LAMPIRAN-LAMPIRAN
60
61
Lampiran I Hasil Belajar Pra-siklus Tabel Gambaran Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus No
Nama
Nilai
Ketuntasan KKM
1.
A
54
Belum Tuntas
2.
B
54
Belum Tuntas
3.
C
59
Belum Tuntas
4.
D
64
Belum Tuntas
5.
E
79
Tuntas
6.
F
73
Tuntas
7.
G
70
Tuntas
8.
H
58
Belum Tuntas
9.
I
59
Belum Tuntas
10.
J
51
Belum Tuntas
11.
K
81
Tuntas
12.
L
79
Tuntas
13.
M
84
Tuntas
14.
N
74
Tuntas
15.
O
69
Belum Tuntas
16.
P
61
Belum Tuntas
17.
Q
63
Belum Tuntas
18.
R
92
Tuntas
19.
S
72
Tuntas
20.
T
69
Belum Tuntas
21.
U
35
Belum Tuntas
22.
V
78
Tuntas
62
23.
W
74
Tuntas
24.
X
48
Belum Tuntas
25.
Y
43
Belum Tuntas
26.
Z
79
Tuntas
27.
AA
74
Tuntas
28.
BB
75
Tuntas
29.
CC
76
Tuntas
30.
DD
54
Belum Tuntas
31.
EE
81
Tuntas
32.
FF
85
Tuntas
33.
GG
81
Tuntas
34.
HH
86
Tuntas
35.
II
67
Belum Tuntas
36.
JJ
63
Belum Tuntas
37.
KK
83
Tuntas
38.
LL
64
Belum Tuntas
39.
MM
69
Belum Tuntas
40.
OO
72
Tuntas
Prosentase Ketuntasan
52,5 %
Nilai KKM
70
Sumber: Observasi Pra-siklus
63
Lampiran II Lembar Sikap dan Aktivitas Siswa Pra-siklus Tabel Gambaran Sikap Siswa Pra-Tindakan Pelaksanaan No.
1
Aspek yang Diamati
Menempati
tempat
duduknya
masing-
SA
A
CA
KA
TA
5
4
3
2
1
√
masing. 2
Perhatian siswa dalam materi pembelajaran.
√
3
Keaktifan dalam mengajukan pertanyaan.
√
4
Membagi kelompok dengan tertib.
5
Peran serta siswa dalam kegiatan kelompok.
√
6
Kerja sama siswa dalam menyelesaikan
√
√
tugas kelompok. 7
√
Antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
8
√
Mempunyai keberanian untuk melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas.
9
Siswa secara aktif membuat rangkuman.
10
Mendengarkan dengan serius ketika guru
√ √
menerangkan. 11
√
Melakukan kegiatan sesuai dengan instruksi guru.
12
Mampu membuat kesimpulan secara tepat.
13
Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu.
Jumlah Skor
√ √ 10
0
12
12
1
64
Skor Maksimum
65
Rata-rata
35/13 = 2.69
Keterangan: Kriteria dan kategori rata-rata: 4,1 – 5,0
= Sangat aktif
3.1 – 4,0
= Aktif
2,1 – 3,0
= Cukup aktif
1,1 – 2,0
= Kurang aktif
0,1 – 1,0
= Tidak aktif
Sumber : Observasi Pra-siklus
52
39
26
13
65
Lampiran III RPP Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SDN Mangunsari 05
Kelas/semester
: IV/II
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Alokasi Waktu
: 2 x pertemuan (2x35 menit)
I.
Standar Kompetensi 9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.
II.
Kompetensi Dasar 7. 1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
III.
Indikator Pencapaian Kompetensi -
Siswa mengetahui proses perubahan kenampakan yang terjadi di permukaan bumi.
-
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis perubahan kenampakan yang terjadi di permukaan bumi.
IV.
Siswa dapat mengetahui penyebabnya perubahan kenampakan bumi
Tujuan Pembelajaran -
Siswa dapat mendefinisikan perubahan yang terjadi di permukaan bumi melalui diskusi dan tanya jawab.
-
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis perubahan permukaan bumi berdasarkan artikel yang berkaitan dengan materi.
66
-
Siswa dapat menyebutkan dan mengetahui jenis-jenis perubahan penampakan permukaan bumi.
-
Siswa dapat menyebutkan penyebab dan akibat perubahan penampakan yang terjadi di permukaan bumi dengan benar. Karakter siswa: Displin, tekun, tanggung jawab, kritis, ingin tahu
V.
VI.
Materi Ajar -
Artikel mengenai perubahan penampakan permukaan bumi (terlampir)
-
Lembar kerja siswa (terlampir)
-
Soal-soal latihan (terlampir)
Model Pembelajaran Pembelajaran berbasis masalah (PBL)
VII.
VIII.
Metode Pembelajaran -
Tanya Jawab
-
Diskusi
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 A. Kegiatan Awal (5 menit) -
Siswa diajak oleh guru untuk menceritakan tentang fenomena-fenoma alam yang beberapa waktu terakhir terjadi di Indonesia. “Apa yang kalian mengetahui kejadian alam apa yang beberapa saat ini terjadi di Indonesia?”
-
Siswa diberi pertanyaan apakah mereka pernah pergi ke sungai atau pantai? Apa saja yang mereka lihat?
B. Kegiatan Inti (55 menit) 1. Eksplorasi a. Siswa akan melihat video pendek mengenai fenomena perubahan kenampakan permukaan bumi. b. Siswa akan memberikan tanggapan singkat mengenai video yang telah mereka saksikan.
67
2. Elaborasi a. Siswa dibagi dalam kelompok dan akan menerima sebuah artikel yang akan mereka diskusikan. b. Siswa dalam kelompok akan menganalisis artikel tersebut. c. Kelompok akan maju untuk menyampaikan hasil diskusi mereka. d. Masing-masing kelompok akan memberikan tanggapan atau memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan diskusinya. 3. Konfirmasi a. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan singkat tentang materi perubahan kenampakan bumi. “Dari presentasi yang sudah kalian dengar dan perhatikan tadi ada beberapa hal yang perlu kalian catat yaitu….” C. Kegiatan Penutup (10 menit) -
Dengan bimbingan oleh guru siswa akan mengulas secara singkat pelajaran yang sudah mereka dapat hari ini. “Apa yang kalian bisa ceritakan tentang pelajaran hari ini?”
Pertemuan 2 A. Kegiatan Awal (5 menit) -
Siswa diajak oleh guru untuk mengingat kembali materi pembelajaran hari kemarin. “Ada yang masih ingat tidak kemarin kita belajar apa?”
-
Setelah siswa menjawab pertanyaan guru, siswa dibimbing untuk masuk ke dalam materi pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (55 menit) 1. Eksplorasi a. Siswa diingatkan kembali dengan masalah-masalah yang mereka diskusikan kemarin.
68
“Kemarin masalah-masalah apa yang kalian bahas dan diskusikan dalam kelompok ya?” 2. Elaborasi a. Siswa dibagi dalam kelompok dan akan menerima sebuah gambar yang akan mereka diskusikan. b. Siswa dalam kelompok akan menganalisis gambar tersebut. c. Kelompok akan maju untuk menyampaikan hasil diskusi mereka. d. Siswa akan mempraktekan percobaan tentang erosi di pinggir pantai. 3. Konfirmasi a. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan singkat tentang materi perubahan kenampakan bumi. “Dari presentasi yang sudah kalian dengar dan perhatikan tadi ada beberapa hal yang perlu kalian catat yaitu….” b. Siswa dan guru menyimpulkan bersama perubahan kenampakan bumi. “Jadi kesimpulan apa yang bisa kita dapat dari materi kali ini?” C. Kegiatan Penutup (10 menit) -
Dengan bimbingan oleh guru siswa akan mengulas secara singkat pelajaran yang sudah mereka dapat hari ini. “Apa yang kalian bisa ceritakan tentang pelajaran hari ini?”
IX.
Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran hari ini.
Kisi-kisi Soal SK 9.
KD 9.1
Memahami perubahan kenampakan
Mendeskripsikan perubahan
Indikator
No. Soal
A. Siswa mengetahui 2,3,4,5 proses perubahan kenampakan yang
69
permukaan
kenampakan
terjadi
bumi dan
bumi.
permukaan bumi.
benda langit.
B. Siswa
di
dapat
mengidentifikasi
7,8,10
jenis-jenis perubahan kenampakan yang terjadi
di
permukaan bumi. C. Siswa
dapat
mengetahui
1,6,9
penyebabnya perubahan kenampakan bumi.
X.
XI.
Sumber Belajar -
Erlangga kelas IV hal 181-190
-
Gembira Sains Kelas 4 hal 163 – 176
-
Artikel-artikel
Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Kompetensi Penilaian Siswa mengetahui Tertulis proses kenampakan
perubahan yang
terjadi di permukaan bumi. Kelompok
Bentuk Instrumen Tugas Kelompok
Instrumen/ Soal Terlampir
70
Siswa
Tugas Kelompok
dapat
mengidentifikasi jenisjenis
perubahan
kenampakan
yang
terjadi di permukaan bumi.
Kelompok
Siswa
dapat
mengetahui penyebabnya perubahan kenampakan bumi
FORMAT PENILAIAN
I II Total
NILAI Benar x 1 = 10 5x5 = 25 35+5= 40/4 = 10
Tugas Individu
71
72
IV. Lampiran RPP Siklus I Lembar Analisis Siswa 1. Hal-hal penting apa yang bisa kalian dapat dari artikel tersebut? 2. Mengapa hal itu bisa terjadi? 3. Bagaimana solusi kalian untuk mengatasi masalah yang ada dalam artikel tersebut?
Artikel untuk siswa
Erosi Hulu Brantas Ancam Bendungan Sengguruh TEMPO.CO, Batu-Lahan pertanian sayuran di kawasan hulu Sungai Brantas longsor saat musim penghujan. Setiap hektare kawasan menyumbang sekitar 60 meter kubik material tanah ke aliran sungai itu. "Erosi tanah menyembabkan sedimentasi aliran Sungai Brantas," kata Tim Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai Brantas, MH Hudin Sonny, Kamis, 21 Februari 2013. Tim menyimpulkan setelah memantau kawasan arboretum, kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo dan kawasan hulu sungai. Pemantauan dilakukan oleh Dewan Sumber Daya Air Jawa Timur, Perum Perhutani, dan TKPSDA wilayah Sungai Brantas. Sedimentasi, kata Hudin, memenuhi Bendungan Sengguruh, Kepanjen sejauh 50 kilometer dari kawasan hulu sehingga menganggu pembangkit listrik. Untuk itu, Pemerintah Jawa Timur direkomendasikan untuk melakukan konservasi kawasan hulu. Menanam pepohonan akan mengendalikan erosi kawasan hulu sungai. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan sumber air yang mengaliri 14 kota dan kabupaten di Jawa Timur. Sebagian besar pengairan irigasi pertanian berasal dari aliran sungai Brantas. Saat kemarau, sekitar 8 ribuan Desa yang mengalami kekeringan. Jika sumber air bisa diselamatkan, target Pemerintah Provinsi Jawa Timur surplus 5 juta ton beras bisa terpenuhi. PT Jasa Tirta 1 mencatat sampah di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang, mencapai 30 meter kubik per hari. Bahkan, saat musim hujan, sampah meningkat menjadi 200 meter kubik per hari. "Sampah plastik, kasur, kayu batangan, menumpuk," kata juru bicara Perusahaan Umum Jasa Tirta 1, Tri Hardjono. Rata-rata setiap tahun total sampah dan sedimen mencapai lima juta kubik. Sedangkan kemampuan teknis mengeruk sampah dan sedimen hanya sekitar 300 ribu meter
73
kubik per tahun. Keterbatasan peralatan dan lahan penampung sedimen menjadi penghambat. Selebihnya, sampah mengendap dan mengganggu bendungan. Dampaknya, produksi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) menurun. Awalnya produksi listrik mencapai 29 megawatt, kemudian turun menjadi sekitar 18 MW per hari. Jika sedimentasi dan sampah terus berlanjut, bendungan yang diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Maret 1989 itu terancam rusak. Selain memproduksi listrik, Bendungan Sengguruh juga berfungsi mengendalikan dan menahan sedimen. Tujuannya, untuk menghentikan laju sedimentasi yang mengancam waduk Sutami. Waduk Sutami yang telah berumur 42 tahun itu merupakan waduk utama penampung air untuk kepentingan pembangkit listrik, air untuk industri, irigasi, dan bahan baku air minum. EKO WIDIANTO Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/02/21/058462736/Erosi-Hulu-BrantasAncam-Bendungan-Sengguruh
Erosi Sungai Luk Ulo, Jalur KA Terancam Putus KEBUMEN (www.beritakebumen.info) - Tak sekadar merusak lahan pertanian, erosi di sepanjang aliran Sungai Luk Ulo mengancam pemukiman penduduk. Di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung, Kebumen sedikitnya 11 rumah warga nyaris ditelan erosi yang terjadi di sungai tersebut. Longsor juga mengancam rel kereta api yang melintasi sungai tersebut.Jika hal itu terjadi jalur KA Surabaya-Jakarta yang melalui Yogyakarta akan terputus. Bahkan tiga rumah warga di Dusun Krajan yakni milik Ralim, Mad Sukardi, dan Ny Kambari sudah dalam kondisi kritis. Pasalnya jarak bangunan dengan tebing sungai tinggal satu meter. Sedangkan delapan rumah lain yakni milik Ladin, Masinem, Mad Suwarta, San Wardi, Asmawikrama, Ali Ismun, Mad Sudarjo, dan Watin juga semakin mendekati tebing. Kepala Desa Kedungwaru Supraptono AMd membenarkan semakin parahnya erosi yang terjadi di Sungai Luk Ulo di desanya. Apalagi pada musim hujan seperti saat ini tebing sungai terus berguguran akibat tergerus aliran air saat banjir. "Yang jelas, kalau hujan warga menjadi was-was. Pada malam hari, perangkat desa piket untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," ujarnya di sela-sela meninjau lokasi erosi, Rabu (28/11). Didampingi Sekretaris Desa Syamsul Bahri dan Kaur Pembangunan Siswoyo, dia menambahkan, yang bisa dilakukan oleh pemerintah desa ialah penanganan jangka pendek. Yakni dengan menggerakkan warga untuk gotong royong memasang patok bambu sebagai upaya mencegah terus meluasnya erosi. Pihaknya juga telah mengusulkan penanganan jangka panjang kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Yogyakarta melalui Balai PSDA Progo Bogowonto Luk Ulo (Probolo) Kutoarjo.
74
"Beberapa waktu lalu sudah ditinjau, namun belum ada informasi bagaimana tindaklanjut penanganannya," imbuhnya. Paku Bumi Menurut dia, penanganan erosi tidak cukup dengan dibronjong, melainkan dengan pembangunan paku bumi. Selain itu, juga perlu pengembalian arus sungai ke lokasi semula. Sebab, saat ini, aliran sungai Luk Ulo telah bergeser jauh hingga lebih dari 300 meter. Untuk menangani Sungai Luk Ulo perlu melibatkan tiga desa di tiga kecamatan yakni Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung, Desa Peniron, Kecamatan Pejagoan dan Desa Karangrejo, Kecamatan Karanggayam. "Memang semua pihak harus duduk bersama untuk mengatasi permasalahan ini," tandasnya. Sekdes Syamsul Bahri membenarkan bergesernya aliran Sungai Luk Ulo. Jika dahulu jarak rumah penduduk dengan tebing sungai lebih dari 300 meter, saat ini ada yang tinggal satu meter. Dari perhitungan, lebih dari lima hektare lahan pertanian milik warga Desa Kedungwaru yang sudah berubah menjadi sungai. "Dahulu kami masih membayar pajak, tetapi setelah pengukuran Sismiop (Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak-red), tanah tersebut sudah tidak dihitung lagi," ujarnya.
Sementara itu, di Kelurahan Panjer, setidaknya 15 rumah juga terancam longsor. Sejumlah rumah dan satu mushala sudah hilang terbawa longsor. Pada bagian lain, penambangan pasir di sepanjang Sungai Luk Ulo semakin tak terkendali. Meski dilarang, sebagian besar penambangan tersebut dilakukan dengan mesin sedot pasir. Ironisnya, tingginya kebutuhan pasir salah satunya untuk memenuhi kebutuhan proyek pemerintah. Seperti pembangunan pasar tradisional, gedung perkantoran, hingga gedung sekolah. (J1945/suaramerdeka) SUMBER:http://www.beritakebumen.info/2012/11/erosi-sungai-luk-ulo-jalur-katerancam.html#ixzz2vtU04bSA
Tanjung Benoa Terancam Tenggelam karena Erosi Air laut Denpasar, Bali (beritadewata.com) - Pemprov Bali diminta melakukan kajian teknis untuk menyelematkan kawasan Tanjung Benoa yang kini posisinya dinilai lebih rendah dari permukaan laut. Selain rehabilitasi Pulau Pudut, reklamasi juga bisa menjadi alternatif asalkan memenuhi persyaratan dari berbagai aspek. Harapan itu disampaikan sejumlah tokoh masyarakat Tanjung Benoa saat bertemu Gubernur yang diwakili Wagub Ketut Sudikerta, Jumat ( 11/10/2013 ). Sejumlah tokoh masyarakat Tanjung Benoa yang datang diantaranya Bendesa Pakraman Tanjung Benoa
75
Nyoman Wana Putra, Kertha Desa Wayan Ranten, Ketua LPM Wayan Darma. Selain itu hadir pula DR.Ketut Sukada dan Nyoman Parek Sumerta selaku tokoh masyarakat. Wayan Ranten selaku pemuka masyarakat memaparkan kondisi umum Tanjung Benoa yang belakangan ramai dibicarakan karena terkait dengan wacana reklamasi. "Hampir tiap hari wilayah kami naik di media," ujarnya. Terlepas dari wacana reklamasi yang mengundang pro dan kontra, Ranten ingin membuka wawasan semua pihak tentang kondisi riil kawasan Tanjung Benoa. Menurut dia, tanah kelahirannya itu kini terancam tenggelam karena erosi air laut. Menurut kacamatanya sebagai orang awam, hal itu dipicu oleh kegiatan pendalaman alur pelabuhan oleh PT Pelindo dan juga reklamasi Pulau Serangan. "Pihak Pelindo beberapa kali melakukan pendalaman alur dan reklamasi terbatas untuk peningkatan kapasitas pelabuhan. Serangan juga posisinya lebih tinggi dari wilayah kami," urainya. Kondisi ini mengakibatkan kawasan Tanjung Benoa rentan erosi, bahkan bisa tenggelam jika dibiarkan. Salah satu bukti, kata Ranten, Pulau Pudut yang dulunya cukup luas, belakangan makin mengecil. Terkait dengan kondisi ini, Ranten dan pemuka masyarakat lainnya minta Pemprov Bali melakukan kajian lebih mendalam untuk menyelamatkan Tanjung Benoa. "Kalau yang lain bisa reklamasi, kenapa kami mau hanya jadi ‘korban’," tandasnya. Dia juga minta agar pihak-pihak yang tidak tahu betul tentang Tanjung Benoa, jangan asal bicara di media dan memperkeruh suasana. Hal itu dikhawatirkan akan menggangu ketentraman masyarakat setempat. Hal senada juga disampaikan Jero Bendesa Wana Putra. Sependapat dengan Ranten, dia mengharapkan Pemprov Bali melakukan kajian untuk penyelamatan Tanjung Benoa. "Apapun solusinya nanti, kami harapkan yang terbaik serta berdampak positif bagi Tanjung Benoa dan masyarakat setempat," tambahnya. Wagub Sudikerta memahami aspirasi yang disampaikan tokoh masyarakat Tanjung Benoa. Menurutnya, semua masyarakat tentunya ingin sejajar dan punya hak yang sama dengan yang lain. “Tentunya tak ada yang mau berada dalam posisi menjadi ‘korban’,” ujarnya. Terkait wacana reklamasi, dia minta semua pihak melihat jauh ke depan dan menyikapinya dengan jernih. "Jangan selalu tendensius hanya karena kepentingan tertentu," ujarnya. Sesuai dengan harapan masyarakat setempat, pihaknya akan melaporkan ke Gubernur untuk selanjutnya dilakukan kajian lebih konkrit. "Jauhkan dulu politik, kita lakukan kajian yang benar-benar konkrit dari berbagai aspek," tandasnya. Dia berharap akan ada solusi terbaik untuk penyelamatan kawasan Tanjung Benoa. Sumber : http://www.beritadewata.com/Sosial_Politik/Pemda/Tanjung_Benoa_Terancam_Tenggela m_karena_Erosi_Air_laut.html
76
Perubahan Iklim, Pencairan Gletser Meluas di Alpen Mencairnya gletser di pegunungan Alpen akan membanjiri dan merusak pemukiman penduduk, berisiko merenggut nyawa manusia. Efek perubahan iklim dan pemanasan global seperti bumerang bagi manusia. Dampak perubahan iklim yang begitu nyata dampaknya terlihat di daerah pegunungan. Seperti fenomena mencairnya gletser di pegunungan Alpen, Swiss. Suhu pada abad ke-20 di Alpen meningkat dua kali dari rata-rata suhu global. Hingga hari ini gletser di Swiss menyusut rata-rata hampir 10 meter per tahun. Terlebih lagi, dengan intensitas hujan yang lebih banyak dan angin lebih kuat di negara tersebut. Dua gletser besar menjulang di atas pegunungan Alpen yaitu Aletsch dan Fiescher. Dua gletser ini menjadi teror tersendiri bagi warga yang tinggal di bawah pegunungan. Ketika potongan gletser Aletsch jatuh lalu masuk ke dalam Danau Märjelen yang terletak di antara dua gletser, maka danau tersebut akan meluap. Diperkirakan sekitar 10 juta meter kubik air akan mengalir menyusuri lembah di bawahnya. Dengan volume air yang sebanyak itu tentunya akan membanjiri dan merusak pemukiman penduduk, bahkan dapat merenggut nyawa mereka. Para penduduk yang tergolong warga miskin ini tidak memiliki pilihan lain selain membangun kembali hunian mereka. Gletser ini mulai surut pada 1860-an dan terus menyusut hingga hari ini. Gletser Aletsch saat ini memiliki panjang sekitar 21 kilometer dengan kedalaman sekitar 900 meter. Kondisi ini telah meyusut sebesar lima kilometer pada panjang dan kedalamannya berkurang 200 meter sejak tahun 1864. "Kita berdoa agar es surut dan doa kita kita terkabul," Herbert Volken pemandu gunung dan walikota Conches, sebuah distrik yang meliputi Fiesch. Tidak jauh dari kota Fiesch, terdapat Gletser Giesen di mana telah terdapat celah raksasa dan berisiko runtuh. Seandainya gletser tersebut runtuh maka akan mengenangi desa-desa yang ada di bawahnya. Mungkin tidak terpikir bagi kita bahwa ketika sepotong gletser mencair dapat mengubah posisi wilayah sebuah negara. Di Zermat, akibat pergesaran gletser maka pemerintah Swiss dan Italia harus melakukan negoisasi perbatasan wilayah mereka. Dampak perubahan iklim pada akhirnya dirasakan luas lagi. Karena Gletser Aletsch dan Fiescher dan beberapa gletser kecil lainnya merupakan sumber dari sungai Rhone, yang merupakan salah satu sungai penting di Eropa. Jika terjadi gletser tersebut mencair secara berlebihan maka bukan tidak mungkin akan berdampak pada hampir seluruh wilayah Eropa.
77
Hanspeter Holzhäuser, ahli geografi yang mempelajari sejarah gletser di University of Bern, Jerman, mengungkapkan, panjang Gletser Aletsch berkurang sekitar 23 meter dalam satu tahun. Ia menganalisa peristiwa fluktuasi gletser selama ribuan tahun menggunakan catatan sejarah yang ada. Dengan menganalisa inti es, fosil tanah, dan kayu-kayu yang terperangkap di dalamnya, ia menyimpulkan bahwa kebanyakan dipengaruhi oleh variasi iklim. Warga di sekitar pegunungan Alpen memiliki prosesi khusus untuk mencegah gletser mencair. Mereka mendaki ke puncak gunung menuju gereja kecil yang berada di pegunungan, lalu mereka memanjatkan doa guna mencegah meluasnya pencairan gletser. Meski demikian, warga sekitar juga mengalami dilema. Sebab, jika gletser tidak mencair maka mereka harus menanggung risiko mengenai kurangnya ketersediaan air minum, energi, pakan ternak dan air untuk mencegah kebakaran hutan. Masalah lain akibat berkurang gletser yang mencair dapat berdampak pada berkurangnya jumlah wistawan yang merupakan sumber utama pendapatan daerah. Terlebih saat ini mereka tengah mengencangkan ikat pinggang karena resesi dan krisis ekonomi yang menimpa zona euro. (Umi Rasmi. Sumber: National Geographic News)
Polisi Tetapkan 24 Tersangka Pembakar Hutan Riau TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepolisian Daerah Riau menetapkan 24 tersangka pembakar lahan di sejumlah wilayah di Riau, Selasa, 25 Februari 2014. Namun sejauh ini belum ada tersangka yang berasal dari perusahaan. "Semua tersangka saat ini ditangani kepolisian resor setempat untuk pemeriksaan," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada Tempo hari ini. Menurut Guntur, kebanyakan tersangka tertangkap tangan saat membakar lahan untuk dijadikan perkebunan. Namun lahan yang dibakar itu justru merembet ke lahan lainnya sehingga api terus meluas.
Dalam kasus pembakaran lahan ini, kata Guntur, Polres Indragiri Hilir dan Polres Meranti masing-masing menangani dua tersangka. Adapun Polresta Pekanbaru, Polres Siak, dan Polres Dumai masing-masing menangani satu tersangka. Sedangkan Polres Pelalawan menangani empat tersangka, Polres Bengkalis menahan delapan tersangka, dan Polres Rokan Hilir memproses lima tersangka.
78
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Terra dan Aqua mendeteksi 145 titik api di Riau. Jumlah ini menurun drastis dibanding hari sebelumnya, 1.234 titik api. "Titik api tersebut menurut pantauan satelit pukul 05.00 pagi tadi," kata analis dari BMKG Pekanbaru, Ardhitama, kepada Tempo. (Baca juga: Pekanbaru Berasap, 2 Pesawat Dialihkan ke Batam) Menurut Ardhitama, titik api terbanyak masih terdapat di Bengkalis, yaitu 117 titik, lalu disusul Dumai (16), Rokan Hilir (10), Meranti (1), dan Pelalawan (1). Dia memperkirakan wilayah Riau masih diliputi cuaca cerah berawan disertai kabut asap. "Potensi hujan minim," ujarnya. Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/02/25/058557390/Polisi-Tetapkan-24Tersangka-Pembakar-Hutan-Riau
Kabut Asap, Jarak Pandang di Pontianak 50-100 Meter PONTIANAK, KOMPAS.com - Jarak pandang di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis, sekitar pukul 07.00 WIB hanya berkisar 50-100 meter akibat kabut asap sisa terbakarnya lahan gambut yang sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. "Saya harus ekstra hati-hati ketika mengendarai sepeda motor saat mau pergi kerja," kata Harun salah seorang warga Kecamatan Pontianak Utara, Kamis (6/2/2014). Menurut dia, kabut asap yang menyelimuti Pontianak sejak beberapa hari terakhir sangat tebal sehingga sangat mengganggu saat mengendarai kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. "Mudah-mudahan hujan cepat turun sehingga bisa mengurangi kabut asap, akibat terbakarnya lahan gambut baik di Kota Pontianak maupun di sekitarnya saat ini," kata Harun. Harun berharap pemerintah maupun pihak kepolisian menindak tegas pelaku pembakaran lahan yang menyebabkan kabut asap tebal seperti sekarang. "Harus ada tindakan tegas bagi pembakar lahan, agar bisa memberikan efek jera, kalau tidak maka permasalahan kabut asap akan terjadi setiap musim kemarau," ujarnya. Sementara itu, Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota setempat meliburkan aktivitas sekolah mulai Kamis (6/2/2014) hingga Selasa (11/2/2014), sebagai dampak dari semakin tebalnya kabut asap sehingga berbahaya bagi kesehatan. Diliburkannya aktivitas belajar dan mengajar di sekolah berdasarkan surat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak No. 800/0281/TU-Kepeg/2014 tanggal 5 Februari 2014, perihal anak belajar di rumah mengingat kabut asap dan cuaca yang kurang mendukung, sehingga para siswa diliburkan.
79
Sejumlah sekolah melalui surat pemberitahuan yang ditujukan ke pihak orang tua, meliburkan aktivitas belajar selama lima hari, sesuai surat yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Kota Pontianak itu. Dalam surat itu, para siswa dan siswi SD diminta belajar di rumah sebagai gantinya. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak Imran menyatakan, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota itu, mulai dari kategori tidak sehat hingga berbahaya bagi kesehatan manusia. "Udara mulai dari siang hingga malam hari masuk kategori sangat tidak sehat, kemudian mulai pukul 00.30 WIB hingga pukul 02.00 dinihari kategori berbahaya bagi kesehatan manusia," katanya. Sumber: http://regional.kompas.com/read/2014/02/06/0808059/Kabut.Asap.Jarak.Pandang.di.Ponti anak.50-100.Meter Gambar-gambar
80
Lampiran V Lembar Evaluasi Siswa Siklus I
Nama : _______________ Kelas : _______________
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan menyilang huruf a, b, c atau d. 1. Penyebab utama terjadinya peristiwa pasang surut di bumi adalah adanya gaya tarik …. a. bulan c. planet d. bintang b. bumi 2. Pada siang hari, bumi tampak terang karena…. a. bumi dekat dengan matahari b. bumi tidak terhalang bulan c. bumi lebih besar daripada matahari d. bumi mendapat cahaya dari matahari 3. Pada malam hari, bumi tampak gelap karena…. a. bumi jauh dari matahari b. bumi terhalang oleh bulan c. bumi tidak mendapat cahaya matahari d. bumi lebih kecil daripada matahari 4. Matahari tampak terbit di sebelah…. a. timur b. utara
c. selatan d. barat
5. Matahari tampak terbenam di sebelah…. a. timur b. utara
c. selatan d. barat
6. Yang mengakibatkan erosi di pantai adalah…. a. arus laut c. gelombang air laut b. angin d. hujan 7. Es yang bergerak perlahan-lahan di suatu lembah disebut….
81
a. glester b. rayapan
c. longsoran d. salju
8. Hal yang bukan diakibatkan oleh erosi adalah…. a. hilangnya lapisan tanah yang mengandung humus. b. air sungai keruh c. tanah menjadi subur d. banjir 9. Jika hutan terbakar akan menganggu penerbangan pesawat karena…. a. mesin pesawat akan rusak b. oksigen menjadi berkurang c. tanah menjadi gundul d. asap yang timbul akan menganggu penglihatan 10. Daerah yang sangat besar kemungkinannya terjadi erosi oleh angin adalah…. a. hutan c. persawahan b. padang rumput d. padang pasir II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 1. Menurut kalian proses erosi di laut atau di sungai yang lebih cepat? Mengapa demikian? Berikan alasan kalian! Jawab:………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………… 2. Apa yang kalian ketahui tentang air pasang dan air surut? Jawab:………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………… 3. Menurut kalian apa yang mengakibatkan air di sungai menjadi keruh setelah terjadi erosi? Jelaskan!
82
Jawab:………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 4. Apa yang bisa di lakukan untuk mencegah erosi di sungai atau di pantai? Jawab:………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………… 5. Menurut kalian apa kerugian yang bisa kalian dapatkan ketika terjadi kebakaran hutan? Jawab:……………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………
83
Lampiran VI Hasil Belajar Siswa Siklus I Tabel Gambaran Hasil Belajar Siswa Siklus I No
Nama
Nilai
Ketuntasan KKM
1.
A
57.5
Belum Tuntas
2.
B
57.5
Belum Tuntas
3.
C
30
Belum Tuntas
4.
D
70
Tuntas
5.
E
77.5
Tuntas
6.
F
35
Belum Tuntas
7.
G
97.5
Tuntas
8.
H
87.5
Tuntas
9.
I
77.5
Tuntas
10.
J
70
Tuntas
11.
K
92.5
Tuntas
12.
L
85
Tuntas
13.
M
95
Tuntas
14.
N
85
Tuntas
15.
O
65
Belum Tuntas
16.
P
52.5
Belum Tuntas
17.
Q
60
Belum Tuntas
18.
R
100
Tuntas
19.
S
95
Tuntas
20.
T
77.5
Tuntas
21.
U
55
Belum Tuntas
22.
V
77.5
Tuntas
84
23.
W
82.5
Tuntas
24.
X
62.5
Belum Tuntas
25.
Y
42.5
Belum Tuntas
26.
Z
92.5
Tuntas
27.
AA
87.5
Tuntas
28.
BB
57.5
BelumTuntas
29.
CC
92.5
Tuntas
30.
DD
47.5
Belum Tuntas
31.
EE
60
Belum Tuntas
32.
FF
100
Tuntas
33.
GG
97.5
Tuntas
34.
HH
100
Tuntas
35.
II
90
Tuntas
36.
JJ
62.5
Belum Tuntas
37.
KK
85
Tuntas
38.
LL
75
Tuntas
39.
MM
85
Tuntas
40.
OO
85
Tuntas
Prosentase Ketuntasan
65 %
Nilai KKM
70
Sumber: Hasil Pengamatan Siklus I
85
Lampiran VII Lembar Aktivitas dan Sikap Siswa Siklus I Tabel Gambaran Sikap Siswa Siklus I Pelaksanaan No.
1
Aspek yang Diamati
SA
A
CA
KA
TA
5
4
3
2
1
√
Menempati tempat duduknya masingmasing.
2
Perhatian
siswa
dalam
√
materi
pembelajaran. 3
Keaktifan
dalam
√
mengajukan
pertanyaan. 4
Membagi kelompok dengan tertib.
5
Peran serta
siswa
dalam
√
kegiatan
√
kelompok. 6
√
Kerja sama siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok.
7
Antusiasme siswa dalam mengikuti
√
proses pembelajaran. 8
Mempunyai
keberanian
untuk
√
melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas. 9
Siswa secara aktif membuat rangkuman.
√
10
Mendengarkan dengan serius ketika
√
guru menerangkan.
86
11
√
Melakukan kegiatan sesuai dengan instruksi guru.
12
√
Mampu membuat kesimpulan secara tepat.
13
√
Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu.
Jumlah Skor
5
24
18
0
0
Skor Maksimum
65
52
39
26
13
Rata-rata
47/13 = 3,61
Keterangan : Kriteria dan kategori rata-rata: 4,1 – 5,0
= Sangat aktif
3.1 – 4,0
= Aktif
2,1 – 3,0
= Cukup aktif
1,1 – 2,0
= Kurang aktif
0,1 – 1,0
= Tidak aktif
Sumber: Hasil Pengamatan Siklus I
87
Lampiran VIII Hasil Validitas Siklus I
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
12.3250
10.379
.172
.641
VAR00002
12.1250
10.317
.325
.627
VAR00003
12.3750
10.599
.090
.652
VAR00004
12.2000
10.472
.188
.639
VAR00005
12.2500
9.782
.421
.613
VAR00006
12.3250
10.635
.087
.651
VAR00007
12.5500
10.203
.209
.637
VAR00008
12.3000
9.703
.419
.611
VAR00009
12.1750
11.122
-.055
.662
VAR00010
12.2250
10.640
.112
.647
VAR00011
12.5000
10.000
.272
.629
VAR00012
12.4750
9.897
.307
.624
VAR00013
12.3000
9.856
.363
.618
VAR00014
12.4000
9.682
.389
.614
VAR00015
12.6750
10.481
.137
.645
VAR00016
12.2500
10.397
.190
.639
VAR00017
12.4750
10.512
.110
.650
VAR00018
12.2750
9.948
.342
.621
VAR00019
12.4250
9.943
.296
.626
VAR00020
12.3750
10.035
.274
.629
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .646
20
88
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00002
5.7000
4.831
.226
.641
VAR00005
5.8250
4.456
.339
.621
VAR00008
5.8750
4.317
.386
.611
VAR00011
6.0750
4.584
.201
.651
VAR00012
6.0500
4.408
.289
.632
VAR00013
5.8750
4.420
.328
.623
VAR00014
5.9750
4.487
.259
.638
VAR00018
5.8500
4.490
.304
.628
VAR00019
6.0000
4.205
.400
.606
VAR00020
5.9500
4.203
.415
.603
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .650
10
89
Lampiran IX RPP Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD Mangunsari 05
Kelas/semester
: IV/II
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Alokasi Waktu
: 1 x pertemuan (2x35 menit)
I. Standar Kompetensi 9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. II. Kompetensi Dasar 9. 2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari III. Indikator Pencapaian Kompetensi -
Siswa mengetahui benda-benda langit yang ada di sekitar mereka.
-
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis perubahan kenampakan yang terjadi di di langit.
-
Siswa dapat mengetahui penyebabnya perubahan kenampakan benda-benda langit.
IV. Tujuan Pembelajaran -
Siswa dapat mendefinisikan perubahan kenampakan benda-benda di langit dengan diskusi dan tanya jawab.
-
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis penampakan benda-benda langit berdasarkan artikel yang berkaitan dengan materi.
-
Siswa dapat menyebutkan dan mengetahui jenis-jenis perubahan penampakan benda-benda di langit.
-
Siswa mengetahui proses perubahan posisi benda-benda langit dengan benar.
90
Karakter siswa: Displin, tekun, tanggung jawab, kritis, ingin tahu V. Materi Ajar -
Artikel mengenai perubahan penampakan benda-benda langit (terlampir)
-
Lembar kerja siswa (terlampir)
-
Soal-soal latihan (terlampir)
VI. Model Pembelajaran Pembelajaran berbasis masalah (PBL) VII. Metode Pembelajaran -
Tanya Jawab
-
Diskusi
VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I A.
Kegiatan Awal (5 menit) -
Siswa di ajak oleh guru untuk menjawab apa cita-cita atau keinginan mereka ketika sudah dewasa nanti? “Apa cita-cita kalian besok? Ada yang mau menjadi seorang astronot?”
B.
Kegiatan Inti (45 menit) 1. Eksplorasi a) Siswa akan melihat video pendek mengenai benda-benda langit. b) Siswa akan memberikan tanggapan singkat mengenai video yang telah mereka saksikan. 2. Elaborasi a) Siswa dibagi dalam kelompok dan akan menerima sebuah artikel yang akan mereka diskusikan. b) Siswa dalam kelompok akan menganalisis artikel tersebut. c) Kelompok akan maju untuk menyampaikan hasil diskusi mereka. d) Selama proses presentasi kelompok lain juga akan menyampaikan pertanyaan dengan guru sebagai moderatornya. e) Setelah selesai presentasi guru bersama dengan siswa akan
91
mendiskusikan hasil presentasi dan kesimpulan yang didapat. 3. Konfirmasi a) Guru memberikan tanggapan dan penjelasan singkat tentang materi benda langit. “Dari presentasi yang sudah kalian dengar dan perhatikan tadi ada beberapa hal yang perlu kalian catat yaitu….” C. Kegiatan Penutup (10 menit) a) Dengan bimbingan oleh guru siswa akan mengulas secara singkat pelajaran yang sudah mereka dapat hari ini. “Apa yang kalian bisa ceritakan tentang pelajaran hari ini?” b) Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran hari ini. Pertemuan II A. Kegiatan Awal (5 menit) -
Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran dipertemuan sebelumnya. “Ada yang masih ingat dengan pelajaran kita di hari kemarin?”
-
Siswa menceritakan secara singkat tentang apa yang sudah mereka pelajari dipertemuan sebelumnya.
B. Kegiatan Inti (45 menit) 1. Eksplorasi a. Siswa akan melihat video pendek mengenai benda-benda langit. b. Siswa akan memberikan tanggapan singkat mengenai video yang telah mereka saksikan. 2. Elaborasi a. Siswa dibagi dalam kelompok dan akan menerima sebuah gambar posisi bulan yang akan mereka diskusikan. b. Siswa dalam kelompok mempraktekan posisi bulan dan bentuk bulan.
92
c. Selama proses diskusi guru akan membimbing dengan memberikan beberapa pertanyaan yang merangsang siswa dalam praktek tersebut. d. Selama proses presentasi kelompok lain juga akan menyampaikan pertanyaan dengan guru sebagai moderatornya. e. Setelah selesai presentasi guru bersama dengan siswa akan mendiskusikan hasil presentasi dan kesimpulan yang didapat. 3. Konfirmasi a. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan singkat tentang materi benda langit. “Dari presentasi yang sudah kalian dengar dan perhatikan tadi ada beberapa hal yang perlu kalian catat yaitu….” C. Kegiatan Penutup (10 menit) a. Dengan bimbingan oleh guru siswa akan mengulas secara singkat pelajaran yang sudah mereka dapat hari ini. “Apa yang kalian bisa ceritakan tentang pelajaran hari ini?” b. Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran hari ini. IX.
Kisi-kisi Soal SK
KD
9.Memahami
9.2
Indikator - Siswa mengetahui
perubahan
Mendeskripsikan
benda-benda langit
kenampakan
posisi bulan dan
yang ada di sekitar
permukaan
kenampakan bumi
mereka.
bumi
dan dari hari ke hari
benda langit.
- Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis perubahan
No. Soal 1, 6, 10
2, 5, 8
93
kenampakan yang terjadi di di langit. - Siswa dapat
3, 4, 7, 9
mengetahui penyebabnya perubahan kenampakan benda-benda langit.
X.
XI.
Sumber Belajar -
Erlangga kelas IV hal 181-190
-
Gembira Sains Kelas 4 hal 163 – 176
-
Bola pingpong
-
Senter
Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi - Siswa mengetahui
Teknik Penilaian Tertulis
benda-benda langit
Bentuk Instrumen Tugas Kelompok
yang ada di sekitar mereka. - Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis perubahan
Kelompok
Tugas Kelompok
Instrumen/ Soal Terlampir
94
kenampakan yang terjadi di di langit.
Kelompok
Tugas Individu
- Siswa dapat mengetahui penyebabnya perubahan kenampakan bendabenda langit.
FORMAT PENILAIAN
I II Total
NILAI Benar x 1 = 10 5x5 = 25 35+5= 40/4 = 10
95
96
X. Lampiran RPP Siklus II Lembar Analisis Siswa 1. Hal-hal penting apa yang bisa kalian dapat dari artikel tersebut? 2. Mengapa hal itu bisa terjadi? 3. Bagaimana solusi kalian untuk mengatasi masalah yang ada dalam artikel tersebut?
Artikel untuk siswa
Seberapa Jauh Bulan Dari Bumi? Astronesia-Bulan bumi adalah obyek paling terang di langit malam dan merupakan objek angkasa paling dekat dengan Bumi.Kehadiran dan kedekatannya mungkin memainkan peran besar dalam terbentuknya kehidupan di Bumi.Tarikan gravitasi bulan menstabilkan goyangan bumi pada porosnya, dan mengarahkan Bumi ke iklim yang stabil. Orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk elips. Pada perigee - posisi terdekatnya - bulan datang sedekat 225.623 mil (363.104 kilometer).Pada apogee - posisi terjauhnya - Bulan akan berada pada jarak 252.088 mil (405.696 km) dari Bumi.Sementara jarak rata-rata Bulan dan Bumi adalah sekitar 238.855 mil (384.400 km). Namun, saat ini bulan bergerak menjauh dari Bumi dengan kecepatan sekitar 1,5 inci (4 cm) per tahun. Bulan berada dalam rotasi sinkron dengan Bumi.Dengan kata lain, bulan berputar pada porosnya dalam jumlah waktu yang sama yang diperlukan untuk berputar di sekitar Bumi - 27 hari 8 jam, yang disebut bulan sidereal.Jadi kita selalu melihat sisi yang sama dari bulan, tidak ada "sisi gelap bulan."Sebuah kalender bulan atau disebut juga bulan synodic, adalah waktu yang diperlukan untuk bulan untuk menyelesaikan sebuah siklus bulan dari bulan purnama ke bulan purnama lagi.Sebuah kalender Bulan berkisar 29 hari 13 jam. Kalender Bulan juga dikenal sebagai kalender Hijriyah bagi kita yang Muslim. Misi Apollo memerlukan waktu 3 hari untuk sampai di Bulan. Tapi perjalanan tercepat ke bulan di lakukan oleh New Horizons probe yang melesat melewati bulan hanya dalam 8 jam 35 menit dalam perjalanan ke Pluto. Sumber : Space.com
97
Puncak Siklus Matahari Terlemah Kamis, 18 Juli 2013 | 17:56 WIB KOMPAS.com - Tahun ini adalah puncak siklus ke-24 dari siklus 11 tahunan Matahari. Puncak siklus ditandai banyaknya bintik Matahari (sunspot). Bintik Matahari adalah daerah yang lebih gelap di permukaan Matahari sebagai hasil interaksi plasma Matahari dan medan magnetnya. Bintik itu merupakan asal lidah Matahari (flare) yang melontarkan partikel bermuatan dan bisa berdampak pada Bumi, seperti rusaknya satelit, terganggunya jaringan listrik dan telekomunikasi radio, hingga munculnya aurora. Ternyata, siklus ke-24 yang dimulai tahun 2011, hingga kini tidak menunjukkan penambahan jumlah bintik Matahari berarti. ”Ini merupakan aktivitas puncak siklus terlemah yang pernah teramati dalam 100 tahun terakhir,” kata David Hathaway, peneliti dari Pusat Penerbangan Antariksa Marshall, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, seperti dikutip Space.com, Jumat (12/7/2013).
Peneliti Observatorium High Altitude, Colorado, AS, Giuliana de Toma, mengatakan, bintik Matahari yang teramati tahun ini terletak di area yang sama dengan bintik Matahari yang muncul selama puncak siklus Matahari sebelumnya. Melemahnya puncak siklus Matahari cocok dengan pola memudarnya siklus Matahari setiap 100 tahun sekali. Kondisi serupa terjadi pada awal abad ke-19 dan ke-20. Para ilmuwan perlu menggali dan menguji pengetahuan tentang kerja Matahari untuk memprediksi kekuatan siklus Matahari pada masa depan. (M ZAID WAHYUDI/KOMPAS)
Malam Ini, Bulan Jadi Merah Darah Diperkirakan, fenomena total lunar eclipse ini baru akan terjadi lagi pada April 2014. VIVAnews - Sebelum pergi tidur malam ini, jangan lupa tengok ke langit. Sebuah gerhana bulan total akan terjadi pada Sabtu, 10 Desember ini mulai sekitar pukul 12.45GMT atau 19.45 WIB. Anda yang beruntung akan melihat bulan menjadi lebih besar dan berubah warna menjadi merah darah. Gerhana bulan total (total lunar eclipse) terjadi saat Bumi melintas tepat di antara Matahari dan Bulan dan membuatnya tertutup sama sekali oleh bayangan.
98
Fenomena itu akan terlihat dari sebagian kawasan di Amerika Utara. Mereka yang tinggal di Kanada dan Amerika Serikat merupakan orang yang beruntung karena berada di posisi yang paling tepat. Namun pemandangan ini juga bisa dinikmati dengan baik oleh mereka yang tinggal di Alaska, Hawaii, Australia, Selandia Baru, Asia Tengah dan Asia Timur. “Tak hanya menjadi berwarna merah, Bulan juga akan tampak lebih besar karena ilusi bulan,” kata ilmuwan NASA, seperti dikutip dari Space, 10 Desember 2010. “Namun demikian penyebabnya belum bisa dipahami betul oleh astronom,” ucapnya. Kenyataannya, Bulan tidak membesar, hanya otak manusia yang melihatnya secara berbeda. Sayangnya, mereka yang tinggal di kawasan barat Amerika Serikat saja yang akan dapat melihat fenomena bulan membesar tersebut. Khusus untuk warna merah yang dimunculkan oleh bulan, sebut juru bicara NASA, penyebabnya adalah lapisan udara berdebu yang mengelilingi planet Bumi yang menyebabkan memantulnya sinar matahari. “Ia memenuhi kegelapan di balik Bumi dengan warna tersebut,” ucapnya. Tergantung lokasi atau kondisi atmosfer saat gerhana bulan tersebut, Anda dapat melihat bulan menjadi berwarna mulai dari oranye sampai merah darah. “Ini tentu bisa menjadi momen yang sangat dramatis bagi para fotografer,” kata Alan MacRobert, dari Sky & Telescope. “Anda bisa menggunakan lensa telephoto panjang atau bantuan teleskop kecil untuk mengabadikan momen spesial tersebut,” ucapnya. Diperkirakan, fenomena total lunar eclipse ini baru akan terjadi lagi pada April 2014 mendatang. (eh) Sumber: http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/271159-malam-ini--bulan-jadi-merahdarah
Nantikan, Bakal Ada 5 Supermoon Tahun Ini Selasa, 7 Januari 2014 | 18:25 WIB
KOMPAS.com — Penikmat fenomena astronomi tahun ini bisa berbahagia. Ada banyak fenomena yang menanti untuk diamati, salah satunya ialah supermoon. Tahun ini, bakal ada 5 supermoon! Menurut situs web EarthSky, supermoon pertama pada tahun 2014 telah terjadi tepat pada tahun baru, 1 Januari 2014 lalu. Sementara supermoon kedua bakal terjadi pada 30 Januari 2014 nanti. Supermoon tidak dikenal dalam astronomi. Astronomi lebih mengenalnya sebagai bulan purnama perigee, saat bulan mencapai titik terdekat dengan Bumi.
99
Istilah supermoon baru populer setelah astrolog (bukan astronom) Richard Nolle memperkenalkannya pada tahun 1979 di majalah Horoscope. Menurut Nolle, supermoon adalah bulan baru atau purnama yang terjadi saat Bulan berada dalam rentang 90 persen dengan jarak terdekatnya dengan Bumi. Di Indonesia, supermoon sendiri baru ramai dibicarakan pada tahun 2011. Saat itu, Bulan mencapai jarak terdekat 356.577 km, terdekat sepanjang 20 tahun terakhir. Saat supermoon, sebenarnya tak ada yang spesial. Hanya saja, bila teliti, Bulan akan tampak lebih besar hingga 14 persen dari biasanya karena jarak yang lebih dekat. Dari lima supermoon, dua di antaranya adalah bulan baru dan tiga lainnya bulan purnama. Supermoon pada bulan Januari adalah bulan baru. Selain bulan Januari, supermoon juga bakal terjadi pada 28 Juli, 10 Agustus, dan 9 September 2014. Jarak antara Bulan dan Bumi pada saat supermoon bervariasi. Satu supermoon mungkin lebih spektakuler dari lainnya karena jarak yang lebih dekat. Pada tahun 2014, supermoon yang paling pantas dinanti adalah yang terjadi pada 10 Agustus. Jarak antara Bumi dan Bulan hanya 356.896 km. Fenomena supermoon biasa terjadi 4 - 6 kali dalam setahun. Namun, pada tahun 2017, diperkirakan tidak akan ada supermoon sebab saat purnama dan perigee tidak akan berimpitan. Supermoon adalah fenomena biasa, tidak terkait bencana apa pun, seperti gempa, gunung meletus, ataupun tsunami. Hanya saja, saat supermoon, perlu diwaspadai gelombang laut yang tinggi. Sumber: http://sains.kompas.com/read/2014/01/07/1825024/Nantikan.Bakal.Ada.5.Supermoon.Tah un.Ini
Hari ini, matahari dikelilingi cincin pelangi Reporter : Moch. Andriansyah | Rabu, 21 Agustus 2013 12:41
Merdeka.com - Hari ini (21/8) langit tampak indah. Matahari dikelilingi cincin pelangi. Kontan saja, peristiwa alam ini menarik perhatian masyarakat. Di Surabaya, Jawa Timur misalnya. Pengguna jalan di sepanjang Jalan Gubernur Suryo ada sebagian yang menghentikan laju kendaraannya hanya sekadar untuk mengabadikan fenomena alam itu melalui kamera Blackberry milik mereka.
100
Mereka rela menghentikan laju kendaraannya dan penasaran melihat warga sekitar yang berkerumun mendongakkan kepalanya ke atas sambil memotret matahari yang tampak indah itu ke dalam kamera ponsel-nya. "Tadinya saya penasaran, lihat orang-orang melihat ke atas sambil memotret. Pas saya berhenti karena penasaran untuk ikut melihat, ternyata mataharinya indah banget," kata perempuan yang mengendarai mobil Avanza dan mengaku bernama Lia, Rabu (21/8). Sementara itu, Wisnu, warga Sidoarjo yang bekerja di Surabaya mengatakan, dia tahu matahari dikelilingi cincin pelangi karena peristiwa itu ramai dibicarakan di grup Blackberry messengger. "Trus saya ikut melihat, sama teman-teman yang lain. Subhanallah, indah sekali," katanya. Sedangkan Budi, warga Surabaya, menganggap fenomena itu sebagai peristiwa alam yang biasa disebut halo. "Peristiwa ini bukan kali pertama. Kalau istilah dalam Geofisika dan Meteorologi biasanya disebut halo," kata alumnus Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Untag Surabaya tersebut. Dia melanjutkan, sesuai dengan apa yang pernah dia baca, peristiwa tersebut dipengaruhi oleh awan yang berinteraksi khusus dengan sinar matahari hingga membentuk halo. "Dari buku-buku Geofisika yang pernah saya baca, awan yang membentuk halo itu berada dalam ketinggian 2000 meter di atas permukaan tanah. Awan tersebut tidak berada permukaan awan itu bereaksi dengan sinar matahari sehingga terjadi pembiasan cahaya menghasilkan halo," tandasnya. [war] Sumber:http://www.merdeka.com/peristiwa/hari-ini-matahari-dikelilingi-cincinpelangi.html
Fenomena Langka Bulan Dampingi Bintang Spica Minggu, 03-11-2013 12:45
Jakarta, Aktual.co — Bulan November ini juga akan muncul kejadian langka di atas langit bumi. Yaitu Bulan sabit pada akhir bulan Oktober dan awal November ini akan terlihat berdampingan dengan bintang paling terang di konstelasi Virgo, yaitu Bintang Spica. Fenomena angkasa ini sangat langka, karena belum tertu terjadi dalam beberapa puluh tahun lagi. Pentagon Post mengungkapkan kabar gembira ini bagi para pecinta astronomi, bahwa Bulan sabit pada akhir bulan Oktober dan awal November ini akan terlihat berdampingan dengan bintang paling terang di konstelasi Virgo, yaitu Bintang Spica. Bulan pun akan terlihat mengelilingi Spica selama 20 hari sebelum akhirnya muncul bulan baru.
101
Spica (α Vir, α Virginis, Alpha Virginis) adalah bintang yang paling terang pada rasi bintang Virgo dan merupakan bintang terterang ke-15 yang dapat terlihat pada malam hari. Bintang ini memiliki jarak sekitar 260 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini juga dikenal sebagai raksasa biru, dan merupakan variable dari Beta Cephei type. Spica merupakan bintang yang paling panas dan umumnya akan terlihat berwarna biru. Dhia Prekasha Yoedha Sumber: http://www.aktual.co/warisanbudaya/110952fenomena-langka-bulan-dampingibintang-spica
102
Lampiran XI Lembar Evaluasi Siswa Siklus II Nama : ______________ Kelas : ______________ Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan menyilang huruf a, b, c atau d. 1. Benda langit yang memancarkan cahaya sendiri disebut . . . . a. bintang c. planet b. bulan d. meteor 2. Bulan tidak mengeluarkan cahaya sendiri, namun memantulkan cahaya dari …. a. komet c. kunag-kunang b. listrik d. matahari 3. Bintang tampak kecil dari penglihatan kita karena …. a. bintang bentuknya kecil b. bintang jaraknya jauh dari bumi c. bumi lebih besar daripada bintang d. bintang lebih kecil dari matahari 4. Bulan dan bintang bisa kita lihat dengan jelas pada waktu …. a. pagi c. sore b. siang d. malam 5. Bintang-bintang yang saling berdekatan dikelompokan menjadi…. a. rasi planet c. rasi bintang b. rasi bumi d. rasi matahari 6. Kita bisa melihat benda-benda yang ada di langit dengan menggunakan alat… a. teleskop c. lup b. mikroskop d. termometer 7. Perubahan bentuk bulan terjadi selama …. Hari a. 20 c. 29,5 b. 25 d. 31
103
8.
Gambar bulan disamping disebut…. a. sabit c. purnama b. penuh d. setengah
9. Kita bisa merasakan siang dan malam karena pengaruh…. a. rotasi bumi c. gravitasi bumi b. revolusi bumi d. gravitasi bulan 10. Manusia yang pertama kali mendarat di bulan adalah…. a. Neil Amstrong c. Thompson b. Edwin Aldrin d. Einstein Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 1.
2.
3.
4.
5.
Mengapa benda-benda di langit hanya bisa terlihat jelas pada waktu malam hari saja? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Mengapa bintang yang terlihat sangat kecil ketika kita memandangnya di malam hari? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Mengapa bulan bisa terlihat dari bumi? Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Sebutkan benda-benda langit yang bisa kita lihat pada malam hari dengan mata telanjang! Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Gambarkan dan berikan sedikit penjelasan tentang contoh fase bulan yang kalian ketahui (3 contoh dan gambar)! Jawab: ……………………………………………………………………………………
104
Lampiran XII Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel Gambaran Hasil Belajar Siswa Siklus II No
Nama
Nilai
Ketuntasan KKM
1.
A
72.5
Tuntas
2.
B
67.5
Belum Tuntas
3.
C
37.5
Belum Tuntas
4.
D
85
Tuntas
5.
E
87.5
Tuntas
6.
F
77.5
Tuntas
7.
G
85
Tuntas
8.
H
80
Tuntas
9.
I
75
Tuntas
10.
J
80
Tuntas
11.
K
80
Tuntas
12.
L
80
Tuntas
13.
M
100
Tuntas
14.
N
77.5
Tuntas
15.
O
65
Belum Tuntas
16.
P
57.5
Belum Tuntas
17.
Q
72.5
Tuntas
18.
R
92.5
Tuntas
19.
S
95
Tuntas
20.
T
77.5
Tuntas
21.
U
85
Tuntas
105
22.
V
85
Tuntas
23.
W
77.5
Tuntas
24.
X
82.5
Tuntas
25.
Y
42.5
Belum Tuntas
26.
Z
95
Tuntas
27.
AA
87.5
Tuntas
28.
BB
80
Tuntas
29.
CC
77.5
Tuntas
30.
DD
82.5
Tuntas
31.
EE
80
Tuntas
32.
FF
95
Tuntas
33.
GG
95
Tuntas
34.
HH
100
Tuntas
35.
II
97.5
Tuntas
36.
JJ
70
Tuntas
37.
KK
92.5
Tuntas
38.
LL
80
Tuntas
39.
MM
85
Tuntas
40.
OO
85
Tuntas
Prosentase Ketuntasan
87,5%
Nilai KKM
70
Sumber: Hasil Pengamatan Siklus II
106
Lampiran XIII Lembar Sikap dan Aktivitas Siswa Siklus II Tabel Gambaran Skiap Siswa Siklus II Pelaksanaan No.
1
Aspek yang Diamati
SA
A
CA
KA
TA
5
4
3
2
1
Menempati tempat duduknya masing- √ masing. materi
√
3
Keaktifan dalam mengajukan pertanyaan.
√
4
Membagi kelompok dengan tertib.
√
5
Peran
kegiatan
√
Kerja sama siswa dalam menyelesaikan
√
2
Perhatian
siswa
dalam
pembelajaran.
serta
siswa
dalam
kelompok. 6
tugas kelompok. 7
√
Antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
8
Mempunyai
keberanian
untuk
√
melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas. 9
Siswa secara aktif membuat rangkuman.
10
Mendengarkan dengan serius ketika guru
√ √
menerangkan. 11
Melakukan
kegiatan
instruksi guru.
sesuai
dengan
√
107
12
√
Mampu membuat kesimpulan secara tepat.
13
√
Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu.
Jumlah Skor
5
40
6
0
0
Skor Maksimum
65
52
39
26
13
Rata-rata
51/13 = 3,92
Keterangan: Kriteria dan kategori rata-rata: 4,1 – 5,0
= Sangat aktif
3.1 – 4,0
= Aktif
2,1 – 3,0
= Cukup aktif
1,1 – 2,0
= Kurang aktif
0,1 – 1,0
= Tidak aktif
Sumber: Hasil Pengamatan Siklus II
108
Lampiran XIV Hasil Validitas Siklus II Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
13.2791
8.635
.489
.722
VAR00002
13.2093
8.598
.597
.716
VAR00003
13.2093
8.741
.527
.721
VAR00004
13.1628
8.806
.589
.719
VAR00005
13.3256
8.844
.369
.733
VAR00006
13.0698
9.828
.203
.746
VAR00007
13.0698
10.019
.003
.752
VAR00008
13.3953
8.292
.547
.715
VAR00009
13.7674
9.135
.257
.743
VAR00010
13.7674
9.373
.168
.751
VAR00011
13.8837
9.200
.311
.738
VAR00012
13.0930
9.801
.149
.747
VAR00013
13.2791
9.254
.234
.745
VAR00014
13.0930
9.563
.332
.739
VAR00015
13.0698
9.828
.203
.746
VAR00016
13.4651
8.445
.466
.723
VAR00017
13.6512
9.185
.205
.749
VAR00018
13.0698
9.733
.304
.743
VAR00019
13.4186
9.535
.090
.760
VAR00020
13.6047
8.911
.294
.741
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .748
20
109
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
7.0465
4.807
.571
.757
VAR00002
6.9767
4.690
.760
.738
VAR00003
6.9767
4.833
.662
.749
VAR00004
6.9302
4.876
.753
.744
VAR00005
7.0930
5.182
.325
.787
VAR00008
7.1628
4.711
.533
.761
VAR00011
7.6512
5.471
.257
.791
VAR00014
6.8605
5.790
.219
.791
VAR00016
7.2326
4.754
.485
.768
VAR00018
6.8372
5.759
.380
.785
VAR00020
7.3721
5.382
.182
.809
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .789
11
110
Dokumentasi
Pemberian Materi
Pembagian dan diskusi kelompok
111
112
Pembahasan dan Presentasi Hasil Diskusi