2014 MANAJEMEN LOGISTIK dan FARMASI
LISMARYANTI 2013-31-161
FUNGSI OPERASIONAL MANAGEMENT LOGISTIK
A. PENGERTIAN MANAJEMEN LOGISTIK Kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk mencapai daya guna (efisiensi) yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa. Logistik modern dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. Ciri-ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis. Siagian: 1992, menyatakan “Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai”. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat. (Subagya: 1994), sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif. Dalam sistem administrasi manajemen logistik Subagya menyatakan sebagai berikut: Pelaksanaan manajemen yang baik, maka unsur-unsur manajemen diproses melalui fungsifungsi manajemen dan fungsi tersebut merupakan pegangan umum untuk dapat terselenggaranya fungsi-fungsi logistik.
B. FUNGSI MANAJEMEN LOGISTIK TANGGUNG JAWAB : manajerial mendisain dan mengurus sesuatu sistem untuk mengawasi arus dan penyimpnan strategis bagi : material , suku cadang dan barang jadi. Agar diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan. Manajemen logistik , tidak terlepas pada kaidah- kaidah manajemen umum : Perencanaan , poengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistic (Mustiksari: 2007). Masing-masing fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain, sbb;
1. Fungsi Perencanaan Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkahlangkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara
khusus
perencanan logistik
adalah merencanakan kebutuhan logistik
yang
pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan. Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisidevisi yang terjadi. Suatu rencana harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas (Subagya: 1994). Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi. Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut: 1. Rencana jangka panjang (Long range)
2. Rencana jangka menengah (Mid range) 3. Rencana jangka pendek (Short range) Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha penentuan skala perioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha tindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain: 1. Rencana Pembelian 2. Rencana Rehabilitasi 3. Rencana Dislokasi 4. Rencana Sewa 5. Rencana Pembuatan. Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan menyimpulkan pernyataan sebagai berikut: 1. Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang tepat 2. Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan jumlah yang tepat 3. Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat 4. Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat 5. Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk menentukan orang atau unit yang tepat 6. Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang tepat 7. Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang di ambil benar-benar tepat
2. Fungsi Penganggaran Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari). Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-dana
yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa. Pengaturan keuangan yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan. Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain adalah 1. Peraturan–peraturan terkait 2. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi 3. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran 4. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistik Sumber anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga (Mustikasari). Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 % – 50 % dalam bentuk obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.
3. Fungsi Pengadaan Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994). Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi.
Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah. 1. Pembelian 2. Penyewaan 3. Peminjaman 4. Pemberian ( hibah ) 5. Penukaran 6. Pembuatan 7. Perbaikan
Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan dan penentuan kebutuhan 2. Penyususnan dokumen tender 3. Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang 4. Pemasukan dan pembukuan penawaran 5. Evaluasi penawaran 6. Pengusulan dan penentuan pemenang 7. Masa sanggah 8. Penunjukan pemenang 9. Pengaturan kontrak 10. Pelaksanaan kontrak
Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang menyangkut pihak luar maka pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun 2003.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain: a. Kode etik pengadaan Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain: 1. Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan 2. Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun. 3. Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika
b. Pelelangan pengadaan barang Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia pengadaan dan pelangan milik negara yang ditentukan sebagai berikut: 1. Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari unsur: Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab tehnis. 2. Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: Kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa. 3. Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek 4. Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)
4. Fungsi Penyimpanan Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan
pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah: kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor – faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah: a. Pemilihan lokasi Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik. b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan) Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam: 1) Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi roda dll. 2) Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll. c. Pengaturan ruang Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan. d. Prosedur/sistem penyimpanan Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara pengambilan barang, pengawetan dll. a) Penggunaan alat bantu b) Pengamanan dan keselamatan Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
5. Fungsi Penyaluran (Distribusi) Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya (Subagya: 1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain: 1. Proses Administrasi
2. Proses penyampaian berita (data-data informasi) 3. Proses pengeluaran fisik barang 4. Proses angkutan 5. Proses pembongkaran dan pemuatan 6. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6. Fungsi Penghapusan Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antaralain: 1. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan 2. Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi. 3. Surplus dan ekses 4. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus 5. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a) Aspek yuridis, administrasi dan prosedur Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.
b) Aspek rencana pelaksana tehnis Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain: 1) Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru. 2) Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang dihapus menjadi barang lain 3) Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka pemanfaatan langsung 4) Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar instansi (Pemerintah) 5) Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang 6) Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan
7. Fungsi Pengendalian Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan pengendalian antara lain: 1. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan prosedur lain 2. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana 3. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan 4. Melakukan supervise
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang baik b. Sistem informasi yang memadai c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi d. Pendidikan dan pelatihan e. Anggaran yang cukup memadai 5. Siklus Logistik a. Perencanaan merupakan proses menetapkan sasaran, pedoman dan dasar ukuran untuk penyelenggaraan pengelolaan perlengkapan b. Pengadaan merupakan proses pemenuhan kebutuhan barang atau jasa dengan kualitas yang terbaik dan harga yang minimaL. c. Penyimpanan adalah penyelenggaraan pengurusan barang agar pada saat diperlukan dapat dilayani dengan cepat dan tepat. d. Pendistribusian adalah proses dimana dilakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat pemakai (user). e. Penghapusan adalah penelitian barang dan pelaksanaan penghapusan sehingga barangtersebut dihapuskan dari tata usaha material. f. Pengendalian adalah tindakan yang memastikan pelaksanaan sesuai dengan rencanayang ditentukan dengan menggunakan umapn balik untuk meyakinkan bahwa tujuan tercapai.
Siklus atau gambaran fungsi operasional manajemen logistik, dikenal sebagai manajemen cycle Perencanaan
pengorganisasian
Pengawasan
penggerakan
Yang termasuk dalam Fungsi perencanaan yaitu program dan penentu kebutuhan, pengangaran dan pengadaan sedangkan Fungsi penggerak penyimpanan dan penyalur, dan Fungsi pengawas yaitu pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian.
Fungsi pengorganisasi terkait ; •
Pembagian tugas/ pekerjaan
•
Tanggung jawab
•
Pelaksanaan fungsi- fungsi tersebut
PERENCANAAN KEBUTUHAN LOGISTIK
A. METODE KONSUMSI Metode konsumsi ini didasarkan atas analisis data konsumsi obat tahun sebelumnya. Untuk menghitung jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan metode konsumsi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pengumpulan dan pengolahan data 1) Sumber data adalah melalui pencatatan, pelaporan, dan informasi yang ada. 2) Jenis data yang dikumpulkan adalah mengenai alokasi dana, daftar obat-obatan yang dibutuhkan, stok awal, penerimaan, pengeluaran, sisa stok, obat hilang/rusak atau kadaluarsa, kekosongan obat, pemakaian rata-rata tahunan, indeks maksimum, waktu tunggu, stok pengaman, dan perkembangan pola kunjungan.
Analisis data untuk informasi dan evaluasi Untuk melihat lebih mendalam pola penggunaan obat-obatan, perlu dilakukan analisis data konsumsi tahun sebelumnya. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai panduan perencanaan kebutuhan obat-obatan tahun berikutnya.
Perhitungan perkiraan kebutuhan obat-obatan, dengan 9 langkah berikut: 1) Menghitung pemakaian nyata per tahun (a) (a) = stok awal + penerimaan - sisa stok* - jumlah obat hilang/rusak/kadaluarsa 2) Menghitung pemakaian rata-rata per bulan (b) (b) = (a) : n,
n = bulan
3) Menghitung kekurangan obat (c) (c) = waktu kekosongan obat x pemakaian rata-rata 4) Menghitung kebutuhan obat sesungguhnya per tahun (d) (d)=(a)+(c) 5) Menghitung kebutuhan obat tahun yang akan datang (e) (e)=(d)+y% y = Kenaikan jumlah penduduk pertahun 6) Menghitung waktu tunggu (f) (f)=(b)xn2 n2 = waktu yang dibutuhkan sejak rencana kebutuhan obat dianjurkan sampai obat diterima. 7) Menghitung stok pengaman (g) Diperoleh berdasarkan pengalaman dari monitoring dinamika logistik. 8) Menghitung kebutuhan obat yang akan diprogramkan untuk tahun yang akan datang (h) (h)=(e)+(f)+(g) 9) Menghitung jumlah obat yang perlu diadakan pada tahun anggaran yang akan datang (i) (i)=kebutuhan obat yang diprogramkan-sisa stock
Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana.
2. Metode Epidemiologi Metode epidemiologi didasarkan pada pola penyakit, data jumlah kunjungan, frekuensi penyakit dan standar pengobatan yang ada. Langkah-langkah pokok dalam metode ini adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan dan pengolahan data b. Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan cara : 1) Menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani untuk menentukannya sangat diperlukan data perkiraan realistik dari jumlah penduduk yang akan diobati serta distribusi umur dari penduduk. 2) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit jumlah kunjungan kasus masing-masing penyakit atau yang memerlukan pelayanan kesehatan harus diketahui dengan tepat yaitu data-data mengenai gejala, diagnosa atau jenis pelayanan. c. Menyediakan standar/pedoman pengobatan yang digunakan untuk perencanaan. Standar pengobatan sangat diperlukan untuk menghitung jumlah kebutuhan obat. Selain itu penyusunan dan penggunaan standar pengobatan dapat berperan sangat penting dalam memperbaiki pola penggunaan obat. d. Menghitung perkiraan kebutuhan obat Dalam menghitung perkiraan kebutuhan obat berdasarkan metode epidemiologi perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Perhitungan jumlah setiap obat dengan menghitung jumlah masing-masing obat yang diperlukan perpenyakit serta pengelompokkan dan penjumlahan masing-masing obat.
2) Menghitung jumlah kebutuhan obat yang akan datang dengan mempertimbangkan peningkatan kunjungan, kemungkinan hilang, rusak atau kadaluarsa. 3) Menghitung kebutuhan obat yang diprogramkan untuk tahun yang akan datang dengan mempertimbangkan waktu tunggu dan stok pengaman. 4) Menghitung jumlah yang harus diadakan tahun anggaran yang akan datang. 5) Menghitung jumlah obat yang dibutuhkan per kemasan. e. Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.
3. Metode Kombinasi Metode kombinasi merupakan kombinasi metode konsumsi dan metode epidemiologi. Adapun kelebihan dan kekurangan metode konsumsi dan metode epidemiologi ;
Kelebihan metode konsumsi:
a. Data konsumsi akurat (metode paling mudah). b. Tidak membutuhkan data epidemiologi maupun standar pengobatan. c. Jika data konsumsi dicatat dengan baik, pola preskripsi tidak berubah dan kebutuhan relatif konstan.
Kekurangan metode konsumsi:
a. Data konsumsi, data obat dan data jumlah kontak pasien kemungkinan sulit untuk didapat. b. Tidak dapat dijadikan dasar dalam mengkaji penggunaan obat dan perbaikan pola preskripsi.
c. Tidak dapat diandalkan jika terjadi kekurangan stok obat lebih dari 3 bulan, obat yang berlebih atau adanya kehilangan. d. Pencatatan data morbiditas yang baik tidak diperlukan.
Kelebihan metode epidemiologi:
a. Perkiraan kebutuhan mendekati kebenaran. b. Program-program yang baru dapat digunakan. c. Usaha memperbaiki pola penggunaan obat dapat didukung oleh standar pengobatan.
Kekurangan metode epidemiologi:
a. Memerlukan waktu yang banyak dan tenaga yang terampil. b. Data penyakit sulit diperoleh secara pasti dan kemungkinan terdapat penyakit yang tidak termasuk dalam daftar/tidak melapor. c. Memerlukan sistem pencatatan dan pelaporan. d. Pola penyakit dan pola preskripsi tidak selalu sama. e. Dapat terjadi kekurangan obat karena ada wabah atau kebutuhan insidentil tidak terpenuhi. f. Variasi obat terlalu luas.