LAPORAN PRA SURVEI KEGIATAN INSENTIF RISET
PENGURANGAN RISIKO BENCANA PADA DAERAH PARIWISATA DI KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT
Peneliti: Mone Iye Cornelia M. Sukendra Martha Sumaryono Widodo Edy Santoso Lalitya Narieswari Sri Lestari
BALAI PENELITIAN GEOMATIKA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Jl. Raya Jakarta-Bogor KM.46 Cibinong 16811 Telp/Fax: (021) 87906041
1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 81,000 km, ditambah lagi dengan keanekaragaman hayati yang terkandung baik didarat maupun di laut, merupakan modal dasar yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Dengan pantai yang mempunyai keindahan alam tropis ini akan menjadi daya tarik wisata yang luar biasa bagi para wisatawan baik domestik maupun manca negara. Sektor pariwisata menurut John Naisbitt (1994), dalam bukunya Global Paradox, merupakan salah satu industri besar yang akan berkembang pada abad millenium ke 3 ini, setelah telekomunikasi dan transportasi. Sektor pariwisata telah menjadi roda penggerak utama bagi pertumbuhan sosial maupun ekonomi dunia.
Provinsi Nusa Tenggara Barat terkenal dengan daerah tujuan wisata baik wisata alam maupun budaya. Wisata pesisir di Pantai Senggigi telah terkenal hingga ke manca negara dan merupakan salah satu lokasi tujuan wisata di Nusa Tenggara Barat. Pemandangan bawah lautnya sangat indah dan wisatawan bisa melakukan snorkeling di lokasi tersebut. Selain dikenal sebagai daerah tujuan wisata, Provinsi Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai daerah yang rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir dsb. Kejadian bencana dapat
menghancurkan properti dan mengambil
banyak korban (nyawa) manusia. Sejarah menunjukkan bahwa industri pariwisata juga mengalami dampak yang signifikan akibat kejadian bencana (Sharpley, 2005). Seringkali kejadian bencana mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan yang datang ke daerah tersebut akibat ketakutan para wisatawan terhadap suatu bencana.
Hal ini tidak
mengherankan karena menurut World Tourism Organization (2003), faktor keamanan merupakan faktor utama pertimbangan para wisatawan untuk memilih tempat tujuan wisata. Untuk itu, sebagai wilayah yang secara geografis termasuk rawan bencana, maka diperlukan perencanaan dan pengelolaan wilayah pariwisata yang mempertimbangkan aspek kebencanaan.Hal ini sejalan dengan program MP3EI yang mengamanatkan bahwa provinsi NTB berada dalam koridor yang sama dengan Provinsi Bali dan NTT yang memprioritaskan pembangunan di bidang pariwisata.
Saat ini wacana manajemen risiko bencana untuk sektor pariwisata sudah banyak dikembangkan. Manajemen risiko ini membutuhkan peta tematik kebencanaan sebagai informasi kebencanaan spasial. Peta tematik kebencanaan ini juga merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pariwisata. Dari peta tematik kebencanaan tersebut nantinya dapat digunakan oleh badan kebencanaan di
tingkat lokal maupun nasional serta para pelaku pariwisata di daerah yang bersangkutan untuk menyusun rencana aksi dalam rangka mitigasi bencana.
2. Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan pra survei ini adalah untuk koordinasi awal dengan pemerintah daerah, khususnya Bappeda Kabupaten Lombok Barat, Badan Pengurangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Barat, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat. Selain itu pra survey juga ditujukan dalam rangka pengumpulan data yang dibutuhkan dalam kegiatan ini, misalnya data demografi (statistik), data kejadian/histori bencana, data obyek wisata, jumlah turis, dll. 3. Personil Personil yang terlibat dalam pelaksanaan pra survei ini adalah: a. Mone Iye Cornelia b. Lalitya Narieswari c. Sri Lestari 4. Pelaksanaan Pra Survei Pra Survei Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana pada Daerah Pariwisata di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dilaksanakan pada tanggal 22 – 26 April 2012. Kegiatan yang dilakukan adalah berupa koordinasi awal, pemberitahuan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan di wilayah Lombok Barat dan pengumpulan data awal. Kegiatan yang dilakukan selama pra survey dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Kegiatan pra survei di Kabupaten Lombok Barat (22-26 April 2012) Hari/ Tanggal Minggu/ 22 April 2012
Senin/ 23 April 2012
Selasa/ 24 April 2012 Rabu/
Lokasi JakartaMataram
Jenis Kontak Person Kegiatan Perjalanan dari Jakarta – Mataram
Hasil
Bappeda Provinsi NTB
Koordinasi awal dan cari data
Abel Syamsul Hatuina (087882217676)
Informasi umum mengenai kondisi Lombok Barat dan kejadian bencana di NTB.
BPBD NTB
Koordinasi awal dan cari data
Ka. BPBD Prov. NTB: Husnuddin (08123764356 / 081803621237) Sekretaris BPBD: Heru (087865327086)
Informasi umum mengenai kebencanaan di NTB terkait kejadian bencana, mitigasi bencana, dan kontak person di BPBD Kab. Lombok Barat.
Kecamatan Batulayar
Koordinasi awal dan cari data
Camat Batulayar, Kades Meninting, Kades Batulayar
Informasi kejadian bencana dan pariwisata
Bappeda
Koordinasi
Kabid.
Data RTRW Kab. Lombok
Prov.
Fispra:
Arief
25 April 2012
Kab. Lombok Barat
awal dan cari data
Nuradhi N.
Barat.
Dinas Pariwisata Kab. Lombok Barat BPBD Lombok Barat
Koordinasi awal dan cari data
Kabid. Promosi: Sri Kabid. Destinasi Wisata: Patriotika
Profil pariwisata Lombok Barat
Koordinasi awal dan cari data
Sekretaris: Nyoman Nengah Kasie. Kesiapsiagaan: Tohri (081907325300)
Data Barat
bencana
Gambar 1. Koordinasi dengan pemerintah Kab. Lombok Barat
Lombok
5. Hasil Dari kegiatan pra survei didapatkan hasil-hasil sebagai berikut: a. Pariwisata Wisata alam yang utama di Kabupaten Lombok Barat adalah wilayah pantai Senggigi dan sekitarnya. Ciri khas dari pantai ini adalah hamparan pasir putih dengan garis pantai yang panjang. Lokasi pantai Senggigi terletak di sebelah utara Kota Mataram dengan jarak 10 km. Sedangkan kawasan wisata lainnya di Kabupaten Lombok Barat yang potensial untuk dikembangkan adalah wilayah Sekotong. Ada beberapa pantai yang sering dijadikan tempat rekreasi oleh masyarakat setempat yaitu Pantai mekaki, Pantai Bangko-bangko, dan pantai Sepi. Di daerah Sekotong juga terdapat pulau-pulau kecil yang disebut Gili, anatara lain Gili Gede, Gili Poh, Gili Lontar, Gili Naggu, Gili Rengit, Gili Sudak, Gili Tangkong, Gili Layar, Gili Asahan, Gili Genting, dan Gili Goleng. Jarak wilayah sekotong dari Kota Mataram yaitu 60 km. Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang baik transportasi maupun akomodasi di kawasan Sekotong merupakan salah satu kendala kurang berkembangnya wisata di Sekotong. Data kunjungan wisatawan di wilayah Senggigi dan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011 No.
Bulan
Senggigi
Nus 1. Januari 5.517 12.385 2. Februari 4.733 12.230 3. Maret 5.436 13.344 4. April 4.991 13.666 5. Mei 6.414 15.561 6. Juni 7.139 16.672 7. Juli 9.454 17.847 8. Agustus 7.102 11.974 9. September 10.024 17.686 10. Oktober 8.651 15.417 11. November 7.781 18.939 12. Desember 150 595 77.392 166.316 JUMLAH 243.708 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Lombok Barat
Man
Sekotong Man 123 69 143 113 201 236 300 374 359 251 325 11 2.505
Nus 52 60 77 59 88 74 101 41 176 160 90 978 3.483
Kunjungan wisata tertinggi terjadi pada Bulan September, Juli, dan November. Wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata di Senggigi 73% berasal dari Eropa (Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, Italia, Negara Eropa lainnya), 16% dari Asia Pasifik (Australia, Jepang, Taiwan, Negara Asia Pasifik lainnya) sisanya berasal dari Amerika dan Negara ASEAN. Wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata di Sekotong 61% berasal dari Eropa (Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, Italia, Negara Eropa lainnya), 24% dari Asia Pasifik (Australia, Jepang, Taiwan, Negara Asia Pasifik lainnya), sisanya berasal dari Amerika dan Negara ASEAN.
Data infrastruktur pariwisata di Kec. Batulayar dan Sekotong dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Infrastruktur pariwisata di Kec. Batulayar dan Sekotong
No .
Infrastruktur Pariwisata
Hotel Berbintang Uni Jumlah t Kamar
Hotel Melati Jumlah Unit Kamar
Pondok Wisata Jumlah Unit Kamar
Restoran
Rumah Makan
Unit
Unit
1
Batulayar
19
1327
32
418
7
26
23
54
2
Sekotong
1
29
5
56
2
11
-
6
b. Bencana Bencana yang kerap terjadi di Lombok Barat: 1. Banjir 2. Longsor 3. Angin rebut/puting beliung 4. Kekeringan
Banjir 24 September 2010 Desa Taman Sari Kec. Gunungsari
Tanah Longsor 25 September 2010 Desa Sedau Kec. Narmada
Bencana Angin Puting Beliung 25 September 2010 Desa Bajur, Kr.Bongkot, Perampuan Kec. Labuapi
Rob 12 Januari 2011 Desa Labuan Tereng Kec. Lembar
Peta Rawan Bencana Kab. Lombok Barat:
Peta Potensi Rawan Longsor Peta Potensi Rawan Banjir
Peta Potensi Rawan Kekeringan
Peta Potensi Rawan Gempa