PENGARUH PELATIHAN MENARIK KATROL BEBAN 5 KG DUABELAS REPETISI TIGA SET DAN SEMBILN REPETISI EMPAT SET TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN SISWA SMK-1 DENPASAR Luh Putu Tuti Ariani Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan menarik katrol beban 5 dengan dua belas repetisi tiga set dan Sembilan repetisi 4 set terhadap daya ledak otot lengan siswa SMK 1 Denpasar. Pelatihan dilaksanakan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu. Jumlah sampel 28 orang diambil secara purposive random. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok 1 diberikan pelatihan menarik katrol 5 kg dua belas repetisi 3 set sedangkan kelompok 2 diberikan pelatihan menarik katrol 5 kg dengan 9 repetisi 4 set selama 6 minggu. Data daya ledak otot lengan diambil pada saat sebelum dan sesudah pelatihan dengan menggunakan alat ukur bola softball. Data hasil pengukuran power otot lengan dianalisis dengan bantuan program SPSS 16.0. Beda rerata daya ledak otot lengan antara sebelum dan sesudah pelatihan dianalisis dengan paired t-test, sedangkan untuk mengetahui perbedaan peningkatan rerata daya ledak otot lengan antara masing-masing kelompok dianalisis dengan independent t-test dengan taraf signifikansi 0.05. Rerata daya ledak otot lengan sebelum pelatihan pada kelompok -1 adalah 29,56 meter dan setelah pelatihan 35,79 meter dengan selisih 6,23 meter yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Sedangkan rerata daya ledak otot lengan kelompok-2 sebelum pelatihan 29,52 meter dan setelah pelatihan 31,80 meter dengan selisih 1,24 meter yang menunjukkan perbedaan bermakna. Disimpulkan bahwa pelatihan menarik katrol beban 5 kg dua belas repetisi dan tiga set dan pelatihan menarik katrol beban 5 kg sembilan repetisi dan empat set dapat meningkatkan daya ledak otot lengan. Pelatihan menarik katrol beban 5 kg dua belas repetisi dan tiga set lebih baik dibandingkan dengan pelatihan menarik katrol beban 5 kg sembilan repetisi dan empat set pada siswa SMK-1 Denpasar. Kata kunci : pelatihan, daya ledak, menarik katrol 50
olahraga dihasilkan melalui program
PENDAHULUAN Olahraga
merupakan
suatu
pembinaan dan pengembangan secara
aktivitas yang banyak dilakukan oleh
bertahap
dan
masyarakat, keberadaannya sekarang
peranan
ilmu
ini tidak lagi dipandang sebelah mata
teknologi, sumber daya manusia dan
tetapi sudah menjadi bagian dari
sumber daya alam mempengaruhi
kehidupan masyarakat, sebab olahraga
pencapaian prestasi.
dewasa ini sudah dilakukan oleh
berkesinambungan, pengetahuan
Dalam
suatu
dan
pelatihan
masyarakat baik orang tua, remaja,
pencapaian prestasi secara maksimal
maupun anak-anak. Hal ini terbukti
tidak lepas dari aspek fisik, tehnik,
pada hari-hari libur di lapangan-
taktik dan mental.
lapangan serta tempat–tempat lainnya
(2000) faktor-faktor dasar latihan yaitu
yang memungkinkan untuk melakukan
meliputi persiapan fisik, tehnik, taktik
kegiatan olahraga.
dan kejiwaan (psikologi). Di samping
Olahraga berdasarkan sifat dan tujuannya
dapat
itu juga komponen penting yang
menjadi
menentukan keberhasilan seorang atlet
olahraga
untuk berprestasi adalah kesegaran
pendidikan, serta olahraga kesehatan
jasmani. Tanpa kesegaran jasmani
(Kanca, 2006). Bentuk pelaksanaan
yang prima atlet tidak akan berhasil
latihan
memperoleh
olahraga
dibagi
Menurut Bompa
prestasi,
olahraga
berbeda-beda
yang
disesuaikan
dilakukan dengan
tujuan yang ingin dicapai.
prestasi
walaupun
memiliki keterampilan tehnik dan baik.
Kenyataan
menunjukkan
bahwa
kesegaran
olahraga yang lebih menekankan pada
jasmani
baik
peningkatan prestasi seorang atlet
dengan prestasi olahraga. Latihan fisik
pada cabang olahraga tertentu. Prestasi
dalam
Olahraga prestasi merupakan
taktik
yang
yang
rangka
berhubungan
memperbaiki
dan
51
mengembangkan kesegaran jasmani
melibatkan pukulan-pukulan di atas
merupakan jawaban yang tepat untuk
untuk menghasilkan pukulan yang
menghadapi
keras,
keadaan
tekanan-tekanan
darurat
yang
dan
datang
dibutuhkan
maksimal,
yang
tenaga
yang
bersumber
dari
mendadak dalam kehidupan (Setijono,
kekuatan otot-otot bagian tubuh, yang
2001). Permainan bulutangkis sarat
melibatkan
dengan berbagai kemampuan dan
lengan dalam suatu rangkain gerakan
keterampilan gerak yang kompleks.
memukul yang utuh.
Sepintas lalu dapat diamati bahwa
Daya
segmen-segmen
ledak
otot
merupakan
pemain harus melakukan gerakan-
kemampuan otot untuk mengerahkan
gerakan seperti lari cepat, berhenti
kekuatan maksimal dalam waktu yang
dengan tiba-tiba dan segera bergerak
sangat
lagi, gerak meloncat, menjangkau,
hendaknya
memutar
memukul
badan
dengan
cepat,
cepat.
Tipe
pelatihan
menyerupai atas
gerakan
(overhead)
melakukan langkah lebar tanpa pernah
olahraga
kehilangan
tubuh
komponen biomotorik yang dilatih
sehingga aspek kondisi fisik dapat
(spesifikasinya) tepat sasaran yaitu
memegang peranan penting untuk
meningkatkan daya ledak otot lengan,
permainan
yang
sehingga perlu dikembangkan tipe
membutuhkan kualitas kekuatan, daya
pelatihan yang posisinya disesuaikan
tahan,
dengan
keseimbangan
bulutangkis
kelentukan,
kecepatan,
bulutangkis
pada
karakteristik
kelincahan, dan koordinasi gerak yang
bulutangkis
baik. Berdasarkan hal tersebut salah
pukulan atas (overhead).
satu komponen biomotorik
dalam
pada
Bentuk
saat
pelatihan
sehingga
permainan melakukan
menarik
permainan bulutangkis tidak lepas dari
katrol merupakan salah satu bentuk
daya
pelatihan beban dengan memberikan
ledak
otot
lengan
karena
52
tahanan eksternal, berupa karung pasir
Denpasar.
berbeban
dengan
selama 6 minggu dengan frekuensi
menggunakan katrol. Cara pelatihan
latihan 1 minggu 3 kali yaitu pada hari
dengan menarik lengan dari belakang,
Senin, Rabu dan Jumat, pagi hari
atas kepala setinggi jangkauan tangan
pukul 05.30 Wita sampai selesai.
yang
ditarik
dengan arah gerakan dari atas ke bawah, posisi tubuh berdiri
sangat
penelitian
penting
yang
dilaksanakan
Subjek diambil dari
siswa
putra kelas X SMK Negeri 1 Denpasar
Terkait dengan uraian di atas, maka
Penelitian
dilakukan
mengkaji
tentang
yang memilih kegiatan ekstrakurikuler bulutungkis sebanyak 40 orang. Untuk kelompok
1
diberi
perlakuan
“Pengaruh Pelatihan Menarik Katrol
(treatment) menarik katrol beban 5 kg,
Beban 5 kg, 12 repetisi, 3 set lebih
12 repetisi, 3 set. Untuk kelompok II
baik daripada 9 repetisi 4 set terhadap
diberi perlakuan (treatment) menarik
daya ledak otot lengan siswa SMK N
katrol beban 5 kg, 9 repetisi, 4 set.
1 Denpasar ”. HASIL Karakteristik subjek penelitian
METODE Penelitian ini adalah penelitian
yang meliputi: umur, berat badan,
eksperimental dengan rancangan the
tinggi badan, indeks masa tubuh, dan
random mized pre and post design
kebugaran fisik sebelum pelatihan
(Pocock,
pada kedua kelompok. Karakteristik
2008).
Penelitian
dilaksanakan di lapangan Lumintang
dapat dilihat pada Tabel 01.
53
Tabel 01. Karakteristik Fisik siswa SMK Negeri -1 Denpasar KLP- 2
KLP-1 Rerata ±SB Rentang
Rerata ±SB
Rentang
Umur (th)
16,21 ± 0,30
15,66-16,83
16,12 ± 0,41
15,58-16,75
Berat badan (kg)
57,36 ± 13,61
41-82
55,00 ± 9,44
41-76
Tinggi badan (cm)
168,21 ± 6,12
158-180
165,79 ± 8,08
153-178
2
20,62 ± 3,61
17,14-27,86
20,76 ± 2,54
17,31-25,4
Kebugaran Fisik (mnt)
7 ± 1,30
10.30-14.56
11,91 ± 1,33
10.10-14.14
Karakteristik Subjek
IMT (kg/m )
Keterangan: SB = Simpangan Baku KLP-1 = Kelompok-1 (pelatihan menarik katrol beban 5 kg, dua belas repetisi, tiga set) KLP-2 = Kelompok-2 (pelatihan menarik katrol beban lima kg, sembilan repetisi, empat set) Data hasil daya ledak bertujuan
pelatihan.
Dengan
hasil
analisis
untuk membandingkan rerata daya
kemaknaan dengan uji t berpasangan,
ledak otot lengan antar kelompok
yang disajikan pada Tabel 02.
pelatihan
sebelum
dan
sesudah
Tabel 2. Data Hasil Daya Ledak Otot Lengan Sebelum dan Sesudah Pelatihan siswa SMK-1 Denpasar No 1 2
Kelompok I II
Sebelum Mean SD 29,56 5.37 29,52 4.40
Sesudah Mean 35,79 31,80
SD 5.78 4.19
54
Tabel 2 menunjukkan bahwa
meningkatkan daya ledak otot lengan.
data hasil daya ledak otot lengan
Rerata peningkatan daya ledak otot
sebelum dan sesudah pelatihan kedua
lengan pada kelompok-1 lebih besar
kelompok pelatihan memiliki nilai p
daripada
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
demikian
pada masing-masing kelompok terjadi
pelatihan kelompok satu menghasilkan
peningkatan daya ledak otot lengan
peningkatan daya ledak otot lengan
secara bermakna. Dengan demikian
lebih
pelatihan menarik katrol beban lima
kelompok-2.
kg, duabelas repetisi, tiga set dan
Perbedaan peningkatan daya ledak otot lengan sesudah pelatihan pada masing-masing kelompok disajikan pada Tabel 03.
pelatihan menarik katrol beban lima kg, sembilan repetisi, empat set dapat
kelompok-2. dapat
besar
Dengan
dikatakan
daripada
bahwa
pelatihan
Tabel 03. Perbedaan Peningkatan Daya Ledak Otot Lengan Sebelum dan Sesudah Pelatihan antar kelompok-1 dan kelompok-2 Pelatihan Sebelum Sesudah Selisih
Tabel
3.
I 29,56 35,79 6,23 m (21,07%)
II 29,52 31,80 2,28 m (7,73%)
menunjukkan
selama enam minggu menunjukkan
perbedaan peningkatan daya ledak otot
bahwa persentase rerata peningkatan
lengan sesudah pelatihan pada masing
daya ledak otot lengan pada kelompok
masing
Berdasarkan
satu yaitu pelatihan menarik katrol
persentase rerata peningkatan daya
beban lima kg, dua belas repetisi, tiga
ledak otot lengan sesudah pelatihan
set
kelompok.
lebih besar daripada kelompok
55
pelatihan menarik katrol beban lima
menarik
kg, sembilan repetisi, empat set.
sembilan repetisi, empat set.
Dengan demikian dapat dijelaskan
katrol
Analisis
beban
lima
perbedaan
kg,
efek
bahwa pelatihan menarik katrol beban
perlakuan diuji berdasarkan gain score
beban lima kg, dua belas repetisi, tiga
(selisih nilai pretes dan postes) daya
set
ledak otot lengan antar kelompok
ledak
menghasilkan peningkatan daya otot
dibandingkan
lengan
lebih
dengan
baik
pelatihan. Hasil analisis kemaknaan
pelatihan
dengan uji t-independent disajikan pada tabel 04.
Tabel 04. Hasil Uji perbedaan Gain Score daya ledak otot lengan kelompok 1 dan kelompok 2 Kelompok Kelompok 1
Rerata 6,23
SD 2,03
Kelompok 2
2,28
1,16
L
P
6,299
0,000
Tabel 4 di atas, menunjukkan
berarti bahwa antara kelompok 1 dan
bahwa rerata gain score daya ledak
kelompok-2 setelah diberi perlakuan,
otot lengan kelompok 1 sebesar 6,23
rerata daya ledak otot lengannya
dan rerata gain score daya ledak otot
berbeda secara bermakna (p<0,05).
lengan kelompok 2 adalah 2,28.
Dalam hal ini peningkatan rerata daya
Analisis kemaknaan dengan uji t-
ledakotot kelompok-1 lebih besar dari
independent menunjukkan nilai t =
pada peningkatan rerata daya ledak
6,299 dan nilai p =
otot lengan kelompok-2.
0,000. Hal ini
56
dan rerata 55,00 kg pada kelompok
PEMBAHASAN Subjek penelitian berjumlah 40
pelatihan-2.
Dari
hasil
uji
orang siswa kelas 1 ekstrakurikuler
homogenitas, terlihat bahwa tinggi
bulutangkis SMK Negeri-1 Denpasar.
badan dan berat badan siswa pada
Rerata umur subjek penelitian pada kelompok pelatihan-1
rerata
kedua kelompok pelatihan adalah homogen (p >0,05). Dengan demikian
16,21 dan kelompok pelatihan-2 rerata
dapat
16,12. Hal ini menunjukkan subjek
penelitian
penelitian memiliki karakteristik umur
tinggi badan dan berat badan yang
yang
tidak berbeda bermakna.
tidak
berbeda
bermakna.
disimpulkan
bahwa
memiliki
subjek
karakteristik
Pelatihan spesialisasi pada cabang
Berdasarkan hasil tes daya
olahraga bulutangkis dapat diberikan
ledak otot lengan selama pelatihan
pada usia 14-16 tahun (Juliantine, dkk
selama enam minggu dari tes awal
2007),
yang
sampai test akhir diperoleh rerata daya
diterapkan tidak berpengaruh buruk
ledak otot lengan sebelum pelatihan
terhadap struktur dan fungsi tubuh dan
29,56 m dan setelah pelatihan 35,79 m
aman bagi subjek.
dengan selisih 6,23 m daya ledak otot
sehingga
pelatihan
Rerata tinggi badan subjek
lengan pada kelompok-1. Rerata daya
penelitian adalah rerata 168,21 cm
ledak otot lengan sebelum pelatihan
pada kelompok pelatihan-1 dan rerata
pada kelompok-2 adalah 29,52 m dan
165,79 cm pada kelompok pelatihan-2.
31,80 setelah pelatihan 31,80 m
Rerata
dengan selisih daya ledak 2,28 m.
berat
ekstrakurikuler Negeri-1
badan bulutangkis
Denpasar
yang
siswa SMK
Pelatihan menarik katrol beban
dipakai
lima kg duabelas repetisi, tiga set yang
sebagai subjek penelitian adalah rerata
dilakukan
oleh
kelompok-1
57,36 kg pada kelompok pelatihan-1
menggunakan waktu kurang lebih 15
57
detik tiap set, dengan waktu istirahat
baik daripada menarik katrol beban
lima
lima kg, sembilan repetisi, empat set.
menit
tiap
set.
Sedangkan
pelatihan menarik katrol beban 5 kg, sembilan repetisi, empat set diterapkan
pada
Berdasarkan
sistem
yang
penggunaan energi yang digunakan
kelompok-2
dengan memperhatikan waktu selama
memerlukan waktu kurang lebih 12
pelatihan
detik tiap set, dengan waktu istirahat
berdasarkan
lima menit tiap set. Perbandingan
energi
kedua pelatihan menimbulkan efek
pelatihan menarik katrol berasal dari
dalam
tersebut
metabolisme anaerobik sistem ATP-
menggunakan uji t-tidak berpasangan
PCR (Sports Fitnes Advisor, 2011)
(t-independent tes) pada lampiran XV.
dengan
Berdasarkan uji t-tidak berpasangan
menggunakan waktu 3-15 detik akan
menunjukkan
mendapatkan
pelatihan
pelatihan
bahwa
kedua
perbedaan
kelompok
untuk
meningkatkan daya ledak otot lengan
bermakna
dibanding
kelompok
lama pelatihan
maka
dipergunakan
untuk
yang
alasan
latihan
potensi
yang
daya
ledak
secara maksimal atau yang paling besar.
sesudah pelatihan pada kelompok-1 berbeda
kedua
Faktor perbedaan peningkatan dari
efeknnya
tersebut
kelompok-2 dengan nilai p lebih kecil
karena
dari
terdapat
latihan dalam jumlah repetisi dan
peningkatan daya ledak otot lengan
jumlah set nya. Pengulangan yang
kelompok-1
lebih
tinggi
kelompok-2
(tabel
0,05.
Dimana
adanya
pelatihan
akan
perbedaan
menjadikan
beban
besar
daripada
pelatihan
5.4).
Dengan
menjadi sangat efektif dan hal ini akan
demikian hipotesis 3 terbukti yakni
sangat baik untuk mengembangkan
pelatihan menarik katrol beban lima
serabut otot putih sangat diperlukan
kg, duabelas repetisi, tiga set lebih
dalam daya ledak eksplosif (Nala,
58
2002). Serta perbandingan waktu yang
kelompok-1
menjadi
lebih
baik
dihabiskan setiap set antar kelompok
dibandingkan pelatihan kelompok-2.
pelatihan-1 dan kelompok pelatihan-2 yang
tidak
sama
menimbulkan
SIMPULAN
dampak pemulihan yang tidak adekuat
Berdasarkan hasil analisis data
menyebabkan terjadinya penimbunan
dan
asam
disimpulkan bahwa: Pelatihan menarik
laktat
pada
set
berikutnya
pembahasan
katrol
karena perbedaan repetisi, set juga
repetisi, tiga set selama enam minggu,
waktu istirahat yang sama antar set
dapat meningkatkan daya ledak otot
menyebabkan
lengan pada siswa ekstrakurikuler
ketidakseimbangan antara waktu kerja
Pelatihan menarik katrol beban
tubuh
selama
enam
minggu,
dapat
untuk
meningkatkan daya ledak otot lengan
memenuhi kebutuhan beban kerja
pada siswa ekstrakurikuler bulutangkis
tersebut, dengan repetisi yang lebih
SMK Negeri-1 Denpasar.
banyak
bagian
duabelas
lima kg, sembilan repetisi, empat set
Efek pelatihan kelompok-1, memacu
kg,
bulutangkis SMK Negeri-1 Denpasar.
dan istirahat pada kelompok-1 dan kelompok-2.
lima
dapat
(Valeo, 2009). Hal ini disamping
terjadinya
beban
maka
menimbulkan
kemampuan
Pelatihan menarik katrol beban
reflek yang lebih baik dan pengalaman
lima kg, duabelas repetisi, tiga set
sensoris yang lebih kuat terpola pada
selama enam minggu lebih baik
sistem
serta
daripada pelatihan menarik katrol
memaksimalkan pelepasan berbagai
beban lima kg, sembilan repetisi,
hormon, termasuk testosteron dan
empat set selama enam minggu, dalam
hormon
meningkatkan daya ledak otot lengan
saraf
pusat
pertumbuhan
(Lawrensen,
2008). Dengan demikian pelatihan
59
siswa
ekstrakurikuler
bulutangkis
SMK Negeri-1 Denpasar. DAFTAR PUSTAKA Bompa, T. O. 2000. Total Training For Young Champions. Campaign: Human Kinetics Kanca. 2006. Pencegahan Penyakit Degeneratif Usia Dini melalui pelatihan Olahraga: Suatu Kajian Fisiobologis. Makalah Orasi Pengenalan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Undiksha Singaraja. Nala, N. 2002. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Komite .
Olahraga Nasional Indonesia Daerah Bali. Nurhasan. 2008. Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar CabangCabang Olahraga Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI . Setijono, H. 2001. Instruktur fitnes. ISBN: 979-678-890-9. Surabaya: Unesa University Press. Sports Fitnes Adviser, 2011. Energi Sytem in Sports and Exercise. [cited 2011 Juni 21]. Available from: http://www.sports-fitnesadviser.com. Sukadiyanto. 2005. Penghantar Teori dan Metodelogi Melatih Fisik. Yogyakarta: PKO-FIK-UNY
60