LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Model Pembelajaran Snowball Throwing Dan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah ( Studi Eksperimen Di SMA Negeri 1 Kotabunan ) 0leh Sri Megawati Paputungan Nim. 231 410 009 Telah diperiksa dan disetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Hj. Resmiyati Yunus.M.pd NIP. 19621203 199403 2 002
Hj. Yusni Pakaya.S.Pd. M.Pd NIP. 19731005 200312 2 002
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Dra. Hj. Trisnowati Tuahunse. M.Pd NIP. 19501121 198602 2 001
Model Pembelajaran Snowball Throwing Dan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah ( Studi Eksperimen Di SMA Negeri 1 kotabunan ) Sri Megawati Paputungan1 , Resmiyati Yunus2, Yusni Pakaya3 Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Sri Megawati Paputungan. Nim 231 410 009. Model Pembelajaran Snowball Throwing Dan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Eksperimen Di SMA Negari 1 Kotabunan). Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I. Dra. Hj. Resmiyati Yunus, M.Pd dan pembimbing II. Hj. Yusni Pakaya.,S,Pd.M,Pd Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan minat belajar siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dan kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang menjadi sampel adalah siswa pada kelas eksperimen yang berjumlah 25 orang dan kelas kontrol yang berjumlah 22 orang. Adapun teknik proposional random sampling, setelah penelitian dan data-data diperoleh maka data-data tersebut diolah secara statistik untuk melihat perbedaan minat belajar siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dan kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan minat belajar siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dan kelas yang diajarkan dengan metode ceramah. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung= 4,460 sesuai kriteria pengujian hipotesis terima H0 jika t (1-1/2 α ) < t hitung > t ( 1-1/2 α ) dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dk=n2 t tabel = 1,68 dengan demikian t hitung > t tabel telah berada diluar daerah penerimaan H0, atau menolak H0 dan menerima H1 sehingga dapat disimpulkan koefisien benar-benar signifikan. Kata kunci : model pembelajaran snowball throwing dan minat belajar siswa 1
Sri Megawati Paputungan , Mahasiswa Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.
2
3
Hj. Resmiyati Yunus, M.Pd, Dosen, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Hj. Yusni Pakaya, S.Pd., M.Pd, Dosen, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.
Proses pembelajaran diciptakan untuk membangkitkan kegairahan belajar siswa. Oleh karena itu guru berusaha menerapkan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi sekolah serta kemampuan siswa. Penerapan metode pembelajaran dengan model tertentu perlu divariasikan lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan minat belajar siswa. Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style). Model pembelajaran dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun disuatu sisi terdapat tanda x . Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar dapat dipahami sebagai kerangkah konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Salah satu model pembelajaran adalah snowball throwing yang dapat diprediksi tanpak benang merahnya yang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa pada tingkatan yang lebih maksimal. Model pembelajaran snowball throwing merupakan model yang mampu menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan. Relasi antara guru dan siswa yang baik siswa akan menyukai gurunya, sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya pelajaran yang diberikan guru, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajaran tidak maju. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab menyebapkan proses belajar mengajar itu kurang lancar, siswa merasa jauh dari guru, maka siswa segan berpatisipasi secara aktif dalam belajar. Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah dalam hal ini perlu bimbingan dari guru dengan cara belajar yang tepat akan efektif hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus.
Dari uraian diatas siswa dapat memperoleh pengalaman untuk menyelidiki sendiri masalah-masalah dengan menggunakan keterampilan sesuai dengan metode ilmiah, sehingga pembelajaran yang dirancang oleh guru dapat lebih bervariatif, bermaknah sekaligus menyenangkan. Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan lansung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun demikian sebagai suatu alternatif untuk menyusun strategi pembelajaran sekaligus upaya untuk melakukan perubahan terhadap perilaku dalam belajar. Model pembelajaran snowball throwing yang digunakan dalam pembelajaran harus didesain demikian rupa agar mampu menarik perhatian siswa dan minat. Kendala dalam proses pembelajaran menunjukan bahwa ada beberapa sekolah model pembelajaran mengkondisikan muridnya disibukkan oleh kegiatan yang kurang perlu seperti mencatat bahan pelajaran yang sudah ada dalam buku, menceritakan hal yang tidak perlu dan sebagainya. Sering pula ditemukan waktu kontak antara guru dengan murid tidak dimanfaatkan secara baik, guru lebih suka memaksakan kehendak dalam belajar muridnya sesuai keinginan dan juga guru untuk memudahkan kerjanya meminta salah seorang muridnya untuk mencatat dipapan tulis kemudian murid lainnya mencatat apa yang dicatat dipapan tulis dan kegiatan lainnya yang kurang perlu dan sebagainya. Sedangkan guru yang bersangkutan istirahat di ruang guru atau duduk di kelas asik dengan kegiatan sendiri. Mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu diperlukan model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan dalam belajar. Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi semua anak didik. Suasana yang tidak menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis, sehingga guru memberikan informasi tentang sasaran bagi siswa, sasaran belajar tersebut merupakan tujuan dalam pembelajaran.
SMA Negeri 1 kotabunan merupakan salah satu institusi pendidikan yang ada di wilayah Kec. Kotabunan Kab. Bolaang Mongondow Timur yang belum menggunakan model pembelajaran snowball throwing karena guru yang mengajar di SMA Negeri 1 Kotabunan masih menggunakan metode yang belum mampu membangkitkan minat belajar siswa. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep teori yaitu, yaitu teori tentang belajar, pembelajaran, model pembelajaran snowball throwing, dan teori minat. Pertama teori tentang belajar Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut : ( a ); Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan responsnya belajar ( b ); Respons si pelajar dan (c) Konsekwensi yang bersifat menggunakan respons tersebut, baik konsekwensinya sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman. Belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Peluang atau kemungkinan respons itu sukar mengukurnya. Karena itu belajar diukur menurut angka atau frekwensinya respons. Meskipun tidak persis sama dengan peluang terjadinya unjuk perbuatan diwaktu yang akan datang, hal itu merupakan langkah awal dalam menganalisis perubahan tingkah laku. Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaaan , atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.” Kedua teori tentang pembelajaran. Pembelajaran tidak dapat diuraikan dalam definisi yang tepat oleh karena itu istilah tersebut dapat digunakan dalam banyak hal. Pembelajaran digunakan untuk menunjukkan : (1); pemerolehan dan penguasaan tentang apa yang telah diketahui mengenai sesuatu. (2); penyuluhan dan penjelasan
mengenai arti pengalaman seseorang, dan (3); suatu proses pengujian gagasan yang terorganisasi yang relevan dengan masalah. Istilah pembelajaran digunakan untuk menyatakan sebagai suatu proses, maka suatu percobaan dilakukan untuk menerangkan apa saja yang terjadi bila suatu pengalaman pembelajaran berlangsung, biasanya dikatakan suatu proses untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencapai tujuan. Meskipun kegiatan pembelajaran merupakan suatu yang rumit melibatkan pikiran dan perasaan, sehingga sulit untuk didefinisikan namun istilah tersebut memperoleh batasan yang terbiasa. Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara peserta pelajar dengan mengajar/instruktur dan atau sumber belajar pada suatu lingkungan untuk mencapai tujuan belajar tertentu dengan demikian pembelajaran merupakan sub sistem dari suatu penyelenggaraan. Semua pembelajaran pada akhirnya terjebak pada asosiasi dan diferensiasi. Keduanya merupakan mekanisme dasar pembelajaran ( dan memori ) yang telah diajukan selama beradab-adab.” Dari segi siswa, sasaran belajar tersebut merupakan panduan belajar. Sasaran belajar tersebut diketahui oleh siswa sebagai akibat adanya informasi dari guru panduan belajar tersebut harus diikuti, sebab mengisyaratkan kriteria keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa merupakan prasyarat bagi program belajar selanjutnya, keberhasilan belajar siswa berarti ‘tercapainya’ tujuan belajar siswa. Dengan demikian merupakan tercapainya tujuan instruksional, dan sekaligus tujuan belajar sebagai perantara bagi siswa dengan keberhasilan belajar, maka siswa akanmenyusun program belajar dan tujuan belajar sendiri. Teori ketiga Tentang Model pembelajaran snowball throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju., metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan
menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. metode pembelajaran snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing- masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Diartikan bahwa model pembelajaran snowball throwing merupakan suatu model dalam bentuk kelompok yg terdiri dari beberapa kelompok yang dibagi oleh guru, model pembelajaran snowball throwing dapat diartikan sebagai model pembelajaran gelundungan bola salju. Keempat teori tentang minat minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat belajar terletak dalam suatu kontinum yang bergerak dari sikap apatis atau sama sekali tidak menaruh minat sampai dengan yang sangat berminat, minat atau perhatian belajar ini sangat berhubungan dengan kegiatan belajar.” teori diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat ditunjukan melalui beberapa aspek, yaitu kemauan atau keinginan, perhatian konsentrasi selain itu juga dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat. METODE PENULISAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Pada penelitian ini nanti akan dipilih dua kelompok belajar secara random, kelas pertama akan diberikan perlakuan atau sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Sehingga desain yang digunakan adalah Post-test Only Control Group Design ( Sugiyono, 2011: 76), dengan desain sebagai berikut:
Perlakuan
Post Test
Kelas Eksperimen
XA
O
Kelas Kontrol
XB
O
Keterangan: XA
= Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing
XB = Pembelajaran tanpa menggunakan pembelajaran snowball throwing tetapi menggunakan metode ceramah. O
= Tes akhir ( post test ) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
Uji validitas instrument menggunakan rumus korelasi produnc moment. N∑XY- (∑X) (∑Y) rxy = {N∑X2 - (∑X)2 {N∑Y2 - (∑Y)2}
( Sugiyono 2009: 228 ) Dimana : rxy
= korelasi yang dicari
∑X
= korelasi responden untuk ke-1
∑Y
= skor total responden
N
= jumlah responden
Pengujian reliabilitas menggunakan rumus KR-21 dibawah ini
k r11
=
m. k. m 1
k- 1
k. Vt
Dimana : r11
=
harga realiabilitas instrumen
k
= jumlah butir soal
M
= X = rata-rata
Vt
= varians total
Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji lilliefors dengan prosedur sebagai berikut: a). Pengamatan X1,X2,…..¸Xn dijadikan bilangan baku Z1 ,Z2, menggunakan rumus Z1
….,Zn dengan
Xi X s
Dimana :
X = rata-rata sampel yang diperoleh dengan rumus
X
X
i
n
S = standar deviasi yang diperoleh dengan rumus
S
2
(X
i
X )2
n 1
b). Untuk bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F Zi PZ Zi Misalnya; untuk Z = 0,2 maka F(0,2) - P(Z 0,2) = P(- ~ < Z 0) + P (0 < Z < 0,2) - 0,5000 + 0,0793 = 0,5793 Selanjutnya dihitung profosi Z1 , Z 2 ,......., Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z i Jika proporsi ini dinyatakan oleh S( Z i ), maka : S (Z i )
Banyaknya Z1 , Z 2 ,..., Z n yang Z i n
a). Hitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
b). Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut yang disebut dengan 𝐿0 Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut : H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika L0 Ltabel dan tolak H0 jika
L0 Ltabel pada taraf nyata yang dipilih. Statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah independent t-test, yakni menggunakan uji satu pihak dengan rumus sebagai berikut : 𝑡=
𝑥1 − 𝑥2 1 1 𝑠 𝑛 + 𝑛 1 2
Dengan : 𝑠2 =
𝑛1 − 1 𝑠12 + 𝑛2 − 2 𝑠22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan: t
= Nilai hitung untuk uji t
𝑥1
= Nilai rata-rata kelas ekperimen
𝑥2
= Nilai rata-rata kelas kontrol
n1
= Jumlah anggota sampel kelas eksperimen
n2
= Jumlah anggota sampel kelas kontrol
𝑠2
= Varians sampel
s1
= Standar deviasi kelas eksperimen
s2
= Standar deviasi kelas kontrol
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai minat belajar siswa ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotabunan. Subjek penelitian terdiri dari 25 siswa pada kelas eksperimen dan 22 siswa pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran snowball throwing sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah pada Mata pelajaran Sejarah. Setelah diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian kedua kelompok tersebut diberikan angket yang sama (post-test) diakhir pembelajaran. Instrumen penelitian tersebut sebelumnya telah di ujicobakan validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan 35 petanyaan yang digunakan valid dengan reliabilitas soal sebesar 0,943 (lampiran 6). Kemudian, ke-35 instrumen minat belajar siswa tersebut digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa diakhir pembelajaran, diperoleh dua kelompok nilai yaitu kelompok nilai eksperimen dan kelompok nilai kontrol. Kelompok nilai eksperimen adalah skor angket tingkat minat belajar siswa yang belajar sejarah menggunakan model pembelajaran snowball throwing, sedangkan kelompok kelas kontrol adalah skor angket tingkat minat belajar siswa yang belajar sejarah dengan metode ceramah. Pembahasan dalam penelitian ini adalah bertolak dari upaya untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah melalui model pembelajaran snowball throwing. Dalam model pembelajaran snowball throwing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Kelebihan model pembelajaran snowball throwing antara lain: (1). Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain; (2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi sempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain; (3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa; (4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran; (5)
Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktek; (6) Pembelajaran menjadi lebih efektif; (7) Ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai. Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya yakni bab 1, bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah terdapat perbedaan minat belajar siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dan kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Sehingganya tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan minat belajar siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dan kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah Berdasarkan analisis inferensial diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang positif terhadap minat belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran snowball throwing dengan minat belajar siswa yang diajar menggunakan metode ceramah pada mata pelajarah sejarah, yakni minat belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing lebih tinggi dari minat belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji parametrik uji t (uji kesamaan dua ratarata) dengan 𝛼 = 0,05, 𝑑𝑘 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2 dan kriteria pengujian terima Ho jika−𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dalam hal yang lain Ho ditolak, dari hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian memberikan hasil bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini mengindikasikan bahwa minat belajar siswa pada kelas ekperimen lebih baik dari minat belajar siswa kelas kontrol atau pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing lebih efektif meningkatkan minat belajar siswa dari pada metode ceramah. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa yang yang menggunakan model pembelajaran snowball throwing lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan metode ceramah. Penelitian membuktikan bahwa dari kedua kelas tersebut terdapat perbedaan pada kelas eksperimen hasil minat belajarnya lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Oleh karena itu pembelajaran sejarah sudah seharusnya bisa menerapakan model-model pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa dan minat siswa yang didasarkan pada kreatifitas guru untuk menggali dan mengajak siswa agar lebih aktif saat pembelajaran berlangsung.. Itu perlu disusun model pembelajaran dan dicarikan alternatif yang dapat memperbaiki pembelajaran tersebut. salah satu alternatif yakni model pembelajran snowball throwing, karena model ini dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan ketiga ranah kognitif, afektif, psikomotor bisa tercapai. SARAN Berdasarkan temuan, pembahasan dan simpulan di atas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1.
Kepada Guru
a. Model pembelajaran snowball throwing mengembangkan kemampuan berpikir dan minat belajar siswa. Oleh karena itu sebaiknya digunakan guru dalam pembelajaran sejarah dan pembelajaran lain khususnya mata pelajaran yang memiliki karakteristik yang sama dengan mata pelajaran sejarah. b. Dalam kegiatan pembelajaran dengan Model pembelajaran snowball throwing guru harus lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga lebih meningkatkan minat belajar siswa.
Daftar Rujukan Abu Ahmadi, dkk, 2005 Psikologi Perkembangan : Jakarta, Rineka Cipta
Amrin Kadir, 2014 Komparasi Model Pembelajaran Tipe-Think-Pair-Share Dengan Konvensial Pada Mata Pelajaran Sejarah : Kota Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo Asri Budiningsih, 2005 Belajar Dan Pembelajaran : Jakarta , Rineka cipta Dimyati dan Mudjiono. 2009 Belajaran Dan Pembelajaran : Jakarta, Rineka Cipta George Boeree, 2009 Metode Pembelajaran & Pengajaran : Jogjakarta, Ar-Ruzz Media Hamsah B. Uno dkk, 2004 Model Pembelajaran : Gorontalo, BMT Nurul Jannah http://ardhaphys.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-snowball-throwing.html di akses pada tanggal 16 desember 2013 http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/diakses pada tanggal 12 april 2014 Iqbal Hasan, 2004 Analisis Data Penelitian Dengan Statistik : Jakarta, Bumi Aksara Mulyasa, 2002 Kurikulum Berbasis Kompetensi : Bandung, PT remaja rosdakarya Nanang Hanafiah, dkk, 2009 Konsep Strategi Pembelajaran: Bandung, Refika Aditama Nana Syaodih Sukmadinata, 1997 Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek Bandung, Remaja Rosdakarya
Ni Kadek Budi Sri Astini, 2010 Hubungan Kreatifitas Guru Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Di SMK Negeri 2 Gorontalo. Gorontalo
Sugiyono, 2012 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D : Bandung, Alfabeta Sugiyono , 2009 Statistika Untuk Penelitian : Bandung, Alfabeta Sudjana, 2005. Metoda Statistik : Bandung, Tarsito Syaiful Sagala, 2009 Konsep Dan Makna Pembelajaran : Bandung, Alfabeta Syamsu Mappa dan Anisah Basleman, 1994 Teori Belajar Orang Dewasa : Jakarta, direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Utami Munandar, 2004 Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat : Jakarta, Rineka Cipta