LAPORAN PENYELENGGARA DAN SAMBUTAN
1
PROSIDING Workshop Nasional 2006
2
LAPORAN KETUA PANITIA PENYELENGGARA Oleh: Ir. Tajudin Edy Komar, M.Sc Koordinator Pre-Project ITTO PPD 87/03 Rev. 2 (F)
Assalamu’alaikum, wr.wb. Bapak-bapak dan Ibu-ibu peserta workshop yang terhormat, Perlu kami laporkan bahwa workshop ini merupakan kegiatan dari Preproject ITTO PPD 87/03 Rev. 2 (F) dalam rangka penyelamatan ramin yang tumbuh di Indonesia. Dr. Hiras Sidabutar, Project Manager ITTO Komisi Reforestation and Forest Management meminta secara khusus agar policy mengenai pelestarian dan pemanfaatan ramin dapat secara konkrit kita rumuskan. Bapak-Bapak dan Ibu-ibu sekalian Dalam workshop ini kami sudah mengundang para ahli dan para pihak yang berkompeten untuk hadir dalam acara ini sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal. Undangan tersebut antara lain lingkup Departemen Kehutanan yaitu Ditjen BPK, PHKA dan Badan Litbang, Biro KLN, Dinas kehutanan, LIPI, Biotrop Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya masyarakat seperti LEI, Telapak, FWI, Komphalindo serta swasta kehutanan antara lain PT Diamond Raya Timber dan Inhutani. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselenggaranya acara ini kami ucapkan banyak terima kasih. Dan kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan. Demikian, terima kasih atas partisipasinya
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Tajudin Edy Komar
3
PROSIDING Workshop Nasional 2006
SAMBUTAN KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM Oleh: Ir. Anwar, M.Sc Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam
Assalamu’alaikum wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati Bapak-Bapak dan Ibu – ibu sekalian Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan kekuatan dan kesehatan kepada kita semua sehingga pada pagi hari ini kita dapat hadir bersama-sama dalam pertemuan ini. Pertemuan yang bertajuk ”Workshop Nasional Ramin” ini diselenggarakan atas kerja sama P3HKA dengan International Tropical Timber Organization (ITTO) melalui ITTO PPD 87/03 Rev. 2 (F). Pertemuan semacam ini, yang telah beberapa kali diselenggarakan diharapkan menjadi media saling tukar fikiran, berbagi pengalaman dan membangun hubungan kerjasama pihak-pihak yang menggeluti – baik praktisi yang terlibat langsung maupun sebagai pengamat soal Ramin. Kami menyadari bahwa banyak data, informasi dan pengetahuan tentang ramin yang terserak di berbagai tempat, dan oleh karena itu, sekali lagi, mudah-mudahan pertemuan ini dapat menjadi tempat yang baik untuk mengumpulkan data dan informasi yang terserak tadi. Paling tidak, dapat menjadi langkah awal untuk menuju pembangunan hutan ramin yang lestari, bermanfaat dan sekaligus mensejahterakan masyarakat. Hadirin dan para undangan yang saya hormati, Ramin (Gonystylus spp) merupakan salah satu jenis pohon penting di Indonesia dan merupakan jenis pohon yang hanya dapat tumbuh dengan baik di hutan rawa gambut di P. Sumatera dan Kalimantan. Kayu ramin sudah sejak lama dikenal dan di pasar kayu ini memiliki harga jual yang tinggi. Namun demikian, karena tingginya harga jual tersebut, ditambah dengan besarnya kebutuhan pasar terhadap jenis ini menyebabkan terjadinya kegiatan penebangan yang marak dimana-mana. Penebangan ramin berlangsung meluas di P. Sumatra dan Kalimantan, secara legal maupun illegal, di dalam hutan produksi maupun di hutan
4
konservasi. Saat ini penebangan ramin cenderung mengarah ke kegiatan penebangan yang tidak terkendali. Oleh karena itu, sebelum ramin menjadi jenis flora yang punah maka pemerintah perlu mengambil langkah-langkah pengamanan dan pengendalian. Salah satu langkah yang telah ditempuh pemerintah adalah dengan menetapkan kebijakan penghentian sementara (moratorium) penebangan ramin pada tahun 2001 dan selanjutnya memasukkan ramin dalam Appendix III CITES pada tahun yang sama. Untuk lebih meningkatkan upaya pengawasan dan pengendalian peredaran dan perdagangan ramin, maka pada tahun 2004 ramin masuk dalam Appendix II. Upaya pengendalian yang telah diterapkan tersebut ternyata masih belum mampu mengatasi terjadinya illegal logging dan illegal trade jenis ramin, skema penebangan dan perdagangan diluar ketentuan masih saja terjadi. Sementara disisi yang lain, kita sampai saat ini juga masih belum dapat mengetahui secara pasti status dan potensi atau ketersediaan tegakan ramin yang masih tersisa di hutan alam. Upaya penanaman yang dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan tegakan ramin, sampai saat ini juga masih terbatas pada skala percobaan (research trials) dan keberhasilan percobaan ini juga masih tergolong rendah. Hadirin dan para undangan yang saya hormati, Menyadari kenyataan tersebut di atas, kita harus bekerja keras untuk menghadapi tantangan yang membentang di hadapan kita. Tantangan utama yang perlu kita selesaikan, menurut hemat saya, adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat tentang potensi dan distribusi ramin di hutan alam, mengembangkan upaya-upaya pemanfaatan yang lestari serta langkah-langkah konservasi yang harus ditempuh untuk perlindungannya. Pada tanggal 28 September 2005 yang lalu Badan Litbang Kehutanan telah melaksanakan semiloka tentang ramin dengan tema ”Konservasi dan Pembangunan Hutan Ramin di Indonesia melalui Regulasi Perdagangan dan Pemacuan Alih Teknologi, Penanaman dan Teknik Silvikultur”. Berdasarkan hasil semiloka tersebut dan melihat kembali laporan-laporan teknis dari kegiatan pra-project, menunjukkan bahwa masih diperlukan adanya diskusi-diskusi lanjutan yang lebih mendalam terutama untuk mengidentifikasi berbagai kebijakan yang perlu diambil dalam upaya konservasi ramin dan pemanfaatannya secara lestari. Terkait dengan upaya pemanfaatan ini, pengembangan teknik silvikultur dalam pengelolaan tegakan ramin menjadi prioritas yang perlu mendapatkan perhatian kita.
5
PROSIDING Workshop Nasional 2006
Dengan melihat banyaknya topik yang harus di kaji dan didiskusikan, kami menyadari bahwa waktu sehari ini sangatlah terbatas dan kurang memadai. Namun demikian, saya sangat berharap bahwa melalui workshop sehari ini kita dapat berdiskusi secara langsung dan lebih konkrit pada aspek-aspek prioritas menuju pengelolaan ramin yang lestari. Saya berharap diskusi ini mampu menghasilkan rumusan yang komprehensif dan integratif yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan penyempurnaan kebijakan pengelolaan hutan ramin dimasa mendatang. Akhirnya dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan YME dan memohon tuntunan-Nya saya nyatakan ”Workshop Nasional Sehari tentang ”Policy Options on the Conservation and Utilization of Ramin” ini secara resmi dibuka. Selamat berdiskusi dan berkarya di forum ini. Semoga Tuhan YME selalu memberikan lindungan dan petunjuk-Nya sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Bogor, 22 Februari 2006
6