MAJALAH ILMIAH
PETERNAKAN Volume 20 Nomor 1 Februari 2017
EVALUASI PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI MARONGGELA DI KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Siba, F. G., I W. Suarna, dan N. N. Suryani .......................................................................................................................
1
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS TELUR KONSUMSI AYAM KAMPUNG DAN AYAM LOHMAN BROWN
Widyantara, P. R. A., G.A.M Kristina Dewi, I N. T. Ariana................................................................................................... 5
PROFIL ASAM LEMAK DAGING BABI BALI ASLI DAN BABI LANDRACE
Sriyani, N. L. P., M. A. Rasna., I N. A. Ariana dan A. W. Puger.....................................................................................
12
EFEKTIVITAS SELEKSI DIMENSI TUBUH SAPI BALI INDUK
Warmadewi, D.A., I G. L. Oka, dan I N. Ardika...............................................................................................................
16
PENGARUH SUPLEMENTASI MULTI NUTRIENT BLOCK TERHADAP STATUS HEMATOLOGI KELINCI LOKAL
Puger A.W., I M. Nuriyasa, I M. Mastika dan I M. Suasta...............................................................................................
PROFIL LIPIDA DAGING ITIK DIBERI RANSUM MENGANDUNG SEKAM PADI TERFERMENTASI DENGAN ASPERGILUS NIGER DISUPLEMENTASI DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)
Susila T.G.O., T. G. Belawa Yadnya, dan N. G. K. Roni....................................................................................................
20
24
PERTUMBUHAN KACANG PINTO (Arachis pintoi) YANG DIBERI PUPUK KANDANG SAPI DAN MIKORIZA
Roni, N. G. K., N. N. Candraasih K., N. M. Witariadi, dan N.W. Siti............................................................................
29
KARAKTERISTIK ASAM AMINO PADA GELATIN KULIT KAKI TERNAK DAN KAJIAN POTENSI ANTIBAKTERINYA
Miwada, I N. S. dan I K. Sukada .........................................................................................................................................
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
33
Jurnal Peternakan
SUSUNAN DEWAN REDAKSI MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN – UNUD
KETUA PENYUNTING KOMANG BUDAARSA WAKIL KETUA PENYUNTING NI NYOMAN SURYANI PENYUNTING PELAKSANA 1. I GEDE MAHARDIKA 2. I WAYAN SUARNA 3. ANTONIUS WAYAN PUGER 4. I MADE SUASTA 5. I GUSTI NYOMAN GDE BIDURA 6. I MADE NURIYASA 7. GEDE SURANJAYA 8. I KETUT MANGKU BUDIASA 9. ANAK AGUNG PUTU PUTRA WIBAWA ADMINISTRASI I GUSTI AGUNG ISTRI ARIANI NI LUH GEDE SUMARDANI A. A.A. SRI TRISNADEWI ALAMAT REDAKSI Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jalan PB Sudirman Denpasar-Bali 80232 Email:
[email protected] PENERBIT Fakultas Peternakan Univeritas Udayana ISSN: 0853-8999
ii
MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 1 Februari 2017
Jurnal Peternakan
UCAPAN TERIMAKASIH KEPADA MITRA BESTARI
Atas bantuan penyuntingan yang dilakukan oleh Mitra Bestari terhadap naskah-naskah karya ilmiah yang dimuat dalam Majalah Ilmiah Peternakan, Volume 20 No. 1 Februari 2017, Redaksi mengucapkan terima kasih kepada: KETUT SUMADI I GEDE MAHARDIKA KOMANG BUDAARSA A. WILSON MAYANI KRISTINA DEWI I GST. LANANG OKA NI NYOMAN SURYANI ANTONIUS WAYAN PUGER
38
MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 1 Februari 2017
Jurnal Peternakan
PANDUAN BAGI PENULIS Ketentuan Umum
1. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan. 2. Penulis mengirim naskah melalui email dalam bentuk Zip file. 3. Naskah tersebut belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandantangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan. Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah. 4. Naskah Redaksi Majalah Ilmiah Peternakan d.a.Fakultas Peternakan, UniversitasUdayana Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali Telp. (0361) 222096 e-mail :
[email protected] Contac person via A.A. Trisna Dewi HP 081338391967
Standar Penulisan
1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word, jarak 2 spasi dengan huruf Times New Roman berukuran 12 point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan bawah masing-masing 3 cm. 2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. 3. Jika Tabel berisi angka dan huruf yang banyak maka boleh diperkecil menggunakan huruf Times New Roman Font 10. 4. Keterangan gambar atau histogram menggunakan huruf Times New Roman Font 10 5. Naskah ditulis maksimum 15 halaman termasuk gambar dan tabel.
Urutan Penulisan
1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka. 2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Masalah dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih dan Daftar Pustaka. 3. Judul, harus singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah, maksimal 15 kata. Judul ditulis dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Untuk kajian pustaka, di belakang judul agar ditulis: Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis dengan huruf kapital, Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi dan terletak di tengah-tengah tanpa titik. 4. Nama Penulis, font 12, ditulis tanpa gelar akademis, huruf kapital dan disingkat konsisten dengan singkatan yang sudah sering digunakan dalam publikasi. 5. Nama Lengkap Institusi, disertai alamat lengkap dengan nomor kode pos ditulis dengan huruf kecil, Times New Roman font 12. 6. Alamat penulis untuk korespondensi dilengkapi dengan nomor telepon, fax, atau e-mail salah satu penulis, diketik di bawah nama institusi. 7. Abstrak, ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Abstrak seyogyanya mengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi dan metode, hasil utama, dan ISSN : 0853-8999
simpulan. Abstrak ditulis dalam satu paragraph tidak lebih dari 200 kata, diketik satu spasi. 8. Kata Kunci (Key Words), diketik miring, font 12 maksimal 5 (lima) kata, dua spasi setelah abstrak. 9. Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Miswar (2006); Quan et al. (2002). 10. Materi dan Metode, ditulis lengkap terutama desain penelitian. 11. Hasil dan Pembahasan, Hasil dan pembahasan dijadikan satu. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasi penelitian disajikan secara jelas. Pembahasan memuat utamanya diskusi tentang hasil penelitian sendiri serta dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian hipotesis). 12. Simpulan, merupakan simpulan dari hasil penelitian dikaitkan dengan tujuan penelitian. dinarasikan, tanpa memberi nomor. 13. Pembahasan (review/kajianpustaka), memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji. 14. UcapanTerimaKasih, disampaikan kepada berbagai pihak yang benar-benar membantu sehingga penelitian dapat dilangsungkan; misalnya pemberi gagasan, penyandang dana. 15. Ilustrasi: a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut, judul singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan menggunakan huruf Times New Roman berukuran sesuai besaran huruf table, grafik atau histogram, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal kata menggunakan huruf capital, dengan jarak satu spasi. b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Roman berukuran 10 point jarak satu spasi. c. Penulisan tanda atau notasi untuk analisis statistik data menggunakan superskrip berbeda pada baris/ kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01). d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk Bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,), untuk Bahasa Inggris digunakan titik (.). e. Gambar, grafik, dan foto: Grafik dibuat dalam program Microsoft Excel Foto berukuran 4 R berwarna atau hitam putih dan harus tajam f. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring. Istilah asing diberi tanda petik. g. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI). 16. DaftarPustaka a. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semua penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jika mengambil artikel dalam
39
Jurnal Peternakan
buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku, penerbit, dan tempat. b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal 80%. c. Dianjurkan mengacu artikel yang dimuat pada Majalah Ilmiah Peternakan sebelumnya dapat diakses pada htt://ojs.unud.ac.id. d. Cara penulisan kepustakaan sebagai berikut: Jurnal Yang, C. J., D. W. Lee, I.B. Chung, Y.M. Cho, I.S. Shin, B.J. Chae, J.H. Kim, and I.K. Han. 1997. Developing model equation to subdivide lysine requirements for growth and maintenance in pigs. J. Anim. Sci. 10:5463 Lukiwati, D.W., N. Nuhidjat, A.H. Wibowo, J. Bambang dan T. Nurdewanto. 2005. Peningkatan produksi dan nilai nutrisi hijauan Puearia phaseoleides oleh pupuk fosfor dalam suspense fermentasi Acetobacter saccharomyces. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol 7. No.2 Tahun 2005. P:82-86 Buku Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penerbit Penebar Swadaya, Bogor. Prosiding Pujaningsih, R.I., C.L. Sutrisno, dan S. Sumarsih. 2006. Kajian kualitas pod kakao yang diamoniasi dengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk Mendukung Pembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (Lustrum VIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. Fakultas Peternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60. Artikel dalam Buku Leitzmann, C., A.M. Ploeger, and K. Huth. 1979. The influence of lignin on lipid metabolism of the rat. In: G.E. Inglett & S.I. Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition.Academic Press. INC., New York. Skripsi/Tesis/Disertasi Seputra, I.M.A, 2004. Penampilan dan Kualitas Karkas Babi Landrace yang Diberi Ransum Mengandung Limbah Tempe.Tesis. Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar. Internet Hargreaves, J., 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries, Queensland Govermment. http://www.dpi. gld.gov.au/pigs/9760.html. Diakses 15 September 2005. Dokumen [BPS] Biro Pusat Statistik. 2006. Populasi Ternak Sapi di Provinsi Bali tahun 2005. Penerbitan • Hak cipta naskah yang dimuat sepenuhnya ada pada Majalah Ilmiah Peternakan. • Penulis akan menerima lima eksemplar cetak lepas setelah terbit. • Jadwal penerbitan adalah bulan Februari, Juni, dan Oktober setiap tahun. • Penulis yang naskahnya dimuat dikenai biaya cetak sebesar Rp 400.000,- per artikel.
40
• Harga langganan selama setahun (3 kali penerbitan) Rp 150.000,-sudah termasuk ongkos kirim. Mekanisme Seleksi Naskah 1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan. 2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki. 3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Dewan Redaksi untuk ditelaah diterima atau ditolak. 4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah (Mitra Bestari) tentang kelayakan terbit. 5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh Mitra Bestari) dikembalikan ke Dewan Redaksi dengan tiga kemungkinan (ditolak, diterima dengan perbaikan, dan diterima tanpa perbaikan). 6. Dewan Redaksi memutuskan naskah diterima atau ditolak, seandainya terjadi ketidaksesuaian di antara Mitra Bestari. 7. Keputusan penolakan Dewan Redaksi dikirimkan kepada penulis. 8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali kepenulis untuk perbaikan. 9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Dewan redaksi kepenyunting pelaksana. 10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapat persetujuan. 11. Naskah siap dicetak dan cetaklepas dikirimkan ke penulis.
Bagan Alir Pemrosesan Naskah
Naskah diterima
Sekretariat
Ketua
Penyunting Pelaksana
Dewan Redaksi
Contoh cetak
Percetakan
Mitra Bestari
Penulis
Terbit
Cetak lepas
MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 1 Februari 2017
Efektivitas Seleksi Dimensi Tubuh Sapi Bali Induk
EFEKTIVITAS SELEKSI DIMENSI TUBUH SAPI BALI INDUK WARMADEWI, D.A., I G. L. OKA, DAN I N. ARDIKA Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar-Bali e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Seleksi merupakan salah satu tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu genetik suatu populasi ternak. Respon seleksi yang terjadi tergantung pada intensitas seleksi, heritabilitas dan simpangan baku sifat yang diseleksi. Simpangan baku sifat atau performans ternak yang diseleksi akan menunjukkan keragaman (variasi) sifat tersebut dalam populasi yang dikenal dengan koefisien variasi (keragaman). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien keragaman dan efisiensi respon seleksi yang terjadi, bila seleksi dilakukan pada dimensi tubuh (panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada) yang didasarkan intensitas seleksi dan estimasi heritabilitas yang sama terhadap semua dimensi tubuh yang diukur. Penelitian ini dilakukan secara purposive random sampling pada lima kelompok ternak di lima kecamatan di kabupaten Jembrana. Jumlah induk sapi bali yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 275 ekor. Variabel yang diukur adalah panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada. Hasil penelitian menunjukkan rataan panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada sapi bali induk di lokasi tersebut berturut-turut 117,19±8,84cm; 115,12±6,35cm dan 165,43±12,54cm dengan koefisien keragamannya berturut-turut 7,54%; 5,52% dan 7,58%, sedangkan respon seleksinya berturut-turut 0,60cm; 0,76cm dan 1,25cm. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah respon seleksi yang paling efektif untuk peningkatan mutu genetik dimensi tubuh sapi bali betina adalah terhadap lingkar dadanya. Kata kunci: sapi bali, seleksi, respon seleksi
THE EFFECTIVENESS OF BODY DIMENSION SELECTION ON FEMALE BALI CATTLE ABSTRACT Selection is one of the effort to improve genetic potential in animal population. The selection response depends on selection intensity, heritability and standard deviation of selected trait. The standard deviation of animal selected shows the variation of the trait in a population called as coefficient of variation. This study aims at finding coefficient variation and estimated selection responses. The selection on body dimension (i.e. body length, height and chest girth) was conducted based on selection intensity and similar heritability estimation of the whole body dimensions being measured. This study was carried out using purposive random sampling to five groups farmers in five subdistricts located at Jembrana. 275 female Bali cattle were used in this study. The variables measured were body length, height and chest girth. The results showed that the average of body length, height and chest girth of female Bali cattle were 117.19±8.84, 115.12±6.35 and 165.43±12.54cm respectively. Coefficient of variation of the traits as of: 7.54, 5.52 and 7.58% respectively. However, the selection responses were 0.60, 0.76 and 1.25cm respectively. It can be concluded that the most effective selection to improve the genetics potential of body dimensions on female Bali cattle was selection for their chest girth. Key words: bali cows, selection, selection respons PENDAHULUAN Sapi bali merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang berasal dari Pulau Bali. Sapi bali memiliki banyak keunggulan, sehingga banyak dipelihara oleh peternak. Beberapa keunggulan dari sapi bali adalah: daya adaptasi
16
cukup baik pada lingkungan buruk (Zulkharnaim, et al., 2010), fertilitasnya tinggi mencapai 80-82% dan jika disilangkan memiliki efek heterosis yang tinggi (Noor, 2001) dengan kualitas daging tinggi dan persentase lemak yang rendah (Bugiwati, 2007; Sampurna dan Suatha, 2010) serta tahan terhadap caplak dan cacing
MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 1 Februari 2017
Warmadewi, D.A., I G. L. Oka, dan I N. Ardika
(Wijono dan Mas’um, 1981). Berdasarkan beberapa keunggulan yang dimilikinya, maka sapi bali layak ditingkatkan dan dikembangkan baik dari segi populasi maupun mutu genetiknya. Namun, akhir-akhir ini sapi bali disinyalir mengalami penurunan genetik. Salah satu indikatornya adalah saat ini sangat sulit mencari sapi bali dengan bobot potong di atas 500 kg (Oka, 2009). Apabila hal ini terjadi terus menerus dan dalam kurun waktu yang lama, maka sapi bali sebagai salah satu plasma nutfah asli Indonesia akan terancam eksistensinya. Untuk itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan mutu genetik sapi bali, selain dengan perbaikan pada lingkungannya, sehingga dihasilkan performans yang diharapkan. Seleksi merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu genetik ternak (Oka, 2010). Tindakan ini harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga dihasilkan ternak unggul baik dari segi produksi maupun reproduksinya. Hal ini seyogyanya dilakukan pada kedua jenis kelamin, karena keduanya memiliki kontribusi yang sama terhadap penampilan ternak pada generasi selanjutnya. Seleksi sapi bali bibit sebagai calon induk juga dilaksanakan oleh kelompok ternak yang ada di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan sapi bibit oleh pemerintah setempat. Dimensi tubuh yang bernilai ekonomis, meliputi panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi bantuan. Ketiga hal ini dapat dipakai untuk memprediksi produktivitas ternak (Kadarsih, 2003). Respon seleksi merupakan akibat dari adanya tin dakan seleksi. Besarnya respon seleksi tidak sama untuk setiap jenis ternak, termasuk respon yang diberikan oleh sapi bali induk yang ada di kelompok ternak di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Dalam menghitung besarnya respon seleksi yang didapatkan diperlukan informasi atau penghitungan nilai heritabilitas (h2) dan intensitas seleksi serta simpangan baku populasi. Semakin tinggi nilai h2, maka semakin tinggi respon seleksi yang diperoleh atau semakin efektif seleksi yang dilakukan (Falconer dan Mackay, 1996). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas seleksi terhadap dimensi tubuh sapi bali yang meliputi panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada sapi bali induk yang ada di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di lima (5) kecamatan yang ada di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Materi penelitian adalah ternak sapi milik kelompok ternak yang berjumlah 275 ekor. Alat-alat yang digunakan ISSN : 0853-8999
dalam penelitian ini untuk mengukur panjang badan dan tinggi gumba adalah tongkat ukur, sedangkan lingkar dada diukur dengan pita ukur merek butterfly. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Variabel yang diukur adalah panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada. Cara pengukuran variabel tersebut adalah: 1. Panjang badan Panjang badan diukur mulai dari bagian titik bahu sampai dengan tulang duduk 2. Tinggi gumba Tinggi gumba diukur dari jarak tegak lurus dari tanah sampai dengan puncak gumba 3. Lingkar dada Lingkar dada diukur dengan melingkarkan pita ukur pada badan, pada tulang rusuk paling depan persis pada belakang kaki depan. Rataan panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada sapi bali yang ada di Kabupaten Jembrana dihitung dengan menjumlahkan keseluruhan nilai yang didapat pada masing-masing variabel dibagi dengan keseluruhan jumlah ternak yang diukur, atau dengan , dimana = rataan; = jumlah total rumus: nilai yang didapat dan n adalah jumlah ternak yang diukur. Standar deviasi (sb) didapatkan dengan dengan rumus: Koefisien keragaman panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada dihitung dengan rumus: KK = ; dimana KK = koefisien keragaman; sb = simpangan baku; = rataan. Estimasi respon seleksi dihitung dengan rumus Rg = h2 x i x Sb (Noor, 2010). Nilai heritabilitas panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada hasil penelitian Supriyantono dan Iriyanti (2007) berturut-turut sebesar 0,34; 0,60 dan 0,50. Nilai intensitas seleksi yang digunakan adalah sebesar 0,20 dengan asumsi persentase ternak yang di culling adalah sebesar 10%. Sedangkan nilai simpangan baku didapatkan dari perhitungan rataan populasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan Dimensi Tubuh Rataan panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada yang didapatkan pada penelitian ini berturut-turut adalah 117,19±8,84cm; 115,12±6,35cm dan 165,43±12,54cm. Panjang badan yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan hasil yang dilaporkan Pane (1990) yang menyatakan bahwa panjang badan sapi bali
17
Efektivitas Seleksi Dimensi Tubuh Sapi Bali Induk
betina berkisar 117-118cm. Sedangkan tinggi gumba dan lingkar dada sedikit berada di atas rataan yang didapatkan oleh Pane (1990) yang melaporkan tinggi gumba sapi bali betina berkisar antara 105-114 cm dan lingkar dadanya berkisar 158-160 cm.
(0,20) akibat culling induk 10% (induk terseleksi 90%) mendapatkan hasil masing-masing adalah 0,60 cm; 0,76 cm dan 1,25 cm (Tabel 2). Respon tertinggi adalah pada lingkar dada. Besarnya respon seleksi adalah berbeda-beda pada setiap jenis ternak.
Koefisien Keragaman Koefisien keragaman yang didapatkan pada penelitian ini untuk sifat panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada masing-masing adalah 7,54%; 5,52% dan 7,58% (Tabel 1). Nilai ini termasuk dalam kategori rendah. Hanafiah (1991) menyatakan bahwa koefisien keragaman dikatakan rendah apabila nilainya kurang dari 15%, sebaliknya dikatakan tinggi apabila nilainya lebih dari 15%.
Tabel 2. Respon seleksi panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada sapi bali induk di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali
Tabel 1. Rataan, standar deviasi dan koefisien keragaman panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada sapi bali induk di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Sifat Panjang badan Tinggi gumba Lingkar Dada
Jumlah (ekor)
Rataan (cm)
Standar Deviasi (cm)
275 275 275
117,19 115,12 165,43
8,84 6,35 12,54
Koefisien Keragaman (%) 7,54 5,52 7,58
Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan bahwa populasi sapi bali induk yang ada di lima kelompok peternak di lima kecamatan di Kabupaten Jembrana termasuk seragam (homogen). Hal ini menunjukkan seleksi sapi bali induk pada kelompok peternak tersebut sudah cukup baik untuk pelaksanaan program pembibitan sapi bali. Variasi performans sapi induk tersebut tidak terlalu besar. Standar deviasi sifat panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada masing-masing adalah 8,84cm; 6,35cm dan 12,54cm (Tabel 1). Diantara ke tiga faktor ini, lingkar dada memiliki standar deviasi yang tertinggi. Hal ini terjadi karena anggota kelompok ternak di Kabupaten Jembrana belum melakukan tindakan seleksi terhadap lingkar dada. Seleksi hanya dilakukan terhadap panjang badan dan tinggi gumba sebagai syarat mendapatkan bantuan pemerintah. Noor (2010) menyatakan bahwa populasi dengan standar deviasi yang lebih tinggi adalah yang lebih beragam. Apabila populasi tersebut beragam, maka seleksi akan efektif dilaksanakan. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa dilihat dari standar deviasinya, tindakan seleksi terhadap ukuran lingkar dada sapi bali induk di Kabupaten Jembrana lebih efektif dilakukan dibandingkan dengan seleksi terhadap panjang badan dan tinggi gumba. Respon Seleksi Respon seleksi panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada berdasarkan intensitas seleksi yang sama
18
Sifat Panjang badan Tinggi gumba Lingkar dada
h2 0,34 0,60 0,50
i 0,20 0,20 0,20
Sb 8,84 6,35 12,54
Rg 0,60 0,76 1,25
Keterangan: h2 = heritabilitas; i = intensitas seleksi; Sb = simpangan baku; Rg = respon seleksi
Besarnya respon seleksi akibat adanya seleksi sangat tergantung pada besarnya nilai heritabilitas, intensitas seleksi dan simpangan baku dari masing-masing sifat (Warwick, et al. (1995) dan Hardjosubroto (1994). Semakin besar nilai heritabilitas, intensitas seleksi dan simpangan baku, semakin besar respon seleksi yang didapatkan. Oleh karena itu, perbaikan ketiga hal tersebut dapat meningkatkan respon seleksi. Nilai heritabilitas yang digunakan pada penelitian ini termasuk kategori sedang sampai dengan tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Warwick et al. (1990) dan Hardjosubroto (1994) yang menyatakan bahwa pada umumnya nilai heritabilitas sifat pertumbuhan termasuk kategori sedang sampai dengan tinggi. Gunawan dan Jakaria (2011) menyatakan bahwa program seleksi akan lebih efektif dan efisien dilakukan untuk meningkatkan mutu genetik sapi bali, apabila nilai heritabilitas sifat pertumbuhannya termasuk kategori sedang sampai dengan tinggi Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai heritabilitas tinggi gumba adalah paling tinggi jika dibandingkan dengan yang lainnya, tetapi simpangan baku tinggi gumba lebih rendah bila dibandingkan dengan lingkar dada, sehingga respon seleksi yang diperoleh dari seleksi tinggi gumbanya lebih rendah daripada seleksi lingkar dadanya. Intensitas seleksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,20 dengan asumsi 90% ternak yang dipertahankan di dalam populasi atau 10% diculling. Asumsi ini digunakan mengingat penelitian ini dilakukan di kelompok ternak milik rakyat yang belum menerapkan pola pemuliaan secara tepat. Pada umumnya ternak yang diculling adalah induk yang sudah tidak bisa beranak lagi karena umur yang sudah terlalu tua atau karena majir. Intensitas seleksi yang digunakan masih jauh di bawah hasil yang diperoleh Supriyantono dan Iriyanti (2007) yang melakukan penelitian di Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Bali di Kabupaten Jembrana. Hal ini dimungkinkan karena BPTU Sapi Bali sudah menerapkan pola pemuliaan yang terencana. Besarnya nilai intensitas seleksi tergantung
MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 20 Nomor 1 Februari 2017
Warmadewi, D.A., I G. L. Oka, dan I N. Ardika
pada jumlah individu yang tersedia pada populasi dasar seleksi. Disamping itu, jumlah ternak yang akan diganti juga menentukan besarnya intensitas seleksi. Sumadi (1993) menyatakan bahwa intensitas seleksi akan semakin besar apabila panen pedet dapat ditingkatkan, sehingga lebih banyak ternak yang tersedia yang akan digunakan sebagai pengganti. Respon seleksi yang didapatkan pada penelitian ini untuk panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada masing-masing adalah 0,60 cm; 0,76 cm dan 1,25 cm. Respon yang didapatkan ini masih di bawah hasil yang didapatkan oleh Supriyantono dan Irianti (2007) yaitu 1,30 cm; 2,17 cm dan 2,56 cm. Besarnya nilai respon seleksi sangat tergantung pada nilai heritabilitas, intensitas seleksi dan simpangan baku masing-masing sifat. Respon seleksi dapat ditingkatkan dengan jalan memperbaiki ketiga hal tersebut. Dari ketiga hal tersebut yang memungkinkan untuk diperbaiki dikelompok ternak sapi betina bibit yang ada di Kabupaten Jembrana adalah proporsi seleksi sehingga intensitas seleksi dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan panen pedet sehingga jumlah pedet yang tersedia akan meningkat (Duma dan Tanari, 2008). Berdasarkan hasil yang didapatkan maka respon seleksi yang tertinggi adalah pada lingkar dada. Sehingga apabila kita melakukan seleksi pada ketiga sifat tersebut, seleksi pada lingkar dada adalah yang paling efektif. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa respon seleksi tertinggi adalah pada lingkar dada. Oleh karena itu seleksi untuk meningkatkan mutu genetik sapi bali paling efektif dilakukan terhadap lingkar dada dibandingkan dengan seleksi pada panjang badan dan tinggi gumba. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana yang telah memberikan fasilitas penelitian. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan dana penelitian dalam bentuk Hibah Unggulan Program Studi (HUPS) dan Dekan Fakultas Peternakan atas ijin yang telah diberikan untuk melakukan penelitian ini.
ISSN : 0853-8999
DAFTAR PUSTAKA Bugiwati, S. R. A. 2007. Body dimension growth of calf bull in Bone and Baru District, South Sulawesi. J. Sains and Tekno. 7:103-108 Duma, Y dan M. Tanari. 2008. Potensi Respon Seleksi Sifat Pertumbuhan Sapi Brahman Cross di Ladang Ternak Bila River Ranch, Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong. Palu 24 November 2008. Falconer, D.S and T.F.C. Mackay. 1996. Introduction to Quantitative Genetics. 4th Ed. Longman, Harlow, UK. Hanafiah, K.A. 1991. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Cetakan ke-5. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Utara. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Penerbit PT Grasindo. Jakarta Kadarsih, S. 2003. Peranan ukuran tubuh terhadap bobot badan sapi bali di Provinsi Bengkulu. Jurnal Penelitian Universitas Bengkulu, 9 (1): 45-48 Noor, R. R., A. Farajallah and M. Karmita. 2001. The purity test of bali cattle by haemoglobin analysis using the isoelectric focusing method. Hayati. 8:107–111 Noor, R. R. 2010. Genetika Ternak. Edisi ke-6. Penebar Swadaya. Jakarta. Oka, I G. L. 2009. The Advantage of Artificial Insemination in Improving Productive Performance of Bali Cattle. Proceeding International Conference on “Biotechno logy for A Sustainable Future” 15-16 September 2009. Bali. Indonesia. Oka, I G. L. 2010. Conservation and genetics improvement of bali cattle. Proceeding International Seminar on “Conservation and Improvement of World Indigenous Cattle”. 3-4 September 2010. Held by Studi Center for Bali Cattle Udayana University. Bali. Indonesia. Pane, I. 1990. Upaya Peningkatan Mutu Genetik Sapi Bali di Pulau Bali. Prosiding Pertemuan Sapi Bali. Denpasar, 20-23 September 1990. Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Sampurna, I P., Suatha, I K. 2010. Pertumbuhan alometri dimensi panjang dan lingkar tubuh sapi bali jantan. Jurnal Veteriner Maret 2010. 11 (1): 46-51 Sumadi, 1993. Seleksi Berat Sapih pada Sapi Potong di Ladang Ternak. Disertasi. Program Pascasarjana IPB. Bogor. Supriyantono, A. dan B.W. Irianti. 2007. Peningkatan mutu genetik sapi bali melalui pengembangan program pemuliaan. Jurnal Protein Vol.15 No. 1 Tahun 2007. Available from: ejournal.umm.ac.id. Warwick, E.J., J. M. Astuti dan W. Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wijono dan Mas’um. 1981. Resistensi Sapi Bali Dan Persilangan Terhadap Penyakit Infeksi Caplak (Boophilus Sp) dalam Proc. Sem. Penelitian Peternakan. Puslitbang, Bogor. Zulkharnaim., Jakaria and R. R. Noor. 2010. Identification of genetic diversity of growth hormone receptor (GHR|Alu I) gene in Bali cattle. Med. Pet. 33:81-87
19