BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS/M) adalah salah satu program yang harus diwujudkan dan diimplementasikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu kegiatan UKS/M merupakan proses pembinaan, pengembangan, upaya secara terpadu, terencana, terarah, dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan serta melaksanakan prinsip hidup sehat kepada warga sekolah khususnya peserta didik. Salah satu program kegiatan UKS/M adalah Lomba Sekolah Sehat (LSS), mulai dari tingkat TK/RA sampai SMA/SMK/MA yang diikuti oleh semua sekolah negeri dan swasta. Pelaksanaan LSS harus dianggarkan baik melalui APBN maupun APBD, agar terlaksana dengan baik. Kegiatan lomba ini dimulai dari kecamatan sampai tingkat nasional, sebagai wujud dan implementasi dari hasil Rakernas UKS/M VI tahun 2002, yang telah merekomendasikan kepada seluruh jajaran TP UKS/M untuk melaksanakan lomba. LSS yang dilaksanakan secara terpadu dari empat kementerian telah berjalan lama. Namun mulai tahun 2013 pola penilaian lomba dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu : Best Performance (berbasis kinerja) dan Best Achievement (pencapaian terbaik), hal ini untuk menghindari subjektivitas penilaian, sehingga dilaksanankan secara objective, jujur, bertanggung jawab, serta memberikan motivasi, memupuk sikap kompetitive yang dimulai dari kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Di samping pengisian instrumen petugas penilaian juga menggunakan lembar observasi untuk menilai sarana dan prasarana, manajemen dari sekolah yang dikunjungi. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Bersama Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri masing-masing Nomor : 6/X/PB/2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor
1
81 Tahun 2014 dan nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS/M. 3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Nomor:2/P/SKB/2003, Nomor:1068/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor: MA/230 B/2003 Nomor: 4415-404 Tahun 2003 tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat. 4. Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 39 tahun 2008, tentang pembinaan kesiswaan. C. Pengertian Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah kegiatan/proses penilaian untuk penentuan sekolah terbaik. Kegiatan lomba ini dimulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kab/kota. D. Tujuan Tujuan Lomba Sekolah Sehat sebagai berikut : a. Membina kerjasama, koordinasi dalam pengembangan pelaksanaan UKS/M di sekolah/madrasah; b. Membina karakter, perilaku hidup bersih, sehat, dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik; c. Membina, melaksanakan secara terpadu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan lingkungan sehat; d. Mewujudkan sekolah pemenang yang telah terseleksi secara baik. E. Tim Penilai Tim Penilai terdiri dari unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri. Tugas Tim Penilai: Melakukan penilaian, pengumpulan data, dan melihat secara langsung terhadap sekolah yang diunggulkan atau pemenang. Melaksanakan pengisian Instrumen lomba dan lembar Observasi. Melakukan koordinasi dengan petugas kota/kab, kecamatan, dan sekolah.
2
BAB V
F. Tugas Panitia Penyelenggara
PENUTUP Lomba Sekolah Sehat (LSS) diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan mulai dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, sampai SMA/SMK/MA. Lomba Sekolah Sehat merupakan salah satu upaya untuk memotivasi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, serta salah satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dalam Pedoman Penyelenggaraan Lomba Sekolah Sehat ini, telah disajikan secara lengkap dan terinci tentang Penyelenggaraan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat, namun keberhasilan Penyelenggaraan Lomba Sekolah Sehat, terletak bukan hanya pada penerapan metode, strategi, koordinasi, integrasi, dan teknik serta sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemecahan masalah yang ada di lapangan, tetapi juga adanya efektivitas, kerjasama, sinergi serta keselarasan kerja antara petugas di lapangan dalam Penyelenggaraan Lomba Sekolah Sehat turut menentukan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan Lomba Sekolah Sehat. Dengan tersusunnya pedoman ini diharapkan setiap pengelola dan semua personil yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan Lomba Sekolah Sehat dapat melaksanakan kegiatan secara aktif, sistematis, dan terencana.
Panitia Penyelenggara terdiri dari 4 (empat) Kementerian yang tergabung dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri, yang mempunyai tugas sebagai berikut : a. Melaksanakan koordinasi di tingkat Provinsi dan pemberitahuan ke TP UKS/M kota/kab, kecamatan, dan sekolah; b. Memverifikasi, dan memeriksa persyaratan berkas sekolah yang diusulkan oleh Tim Pembina UKS/M kota/kab, kecamatan, dan sekolah; c. Melakukan penilaian proses pengumpulan data langsung ke sekolah Pemenang Lomba Tingkat kota/kab, kecamatan, dan sekolah Tahun 2016; d. Mengolah dan merekapitulasi data yang sudah ada dari hasil penilaian; e. Penganugerahan dan pemberian hadiah untuk para pemenang LSS; f. Membuat dan menyampaikan laporan penyelenggaraan kepada instansi yang terkait; g. Menyiapkan data-data pemenang tahun 2016, untuk data base dalam penyusunan program; h. Menerima berbagai saran, masukan, kritik, dan usul dalam rangka penyempurnaan. G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat Jadwal kegiatan Lomba Sekolah Sehat (LSS) TK/RA, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
22
3
Matriks Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Tahun 2016
No.
Tahapan Kegiatan
1 2 3 4
Persiapan Verifikasi berkas LSS Orientasi Tim Penilai Penilaian LSS tk.kab./kota dan kecamatan dan sekolah Pengolahan data hasil penilaian LSS Penganugerahan Pemenang LSS Penyusunan Laporan
5 6 7
9
10
11
PENGANUGERAHAN HADIAH Setelah kegiatan penilaian selesai dilaksanakan, maka selanjutnya pengolahan data dan penetapan pemenang untuk diundang ke Mataram. Penganugerahan Hadiah kepada pemenang Lomba Sekolah Sehat (LSS) di Mataram adalah dalam rangka penganugerahan pemberian penghargaan kepada para pemenang lomba atas prestasinya dalam membina dan mengembangkan UKS/M di daerahnya masing-masing. Peserta/Pemenang Para pemenang LSS Tingkat Provinsi akan diundang ke Mataram untuk mengikuti serangkaian acara dan menerima hadiah/penghargaan. Sesuai dengan kategori, yaitu :
Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8
BAB IV
12
No 1
H. Pembiayaan Biaya pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah DIPA Output Sekolah Yang mendapatkan program peningkatan mutu pendidikan melalui Sub Output Kegiatan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Tahun Anggaran 2016. Bagi para petugas yang berasal dari tiap Kementerian, dan Direktorat terkait mengunakan biaya dari masing-masing Kementerian/Instansi.
2
3
4
4
Jenjang sekolah a. Jenjang TK/RA 1. ...... 2. ...... 3. ...... b. Jenjang SD/MI 1. ..... 2. ...... 3. ..... c. Jenjang SMP/Mts 1. ...... 2. ....... 3. ........ d. Jenjang SMA/SMK/MA 1. ........ 2. ........ 3. ........
Kabupaten/Kota
Peringkat I II III I II III I II III I II III
21
c. Membuat kesepakatan menentukan pemenang dengan sesama Tim Penilai. d. Berdiskusi tentang penilaian di depan panitia daerah. e. Merokok di Lokasi Penilaian. f. Membawa pasangan dan anak (keluarga). g. Merangkap tugas dan harus mengikuti penilaian hingga selesai/tuntas.
BAB II PERSYARATAN DAN MEKANISME LOMBA SEKOLAH SEHAT (LSS) TINGKAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
A. Peserta Peserta Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 adalah Juara Lomba Sekolah Sehat (LSS) TK/RA, SD/MI, SMP/MTs tahun 2016. B. Syarat Pendaftaran 1. Mengisi dan menandatangani Pakta Integritas 2. Melampirkan data-data sebagai berikut: a. Laporan pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi, yang dilengkapi dengan : 1) SK Panitia Penyelenggara ditambah Tim Penilai; 2) Jadwal Pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat; 3) Kegiatan dan aktivitas panitia penyelenggara; 4) Daftar peserta Lomba Sekolah Sehat; 5) SK penetapan pemenang Lomba Sekolah Sehat; 6) Hasil penilaian lomba sekolah sehat b. Laporan tahunan TP UKS/M Tingkat Provinsi tahun 2016, yaitu: 1) Program kegiatan (dalam 1 tahun) 2) Pembiayaan; 3) Pelaksanaan kegiatan 4) Data hasil kegiatan 5) Kesimpulan dan saran c. Rencana dan target sasaran 2015 – 2017 d. Daftar TP UKS/M Kabupaten/Kota dan TP UKS/M Kecamatan e. File Foto tentang sekolah (format jpeg/jpg) Daftar Foto yang harus dipenuhi dalam pendaftaran LSS No 1 2
20
Obyek Foto Ruang UKS/M/Sudut UKS/M Kelengkapan Ruang UKS/M
TK/RA SD/MI V V
V V
SMP/MTs V V
SMA/SMK /MA V V
5
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19 20 21
22
23 24
Ruang Kelas Ruang Laboratorium Ruang OSIS Ruang Konseling Ruang Keterampilan Warung Sekolah/ Kantin Sekolah Ruang Perpustakaan Ruang Ibadah Pagar Sekolah WC/jamban/kamar mandi siswa (tampak luar dan tampak dalam) WC/jamban/kamar mandi guru (tampak luar dan tampak dalam) Tempat Cuci Tangan Halaman/Lapangan Sekolah Poster/Sticker/Label/Tulisan ajakan untuk “tidak merokok di area sekolah” Taman atau kebun Sekolah Apotik Hidup Bak Sampah/Tempat Pembuangan Sampah Sumber air bersih Kegiatan Dokter Kecil/Kader Kesehatan Remaja (KKR): a.Kegiatan pengukuran berat badan/tinggi badan b.Pengukuran Lila c.Kegiatan P3K/P3P d.Kegiatan Pengukuran ketajaman mata e.Kegiatan lain Kegiatan Ektrakurikuler a. Pramuka b. Olahraga c. Kesenian d. Kegiatan Lain Kegiatan TP UKS/M sedang rapat Ruang Sekretariat TP UKS/M Kab./Kota (Tempat
V V
V V
V V V V V
V V V V V
V
V
V
V
V V V
V V V
V V V
V V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V V
V V
V V
V
V
V
V
V V
V V
V V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V V
V
V
V
V
V V V V V
V V V V V V
V V V V V V
V V V V V V
V
V
V
V
V
V
V
V
kerapihan dan pencahayaan ruang BK. Contoh lain muncul pada kuesioner untuk Tim UKS/M Provinsi. Salah satu pertanyaan adalah Apakah pada tahun 2012 Tim Provinsi ini akan melakukan pemantauan dan evaluasi?. Pilihan jawaban adalah 1.Ada, 2.Tidak ada, dan 3.Tidak tahu. Jika Tim UKS/M menjawab pilihan nomor 2 atau 3 maka pertanyaan lanjutan tentang pemantauan dan evlauasi tidak perlu ditanyakan. Hal lain tentang kelengkapan yaitu konsistensi data. Pada kuesioner sekolah ditanyakan jumlah ruang kelas yang dimiliki. Ketika sekolah menjawab terdapat 13 ruang kelas, maka ketika ada pertanyaan lain yang menanyakan tentang jumlah kelas meskipun dipecah pecah berdasarkan kondisi ruang, jumlah keseluruhannya tetap harus 13 ruang kelas. Khusus untuk keuesioner yang ditujukan untuk TP UKS/M provinsi dan kabupaten/kota, mohon perhatian untuk dua hal. Pertama, sebelum kuesioner untuk TP UKS/M provinsi dan kabupaten/kota diserahkan kepada responden, pada pertanyaan nomor 16 harap diisi dengan nama sekolah yang dikunjungi/atau yang dinilai. Kedua, jika dalam satu provinsi terdapat dua atau lebih sekolah/madrasah yang di nilai maka responden (petugas TP UKS/M , hanya mengisi pertanyaan 1 s.d. 15 sekali saja). b. Kode Etik Tim Penilai 1) Ada Rekomendasi dari pimpinan Satker. 2) Setiap Kementerian harus menugaskan maksimal 3 orang penilai untuk setiap lokasi penilaian. 3) Mengikuti Orientasi Penilaian LSS. 4) Memiliki Integritas yang baik. 5) Memahami Substansi Penilaian. 6) Menjunjung tinggi objektivitas dalam penilaian. 7) Berpakaian rapi dan sopan (Batik), dan tidak memakai Jeans. 8) Ketua Tim Penilai minimal pejabat Eselon IV. 9) Tim penilai harus disiplin waktu. 10) Dalam Melakukan Penilaian Tim Penilai DILARANG : a. Menjanjikan menjadi juara pada sekolah yang dinilai. b. Menuntut fasilitas dalam bentuk apapun.
6
19
data. 1) Kartu Kendali Bentuk kartu kendali pada setiap instrumen muncul pada setiap halaman pada kiri atas. Untuk kuesioner sekolah terdiri dari provinsi dan kab/kota. Di samping itu ada juga data dasar yang meliputi jenis satuan pendidikan. Kombinasi dari provinsi dan kab/kota dengan jenis satuan pendidikan akan menjadi nomor unik pada setiap sekolah. Nomor unik ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penghitungan total nilai tertimbang dari masing-masing sekolah. Dengan penerapan metode ini, penilai tidak harus melakukan penghitungan sendiri saat pengumpulan data. Keuntungan lain, sekolah tidak mempunyai kesadaran bahwa mereka sedang dinilai, dan Tim Penilai dapat memusatkan dalam melakukan observasi secara lebih cermat terhadap sekolah yang menjadi obyek observasi. Berdasarkan data tersebut, dengan menggunakan program statistik SPSS dapat dilakukan pengitungan total nilai tertimbang secara cepat dan akurat. Oleh karena itu pada saat mau dilakukan pengumpulan data, Tim Penilai harus meyakinkan bahwa data dasar pada kuesioner dan lembar observasi harus sama, dan tidak boleh ada perbedaan sedikitpun. 2) Kelengkapan Data Kelengkapan data yang dihasilkan dari suatu instrumen didasari pada suatu pemahaman bahwa pertanyaan pertanyaan pada suatu instrumen tersebut merupakan struktur berpikir. Dengan asumsi tersebut kelengkapan data yang dikumpulkan dengan suatu instrumen tidak sama artinya dengan semua pertanyaan terisi semua. Kelengkapan data apabila pertanyaan yang harus terisi, maka datanya ada, dan pertanyaan yang tidak harus terisi maka tidak harus diisi. Pada instrumen yang digunakan pada penilaian ini terdapat dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu skipping through dan konsistensi jumlah. Misal, pada kuesioner sekolah terdapat pertanyaan apakah sekolah ini mempunyai ruang BK. Ketika sekolah tersebut menjawab “tidak punya”, maka pertanyaan berikut yang menanyakan tentang kerapian, pencayahaan ruang BK menjadi tidak relevan untuk ditanyakan. Akan menjadi hal yang justru aneh ketika terdapat data tentang
18
25 26
sekolah/madrasah peserta) Kegiatan TP UKS/M mengadakan pemantauan Kegiatan penataran/pelatihan/ penyuluhan
V
V
V
V
V
V
V
V
C. Pelaksanaan Penilaian 1. Aspek yang dinilai: a) Aspek penilaian mencakup masukan (input), kegiatan (proses) dan keluaran (output). b) Penilaian aspek masukan (input) dan keluaran(output), dilakukan karena : 1) Tujuan lomba untuk memotivasi peningkatan pelaksanaan (kegiatan) UKS/M. 2) Aspek kegiatan dapat dinilai pada setiap saat, sedangkan output baru dapat dinilai apabila kegiatan (proses) telah berjalan dalam waktu lama. 2. Penilaian untuk Nominasi Penilaian LSS TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 terlebih dahulu dilakukan penilaian nominasi, yaitu penilaian secara verifikasi administrasi terhadap berkas pendaftaran yang memenuhi syarat sesuai ketentuan, yang akan diunggulkan untuk mendapat nominasi Lomba Sekolah Sehat. 3. Penilaian LSS langsung pada sekolah yang diunggulkan Penilaian dilakukan dengan mempergunakan 2 (dua) instrumen yaitu observasi dan kuesioner sebagai berikut: 1) Observasi Observasi ini digunakan untuk membantu mengungkap data secara langsung tentang sarana dan prasarana pendukung UKS/M di sekolah. 2) Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengungkap pelaksanaan UKS/M di sekolah.
7
D. Daftar Instrumen Lomba Sekolah Sehat (LSS)
Terdapat dua strategi yang akan dilakukan untuk meminimalisir permasalahan relaibilitas.
Daftar Instrumen Lomba Sekolah Sehat (LSS) yang dibawa oleh Tim Penilai, untuk digunakan penilaian secara langsung adalah sebagai berikut : No. Uraian Jumlah Keterangan 1
2
3
4
Lembar Observasi untuk : 1.TK/RA 2.SD/MI 3.SMP/MTs 4.SMA/SMK/MA Quesioner untuk siswa : 1.SD/MI 2.SMP/MTs 3.SMA/SMK/MA Instrumen sekolah/Madrasah untuk : 1.TK/RA 2.SD/MI 3.SMP/MTs 4.SMA/SMK/MA
10 eks 10 eks 10 eks
Instrumen Tim Pembina UKS/M : 1.TP Kecamatan 2.TP Kab./Kota 3.Provinsi
1 eks 1 eks 1 eks
JUMLAH
1 1 1 1
1 1 1 1
eks eks eks eks
eks eks eks eks
Di Di Di Di
isi isi isi isi
oleh oleh oleh oleh
Tim Tim Tim Tim
Pertama, adalah standarisasi skala ordinal dan kedua, dengan menerapkan strategi inter-rater. Strategi yang pertama adalah penentuan kriteria pada masing-masing skala oleh Tim Provinsi. Diyakinkan bahwa setiap Tim Penilai mempunyai pemahaman yang relatif sama tentang satu skala. Misalnya yang dimaksud dengan sangat lengkap untuk menilai kelengkapan UKS/M adalah sama antara satu penilai dengan penilai yang lainnya. Cara ini berlaku untuk semua pertanyaan-pertanyaan yang ada pada Lembar Observasi. Dalam prakteknya, tidak akan ada kesamaan persepsi mencapai 100% antara satu anggota Tim Penilai yang satu dengan lainnya. Dengan kata lain selalu ada probabilitas berbeda dalam melakukan penilaian. Jika ini terjadi ada dua tahap yang harus dilakukan.
Penilai Penilai Penilai Penilai
Di isi oleh siswa Di isi oleh siswa Di isi oleh siswa
Di isi Di isi Di isi Di isi
oleh Kep.Sekolah oleh Kep.Sekolah oleh Kep.Sekolah oleh Kep.Sekolah
Pertama, adalah melakukan rekonseliasi untuk menuju skor yang sama.
Di isi oleh TP UKS/M Kec.
Kedua, Jika hal ini belum bisa menghasilkan skala yang sama, maka skor dari masing-masing penilai dijumlahkan kemudian dibagi dua. Pola ini yang disebut dengan penerapan strategi inter-rater.
Di isi oleh TP UKS/M Kab./kota.
Di isi oleh TP UKS/M Prov.
41
Untuk menyamakan penentuan jawaban, mohon membaca dengan cermat penjelasan dari setiap skala. a) Pengelolaan Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua instrumen yaitu kuesioner untuk sekolah dan lembar Observasi yang digunakan oleh Tim Penilai Provinsi untuk mengumpulkan data. Walaupun keduanya merupakan dua instrumen yang berbeda namun data yang dihasilkan dapat mendukung satu dengan lainnya dalam penghitungan nilai. Oleh karena itu ada dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu pemahaman terhadap kartu kendali dan kelengkapan
8
17
kuesioner, dan lembar observasi juga ditujukan kepada TP UKS/M Kecamatan, TP UKS/M Kod/Kab, dan TP UKS/M Provinsi. Kuesioner, dan 18 lembar observasi ini dapat digunakan untuk melihat kegiatan dan penggunaan alokasi dana yang mendukung penyelenggaraan kegiatan Tim UKS/M dalam rangka peningkatan pola hidup sehat, budaya bersih dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan. Kuesioner dan lembar observasi yang sudah disiapkan dibagi menjadi 3 (tiga) bentuk Pertanyaan yaitu: Pertama, deretan pertanyaan pada lembar observasi memuat dua construct utama yaitu prasarana dan sarana. Pada penilaian prasarana merupakan fasilitas yang memungkinkan UKS/M dapat berlangsung. Misalnya ruang UKS/M, ruang BK. Sedangkan sarana merupakan peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk mendukung berfungsinya kegiatan UKS/M. Kedua, skala pada keusioner cenderung menggunakan skala rasio, sedangkan lembar observasi skala yang digunakan adalah ordinal seperti pertanyaan yang menanyakan kerusakan prasarana skala yang digunakan sangat baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Contoh lain, adalah pertanyaan yang mengungkapkan ketersediaan sarana UKS/M maka penyekalaan yang digunakan adalah sangat lengkap, cukup lengkap, kurang lengkap, dan tidak lengkap. Ketiga, pengisian jawaban dari setiap pertanyaan adalah petugas lomba sekolah sehat (LSS) dari pusat yang tergabung dalam 4 (empat) kementerian. Permasalahan yang dihadapi dengan penggunaan skala ordinal adalah reliabilitas data yang dihasilkan. Hal ini karena adanya subyektivitas dalam mempersepsikan. Misal penilai A, ketika melihat sarana UKS/M pada satu sekolah menyatakan tingkat kelengkapannya adalah sangat lengkap, sedangkan penilai B dengan melihat pada sarana UKS/M pada sekolah yang sama ada kemungkinan menyatakan kurang lengkap. Contoh lain, penilai A dapat memberikan pendapat yang berbeda pada kondisi yang sama, tetapi pada sekolah yang berbeda.
16
BAB III PENILAIAN DAN PENENTUAN PEMENANG A. Maksud dan Tujuan Tujuan utama dari Lomba Sekolah Sehat (LSS) adalah untuk melihat sudah sejauh mana tiap sekolah telah mengimplementasikan program kegiatan UKS/M. Salah satu diantaranya kegiatan lomba sebagai wujud pelaksanaan program Trias UKS/M yaitu pendidikan, pelayanan, dan lingkungan sehat. Sehingga pola dan prinsip hidup sehat menjadi budaya dari kehidupan sekolah. B. Ketentuan Umum 1. Prinsip Instrumentasi a. Setiap instrumen yang standar (valid dan reliabel) akan menghasilkan data relatif sama meskipun pengumpulan data dilakukan oleh petugas yang berbeda. b. Instrumen merupakan struktur berpikir, sehingga kelengkapan data tidak sama artinya dengan semua pertanyaan terisi. c. Dengan adanya TI dapat dilakukan penggabungan (merging) untuk kepentingan analisis, dengan menggunakan kartu kendali. 2. Petugas dan Kewajiban a. Petugas 1) Wakil dari 4 (empat) Kementerian. 2) Masing-masing kementerian hanya diwakili oleh 1 (satu) orang petugas yang mempunyai otoritas melakukan penilaian. 3) Petugas yang ke provinsi boleh lebih dari 4 (empat) orang, tetapi hanya 4 orang yang mempunyai otoritas melakukan penilaian. b. Kewajiban 1) Petugas yang melakukan penilaian adalah yang mendapatkan otoritas dari kementerian dan bersifat otonom. 2) Pelaksanaan penilian dengan menggunakan instrumen lembar observasi.
9
3) Setiap petugas tidak diperkenankan melakukan skor hasil penilaian oleh masing-masing penilai. 4) Setiap petugas tidak diperkenankan mengarahkan kepala sekolah dan atau siswa dalam mengisi kuesioner. C. Instrumentasi 1. Arah Instrumentasi
2. Karakteristik Instrumentasi a. Lembar Observasi
evaluasi kebersihan sekolah: (1) apakah mengukur kebersihan sekolah, atau (2) mengukur peran UKS.
Tahap kedua: Penetapan bobot variabel yang paling mendukung
a) Instrumen yang digunakan pada LSS terdiri dari lembar observasi, kuesioner kepala sekolah, kuesioner siswa, dan kuesioner siswa, dan keusioner TP provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan. b) Masing-masng instrumen ditujukan untuk mengumpulkan data yang berbeda tetapi mempunyai sumbangan penting untuk menentukan posisi (rangking) sekolah reletif dengan sekolah lain. c) Intervensi subyetif petugas pengumpul data menyebabkan hasil bias,konsekuensinya akan merugikan sekolah rangking sekolah karena adanya discount factor effect.
Tahap pertama: menentukan tujuan dari penilaian. Kasus
Pengisi data: adalah petugas dari pusat yang masing-masing diwakili oleh kementerian. Setiap satu kementerian hanya diwakili oleh satu petugas. Variabel: adalah data tentang ketersediaan sarana dan prasarana pendukung terselenggaranya UKS/M. Jenis data: data ordinal dan rasio. Untuk pengisian setiap butir pertanyaan didasarkan pada penjelasan pada setiap masing-masing pertanyaan.
10
pencapaian tujuan. c. Tahap ketiga : penetapan bobot butir pertanyaan yang paling mendukung pencapaian tujuan 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penilaian lomba ini menggunakan 2 (dua) instrumen penilaian yaitu lembar kuesioner dan lembar observarsi. Lembar Kuesioner Lembar Pertanyaan-pertanyaan yang sudah terstandarisasi dan terukur sesuai dengan kaidah-kaidah pembuatan pertanyaan yang baik. Daftar pertanyaan ini diperuntukan bagi sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, TP UKS/M Provinsi, TP UKS/M Kab/kota dan TP UKS/M Kecamatan serta bagi kepala sekolah, guru dan peserta didik. Lembar observasi Lembar observasi adalah beberapa urutan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Lembar observasi ini bertujuan untuk mengungkap data tentang kelengkapan, ketersediaan, manajemen, dan kerapian dari prasarana dan sarana yang menunjang terlaksananya program UKS/M pada di tingkat sekolah/madrasah yang telah terseleksi sebagai nominasi berprestasi untuk juara. Lembar observasi ini diperuntukan bagi petugas yang akan melaksanakan penilaian dan pengamatan untuk sekolahsekolah nominasi, TP UKS/M Kecamatan, TP UKS/M Kab/Kota, dan TP UKS/M Provinsi. Mekanisme pelaksanaan penyebaran
15
Contoh:
KARTU KENDALI
Pilihan Jawaban
NPSN No ID ProvKab/Kota
Instrumen TP
NISN NPSN
Butir Pertanyaan
Instrumen Sekolah
Baik Sekali
Instrumen Siswa Kondisi ruang kepala sekolah
NPSN
Baik Sedang Kurang
D. Metode Penilaian
Kriteria 1) Dinding (tidak lembab) 2) Atap (kuat, tidak bocor) 3) Lantai (utuh/rata, tidak retak, tidak licin 4) Penataan (ruang gerak leluasa) Langitlangit (jarak antara langit-langit dan lantai minimal 3m) Jika memenuhi empat kriteria Jika memenuhi tiga kriteria Jika memenuhi dua kriteria
1. Penentuan Pemenang
Berkinerja (Best Performance)
Pemenang
1.Berdasarkan pada capaian 2.Dominasi sekolah perkotaan
b. Kuesioner Kepala Sekolah Kuesioner kepala sekolah diberikan kepada kepala TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA.
Berprestasi (Best Achievment)
Variabel: adalah tentang pembinaan yang diterima oleh sekolah dalam rangka pembinaan. Pertanyaan untuk masing-masing kepsek setara, kecuali untuk kepala TK/RA. Jenis data: data ordinal dan rasio. Kepala sekolah secara indepenen menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Petugas pemantau menjamin kelengkapan jawaban.
1.Mempertimbangkan Upaya pencapaian 2.Kemungkinan sekolah Dari pedesaan
Keunggulan Sekolah pedesasan dan perkotaan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi pemenang.
Kekurangan Sensitif terhadap pengumpulan data dan penskoran yang tidak baku
2. Pengembangan Skor dan Bobot a. Pengembangan Skor Skor diperoleh dari skala yang digunakan pada setiap pertanyaan. b. Pengembangan bobot
14
11
Prinsip Skipping through Contoh pertanyaan No. 11 Sejak sekolah/madrasah ini memiliki UKS, sudah berapa kali siswa pada sekolah/madrasah ini mengikuti pelatihan tentang UKS?. Jika belum pernah maka tidak perlu menjawab pertanyaan nomor 12 dan 13 Keharusan mengisi angka 0 (nol) Jika ada pertanyaann yang tidak sesuai dengan keadaan yang dihadapi oleh sekolah Contoh pertanyaan No. 11 Sejak sekolah/madrasah ini memiliki UKS, sudah berapa kali siswa pada sekolah/madrasah ini mengikuti pelatihan tentang UKS?.
Penjelasan Pertanyaan lengkap tidak berarti harus terisi semua. Pertanyaan tidak terisi dapat berarti lengka. Pertanyaan no 12 Sebutkan secara rinci frekuensi dan waktu, serta jumlah pesertanya. Pertanyaan no. 13 Dari siswa yang pernah mengikuti, berapa siswa yang masih terdaftar di sekolah/madrasah ini? Jika dibiarkan kosong, maka oleh komputer dianggap sebagai missing values, dan mengurangi skor . Jika belum pernah maka kolom jawaban pada pertanyaan ini diisi dengan angka 0 (nol).
c. Kuesioner Siswa Pengisi data: Siswa dari sekolah yang ikut LSS. Siswa yang mengisi adalah siswa SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Variabel: adalah pengetahuan siswa tentang kesehatan dan kebersihan dan lingkungan sekolah Jenis data: data ordinal dan rasio. Siswa memberikan jawaban berdasarkan pada pertanyaan, tanpa ada penjelasan dan arahan. d. Kuesioner TP UKS/M Provinsi Pengisi data: Petugas TP UKS/M provinsi yang mengetahui Tupoksi dan program TP UKS/M tingkat provinsi. Variabel: program program pemantauan dan pelatihan kepada sekolah pada umumnya, tanpa secara spesifik merujuk pada sekolah yang ikut LSS. Jenis data: data ordinal dan rasio. Data rasio merujuk pada frekuensi pelaksanaan- pemantauan dan atau pemantauan, data ordinal merujuk pada intensitas pelaksanaan pemantauan dan atau pelatihan. Catatan: TP UKS provinsi tidak secara langsung melakukan pemantauan pada tingkat sekolah. e. Kuesioner TP UKS/M Kab/Kota dan Kecamatan
12
Pengisi data: Petugas TP UKS/M provinsi yang mengetahui Tupoksi dan program TP UKS/M tingkat kabupaten/kota dan kecamatan. Variabel: program program pemantauan dan pelatihan kepada sekolah pada umumnya, dan secara spesifik merujuk pada sekolah yang ikut LSS. Jenis data: data ordinal dan rasio. Data rasio merujuk pada frekuensi pelaksanaan- pemantauan dan atau pemantauan, data ordinal merujuk pada intensitas pelaksanaan pemantauan dan atau pelatihan. 2. Kelengkapan Instrumen Kelompok petugas yang ditugaskan untuk menilai sekolah diwajibkan membawa daftar sekolah dengan format sebagai berikut: Nama provinsi Nomor Provinsi: Nama kab/kota Nomor kab/kota: Nama kecamatan Nomor kecamatan: Nama sekolah NPSN: Ketentuan pengisian: Nomor provinsi diurutkan dari 1 s.d sejumlah provinsi yang sekolahnya ikut LSS . Pada setiap provinsi terdapat urutan nomor kab/kota . Pada setiap pergantian provinsi maka nomor urut harus dimulai dari 1. Pada setiap kab/kota terdapat urutan nomor kecamatan. Pada setiap pergantian kab/kota nomor urut kecamatan dimulai dari 1, 4. Pengendalian Instrumen Asumsi: Untuk menghasilkan skor yang dapat dipertanggung jawabkan data pada satu instrumen dengan instrumen lainnya berkaitan.
13