LAPORAN HASIL PENELITIAN
PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR DARI SUMUR BOR DALAM DI PERUMAHAN WINONG II DESA NGRINGO – KECAMATAN JATEN - KABUPATEN KARANGANYAR
Oleh :
Drs. Basmal, MT Drs. Sunaryo, ST,MT Drs. Burhan Ibnu Mubtadi, ST, MPd
LEMBAGA PENELITIAN POLITEKNIK PRATAMA MULIA SURAKARTA 2013 1
2
ABSTRAK
Perencanaan Sistem Distribusi Air Dari Sumur Bor Dalam di Perumahan Winong II Desa Ngringo Kecematan Jaten Kabupaten Karang Anyar (2013), merupakan bentuk penelitian analisis dan komparasi. Penelitian dilakukan dengan waktu 3 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan sistem distribusi air dari sebuah sumur bor dalam untuk keperluan warga komplek perumahan. Harapan dari penelitian ini adalah terbangunnya sistem pendistribusian air yang merata dan tercukupi ke semua titik di komplek perumahan tersebut. Hasil Penelitian ini dinyatakan kurang berhasil oleh karena keterbatasan akses ke pemegang proyek dan pengembang perumahan sehingga instalasi pemipaan belum sesuai dengan perencanaan. Dari masalah tersebut maka data-data penelitian belum bias didapatkan secara akurat.
Kata kunci : Sumur Bor Dalam, Sistem pemipaan air
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan penduduk di Kabupaten Karanganyar dapat ditunjukkan dengan jumlah angka kelahiran yang lebih besar dari angka kematian setiap tahunnya. Dari jumlah pertambahan penduduk tersebut, hal yang menjadi perhatian utama adalah usia sekolah dan usia produktif. Pada penduduk usia produktif kebutuhan akan ketersediaan perumahan terus meningkat setiap tahunnya. Ketersediaan lahan untuk perumahan di wilayah perkotaan sudah terlalu padat sehingga pengadaan perumahan terus dikembangkan ke wilayah luar perkotaan yang harganya relatif terjangkau bagi masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Pengembangan dan pengadaan perumahan salah satunya harus mempertimbangkan fasilitas utama yang harus ada diantaranya adalah ketersediaan air bersih dan sehat. Di perumahan Winong II yang berlokasi di desa Ngringo, kecematan Jaten, Kabupaten Karang Anyar dikembangkan sejumlah 123 unit rumah dimana di daerah tersebut untuk memenuhi kebutuhan air dengan sumur bor atau sumur duduk tidak memungkinkan, sehingga diperlukan pembuatan sumur bor dalam untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan sehat. Perhitungan secara garis besar dari sejumlah 123 unit rumah atau 123 KK, dengan asumsi setiap KK dihuni oleh 4 orang minimal diperlukan sekitar 200 m3 air tanah untuk setiap harinya, apalagi akan berkembang perumahan berikutnya. Oleh karena itu untuk mendapatkan air tanah tersebut diperlukan pembuatan Sumur Bor Dalam dengan kedalaman sekitar 120 meter. Dari Sumur Bor Dalam ini nantinya air akan dialirkan terutama ke komplek perumahan tersebut dan warga sekitarnya, serta mengantisipasi jika terjadi kelangkaan air tanah ketika musim kemarau. Pembuatan Sumur Bor Dalam itu merupakan realisasi untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih dan sehat. Beberapa hal yang sering menjadi masalah dalam sistem layanan air terutama di perumahan padat penduduk seperti di perumahan Winong II ini adalah ketersediaan dan supplay air 4
yang terbatas dan ketidakstabilan tekanan air pada jam-jam tertentu. Dari hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang sistem perencanaa pemompaan air, sistem penyediaan/penyimpanan air dan sistem pemipaan untuk distribusi air. Oleh karena itu diperlukan analisis teoritis terhadap halhal yang berkaitan dengan spesifikasi teknisnya.
B. Batasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang berkaitan dengan sistem penyediaan air bagi perumahan padat penduduk di perumahan Winong II, desa Ngringo, kecematan Jaten, Kabupaten Karang Anyar maka dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai komparasi secara teoritis dan praktek di lapangan mengenai pertimbangan pemilihan pompa, instalasi reservoir dan sistem pendistribusian air ke wilayah perumahan.
C. Rumusan Masalah Penelitian Penelitian ini dirumuskan : sejauhmanakah ketercapaian pembuatan sumur bor dalam, sistem reservoir dan sistem pendistribusiannya. Hal ini dapat dijabarkan : 1.
Berapa daya pompa yang dibutuhkan ?
2.
Berapa besar volume reservoir yang direncanakan ?
3.
Bagaimana sistem distribusi air penyaluran air dapat merata ?
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui tipe pompa submersible yang diperlukan. Dengan pertimbangan secara teoritis dan penggunaan yang praktis di lapangan sehingga dapat ditentukan daya pompa yang diperlukan.
2.
Perencanaan volume/kapasitas bak penampung air sehingga untuk sistem layanan air tidak terlambat.
3.
Merencana sistem distribusi air yang baik yaitu dengan merencanakan instalasi dan penggunaan pipa-pipa air secara benar.
5
E. Luaran Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan mengenai sistem penyediaan air bersih dari Sumur Bor Dalam bagi warga perumahan Winong II, desa Ngringo, kecematan Jaten, Kabupaten Karang Anyar dan masyarakat sekitar perumahan sehingga tidak terjadi kekurangan air bersih dan ketidakstabilan tekanan yang merata sampai pada titik terjauh.
F.
Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah : a.
Desain rancangan dan perhitungan sederhana dalam penelitian ini, diharapkan memenuhi persyaratan teoritis dan praktis berkaitan dengan pembuatan Sumur Bor Dalam dan instalasinya.
b.
Sistem pengaturan penggunaan air dari Sumur Bor Dalam yang dibuat dapat mencukupi kebutuhan warga perumahan (setempat) dan warga sekitarnya dengan baik dan lancar.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pekerjaan Sumur Dalam Pekerjaan konstruksi Sumur Bor Dalam melalui tahap pertimbangan yang matang. Pekerjaan dilaksanakan oleh kontraktor yang kompeten dibidang tersebut. Pekerjaan diawali dengan tahap persiapan yang meliputi pengangkutan, pemindahan, peralatan, material, direksi kit, gudang, jalan masuk, ketersediaan air dan kesiapan personil. Peralatan-peralatan pembuatan Sumur Bor Dalam yang diperlukan dan dipersiapkan oleh kontraktor adalah : a. Drilling Rigs ( Bor ) b. Compressor (Pompa lumpur) Compressor digunakan untuk mengangkat lumpur dari proses pemboran. Perlu diperhitungkan panjang sirkulasi dari lubang bor ke penampungan lumpur sehingga dapat dipertimbangkan dari sample 'cutting' yang diperoleh dapat mewakili penetrasi kedalamannya dan juga efek perembesan ke dalam lubang bor. c.
Conductor Pipe/Surface Case/Pipa Pelindung Untuk sistem bor putar pemakaian Conductor Pipe sangat penting untuk mencegah runtuhnya lubang bor. Pipa pelindung ini dalam keadaan normal dipasang minimum pada kedalaman 10 meter.
Pada
tahap
pelaksanaan,
hal
yang
perlu
diperhatikan
adalah
terpasangnya mesin bor dengan kuat pada pondasi agar hasil pengeboran baik, mencegah kerusakan serta menghindari terjadinya kecelakaan. a.
Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor Pipa konduktor (Conductor Pipe Surface Casing) dipasang untuk mencegah keruntuhan lapisan permukaan tanah selama pelaksanaan pengeboran berlangsung. Diameter pipa berdasarkan diameter lubang yang dikehendaki, sementara itu kedalaman pemasangan pipa konduktor berdasarkan kondisi di lapangan. 7
b.
Diameter dan Kedalaman Pengeboran Diameter dan kedalaman pengeboran ditentukan oleh pemilik proyek dan didasarkan pula pada prosedur pekerjaan konstruksi Sumur Bor Dalam yang akan dilaksanakan.
c.
Metode Pengeboran Metode Pengeboran yang digunakan adalah metode " Direct Circulation Mud Flash " yaitu dengan pembuatan dua buah kolam lumpur disebelah titik pengeboran. Dan satu buah kolam pengendapan. Gunanya adalah untuk mengalirkan lumpur yang keluar dari lubang bor ke kolam kedua. Dalam kolam kedua ini butir-butir yang halus akan mengendap dan lumpur yang akan bebas dari kandungan pasir akan mengalir ke dalam kolam ketiga.
Gambar 1 : Kolam lumpur dan kolam pengendapan Selama pengeboran kekentalan lumpur dan kadar pasir perlu diamati setiap waktu. Selain hal tersebut, hal lain yang perlu diperhatikan adalah : a.
Pencucian Lubang Bor Lubang bor perlu dilakukan pencucian setiap mencapai kedalaman 6 meter (1 stang bor). Pencucian dilakukan dengan mensirkulasi lumpur sampai lubang bor bersih dari material hancuran batuan (cutting).
b.
Pelebaran Lubang Bor Pelebaran lubang bor (Reaming) sampai dengan diameter dan kedalaman yang ditentukan, dilaksanakan dengan "Reamer Bit" atau "Hole Opener" dengan diameter yang sesuai. 8
c.
Berakhirnya Pengeboran Lubang bor harus dicuci sampai bersih dari endapan dengan melakukan sirkulasi lumpur selama 4 (empat) jam secara terus menerus.
c.
2.
Pembersihan dan pengurasan lubang sumur
Instalasi Sumur Bor Secara sederhana instalasi dari Sumur Bor Dalam ditunjukkan pada gambar 2 di bawah.
Gambar 2 : Instalasi sumur bor dalam 9
Pemanfaatan Sumur Bor Dalam perlu perencanakan sistem pemompaan, penampungan dan distribusi. Kebutuhan akan air bersih dilayani secara komunal, sehingga sistem penyediaan air harus selalu dalam kondisi baik.
3.
Kebutuhan air bersih Untuk mempermudah asumsi/gambaran kebutuhan air bersih, maka dilakukan perhitungan sederhana sebagai berikut : Kapasitas ember plastik ukuran sedang adalah : Diameter = tinggi = Volume = 1 ember =
35 cm 37 cm 35580 cm3 35 lt
Kebutuhan air / orang
satuan (ember)
per hari =
rendah sedang tinggi
mandi (2X)
2
3
4
mencuci baju+bilas
1
2
3
Mencuci piring+gelas
0.3
0.7
1
minum+makan
0.1
0.2
0.2
Buang air kecil
1
1.5
2
Buang air besar
0.8
1
1.2
Wudlu (5X)
1.3
2
2.5
Cuci tangan+kaki
0.5
1
1.5
7
11.4
15.4
Jumlah (liter)
245
399
539
M3
0.25
0.4
0.55
Perhitungan minimal Jiwa/rmh KK jiwa
Keb. Air
Total M3/hr
2
123
246
0.25
61.5
3
123
369
0.25
92.25
4
123
492
0.25
123
10
Perhitungan sedang Jiwa/rmh KK jiwa
Keb. Air
Total M3/hr
2
123
246
0.4
98.4
3
123
369
0.4
147.6
4
123
492
0.4
196.8
Keb. Air
Total M3/hr
Perhitungan tinggi Jiwa/rmh KK jiwa 2
123
246
0.55
135.3
3
123
369
0.55
202.95
4
123
492
0.55
270.6
Berdasarkan perhitungan sederhana di atas, maka dapat diambil data kebutuhan air tiap hari di perumahan Winong II desa Ngringo, Kec. Jaten Karanganyar dengan 123 KK dengan asumsi 4 orang masing-masing KK pada perhitungan katagori sedang yaitu 200 M3.
4.
Perencanaan ukuran bak penyimpanan : Tangki reservoir yang ada di pasaran dengan kapasitas 8000 liter atau 8M3 apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sebanyak 200 M3 maka untuk memenuhi kebutuhan perharinya perlu pengisian 25 kali secara on-off. Tetapi pada prakteknya adalah bahwa pada saat kebutuhan air meningkat misalnya pada jam-jam tertentu maka bisa jadi air dari reservoir akan terlambat menyuplai ke rumah-rumah. Hal ini dimunginkan karena tidak seimbangnya kapasitas pemompaan dengan kebutuhan pada waktu tersebut. Tangki reservoir berbahan plastik paduan rentan terhadap timbulnya kotoran/lumut karena penempatan diluar dan langsung terkena sinar matahari. Oleh sebab hal tersebut maka selain pertimbangan jangka panjang, maka reservoir dibuat permanen dari konstruksi beton, dengan perencanaan sebagai berikut : 11
Gambar 3 : Instalasi Pompa dan reservoir
Dari gambar di atas, maka dengan ukuran bak reservoir : PxLxT = 250x200x175 (cm3) kapasitas bak yang direncanakan mampu menampung maksimal sebanyak 8750000 cm3 atau 8.75 M3. Selain untuk menampung, bak reservoir juga harus dibuat denga ketinggian yang memadai. Untuk hal tersebut maka bak reservoir dibuat dengan ketinggian paling tidak 5 meter di atas permukaan tanah. Dengan ketinggian minimal 5 meter ini maka diharapkan debit air dan tekanan penyaluran air pada titik terjauh dapat terlayani dengan baik pula. 12
5.
Pemilihan Pompa Kapasitas pompa biasa dinyatakan dalam Gallon per menute. (1 gallon= 3.785 liter atau 1 liter = 0.2642 gallon). Dari konversi satuan tersebut sehingga dapat diketahui untuk 1M3 = 264,2 gallon. Bila kebutuhan air perharinya 200 M3 maka setara dengan 52.840 gallon. Dalam satu hari 24 jam atau 1440 menit, maka ideal kapasitas pemompaan adalah 52840/1440 = 36.7 gallon permenit (±35 GPM). Sebagai gambaran demensi pompa submersible 4” produk Grunfos dapat dilihat pada gambar dan tabel di bawah : 85 GPM
150 GPM
Gambar 4 : Pompa submersible dan tabel spesifikasi produk Grundfos Untuk pompa submersible ukuran 4” dengan daya antara 1, 5 – 3 HP terdapat beberapa alternative pilihan yang dapat digunakan untuk memenuhi kapasitas pemompaan sebesar ±35 GPM seperti yang diperhitungkan di atas. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pompa ini adalah Head13
Capacity dari pompa tersebut. Grafik Head–Capacity di bawah ini dapat
HEAD (FEET)
digunakan sebagai pertimbangan tipe pompa yang bisa dipergunakan.
Gambar 5 : Grafik Head-Capacity
Pada gambar 3 di atas telah disajikan rancangan reservoir model permanen berbentuk bak dengan dimensi utama yaitu 2,50x2,00x1,50 M3 (kapasitas 7.5 M3) dengan ketinggian dari tanah pada saat bak reservoir penuh = 5,5 meter, sementara itu kedalaman pompa diperhitungkan antara 50 sampai 90 meter. Untuk mempermudah pemahaman hal tersebut maka dapat dibuat table konfersi sebagai berikut : Tabel Konversi meter-feet Kedalaman Pompa Meter
Feet
40
131.23 14
50
164.04
60
196.85
70
229.66
80
262.47
90
295.27
Pompa yang akan digunakan berdiameter 4” sesuai dengan diameter sumur. Dalam hal ini harus mempertimbangkan tipe pompa dengan kapasitasnya (GPM). Data pompa seri 85 dan 150 GPM serta grafik Head-Capacity pada tipe pompa tersebut. diperoleh informasi seperti ditunjukkan pada tabel di bawah : Tabel spesifikasi pompa Seri
85 GPM
150 GPM
Kedalaman maks.
Type
HP
GPM
85S50-4
5
50
200
85S75-5
7.5
86
200
85S75-6
7.5
100
200
85S100-7
10
110
200
85S75-6
7.5
50
300
85S100-7
10
78
300
85S100-8
10
90
300
85S100-9
10
100
300
150S75-4
7.5
65
200
150S100-5
10
135
200
( feet )
Dari tabel di atas, maka dapat dipertimbangkan bahwa : 1 Apabila kedalam pompa maksimum sampai 60 meter, maka minimal harus dengan pompa 85S50-4 (5 HP) kapasitas 50 GPM. 2 Apabila kedalam pompa maksimum sampai 90 meter, maka minimal harus dengan pompa 85S75-6 (7.5 HP) kapasitas 50 GPM. Dari perhitungan dan data di atas, apabila kapasitas pompa yang akan digunakan sebesar 50 GPM maka pompa akan bekerja selama (35/50)x24 jam = 15
16.8 jam tiap harinya. Untuk estimasi biaya operational dapat dilihat pada tabel dibawah.
6.
Kerangka Berpikir Untuk pertimbangan yang maksimal dalam menentukan jenis pompa dan ukuran reservoir serta sistem pemipaan pada jalur distribusi air dari reservoir, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah ketentuan secara teoritis dapat terpenuhi dengan baik kemudian pada penerapannya di lapangan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektifitas dari pelaksanaan pengadaan Sumur Bor Dalam untuk pelayanan air bersih dan sehat bagi masyarakat.
16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode studi pustaka yaitu untuk merencanakan sistem penyediaan air dari Sumur Bor Dalam dengan mempertimbangkan dasar-dasar teori yang ada dengan hasil pada praktek penerapannya, kemudian dilakukan komparasi terhadap kondisi yang ada dan selanjutnya dilakukan evaluasi dari hasil yang direncanakan tersebut. Data awal yang diperoleh adalah terdapat perhitungan mengenai jumlah kebutuhan air bagi 123 KK (±492 jiwa) sebanyak 200M3 perhari yang harus dipenuhi oleh 1 buah Sumur Bor Dalam dengan 1 buah reservoir yang terletak ditengah komplek perumahan dengan jangkauan distribusi sejauh maksimum 100 meter. Secara garis besar denah ditunjukkan sebagai berikut.
Reservoir
Jalur-1 Jalur-2
Blok-F
Blok E-D
Blok C-B
Blok-A
Gambar 6 : Denah perumahan Winong II 17
B. Metode Analisa Data Dari gambar 6 di atas menunjukkan letak pompa dan reservoir serta jalur pemipaan. Dari denah kemudian dipertimbangkan hasil secara teoritis yang kemudian dikomparasikan pada hasil realisasinya. Langkah-langkah penelitian sebagai berikut : 1.
Menghitung debit air sebagai output dari pompa.
2.
Menghitung lama waktu pengisian reservoir sampai penuh.
3.
Membuka air pada jalur-1 mulai dari titik terjauh sampai titik terdekat (cukup dilakukan pada 3-5 titik saja pada masing-masing blok).
4.
Membuka air pada jalur-2 mulai dari titik terjauh sampai titik terdekat (cukup dilakukan pada 3-5 titik saja pada masing-masing blok).
5.
Membuka air pada jalur-1 dan jalur-2 mulai dari titik terjauh sampai titik terdekat (cukup dilakukan pada 3-5 titik saja pada masing-masing blok).
6.
Dari langkah penelitian tersebut akan diperoleh data-data yang dapat diambil sebagai penelitian.
C. Jadwal Kegiatan Penelitian No 1
2 3 4 5 6 7 8
Kegiatan Observasi dan pemilihan tempat pengeboran Pelaksanaan, observasi dan evaluasi teknis pengeboran Sumur Dalam Penentuan pompa Pemasangan pompa Perhitungan debit air Analisa pengisian Analisa pendistribusian Pembuatan laporan
Waktu Minggu ke Oktober Nopember 1 2 3 4 1 2 3 4
Des. 1 2
√ √
√
√ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √
18
√
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN
A. Hasil Penelitian Penelitian berlangsung selama 10 minggu, mulai dari pengeboran, pembangunan reservoir, pemasangan pompa dan intalasi pemipaan. 1. Tinjauan pembuatan Sumur Bor Dalam. Pembuatan Sumur Bor Dalam sudah mengikuti prosedur yang benar, mulai dari tahapan persiapan, ketersediaan peralatan, proses pengeboran dan proses penyelesaian. Namun demikian kondisi lingkungan di sekitar sumur perlu diperhatikan mengenai keamanan, estetika dan fungsionalnya. 2. Penentuan tipe pompa submersible Dikarenakan untuk sementara waktu dari 123 unit rumah yang telah terbangun baru sekitar 70 unit yang dihuni. Jika diasumsikan setiap KK berpenghuni 4 jiwa maka di lingkup perumahan tersebut baru dihuni ± 280 jiwa. Dari perhitungan di depan bahwa kebutuhan air tiap jiwa sebanyak 0.4M3/hari, maka kebutuhan air bagi warga perumahan tersebut adalah baru sekitar 112M3/hari. Kondisi dilapangan kaitannya dengan terpenuhinya sumber air belum mengalami kendala. Kecuali itu beberapa rumah masih memanfaatkan sumur bor dalam yang satunya meskipun kondisi air kurang bagus. Pompa yang dipasangkan adalah pompa submersible 4” dengan daya 2 PK. Dari spesifikasi pompa didapatkan data bahwa kedalaman pemasangan pompa maksimum 50 meter, dengan debit air 40 GPM. Dari data performance curve dari jenis pompa ini berkaitan dengan posisi kedalaman pompa dapat dibuat tabel sebagai berikut : Kedalaman Kedalaman (feet) (meter) 30 35 40 45 50 55
9.144 10.668 12.192 13.716 15.24 16.764
Debit Debit Debit Air Air Air (M3/menit) (GPM) (M3/jam) 150 0.56775 34.065 135 0.510975 30.6585 120 0.4542 27.252 80 0.3028 18.168 60 0.2271 13.626 35 0.132475 7.9485 19
Dari tabel di atas maka dapat diambil data perhitungan sebagai berikut : Apabila kebutuhan air sebesar 112m3/hari, maka jika menggunakan jenis pompa ini pada kedalaman X maka akan didapatkan lama jam kerja pompa Y sebagai berikut : Kedalaman (X-meter) 9.144 10.668 12.192 13.716 15.24 16.764
Debit Air (M3/jam) 34.065 30.6585 27.252 18.168 13.626 7.9485
Jam kerja (Y-jam/hari) 3.28783209 3.65314676 4.10979011 6.16468516 8.21958021 14.0907089
Jam kerja/hari 3 3,5 4 6 8 14
Dengan kedalam pompa berkisar 20 meter maka ada kemungkinan air yang dihasilkan masih belum begitu bagus, kondisi airnya bisa jadi akan seperti pada sumur yang sebelumnya. 3. Pembangunan reservoir Reservoir yang dibuat berbentuk bak dengan ukuran 2.5X2X1.5 M3 atau daya muat efektif sebanyak 7.5 M3 (7500 lt). Dengan mempertimbangkan posisi peletakan pompa, maka perlu diperhitungkan waktu untuk mengisi bak reservoir dari kondisi kosong sampai terisi penuh. Kedalaman Debit Air Waktu pengisian (X-meter) (M3/jam) bak reservoir (jam) 15.24 13.626 0.55 jam 7.9485 0.95jam 16.764 Perhitungan waktu pengisian ini belum mempertimbangkan kerugian akibat gesekan air dengan pipa, jarak pompa dengan reservoir maupun ketinggian reservoir. Sehingga waktu untuk pengisian bisa lebih lama lagi. 4. Penentuan jalur pemipaan. Jalur suplay air dari reservoir ke rumah-rumah dibagi dalam 2 area, yaitu jalur-1 (sisi kanan) dan jalur-2 (sisi kiri). Hal ini dipertimbangkan agar distribusi air bisa merata sesuai kebutuhan masing-masing blok yang berbeda, tergantung dari jumlah jiwa. Diharapkan desain ini dapat mengurangi resiko keterlambatan suplay air pada blok yang huniannya lebih banyak. Kecuali hal tersebut, hal lain adalah apabila ada perbaikan 20
instalasi atau kebocoran pada salah satu blok maka pada blok lain air masih bisa didistribusikan.
B. Analisis Kegagalan Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam penelitian ini, antara lain ; 1.
Data mengenai kedalaman posisi pompa belum didapatkan dan instalasi pompa yang belum terpasang dengan baik, sehingga perhitungan debit maksimum pompa belum dapat dilakukan. Hal lain adalah pemasangan meter pengukur dan beberapa sambungan pipa PVC pada output pompa yang belum kuat dan rapi.
2.
Instalasi dari pompa ke reservoir dan dari reservoir ke perumahan yang belum terpasang, sehingga pengukuran waktu efektif pengisian dari kondisi kosong sampai penuh atau dari kondisi penuh sampai kosong pada bak reservoir belum dapat diperoleh data.
3.
Instalasi sementara dalam sistem pemipaan masih perlu pembenahan lagi mengingat dari out-put pompa langsung disalurkan ke rumah-rumah lewat jalur utama hanya dengan pipa PVC ½” sementara rangkaian pemipaan di dalam rumah menggunakan pipa ¾”. Dari sini dapat diketahui bahwa debit air yang masuk ke rumah-rumah relative kecil, belum lagi pada titik terjauh dari sumber (pompa).
4.
Peneliti bertindak sebagai pelaksanaan penelitian pada sebuah proyek sehingga tidak dapat intervensi berkaitan dengan kondisi di lapangan terhadap keperluan penelitian, sehingga realitas data apa adanya yang kemudian di analisis dan d simpulkan
21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah belum didapatkannya datadata penelitian yang akurat mengingat kondisi di lapangan yang kurang/belum memadai. Instalasi pompa yang masih perlu pembenahan, reservoir yang belum difungsikan serta instalasi pemipaan yang terkesan seadanya/darurat. Namun demikian secara garis besar bahwa penyediaan air bersih untuk warga komplek perumahan Winong II untuk sementara waktu sudah terpenuhi meskipun masih ada hal-hal yang masih perlu dibenahi.
B. Saran Saran yang paling penting yang perlu disampaikan bagi pelaksana proyek dan pengembang adalah perlunya perencanaan yang matang dan sinergi dalam melaksanakan proyek serta evaluasi bersama sehingga adanya kepercayaan dan kepuasan bagi pelanggan.
22
DAFTAR PUSTAKA
M. Anis Al Layla, Water Supply Engineering Design, Ann Arboor Science, 1978. NMC CSRRP DI Yogyakarta, Central Java and West Java, Pedoman Perencanaan Pengadaan Air Bersih. Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknis Sistem Penyediaan Air Bersih Pedesaan, Directorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, Desember 1998. Survey dan Evaluasi Air Tanah untuk Penyediaan Air Bersih, Directorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996. Tatacara Pembuatan Bangunan Penangkap Mata Air, Directorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996.
23
Lampiran 1. Biodata Peneliti
1) Nama
: Drs. Basmal, MT
NIK
: 1595.092
Jabatan/Golongan
: Asisten Ahli / III b
Instansi
: Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jurusan Teknik Mesin / Otomotif
Alamat Instansi
: Jl. Haryo Panular 18 A Surakarta
Alamat Rumah
: Kuyudan Rt 05/V Makamhaji Kartosuro Sukoharjo
2) Nama
: Drs. Sunaryo, ST, MT
NIP
: 195504241983031002
Jabatan/Golongan
: Lektor Kepala / IV b
Instansi
: Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jurusan Teknik Mesin / Otomotif
Alamat Instansi
: Jl. Haryo Panular 18 A Surakarta
Alamat Rumah
: Komplek Maduasri A 27, Colomadu - Karanganyar
3) Nama
: Drs. Burhan Ibnu Mubtadi, ST, M.Pd
NIP
: 195712161986031003
Jabatan/Golongan
: Lektor Kepala / IV b
Instansi
: Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jurusan Teknik Mesin / Otomotif
Alamat Instansi
: Jl. Haryo Panular 18 A Surakarta
Alamat Runiah
: Jl. Bungur II / 10 A Punggawan, Surakarta
24
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1.
Nama Lengkap
: Drs. Basmal, MT
2.
Tempat/Tanggal lahir
: Sala, 07 Juni 1967
3.
NIK
: 1595.092
4.
Golongan / Jabatan
: III b / Asisten Ahli
5.
Alamat kantor
: Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jl. Haryo Panular 18 A Surakarta.
6.
Alamat rumah
: Kuyudan Rt 05/V Makamhaji Kartosuro Sukoharjo
7.
8.
Riwayat Pendidikan
:
-
Lulus SD tahun 1980
-
Lulus SMP tahun 1983
-
Lulus SMA tahun 1986
-
Lulus Sarjana Pendidikan FKIP UNS tahun 1992
-
Lulus Magister Teknik Mesin UNDIP Semarang 2012
Riwayat Pekerjaan : -
Instruktur PLK PT Kalimas AI, Yogjakarta, 1992-1993
-
Pengawas kendaraan di PT Anggada Perkasa, Semen Tiga Roda Cibinong, 1993
-
Kepala Bengkel PT Sun Star Motor, cabang Wonosobo, 1994
-
Dosen tetap di Politeknik Pratama Mulia Surakarta tahun 1995 s/d sekarang
25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama
: Drs. Sunaryo, ST, MT
2. Tempat/Tanggal lahir
: Banjarnegara, 24 April 1955
3. NIP
: 195504241983031002
4. Golongan / Jabatan
: IV b / Lektor Kepala
5. Alamat kantor
: Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jl. Haryo Panular 18 A Surakarta.
6. Alamat rumah
: Maduasri blok A 27, Colomadu, Surakarta
7. Riwayat Pendidikan :
8.
9.
-
Lulus SD tahun 1968
-
Lulus SMP tahun 1971
-
Lulus STM jur Teknik Mesin tahun 1974
-
Lulus sarjana Pendidikan IKIP Semarang tahun 1981
-
Lulus Sarjana Teknik Mesin Tidar Magelang tahun 2001
-
Lulus Magister Teknik Mesin UNDIP Semarang 2009
Riwayat Pendidikan dan Latihan : -
Pendidikan Prajabatan tahun 1984
-
Penataran P 4 tahun 1986
-
TOT Penatar P 4 tahun 1987
-
Pelatihan pengelola laboratorium di ITB bandung tahun 1987
-
Pelatihan penulisan karya ilmiah tahun 1988
-
Pelatihan pengelola Perpustakaan taliun 1999
-
Pelatihan penulisan jurnal ilmiah tahun 1995
-
Pelatihan AMA I tahun 2007
Riwayat Pekerjaan : -
Dosen dpk di AT Warga Surakarta tahun 1983 s/d 1994
-
Pembantu Direktur Bidang Akademik di AT Warga Surakarta tahun 1985 s/d 1988
-
Ketua Pusat Pengembangan dan Penelitian di AT Warga tahun 1988 s/d 1994
-
Sekretaris Senat Akademi Teknik Warga tahun 1984 s/d 1989
-
Dosen dpk di Politeknik Pratama Mulia Surakarta tahun 1995 s/d sekarang
-
Sekretaris BPH di Politeknik Pratama Mulia tahun 1994 s/d 1996 26
-
Pembantu Direktur Bidang Akademik di Politeknik Pratama Mulia tahun 1996 s/d 1997
-
Direktur Politeknik Pratama Mulia Surakarta tahun 1997 s/d 2003
-
Direktur Politeknik Pratama Mulia Surakarta tahun 2003 s/d Desernber 2007
-
Pengembang Perumahan 2008 sekarang
10 Pengalaman Lain : - Ketua Koperasi di AT Warga tahun 1992/1994 - Ketua Penyusunan RIP tahun 1996 - Pimpro Pembangunan Gedung Kampus PoHtama tahun 1996 - Ketua Penyusnan statuta tahun 1997 - Ketua Penyusunan Renstra tahun 2003 - Penanggungjawab penyusunan Kurikulum berbasis Kompetensi 2003 11 Pengalaman Organisasi : - Ketua II Paguyuban Serulingmas Surakarta 2003 s/d sekarang - Sekretaris APTISI rayon II Surakarta tahun 2004 s/d sekarang - Ketua Asosiasi AMAI Surakarta tahun 2007 s/d sekarang - Ketua Asosiasi Pengelola Program Diploma III tahun 2007 s/d sekarang - Anggota REI 2008 sekarang - Anggota APERSI 2011 sekarang
27
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
Nama Lengkap
: Drs. Burhan Ibnu Mubtadi, ST, M.Pd
2.
Tempat/ Tanggal Lahir
: Purwodadi / 16 Desember 1957
3.
NIP
:195712161986031003
4.
Golongan / Jabatan
: IV b / Lektor Kepala
5.
Alamat Kantor
: Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jl. Haryo Panular 18 A Surakarta
6.
Alamat Rumah
: Jl. Bungur II /10 A Punggawan, Surakarta
7.
Riwayat Pendidikan : - Tamat SD
tahun 1970
- Tamat SMP
tahun 1973
- Tamat STM
tahun 1976
- Tamat Sarjana Muda IKIP Pend. Teknik Mesin
tahun 1981
- Tamat Sarjana IKIP Pendidikan Teknik Mesin
tahun 1984
- Tamat Training PEDC Jurusan Mekanik di Bandung tahun 1985 - Tamat Pasca Sarjana (S2) IKIP Jakarta PTK
tahun 1995
- Tamat Sarjana Teknik UNIVA Medan, Teknik Mesin tahun 2002 8.
9.
Riwayat Pekerjaan : -
Guru MAN/SMA di Semarang tahun 1982 - 1984
-
Dosen Politeknik USU Medan Jurusan Mesin tahun 1985 - 2004
-
Dosen Universitas Muhammadiyah (UMSU) Medan tahun 1986 - 1990
-
Dosen Politeknik Pratama Mulia Surakarta tahun 2004 s/d Sekarang.
Pengalaman Lain -
Training Calon Tenaga Pengajar di PEDC Bandung tahun 1984 - 1985
-
Short Course di PAU Ilmu Teknik UGM tahun 1992
-
Mengisi Artikel - Artikel di harian Waspada dan Anaiisa Medan tahun 1999 s/d tahun 2004
-
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Rangka TugasTugas Tri Dharma Perguruan Tinggi.
28
Lampiran 3. Foto/Dokumentasi
29
30
Lampiran 4.
31
Lampiran 5.
32
Lampiran 6.
33
Lampiran 7.
34
35
Lampiran 8.
36
Lampiran 9.
37