Laporan Akhir
Laporan Hasil Lokakarya
MELESTARIKAN TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL, DAN KEUTUHAN EKOLOGI
Diselenggarakan bersama oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, BKSDA Kalimantan Barat,Wetlands International-Indonesia Programme, dan Yayasan Konservasi Borneo (YKB) pada tanggal 15 Oktober 2003 di Bogor
Sponsor dari Small Wetlands Programme NC-IUCN untuk YKB
Yayasan Konservasi Borneo Jl. Paris 2, Perumahan Bali Mas 2 No. 5B Pontianak 78124, Kalimantan Barat Tel/Faks: ++ (0561) 711919 Email:
[email protected] http://www.geocities.com/borneoconservancy
Pontianak, November 2003
Daftar Isi Daftar isi
i
Ringkasan eksekutif
ii
1. Pendahuluan
1
2. Kelembagaan
2
2.1. Prinsip kemitraan
3
2.2. Pemangku kepentingan
3
2.3. Peran dan fungsi forum kemitraan
4
2.4. Rekomendasi
5
3. Rencana aksi
6
3.1 Rencana aksi prioritas sektor perikanan
7
3.2. Rencana aksi prioritas sektor kehutanan
9
3.3. Rencana aksi priorita sektor pariwisata
9
3.4. Rencana aksi prioritas sektor pendidikan
10
4. Penutup
10
5. Lampiran-lampiran 5.1. Panitia lokakarya
11
5.2. Peserta lokakarya
12
6. Ucapan terima kasih
17
Album foto
18
i
Ringkasan Eksekutif
Laporan ini disusun berdasarkan hasil lokakarya dengan tema Melestarikan Taman Nasional Danau Sentarum untuk Mencapai Kesejahteraan Ekonomi, Pemberdayaan Masyarakat Lokal, dan Keutuhan Ekologi, yang diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober 2003 di Bogor. Lokakarya ini diikuti oleh 64 peserta yang terdiri dari kalangan pemerintah, LSM, perguruan tinggi, dan tenaga ahli. Hasil lokakarya menekankan dua isu penting dalam pengelolaan Taman Nasional Danau Sentarum, yaitu pebaikan kelembagaan dan pelaksanaan rencana aksi yang telah disusun oleh masyarakat Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Kenyataan menunjukkan bahwa pengelolaan TNDS harus melibatkan masyarakat TNDS, pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, LSM, Departemen Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, dan departemen-departemen lain, serta perguruan tinggi. Telah disepakati, untuk meningkatkan usaha pelestarian TNDS akan dibentuk wadah/jaringan kerjasama antara pemangku-pemangku kepentingan (Stakeholders), dan pelaksanaan rencana aksi prioritas sektor perikanan,kehutanan, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan. Rencana aksi sektor adat tidak dibahas dalam lokakarya ini, tetapi diserahkan langsung kepada masyarakat adat TNDS untuk mengkaji dan menerapkannya.
ii
1. Pendahuluan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) sedang mengalami proses degradasi secara cepat karena semakin tingginya kegiatan manusia, baik di dalam maupun di sekitar kawasan TNDS. Bentuk-bentuk kegiatan manusia yang secara langsung dan tidak langsung mengganggu keutuhan ekosistem TNDS adalah penangkapan dan perbesaran ikan, penebangan kayu di dalam dan di sekitar TNDS, dan kebakaran hutan. Sebagai kawasan Ramsar, TNDS dikenal keunikannya karena memiliki sekelompok danau pasang surut yang kaya akan spesies ikan. Sebagian flora dan fauna yang hidup di dalam TNDS bersifat endemik. Hutan rawa gambut di dalam TNDS kemungkinan besar termasuk peninggalan purba karena proses pembentukan hutan rawa gambut di dalam TNDS mungkin telah terjadi sejak zaman es terakhir. Hutan rawa gambut di dalam TNDS terbentuk secara ombrogen, berasal dari hutan kerapah/kerangas, dan kemungkinan besar merupakan situs peninggalan hutan rawa gambut purba yang masih tersisa di paparan Sunda. Proses penghancuran ekosistem TNDS harus segera dihentikan. Karena itu diperlukan usaha bersama yang dilakukan dengan terpadu dan terencana. Untuk mencapai tujuan ini telah dilakukan serangkaian lokakarya dari tahun 2001 - 2003, baik yang dilaksanakan bersama masyarakat, pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, dan Departemen Kehutanan, telah menunjukkan bahwa pengelolaan TNDS harus dilakukan bersama-sama dengan pemangku-pemangku kepentingan (stakeholders), yang berkeinginan kuat untuk memelihara pelestarian TNDS. Laporan singkat ini dibuat berdasarkan hasil lokakarya dengan tema “Melestarikan Taman Nasional Danau Sentarum untuk mencapai Kesejahteraan Ekonmi, Pemberdayaan Masyarakat Lokal dan Keutuhan Ekologi, yang dilaksanakan di Bogor pada tanggal 15 Oktober 2003. Hasil lokakarya secara umum terbagi atas dua isu penting, yaitu isu pengelolaan taman nasional dan isu implementasi rencana aksi partisipatif yang telah dirumuskan oleh masyarakat lokal, yaitu pemangku kepentingan utama (prime stakeholder) dalam pelestarian TNDS. Dokumen rencana aksi partisipatif pengelolaan
1
Taman Nasional Danau Sentarum ditetapkan melalui lokakarya di Putussibau, ibukota Kabupaten Kapuas Hulu, pada tanggal 14-15 April 2003. Isu pengelolaan Taman Nasional Danau Sentarum secara langsung berkaitan dengan wewenang dan bentuk kelembagaan yang bertanggung jawab untuk mengelola taman nasional. Secara hukum, pengelolaan taman nasional berada pada Departemen Kehutanan, yakni secara langsung ditangani oleh UPT Balai Taman Nasional atau jika UPT Balai TN belum berdiri, maka pengelolaan menjadi tanggung jawab BKSDA. Sejak dilaksanakannnya UU No 22/99 tentang Otonomi Daerah, Pemerintah Kabupaten memiliki otoritas untuk melaksanakan kepemerintahan di dalam wilayah kabupaten. Karena taman nasional umumnya berada di bawah administrasi pemerintah kabupaten dan tidak bebas dari pemukiman penduduk, maka sering kali terjadi tumpang tindih kepentingan antara pengelola taman nasional dan pemerintah kabupaten. Tanpa keikutsertaan pemerintah kabupaten dan para pemangku kepentingan lainnya, upaya pengelolaan taman nasional sering tidak mendatangkan hasil secara optimal. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pengelolaan Taman Nasional Danau Sentarum harus dilaksanakan bersama-sama, berdasarkan pendekatan pengelolaan partisipaif dan kolaboratif. 2. Kelembagaan Sampai saat ini belum terbentuk UPT Balai untuk mengelolaa Taman Nasional Danau Sentarum (TND). Pengelolaan TNDS untuk sementara ini dilakukan oleh BKSDA Kalimantan Barat, yang secara langsung dikelola oleh Resor BKSDA Semitau. Karena keterbatasan sumberdaya manusia dan finansial, BKSDA Kalimantan Barat belum sanggup melakukan pengelolaan TNDS secara optimal. Penghancuran ekosistem TNDS tidak sesuai dengan harapan masyarakat, baik suku Melayu maupun Dayak Iban, yang mendiami kawasan TNDS, serta harapan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat, dan pemangku kepentingan lainnya, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pihak swasta, serta departemen perikanan dan pariwisata. Untuk mengelola Taman Nasional Danau Sentarum diperlukan “wadah” yang dapat mewujudkan jaringan kerjasama antara stakeholders (pemangku kepentingan atau para 2
pihak). Untuk memudahkan, dalam dokumen ini istilah stakeholder diterjemahkan sebagai pemangku kepentingan. Wadah atau lembaga yang akan dibentuk tersebut akan berfungsi sebagai jaringan kerjasama dan koordinasi. Pemangku kepentingan yang bertanggung jawab dan diputuskan oleh peserta lokakarya untuk memulai pembentukan organisasi tersebut adalah ¾ Yayasan Konservasi Borneo, ¾ Wetlands International-Indonesia Programme, ¾ Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, dan ¾ BKSDA Kalimantan Barat.
2.1.
Prinsip kemitraan
Wadah/jaringan kerjasama yang akan dibentuk tersebut akan berdasarkan prinsip-prinsip kemitraan sebagai berikut: ¾ Pelibatan stakeholder (pemangku kepentingan), semua pihak yang peduli dan berkepentingan terhadap pelestarian Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) ¾ Keterlibatan stakeholder bersifat:
2.2.
Terbuka
Berdasarkan kesetaraan, dan partisipasi,
Berdasarkan mekanisme negosiasi yang saling menguntungkan
Berkeadilan
Keputusan diambil berdasarkan prinsip demokrasi dan/atau musyawarah
Pemangku Kepentingan
Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan Taman Nasional Danau Sentarum terdiri atas unsur-unsur di bawah ini: a. Kelompok Masyarakat, yaitu kelompok komunitas lokal (Suku Melayu dan Iban), LSM lokal, dan LSM nasional/internasional
3
b. Pemerintah, yaitu Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat, dan Resort BKSDA Semitau c. Lembaga pendidikan dan penelitian, yaitu universitas dan lembaga penelitian d. Pihak swasta: para pedagang, dan pengusaha jasa e. Individu: para ahli dan tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki kepentingan dan kepedulian untuk melestarikan Taman Nasional Danau Sentarum
2.3.
Peran dan Fungsi Forum Kemitraan
Wadah/jaringan kerjasama pengelolaan Taman Nasional Danau Sentarum bersifat tidak normatif tetapi bersifat evolutif. Hubungan kerja antara Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, BKSDA Kalimantan Barat dan Wadah/Jaringan Kerjasama Pengelolaan Taman Nasional Danau Sentarum dapat diilustrasikan pada gambar 1. Peran dan fungsi wadah/jaringan tersebut adalah: ¾ Memberikan nasehat kepada BKSDA dan sebaliknya ¾
Menyusun dan melaksanakan rencana-rencana aksi yang dirumuskan pada tiap tahun fiskal
¾ Melakukan kegiatan pemantauan dan penilaian bersama dengan masyarakat dan pemerintah Yang paling penting untuk dicatat adalah fungsi wadah/jaringan pengelolaan TNDS bukan sebagai pengganti peran dan fungsi BKSDA Kalimantan Barat, karena otoritas pengelolaan TNDS secara hukum di bawah Departemen Kehutanan, Republik Indonesia. Wadah/jaringan tersebut juga bukan wakil atau bagian dari pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu.
4
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu
BKSDA Kalimantan Barat
Wadah/Jaringan Kerjasama Pengelolaan TNDS
Garis koordinasi
Gambar 1.
2.4.
Mekanisme hubungan antara Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, BKSDA Kalimantan Barat, dan Wadah/Jaringan Kerjasama Pengelolaan TNDS
Rekomendasi
Berdasarkan hasil sidang kelompok kelembagaan dan diskusi panel, telah dirumuskan rekomendasi untuk memperbaiki pengelolaan TNDS: 1. Departemen Kehutanan diminta untuk mempercepat proses pembentukan UPT Balai TNDS 2. Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dan Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat menulis surat kepada Departemen Kehutanan agar mempercepat pembentukan UPT Balai TNDS 3. Evaluasi dan perbaikan kinerja BKSDA Kalimantan Barat dalam pengelolaan TNDS 4. Pembentukan wadah/jaringan kerjasama pengelolaan TNDS
5
5. Peninjauan kembali peraturan dan perundang-undangan yang berlaku untuk mewujudkan manajemen kolaborasi dalam pengelolaan taman nasional, khususnya Taman Nasional Danau Sentarum 3. Rencana Aksi Isu kedua yang didiskusikan dalam lokakarya di Bogor adalah pelaksanaan rencana aksi. Walaupun dengan keterbatasan waktu, para peserta lokakarya telah dapat memberikan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan untuk melaksanakan rencana-rencana aksi prioritas. Berdasarkan hasil lokakarya di Putussibau pada tanggal 14-15 April 2003, telah dirumuskan Rencana Aksi Partisipatif Pengelolaan Taman Nasional Danau. Rencanarencana aksi ini terdiri atas: ¾ Rencana Aksi Penegakan Hukum Adat ¾ Rencana Aksi Sektor Perikanan ¾ Rencana Aksi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Pariwisata ¾ Rencana Aksi Sektor Pendidikan, Kerajinan dan Kesehatan Rencana-rencana aksi yang disusun masyarakat didominasi oleh tujuan untuk memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi. Yang tidak tercakup dalam rencana aksi ini adalah rencanarencana aksi yang bertujuan langsung untuk konservasi keanekaragaman hayati. Hal ini terjadi karena rencana-rencana aksi yang disusun tersebut berdasarkan persepsi dan kebutuhan masyarakat yang pada saat ini hidup dan berdomisili di dalam Taman Nasional Danau Sentarum. Walaupun demikian, rencana-rencana aksi yang disusun oleh masyarakat ini akan berdampak positif terhadap pelestarian TNDS. Rencana-rencana aksi yang secara langsung bertujuan untuk melindungi flora dan fauna diharapkan dapat disusun oleh pemangku-pemangku kepentingan lainnya. Diskusi-diskusi kelompok yang dilakukan dalam lokakarya di Bogor pada tanggal 15 Oktober 2003, tidak membahas rencana aksi penegakan hukum adat karena sebagian besar peserta lokakarya tidak termasuk anggota masyarakat adat. Diskusi dan pembahasan rencana aksi terbatas pada sektor perikanan, kehutanan, pertanian, pariwisata, pendidikan, kerajinan, dan kesehatan. Tujuan diskusi kelompok ini untuk 6
menentukan skala prioritas rencana aksi, dan memperbaiki atau mengusulkan rencana aksi baru jika diperlukan. Dengan demikian rencana-rencana aksi yang disusun berdasarkan hasil lokakarya di Putussibau pada tanggal 14 – 15 April 2003, dan hasil lokakarya di Bogor pada tanggal 15 Oktober 2003 akan saling melengkapi. Sangat diharapkan, para pemangku kepentingan dapat melaksanakan rencana-rencana aksi yang telah disusun ini.
3.1.
Rencana Aksi Prioritas Sektor Perikanan
Hasil diskusi kelompok sektor perikanan mengajukan rekomendasi yang dimohonkan kepada Bapak Bupati Kabupaten Kapuas Hulu untuk segera menindaklanjuti. Rekomendasi-rekomendasi penting tersebut adalah 1. Meminta Bupati untuk membuat Surat Keputusan (SK) tentang hasil kesepakatan masyarakat berkaitan dengan kegiatan perikanan di Kawasan TNDS dan sekitarnya. Diharapkan SK Bupati bisa dikeluarkan bulan Januari 2004 2. Menyusun PERDA tentang (no 1) setelah SK Bupati diatas dikeluarkan dan segera laksanakan sosialisasi PERDA. Diharapkan paling telat 2005 sudah terealisasi 3. Menetapkan badan badan perairan tertentu yang terdapat dalam administrasi desa/dusun sebagai kawasan Suaka Perikanan. Penetapan ini dapat dilakukan dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Kabupaten Kapuas Hulu. Diharapakan SK tersebut dapat dikeluarkan pada bulan Januari 2004 4. Peningkatan sistem pengawasan sumbedaya perairan dan daratan di dalam kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, yang direncanakan dan dikelola oleh masyarakat Taman Nasional Danau Sentarum. Sumber dana untuk melakukan pengawasan tersebut diharapakan bersumber dari BKSDA Kalimantan Barat, Kabupaten Kapuas Hulu, dan masyarakat. 5. Peningkatan budidaya ikan konsumsi dan hias, yang dapat menunjang pelestarian TNDS. Jenis-jenis ikan yang dianjurkan adalah ikan-ikan lokal, bersifat herbifor, dan tidak ganas. Jenis-jenis tersebut misalnya patin (Pangasius nasutus), jelawat
7
(Leptobarbus hoevenii), belida (Notopterus borneensis), betutu (Oxyeleotris marmorata),
tengada.(Barbodes
schwanenfeldii),
dan
ulang-uli
(Botia
macracanthus). Jenis-jenis yang disebut ini hanya sebagai contoh karena masih banyak jenis-jenis ikan yang kemungkinan besar dapat dibudidayakan dan sesuai dengan prinsip pemanfaatan secara lestari di dalam kawasan TNDS. 6. Pelatihan dan pengembangan kemampuan budidaya ikan lokal di dalam TNDS
Sampai saat ini kemampuan komunitas nelayan di dalam TNDS masih sangat terbatas pada penangkapan dan perbesaran ikan. Karena itu, sangat mendesak untuk dilaksanakan program peningkatan kapasitas, dan pengetahuan nelayan untuk melakukan budidaya ikan. Pelatihan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2004. Tempat pelatihan dan tenaga ahli tersedia dari Balai Benih Ikan di Anjungan (Kalimantan Barat), Balai Budidaya Air Tawar di Sukabumi (Jawa Barat) dan Mandi Angin (Kalimantan Selatan).Sumber dana untuk melakukan pelatihan ini adalah APBD, dengan bantuan pemangku kepentingan (stakeholder) Departemen Kelautan dan Perikanan. 7. Studi tentang populasi dan migrasi ikan-ikan dalam kawasan DAS Sungai Kapuas dan Danau Sentarum
8. Penambangan Emas Kegiatan penambangan emas sangat marak di Propinsi Kalimantan Barat. Sebagai upaya pencegahan, diharapkan Bupati Kabupaten Kapuas Hulu mengambil kebijakan untuk mencegah polusi logam berat Air Raksa (Hg) dalam usaha penambangan emas oleh rakyat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati. 9. Bahaya Air Raksa (Hg) Sejalan dengan upaya pencegahan dan penggunaan logam berat Air Raksa (Hg) perlu juga diupayakan kegiatan-kegiatan penyuluhan tentang bahaya merkuri (Hg).
8
3.2.
Rencana Aksi Prioritas Sektor Kehutanan
1. Pembuatan tata batas (zonasi) di dalam TNDS, yang melibatkan partisipasi kelompok-kelompok masyarakat untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan konflik-konflik horisontal 2. Melakukan sosialisasi tata batas (zonasi) yang telah dibuat tersebut 3. Pelarangan penebangan hutan secara komersial di dalam dan sekitar kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) 4. Penegakan supremasi hukum dan keterpaduan yang saling mendukung antara hukum adat dan hukum negara 5. Mempublikasikan secara nasional dan internasional kegiatan penebangan hutan di TNDS sehingga diharapkan terjadi penolakan terhadap kayu-kayu yang berasal dari TNDS 6. Secara giat mensosialisasikan kawasan TNDS sebagai kawasan konservasi, terutama masyarakat di wilayah penyangga 7. Meningkatkan peranan masyarakat, yang terdiri atas kelompok-kelompok masyarakat lokal (jika perlu dengan bantuan Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan di dalam kawasan dan sekitar TNDS
3.3.
Rencana Aksi Prioritas Sektor Pariwisata
1. Melakukan pemetaan potensi ekowisata di dalam TNDS 2. Mempromosikan potensi ekowisata TNDS melalui majalah, biro wisata, media cetak, elektronik, dan pameran 3. Melatih kelompok masyarakat lokal untuk menjadi pemandu wisata dan bekerja dalam bisnis pelayanan wisata 4. Melatih dan mengembangkan ketrampilan masyarakat untuk menyediakan prasarana dan sarana penunjang lainnya (seperti cendera mata) untuk mendukung pelayanan wisata di dalam TNDS
9
3.4.
Rencana Aksi Prioritas Sektor Pendidikan
1. Merekrut dan melatih tenaga-tenaga lokal untuk menjadi guru, terutama guruguru sekolah dasar 2. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dan pengajaran 3. Memberikan subsidi bagi anak-anak yang kurang mampu untuk mengikuti pendidikan dasar 4. Mendirikan sekolah kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan dan pelestarian TNDS (Misalnya Sekolah Kejuruan Budidaya Perikanan Air Tawar)
3.5.
Rencana Aksi Prioritas Sektor Kesehatan
1. Melatih bidan kampung (paraji) untuk menguasai teknik dan metode persalinan sehat 2. Memberikan penyuluhan tentang hak-hak masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan murah 3. Meningkatkan kesadaran publik untuk memelihara pola hidup sehat 4. Penutup Laporan ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dan pertimbangan untuk melakukan kegiatan di dalam Taman Nasional Danau Sentarum. Dalam laporan ini sangat ditekankan pentingnya membentuk jaringan kerjasama antara pemangkupemangku kepentingan sehingga pelestarian TNDS dapat terwujud. Melalui lokakarya ini telah dibangun jembatan untuk menghubungkan berbagai kepentingan, baik dari pemerintah kabupaten, departemen kehutanan, perikanan dan kelautan, dan masyarakat. Lokakarya ini telah menjadi wadah yang baik untuk saling bertukar pikiran, pengalaman, dan keinginan dari berbagai pemangku kepentingan. Semoga laporan ini bermanfaat.
10
5. Lampiran-lampiran
5.1.
Panitia Lokarya
Panitia Pengarah: 1. Bupati Kabupateh Kapuas Hulu
5.2. Peserta Lokakarya
2. Kepala BKSDA Kalimantan Barat 3. Direktur Wetlands International-Indonesia Programme
Panitia Pelaksana: Ketua
: Gusti Z Anshari
Anggota: 1. Alexander Rambonang 2. Diah 3. Delianuzri 4. Fransiska Nelly 5. Zulkifli No
Nama Peserta
Instansi/Lembaga
Alamat
1
Abet Nego T
Sawit Watch
Bogor
2
Abul Hadi
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru, Kalimantan Selatan
3
Ade Jafar Basrie
Dinas Pertanian dan Irigasi, Sub Dinas Perikanan
Putussibau
4
Adi Susmianto
PHKA Departemen Kehutanan
5
Agustinus Taufik
CRMP
Dirjen PHKA Departemen Kehutanan Gedung Manggala Wanabhakti Blok7/Lt.7, Jl Jend Gatot Subroto Jakarta Bogor
6
Alexander R
Bappeda Kapuas Hulu
Putussibau
11
Tel (0567) 21071 7
Andi Erman
Yayasan Konservasi Borneo
Jl.Muhammad Amin, Rt/Rw IV/II No.87 Semitau 78771 Kabupaten Kapuas Hulu
8
Anton Perdana
Kepala Biro Harian Equator
Jl Ngurah Rai No 8 Putussibau, Kapuas Hulu Tel. ++ 567-21309 Email:
[email protected]
9
Dede Wiliam
CIFOR
10
Dibjo Sartono
Wetlands InternationalIndonesia Programme
11
Dicky Simorangkir
TBI Indonesia
Jl.CIFOR, Situgede, Sindangbarang Bogor 16680 Telp.(0251)622622, Fax(0251)622100 HP.08161924851 Email:
[email protected] Jl.A.Yani 53 Bogor Tel (0251) 312189 Jl Jend Sudirman Balikpapan Permai Block F2 No.31 RW 04 Balikpapan, Mailing Address: P.O.Box 494 Balikpapan 76100, Kalimantan Timur Tel. ++ 62 542 820503, 820504 Fax. ++ 62 542 735773 Email:
[email protected];
[email protected]
12
Dr.Dadan Kusnandar
Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl.Kom.Yos Sudarso, Gg.Nyiur I No.12 Telp (0561)773239 Email:
[email protected]
13
Dr.Gusti Zulkifli Mulki
Fakultas Teknik Untan Jl.H.M.Suwignyo Ptk
14
Dr.Saeri Sagiman
Fakultas Pertanian Untan
15
Drs.Abang Tambul Husin
Bupati Kabupaten Kapuas Hulu
12
Jl.Purnama I,Gg.Purnama I No.22 Ptk Telp.rmh (0561)763836 Telp ktr (0561)740191 HP.08125731318 Jl Antasari No 2 Putussibau, Kapuas Hulu Tel ++ 62-567-21188; ++ 62-567-21575
16
Faizal Parish
Global Environment Centre
2nd
Floor Wisma Hing No 78,
Jalan SS2/72, 47300 Petaling Jaya, Selangor, Malaysia Tel.++ 60 3 7957 2007 Fax. ++ 60 3 7957 7003 Email:
[email protected]
17
Fransiska Nelly,SP
Yayasan Konservasi Borneo
Pondok Indah Lestari DXI/12B Email:
[email protected]
18
Gozali Hansen
Konsultan Bupati
Jakarta
19
Dr Gusti Zakaria Anshari
Yayasan Konservasi Borneo
20
Harry A
Manager Wildlife Conservation SocietyIndonesia Program
Jl. Paris 2, Perumahan.Bali Mas II No.5B Telp/fax (0561)711919 Email :
[email protected] http://www.geocities.com/borneoconservancy Jl.Pangrango 8 PO.Box 311 Bogor 16003 Telp.(0251)321 527 Fax.(0251)357347
21
Harry Alexander
Wildlife Conservation Society (WCS)
Bogor
22
Haryanto
Leboyan
Wakil masyarakat dari TNDS
23
Haryatiningsih Moedjodo
Lake-Net
24
Hiroshi Sayama
JICA in Ministry of Forestry(Advisor in Biodiversity Conservation)
Jl. Flamboyan Raya 17 Depok II Tengah, 16411 Depok Telp/fax : (021)770-0566 HP.0811110301 Email:
[email protected] Manggala Wanabhakti Bld.Blok VII 6F1 Jl. Gatoto Subroto Jakarta 10270 Telp/fax.(021)57202218 Email:
[email protected]
25
Ir. Fadjar Rianto,MS
Yayasan Konservasi Borneo
Jl.Husein Hamzah, Komp.Melati Indah A1 Telp.(0561)773426 Email:
[email protected]
26
Ir. Sirajul Alam
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kapuas Hulu
27
Ir. Y.Danang,ST
Dirjen Perikanan Jakarta Tangkap/Sumber Daya
13
Putussibau
Ikan Departemen Perikanan dan Kelautan 28
Ir.Dirhamsyah,MP
Fakultas Kehutanan Untan
Jl.Paris 2, Komp.Telkom 5B
29
Ir.Moh.Jauhari
Departemen Perikanan & Kelautan Prop.Kalbar
Jl.Sutan Syahrir (Kota Baru) Pontianak Telp.Ktr (0561)732521,Fax(0561)766073 HP.08152233065
30
Ir.Riduansyah,MP
Fakultas Pertanian Untan
31
Iswan Dunggio
IPB
Jl.Paris 2, Gg.Asoka 15 Telp (0561) 713704 HP. 08125778704 Fakultas Kehutanan, Dermaga, Bogor
32
Iwan Setiawan
PILI-NGO
33
Jozsef Micski
Forest Liaison Bureau (FLB)
Jl. Padjajaran Indah V No.6 Bogor Telp/Fax : 0251 341827 Email :
[email protected] http: //www.pili.or.id HP : 08129282724 Manggala Wanabakti Bld Block VII, Lantai 6 Jl. Jend Gatot Subroto Jakarta 10270 Tel . ++ 62 21 5720194 Fax: ++ 62 21 573 3043 Email:
[email protected] [email protected]
34
Julai
Empaik
Wakil masyarakat dari TNDS
35
Labueni S
Wetlands InternationalIndonesia Programme
Jl. A.Yani 53 Bogor
Dirjen Pengawasan Sumber Daya Perikanan
Jakarta
36
Laksamana Busran Kadri
Tel (0251) 312189
Departemen Perikanan dan Kelautan
37
M.Asrullah
Kalimantan Borneo
Jl.H.M.Suwignyo, Pontianak
38
M.Indrawan
CIFOR
Jl.CIFOR, Situgede, Sindangbarang Bogor 16680 14
Telp.(0251)622622, Fax(0251)622100 39
M.Nizar
Dirjen Perikanan Budidaya Departemen Perikanan dan Kelautan
Jakarta
40
Mahadi
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kapuas Hulu
Putussibau
41
Mering Ngo
PRCJl. Taman Sakura I, Taman Galasari Indah Indonesia/Direction III Blok L 1/No.17 Bekasi Selatan 17147 Jawa Barat Telp.(0210)8211588, Fax (021)82420009 Email :
[email protected]
42
Mr.Tanimoto Hisao
Ditjen Bangda
43
Muchlis
Kepala Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
44
P.Wibowo
Wetlands InternationalIndonesia Programme
Jl.A.Yani 53 Bogor
Jl. TMP Kalibata 20 Lt V, JKT 12750 Telp/Fax.(021)7989487 HP.08151829041 Email :
[email protected] Putussibau
Tel (0251) 312189
45
Prof.Dr.Thambun Anyang,SH
Fakultas Hukum Untan
Jl. A.Yani Pontianak
46
Pudji Prahjitno
Kepala BKSDA Kalbar
Jl. A.Yani Pontianak
47
Retno Suratri
Kepala Seksi Evaluasi Fungsi & Potensi Kawasan Suaka Alam/Hutan Lindung – PHKA, Departemen Kehutanan
Dirjen PHKA Departemen Kehutanan Gedung Manggala Wanabhakti Blok7/Lt.7, Jl Jend Gatot Subroto, Jakarta
48
Richard Dudley
Fishery expert
49
Ristianto Pribadi
Asisten Deputi Ekosistem Darat Kementerian
Jl.D.I.Panjaitan, Kav.24, Kebon Nanas Jakarta Timur 13410 Telp. (021)8518138 15
Lingkungan Hidup RI 50
Rivani
Walhi
Jakarta
51
Rusnaniar
Bappeda Kalbar
Jl.A.Yani Pontianak
52
Sabran
Genting
Wakil masyarakat dari TNDS
53
Sapto Andriyono,S.Pi
BKSDA Kalbar
Jl. A. Yani Pontianak
54
Sesillia Irnawati
LSM Riak Bumi
Jl.Putri Dare Hitam,Gg.Tani I No.26 Pontianak Telp.(0561)737132 Email:
[email protected]
55
Soewartono
Balai TN Betung Kerihun
Putussibau
56
Sugeng Harmono
Kementerian Lingkungan Hidup RI Keanekaragaman Hayati
Jl.D.I.Panjaitan, Kav.24, Kebon Nanas Jakarta Timur 13410 Telp. (021)8518138
57
Sukarna
Sekulat
Wakil masyarakat dari TNDS
58
Syarifuddin
Kenalang
Wakil masyarakat dari TNDS
59
Tri Permadi Y
Direktur PT.Gerbang Bhumipakuan
Jl.Baung No.3A-B Jakarta 12610 Telp. (021)781585, Fax.(021)7829763
60
Ujang Dadang Sumarsono
Kepala BRI Cabang Putussibau
Putussibau
61
Wahyu Catur
Wetlands InternationalIndonesia Programme
Jl.A.Yani 53 Bogor Tel (0251) 312189
62
Yayat Rochiat
CIFOR
63
Yohanes
Walhi Kalbar
64
Zulkifli,SP,MSi
Yayasan Konservasi Borneo
Jl.CIFOR, Situgede, Sindangbarang Bogor 16680 Telp.(0251)622622, Fax(0251)622100 Jl.Nyi Ageng Serang, Perum III Tanjung Hulu No.107 Pontianak Timur Telp/Fax (0561)745637 Email:
[email protected] Jl.Kom.Yos Sudarso, Komp.BTN Jeruju Permai Telp.(0561)770375 Email:
[email protected]
16
6. Ucapan Terima Kasih Yayasan Konservasi Borneo (YKB) mengucapkan terima kasih atas kerja keras rekanrekan panitia yang telah bekerja keras untuk mensukseskan lokakarya ini. Secara khusus, ucapan terima kasih disampaikan kepada saudara Moch Indrawan dari CIFOR, Dadan Kusnandar dari Universitas Tanjungpura, dan Iwan Setiawan dari PILI –NGO MOVE, yang bertindak sebagai fasilitator. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh peserta lokakarya, dan pengelola Small Wetlands Programme dari NC-IUCN, Esther Blom,Marc Hoogeslag, dan Henri Roggeri yang telah memberikan bantuan dana untuk menyelenggarakan lokakarya ini.
17
18