LAPORAN HASIL PENELITIAN
Identitas Lembaga : Nama
Lembaga Kementerian
Penelitian
Kehutanan,
Badan
Penelitian
dan
dan Pengembangan Kehutanan, Balai Penelitian Kehutanan
Pengembangan
Aek Nauli
Pimpinan
Ir. Iton Bambang Partono B.D.
Alamat
Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Kampus Kehutanan: Km 10,5 Sibaganding Parapat-Aek Nauli. Telepon/HP/email : 0625-41659/081361685274/
[email protected]
Identitas Kegiatan : Judul
TEKNIK
PENGENDALIAN
EROSI
PADA
LAHAN
AGROFORESTRY SAWIT Abstraksi
Peningkatan perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi perkebunan sawit dari tahun ke tahun terus
Tim Peneliti
keadaan ini sangat dipengaruhi oleh peningkatan
1. Ir.Boyke
pendapatan petani/pengusaha/pemerintah dari usaha
Napitupulu,
M.Si.
(Peneliti Utama) 2. Alamat Utama
:
perkebunan, walaupun hal ini masih perlu kajian yang lebih mendalam. Akhir-akhir ini disinyalir perkebunan
Peneliti
sawit yang bersifat monokultur tersebut berdampak
Balai
buruk terhadap lingkungan. Dengan demikian pihak
penelitian
konsumen
Kehutanan
Aek
terutama
mengisyaratkan
agar
pihak
luar
perkebunan
negeri sawit
telah dikelola
Nauli (Kantor) dan
dengan lestari atau ramah lingkungan. Untuk itu perlu
alamat
upaya agar perkebunan sawit tidak monokultur, maka
rumah
:
1
Jalan
Farel
pasaribu
No.
Pematang
48
Siantar
Sumatera Utara 3. Nama
Anggota
Peneliti:
Ir.
sukmana, dan
sela
atau
agroforestry
sawit
dengan
tanaman
kehutanan. Dengan perlakuan penanaman tanaman kehutanan
di
antara
sawit
maka
diharapkan
peningkatan produktivitas lahan dan memenuhi standar
Asep
ramah lingkungan, namun demikian kondisi demikian
M.Sc.
perlu kajian mendalam
Darmawan
Edy, S.Hut
pada lahan sawit perlu dilakukan penanaman tanaman
dari segi lingkungan. Salah
satu faktor yang merupakan indikator pengelolaan lahan yang ramah lingkungan adalah besarnya erosi yang terjadi pada pola penggunanaan lahan. Untuk itu pada
kegiatan
ini
dilakukan
penelitian
teknik
pengendalian pada lahan agroforestry sawit. Kegiatan dimulai dengan penelitian
tahapan pengumpulan data hasil
terdahulu,
penetapan
lokasi
penelitian,
perancangan plot penelitian, pengukuran besarnya erosi pada lahan untuk menentukan besarnya erosi selanjutnya akan ditetapkan nilai standar besarnya erosi yang diperkenankan. Kegiatan dilakukan pada perkebunan sawit di Sumatera Utara dan Riau. Dengan
diterapkan
diperkenankan yang telah
nilai
tetapan
erosi
yang
akan mendukung perkebunan sawit
memenuhi syarat
ramah lingkungan.
Dengan demikian semua pihak terutama pihak luar negeri menjadi konsumen produksi sawit Indonesia yang
sekaligus
akan
meningkatkan
pendapatan
petani/pengusaha perkebunan termasuk pemerintah melalui pemanfaatan lahan antara tanaman sawit berupa tanaman pangan dan kehutanan di mana sekaligus akan mendukung implementasi Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Hasil yang diperoleh bahwa standar besarnya erosi yang diperkenankan 2
pada lahan sawit yang berwawasan lingkungan adalah sebesar 5,729 sampai 6,344 ton/ha/tahun atau dengan rata-rata sebesar 6 ton/ha/tahun. Kata
kunci
:
Pengendalian,
erosi,
diperkenankan,
agroforestry, sawit, 6 ton/ha/tahun Waktu Pelaksanaan
Mulai 8 Pebruari 2012 s/d 8 Oktober 2012
Publikasi
Sedang dalam proses 1. Jurnal Puskonser 2. Prosiding Nasional
Identitas Kekayaan Intelektual dan Hasil Litbang Ringkasan Kekayaan Intelektual Perlindungan kekayaan Intelektual : Nama penemuan baru : Nama penemuan baru Nonkomersial : Cara Alih Teknologi : Ringkasan Hasil Penelitian dan Pengembangan
1.Hasil Penelitian dan Pengembangan Besarnya erosi dapat diperkecil pada lahan agroforestry sawit sampai 6 ton/ha/tahun (setara dengan 5,930 ton/ha/tahun) ada tahun 2011 dan pada tahun 2012 menjadi 5,729 ton/ha/tahun, yaitu melalui penanaman tanaman hutan di sela sawit dan pemeliharaan terkendali yaitu : untuk pembersihan gulma cukup membuat piringan tanaman. Namun demikian hasil ini perlu dibandingkan di lokasi lain. Untuk itu plot penelitian dibuat sebanyak 5 plot di Riau di mana karakteristik lahan dan besarnya erosi yang terjadi di plot yang di Riau . Di mana besarnya erosi yang terjadi selama 6 bulan di plot penelitian di plot 1 sampai dengan plot 5 masingmasing 302,26; 196,44; 253,76; 234,12 dan 287,76 kg/plot/6 bulan atau masing-masing sebesar 8,635; 6,549; 6,344; 7,804 dan 7,194 ton/ha /tahun. Hal ini menunjukkan sangat besar pengaruh pemeliharaan terkendali yaitu 3
berupa pembersihan pada piringan tanaman di mana besarnya erosi yang terjadi di plot penelitian baik di Sumatera Utara maupun di Riau terendah sebesar 5,729 dan 6,344 ton/ha/tahun. Hasil penelitian melalui pengukuran erosi pada lahan agroforestry sawit sebaiknya diberlakukan standar besarnya erosi yang diperkenankan sebesar 5,729 sampai 6,344 ton/ha/tahun dan bila diambil rata-rata-ratanya maka standar besarnya erosi yang diperkenbankan di lahan sawit adalah sebesar 6 ton/ha /tahun, dengan demikian lahan sawit telah dikelola dengan ramah lingkungan. 2. Produk, spesifikasi dan Pemanfaatan -Produk dari penelitian ini berupa asset tak berwujud yaitu : Teknik Pengendalian erosi pada lahan agroforestry sawit berupa penanaman tanaman hutan di sela tanaman sawit seperti tanaman suren, di mana agar diterapkan penggunaan standar besarnya erosi yang diperkenankan pada lahan sawit sebesar 6 ton/ha/tahun agar lahan sawit dikelola dengan berwawasan lingkungan. -Spesifikasinya : Pengukuran besarnya erosi pada lahan agroforestry sawit masingmasing 5 (lima) plot di Sumatera Utara dan Riau. -Pemanfaatan : Penerapan pada lahan sawit muda, agar dterapkan pola agroforestry sawit dengan mengikuti standar besarnya erosi yang diperkenankan sebesar 6 ton/ha/tahun agar lahansawit dikelola secara berwawasan lingkungan.
4
3. Foto Penelitian
Gambar 1. Plot Pengukuran Erosi, di Ria Erosi, di Riau
Gambar 3. Plot Pengukuran Erosi, di Riau
Gambar 2 : Plot Pengukuran
Gambar 4. Plot Erosi, di Riau
5
Gambar 5 : Plot Pengukuran Erosi, di Riau
Gambar 5 : Plot Penelitian Di Riau
Gambar 7 : Sawit di plot, di Riau
Gambar 8 : Lahan di Riau
6
7
8
9
10
11
12
Gambar 9. Suren di Plot erosi, di Sumut erosi, di Sumut
Gambar 12 : Sawit di plot erosi, di Sumut di Sumut
Gambar 9. Suren di Plot
Gambar 12 : Sawit di plot erosi,
13
Gambar 13 : FGD Sinergis di Medan
Gambar 15 : Peserta FGD Sinergis
Gambar 14 : pesrta FGD Sinergis di Medan
Gambar 16 :Presentase saat FGD Sinergis
14
Gambar 17 : Plot erosi, di Sumut
Gambar 18 : Plot erosi di Sumut
Gambar 19 : Plot erosi di Sumut
Gambar 20 : Contoh Air dan Sedimen
15
Gambar 21 : Penampungan erosi, di Sumut
Gambar 23 : Plot erosi di Sumut
Gambar 22: Penampungan erosi
Gambar 24 : Penampungan erosi
16
Pengelolaan 1. Sumber Pembiayaan Penelitian dan Mitra Kerja 2. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penelitian a. Sarana : Perkebunan Sawit b. Prasarana : Laboratorium Tanah dan Air 3. Pendokumentasian : Pendokumentasian dilakukan dalam CD yang dikumpulkan di Litbang Kehutanan
Aek Nauli,
September 2012
Kepala Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli
Ir. Iton Bambang Partono B.D. NIP. 19581115 198703 1 004
17