Menemukan Kesepadanan
Dikompilasi dari diskusi, seminar dan paper oleh Victor Hall, David V Hall, Murray Wylie, David Falk, Luke Pomery
Edisi 1 16 Oktober 2007 – Diskusi Presbitari, Brisbane Edisi 2 29 Oktober 2007
Diterbitkan oleh: RFI Publishing 10 Old Goombungee Rd Toowoomba QLD 4350 Tlp: 07 46986600 Fax: 07 4698 6611 Email
[email protected] www.rfipublishing.com
MENEMUKAN KESEPADANAN
Daftar Isi 1. Menemukan kesepadanan Pengenalan isi buku
3 4
Dua tahap dalam perkembangan masa pacaran
4
Kepala dan penolong yang sepadan
6
Kasih karunia untuk mendirikan rumah
6
Menemukan kesepadanan
9
Persembahan laki-laki
10
Satu roh
11
Fondasi pada masa pacaran
13
Menegosiasikan kesepadanan
15
Persiapan acara pernikahan – persiapan pernikahan
16
2. Cerita mengenai kesepadanan Pertukaran melalui persembahan
17 18
Kesepadanan
20
Mandat kekepalaan dalam rumah
23
3. Membawa penolong Berdiri di samping dan di hadapan
25 26
Datang/Muncul
26
Dari KRISTUS dan dari laki-laki
27
Disatukan sebagai satu rumah
28
4. Refleksi pribadi dari pasangan yang sedang pacaran Persembahan
29 29
Kepala dan penolong yang sepadan
30
Meninggalkan ayah dan ibu
32
Satu rumah, satu penentuan
32
Memilih
33 1
MENEMUKAN KESEPADANAN
Dua tahap – kelangsungan masa pacaran dan menemukan kesepadanan 34 Mandat
35
Iman
36
Salib
37
Satu ROH
38
Realita
39
Nazar
40
Tanah dari saudara-saudara
41
2
MENEMUKAN KESEPADANAN
1. Menemukan kesepadanan
Dalam kitab Kejadian tertulis jalan di dalam mana Adam (mewakili semua
laki-laki)
memasuki
istirahat/rest
dalam
persembahan,
memungkinkan bagi perempuan untuk dihasilkan dari rusuknya dan dibawa kepadanya sebagai penolong yang sepadan. Adam kemudian membuat pengumuman profetik bahwa dalam generasi yang akan datang, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan penolong seperti ini. Pengajaran Perjanjian Baru Paulus menjelaskan bahwa sekalipun bentuk dari pasangan pertama adalah unik, dan sebelum kejatuhan, order dan kemuliaannya menjadi ‘tradisi’ dalam semua pernikahan. 1 Kor 11:2-17. Untuk menguatkan maksudnya, Paulus juga menunjukkan bahwa korupsi apapun dalam order pernikahan akan memberikan efek
3
MENEMUKAN KESEPADANAN
yang sama seperti dalam kejatuhan – juga mentransfer akibat ini kepada tubuh Kristus. 1 Kor 11:4,5; 1 Kor 14:34,35; 1 Tim 2:8-15. Jadi, sasaran utama dari konseling pernikahan Kristen adalah untuk
membantu
pasangan
dalam
‘menemukan
kesepadanan’,
sebagaimana pada mulanya. Dalam order penciptaan, seperti yang diajarkan Paulus, Kristus adalah kepala dari laki-laki, dan laki-laki adalah kepala dari perempuan. 1 Kor 11:11,12. Perempuan menjadi berasal dari, dari dan untuk laki-laki, sebagai penolong yang sepadan. Tujuan kita dalam konseling Kristen adalah untuk mendeklarasikan isinya ini dan berjalan dengan pasangan sementara mereka menemukan kapasitas kasih karunia untuk ditegakkan sebagai rumah tangga baru di atas dasar Perjanjian Kekal.
Pengenalan isi buku Isi buku ini adalah isi yang unik dari pernikahan Kristen, dan seharusnya diberikan kepada pasangan yang berniat pada titik di mana mereka berkomitmen untuk menikah nantinya. Dalam pembelajaran yang lain, kami telah menunjukkan nilai dari ‘pertunangan’ pribadi ini, sebagai perbedaan dengan pertunangan umum – mempercayai bahwa tahap umum dari pertunangan seharusnya dalam jangka waktu pendek (rata-rata tiga bulan) di dalam mana persiapan acara pernikahan adalah fokus utama.
Dua tahap dalam perkembangan masa pacaran Sebagai model bagi pacaran Kristen, kami mengacu kepada dua tahap – ‘kelangsungan masa pacaran’ dan ‘menemukan kesepadanan’. 4
MENEMUKAN KESEPADANAN
Dalam tahap pertama, orang dewasa yang sudah dapat menikah dinilai – dalam hubungan dengan keluarga-keluarga, budaya, persahabatan dan
pemuridan
Kristen
–
apakah
mereka
mempunyai
pernyataan/proposisi untuk dapat terus sampai menikah. Dalam tahap kedua, mereka mengejar pernyataan/proposisi kesepadanan untuk menetapkan yang berhubungan dengan perjanjian pernikahan. Dalam hal konseling, dalam tahap pertama ini, kita telah mengenali bahwa masukan reflektif selama masa pacaran hanya dapat diarahkan kepada
individu-individu.
Ketika
kelangsungan
masa
pacaran
memimpin kepada titik komitmen minimum menunju pernikahan nantinya, maka isi spesifik dari pernikahan Kristen dapat dinegosiasikan. Dengan kata lain, ketika pasangan ‘bertunangan pribadi’ inilah yang menjadi kemungkinan, dan penting, untuk mengerjakan perihal menemukan kesepadanan. Sebelum komitmen pribadi telah dibuat, ciriciri dari pernikahan ilahi hanya dapat menjadi cita-cita, dan sebenarnya belum dapat dibentuk. Alasan untuk ini cukup jelas – yaitu bahwa kesepadanan yang sesungguhnya sebagai kepala dan penolong adalah benar-benar dimensi baru, yang dicapai oleh dinamisnya persembahan (bersatu dalam satu persembahan) dan bukan hanya kelanjutan dari pacaran. Sekarang rumah yang baru dapat dibentuk sesuai dengan penentuan tunggal yang dengan bebas dipilih, dalam iman, oleh kedua individu. Bagi keduaduanyanya, laki-laki dan perempuan, kesepadanan adalah dimensi baru dari kapasitas yang dari Bapa, melalui Kristus – karena laki-laki ini belum pernah menjadi kepala bagi seorang perempuan, dan perempuan ini belum pernah menjadi penolong yang sepadan bagi seorang laki-laki. 5
MENEMUKAN KESEPADANAN
Kepala dan penolong yang sepadan Pada poin berikut, perhatikan bahwa sekalipun anak laki-laki dan perempuan dewasa meresponi Ke-Tuhanan Kristus dan belajar menjadi ‘murid’ yang ‘paraclete’ dalam hal ini, tidak seorangpun secara spesifik siap untuk apa yang diminta Kitab Suci dari kepala dan penolongsepadan. Laki-laki hanya akan menjadi kepala bagi satu perempuan – yaitu istrinya – dan kesepadanan perempuan hanya akan diekspresikan terhadap satu laki-laki – suaminya. Untuk mengilustrasikan poin ini, ingat bahwa anak perempuan tunduk kepada kekepalaan ayahnya, tapi dia tidak pernah diminta untuk menjadi sepadan dengan ayahnya. Jadi, aspek dari kepala dan penolong yang sepadan adalah dimensi yang baru, ditemukan melalui persembahan, seperti pada mulanya. Laki-laki
akan
meninggalkan
ayah
dan
ibu,
ketika
Adam
mendeklarasikan, untuk menyatu dengan penolong-sepadan. Maka pada poin pernikahan, tidak laki-laki maupun perempuan akan terus ditetapkan oleh konteks ayah dan ibu di mana masing-masing sebelumnya
mengekspresikan
identitas,
dan
memanifestasikan
1
penentuan perhubungan.
Kasih karunia untuk mendirikan rumah Kekepalaan bukan hanya rantai otoritas, karena dalam persekutuan dari Ke-Allahan, kita menemukan bahwa kekepalaan dari Bapa dapat menghasilkan yang baru. Kekepalaan dari Bapa, ‘yang dari pada-Nya berasal
1
Perbedaan, sebagaimana inter-hubungan, antara identitas dan penentuan akan diperluas pada pembahasan lain
6
MENEMUKAN KESEPADANAN
segala sesuatu’, diekspresikan melalui Kristus, ‘yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan’, dalam cara seperti itu Bapa dari satu Benih – Tuhan Yesus Kristus – menamai setiap keluarga baru dalam satu Benih itu. 1 Kor 8:6. ‘Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari padaNya semua turunan (setiap keluarga – terjemahan Inggris NASU) yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.’ Ef 3:14,15 NASU. Melalui kita menjalankan iman yang benar (iman dari Anak), kebenaran yang substansi dimasukkan kepada yang percaya, sehingga sesuatu yang tidak ada (pernikahan yang akan datang ini, dan keluarga) dipanggil menjadi ada. Rom 4:17. Inilah akibat dari dicurahkannya kehidupan Anak atas persembahan Bapa – sebagai yang membawa simbol dari ‘anggur baru’, di seluruh Alkitab. Kepenuhan dari misteri ini ada dalam dua pernyataan Bapa: ‘Anak-Ku Engkau’, dan ‘Engkau imam selamanya’. Sederhana, kita mengerti bahwa dalam persekutuan misteri, diperanakkannya Anak sebagai Anak Bapa, Tuhan Yesus Kristus, Dia juga menjadi imam dari sesuatu yang baru – kehidupan dari Bapa sekarang dimanifestasikan dalam daging. Sehingga Anak dapat berkata, ‘Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru….Akulah yang awal dan yang akhir’. Transaksi iman ini adalah sumber iman dari tiap-tiap manusia untuk membentuk rumah tangga yang baru dari iman, di mana dia mencari penolong yang sepadan, yang dibawa kepada laki-laki oleh Tuhan. Ada penyediaan kasih karunia dari Bapa, melalui Kristus, untuk ‘patria’ yang baru (Yunani. ‘keluarga dari ayah’) untuk ditegakkan. Sama seperti kekepalaan haruslah menjadi dimensi yang dari Kristus, demikian juga bentuk dari penolong yang sepadan dari 7
MENEMUKAN KESEPADANAN
intrinsik ‘rusuk’ laki-laki, adalah pekerjaan Kristus. Kita tahu ini dari fakta bahwa Hawa bukan dibuat oleh laki-laki, tidak juga dia diberikan dari dalam mandat Adam. Dia dibentuk oleh Tuhan dan dibawa kepada laki-laki. Jelas, ini menegakkan sesuatu yang baru, di mana laki-laki meninggalkan ayah dan ibu, mengindikasikan bahwa realita baru ini bukanlah penerusan dari tradisi nenek moyang. Sebenarnya, ketika sikap kejatuhan berlaku, tradisi akan menolak dan berperang melawan realita baru ini dan berusaha keras untuk mewajibkan anak-anak kepada kesia-siaan dari nenek moyang. Petrus berkata bahwa kita telah ditebus dari semua jenis tradisi yang sia-sia ini. 1 Pet 1:18. Sungguh luar biasa untuk menyadari persediaan kasih karunia yang diberikan Bapa, oleh mana rumah-rumah – keluarga pembapaan-baru – ditegakkan pada Kristus, dalam tubuh-Nya. Melayani injil kekepalaan memberikan arti yang baru, didalam akses kepada Bapa itu, melalui Kristus, adalah akses kepada persediaan bagi laki-laki dan perempuan untuk menjadikan penentuan tunggal nyata. Dalam hal ini, juga tidak dapat membentuk yang lain. Seorang laki-laki tidak dapat membentuk perempuan menjadi penolong yang sepadan dan, demikian juga, perempuan tidak dapat membuat laki-laki menjadi kepala yang substansi. Mereka bukan hanya mengakui peran yang baru satu kepada yang lain. Masing-masing harus menemukan kapasitas dari Kristus, dan kemudian mempersembahkan ini kepada yang lain. Jika ini tidak terjadi, ada bahaya bahwa keduanya hanya akan mengatur kembali hubungan (kepala, penolong), atau menjadi ditetapkan kembali satu
8
MENEMUKAN KESEPADANAN
terhadap yang lain, tanpa benar-benar menemukan kesepadanan yang sesungguhnya. 2 Terlepas dari mandat mandat dia sebelumnya untuk berbuah-buah (bandingkan dengan Adam), laki-laki harus menemukan kapasitas untuk mempersembahkan, dan kemudian memultiplikasi kapasitasnya, melalui persembahan, untuk menjadi ayah. Ini adalah pengalaman Abraham mengikuti penglihatannya akan ‘666’ – dan mengikuti kegagalannya mencoba untuk mewajibkan ‘penolong’ (Hagar), menghasilkan lahirnya Ismael. Kita dapat mengatakan bahwa Abraham dan Sara harus menemukan kesepadanan. Dan secara signifikan, adalah setelah ini Allah bertemu dengan Abraham untuk menjanjikan Dia akan membuatnya menjadi Bapa/ayah. Tidurnya Adam adalah parallel profetik dengan pengalaman Abraham (dan dengan salib Kristus).
Menemukan kesepadanan Secara singkat, peran laki-laki (bandingkan dengan Adam) adalah untuk menegakkan mandatnya, menghentikan usahanya untuk membentuk penolong, dan masuk dalam rest/istirahat dalam iman dan persembahan yang disimbolkan dengan tidurnya Adam (bandingkan dengan penglihatan Abraham, operasi tiga hati malamnya Kristus). Perempuan (dalam suatu proses setara dengan penciptaan Hawa yang
2
Sebelumnya dalam pengajaran masa pacaran, kami membicarakan tentang ‘pengorderan/pengaturan kembali’ dan ‘penetapan/pendefinisian kembali satu terhadap yang lain’ dalam mengidentifikasi tahap penting dari penyatuan dalam KRISTUS. Kedua hal ini adalah dapat diaplikasikan, selama kesepadanan adalah fondasi. Kalau tidak, pengorderan/pengaturan kembali kepada kepala dan penolong, dan penetapan/pendefinisian kembali satu kepada yang lain, hanya menjadi pertukaran peran, dan penyerahan tanah, tanpa persembahan dalam model Kristen secara mendasar.
9
MENEMUKAN KESEPADANAN
unik) bukan dibentuk oleh laki-laki, tapi dibentuk berasal dari, dari dan untuk laki-laki, oleh Kristus sendiri. Prakteknya dari masing-masing aspek ini, dan dihasilkannya kesepadanan yang unik dalam masingmasing pasangan, sampai pada tingkat bahwa setiap pasangan meninggalkan ayah dan ibu adalah sama uniknya dalam formasi seperti pasangan pertama, adalah tujuan kami. Sekali keduanya secara mendasar saling memilih satu dengan yang lain, perhatian mereka sekarang kepada iman dari pengerjaan Allah. Keduanya mengejar model yang spesifik dari persembahan, di salib, di mana Bapa, melalui Kristus, dapat menamai keluarga baru. Pada waktunya, nama-nama yang baru akan lahir – mereka yang tidak hanya diciptakan dalam dimensi psuche, tapi dinamakan dalam benih zoe kolektif, sejak sebelum permulaan.
Persembahan laki-laki Apa yang diindikasikan oleh ‘tidur’-nya Adam? Dalam contoh berikut mengenai Adam, kita akan melihat bahwa laki-laki harus mengakhiri pencariannya sendiri untuk seorang penolong, dan masuk dalam rest/istirahat dalam persembahan, penundukan, iman dan kasih. Dia harus menunjukkan pemeliharaan dengan aman akan mandat Kristus, dan dari tanah/dasar persembahan. Dia bukannya atau membentuk penolongnya untuk menjadi apa yang dia bayangkan yang dia butuhkan. Jika kita melihat pengalaman Adam, kita dapat mengatakan bahwa kecenderungan pertama laki-laki adalah untuk menyatu dengan seseorang ‘yang lain’, tapi yang cocok, dengan dirinya, tidak mengerti bahwa pada akhirnya perempuan harus menjadi seolah10
MENEMUKAN KESEPADANAN
olah dia diambil dari laki-laki, supaya menjadi berasal dari laki-laki dan untuk laki-laki. Ini bukanlah apa yang laki-laki harapkan, tapi lebih dari yang dia harapkan. Luar biasanya, mengerjakan iman dan persembahan dari perempuan tidak akan terlihat dalam mandat yang diciptakan dari dirinya sendiri yang individu, yang baru. Tapi, dalam mencari penentuan tunggal, dia akan memiliki iman dan hubungan yang sepenuhnya dari laki-laki, sehingga akan memungkinkan untuk membentuk unit keluarga baru. ‘Sebab itu’, Adam memproklamirkan, laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya. Fakta bahwa hanya laki-laki yang dikatakan meninggalkan ayah dan ibunya menggugah rasa ingin tahu,
tapi
dijelaskan
oleh
fakta
bahwa
dia
menemukannya
(perempuan) menjadi sepenuhnya dari dia, maka dia bersatu dengan perempuan itu, karena perempuan itu telah ditemukan sepadan dengan dia.
Diskusinya
kemudian,
bukanlah
mengenai
siapa
yang
meninggalkan, tapi mengenai peresmian dari konteks ‘ayah dan ibu’ yang sah, yang baru,– di atas dasar kesepadanannya (perempuan) sebagai seorang penolong.
Satu roh Ini adalah penting, karena tindakan menyatu kepada perempuan ini, ketika dia dibawa kepada laki-laki oleh TUHAN, menarik perhatian pada prinsip yang paling signifikan. Baik atau buruk, dia (laki-laki) akan mencari untuk menyatu dengan dia (perempuan), setelah meninggalkan ayah dan ibu, dan penyatuan ini akan menetapkan siapa dan apa keduanya ini jadi nanti. Tidak terelakkan, ini membangkitkan
11
MENEMUKAN KESEPADANAN
pertanyaan, ‘Apa yang akan terjadi jika dia menyatu dengan yang tidak sepadan, yang tidak satu roh dengan dia?’ Jika dia (perempuan) berpura-pura sepadan, sementara memperdayakan laki-laki untuk menjadi sepadan dengan dia (perempuan), apa yang akan diakibatkan kesalahan ini? Tidakkah rayuan ini akan menegakkan penyatuan dalam roh yang lain, tertawan dalam pengaruh setan? Berpikir mengenai kejatuhan, dan ‘yang jahat dari kebaikan kita’, kita dapat melihat nanti seberapa berat penawanan ini! Inilah
sebenarnya
yang
Paulus
maksudkan
ketika
dia
memperlihatkan bahwa anggota Kristus sebenarnya dapat menjadi anggota percabulan. 1 Kor 6:13-20. (Paulus mempunyai beberapa lapisan pemikiran disini, termasuk prinsip Babel, dan bukan hanya kecemaran seksual). Jika kita mengaplikasikan pernyataan ini lebih luas, Paulus menyatakan secara tidak langsung bahwa ada cara di mana laki-laki dapat menjadi satu daging (satu roh) dengan istrinya, yang juga pada faktanya percabulan, dan bukan penyatuan yang sesungguhnya dalam Roh Tuhan. Laki-laki tidak harus melayani agenda istrinya, tapi tetap menyatu dalam satu Roh Tuhan. Kemudian istrinya akan berhenti menjadi ‘Hawa’, dan akan mencegah bahaya dari menjalankan otoritas atas laki-laki, dan dengan demikian juga atas gereja. Menunjuk kepada lebih banyak pembelajaran lebih luas di mana saja, mari kita mengingat bahwa dosa mendasar Hawa adalah tidak bertanggungjawab-nya dia dalam hubungan dengan Adam. Dosa mendasar Adam adalah mengizinkan tidak bertanggungjawab-nya ini dalam tanah mandatnya. Dalam pembahasan kita, kita dapat 12
MENEMUKAN KESEPADANAN
mengatakan bahwa laki-laki (tidak seperti Adam) harus menolak untuk melayani tidak bertanggungjawab-nya ini, dan sebagai gantinya harus memelihara tanah persembahan (rest/istirahat, tidur) terhadap mandat Kristus. Jika laki-laki yang berpacaran (dan laki-laki yang sudah menikah, dalam masalah itu) akan memelihara iman persembahan, maka Kristus dapat membentuk perempuan, ketika dia (perempuan) bersatu dalam persekutuan persembahan, untuk menjadi penolong yang sepadan.
Fondasi pada masa pacaran Kemudian kita menyadari, bahwa masalah penyatuan yang sebagaimana mestinya ini harus dinegosiasikan selama masa pacaran. Bahkan, dinamika mendasar dari masa pacaran menjadi penting. Implikasi dari contoh Adam adalah ini. Laki-laki tidak boleh, dalam dinamika mendasar, menyatukan dirinya kepada perempuan untuk membuatnya (perempuan) menjadi apa yang dia perlukan untuk perempuan ini jadi. Penyatuan jenis ini dapat terlihat seperti kekepalaan dan penundukkan, tapi akan memimpin kepada korupsi. Sebaiknya, dalam dinamika mendasar, laki-laki harus rest/istirahat dalam persembahan, dan mempercayai TUHAN untuk membawa dia (perempuan) kepada dia. Adalah jelas, kemudian, bahwa dihasilkannya sesuatu yang baru – melalui iman dalam penentuan tunggal – adalah inti dari ‘menemukan kesepadanan’. Dalam hal praktek, ikatan yang murni akan dinyatakan sebagai keduanya laki-laki dan perempuan berlari kepada batas kapasitas mereka untuk menjembatani jurang pemisah di antara 13
MENEMUKAN KESEPADANAN
mereka, dan sekarang menjalankan iman untuk menempatkan salib sebagai batu penjuru yang menyatukan mereka. Sampai pada tahap ini, pengejaran mereka akan diwarnai oleh idealisme romantis dan altruisme, dan ada kemungkinan besar bahwa dinamika ini akan berjalan, khususnya di mana pasangan merasa bahwa perbedaan dan konflik dapat dicegah melalui romantis agamawi. Dinamika ini sampai sekarang akan mengekspresikan diri sendiri, sebagai yang sama, tapi hanya kepada tingkat yang cocok dengan yang lain (altruisme) dan pada tingkat yang masing-masing terus merasakan diberi kuasa oleh penghargaan dari yang lain. Elemen saling memberi kuasa, pada awal persahabatan romantis, adalah lazim, dan tidak menghancurkan asalkan keduanya mengerti bahwa ini tidak dapat menjadi dasar untuk pernikahan ilahi. Sesuai dengan itu, menemukan kesepadanan bergantung pada keputusan bersama untuk mengubah dinamika mendasar dari hubungan. Ini akan sulit, dan banyak pasangan mengakui, dalam peninjauan yang sudah terjadi, bahwa mereka tidak mempunyai pengertian yang jelas akan bagaimana bernegosiasi penyatuan yang sesungguhnya dalam satu Roh. Di sisi positif, kita cukup baik menerima bahwa jika komitmen minimum terhadap misteri pernikahan Kristen dapat dinegosiasikan, maka substansi dapat dikonsolidasikan disaat mereka maju dalam kehidupan pernikahan. Di sisi yang lain, ada banyak pernikahan di mana dasar kesepadanan yang benar harus dipulihkan melalui pertobatan dan reformasi. Dalam situasi ini, keduanya harus membuat jalan mereka kembali untuk berfungsi pada tanah persembahan Kristus, seperti yang 14
MENEMUKAN KESEPADANAN
seharusnya
mereka
lakukan
pertama-tama.
Tentu
saja,
injil
mendeklarasi kasih karunia dan kuasa untuk jenis restorasi ini.
Menegosiasikan kesepadanan Pada jalan masa pacaran, kemudian, ketika keduanya komit untuk menikah, dan komit kepada fondasi pernikahan Kristen, yaitu mereka dapat dikonseling mengenai menemukan tanah persembahan di mana kesepadanan dibentuk. Satu tanda yang pasti bahwa tahap ini siap muncul adalah penggunaan yang nyata oleh perempuan akan kepemilikan hubungan yang jelas. Akan menjadi nyata bahwa dia ‘berdiri’ dan tidak hanya mengikuti inisiatif laki-laki – yang kepada tingkat yang lebih besar akan menetapkan kemajuan mereka sampai sekarang. Dalam tulisan kami mengenai ‘penggunaan eros feminim’ kami telah menunjukkan bahwa poinnya harus sampai di mana komitmen dan rasa aman perempuan terhadap masa depan adalah dibuktikan dengan rasa pentingnya bagi laki-laki untuk ‘menyatakan tanah/dasar’ hubungan. Dalam model romantis dari masa pacaran, akhir dari tahap ‘akankah kita, tidak akankah kita’ akan diikuti oleh pertunangan yang secepatnya. Dalam model lamaran disini, pasangan akan mendiskusikan ‘pertunangan pribadi/privat’, dengan pandangan dibentuk dalam pola sepadan dari Alkitab. Kunci kepada proses adalah dapat membuat merubah dinamika hubungan kepada tanah/dasar persembahan yang didiskusikan di atas. Tentu saja ada beberapa halangan kepada perubahan ini, tidak sedikit diantaranya fakta bahwa keduanya, telah memutuskan untuk menikah, 15
MENEMUKAN KESEPADANAN
tunduk pada tingkat kelambanan dan dorongan – kelambanan, dalam hal dinamika yang ada, dan dorongan karena keinginan untuk menikah. Dengan pengertian, bagaimanapun juga, tidak ada dari hal ini yang sulit untuk diatur. Kesulitan yang sesungguhnya adalah bahwa dorongan aspirasi dan sukacita menyadari sasaran-sendiri dapat terlihat sama seperti upah dari menemukan kasih karunia melalui persembahan. Jadi, tujuan pertama kami dalam memberikan konseling adalah mendorong komitmen kepada fondasi Kristen, dan juga pembentukan dari paling tidak beberapa substansi kepada komitmen ini. Kami percaya bahwa komitmen akan lebih dari mencentang kotak, dan kami percaya bahwa substansi yang cukup dapat dipahami untuk memberikan kepada pasangan fondasi yang murni untuk masa depan.
Persiapan acara pernikahan – persiapan pernikahan Adalah pada poin ini kami menyarankan bahwa pemisahan dibuat antara persiapan acara pernikahan dan persiapan pernikahan – enam bulan jalan praktek yang tadi di mana pasangan dapat memulai dengan baik ketika mereka merasa percaya untuk melakukannya. Pada sisi ‘pernikahan’,
konseling
dapat
diberikan
dan
substansi
yang
sesungguhnya dari kesepadanan dapat dinegosiasikan, selama langkah dan intensitas persiapan pernikahan tidak mengurangi terhadap perkembangan. Isi yang penting di atas hanya dapat dicita-citakan, dan tidak dapat secara substansi dinegosiasikan sebelum komitmen pribadi/privat ini diekspresikan. 16
MENEMUKAN KESEPADANAN
2. Cerita mengenai kesepadanan
Kutipan
ini
menguji
dinamika
kesepadanan
dan
proses
persembahan oleh mana kekepalaan dari rumah yang baru ditegakkan. Kami mengingat skenario dari laki-laki dan perempuan muda yang meninggalkan dua rumah yang berbeda untuk membentuk rumah yang baru – kami menyebut ini ‘menemukan kesepadanan’. Ada rumah dari mana perempuan muda berasal: keluarga dengan kepala – seorang ayah, yang semoga ada pada tanah gereja. Demikian juga, kita mempunyai laki-laki muda (dan perhatikan, dia haruslah laki-laki, bukan anak lakilaki) yang keluarganya semoga ada pada tanah gereja, dan yang
17
MENEMUKAN KESEPADANAN
pertama-tama meninggalkan ayah dan ibunya. Dia sebenarnya mulai meninggalkan ayah dan ibunya sebelum dimulainya proses pacaran. Di mana dia meninggalkan dan akan pergi? Dia meninggalkan rumah ayahnya untuk pergi dan membangun rumahnya sendiri pada tanah Kristus – dalam komunitas Kristus. Dia telah meninggalkan rumah ayahnya dengan pandangan kepada perempuan muda meninggalkan rumahnya dan bersatu dengan rumahnya. Tanpa dia menjadi seorang laki-laki dan memiliki, atau belajar dari Kristus, kapasitas untuk mendirikan rumah ini (dia mendapatkan kekepalaan dari Kristus), bagaimana dia mendirikan rumah? Proses ini bukanlah perpaduan dari dua rumah; harus ada meninggalkan. Pertama laki-laki meninggalkan rumah keluarganya, dan kemudian perempuan harus meninggalkan rumahnya juga. Sekarang inilah yang terjadi pada tanah Kristus.
Pertukaran melalui persembahan Disaat kesepadanan sementara dicari, pasangan menjadi lebih sadar akan mandat dari rumah yang dibentuk dan kebutuhan untuk order/peraturan kehidupan (kekepalaan) untuk ditegakkan jika rumah akan dijadikan pada tanah Kristus. Ini hanya dapat dicapai melalui persembahan – artinya oleh mana ada pertukaran, atau saling memberi. Misalnya, dengan persembahan Kristus bagi kita, ada pertukaran dari dosa kepada Dia dan pertukaran dari kehidupan-Nya kepada kita, melalui proses persembahan, oleh mana kehidupan kita dibangun, bertumbuh dan bermultiplikasi.
18
MENEMUKAN KESEPADANAN
Mengapa kami mengatakan bahwa harus ada persembahan dalam keseluruhan perihal masa pacaran ini? Ini karena mengambil istri dalam kekudusan
dan
menghormati
adalah
keseluruhan
tindakan
persembahan. Ini adalah mekanisme dengan mana rumah yang lain dapat didirikan, dan menghasilkan dalam berbuah-buah. Adalah proses persembahan yang melibatkan laki-laki muda, dan perempuan muda, dan ayah dari perempuan dalam hubungan kepada Kristus dan Bapa, oleh Roh Kudus. Dalam fakta yang sebenarnya, laki-laki muda tidak secara progresif berbagi dalam kekepalaan dari ayah perempuan muda. Hal yang sama juga, ketika kita berpikir akan arti dari ‘paraclete’, perempuan menjadi paraclete kepada satu laki-laki yang dia nikahi. Kita perlu memperhatikan supaya kita tidak bingung dengan kekepalaan Kristus atas tubuh korporat, dengan kekepalaan laki-laki atas rumah tangganya. Kemudian nanti kita
akan membuat perbedaan antara
kekepalaan Kristus (tubuh) dan kekepalaan rumah (bait). Bukanlah bahwa laki-laki muda datang dan perlahan berbagi kekepalaan dengan ayah dari perempuan muda. Jika demikian kasusnya, ayah dari perempuan muda akan memperhitungkan budayanya atas laki-laki muda dan akhirnya memaksakan budayanya kepada rumah dari laki-laki muda. Tidak juga laki-laki muda itu membawa kekepalaan dari budaya rumah ayahnya; dia telah melepaskan itu. Dia perlu untuk mempunyai hubungan, atau hubungan antara, dengan Kristus, kepalanya, dari siapa dia mendapatkan kekepalaan.
19
MENEMUKAN KESEPADANAN
Sekarang apa yang kemudian akan menjadi pertukaran, atau saling memberi, dalam perihal kekepalaan? Secara praktek, ini melibatkan ayah dengan anak perempuannya dibawah kekepalaanya, dan laki-laki muda dan kekepalaannya. Adalah penting untuk meletakkan dua langkah disini. Yaitu yang akan membuatnya menjadi tindakan persembahan daripada laki-laki muda datang ke rumah dari perempuan muda untuk berbagi kekepalaan ayahnya untuk tujuan pacaran dengan anak perempuannya. Harus ada pertukaran persembahan disini. Yaitu pertukaran persembahan dengan kekepalaan Kristus. Perhatikan juga bahwa kekepalaan Kristus bukan kekepalaannya Kristus (yaitu Kristus bukanlah sumber dari kekepalaan); Kekepalaan itu adalah dari Bapa melalui Kristus dan kedalam Kristus. Mengapa persembahan? Karena penolong, atau paraclete yang sepadan, adalah untuk menjadi penolong dalam hal berbuah-buah – itulah multiplikasi kehidupan. Berbuah-buah; oleh karena itu harus menjadi tindakan persembahan.
Kesepadanan Bagaimana perempuan dibuat sepadan? Kami telah membagi keseluruhan proses kedalam dua blok. Satu adalah tahap pacaran. Yang lain saya sebut proses kesepadanan, ‘pertunangan’. Inilah tahap persembahan seluruhnya dalam pertukaran dan saling memberi seluruhnya. Ini terjadi antara laki-laki muda dengan kekepalaan Kristus, ayah perempuan muda dengan kekepalaan Kristus, dan perempuan
muda dibuat sepadan oleh Kristus. Sebagaimana
kekepalaan dari laki-laki dimampukan oleh dan melalui Kristus, 20
MENEMUKAN KESEPADANAN
demikian juga kesepadanan oleh perempuan. Kedua elemen ini datang dari Bapa melalui Kristus. Ini adalah realita kerajaan. Gereja adalah keduanya kerajaan dan tubuh. Jadi jika saya menggunakan kata ‘gereja’, anda tahu saya menggunakan bersama kerajaan dan tubuh; itulah administrasi Bapa dan administrasi Anak. Pernikahan adalah realita kerajaan di mana Kristus dan gereja adalah contoh, seperti yang rasul Paulus tuliskan dalam kitab Efesus. Tapi ingat, rumah harus dibangun di atas batu. Setiap laki-laki harus perhatikan untuk membangun di atas batu yaitu Kristus, gereja. Ini diaplikasikan sama kepada kehidupan pribadi atau rumah kita, rumah pernikahan kita dan rumah keluarga kita. Perhatikan juga bahwa Kristus adalah batu penjuru, atau batu, dari bait. Dan Kristus kepala batu penjuru, bersama dengan rasul-rasul dan nabi-nabi, membentuk fondasi dari bait. Rumah anda, pernikahan anda, adalah wujud dari bait. Bait adalah tempat dari persembahan. Kita perlu untuk menghubungkan dimensi kekepalaan dan paraclete dengan Kristus dan dengan Bapa. Maka ada elemen tubuh, dan kerajaan atau bait ada dalam tubuh. Tubuh juga adalah jalan, tangga atau jalan kepada rumah Bapa, atau bait – perwujudan kerajaan. Simpan dua elemen ini dalam pikiran dan pegang itu bersama. ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.’ Kej 2:18. Kita membuat poin bahwa kesepadanan perempuan adalah untuk menggenapi perintah ‘berkembang biak dan bertambah banyak’. Itu adalah perintah kepada laki-laki, dan dia tidak dapat melakukannya sendiri. Kemudian kita mendapatkan tidur nyenyaknya Adam. ‘Lalu 21
MENEMUKAN KESEPADANAN
TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan.’ Kej 2:21, 22. Jadi inilah ‘membuat sepadan’; ada kesepadanan sedang terjadi. Sekarang Allah melakukan itu dalam tindakan pertunangan, karena perempuan muda sekarang menjadi ‘dari’ laki-laki. Ini sebenarnia tidak terjadi dalam tindakan masa pacaran. Seorang laki-laki tidak ‘mendesak/menekan kekepalaannya’ dalam tindakan masa pacaran atau menuntut perempuan menjadi paraclete. Ketika kita berpikir akan pacaran, pertanyaan kelangsungan-lah yang kita pertimbangkan. Sebenarnya inilah pertanyaannya, ‘Apa yang didalamnya untuk saya dan apa didalamnya untuk kita’ Dan ini secara mendasar adalah egois/mementingkan diri sendiri. Perlu ada perubahan menjadi, ‘Apa yang didalamnya untuk yang lain dan untuk ALLAH?’. Ini adalah elemen pertunangan. Pertunangan Yahudi mempunyai arti yang khusus untuk kita karena itulah poin di mana rusuk diambil – perempuan muda tiba-tiba menjadi tulang dan daging dari seseorang yang lain. Jadi itulah poinnya di mana perihal masalah kelangsungan dikerjakan dalam rumah, telah berpindah derajat dan yang sekarang menjadi kepada tanah/dasar dari gereja. Pada poin pertunangan, transfer persembahan mulai terjadi. Ini meliputi, dalam hal, dalam kekepalaan Kristus dan dalam kekepalaan ayah dalam Kristus, dalam pertukaran persembahan yang disadari hanya pada hari pernikahan. Hanya pada hari pernikahan pemindahan 22
MENEMUKAN KESEPADANAN
kekepalaan itu sebenarnya berlangsung dari ayah kepada laki-laki muda. Elemen kesepadanan-lah yang terjadi sebelum ini. Kunci untuk mengerti penyebrangan ini adalah persembahan. Dalam tahap pertunangan, ayah memberikan anaknya kepada Kristus dan kepada Allah (Bapa). Dari Bapa, melalui Kristus, perempuan diberikan kepada laki-laki muda ini. Tapi juga, ayah ini telah dihargai oleh Allah Bapa sebagai ayah dari perempuan ini dan dalam memberikan anak perempuannya kepada laki-laki ini. Dan tentu saja dia sendiri memberi dirinya kepada laki-laki ini. Ada memberi pada semua sisi; semuanya adalah dimensi persembahan. Ini tetaplah order kekepalaan dari kebapaan Allah. Order itu bukan dikeraskan, tapi diubah oleh persembahan – yaitu yang diberikan kepada Kristus melalui persembahan (itulah tahap pertunangan). Itulah mengapa kami mengatakan bahwa anda menguji kelangsungan lebih dahulu; supaya anda mempunyai iman. Mengapa ayah dan anak perempuan dan lakilaki muda menguji kelangsungan lebih dahulu? Supaya mereka dapat memiliki iman untuk maju kepada persembahan.
Mandat kekepalaan dalam rumah Adalah penting bahwa laki-laki yang akan menjadi ‘kepala’ dari rumah memahami apa mandat dari kekepalaan itu. Ini bukan order kontrol chauvinistik atau rantai perintah. Ini lebih kepada iman dan kapasitas. Untuk lebih maju kepada tema kekepalaan ini, kita perlu memperhatikan lebih dulu bahwa kekepalaan datang dari Bapa melalui Anak. Ef 1:15-23; 1 Kor 11:3.
23
MENEMUKAN KESEPADANAN
Sekarang kita mulai melihat betapa ini mandat yang menakjubkan jika kita menghubungkannya dengan Luk 10:17-20 – Kristus memberikan otoritas. Laki-laki dapat berpartisipasi dalam dimensi otoritas kekepalaan ketika dia, melalui adopsi, bersatu dengan kehidupan dan kapasitas Kristus. Melalui Roh Kristus, kekepalaan kemudian menjadi bagian laki-laki ini dalam adopsi, keputraan Kristus sendiri. 2 Kor 5:17-21; Gal 4:3-7. Kekepalaan yang laki-laki terima dari Bapa melalui Kristus pada hari pernikahan ketika rumahnya didirikan, adalah otoritas atas iblis. Dia diberikan otoritas untuk mengusir mereka keluar dari rumahnya karena ini adalah kekepalaan dari lakilaki yang adalah bagian dari adopsi, dalam keputraan Kristus sendiri. Kita tahu bahwa laki-laki juga menerima hak dan kapasitas untuk memproklamirkan kerajaan sebagai imam bagi Allah. Yoh 1:12. Dia dapat memproklamirkan perkataan kerajaan kepada dunia dari rumah ke rumah, untuk melihat yang lain lahir dari Bapa – iman untuk multiplikasi. Kis 1:7,8. Kita juga dapat melihat bahwa kekepalaan memampukan untuk bersyafaat bagi benih untuk multiplikasi. Iman untuk benih ditunjukkan oleh Abraham, menemukan sumbernya dalam Kristus. Kita melihat ini dengan jelas dalam doa di Getsemani. Mark 14:36. Kita juga mengetahui bahwa, sejak dari mulanya, Yahweh Anak memberikan mandat untuk ‘berkembang biak dan bertambah banyak.’ Itulah iman untuk benih, dideklarasikan dalam kesederhanaan.
24
MENEMUKAN KESEPADANAN
3. Menghasilkan penolong
Selama laki-laki dan perempuan mencari untuk memasuki dan membentuk perjanjian pernikahan, dan menjadi satu daging, mereka perlu untuk melalui proses dibuat sepadan. Dengan tindakan Kristus ini, perempuan – sekarang dari laki-laki – belajar bagaimana berdiri disamping dan berhadapan dengan laki-laki, dan mereka diselaraskan bersama untuk menjadi satu rumah yang berbuah-buah. Dalam taman Eden ketika Allah mencari penolong bagi Adam, tidak ada ‘menjumpai (menemukan – terjemahan Inggris) penolong yang
25
MENEMUKAN KESEPADANAN
sepadan’. Kej 2:20. Kita membaca bahwa ‘Siapa mendapat (menemukan – terjemahan Inggris) isteri, mendapat (menemukan – terjemahan Inggris) sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN’. Ams 18:22. Arti dari kata Ibrani untuk ‘menemukan’ ( )מצאadalah ‘datang/muncul’
Berdiri di samping dan di hadapan Lebih jauh dari ini, yang sepadan (Ibrani. Penolong yang sesuai, עזר )נגדberarti untuk ‘menolong atau berdiri disamping dan berhadapan’. Sebagai yang sepadan, perempuan dapat berdiri berhadapan, dan menjadi refleksi dari kebenaran kepada laki-laki – seperti dalam air, wajah merefleksikan wajah. Ams 27:19. Jadi proses pacaran adalah di mana perempuan belajar untuk menjadi keduanya, penolong di samping laki-laki dan refleksi kebenaran supaya mereka dapat berjalan dengan bebas bersama sebagai murid-murid Kristus. Yoh 8:32. Tapi di mana perempuan ini ditemukan, dan bagaimana dia belajar untuk berdiri disamping dan berhadapan?
Datang/Muncul Dalam taman, tidak ada seorangpun datang/muncul menjadi ‘yang sepadan’ dengan Adam. Allah sendiri harus membentuk yang sepadan dari rusuk Adam. Mengapa rusuk? Karena penting bagi struktur, menopang dan menjaga organ dalam dari laki-laki – mewakili keberadaannya. Perempuan dibentuk dari sisinya, untuk menjadi pada sisinya. Kej 2:22. Rusuk dibangun menjadi perempuan, yang sepadan bagi laki-laki. 26
MENEMUKAN KESEPADANAN
Sebelum rusuk diambil, Allah membuat ‘manusia itu tidur nyenyak’. Kej 2:21. Kita dapat membandingkan ini dengan ketika Kristus tergantung di kayu salib dan ‘kegelapan meliputi seluruh daerah itu’. Mat 27:45. Ketika sisi (tempat dari rusuk) Kristus ditikam, darah dan air mengalir keluar – sebuah jalan dibuat bagi gereja-Nya untuk dibawa. Yoh 19:34. Ini seharusnya menjadi saat dari persembahan bagi laki-laki, seperti ketika Abraham mempersembahkan kepada Tuhan dan atasnya datang ‘gelap gulita yang mengerikan’. Kej 15:12. Roh Kudus melewati persembahannya dengan api dan mulai mendirikan rumah tangga Abraham. Tidak ada di dalam kapasitas lakilaki sendiri untuk membangun seorang perempuan sebagai seorang yang sepadan dengan dia. Sekarang yang dapat dia lakukan adalah mempersembahkan, dan melalui masa gelap gulita, biarkan Kristus melakukan pekerjaan-Nya.
Dari Kristus dan dari laki-laki Hal yang luar biasa adalah perempuan sekarang berasal dari laki-laki – bukan lagi keturunan dari ayah dan ibunya. Dia berdiri pada tanah Kristus,
supaya
Kristus
sendiri
dapat
membawa
dia
dan
memberikannya kepada laki-laki. Kej 2:22. Perempuan telah ‘dibangun’ dengan hikmat dan kekuatan seperti yang digambarkan dalam mazmur. ‘Semoga anak-anak lelaki kita seperti tanam-tanaman yang tumbuh menjadi besar pada waktu mudanya; dan anak-anak perempuan kita seperti tiang-tiang penjuru, yang dipahat untuk peniopang dalam rumah laki-laki, rumah yang besar. Dia bukan yang Paulus tunjukkan sebagai ‘perempuan-perempuan 27
MENEMUKAN KESEPADANAN
lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu, yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.’. 2 Tim 3:6-7. Perempuan ini dapat diajar, mengenali dirinya sendiri, mengontrol dorongan feminimnya. Dia adalah perempuan yang ‘jangan memberi alasan kepada lawan untuk memburuk-burukkan’. 1 Tim 5:14.
Disatukan sebagai satu rumah Laki-laki adalah tanaman muda, bertumbuh (naik, sangat baik sekali dalam tubuh, pikiran, tingkat kehidupan dan penghormatan) dalam masa mudanya. Dan sekarang sebagai tanaman yang bertumbuh, perempuan dapat mengatakan, ‘demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku. Telah dibawanya aku ke rumah pesta’ Kid 2:3, 4. Dia (perempuan) telah diberikan kepadanya (laki-laki), dan sekarang dia (laki-laki) membawanya (perempuan) kerumah pestanya (laki-laki), di mana dia (perempuan) telah dipahat menjadi tiang. Sekarang bersatu bersama, perempuan tumbuh dengan subur ‘seperti pohon anggur yang subur’ di rumah laki-laki. Maz 128:3. Dia telah menjadi penolong-paraclete bagi laki-laki itu, membuat dia (laki-laki) dapat membawa buah sulung dari rumahnya. ‘Buah kandungan adalah suatu upah.’ Maz 127:3
28
MENEMUKAN KESEPADANAN
4. Refleksi pribadi dari pasangan yang sedang pacaran Refleksi,
pernyataan
dan
contoh
pribadi
berikut
telah
dikumpulkan untuk mengilustrasikan jenis-jenis diskusi dan responrespon yang telah dibuat pasangan – keduanya bersama dan dalam persekutuan dengan yang lain – selama masa menemukan kesepadanan ini sebagai kepala dan penolong.
Persembahan
Multiplikasi hanya dapat dicapai melalui keimamatan, dan keimamatan selalu diwujudkan dalam kapasitas persembahan.
Laki-laki telah mencari penguatan/penegasan tapi perlu berubah kepada ambisi yang semestinya untuk kebajikan ilahi – seorang laki-laki dengan panggilan – dan mempersembahkan kepada perempuan ini. 29
MENEMUKAN KESEPADANAN
Laki-laki tidak mempunyai peran dalam pembentukan perempuan atau membuat dia sepadan. Sebaliknya dia menamai sifat dasar dari persembahannya.
Tidurnya Adam, ketika Hawa dibentuk dari rusuknya, adalah ‘istirahat/rest’ dalam persembahan.
Jangan memikirkan ‘peran’, tapi pikirkan ‘persembahan yang perlu’ kepada Kristus.
Pada titik persembahan (iman dalam tindakan), hubungan bermultiplikasi.
Iman untuk membuat persembahan adalah satu-satunya cara untuk maju.
Kepala dan penolong yang sepadan
Jika kita mencoba mengambil pendekatan mekanistik, kita akan berakhir dengan kekepalaan sebagai dominan dan penundukan sebagai perendaman perempuan.
Satu-satunya alternatif bagi kepala dan penolong yang sepadan adalah laki-laki memerintah dan perempuan mencakup.
Roh Kudus memberikan kuasa untuk kesepadanan yang membuat dia (perempuan) dapat menjadi penolong.
Jika dia sepadan tidak harus dikatakan kepadanya apa yang harus dia lakukan.
Penolong yang sepadan akan memfasilitasi penentuan rumah.
Disaat dia berseru kepada Allah, Dia akan membuatnya menjadi sepadan. Kesepadanan (dari perempuan) bukan untuk dicapai oleh laki-laki. 30
MENEMUKAN KESEPADANAN
Definisi dari perempuan adalah kesepadanannya.
Kita sadari bahwa jika kita berusaha mencoba untuk mengambil kepala dan penolong dalam perspektif ‘peran’, hubungan kita akan turun kepada jalan paralel, berjalan dengan hukum, di mana permusuhan/kebencian akan menjadi hasilnya.
‘Order/pengaturan kembali’, atau sekedar mengambil peran kepala dan penolong, tidak dapat membuat kita sepadan.
Laki-laki harus menemukan hasil/bagian dari Kristus yaitu kekepalaan. Dia kemudian mulai mendirikan rumah sebagai kepala dan ayah pada tanah yang sama seperti saudara-saudara.
Pernikahan itu sendiri tidak memberikan laki-laki seorang penolong. Menemukan penolong lebih dari menemukan seseorang untuk mengisi peran itu.
Kesepadanan adalah proses dari perempuan menjadi rusuk dari laki-laki tertentu.
Dibentuk sebagai ‘rusuk’ yang sepadan artinya mendapatkan iluminasi mengenai siapa laki-laki ini, dalam pribadi yang penting.
Perempuan tidak dapat menjadi penolong ketika dia hanya mengikuti saja.
Perempuan tidak dibuat menjadi sepadan bagi ayahnya.
Konseling tidak dapat menghasilkan ini (kesepadanan) – ini haruslah oleh Kristus.
31
MENEMUKAN KESEPADANAN
Meninggalkan ayah dan ibu
Mengikat/Ikatan adalah proses dari dua menjadi satu. Bagi perempuan, ini adalah dari menjadi benih dari rumah laki-laki yang lain, ‘kembali’ pada menjadi tulang dan daging dari lakilaki khusus ini.
Saya datang dari menjadi benih ayah saya, dan menjadi anak laki-laki (perempuan) individu, murid individu dari Kristus, dan sekarang saya kembali untuk bertemu laki-laki ini (sebagai rusuknya)
dengan
penentuan
(yaitu
bersatu
dengan
penentuannya).
Saya perlu membuat pemutusan dari keluarga saya sendiri dan tidak membiarkan kewajiban keluarga dari orang tua saya mempengaruhi bagaimana rumah saya didirikan.
Sejak sekarang dan seterusnya, dapatkah saya mendengarkan dari dia (laki-laki)? Ini adalah progress meninggalkan ayah dan ibu.
Saya tidak dibuat sepadan untuk ayah saya, tidak juga dia mencoba untuk membuat saya menjadi sepadan untuk dia.
Satu rumah, satu penentuan
Laki-laki dan perempuan dalam pernikahan sama dengan satu penentuan – bukan dua. Tidak ada dua penentuan dalam satu rumah.
Garis bawah yang tidak dapat dipisahkan adalah rumah – lakilaki dan perempuan.
32
MENEMUKAN KESEPADANAN
Rumah adalah perpaduan dari elemen keduanya laki-laki dan perempuan dan Kristus.
Rumah
kita
menjadi
ekstensi/perpanjangan
dari
satu
penentuan Kristus.
Pasangan yang pacaran selalu mencoba untuk mendapatkan satu hati, tapi harus lebih dulu sampai pada satu penentuan.
Dua penentuan tidak dapat dipadukan untuk sampai pada satu hati.
Satu hati adalah mungkin karena hanya ada satu penentuan untuk rumah kita.
Ketika kita berbicara mengenai penentuan Allah, kita maksudkan ekspresi dan penggenapan dari keinginan-Nya untuk menghasilkan banyak anak.
Dalam mendirikan rumah saya, saya tidak membolehkan kewajiban-kewajiban keluarga mempengaruhi keputusan saya.
Memilih
Pilihan adalah sesuatu yang anda pilih. Romantis tidak akan melakukannya.
Saya memilih ini, dan Tuhan menyatukan kami – memberikan kami yang tertinggal dari Roh-Nya.
Tanpa pilihan iman untuk tunduk, dia (perempuan) tidak berguna dalam hal penolong – dia hanya mengikuti.
Saya membuat penyelidikan dalam salib seperti siapa dia secara esensi – dia terpisah dari ayah dan ibu. Kepada inilah saya akan ditetapkan. 33
MENEMUKAN KESEPADANAN
Tanpa perempuan ‘berdiri’, modelnya akan menjadi satu dari mengikuti, dan bukan pilihan untuk tunduk
Dua tahap – kelangsungan masa pacaran dan menemukan kesepadanan
Sampai sekarang, yaitu tahap pertama, semuanya tentang ‘saya’.
Apa yang kita cari adalah salib – satu-satunya tempat di mana kita dapat disatukan.
Di mana masalah-masalah dapat timbul sejak sekarang, kita tidak bisa hanya menjadi standar hanya sekedar saling menyetujui satu sama lain demi kedamaian.
Kita
bergerak
dari
menjadi
saudara/saudari
kepada
kepala/penolong.
Disaat kita berjalan bersama, pilihan kita satu dengan yang lain mengerakkan hubungan kepada keunikannya sendiri.
Kita perlu untuk mulai mengakui realita dari situasi kehidupan dan mencari Tuhan dalam iman daripada memeluk pandangan romantis.
Dalam tahap pertama, pasangan seharusnya ‘sepenuhnya berlari satu kepada yang lain’ dan hubungan harus kemudian di negosiasikan kembali kepada titik ‘ada untuk yang lain’.
Penyatuan
dimulai
ketika
perempuan
berdiri
dengan
sebagaimana mestinya pada titik konflik, mengekspresikan eros feminim – sepenuhnya bertanggung jawab dalam identitasnya, dan tidak takut meresikokan hubungan.
Apakah substansi dari komitmen kita? 34
MENEMUKAN KESEPADANAN
Dalam
‘menemukan
kesepadanan’,
kita
sebenarnya
mengerjakan pernikahan kita, bukan hanya pada pacaran kita.
Kita harus bergerak dari hanya melihat diri sendiri, yaitu sadar akan diri sendiri, kepada menjadi sadar akan ‘yang lain’.
Mulai dari titik pertunangan kita maju dan bertumbuh melalui arti dari persembahan terhadap membuat perjanjian dan persembahan lebih lagi pada hari pernikahan kita.
Mandat
Bagi saya, kesederhanaan dari kekepalaan adalah pernyataan ‘aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan’. Karena mandat saya adalah untuk menjadi paracletenya Kristus dan paraclete bagi saudara-saudara-Nya. Ini adalah bagian dari penentuan rumah saya, dan karena itu saya dapat mengatakan ‘kami akan’, didalamnya saya memanggil setiap orang dalam rumah saya kepada satu penentuan ini.
Hanya ada satu agenda – ‘aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan’. Hanya ketika itulah agendanya, anda dapat bertemu.
Laki-laki ada pada istirahat/rest menaati Kristus, menetapkan mandatnya.
Laki-laki tidak mempunyai peran dalam pembentukan perempuan atau membuat perempuan menjadi sepadan. Tapi dia menamakan apa persembahannya, yaitu mandatnya. Dia kemudian mulai mendirikan rumah sebagai kepala dan ayah di tanah
yang
sama
sebagaimana 35
saudara-saudara.
Dia
MENEMUKAN KESEPADANAN
mempunyai iman untuk rumah dan mencari Tuhan untuk penyediaan penolong yang sepadan.
Iman
Perempuan harus datang pada iman dan istirahat/rest, diluar dari tekanan untuk mengalasankan segala sesuatu.
Dia (laki-laki) mempunyai iman untuk rumah dan mencari Tuhan untuk penyediaan penolong yang sepadan.
Dia (perempuan) tidak akan menemukan kehidupan dan perlindungan diluar iman (bahkan tidak suaminya menjadi perlindungan baginya). Hanya ketika dia mempersembahkan dalam iman dia terlindungi.
Iman untuk membuat persembahan adalah satu-satunya cara untuk maju.
Jika tidak ada iman, tidak ada kasih; iman bekerja oleh kasih.
Iman
didemonstrasikan
dalam
respon
masing-masing
(persembahan) kepada pertanyaan ketuhanan.
Komitmen iman mereka dilalui sampai titik membuat perjanjian pada hari pernikahan mereka.
Masing-masing harus menerima integritas iman dari yang lain, dan menerima komitmen mereka kepada hubungan.
Biasanya, dalam dinamika pernikahan kejatuhan, laki-laki kembali
kepada
kemarahan
dan
meragukan
(ketidakpercayaan); perempuan kembali kepada ketakutan dan teror (menuntut). Laki-laki mengambil perhatian; perempuan
36
MENEMUKAN KESEPADANAN
mengambil kepercayaan. Karena itu kita melihat laki-laki memerintah dan perempuan meliputi (menuntut).
Ini berarti dalam setiap titik dari perjalanan bersama kami, saya akan bertemu dengannya (laki-laki), dan mengukur iman saya kepada imannya – jadi saya penolong yang sepadan bagi dia.
Di atas semua inisiatif dari imannya dan pekerjaannya (khususnya dalam hubungan dengan ‘rumah’ kami), saya ada disana dengan dia dalam imannya ketika dia berkata ‘aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN’.
Iman saya adalah bahwa saya disiapkan untuk menjadi istri dari laki-laki khusus ini – untuk alasan ini doa dan iman saya untuk bertemu dengan dia di salib pada setiap titik, keduanya secara hubungan dan secara praktek; mempercayai bahwa ini akan menjadi jalan di mana kami dapat terus menerus dalam iman bersama, sebagai satu.
Rumah kami tidak dapat dikemudikan oleh ketakutan. Ketakutan dan dusta dari yang jahat menodai ‘satu roh’, dan berperang melawan kemampuan dari rumah untuk maju dalam iman.
Karena ini adalah rumah iman, beroperasi oleh musim-musim, yaitu siklus persembahan.
Salib
Rekonsiliasi hanya mungkin melalui salib. Tidak ada jalan lain untuk dua menjadi satu.
37
MENEMUKAN KESEPADANAN
Pemimpin saya (kekepalaan) adalah untuk memastikan bahwa kami tidak jatuh kedalam tawaran legal. Hukum dapat menyalahkan saya, dan dia (perempuan); tapi salib memakukan hukum dan mematikan kebencian/permusuhan.
Salib adalah titik awal; ini adalah tempat lahir dari apa yang baru.
Iman saya adalah, dalam segala situasi, kami dapat bertemu di salib Kristus.
Anda hanya dapat ‘bertemu’ di salib.
Kesepadanan adalah pekerjaan di salib, di mana ayah saya (perempuan) harus melepaskan saya untuk kesitu, dan salib seharusnya diantara keduanya.
Kapasitas untuk mengaktifkan salib adalah satu-satunya hal yang akan menyatukan laki-laki dan perempuan dan membuat mereka sepadan sebagai kepala dan penolong.
Perempuan harus ke salib untuk menemukan apa pada esensinya dia (laki-laki khusus itu), yaitu rusuk (laki-laki khusus itu, bukan apa pada esensinya laki-laki pada umumnya).
Karena kejatuhan, dia (perempuan) hanya dapat dipulihkan kepada kesepadanan ini oleh salib.
Satu Roh
Jika bukan Roh yang membuat satu, maka dosa dan kejatuhan lah yang membuat satu – laki-laki memerintah dan perempuan meliputi.
38
MENEMUKAN KESEPADANAN
Kami berdua perlu mencari iluminasi melalui Roh. Iluminasi laki-laki adalah ketika dia melihat bahwa perempuan ini adalah perempuan yang dibentuk untuk dia. Dan iluminasi perempuan adalah di mana dia melihat dan mengerti siapa laki-laki itu.
Kami menyadari bahwa jika kami secara murni meletakkan kepala dan penolong dalam perspektif ‘peran’, hubungan kami akan turun kepada jalan paralel diatur oleh hukum, dan kebencian/permusuhan akan menjadi hasilnya.
Keinginan saya adalah untuk bertemu penolong. Dan keinginan saya bahwa komitmen dan janjinya terhadap penentuan yang diberikan Kristus kepada saya, adalah seperti itu bahkan jika saya gagal untuk maju, dia akan meneruskan untuk menjadi paraclete dalam penggenapan penentuan rumah saya.
Realita
Ketuhanan Kristus menjadi pertanyaan keselamatan dalam kehidupan Kristen itu tidak dipisahkan dari realita akan order hubungan yang benar dalam pernikahan.
Ini bukan menjalankan tiruan lagi – saya memasuki realita perhubungan dalam Kristus.
Saya perlu menurunkan pandangan romantis dari kehidupan yang mengatakan ‘segala sesuatu akan baik-baik’.
Kami harus menyadari bahwa kami berdua perlu untuk mulai mengakui realita situasi kehidupan, mencari TUHAN dalam iman daripada memeluk pandangan romantis. Kami menyadari bahwa kami berdua perlu mengakui ketika masing-masing 39
MENEMUKAN KESEPADANAN
telah mencapai batas, dan berdiri dalam kebenaran satu terhadap yang lain.
Relaks terhadap siapa kita, dan secara sederhana mempelajari untuk berhubungan satu kepada yang lain pada level dasar yang nyata tanpa mengizinkan pandangan kehidupan yang romantis menghalangi bagaimana kami bertemu.
Ketika kami berbicara kebenaran dari realita satu terhadap yang lain, dia (perempuan) perlu untuk berdiri dalam iman, bukan turun dalam dirinya sendiri, menjadi meluap dan mencoba
membayangkan
semuanya.
Dia
perlu
untuk
mendengar apa yang roh katakan kepadanya dan terus mempersembahkan dirinya kepada diri saya dan yang lain.
Bebaslah untuk berdiri dan menyatakan kebenaran – jangan lari kedalam tidak dapat bertanggung jawab.
Disaat anda berjalan bersama, pilihan anda satu dengan yang lain adalah tanda individu menggerakkan hubungan kepada keunikannya sendiri. Romantis tidak akan melakukan ini.
Saya akan mengatakan kepadamu jika saya berpikir ini tidak nyata; tapi tidak akan mengatakan kepadamu jika ini nyata (kalau tidak iman anda adalah dalam manusia, bukan ALLAH).
Nazar
Nazar tidak memenuhi impian romantis. Nazar dan dialog memenuhi satu penentuan dari Kristus ini.
40
MENEMUKAN KESEPADANAN
Iman, bagi perempuan, adalah bernazar untuk melahirkan rumah laki-laki ini dan menamainya (ini adalah keibuan).
Nazarnya (perempuan) adalah iman dari kapasitas untuk menjadi paraclete itu.
Dialog antara laki-laki dan perempuan adalah sifat alami dari nazar – penentuan dalam hubungan kepada laki-laki, dan nazar dalam hubungan kepada perempuan.
Tanah dari saudara-saudara
Laki-laki mulai mendirikan rumah sebagai kepala dan ayah di tanah yang sama sebagaimana saudara-saudara.
Bagi perempuan, penundukkannya adalah keduanya kepada suaminya sebagai ‘tuan’, dan di tengah-tengah saudara-saudara. Perempuan yang tidak taat kepada suaminya tidak akan taat kepada saudara-saudaranya; tapi jika dia taat kepada suaminya dia akan taat kepada saudara-saudara.
Perempuan akan datang kepada laki-laki untuk tunduk kepadanya sebagai tuan, dan dengan melakukan itu, akan berdiri di atas tanah dari saudara-saudara.
Dia (laki-laki) harus memanggil dia (perempuan) untuk berdiri di tanah rumahnya dan tanah saudara-saudara, dengan dia, tapi terpisah dari dia.
Pada tanah saudara-saudara dia (perempuan) akan menerima dari Kristus, dimampukan oleh Roh Kudus, suatu kapasitas untuk menjadi penolong yang sepadan.
41
MENEMUKAN KESEPADANAN
Rumah (yaitu laki-laki dan perempuan) mengekspresikan multiplikasi dari rumah ini dalam korporat.
Laki-laki harus tahu di mana Tuhan memanggil dia untuk bekerja dan berhubungan di tengah-tengah saudara-saudaranya supaya perempuan dapat bersatu dengan dia di dalamnya.
Penentuan individu anak Allah menemukan definisinya dalam ‘saudara-saudara’ dan pada ‘tanah dari saudara-saudara’.
42