalam mengikuti mata pelajaran penjas, siswa menjadi cepat bosan, mainan sendiri, dan tidak mau memperhatikan, hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk memecahkan permasalah tersebut, maka diperlukan solusi yang tepat agar siswa lebih tertarik dalam pelajaran penjas, siswa menjadi senang dalam pelajaran, dan tidak cepat bosan, sehingga akan membawa dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa. Sesuai dengan karakteristik siswa SMP yang cenderung suka bermain, penggunaan model aktivitas sirkuit dirasa tepat untuk menarik perhatian dari siswa, agar siswa tidak bosan, dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Model aktivitas sirkuit merupakan bentuk pembelajaran yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan gerak siswa. Dengan aktivitas sirkuit aspekaspek yang ada dalam diri siswa dapat dikembangkan. Dalam pembelajaran lempar cakram dengan model aktivitas sirkuit aspek yang dapat dikembangkan antara lain: mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan aspek kerjasama, pengembangan skill, dan pengembangan sikap kompetitif. Artinya konsep pembelajaran dengan permainan tidak hanya mengembangkan aspek peningkatan hasil belajar lempar cakram saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Dengan Model Aktivitas Sirkuit lempar cakram yang telah dibuat oleh guru, siswa memiliki kesempatan sebanyak-banyaknya untuk melakukan dan menguasai bentuk permainan, dengan siswa menguasai permainan melempar yang telah dibuat oleh guru, diharapkan siswa memiliki konsep gerakan lempar yang baik dan benar, meningkatnya kebugaran jasmani, memiliki kerjasama antar teman, kemempuan (skill) melempar yang meningkat, dan memiliki sikap kompetitif. Dari bentuk permainan melempar yang telah dirancang oleh guru untuk siswa, bentuk ini harus semenarik mungkin, sehingga siswa menjadi tertarik, dan senang dengan pelajaran penjas, siswa tidak cepat bosan dengan pembelajaran yang diberikan, dengan siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran dengan rasa senang, tidak bosan, selalu mau mencoba, tidak ada rasa takut, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar lempar cakram. Berdasarkan karakteristik pembelajaran lempar cakram dengan model aktivitas sirkuit tersebut menunjukan bahwa, pendekatan pembelajaraan lempar cakram dengan menggunakan Model Aktivitas Sirkuit memberikan pengaruh yang maksimal terhadap peningkatan hasil belajar lempar cakram.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kondisi Awal
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran penjas
Tindakan
Pembelajaran dengan menggunakan Model Aktivitas Sirkuit.
a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran penjas b. Siswa kurang banyak mencoba melakukan lempar cakram dengan alat setandar c. Hasil belajar lempar cakram rendah Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pembelajaran aktivitas sirkuit dengan 4 pos: Pos 1 lempar simpai dengan satu tangan dari samping. Pos 2 lempar piring plastik. Pos 3 lempar gelang karet. Pos 4 lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya
Kondisi Akhir
Hasil belajar lempar cakram meningkat.
Siklus II : disusun berdasarkan refleksi siklus pertama: Pos 1 lempar simpai ke sasaran bola Pos 2 lempar piring plastik ke sasaran karus Pos 3 lempar gelang plastik ke arah pos di depannya Pos 4 lempar cakram dengan alat yang sesunguhnya
Gambar 2.14. Alur Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 10 yang beralamatkan di jalan kartini 12, Surakarta, Telp. (0271) 635910.
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yaitu pada bulan November sampai Desember 2012. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, setiap pertemuan merupakan bagian dari siklus yang dapat digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan gerak dan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran lempar cakram dengan menggunakan model aktivitas sirkuit. Waktu pelaksanaan tindakan dari awal siklus, siklus I, siklus II, tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikuit: Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas No
Waktu (Bulan)
Rancangan Kegiatan jul
1
Persiapan Penelitian
2
a. Koordinasi peneliti dengan pihak yang Pelaksanaan Tindakan
Ags t
sept
a. Siklus I b. Siklus II 3
Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis Data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun Laporan/Skripsi
commit to user 37
oktr
nov
de Jan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 anak. Dengan perincian siswa putra berjumlah 14 dan siswa putri berjumlah 14 anak.
C. Data dan Sumber Data Data dan sumber data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Data hasil lempar cakram sumber data diperoleh dari siswa. 2. Data dari proses melakukan aktivitas sirkuit dilihat dari cara memegang cakram, cara melakukan awalan, cara melempar dan putaran cakram, dan gerakan lanjutan, sumber data diperoleh dari siswa. 3. Data aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model aktivitas sirkuit sumber data diperolah dari peristiwa atau kejadian selama pembelajaran berlangsung. 4. Data daftar absensi siswa, daftar nilai penjas kelas VIII B, silabus, RPP, dan sebagainya, sumber data diperoleh dari dokumen.
D. Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya melalui Tes dan observasi. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat didiskripsikan dalam tabel berikut: Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian No
Sumber Data
1
Siswa
Teknik
Jenis Data
Instrumen
Pengumpulan 1. Hasil Lempar cakram 2. Proses melakukan gerakan awalan, cara memegang cakram,
1. Test praktek/hasil tes selama mengajar 2. Praktik dan unjuk kerja
commit to user
1. Tes lempar cakram 2. Lembar observasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
2
Peristiwa selama pembelajaran
3
Dokumen
melempar cakram, dan gerakan lanjutan. Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model aktivitas sirkuit. 1.Daftar absensi 2.Daftar nilai kelas VIII B 3.Silabus
Observasi dan Dokumentasi
Pedoman observasi
Studi 1. Lembar simak/penelu observasi suran pustaka 2. Lembar observasi 3. Lembar observasi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek Kuantitatif yaitu hasil pengukuran kemampuan lempar cakram pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahu ajaran 2012/2013. Sedangkan aspek kualitatif di dasarkan atas hasil catatan dan pengamatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
E. Uji Validitas Data Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan triangulasi sumber data. Yang terdiri dari Observer, guru, dan siswa.
F. Analisis Data Setelah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data merupakan aktivitas pengorganisasian data. Teknik analisis ini mengacu pada model analisis interaktif yang diungkapkan oleh HB. Sutopo (2006: 119) dilakukan dalam 3 komponen yaitu: 1. Reduksi data yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
2. Sajian data yaitu suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. 3. Penarikan simpulan dan verifikasi yaitu pencatatan peraturan-peraturan, polapola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proporsi. Berikut skema model interaktif dalam analisis data. Reduksi Data Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan Sajian Data
Gambar 3.1. Teknik Analisis Data (Sumber : HB. Sutopo 2006: 120)
Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif yaitu: 1.
Data kuantitatif yaitu nilai dari siswa yang meliputi aspek psikomotor, aspek afektif, aspek kognitif yang telah dijumlahkan.
2.
Data kualitatif yang berupa lembar observasi yang berisi tentang gambaran tentang ekspresi siswa dan guru dalam menyampaikan materi. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan tindakan kelas, dianalisis dengan menggunakan presentase untuk melihat peningkatan hasil kemampuan gerak dalam pembelajaran. Kemampuan keterampilan gerak lempar cakaram dianalisis dengan menjumlahkan nilai dari tiga aspek, yang kemudian dikategorikan kedalam tuntas dan belum tuntas berdasarkan KKM.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
G. Indikator Kinerja Penelitian Dengan menggunakan model aktivitas sirkuit dalam pembelajaran lempar cakram, diharapkan kemampuan siswa dalam lempar cakram dapat meningkat menjadi lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya. Dalam Penelitian ini target indikator keberhasilan ditentukan sebesar 80% dari jumlah siswa (28 siswa) dapat memperoleh nilai penguasaan lempar cakram sama atau lebih dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu nilai 75. Siklus dalam penelitian ini tidak ditentukan, siklus atau penelitian ini bisa dihentikan apabila indikator keberhasilan yang telah ditentukan sudah tercapai atau sudah terpenuhi. Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut: Tabel 3.3.
Target Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Apek yang diukur
Prosentase siswa yang
Cara mengukur
ditargetkan Diukur dan diamati pada Hasil
belajar
lempar
saat proses melakukan
cakram
gerakan lempar cakram dan hasil lempar akram
H. Prosedur Penelitian Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Gambar 3.2 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga (Agus Kristiyanto, 2010: 19) Keterangan: 1. Plan (perencanaan tindakan): peneliti mengobservasi siswa yang dijadikan subjek penelitian. 2. Action (pelaksanaan tindakan): guru dan peneliti berkolaborasi membuat model pembelajaran aktivitas sirkuit yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lempar cakram. 3. Observation (observasi dan interpretasi): mengamati proses penerapan model pembelajaran aktivitas sirkuit dan melakukan wawancara kepada siswa setelah diteliti. 4. Reflection (analisis dan refleksi): mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan penerapan model pembelajaran aktivitas sirkuit yang telah dilakukan pada siklus 1 dan 2. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 melalui pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
dan (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.
1. Rancangan Siklus I a.
Tahap Perencanaan Berdasarkan pada hasil tes, pengukuran lempar cakram dan penilaian ketuntasan hasil belajar, selanjutnya peneliti dan guru merencanakan tindakan I. Pada tahap ini peneliti dan guru penjas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari : 1) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) lempar cakram dengan Model Aktivitas Sirkuit. 2) Menyusun lembar penilaian 3) Menyusun lembar observasi 4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran 5) Penyiapkan tempat penelitian 6) Menyusun skenario pembelajaran
b.
Tahap Pelaksanaan Pada
tahap
pelaksanaan,
kegiatan
yang
dilakukan
adalah
melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain: 1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran lempar cakram. 2) Melakukan pemanasan 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan latihan gerakan melempar cakram. a) Pos I melakukan lempar simpai dengan satu tangan dari samping b) Pos II melakukan pengenalan pegangan cakram, lalu melempar dengan piring plastik c) Pos III melakukan lemparan geleng karet/gelastik (gelang sintetis) d) Pos IV melakukan rangkaian gerakan lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya 5) Tes penilaian lempar cakaram
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
6) Melakukan pendinginan 7) Melakukan evaluasi
c.
Pengamatan Tindakan Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil tes lempar cakram; (2) Kemampuan
melakukan
rangkaian
gerakan
lempar
cakram;
(3)
pelaksanaan PBM engan aktiitas sirkuit (4) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. d.
Tahap Refleksi Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II a.
Tahap Perencanaan Berdasarkan dari analisis dan refleksi pada siklus pertama, maka perencanaan tindakan berikutnya adalah sebagai berikut: 1) Guru dan peneliti bersama-sama menbuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lempar cakram dengan Model Aktivitas Sirkuit, dengan mengacu pada tindakan yang telah diterapkan sebelumnya dalam siklus 1 2) Menyusun lembar penilaian 3) Menyusun lembar observasi 4) Menyiapkan alat yang diperlukan untuk membantu pembelajaran 5) Penyiapkan tempat penelitian 6) Menyusun skenario pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
b.
Tahap Pelaksanaan Pada
tahap
pelaksanaan,
kegiatan
yang
dilakukan
adalah
melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain: 1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran lempar cakram. 2) Melakukan pemanasan 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan latihan gerakan melempar cakram. a) Pos I melakukan gerakan melempar simpai dari samping badan ke arah sasaran sebuah bola b) Pos II melakukan gerakan melempar piring plastik dengan sasaran kardus c) Pos III melakukan gerakan melempar gelang plastik ke arah pos di depannya d) Pos IV melakukan rangkaian gerakan lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya. 5) Tes penilaian lempar cakram 6) Melakukan pendinginan 7) Melakukan evaluasi
e)
Pengamatan Tindakan Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil tes lempar cakram; (2) Kemampuan
melakukan
rangkaian
gerakan
lempar
cakram;
(3)
pelaksanaan PBM dengan model aktivtas sirkuit (4) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
f)
Tahap Refleksi Dengan demikian hasil belajar lempar cakram terjadi peningkatan yang sangat berarti, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran aktivitas
sirkuit sangat efektif
digunakan dalam meningkatkan hasil belajar lempar cakram
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi untuk mengetahui konisi nyata di lapangan yang sebenarnya, serta mencari informasi tentang kendala yang di hadapi dalam proses pembelajaran. Hasil dari kegiatan observasi awal adalah sebagai berikut: 1.
Siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 yang mengikuti pelajaran penjas berjumlah 28 anak yang terdiri dari 14 siswa putra dan 14 siswa putri. Dari hasil observasi dapat dilihat hasil penilaian harian siswa yang nilainya baik pada pelajaran penjas, khususnya yang berhubungan dengan materi lempar cakram hanya berjumlah 6 siswa yang tuntas.
2.
Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung sulit diatur saat pembelajaran lempar cakram. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti pembelajaran lempar cakram, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.
3.
Guru kurang bisa menghandel keadaan kelas, sebab situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran lempar cakram tidak dapat maksimal.
4.
Guru kesulitan menemukan model dan penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang monoton
atau konvensional
mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan melempar cakram pada siswa.
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Dari hasil observasi juga diperoleh kondisi awal yang didapat berdasarkan pengamatan langsung di lapangan selama proses pembelajaran oleh guru penjas. Berikut merupakan hasil observasi yang telah dilakukan. Tabel 4.1. Deskripsi Pratindakan (prasiklus) Aspek yang diukur
Hasil Belajar Lempar Cakram
Cara Mengukur
Pratindakan Siswa
Jumlah
Presentase Ketuntasan
Siswa yang Tuntas
6
21.45%
Siswa yang Belum Tuntas
22
78.55%
Diukur dan diamati pada saat proses melakukan gerakan lempar cakram dan hasil lempar cakram
pratindakan
Siswa yang Tuntas 6 siswa (21.45%)
Siswa yang Belum Tuntas 22 siswa (78.55%)
Gambar 4.1. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Pratindakan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai yang menunjukan angka ketuntasan 21,45% atau 6 siswa dari jumlah keseluruhan siswa. Ini berarti 22 siswa dari 28 siswa belum mencapai KKM yaitu 75. Jumlah dari nilai siswa yang mendapat nilai dibawah 75 menjadi bukti nyata bahwa kemampuan lempar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
cakram siswa kelas VIII B belum mampu mencapai batas ketuntasan belajar siswa. Selain
hasil
observasi
berupa
pengambilan
data
tentang
hasil
keterampilan dan rangkaian lempar cakram, kenyataan di lapangan pada saat observasi ditemukan terdapat beberapa siswa cenderung bermain sendiri, tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa tidak tertarik dengan pembelajaran atletik khususnya lempar cakram, dan siswa cenderung cepat bosan. Selain itu sarana dan prasarana yang dimiliki sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan sedikitnya alat-alat olahraga yang dimiliki sekolah untuk pembelajaran penjas. Seperti cakram hanya memiliki 2 buah, simpai 4 buah, tidak memiliki cone, bilah, bendera, dan lain sebagainya. Dari kondisi awal yang telah diketahui, peneliti menerapkan dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran aktivitas sirkuit untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VIII B. Pada siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan model aktivitas sirkuit. Di dalam model aktivitas sirkuit tersebut berisikan tentang pengenalan lempar cakram serta cara pembelajaran gerak melempar cakram. Skenario pembelajaran telah dibuat sebagai kegiatan lanjutan yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, dan analisis tindakan. Penelitian diakhiri bila indikator pencapaian telah terpenuhi. Pembahasan masing-masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dari hasil tes kemampuan lempar cakram dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum diberi pembelajaran penjas dengan model aktivitas sirkuit, dan setelah diberi siklus 1 dan siklus 2. Berikut ini disajikan secara berturut-turut pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
1.
Siklus 1 Pertemuan 1 a.
Perencanaan Tindakan Di dalam pelaksanaan PTK lempar cakram meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi an (4) analisis dan refleksi. Pada siklus 1 diberi pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit, pembelajaran lempar cakram yang terdiri dari cara memegang cakram, cara melakukan gerakan awalan, cara melempar, dan gerak lanjut. Pembelajaran diberikan satu kali dalam satu minggu. Sebelum siklus 1 diberikan peneliti bersama guru penjas melaksanakan tes dan pengukuran hasil belajar lempar cakram dan penilaian observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Ini dimaksudkan untuk mengetahui data awal (pratindakan) kemampuan lempar cakram dan ketuntasan hasil belajar akan disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Belajar Lempar Cakram Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Survei Awal (Pratindakan) Aspek yang Pratindakan
diukur
Hasil Belajar Lempar Cakram
Cara Mengukur
Siswa
Jumlah
Presentase Ketuntasan
Siswa yang Tuntas
6
21.45%
Siswa yang Belum Tuntas
22
78.55%
commit to user
Diukur dan diamati pada saat proses melakukan gerakan lempar cakram dan hasil lempar cakram
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
pratindakan
Siswa yang Tuntas 6 siswa (21.45%)
Siswa yang Belum Tuntas 22 siswa (78.55%)
Gambar 4.2. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Pratindakan Berdasarkan data awal yang diperoleh, seperti yang terlihat di dalam tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai 21,45% atau 6 siswa yang menunjukan angka ketuntasan dari seluruh jumlah siswa. Hal ini berarti 22 siswa dari 28 siswa belum mencapai batas KKM yaitu 75. Banyaknya siswa yang mendapat nilai dibawah 75 menjadi bukti nyata bahwa kemempuan melempar cakram siswa di kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 belum mampu mencapai batas ketuntasan belajar siswa. Dari hasil tes dan pengukuran kemampuan lempar cakram dan nilai ketuntasan hasil belajar, selanjutnya peneliti merencanakan tindakan 1, meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti merancang bentuk-bentuk permainan yang akan digunakan dengan model aktivitas sirkuit untuk meningkatkan hasil belajar lempar cakram dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Peneliti membuat bentuk permainan bersama-sama dengan guru penjas SMP Negeri 10 Surakarta. Bentuk permainan yang akan digunakan dalam pembelajaran tersebut berupa, gerak awalan, gerak melempar, gerak lanjut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
b) Peneliti, guru penjas, dan siswa merefleksikan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. 2) Peneliti bersama guru penjas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi lempar cakram sesuai dengan materi pada siklus 1.
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari sabtu tanggal 10 november 2012 di SMP Negeri 10 Surakarta, yang kemudian diajak berjalan
menuju
lapangan
mangkubumen.
Setiap
tatap
muka
dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan didalam RPP, implementasinya adalah sebagai berikut: Pelaksanaan tindakan 1 dilakukan selama dua minggu dengan dua kali pertemuan. Pembelajaran dalam satu minggu diberikan satu kali pertemuan dengan waktu pembelajaran 2 x 40 menit. Pelaksanaan tindakan
1
dengan
memberikan
pembelajaran
penjas
dengan
menggunakan model aktivitas sirkuit yang berisikan tentang gerak dasar melempar, gerak dasar melempar tersebut terdiri dari melempar simpai dari samping badan (pos 1), melempar piring plastik (pos 2), melempar gelang plastik(pos 3), lempar akram engan alat yang sesungguhnya(pos 4). Pelaksanaan dari masing-masing pembelajaran pada siklus 1 sebagai berikut: 1) Kegiatan awal a) Guru menyiapkan peralatan/media pembelajaran, seting letak dan alat. b) Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa. c) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
d) Guru
memberikan
apresiasi,
motivasi,
penjelasan
tujuan
pembelajaran dan indikator yang harus dicapai. e) Guru mengajar siswa menuju lapangan mangkunegaran. f) Melakukan pemanasan statis dinamis. 2) Kegiatan Inti a) Lempar simpai dari samping badan (pos 1) Siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) simpai dari samping ke arah depan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru, siswa melakukannya bergantian dengan teman sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. b) Lemar piring plastik (pos 2) Siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang piring plastik, gunakan teknik memegang cakram (cakram di pegang dengan buku ujung jari tangan, ibu jari memegang bagian samping cakram) cakram di ayunkan dari belakang gunakan tangan kiri untuk membantu mengontrol cakram yang telah diganti dengan piring plastik. Setelah melakukan dilanjutkan dengan melempar dari belakang dengan mencoba memutar piring plastik searah dengan jarum jam. Dengan posisi badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) piring plastik dari samping ke arah depan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru, siswa melakukannya bergantian dengan teman sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. c) Melempar gelang plastik (pos3) Siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) gelastis/gelang sintetis dari samping ke arah teman, dan teman menangkap gelang tersebut, setalah ditangkap siswa melempar kembali ke temannya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. d) Lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4) guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang cakram, ayunkan lengan, kemudian lempar cakram ke arah lemparan, usahakan putaran cakram searah jarum jam, lemparan jatuh pada jarak yang telah di tentukan. e) Pada akhir pembelajaran guru penjas memberikan tes kepada siswa dengan melakukan rangkaian gerak lempar cakram, setiap siswa diberi dua kali kesempatan untuk melempar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
3) Penutup a) Melakukan pendinginan (coolingdown) b) Evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. c)
c.
Observasi Tindakan Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborasi dan peneliti saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian terhadap kemampuan lempar cakram dan afektif siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi tersebut adalah: 1) Proses Tindakan Pertemuan pertama pembelajaraan lempar cakram berjalan cukup baik. Guru sudah menyampaikan materi dan memberi contoh didalam mengajar. Namun masih banyak siswa gerakannya masih salah dalam melakukan gerak dasar awalan, saat melempar, maupun gerak lanjut. Pada gerak awalan ada 18 siswa yang masih salah, pada gerak melempar ada 20 siswa yang salah, dan pada gerak lanjut ada 19 siswa yang masih salah. 2) Pengaruh Tindakan Pembelajaran yang menggunakan model aktivitas sirkuit ternyata lebih menarik perhatian siswa. Siswa menjadi semangat dan antusias untuk mengikuti permainan yang diberikan oleh guru. Perbaikanperbaikan gerakan sudah bisa mulai diamati menjadi lebih baik meskipun tidak semuanya mengalami peningkatan. 3) Kendala dalam Implementasi Tindakan Beberapa kendala yang muncul yang dihadapi ketika pelaksanaan tindakan. Pertemuan pertama, siswa cenderung sulit diatur di awal kegiatan. Masih ada siswa yang ngobrol dengan teman hal ini disebabkan karena siswa melihat peneliti dan temen-temannya yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
membantu hal ini dirasa siswa kurang biasa. Konsentrasi siswa terkadang tidak fokus. Lemparan sering kali jatuh tidak jauh. 4) Identifikasi Penyebab Terkendalanya Tindakan Kendala yang dihadapi dapat diidentifikasi penyebabnya. Dalam satu lapangan digunakan dengan sekolah lain dalam waktu yang bersamaan. Siswa yang ngobrol dengan teman hal ini disebabkan karena siswa melihat peneliti dan temen-temannya yang membantu hal ini dirasa siswa kurang biasa. Konsentrasi yang tidak fokus, karena siswa melihat langsung siswa dari sekolah lain dengan materi yang berbeda. Lemparan kurang jauh hal ini dikarenakan tidak adanya jarak minimal yang ditentukan. 5) Persoalan Lain yang Timbul Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang di mulai pada jam ke 3-4 yaitu jam 08.30-10.00, pada kondisi cuaca yang panas membuat siswa cepat merasa lelah dan ingin segera selesai, hal ini merepotkan guru karena harus mengkondisikan siswa untuk melekukan tugas ajar.
d. Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil observasi pada tindakan pertama, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Pada pertemuan pertama, indikator yang tercantum dalam RPP belum sepenuhnya tercapai, namun telah menunjukan hasil yang lebih baik. Terbukti dengan hasil rekap nilai dimana siswa yang nilainya sudah mencapai KKM bertambah 4 siswa. Siswa tersebut adalah ardiyanto, dian, rolex, nastiti. Bukti ini diperoleh dari hasil penjumlahan nilai psikomotor, afektif, kognitif yang sudah di rekap menjadi bentuk presentase ketuntasan. 2) Model pembelajaran menggunakan model aktivitas sirkuit dalam proses pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
3) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuia dengan rencana yang telah dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 4) Hasil dari rekap nilai psikomotor, afektif, dan kognitif sudah menunjukan peningkatan. Walaupun menunjukan peningkatan tetapi belum sesuai dengan target capaian paa siklus 1. Maka peneliti harus melanjutkan pada pertemuan berikutnya dengan perbaikan-perbaikan pada pertemuan selanjutnya. 5) Untuk lebih meningkatkan hasil lemparan yang lebih jauh, guru akan menentukan jarak minimal lemparan. 6) Untuk menghindari siswa ngobrol dengan temannya karena rasa penasaran melihat teman-teman yang membantu peneliti, sebelum pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
terlebih
dahulu
akan
diperkenalkan satu-persatu teman-teman yang membantu penelitian. 7) Untuk
lebih
mengenal
dan
terbiasa
merasakan
alat
yang
sesungguhnya, dalam penyusunan RPP selanjutnya akan di berikan materi pengenalan lempar cakram dengan alat yang sebenarnya.
2.
Siklus 1 Pertemuan 2 a.
Perencanaan Tindakan Berdasarkan dari analisis dan refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan tindakan berikutnya adalah sebagai berikut: 1) Guru dan peneliti bersama-sama membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu menerapkan model aktivitas sirkuit untuk meningkatkan kemempuan lempar cakram dengan tingkat kesulitan yang meningkat. 2) Mempersiapkan alat-alat yang akan dipergunakan dalam permainan untuk membantu pembelajaran dan menyiapkan formasi penataan alat yang lebih menarik. 3) Menyusun lembar observasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari sabtu tanggal 17 november 2012, di SMP Negeri 10 Surakarta, yang kemudian diajak berjalan
menuju
lapangan
mangkubumen.
Setiap
tatap
muka
dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan didalam RPP, implementasinya adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal a) Guru menyiapkan peralatan/media pembelajaran, seting letak dan alat. b) Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa. c) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses udian mempresensi. d) Guru
memberikan
apresiasi,
motivasi,
penjelasan
tujuan
pembelajaran dan indikator yang harus dicapai. e) Guru mengajar siswa menuju lapangan mangkunegaran. f) Melakukan pemanasan statis dinamis. 2) Kegiatan Inti a) Lempar simpai dari samping badan dengan jarak yang telah ditentukan (pos 1) guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) simpai dari samping ke arah depan dengan jarak yang telah di tentukan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru, siswa melakukannya bergantian dengan teman sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. b) Lempar piring plastik dengan jarak yang ditentukan (pos 2) guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang piring plastik, gunakan teknik memegang cakram (cakram di pegang dengan buku ujung jari tangan, ibu jari memegang bagian samping cakram) cakram di ayunkan dari belakang gunakan tangan kiri untuk membantu mengontrol cakram yang telah diganti dengan piring plastik. Setelah melakukan dilanjutkan dengan melempar dari belakang dengan mencoba memutar piring plastik searah dengan jarum jam. Dengan posisi badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang piring plastik di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) piring plastik dari samping ke arah depan dengan sasaran jarak yang telah di tentukan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru,
siswa
melakukannya
bergantian
dengan
teman
sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. c) Lempar gelang plastik dengan jarak yang ditentukan (pos 3) guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) gelastis/ gelang sintetis dari samping badan ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
arah depan dengan jarak yang telah di tentukan. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. d) Lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4) guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang cakram, ayunkan lengan, kemudian lempar cakram ke arah lemparan, usahakan putaran cakram searah jarum jam, lemparan jatuh pada jarak yang telah di tentukan. e) Pada akhir pembelajaran guru penjas memberikan tes kepada siswa dengan melakukan rangkaian gerak lempar cakram, setiap siswa diberi dua kali kesempatan untuk melempar. 3) Penutup a) Melakukan pendinginan (coolingdown) b) Evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. c)
c.
Observasi tindakan Guru dan peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian terhadap kemampuan lempar cakram dan afektif siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi tersebut adalah: 1) Proses Tindakan Pada siklus 1 pertemuan kedua, guru menjalankan skenario yang ada di dalam RPP, siswa semakin tertarik dengan permainan yang telah masing-masing jaraknya ditentukan. Siswa Antusias dalam dalam pembelajaran. Dalam melakukan pembelajaran terkadang beberapa siswa afektifnya kurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
2) Pengaruh Tindakan Pembelajaran semakin menarik minat siswa karena lebih menantang, dengan permainan yang lebih menantang siswa lebih antusias dalam pembelajaran. 3) Kendala dalam Implementasi Tindakan Masih ada siswa yang afektifnya kurang, sering ragu-ragu dalam melaksanakan permainan, kurang percaya diri. Walaupun lemparan sudah banyak yang mendekati jarak minimal tetapi lemparan masih datar tidak menbentuk sudut 45 derajat, sehingga masih ada siswa yang lemparnnya dekat. 4) Identifikasi Penyebab Terkendalanya Tindakan Guru kurang memberi motivasi, kurang memberikan pujian pada siswa, tidak ada pemberian reward. 5) Persoalan Lain yang Timbul Kondisi lapangan yang harus berbagi dengan sekolah lain, sehingga tempat untuk melakukan permainan kurang leluasa.
d. Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil pada siklus 1 pertemuan kedua tersebut, peneliti melakukukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Pada siklus 1 pertemuan kedua indikator pencapaian memang belun terpenuhi tetapi ada peningkatan yang lebih baik lagi. Terbukti dengan hasil rekap nilai dimana siswa yang nilainya sudah mencapai KKM bertambah 7 siswa. Siswa tersebut adalah elisa, denika, endi, haidi, septa, aulia, ratna. 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 3) Untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa, sebelum dan pada saat pembelajaran berlangsung guru memberi motivasi, reward, dan pujian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Agar pembelajaran menjadi lebih tertib, guru harus selalu memantau mengingtkan siswa, dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. 5) Hasil dari rekap nilai psikomotor, afektif, dan kognitif, sudah menunjukan peningkatan yang baik. Seperti terlihat dalam tabel 4.3. Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Pengamatan Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Pada Siklus I
Gambar 4.3. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Berdasarkan diskripsi tabel 4.3 dan gambar 4.3 pada akhir siklus 1 dapat dilihat 17 siswa sudah mencapai KKM. Angka ini menunjukan 60.74% dari jumlah siswa di kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta telah tuntas dan 11 siswa atau 32.26% belum mencapai KKM atau belum tuntas. Presentase ini belum mencapai target capaian yaitu 80%. Maka proses tindakan dilanjutkan ke siklus 2.
3.
Siklus 2 Pertemuan 1 a.
Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan sebagai berikut: 1) Peneliti dan guru berkolaborasi membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan berdasarkan apa yang telah terjadi pada siklus 1. 2) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran menggunakan model aktivitas sirkuit. 3) Menyusun lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan pada siklus 2 pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 24 november 2012. Pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus 2 ini pembelajaran dilakukan oleh guru dan kolabolator sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan 2 ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tidakan sebelumnya. Materi pada pelaksanaan siklus 2 pertemuan pertama (sabtu, 24 november 2012) yaitu melakukan gerakan melempar simpai dari samping badan ke arah sasaran bola (pos 1), melakukan gerakan melempar piring plastik dengan sasaran kardus (pos 2) melakukan gerakan melempar gelang plastik ke arah pos (temen) di depannya (pos 3), melakukan rangkaian melempar cakram dengan alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
yang sesungguhnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal a) Guru menyiapkan peralatan/media pembelajaran, seting letak dan alat. b) Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa. c) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
d) Guru
memberikan
apresiasi,
motivasi,
penjelasan
tujuan
pembelajaran dan indikator yang harus dicapai. e) Guru mengajar siswa menuju lapangan mangkunegaran. f) Melakukan pemanasan statis dinamis. 2) Kegiatan Inti a) Melakukan gerakan melempar simpai dari samping badan ke arah sasaran sebuah bola (pos 1) Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut. Posisi badan menghadap ke samping anyunkan simpai dari samping badan dan lemparkan simpai ke arah sasaran bola. Bola harus terkurung dalam lingkaran simpai. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. b) Melakukan gerakan melempar piring plastik dengan sasaran kardus (pos 2) Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut,
caranya posisi badan menyampingi lemparkan piring
plastik dari arah samping badan ke sasaran kardus, piring plastik yang dilemparkan sebisa mungkin mengenai kardus. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. c) Melakukan gerakan melempar gelang plastik ke arah pos di depannya (pos 3) Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, caranya adalah tiap kelompok menempati posnya masingmasing. Seteleh itu melekukan gerakan melempar gelang plastik ke arah teman yang ada di pos lainnya, setelah melempar si pelempar langsung lari ke pos yang telah dilempari gelastik tersebut. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. d) Melakukan rangkaian gerakan lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4) Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang cakram, ayunkan lengan, kemudian lempar cakram ke arad lemparan, usahakan putaran cakram searah jarum jam. Guru mencatat semua hasil lemparan. e) Pada akhir pembelajaran guru penjas memberikan tes kepada siswa dengan melakukan rangkaian gerak lempar cakram, setiap siswa diberi dua kali kesempatan untuk melempar. 3) Penutup a) Melakukan pendinginan (coolingdown) b) Evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. c)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
c.
Observasi Tindakan Guru dan peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian terhadap kemampuan lempar cakram dan afektif siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi tersebut adalah: 1) Proses Tindakan Pertemuan pertama pada siklus 2 proses tindakan berjalan dengan lancar dan baik. Siswa semakin senang dan semangat mengikuti pembelajaran, motivasi untuk bisa sangat tinggi. 2) Pengaruh Tindakan Kemempuan siswa dalam melempar cakram diamati semakin meningkat dibanding dengan pertemuan sebelumnya, motivasi dan antusiasme untuk bisa lebih tinggi. Siswa banyak yang berusaha melakukan permainan dengan serius dan siswa tertarik untuk mencoba dan mencoba lagi. 3) Kendala dan Implementasi Tindakan Siswa yang merasa sudah lulus pada siklus 1 kurang serius mengikuti pembelajaran, walaupun tetap mendapat nilai kriteria tuntas, tapi hasil yang diperoleh pada siklus 2 kurang maksimal. 4) Identifikasi Penyebab Terkendalanya Tindakan Karena merasa sudah bisa, dan beranggapan pasti lulus pada tiap pertemuan siswa menjadi kurang serius.
d. Refleksi Tindakan Berdasarkan pada hasil observasi pada siklus 2 pertemuan pertama tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
2) Pada siklus 2 pertemuan pertama, indikator pencapaian yang tercantum didalam RPP menunjukan banyak sekali peningkatan yang lebih baik lagi. Terbukti dengan hasil rekap nilai dimana siswa yang nilainya sudah mencapai KKM bertambah 4 siswa. Siswa tersebut adalah dinda, anggoro, jais, rosita. 3) Guru harus selalu memperhatikan siswa, karena masih ada siswa yang tidak serius pada waktu pembelajaran berlangsung. 4) Siswa yang dirasa masih kesulitan pada pertemuan ini harus lebih diperhatikan lagi oleh guru. 5) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan gerakan dengan benar, meskipun reward hanya dengan sebuah pujian. 6) Guru dan Peneliti harus lebih pintar mengatur waktu, karena jarak dari lapangan ke sekolah cukup jauh, sehingga waktu istirahat siswa ada dan tidak langsung masuk ke kelas dan mulai pelajaran selanjutnya.
4.
Siklus 2 Pertemuan 2 a.
Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan sebagai berikut: 1) Peneliti dan guru berkolaborasi membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan berdasarkan apa yang telah terjadi pada siklus 1. 2) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran menggunakan model aktivitas sirkuit. 3) Menyusun lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan pada siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 01 desember 2012. Pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Sesuai dengan RPP. Pada siklus 2 ini pembelajaran dilakukan oleh guru dan kolabolator sekaligus melakukan observasi terhadap proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam siklus 2 ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tidakan sebelumnya. Materi pada pelaksanaan siklus 2 pertemuan kedua (sabtu, 01 desember 2012) yaitu Melakukan gerakan melempar simpai ke sasaran cone (pos 1), Melakukan gerakan melempar piring plastik melewati tali yang melintang di atas (pos 2), Melakukan gerakan melempar gelang plastik dan memasukan ke tiang atau patok yang telah disiapkan (pos 3), Melakukan rangkaian gerakan lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4). Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal a) Guru menyiapkan peralatan/media pembelajaran, seting letak dan alat. b) Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa. c) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
d) Guru
memberikan
apresiasi,
motivasi,
penjelasan
tujuan
pembelajaran dan indikator yang harus dicapai. e) Guru mengajar siswa menuju lapangan mangkunegaran. f) Melakukan pemanasan statis dinamis. 2) Kegiatan Inti a) Melakukan gerakan melempar simpai ke sasaran cone (pos 1) Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut. Posisi badan menghadap ke samping anyunkan simpai dari samping badan dan lemparkan simpai ke arah cone. Cone harus terkurung dalam lingkaran simpai. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda ( bunyi peluit atau tanda yang lainnya ) dari guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
b) Melakukan gerakan melempar piring plastik melewati tali yang melintang di atas (pos 2) Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut,
caranya posisi badan menyampingi lemparkan piring
plastik dari arah samping badan melewati tali yang melintang di atas. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. c) Melakukan gerakan melempar gelang plastik dan memasukan ke ting atau patok yang telah disiapkan (pos 3) Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut. Caranya adalah melempar gelang plastik dari samping badan dan memasukan gelang tersebut ke tiang atau patok yang telah di siapkan. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru. d) Melakukan rangkaian gerakan lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4) Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang cakram, ayunkan lengan, kemudian lempar cakram ke arah lemparan, usahakan putaran cakram searah jarum jam. Guru mencatat semua hasil lemparan. e) Pada akhir pembelajaran guru penjas memberikan tes kepada siswa dengan melakukan rangkaian gerak lempar cakram, setiap siswa diberi dua kali kesempatan untuk melempar. 3) Penutup a) Melakukan pendinginan (coolingdown) b) Evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
c)
c.
Observasi Tinakan Guru dan peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian terhadap kemampuan lempar cakram dan afektif siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi tersebut adalah: 1) Proses Tindakan Pertemuan kedua pada silkus 2 proses tindakan telah berjalan dengan lancar. Guru menyampaikan materi dengan baik. Siswa juga dapat dikondisikan dengan baik, pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit sangat menarik perhatian dari siswa. Semua siswa mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir kegiatan 2) Pengaruh Tindakan Peningkatan kemampuan lempar cakram dengan menggunakan model pembelajaran aktivitas sirkuit telah diamati dan dapat meningkatkan kemampuan melempar cakram. Selain psikomotor yang meningkat, afektif dan kognitif juga semakin baik. 3) Kendala dalam Implementasi Tindakan Konsentrasi pembelajaran sedikit terpacah karena kondisi cuaca yang panas serta angin yang kencang sehingga banyak siswa yang kondisi badannya kurang fit. 4) Identifikasi Penyebab Terkendaalanya Tindakan Kondisi cuaca yang tidak menentu panas disertai angin kencang membuat konsentrasi siswa kurang fokus.
d. Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil observasi siklus 2 pertemuan kedua tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
1) Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus 2. 2) Model pembelajaran aktivitas sirkuit yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta, sehingga proses belajar mengajar serta pemberian materi dapat berjalan lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus 2 pertemuan kedua dapat terlaksana dengan baik. 3) Guru dan peneliti memberikan reward kepada siswa yang telah melakukan gerakan melempar dengan benar. 4) Pada siklus 2 pertemuan kedua, indikator pencapaian yang tercantum didalam RPP menunjukan banyak sekali peningkatan yang lebih baik lagi. Terbukti dengan hasil rekap nilai dimana siswa yang nilainya sudah mencapai KKM bertambah 3 siswa. Siswa tersebut adalah dema, nigelta, alden, tetapi masih ada 4 siswa yang belum dapat mencapai nilai kriteri ketuntasan minimal siswa tersebut adalah reyvaldo, ainaya, ariry, dan noviana. 5) Pemahaman materi yang telah dituangkan dalam pengerjaan soal sudah ada sedikit peningkatan dibanding dengan siklus sebelumnya. 6) Kemempuan siswa dalam melakukan gerak melempar cakram meningkat dari 60.74% ketuntasan dari siklus 1 menjadi 85.74% pada akhir siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa target capaian ketuntasan sudah tercapai, sehingga penelitian sudah bisa dihentikan. Dengan demikian baik secara ketuntasan belajar maupun ratarata hasil belajar lempar cakram terjadi peningkatan yang sangat berarti, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran aktivitas sirkuit sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar lempar cakram.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Pengamatan Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Pada Siklus 2
Gambar 4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram siklus 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Berdasarkan hasil diskripsi pada gambar 4.4 kemampuan lempar cakram kelas VIII B SMP Negeri Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 mengalami peningkatan
presentase ketuntasan.
Data pratindakan
menunjukan 6 siswa tuntas dengan presentase ketuntasan 21,45% dan 22 atau 78.55% siswa yang belum tuntas. Setelah diadakan tindakan pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 17 siswa tuntas dengan presentase ketuntasan 60,74% dan 11 atau 32.26% siswa yang belum tuntas. Dan setelah diadakan siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 24 siswa tuntas dengan presentase ketuntasan 85,74%. Dari jumlah keseluruhan 28 siswa, masih ada 4 siswa atau 14.26% yang belum tuntas mencapai KKM.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1 dan siklus 2, terdapat peningkatan
kemampuan
lempar
cakram
pada
siswa
kelas
VIII
B SMP Negeri 10 Surakarta. Peningkatan dapat dilihat pada grafik 4.5 yang merupakan gambaran peningkatan dari kemampuan tersebut.
Awal-Siklus 2 100
presentase
80 60 40 20 0 Awal-Siklus 2
prasiklus
siklus 1
siklus 2
21.45
60.74
85.74
Gambar 4.5. Grafik Peningkatan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram. Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa presentase ketuntasan siswa pratindakan yang semula 21,45% meningkat menjadi 60,74% pada siklus 1 dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
masih meningkat lagi menjadi 85,74% pada akhir siklus 2. Peningkatan ini merupakan peningkatan secara aspek psikomotor, kognitif, dan afektif siswa.
D. Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lempar cakram, baik peningkatan kualitas proses maupun peningkatan kualitas hasil. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta dengan menggunakan model aktivitas sirkuit. Dengan menggunakan model aktivitas sirkuit, pembelajaran lempar cakram yang semula bersifat monoton dan tidak menyenangkan, akan menjadi menyenangkan dan tedak monoton dan membangkitkan minat serta motivasi siswa dalam pembelajaran. Didalam pelaksanaan siklus 1, pelaksanaan tindakan terdiri dari dua tindakan, pelaksanaan tindakan pertama merupakan tindak lanjut dari hasil prapenelitian yang menunjukan bahwa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta memiliki masalah dalam pembelajaran lempar cakram. Dari permasalahan yang ada di kelas tersebut, peneliti dan guru penjas melakukan diskusi untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta dalam pembelajaran lempar cakram. Pada pelaksanaan siklus 1, guru dan peneliti memberi pelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit, seperti yang telah di sepakati dari hasil diskusi prapenelitian. Siswa melakukan pembelajaran lempar cakram dengan model aktivitas sirkuit yang terdiri dari pengenalan lempar cakram, pengenalan alat cakram, cara memegang cakram, awalan, saat melempar, dan gerak lanjut, yang dikemas dalam bentuk permainan yang dikemas dalam pos-pos. Dari hasil pengamatan
penelitian
terhadap
proses
pembelajaran,
dapat
diketahui
pembelajaran lempar cakram dengan menggunakan model aktivitas sirkuit tersebut pada siklus 1 masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Kekurangan tersebut berasal dari guru, siswa dan model permainan yang digunakan dalam penelitian. Kelemahan dari guru, yaitu kurang memberikan motivasi, kurang memperhatikan siswa, apresiasi yang diberikan belum memberi gambaran bagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
siswa tentang materi yang sedang di sampaikan. Kelemahan dari siswa, siswa tidak fokus dan kurang konsentrasi dalam pembelajaran, masih suka ngobrol dengan teman dan cenderung masih sulit diatur. Kelemahan dari segi model permainan yang dikemas dalam model aktivitas sirkuit antara lain, permainan masih bersifat asal melempar belum adanya target yang harus di capai, sehingga siswa menjadi semaunya sendiri saat melakukan lemparan. Solusi yang di sepakati oleh guru dan peneliti dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu guru harus lebih memperhatikan siswa, memberikan apresiasi secukupnya sebelum mulai pembelajaran, lebih memberikan motivasi lagi kepada siswa, memperbaiki model permainan yang akan digunakan dalam pembelajaran, membentuk permainan yang lebih menantang dan tingkat kesulitan yang dipersulit. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 ini sebenarnya sudah cukup baik, dilihat dari perbaikan pada tindakan 1 dan tindakan 2 menunjukan peningkatan pembelajaran yang maksimal. Terbukti dengan adanya peningkatan siswa dalam hasil belajar lempar cakram, jika dibandingkan pada hasil pembalajaran pada tindakan 1 ataupun sebelum dilaksanakan tindakan. Dibandingkan dengan sebelum diadakan tindakan pelaksanaan siklus 1 berdampak positif pada meningkatnya kualitas proses dan hasil lempar cakram. Meskipun demikian indikator pencapaian yang ditargetkan belum tercapai sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus 2. Berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan tindakan 1, dilakukan perbaikan kelemahan dalam proses pembelajaran dengan melaksanakan tindakan 2. Akhir dari proses pembelajaran siklus 2 menunjukan adanya peningkatan, baik proses maupun hasil belajar lempar cakram yang dilakukan oleh siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta. Keberhasilan siklus 2 ini tidak lepas dari peran guru penjas dalam memberikan motivasi, pemilihan model pembelajaran aktivitas sirkuit dan bentuk permainan yang tepat dan efektif sangat menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus melakukan banyak pertimbangan dalam memilih suatu model pembelajaran agar menemukan model permainan yang paling efektif dan efisien dalam menacapai tujuan pembelajaaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Dengan pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukan peningkatan pembelajaran dibandingkan sebelum adanya tindakan. Penelitian tindakan kelas ini sudah terlaksana dengan baik, peneliti yang berkerjasama dengan guru menemukan beberapa hal sebagai temuan pada saat penelitian, antara lain: 1.
Meningkatnya kemampuan lempar cakram Peningkatan kemampuan lempar cakram dapat dilihat dari hasil selama proses belajar siswa dari sebelum tindakan hingga akhir siklus 2. Sebelum adanya tindakan, siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan nilai 75 sebanyak 6 siswa atau 21,45% tuntas dari jumlah keseluruhan 28 siswa. Selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 17 siswa atau 60,74% tuntas dari jumlah keseluruhan 28 siswa, dan meningkat menjadi 24 siswa atau 85,74% tuntas dari jumlah keseluruhan 28 siswa pada siklus 2. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta mencapai keberhasilan pada siklus kedua. Dengan tercapainya indikator keberhasilan, maka penelitian dapat dihentikan dan dapat dikatakan berhasil.
2.
Meningkatnya konsentrasi siswa Konsentrasi sangat penting dalam setiap pembelajaran, dengan siswa konsentrasi kepada pembelajaran yang sedang diberikan hal ini akan ikut meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh guru. Dalam hal ini guru harus bisa menciptakan sesuatu yang baru, unik, dan inovatif dalam pembelajaran, termasuk didalamnya adalah dalam memilih permainan yang sesuai dan menyenangkan. Dalam hal ini guru dan peneliti membuat permainan melempar piring plastik melewati tali diatas, melempar simpai ke sasaran, melempar gelang plastik ke tiang atau patok, serta melempar cakram yang sesungguhnya, hal ini membantu siswa untuk berkonsentrasi dengan materi yang diajarkan.
3.
Meningkatkan keaktivan dan antusianme siswa Dengan menggunakan model aktivitas sirkuit pada materi lempar cakram dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
memanfaatkan permainan yang dibuat dalam bentuk pos, berarti guru melakukan usaha untuk membuat proses pembelajaran menjadi menarik dan tidak monoton. Guru memancing siswa untuk aktif dan memberi kesempatan kepada siswa yang sebanyak-banyaknya. Keaktivan dan antusiasme siswa dapat dibuktikan dengan adanya kartu ceria, dari hasil pertanyaan yang di ajukan siswa cenderung menyukai pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit pada akhir siklus 2 hampir 90% siswa menyukai model pembelajaran dengan model aktivitas sirkuit, dengan siswa menyukai bisa disimpulkan siswa mau mencoba dan melakukan pembelajaran sehingga tanpai terasa siswa berantusias dan ikut aktif dalam pembelajaran.
4.
Meningkatkan keterampilan guru dalam mengatur dan mengkondisikan kelas Dengan adanya penelitian yang dilakukan ini, membuat guru menjadi semakin ahli dalam mengatur dan mengkondisikan kelas. Dalam mengatur dan mengkondisikan kelas pada pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 jauh lebih baik dibandingkan dengan cara mengatur dan mengkondisikan kelas pada survei awal. Sedikit demi sedikit kelemahan guru berkurang karena setiap akhir siklus guru daan peneliti melakukan analisis dan refleksi kegiatan pembelajaran. Apabila terdapat kekurangan dalam pembelajaran baik dalam siklus 1 maupun siklus 2 pada pelaksanaan tindakan selanjutnya akan dicari pemecahannya dan meminimalisir kekurangan tersebut, sehingga kekurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleg guru dapat diatasi dan tidak terulang lagi. Selain itu juga, guru dapat menguasai teknologi dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan, sehingga pengetahuan guru dapat berkembang dan bisa mengetahui tentang model-model pembelajaran yang bisa di gunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 dilaksanakan dalam dua siklus dan berjalan dengan lancar. Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi tindakan, (4) refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada
BAB
IV,
diperoleh simpulan bahwa
dengan
menggunakan model aktivitas sirkuit, dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan gerak lempar cakram pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta. Dari hasil analisis yang diperoleh, terdapat peningkatan yang signifikan dari siklus 1 dan siklus 2, kemampuan gerak lempar cakram pada siklus 1 dalam presentase kelulusan adalah 60,74% atau 17 siswa yang mencapai batas KKM dan tuntas. Sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan presentase kelulusan sebesar 85,74% atau 24 siswa yang mencapai batas KKM dari jumlah keseluruhan 28 siswa.
B. Implikasi Penelitian
ini
memberikan
suatu
gambaran
yang
jelas
bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta penerapan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penerapan model aktivitas sirkuit yang dikemas dalam permainan yang dibuat pos-pos dalam pembelajaran dapat
commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
juga membantu memotivasi siswa untuk belajar sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Faktor-faktor tersebut saling terkait satu sama lain, sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola dan mengatur kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki motivasi dan minat yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penerapan pendekatan bermain dan dengan menggunakan model aktivitas sirkuit dalam pembelajaran gerak dasar lempar cakram dapat meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit dalam pembelajaranya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar gerak dasar lempar cakram yang efektif dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Dengan diterapkannya model pembelajaran aktivitas sirkuit, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran penjas, Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Siswa mampu mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada lempar cakram, sehingga mampu memahami dan menirukan gerakan dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Pemberian tindakan dari siklus 1 dan siklus 2 memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus selenjutnya. Dari pelaksanan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan peningkatan motivsi dan hasil belajar siswa. Dilihat dari segi proses
pembelajaran
Penjas,
penerapan
model
aktivitas
sirkuit
dalam
pembelajaran ini dapat merangsang siswa dalam aspek motorik. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat
untuk
mengembangkan
kebugaran
jasmani,
mengembangkan
kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini santat penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya kepada para guru penjas sebagai berikut: 1.
Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi gerak dasar lempar cakram, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
2.
Guru hendaknya lebih inovatif dan kreatif dalam menerapkan metode dalam penyampaian materi pembelajaran.
3. Dengan penerapan model pembelajaran aktivitas sirkuit dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam gerak lempar, guru hendaknya mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran Penjas sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak didiknya. Penggunaan model aktivitas sirkuit hendaknya dilakukan dengan prinsip dimulai dengan aktivitas pembelajaran yang mudah kemudian meningkat ke yang sulit, dari sederhana ke kompleks misalnya pembelajaran dimulai dari gerak dasar kemudian teknik dasar dan berlanjut ke teknik yang sebenarnya.
commit to user