ISSN : 0853-8999
MAJALAH ILMIAH
PETERNAKAN
Volume 18
Nomor 3
Oktober 2015
PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN MINERAL TERHADAP KECERNAAN NUTRIEN DAN PRODUK FERMENTASI RUMEN SAPI BALI YANG DIBERI RANSUM BERBASIS RUMPUT GAJAH Puspitasari, N. M., I. B. G. Partama, dan I G. L. O. Cakra
PENGARUH LEVEL ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM KAMPUNG UMUR 0-10 MINGGU Ariesta, A. H. , I G. Mahardika, dan G. A. M. K. Dewi
STUDY MIKROBIOLOGIS KEFIR DENGAN WAKTU SIMPAN BERBEDA Lindawati, S. A., N. L. P. Sriyani, M. Hartawan, dan I G. Suranjaya
STUDI RAGAM EKSTERIOR DAN KARAKTERISTIK REPRODUKSI BABI BALI Sudiastra, I W. dan K. Budaarsa
MODEL MATEMATIK HUBUNGAN LUAS LAHAN DENGAN JUMLAH POPULASI TERNAK SAPI BALI DI PROVINSI BALI Sukada, I K., I G. Suarta, dan I N. W. Parimartha
KARAKTERISTIK GELATIN DARI KULIT KAKI TERNAK DAN POTENSINYA SEBAGAI EDIBLE FILM Miwada, IN.S. dan I N. Simpen, M. Hartawan, A. W. Puger, dan N. L. P. Sriyani
PEMANFAATAN KULIT BAUAH MANGGIS SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN TELUR ASIN Agustina, K. K. dan A. A. G. O. Dharmayudha
UPAYA MENEKAN JUMLAH LEMAK TUBUH DAN GAS AMONIA EKSKRETA ITIK MELALUI MANAJEMEN PAKAN PROBIOTIK Roni, N. G. K., E. Puspani, dan I G. N. G. Bidura DITERBITKAN OLEH
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
MODLING MATEMATIK HUBUNGAN LUAS LAHAN DENGAN JUMLAH POPULASI TERNAK SAPI BALI DI PROVINSI BALI I KETUT SUKADA, I GEDE SUARTHA DAN I NYOMAN WARSA PARIMARTHA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR BALI Email:
[email protected] ABSTRAK Mengapa masyarakat atau stikholder kurang begitu tertarik menanamkan modalnya untuk mengembangkan sektor peternakan di Bali dibandingkan sektor lain seperti industri dan pariwisata. Bali merupakan sebuah pulau yang tergolong kecil dibandingkan pulau yang lain di Indonesia. Bali terlalu menitik beratkan sektor pariwisata untuk menjamin kesetabilan pengasilan daerah sehingga dalam jangka panjang Bali mengalami resiko terjadi perebutan lahan antara sektor peternakan dan skctor pariwisata. Sektor pariwisata yang dianggap lebih menjanjikan memberikan profit yang meguntungkan para pemilik modal atau petani juga menganggap sektor ini lebih menjanjikan memberikan kesejahtraan, maka terjadilah persaingan yang sulit di hindari karena belum ditemukan suatu system atau model untuk mengangkat sektor peternakan agar sejajar dengan sektor yang lain, misalnya bagaimana mengembangkan sapi bali yang dapat memberi keuntungan yang berimbang dengan sektor pariwisata. Jika sang pengambil kebijakan (Pemerintah) dan akademisi tidak menemukan solusi untuk memecahakan fenomena ini maka sudah dipastikan akan terjadi alih fungsi lahan yang dapat mengancam sektor pertanian dan peternakan. Berdasarkan pemikiran ini penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana hubungan perkembangan populasi sapi bali di Bali terhadap luas lahan pertanian. Untuk mendapatkan data yang representative mewakili Bali maka sampling dilakukan di berbagai Kabupaten Kota (BPS). Data dianalisis dengan beberapa Model Regression yaitu. Polinomial Regression, Exponensial Regrresions, Logarithmic Regression dan Hoerl’s Regression. Data diolah dengan Costat Statistict. Hasil penelitian diperoleh bahwa melalui (1). Model Polinomal Regression didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi bali berhubungan positif sangat nyata (P<0,05) R2 =0.6696 dan Modling persamaan Matematika Y = 9.426 + 1,1061X. (2). Melalui Model Exponensial Regression didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi bali berhubungan positif sangat nyata (P<0,05) R2=0,6580 dan Modling Persamaan Matematika Y = 14,0396 e 0,0278. (3). Melalui Model Logarithmic Regression didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi bali berhubungan positif nyata (P<0,05) R2 = 0,5867 dan Modling persamaan Matematika Y = - 35,1095 + 25,9318 Ln(X) dan (4). Melalui Hoerl’s didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi bali berhubungan positif sangat nyata (P<0,05) R = 0,8923 dan Modling Persamaan Matematika Y = 2,5042 X0,8504 e -0,0017. Kesimpulan: Dari ke empat model yang dicoba bahwa semua menunjukkan bahwa Modeling Hububungan Fungsi Matematika antara Luas Kepemilikan Lahan terhadap Jumlah Populasi Sapi Bali menunjukkan hubungan yang positif singgificant sampai sangat significant (P<0,05). Berarti alih fungsi lahan pertanian di Bali mengakibatkan luas lahan peternakan berkurang dan dapat membahayakan populasi sapi bali. Kata kunci: Modling matematika, Populasi sapi bali, Luas lahan, Alih fungsi lahan
MATHEMATICAL MODLING RELATIONSHIP SIZE OF LAND WITH BALI CATTLE POPULATION IN BALI I KETUT SUKADA , I GEDE sUARTHA AND NYOMAN WARSA PARIMARTHA UNIVERSITY FACULTY OF LIVESTOCK UDAYANA DENPASAR BALI email:
[email protected] Why is the public or stikholder less interested to invest in developing the livestock sector in Bali compared to other sectors such as industry and Tourism. Bali is an island that is small compared to other islands in Indonesia. Bali too focused tourism sector to ensure stability pengasilan area so in the long term Bali has a risk of competition for land between the livestock sector and tourism skctor. The tourism sector is considered more promising provide profit capital owners or farmers also consider this sector more promising provide livelihoods, then there is competition difficult to avoid because it has not found a system or model to lift the livestock sector in order to align with other sectors, for example, how to develop bali cattle that can benefit impartial with the tourism sector. If the policy makers (Government) and academics can not find a solution to this phenomenon memecahakan then it is likely to happen over the land which can threaten agriculture and livestock. Based on this idea the authors are interested in examining the extent to which the relationship development in Bali Bali cattle population of the agricultural land area . To obtain representative data representing Bali , the sampling is done in various District Municipality ( BPS ) . Data were analyzed by multiple Regression Model that. Regression Polynomial, Regrresions Exponential, logarithmic and Hoerl's Regression Regression . Data processed by Costat Statistict. The result showed that through (1). Polinomal Regression models showed that the relationship to the land area of Bali cattle population is positively related to highly significant (P < 0.05) R2 = 0.6696 and Modling Math equation Y = 9426 + 1,1061X. (2). Through Exponential Regression models showed that the relationship to the land area of Bali cattle population is positively related to highly significant (P < 0.05) R2 = 0.6580 and Modling Math equation Y = 14.0396 e 0.0278. ( 3 ) . Regression through logarithmic model showed that the relationship to the land area of Bali cattle population is positively associated (P < 0.05) R2 = 0.5867 and Modling Math equation Y = - 35.1095 + 25.9318 Ln ( X ). and ( 4 ). Through Hoerl's got that relationship to the land area of Bali cattle population is positively related to highly significant (P < 0.05) R = 0.8923 and Modling Math equation Y = 2.5042 X0,8504 e -0.0017. Conclusion: Of the four models tested that all indicate that Hububungan Modeling Mathematical Functions between the size of the Total Population Tenure Bali cattle showed a positive relationship singgificant to very significant (P < 0.05). Means the conversion of agricultural land in Bali resulted in reduced farm land area and can endanger Inroads Bali cattle. Keywords : Modling Mathematics , Bali Cattle Population , Land Area , Transformation of Land
.
PENDAHULUAN
Implikasi alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan, dan bahkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerugian sosial (Iqbal dan Sumaryanto, 2007). .Dampak alih fungsi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian enyangkut dimensi yang sangat luas. Hal itu terkait dengan aspek - aspek perubahan orientasi ekonomi, sosial, budaya, dan politik masyarakat. Arah perubahan ini secara langsung atau tidak langsung akan berdampak terhadap pergeseran kondisi ekonomi, tata ruang pertanian, serta prioritasprioritas pembangunan pertanian wilayah dan nasional (Winoto, 1995; Nasoetion dan Winoto, 1996). Perubahan penggunaan lahan dapat terjadi karena adanya perubahan rencana tata ruang wilayah, adanya kebijaksanaan arah pembangunan dan karena mekanisme pasar. Dua hal terakhir terjadi lebih sering pada masa lampau karena kurangnya pengertian masyarakat maupun aparat pemerintah mengenai tata ruang wilayah. Alih fungsi dari pertanian ke nonpertanian terjadi secara meluas
fasilitas investasi, baik kepada investor lokal maupun luar negeri dalam penyediaan tanah (Widjanarko, dkk, 2006). Pertumbuhan penduduk yang cepat diikuti dengan kebutuhan perumahan menjadikan lahan-lahan pertanian berkurang di berbagai daerah. Lahan yang semakin sempit semakin terfragmentasi akibat kebutuhan perumahan dan lahan industri. Petani lebih memilih bekerja di sektor informal dari pada bertahan di sektor pertanian. Daya tarik sektor pertanian yang terus menurun juga menjadikan petani cenderung melepas kepemilikan lahannya. Pelepasan kepemilikan lahan cenderung diikuti dengan alih fungsi lahan (Gunanto, 2007). Pertumbuhan perekonomian menuntut embangunan infrastruktur baik berupa jalan, bangunan industri dan pemukiman. Kondisi demikian mencerminkan adanya peningkatan permintaan terhadap lahan untuk penggunaan nonpertanian mengakibatkan banyak lahan sawah, terutama di sekitar perkotaan mengalami alih fungsi. Fenomena ini dapat mengakibatkan kerawanan pangan yang pada gilirannya akan mengancam
sejalan dengan kebijaksanaan pembangunan yang menekankan kepada aspek pertumbuhan melalui kemudahan Luas Lahan dan Populasi Ternak Sapi tiap Kabupaten, Kota di Provinsi Bali.
Kabupaten Jembrana Tabanan Badung Gianyar Kelungkung Bangli Karangasem Buleleng Denpasar
Luas Lahan 32,643 62,455 28,465 27,250 23,175 36,371 60,891 81,296 3,0220
Jumlah Sapi 36,081 47,808 36,662 40,420 33,958 74,327 109,48 92,953 6,4510
kestabilan nasional (Ilham, dkk, 2003). Bali yang menitik beratkan pengembangan sektor pariwisata akan menambah beban menjadi ancaman bagi sector peternakan dalam hal perebutan lahan.
ANALISIS DATA Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan Sidik Ragam menggunakan berbagai macam analisis regresi baik linear maupun nonlinear antaralain: Polynomial Regression, Exponensial Regression, Logarith mic Regression dan Horl’s Regression. Pengolahan data menggunakan Costat. HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Data Penelitian menggunakan luas kepemilikan lahan dalam satuan hetar dan jumlah populasi ternak sapi Bali dalam ekor (BPS Bali 2014). Analisis statistik membandingkan model 4 buah model regression antaralain: (1) Polinomial Regression,(2).Exponential Regression. (3) Logaritmic Regression dan 4.Horls Regression Untuk mencari model matematika yag terbaik dalam mendapatkan hubungan antara luas lahan dengan populasi ternak sapi bali di provinsi Bali. Analisa regresi merupakan metode statistik untuk menyelidiki dan memodelkan antara satu variable respon Y dengan satu atau lebih variabel predictor X Misalnya diberikan himpunan data {(xi, yi)}, i = 1,…n. Secara umum hubungan antara y dan x dapat ditulis sebagai berikut: Yi=m(Xi) + ϵi dengan m(Xi) adalah suatu fungsi regresi yang belum diketahui dan ingin ditaksir, dan ϵi adalah suatu variable acak yang menggambarkan variasi Y disekitar m(X) (Hardle 1990)
Gambar.1 Histogram Hubungan Luas Lahan dengan Populasi ternak Sapi Bali di Provinsi Bali. Dari keempat model yang digunakan untuk menduga nilai regression didapatkan sebagai berikut: 1. Model Polinomial Regression didapatkan
nilai R2 = 0,6696 menunjukkan hubungan 3. Model Logarithmic Regression didapatkan positif yang sangat significant (P<0,01) dengan R2 = 0,5866632424 menunjukkan hubungan Model Matematika Y=9,42638 + 1,106145532. yang positif significant (P<0,05) dengan model matematika Y= -35,1095 + 25,931882 Ln(X). 2. Model Exponensial Regression didapatkan nilai R2 = 0,6580584 menunjukan hubungan 4. Model Horl’s Regression didapatkan positif yang sangat significant (P<0,01) dengan R2=0,8922697364 menunjukkan hubungan model matematika Y =14,039623 e0,0278506. positif yang sangat significant (P<0,01) dengan model matematika Y = 2,50421 Xo,8504558 + eKESIMPULAN 0,00176x
1. Modling Matematika Hubungan luas lahan Keempat model regression yang dicobakan pertanian dengan populasi sapi bali di Provinsi menunjukkan hasil yang cukup baik karena Bali memiliki hubungan yang positip sangat menunjukkan nila R2 yang cukup besar, positif significant. dan significan antara hubungan kepemilikan luas lahan dan populasi ternak sapi Bali. Hasil 2. Dari keempat model Regresi yang dicobakan ini memberikan gambaran bahwa alih fungsi semuanya menunjukkan persamaan bahwa luas lahan berhubungan sangat erat dengan jumlah lahan dan populasi sapi bali berhubungan populasi ternak sapi Bali. Dalam kondisi ini positip yang sangat significant. digambarkan bahwa peternakan sapi Bali di Provinsi Bali mendapat ancaman yang cukup 3. Dipandang dari sudut besarnya koefisien serius yang membahayakan yang mengancam regression yang didapatkan, model Horl’s keberlanjutannya jika Pemerintah, akademisi didapatkan R2=0,8922697364 menunjukkan maupan seluruh stickholder yang terlibat tidak hubungan positif yang sangat significant dengan segera mencari solusi untuk dengan model matematika Y = 2,50421 menyelamatkan alih fungsi lahan yang semakin Xo,8504558 + e-0,00176x serius mengancam perkembangan dunia peternakan. Alih fungsi lahan peternakan DAFTAR PUSTAKA menjadi fungsi yang lain sudah jelas karena kekalahan bersaing sector peternakan dengan Gunanto, E.S., 2007. Konversi Lahan sector lain dalam mensejajarkan diri dalam Pertanian Mengkhawatirkan. Diakses memberikan keuntungan sehingga para dari http://www.tempointeraktif.com pemodal tidak begitu tertarik menanam modalnya untuk mengembangkan sector Hardle, 1990 metode estimate Nadaraya peternakan termasuk pula masyarakat petani Watson model regresi parametric dan peternak kurang tertarik mengembangkan peternakannya, karena lebih cendrung beralih Ilham, dkk, 2003.Perkembangan dan Faktorkesektor lain yang dianggap menjanjikan. Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Seandainya peternakan sapi bali menemukan Lahan Sawah Serta Dampak cara yang jitu yang mampu mensejajarkan diri Ekonominya. IPB Press. Bogor dalam memberikan profit dengan sector lain maka para petani tidak akan mungkin menjual Iqbal, M dan Sumaryanto, 2007. Strategi tanahnya beralih kesektor lain. Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat. Pusat Analisis Sosial. Ekonomi.
Syahyuti, 2007. Kebijakan Lahan Abadi untuk Pertanian Sulit Diwujudkan.Diakses dari http://www.litbang.deptan.go.id)
Nasoetion, L,I, dan Winoto, J. 1996. Masalah alih fungsi lahan pertanian dan dampaknya terhadap keberlangsungan swasembada pangan
Widjanarko, dkk, 2006. Aspek Pertahanan Dalam Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertnian (Sawah). Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah : 2223. Pusat Penelitian dan Pengembangan BPN. Jakarta Winoto, J. 1995. Impacts of urbanization on . agricultural development in the Northern Coastal Region of West Java. Michigan State University andUniversity Microfilm, Inc., USA
. .
32,643 62,455 28,465 27,250 23,175 36,371 60,891 81,296 3,0220 36,081 47,808 36,662 40,420 33,958 74,327 109,48 92,953 6,4510