LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) TAHUN ANGGARAN 2015
IbM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PEMIJAHAN IKAN HIAS AIR TAWAR NEON TETRA PADA PELAKU USAHA BUDIDAYA IKAN DI KECAMATAN KRAS, KABUPATEN KEDIRI, JAWA TIMUR
Oleh: Kustiawan Tri Pursetyo, S.Pi., M.Vet Abdul Manan, S.Pi, M.Si.
NIDN. 0006118303 NIDN. 0017058002
Dibiayai oleh DIPA DITLITABMAS Tahun Anggaran 2015 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Tentang Pelaksanaan Hibah Kegiatan Penelitian dan Program Pengabdian kepada Masyarakat Baru dan Lanjutan Dana DIPA Ditlitabmas Tahun Anggaran 2015 Nomor: 519/UN3/2015, Tanggal 26 Maret 2015
UNIVERSITAS AIRLANGGA OKTOBER 2015
RINGKASAN Neon tetra (Paracheirodon innesi) sebagai salah satu jenis ikan komersial dari golongan tetra. Prospek pasarnya, terutama untuk nasional, cukup bagus. Prospek pasar ini juga didukung oleh masih jarangnya petani ikan hias yang membudidayakannya. Salah satu faktor penyebabnya, kurangnya pengetahuan tentang rasio jumlah pasangan induk yang dipergunakan sebab rasio jenis kelamin dalam pemijahan tiap-tiap spesies ikan berbeda-beda. Hal tersebut terkait dengan penentuan efektifitas jumlah pasangan induk serta efisiensi penggunaan induk. Salah satu mata pencaharian penduduk Kecamatan Kras adalah sebagai pelaku usaha budidaya ikan. Dengan kondisi sekarang dimana prospek bisnis ikan hias sedang meningkat, ketrampilan tentang teknik pemijahan ikan hias Neon tetra merupakan suatu kelebihan bagi pelaku usaha budidaya ikan. Pelaku usaha budidaya ikan yang menjadi target dari proposal ini adalah kelompok usaha budidaya ikan “Mardi Mulyo” di wilayah Desa Mojosari dan kelompok “Arwana Jaya” di wilayah Desa Bleber. Target luaran program pengabdian masyarakat ini diantaranya: 1. Membekali pelaku usaha budidaya ikan di Kecamatan Kras dengan pengetahuan tentang teknik pemijahan dan manajemen pemeliharaan benih ikan hias air tawar neon tetra. 2. Bila hal itu dapat terlaksana maka pelaku usaha budidaya ikan dapat meningkatkan pendapatannya dengan menjadikan ikan hias air tawar neon tetra sebagai diversifikasi komoditas ikan hias. Metode pelatihan dalam kegiatan ini digunakan antara lain:1) Metode penyuluhan (ceramah), 2) Metode diskusi, 3) Metode pelatihan, 4) Metode monitoring dan konsultasi. Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan secara bertahap, meliputi: I. Teknik pemijahan ikan hias Neon tetra, terdiri dari: 1) Pembenahan/Renovasi kolam, 2) Pengadaan induk ikan hias Neon tetra, 3) Pengadaan sarana dan prasarana pemijahan, 4) Penyuluhan melalui tatap muka dan diskusi, 5) Pelatihan pemijahan ikan hias air tawar Neon tetra II. Manajemen pemeliharaan benih ikan hias Neon tetra, terdiri dari: 1) Persiapan media pemeliharaan benih, 2) Demonstrasi penyediaan pakan alami dapnia untuk benih ikan Neon tetra, 3) Bimbingan teknis berkala, 4) Manajemen pemasaran benih, 5) Monitoring dan evaluasi kegiatan, 6) Penyusunan dokumen. Jumlah telur merupakan parameter pertama yang dapat diukur dalam pemijahan ikan neon tetra. Jumlah telur yang dihasilkan pada rasio jumlah pasangan induk jantan dan betina 1 : 1 dalam pemijahan ikan hias neon tetra kali ini yaitu sebesar 900 butir. Jumlah telur yang terbuahi sebesar 500 butir sedangkan jumlah telur yang tidak terbuahi sebesar 400 butir, didapatkan persentase (%) laju pembuahan (fertilization rate) sebesar 55,56 %.
Kata Kunci : Pelatihan, Pemijahan, Neon Tetra, Pelaku Usaha budidaya Ikan
ii
SUMMARY Neon tetra (Paracheirodon innesi) as one of the commercial fish species of tetra group. Market prospects, especially for national, pretty good. The market outlook is also supported by the scarcity of ornamental fish farmers who cultivate them. One contributing factor, the lack of knowledge about the ratio of the number of parent couples who used because the sex ratio in spawning fish of each species is different. This is related to the determination of the effectiveness of the number of pairs of parent and efficient use of aircraft. One livelihood District of Kras is a fish farming businesses. With the current conditions in which the business prospects of ornamental fish are on the rise, the skills of ornamental fish breeding techniques Neon tetra is an advantage for fish farming businesses. Perpetrators of fish farming is the target of this proposal is a group of fish farming "Mardi Mulyo" in the Village area Mojosari and groups "Arwana Jaya" in the Village area bleber. The target outcomes of this community service programs include: 1. Equipping fish farming businesses in the District Kras with knowledge of engineering and maintenance management of seed breeding freshwater fish neon tetra. 2. If it can happen offender fish farming can increase their income by making freshwater fish neon tetra as commodity diversification ornamental fish. Training methods used in this activity include: 1) extension method (lecture), 2) the method of discussion, 3) methods of training, 4) methods of monitoring and consultation. Implementation of activities will be carried out in stages, include: I. Techniques Neon tetra fish spawning, consisting of: 1) Improvement / Renovation pool, 2) the parent Procurement Neon tetra fish, 3) Procurement of infrastructure spawning, 4) Guidance through face to face and discussion, 5) Training freshwater fish spawning Neon tetra II. Maintenance management of ornamental fish seed Neon tetra, consisting of: 1) Preparation of seed preservation media, 2) Demonstration supply of natural food for fish fry dapnia Neon tetra, 3) Technical guidance periodically, 4) Management of seed marketing, 5) Monitoring and evaluation activities, 6) Preparation of the document. The number of eggs is the first parameter that can be measured in neon tetra fish spawning. The number of eggs produced in the ratio of the number of pairs of male and female parent 1: 1 in the breeding of ornamental fish neon tetra this time is equal to 900 grains. The number of eggs fertilized by 500 grains, while the number of eggs that are not fertilized by 400 grain, obtained percentage (%) rate of conception (fertilization rate) amounted to 55.56%.
Keywords: Training, Breeding, Neon Tetra, Business communities fish farming
iii
PRAKATA Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah, rakhmat, dan ridlo-Nya sehingga program pengabdian kepada masyarakat dengan judul IbM Pengembangan Masyarakat Melalui Pelatihan Pemijahan Ikan Hias Air Tawar Neon Tetra Pada Pelaku Usaha Budidaya Ikan Di Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini dapat dilaksanakan dengan lancar. Berkaitan dengan hal tersebut panitia pelaksana mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ketua LP4M Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan bagi terselenggarakannya pengabdian ini. 2. Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberi kesempatan pada tim kami untuk melakukan kegiatan pengabdian. 4. Kelompok pembudidaya ikan Mardimulyo dan Arwana Jaya Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri yang telah menyediakan tempat pertemuan untuk melakukan pelatihan dan membantu mengkoordinasi para para pembudidaya ikan di Kecamatan Kras. 5. Semua pihak yang telah membantu demi terselenggarakannya pengabdian ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Kami, panitia pelaksana sangat menyadari betapa kurang sempurnanya pelaksanaan pengabdian yang kami lakukan. Untuk itu kami membuka saran dan kritik dari semua pihak demi sempurnanya pelaksanaan pengabdian pada masyarakat pada masa-masa selanjutnya.
Surabaya, 15 Oktober 2015
Ketua Pelaksana
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................ HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. RINGKASAN ................................................................................ SUMMARY ................................................................................ PRAKATA ................................................................................ DAFTAR ISI ................................................................................ DAFTAR TABEL ............................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. BAB II. TARGET DAN LUARAN .................................................... BAB III. METODE PELAKSANAAN ............................................. BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ........................... BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. BAB VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ........................... BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
v
i ii iii iv v vi vii viii 1 2 3 5 7 11 12 12
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
Halaman
Rincian kegiatan pelaksanaan pengabdian IbM 2015 ..................................... 8
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1.
Halaman
Foto kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat IbM 2015 .....
vii
13
BAB I. PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Dalam pengusahaan ikan hias, kejelian memilih jenis ikan yang akan dibudidayakan merupakan salah satu kunci kesuksesan. Ada kecenderungan beberapa pembudidaya ikan hias memilih jenis ikan yang agak sulit dibudidayakan karena yang berminat mengembangkannya relatif sedikit. Dengan demikian, persaingan dalam pemasarannya tidak terlalu ketat. Neon tetra (Paracheirodon innesi) sebagai salah satu jenis ikan komersial dari golongan tetra. Prospek pasarnya, terutama untuk nasional, cukup bagus. Prospek pasar ini juga didukung oleh masih jarangnya petani ikan hias yang membudidayakannya. Salah satu faktor penyebabnya, kurangnya pengetahuan tentang rasio jumlah pasangan induk yang dipergunakan sebab rasio jenis kelamin dalam pemijahan tiap-tiap spesies ikan berbeda-beda. Hal tersebut terkait dengan penentuan efektifitas jumlah pasangan induk serta efisiensi penggunaan induk. Meskipun demikian, harga pasar yang cukup tinggi dapat mengimbangi tingkat kesulitan tersebut. Melihat prospek ikan hias Neon tetra yang bagus di pasaran, komoditas ini dapat dijadikan komoditas andalan daerah. Kecamatan Kras salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar di bidang budidaya ikan hias air tawar khususnya Neon tetra, hal ini didukung dengan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan ikan hias tersebut serta melimpahya sumber air tawar. Salah satu mata pencaharian penduduk Kecamatan Kras adalah sebagai pelaku usaha budidaya ikan. Dengan kondisi sekarang dimana prospek bisnis ikan hias sedang meningkat, ketrampilan tentang teknik pemijahan ikan hias Neon tetra merupakan suatu kelebihan bagi pelaku usaha budidaya ikan. Pelaku usaha budidaya ikan yang menjadi mitra adalah kelompok usaha budidaya ikan “Mardi Mulyo” di wilayah Desa Mojosari dan kelompok “Arwana Jaya” di wilayah Desa Bleber. Kelompok “Mardi Mulyo” dan “Arwana Jaya” ini merupakan kumpulan para pelaku usaha budidaya ikan di wilayah Kecamatan Kras yang melakukan kerjasama untuk meningkatkan usaha komoditas budidaya ikan di wilayah tersebut. Kelompok budidaya ikan “Mardi Mulyo” dan “Arwana Jaya” memiliki kesamaan yaitu pelaku usaha budidaya ikan multispesies yang cukup dikenal dikawasan setempat. Kelompok tersebut telah cukup lama melakukan usaha budidaya di bidang
1
perikanan dan aktif dalam memasarkan produk budidaya ikan, salah satunya adalah ikan hias yang merupakan produk unggulan dari kedua kelompok ini. Pelatihan pemijahan ikan hias air tawar Neon tetra pada pelaku usaha budidaya ikan di Kecamatan Kras sangat perlu selain pengetahuan tentang teknik pemijahan dan manajemen pemeliharaan benih mereka yang kurang, ketrampilan ini dapat dijadikan sebagai sumber tambahan ekonomi (diversifikasi komoditas), serta menjadi modal dasar bagi pengembangan budidaya ikan hias air tawar di Kecamatan Kras. Berdasarkan minimnya informasi tentang teknik pemijahan dan manajemen pemeliharaan benih ikan hias Neon tetra pada pelaku usaha budidaya ikan maka melalui pengabdian kepada masyarakat ini Tim pemijahan ikan hias Neon tetra dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan demi dapatnya para pelaku usaha budidaya ikan Kecamatan Kras, Kediri memijahkan sendiri ikan hias tersebut.
B. PERMASALAHAN MITRA Berdasarkan uraian di atas kami merumuskan permasalahan dalam pengabdian masyarakat ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah memberikan pengetahuan tentang teknik pemijahan dan manajemen pemeliharaan benih ikan hias air tawar neon tetra pada pelaku usaha budidaya ikan di Kecamatan Kras Kabupaten Kediri? 2. Bagaimanakah meningkatkan pendapatan pelaku usaha budidaya ikan di Kecamatan Kras Kabupaten Kediri?
BAB II. TARGET LUARAN Target luaran program pengabdian masyarakat ini diantaranya: 1. Membekali pelaku usaha budidaya ikan di Kecamatan Kras dengan pengetahuan tentang teknik pemijahan dan manajemen pemeliharaan benih ikan hias air tawar neon tetra. 2. Bila hal itu dapat terlaksana maka pelaku usaha budidaya ikan dapat meningkatkan pendapatannya dengan menjadikan ikan hias air tawar neon tetra sebagai diversifikasi komoditas ikan hias.
2
BAB III. METODE PELAKSANAAN Pengabdian masyarakat ini dapat mengatasi permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. Adapun kerangka pelaksanaan dalam pemecahan masalah tersebut adalah sebagai berikut ini : 1. Masalah kurangnya pengetahuan tentang teknik pemijahan dan manajemen pemeliharaan benih ikan hias air tawar neon tetra. 2. Tim Pengabdian kepada masyarakat Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga dalam pelaksanaannya memberikan pengetahuan tentang teknik pemijahan dan manajemen pemeliharaan benih ikan hias air tawar neon tetra. 3. Harapan pelaku usaha budidaya ikan adalah ikan hias air tawar Neon tetra dapat dijadikan sebagai sebagai sumber tambahan ekonomi (diversifikasi komoditas), serta menjadi modal dasar bagi pengembangan budidaya ikan hias air tawar di Kecamatan Kras. 4. Harapan masyarakat adalah Kecamatan Kras daerahnya lebih maju, terlebih lagi bisa meningkatkan penghasilan masyarakat sehingga mereka bisa hidup lebih sejahtera.
Di dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yang menjadi khalayak sasaran yang strategis yakni: 1. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. 2. Kepala Kecamatan Kras, Kediri 3. Kepala Desa Mojosari Kecamatan Kras, Kediri 4. Kepala Desa Bleber Kecamatan Kras, Kediri 5. Para pelaku usaha budidaya ikan pada Kelompok “Mardi Mulyo” Desa Mojosari Kecamatan Kras, Kediri 6. Para pelaku usaha budidaya ikan pada Kelompok “Arwana Jaya” Desa Bleber Kecamatan Kras, Kediri
3
Metode pelatihan dalam kegiatan ini digunakan antara lain: 1. Metode penyuluhan (ceramah) Metode ceramah ini digunakan untuk menyampaikan informasi dan materi pengabdian. Dilakukan dengan sistem komunikasi dua arah (double way traffic). 2. Metode diskusi Metode ini digunakan untuk memperdalam materi pengabdian oleh para peserta pengabdian, baik antarpeserta maupun antara peserta dengan nara sumber. 3. Metode pelatihan Seusai mendapatkan materi, para peserta diikutsertakan dalam proses pemijahan ikan hias Neon tetra dan manajemen pemeliharaan benih ikan hias Neon tetra. 4. Metode monitoring dan konsultasi Setelah pelatihan pemijahan selesai, dilakukan monitoring terhadap kualitas burayak ikan hias Neon tetra juga konsultasi tentang proses pemeliharaan lebih lanjut. Kegiatan ini diharapkan dapat diteruskan untuk ditindaklanjuti oleh peserta, baik secara individu maupun secara kolektif.
Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan secara bertahap, meliputi: I. Teknik pemijahan ikan hias Neon tetra, terdiri dari: 1) Pembenahan/renovasi kolam 2) Pengadaan induk ikan hias Neon tetra 3) Pengadaan sarana dan prasarana pemijahan 4) Penyuluhan melalui tatap muka dan diskusi 5) Pelatihan pemijahan ikan hias air tawar Neon tetra
II. Manajemen pemeliharaan benih ikan hias Neon tetra, terdiri dari: 1) Persiapan media pemeliharaan benih 2) Demonstrasi penyediaan pakan alami dapnia untuk benih ikan Neon tetra 3) Bimbingan teknis berkala 4) Monitoring dan evaluasi kegiatan 5) Penyusunan dokumen
4
Sesuai dengan metode kegiatan di atas maka pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan memberikan penilaian dalam proses kegiatan dan penilaian terhadap hasil pelatihan. Evaluasi dalam proses kegiatan berlangsung dilakukan untuk mengetahui tingkat partisipasi peserta baik di dalam tanya jawab setelah ceramah maupun dalam hal partisipasi diskusi antarpeserta. Selanjutnya evaluasi terhadap hasil pelatihan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman dan kemampuan peserta dalam teknik pemijahan dan manajemen pemeliharaan benih ikan hias Neon tetra setelah mengikuti pelatihan. Pemahaman dan kemampuan peserta tersebut merupakan tolok ukur untuk menyatakan sukses atau tidaknya penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Penilaian ini disertai dengan pemberian revisi/perbaikan terhadap hasil pelaksanaan kegiatan dan pemberian konsultasi berkala pada hari-hari yang telah disepakati antara narasumber dan peserta pengabdian. Usaha lebih lanjut yang dilakukan setelah program ini selesai adalah seberapa jauh program ini mampu disosialisasikan, dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sasaran dan berlanjut pada masyarakat luas lainnya. Kerjasama yang telah terjalin antara Tim pelaksana pengabdian masyarakat Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga sebagai pelaksana program dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri maupun Pemerintah Daerah (Kecamatan Kras) dan masyarakat Kecamatan Kras sebagai masyarakat sasaran selalu sinergis dan berkelanjutan melalui program IbM ini.
BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Program IbM ini didukung penuh oleh tim pelaksana yang memiliki bidang keahlian dan berpengalaman dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya terkait dengan penerapan teknologi dalam Program IbM ini. Keterkaitan dengan program IbM ini adalah peran institusi terkait dalam menyebarkan dan mensosialisasikan program ini kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat sasaran. Minimnya pengetahuan dan ketrampilan pelaku usaha budidaya ikan dalam hal pengetahuan tentang rasio jumlah pasangan induk yang dipergunakan dalam pemijahan tiap-tiap spesies ikan berbeda-beda. Hal tersebut terkait dengan penentuan efektifitas jumlah pasangan induk serta efisiensi penggunaan induk sehingga mendorong perlunya usaha peningkatan kemampuan tersebut.
5
Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi merupakan mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Ikan hias neon tetra mudah berkembang biak dan sangat produktif. Rasio jenis kelamin dalam pemijahan tiap-tiap spesies ikan berbeda-beda, tetapi rasio tersebut umumnya mendekati satu dengan satu (Effendi, 1997). Frekuensi reproduksi dapat menentukan strategi reproduksi dalam hidup ikan untuk mempertahankan keturunannya. Terdapat dua strategi dasar terkait frekuensi reproduksi dengan lingkungan yaitu semelparity dan iteroparity. Semelparity adalah strategi frekuensi reproduksi yang setelah dewasa memijah lalu mati, berarti pemijahan sekali selama umur hidupnya. Keuntungan dari cara ini adalah kalau pada waktu yang sekali itu berhasil berarti keberhasilan reproduksi sangat tinggi, tetapi kalau tidak berhasil berarti proses reproduksi gagal sama sekali. Iteroparity yaitu reproduksi yang berulang-ulang atau berkali-kali dalam hidupnya. Alasan strategi ini ialah bahwa pada umumnya kondisi lingkungan tidak dapat diramalkan secara tepat sehinga tidak ada jaminan bagi keberhasilan anak-anaknya untuk mencapai dewasa pada satu kali pemijahan. Jadi tidak seluruh energi dipergunakan pada satu kali pemijahan (Sjafei et al., 1992). Pada umumnya ikan mempunyai strategi reproduksi terkait dengan fekunditas. Ikan-ikan yang berfekunditas tinggi, mempunyai mortalitas tinggi terutama pada fase embrio bebas dan larva, tetapi fekunditas tinggi mampu mengatur populasinya dengan cepat terhadap perubahan lingkungan. Sebaliknya pada ikan-ikan yang fekunditasnya rendah dan populasinya besar tidak akan mampu mengatur secara genetis perubahan lingkungan yang mendadak dan singkat tetapi anak-anaknya akan menjadi individuindividu yang mampu menghadapi perubahan atau kondisi lingkungan yang buruk (Effendi, 1997). Lokasi pengabdian kepada masyarakat ini sangat potensial dalam pengembangan usaha budidaya ikan hias air tawar di Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sehingga nantinya diharapkan pelaku usaha budidaya ikan di Kecamatan Kras mampu melakukan pembinaan dan sosialisasi yang lebih besar kepada masyarakat yang lain. Poin yang utama dalam program ini adalah suksesnya pembelajaran dalam hal teknik dan manajemen pemijahan ikan hias air tawar Neon tetra.
6
Berkaitan dengan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat seluruhnya dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Program kegiatan ini merupakan bentuk nyata tim pelaksana pengabdian masyarakat dalam upaya membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyelesaikan permasalahan yang muncul khususnya terkait dengan usaha budidaya ikan hias. Organisasi pelaksana program IbM ini adalah sebagai berikut ini: Ketua Pelaksana
: Kustiawan Tri Pursetyo., S.Pi., M.Vet
Anggota
: Abdul Manan, SPi, MSi
Pembantu Pelaksana
: 5 Mahasiswa S1 Budidaya Perairan FPK Unair
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan ini berlangsung dari bulan Mei sampai bulan Oktober 2015, di desa Mojosari kecamatan Kras kabupaten Kediri dengan tim pelaksana sebanyak empat orang staf pengajar Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.
5.2. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Pelaksanaan kegiatan Pengabdian dilakukan secara bertahap, yaitu: A. Teknik pemijahan ikan hias Neon tetra, terdiri dari: 1) Pembenahan/renovasi kolam 2) Pengadaan induk ikan hias Neon tetra 3) Pengadaan sarana dan prasarana pemijahan 4) Penyuluhan melalui tatap muka dan diskusi 5) Pelatihan pemijahan ikan hias air tawar Neon tetra
B. Manajemen pemeliharaan benih ikan hias Neon tetra, terdiri dari: 1) Persiapan media pemeliharaan benih 2) Demonstrasi penyediaan pakan alami dapnia untuk benih ikan Neon tetra 3) Bimbingan teknis berkala 4) Monitoring dan evaluasi kegiatan 5) Penyusunan dokumen
7
Rincian kegiatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Rincian kegiatan pelaksanaan pengabdian IbM 2015 No.
Kegiatan
Bulan Mei
1.
Penyuluhan
dan
Juni
Juli
Agustus September Oktober
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Pelatihan 2.
Monitoring
X
Kegiatan 3.
Evaluasi Kegiatan
5.3. Hasil Yang Diperoleh Penyuluhan dan pelatihan tentang pemijahan ikan hias air tawar neon tetra pada pelaku usaha budidaya ikan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2015 di Balai Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri. Pelaksanaan itu didahului dengan berbagai persiapan, seperti pengurusan izin dan peninjauan lapangan. Yang lebih penting dalam hal persiapan yakni melakukan lobi terhadap pengurus kelompok usaha budidaya ikan Mardimulyo dan Arwana Jaya untuk mengumpulkan para pembudidaya ikan di Kecamatan Kras yang berminat kepada pemijahan ikan hias air tawar neon tetra. Setelah itu baru dilakukan perencanaan tentang kapan hari dan tempat pelaksanaan. Dari 40 undangan peserta pelatihan semua peserta dapat hadir. Pelaksanaan diawali dengan sambutan Bapak Wahyu Gunawan selaku kepala desa Mojosari. Beliau sangat senang akan kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti itu. Beliau juga menegaskan betapa sangat perlunya pertemuan seperti itu, karena di samping ada kerjasama, para pembudidaya ikan mendapatkan semacam pengetahuan dan informasi baru tentang pemijahan ikan hias air tawar neon tetra. Bahkan, beliau menyatakan keinginannya bahwa pertemuan seperti ini dapat terus diadakan secara berkala sehingga ada transfer pengetahuan dari para akademisi kepada para pembudidaya ikan dengan pengetahuan dan informasi baru. Setelah itu disusul sambutan dari ketua pelaksana pengabdian, dan langsung diteruskan dengan pembahasan materi pengabdian oleh Tim pengabdian kepada masyarakat dari FPK Unair.
8
Penyuluhan dan pelatihan dilakukan melalui tatap muka dan komunikasi atau diskusi secara langsung. Materi penyuluhan meliputi: Teknik pemijahan ikan hias air tawar neon tetra dan Manajemen pemeliharaan benih ikan hias Neon tetra. Respon para peserta penyuluhan dan praktek sangat positif dan menunjukkan keingintahuan yang sangat besar. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh para peserta, baik tentang materi maupun aspek atau masalah usaha budidaya ikan hias neon tetra. Diskusi dilaksanakan dalam dua termin dengan menampung beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para peserta kegiatan pengabdian masyarakat antara lain: faktor apa sajakah yang harus diperhatikan dalam usaha budidaya ikan neon tetra agar produksi meningkat, keuntungan dan kelemahan penggunaan air ledeng maupun air sumber pada budidaya ikan neon tetra dan bagaimana treatmen yang perlu dilakukan, parameter kualitas air apa saja yang penting untuk diperhatikan dalam budidaya ikan neon tetra, dimana bisa mendapatkan obat-obatan bagi benih ikan hias neon tetra, serta beberapa pertanyaan lainnya. Semua pertanyaan dari para peserta tersebut ditampung kemudian diberikan solusi pemecahannya dan semua pertanyaan dapat terjawab dengan baik oleh tim pengabdian masyarakat FPK UNAIR. Petani yang berhasil memijahkan ikan hias neon tetra setelah pelatihan sebanyak 21 orang, walaupun dengan tingkat kelulus hidupan larva ikan rendah. Hal ini dimungkinkan karena belum terbiasanya para pembudidaya ikan dalam memijahkan ikan neon tetra. Oleh karena itu perlu dilakukan pendampingan secara berkala dan berkelanjutan. Untuk menjaga kesinambungan program pengabdian ini, masyarakat diharapkan berperan secara aktif untuk mendapatkan informasi tentang pemijahan ikan hias air tawar neon tetra dan usaha budidaya ikan neon tetra yang baik dan menguntungkan. Selain itu,
tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga akan selalu terbuka membantu memberikan informasi baik teknis maupun non teknis yang bisa dilaksanakan kapan pun secara formal maupun informal. Kontribusi mitra pada program pengabdian masyarakat ini adalah menyediakan lahan bagi pemijahan dan pemeliharaan benih ikan hias neon tetra. Hasil dari pemijahan ikan hias neon tetra yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
9
1. Jumlah Telur Jumlah telur merupakan parameter pertama yang dapat diukur. Jumlah telur yang dihasilkan pada rasio jumlah pasangan induk jantan dan betina 1 : 1 yaitu sebesar 900 butir. Faktor terpenting dalam pemijahan ikan hias Neon Tetra yang baik adalah adanya ketepatan dalam memilih tempat, waktu, kondisi pemijahan serta rasio jumlah pasangan induk. Semakin besar rasio jumlah pasangan induk ikan hias Neon tetra maka jumlah telur yang dihasilkan dari pemijahan ikan tersebut akan semakin menurun. Hal tersebut sebagai indikasi adanya gangguan pada proses pemijahan akibat penambahan pasangan induk jantan. Hal ini sesuai dengan Effendi (1997) yang menyatakan bahwa rasio jenis kelamin umumnya mendekati satu dengan satu. Terdapatnya induk jantan merupakan faktor eksternal yang dapat merangsang untuk memijah sebab ikan jantan dapat melepaskan substansi kelenjar copulin yang mampu merangsang ikan betina untuk memijah (Sutisna dan Sutarmanto, 1995). Penambahan induk ikan jantan disamping merupakan rangsangan eksternal untuk memijah ternyata dapat menyebabkan terganggunya proses pemijahan sebab akan terjadi perebutan induk betina khususnya pada saat melakukan proses kopulasi (percumbuan) sebagai awal proses melakukan pemijahan, sehingga berdampak terganggunya proses selanjutnya yaitu proses pengeluaran telur.
2. Laju Pembuahan (Fertilization Rate) Laju pembuahan diukur didasarkan pada persentase (%) hasil bagi jumlah telur yang terbuahi dengan jumlah telur yang dihasilkan dari tiap pemijahan. Jumlah telur yang terbuahi sebesar 500 butir sedangkan jumlah telur yang tidak terbuahi sebesar 400 butir, didapatkan persentase (%) laju pembuahan (fertilization rate) sebesar 55,56 %. Keberhasilan proses pemijahan juga tergantung dengan jumlah sperma untuk membuahi telur yang dihasilkan. Hammer (1970) menyatakan bahwa jumlah spermatozoa dan volume plasma yang dikeluarkan tergantung beberapa faktor seperti spesies, usia, lingkungan, frekuensi ejakulasi, musim, kondisi makanan dan kesehatan. Pengamatan telur dilakukan 4 jam setelah pemijahan dan didapatkan telur yang berwarna jernih (transparan) menandakan telur tersebut telah dibuahi sedangkan telur
10
yang berwarna putih keruh dapat dikatakan bahwa telur tersebut tidak terbuahi oleh sperma.
3. Laju Penetasan (Hatching Rate) Laju penetasan didasarkan pada hasil jumlah larva normal, larva cacat maupun jumlah telur yang tidak menetas. Dari hasil pemijahan ikan hias Neon tetra diperoleh jumlah larva normal sebesar 375, jumlah larva cacat sebesar 12 dan jumlah telur yang tidak menetas sebesar 113. Maka didapatkan persentase (%) tingkat penetasan sebesar 77,4 % Persentase (%) laju penetasan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, disamping kualitas telur dan sperma juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan yaitu terkait penurunan kualitas air media akibat banyaknya telur tidak terbuahi akan menyebabkan berkembangnya bakteri dan jamur, sehingga berakibat terganggunya proses penetasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Afrianto dan Liviawaty (1994), yang menyatakan kematian embrio sering disebabkan oleh serangan bakteri dan jamur.
4. Laju Kelulushidupan (Survival Rate) Laju kelulushidupan didasarkan pada nilai hasil bagi jumlah larva yang mampu bertahan hidup pada umur 2 hari dan 4 hari dengan jumlah larva yang menetas. Dari hasil pemijahan didapatkan persentase (%) laju kelulushidupan (survival rate sebesar 48 (umur 2 hari) dan 36 (umur 4 hari). Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh besar dari faktor lingkungan yaitu penurunan kualitas air akibat makin banyaknya jumlah telur tidak
menetas
menyebabkan
berkembangnya
bakteri
dan
jamur,
sehingga
mengakibatkan penurunan jumlah larva. Faktor lingkungan lainya seperti pH juga bisa menyebabkan laju kelulushidupan rendah. Menurut Daelami (2001), ikan neon tetra pada kegiatan pembenihan membutuhkan kondisi pH sedikit asam yaitu 6 - 6,5. Faktor lain seperti suhu, DO, serta kandungan amonia harus terus dilakukan pengontrolan agar larva mampu bertahan hidup dengan optimal.
11
5.4 Kualitas Air Kualitas air merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan selama pemijahan ikan berlangsung. Pengukuran kualitas meliputi suhu, pH dan oksigen terlarut. Hal tersebut sesuai dengan Sjafei et al (1992) yang menyatakan bahwa beberapa faktor fisik maupun kimia air yang mempunyai peranan besar dalam proses pemijahan antara lain adalah suhu, oksigen terlarut dan pH. Dari hasil pengukuran kualitas air didapatkan suhu sebesar 29 0C. Daya toleransi suhu bagi kehidupan ikan hias Neon tetra adalah 21 - 32 C. Hasil pengukuran pH air 7. Dengan kisaran pH tersebut menunjukkan nilai yang kurang optimal untuk pemijahan ikan hias Neon tetra, sebab menurut Daelami (2001), ikan tersebut untuk kegiatan pembenihan menginginkan kondisi pH sedikit asam yaitu 6 - 6,5. Tetapi kisaran nilai yang diperoleh masih menunjukkan nilai yang layak. Menurut Boyd (1992), kisaran pH yang baik untuk pertumbuhan dan produksi ikan adalah pH dengan kisaran 6,5 - 9. Kandungan Oksigen terlarut sebesar 6 ppm. Menurut Boyd (1992) kandungan oksigen terlarut yang baik untuk budidaya ikan adalah 5 ppm atau lebih.
BAB VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Setelah memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pemijahan ikan hias neon tetra, selanjutnya dilakukan monitoring terhadap pemeliharaan benih yang diberikan kepada para petani. Monitoring tersebut dilaksanakan sesuai dengan lokasi pemeliharaan benih ikan hias Neon Tetra. Sifat pertemuan ini adalah konsultatif, baik secara individu maupun secara kolektif. Selain itu, untuk menindak lanjuti hubungan yang sudah terjalin baik ini, kedepannya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para petani ikan hias di kecamatan Kras ini dapat dilakukan sharing pengetahuan sewaktu-waktu. Dan apabila para petani dapat berhasil untuk memijahkan ikan hias neon tetra, dapat ditindak lanjuti untuk dijadikan sebagai salah satu kelompok binaan FPK UNAIR. Kemudian kedepannya dilakukan kerjasama untuk meningkatkan produksi ikan hias yang berkualitas, cara pemasaran, dan juga analisa usahanya.
12
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan proses pengabdian kepada masyarakat dengan tema IbM Pengembangan Masyarakat Melalui Pelatihan Pemijahan Ikan Hias Air Tawar Neon Tetra Pada Pelaku Usaha Budidaya Ikan Di Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur maka dapatlah diambil beberapa simpulan. 1.
Kemampuan memijahkan ikan terutama ikan hias sangat diminati oleh para petani di Kecamatan Kras, Kediri. Hal itu karena para petani sangat menginginkan untuk bisa membudidayakan ikan hias neon tetra tersebut.
2.
Di samping itu, peserta pelatihan (para petani) dapat mencoba memulai memijahkan sendiri ikan hias Neon Tetra dengan sample ikan yang kami berikan serta dapat berkonsultasi mengenai budidaya ikan hias Neon Tetra sewaktu-waktu di Laboratorium Perikanan FPK Unair.
3.
Selain itu, pengabdian ini dapat memberikan bekal bagi para petani di wilayah kecamatan Kras bahkan menjadi bagian pokok dari kesuksesan pelaksanaan budidaya ikan air tawar terutama ikan hias Neon Tetra di kecamatan Kras, Kediri.
7.2. Saran Demi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan para petani di kecamatan Kras, Kediri, perlu kiranya ditindaklanjuti hubungan yang telah terjalin baik ini. Implementasi membina hubungan baik ini bisa dilaksanakan kapan pun, baik secara formal maupun informal.
13
DAFTAR PUSTAKA Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1994. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius, Yogyakarta. 45 hal. Boyd, C.E. 1992. Water Quality In Ponds For Aquaculture. Bermingham Publishing Co Bermingham, Alabama. Hal 268. Daelami, A.S.D. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta. 51 hal. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Fakultas Perikanan IPB, Bogor. 106 hal. Hammer, C.F. 1970. Semen In Reproduction And Breeding And Fibiger. Philadelphia. Hal 57 – 73. Sjafei, D.S., M.F. Rahardjo., R. Affandi., M. Brojo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan II. Life Science Inter University Centre Host University Institut Pertanian Bogor, Bogor. 213 hal. Sutisna, D.H dan R. Sutarmanto. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius, Yogyakarta. 135 hal.
14
LAMPIRAN 1. Foto Kegiatan Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat IbM 2015
Foto 1. Survey lokasi budidaya
Foto 2. Sambutan Kepala desa Mojosari
15
Foto 3. Penyuluhan tentang pembenihan ikan Neon Tetra
Foto 4. Penyuluhan tentang pengelolaan kualitas air dan penyakit ikan hias neon tetra
16
Foto 5. Penyerahan induk ikan Neon Tetra
Foto 6. Foto bersama dengan para peserta pelatihan
17
Foto 7. Peragaan/pelatihan pemijahan ikan hias neon tetra
Foto 8. Monitoring manajemen budidaya
18
Foto 9. Diskusi tentang pemijahan ikan Neon Tetra di lapangan
Foto 10. Diskusi tentang pemijahan ikan Neon Tetra di lapangan
19