66
Lampiran 1
67
Lampiran 2 Variabel & Metode dalam Penelitian No
1
Variabel Kelompok Karakteristik Responden
Variabel • • •
Jenis kelamin Umur Suku
•
Kebiasaan mengkonsumsi daun hantap Khasiat mengkonsumsi daun hantap Asal daun hantap Informasi penggunaan daun hantap Frekuensi konsumsi daun hantap Cara konsumsi daun hantap Cara mengolah minuman daun hantap Rasa setelah mengkonsumsi Perut terasa nyaman Tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan Tidak mengalami gangguan pencernaan Tubuh terasa ringan Tubuh terasa rileks Merasa bahagia terkait dg pencernaan Frekuensi buang air besar teratur setiap hari Pengeluaran feses lancer Pengeluaran feses terasa tuntas dengan sekali ke toilet Perut terasa ”plong’ setelah BAB Tidak merasa perut kembung Tidak perlu mengejan dengan kuat berkali-kali Tidak mengalami keluhan sakit maag
•
2
Kebiasaan mengkonsumsi Daun hantap
• • • • • • • •
3
Persepsi emosional
• • • • • • •
4
Manfaat kesehatan
• • • •
Metode Pengukuran Wawancara menggunakan kuesioner
Wawancara menggunakan kuesiioner dan pengamatan langsung
Wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung
Wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung
68
Lampiran 3 Pernyataan kesediaan partisipasi didalam penelitian (informed concent) Kode
PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM KEGIATAN SURVEY
Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya berikan di atas adalah benar; dan saya bersedia berpartisipasi dalam survey ini dan memenuhi kesepakatan berikut: 1. Mengkonsumsi produk, selama masa penelitian (2 minggu) 2. Bersedia tidak mengkonsumsi berbagai produk susu fermentasi/probiotik dan suplemen serat seminggu sebelum survey dimulai 3. Bersedia mengkonsumsi produk yang diberikan 4. Bersedia diwawancara awal, setelah seminggu pemberian dan 2 minggu pemberian 5. Bersedia mengkonsumsi produk a. 1 gelas per hari b. 2 gelas per hari
Bogor, ....2010 Yang membuat pernyataan
(.......................................)
69
Lampiran 4 Prosedur Analisis
1.
Analisis Organoleptik (Soekarto 1982). Analisis ini merupakan analisis dengan menggunakan indera manusia. Manusia yang melakukan analisis disebut sebagai panelis.
Analisis
ini
terdiri dari dua cara, yaitu Uji penerimaan (Uji Kesukaan) dan uji pembedaan (Mutu Hedonik).
Panelis agak terlatih diminta untuk
memberikan penilaian terhadap produk berdasarkan skala hedonik 1 sampai 9. Tingkat penilaian meliputi: (1) amat sangat tidak suka, (2) sangat tidak suka, (3) tidak suka, (4) agak tidak suka, (5) biasa, dan (6) suka, (7) agak suka, (8) sangat suka dan (9) amat sangat suka. Panelis juga memberikan penilaian terhadap pembedaan produk dengan skala 1 sampai 9 pula. Pembedaan meliputi warna, aroma, rasa, dan kekentalan. Pengujian dilakukan dengan kuesioner.
2.
Analisis Fisikokimia Viskositas. Viskositas dapat diukur dengan alat Viskometer Rion. Alat dalam keadaan aktif. Masukan 60 gram sampel ditambah air panas 300 ml dalam gelas Viscometer. Masukkan gelas ke dalam alat. Rotor pengukur dikaitkan dengan lubang yang menghubungkan Rotor dengan alat. Lalu masukkan ke dalam gelas Viscometer untuk mengukur sampel. Nyalakan alat, jarum akan menunjukkan angka viskositas dalam satuan Poise. Nilai pH.
Setiap formula diukur nilai pHnya. Pengukuran nilai pH
sampel menggunakan alat pH meter Orion Benchtop model 410A. Sebelum pengukuran, pH meter ditandarisasi menggunakan buffer standar pH 4 dan pH 7. Kemudian elektroda dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan tissyu. Elektroda dicelupkan pada larutan sampel dan dibiarkan beberapa saat sampai diperoleh pembacaan yang stabil lalu nilai pH sampel dicatat.
3.
Analisa Proksimat Kadar Air, metode oven (Apriyantono et al, 1989). Cawan kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator, lalu timbang (untuk cawan alumunium didinginkan selama 10 menit, dan cawan porselein selama 20 menit). Kemudian sampel yang sudah dihomogenkan dengan cawan ditimbang sejumlah kurang lebih 5
70
gram dengan cepat. Angkat tutup cawan dan tempatkan cawan beserta isi dan tutupnya di dalam oven selama 6 jam. Hindarkan kontak antara cawan dengan dinding oven. Pindahkan cawan ke desikator untuk didingingkan, setelah dingin ditimbang kembali. Kemudian keringkan kembali ke dalam oven sampai diperoleh berat yang tetap.
Kadar Air (%) = W1 W2 W1 = kehilangan berat (gram) W2 = berat sampel (gram) Kadar Abu, metode oven (Apriyantono et al. 1989). Cawan pengabuan dibakar dalam tanur, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sampel sebanyak 3-5 gram ditimbang dalam cawan tersebut, kemudian diletakkan dalam tanur pengabuan, baker sampai didapat abu berwarna abu-abu atau sampai berat tetap. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pertama pada suhu sekitar 400 C dan kedua pada suhu 550 C. Sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Kadar Abu (%) = Berat abu (g) Berat sampel (gram) Kadar Serat Pangan (Enzimatis). Metode analisis yang digunakan adalah metode fraksinasi cepat-enzimatik yang dikembangkan oleh Asp. et al (1983). Penentuan kadar serat pangan terdiri dari persiapan sampel dan penentuan kadar serat pangan tidak larut dan serat pangan larut. Persiapan sampel. Sampel kering homogen diekstrasi lemaknya dengan
petroleum
Penghilangan
lemak
benzene dari
pada
sampel
suhu
kamar
bertujuan
selama
untuk
15
menit.
memaksimumkan
degradasi pati. Sejumlah 1 gram sampel dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 25 ml buffer natrium fosfat, an dibuat menjadi suspensi. Penambahan buffer ditujukan untuk menstabilkan enzim termamil. Tambahkan 100 µl termamyl. Tutup labu dan inkubasi pada suhu 100 C selama 15 menit sambil sekali-kali diaduk. Tujuan penambahan termamyl dan pemanasan ialah untuk memecahkan pati dengan menggelatinisasi lebih dahulu.
71
Angkat dan dinginkan labu. Tambahkan 20 ml air destilasi dan pHnya diatur hingga menjadi 1,5 dengan menambahkan HCl 4M. Selanjutnya tambahkan 100
mg
pepsin.
Pengaturan
pH
hingga
1.5
dimaksudkan
untuk
mengkondisikan agar aktivitas enzim pepsin maksimum. Tutup dan inkubasi Erlenmeyer pada suhu 40 C dan digoyang dengan diagitasi selama 60 menit. Tambahkan 20 ml air destilat dan pH diatur menjadi 6.8 dengan NaOH untuk memaksimumkan aktivitas enzim pankreatin. Tambahkan 100 mg pankreatin ke dalam larutan. Tutup labu dan inkubasi pada suhu 40 C dan digoyang dengan diagitasi selama 60 menit. Atur pH dengan HCl menjadi pH 4,5. Saring larutan dengan crucible kering yang telah ditimbang beratnya (porositas 2) yang mengandung 0,5 g celite kering (berat tepat diketahui). Cuci dengan 2x10ml air destilat. Setelah melakukan proses ini diperoleh residu dan filtrat. Residu digunakan untuk penentuan serat pangan tidak larut, sementara filtrat untuk penentua serat pangan larut. Penentuan
Serat
Pangan
Tidak
Larut
(Insoluble
Dietary
Fiber/IDF). Residu dicuci dengan 2x10 ml etanol 95% dan 2 x10 ml aseton. Keringkan pada suhu 105C sampai berat tetap (12 jam) dan ditimbang setelah didinginkan pada desikator (D1).
Residu diabukan dalam tanur
500 C selama paling sedikit 5 jam, lalu dinginkan dalam desikator dan ditimbang setelah dingin (I1). Penentuan Serat Pangan Larut (Soluble Dietary Fiber/SDF). Volume filtrat diatur dengan air sampai 100 ml. Tambahkan 400 ml etanol 95% hangat (60C) dan endapkan selama 1 jam. Saring larutan dengan crucible kering yang telah ditimbang beratnya (porositas 2) yang mengandung 0,5 g celite kering. Cuci dengan 2x 10 ml etanol 78%, 2 x 10 ml etanol 95%, dan 2 x 10 ml aseton. Endapan dikeringkan pada suhu 105 C (sekitar 12 jam) atau sampai beratnya tetap. Dinginkan dalam desikator dan timbang (D2).
Residu
diabukan dalam tanur 500 C selama paling sedikit 5 jam, lalu dinginkan dalam desikator dan ditimbang setelah dingin (I2). Penentuan Serat Pangan Total (Total Dietary Fiber/TDF). Serat pangan total diperoleh dengan menjumlahkan IDF dengan SDF. Blanko dalam penelitian ini diperoleh dengan cara yang sama tetapi tanpa sampel.
72
Rumus Perhitungan IDF dan SDF Nilai IDF (persen berat sampel kering) = D1-I1-B1 x 100%
W
Nilai SDF (persen berat sampel kering) = D2-I2-B2 x 100%
W
Nilai TDF= IDF+SDF Keterangan:
4.
W
= Berat sampel (gram)
D
= Berat setelah analisis dan dikeringkan (gram)
I
= Berat setelah diabukan (gram)
B
= Berat blanko bebas serat (gram)
Aktivitas Antioksidan (Acuna et al, 2002) Aktivitas antioksidan ditentukan dengan sebuah metode reduksi radikal
bebas
stabil
1,1-diphenyl-2-2picrylhydrazyl
(DPPH).
Bahan
antioksidan pada minuman akan bereaksi dengan DPPH, dan reduksi pereaksi dimonitor dengan mengukur penurunan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm. Hasilnya akan dinyatakan dalam bentuk IC50. IC50 ini menunjukkan
jumlah
minuman
(dalam
µl)
yang
dibutuhkan
untuk
menurunkan absorbansi larutan DPPH 50%. Nilai IC50 yang makin kecil menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi, sejalan dengan semakin sedikitnya minuman yang dibutuhkan untuk menurunkan hingga 50% absorbansi larutan DPPH.
5.
Analisa Klorofil (Yoshida et al, 1976) Pengukuran klorofil dilakukan dengan spektrofotometri. Semakin tinggi serapan, kadar klorofil makin tinggi. Sebanyak 2 gram larutan ekstrak ditambah dengan aseton 80% lalu dihomogenisasi. Saring filtrat dengan kertas Whatman 42 ke dalam labu takar 100 ml. Residu pun diekstrak kembali dengan aseton 80% kemudian filtratnya dimasukan ke dalam labu takar. Jadikan volume labu menjadi 100 ml dengan aseton 80%. Ambil 5 ml larutan lalu masukan ke dalam labu takar 50 ml. Tambahkan aseton 80%
73
hingga volume tepat 50 ml. Ukur pada panjang gelombang 663nm dan 645 nm. Kadar klorofil (Arnon, 1949) dihitung dengan rumus sebagai berikut: Klorofil-a (mg/l)
= 12,7 A663-2,69 A645
Klorofil-b (mg/l)
= 22,9 A645-4,68 A633
Klorofil total dihitung dengan cara menjumlahkan kadar klorofil-a dan klorofil b.
74
Lampiran 5 Rekapitulasi data organoleptik minuman ekstrak daun hantap No
W 1 7.75 2 7.25 3 6.75 4 6.625 5 6 6 6 7 5 8 4 9 4 10 3 Σ 56.37 x 5.63 modus 7 % suka 70
A 7 6.875 6 5.25 5 5 5 5 4 4 53.12 5.31 8 80
1:5 R 3 5 4.375 4 3.5 3.25 3 3 3 2 34.15 3.41 1 10
K 6.75 6.5 5.375 5.25 5 5 5 4 3.5 3.25 49.62 4.96 7 70
S W A 5.625 6.25 5.75 5.25 7 6.5 5 3 5 5 7.5 5.75 4 7.25 4.75 3.25 4.625 5 3.25 6.8125 7.125 3.25 3 4 3 5 5 3 7 7 40.62 57.43 55.87 4.06 5.74 5.58 4 7 8 40 70 80
1:10 R 2.25 3.5 3 5 3.25 2 5.875 3 4.5 4 36.37 3.63 2 20
K 5.5 7 5 7 5.25 5.375 3.625 5 4 4 51.75 5.17 7 70
S W A 2.25 5 4 2.75 5.5 5 5 5 5 7 7 5 4 7 5 3 6.5 5 5.5 7 5.25 5 5 5.25 3 4 6.25 2.75 6.25 6.75 40.25 58.25 52.5 4.02 5.82 5.25 4 9 9 40 90 90
1:15 R 2 3.75 3 3 2 2 5 3 5 3.25 32 3.2 2 20
K S W A 5.25 3.25 6 5.5 6.5 3.5 6 4.5 5 5 5 4 6 5 6 4.25 5 3 7.25 5.75 6 3 7 4 3.75 5 6.875 7.25 5 5 6 5 3 4 4 5 5.75 4 6 4 51.25 40.75 60.12 49.25 5.12 4.07 6.01 4.92 8 4 9 5 80 40 90 50
1:20 R 3.25 2.625 3 5.25 1.75 2 6.0625 4 5 3.5 36.43 3.64 3 30
K 5.75 6 4 6.25 5.5 6 4.125 6 4 6.25 53.87 5.38 7 70
S 2.75 3.75 5 6 2.75 5 5.875 6 4 3 44.12 4.41 5 50
75
Lampiran 6 Hasil sidik ragam respon terhadap persepsi emosional dan manfaat kesehatan Respon Persepsi emosional setelah 7 hari
Manfaat Kesehatan setelah 7 hari
Persepsi emosional setelah 13 hari
Manfaat Kesehatan setelah 13 hari
Sumber variasi Perlakuan Galat Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total
Jumlah kuadrat
df
Kuadrat F tengah hitung
10.027 1017.077 1027.103
1 85 86
10.027 0.838 0.363 11.966
2.869 1216.051 1218.92
1 85 86
2.869 0.201 0.655 14.306
2.555 646.963 649.517
1 85 86
2.555 7.611
12.027 1104.593 1116.621
1 85 86
12.027 0.926 0.339 12.995
Sig.
0.336 0.564
Lampiran 7 Hasil Uji Pembedaan-t 1. Hasil uji statistik perbandingan antara persepsi emosional hari ke-7 dan 13 pada responden yang mengkonsumsi minuman 1 gelas per hari. Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
3.589 2.807
.607 .474
Pair 1 Persepsi emosional 1 gelas, 7 hari 25.00 35 Persepsi emosional 1 gelas, 13 hari 26.66 35 Paired Samples Correlations Pair 1
Persepsi emosional 1 gelas; 7 hari &13 hari
N
Correlation
Sig.
35
.563
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Std. Mean Error Difference Deviation Mean Lower Upper Pair 1 Persepsi emosional 1 gelas, -1.657 7 hari dan 13 hari
3.067
.518
-2.711
t
-.603
Sig. (2tailed)
df
-3.196 34
.003
Intepretasi: Hasil uji beda t-independent test menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap persepsi emosional pada responden yang mengkonsumsi ekstrak daun hantap satu gelas sehari.
2. Uji perbandingan antara persepsi emosional hari ke-7 dan 13 pada responden yang mengkonsumsi minuman 2 gelas per hari. Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Persepsi emosional 2 gelas, 7 hari 25.69 Persepsi emosional 2 gelas, 13 hari 26.31 Paired Samples Correlations N
Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
52 52
3.370 2.726
.467 .378
Correlation
Sig.
.525
.000
Persepsi emosional 2 gelas; 7 hari &13 hari 52 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Std. Error Mean
Pair 1
Persepsi emosional 2 gelas, 7 hari dan 13 hari
-.615
Deviation
Mean
Lower
Upper
3.024
.419
-1.457
.226
t
df
-1.468 51
Sig. (2tailed) .148
Intepretasi : Hasil uji beda t-independent test menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap persepsi emosional pada responden yang mengkonsumsi ekstrak daun hantap dua gelas sehari.
77
3.
Uji perbandingan antara persepsi manfaat kesehatan hari ke-7 dan 13 pada responden yang mengkonsumsi minuman 1 gelas per hari. Paired Samples Statistics Mean
Pair 1
Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
4.154 3.465
.702 .586
Persepsi kesehatan 1 gelas, 7 hari 29.51 35 Persepsi kesehatan 1 gelas, 13 hari 32.14 35 Paired Samples Correlations Persepsi kesehatan 1 gelas; 7 hari &13 hari Paired Samples Test
N
Correlation
Sig.
35
.501
.002
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Std. Error Mean Deviation Mean Pair 1
Persepsi kesehatan 1 -2.629 gelas, 7 hari & 13 hari
Lower
3.851 .651
Upper
-3.951
t
Sig. (2df tailed)
-1.306 -4.038 34
.000
Intepretasi : Hasil uji beda t-independent test menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap persepsi manfaat kesehatan responden yang mengkonsumsi ekstrak daun hantap satu gelas sehari. 4.
Uji perbandingan antara persepsi manfaat kesehatan hari ke-7 dan 13 pada responden yang mengkonsumsi minuman 2 gelas per hari. Paired Samples Statistics Mean
Pair 1
Pair 1
Persepsi kesehatan 2 gelas, 7 hari 29.88 Persepsi kesehatan 2 gelas, 13 hari 31.38 Paired Samples Correlations Persepsi kesehatan 2 gelas; 7 hari &13 hari Paired Samples Test
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
52 52
3.513 3.695
.487 .512
N
Correlation
Sig.
52
.330
.017
Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Error Difference Std. Mea Mean Deviation Pair 1 Persepsi kesehatan 2 -1.500 gelas, 7 hari&13 hari
4.175
n
Lower
Upper
t
.579
-2.662
-.338
-2.591
Sig. (2df tailed) 5 1
.012
Intepretasi Hasil uji beda t-independent test menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap persepsi manfaat kesehatan responden yang mengkonsumsi ekstrak daun hantap dua gelas sehari.
7
LAMPIRAN