Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, 2015
PENGARUH BRAND IMAGE (CITRA MEREK) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK SAMSUNG (Studi Pada Mahasiswa/Mahasiswi Universitas Brawijaya Malang) Joni Kurniawan1), Totok Sasongko2) dan Anung Prasetyo N.3) ABSTRAKSI Citra merek merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam membeli sebuah produk, konsumen dengan image yang positif terhadap suatu brand, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Adapun tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh citra merek yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung serta variabel mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Peneltian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang, sampel yang digunakan berjumlah 100 responden, jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner/angket, dalam penetuan sampel digunakan metode Purposive Sampling dan teknik sampel yang digunakan yaitu Non Probability Sampling, metode analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS. Hasil pengujian simultan yang dilakukan menunjukan bahwa citra merek yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung, dengan nilai F hitung lebih besar dari F tabel sebesar 29.038 > 2,70. Hasil tersebut menunjukan bahwa konsumen menjadikan citra merek sebagai salah satu pertimbangan dalam memilih atau membeli smartphone Samsung. Hasil pengujian parsial yang dilakukan menunjukan bahwa citra merek yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung. Hasil pengujian tersebut didapatkan nilai T hitung masing- masing, citra perusahaan sebesar 2.489, citra pengguna sebesar 4.023, citra produk sebesar 3.465. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa citra pengguna sebagai variabel dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung. Berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) diketahui sebesar 0,624, hal ini menunjukan bahwa keputusan konsumen dalam membeli smartphone merek Samsung dipengaruhi oleh citra merek sebesar 0,624 yang mana jika dipersentasekan sebesar 62,40% dan sisanya sebesar 37,60% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Kata kunci: Brand Image (Citra Merek), Keputusan Pembelian
1)
Program Studi Manajemen dan 3) Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
[email protected] 2)
1
University of Tribhuwana Tunggadewi Malang, 2015
THE EFFECT OF BRAND IMAGE TO THE PURCHASING DECISION OF SMARTPHONE SAMSUNG BRAND (Study On Students University of Brawijaya Malang) Joni Kurniawan1), Totok Sasongko2) dan Anung Prasetyo N.3) ABSTRACT Brand image is one of the consumer consideration in purchasing of the product, consumer with a positive image for a brand, more likely to do purchasing. The purpose of this study was to determine the effect of brand image that includes (corporate image, user image and product image) to the purchasing decision of smartphone Samsung brand also which variables are dominant to influence on purchasing decision. This study was conducted at the Faculty of Economic and Business, University of Brawijaya Malang, samples used were 100 respondents, this type of research is descriptive study with quantitative approach, the data used are primary data and secondary data, the data collection method in this study use questionnaire, in the determination of the sample used Purposive Sampling method and the sampling technique used is Non-Probability Sampling, the method of data analysis use multiple linear regression with the help of SPSS program. The result of testing conducted simultaneously shows that brand image that includes (corporate image, user image and product image) in together influence to the purchasing decision of smartphone Samsung brand, with the value of F count larger than F table that is 29.038 > 2.70. The result showed that consumers make brand image as one of the consideration in choosing or buying of the Samsung smartphone. The partial testing result carried out showed that the brand image that includes (corporate image, user image and product image) significantly influence to the purchasing decision of smartphone Samsung brand. From the test result was obtained the value of T count respectively, the company/corporate image is 2489, user image is 4,023, the product image is 3,465. From these results show that the user image as the dominant variable influence on the purchasing decision of Samsung smartphone. Based on the coefficient of determination (R2) is known 0.624, this shows that the consumer decision to buy smartphone Samsung brand was influenced by brand image of 0.624 which in percentage amount of 62.40% and the remaining 37.60% was influenced by other factors that not researched. Keywords: Brand Image, Purchasing Decision
1)
Program Studi Manajemen dan 3) Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
[email protected] 2)
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini dirasakan begitu pesat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih karena dirasakan dapat mendukung aktivitas sehari-hari. Salah satu teknologi komunikasi yang digandrungi pada saat ini yaitu smartphone baik kalangan remaja maupun dewasa. Hal tersebut menjadikan peluang bagi para produsen yang bergerak dibidang teknologi komunikasi dan disambut baik oleh para produsen dengan meluncurkan beberapa produk teknologi komunikasi seperti smartphone. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan teknologi informasi dan komunikasi, hal tersebut juga menjadikan persaingan begitu ketat. Saat ini persaingan tidak hanya terletak pada kegunaan produk saja, melainkan telah mengarah pada merek. Menurut America Marketing Association merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing. Suatu merek pada akhirnya akan memberikan tanda atau informasi pada konsumen mengenai sumber produk tersebut. Merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan dan manfaat produk kepada konsumen. Selain merek, produsen juga perlu memperhatikan citra merek, yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk). Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya (Kotler, 2000). Sedangkan Citra menurut Alma
(2007) adalah kesan yang di peroleh sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu. Pada saat ini konsumen dimanjakan dengan banyaknya pilihan produk teknologi komunikasi dari berbagai produsen. Dalam hal ini produsen dituntut untuk mampu memberi kepercayaan pada konsumen agar mau menggunakan produk tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu membangun atau menjaga citra merek (brand image). Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen (Rangkuty, 2002). Sedangkan menurut Kotler (2002) brand image adalah sejumlah keyakinan tentang merek. Dengan banyaknya pilihan yang ada konsumen memilih sebuah produk dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut didasari oleh banyak aspek, baik aspek rasional maupun aspek emosional. Secara rasional konsumen percaya merek tersebut mampu memberikan jaminan kualitas sedangkan secara emosional pengguna yakin merek tersebut mampu memberi citra dan meningkatkan gengsi. Schiffman dan Kanuk, (dalam Iqbal Angio, 2013) mengatakan Dalam lingkungan persaingan yang ketat sekarang ini, citra merek akan produk merupakan hal yang paling penting, jika produk menjadi lebih kompleks dan pasar lebih ramai, para konsumen lebih mengandalkan citra merek dari produk dari pada atribut-atribut yang sebenarnya dalam mengambil keputusan membeli. Keputusan pembelian adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai (Kotler, 2002). Sedangkan menurut Swasta (dalam 3
Sarwo Edi 2013) keputusan pembelian adalah salah satu tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang terjadi dalam proses pembelian pada suatu periode dan waktu tertentu serta pemenuhan kebutuhan tertentu atau dengan kata lain merupakan suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh seorang konsumen. Perkembangan merek-merek smartphone di Indonesia cukup menyita perhatian, salah satu merek yang saat ini menyita perhatian yaitu Samsung yang menawarkan berbagai produk teknologi
Rank Of Populer
komunikasi khususnya smartphone. Hasil survey yang dirilis pada bulan oktober 2014 perihal pasar smartphone, khususnya brand awareness produsen smartphone di Indonesia. Penelitian tersebut dilakukan oleh perusahaan peneliti pasar di Asia Tenggara, W&S Group. (PBI) yang digunakan sebagai barometer penelitian diperoleh dengan melakukan survei online terhadap 1.115 responden dalam database W&S Indonesia. Hasilnya perusahaan mengukuhkan Samsung sebagai merek terpopuler di Indonesia. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Smartphone Terpopuler di Indonesia Smartphone PBI
IR
1 Samsung 51,6 2 Blackberry 8,7 3 Nokia 6,6 4 Sony 6,1 5 Lenovo 5,0 6 Smartfren 3,6 7 Oppo 3,3 60,0 % 8 Apple 3,0 9 Advan 2,4 10 LG 1,9 11 Evercoss 1,8 12 Asus 1,7 13 Mito 0,9 14 Acer 0,9 15 HTC 05 Sumber:http://id.techinasia.com/penelitian-brand-awareness-samsung-merek-populer indonesia/ Terlihat pada tabel diatas Samsung menempati posisi teratas sebagai merek smartphone terpopuler di Indonesia. Sehingga hal tersebut menarik perhatian untuk dilakukan sebuah penelitian agar diketahui apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian smartphone merek Samsung khususnya pada mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Brawijaya Malang. Lokasi tersebut dipilih karena dari hasil pengamatan lapangan sementara bahwa tingkat gaya hidup (Life Style) mahasiswa Universitas Brawijaya Malang bisa dikatakan cukup tinggi, dan diyakini dengan tingkat gaya hidup tersebut mengharuskan mahasiswa/mahasiswi mempunyai alat komunikasi yang canggih seperti smartphone, Oleh karena itu Fakultas Ekonomi dan 4
Bisnis, Unversitas Brawijaya Malang dirasa layak dijadikan sebagai lokasi penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirasakan perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung (Studi Pada Mahasiswa/Mahasiswi Universitas Brawijaya Malang)”. Rumusan Masalah 1) Bagaimana pengaruh brand image yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung ? 2) Variabel mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung? Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui pengaruh brand image yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung. 2) Untuk mengetahui indikator mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Peneltian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Brawijaya Malang. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini terhitung dari bulan Februari - Maret 2015. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner/angket yaitu teknik pengumpulan data/informasi yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberi kepada responden dan memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa konsumen. .Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya angkatan 2011-2013 dan sampel yang digunakan berjumlah 100 mahasiswa/mahasiswi pengguna smartphone merek Samsung. Variabel Penelitian dan Pengukuranya Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, operasional variabel penelitian dan pengukurannya dapat dilihat pada tabel yang disajikan sebagai berikut:
5
Tabel 2 Operasional variabel penelitian Variabel Konsep Variabel Indikator Citra Sekumpulan asosiasi yang a. Nama besar perusahaan Perusahaan dipersepsikan konsumen b. Layanan perusahaan (X1) terhadap perusahaan yang c. Jaringan penjualan membuat suatu barang atau jasa. Citra Sekumpulan asosiasi yang a. Gaya Pengguna dipersepsikan konsumen b. Bermutu (X2) terhadap pemakai yang c. Percaya diri menggunakan suatu barang d. Menarik atau jasa. Citra Sekumpulan asosiasi yang a. Merek Produk dipersepsikan konsumen b. Kualitas (X3) terhadap suatu produk. c. Type d. Desain Casing Keputusan Keputusan pembelian a. Pengenalan masalah Pembelian merupakan suatu tindakan b. Pencarian informasi (Y) konsumen untuk c. Evaluasi berbagai membentuk referensi alternatif diantara merek-merek d. Keputusan pembelian dalam kelompok pilihan e. Perilaku paska pembelian dan membeli produk yang paling disukai. Pengujian Instrumen Penelitian Uji Validitas Arikunto (2010), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji Reliabilitas Santoso (2002), reliabilitas adalah uji yang bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan reliable (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Santoso (2002), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
Skala Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji Multikolonieritas Santoso (2002), uji multikolonieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Uji Heteroskedastisitas Santoso (2002), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika 6
varians berbeda heteroskedastisitas.
disebut
Uji Autokorelasi Santoso (2002), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi yaitu dengan melakukan uji durbinwatson (DW test) Metode Analisis Data Regresi Linier Berganda Ghozali (dalam Sarwo Edi 2013), analisis regresi berkaitan dengan studi mengenai ketergantungan variabel terikat dengan satu atau lebih variabel penjelas/bebas. Regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel tergantung dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya (Santoso 2002) Adapun bentuk umum rumus regresi linear berganda yaitu: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan: Y = Proses keputusan pembelian a = Konstanta b1, b2, b3 = Koefesien persamaan regresi predictor X1, X2 dan X3 X1 = Variabel citra perusahaan X2 = Variabel citra pengguna X3 = Variabel citra produk e = Standar eror HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan bahwa setiap indikator telah memenuhi syarat validitas karena hasil semua indikator berada diatas nilai r tabel 0,195. Sedangkan dari hasil uji reliabilatas, Variabel Citra Perusahaan, Citra Pengguna, Citra Produk dan Keputusan Pembelian menunjukan relibel karena cronbach’s alpha berada diatas 0,60. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusu normal atau tidak, Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar yang disajikan sebagai berikut:
Gambar 1 Normal Probability Plot
Sumber: Data primer diolah, 2015 7
Berdasarkan gambar grafik normal probability plot menunjukan bahwa sebaran titik-titik berada disekitar garis diagonal yang berarti data tersebut berdistribusi normal, sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian konsumen berdasarkan masukan dari variabel bebas.
Uji Multikolinieritas Uji multikolonieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Hasil pengujian multikolonieritas dapat dilihat pada tabel yang disajikan sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Nilai VIF Keteranagan X1 1,352 Tidak terjadi gejala multikolinieritas X2 1,372 Tidak terjadi gejala multikolinieritas X3 1,397 Tidak terjadi gejala multikolinieritas Sumber: Data primer diolah, 2015 Uji Heteroskedastisitas Dari tabel diatas menunjukan Uji heteroskedastisitas bertujuan bahwa tidak ada satupun variabel bebas untuk menguji apakah dalam sebuah yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, model regresi, terjadi ketidaksamaan sehingga dapat disimpulakan bahwa varians dari residual dari satu tidak ada multikolinieritas antar variabel pengamatan ke pengamatan yang lain. bebas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar yang disajikan sebagai berikut: Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah, 2015 Dari gambar diatas menunjukan bahwa titik-titik tersebar secara acak baik dibawah maupun diatas angka 0
pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. 8
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel yang disajikan sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson 1 2,209 Sumber: Data primer diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hasil uji autokorelasi yang ditunjukan dengan nilai Durbin-Watsonsebesar (dw)=2,209 dengan demikian nilai (dw) berada diantara -4 sampai 4 maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi.
Analisis Regresi Linier Berganda Tujuannya untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap keputusan pembelian, baik secara simultan maupun parsial serta untuk mengetahui dominasi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 5 Hasil Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (constant) 10.249 3.178 Total X1 .728 .293 Total X2 .584 .145 Total X3 .665 .192 Sumber: Data primer diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas maka dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y =10,249+0,728X1+0,584X2+0,665X3 Dari persamaan regresi diatas dapat diartikan sebagai berikut: 1) a = nilai konstanta sebesar 10,249 menunjukan jika variabel X (citra perusahaan, citra pengguna, citra produk) diasumsikan tetap maka keputusan pembelian konsumen sebesar 10,249. 2) b1= 0,728 menunjukan nilai yang positif, sehingga dapat diartikan setiap ada perubahan dari variabel X1 maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,728.
3) b2= 0,584 menunjukan nilai yang positif, sehingga dapat diartikan setiap ada perubahan dari variabel X2 maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,584. 4) b3= 0,665 menunjukan nilai yang positif, sehingga dapat diartikan setiap ada perubahan dari variabel X3 maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,665. Pengujian Hipotesis Uji Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (citra merek) secara bersama-sama terhadap variabel Y (keputusan pembelian). Adapun hasil dari uji F sebagai berikut: 9
Tabel 6 Hasil Uji F (Uji Simultan) f f tabel Sig. 29.038 2,70 .000a Sumber: Data primer diolah, 2015 Dari tabel diatas diperoleh hasil, signifikan sebesar 0,000 < 0,05 dengan F hitung sebesar 29,038 > 2,70, dengan kata lain F hitung > F tabel. Maka dapat disimpulkan ketiga variabel X (citra perusahaan, citra pengguna, citra produk) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel (Y) keputusan pembelian. Maka H1 yang menyatakan (citra perusahaan, citra pengguna, citra produk) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian, diterima dan menolak hipotesis H0. Dengan demikian hipotesis yang dajukan dapat diterima. Uji Parsial (Uji T) Uji T dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari variabel X (citra perusahaan) secara individual terhadap variabel Y (keputusan pembelian). Adapun hasil dari uji T sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Uji T (Uji Parsial) t t tabel Sig. 3.225 .002 2.489 .015 1,984 4.023 .000 3.465 .001 Sumber: Data primer diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh hasil yang menunjukan bahwa: 1) X1 (citra perusahaan) diperoleh T hitung lebih besar dari T tabel sebesar 2,489 > 1,984 dan signifikan sebesar 0,015 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan variabel X1 (citra perusahaan) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
2) X2 (citra pengguna) diperoleh T hitung lebih besar dari T tabel sebesar 4,023 > 1,984 dan signifikan sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan variabel X2 (citra pengguna) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (keputusan pembelian). 3) X3 (citra produk) diperoleh T hitung lebih besar dari T tabel sebesar 3,465 > 1,984 dan signifikan sebesar 0,001 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan variabel X3 (citra produk) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (keputusan pembelian). Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukan ketiga variabel X (citra perusahaan, citra pengguna, citra produk) berpengaruh secara individual terhadap keputusan pembelian, dikarenakan T hitung yang diperoleh lebih besar dari T tabel. Variabel X2 (citra pengguna) menjadi variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung dengan nilai T hitung sebesar 4,023. Maka H2 yang menyatakan terdapat variabel dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, diterima. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang diajukan diterima. Tabel 8 Hasil Koefisien Determinasi Model R R Square a 1 .790 .624 Sumber: Data primer diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,624, hal ini menunjukan bahwa keputusan konsumen dalam membeli smartphone merek Samsung dipengaruhi oleh citra merek sebesar 0,624 yang mana jika dipersentasekan sebesar 62,40% dan sisanya sebesar 37,60% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 10
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa variabel citra merek yang terdiri dari (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung, baik secara bersama-sama maupun individual. 1) Bagaimana pengaruh brand image yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung ? Hasil pengujian simultan yang dilakukan menunjukan bahwa citra merek yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung, dengan nilai F hitung > F tabel sebesar 29.038 > 2,70. Hasil tersebut menunjukan bahwa konsumen menjadikan citra merek sebagai salah satu pertimbangan dalam memilih atau membeli smartphone merek Samsung. Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Schiffman dan Kanuk, (dalam Iqbal Angio, 2013:2) mengatakan Dalam lingkungan persaingan yang ketat sekarang ini, citra merek akan produk merupakan hal yang paling penting, jika produk menjadi lebih kompleks dan pasar lebih ramai, para konsumen lebih mengandalkan citra merek dari produk dari pada atribut-atribut yang sebenarnya dalam mengambil keputusan membeli. Begitu juga dengan pernyataan yang diungkapkan Setiadi (2003: 180) konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian Hasil penelitian ini didukung pula dari hasil penelitian yang dilakukakan oleh Nurul Huda (2012) tentang
“Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Motor Secuter Matic Yamaha Di Makassar”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan variabel brand image yang meliputi, corporate image, user image dan product image, secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai F hitung sebesar 31,516. 2) Variabel mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung ? Hasil pengujian parsial yang dilakukan menunjukan bahwa citra merek yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung. Hasil pengujian tersebut didapatkan nilai T hitung masingmasing, citra perusahaan sebesar 2.489, citra pengguna sebesar 4.023, citra produk sebesar 3.465. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa citra pengguna sebagai variabel dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil yang didapatkan oleh Nurul Huda (2012) tentang “Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Motor Secuter Matic Yamaha Di Makassar”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan variabel product image yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung sebesar 4,047. Namun hasil tersebut dirasakan wajar dikarenakan perbedaan tempat dan objek yang diteliti, pada penelitian yang dilakukan oleh Nurul Huda objek penelitiannya heterogen dan 55% dari responden yang digunakan sudah memiliki pekerjaan dan berusia dewasa. 11
Tentunya dalam pemilihan sebuah produk cenderung memilih produk yang mampu menunjang kegiatan yang dilakukan sehari-hari, sehingga dari penelitian yang dilakukan oleh Nurul Huda didapatkan hasil citra produk sebagai variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor secuter matic Yamaha di Makassar. Sedangkan pada penelitian ini objek penelitiannya bersifat homogen yaitu mahasiswa/mahasiswi dengan umur rata-rata 21 tahun dan belum memiliki pekerjaan. Tentunya dengan umur yang tergolong masih remaja memiliki keinginan untuk bernampilan menarik, begitupun dalam pemilihan sebuah produk cenderung mempertimbangkan hal-hal yang mampu meningkatkan penampilan. Sehingga dalam penelitian ini diperoleh hasil yang bebeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Hasil dari penelitian ini menunjukan citra pengguna sebagai variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menegenai ”Pengaruh Brand Image (Citra Merek) Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung, dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Citra merek yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung dengan nilai F hitung sebesar 29.038 > 2,70. Berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,624, hal ini menunjukan bahwa keputusan konsumen dalam
membeli smartphone merek Samsung dipengaruhi oleh citra merek sebesar 0,624 yang mana jika dipersentasekan sebesar 62,40% dan sisanya sebesar 37,60% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 2) Hasil pengujian parsial yang dilakukan menunjukan bahwa citra merek yang meliputi (citra perusahaan, citra pengguna dan citra produk) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung. Hasil pengujian tersebut didapatkan nilai T hitung masing- masing, citra perusahaan sebesar 2.489, citra pengguna sebesar 4.023, citra produk sebesar 3.465. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa citra pengguna sebagai variabel dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1) Hendaknya produsen senantiasa memperhatikan, membangun, mempertahankan dan meningkatkan citra merek agar kedepanya produsen mampu bersaing dan tetap bertahan dalam persaingan ditengah merebaknya produsen yang memproduksi smartphone. 2) Citra perusahaan merupakan variabel yang terendah berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung, kedepannya produsen diharapkan mempertahankan serta meningkatkan layanan serta mempertahankan dan lebih memperluas jaringan penjualan.
12
Daftar Pustaka Alma, Buhari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Anonym. Pasar Smartphone http://id.techinasia.com/penelitian -brand-awareness-samsungmerek-populer-indonesia/ diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 10:30 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Iqbal Angio. 2013. Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio Soul Di Kota Gorontalo (Studi Kasus Pada Konsumen PT. Hasjrat Abadi). Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hal 2. Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta: Prenhallido. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi sembilan. Terjemahan Hendra Teguh et.al. Jakarta: PT Prenhallindo. Rangkuty, Freddy. 2002. The Power of Brand, Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategy Perluasan Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Santoso, Singgih. 2002. Statistik Parametrik. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Sarwo Edi, 2013. Pengaruh Citra Merek, Sikap Konsumen Dan Asosiasi Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Empiris Pertimbangan Mahasiswa UNNES dalam Pembelian Laptop Toshiba). Skripsi Manajemen Fakultas ekonomi Universitas Negeri Semarang.
13