MAKALAH PENELITIAN PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS DENGAN GROUP INVESTIGATION DI KELAS VIII SMP YAS KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh : Nama : EE HOERIAH NIM
: 1021.0820
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA, SASTRA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI KELAS VIII SMP YAS KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 EE HOERIAH 1021.0820 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
ABSTRAK Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh berbagai hat, salah satunya adalah kemampuan guru dalam menyampaikan pembelajaran sehingga guru dituntut untuk mampu menentukan model pembelajaran yang tepat agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Banyak model pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran, dalam skripsi ini peneliti menggunakan model pembelajaran Group Investigation guna meningkatkan keterampilan menulis surat dinas siswa, namun penggunaan model pembelajaran Group Investigation di Sekolah Menengah Pertama masih belum terbiasa, sehingga terdapat beberapa kendala. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation memerlukan keaktifan dan keberanian siswa dalam pelaksanaannya. Guru harus memperhatikan tingkat berpikir siswa yang masih konseptual dan keberanian mereka untuk mengeluarkan pendapat yang masih kurang. Maka dari itu diperlukan strategi yang mampu memberikan motivasi agar siswa mau berusaha mengembangkan berpikir kritis dengan mengemukakan pendapat dalam kegiatan diskusi kelompok. Dalam penelitian ini peneliti memberikan penekanan kepada semua siswa untuk melakukan presentasi bergiliran di depan kelas dan hasilnya ternyata dapat meningkatkan keaktifan dan keberanian mereka.
Kata Kunci : Pembelajaran Menulis Surat Dinas dengan Model Group Investigation I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu media untuk mencurahkan ide, gagasan, dan perasaan yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Manusia tidak dapat berkomunikasi dengan baik, tanpa adanya bahasa. Dengan kata lain, bahasa mungkin tidak perlu bagi alam semesta, akan tetapi merupakan hal yang paling vital bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, sudah selayaknya bahasa dipelajari dan diteliti. Sehubungan dengan hal tersebut, Keraf (1997 : 4) mengemukakan bahwa peranan dan fungsi bahasa yang terpenting bagi manusia adalah : "Sebagai alat komunikasi manusia dalam pergaulan sehari-hari dan merupakan saluran perumusan maksud kita menciptakan kerjasama dengan sesama warga, serta berfungsi untuk menjadikan adaptasi diri, kontrol sosial, mengadakan budaya manusia pada umumnya". Hal ini berarti bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Agar siswa dapat menghindari terjadinya penyimpangan dalam menulis surat dinas, maka perlu diberikan dan dibekali dengan pengetahuan tentang sistematika menulis surat dinas dan kaidah-kaidah
kebahasaan dalam pengajaran berbahasa. Bahkan dalam pernyataan yang keras mengenai kesalahan berbahasa itu, yaitu "Kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa menandakan pengajaran bahasa tidak berhasil atau gagal" (Tarigan, 1995 : 67) Kemampuan membuat surat dinas sangat penting bagi siswa. Mengingat bahwa surat dinas merupakan sarana yang cukup penting, maka dalam penulisannya perlu menerapkan tata cara yang tepat, termasuk dalam penulisan kata-kata dan tanda bacanya. Menurut pengamatan penulis, masih sering terjadi penyimpangan berbahasa dalam menulis surat. Penyimpangan yang sering terjadi adalah penyimpangan sistematika dan penggunaan bahasa baku. 1.2 Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas yang masih cukup luas, maka penulis ingin membatasi permasalahan tersebut menjadi: 1) Masalah yang diteliti berkaitan dengan kompetisi dasar yaitu tentang menulis surat dinas. 2) Model yang akan penulis gunakan adalah model pembelajaran group investigation. 3) Hasil yang diperoleh adalah dari hasil pretes dan postes.
1.3 Rumusan Masalah Bertolak pada batasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah bentuk model pembelajaran menulis surat dinas dengan model group investigation untuk siswa kelas VIE SMP YAS Kota Bandung tahun pelajaran 2011/2012? 2) Bagaimanakah aktifitas siswa kelas VIII SMP YAS Kota Bandung tahun pelajaran 2011/2012 ketika mengikuti proses belajar mengajar penulisan surat dinas dengan model group investigation? 3) Bagaimanakah nilai yang diperoleh siswa kelas VIII SMP YAS Kota Bandung tahun pelajaran 2011/2012 sebelum dan setelah proses pembelajaran surat dinas dengan model pembelajaran group investigation? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, maksud atau hasil yang ingin dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah; Tujuan Umum: Ingin menghasilkan deskripsi efektifitas pembelajaran surat dinas dengan menggunakan model pembelajaran group investigation. Tujuan Khusus; Ingin memperoleh deskripsi data tentang : 1) model pembelajaran menulis surat dinas dengan model group investigation untuk siswa kelas VIII SMP YAS Kota Bandung tahun pelajaran 2011/2012; 2) aktifitas siswa selama mengikuti proses belajar surat dinas dengan model pembelajaran group investigation; dan 3) nilai yang diperoleh sebelum dan sesudah mengikuti proses belajar mengajar dengan model pembelajaran group investigation. 1.5 Anggapan Dasar Anggapan dasar penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1) Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, siswa lulusan SMP harus sudah bisa membuat macam-macam surat dinas/ 2) Surat dinas merupakan salah satu jenis surat yang penting dikuasai siswa SMP guna diaflikasikan dalam kegiatan di lingkungannya. 3) Model pembelajaran Group Investigation adalah salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa.
1.6 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah : "Jika materi pembelajaran menulis surat dinas untuk siswa kelas VIII SMP, diberikan dengan menggunakan model Group Investigation, maka hasilnya akan memuaskan". II. KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Surat Dinas Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain dengan tujuan menyampaikan informasi. Apabila surat dari satu pihak kepada pihak lain itu berisi informasi yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan instansi yang bersangkutan, surat semacam itu disebut surat dinas atau surat resmi (Sutrisno dan Renaldi, 2006:1). Sabariyanto (1998:2) mengemukakan bahwa dalam urusan kedinasan biasa ditemukan surat izin untuk tidak masuk kerja. Surat semacam itu tidak semata-mata mengutarakan masalah pribadi, tetapi lebih cenderung berisi masalah kedinasan sebab pembuat surat adalah seorang PNS, masalah yang dikemukakan dalam surat itu berkaitan dengan pekerjaannya, dan pengajuan izin semacam itu didasari undangundang. Oleh karena itu, surat izin semacam itu pantas disebut sebagai surat dinas. Korespondensi dalam kegiatan perkantoran diartikan sebagai teknik membuat surat dan berkomunikasi dengan surat. 2.2 Unsur-unsur Surat Dinas Dalam penulisan surat dinas perlu diperhatikan unsur-unsur yang harus terdapat didalamnya, unsur-unsur tersebut adalah; 1) Kepala Surat Disebut kepala surat karena letaknya berada di bagian paling atas dari sistematika surat dinas. Biasanya memuat nama instansi/organisasi, alamat, nomor telepon, faks, kode pos dan logo (jika ada) yang ditulis di tengah-tengah bagian kertas. 2) Tanggal Surat Tanggal surat tidak didahului dengan nama kota karena informasi tentang nama kota sudah tercantum di dalam kepala surat. Tanggal surat harus ditulis dengan lengkap mencakup tanggal, bulan, dan tahun. 3) Nomor Surat Nomor surat untuk setiap instansi/organisasi berbeda-beda sesuai dengan ciri/identitas kantor tersebut. 4) Lampiran
Penulisan kata lampiran harus ditulis dengan lengkap. Namun, jika sebuah surat tidak memiliki lampiran maka kata lampiran tidak perlu ditulis. 5) Hal Hal berisi topik sebuah surat, seperti undangan, permohonan, dan edaran. Penulisan hal tidak disingkat karena bukan singkatan. 6) Alamat yang dituju Alamat surat memakai singkatan Yth. tidak perlu lagi memakai kata Kepada karena merupakan sapaan tertulis terhadap orang yang dituju. 7) Alinea pembuka Alinea pembuka biasanya didahului dengan salam pembuka, seperti dengan hormat atau assalamu 'alaikum wr. wb. Alinea pembuka diakhiri dengan tanda koma. Untuk alinea pembuka, disesuaikan dengan isi atau hal surat. 8) Alinea isi Alinea isi berisi inti surat yang disampaikan. Isi surat dinas harus jelas, efektif, bahasanya lugas, dan tidak bertele-tele. 9) Alinea penutup Alinea penutup merupakan simpulan isi surat, biasanya berupa harapan, penegasan, atau ucapan terima kasih. Penutup surat sebaiknya langsung menyapa si penerima surat dengan ucapan Saudara, Bapak, atau Anda. Setelah alinea penutup, diakhiri dengan salam penutup yang disesuaikan dengan salam pembuka. 10) Identitas penulis surat Identitas penulis harus dicantumkan sebagai pertanggungjawaban penulis/pengirim surat. Umumnya memuat nama instansi, nama pejabat, nama jabatan, dan Nomor Induk Pegawai (NIP). 11) Pengesahan pejabat berwenang Pengesahan ini berisi tanda tangan penanggung jawab surat dan cap instansi/organisasi. 12) Tembusan Pencantuman tembusan berarti bahwa surat tersebut juga dikirimkan kepada nama yang tertera di sana agar nama tersebut mengetahui perihal surat tersebut. Sabariyanto (1998:4) 2.2.2 Langkah-Iangkah GI Sharen et al (Krismanto, 2003:8) mendisain model pembelajaran GI menjadi enam tahapan, yaitu: a) Tahap mengidentifikasi topik dan pengelompokkan.
b)
c)
d)
e)
f)
Para siswa memilih berbagai sub topik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada togas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok pada pembelajaran ini heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik. Tahap merencanakan penyelidikan kelompok. Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a. di atas. Tahap melaksanakan penyelidikan Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terusmenerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. Tahap menyiapkan laporan akhir. Para siswa menganalisis dan mengsintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c. dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. Tahap menyajikan laporan Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Tahap evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok dan bahkan keduaduanya. 2.3 Kelebihan Model Pembelajaran Group Investigation Model Pembelajaran Group Investigation yang digunakan dalam pembelajaran menulis surat dinas memiliki beberapa kelebihan. Setiawan (2006:9) mendeskxipsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut: 1) Secara Pribadi
a) dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas b) mberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif c) rasa percaya diri dapat lebih meningkat d) dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah e) mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisika 2) Secara Sosial a) meningkatkan belajar bekerja sama b) belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru c) belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis d) belajar menghargai pendapat orang lain e) meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan 3) Secara Akademis a) siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan b) bekerja secara sistematis c) mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai bidang d) merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya e) mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat f) Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum. 2.4 Kekurangan Model Pembelajaran Group Investigation Model Pembelajaran Group Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa kekurangannya, yaitu: a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan, 2006:9). Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, jelas bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri secara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama (Setiawan, 2006:9). III. PEMBAHASAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pemilihan metode ini didasari oleh keinginan peneliti untuk mengadakan perbaikan, mendeteksi, dan memecahkan masalah yang dihadapi para siswa dalam pembelajaran menulis dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu di kelas secara berkelanjutan. Metode eksperimen terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Metode eksperimen merupakan penelitian yang bersiklus. Artinya, penelitian ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. 3.2 Sumber Data Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP YAS Kota Bandung , jumlah siswa 40 orang. Karakteristik siswa pada dasarnya hampir sama (homogen). Lokasi sekolah di pusat kota, dengan latar sosial orang tua siswa rata-rata cukup, sehingga berakibat baik pada kemampuan siswa. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMP YAS Kota Bandung. Penulis mengambil lokasi ini dengan pertimbangan dekat dengan tempat tinggal penulis, sehingga memudahkan dalam proses penelitian ini, peluang waktu yang luas dan kondisi yang mendukung yang sangat membantu penulis. 3.3 Teknik Penelitian Dalam penelitian ini ada dua jenis teknik penelitian. Kedua teknik yang dimaksud, yaitu: (1) teknik pengumpulan data, dan (2)
teknik pengolahan data. Untuk memperoleh pernahaman, berikut ini dijelaskan secara singkat penggunaan kedua jenis teknik tersebut. Lembar Hasil Keterampilan Menulis Surat untuk Teman Sebaya
No
Aspek Penilaian
Skor Rata-Rata
1. Sistematika penulisan 2. Bahasa
Jumlah
IV. KESIMPULAN 1) Pada awal pelaksanaan pembelajaran menulis surat dinas dengan model pembelajaran grup investigation, siswa belum begitu tertarik. Namun setelah peneliti melaksanakan pertemuan pertama siswa mulai antusias mengikutinya. 2) Setelah proses pembelajaran menulis surat dinas melalui model pembelajaran group investigation, keterampilan menulis surat dinas siswa meningkat. Peningkatan keterampilan menulis surat dinas meliputi dua aspek, yaitu aspek sistematika dan aspek bahasa. Peningkatan ini dapat dilihat dari setiap aspek. 3) Peningkatan keterampilan menulis surat dinas dengan model group investigation kelas VIII SMP YAS juga diikuti perubahan perilaku siswa.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Atar Semi, M. (1993). Rancangan Pengajaran Bahasa dan sastra Indonesia. Bandung: Angkasa. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Badudu, J.S. (1991). Pelik-pelik bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima. Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta. David Narudin. (2007). Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation. http://gurupkn. wordpress. com /2007 /ll/ 13/ metodeinvestigasi -kelompok-group-ivestigation/. Download: 19-08-2012 Depdikbud. (2000). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas.
(2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Doantara Yasa. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI). http://ipotes. wordpress. com /2008 /04/ 28/ pembelajaran-kooperatiftipegroup- investigation-gi/. Download: 2008-2012 Eko Putro Widoyoko. Analisis Kualitatif dalam Penelitian £os/a/.http://www.umpwr.ac.id/publikasi/13/analisis-kualitatifdalam-penelitian-sosial. Download: 16-09-2012 Endik Mulyono. Cooperative Learning, http: // ayobelajarfisika. blogdetik. Com /2012/09/06/metode-pembelajarankooperatif/. Download: 21-08-2012 Halim, A. (1994). Politik Bahasa Indonesia I. Jakarta: PN. Balai Pustaka. Keraf, Gorys. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende Flores: Nusa Indah. Kiranawati. (2007). Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). http://gurupkn.wordpress.eom/2007/l 1/13/metode-investigasi-kelompok- groupinvestigation/. Download: J3-08-2012 Lie Anita. (2005). Cooperative Learning: Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasana Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pakne Wulan. (2012). Langkah - langkah Pengelolaan Surat Masuk. http:// paknewulan.wordpress.com/2012/02/20/lang kah-langkah-pengelolaan-surat -masuk/. Download: 23-08-2012 Sabariyanto, Dirgo. (1988). Bahasa Surat Dinas. Yogyakarta: Mitra Gama. Silmi, Mutiara Sikka. (2006). Panduan Menulis Surat Lengkap. Yogyakarta Absolut Suprapto. (2006). Penuntun Praktis Surat Menyurat Dinas Resmi. Bandung: Mandar Maju. Surakhmad, W. (1985). Pengantar Penelitian Umiah : Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito . Tarigan, H.G. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. _________. (1995). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Zulkamaini. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. http://zulkarnainidiran. wordpress.com/2008/10/30/penelitiantindakan-kelas/. Download: 13-08-2012