Namla Elfa Syariati
PPAK Angk 23 (K. Pagi)
jilfa Ishak
Management Fraud Ada beberapa bentuk fraud, yakni fraud yang dilakukan ditingkat pelaksana/ karyawan yang seringkali disebut sebagai “employee fraud” atau menipu. Sedang yang dilakukan ditingkat yang lebih tinggi, yakni atasan atau manajemen seringkali disebut sebagai “management fraud” atau lebih gagah lagi termasuk dalam bagian “white-color-crime” . Fraud yang dilakukan oleh tingkat yang lebih rendah biasanya sangat mudah dideteksi karena caranya lebih sederhana dan tidak berpikir akibatnya secara jangka panjang. Sedangkan management fraud yang hanya bisa dilakukan oleh atasan yang memiliki wewenang cukup, biasanya mempunyai ciri antara lain: tindakannya terlihat logis/ masuk akal/ rasional, memberikan keuntungan kepada dirinya, memberikan kesan bukan tindakan kriminal, dan ybs tidak merasa bersalah karena ia merasa apa yang diambilnya adalah miliknya. Beberapa contoh fraud : perusahaan didalam perusahaan, keputusan yang menguntungkan pihak lain tapi merugikan perusahaan, manipulasi pembayaran kepada supplier/ contractor, penerimaan komisi/ kick back ke rekening orang lain yang masih dalam pengendaliannya. Karena itu terbongkarnya management fraud seringkali secara kebetulan atau telah lama terjadi sehingga menimbulkan gossip atau memberikan tanda-tanda yang memerlukan investigasi yang lebih detail dan professional. Pelaku management fraud umumnya : orang yang cukup cerdas tetapi tidak jujur. Bisa juga orang yang memiliki kekuasaan/ wewenang yang luas sehingga dapat mengatur/ menciptakan prosedur yang dianggap logis dan sulit untuk dideteksi dengan dibantu oleh asisten/ bawahannya yang loyal. Management fraud akan terjadi apabila aspek : 1. Condition (situasinya memungkinkan, adanya peluang/ kesempatan untuk melakukannya), 2. Motivation pada diri pelaku (adanya situasi yang sangat menekan sehingga mendorong pelaku melakukannya) dan 3. Attitude pelakunya (karakteristik Pribadi yang memang dasarnya penipu) tergabung menjadi satu. Apabila salah satu aspek atau dua aspek tsb diatas tidak ada maka management fraud agak sulit terjadi. Berdasarkan hasil research di Amerika menyebutkan bahwa posisi management fraud
mencapai angka cukup tinggi (36% dengan jumlah kerugian lebih besar daripada employee fraud) jika dibandingkan dengan employee fraud (58% dengan jumlah kerugian hanya 1/5 daripada kerugian yang disebabkan oleh management fraud). Penyimpangan sisanya sebesar 6% adalah dengan cara collusion yang menimbulkan kerugian 2 kali lebih besar daripada kerugian akibat management fraud. Berdasarkan hal-hal tsb diatas maka sebenarnya : 1. Aspek personalia (Motivation dan Attitude) merupakan dua aspek terpenting/ terbesar yang memungkinkan terjadinya management fraud. Kesalahan sejak rekrutmen, penempatan dan pengembangan personalia akan dapat membentuk staff/ karyawan dengan kepribadian yang kurang baik sehingga rentan terhadap peluang/ kesempatan fraud. 2. Sedang satu aspek lainnya yakni Condition merupakan sumbangan dari lemahnya organisasi, manajemen, sistem, ketentuan/ prosedur dan etika bisnis sehingga memberikan peluang kepada orang yang rakus, cerdas tetapi tidak jujur, dan berkuasa/ memiliki wewenang luas untuk melakukan fraud. Dengan demikian jelas bahwa peranan Department of Human Resources Development (HRD) sangatlah penting sehingga adanya suatu kebijakan/ ketentuan personalia yang memadai adalah suatu keharusan mutlak. Sedangkan fungsi Internal Audit hanya dapat membantu melakukan pencegahan terjadinya “employee fraud” maupun “management fraud” melalui kegiatan : 1. Proaktif : mendorong untuk dijalankannya/ ditepatinya ketentuan/ prosedur yang telah ditetapkan perusahaan, melalui kegiatan audit rutin termasuk konsultansi/ pembinaan dan juga berpartisipasi dalam program pendidikan & pelatihan dibidang risk management, control dan corporate governance untuk dapat merubah jalan pemikiran (mindset) kearah yang lebih positif. 2. Preventif : melakukan pencegahan sedemikian rupa untuk mempersulit terjadinya management fraud. Dalam hal ini diperlukan kerjasama terpadu antara fungsi Internal Audit, HRD dan departemen lain yang terkait untuk bersama-sama menyusun program tsb. Dalam hubungan ini juga diperlukan suatu penilaian terhadap risiko yang dapat
menimbulkan terjadinya fraud dan upaya memahami dampak fraud sehingga dapat disusun suatu ketentuan/ prosedur pencegahan timbulnya fraud. 3. Investigasi : Dalam hal kedua kegiatan tsb diatas ternyata tidak efektif maka barulah dilakukan suatu tindak investigasi yang lebih detail untuk memperoleh jumlah kerugian sebagai akibat terjadinya fraud, siapa saja yang terlibat, modus operandi, sebab-sebab yang memungkinkan terjadinya fraud sebagai bahan perbaikan ketentuan/ prosedur dan pencegahan dikemudian hari. Dalam hal ini diperlukan tenaga internal auditor yang lebih kompeten dalam kegiatan investigasi. Dia harus pula memahami prinsip-prinsip alat bukti/ pembuktian untuk keperluan litigasi/ hukum/ pengadilan serta tindak lanjut hasil audit yang jelas dan tegas dari Direksi/ Komisaris. Namun kesemuanya itu tidaklah ada artinya apabila tidak disertai dengan “law enforcement” yang jelas, tegas, konkrit dengan memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggung-jawaban, independensi dan keadilan/ kewajaran yang diterapkan secara konsisten dan konsekuen. Jangan sampai timbul kesan bahwa apabila yang melakukan adalah manager atau staff dapat saja dimaafkan. Tetapi kalau pelakunya adalah “wong cilik” langsung diproses sesuai hukum. CONTOH KECURANGAN ATAU PELANGGARAN YANG PALING MENONJOL DALAM LAPORAN KEUANGAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT: 1. Salah saji laporan keuangan atau "cooking the books. 2. Pinjaman eksekutif yang tidak pantas dan korporasi penjarahanSkandal perdagangan. 3. Penawaran umum perdana ( IPO ) favoritisme , termasuk spinning and laddering (spinning mencakup peluang pemberian IPO kepada mereka yang mengatur peluang quid pro quo, dan laddering mencakup peluang pemberian IPO kepada mereka yang bersedia untuk membeli tambahan saham dengan harga lebih tinggi). 4. Tunjangan untuk CEO yng berlebihan : Delta , PepsiCo , AOL Time Warner , Ford , GE , dan IBM yang sangat dikritik karena memberikan begitu besar tunjangan dan fasilitas yang mewah 5. Kompensasi sangat tinggi (baik tunai dan saham ) untuk 6. Pinjaman untuk biaya perdagangan dan transaksi quid pro quo lainnya: 7. Kebangkrutan dan utang yang berlebihan 8. Penipuan besar-besaran oleh karyawan
MENDETEKSI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN Penalaran strategis mengacu pada kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan metode kecurangan yang diterapkan pelaku untuk menyembunyikan sebuah kecurangan. Karena auditor eksternal dibebankan dengan tanggung jawab untuk mendeteksi laporan keuangan materi penipuan, kita mengambil perspektif bagaimana auditor eksternal harus terlibat dalam penalaran strategis. Namun, ini Proses penalaran juga dapat terjadi ketikaauditor internal, komite audit, penipuan penyidik, atau orang lain yang mempertimbangkan upaya untuk mendeteksi kecurangan manajemen. Ketika terlibat dalam penalaran strategis, auditor akan mempertimbangkan beberapa pertanyaan, termasuk yang berikut: 1. Apa jenis skema kecurangan yang kemungkinan digunakan manajemen untuk melakukan kecurangan dalam laporan keuangan? seperti apakah manajemen mungkin benar merekam penjualan sebelum barang telah dikirim ke pelanggan? 2. Apa jenis tes yang digunakan untuk mendeteksi skema ini? seperti, auditor sering memeriksa pengiriman dokumen untuk memvalidasi pengiriman ke pelanggan. 3. Bagaimana manajemen bisa menyembunyikan skema beban bunga dari jenis tes? Seperti manajemen mungkin mengirim barang ke gudang dengan off-site sehingga dapat memberikan bukti pengiriman ke auditor. 4. Bagaimana bisa uji tes dimodifikasi sehingga dapat mendeteksi skema tersembunyi? Seperti , auditor mungkin mengumpulkan informasi tentang lokasi pengiriman untuk memastikan bahwa itu dimiliki atau disewa oleh . Kecurangan laporan keuangan jarang terdeteksi dengan menganalisis laporan keuangan saja. Sebaliknya, kecurangan laporan keuangan biasanya terdeteksi ketika informasi dalam laporan keuangan dibandingkan dengan bukti yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kecurangan sering terdeteksi dengan berfokus pada perubahan aktiva dilaporkan, kewajiban, pendapatan, dan beban dari periode ke periode atau dengan membandingkan kinerja perusahaan dengan bentuk industry. Selain analisis laporan keuangan (misalnya, rasio, horisontal, vertikal dan analisis), penelitian menunjukkan bahwa auditor, investor, regulator, atau pemeriksa kecurangan bisa mendapatkan keuntungan dengan menggunakan pengukuran kinerja non financial untuk menilai kemungkinan kecurangan. Penggunaan data keuangan dan data non finansial untuk mendeteksi
kecurangan adalah salah satu kunci pertimbangan utama dalam kerangka kerja untuk mendeteksi Kecurangan. Yang kemudian kerangka kerja untuk mendeteksi kecurangan disebut dengan “fraud exposure rectangle”.
1
2
MANAGEMENT AND DIRECTORS
RELATIONSHIP WITH OTHERS
3
4
ORGANIZATION AND INDUSTRY
FINANCIAL RESULT AND OPERATING CHARACTERISTICS
1. Management and Directors Berbeda dengan korupsi dan penggelapan, kecurangan laporan keuangan biasanya dilakukan oleh individu tertinggi dalam organisasi, dan sering atas nama organisasi yang bertentangan dengan terhadap organisasi. Karena manajemen biasanya terlibat, manajemen dan direksi harus diinvestigasi untuk menentukan keterlibatan mereka dalam melakukan penipuan. Dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, diperoleh pemahaman tentang manajemen dan apa yang memotivasi mereka. Secara khusus, tiga aspek manajemen harus diselidiki: 1) Latar belakang manajemen 2) Motivasi manajemen 3) Pengaruh manajemen dalam membuat keputusan untuk organisasi. 2. Relationship with Others Meskipun hubungan dengan semua pihak harus diperiksa untuk menentukan apakah mereka mempunyai keterkaitan dengan manajemen untuk melakukan kecurangan, hubungan dengan organisasi lain, auditor eksternal, pengacara, investor, dan regulator juga harus diperiksa denga seksama. Hubungan dengan lembaga keuangan dan pemegang obligasi juga penting diperiksa karena mereka memberikan indikasi sejauh mana perusahaan dapat membayar utangnya.
3. Organization and Industry Kecurangan laporan keuangan kadang-kadang ditutupi dengan menciptakan struktur organisasi yang memudahkan untuk menyembunyikan kecurangan. Atribut organisasi yang menunjukkan potensi kecurangan mencakup hal-hal seperti terlalu kompleks struktur organisasi, sebuah organisasi tanpa sebuah departemen audit internal, direktur dewan tanpa pemeriksaan komite, sebuah organisasi dimana satu orang atau sekelompok kecil individu mengendalikan entitas terkait, sebuah organisasi yang memiliki afiliasi di luar negeri dengan tidak jelas tujuan bisnis, sebuah organisasi yang telah membuat banyak akuisisi dan mengakui biaya terkait merger, atau organisasi yang baru . 4. Finansial Result and Operating Characteristics Banyak yang dapat dipelajari tentang paparan kecurangan laporan keuangan dengan manajemen dan dewan direksi, hubungan dengan orang lain, dan sifat organisasi. Melihat tiga unsur tersebut, biasanya melibatkan prosedur yang sama untuk semua jenis kecurangan laporan keuangan, apakah akun yang dimanipulasi adalah pendapatan, aset, kewajiban, biaya, atau ekuitas. Di samping memperhatikan perubahan jumlah saldo laporan keuangan, memahami apakah catatan kaki dibuat dengan sebenarnya adalah sangat penting . Sering kali, catatan kaki memberikan isyarat yang kuat bahwa penipuan terjadi , tetapi apa yang terkandung dalamcatatan kaki tidak dimengerti dengan jelas oleh auditor. Dalam menilai paparan penipuan melalui laporan keuangan dan karakteristik operasi, saldo danjumlah harus dibandingkan dengan organisasi-organisasi serupa dalam industri yang sama, dan acuan secara riil dengan jumlah laporan keuangan harus ditentukan. Pemeriksa harus menanyakan apakah laporan keuangan memberikan nomor secara realistis pada persediaan aktual yang diamati. Kasus Manegent Fraud Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara Inter North (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industry energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global
yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS yang jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar. KASUS ( ENRON DAN KAP ARTHUR ANDERSEN ) Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 milyar. Fortune menamakan Enron"Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka. Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnisyang lebih luas, seperti yang digambarkan secara lebih terinci di bawah. Enron
masih
ada
sekarang
dan
mengoperasikan
segelintir
aset
penting
dan
membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja. Dalam
kasus
Enron
diketahui
terjadinya
perilaku
moral
hazard
diantaranya
manipulasilaporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS, padahal perusahaanmengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar
sahamtetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Dampak Keruntuhan Enron Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis internasional. Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai. Banyak lembaga keuangan internasional juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi. Kasus Enron juga melatarbelakangi munculnya Sarbanes Oxley. Sarbanes Oxley adalah nama lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor (The Company Accounting Reformand Investor Protection Act of 2002) yang ditandatangani George Bush bulan Juli tahun 2002 lalu. Banyak yang menyebutkan bahwa undang-undang ini adalah reaksi keras regulator A Sterhadap kasus Enron pada akhir tahun 2001. Inti utama dari undang-undang ini adalah upaya untuk lebih meningkatkan pertanggungjawaban keuangan perusahaan publik (good corporate governance). Undang-undang ini berpengaruh signifikan terhadap manajemen perusahaan publik, akuntan publik (auditor), dan pengacara yang berparaktek di pasar modal. Mengingat sifatnya yang sangat ketat dan berdampak luas, undang-undang ini terbilang kontroversial dan menjadi polemik hingga sekarang. Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa Negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall tSreet Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen), Price Water house Cooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40 persen. Masih banyak lagi hal-hal yang dipengaruhi oleh keruntuhan Enron, seperti munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa dunia menjadi lesu.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/58972819/Sekilas-Kausus-Enron-46778279-Kasus-EnRON Kesimpulan : Dari kasus tersebut dapat simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman karena telah melakukan praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak dalam melaksanakan tugasnya. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapiterutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaanserta investor di pasar modal pada umumnya (social impact. Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaandari pihak stock holder atau principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, namun pada akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, syarat utama auditor profesional, yaitu sifat independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya, kredibilitas dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.