LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) TAHUN ANGGARAN 2015
PENGGEMUKAN SAPI LOKAL SECARA AGRIBISNIS MENGGUNAKAN PAKAN TANPA HIJAUAN (COMPLETE FEED) DAN TAPE JERAMI SERTA GROWTH PROMOTOR STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING
OLEH :
Dr.Kadek Rachmawati,MKes,drh : 0025076801 Prof. Dr. Imam Mustofa,MKes,drh : 0027046003
Dibiayai oleh DIPA Universitas Airlangga Tahun Anggaran 2015 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Tentang Pelaksanaan Hibah Kegiatan Penelitian dan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Baru dan Lanjutan Nomor 519/UN3/2015, Tanggal 26 Maret 2015
UNIVERSITAS AIRLANGGA OKTOBER, 2015
HALAMAN PENGESAHAN Judul
: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL SECARA AGRIBISNIS MENGGUNAKAN PAKAN TANPA HIJAUAN (COMPLETE FEED) DAN TAPE JERAMI SERTA GROWTH PROMOTOR STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING
Peneliti/Pelaksana Nama lengkap NIDN Jabatan Fungsional Program Studi Nomor HP Alamat Surel(e-mail)
: Dr. Kadek Rachmawati,MKes,drh : 0025076801 : Lektor :Kedokteran Hewan : 08123294525 :
[email protected]
Anggota (1) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi
: Prof. Dr. Imam Mustofa,MKes,drh : 0027046003 : Universitas Airlangga
Anggota (2) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi
:: :
Institusi Mitra Nama Institusi Mitra Alamat Penanggung Jawab Biaya tahun Berjalan
: UMKM Sapi Potong : Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bjonegoro : Sabad : Rp. 49.000.000 Surabaya, 30 Oktober 2015
Merngetahui : Wakil Dekan II,FKH Universitas Airlangga
Ketua Pelaksana
Prof.Dr.Pudji Srianto,MKes,drh NIP. 195601051986011001
Dr. Kadek Rachmawati,MKes.,drh NIP. 196807251997022011
Mengetahui Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Universitas Airlangga
Prof.Dr.H Jusuf Irianto.M.Com NIP. 196505061993031003
Merngetahui : Wakil Dekan I,FKH Universitas Airlangga
Ketua Pelaksana
Dr.Anwar Ma’ruf,MKes,drh. NIP. 196509051993031004
Dr. Kadek Rachmawati,MKes.,drh NIP. 196807251997022011
Mengetahui Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Universitas Airlangga
Prof.Dr.H Jusuf Irianto.M.Com NIP. 196505061993031003
RINGKASAN
PENGGEMUKAN SAPI LOKAL SECARA AGRIBISNIS MENGGUNAKAN PAKAN TANPA HIJAUAN (COMPLETE FEED) DAN TAPE JERAMI SERTA GROWTH PROMOTOR STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING Kadek Rachmawati dan Imam Mustofa
Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yang dilakukan pada kelompok penggemukan sapi lokal untuk menjawab permasalahan belum diketahui dan belum memanfaatkan 1) jerami padi sebagai pakan ternak 2) limbah pertanian dan limbah industri sebagai pakan tanpa hijauan 3) pengolahan growth promotor asal tanaman empon-empon dan temu-temuan dan 4) pembuatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk ramah lingkungan. Tujuan dari IbM adalah (1) pengolahan jerami padi menjadi tape jerami sebagai pakan ternak yang bergizi dan berenergi (2) pengolahan pakan tanpa hijauan (complete feed) (3) pengolahan growth promotor (4) penggemukan sapi potong lokal menggunakan pakan tape jerami dan pakan tanpa hijauan serta growth promoter. Manfaat dari IbM adalah meningkatkan SDM dan pendapatan petani ternak penggemukan sapi potong lokal dengan menekan biaya produksi. Metode yang digunakan pada kegiatan IbM adalah pendidikan dan pelatihan penggemukan sapi lokal menggunakan pakan tape jerami dan complete feed serta growth promotor, pembuatan kotoran sapi menjadi pupuk ramah lingkungan pada anggota UMKM penggemukan sapi potong kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro. Kegiatan program IbM melibatkan 8 orang mahasiswa untuk meningkatkan jiwa wirausaha. Indikator keberhasilan dari kegiatan IbM adalah 1) produksi pakan tape jerami 2) produksi complete feed 3) produksi growth promotor 4) peningkatan berat badan sapi jenis sapi lokal, peranakan onggole, peranakan Limousin dan peranakan Simental perhari/ekor dan 4) produksi pupuk ramah lingkungan. Hasilnya adalah peningkatan berat badan sapi per ekor perhari pada sapi lokal sebesar 0,578 + 0,054 kg, sapi peranakan ongole sebesar 0,887 + 0,100, sapi peranakan limousin sebesar 1,588 + 0,084 kg dan sapi peranakan Simental sebesar 1,967 + 0,255 kg.
Kata Kunci : Tape jerami, complete feed, growth promotor, sapi Lokal, pupuk
PRAKATA Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga, Program Ipteks bagi Masyarakat
(IbM), PENGGEMUKAN SAPI LOKAL SECARA AGRIBISNIS MENGGUNAKAN PAKAN TANPA HIJAUAN (COMPLETE FEED) DAN TAPE JERAMI SERTA GROWTH PROMOTOR STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING dapat terselenggara dengan baik. Tujuan dari IbM adalah sebagai berikut (1) pengolahan jerami padi menjadi tape jerami sebagai pakan ternak yang bergizi dan berenergi (2) pengolahan pakan tanpa hijauan (complete feed) (3) pengolahan growth promotor (4) penggemukan sapi potong menggunakan pakan tape jerami dan pakan tanpa hijauan serta growth promoter. Manfaat dari IbM adalah meningkatkan SDM dan pendapatan petani ternak penggemukan sapi potong dengan menekan biaya produksi. Kegiatan IbM dilaksanakan mulai bulan Maret – Nopember 2015, dilakukan Staf pengajar dari Fakultas Kedokteran Hewan Unair. Kegiatan ini bekerjasama dengan UMKM sapi potong di kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas terselenggaranya
kegiatan
Program Ipteks bagi Masyarkat, disampaikan kepada : Rektor Universitas Airlangga Ketua Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga UMKM sapi potong di kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… RINGKASAN …………………………………………………………………
i
PRAKATA …………………………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
Iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..
iv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………..
v
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi …………………………………………….........
1
1.2. Permasalahan Mitra ……………………………………….........
4
1.3. Tujuan Kegiatan ……………………………………………........
5
1.4. Manfaat Kegiatan …………………………………………........
6
BAB 2.TARGET LUARAN …………………………………………………
7
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1.Kerangka pemecahan masalah ………………………………......
8
3.2.Realisasi Pemecahan Masalah ………………………………......
8
3.3.Khalayak Sasaran …………………………………………….....
9
3.4.Metode yang Digunakan ……………………………………......
9
BAB 4. KELAYAAN PERGURUAN TINGGI ……………………………
11
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………
12
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan ……………………………………………………. .
15
6.2.Saran …………………………………………………………....
15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………
16
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 5.1. Hasil Analisis pakan tanpa hijauan untuk kambing, domba dan Sapi ……………………………………………………………….
12
Tabel 5.2. Hasil Analisis pakan hijauan untuk kambing, domba dan sapi …..
12
Tabel 5.3. Peningkatan berat rata-rata sapi potong setelah pemberian pakan tanpa hijauan dan growth promotor tanaman obat……………….
13
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Foto kegiatan IbM pada UMKM sapi potong …………………
17
Lampiran 2. Formula pakan tanpa hijauan, growth promotor ……………….
18
Lampiran 3. Formula jenang/dodol tetes dan Suplemen sapi potong ……….
19
Lampiran 4. Peningkatan berat badan sapi lokal menggunakan pakan tanpa hijauan dan growth promotor …………………………………..
20
Lampiran 5. Peningkatan berat badan sapi peranakan Ongole menggunakan pakan tanpa hijauan dan growth promotor ……………………..
20
Lampiran 6. Peningkatan berat badan sapi peranakan Limousin menggunakan pakan tanpa hijauan dan growth promotor ……………………..
21
Lampiran 7. Peningkatan berat badan sapi peranakan Simental menggunakan pakan tanpa hijauan dan growth promotor ……………………..
21
Lampiran 8. Rata-rata peningkatan berat badan sapi per hari antara Sapi lokal, PO, Peranakan Limosin dan dan Peranakan Simmental ………..
22
Lampiran 9. Pupuk Bokhasi dan pupuk cair …………………………………
23
Lampiran 10. Gambaran Ipteks yang ditransferkan kepada Mitra IbM ………..
24
Lampiran 11. Peta lokasi Wilayah mitra .............................................................
25
Lampiran 12.Nama mahasiswa yang ikut dalam program IbM ……………….
26
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Analisis Situasi Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Peternakan (2013), jumlah populasi sapi potong dari 33 provinsi di Indonesia mencapai lebih dari 13 juta ekor. Apabila di asumsikan secara genetik, populasi sapi jantan dan sapi betina berimbang, maka jumlah sapi betina mestinya lebih dari 6,5 juta ekor, dan katakanlah 50% (3,25 juta ekor) saja yang mampu berreproduksi, dan katakanlah keberhasilan kawin suntik dan kawin alam minimal sebesar 50%, seharusnya terdapat tambahan sapi sebesar lebih darai 1,6 juta ekor per tahun, setara dengan 352.000 ton daging (rendemen daging sapi 55% dengan berat sapi yang dipotong rata-rata 400 kg). Kalau data yang disajikan itu benar maka seharusnya kita tidak perlu melakukan impor daging sapi. Artinya Swasembada daging sudah tercapai. Tapi kenapa impor daging dan sapi bakalan dari tahun ketahun terus meningkat. Ini menunjukkan terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat dalam upaya mewujudkan swasembada daging sapi. Keberhasilan pelaksanaan penggemukan sapi peranakan simmental dan limousin hasil inseminasi buatan (IB) menginspirasi untuk mengembangkan program tersebut di kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah lumbung pertanian karena dilalui oleh sungai kali brantas yang merupakan sarana pengairan pertanian yang mengalir sepanjang tahun. Sebagai daerah lumbung pertanian kabupaten Bojonegoro menghasilkan limbah pertanian seperti bekatul, jagung, kedelai, kacang dan jerami padi dan limbah perkebunan kulit kopi dan kulit kakao yang berlimpah untuk di manfaatkan sebagai sumber pakan ternak khususnya pakan sapi. UMKM Kelompok sapi potong yang terletak di kecamatan Kedung Adem terutama desa Drokilo dan Sidorejo kabupaten Bojonegoro, hanya melaksanakan penggemukan sapi lokal saja dengan kecepatan pertambahan bobot badan sapi yang lambat menggunakan pakan rumput saja, serta belum pernah memanfaatkan jerami padi dan limbah pertanian untuk bahan pakan ternak sapi, menjadikan usaha yang dikerjakan menjadi kurang menguntungkan. Secara nasional wilayah propinsi Jawa Timur merupakan salah satu pengembangan peternakan sapi potong yang sangat potensial. Hal ini ditunjang oleh ketersediaan bahan pakan yang bersumber dari limbah pertanian mencukupi. Kebiasaan masyarakat yang
menjadikan ternak sapi potong sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga maupun sebagai ternak kerja di pertanian. Wilayah Jawa Timur mampu berswasembada daging sapi, bahkan mampu mensuplai kebutuhan daging keluar daerah. Kegiatan usaha ternak di upayakan untuk memanfaatan limbah pertanian dengan memadukan antara usaha ternak dengan usaha tani merupakan suatu sistem. Pakan hijauan merupakan salah satu faktor yang penting dalam usaha peternakan terutama pada penggemukan sapi potong, karena hampir 70% total biaya produksi adalah biaya pakan. Pakan hijauan sulit didapat pada musim kemarau, belum lagi mahalnya pakan tambahan berupa konsentrat. Apabila sapi diberi pakan rumput basah dibutuhkan + 40 kg /ekor/hari dan pakan konsentrat 5 kg dan growth promotor buatan pabrik, sehingga biaya untuk kebutuhan pakan saja bisa mencapai Rp. 25.000,-/ekor/hari. Tetapi dengan menggunakan pakan dari limbah pertanian dan limbah perkebunan yang difermentasi dan penggunaan perangsang pertumbuhan buatan sendiri kebutuhan untuk pakan hanya Rp. 16.000,-/hari. Secara tradisional, UMKM dalam melaksanakan penggemukan sapi lokal hanya menggunakan pakan hijauan saja, sehingga masa penggemukan lebih lama karena pertumbuhan berat badan sapi sangat lambat, yaitu berkisar 0,5-0,6 kg/ekor/hari. Kecamatan Kedung Adem desa Drokilo terletak ± 7 km dan desa Sidorejo terletak 5 km dari kabupaten Bojonegoro, merupakan daerah pertanian. Untuk setiap hektar sawah dapat menghasilkan jerami kering 3,5 - 4 ton. Jerami sebanyak itu merupakan limbah pertanian yang dibuang atau dibakar. Pada hal jerami padi tersebut setelah dikeringkan dan diolah menggunakan teknologi fermentasi secara sederhana dapat digunakan untuk pakan ternak sapi andalan yang bergizi tinggi. Dengan memiliki persediaan jerami padi kering, peternak tidak perlu lagi ngarit atau membeli hijauan segar untuk pakan sapi. Kandungan nutrisi jerami adalah protein 4,5-5,5%, lemak 1,4-1,7%, serat kasar 31,5-46,5%, abu 19,922,9%,. Kalsium 0,19%, fosfor 0,1% dan BETN 27,8-39,9% (Hariadi dkk, 2011). Dengan demikian karakteristik jerami sebagai pakan ternak tergolong bermutu rendah. Dengan teknologi sederhana, jerami padi dapat difermentasi dengan penambahan urea, molase dan bekatul dapat dihasilkan jerami yang beraroma seperti karamel yang mudah dicerna sehingga meningkatkan palatabilitas sapi yang merupakan pakan bergizi dan berenergi (Meles dkk.,2006; 2007). Hasil sampingan dari pengilingan padi, akan dihasilkan dedak, yang menurut jenisnya ada 3 macam, yaitu dedak kasar, dedak halus dan bekatul (lunteh) dan yang
terbaik adalah bekatul. Dari setiap ton gabah kering digiling dapat menghasilkan 50 - 80 kg bekatul. Selain jerami di kabupaten Bojonegoro juga menghasilkan limbah kulit kacang, kulit kopi, kulit kakao yang apabila digunakan sebagai pakan ternak dengan menambahkan bekatul, polar dan molase dan difermentasikan menghasilkan pakan yang berkualitas yang mudah dicernak dan disukai sapi (Wurlina dkk.,2005; 2007). Hasil samping dari usaha penggemukan sapi adalah pemanfaatan kotoran sapi dan air kencing untuk pupuk yang ramah lingkungan. Pencemaran yang terjadi di lingkungan peternakan sapi potong karena limbah kotoran dan air kencing akan berdampak terhadap: 1) Pencemaran Air. Menurunkan konsentrasi O2 akibat proses nitrifikasi dan menurunkan kualitas perairan, adanya bakteri Salmonella sp dapat membahayakan kesehatan manusia. 2) Pencemaran Udara. Limbah ternak apabila telah kering akan menjadi debu yang sangat membahayakan bagi kesehatan manusia dan 3) Pencemaran Tanah. Merupakan media tempat berkembang biak lalat dan mengurangi kesuburan tanah pada tempat penimbunan kotoran.Pada peternakan selain menghasilkan limbah kotoran dan air kencing, juga mneghasilkan gas metan (CH4) yang cukup tinggi. Gas metan ini merupakan salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap pemanasan global dan perusakan ozon. Proses penggemukkan sapi bakalan menggunakan tape jerami padi dan pakan tanpa hijauan serta growth promotor, diharapkan bobot badan sapi dapat meningkat dari 0,5-0,6 kg/ekor/hari menjadi 1-1,5 kg/ hari atau rata-rata 1,2 kg/ekor/hari. Sehingga dalam waktu 4 bulan masa penggemukan peningkatan bobot sapi dapat mencapai 120 - 180kg/ ekor.
Informasi tentang mitra UMKM Penggemukan sapi Industri kecil pedesaan UMKM 1, terletak didesa Sidorejo kecamatan Kedung Adem Kabupaten Bojonegoro, penggemukan sapi memiliki 4 orang tenaga untuk menjalankan usaha penggemukan sapi lokal. Industri ini managemennya dipegang oleh Bapak Soemardi dengan pendidikan SMU. Pekerja lainnya seorang berpendidikan SMU sebagai pencatat hasil produksi dan 3 orang lainnya berpendidikan SMP sebagai tenaga kandang. UMKM penggemukan sapi. UMKM tersebut memiliki anggota atau plasmanya 20 orang dengan kepemilikan 5 sampai 15 ekor. Cara penggemukan menggunakan pakan rumput dan belum menggunakan tape jerami atau pakan tanpa hijauan. Selain itu juga belum menggunakan growth promotor untuk perangsang tumbuh.
Industri kecil pedesaan UMKM 2 terletak didesa Drokilo kecamatan Kedung Adem Kabupaten Bojonegoro. penggemukan sapi memiliki 3 orang tenaga untuk menjalankan usaha penggemukan sapi lokal. Industri ini managemennya dipegang oleh Bapak Sabad dengan pndidikan SMU. Semua pekerja berpendidikan SMP sebagai sebagai tenaga pencatat dan tenaga kandang. UMKM tersebut memiliki anggota atau plasmanya 10 orang dengan kepemilikan 5 sampai 10 ekor. Cara penggemukan menggunakan pakan rumput dan belum menggunakan tape jerami atau pakan tanpa hijauan. Selain itu juga belum menggunakan growth promotor untuk perangsang tumbuh. Pengalaman para peternak Bapak Soemardi maupun Bapak Sabad adalah penggemukan sapi lokal yaitu 8 tahun mulai pertama kali mendapat bantuan pemerintah, sehingga pengetahuan pemilihan bibit cukup dapat dipercaya. Hal ini dapat dibuktikan dengan populasi didaerah tersebut mencapai lebih 1000 ekor.
Manajemen dan Investasi Peternak penggemukan sapi lokal selama ini tanpa bimbingan teknis dan hanya mengandalkan dari pengalaman, selalu menjalin komunikasi antar anggota dalam pakan, peningkatan berat badan dan pemasaran. Kebersamaan antar anggota peternak sapi potong dan aparat pemerintahan berjalan serasi dan komunikatif. Pennggemukan sapi potong diwilayah tersebut tidak terganggu karena tersedia limbah hasil pertanian yang belum dimanfaatkan. Tempat usaha penggemukan sapi sangat sederhana dan telah berjalan 8 tahun. Pemasaran sapi ke Surabaya, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Solo, Jogya bahkan sampai ke Bali. Manajemen yang diterapkan pada UMKM penggemukan sapi lokal adalah sistem kekeluargaan dan saling percaya, dimana pembukuan dilakukan sangat sederhana. Pola pemasaran dilakukan dengan cara ada uang ada barang dengan mengambil di tempat atau diantar. Industri tersebut belum berani memberi pinjaman pada peternak kecil yang akan mengikuti untuk penggemukan sapi disebabkan kekurangan modal, sehingga sistem pembelian kontan.
1.2. Permasalahan Mitra Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah lumbung pertanian dimana, jerami padi, limbah kulit kacang dan libah perkebunan yaitu kulit kopi dan kulit kakao yang berlimpah belum dimanfaatkan sebagai pakan ternak, ampas tahu dan dedak belum maksimal
dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kabupaten Bojonegoro selain merupakan lumbung padi Penggemukan sapi bakalan jenis sapi lokal di kecamatan Kedung Adem masih berjalan secara konvensional yakni menggunakan pakan rumput segar sehingga pada saat musim kering sering terjadi masalah kekeringan pakan hijauan sebagai pakan sapi dan mencoba menggunakan pakan dari limbah pertanian. Pemilihan sapi bakalan yang akan digemukkan masih seadanya sapi lokal yang ada didaerah tersebut. Sampai saat ini penggemukan sapi di kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro belum mencapai tingkat keberhasilan yang optimal. Hal ini merupakan permasalahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut : a. Belum memanfaatkan dan belum diketahui cara mengolah jerami padi menjadi pakan ternak bergizi dan berenergi dan disukai oleh sapi. b. Belum memanfaatkan dan belum diketahui cara mengolah limbah pertanian, limbah perkebunan dan limbah industryimenjadi pakan ternak tanpa hijauan yang bergizi. c. Belum diketahui pembuatan growth promotor asal tanaman obat yang banyak dihasilkan di kabupaten Bojonegoro. d. Belum melaksanakan pembuatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk bokhasi ramah lingkungan yang mempunyai nilai jual dan merupakan pendapatan tambahan UMKM sapi potong
1.3.Tujuan Kegiatan Tujuan Ipteks bagi masyarakat pada UMKM di kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut : 1. pengolahan jerami padi menjadi tape jerami sebagai pakan ternak yang bergizi dan berenergi 2. pengolahan pakan tanpa hijauan (complete feed) 3. pengolahan growth promotor 4. penggemukan sapi potong lokal menggunakan pakan tape jerami dan pakan tanpa hijauan serta growth promoter 5. Meningkatkan pengetahuan cara pemeliharaan sapi dengan sistem kereman dan 6.
Meningkatkan pengetahuan cara pencegahan penyakit.
1.4. Manfaat Kegiatan Manfaat bagi tim pelaksana dan perguruan tinggi 1. Memperkaya wawasan tim pelaksana
tentang penggemukan
sapi potong yang
dilakukan oleh pengusaha mitra. 2. Tempat sarana diskusi antara pelaksana kegiatan, pengusaha mitra dan mahasiswa dalam memecahkan masalah teknis dan pemasaran sapi potong. 3. Perguruan Tinggi dapat memfungsikan pelaksananya secara integral untuk melatih kegiatan kewirausaha bagi mahasiswa yang berorientasi agribisnis.
Manfaat bagi UMKM 1. Meningkatkan volume produksi karena pengusaha mendapat tambahan tenaga kerja dari mahasiswa 2. Mendapat masukan dari Tim pelaksana dan dari mahasiswa peserta IbM tentang pakan sapi menggunakan bahan baku pakan lokal yaitu pakan tanpa hijauan. 3. Mendapat kontribusi positif sehubungan dengan keselamatan dan kesehatan pekerja, manajemen pemeliharaan dan pencegahan serta pengobatan penyakit.
Manfaat bagi mahasiswa dari sisi ketrampilan dan manajemen 1. Ketrampilan penggemukan sapi menjadi meningkat karena mahasiswa terlibat secara langsung pengolahan pakan sapi. 2. Alih teknologi dan transfer pengetahuan khususnya cara penggemukan
sapi
potong yang dihasilkan oleh pengusaha UMKM. 3. Calon wirausaha baru sesuai dengan basis iptek yang dimiliki yaitu pengolahan pakan dan growth promotor, pembuatan pupuk ramah lingkungan. 4. Menguasai aspek teknologi, manajemen (pemasaran, keuangan dan personalia).
Ipteks yang di implementasikan 1. Pengolahan jerami dan pakan tanpa hijauan sebagai pakan ternak 2. Pengolahan temu-temuan dan empon-empon sebagai growth promoter 3. Pencegahan penyakit
BAB 2. TARGET DAN LUARAN
Target yang akan dicapai pada kegiatan IbM adalah sebagai berikut: Sebelum Kegiatan IbM
Setelah Kegiatan IbM
Penggemukan sapi lokal
Penggemukan sapi Peranakan Limosin dan Simmental Pakan tanpa hijauan 8 kg/ekor/hari Growth promotor empon-empon dan temutemuan 20 ml/ekor/hari Peningkatan berat badan rata-rata sapi PL dan PS 1,6-2,1 kg/ekor/hari Kotoran sapi untuk pupuk ramah lingkungan Mengetahui penyakit reproduksi dan cara pencegahan dan terapi Penggemukan sapi Peranakan Limosin dan Simmental
Pakan rumput 35-40 kg/ekor/hari Belum mengenal growth promotor Peningkatan berat badan sapi lokal 0,5-0,6 kg/ekor/hari Kotoran sapi belum dimanfaatkan Belum mengenal penyakit reproduksi Penggemukan sapi lokal
Target Keberhasilan IbM Target keberhasilan IbM penggemukan sapi lokal menggunakan pakan tape jerami dan pakan tanpa hijauan di kecamatan Kedung Adem kabupaten Bojonegoro adalah 1. Produksi pakan tape jerami dengan harga < Rp. 1500,-/kg 2. Produksi pakan tanpa hijauan dengan harga < Rp. 1500,-/kg 3. Produksi growth promotor dengan harga Rp. 10.000,-/ 500 ml 4. Produksi pupuk ramah lingkungan dengan harga Rp. 2000,-/kg 5. Peningkatan berat badan sapi lokal minimal 1 kg/ekor/hari
Luaran KegiatanIbM 1. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional Penggemukan sapi lokal menggunakan formula pakan tape jerami dan pakan tanpa hijauan dengan nilai gizi terstandar Peningkatan berat rata-rata sapi lokal/ekor/hari 2. Buku Ipteks bagi Masyarakat “ Penggemukan sapi”
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1.Kerangka Pemecahan Masalah Metode Pendekatan yang ditawarkan untuk mendukung realisasi program IbM Bekerjasama dengan UMKM sapi potong kabupaten Bojonegoro. Keberhasilan program ini berarti petani ternak ikut berpartisipasi dalam meningkatkan protein hewani terutama bagi masyarakat pedesaan melalui penggemukan sapi potong secara kereman. Untuk mencapai keberhasilan program IbM dilakukan pemecahan masalah melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan SDM dan penghasilan pendapatan pada anggota UMKM penggemukan sapi potong di Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut : 1.
Pengenalan jenis sapi Limousin dan Simmental sebagai sapi yang mempunyai peningkatan berat badannya 1,8 - 2,4 kg/ekor/hari.
2.
Pengolahan jerami padi menjadi tape jerami
3.
Pengolahan pakan tanpa hijauan asal limbah pertanian, limbah perkebunan dan limbah industri
4.
Pengolahan growth promotor asal empon-empon dan temu-temuan
5.
Pembuatan pupuk bokhasi ramah lingkungan asal kotoran sapi
6.
Ragam penyakit pada sapi dan cara pencegahannya
7.
Menumbuhkan jiwa wirausaha (melibatkan mahasiswa
tingkat akhir) dan
menghitung analisis usaha
3.2.Realisasi pemecahan masalah 1. Memasyarakatkan Intan Sejati serta prospek usaha peternakan sapi secara agribisnis menuju 2020 melalui pembinaan dan pelatihan pada
peternak sapi
potong serta penerapan teknologi penggemukan sapi menggunakan pakan tape jerami, growth promotor. Diharapkan peternak ikut melestarikan lingkungan dan menjaga kualitas sumber daya alam (SDA) memalui proses analisa dampak lingkungan (AMDAL). 2. Untuk keberhasilan program IbM, pelaksana kegiatan bekerjasama dengan UMKM sapi potong. Keberhasilan program ini berarti petani ternak ikut berpartisipasi dalam meningkatkan protein hewani terutama bagi masyarakat pedesaan melalui pemeliharaan sapi potong.
3.3.Khalayak sasaran Sasaran program IbM adalah anggota dari UMKM sapi potong kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro. Namun tidak menutup kemungkinan peserta pelatihan berasal dari desa lain maupun di kecamatan lain namun masih dalam satu kabupaten.
Partisipasi Mitra IbM dari UMKM penggemukan sapi Partisipasi dari UMKM penggemukan sapi potong adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan tempat untuk pertemuan dan pelatihan yaitu di tempat
UMKM
penggemukan sapi potong untuk membahas tentang program IbM penggemukan sapi tidak hanya sapi lokal namun sapi peranakan Limousin san Simmental 2. Menyediakan alat pemotong jerami maupun limbah pertanian dan limbah industri 3. Menyediakan blender jumbo untuk pembuatan growth promotor 4. Menyediakan tempat untuk pembuatan tape jerami dan pakan sapi tanpa hijauan 5. Menyediakan tempat untuk pengolahan pupuk bokhasi asal kotoran sapi
3.4.Metode yang digunakan Program IbM pada UMKM sapi potong di Kabupaten Bojonegoro menggunakan metode sebagai berikut : 1. Pembekalan Ilmu Pengetahuan tentang pemeliharaan sapi yang meliputi: -
Pengenalan ragam sapi potong
-
Pengenalan sapi Limousin dan Simmental
-
Pembuatan tape jerami dan pakan tanpa hijauan
-
Growth promotor
-
Pencegahan penyakit
2. Praktek - Pembuatan pakan ternak asal jerami dan pakan tanpa hijauan - Pembuatan growth promotor asal empon-empon dan temu-temuan - Pembuatan pupuk ramah lingkungan
Indikator tingkat keberhasilan Indikator keberhasilan yang diharapkan pada kegiatan program IbM di kecamatan Kedngaem kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan pakan tape jerami dan pakan tanpa hijauan 2. Pembuatan growth promotor empon-empon dan temu-temuan 3. Pembuatan pupuk ramah lingkungan
Mengukur keberhasilan Mengukur keberhasilan program IbM di kabupaten Lamongan yaitu 1. Peningkatan berat badan sapi per ekor perhari 2. Menekan biaya produksi sehingga meningkatkan keuntungan
Evaluasi Evaluasi keberhasilan program IbM pada anggota UMKM penggemukan sapi potong kecamatan Babat kabupaten Bojonegoro. adalah setelah dilaksanakan pendidikan dan pembinaan serta pelatihan usaha penggemukan sapi potong kereman dengan menggunakan sumber bahan baku pakan lokal di evaluasi sebagai berikut : 1. Menguji ketrampilan pembuatan pakan tape jerami, pakan tanpa hijauan dan growth promotor 2. Menguji ketrampilan pembuatan pupuk bokhasi 3. Mencatat pertambahan berat badan penggemukan sapi jenis sapi lokal dan bakalan peranakan Limousin dan Simmental hasil IB hingga sapi tersebut siap untuk dijual. 4. Penghitungan analisa usaha penggemukan sapi potong kreman. 5. Pupuk bokhasi asal kotoran sapi yang ramah lingkungan dalam kemasan (5 kg pupuk seharga Rp.10.000,-)
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Tim pelaksana kegiatan Program IbM terdiri dari 2 orang mempunyai keahlian masing-masing. Ketua pelaksana berpengalaman dalam penggemukan ternak sapi secara kereman (2005), pengolahan pakan tape jeramai (2005), pengolahan pakan tanpa hijauan (2007), pengolahan groweth promotor asal empon-empon dan temu-temuan (2006) serta asal limbah kulit nanas (2008), pembuatan pupuk bokhasi dan pupuk cair ramah lingkungan. (2005). Sedangkan konsultan diperlukan merupakan tim pelaksana pengabdian kepada masayarakat sejak tahun 2005 – sekarang dan mempunyai jaringan pemasaran. Pengalaman dan keahlian tim pelaksana menunjang keberhasilan dalam membina UMKM penggemukan sapi potong di Bojonegoro, khususnya penggemukan sapi lokal. Tugas pelaksana kegiatan adalah sebagai berikut : NAMA
STATUS
KEAHLIAN
TUGAS
Dr. Kadek Rachmawati,MKes,drh
Ketua Tim Pelaksana
Penggemukan ternak, pengolahan pakan dan penyakit
Merancang kegiatan IbM, bimbingan teknis skill, manajemen dan pemantauan kesehatan
Prof.Dr. Imam Mustofa,MKes,drh
Anggota Tim Pelaksana
Reproduksi dan Pengolahan pakan
Pengolahan tape jerami, growth promotor dan pakan suplemen
Dr. Dewa Ketut Meles,drh,MS
Konsultan Pelaksana
Penggemukan
Pengolahan growth promotor & Penyakit
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Pendidikan dan Pelatihan Peternakan Peserta pendidikan dan perlatihan peternakan penggemukan sapi potong adalah anggota UMKM sapi potong kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro. Bentuk kegiatan selain pengolahan tape jerami dan pakan ternak tanpa hijauan sebagai pakan ternak dan pengolahan tanaman obat sebagai growth promotor, tetapi juga pengolahan kororan ternak menjadi pupuk ramah lingkungan. Diskusi antar peternak sapi potong pemula dan yang telah berproduksi untuk saling tukar pikiran, suka duka penggemukan sapi, pemasaran sapi dan pengolahan pakan, growth promotor dan pupuk yang dihasilkan. Diskusi dilakukan setiap tanggal satu setiap bulan di UMKM sapi potong. Diskusi tidak hanya pada penggemukan sapi potong jenis Limousin dan Simmental saja tetapi pemasaran limbah air kencing dan korotan menjadi pupuk ramah lingkungan, tidak menutup kemungkinan kasus-kasus penyakit pada ternak lain. Selain itu diskusi tidak hanya tentang sapi potong, tetapi juga pada ayam petelur yang mulai banyak dilakukan dikawasan kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Selain itu dilakukan diskusi tentang adanya isue flu burung pada unggas dan bagaimana cara pencegahannya agar kabupaten Bojonegoro bebas dari penyakit.
Hasil analisis pakan tanpa hijaun untuk sapi adalah sebagai berikut Tabel 5.1. Hasil Analisis pakan tanpa hijauan untuk kambing, domba dan sapi Pakan
Pakan 1 Pakan 2 Pakan 3
Bahan kering 87,77 93,59 44,81
Abu 9,76 10,37 4,60
Analisis pakan tanpa hijaunan Protein Lemak Serat Ca kasar kasar Kasar 10,01 10,56 31,52 0,14 10,53 6,22 32,08 1,11 7,87 3,55 13,83 1,14
BETN
TDN
25,90 34,36 14,94
67,38 67,56 33,84
Tabel 5.2. Hasil Analisis pakan hijauan untuk kambing, domba dan sapi Pakan Bahan kering 35,20
Pakan 1 (rumput) Pakan 2 26,59 (daun)
5,81
Analisis pakan tanpa hijaunan Protein Lemak Serat Ca kasar kasar Kasar 2,88 2,52 16,55 2,06
1,68
2,26
Abu
2,58
7,31
1,31
BETN
TDN
7,43
22,36
12,74
21,66
Pada tabel 5.1. terlihat perbedaan pakan tanpa hijauan untuk sapi potong adalah pada pakan tidak menggunakan limbah kelapa sawit sedangkan pada pakan 2 menggunakan limbah kelapa sawit. Pengkatan berat badan antara pakan 1 dan 2 ternyata tidak terdapat perbedaan dan telah dapat meningkatkan berat badan pada sapi lokal, sapi peranakan ongole, sapi peranakan Limousin dan sapi peranakan Simmental.
5.2.Peningkatan berat badan sapi potong menggunakan pakan tanpa hijauan Sapi lokal, Sapi peranakan onggole (PO), sapi jenis Limousin dan Simmental masing-masing sebanyak 10 ekor diberi pakan tanpa hijauan. Untuk merangsang peningaktan berat badan diberi Growth promotor tanaman obat sebanyak 20 ml setiap hari. Semua sapi sebelum diberi pakan tanpa hijauan ditimbang dulu berat badannya, kemudian
digemukkan selama 4 bulan. Setelah 4 bulan berat badan sapi ditimbang
kembali, dan dihitung peningkatan berat badannya rata rata perhari. Hasil peningkatan berat badan perhari dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3. Peningkatan berat rata-rata sapi potong setelah pemberian pakan tanpa hijauan dan growth promotor tanaman obat
Jenis sapi Rata-rata peningkatan berat badan perhari (kg) Sapi local 0,578a + 0,054 Peranakan Ongole (PO) 0,887b + 0,100 Peranakan Limousin (PL) 1,588c + 0,084 Peranakan Simmental (PS) 1,967d + 0,255 Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,005) Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sapi peranakan Simmental mempunyai peningkatan berat badan tertinggi dibandingkan sapi peranakan Limousin, peranakan Onggol dan sapi lokal. Sapi diberi makan rumput maka diperlukan pakan hijauan 10% dari berat badan atau sebanyak 35-40 kg/ekor/hari ditambah dengan konsentrat sehingga menyebabkan biaya pakan tinggi. Apabila pakan sapi berupa pakan tanpa hijauan maka dibutuhkan hanya 8-10 kg/ekor/hari, sehingga akan menekan biaya pakan. Pemberian pakan tanpa hijauan dan growth promotor pada keempat jenis sapi seharusnya peningkatan berat badannya sama. Namun kenyataannya sapi potong peranakan Simmental mempunyai pertumbuhan berat badan terbaik. Hal ini disebabkan
sifat genetik sapi peranakan Simental mempunyai berat hingga mencapai 1,3 ton pada umur 4 tahun. Penambahan growth promotor asal empon-empon dan temu-temuan dapat merangsang pertumbuhan sehingga dapat menyebabkan peningkatan berat badan pada sapi peranakan simmental dan Limousin. Hal ini disebabkan kandungan kurkumin dan minyak atsiri. Kurkumin yang terdapat pada temu-temuan dapat menambah nafsu makan dan mempermudah absorbsi pakan dalam usus halus. Sedangkan minyak atsiri mempunyai bau
dan rasa yang dapat menstimulasi syaraf pusat agar nafsu makan meningkat.
Keberadaan minyak atsiri dapat menstimuli cairan pencernaan yang menghasilkan pH yang sesuai dengan
enzim pencernaan seperti peptinase sehingga akan menurunkan
terjadinya penyakit diare dan penyakit pencernaan lain (Ginting dkk, 2008; Sunarni dkk, 2011). Dalam saluran pencernaan terdapat banyak bakteri, protozoa, cacing dan fungi. Pemberian growth promoter yang mengandung jahe, kunyit dan temulawak mempunyai aktivitas antibakteri dan antifungi, yang terdapat pada minyak atsiri sehingga akan menyebabkan daya serap baikda akan meningkatkan berat badan. Minyak atsiri sejak zaman dahulu digunakan untuk pencegahan perkembangan bakteri dan fungi dan digunakan sebagai pengganti antibiotik sehingga mempengaruhi populasi mikroba tetapi juga berpengaruh terhadap aktivitas enzim pencernaan dan meningkatkan metabolisme (Ginting dkk, 2008; Retnaningati, 2003).
BAB 6. KESIMPILAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan 1. Jerami padi difermentasi secara sederhana dapat digunakan sebagai pakan sapi utamanya saat musim kemarau 2. Limbah pertanian, limbah perkebunan dan limbah industri yang diolah menjadi pakan tanpa hijauan merupakan pakan ternak yang bergizi dan berenergi serta dapat menekan biaya produksi 3. Empon-empon dan temu-temuan yang diolah menjadi growth promotor dapat merangsang pertumbuhan berat badan sapi potong. 4. Peningkatan berat badan perhari antara sapi lokal, sapi PO, Limousin dan Simmental berturut-turut adalah 0,578 ± 0,054 kg, 0,887 ± 0,100kg, 1,588 ± 0,084 kg dan 1,967 ± 0,255 kg. 5.
Pengolahan limbah kotoran menjadi pupuk ramah lingkungan merupakan hasil samping dari penggemukan sapi
6.2. Saran 1. Kegiatan Ipteks bagi Masyarakat, hendaknya dilakukan secara berkesinambungan untuk menguatkan UMKM hingga dapat menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin 2. Hendaknya melibatkan mahasiswa untuk meningkatkan jiwa wirausaha
DAFTAR PUSTAKA
Hariadi M, Wurlina, Hermadi A.H, Utomo B, Rimayanti, Triana, I dan Ratnani H. 2011. Ilmu Kemajiran pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya Meles D.K, Wurlina dan Ratnani H, 2006. Materi pendidikan dan pelatihan penggemukan sapi secara kereman. Iptekda-Lipi. LPM Unair. Surabaya Meles D.K, Wurlina dan Ratnani H, 2007. Materi pendidikan dan pelatihan penggemukan kambing PE tanpa hijauan . Iptekda-Lipi. LPM Unair. Surabaya Meles D.K, Wurlina dan Ratnani H, 2010. Penggemukan sapi menggunakan pakan tanpa hijauan dan growth promoter di Blitar. Iptekda-lipi. Wurlina, Meles D.K, Rachmawati K. 2005. Materi pendidikan dan pelatihan Penggemukan sapi. Pengolahan jerami padi menjadi pakan sapi bergizi dan berenergi. LPM Unair. Surabaya Wurlina, Meles D.K, Rachmawati K. 2007. Materi pendidikan dan pelatihan penggemukan sapi . Pengolahan growth promotor LPM Unair. Surabaya
Lampiran : Foto kegiatan IbM pada UMKM sapi potong
Lampiran 2. Formula pakan tanpa hijauan, growth promotor
Formula pakan tanpa hijauan (Wurlina, 2007) NO BAHAN 1. DDGS/ Bungkil kedelai 2. Tepung roti 3. Ampas kopra 4. Ampas kopi 5. Ampas kecap 6. Bungkil sawit 7. Tumpi/slamper 8. Molase (tetes) 9. Garam 10. Mikroba 11. Air Jumlah bahan
JUMLAH 60 kg 100 kg 90 kg 125 kg 200 kg 250 kg 240 kg 8 liter 2,5 kg 10 kg 350 liter 14.450 kg
Pakan sapi
6-8 kg/ekor Harga pakan Rp.1200 1500/kg
Pengolahan Growth Promotor (Wurlina dkk, 2005) Bahan : jahe, laos, kunyit, kencur, serai, sirih, kemangi, bengkuang, temu lawak, temu ireng, blimbing wuluh, benkuang masing-masing ¼ kg. EM 4 1liter dan molase (tetes) 1 liter serta air 20 liter Cara membuat : Semua bahan dihaluskan dengan diblender Tambahkan probiotik / EM4 sebanyak 1 liter dan molase sebanyak 1 liter Masukakan 20 liter air dan diaduk hingga rata Masukkan dalam derijen dan setiap hari tutp dibuka untuk mengeluarkan gas biarkan selama 14 -17 hari. Larutan tersebut disaring dan masukkan dalam jerigen 1 liter dan dapat dijual Ampasnya untuk pupuk tanaman, Dosis untuk Sapi 20 ml/hari dan untuk kambing/ domba 10 ml/hari
Lampiran 3. Formula jenang/dodol tetes dan Suplemen sapi potong Pembuatan Jenang/dodol Tetes Bahan
: Urea Kapur/enjet Mineral campur Katul Tetes /molase Jagung giling
:7 :1 :5 : 30 : 42 : 15
% % % % % %
= 0,7 kg = 0,1 kg = 0,5 kg = 3 kg = 4,2 liter = 1,5 kg
Cara Membuat : Semua bahan diaduk hingga rata Panasi diatas kompor hingga menjadi jenang/dodol Dinginkan, kemudian bungkus seperti dodol/jenang
Formula pakan suplemen sapi potong (Wurlina dkk.,2005) Bahan Molase Dedak Onggok Tepung kedelai Tepung tulang Tepung cacing tanah Garam dapur Kapur Mineral Urea Bungkil biji kapuk Obat cacing Tepung daun singkong
Formula untuk sapi potong kg per 10 kg campuran Pertama (kg) Kedua (kg) 3,400 3,600 1,750 0,500 0,750 1,400 1,250 0,500 0,500 0,450 0,100 0,100 0,750 0,750 0,800 0,750 0,150 0,100 0,500 0,400 0,150 0,200 0,200 1,400
Lampiran 4. Peningkatan berat badan sapi lokal menggunakan pakan tanpa Hijauan dan growth promotor
No.
Berat badan Awal (kg)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
230 250 250 250 200 210 250 200 200 200
Berat badan Digemukkan 4 bulan (kg) 300 310 315 325 290 285 325 270 270 268
Peningkatan berat badan selama 4 bulan (kg) 70 60 65 75 80 75 60 70 70 68
Peningkatan berat badan per hari (kg) 0.583 0,500 0,542 0.625 0,670 0,625 0,500 0,583 0,583 0,567
Lampiran 5. Peningkatan berat badan sapi PO menggunakan pakan tanpa hijauan padi dan growth promotor No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Berat badan Awal 275 270 260 300 300 280 325 280 300 320
Berat badan Digemukkan 4 bulan 385 385 370 410 430 380 415 390 390 420
Peningkatan berat Peningkatan badan selama 4 berat badan per bulan hari 110 0,916 115 0,958 110 0,916 110 0,916 130 1,083 100 0,833 90 0,750 110 0,916 90 0,750 100 0,833
Lampiran 6. Peningkatan berat badan sapi Limousin menggunakan pakan tanpa hijauan dan growth promotor No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Berat badan Awal (kg) 400 420 390 400 400 380 390 400 400 400
Berat badan Digemukkan 4 bulan (kg) 580 620 570 600 580 570 590 605 580 590
Peningkatan berat badan selama 4 bulan (kg) 180 200 180 200 180 190 200 205 180 190
Rata-rata peningkatan berat badan per hari (kg) 1,500 1,667 1,500 1,667 1,500 1,583 1.667 1,708 1,500 1,583
Lampiran 7. Peningkatan berat badan sapi Simmental menggunakan pakan tanpa hijauan dan growth promotor tanaman obat No.
Berat badan Awal (kg)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
420 400 450 420 450 400 450 400 420 400
Berat badan Digemukkan 4 bulan (kg) 660 680 660 620 660 640 670 660 620 680
Peningkatan berat badan selama 4 bulan (kg) 240 280 210 200 210 240 240 260 200 280
Rata-rata peningkatan berat badan per hari (kg) 2,000 2,333 1,750 1,667 1,750 2,000 2,000 2,167 1,667 2,333
Lampiran 8. Rata-rata peningkatan berat badan sapi per hari antara Sapi lokal, PO, Peranakan Limosin dan dan Peranakan Simmental
No Sapi Lokal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 X SD
0.583 0.500 0.542 0.625 0.670 0.625 0.500 0.583 0.583 0.567 5.778 0.578 0.054
Peningkatan berat badan sapi perhari (kg) PO Peranakan Peranakan Limousin Simmental 0.916 1.500 2.000 0.958 1.667 2.333 0.916 1.500 1.750 0.916 1.667 1.667 1.083 1.500 1.750 0.833 1.583 2.000 0.750 1.667 2.000 0.916 1.708 2.167 0.750 1.500 1.667 0.833 1.583 2.333 8.871 15.875 19.667 0.887 1.588 1.967 0.100 0.084 0.255
Lampiran 9. Pupuk Bokhasi dan pupuk cair
Pembuatan pupuk bokhasi Bahan : Kotoran ternak sapi sebanyak 100 kg Abu dapur 10 kg Serbuk gergaji 5 kg (Serbuk gergaji yang digunakan jangan berasal dari kayu keras atau berminyak seperti jati, kelapa, pinus, kelapa sawit) Kalsium 2 kg Urea 0,3 kg dan probiotik 250 gram. Cara membuat : Semua bahan diaduk hingga homogen didiamkan selama 1 minggu Pupuk kompos yang baik dengan ciri warna coklat kehitaman, dipegang gembur, bau tidak menyengat, suhu terkesan hangat lama kelamaan dingin. Pupuk kompos yang baik mengandung : N : 0,79 % P2O2 : 1,28 % K2O : 0,88 % CaO :1,74 % MgO :0,45 % C :22,53 % Pupuk tersebut diayak dan dikemas dalam kantong plastik, dijual dengan harga Rp. 1000,-/kg. Pembuatan Pupuk Cair Ramah Lingkungan Air kencing sapi ditampung dan diuapkan amoniaknya selama 7-10 hari Diberi probiotik lactobacillus sp, streptococcus sp, closteridium dan Bifidobacterium atau EM 4 sebanyak 4 liter Sebagai pupuk cair dapat dijual dengan harga Rp. 2000,-/liter Pemakaian sebagai pupuk adalah setiap 1 liter pupuk cair dicampur dengan 40 liter air. Pupuk organik merupakan pupuk yang ramah lingkungan
Lampiran 10. Gambaran Ipteks yang ditransfer kepada Mitra IbM
PENGOLAHAN PAKAN TANPA HIJAUAN
PENGOLAHAN TAPE JERAMI
PENGOLAHAN GROWTH PROMOTOR
PENGGEMUKAN SECARA KEREMAN
SAPI LOKAL
Pencemaran lingkungan
LIMBAH KOTORAN
LIMBAH AIR KENCING
PEMBUATAN PUPUK BOKHASI
PEMBUATAN PUPUK CAIR
SAPI POTONG LOKAL Peningkatan 1-1,2 kg/ekor/hari
PENDAPATAN PETERNAK SAPI LOKAL MENINGKAT
Lampiran 11. Peta lokasi Wilayah mitra
U Gresik
40 km Mojowarno 5 15 km Jombang 20 km
Pare
30 km 5 km (lokasi) Drokilo Kedung Adem
Sidorejo
Bojonegoro
Surabaya
Mojokerto
Lampiran 12 . Nama mahasiswa yang ikut dalam program IbM 1. Yudik Rizky Rdwanul
: 061413 143116
2. Yusuf Eko Hari
: 061413 143079
3. U’un Pramesthi
: 061413 143088
4. Yuke Novia
: 061413 143103
5. Septiya Kurnia
: 061413 143111
6. Tiya Arif Rachmasari
: 061413 143077
7. .Amrizal Mega Akmal : 061111118 8.
Chaterina Puspadewanti : 061111001
9. Rian Rizky Oktaviani
: 061111216